kinerja guru ips smk al-hidayah ciputat - institutional...
TRANSCRIPT
KINERJA GURU IPS SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Retya Fitnia
NIM. 106018200778
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Kinerja Guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat”
disusun oleh Retya Fitnia dengan nomor induk mahasiswa 106018200778. Jurusan
KI-Manajemen Pendidikan. Telah melalui bimbingan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang
ditetapkan Fakultas.
Jakarta, 12 Mei 2011
Yang Mengesahkan:
Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M. Pd
NIP: 19700606 199702 1 002
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSAH
Skripsi yang berjudul “Kinerja Guru IPS SMK Al-Hidayah Ciputat”,
yang disusun oleh Retya Fitnia, NIM: 106018200778, telah diujikan pada tanggal
1 Juni 2011 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Kependidikan Islam Program
Studi Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 1 Juni 2011
Panitia Munaqosah,
Ketua Sidang (Ketua Jurusan KI) Tanggal Tanda Tangan
Drs. Rusydy Zakaria, M. Pd, M. Phil
NIP. 19560530 198503 1 002
Sekretaris (Ketua Prodi. MP)
Drs. Mu’arif SAM, M. Pd
NIP. 19650717 199403 1 005
Penguji I
Zikri Neni Iska, M.Psi
NIP. 19690206 199503 2 001
Penguji II
Drs. Hasyim Asy’ari, M. Pd
NIP. 19661009 199303 1 004
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A
NIP. 19571005 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Retya Fitnia
NIM : 106018200778
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Mei 2011
Penulis,
Retya Fitnia
NIM. 106018200778
i
ABSTRAK
Retya Fitnia, 106018200778. Kinerja Guru IPS SMK-ALHIDAYAH Ciputat.
Skripsi Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri syarif
Hidayatullah Jakarta. 2011.
Kinerja guru adalah hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan tugas
serta tanggung jawab dalam pekerjaannya sehingga terlihat prestasi guru dalam
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Skripsi ini membahas tentang kinerja guru IPS SMK Al-Hidayah Ciputat
yang dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam kemampuan guru IPS
dalam merencanakan, melaksanakan dan evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis. Responden penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru IPS, dan siswa kelas XII.
Berdasarkan hasil penelitian di SMK AL-Hidayah Ciputat, banyak hal secara
umum mengungkapkan bahwa kinerja guru IPS di sekolah tersebut baik. Ini
terlihat dari hasil keseluruhan dimensi kinerja guru IPS. Hal ini menuntut guru
untuk selalu meningkatkan kinerjanya karena guru yang berkompeten adalah guru
yang memiliki kualitas yang baik untuk peserta didiknya. Serta penulis mencoba
memberikan saran kepada kepala sekolah untuk ikut berperan aktif bersama
pemerintah dan instansi-instansi yang terkait dalam meningkatkan kualitas guru,
dengan cara mengikut sertakan para guru dalam berbagai kegiatan pelatihan,
workshop, melakukan evaluasi berkala guna peningkatan kinerja para guru
sehingga dapat diselaraskan dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi di
dunia pendidikan.
Kata Kunci: Kinerja Guru.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang Maha Segalanya dan
selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat
dan rahmat-Nya hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari alam kejahiliyahan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, alhamdulillah penulis
telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “KINERJA GURU
IPS SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT”, berkat bantuan dari berbagai pihak, baik
materil maupun moril, terutama adalah atas berkat taufiq dan inayah Allah SWT.
Penelitian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan
banyak pihak yang telah memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, motivasi,
dan semangat. Untuk itu penulis merasa pantas berterima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA Dekan Fakultas ilmu tarbiah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phi ketua jurusan kependidikan islam
sekaligus sebagai dosen penasehat akademik yang telah meluangkan banyak
waktu nya dalam membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mu’arif SAM.,M.Pd ketua kaprodi Manajemen Pendidikan yang
telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, dan Mbak Ifah Zahriani
iii
yang telah membantu penulis dalam hal administrasi Fakultas Ilmu Tarbiah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan banyak memberikan
masukan, nasihat, serta arahan kepada penulis selama menyusun skripsi.
Thanks for everythink bu, semoga Allah membalas kebaikan dan budi
muliamu.
5. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, selama
penulis mengikuti perkuliahan.
6. Segenap jajaran staff Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua orang tuaku, Ayahanda Sumarno Maryuto (Alm) dan ibu Yaya
Suryana yang aku sayangi dan ku selalu hormati. Terima kasih atas spirit of
my life, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril,
materiil maupun spiritual yang tak terhingga, serta nasihat kepada penulis
untuk selalu semangat menggapai cita-cita, dan selalu menjadi sumber
inspirasi dan kekuatan. Dan juga kakakku tercinta Mba Lulu, dan abang-
abangku Mas Tutus dan Mas Hadhis makasih ya kucuran dananya yang
selalu ada disaat adiknya butuh serta yang senantiasa mendo’akan yang
terbaik buat adiknya, dan juga buat adikku Oktyah Rochnita yang senantiasa
selalu mendengarkan keluh kesahku dalam menulis skripsi. Terima kasih
atas segala dukungan yang selalu memberikan semangat kepada penulis
iv
yang selalu ada dalam setiap fase hidup dan pendidikanku. Aku sayang
kalian, love you all.
8. Bapak Drs.Sukoco D.M selaku Kepala sekolah SMK AL-HIDAYAH
Ciputat, Ibu Siti Zubaidah S.Pd, Ibu Nuraini S.E, dan karyawan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan
telah memfasilitasi dan meluangkan waktunya untuk melayani penulis
dalam mencari dan menghimpun data yang diperlukan selama penulisan
skripsi.
9. Untuk Isha Ahmadiku yang sangat baik dan sabar dalam membantu dan
menemani penulis dalam segala hal, thank you soo much.
10. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas referensi yang telah
dipinjamkan kepada penulis sebagai pedoman dalam kajian teori yang
penulis susun dalam skripsi ini.
11. Teman-teman KI-MP Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan angkatan 2006
khusus nya buat “ Ina, Eha, Nani, Papah, Zeze dan Janah,” yang sama-sama
merasakan suka dan duka semasa kuliah, terima kasih atas semua kenangan
dan kebersamaan yang indah selama ini. Tetap Semangat Untuk Meraih
Masa Depan yang Lebih Baik.
12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian semua.
v
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca lain.
Jakarta, 12 Mei 2011
Retya Fitnia
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 8
A. Kinerja Guru ......................................................................................... 8
1. Pengertian Kinerja Guru ................................................................... 8
2. Aspek-Aspek Kinerja Guru ...............................................................12
3. Komponen-Komponen Kinerja Guru ................................................15
a. Kompetensi Pedagogik...................................................................15
b.Kompetensi Kepribadian ................................................................16
c. Kompetensi Profesional .................................................................17
d.Kompetensi Sosial ..........................................................................19
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru .............................21
5. Upaya dalam meningkatkan Kinerja Guru ........................................23
6. Penilaian terhadap Kinerja Guru .......................................................24
7. Indikator Kinerja Guru ......................................................................25
8. Pembinaan Kinerja Guru ...................................................................26
vii
B. Pendidikan IPS .....................................................................................28
1. Pengertian Pendidikan IPS ..........................................................28
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................29
3. Tujuan Pendidikan IPS ................................................................31
C. Kerangka Berfikir ................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................35
1. Tempat Penelitian ........................................................................35
2. Waktu Penelitian .........................................................................35
B. Metode Penelitian....................................................................................36
C. Responden ...............................................................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................37
E. Instrumen Penelitian................................................................................38
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................39
1. Teknik Pengolahan Data..............................................................39
2. Teknik Analisis Data ...................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................42
A. Deskripsi data ........................................................................................42
B. Interprestasi dan Analisa Data ...............................................................57
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................59
A. Kesimpulan ............................................................................................59
B. Saran .......................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian 36
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara 40
Tabel 3.3 Pedoman Angket 40
Tabel 4.1 Frekuensi guru membuat perencanaan atau persiapan
pembelajaran yang hendak diberikan
42
Tabel 4.2 Frekuensi guru menggunakan buku paket yang diwajibkan
dalam penyampaian materi
43
Tabel 4.3 Frekuensi guru memeriksa kehadiran siswa sebelum
mengajar
44
Tabel 4.4 Frekuensi guru mengaitkan permasalahan materi pada
minggu lalu sebelum memulai pelajaran
46
Tabel 4.5 Frekuensi guru memberikan tes awal sebelum memasuki
materi pelajaran
45
Tabel 4.6 Frekuensi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
46
Tabel 4.7 Frekuensi guru menguasai materi pelajaran yang akan
diajarkan
46
Tabel 4.8 Frekuensi guru menggunakan media yang tepat sesuai
dengan materi
47
Tabel 4.9 Frekuensi guru menjelaskan secara singkat materi pokok
atau tujuan pembelajaran
47
Tabel 4.10 Frekuensi guru dapat mengekspresikan seluruh kemampuan
mengajar
48
Tabel 4.11 Frekuensi guru berusaha meningkatkan kemampuan yang
dimiliki di dalam pembelajaran
49
Tabel 4.12 Frekuensi guru datang dan meninggalkan sekolah tepat pada
waktunya
49
ix
Tabel 4.13 Frekuensi guru melakukan evaluasi atau penilaian setelah
materi selesai disampaikan pada siswa
50
Tabel 4.14 Frekuensi guru memberikan PR kepada siswa setiap jam
pelajaran akan berakhir
50
Tabel 4.15 Frekuensi guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai
dengan waktu yang ditetapkan
51
Tabel 4.16 Frekuensi guru melaksanakan evaluasi pembelajaran secara
rutin
52
Tabel 4.17 Frekuensi guru memberikan penilaian kepada siswa secara
objektif
52
Tabel 4.18 Frekuensi guru menerima kritik dan saran guna
meningkatkan kualitas mengajar
53
Tabel 4.19 Frekuensi guru mengelola kelas dengan baik agar tidak
menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa
53
Tabel 4.20 Frekuensi guru memelihara dan meningkatkan kerjasama di
antara guru
54
Tabel 4.21 Rata-rata keseluruhan hasil angket 57
Tabel 4.22 Kinerja guru IPS (Dilihat dari merencanakan, melaksanakan
pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran)
58
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Angket Tentang Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru IPS SMK
AL-HIDAYAH Ciputat
Lampiran 3 Hasil Angket Penelitian
Lampiran 4 Perhitungan Kinerja Guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat
dilihat dari dimensi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran
Lampiran 5 Berita wawancara
Lampiran 6 Hasil wawancara
Lampiran 7 Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 9 Data guru dan karyawan
Lampiran 10 Data jumlah murid
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Telah kita ketahui bahwa pendidikan adalah proses sosialisasi untuk
mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan
potensi dirinya sesuai kapasitas yang dimilikinya, menjadikan manusia yang
bermanfaat terhadap agama dan bangsa. Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional
pada Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3 yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab1.
Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai mana
disebutkan di muka, bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan
sarana yang tepat serta waktu yang cukup panjang. Dalam hal ini lembaga
pendidikan merupakan institusi-institusi yang dipandang paling tepat dalam
1 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006),h. 8.
2
mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas. Menurut Undang-Undang RI
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1
menjelaskan bahwa:
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara2.
Agar pendidikan benar-benar berperan mencerdaskan kehidupan bangsa,
maka semua unsur yang terkait (peserta didik, tenaga pendidik, orang tua,
masyarakat, pemerintah, pencipta lapangan kerja dan sebagainya) harus turut
berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sejalan dengan
arus perkembangan modernisasi. Mengingat sangat pentingnya pendidikan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan proses pembangunan peradaban
bangsa, maka bidang pendidikan perlu memiliki suatu sistem pendidikan nasional
yang mantap yang dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan kita sehingga
mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan mampu menjawab tantangan
zaman, untuk itu tidaklah berlebihan jika masalah yang timbul dalam dunia
pendidikan adalah masalah kita semua dan menjadi tanggung jawab bersama
untuk mengatasinya.
Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga dilakukan ditengah
keluarga atau dalam masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang dominan dalam menentukan
keberhasilan pendidikan, oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan
dasar melaksanakan tugas yaitu mempunyai dasar keilmuan, kepemimpinan,
profesional, pengakuan oleh masyarakat, mempunyai kode etik profesi dan
sebagainya. Seorang guru yang professional adalah guru yang berkompeten
dan memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya, yang
2 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Pendidikan…, h. 5
3
berfungsi sebagai alat maupun pedoman dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dalam suasana yang menyenangkan sehingga diharapkan
dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka upaya peningkatan mutu
pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah sangat memainkan peranan
penting untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, memotivasi,
mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak
lain yang terkait, agar bekerja dan berperan serta untuk mencapai tujuan
sekolah yang telah ditetapkan.
3. Kurikulum
Kurikulum agar anak didik mendapat ilmu pengetahuan yang sesuai denga
perkembangan zaman, maka lembaga pendidikan haruslah selalu
memperbaharui dan mengevaluasi kurikulum yang digunakan. Dengan
evaluasi diharapkan materi ajar yang diberikan kepada anak didik selalu
bersifat baru dan terarah, sehingga anak didik selalu mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi.
4. Sarana Dan Prasarana Sekolah
Kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan baik, maka sekolah perlu
mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga diharapkan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat bejalan dengan efektif dan
efisien.
5. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah keadaan sekitar sekolah baik secara fisik
maupaun non fisik. Lingkungan sekolah yang menyenangkan, aman, bersih
dan menentramkan sangat diperlukan, sehingga diharapkan dalam kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan secara optimal agar dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
6. Peserta Didik.
Peserta didik merupakan pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan
belajar mengajar setelah guru, sehingga siswa dituntut keaktifannya.
4
Kegiatan belajar mengajar yang melibatkan aktifitas fisik dan psikis, dalam
hal ini seringkali siswa hanya hadir secara fisik di kelas namun tidak secara
psikis yang mengakibatkan aktifitas belajar tidak optimal. Hal yang perlu
disadari juga bahwa secara klasikal, tingkat kecerdasan, kemampuan,
ketrampilan dan kemandirian siswa tidak sama yang nantinya akan
berpengaruh pada prestasi belajar.
Diantara beberapa hal di atas yang menunjang pendidikan yang terpenting
adalah guru. Karena guru sebagai salah satu faktor yang paling menentukan
berhasilnya proses belajar mengajar dalam kelas. Oleh karena itu, tugas guru
bukan hanya mendidik saja, melainkan berfungsi sebagai orang dewasa yang
bertugas secara profesional memindahkan ilmu pengetahuan atau menyalurkan
ilmu pengetahuan yang dikuasainya kepada anak didik, selain dari itu, guru
sebagai seorang pemimpin, pendidik dan pembimbing bagi peserta didiknya.
Sebagai pemimpin, guru harus memiliki kemampuan untuk
mengorganisasikan ide-ide yang perlu dikembangkan pada peserta didiknya
dengan sistem kepemimpinananya yang dapat menggerakkan minat, gairah serta
semangat belajar peserta didik, melalui metode apapun yang sesuai dan efektif.
Sebagai pendidik, guru dituntut mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah
dan pembimbing bakat atau kemampuan anak didik kearah titik maksimal yang
dapat mereka capai. Dengan demikian, guru bukan hanya memompakan ilmu
pengetahuan ke dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya, akan tetapi harus
mampu mengarahkan kemana seharusnya bakat dan kemampuan masing-masing
anak didik itu dikembangkan. Maka sasaran tugas guru sebagai pendidik adalah
tidak hanya terbatas pada mencerdaskan otak (intelegensi) saja melainkan harus
berusaha membentuk seluruh pribadi anak menjadi manusia dewasa yang
berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya
untuk kesejahteraan hidup umat manusia.
Sebagai pembimbing, guru dituntut memfungsikan dirinya sebagai penunjuk
jalan yang benar dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tepat dari anak
didik dengan mendorong dan meningkatkan potensi kejiwaan jasmaninya. Agar
5
usaha bimbingan yang dilakukan itu berhasil, maka guru perlu mempergunakan
pelbagai metode yang sesuai.
Oleh karenanya, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar, memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran,
karena fungsi guru ialah merancang, mengolah, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran. Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar
juga sangat strategis dan menentukan karena guru yang menilai dan memilih
bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan tugas guru aialah kinerja guru dalam merancang atau
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.3
Jika seluruh komponen pendidikan dan pengajar dipersiapkan dengan
sebaik-baiknya, maka mutu pendidikan dengan sendirinya akan meningkat.
Namun dari seluruh komponen pendidikan tersebut, gurulah yang merupakan
komponen utama. Jika grunya berkualitas baik, maka pendidikan pun akan baik
pula dan sebaliknya.
Mengenai SMK Al-Hidayah Ciputat tersebut berkualitas, sudah seharusnya
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya dapat meningkatkan
kinerja para guru agar mutu pengajaran yang dilakukan dapat dicapai sesuai
dengan tujuan pendidikan. Kenyataan yang ada di lapangan para guru dalam
melaksanakan tugasnya masih belum sepenuhnya bertanggung jawab, masih
banyak guru yang datang dan terlambat dan keluar kelas lebih awal dan waktu
yang telah ditentukan, kurang memperhatikan keadaan siswanya, dan masih
banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil dan kinerja guru.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat
permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “KINERJA GURU IPS
SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT”.
3 Syarifuddin Nurdin dan M. Basyrudin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Cipta Pers, 2003)
6
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan kinerja guru
ilmu pengetahuan sosial (IPS), antara lain:
1. Kemampuan guru IPS dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
2. Kemampuan guru IPS dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar
(KBM).
3. Kemampuan guru IPS dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
4. Memiliki kompetensi sebagai tenaga pengajar
5. Kemampuan guru IPS dalam menilai proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah-masalah yang terkait dengan kinerja guru,
dan supaya pembahasan masalah dalam penelitian ini terfokus dan tersusun
dengan baik, serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga
dan biaya, maka perlu pembatasan masalah. Maka pelaksanaan penelitian dibatasi
pada masalah kinerja guru IPS dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, melaksanakan evaluasi serta kinerja guru dalam pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah “ Bagaimanakah kinerja guru IPS SMK Al-Hidayah Ciputat?”
E. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
a. Dapat menambah khazanah pengetahuan dan bahan tambahan referensi
bagi pengembangan ilmu pendidikan.
b. Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan
lingkup yang lebih luas.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Peneliti untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang
tanggapan siswa terhadap kinerja guru IPS.
b. Bagi guru IPS diharapkan dapat meningkatkan teknik penyampaian dalam
proses belajar mengajar sehingga mengembangkan sikap kritik dan
kepekaan siswa terhadap lingkungan dan menjadikan proses belajar
mengajar lebih bermakna.
c. Bagi sekolah diharapkan mempunyai manfaat bagi usaha pengembangan
strategi belajar mengajar, terutama strategi belajar mengajar yang
menekankan pada pendekatan terpadu.
d. Bagi jurusan KI-MP memberi masukan bagi lembaga pendidikan, tenaga
kependidikan khususnya jurusan KI-MP dalam mengajar IPS tentang
penentuan suatu pendekatan pengajaran yang lebih efektif dalam rangka
mengembangkan sikap kritis dan kepekaan siswa terhadap lingkungan
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Mengenai tentang arti atau pengertian kinerja banyak batasan yang
diberikan para ahli tentang istilah kinerja walaupun berbeda dalam
perumusannya namun secara prinsip tampak sejalan mengenai proses
pencapaian hasil dan kemampuan dalam suatu pekerjaan. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia pengertian kinerja adalah “sesuatu yang dicapai, prestasi
yang diperlihatkan, kemampuan kerja”.1 Menurut Hadari Nawawi mengartikan
kinerja sebagai “prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu,
dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasikan dari
atasan dengan efektif dan efisien”.2
Dalam menghadapi perkembangan zaman dan pembangunan nasional,
dalam rangka otonomi pendidikan sistem pendidikan harus bisa secara tepat
guna dan berhasil guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan tingkat
pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para
pelaksana pendidikan di berbagai jenis dan jenjang untuk dapat
memperlihatkan kinerjanya secara efektif dan efisien. Adapun yang dimaksud
dengan kinerja itu menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara adalah “hasil
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002)Cet, 2 h. 570 2 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996), Cet.
XIII, h. 34.
9
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.3 Jadi yang dimaksud dengan kinerja menurut keterangan di atas
adalah prestasi kerja dari seorang pegawai yang mempunyai kualitas atau mutu
serta kuantitas atau jumlah yang diharapkan. Menurut Wibowo kinerja berasal
dari pengertian “performance”. “Ada pula yang memberikan pengertian
performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk
bagaimana proses pekerjaan berlangsung”.4
Kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian
tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasikan
dari atasan dengan efektif dan efisien. E. Mulyasa mengungkapkan kinerja atau
“performance” dapat diartikan sebagai “prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja”.5
Untuk lebih memahami tentang kinerja tenaga kependidikan atau guru
berikut ini disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasionalnya.
Dikutip oleh E. Mulyasa.
1) Model Vroomain
Vroom mengemukakan bahwa, “Performance = (Ability x Motivation)”.6
Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara
kemampuan dengan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti
bahwa: jika kinerja seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi
kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari
motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah.
3 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 67. 4 Wibowo, Manajemen Kinerja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7
5 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), Cet. Ke 6, h.136. 6 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional ,h. 136.
10
2) Model Lower dan Porter
Lawler dan Porter (1976) mengemukakan bahwa: Performace = Effort x
Role Perceptions”.7 Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan oleh
seseorang tenaga kependidikan atau guru dalam situasi tertentu, abilities adalah
karakteristik individu seperti intelegensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan
yang potensial untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan
roleperceptions adalah kecocokan antara usaha yang dilakukan seesorang
sengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan.
Hal yang baru dalam model ini adalah “role perceptions”, sebagai jenis
perilaku yang paling cocok dilakukan individu untuk mencapai sukses atau
keberhasilan yang diinginkan.
3) Model Ander dan Butzin
Ander dan Butzin mengajukan model kinerja sebagai berikut: “Future
Performance = Past Performance + (Motivation x Ability).”8 Jika semua teori
tentang kinerja dikaji, maka di dalamnya melibatkan dua komponen utama
yaitu “abilty” (kemampuan) dan “Motivasi”.
Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan produktivitas karena
merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas organisasi yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut maka usaha
untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang
penting. Membahas tentang kinerja tenaga kependidikan atau guru erat
hubungannya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang
sehingga perlu ditetapkan standar kinerja.
Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontibusi-
kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna
pengembangan suatu organisasi secara efektif dan efisien, nilai penting dari
penilaian kinerja adalah menyangkut tingkat kontribusi individu atau menjadi
tanggung jawabnya. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Untuk penilaian
7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional , h. 136.
8 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional ,h. 137.
11
kinerja guru, maka diperlukan adanya informasi yang lengkap, berkualitas dan
valid yang menggambarkan kinerja para guru secara profesional.
Penilaian kinerja guru juga harus mengenali prestasi yang diciptakan
guru dalam proses belajar mengajar yang tercerminkan pada prestasi siswa,
serta membuat rencana untuk meningkatkan kinrja para guru tersebut.
Penilaian yang dilakukan, harus memungkinkan pekerjaan para guru dalam
mengajar dapat diorganisasikan secara efektif serta memberikan kepuasan,
pencapaian, dan memperkarya jabatan yang lebih tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang guru dituntut agar dapat
memiliki kinerja yang baik. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:
a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
b. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta
didik.
c. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya.
e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
f. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain
secara wajar.
g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang
lain dan lingkungan.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Menjadi pembantu ketika diperlukan.9
Selajutnya Ivork, Davies, menegaskan bahwa seorang guru mempunyai
empat fungsi pokok, yaitu:
9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),
Cet.7, h. 36
12
a. Merencanakan. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan
belajar.
b. Mengorganisasikan. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan
menghubungkan sumber-sumber belajar.
c. Memimpin. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk memotivasi, mendorong
dan menstimulasi murid-muridnya, sehingga mereka akan siap untuk
mewujudkan tujuan belajar.
d. Mengawasi. Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menetukan apakah fungsi
dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat
diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan
bukannya mengubah tujuannya.10
Berdasarkan keterangan diatas bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah
ukuran atau hasil dari penilaian terhadap pelaksana tugasnya sebagai guru, baik
dilihat dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru,
semuanya menutut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara sunguh-
sungguh dan didukung oleh para pelaksana pendidikan secara professional.
Pelaksana pendidikan yang profesional adalah mereka yang memiliki keahlian,
tanggung jawab, dan didukung oleh etik profesi yang kuat. Untuk itu hendaknya
para guru telah memilki kualifikasi yang memadai yang meliputi intelektual,
sosial, spiritual, pribadi, moral, dan profesional.
2. Aspek-Aspek Kinerja Guru
Untuk tercapainya keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan
dasar dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, bahwa profesi dosen
dan guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
10
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet, 2. h. 35-36
13
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan;
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang baru berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.11
Gordon dalam bukunya E. Mulyasa menjelaskan aspek atau ranah yang
terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pemahaman (Understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang
memilki oleh individu. Misalnyaa seorang guru yang akan melaksanakan
pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik
dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara
efektif dan efisisen.
c. Kemampuan (Skill), yaitu suatu yang dimilki oleh individu untuk melkukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan
guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhaana untuk member
kemuadahan belajar kepada peserta didik.
d. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku
guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbuakan, demokratis, dan lain-
lain).
e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi
terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan
sebagainya.
f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Misalnya minaat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.12
Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dari
faktor-faktor pendukung dan pemecahan masalah yang menyebabkan
11
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Tentang Pendidikan......, h. 6 12
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT Rosdakarya, 2004), Cet. 4, h. 38-39
14
terhambatnya kegiatan belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka
pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. McClelland
mengemukakan 6 karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi
tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Kedua,
berani mengambil resiko. Ketiga, memiliki tujuan yang realistis. Keempat,
memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisai
tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret
dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, memberi
kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.13
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Pupuh Fathurohman, ada
sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan
keberhasilan belajar mengajar, yaitu:
a. Menguasai bahan
b. Mengelola program belajar mengajar
c. Mengelola kelas
d. Menggunakan media atau sumber belajar
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan
f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j. Memahami prinsip-prinsip dan menasirkan hasil-hasil pendidikan guna
keperluan pengajaran.14
Dengan berdasarkan pengertian di atas guru merupakan suatu keharusan
yang patut digugu dan ditiru segala tindakan dan perilakunya yang baik oleh
siswa, selama guru tersebut tidak, melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan norma, sebagai guru yang menjadi panutan bagi siswa dan siswinya di
sekolah maupun dalam keluarga guru itu sendiru sebagai kepala keluarganya
13
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 4, h. 67 14
Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,
2007), Cet. 1, h. 45-46
15
dan dalam lingkungan masyarrakat luas guru harus menjadi suri tauladan dan
memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sekitarnya.
3. Komponen-komponen Kinerja guru
Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 28 No 19 tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan bahwa “kompetensi sebagai agen pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional dan kompetensi sosial”.15
Kinerja guru tidak dapat dilepaskan dari standar kompetensi yang
mencakup empat hal yaitu, “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional dan kompetensi sosial”.16
Diantara jenis dan kompenen kinerja guru yang satu dengan kompenen
yang lainnya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan yaitu:
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik, “merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisassikan berbagai potensi yang
dimilikinya”.17
Jadi kesimpulannya kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan
kecerdasan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam memahami dan
mengetahui serta menggali potensi yang dimilki oleh siswa, serta guru dituntut
untuk membantu dalam mengembangkannya dengan melalui pembelajaran dan
pendidikan.
15
Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114. 16
Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h.21. 17 Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
Cet. III, h. 114.
16
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan pribadi guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar atau tugasnya sebagai guru”.18
Cece
Wijaya dan Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi guru meliputi:
1) Kemantapan dan integrasi pribadi.
2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan.
3) Berfikir alternatif.
4) Adil, jujur , dan objektif.
5) Didplin dalam melaksanakan tugas.
6) Ulet dan tekun bekerja.
7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.
8) Simpatik dan menarik, luwes dan bijaksana dan sederhana dalam bertindak.
9) Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.
10) Berwibawa.19
Sedangkan Muh. Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan pribadi
guru meliputi beberapa hal kemampuan yang harus dimilki oleh guru sebagai
berikut:
1) Mengembangkan kepribadian
2) Berinteraksi dan berkomunikasi
3) Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan
4) Melaksanakan administrasi pendidikan
5) Melaksanakan penelitian sederhhana untuk keperluan pengajaran.20
Jadi kemampuan pribadi atau dapat disebut juga kompetensi kepribadian
dapat menjadikan seorang guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik
dengan siswa, serta mengelola dalam proses belajar mengajar, guru juga harus
mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimana pun guru menjadi
suritauladan untuk anak didiknya.
18 Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, h.21. 19 Cece Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Beelajar
Mengajar, h.21. 20
Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
Cet. XII, h. 16-17
17
c. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik
(mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya
sekaligus guru itu memiliki wibawa akademis.
Jadi yang dimaksud dengan kompetensi professional merupakan
“kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan”.21
Ada beberapa kemampuan profesional mengajar guru dalam
pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan:
1) Merencanakan sistem pembelajaran
a) Merumuskan tujuan
b) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
c) Memilih dan menggunakan sumber daya yang ada
d) Memilih dan menggunkan media pembelajaran
2) Melaksanakan sistem pembelajaran
a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3) Mengevaluasi sistem pembelajaran
a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b) Melaksankan kegiatan evaluasi sepanjang proses
c) Mengadministrasikan hasil evaluasi22
Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran,
perencanaan pembelajaran harus dimiliki oleh setiap guru sebagai pendidik dan
pengajar. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya,
sumber dana, maupun sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar dan
21 Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114. 22
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.19
18
mencapai tujuan pembelajaran.23
Oleh karena itu sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, seorang guru dituntut membuat perencanaan
pembelajaran, fungsi perencanaan pembelajaran adalah untuk mempermudah
guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya. Setelah guru membuat rencana
pembelajaran, maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran
yang merupakan salah satu aktivitas inti di sekolah. Guru harus menunjukkan
penampillan yang terbaik bagi para siswanya. Penjelasannya mudah dipahami,
penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodelogi, dan seni pengendalian
siswa. Seorang guru juga harus bisa menjadi teman belajar yang baik bagi para
siswanya sehingga siswa merasa senang dan termotivasi belajar bersamanya.
Dalam kemampuan profesional meliputi yang harus dimiliki oleh
seorang guru sebagai tenaga pendidik atau pengajar, menurut Muhibbin Syah
dalam bukunya Pupuh Fathurohman yaitu:
1) Menguasai bahan materi ajar
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan sumber media pengajaran
5) Menguasai landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program pelayanan binbingan dan penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna kepentingan pengajaran.24
Kompetensi profesional guru penting dalam hubungannya dengan
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, karena proses belajar
mengajar dan hasil belajar siswa yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan
oleh sekolah, pola dan strukur serta isi kurikulumnya, akan tetapi ditentukan
oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siswanya.
23
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007, h. 77 24 Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,
2007), Cet. 1, h. 45-46
19
Aspek-aspek yang termasuk pada kompetensi professional yang
ditampilkan oleh pengajar dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
1) Menggunakan metode pengajaran yang efektif berdasarkan tujuan khusus
yang hendak dicapai.
Demikian pula kesesuianya dengan bahan pelajaran. Alat pengajaran
menurut Sudirman adalah “sebagai alat yang dapat menunjang keefektifan
dan efisiensi pengajaran”.25
Alat pengajaran sering pula diartikan oleh
sebagian orang dengan istilah sarana belajar. Alat pengajaran dapat
mempengaruhi tingkah laku siswa sebab termasuk dari bagian pengajaran.
Fungsi media dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebagai alat yang
dipergunakan oleh guru, tetapi juga mampu mengkomunikasikan pesan
kepada siswa. Media tidak hanya terbatas pada perangkat keras (hardware),
akan tetapi media dapat berbentuk perangkat lunak (software). Intinya
bahwa penggunaan media itu merupakan cara untuk memotivasi dan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik agar lebih efektif.
2) Mendorong dan mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Mendorong dan bersikap tegas dalam proses belajar mengajar
merupakan salah satu kompetensi yang penting dimiliki oleh seorang
pengajar. Pengajaran diharapkan dapat melakukan aktivitasnya dengan
membuat siswa aktif baik secara fisik maupun mental.
Aspek kompetensi mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar terdiri atas aktivitas:
1. Menggunakan persediaan yang melibatkan siswa pada awal pengajaran
2. Memberi kesempatan pada siswa untuk berprestasi
3. Memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran
4. Menguatkan upaya siswa untuk memelihara keterlibatan.26
25
Syarifuddin Nurdin dan Bachrudin Umar, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2003), Cet. Ke 2, h.87. 26
Syarifuddin Nurdin dan Bachrudin Umar, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, h. 109
20
3) Melaksanakan penilaian hasil belajar mengajar (pencapaian siswa) dalam
proses belajar mengajar.
Penilaian atau evaluasi (evaluation) yang berarti suatu tindakan untuk
mencantumkan nilai sesuatu. Bila penilaian itu digunakan dalam kegiatan
intruksional, maka penilaian itu berarti suatu tindakan utuk menentukan
segala sesuatu dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Beberapa aktivitas yang perlu dilakukan oleh pengajar dalam
pencapaian siswa pada proses belajar mengajar yang berlangsung sebagai
berikut:
1. Penilaian pada permulaan (pre test) proses belajar mengajar,
dimaksudkan agar guru mampu mengetahui kesiapan siswa terhadap
bahan pelajaran yang akan diajarkan yang hasilnya akan dipakai untuk
memantapkan strategi mengajar.
2. Penilaian proses belajar mengajar akan mendapatkanbalikan terhadap
pada tujuan yang hendak dicapai.
3. Penilaian pada akhir proses belajar mengajar untuk mengetahui
pencapaian siswa yang telah ditetapkan.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial “merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk dapat berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitarnya”.27
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk
partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat
tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam kompetensi
sosial adalah sebagai berikut:
1) Terampil berkomunikasi dengan siswa
2) Bersifat simpatik
3) Dapat bekerjasama dengan BP3
27
Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Asa Mandiri 2006), Cet. III, h. 114.
21
4) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.28
Jadi kesimpulannya, bahwa guru sebagai makhluk yang dibekali potensi
kemampuan tertentu dan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan
kemampuannya tersebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Seorang guru
agar ia dapat menjadi guru yang mampu berkompeten dan professional dalam
bidangnya maka ia harus memiliki kriteria kemampuan dasar sebagaimana
dikemukakan di atas.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru
Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dari faktor-
faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya
proses belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan
yang diharapkan guru dalam mengajar. Di dalam pembelajaran faktor metode
dan teknik sangat berpengaruh atas berhasil dan tidaknya pengajaran tersebut.
Hal itu akan berhasil apabila diterapkan suatu metode atau teknik yang dapat
dikondisikan atau disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Ada dua macam
faktor yang mendukung dalam kinerja guru, yaitu:
a. Faktor dari dalam diri sendiri (intern)
1) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan
tugas. Semakin rumit dan majmuk tugas yang diemban semakin tinggi
kecerdasan yang diperluakan. Seorang yang cerdas jika diberikan tugas
yang sederhana dan monoton mungkin akan merasa bosan dan jenuh
yang dapat berakibat menurun kinerjanya.
2) Keterampilan dan kecakapan
Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Keterampilan dan
kecakapan ini didapat dari berbagai pengalaman dan latihan.
3) Bakat
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerja dapat menjadikan
seseorang bekerja dengan giat, produktif dan mampu menghayati makna
pekerjaannya.
4) Kemampuan dan minat
Kemampuan yang disertai dengan minat dapat menunjang pekerjaan
yang ditekuninya, dan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan
jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.
28
Cece wijaya, A. Tabrani, h. 181.
22
5) Motif
Motif seseorang dapat mendorong meningkatkan kinerja seseorang.
6) Kesehatan
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai, jika
kesehatan kita terganggu maka pekerjaan terganggu pula.
7) Kepribadian
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi
kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan
meningkatkan kerjanya.
8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka
tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia bekerja secara
sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.29
b. Faktor dari luar diri sendiri (ektern)
1) Lingkungan keluarga
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang.
Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja.
2) Lingkungan kerja
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja
secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami
seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini
adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk
mengembangan karir.
3) Komunikasi dengan kepala sekolah
Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak
adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah
pengertian
4) Sarana dan prasarana.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar
mengajar.30
5. Upaya-upaya dalam meningkatkan Kinerja Guru
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
guru, anatara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian
motivasi penghargaan (reward) dan persepsi.31
a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan
29
Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV Rajawali, 1985),
h.22 30
Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, h.22. 31
E. mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), h. 141-151
23
Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga
kependidikan, terutama displin diri (self-disiplin). Dalam kaitan ini kepala
sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pada perilakunya.
2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya.
3) Menggunakan pelaksa aturan sebagai alat.
b. Pemberian motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan kerja para tenaga kependidikan akan bekerja dengan sungguh-
sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila para tenaga
kependidikan memiliki motivasi yang positif maka ini akan memperlihatkan
melihat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau
kegiatan. Dengan kata lain seseorang tenaga kependidikan akan melakukan
semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya
(motivasi).
c. Penghargaan
Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja
dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan
ini tenaga kependidikan di rangsang untuk meningkatkan kinerja yang
positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan
dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga
kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya.
d. Persepsi
Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca indera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang
kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala
sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga
kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka
dapat meningkatkan kinerjanya.
24
6. Penilaian Terhadap Kinerja Guru
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan alah satu faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana
kondisi riil guru dari kinerja. Dengan demikian tujuan dan kontribusi dari hasil
penilaian yang diharapkan dapat tercapai.
Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya bagi organisasi,
tetapi juga manajer, dan idividu. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi
antra lain adalah dalam menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan
individu, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen,
mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan,
meningkatkan dasar keterampilan, mengusahakan perbaikan dan
pengambangan berkelanjutan, mengusahahkan basis perencanaan karir,
membantu menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif
kualitas total pelayanan pelanggan, dan mendukung program pengembangan
budaya.
7. Indikator Kinerja Guru
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat dalam meningkatkan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Indikator kinerja tersebut
adalah:
1) Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi:
a) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan
b) Menyesuaikan analisa materi pelajaran
c) Menyusun program semester
d) Menyusun program pembelajaran
2) Kemampuan melaksanakan belajar mengajar
Kamampuan ini meliputi:
25
a) Kegiatan awal, yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai proses
pembelajaran yang meliputi:
1. Menanyakan kehadiran siswa.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasai.
3. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas.
4. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.
b) Kegiatan inti yaitu tahap pemberian bahan pelajaran meliputi:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
2. Menjelaskan pokok materi yang harus dibahas.
3. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.
4. Memberikan contoh konkrit pada setiap materi yang telah dibahas.
5. Menggunakan media untuk mempermudah pemahaman siswa.
6. Menyimpulkan hasil bahasan.
c) Kegiatan penutup bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap
instruksional di antaranya:
1. Mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai materi
pelajaran yang telah dipelajari.
2. Akhiri pelajaran dengan memberitahukan materi yang akan dibahas
berikutnya.
3. Memberi tugas atau PR kepada siswa untuk memperkaya
pengetahuan siswa mengenai hal yang telah dibahas.
4. Bila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa
(kurang 70%) maka guru harus mengulang pelajaran.
3) Kemampuan mengevaluasi
Kemampuan ini meliputi:
a) Evaluasi normatif
b) Evaluasi formatif
c) Laporan hasil belajar
d) Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.
26
8. Pembinaan Kinerja Guru
Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia,
pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai, serangkaian usaha
bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional
yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta
pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.32
Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto dalam
bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di sekolah mengartikan
pembinaan atau pengembangan guru yaitu, pengembangan profesi guru sebagai
usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan
kecakapab sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai
guru.33
Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pembinaan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, Pembina, pengawas san
instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu kegiatan pembinaan
guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan, yaitu dengan
keaktifan dan kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri guru yang
bersangkutan.
Berdasarkan pengertian diatas maka pembinaan guru ditinjau dari
kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:
1. Serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesioanal
2. Layanan profesional tersebut di berikan oleh orang yang lebih ahli (kepal
sekolah, pemilik sekolah, pengawas dan ahli lainnya) kepada guru dan
3. Maksud layanan profesioanl tersebut adalah agar dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang
direncanakan dpat tercapai.34
32
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pusaka Jaya, 1993) h. 9. 33
B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta:
Bina Aksara, 1984), h. 147. 34
Ibid h. 10
27
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pembinaan guru merupakan suatu bentuk usha layanan bantuan professional
kepada para guru berupa pelatihan, pendidikan dan pengawasan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja guru dalam rangka memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri para guru.
B. Pendidikan IPS
1. Pengertian Pendidikan IPS
Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan IPS, terlebih dahulu
penulis akan kemukakan pengertian pendidikan.
Pendidikan menurut Oemar Hamalik adalah “suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya berfungsi dalam kehidupan di
masyarakat”.35
Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara36
.
Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah “segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu”.37
Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan
35
Oemar Hamalik, Kurikulum danPembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995 ), hal. 3 36
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Pendidikan…, h. 5 37
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 3.
28
kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya
menuju arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal,
maupun nonformal.
Sedangkan pengertian IPS menurut Safruddin Nurdin Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah “salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah”.38
Menurut
Soemantri yang dikutip oleh Dr. Sapriya, dkk mengemukakan bahwa
“pendidikan IPS untuk tingkat sekolah dapat diartikan sebagai (1) pendidikan
IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral
ideologi negara dan agama; (2) pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan
metode berfikir ilmuan sosial; (3) pendidikan IPS yang menekankan pada
“reflective inquiry”; dan (4) pendidikan IPS yang mengambil kebaikan
kebaikan dari butir 1,2,3”.39
Sedangkan menurut Etin S dan Raharjo yang
telah dikutip dari Martorella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran
pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer
konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus
diformulasikan pada spek kependidikannya.40
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, bahkan sampai pada
jenjang SMK. Pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku beserta kebutuhannya. Maksudnya dengan cara
38
Safruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Ciputa Press, 2005), h.22. 39
Dr. Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS, (Jakarta: UPI Press, 2007), h. 10. 40
Etin Solihatin, dan Raharjo, Cooperative Laerning: Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 14.
29
manusia menggunakan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti;
kebutuhan materi, kebutuhan budaya, kebutuhan jiwa, pemanfaatan sumber
daya yang ada di permukaan bumi serta mengatur kesejahteraan pemerintahan
dan sebagainya. Selain itu, proses pembelajaran IPS diupayakan agar
dilakukan secara terpadu, materi pelajaran perlu dipilih sesuai dengan tingkat
berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan pisik dan psikis peserta didik.
Pengertian “terpadu” dalam ilmu sosial sebenarnya bukan merupakan
sesuatu yang baru. Di dalam konsep imu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
ekonomi, antropologi dan disiplin ilmu sosial yang berkaitan, sehingga tidak
mungkin dapat dibahas secara tersendiri dan terpisah, karena sering terdapat
konsep dasar tertentu dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial.
Misalnya konsep “interaksi” dapat ditinjau dari sosiologi, geografi,
sejarah, ekonomi, dan konsep ilmu sosial lainnya, pengertian keterpaduan
seperti ini disebut dengan perpaduan mikro.
Tentunya tidak semua konsep dasar ilmu-ilmu sosial dapat bersifat
seperti itu, karena setiap ilmu mempunyai sifat khas masing-masing.
Permasalahan di dalam masyarakat sangat beragam. Melalui berbagai displin
illmu sosial, perlu adanya perpaduan antara materi/konsep dari berbagai
cabang ilmu sosial. Keterpaduan seperti ini disebut dengan perpaduan makro.
Dalam dunia pendidikan, IPS merupakan ilmu yang tidak statis, selalu
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pada jenjang pendidikan
sekolah dasar, sekolah menengah dan menengah atas, pendidikan IPS tidak
terlalu banyak perubahan. Pada tingkat sekolah dasar termuat satu bidang studi
yaitu IPS yang mencakup sejarah, ekonomi, dan geografi. Pada tingkat
menengah pertama pendidikan IPS terpisah tersendiri, yang terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu: sejarah, geografi, dan ekonomi. Sedangkan pada tingkat
menengah atas, merupakan salah satu illmu yang diberikan kebebasan siswa
dalam memilihnya, dan terpecah menjadi beberapa bidang studi: sejarah,
sosiologi, antropologi, geografi, ekonomi, dan akuntansi.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: ilmu Geografi (aspek yang dipelajari mencakup
30
manusia, tempat, dan lingkunga), ilmu Sejarah (aspek yang dipelajari
mencakup waktu, keberlanjutan, dan perubahan), ilmu Sosiologi dan
antropologi (aspek yang dipelajari mencakup sistem sosial dan budaya), tata
negara dan ilmu Ekonomi (aspek yang dipelajari mencakup perilaku ekonomi
dan kesejahteraan). Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial serta aspek dan cabang-cabang ilmu sosial.
Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya pada tingkat
menengah pertama, IPS sebelumnya pada kurikulum 1994 (CBSA) dan
kurikulum 2004 (KBK) terpecah pada bidang-bidang studi seperti yang telah
dipaparkan di atas. Sedangkan pada kurikulum 2006 (KTSP), IPS menjadi
satu paket atau disebut dengan IPS terpadu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapatlah
dinyatakan bahwa IPS yang dimaksudkan dalam studi ini adalah suatu mata
pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial masyarakat yang termasuk kedalam
pelajaran IPS terpadu.
3. Tujuan Pendidikan IPS
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo “ tujuan dari pendidikan IPS
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta
berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi”.41
Tujuan ilmu pengetahuan sosial, pendidikan IPS di selenggarakan pada
di Indonesia masih relative baru digunakan apalagi di sekolah menengah
kejuruan SMK AL-HIDAYAH Ciputat. Pendidikan IPS merupakan
pandangan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat.
“istilah tersebut baru pertama kali di gunakan di AS pada tahun 1913
mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di
AS (Marsh dan Martorella)”.42
41
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 15 42
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 14
31
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial pendidikan IPS, para ahli
sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari
program pendidikan tersebut. Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
IPS adalah:
Untuk mempersiapkan mahasiswa atau siswa menjadi warga negara
yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan, to
prepare student to be well functioning citiziens in a democratic society.
Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemapuan
mahasiswa atau siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan
setiap persoalan yang dihadapinya (Gross).43
Tujuan siswa mempelajari IPS adalah agar siswa mampu
mengembangkan kemampuan dan sikap rasional siswa dalam menanggapi
kenyataan atau permasalahan sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia
maupun masyarakat dunia pada masa lampau, masa kini, dan masa
mendatang.
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk menempatkan
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program IPS di sekolah diorganisasi secara
baik.
C. Kerangka Berfikir
Guru adalah unsur utama dalam suatu proses pendidikan guru berada
dalam front terdepan pendidikan yang berhadapan langsung dengan peserta
didik melalui proses interaksi intrusional sebagai wahana terjadinya proses
pembelajaran siswa dengan nuansa pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan yakni memperoleh perubahan perubahan baik dari segi kognitif.
43
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 14
32
Efektif maupun psikomotorik siswa dalam berprilaku menuju yang lebih baik.
Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, guru memerlukan kinerja yang
tinggi demi tercapainya tujuan pendidikan. Tinggi rendahnya kinerja seseorang
bisa dipengaruhi oleh diri sendiri juga dari orang lain atau lingkungan.
Sebagai penunjang hasil kompetensi peserta didik yang harus dicapai
berdasarkan pada standar kompetensi yang telah ditetapkan, dapat melalui
latihan berkala sesuai dengan materi pelajaran yaitu pengamatan objektif,
penugasan-penugasan, ulangan harian, mingguan, bahkan dilakukannya pre tes
dan pos tes langsung serta dilakukannya pengumpulan semua hasil pada
lembaran portofolio.
Penilaian merupakan bagian penting dalam pembelajaran, yang
dilakukan oleh seorang guru yang benar-benar berkompeten untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, pengamatan, kecakapan siswa. Dalam meningkatkan
kinerja seorang guru dilihat dari kemampuan profesionalnya diantaranya:
1. Merencanakan sistem pembelajaran
a. Merumuskan tujuan
b. Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
c. Memilih dan menggunakan sumber daya yang ada
d. Memilih dan menggunkan media pembelajaran
2. Melaksanakan sistem pembelajaran
a. Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b. Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3. Mengevaluasi sistem pembelajaran
a. Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b. Melaksankan kegiatan evaluasi sepanjang proses
c. Mengadministrasikan hasil evaluasi44
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil kinerja guru dalam
perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran,
44
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.19
33
kinerja serta guru dalam evaluasi pembelajaran. Terletak pada kinerja serta
prestasi kerja guru-guru yang berada dalam suatu sekolah.
Jadi dengan kinerja guru dalam pembelajaran, maka hasil yang
menentukan dari suatu proses pendidikan adalah pendidik itu sendiri. Hal ini
merupakan kinerja guru paling berkualitas setumpuk tugas serta tanggung
jawab yang diembannya guru harus mampu menunjukkan bahwa guru mampu
menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan objek penelitian dilaksanakan di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat yang berlokasi di JL. RE. Martadinata No. 7 Cipayung-
Ciputat. Adapun alasan peneliti karena sekolah tersebut mudah dijangkau dan
sekaligus merupakan tempat Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) bagi
penulis.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Oktober 2010 sampai Maret
2011. Dalam beberapa bulan ini penulis berupaya menggunakan waktu
seefektif mungkin untuk melakukan penelitian. Secara keseluruhan waktu
yang dipergunakan untuk penelitian ini dimulai dari pencarian pokok
permasalahan, mengutip pendapat dari para ahli dari sumber-sumber buku
yang berhubungan dengan permasalahan di atas. Untuk lebih menguatkan
pembahasan dalam hal kajian teori, penyusunan instrument penelitian,
pengumpulan data, dan pengolahan data, analisis data serta revisi data. Berikut
jadwal atau waktu penelitian, yaitu:
36
Tabel 3.1
No Bulan/Tahun Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Oktober/2010
Oktober-November/2010
November-Desember/2010
Desember-Januari/2010
Januari-Februari/2011
Maret-Mei/2011
Penyusunan proposal penelitian.
Penyusunan instrument dan uji coba
serta revisi instrument.
Pengumpulan data.
Pengolahan analisis data
Penyusunan laporan penelitian
Revisi laporan penelitian.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif dalam bentuk deskriptif analitis, yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau sifat seperti
adanya untuk kemudian dianalisis dengan teknik analisa kualitatif.1 Jadi
penelitian ini dimaksudkan untuk memastikan atau menjelaskan karakteristik
dari objek yang diteliti.
Jadi data penelitian adalah sesuatu hal yang hendak dikaji serta
bagaimana mengatasi fenomena yang terjadi serta dan cara menyelesaikan
masalah itu sendiri.
C. Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah kepala sekolah,
guru IPS dan siswa. Populasi penelitian ini adalah kelas XII. Adapun sistem
penarikan sampel didasarkan atas pendapat Suharsimi Arikunto yang
mengatakan jika populasi melebihi 100 orang maka sampel dapat diambil 10-
15 % atau 20-25%.
Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari keseluruhan
individu yang menjadi populasi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis hanya
mengambil sampel sebanyak 15%, jadi karena populasinya sebanyak 120
orang maka sampel yang diambil sebanyak 18 orang.
1 Prof. sukardi. Ph. D, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara
2008). Hal. 157
37
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak,
yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang
diwawancari (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyan itu.2
Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan menggunakan daftar
pertanyaan (panduan wawancara).
Dilakukan terhadap pihak yang terkait dengan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepala sekolah, seorang
guru IPS, seorang rekan guru, dan siswa. Adapun teknik ini digunakan untuk
untuk memperoleh informasi secara langsung tentang kinerja guru IPS dalam
merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevalusi
pembelajaran IPS di sekolah.
2. Angket
Angket adalah “daftar pertanyaan yang di berikan kepada responden
(siswa) baik secara langsung maupun tidak langsung.3” Angket ini berisi
daftar pernyataan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan kinerja
guru pendidikan IPS di SMK AL-HIDAYAH Ciputat.
Data yang diperoleh melalui angket hanya sebagai data pelengkap
dalam memperoleh tentang tanggapan siswa terhadap persiapan, pelaksanaan,
dan cara guru mengevaluasi siswa terhadap hasil pembelajaran. Persiapan
guru dalam menyelenggarakan pembelajaran apakah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan, buku atau sumber yang digunakan dalam
pelaksanaannya membuat siswa termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran apakah sebaliknya. Angket disamping sebagai memperoleh
tanggapan siswa juga untuk memperoleh pendapat siswa tentang pembelajaran
IPS yang diselenggarakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan tentang
2 Iin Tri Rahayu, S.Psi, dkk, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayu Media
Publishing), cet. Ke 1, h. 63-64 3 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000) h. 60
38
pelaksanaan evaluasi yang diselenggarakan di sekolah menggunakan beberapa
cara penilaian siswa terhadap hasil pembelajaran.
E. Instrumen penelitian
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Fokus
penelitian
Dimensi Indikator
Mengenai
kinerja guru
dalam
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
pembelajaran
di SMK AL-
Hidayah
Ciputat
1. Merencanakan
kegiatan
pembelajaran
a. Latar belakang pendidikan guru di SMK
b. Membuat rencana pembelajaran dan metode
pembelajaran
c. Memilih alat dan media yang akan digunakan
sebagai fasilitas pembelajaran
d. Menyusun alat evaluasi atau soal
2. Melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP dan silabus
b. Pembelajaran dengan menggunakan metode,
buku sumber, materi dan media pembelajaran
c. Dalam mengevaluasi soal sebelum diujikan
guru memberikan penugasan latihan atau try
out kepada siswa terlebih dahulu
3. Melaksanakan
evaluasi
pembelajaran
a. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
memberikan latihan atau tugas pekerjaan
rumah diakhir pertemuan
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru
Variabel Indikator Nomor Item Jumlah
Kinerja
guru
1. Merencanakan kegiatan
pembelajaran
1, 2, 3, 3
2. Melaksanakan kegiatan 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12 9
39
pembelajaran
3. Melaksanakan evaluasi 13,14, 15, 16,17, 18, 19, 20 8
Jumlah 20
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan beberapa tahap yaitu
sebagai berikut:
a. Editing
Mengedit yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk
diteliti, ditelaah dan dirumuskan guna memperoleh keabsahan jawaban
yang sudah di dapat.
b. Koding
Koding yaitu untuk memudahkan dalam penganalisaan data, data
yang sudah diedit kemudian dikelompokan dan diberi kode sesuai dengan
karakteristik yang sudah di tentukan.
c. Tabulating
Tabulating dalam arti memasukkan data ke dalam tabel. Setelah
diketahui skor setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut
ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil
perhitungannya.4 Dalam hal ini penulis mendeskripsikan data-data tersebut
secara sistematis, logis, dan bermakna kemudian dipadukan dengan data-
data yang diperoleh melalui angket.
d. Skoring
Skoring dalam arti memberi skor pada setiap data. Penulis
selanjutnya memberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket
dan akan ditabulasikan dengan diberi bobot nilai setiap itemnya.
4 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial…h. 139-140
40
2. Teknik Analisis Data
Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan analiasa deskriptif
untuk memaparkan hasil yang diperoleh. Dalam menghitung data-data yang di
dapatkan penulis menggunakan rumus prosentase, yaitu sebagai berikut:
P = (F: N) x 100%
Keterangan :
P : angka persen (prosentase)
F : frekuensi jawaban responden
N : jumlah responden/ banyaknya individu5(number of cases)
Untuk mengetahui kinerja guru IPS kelas XII SMK AL-Hidayah,
penulis menggunakan skala Likert. Kemudian penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Memberikan skor untuk setiap alternatif jawaban pada angket. Skor
tertinggi (4) diberikan pada jawaban yang merupakan keadaan tentang
persepsi siswa terhadap kinerja guru IPS
1) Untuk jawaban Selalu diberi skor 4
2) Untuk jawaban Sering diberi skor 3
3) Untuk jawaban Kadang-kadang diberi skor 2
4) Untuk jawaban Tidak Pernah diberi skor 1
b. Membuat rentang skor
Skor maksimal dalam angket persepsi siswa terhadap kinerja guru
IPS di SMK AL-Hidayah Ciputat adalah jumlah butir soal pada angket
(20) dikalikan skor maksimal 4. Dan jumlah skor minimal adalah jumlah
butir soal pada angket (20) dikalikan 1. Dengan begitu dapat diketahui
bahwa skor minimal adalah 20, dan skor maksimal adalah 80. Kemudian
dapat dihitung daerah jangkauan (range) untuk membuat rentang skala,
yaitu dengan rumus:
5 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
cet. 14, 2004, h. 43
R = X Maks – Min
41
Keterangan:
X Maks: Skor Maksimal
X Min: Skor Minimal6
Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan
(range) sebagai berikut:
R = 80-20
R = 60
Dengan perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu Sangat baik, Baik, Kurang Baik, Tidak Baik, maka
rentang skor menjadi:
Tingkat Sangat Baik dengan rentang skor : 66 – 80
Tingkat Baik dengan rentang skor : 51– 65
Tingkat Kurang Baik dengan rentang skor : 36 – 50
Tingkat Tidak Baik dengan rentang skor : 20 – 35
Selain mengukur distribusi frekuensi secara umum, penulis juga
menghitung berdasarkan setiap dimensi (perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran) dengan memberikan persentase perolehan skor dari
hasil angket, sebagai berikut:
0% sampai dengan 25% = Tidak Baik
26% sampai dengan 50% = Kurang Baik
51% sampai dengan 75% = Baik
76% sampai dengan 100% = Sangat Baik
6 Subana, et.all, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), 2000, h. 38
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dari angket yang penulis sebarkan kepada responden yang ada di SMK
Al-Hidayah Ciputat, setelah diperiksa dan diteliti tidak ada yang hilang, cacat tau
rusak. Maka hasilnya dapat di deskripsikan di dalam tabel sebagai berikut:
1. Kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran.
Tabel 4.1
Guru membuat perencanaan atau persiapan pembelajaran yang hendak diberikan
No.1. Alternatif jawaban Frekuensi
(F)
Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
8
4
6
0
44.4
22.2
33.3
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam membuat perencanaan atau persiapan pembelajaran
yang hendak diberikan terbilang kadang-kadang dengan persentase 44.4%, (0%)
siswa menjawab “tidak pernah”, (22.2%) siswa menjawab “sering” dan (33.3%)
siswa juga menjawab “selalu”. Hal ini menujukkan bahwa sebagian besar siswa
43
menyatakan guru IPS kadang-kadang membuat perencanaan atau persiapan
pembelajaran yang hendak diberikan. Dalam perumusan rencana pembelajaran
guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat menyatakan bahwasannya dalam
mempersiapkan rencana mengajar atau tujuan mengajar, acuan atau pedoman
yang digunakan pada SMK AL-HIDAYAH Ciputat adalah kurikulum KTSP yang
di dalamnya mencakup di antaranya program semester dan silabus dan RPP.1
Tabel 4.2
Guru membuat bahan ajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan
No.2 Alternatif jawaban Frekuensi
(F)
Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
5
7
5
3.6
27.8
38.9
27.8
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat sering membuat bahan ajar yang relevan dengan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan 38.9%, (27.8%) siswa menjawab “selalu”,
(27.8%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan hanya (3.3%) siswa menjawab
“tidak pernah”. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan
guru IPS sering membuat bahan ajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar dalam
penyampaian materi siswa dapat lebih mengerti apa yang dimaksud oleh guru.
1 Wawancara dengan guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat 24 Februari 2011.
44
Tabel 4.3
Guru memeriksa kehadiran siswa sebelum mengajar
No.3 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
4
5
9
0
22,3
27.8
50
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan persepsi siswa tentang kinerja guru IPS
di SMK AL-HIDAYAH Ciputat dalam mengajar selalu memeriksa kehadiran
siswa sebelum mengajar persentase siswa menjawab 50% dan (27.8%) siswa
menjawab “sering”, (22.3%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan hanya (0%)
siswa menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka guru harus memeriksa kehadiran
siswa sebelum mengajar.
Tabel 4.4
Guru mengaitkan permasalahan materi pada minggu lalu sebelum memulai
pelajaran
No.4 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
6
7
5
0
33,4
38,9
27,8
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat sering mengaitkan permasalahan materi pada minggu lalu
sebelum memulai pelajaran dengan persentase siswa menjawab 38.9% siswa
menyatakan guru IPS sering dan (27.8%) siswa menjawab “selalu”, (33.4%) siswa
45
menjawab “kadang-kadang”, (0%) siswa menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut
perlu diperhatikan oleh guru karena dengan daya tangkap siswa yang berbeda-
beda, jadi guru IPS harus mampu mengembangkan materi dengan tepat.
Tabel 4.5
Guru memberikan tes awal sebelum memasuki materi pelajaran
No.5 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
4
9
5
0
22,3
50
27,8
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam memberikan tes awal sebelum memasuki materi
pelajaran terbilang sering dengan persentase siswa menjawab 50%, dan (27.8%)
siswa menjawab “selalu”, (22.3%) siswa menjawab “kadang-kadang”, (0%) siswa
menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar siswa
tidak lupa pada materi sebelumnya dan siswa dapat mengikuti pembelajaran IPS
di dalam kelas.
Tabel 4.6
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang disampaikan
No.6 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
10
2
6
0
55,6
11,2
33,4
Total 18 100.0
46
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat kadang-kadang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan dengan persentase siswa menjawab
55.6% dan (33.4%) siswa menjawab “selalu”, (11.2%) siswa menjawab “ sering”,
(0%) siswa menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru
agar siswa mengetahui untuk apa mereka mempelajari pelajaran tersebut.
Tabel 4.7
Guru menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan
No.7 Alternatif jawaban Frekuensi
(F)
Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
4
6
8
0
22.3
33.3
44.4
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan guru
IPS terbilang selalu dengan persentase siswa menjawab 44.4%, (33.3%) siswa
menjawab “sering”, (22.3%) siswa menjawab “kadang-kadang”, dan hanya (0%)
siswa menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru karena
dalam ruang kelas guru harus menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas dan
menguasai materi pelajaran yang akan diberikan.
47
Tabel 4.8
Guru menggunakan media yang tepat sesuai dengan materi
No.8 Alternatif jawaban Frekuensi
(F)
Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
7
8
2
5.7
39
44.4
11.1
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam menggunakan media yang tepat sesuai dengan materi
guru IPS terbilang sering dengan siswa menjawab 44.4%, (39%) siswa menjawab
“kadang-kadang”, (11.1%) siswa menjawab “selalu”, dan hanya (5.7%) siswa
menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru karena dalam
menyampaikan materi guru harus menggunakan media yang tepat dan sesuai
materi.
Tabel 4.9
Guru menjelaskan secara singkat materi pokok atau tujuan pembelajaran
No.9 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
7
7
4
0
39
39
22.2
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam menjelaskan secara singkat materi pokok atau tujuan
pembelajaran dengan persentase siswa 39% sering dan (39%) siswa menjawab
48
“kadang-kadang”, (22.2%) siswa menjawab “selalu”, (0%) siswa menjawab “tidak
pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru karena guru harus dapat
berkomunikasi dengan baik dengan menjelaskan secara singkat materi pokok atau
tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Tabel 4.10
Guru dapat mengekspresikan seluruh kemampuan mengajar
No.10 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
9
4
4
5.7
50
22.2
22.2
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam dapat mengekspresikan seluruh kemampuan mengajar
persentase siswa menjawab kadang-kadang 50% dan (22.2%) siswa menjawab
“sering”, (22.2%) siswa menjawab “selalu”, (5.7%) siswa menjawab “tidak
pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar dapat mengekspresikan
seluruh kemampuan mengajar.
Tabel 4.11
Guru berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki di dalam pembelajaran
No.11 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
6
9
3
5.6
33.3
50
16.7
Total 18 100.0
49
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat sering berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki di
dalam pembelajaran dengan persentase siswa menjawab 50% dan (33.3%) siswa
menjawab “kadang-kadang”, (16.7%) siswa menjawab “selalu”, (5.6%) siswa
menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru dalam
meningkatkan kemampuan yang dimiliki di dalam pembelajaran.
Tabel 4.12
Guru datang dan meninggalkan sekolah tepat pada waktunya
No.12 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
2
10
6
0
11.1
55.6
33.3
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat terbilang sering datang dan meninggalkan sekolah tepat pada
waktunya dengan persentase siswa menjawab 55.6% dan (33.3%) siswa
menjawab “selalu”, (11.1%) siswa menjawab “kadang-kadang”, (0%) siswa
menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru dalam
disiplin waktu sering datang dan meninggalkan sekolah tepat pada waktunya.
50
Tabel 4.13
Guru melakukan evaluasi atau penilaian setelah materi selesai disampaikan pada
siswa
No.13 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
2
3
5
8
11.1
16.7
27.8
44.4
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam melakukan evaluasi atau penilaian setelah materi
selesai disampaikan pada siswa terbilang selalu dengan persentase siswa
menjawab 44.4% dan (27.8%) siswa menjawab “sering”, (16.7%) siswa
menjawab “kadang-kadang”, (11.1%) siswa menjawab “tidak pernah”. Hal
tersebut perlu diperhatikan oleh guru dalam melakukan evaluasi atau penilaian
setelah materi selesai disampaikan pada siswa.
Tabel 4.14
Guru memberikan PR kepada siswa setiap jam pelajaran akan berakhir
No.14 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
4
9
5
0
22.2
50
27.8
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat terbilang kadang-kadang memberikan PR kepada siswa setiap
jam pelajaran akan berakhir dengan persentase siswa menjawab 50%, dan (27.8%)
siswa menjawab “selalu”, (22.2%) siswa menjawab “sering”, (0%) siswa
51
menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar
memberikan tugas yang mendorong dan memotivasi kreativitas siswa sehingga
siswa terdorong dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru
Tabel 4.15
Guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu yang ditetapkan
No.15 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
3
2
6
7
16.7
11.1
33.3
39
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat selalu memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan
waktu yang ditetapkan dengan persentase siswa menjawab 39%, dan (33.3%)
siswa menjawab “sering”, (16.7%) siswa menjawab “tidak pernah”, (11.1%) siswa
menjawab “kadang-kadang”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar siswa
lebih aktif dan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Tabel 4.16
Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran secara rutin
No.16 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
11
4
2
5.6
61.1
22.2
11.1
Total 18 100.0
52
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran secara rutin
dengan persentase siswa menjawab 61.1% kadang-kadang dan (22.2%) siswa
menjawab “sering”, (11.1%) siswa menjawab “selalu”, (5.6%) siswa menjawab
“tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar siswa terdorong
untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Tabel 4.17
Guru memberikan penilaian kepada siswa secara objektif
No.17 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
2
7
9
0
11.1
39
50
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat selalu memberikan penilaian kepada siswa secara objektif
dengan persentase siswa menjawab 50% dan (39%) siswa menjawab “sering”,
(11.1%) siswa menjawab “kadang-kadang”, (0%) siswa menjawab “tidak pernah”.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar memberikan penilaian kepada
siswa secara objektif.
Tabel 4.18
Guru menerima kritik dan saran guna meningkatkan kualitas mengajar
No.18 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
2
8
6
2
11.1
44.4
33.3
11.1
Total 18 100.0
53
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat menerima kritik dan saran guna meningkatkan kualitas
mengajar dengan persentase siswa menjawab 44.4% dan (33.3%) siswa menjawab
“sering”, (11.1%) siswa menjawab “tidak pernah” dan “selalu”. Hal tersebut
perlu diperhatikan oleh guru agar dapat menerima kritik dan saran dari siswa guna
meningkatkan kualitas mengajar.
Tabel 4.19
Guru mengelola kelas dengan baik agar tidak menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa
No.19 Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
1
4
8
5
5.6
22.2
44.4
28
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat terbilang sering mengelola kelas dengan baik agar tidak
menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa dengan persentase siswa menjawab
44.4% dan (28%) siswa menjawab “selalu”, (22.2%) siswa menjawab
“kadang-kadang”, (5.6%) siswa menjawab “tidak pernah”. Hal tersebut perlu
diperhatikan oleh guru dalam mengelola kelas agar tidak menimbulkan
kejenuhan kepada siswa.
54
Tabel 4.20
Guru memelihara dan meningkatkan kerjasama di antara guru
No.20
.
Alternatif jawaban Frekuensi (F) Persentase %
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
0
4
9
5
0
22.2
50
28
Total 18 100.0
Dari tabel di atas menggambarkan tentang kinerja guru IPS di SMK AL-
HIDAYAH Ciputat sering memelihara dan meningkatkan kerjasama di antara
guru dengan persentase siswa menjawab 50% dan (28%) siswa menjawab
“selalu”, (22.2%) siswa menjawab “kadang-kadang”, (0%) siswa menjawab
“tidak pernah”. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru memberikan contoh
yang baik dalam memelihara dan meningkatkan kerjasama diantara guru-
guru.
B. Interprestasi dan Analisa Data
Interprestasi data dilakukan dengan melihat keterkaitan dengan temuan
hasil dapat diketahui bahwa guru IPS di SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT telah
membuat perencanaan atau persiapan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban pada (lihat tabel 4.1) dan membuat bahan ajar yang relevan dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (lihat tabel 4.2). Guru memeriksa
kehadiran siswa sebelum mengajar Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik (lihat tabel 4.3). Sebelum mengajar guru
sering mengaitkan permasalahan materi pada minggu lalu sebelum memulai
pelajaran (lihat tabel 4.4) dan memberikan tes awal sebelum memasuki materi
pelajaran agar seluruh materi pembelajaran dapat dipahami oleh seluruh siswa,
dan siswa dapat mengikuti pelajaran yang akan disampaikan pada guru
selanjutnya (lihat tabel 4.5). Guru IPS kadang-kadang memberikan kesempatan
55
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan yang
mengakibatkan siswa kurang paham dengan materi yang dipelajari (lihat tabel
4.6). Dalam penyampaian materi guru IPS harus menguasai materi pembelajaran
tersebut. Dalam hal ini, guru IPS di SMK Al-Hidayah Ciputat terbilang
menguasai materi pembelajaran yang diberikan (lihat tabel 4.7) dan guru IPS
sering mengelola kelas dengan baik dilakukan agar tidak menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa (lihat tabel 4.19)
Setiap siswa mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda. Jadi, guru IPS
harus mampu memilih metode yang tepat. Dan guru IPS SMK AL-HIDAYAH
CIPUTAT mampu memilih metode yang tepat sehingga materi pembelajaran
dapat ditangkap oleh para siswa, serta agar siswa tidak bosan dalam mengikuti
pembelajaran dalam kelas, guru sebaiknya harus mampu menggunakan media
yang bervariasi (lihat tabel 4.8).
Dalam menjelaskan materi guru selalu menjelaskan secara singkat materi
pokok atau tujuan pembelajaran karena siswa harus tahu untuk apa mereka
mempelajari suatu materi pembelajaran dan betapa pentingnya materi
pembelajaran tersebut. Pada SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran (lihat tabel 4.10 dan
4.11). Agar pembelajaran dapat tuntas dan berjalan dengan baik, maka guru harus
hadir dalam setiap jadwal pembelajarannya. Di SMK Al-Hidayah Ciputat guru
IPS sering datang dan meninggalkan sekolah tepat pada waktunya (lihat tabel
4.12). Guru juga harus memulai pembelajaran dan mengakhirinya sesuai denga
waktu yang sudah ditentukan, jangan sampai siswa menunggu dimulainya
pembelajaran karena guru yang bersangkutan belum juga hadir dan juga jangan
sampai siswa mersa bosan karena guru belum juga mengakhiri pembelajaran
padahal sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah.
Guru IPS mengajar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan (mengawali dan
mengakhiri pembelajaran) (lihat tabel 4.15).
Ketuntasan program pembelajaran tepat pada waktunya menandakan
materi pembelajaran juga telah tuntas disampaikan kepada siswa. Setelah tuntas
perlu dilaksanakan evaluasi seperti ulangan harian, kuis, pekerjaan rumah dan
56
lain-lain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sampai mana siswa memahami
embeljaran yang telah dilaksanakan. Guru IPS selalu melakukan evaluasi atau
penilaian setelah materi selesai disampaikan pada siswa mampu melaksanakan
evaluasi dengan baik (lihat tabel 4.13, 4.14, 4.16).
Penilaian tugas-tugas yang telah diberikan kepada siswa secara objektif
amat diperlukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan para siswa. Guru IPS
mampu melaksanakan penilaian terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa dengan terlebih dahulu memeriksanya (lihat tabel 4.17). Seorang guru harus
bersikap adil, dan bersikap terbuka dalam menerima kritik dan saran guna
meningkatkan kualitas mengajar (lihat tabel 4.18), dan juga guru terbilang sering
memelihara dan meningkatkan kerjasama di antara guru. Hal tersebut perlu
diperhatikan oleh guru memberikan contoh yang baik dalam memelihara dan
meningkatkan kerjasama diantara guru-guru (lihat tabel 4.20).
Selanjutnya data angket tersebut lebih jelas dapat dilihat dengan
menghitung rata-rata keseluruhan hasil angket pada tabel berikut:
Tabel 4.21
Rata-rata keseluruhan hasil angket
Tingkat Kinerja Frekuensi Persentase
Sangat Baik 0 0 %
Baik 17 94.44%
Kurang Baik 1 5.6 %
Tidak Baik 0 0%
Total 18 100 %
Rata-rata persentase nilai angket:
Total nilai/N (skor maksimal) x 100%
= 1047/(4 x 20 x 18) x 100%
= 72.71%
Jadi rata-rata kinerja guru IPS di SMK AL-Hidayah Ciputat berada pada
tingkat baik yaitu 94.4%
57
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada umumnya siswa di SMK AL-
Hidayah Ciputat menyatakan kinerja guru IPS di sekolah berada pada tingat
baik hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab 17 orang dengan
persentase 94.4% , 1 orang menjawab kurang baik dan 0 % tidak ada yang
menjawab sangat baik dan tidak baik.
Selain itu, kinerja guru IPS jika dilihat dari merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran juga
berada pada dalam tingkat baik hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.22
Kinerja Guru IPS
Dilihat dari dimensi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
Dimensi Persentase Keterangan
Merencanakan pembelajaran 75% Baik
Melaksanaan pembelajaran 63.9% Baik
Melaksanakan evaluasi pembelajaran 65.6% Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja guru IPS dalam merencanakan,
melaksanakan pembelajaran dan melaksanakan evaluasi pembelajaran berada
pada tingkat baik. Dan jika dirata-ratakan ketiga dimensi ini mencapai 68.2%
yang berarti dalam tingkat baik.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisis data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa kinerja guru
SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai berikut:
1. Kinerja guru IPS dalam merencanakan pembelajaran
Sebelum guru mengajar terlebih dahulu guru membuat dan mempersiapkan
rumusan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran
dalam dimensi perencanaan pembelajaran guru IPS di SMK Al-Hidayah
Ciputat berada pada nilai rata-rata 75%, hal ini terlihat dalam merencanakan
proses belajar mengajar guru IPS terbilang baik. Ini berarti guru IPS di sekolah
tersebut sudah menyadari akan pentingnya membuat rencana proses belajar
mengajar.
2. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Tetapi dalam kemampuan guru tidak semuanya selalu berjalan dengan apa
yang diinginkan ada beberapa kemampuam guru yang masih belum maksimal
dalam pelaksanaan pembelajaran pada dimensi kegiatan mengajar yang
dilakukan guru IPS di SMK AL-HIDAYAH Ciputat, berada pada nilai rata-rata
63.9%. Hal ini juga menujukkan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar-
mengajar guru IPS tersebut pada tingkat baik, hal ini berarti bahwa guru IPS
tersebut terbilang sudah mampu dalam melaksanakan proses belajar mengajar
dengan baik. Disamping halnya kedisiplinan guru yang selalu diterapkan dalam
60
lingkungan sekolah yang bernilai positif, ada juga beberapa kemampuan positif
guru SMK dalam pelaksanaan pembelajaran sudah baik seperti halnya
mengelola kelas dengan baik agar tidak menimbulkan sifat kejenuhan bagi
siswa. Memelihara dan meningkatkan kebersamaan diantara guru maka
berupaya menyelesaikan secara bersama dan juga memperbaiki kesalahan
dalam bekerja.
3. Kinerja guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
Melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran IPS di SMK AL-HIDAYAH
Ciputat, berada pada nilai rata-rata 65.6%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
dalam mengevaluasi anak didiknya dalam suatu pembelajaran termasuk dalam
tingkat baik, ini berarti bahwa guru tersebut terbilang mampu dalam
mengembangkan suatu penilaian pembelajaran.
Untuk mengetahui sejauhmana peranan SMK Al-Hidayah Ciputat dalam
meningkatkan kinerja guru dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus
prosentase sebagai berikut: P = (F / N) x 100%
Berdasarkan perhitungan prosentase tersebut dpat disimpulkan bahwa
kinerja guru SMK Al-Hidayah Ciputat berada dalam nilai rentang interval
51%-75% artinya guru memiliki prosentase yang baik dalam meningkatkan
kinerjanya.
B. SARAN-SARAN
Setelah melaksanakan penelitian di atas dengn di dasari rasa tidak ingin
melakukan penilaian sepihak maka penulis memberikan saran yang sekiranya
menjadi masukan bagi SMK AL-HIDAYAH Ciputat.
1. Untuk guru SMK AL-HIDAYAH Ciputat agar dapat mempertahankan kategori
sangat puasnya dalam hal mengevaluasi dan dalam pelaksanaan pembelajaran
atau bahkan dapat ditingkatkan lagi, dan untuk perencanaan pembelajaran
walaupun tergolong baik atau puas, namun nilai skornya lebih rendah dari pada
dimensi-dimensi yang lain agar lebih ditingkatkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal terutama dalam pembelajaran IPS. Karena dengan
pembelajaran yang baik maka akan menghasilkan kinerja guru yang baik pula
61
dan pada akhirnya akan mengahasilkan lulusan yang baik dan lulusan tersebut
dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas.
2. Bagi kepala sekolah SMK AL-HIDAYAH Ciputat, agar dapat
mengidentisifikasikan, mensupervisi dan kunjungan kelas dengan tujuan untuk
memotivasi semua guru mata pelajaran, agar kegiatan proses belajar mengajar
berjalan dan terselnggara dengan baik, tercapainya tujuan daripada
pembelajaran dengan baik dan efektif serta efisien, sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang direncanakan.
3. Bagi peneliti sekaligus penulis skripsi ini agar dapat menindak lanjuti lebih
jauh lagi hasil penelitian ini, dengan melaksanakan evaluasi pada kinerjanya,
terkait dengan penulisan skripsi ini.
62
DAFTAR PUSTAKA
Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali Press), 1991.
Enoch, Jusuf., Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara),
1992.
Fathurruhman, Pupuh., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007).
Hamalik, Dr. Oemar, Kurikulum danPembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995).
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rienika Cipta, 1997 ).
Kartini, Kartono., Menyiapkan dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV Rajawali,
1985).
Mangkunegara, Anwar Parbu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Mudyaharjo, Redja., Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal Tentang Dasar-
Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006).
Mulyasa,E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), 2005.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
2008.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, (Bandung: PT Rosdakarya), 2004.
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), 2007.
Nawawi, Hadari., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung), 1996.
Pareek, Udai Prilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi), 1996.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, Tentang
Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI,
2005).
Peraturan Pemerintnah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional
Pendidikan, (Jakarta: Asa Mandiri), 2006.
63
Rahman Shaleh, Abdul & Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar,
(Jakarta: PT Kencana), 2004.
Riyanto,Yatim., Paradigma Baru Pembeljaran Sebagai Referensi Bagi
Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2010).
Rosyada, Dede., Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana), 2007.
Safruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Ciputa
Press), 2005.
Sapriya, Dr., dkk, Pengembangan Pendidikan IPS, (Jakarta: UPI Press), 2007.
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta), 2003.
Soekartiwi, Meningkatkan Efektivitas Mengajar , (Jakarta: PT. Dunia Pustaka
Jaya), 1995.
Solihatin, Etin dan Raharjo., Cooperative Laerning: Analisis Model Pembelajaran
IPS, (Jakarta: Bumi Aksara), 2007.
Subroto, Suryo., Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka cipta, 1997)
Sudijono, Annas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada), 2005.
Sutrisno, Edy., Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana), 2010.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka), 2002.
Usman, Uzer., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2000.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tenteng Pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI), 2006.
Uno, Hamzah B., Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, (Yoyakarta: Andi Offset)
Wibowo, Manajemen Kinerja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 2007.
Wijaya. A. Tabrani Rusyyan, Cece., Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya).
64
Yamin, Martimis Drs. H., Profesional Guru & Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Pers).
ANGKET
KINERJA GURU IPS SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
1. Diharapkan Siswa/i menjawab pertanyaan di bawah ini dengan sejujurnya.
2. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat siswa/i dengan
memberikan
tanda ( √ )
3. Atas kesediaan siswa/i menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam angket,
saya mengucapkan terima kasih
No Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1 Guru membuat perencanaan atau
persiapan pembelajaran yang hendak
diberikan
2 Guru membuat bahan ajar yang
relevan dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan
3 Guru memeriksa kehadiran siswa
sebelum mengajar
4 Guru mengaitkan permasalahan
materi pada minggu lalu sebelum
memulai pelajaran
5 Guru mengajukan pertanyaan atau
post test kepada siswa sebelum
memulai pelajaran
6 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang disampaikan
7 Guru menguasai materi pelajaran
yang akan diajarkan
8 Guru menggunakan media yang tepat
sesuai dengan materi
9 Guru menjelaskan secara singkat
materi pokok atau tujuan
pembelajaran
10 Guru dapat mengekspresikan seluruh
kemampuan mengajar
11 Guru berusaha meningkatkan
kemampuan yang dimiliki di dalam
pembelajaran
12 Guru datang dan meninggalkan
sekolah tepat pada waktunya
13 Guru melakukan evaluasi atau
penilaian setelah materi selesai
disampaikan pada siswa
14 Guru memberikan PR kepada siswa
setiap jam pelajaran akan berakhir
15 Guru memulai dan mengakhiri
pelajaran sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
16 Guru melaksanakan evaluasi
pembelajaran secara rutin
17 Guru memberikan penilaian kepada
siswa secara objektif
18 Guru menerima kritik dan saran guna
meningkatkan kualitas mengajar
19 Guru mengelola kelas dengan baik
agar tidak menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa
20 Guru memelihara dan meningkatkan
kerjasama di antara guru
no soal/responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 total
1 2 1 2 4 4 2 2 1 4 1 1 2 1 4 1 4 4 1 4 4 49
2 3 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 1 4 1 4 4 1 4 4 54
3 3 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 3 2 4 1 3 4 2 4 4 56
4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 57
5 3 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 58
6 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 51
7 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 53
8 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 55
9 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 56
10 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 57
11 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 62
12 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 60
13 2 3 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 61
14 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 65
15 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 2 64
16 2 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 63
17 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 4 3 2 63
18 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 2 4 1 2 63
jumlah 52 52 59 53 55 50 58 47 51 47 50 58 55 55 53 43 61 44 49 55 1047
Lampiran
Perhitungan Kinerja Guru IPS DI SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
Tahun ajaran 2010/2011
Dilihat dari Dimensi-Dimensi (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi Pembelajaran)
Untuk mempermudah menghitung kinerja guru IPS di SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT jika dilihat dari dimensi-dimensinya,
penulis membuat rentang control dari penjumlahan setiap soal dalam angket yang berisi 20 butir item pernyataan. Jika dalam angket
skor tertinggi adalah 4 untuk jawaban paling ideal, skor 3 untuk jawaban ideal, dan skor 2 untuk jawaban kurang ideal, serta 1 untuk
jawaban tidak ideal, maka dari setiap soal angket yang dijawab oleh siswa dapat dibentuk rentang control dengan rumus sebagai
berikut:
R = X maks – X min
Jumlah skor soal maksimal 80, dan skor minimal 20, maka daerah terjangkaunya adalah 80 – 20 = 60
Dengan perhitungan tersebut kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
Kelompok yang memilki skor 4 dengan rentang skor : 66 - 80
Kelompok yang memilki skor 3 dengan rentang skor : 51 - 65
Kelompok yang memilki skor 2 dengan rentang skor : 36 - 50
Kelompok yang memilki skor 1 dengan rentang skor : 20 -35
Untuk mencari persentasenya maka penulis menggunakan rumus :
P = F : N
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
Lampiran
1. Dimensi merencanakan pembelajaran
Terdapat 3 butir soal dalam angket yang berkenaan dengan dimensi
perencanaan, yaitu pada soal nomor 1, 2 dan 3
Soal No. 1 berjumlah 52 mendapat skor 3
No. 2 berjumlah 52 mendapat skor 3
No. 3 berjumlah 59 mendapat skor 3
Maka di dapat persentase dari dimensi persiapan mengajar sebesar
= (9 : 12 ) x 10
= 75 %
2. Dimensi pelaksanaan pembelajaran
Terdapat 9 butir soal dalam angket yang berkenaan dengan dimensi
kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yaitu pada nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12
Soal :
No. 4 berjumlah 53 mendapat skor 3
No. 5 berjumlah 55 mendapat skor 3
No. 6 berjumlah 50 mendapat skor 1
No. 7 berjumlah 58 mendapat skor 3
No. 8 berjumlah 47 mendapat skor 2
No. 9 berjumlah 51 mendapat skor 3
No. 10 berjumlah 47 mendapat skor 2
No. 11 berjumlah 50 mendapat skor 3
No. 12 berjumlah 58 mendapat skor 3
Maka didapat persentase dari dimensi pelaksanaan pembelajaran,
sebesar
= (23 : 36)x 100%
= 63. 9%
3. Dimensi penilaian/evaluasi pembelajaran
Terdapat 8 butir soal dalam angket berkenaan dengan dimensi
penilaian/evaluasi belajar, yaitu nomor 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20
Soal:
No. 13 berjumlah 55 mendapat skor 3
No. 14 berjumlah 55 mendapat skor 3
No. 15 berjumlah 53 mendapat skor 3
No. 16 berjumlah 43 mendapat skor 2
No. 17 berjumlah 61 mendapat skor 3
No. 18 berjumlah 44 mendapat skor 2
No. 19 berjumlah 49 mendapat skor 2
No. 20 berjumlah 55 mendapat skor 3
Maka didapat persentase dari penilaian atau evaluasi pembelajaran,
sebesar
= ( 21: 32) x 100% = 65.6 %
Panduan Wawancara Kepala Sekolah SMK AL-HIDAYAH Ciputat
1. Bagaimana latar belakang pendidikan para guru SMK?
2. Bagaimana Bapak mengevaluasi proses pembelajaran para guru?
Jawaban:
3. Apa upaya Bapak untuk meningkatkan pembelajaran guru?
4. Apa yang Bapak lakukan jika terjadi kekurangan dalam media
pembelajaran?
5. Bagaimana cara Bapak meningkatkan kinerja para guru khususnya guru
IPS di sekolah ini?
6. Bagaimana Bapak melakukan pengawasan kinerja pembelajaran para
guru?
7. Bagaimana usaha Bapak dalam memberikan motivasi pembelajaran
kepada para guru?
Jakarta, 24 Februari 2011
Kepala Sekolah
Drs. Sukoco D.M
Panduan Wawancara Guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat
1. Persiapan apa yang biasa Ibu terlebih dahulu lakukan setiap akan mengajar
IPS?
2. Dengan acuan atau pedoman apa Ibu dalam mempersiapkan rencana
pembelajaran atau tujuan pembelajaran?
3. Apa sajakah kekuatan atau kelebihan yang Anda alami dalam mempersiapkan
pembelajaran IPS di SMK?
4. Hambatan apa yang Anda rasakan dalam menyusun dan mempersiapkan
pembelajaran IPS di SMK?
5. Apakah Ibu menerangkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa?
6. Meode-metode apa saja yang dipakai oleh Ibu dalam pembelajaran IPS?
7. Dalam melaksanakan pembelajaran seperti apa kesulitan-kesulitan yang Anda
rasakan?
8. Usaha apa saja yang Ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPS?
9. Setelah selesai mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di
SMK apa lagi yang Anda lakukan terkait dengan pelaksanaan dan persiapan
pembelajaran di SMK?
10. Bagaimana Anda mempersiapkan untuk mengevaluasi siswa terhadap hasil
belajar setelah selesai mengikuti pembelajaran?
11. Apa kekuatannya atau kelebihannya alat ukur yang Anda buat untuk
mengevaluasi siswa terhadap hasil belajarnya?
12. Apa kelemahan soal yang Anda buat sebagai alat ukur kemempuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran di SMK?
13. Selama mengevaluasi siswa hambatan atau tantangan seperti apa yang Anda
hadapi?
Jakarta, 24 Februari 2011
Nur’aini, S.E.I
Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK AL-HIDAYAH Ciputat
1. Bagaimana latar belakang pendidikan para guru SMK?
Jawaban:
Secara umum bahwa guru di SMK berlatar belakang kejuruan
hanya terdapat 4 orang saja, dan yang lainnya berlatar belakang umum.
2. Bagaimana Bapak mengevaluasi proses pembelajaran para guru?
Jawaban:
Kepala sekolah mengevaluasi proses pembelajaran para guru
dengan empat alternatif penilaian yang beliau lakukan yaitu:
Pertama: dalam hal kerapihan pada saat guru melakukan kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Kedua: dari segi disiplin waktu, yaitu apakah guru tepat waktu datang ke
sekolah dalam arti disini adalah jam 12.30, ini menjadi penilaian kepala
sekolah.
Ketiga: mensupervisi secara diam-diam tanpa di ketahui oleh guru yang
bersangkutan, hal ini dilakukan pada saat KBM berlangsung.
Keempat: penilaian guru yang hendak diberikan kepada siswa soal tersebut
sebelumnya dievaluasi juga oleh kepala sekolah untuk mengetahui layak
atau tidak soal tersebut diujikan keada siswa sesuai tidak dengan materi
yang telah diajarkan selama itu kapada siswa.
3. Apa upaya Bapak untuk meningkatkan pembelajaran guru?
Jawaban:
Membuat pelatihan-pelatihan, selain pelatihan yang langsung di
berikan dari Dinas pendidikan, sekolah juga mengadakan pelatihan yang
dibawah pimpinan kepala sekolah.
4. Apa yang Bapak lakukan jika terjadi kekurangan dalam media
pembelajaran?
Jawaban:
Untuk saat ini sekolah mengeluh karena sangat minimnya media
pembelajaran untuk menunjang siswa belajar di SMK ini, karena untuk
setiap jurusan berbeda membutuhkan media sebagai sarana belajar atau
fasilitas pembelajaran, dan saat ini sekolah melakukan kerja sama dengan
yayasan, serta bermusyawarah dengan bidang pendidikan untuk memenuhi
kekurangan yang ada di SMK.
5. Bagaimana cara Bapak meningkatkan kinerja para guru khususnya guru
IPS di sekolah ini?
Jawaban:
Cara saya meningkatkan kinerja para guru yaitu dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru
termasuk kinerjanya. Dalam hal ini, dengan memfasilitasi dan memberikan
kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti in house training,
diskusi profesional dan sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan diluar sekolah seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
6. Bagaimana Bapak melakukan pengawasan kinerja pembelajaran para
guru?
Jawaban:
Melaksanakan pengawasan berlapis yaitu pertama: guru piket,
kedua: dengan ketua jurusan. Pengawasan ini ditunjukkan semua terhadap
kinerja pembelajaran, yang sifatnya ada yang langsung dan ada yang tidak
langsung.
7. Bagaimana usaha Bapak dalam memberikan motivasi pembelajaran
kepada para guru?
Jawaban:
Usaha yang saya lakukan (kepala sekolah) dalam memberikan
motivasi pembelajaran kepada para guru disini yaitu dengan:
a. Setiap awal tahun selalu mengadakan raker (rapat kerja) untuk
pelaksanaan KBM satu tahu kedepan.
b. Melihat dan mendengar keluhan dari siswa, apabila ada keluhan
tentang KBM maka pihak sekolah akan mendaur ulang KBM yang
telah dibuat untuk satu tahun kedepan dan menyesuaikan dengan
kemampuan anak didiknya.
c. Selanjutnya apabila ada guru yang mengajar dengan totalitas dalam
memberikan materi pembelajaran serta disiplin waktu dan juga
berprestasi maka pihak sekolah akan memberikan hadiah dan
penghargaan atas prestasinya. Dan apabila guru yang tidak aktif maka
kepala sekolah akan memberikan hukuman atau teguran.
Hasil Wawancara Guru IPS SMK AL-HIDAYAH Ciputat
1. Persiapan apa yang biasa Ibu terlebih dahulu lakukan setiap akan mengajar
IPS?
Jawaban:
Membuat silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
2. Dengan acuan atau pedoman apa Ibu dalam mempersiapkan rencana
pembelajaran atau tujuan pembelajaran?
Jawaban:
Pedoman yang digunakan oleh SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu dimana siswa dituntut
untuk belajar aktif, dengan cara kesadaran siswa mencari sumber dari
media atau buku-buku yang lain di luar buku pedoman.
3. Apa sajakah kekuatan atau kelebihan yang Anda alami dalam
mempersiapkan pembelajaran IPS di SMK?
Jawaban:
Dengan memiliki buku paket memudahkan guru untuk mengajar
dan membuat ringkasan sebagai bahan ajar untuk siswa, hanya ada
beberapa kekurangan yaitu siswa tidak memiliki buku paket sebagai
pegangan mereka namun di samping itu siswa mau untuk mencatat dan
meringkas catatan dari guru.
4. Hambatan apa yang Anda rasakan dalam menyusun dan mempersiapkan
pembelajaran IPS di SMK?
Jawaban:
Kinerja guru dalam mempersiapkan persiapan mengajar harus
berusaha sendiri karena buku paket dari sekolah belum memadai yang ada
hanya LKS sehingga guru harus mencari referensi sendiri atau membaca
koran serta internet yang ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan
kepada siswa, SMK belum memiliki buku paket yang lengkap untuk siswa
pelajari sebagai sumber belajar.
5. Apakah Ibu menerangkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan kepada
siswa?
Jawaban:
Ya jelas, selalu saya jelaskan kepada siswa.
6. Meode-metode apa saja yang dipakai oleh Ibu dalam pembelajaran IPS?
Jawaban:
Metode yang dipakai dalam pembelajaran IPS beragam seperti
ceramah, tanya jawab, inquiri dimana menggali pembelajaran sebelumnya
atau mengingatkan siswa pada pembelajaran yang telah dipelajari sebelum
memasuki pembelajaran selanjutnya.
7. Dalam melaksanakan pembelajaran seperti apa kesulitan-kesulitan yang
Anda rasakan?
Jawaban:
- Pada saat siswa diberikan materi, kurang antusias sehingga
siswa jarang bertanya kecuali diberikan stimulus untuk
bertanya.
- Sulit membangkitkan motivasi dalam pembelajaran.
8. Usaha apa saja yang Ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPS?
Jawaban:
Usaha yang saya lakukan untuk meningkatkan motivasi siswa,
dengan cara memberikan reward kepada siswa seperti penilaian, pujian,
memperdalam minat, dan sebagainya. Dan memberi punhisment kepada
siswa seperti apabila yang tidak mengerjakan tugas dengan baik, siswa
dihukum untuk berdiri di dalam kelas untuk menerapkan efek jera kepad
siswa sehingga siswa lebih termotivasi lagi dalam pembelajaran IPS.
9. Setelah selesai mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
di SMK apa lagi yang Anda lakukan terkait dengan pelaksanaan dan
persiapan pembelajaran di SMK?
Jawaban:
Dalam kegiatan pembelajaran setelah selesai mempersiapkan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran langkah selanjutnya yaitu guru
membuat ringkasan, rangkuman serta mencari bahan ajar yang terkait
dengan materi pembelajaran IPS, hal ini dilakukan untuk pertemuan
selanjutnya. Langkah berikutnya guru mempersiapkan pembahasan untuk
pertemuan selanjutnya.
10. Bagaimana Anda mempersiapkan untuk mengevaluasi siswa terhadap hasil
belajar setelah selesai mengikuti pembelajaran?
Jawaban:
Setelah selesai mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran
guru langsung melakukan pre-test dengan tanya jawab selama 10 menit
sebelum bel berbunyi untuk mengevaluasi siswa terhadap hasil
pembelajaran atau timbal balik interaksi dengan siswa (feed back) agar
mengetahui daya ingat dan pemahaman siswa tersebut.
11. Apa kekuatannya atau kelebihannya alat ukur yang Anda buat untuk
mengevaluasi siswa terhadap hasil belajarnya?
Jawaban:
Kekuatannya yaitu mengetahui seberapa persen besar kemampuan
atau pemahaman anak didik terhadap materi yang telah diberikan, dan juga
memudahkan guru dalam memantau siswa apakah masih ada yang merasa
kesulitan dalam mengisi soal tersebut, apabila masih ada yang kesulitan
maka guru akan sering memberikan latihan kepada siswa, sehingga siswa
termotivasi untuk membaca, menghafal, dan sebagainya.
12. Apa kelemahan soal yang Anda buat sebagai alat ukur kemempuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran di SMK?
Jawaban:
Kelemahannya yaitu bahwasannya kurang teliti, sehingga masih
bisa kecolongan oleh siswa yang melakukan kecurangan dalam dan di luar
pengawasan guru, setelah guru menganalisis soal yang hendak diujikan
pada siswa karena masih terdapat soal yang kurang valid dalam pembuatan
soal tersebut.
13. Selama mengevaluasi siswa hambatan atau tantangan seperti apa yang
Anda hadapi?
Jawaban:
Dalam melaksanakan evaluasi ada hal yang menghambat atau
menjadi tantangan bagi guru yaitu guru harus berfikir kenapa hasil
evaluasi tersebut ada yang baik dan ada yang kurang baik, dalam hal ini
guru secara spontan untuk merubah sistem cara mengajar, dengan
mengintropeksi diri apakah dalam mengajar baik dalam penyampaian
materi yang kurang optimal, hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi
guru.
Jakarta, 24 Februari 2011
Nur’aini, S.E.I