keuangan

17
Modul / Tatap Muka 6 MANAJEMEN INVESTASI Materi Pembahasan ANALISA OBLIGASI Oleh : DR.H.CECEP WINATA,MSi Manajemen Investasi DR. H. Cecep Winata, M.Si. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Upload: riska-ayu-setiawati

Post on 01-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tentang keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: keuangan

Modul / Tatap Muka 6

MANAJEMEN INVESTASI

Materi Pembahasan

ANALISA OBLIGASI

Oleh :

DR.H.CECEP WINATA,MSi

Program Kelas Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

2012

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: keuangan

ANALISA OBLIGASI

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

A. Jenis Obligasi

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:1. Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang

berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public

utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara

periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik

sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah

ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan

secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu

seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga

deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi

untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik

penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham

perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: keuangan

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli

kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu

sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:

a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari

penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,

termasuk didalamnya adalah:

b. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

denan penangguangan dari pihak ketiga

c. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan

agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

d. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit

dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

e. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu

tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari segi nilai nominal:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal,

Rp 1 miliar per satu lot.

b. Retail Bonds: obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang

kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem

kupon bunga.

b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan

perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi

syariah, yaitu:

Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang

diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui

pendapatan emiten.

Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad

sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa

diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: keuangan

B. Karakteristik Obligasi:

1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan

diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi

secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6

bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang

dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai

dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun

akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil

dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5

tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin

tinggi Kupon / bunga nya.

4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi

merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel.

Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan

pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk)

dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga

pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 

C. Harga Obligasi:

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi

dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi

tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:

Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai

obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal

Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka

nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

D. Yield Obligasi: Penilaian Kinerja Obligasi

Kinerja obligasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sesuai keperluan

analisis. Apabila kita hanya memerlukan informasi tentang pendapatan obligasi yang

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: keuangan

berasal dari kupon saja maka kita cukup menghitung coupon yield atau disebut juga

sebagai nominal yield. Tetapi jika kita memerlukan informasi mengenai keseluruhan

hasil obligasi mulai dari dibeli hingga dilunasi oleh penerbitnya maka perhitungan yang

sesuai adalah yield to maturity. Metode-metode penilaian kinerja obligasi selengkapnya

disajikan dibawah ini.

1. Pendapatan kupon (Coupon Yield)

Coupon yield atau nominal yield adalah hasil bunga obligasi yang besarnya

sama dengan tingkat kupon (coupon rate) dikalikan nilai nominalnya. Tingkat kupon

(coupon rate) obligasi merefleksikan tingkat bunga yang mengandung komponen-

komponen tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan risiko. Penentuan tingkat

bunga atau kupon (coupon rate) didasarkan atas tingkat bunga komersial yang sedang

berlaku dan biasanya diatasnya. Penetapan tingkat kupon (coupon rate) diatas

tingkat bunga pasar dimaksudkan sebagai premi risiko. Prerni risiko ini penting karena

untuk mengkompensasi kemungkinan beberapa risiko investasi obligasi.

Pembayaran kupon biasa dilakukan setiap tahun (annual) atau semester

(semiannual) atau triwulan. Untuk itu perhitungan coupon yield harus disesuaikan dengan

periode pembayaran kupon yang diberlakukan.

Penghasilan dari kupon (Coupon Yield) = tingkat kupon (%) x nilai nominal

Contoh:

PT Pratama menerbitkan obligasi dengan nomimal Rp. 10 juta clan

tingkat bunga (kupon) 18% per tahun. Berapakah hasil kupon (coupon

yield) yang dibayarkan jika pembayarannya setiap : a). tahun, b).

semester, c). triwulan.

Jawab:

Coupon Yield = tingkat kupon (%) x nilai nominal.

a). Coupon Yield = 18% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.800.000

b). Coupon Yield setiap semester = Rp. 1.800.000 : 2 = Rp. 900.000

c). Coupon Yield triwulan = Rp. 1.800.000 : 4 = Rp. 450.000

Perhitungan kupon sering berkaitan dengan sinking fund yaitu obligasi yang membayarkan

pokok hutang secara periodik untuk mengurangi beban pokok hutang tersebut saat

jatuh tempo. Obligasi dengan ke- tentuan sinking fund tentu besarnya pendapatan kupon

(coupon yield) makin berkurang karena nilai nominalnya juga selalu berkurang se- tiap

periode tertentu.

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: keuangan

2. Hasil Berjalan (Current Yield)

Current yield yaitu proporsi penghasilan obligasi yang berasal dari pembayaran kupon

tahunan relatif terhadap harganya.

Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama

satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

Current yield = bunga tahunan harga obligasi

atau:

Current Yield = (nominal kupon : harga obligasi) x 100%

Contoh: Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per

tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp

1.000.000.000, maka:

Current Yield     = Rp 170.000.000 atau   17% Rp 980.000.000          98%

= 17.34%

Obligasi PT Pratama tersebut diperdagangkan dengan harga rata-rata

tertimbang (weight average price) Rp. 8,5 juta. Berapakah hasil tahun berjalannya

(current yield) sesuai coal diatas jika pembayaran kupon dilakukan setiap

tahun?

Jawab:

Current Yield = besarnya nilai kupon nominal: harga obligasi Current Yield =

(Rp. 1.800.000 : Rp. 8.500.000) x 100% = 21,17%

3. Hasil hingga jatuh tempo (Yield to Maturity, YTM)

Yield to Maturity merupakan ukuran yield yang terpenting. Investor akan

menerima hasil sesuai Yield to Maturity yaitu sebanding dengan harga yang dibayar oleh

investor apabila dua asumsi terpenuhi, yaitu i). Investasi obligasi dilakukan sampai jatuh

tempo, (ii). Semua pembayaran kupon diinvestasikan kembali pada tingkat YTM.

Ada dua metode menghitung YTM, yaitu rumus harga obligasi dan rumus

pendekatan.

Rumus harga obligasi:

Kupon Kupon Kupon + nominalHarga obligasi = ------------- + -------------- + ---------------------------

(1+YTM) (1 + YTM2 (1 + YTMP)3

Rumus Pendekatan:

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Page 7: keuangan

Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:

YTM approximation =       C +     R – P n                   x 100%

R + P         2

Keterangan:C = kuponn = periode waktu yang tersisa (tahun)R = redemption valueP = harga pembelian (purchase value)

Atau

YTM = { kupon + ( nilai nominal - harga obligasi ) : N } :

{ (nilai nominal + harga obligasi ) : 2 } x 100%

N = periode jatuh tempo

Untuk menghitung penghasilan obligasi sampai penerbit melunasi semua pokok hutang

adalah yield to maturity. Jika current yield hanya memperhitungkan penghasilan kupon

tahunan relatif terhadap harganya maka yield to maturity memperhitungkan pendapatan

kupon dan capital gain/loss. Yield to maturity merupakan tingkat keuntungan yang

dinikmati investor jika obligasi dimiliki sejak dibeli hingga jatuh tempo. Yield to maturity

tidak lain adalah tingkat bunga yang diterima bondholder sehingga present value obligasi

setara dengan harganya.

Contoh: Berapakah YTM obligasi PT Pratama jika jatuh tempo 5 tahun?

Jawab:

YTM = {kupon+(nilai nominal-harga obligasi):N}: {(nilai nominal + harga obligasi):2}.

YTM = {Rp. 1.800.000 + (Rp. 10.000.000 - Rp. 8.500.000) : 5} :

{( Rp 10.000.000 + Rp. 8.500.000)}: 2} x 100%

YTM = 7, 135%

Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon

sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007.

Berapakah besar YTM approximationnya?

C = 16%n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahunR = 94.25%P = 100%

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

Page 8: keuangan

YTM approximation    = 16 +   100 – 94.25   3.853

= 100 + 94.25 2

= 18.01 %   

4. Hasil hingga ditarik kembali (Yield to Call, YTC)

Hampir sama dengan yield to maturity, yield to call merupakan

hasil obligasi baik dari kupon maupun capital gain/loss. Tetapi yield

to call adalah hasil obligasi callable yang sebelum jatuh tempo, obligasi

tersebut sudah ditarik kembali oleh penerbitnya. Jadi yield to call sebenarnya tingkat

bunga/diskon yang akan membuat present value aliran kas masuk selama obligasi

tersebut dimiliki hingga ditarik kembali sama dengan harganya atau total pembayaran.

YTC = { Ct : (Pe – Pm): nc)}: {( Pe + Pm): 2}

Dimana :

Ct = kupon tahunan

Pe = call price

Pm = harga pasar obligasi

nc = number of years to first call

Contoh:

Sebuah obligasi berjangka 10 tahun seharga 102,5% meiniliki tingkat kupon 18%.

Tentukan Yield to CaIIIYTC apabila pada tahun kelima penerbit melakukan

penarikan (call) terhadap obligasi tersebut dengan callprice 105%!

J a w a b :

YTC = { Ct : (Pc - Pm ): nc)}: {( Pe + Pin ): 2}

YTC = {18% : ((105% -102,5%): 5)} : {(105% -102,5%): 2}

YTC = 17,8%

5. Spot interest rate

Spot interest rate yaitu yield to maturity yang berlaku untuk obligasi nirkupon

(zero coupon bond). Karena obligasi nirkupon tidak memberikan pembayaran kupon maka

perhitungan spot interest rate menggunakan pendekatan harga sebagai berikut:

harga obligasi nirkupon = nilai nominal : (1 + YTM )n

Contoh:

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

Page 9: keuangan

Sebuah obligasi nirkupon dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 yang jatuh tempo 5

tahun dijual seharga Rp. 425.000. Tentukan yield to maturity obligasi nirkupon tersebut!

J a w a b :

Harga obligasi nirkupon = nilai nominal: (1 + YTM )n

Rp. 425.000 = Rp. 1.000.000 : (1 + YTM)5

(1+YTM)5 = 0,425

YTM = 18,5%

6. Horizon Yield (Realized Yield)

Seringkali investasi obligasi tidak dipegang hingga jatuh tempo. Seperti ketika ada

penurunan tingkat bunga, kondisi ini memberikan potensi kenaikan harga obligasi. Saat seperti

inilah merupakan saat yang tepat bagi investor obligasi melepas obligasinya untuk

mendapatkan capital gain. Investor dapat menghitung hasil obligasi pada kasus seperti ini

dengan horizon yield. Sebagaimana perhitungan yield to call, hanya saja horizon yield meli-

batkan predikasi harga jual bukan call price.

Horizon Yield = { Ct + (Pt – Pm) : hp)}: {( Pt + Pm ): 2}

Ct = kupon tahunan

Pt = future selling price

Pm = harga pasar obligasi

hp = holding period

Contoh:

Seorang investor menjual obligasi PT Pratama pada tahun ketujuh seharga Rp. 6,5 juta.

Obligasi bernilai nominal Rp. 8 juta tersebut dibeli seharga Rp 5 juta dengan tingkat kupon 16%.

Tentukan horizon yieldnya!

Jawab:

Horizon Yield = { Ct + (Pt – Pm) : hp)}: {( Pt + Pm ): 2}

Horizon Yield = {Rp.1.280.000 + ((Rp.6.500.000 - Rp.7.500.000):7)}:

{(Rp. 6.500.000 +Rp. 5.000.000) : 2}

Horizon Yield = 30,9%

E. Risiko Investasi Obligasi

Risiko yang dihadapi dalam investasi obligasi khususnya maupun sekuritas

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Page 10: keuangan

pendapatan tetap pada umumnya adalah:

1. Risiko default: risiko akibat penerbit tidak bisa memenuhi kewajiban membayar

bunga maupun pokok pinjaman. Risiko default sangat berkaitan dengan risiko bisnis

yaitu ketidakpastian pendapatan perusahaan.

2. Risiko likuiditas: kemudahan obligasi diperdagangkan di pasar sekunder. Mudah

tidaknya obligasi diperdagangkan di pasar sekunder berkaitan peringkat. Obligasi

idAA++ tentu lebih likuid dibanding obligasi idBBB+.

3. Risiko fluktuasi suku bunga, terutama obligasi dengan tingkat bunga kupon

tetap (fixed rate). Ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga komersial maka

obligasi dengan kupon fixed rate mengalami kerugian.

4. Risiko reinvestasi: risiko yang terjadi pada obligasi dengan tingkat kupon yang rendah

dan jatuh tempo panjang.

Reinvestment Risk

Ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan reinvestment risk dari

hasil pendapatan kupon.

Jangka waktu jatuh tempo (time to maturity). Obligasi dengan YTM dan tingkat

kupon tertentu tetapi jatuh temponya jangka panjang, pendapatan dari

reinvestment of coupon interest payment menjadi sangat penting. Obligasi jangka

panjang memiliki reinvestment risk lebih besar dibanding obligasi jangka pendek.

Pada saat tingkat bunga umum yang berlaku sedang tinggi maka keuntungan yang

mampu diperoleh dari reinvestment of coupon interest payment cukup menarik.

Dan pendapatan reinvestment of coupon interest payment ini dapat dijadikan

komponen keuntungan tertinggi dari investasi obligasi. Sebaliknya jika inves tor

dihadapkan pada tingkat bunga umum yang berlaku sedang rendah maka

reinvestment of coupon interest payment bukan hal yang menguntungkan.

Faktor lain yang menentukan reinvestment risk adalah tingkat kupon. Obligasi

berkupon tinggi lebih menguntungkan jika dibanclingkan dengan obligasi berkupon

rendah yang memiliki YTM dan jatuh tempo tertentu. Dalam hal ini obligasi premium

lebih menguntungkan karena obligasi premium memberikan tingkat kupon lebih

tinggi. Sehingga obligasi premium memiliki reinvestment risk lebih kecil dibanding

obligasi bernilai diskon.

5. Risiko penarikan (call risk) untuk obligasi yang bersifat callable.

6. Risiko inflasi. Risiko ini terutama terjadi pada obligasi berkupon rendah dan fixed rate

bond

7. Risiko nilai tukar. Obligasi yang diterbitkan dalam mata uang rupiah akan

mengalami kerugian ketika rupiah terdepresiasi.

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10

Page 11: keuangan

8. Risiko politik (country risk) yaitu ketidakpastian atas lingkungan politik dan ekonomi

suatu negara.

9. Internal Rate Risk

Ketika tingkat bunga umum meningkat maka harga obligasi tu run. Jika obligasi

dijual sebelum jatuh tempo pada saat tingkat bunga umum meningkat dan obligasi

tersebut terjual dibawah harga belinya maka investor menerima internal rate risk.

F. Durasi

Ada dua macam durasi yaitu Macaulay Duration dan Modified Duration.

1. Macaulay Duration

Durasi adalah rata-rata tertimbang dari waktu terhadap pembayaran arus kas

(pembayaran kupon maupun nilai pari obligasi). Durasi menunjukkan perubahan

harga obligasi akibat perubahan yield. Semakin tinggi angka durasi berarti harga

obligasi semakin sensitif terhadap pergerakan tingkat bunga.

Sebagaimana dikemukakan oleh Roy Sembel dan Tim bahwa durasi dapat dihitung

melalui tiga langkah. Pertama, durasi dapat dihitung dengan menghitung present

value setiap aliran kas yang terdiri dari hasil pembayaran kupon maupun nilai

nominalnya saat jatuh tempo. Kedua, menghitung rata-rata tertimbang (weighted

average) dari nilai tunai pada setiap periode dengan pembobotan weight (Wt). Wt =

present value dibagi harga obligasi. Ketiga, setiap weight dikalikan dengan jarak

waktu pembayaran kas (t), kemudian menghitung jumlah totalnya.

Contoh perhitungan durasi:

PT Andalan menerbitkan obligasi bernominal Rp. 100 juta dengan jatuh tempo 3 tahun.

Tingkat kupon yang ditetapkan setiap tahunnya sebesar 18% dan tingkat bunga (yield to

maturity) sebesar 17%. Karena investor mengetahui bahwa sensitivitas harga obligasi

terhadap fluktuasi tingkat bunga lebih dipengaruhi oleh durasi daripada waktu jatuh

temponya, maka ia pun menghitung durasinya. Jika harga obligasi yang memiliki peringkat

idA- tersebut Rp. 110.000.000, berapakah durasi yang sesuai untuk obligasi tersebut?

diketahui:

nilai nominal = Rp. 100.000.000

tingkat kupon = 18%

YTM = 17%

jatuh tempo = 3 tahun

nominal kupon = 18% x Hp. 100.000.000 = Hp. 18.000.000

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 11

Page 12: keuangan

Present Value arus kas tahun ke-1

= Rp. 18.000.000: (1+17%) = Rp.15.384.615, 38

Present Value arus kas tahun ke-2

= Rp. 18.000.000 : (1+1.7%)2 = Rp.13.149.243,92

Present Value arus kas tahun ke-3

= Rp. 18.000.000: (1 + 17%)3 +Rp. 100.000.000 : (1+17%)3 = Rp. 73.676.232,44

Wt1 = Hp. 15.384.615,38 : Rp. 110.000.000 = 0,1398

Wt2 = Rp. 13.149.243,92 : Rp. 110.000.000 = 0,1195

Wt3 = Rp. 73.676.232,44 : Hp. 110.000.000 = 0,6697

Durasi = {(t1 x Wt1) + (t2 x Wt2) + (t3 x Wt3)}

Durasi = {(1 x 0,1398) + (2 x 0,1195) + (3 x 0,6697))

= 2,388 tahun atau 2 tahun lebih sekitar 4 bulan

Jadi obligasi dengan jatuh tempo 3 tahun diatas memiliki waktu jatuh tempo efektifnya 2

tahun lebih sekitar 4 bulan. Karena angka durasinya relatif kecil, maka sensitivitas

harga obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga juga kecil.

Untuk obligasi berkupon memiliki durasi lebih pendek dari masa jatuh temponya.

Sedangkan obligasi nirkupon memiliki durasi sama dengan masa jatuh temponya. Waktu

jatuh tempo efektif atau yang biasa disebut durasi inilah sebagai ukuran yang lebih akurat

untuk menentu- kan sensitivitas harga terhadap fluktuasi tingkat bunga.

Karakteristik Macaulay Duration:

o Durasi obligasi tanpa kupon sama dengan term to maturitynya

o Durasi obligasi berkupon selalu lebih keel dari term to maturitynya

o Durasi berhubungan terbalik dengan kuponnya. Obligasi yang memiliki tingkat

kupon tinggi akan memiliki durasi lebih pendek. Sebaliknya jika tingkat kupon rendah

maka durasinya lebih besar.

o Durasi berhubungan terbalik dengan YTMnya.

o Durasi berhubungan searah dengan term to maturitynya.

o Perbedaan durasi antara dua obligasi kecil jika keduanya memi liki term

to maturity lebih dari 15 tahun

o Sinking Fund dan call provisions dapat menyebabkan perubahan dramatis

pada durasi obligasi

2. Modified Duration

Modified Duration sebagai proxy untuk menentukan kepekaan harga obligasi terhadap

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 12

Page 13: keuangan

perubahan tingkat bunga (YTM).

Rumus modified duration adalah:

Dm = D/{ 1 +(YTM/n)},

dimana :

D = Macaulay Duration

n = jumlah pembayaran kupon pertahun.

Kemudian perubahan harga obligasi dihitung dengan:

DP/P X100 = -Dm X Dy,

dimana :

Dy = delta/perubahan YTM (dalam satuan basis poin)

Manajemen InvestasiDR. H. Cecep Winata, M.Si.

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 13