kinahrejo sudah jadi kampung mati d - ftp.unpad.ac.id filed usun kinahrejo mendadak sering...

1
D USUN Kinahrejo mendadak sering disebut-sebut masyarakat, sepekan terakhir. Tapi jauh sebelumnya, dusun yang terletak di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, itu sudah sangat dikenal oleh para pendaki Gunung Merapi. Di dusun inilah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, menjalani kehidupannya. Saat ajal menjemputnya, abdi dalem Keraton Yogyakarta ini juga berada di kawasan yang sama. Mbah Maridjan menghembuskan napas terakhirnya saat embusan awan panas Merapi melanda desa ini, Selasa (26/10). Untuk sampai di Kinahrejo dari Kota Yogyakarta, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Kini, dusun itu telah hilang, bersama meninggalnya sang juru kunci. Dusun yang dihuni 261 orang itu sudah menjadi lautan pasir vulkanis muntahan Gunung Merapi. Di dusun ini ada 21 warga yang tewas, akibat amuk Merapi. Masyarakat Kinahrejo adalah penduduk yang ramah dan dikenal sebagai 10 | Indonesia Berduka SABTU, 30 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA A WAN panas mengepung rumah Ponimin, 50, di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (26/10). Di dalam rumah, sang pemilik bersama istrinya, Yati, 42, dan enam anggota keluarga lain menunggu nasib. Tidak lama, rumah itu rusak disambar wedus gembel, sebutan lain untuk awan panas. Sungguh ajaib, Ponimin dan keluarganya selamat. Pria ini hanya menderita luka bakar di telapak kakinya. Salah satu anak Ponimin juga mengalami luka yang sama di bagian siku kanan. Sebelum Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya yang terus meningkat, sejumlah tetangganya mengaku Ponimin sudah memberi peringatan. Ia mengaku mendapat bisikan gaib. “Wedus gembel akan menerjang rumah Mbah Maridjan. Merapi akan meletus lagi,” tutur Ponimin. Siapa Ponimin? Nama pria ini mulai dikenal orang ketika Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengunjunginya, Kamis (28/10). Ratu Keraton Yogyakarta itu menggadang- gadang Ponimin sebagai juru kunci baru untuk Merapi, menggantikan Mas Panewu Surakso Hargo atau Mbah Maridjan. Selain bertani, Ponimin juga bekerja sebagai Kepala Urusan Keuangan Desa Kepuharjo. Ia juga sudah pernah tercatat sebagai abdi dalem. Gelar yang diberikan untuknya adalah Surakso Ponihardja. Ini gelar untuk pangkat terendah posisi abdi dalem Keraton Yogyakarta. Namun, pada 2006, ia memutuskan mundur dari pengabdiannya itu. Penyebabnya, konon ada ketidakcocokan dengan pemangku Merapi, Mbah Maridjan, yang juga tetangganya. Ponimin memang dikenal memiliki ‘kepin- taran’. Ia se- ring dikunjungi warga yang meminta tolong untuk masalah spiritual. Akibat luka bakar di kakinya, Ponimin sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem. Namun, hanya sehari, ia memilih mengungsi ke rumah Anna Ratih Wardhani, dokter yang bertugas di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Hemas datang ke rumah itu, saat menengok Ponimin. Dialog estafet tongkat Merapi itu berlangsung dalam bahasa Jawa. “Kowe saiki sing tunggu Merapi (kamu sekarang yang menunggu Merapi),” kata Hemas. Ponimin menyahutinya pelan: “Kulo dereng saget matur sakmenika (saya belum bisa menjawab sekarang).” Sejam kemudian, Hemas menutup kunjungannya dengan “Yo wis, nek ana apa- apa, matur wae ke keraton yo,” (ya sudah, kalau ada apa-apa, segera lapor ke keraton).” Kali ini, Ponimin menjawabnya dengan anggukan kepala. Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, juru kunci baru masih akan menunggu proses yang dilakukan lembaga Parentah Ageng, yang ada di lingkungan Keraton Yogyakarta. “Ada prosesnya. Belum tentu penggantinya adalah anggota keluarga Mbah Maridjan.” (Sulistiono/ Agus Utantoro/N-3) Aktivitas 15 Gunung Meningkat waspada. Gunung lain yang berstatus serupa di antaranya adalah Kerinci di Jambi, Talang di Sumatra Barat, Dieng dan Slamet di Jawa Tengah, Rinjani dan Rokatenda di Flores, Bromo di Jawa Timur, Soputan di Mi- nahasa, Dukuno di Halmahera, dan Gamalama di Ternate. Sebelumnya, peneliti Badan Geologi Bandung Igan Sutawi- jaya juga mengisyaratkan ada- nya lima gunung berapi di Indonesia yang memasuki sik- lus erupsi. Gunung itu adalah Karangetang di Sulawesi Utara, Lukono di Halmahera, Egon dan Rokatenda di Flores, serta sebuah gunung di Papua. “Gunung-gunung itu memi- liki siklus erupsi empat sampai delapan tahunan. Saat tiba pada periode erupsi, mereka mengeluarkan energi berupa letusan,” tandas Igan. Kemarin, Badan Geologi Bandung meminta Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Ba- rat, menutup lokasi wisata di sekitar Gunung Papandayan. Pe naikan status gunung itu Gunung Papandayan dan Anak Krakatau mengalami peningkatan mencolok. Kawasan wisata sudah harus ditutup. Eriez M Rizal dilakukan setelah ada gempa berkekuatan 4,5 pada skala Richter, pada Rabu (27/10) malam. Kepala Badan Geologi Ban- dung R Sukhyar mengung- kapkan, aktivitas Papandayan yang berlokasi di Kecamatan Cisurupan, itu terus meningkat. Salah satunya adalah terjadinya letusan freatik, disertai muncul- nya uap panas dan gas beracun. Terjadi juga kegempaan vulka- nik dan tektonik. “Ini bisa membahayakan pe- ngunjung. Karena itu, pengelola kawasan wisata harus menutup jalur ke gunung,” tandasnya. Di Gunung Anak Krakatau, seismograf di pos pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Serang, Banten, menunjukkan adanya gempa vulkanik rata-rata sebanyak 300 kali dalam sehari. Gunung itu juga mengeluarkan asap menggumpal setinggi 400-700 meter. Anton Pambudi, petugas pemantau, mengimbau warga untuk tidak panik. “Namun, nya. “Relokasi itu kan tidak mudah.” Keberadaan warga di kawa- san itu, menurut dia, sebenar- nya tidak ada masalah. Hanya saja, warga harus bersedia me- matuhi anjuran saat aktivitas Merapi meningkat. Soal areal yang sudah terkena embusan awan panas, seperti di Dusun Kinahrejo, Desa Umbul- harjo, Kecamatan Cangkringan, atau di sekitar rumah Mbah Maridjan, akan diteliti dulu. “Jika struktur tanahnya tidak rusak sekalipun sudah terbakar awan panas dengan suhu 600 derajat celsius, relokasi jelas tidak perlu.” Di Semarang, Jawa Tengah, Gubernur Waluyo menjamin ketersediaan logistik untuk para penduduk yang sedang meng- ungsi. “Semua logistik sudah kita siapkan, termasuk sebanyak 80 ton beras untuk memenuhi kebutuhan pangan, jadi tidak ada istilah kekurangan.” (AX/WB/PO/HT/Ant/N-3) [email protected] warga harus tetap waspada.” Ia menyebutkan Anak Kraka- tau sudah membentuk kawah baru yang terletak di barat daya, di sebelah kawah lama, yang meletus pada Oktober 2008. Gubernur Nusa Tenggara Ti- mur Frans Lebu Raya juga me- minta warga yang bermukim di lereng gunung api Rokatenda dan Egon di Kabupaten Sikka, Flores, tidak panik. “Masyara- kat harus terus mengikuti per- kembangan aktivitas gunung dari pos pemantau. Warga juga harus menaati perintah bila diminta mengungsi.” Merapi Di tengah ancaman awan panas yang masih turun dari kawah Merapi, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hameng- ku Buwono X mengunjungi posko utama Satlak Penanggu- langan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Sleman, kemarin. Soal relokasi warga yang ber- ada di kawasan rawan bencana III, Sultan mengaku belum ada rencana untuk melakukan- S AAT amuk Gunung Merapi di Jawa Tengah belum mereda, bebera- pa gunung di Indonesia juga menggeliat. Di Garut, Jawa Barat, aktivitas Gunung Papan- dayan meningkat. Satu gunung lainnya, Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Banten, mengalami kegempaan lebih sering daripa- da sebelumnya. Status kedua gunung itu ditingkatkan dari sebelumnya aktif normal men- jadi waspada. Penaikan status kedua gu- nung itu membuat total 15 gunung di Indonesia berstatus PENGUNGSI MERAPI: Suasana di lokasi pengungsian lapangan bulu tangkis Kaliurang Hargobinangun, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin (atas). Relawan mengobati sapi perah yang terluka akibat erupsi merapi di lapangan Umbulharjo, Cangkringan, Sleman (kiri). Pengungsi melaksanakan salat Jumat di Lapangan Kepuharjo, Sleman (kanan). Kinahrejo sudah Jadi Kampung Mati pekerja keras. Seperti halnya di kampung lain di lereng Merapi, mata pencaharian penduduknya adalah beternak sapi perah. Mereka menggantungkan hidup dengan menjual susu sapi perah itu. Satu sapi bisa menghasilkan 10 liter susu per hari. Ternak sapi bagi warga Kinahrejo bagaikan nyawa kehidupan. Karena itu, mereka berani menantang bahaya, demi binatang peliharaan itu. Tak mengherankan jika saat suara gemuruh material vulkanis membuat merinding orang, sebagian besar warga di kampung itu masih sibuk mengarit, mencari rumput ke lereng Merapi. “Kalau tidak mencari rumput, nanti ternak kita mau dikasih makan apa,” kata Pawiro, warga Desa Umbulharjo, di pengungsian, kemarin. Data sementara, jumlah ternak sapi perah yang mati akibat dihantam awan panas di Sleman mencapai 290 ekor. Khusus di Kinahrejo, datanya belum diketahui. “Untuk ternak yang mati akan kita ganti,” janji Bupati Sleman, Sri Purnomo. Dusun Kinahrejo kini sudah tidak ada lagi. Kawasan itu sudah tidak layak lagi menjadi sebuah perkampungan. “Nanti, kita akan carikan solusi- nya,” janji Sri Purnomo, lagi. (Sulistiono/N-3) Ponimin belum Mau Menggantikan si Mbah Ponimin MI/SULISTIONO Mereka berani menantang bahaya, demi sapi.’’ MI/RAMDHANI MI/USMAN MI/USMAN

Upload: dangmien

Post on 04-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kinahrejo sudah Jadi Kampung Mati D - ftp.unpad.ac.id fileD USUN Kinahrejo mendadak sering disebut-sebut masyarakat, sepekan terakhir. Tapi jauh sebelumnya, dusun yang terletak di

DUSUN Kinahrejo mendadak sering disebut-sebut

masyarakat, sepekan terakhir. Tapi jauh sebelumnya, dusun yang terletak di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, itu sudah sangat dikenal oleh para pendaki Gunung Merapi.

Di dusun inilah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, menja lani kehidupannya. Saat ajal menjemputnya, abdi dalem Ke raton Yogyakarta ini juga ber ada di kawasan yang sama. Mbah Maridjan menghembuskan napas

terakhirnya saat embusan awan panas Merapi melanda desa ini, Selasa (26/10). Untuk sampai di Kinahrejo dari Kota Yogyakarta, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam.

Kini, dusun itu telah hilang, bersama meninggalnya sang juru kunci. Dusun yang dihuni 261 orang itu sudah menjadi lautan pasir vulkanis muntahan Gunung Merapi. Di dusun ini ada 21 warga yang tewas, akibat amuk Merapi.

Masyarakat Kinahrejo adalah penduduk yang ramah dan dikenal sebagai

10 | Indonesia Berduka SABTU, 30 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

AWAN panas mengepung rumah Ponimin, 50, di Dusun

Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (26/10). Di dalam rumah, sang pemilik bersama istrinya, Yati, 42, dan enam anggota keluarga lain menunggu nasib.

Tidak lama, rumah itu rusak disambar wedus gembel, sebutan lain untuk awan panas. Sungguh ajaib, Ponimin dan keluarganya selamat. Pria ini hanya menderita luka bakar di telapak kakinya. Salah satu anak Ponimin juga mengalami luka yang sama di bagian siku kanan.

Sebelum Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya yang terus meningkat, sejumlah tetangganya mengaku Ponimin sudah memberi peringatan. Ia mengaku mendapat bisikan gaib. “Wedus gembel akan menerjang rumah Mbah Maridjan. Merapi akan meletus lagi,” tutur Ponimin.

Siapa Ponimin? Nama pria ini mulai dikenal orang ketika Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengunjunginya, Kamis (28/10). Ratu Keraton Yogyakarta itu menggadang-gadang Ponimin sebagai juru kunci baru untuk Merapi, menggantikan Mas Panewu Surakso Hargo atau Mbah Maridjan.

Selain bertani, Ponimin juga bekerja sebagai Kepala Urusan Keuangan Desa Kepuharjo. Ia juga sudah pernah tercatat sebagai abdi dalem. Gelar yang diberikan untuknya adalah Surakso Ponihardja. Ini gelar untuk pangkat terendah posisi abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Namun, pada 2006, ia memutuskan mundur dari pengabdiannya itu. Penyebabnya, konon ada ketidakcocokan dengan pemangku Merapi, Mbah Maridjan, yang juga tetangganya.

Ponimin memang dikenal memiliki ‘kepin-taran’. Ia se - ring

dikunjungi warga yang meminta tolong untuk masalah spiritual.

Akibat luka bakar di kakinya, Ponimin sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem. Namun, hanya sehari, ia memilih mengungsi ke rumah Anna Ratih Wardhani, dokter yang bertugas di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman.

Hemas datang ke rumah itu, saat menengok Ponimin. Dialog estafet tongkat Merapi itu berlangsung dalam bahasa Jawa. “Kowe saiki sing tunggu Merapi (kamu sekarang yang menunggu Merapi),” kata Hemas.

Ponimin menyahutinya pelan: “Kulo dereng saget matur sakmenika (saya belum bisa menjawab sekarang).”

Sejam kemudian, Hemas menutup kunjungannya dengan “Yo wis, nek ana apa-apa, matur wae ke keraton yo,” (ya sudah, kalau ada apa-apa, segera lapor ke keraton).” Kali ini, Ponimin menjawabnya dengan anggukan kepala.

Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, juru kunci baru masih akan menunggu proses yang dilakukan lembaga Parentah Ageng, yang ada di lingkungan Keraton Yogyakarta. “Ada prosesnya. Belum tentu penggantinya adalah anggota keluarga Mbah Maridjan.” (Sulistiono/Agus Utantoro/N-3)

Aktivitas 15 Gunung Meningkatwaspada. Gunung lain yang berstatus serupa di antaranya adalah Kerinci di Jambi, Talang di Sumatra Barat, Dieng dan Slamet di Jawa Tengah, Rinjani dan Rokatenda di Flores, Bromo di Jawa Timur, Soputan di Mi-na hasa, Dukuno di Halmahera, dan Gamalama di Ternate.

Sebelumnya, peneliti Badan Geologi Bandung Igan Sutawi-jaya juga mengisyaratkan ada-nya lima gunung berapi di Indone sia yang memasuki sik-lus erupsi. Gunung itu adalah Karangetang di Sulawesi Utara, Lukono di Hal mahera, Egon dan Roka ten da di Flores, serta sebuah gunung di Papua.

“Gunung-gunung itu memi-liki siklus erupsi empat sampai delapan tahunan. Saat tiba pa da periode erupsi, mereka me ngeluarkan energi berupa letusan,” tandas Igan.

Kemarin, Badan Geologi Ban dung meminta Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Ba-rat, menutup lokasi wisata di se kitar Gunung Papandayan. Pe naikan status gunung itu

Gunung Papandayan dan Anak Krakatau mengalami peningkatan mencolok. Kawasan wisata sudah harus ditutup.

Eriez M Rizal

di lakukan setelah ada gempa berkekuatan 4,5 pada skala Rich ter, pada Rabu (27/10) ma lam.

Kepala Badan Geologi Ban-dung R Sukhyar mengung-kapkan, aktivitas Papandayan yang berlokasi di Kecamatan Cisurupan, itu terus meningkat. Salah satunya adalah terjadinya letusan freatik, disertai muncul-nya uap panas dan gas beracun. Terjadi juga kegempaan vulka-nik dan tektonik.

“Ini bisa membahayakan pe-ngunjung. Karena itu, pengelola kawasan wisata harus menutup jalur ke gunung,” tandasnya.

Di Gunung Anak Krakatau, seismograf di pos pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Serang, Banten, me nunjukkan adanya gempa vulkanik rata-rata sebanyak 300 kali dalam sehari. Gunung itu juga mengeluarkan asap menggumpal setinggi 400-700 meter.

Anton Pambudi, petugas pemantau, mengimbau warga untuk tidak panik. “Namun,

nya. “Relokasi itu kan tidak mudah.”

Keberadaan warga di kawa-san itu, menurut dia, sebenar-nya tidak ada masalah. Hanya saja, warga harus bersedia me-matuhi anjuran saat aktivitas Merapi meningkat.

Soal areal yang sudah terkena embusan awan panas, seperti di Dusun Kinahrejo, Desa Umbul-harjo, Kecamatan Cangkringan, atau di sekitar rumah Mbah Maridjan, akan diteliti dulu. “Jika struktur tanahnya tidak rusak sekalipun sudah terbakar awan panas dengan suhu 600 derajat celsius, relokasi jelas tidak perlu.”

Di Semarang, Jawa Tengah, Gubernur Waluyo menjamin ketersediaan logistik untuk para penduduk yang sedang meng-ungsi. “Semua logistik sudah kita siapkan, termasuk sebanyak 80 ton beras untuk memenuhi kebutuhan pangan, jadi tidak ada istilah kekurangan.” (AX/WB/PO/HT/Ant/N-3)

[email protected]

warga harus tetap waspada.”Ia menyebutkan Anak Kraka-

tau sudah membentuk kawah ba ru yang terletak di barat da ya, di sebelah kawah lama, yang meletus pada Oktober 2008.

Gubernur Nusa Tenggara Ti-mur Frans Lebu Raya juga me-minta warga yang bermukim di lereng gunung api Rokatenda dan Egon di Kabupaten Sikka, Flores, tidak panik. “Masyara-kat harus terus mengikuti per-kembangan aktivitas gunung dari pos pemantau. Warga juga harus menaati perintah bila diminta mengungsi.”

MerapiDi tengah ancaman awan

panas yang masih turun dari kawah Merapi, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hameng-ku Buwono X mengunjungi posko utama Satlak Penanggu-langan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Sleman, kemarin.

Soal relokasi warga yang ber-ada di kawasan rawan bencana III, Sultan mengaku belum ada rencana untuk melakukan-

SAAT amuk Gunung Merapi di Jawa Tengah belum mereda, bebera-pa gunung di Indonesia

juga menggeliat. Di Garut, Jawa Barat, aktivitas Gunung Papan-dayan meningkat.

Satu gunung lainnya, Anak Krakatau di perairan Selat Sun da, Banten, mengalami ke gempaan lebih sering daripa-da sebelumnya. Status kedua gunung itu ditingkatkan dari sebelumnya aktif normal men-jadi waspada.

Penaikan status kedua gu-nung itu membuat total 15 gu nung di Indonesia berstatus

PENGUNGSI MERAPI: Suasana di lokasi pengungsian lapangan bulu tangkis Kaliurang Hargobinangun, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin (atas). Relawan mengobati sapi perah yang terluka akibat erupsi merapi di lapangan Umbulharjo, Cangkringan, Sleman (kiri). Pengungsi melaksanakan salat Jumat di Lapangan Kepuharjo, Sleman (kanan).

Kinahrejo sudah Jadi Kampung Mati

pekerja keras. Seperti halnya di kampung lain di lereng Merapi, mata pencaharian penduduknya adalah beternak sapi perah. Mereka menggantungkan hidup dengan menjual susu sapi perah itu. Satu sapi bisa menghasilkan 10 liter susu per hari.

Ternak sapi bagi warga Kinahrejo bagaikan nyawa kehidupan. Karena itu, mereka berani menantang bahaya, demi binatang peliharaan itu.

Tak mengherankan jika saat suara gemuruh material vulkanis membuat merinding orang, sebagian besar warga di kampung itu masih sibuk mengarit, mencari rumput ke lereng Merapi.

“Kalau tidak mencari rumput, nanti ternak kita mau dikasih makan apa,” kata Pawiro, warga Desa Umbulharjo, di pengungsian, kemarin.

Data sementara, jumlah ternak sapi perah yang mati akibat dihantam awan panas di Sleman mencapai 290 ekor. Khusus di Kinahrejo, datanya belum diketahui. “Untuk ternak yang mati akan kita ganti,” janji Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Dusun Kinahrejo kini sudah tidak ada lagi. Kawasan itu sudah tidak layak lagi menjadi sebuah perkampungan. “Nanti, kita akan carikan solusi-nya,” janji Sri Purnomo, lagi. (Sulistiono/N-3)

Ponimin belum Mau Menggantikan si Mbah

PoniminMI/SULISTIONO

“Mereka berani menantang bahaya, demi sapi.’’

MI/RAMDHANI

MI/USMAN MI/USMAN