keterlibatan amerika serikat dalam pd 1
TRANSCRIPT
HALAMAN JUDUL
AMERIKA DALAM PERANG DUNIA I
Di ajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Sejarah
Amerika
Oleh
VENY INAVARIZA 110210302013
HAPPY KHOIRUNNISA’ 110210302016
RIZA AFITA SURYA 110210302030
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Amerika dalam Perang
Dunia I.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas matakuliah Sejarah Asia
Tenggara. Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen Pembimbing matakuliah Sejarah Amerika
yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya makalah ini
dibuat.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpalpada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Jember, 24 February 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perang merupakan suatu keadaan di mana penyelesaian secara diplomatis sudah
tidak mungkin dilakukan. Dalam sejarah umat manusia, perang hebat yang terjadi
antara lain Perang Dunia I, II, dan Perang Dingin.
Perang Dunia Satu merupakan salah satu perang terdahsyat yang
melibatkan negara-negara di dunia dan memberikan dampak di berbagai bidang.
Amerika Serikat, negara superpower yang pada awalnya memilih untuk bersikap
netral namun akhirnya terpaksa terlibat dalam perang dan tergabung dalam blok
Sekutu.
Amerika Serikat menjadi negara yang menentukan setiap kemenangan
pihak sekutu dalam Perang Dunia I meskipun sebelumnya menyatakan
netralitasnya.
Makalah ini membahas faktor-faktor yang melatar belakangi keterlibatan
Amerika Serikat dalam Perang Dunia satu serta akibat-akibat dari keterlibatannya
tersebut.
1.2 Rumusan Msalah
1.2.1 Bagaimana Latar Belakang Amerika dalam PD I ?
1.2.2 Bagaimana Peranan Amerika dalam PD I ?
1.2.3 Bagaimana Dampak Keterlibatan Amerika dalam PD I ?
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apa yang melatar belakangi kete Amerika Serikat dalam Perang Dunia
Satu ?
1.3.2 Bagaimana peran Amerika dalam Perang Dunia Satu ?
1.3.3 Bagaimana dampak keterlibatan Amerika Serikat dalam perang
tersebut ?
1.4 Tujuan
1.4.1 Memahami latar belakang Amerika Serikat dalam Perang Dunia Satu.
1.4.2 Memahami peran Amerika dalam Perang Dunia Satu.
1.4.3 Memahami dampak keterlibatan Amerika Serikat dalam perang
tersebut.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Amerika dalam PD I
Perang Dunia I bermula di Eropa pada tahun 1914. Pada awalnya,
Amerika Serikat menyatakan sikap netralnya dalam perang tersebut karena merasa
punya hak netral untuk tidak berpihak pada blok mana pun. Namun, lain halnya
dengan pihak-pihak yang bertikai, yakni Blok Sekutu dan Blok Axis. Keduanya
sama-sama berusaha memperngaruhi Amerika Serikat agar bersekutu bersama
mereka.
Blok Sekutu yang diwakili oleh Inggris, dan Blok Axis diwakili oleh
Jerman melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat provokatif seperti melakukan
transaksi pembelian senjata dan amunisi dari Amerika serta mengganggu kapal-
kapal milik Amerika yang berlayar di perairan bebas. Hal-hal demikian
mendorong presiden Amerika pada masa itu, Woodrow Wilson untuk memprotes
kedua belah pihak.
Tahun 1914, Amerika Serikat memang lebih memusatkan perhatiannya
pada urusan dalam negeri, hal ini diperkuat dengan dorongan Partai Demokrat
dengan slogannya, yakni “Kebebasan dan emansiapasi negara-negara terjajah, dan
Amerika sebagai negara kapitalisdan produsen. Namun, hal tersebut tidak
membuat publik Amerika justru mengabaikan pertikaian antara dua kekuatan di
Asia dan Eropa.
Blok Axis yang terdiri dari aliansi Jerman, Autria, dan Turki dan Blok
Sekutu adalah Inggris, Rusia dan Prancis mendorong Amerika untuk
meningkatkan kekuatan bersenjata mereka sendiri melalui penarikan pajak serta
harga harga yang tinggi kepada warga negara mereka masing-masing. Presiden
yakin jika pertikaian dibiarkan, akan meletus peperangan yang lebih besar.
Pada bulan Agustus 1914, ketika perang benar-benar berkobar, Presiden
Wilson mengumumkan netralitas Amerika dalam perang. Sebagai negara netral,
Amerika memiliki hak di bawah hukum internasional, antara lain :
1. Negara netral bisa menjual barang-barangnya dan berdagang persenjataan
maupun barang-barang lainnya kepada negara yang berperang.
2. Negara yang berperang dapat menekan perdagangan ini dengan saling
blokade untuk menghentikan iringan kapal yang membawa barang-barang
tersebut, namun blokade harus efektif yakni dengan sejumlah kapal perang
untuk patroli.
3. Jika kapal dagang dari negara netarl atau musuh berlayar dan tertangkap,
maka boleh dimiliki dan diambil alih dalam keadaan tertentu namun tidak
boleh ditenggelamkan atau dirusak sehingga membahayakan awak dan
penumpang.
Di bawah hukum tersebut dan kebijakan Amerika menjadi tugas bagi
Presiden Wilson untuk lebih hati-hati menjaga keamanan negerinya terlebih
keluhan-keluhan dari negara netral atas kekerasan dari negara yang berperang.
Setelah Amerika menyatakan sikap netralnya, Pemerintah Inggris
mengeluarkan keputusan yakni menyatakan blokade baja di pelabuhan sentral
powers dan mengawasi barang-barang yang berasal dari negara netral. namun
gangguan yang muncul dari kapal-kapal selam jerman membuat blokade ini tidak
efektif.
Aksi-aksi inggris tersebut telah mengganggu hak amerika sebagai negara
yang netral. inggris terus menangkap dan menahan kapal-kapal milik amerika
yang berada di sekitar wilayah perairan negara-negara netral seperti belanda,
denmark dan swedia yang menuju ke jerman. inggris menuduh bahwa jerman
telah menebar ranjau di lautan utara yang di klaim oleh inggris. atas keputusan itu
stet departmen di wongsiton memprotes bahwa kebijakan inggris tersebut
bertentangan dengan hukum.
Sedangkan di sisi lain jerman juga membuat aksi-aksi menentang hukum
syang membahayakan warga negara dan properti amerikadi kawasan laut tersebut.
jerman berpendapat bahwa wilayah yang di klaim oleh inggris merupakan zona
perang dan jerman akan menenggelamkan setiap kapal yang berlayar di sana. hal
ini mengundang protes amerika yang di sampaikan oleh presiden wilson tahun
1915 jerman pada saat itu mengancam akan menembak setiap kapal yang berlayar
di sekitar perairan britania.presidan wilson menyatakan bahwa amerika akan
melindungi setiap kapal dan warga negaranya yang berlayar di kawasan tersebut
serta mengancam tidak akan menolerir tindakan jerman tersebut.
Ketika itu 128 warga negara amerika tewas ketika kapal lusitania
berbendera inggris di tenggelamkan oleh jerman. amerika sempat mengeluarkan
ultimatum hendak memutuskan hubungan di plomatisnya dengan jerman atas
kasus tersebut. meskipun demikan, wilson tetap mempertahankan sikap netral
negaranya menghadapi perang.
Pada tahun 1917 jerman melakukan perang kapal tak terbatas yang turut
memakan korban kapal-kapal amerika. tanpa bosa basi lagi presdien wilson
langsung mengusir duta besar jerman di amerika count von bernstoff dan
memutuskan hubungan dengan negara tersebut. dalam kurun waktu 2 bulan 6
kapal amerika di tenggelamkan oleh jerman.
Melihat bahwa jerman menantang amerika presiden wilson mendesak
kongres untuk menyatakan perang hingga dengan cepat amerika melakukan
mobilisasi masa untuk berperang di amerika. setelah mengadopsi resolusi perang,
kongres mulai membentuk dan merancang perencanaan untuk memenangkan
perang. dengan cepat di putuskan bahwa pasukan sukarelawan tidak di perlukan
dan angkatan perang di perbesar. untuk mendukung hal tersebut kongres
menaikan anggaran militer sampai angka miliyaran. pajak di naikan di semua
aspek. kongres memberika kekuasaan lebih besar pada presiden untuk
mengontrol, mengatur dan memberi komando pada hal-hal meliputi sumber daya
alam, industri, perburuhan, penjualan, dan distribusi subplai makanan untuk
resimen pasukan.
Presiden Wilson sendiri cukup cakap dalam melaksanakan tujuan perang
pada rakyat amerika sendri maupun pada dunia. pada di plomasi awalnya dengan
inggris dan jerman diamenkankan hak amerika dalam perdagangan dan perjalanan
sebagai negara yang netral. dalam pesannya pada april 1917 dia mengatakan
bahwa amerika berperang karena beberapa pertimbangan. “ dunia harus aman
untuk berdemokrasi. kedamaian harus di tanamkan pada fondaso politik yang
bebas. kami tidak mempunyai tujuan pribadi. kami tidak menginginkan untuk
menuasai suatau negara. kami tidak meminta ganti rugi atau kompensasi materill
untuk itu. namun kamia dalah satu dari pemenang hak asasi manusia.”. katanaya
lalu sang presiden juga menjelaskan slogan tentang “ war for democrary” sebagai
“ war to end war” untuk menetapkan perdamaian yang permanen di seluruh dunia,
membuat perubahan dalam penetapan batas teritoro yang di rsa selalu di paksakan
dan menegaskan ukuran baru dalam mempat belas poin dalam pidatonya di
kongres pada januari 1918. pokok-pokonya yaitu: perjanjian terbuka untuk
perdamaian, hubungan terbuka untuk menggantikan perjanjian rahasia, intrik
2.2 Peranan Amerika dalam PD I
Bagi rakyat Amerika yang hidup pada 1914, pecahnya perang di Eropa—
Jerman dan Austria- Hongaria melawan Inggris, Perancis, dan Rusia—membuat
mereka tersentak. Awalnya pertempuran itu seakan terasa sangat jauh, tapi
dampak ekonomi dan politiknya terasa dalam waktu singkat dan dengan parah.
Selama 1915, industri Amerika, yang sedang mengalami masa depresi ringan,
mulai membaik karena adanya permintaan peralatan perang dari Sekutu di Barat.
Kedua pihak yang berseteru menggunakan propaganda untuk menyulut semangat
rakyat Amerika—yang sepertiganya adalah warga negara asing atau lahir dari
orangtua berkewarganegaraan asing. Selain itu, Inggris dan Jerman menghadang
kapal Amerika di laut lepas, menimbulkan protes keras dari Presiden Woodrow
Wilson. Sebagai penguasa lautan, Inggris menghentikan dan memeriksa kapal
induk Amerika, mengambil alih “barang selundupan” untuk pihak Jerman. Jerman
mengerahkan senjata lautnya yang terbesar, yaitu kapal selam, untuk
menenggelamkan kapal yang berlayar ke Inggris atau ke Perancis. Presiden
Wilson memperingatkan bahwa Amerika takkan menyerahkan hak tradisionalnya
untuk bersikap netral dan berdagang dengan negara yang gemar berperang. Ia juga
mengumumkan bahwa negerinya akan menuntut “pertanggungjawaban penuh”
pihak Jerman atas kerugian armada laut dan rakyat Amerika yang menjadi korban.
Pada 7 Mei 1915, kapal selam Jerman menenggelamkan kapal pesiar Inggris,
Lusitania, menewaskan 1.198 orang, 128 orang di antaranya orang Amerika.
mencerminkan kemarahan rakyat Amerika, Presiden Wilson mendesak agar
penyerangan terhadap angkutan laut dan kapal dagang Amerika segera dihentikan.
perang, kesejahteraan. Presiden Calvin Coolidge, 1925 Karena tidak ingin
memulai perang dengan Amerika, Jerman setuju untuk memberi peringatan
terlebih dulu kepada kapal dagang—bahkan jika kapal itu mengibarkan bendera
musuh-sebelum menyerang. Namun, setelah melakukan dua serangan lagi—
tenggelamnya kapal pesiar Inggris Arabic pada Agustus 1915, dan kapal pesiar
Perancis Sussex yang hancur terkena torpedo pada Maret 1916—Presiden Wilson
mengeluarkan ultimatum yang mengancam akan memutuskan hubungan
diplomatik mereka kecuali Jerman mengakhiri serangan bawah lautnya. Presiden
Wilson kembali terpilih pada 1916, sebagian karena slogan: “Dia menjauhkan kita
dari peperangan.” Merasa mengemban tugas untuk bertindak sebagai pendamai,
dia berpidato di hadapan Senat Amerika, pada 22 Januari 1917, mendesak negara
yang sedang berperang untuk menerima“perdamaian tanpa kemenangan.” Akan
tetapi, pada 31 Januari 1917, pemerintah Jerman mulai menjalani perang terbuka
di dasar laut. Setelah lima armada laut Amerika tenggelam, pada 2 April 1917
Presiden Wilson meminta persetujuan untuk mendeklarasikan perang. Kongres
segera menyetujuinya. Pemerintah bergerak cepat dalam mengerahkan sumber
daya militer, industri, tenaga dan hasil pertanian untuk persiapan perang. Selama
Oktober 1918, pada malam sebelum kemenangan pihak Sekutu, lebih dari
1.750.000 tentara Amerika telah tersebar di Perancis.
Pada musim panas 1918, tentara Amerika yang baru tiba di bawah
pimpinan Jendral J. Pershing memainkan peranan penting dalam menghentikan
serangan terakhir dari Jerman. Pada musim gugur tahun itu, tentara Amerika
merupakan tokoh kunci dalam serangan di Meuse-Argonne, yang berhasil
menembus Garis Hindenburg Jerman yang dibanggakan itu. Presiden Wilson
berkontribusi besar dalam mengakhiri perang secara lebih cepat dengan
mendefinisikan tujuan perang Amerika yang menyatakan perjuangan ini bukan
untuk memerangi rakyat Jerman melainkan terhadap pemerintahan otoriter
mereka. Empat Belas Poinnya yang diajukan ke Senat menuntut; diakhirinya
perjanjian internasional rahasia; kebebasan laut; perdagangan bebas antarnegara;
pengurangan persenjataan negara; penyesuaian klaim kolonial agar lebih memihak
kepentingan penduduk asli; pemerintahan otonomi bagi bangsa Eropa yang
tertindas; dan yang penting, mendirikan Liga Bangsa-Bangsa yang dapat
“menjamin kebebasan berpolitik dan menjaga integritas teritorial baik negara
besar maupun kecil secara adil.” Pada Oktober 1918, karena menghadapi
sejumlah kekalahan,pemerintah Jerman mengajukan permohonan bernegosiasi
dengan Wilson dengan dasar Empat Belas Poin tersebut. Setelah sebulan ber
negosiasi secara tertutup yang akhirnya tidak memberikan jaminan pasti bagi
Jerman, gencatan senjata (resminya gencatan senjata, tapi sebenarnya menyerah)
pun diputuskan pada 11 November.
2.3 Dampak Keterlibatan Amerika dalam PD I
2.3.1 Politik
A. LIGA BANGSA-BANGSA
Wilson berharap agar perjanjian perdamaian, yang akan disusun oleh pihak
pemenang, dirumuskan dengan adil, namun kemarahan dan pengorbanan materi
akibat perang selama lebih empat tahun membuat Sekutu Eropa mengajukan
tuntutan yang berat. Karena yakin harapan terbesar bagi perdamaian, yaitu Liga
Bangsa-Bangsa, takkan dapat terwujud kecuali ia membuat pengecualian, Wilson
agak berkompromi dalam hal kebebasan menentukan bentuk pemerintahan
sendiri, diplomasi terbuka, dan hal khusus lainnya. Ia berhasil menolak
permintaan Perancis akan seluruh Rhineland, dan lumayan mengurangi desakan
negeri itu untuk membebani Jerman dengan seluruh biaya perang. Namun,
perjanjian akhirnya (Traktat Versailles) menetapkan pendudukan Perancis atas
lembah sungai Saar yang kaya akan batu bara dan besi, dan membebankan
tanggungan pampasan perang yang sangat berat terhadap Jerman. Pada akhirnya,
hampir semua rumusan proposal perdamaian Wilson bagi perdamaian mulia dan
langgeng kecuali Liga Bangsa-Bangsa itu sendiri, yang sengaja ia jadikan bagian
terpenting dalam perjanjian perdamaian. Akan tetapi, akibat salah langkah,
presiden Wilson gagal melibatkan tokoh terkemuka partai Republik dalam
negosiasi perjanjian perdamaian. Ia kembali dengan dokumentasi setengah jadi,
dan menolak mengadakan konsesi yang diperlukan guna melenyapkan
kekhawatiran partai Republik tentang perlindungan terhadap kedaulatan Amerika.
K etika perjanjian perdamaian itu belum disetujui oleh komite Senat, Wilson
mulai melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk menghimpun dukungan
rakyat. Pada 25 September 1919, dengan kesehatan yang memburuk akibat
keletihan dalam mewujudkan perdamaian dan tekanan kepresidenan dalam
keadaan perang, ia terkena stroke berat. Setelah berminggu-minggu dalam
keadaan kritis, ia tidak pernah sembuh sepenuhnya. Dalam dua kali pengambilan
suara—pada November 1919 dan Maret 1920 Senat kembali menolak Traktat
Versailles dan dengan demikian juga menolak Liga Bangsa-bangsa. Liga Bangsa-
bangsa takkan pernah mampu menjaga ketertiban dunia. Kekalahan Wilson
menunjukkan rakyat Amerika belum siap berperan sebagai pemimpin di tingkat
dunia. Visi Wilson yang terlampau muluk sempat menginspirasi bangsa Amerika
dalam waktu singkat, namun ketika terbentur dengan kenyataan, visi tersebut
dengan cepat menimbulkan kekecewaan luas terhadap masalah dunia. Secara
naluriah Amerika kembali menganut isolasionisme.
2.3.2 Ekonomi
2.3.3 Sosial
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA