keterampilan poses

25
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES Disusun untuk melengkapi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika Oleh: LUTHFIYADI . dkk.

Upload: luthfiyadi

Post on 10-Jun-2015

7.986 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERAMPILAN POSES

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Disusun untuk melengkapi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika

Oleh:

LUTHFIYADI . dkk.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2008/2009

Page 2: KETERAMPILAN POSES

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum yang berorientasi pada materi dan tujuan sekarang nampaknya sudah tidak

sesuai lagi dengan tuntutan jaman. Perlu ditambahkan satu pemikiran lain, yaitu bagaimana

memproses hasil belajar berupa konsep dan fakta yang diperoleh itu untuk mengembangkan diri,

untuk menemukan sesuatu yang baru. Dengan fakta dan konsep yang yang tidak banyak, tapi

dipahami betul, dapat diproses untuk menguasai dan/atau menemukan fakta dan konsep yang

lebih banyak. Justru pemberian konsep dan fakta yang terlalu banyak dapat menghambat

kreatifitas siswa.

Perkembangan baru terhadap pandangan pelaksanaan belajar mengajar membawa

konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya, karena proses belajar

mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar dientukan oleh peran dan kompetensi guru. Guru

yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih

mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswaberada pada tingkat optimal. Salah satu

peran guru dalam proses belajar mengajar adalah evaluator. Dalam satu kali proses belajar

mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah

materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui

kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan penlaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode

mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya adalah untuk mengetahui kedudukan siswa, di

dalam kelas ataupun kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah

seorang siswa termasuk siswa yang pandai, sedang kurang, atau cukup baik di kelasnya jika

dibandingkan dengan teman-temannya. Penelaahan pencapaian tujuan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dapat diketahui, apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup

efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya.

Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian,

karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

2

Page 3: KETERAMPILAN POSES

melaksanakan proses belajar. Salah satu penilaian yang dapat dilakukan oleh guru dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar adalah penilaian keterampilan proses. Dalam fungsinya

sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang

telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini

merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan

dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.

Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingakatkan untuk memperoleh

hasil yang optimal.

3

Page 4: KETERAMPILAN POSES

BAB II

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

A. Pengertian Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan

pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari

kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD,

dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)

Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses

adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar

yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan

berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan

keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan

peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang

dimiliki peserta didik.

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-

kemampuan mental, fisik,dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan

yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah

terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan

proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini

dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap,

nilai, serta keterampilan. Ketiga unsure itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam

bentuk kreatifitas.

Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada

kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta dan

konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dilakukan oleh murid. Proses pembelajaran

4

Page 5: KETERAMPILAN POSES

dengan pendekatan inidimulai dari obyek nyata atau  obyek yang sebenarnya dengan

menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar

mengajar yang lebih realistis, dan anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan melakukan observasi

langsung dan membuat kesimpulan sendiri.

Jadi, pendekatan keterampilan proses menekankan pada bagaimana siswa belajar,

bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk

memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat.

B. Tujuan Keterampilan Proses

Tujuan pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir

siswa, sehingga siswa buakn hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan

juga bukan sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas, pada keterampilan proses,

guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuwan, melainkan dapat mengemukakan

ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul

dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuwan.

Selain itu, melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses

dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu

mengembangkan kepribadian siswa, di mana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan

prasyarat untuk melanjutkan ke jalur profesi apapun yang diminatinya.

C. Rasional Keterampilan Proses

Pendekatan pembelajaran proses karena dengan pendekatan pembelajaran proses diharapkan

siswa dapat mengalami sendiri tentang materi yang disampaikan dengan berinteraksi langsung

dengan obyek nyata atau sebenarnya sehingga siswa dapat membuat kesimpulan sendiri.

Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada

dua alasan yang melandasinya yaitu:

1. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan

produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak

5

Page 6: KETERAMPILAN POSES

mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta kepada siswa. Jika guru tetap

mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target

itu tidak mugkin tercapai. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan keterampilan

untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber,dan tidak semata-mata dari

guru.

2. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses.

Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk

mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang, sehingga

bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.

Conny Setiawan mengemukakan empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses

harus diwujudkan dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu:

1. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak

mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena

waktunya tidak akan cukup.

2. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis lebih mudah

memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh kongkrit,

dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J. Piaget mengatakan bahwa

intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.

3. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relative, artinya, suatu kebenaran teori pada

suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori

bias gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori

masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena I tu, perlu orang-orang yang

kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak atau siswa sejak dini

sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan

keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini pantas diterima.

4. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas,

terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan

dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan berlanjut

kepemilikan sikap dan mental.

6

Page 7: KETERAMPILAN POSES

D. Kemampuan Dasar dalam Keterampilan Proses

Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak

menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai

kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka

mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.

Kemampuan-kemampuan dasar yang dimaksud antara lain mengobservasi, menghitung,

mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan

penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan

sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan(Conny Setiawan, 1987:17-18).

Senada dengan kemampuan dasar yang diajukan di atas, Sriyono membuat suatu daftar

keterampilan proses yang diikuti oleh indicator-indikator.

No Keterampilan Proses INDIKATOR

1 Mengajukan pertanyaan

Bertanya mengapa, apa, dan bagaimana

Bertanya untuk meminta penjelasan

Bertanya yang berlatar belakang

hipotesis

2 Mengamati

Menemukan fakta yang relevan dan

memadai

Menggunakan sebanyak mungkin indra

3 Menafsirkan/pengamatan

Mencatat setiap pengamatan secara

terpisah

Menghubungkan pengamatan-

pengamatan yang terpisah

Menemukan suatu pola dalam satu seri

pengamatan

4 Meramalkan Dengan menggunakan pola-pola

(hubungan-hubungan) mengemukakan

apa yang mungkin terjadi pada keadaan

7

Page 8: KETERAMPILAN POSES

yang belum diamati

5 Mengatur alat dan bahan Menggunakan alat dan bahan untuk

memperoleh pengalaman langsung

6 Merencanakan penelitian

Menentukan alat, bahan, dan sumber

yang akan dipakai untuk digunakan

dalam penelitian

Menentukan variable-variabel

Menentukan variable yang harus dibuat

tetap sama, dan mana yang berubah

Menentukan apa yang harus diamati,

diukur, dan ditulis

Menentukan cara dan langkah-langkah

kerja

7 Menerapkan konsep

Menentukan bagaimana mengolah

pengamatan

Menggunakan konsep-konsep yang telah

dipelajari dalam suatu situasi baru

Menerapkan konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang sedang

terjadi

8 Berkomunikasi

Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis

Menjelaskan hasil penelitian

Mendiskusikan hasil penelitian

Menggambarkan data dengan grafik,

table, atau diagram

Berikut ini akan diuraikan mengenai pengertian dari setiap kemampuan atau keterampilan

beserta kata kerja operasional dari masing-masing kemampuan atau keterampilan.

8

Page 9: KETERAMPILAN POSES

1. Keterampilan Mengobservasi (Mengamati)

Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang

dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan

memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa

disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya

mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau

kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9). Jadi keterampilan mengobservasi adalah keterampilan

mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera.

Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya

menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup.

Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh

yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya

seperti apa yang engkau lihat ? atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur…? Atau mungkin

guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan

dari suatu diskusi.

Kata kerja operasional : melihat, mendengar, merasa, meraba, membau, mencicipi,

mengecap, menyimak, mengukur, membaca.

2. Keterampilan Mengklasifikasi (Menggolongkan)

Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang

dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set

yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi

merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau

kegaitan- kegiatan. (Nasution, 2007 : 1.15)

Jadi Keterampilan mengklasifikasi yaitu keterampilan menggolongkan benda, kenyataan,

konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan, perlu ditinjau persamaan

dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan.

9

Page 10: KETERAMPILAN POSES

Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih

bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing-

kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan

dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan

menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.

Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk membangun skema

klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk kalsifikasi organisme- organisme dari carta

yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan

hewan- hewan yang dibawa murid sebagai sumber klasifikasi

Kata kerja operasional : mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan,

mengontraskan, mencari dasar penggolongan.

3. Keterampilan Menginferensi / Menafsirkan ( menginterpretasikan )

Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai

keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/

menyimpulakan secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat

kesimpulan dari apa yagn di observasi( Nasution, 2007 : 1.49).

Keterampilan menginferensi yaitu keterampilan proses menafsiran sesuatu berupa benda,

kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan,

perhitungan, penelitian, atau eksperimen.

Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu

benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa

kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan

menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa

akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi.

Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil observasi dibuat

10

Page 11: KETERAMPILAN POSES

Kata kerja operasional : menaksir, memberi arti, mengartikan, memposisikan, mencari

hubungan ruang waktu, menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.

4. Keterampilan Memprediksi (Meramalkan)

Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi

yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau

keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan

memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan

datang berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna

grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution,

2007 : 1.55) .

Keterampilan Memprediksi yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan

terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola

tertentu atau hubungan antar data atau informasi.

Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian

mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih

kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan

tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang

ditelungkupkan.

Kata kerja operasional : mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, pola atau hubungan

antar data atau informasi.

Yaitu menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori,

keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan,

atau dihayati.

Kata kerja operasional : menggunakan ( informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori, sikap,

nilai, atau keterampilan dalam situasi ), menghitung, menentukan variable, mengendalikan

11

Page 12: KETERAMPILAN POSES

variable, menghubungkan konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian, menyusun

hipotesis, membuat modul.

5. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- bilangan (Menerapkan)

Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler meliputi

kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk

membuat operasi aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka

adalah mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung jumlah

atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato, menggunakan bilangan

merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).

Menerapkan yaitu, menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep,

hokum, teori, keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat,

dikembangkan, atau dihayati.

Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi

dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi

penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan

membandingkan benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk

mengembangkan keterampilan ini. contoh pertanyaan yang membantu siswa agar mengerti

tentang hubungan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh mana benda A jika dibandingkan

dengan benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut turun dari – 100 C ke - 200 C ? ”

6. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu (Merencanakan penelitian)

Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi

keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau

keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan

menurut Abruscato menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan

gberkaitan dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta

perubahan waktu.

12

Page 13: KETERAMPILAN POSES

Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu- ruang,

seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua

dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan

posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia berada

di baridsan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.

Merencanakan penelitian merupakn keterampilan yang amat penting karena menentuken

berhasil tidaknya penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih, karena selama ini pada umumnya

kurang diperhatikan dan kurang terbina. Pada tahap ini ditentukan masalah atau objek yang akan

diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian, sumber dat atau informasi, cara analisis, alat dan

bahan atau sumber kepustakaan yang diperlukan. Jumlah orang yang terlibat, langkah-langkah

pengumpulan dan pengolahan data atau informasi, serta tata cara melakukan penelitian.

Kata kerja operasional : menentukan masalah atau objek yang akan diteliti, menentukan

tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data, menentukan

alat, bahan, dan sumber kepustakaan, menentukan cara penelitian.

8. Keterampilan Mengkomunikasikan

Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil

pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler

dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari

grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci. Jadi

keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada

orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.

Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi

informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan

keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.

Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil

( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut

menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.

13

Page 14: KETERAMPILAN POSES

Kata kerja operasonal : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya,

merenungkan, meragakan, mengungkapkan, melaporkan ( dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau

penampilan ).

Keterampilan proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus menerus agar dapat

dimiliki oleh siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu

lama. Oleh karana itu, penelitian kemampuan keterampilan proses tidak perlu dilakukan pada

tiap pembelajaran, tetapi bias sekali atau dua kali dalam satu semester untuk melihat

perkembangannya.

E. Penilaian Keterampilan Proses

Penilaian merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa

secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai maupun keterampilan proses. Hal ini

dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperluka dalam

menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud tersebut, guru perlu mengadakan penilaian,

baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar siswa. Penilaian proses ( Usman, 1999 )

dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh

guru dengan memberikan umpan balik secara langsung kepada seorang siswa atau kelompok

siswa. Dalam melatih keterampilan proses sekaligus dikembangkan sikap-sikap yang

dikehendaki seperti kreatif, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan

penekanan bidang studi yang bersangkutan.

Untuk menilai keterampilan proses dapat digunakan cara non tes dengan menggunakan

lembar pengamatan. Agar tidak memberatkan guru, pelaksanaanya dapat dilakukan secara

bertahap lima orang siswa, begitu seterusnya sampai seluruh siswa mendapat giliran. Hal ini

dilakukan oleh gurupada waktu siswa sedang belajar.

Dalam menentukan atau membuat lembar pengamatan, perlu memperhatikan hal-hal berikut.

a. menentukan keterampilan yang akan diamati

14

Page 15: KETERAMPILAN POSES

b. membuat criteria penilaian untuk masing masing keterampilan.

Penilaian terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes tertulis, namun tidak

menjangkau semua kemampuan, karena menggunakan indera pendengaran dan perabaan tidak

mungkin diliai dengan tes tertulis. Di samping itu, penilaian keterampilan proses dapat dilakukan

dengan tes perbuatan, tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk

menilai tingkah laku yang diharapkan.

15

Page 16: KETERAMPILAN POSES

BAB III

PENUTUP

Dengan demikian, pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan belajar

mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan kemampuan mental, fisik, dan

social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa.

Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan

dan kompetensi guru, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif dan hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.

Kemampuan-kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa diantaranya adalah

mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan menerapkan, merencanakan penelitian,

dan mengkomunikasikan.

Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan

dalam pembelajaran. Peran guru dalam pelaksanaan penilaian keterampilan proses adalah selaku

pengamat yang menentukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung ( untuk alat ukur

non tes ) baik siswa perindividu maupun untuk seluruh siswa dalam satu kelas. Guru dapat

melakukan penilaian keterampilan proses sebanyak dua atau tiga kali dalam satu semester.

16

Page 17: KETERAMPILAN POSES

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Noehi, dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Sugand,i Achmad, dan Haryanto.2006.Teori Pembelajaran.Semarang:UPT UNNES PRESS

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

DEPDIKBUD

17