kimia effa

22
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA PADA BAHAN MAKANAN DAN BUMBU DAPUR Bahan makanan adalah hal sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Disamping itu ada zat yang ditambahkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja yang akan mempengaruhi kualitas makanan itu sendiri. Penambahan tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu apabila bahan makanan ditambahkan zat aditif yang bersifat sintetis. Racun dalam makanan ternyata bisa membahayakan orang yang memakannya apabila higiene dan sanitasinya dalam mengolah bahan makanan tersebut tidak cermat. Bahan makanan berguna untuk sumber tenaga, pembangun, pengatur bahkan penyembuh sakit. Namun, bisa juga sebagai media perantara bagi vektor, mikroorganisme dan berbagi jenis bahan kimia, keracunan bahan makanan ini oleh bahan kimia erat kaitannya dengan proses produksi dan distribusinya. Dalam proses produksi sering terjadi kelalaian bahkan kesengajaan menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan dalam makanan seperti zat pewarna, zat pengawet dan sebagainya. Kasus biskuit beracun di Indonesia merupakan bukti dimana bahan makanan tercemar dengan Sodium Nitrat dan menyebabkan kematian bagi konsumen yang memakannya. Pencemaran makanan bisa juga terjadi melalui rantai makanan di lingkungan seperti kasus Itai-Itai

Upload: hengky-wongso

Post on 29-Jun-2015

255 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kimia EFFA

IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA

PADA BAHAN MAKANAN DAN BUMBU DAPUR

Bahan makanan adalah hal sangat penting bagi kehidupan manusia seperti

karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Disamping itu ada zat yang

ditambahkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja yang akan

mempengaruhi kualitas makanan itu sendiri. Penambahan tersebut bisa berbahaya

bagi kesehatan manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu apabila

bahan makanan ditambahkan zat aditif yang bersifat sintetis.

Racun dalam makanan ternyata bisa membahayakan orang yang

memakannya apabila higiene dan sanitasinya dalam mengolah bahan makanan

tersebut tidak cermat. Bahan makanan berguna untuk sumber tenaga, pembangun,

pengatur bahkan penyembuh sakit. Namun, bisa juga sebagai media perantara

bagi vektor, mikroorganisme dan berbagi jenis bahan kimia, keracunan bahan

makanan ini oleh bahan kimia erat kaitannya dengan proses produksi dan

distribusinya. Dalam proses produksi sering terjadi kelalaian bahkan kesengajaan

menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan dalam makanan seperti zat

pewarna, zat pengawet dan sebagainya. Kasus biskuit beracun di Indonesia

merupakan bukti dimana bahan makanan tercemar dengan Sodium Nitrat dan

menyebabkan kematian bagi konsumen yang memakannya. Pencemaran makanan

bisa juga terjadi melalui rantai makanan di lingkungan seperti kasus Itai-Itai

Diseases di negara Jepang. Selain oleh bahan kimia pencemaran makanan bisa

juga disebabkan oleh faktor biologis dan ini menjadikan makanan tersebut

menjadi mediator masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Makanan yang telah

dihinggapi mikroorganisme tersebut mengalami penguraian sehingga dapat

mengurangi nilai gizi dan kelezatannya bahkan dapat menyebabkan sakit dan

kematian bagi yang mengkonsumsinya. Pertumbuhan mikroorganisme dalam

makanan dipengaruhi oleh faktor intrinsik, ekstrinsik, implisit dan pengolahan.

Page 2: kimia EFFA

Beberapa kasus pernah terjadi di Indonesia.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali zat zat kimia yang sering

kita jumpai. Diantara zat-zat tersebut kadang ada beberapa yang sering kita

jumpai dilingkungan rumah sakit, perkantoran, pertokoan, bahkan dilingkungan

rumah tangga pun banyak sekali zat-zat kimia yang sering kita jumpai. Zat-zat

kimia tersebut terkadang tidak hanya kita gunakan sebagai sarana dan prasarana

juga, namun zat-zat tersebut juga sering kita konsumsi.

Secara langsung dan tidak langsung hampir setiap orang pernah

menggunakan bahan kimia tersebut dalam kehidupannya. Bahan kimia tersebut

diantaranya mungkin digunakan sebagai bahan makana, pengawet, pemanis, dan

sebgainya.

Dibawah ini akan kami sampaikan beberapa senyawa kimia yang sering

terkandung didalam bahan makanan.

1. Aspartam

Aspartam mAsam aspartat (atau sering disebut aspartat saja, karena terionisasi di dalam sel), merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asparagin merupakan asam amino analognya karena terbentuk melalui aminasi aspartat pada satu gugus hidroksilnya.

Asam aspartat bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam karboksilat. Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial. Fungsinya diketahui sebagai pembangkit neurotransmisi di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalam glukoneogenesis.

erupakan pemanis sintesis non-karbohidrat,

aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil

ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat

dan asam amino essensial fenilalanin.

Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal,

Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk

makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di

Page 3: kimia EFFA

minuman soda dan permen

Aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi

kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis. Aspartame sering

digunakan pada beberapa minuman bersoda. Selain itu, aspartame

juga sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita

diabetes.

Rumus kimia dari aspartam adalah C14H18N2O5

Pada dasarnya, penggunaan Aspartam telah dinyatakan aman

digunakan baik untuk penderita

menyusui bahkan anak

fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA)

aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan,

hanya berpengaruh pada rasa manis.

Penelitian yang menggunakan aspartam secara

mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun ha

metabolisme aspartam dapat melewati

jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan

gangguan saraf pada

2. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan salh satu dari beberapa senyawa kimia

yang terkandung pada bahan makanan.

Asam sitrat sampai pada saat ini adalah sebagai zat

rasa dan pengawet

tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat

berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut. Asam sitrat

dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya

gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat

dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.

Page 4: kimia EFFA

Asam sitrat memeiliki nama kimia asam 2-hidroksi-1,2,3-

propanatrikrboksilat. Rumus kimia dari senyawa ini adalah C6H8O7,

atau: CH2(COOH)-COH(COOH)-CH2(COOH) .

Cara pembuatan asam sitrat dalam proses produksi asam sitrat

yang digunakan adalah dengan kapang Aspergillus niger diberi

sukrosa agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari

larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara

mengendapkannya dengan kalsium hidroksida membentuk garam

kalsium sitrat. Asam sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat

dengan penambahan asam sulfat. Cara lain pengisolasian asam sitrat

dari hasil fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan

hidrokarbon senyawa basa organik trilaurilamina yang diikuti dengan

re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan air.

Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh

semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama.

Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup,

dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan

dihilangkan dari tubuh. Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun

larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.

Pengenaan alat protektif (seperti sarung tangan atau kaca mata

pelindung) perlu dilakukan saat menangani bahan-bahan tersebut.

3. Asam Propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)

Asam propionate sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya

jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang

digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedngkan untuk

bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.

4. Asam Sitrat (citric acid)

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan

Page 5: kimia EFFA

pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa

ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan

sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.

Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam

siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup,

sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga

dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan

sebagai antioksidan.

Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat

pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama

minuman ringan. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan

untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam

banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga

digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam

rumah tangga dan obat-obatan.

Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam

menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan

meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun

dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa

penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat

digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada

alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang

terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.

Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obatobatan

untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian

tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat

berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara

asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim

Page 6: kimia EFFA

untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam

resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari

jeruk.

Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya

ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini

tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-

propanatrikarboksilat.

Dalam proses produksi asam sitrat yang sampai saat ini lazim

digunakan, biakan kapang Aspergillus niger diberi sukrosa agar

membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang

dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya

dengan kalsium hidroksida membentuk garam kalsium sitrat. Asam

sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam

sulfat.

Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah

dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa

organik trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan

organik tersebut dengan air.

Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh

semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama.

Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup,

dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan

dihilangkan dari tubuh. Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun

larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.

Pengenaan alat protektif (seperti sarung tangan atau kaca mata

pelindung) perlu dilakukan saat menangani bahan-bahan tersebut.

5. Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai

Page 7: kimia EFFA

dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup

banyak mendominasi produk makanan dan minuman untuk

mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba pembusuk

seperti bakteri dan jamur, dengan cara mencegah atau menghentikan

proses pembusukan. Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara

natural pada buah dan rempah. Cengkeh, cinnamon dan buah berry

mengandung benzoat.

Di dalam tubuh, asam benzoat akan bergabung dengan glisin di

dalam hati dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan

lewat urin. Jika masih ada yang tertinggal, benzoat akan bergabung

dengan asam glukuronat yang termetabolisme lewat urin.

Penggunaan benzoate bila sesuai dengan dosis yang dianjurkan

sebenarnya tidak akan menimbulkan efek yang berbahaya, karena

tubuh kita memiliki sistem detoksifikasi benzoat yang sangat efektif.

Benzoat akan terbuang hingga 95 persen lewat urin".

6. Bleng

Bleng merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan

berwarna kekuningkuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron

dan beberapa mineral lainnya. Penambahan bleng selain sebagai

pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga

untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi

aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet

maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur

langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan

terlebih dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.

Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan

bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan

mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang khas.

Page 8: kimia EFFA

Cara pembuatan Bleng ini dapat dilakukan dengan mencampur

langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan

terlebih dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.

7. Gula pasir

Gula putih bila dibandingkan dengan gul coklat memiliki

struktur kimia yang lebih sederhana, karena gula putih lebih mudah di

cerna

karena rantai kimianya lebih pendek. Dan karena pemotongan rantai

kimia inilah, maka gula putih kehilangan banyak unsur gizi seperti

mineral dsb.

Rumus Kimia dari gula pasir adalah

8. Nitrit dan Nitrat

Nitrit dan Nitrat biasanya terdapat dalam bentuk garam kalium

dan natrium nitrit. Natrium nitrit berbentuk butiran berwarna putih,

sedangkan kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya

tinggi dalam air.

Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada

daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada

danging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah

daging.

Pada pembuatannya, jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya

0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau

2 gram/kg bahan.

Rumus kimia dari Nitrat adalah RONO2, sedangkan Nitrit RONO.

Penggunaan yang lebih akan menyebabkan keracunan, oleh

sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang.

Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit biasanya

dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan

Page 9: kimia EFFA

diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di

dalam daging tidak berlebihan.

9. Sendawa

Sendawa merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal

putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut

dalamair dan meleleh pada suhu 377oC. Ada tiga bentuk sendawa,

yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat.

Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan

peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan.

Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.

Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida

dengan asam nitrat atau natrium nitrat.

10. Asam asetat

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling

sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air

merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian

menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia

dan bahan baku industri yang penting.

Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti

polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun

berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat

digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat

encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.

Asam asetat atau yang lebih dikenal dengan asam cuka

memiliki rumus empiris C2H4O2

Asam asetat biasanya dibuat dengan carar fermentasi. Cara ini

terdiri dari dua cara, yaitu secara fermentasi aerob dan

anaerob.

Page 10: kimia EFFA

11. Asam laktat

Asam laktat (asam_-hidroksipropanoat) merupakan senyawa

kimia yang berperan penting dalam prosés biokimiawi.

Asam laktat bisa dipakai sebagai bahan aditif makanan untuk

mengatur keasaman. Di industri pangan dihasilkan dengan pemanasan

serta férméntasi KH cntohnya susu,keju, kentang

jagung, atau molase.jg dipkai sbg pmnis soft drink,bir,

dan susu formula bayi.

Rumus kimia dari asam laktat adalah C3H6O3

12. Sulfit

Sulfit (dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit atau

metabisulfit), yaitu bahan pengawet untuk potongan kentang goreng (

50 mg / kg ), udang beku ( 100 mg / kg ), dan Pekatan sari nanas(500

mg / kg ).Pada saat sekarang banyak ditemukan penggunaan bahan

pengawet yang dilarang digunakan dalam makanan, misalnya boraks

dan formalin.

Boraks dan formalin merupakan beberapa bahan

pengawet.Boraks banyak digunakan dalam baso, mie basah, lontong,

siomay, dll., dengan tujuan untuk mengawetkan dan mengenyalkan.

Sebenarnya boraks bersifat antiseptik dan pembunuh mikroba, oleh

karena itu banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet

kayu, dan sebagai bahan antiseptik pada kosmetik, sehingga sangat

berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan boraks seringkali mungkin

tidak disengaja, karena tanpa diketahui terkandung di dalam bahanbahan

tambahan seperti pijer atau bleng, yang sering digunakan dalam

pembuatan baso, mie basah, lontong dan ketupat. Formalin juga

banyak disalah gunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah,

padahal sebenarnya formalin digunakan untuk mengawetkan mayat

Page 11: kimia EFFA

dan sangat berbahaya bagi kesehatan.

13. Sakarin

Sakarin merupakan pemanis tertua, termasuk pemanis yang

sangat penting peranannya dan biasanya dijual dalam bentuk garam

Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis

daripada gula. Sakarin merupakan pemanis tertua, termasuk pemanis

yang sangat penting peranannya dan biasanya dijual dalam bentuk

garam Na atau Ca. Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih

manis daripada gula.

14. Siklamat

Siklamat merupakan pemanis non-nutritif lainnya yang tidak

kalah populer. Tingkat kemanisan siklamat adalah 30 kali lebih manis

daripada gula dan siklamat tidak memberikan after-taste seperti

halnya sakarin. Meskipun demikian, rasa manis yang dihasilkan oleh

siklamat tidak terlalu baik (smooth) jika dibandingkan dengan sakarin.

15. Asam Sorbat

Asam sorbat atau kalium sorbat ditambahkan ke dalam keju

untuk mencegah pertumbuhan jamur; atau kalsium propionat

ditambahkan pada roti untuk tujuan yang sama.

16. Monosodium glutamat (MSG)

Monosodium glutamat (MSG) merupakan zat aditif yang

berbahaya bagi kesehatan, tetapi bahan ini beredar bebas di pasaran

dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun mereka tahu akan

efek sampingnya.

MSG merupakan zat penyedap rasa yang banyak digunakan oleh

produsen makanan untuk membuat produknya menjadi lebih enak. Zat

tersebut merupakan pembentuk protein, sehingga apabila zat makanan

ditambahkan vetsin (MSG) akan berasa seperti ditambah kaldu

Page 12: kimia EFFA

daging. Selain itu, MSG juga merupakan zat penambah rasa pada

makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari

gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan

fungsi yang sama seperti glutamat yaitu mem-berikan rasa sedap pada

makanan.

Rumus kimia dari Monosodium glutamate adalah C5H8NNaO4

Proses pembuatan MSG pada intinya adalah melalui proses

fermentasi dari tetes gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium

lactofermentum). Dalam proses fermentasi ini, dihasilkan asam

glutamat. MSG yang terjadi ini, lalu dimurnikan dan dikristalisasi,

sehingga merupakan serbuk kristal murni.

Penggunaan MSG pada makanan dapat menyebabkan timbulnya

berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak,

kerusakan sistem syaraf, depresi sampai kanker. Hal tersebut

dikarenakan glutamat yang ada dalam makanan segar seperti daging

dan beberapa sayuran ada dalam bentuk terikat dengan asam amino

lain membentuk protein. Sedangkan glutamat dalam bentuk bebas

seperti MSG merupakan senyawa exitotoxin atau beracun.

17. NaCl

Natrium Clorida atau yang lebih sering disebut sebagai garam

dapur merupakan satu diantara zat kimia yang terkandung dalam

bahan makanan.

Ternyata garam banyak sekali fungsinya, selain sebagai

penambah rasa, garam juga berperan sebagai :

1) Cairan pencuci hidung

Garam dapat digunakan sebagai cairan pencuci hidung

untuk penderita sinus dan alergi. Hidung pada penderita

sinus dan alergi umumnya mengandung lendir yang

Page 13: kimia EFFA

dapat mengganggu pernafasan hidung. Lendir ini dapat

ditarik dengan cairan garam. Caranya larutkan 1 sendok

garam pada 200 ml air hangat, tuang pada pot neti. Cuci

hidung menggunakan cairan garam. Miringkan hidung,

masukkan perlahan cairan garam ke dalam hidung.

Cairan akan keluar dari lubang hidung yang lain.

Lakukan bergantian

2) Pembuat es krim tradisional

Setelah adonan es krim dicampurkan, untuk

mengeraskannya maka adonan dimasukkan ke dalam alat

khusus yang di sekelilingnya ditaburi garam dan es batu.

Garam berfungsi menjaga suhu es agar tetap rendah dan

tidak mudah cair. Sifat molekul garam yang unik ini

dikarenakan unsur Natrium dan klorida pembentuk

garam memiliki sifat berlawanan. Gaya tarik yang salik

menolak antar molekul garam membuat garam berfungsi

sebagai bahan penahan

3) Membersihkan saluran bak cuci

Garam digunakan untuk membersihkan saluran bak cuci

dari lemak-lemak yang mengeras. Saat mencuci piring,

semua lemak dan minyak hanyut terbawa air dan

mengendap dalam saluran pembuangan. Untuk

membersihkannya, taburkan satu bungkus garam yang

sudah dihaluskan masukkan ke dalam lubang bak cuci

lalu siram dengan air panas. Hal ini dapat dilakukan

setiap 3 atau 4 minggu.

4) Larutan pengganti cairan

Larutan gula garam sangat baik untuk mengganti cairan

Page 14: kimia EFFA

tubuh. Sel-sel tubuh kita tidak hanya mengandung air

tetapi kandungan sel tubuh adalah cairan garam. Sedikit

saja kekurangan cairan garam, tubuh akanmengalami

dehidrasi.

5) Mengurangi rasa asin pada ikan asin

Air garam dapat digunakan untuk mengurangi rasa asin

pada ikan asin. Prinsip yang digunakan adalah osmosis

yaitu membuat lingkungan lebih asin dibanding sel yang

direndam. Masukkan 3 sendok garam pada 100 ml air

biasa lalu rendam ikan asin. Konsentrasi cairan

perendam yang lebih tinggi akan mengeluarkan garam

pada ikan asin yang konsentrasinya lebih rendah.

6) Pengusir ular

Biasanya untuk mengusir ular saat camping, di sekitar

tenda ditaburkan garam agar ular tidak berani mendekat.

Struktur garam dapur atau Natrium khlorida NaCl adalah

senyawa khas yang dalam strukturnyaanion Cl- disusun dalam ccp dan

kation Na+ menempati lubang oktahedral (Oh) . Setiap kation Na+

dikelilingi oleh enam anion Cl-. Struktur yang sama akan dihasilkan

bila posisi anion dan kation dipertukarkan. Dalam hal ditukar

posisinya, setiap anion Cl- dikelilingi oleh enam kation Na+. Jadi,

setiap ion berkoordinasi 6 dan akan memudahkan bila strukturnya

dideskripsikan sebagai struktur (6,6). Jumlah ion dalam sel satuan

dihitung dengan menjumlahkan Ion di dalam kubus dihitung satu, ion

di muka kubus dibagi dua kubus, di sisi digunakan bersama empat

kubus dan di pojok digunakan bersama oleh 8 kubus. Sehingga untuk

struktur NaCl ada 4 ion Cl dalam sel satuan NaCl yang didapatkan

dengan mengalikan jumlah ion dalam sel dengan satu, di muka dengan

Page 15: kimia EFFA

1/2, dan di sisi dengan 1/4 dan disudut dengan 1/8. Jumlah ion Na

dalam sel satuan juga 4 dan rasio jumlah Cl dan Na cocok dengan

rumus NaCl.

Zat Aditif yang terkandung dalam Bahan Makanan

Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain.Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.

Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;2. membuat makanan tampak lebih menarik;3. meningkatkan cita rasa makanan; dan4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.

Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya.

1. Zat PewarnaPemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah:a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan

Page 16: kimia EFFA

warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia.b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia.Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.

Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

2. Zat PemanisZat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis padamakanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu:a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.

b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.

3. Zat PengawetAda sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal

Page 17: kimia EFFA

kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan.Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.

a. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet.Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakanuntuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dand. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.

4. Zat Penyedap Cita RasaDi Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.

Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak

Page 18: kimia EFFA

mengandung MSG” dalam kemasannya.Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi.Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.

Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut.

Subani:penentuan kadar natrium benzoate, kalium sorbet,dan natrium sakarin dlm sirup dg metode kromatografi cair kinerja tinggi(kckt) dib alai besar pengawasan obat dan makanan medan,2008.USURepository @2009