kimia anorganik

3
TEORI ASAM BASA KERAS-LUNAK (HSAB) Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan pada polarisabilitas atau keelektronegatifan unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). 1 Konsep ini seringkali dikenal sebagai konsep asam basa Pearson, HSAB banyak digunakan dalam kimia untuk menjelaskan stabilitas senyawa, mekanisme reaksi dan jalur. Ini memberikan istilah 'keras' atau 'lunak', dan 'asam' atau 'basa' untuk spesies kimia. 'Keras' berlaku untuk spesies yang kecil dan lemah terpolarisasi. 'Lunak' berlaku untuk spesies yang besar dan sangat terpolarisasi. Pearson mengusulkan bahwa asam basa Lewis dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Asam lunak Biasa dikenal dengan kelompok ion-ion logam (kelas b) yang berada dibagian kiri terbawah kelompok ion logam dalam tabel periodik. Ion-ion ini memiliki kerapatan muatan yang rendah namun memiliki keelektronegatifan yang tinggi, sehingga mudah terpolarisasi dan cenderung membentuk ikatan kovalen. 2. Asam Keras Biasa dikenal dengan kelompok ion-ion logam (kelas a) yang memiliki kelektronegatifan rendah dan kerapatan muatan yang tinggi. 3. Basa lunak Merupakan kelompok ligan kelas b yaitu ion non logam yang memiliki keelektronegatifan rendah dikarenakan ukuran mereka yang besar membuat sifat kepolarannya cenderung membentuk ikatan kovalen, diantaranya C, F, S, dan I. 1 Bowser, J.R. 1993. Inorganic Chemistry . Halaman : 322-325. Brooks/Cole Publishing Company : California

Upload: astika-rahayu

Post on 11-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Teori HSAB

TRANSCRIPT

Page 1: Kimia Anorganik

TEORI ASAM BASA KERAS-LUNAK(HSAB)

Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan pada polarisabilitas atau keelektronegatifan unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB).1

Konsep ini seringkali dikenal sebagai konsep asam basa Pearson, HSAB banyak digunakan dalam kimia untuk menjelaskan stabilitas senyawa, mekanisme reaksi dan jalur. Ini memberikan istilah 'keras' atau 'lunak', dan 'asam' atau 'basa' untuk spesies kimia. 'Keras' berlaku untuk spesies yang kecil dan lemah terpolarisasi. 'Lunak' berlaku untuk spesies yang besar dan sangat terpolarisasi.

Pearson mengusulkan bahwa asam basa Lewis dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Asam lunakBiasa dikenal dengan kelompok ion-ion logam (kelas b) yang berada dibagian kiri terbawah kelompok ion logam dalam tabel periodik. Ion-ion ini memiliki kerapatan muatan yang rendah namun memiliki keelektronegatifan yang tinggi, sehingga mudah terpolarisasi dan cenderung membentuk ikatan kovalen.

2. Asam KerasBiasa dikenal dengan kelompok ion-ion logam (kelas a) yang memiliki kelektronegatifan rendah dan kerapatan muatan yang tinggi.

3. Basa lunakMerupakan kelompok ligan kelas b yaitu ion non logam yang memiliki keelektronegatifan rendah dikarenakan ukuran mereka yang besar membuat sifat kepolarannya cenderung membentuk ikatan kovalen, diantaranya C, F, S, dan I.

4. Basa kerasMerupakan ion monoatomik yang memiliki kerapatan muatan besar.2

Selain dari asam basa keras dan lunak, terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk pada golongan keras ataupun lunak, yaitu golongan intermediet. Di bawah ini adalah tabel ligan dan ion logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan intermediet.

Tabel 3.1.1 Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan IntermedietAsam Keras Asam Lunak IntermedietLi+, Na+, K+, Rb+ Tl+, Cu+, Ag+, Au+

Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, Mn2+, Zn2+ Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+ Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+,

Os2+

1 Bowser, J.R. 1993. Inorganic Chemistry. Halaman : 322-325. Brooks/Cole Publishing Company : California

2 Geoff Rayner Canham, and Tina Overton. 2010. Descriptive Inorganic Chemistry. Halaman : 156. New York : W. H. FREEMAN AND COMPANY2

Page 2: Kimia Anorganik

Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, Fe3+, Co3+, Y3+ Tl3+ Ru3+, Rh3+, Ir3+

Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+

[VO]2+, [VO2]+

Tabel 3.1.2 Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet

Basa Keras Basa Lunak IntermedietF-, Cl- I-, H-, R- Br-

[OH]-, [RO]-, [RCO2]-,[CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, [SO4]2-, [ClO4]-

[CN]-, [RS]-, [SCN]- [N3]-, [NO2]-, [SO3]2-

H2O, ROH, R2O, NH3, RNH2

CO, RNC, RSH, R2S, R3P, R3As, R3Sb

C6H5NH2

Secara umum, asam dan basa yang saling berinteraksi paling stabil adalah keras-keras (karakter ionik) dan lembut-lembut (karakter kovalen). Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan basa keras akan memiliki kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras yang berikatan dengan basa lunak. Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan dengan halogen, kestabilannya akan menurun berdasarkan urutan : F- > Cl- > Br- > I-

sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang berikatan dengan golongan halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F- < Cl- < Br- < I-. Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras, sehingga akan lebih stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I- yang merupakan basa lunak akan lebih stabil jika berikatan dengan asam lunak.

Untuk mengukur kelunakan basa terdiri dalam menentukan konstanta kesetimbangan untuk keseimbangan berikut:

BH + CH3Hg ↔ H+ + CH3HgB

Dimana CH3Hg+ (ion methylmercury) adalah asam yang sangat lunak dan H+ (proton) adalah asam keras, yang bersaing untuk B (base yang akan diklasifikasikan).

Beberapa contoh yang menggambarkan efektivitas teori: Sebagian besar logam adalah asam yang lembut dan tercampur oleh basa lunak, seperti fosfin dan sulfida.Pelarut keras, seperti hidrogen fluorida, air, dan pelarut protik cenderung melarutkan zat terlarut basa kuat, seperti anion fluor dan anion oksigen. Di sisi lain pelarut aprotik dipolar seperti dimetil sulfoksida dan aseton adalah pelarut lunak dengan preferensi untuk melarutkan anion besar dan basa lunak.