ketahanan pangan-unmuh-1.ppt
TRANSCRIPT
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfilnuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KETAHANAN PANGAN :KETAHANAN PANGAN :SUBSISTEM SUBSISTEM KKETERSEDIAANETERSEDIAAN
Nuhfil Hanani ARNuhfil Hanani AR
Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan NasionalAnggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan NasionalKetua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur
Aku sehat karena panganku cukup, Aku sehat karena panganku cukup, beragam, bergizi seimbang, aman, dan halalberagam, bergizi seimbang, aman, dan halal
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
"The world's 200 wealthiest people have as much money "The world's 200 wealthiest people have as much money as about 40% of the global population, and yet 850 as about 40% of the global population, and yet 850
million people have to go to bed hungry every night."million people have to go to bed hungry every night." nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Manusia sehat dan produktif (angka harapan hidup tinggi)
Kesejahteraan petaniKetersediaan pangan oleh produk domestik (impor hanya pelengkap)
Ketersediaan pangan oleh produk domestik (tidak impor)
Outcome
Status gizi (penurunan : kelaparan, gizi kurang dan gizi buruk)
Peningkatan produksi pangan(dengan perlindungan pada petani)
Peningkatan produksi pangan yang berdaya saing
Peningkatan produksi pangan (dengan perlindungan pada petani)
output
Peningkatan ketersediaan pangan, akses pangan, dan penyerapan pangan
Pelarangan ImporPeningkatan daya saing (promosi ekspor)
Substitusi imporStrategi
ManusiaPetaniKomoditas panganKomoditas panganSasaran
Rumah tangga dan individu
NasionalNasional/wilayahNasionalLingkup
Ketahanan PanganKedaulatan PanganKemandirian PanganSwasembada PanganIndikator
TEORI KETAHANAN PANGAN
SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN
KetKetersediaersediaanan pangan pangan ((Food Availability)
Akses PanganAkses Pangan/Distribusi/Distribusi ((Food Access)
Penyerapan panganPenyerapan pangan/konsumsi/konsumsi ((Food Utilization)
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KETERSEDIAAN PANGANPER KAPITA
Produksi
Pasokan pangan dari luar (Impor )
Cadangan pangan
Bantuan pangan
Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi
Luas panenProduktifitas
Diversifikasi produk Sarana dan prasarana
pemasaran
Irigasi, teknologi, kredit,
Sarana produksiJumlah Penduduk
Iklim, hama penyakit, bencana,dll. nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
AKSES PANGAN
Akses Ekonomi
Akses Fisik (isolasi daerah)
Pendapatan
Kesempatan kerja
Harga Pangan
Infrastruktur pedesaan
Sarana dan prasarana perhubungan
Akses sosial
Tidak adanya konflik. Perang. Bencana. dll
Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi)
Preferensi thd jenis pangan dan Pendidikan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
PENYERAPAN PANGAN
Falilitas dan Layanan Kesehatan1. Fasilitas Kesehatan2. Layanan kesehatan
Sanitasi dan Ketersediaan air1. Kecukupan air bersih 2. Sanitasi
Pengetahuan ibu RT1. Pola makan2. Pola asuh kesehatan
Outcome Nutrisi dan kesehatan1. Harapan hidup2. Gizi balita3. Kematian bayi
Konsumsi 1. Kecukupan Energi2. Kecukupan Gizi3. Diversifikasi pangan4. Keamanan pangan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KERENTANANPANGAN
Gangguan iklim
Hama dan penyakit tanaman
Bencana alam
Konflik, Perang. dll
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
INDIKATOR KEBERHASILANASPEK KETAHANAN ASPEK KETAHANAN
PANGAN PANGAN INDIKATOR UTCOMEINDIKATOR UTCOME UKURAN UKURAN
Ketersediaan panganKetersediaan panganKetersediaan energi perkapita Ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hariminimal 2.200 Kilokalori/hari
Ketersediaan protein perkapita Ketersediaan protein perkapita minimal 57 gram/harminimal 57 gram/har
Kemandirian pangan Kemandirian pangan Ketergantungan imporKetergantungan impor Persentase impor terhadap kebutuhan Persentase impor terhadap kebutuhan
Cadangan pangan Cadangan pangan pemerintahpemerintah Jumlah cangan panganJumlah cangan pangan Minimal untuk 3 bulanMinimal untuk 3 bulan
Stabilitas hargaStabilitas harga perbedaan harga antara musim perbedaan harga antara musim panen dan non panen panen dan non panen
perbedaan maksimum 10 persenperbedaan maksimum 10 persen
Status Status GiziGizi Harapan hidup Harapan hidup Tahun Tahun Kematian bayi Kematian bayi Kematian bayi per 100Kematian bayi per 10000 kelahiran (bayi) kelahiran (bayi)
Anemia gizi besi (AGB)Anemia gizi besi (AGB) Persen balita dengan Kadar Hb < 11gr/dlPersen balita dengan Kadar Hb < 11gr/dl
Gangguan akibat kekurangan Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI),iodium (GAKI),
Persen Anak usia sekolah dengan Persen Anak usia sekolah dengan pembesaran kelenjar gondokpembesaran kelenjar gondok
Kurang vitamin A (KVA)Kurang vitamin A (KVA) Persen balita dengan Serum retinol <20 Persen balita dengan Serum retinol <20 µg/dlµg/dl
BBalita gizi kurang dan buruk alita gizi kurang dan buruk Persen balita gizi kurang dan buruk Persen balita gizi kurang dan buruk Angka Angka Kecukupan Energi Kecukupan Energi Minimal 2.000 kkal/hari Minimal 2.000 kkal/hari Angka kecukupan ProteinAngka kecukupan Protein Minimal 52 gram/hariMinimal 52 gram/hari
Kerawanan pangan Kerawanan pangan Pesen capaian AKE Pesen capaian AKE Sangat rawan (konsumsi energi < 70% Sangat rawan (konsumsi energi < 70% AKE), kerawanan ringan sampai sedang AKE), kerawanan ringan sampai sedang (konsumsi energi 70-90% AKE).(konsumsi energi 70-90% AKE).
Diversifikasi konsumsi Diversifikasi konsumsi panganpangan
Pola Pangan Harapan Pola Pangan Harapan Skore PPHSkore PPHKeragaman panganKeragaman pangan Indeks EntropyIndeks Entropy
Keamanan pangan Keamanan pangan KKasus keracunan pangan asus keracunan pangan Jumlah kasus keracunan panganJumlah kasus keracunan pangan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
PRODUKSI PANGAN PRODUKSI PANGAN DUNIADUNIA
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
0 5 10 15 20
China Amerika
IndiaRusia Prancis
IndonesiaBrazil
CanadaGerman
BangladeshUkraine
Viet NamArgentina
TurkiMexico
AustraliaPakistanPolandiaThailand
Myanmar
20 Negara Produsen padi-padian terbesar di dunia (% thd dunia )
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Nuhfil Hanani
20 Negara Produsen daging terbesar dunia ( % thd dunia)
0 5 10 15 20 25 30
China Amerika
BrazilGermanPrancis
IndiaSpain
MexicoRusia
CanadaArgentina
ItalyAustraliaPolandiaEngland
JapanViet Nam
IndonesiaPhilippineNetherlan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Nuhfil Hanani
20 Negara Produsen sayur dan buah terbesar di dunia (% thd dunia)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
China India
AmerikaBrazil
TurkeyItaly
SpanyolIran
MexicoMesir
IndonesiaPrancisRusia
PhilippinNigeriaJapanKorea
Viet NamThailandUganda
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
20200,800,80UgandaUganda20200,900,90NetherlandsNetherlands20201,091,09MyanmarMyanmar19190,820,82ThailandThailand19190,910,91PhilippinePhilippine19191,251,25ThailandThailand18180,960,96Viet NamViet Nam18180,920,92IndonesiaIndonesia18181,311,31PolandiaPolandia17171,051,05KoreaKorea17171,021,02Viet NamViet Nam17171,341,34PakistanPakistan16161,061,06JapanJapan16161,161,16JapanJapan16161,391,39AustraliaAustralia15151,261,26NigeriaNigeria15151,261,26EnglandEngland15151,441,44MexicoMexico14141,291,29PhilippinePhilippine14141,261,26PolandiaPolandia14141,501,50TurkiTurki13131,411,41Rusia Rusia 13131,451,45AustraliaAustralia13131,511,51ArgentinaArgentina12121,431,43PrancisPrancis12121,571,57ItalyItaly12121,731,73Viet NamViet Nam11111,621,62IndonesiaIndonesia11111,611,61ArgentinaArgentina11111,811,81UkraineUkraine10101,741,74MesirMesir10101,771,77CanadaCanada10101,811,81BangladeshBangladesh
991,791,79MexicoMexico991,911,91Rusia Rusia 992,252,25GermanGerman881,931,93Iran Iran 881,941,94MexicoMexico882,322,32CanadaCanada772,122,12SpanyolSpanyol772,132,13SpainSpain772,812,81BrazilBrazil662,482,48ItalyItaly662,322,32IndiaIndia662,882,88IndonesiaIndonesia552,612,61TurkeyTurkey552,402,40PrancisPrancis553,113,11PrancisPrancis443,163,16BrazilBrazil442,612,61GermanGerman443,363,36Rusia Rusia 335,015,01AmerikaAmerika337,667,66BrazilBrazil3310,2310,23IndiaIndia
229,229,22IndiaIndia2214,9514,95AmerikaAmerika2217,1417,14AmerikaAmerika
1136,6236,62China China 1128,5728,57China China 1118,2018,20China China
Pering kat
Pering kat
% dunia
% duniaNegaraNegaraPering
katPering
kat%
dunia%
duniaNegaraNegaraPering kat
Pering kat
% dunia
% duniaNegaraNegara
Sayur dan BuahSayur dan BuahDagingDagingPadi-padianPadi-padian
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Padi (MT)
0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000
ChinaIndia
IndonesiaBangladesh
Viet NamThailand
My anmarPhilippines
BrazilJapan
United States of AmericaPakistan
Korea, Republic ofEgy pt
CambodiaNepal
NigeriaIran, Islamic Rep of
Sri LankaMadagascar
Produksi Jagung (MT)
0 50,000,0
00
100,000,
000
150,000,
000
200,000,
000
250,000,
000
300,000,
000
United States of AmericaChinaBrazil
MexicoArgentina
IndiaFrance
IndonesiaSouth Africa
ItalyRomaniaHungaryCanadaUkraine
EgyptSerbia and Montenegro
PhilippinesNigeria
ThailandSpain
Produksi Ubi kayu (MT)
0 5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000
UgandaBrazil
IndonesiaThailandCongo GhanaAngola
Tanzania India
MozambiquViet Nam
UgandaParaguay
ChinaBenin
Malaw iMadagascar
ColombiaPhilippines
Côte
Produksi Ubi Jalar (MT)
0 500,00
0
1,000,0
00
1,500,0
00
2,000,0
00
2,500,0
00
3,000,0
00
3,500,0
00
4,000,0
00
EthiopiaPakistan
IndonesiaPapua New
NamibiaPeru
NepalBoliv ia
Botsw anaEritrea
Mex icoColombia
PhilippinesCongo, Dem
Guinea-BissauJapan
ThailandSw azilandMalay sia
Timor-Leste
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Kedelai(MT)
0 10,00
0,000
20,00
0,000
30,00
0,000
40,00
0,000
50,00
0,000
60,00
0,000
70,00
0,000
80,00
0,000
90,00
0,000
United States of AmericaBrazil
ArgentinaChinaIndia
ParaguayCanadaBoliv ia
IndonesiaItaly
Russian FederationNigeria
UruguayKorea, Dem People's
Serbia and MontenegroUkraine
South AfricaRomaniaViet NamThailand
Produksi Tebu (MT)
0 50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
300,000,000
350,000,000
400,000,000
450,000,000
BrazilIndia
ChinaThailandPakistanMexico
ColombiaAustralia
PhilippinesUnited
IndonesiaSouth
ArgentinaGuatemala
EgyptViet Nam
CubaVenezuela
PeruIran,
Produksi Susu (MT)
0 10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
80,000,000
90,000,000
United States of AmericaIndia
Russian FederationGermany
FranceChinaBrazil
New ZealandUnited Kingdom
UkrainePoland
NetherlandsItaly
AustraliaMexicoTurkey
PakistanJapan
CanadaArgentina
Produksi Telur (MT)
0 500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
ChinaThailand
IndonesiaPhilippines
BrazilRomania
Korea, Republic ofBangladesh
United KingdomMyanmar
Russian FederationMalaysia
UkrainePakistan
MadagascarSlovakiaHungary
CambodiaNew Zealand
Bulgaria
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Daging ayam (MT)
0 2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
16,000,000
18,000,000
United States of AmericaBrazil
MexicoIndia
United KingdomSpain
IndonesiaJapan
FranceRussian Federation
CanadaThailandTurkeyPoland
South AfricaMalaysia
Iran, Islamic Rep ofArgentinaAustralia
Germany
Produksi Daging sapi (MT)
0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000
United States of AmericaBrazil
ArgentinaAustralia
Russian FederationFrance
MexicoCanada
IndiaGermany
ItalyColombia
United KingdomNew ZealandSouth Africa
IrelandSpain
UkraineUruguay
Japan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi pangan dunia tidak meningkatProduksi pangan dunia tidak meningkat
Source: Data from FAO 2003, 2005-07.Source: Data from FAO 2003, 2005-07...
Million tonsTotal
Million tons
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Stok pangan dunia menurunStok pangan dunia menurun
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
010
20
30
40
50
60
70
Kilo
gra
ms p
er
capita
19
60
19
61
19
62
19
63
19
64
19
65
19
66
19
67
19
68
19
69
19
70
19
71
19
72
19
73
19
74
19
75
19
76
19
77
19
78
19
79
19
80
19
81
19
82
19
83
19
84
19
85
19
86
19
87
19
88
19
89
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
1974 2007
Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita)Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita)
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Perkembangan Harga pangan duniaPerkembangan Harga pangan dunia
0
20
40
60
80
100
120
140
0
200
400
600
800
US
$/b
arre
l
US
$/to
n
Corn
Wheat
Rice
Oil (right scale)
Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.
(As of Sept. 2008)(As of Sept. 2008)
New trend?
New trend?
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Negara yang Berisiko karena Krisis Pangan DuniaNegara yang Berisiko karena Krisis Pangan Dunia
Source: United Nations World Food Programme,2008nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Food Protests (2008)Food Protests (2008)
Source: United Nations World Food Programmenuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Haiti food riot, April 2008nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Mexico Argentina
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Pakistani women buy subsidized flour in Lahore. The price of staple foods and fuel has risen drastically in the country in the last few months. Many people in Pakistan are now dependent on state subsidies.
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
In Manila, the capital of the Philippines, soldiers stand guard during the sale of government rice. With the price of rice soaring, the government is looking at ways to ensure none of its citizens starve.
Philippines
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Bangladesh: Food queues have become longer as prices have gone up. Fights over food frequently break out in the queues.
050
100150200250300350400450500
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
US
$/to
n
rice wheat maize soybean sugarcane
KRISIS PANGAN MENDATANG
NERACA PANGAN DUNIA, 2025NERACA PANGAN DUNIA, 2025
Region Population 2025
Consumption/Capita
Demand 2025
Production 2025
Balance 2025
South Asia 2021 237 549.7 524.6 -25.1
East and Southeast Asia 2387 338 1040.9 914.0 -126.9
Latin America 690 265 217.9 171.2 -46.7
Europe 799 634 506.5 619.4 112.9
North America 410 780 319.5 558.2 238.7
World 8039 363 3046.5 2977.7 -68.8
SOURCE: www.worldbank.org nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
PERUBAHAN KONDISI GLOBAL PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG TIDAK MENENTU YANG TIDAK MENENTU MENUNTUT MENUNTUT
KETAHANAN PANGAN YANG KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN DI BERKELANJUTAN DI INDONESIAINDONESIA
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
34
KETERSEDIAAN PANGAN INDONESIAKETERSEDIAAN PANGAN INDONESIA
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Nuhfil Hanani
INDONESIA MERUPAKAN NEGARA YANG MEMILIKI INDONESIA MERUPAKAN NEGARA YANG MEMILIKI KEANEKARAGAMAN HAYATI YANG BESAR – NO. 2 DI KEANEKARAGAMAN HAYATI YANG BESAR – NO. 2 DI DUNIA SETELAH BRAZILDUNIA SETELAH BRAZIL
800 SPESIES TUMBUHAN PANGAN800 SPESIES TUMBUHAN PANGAN ++ 1000 SPESIES TUMBUHAN MEDISINAL 1000 SPESIES TUMBUHAN MEDISINAL RIBUAN SPESIES MICRO ALGAERIBUAN SPESIES MICRO ALGAE
77 Jenis Sumber 77 Jenis Sumber KarbohidratKarbohidrat
75 Jenis Sumber 75 Jenis Sumber Lemak/MinyakLemak/Minyak
26 Jenis Kacang-26 Jenis Kacang-kacangankacangan
389 Jenis Buah-buahan389 Jenis Buah-buahan228228 Jenis SayuranJenis Sayuran 40 Jenis Bahan Minuman40 Jenis Bahan Minuman110110 Jenis Rempah-rempah Jenis Rempah-rempah dan Bumbu-bumbuandan Bumbu-bumbuan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfilnuhfil hanani 36
Intensitas Penggunaan Tanah Pada Setiap Pulau 2002
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Sumatera Jawa danBali
Kalimantan Sulawesi NT danMaluku
Papua
Pe
rse
n P
en
gg
un
aa
n
Indonesia memiliki luas daratan lebih kurang 190,.923 Juta Ha, seluas 70,8 Juta atau 37,1 Persen telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya seperti Sawah, pertanian lahan kering, perkebunan, budidaya non pertanian(permukimam, industri,tambang dll) serta penggunaan-penggunaan tanah lainnya (ladang, semak,padang rumput dll). Seluas 120,2 juta Ha atau 62,9 persen masih berupa hutan (hutan lebat, sejenis, belukar dll).
2% 4% 8%9%
63%
14%
Non PertanianSawah
Lahan KeringPerkebunanHutan
Lain-lain
Persentase masing-masing penggunaan tanah
Berdasarkan intensitas penggunaan tanah untuk kegiatan budidaya, Pulau Jawa telah mencapai 79,9 % ,disusul oleh Sumatera 46,7 %. Sedangkan Papua mempunyai intensitas penggunaan tanah terkecil yakni 20 %
Bila dilihat berdasarkan kelompok penggunaan tanah, maka penggunaan tanah semak, padang rumput, alang-alang, tanah tandus, rusak dan perairan tambak (dikelompokkan dalam penggunaan lain) menempati urutan terluas kedua (13,9%) setelah Hutan, kemudian disusul oleh perkebunan ( 8,5 %) pertanian Lahan Kering (7,8 % )dan Sawah (4,9%)
Kondisi Penggunaan Tanah
PRODUKSI PANGAN INDONESIAPRODUKSI PANGAN INDONESIA
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfilnuhfil hanani 38
( 4.8 % Indonesia)
Keterangan:
Penjelasan Ratio :
Sentra Produksi > 1,1 (Hijau)
Daerah Swasembada / Imbang 0,9 - 1,1 (Kuning)
Daerah Devisit < 0,9 (Merah)
NAD: 7 ;28; 33;34;1281
PONTIANAK:9;11;13;13;168
PEKANBARU: 9;10;11;11;277
SAMARINDA
4;4;4;4;50
PALANGKARAYA: 9;11;13;13;168
BENGKULU: 2;4;6;7;188
JAMBI: 1;1;3;3;55
PALEMBANG: 7;21;32;32;856BANJARMASIN:7;10;13;14;368LAMPUNG: 9;25;35;39;1152
MAKASAR:10;24;27;28;768
KENDARI: 5;11;12;12;255
BANTEN: 2;10;10;10;272
GORONTALO
2;2;9;9;250
PADANG: 10;48;52;52;1693
MEDAN: 4;30;32;32;846
MANADO
3;13;20;21;515
JAYAPURA:
1;3;3;3;75
BANDUNG:9;40;41;41;2131
SEMARANG: 17;67;87;888;3267SURABAYA: 19;148;187;191;6323
KUPANG: 10;55;77;79;1930
MATARAM:6;12;54;55;1412
PALU:6;33;45;45;648P.PINANG: 1;2;6;8;200
DIY:3;8;8;9;475
Jml Kab ; Jml Kec; Jml Desa; Jml Kelompok; Jml Anggota
SEBARAN SEBARAN PANGANPANGAN
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi padi (000 ton), 2006
0,3326,19716,50627,07342,93849,83359,21568,319192,583301,616349,429378,377454,902491,712511,911541,171544,597
708,163739,777840,891
1107,6611502,7481552,6271636,841751,4681889,489
2129,9142456,251
3007,6363365,509
8729,2919346,9479418,572
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
Riau KepulauanDKI
Bangka BelitungIrian Jaya Barat
RiauMaluku
Maluku UtaraPapua
GorontaloSulawesi Barat
Sulawesi TenggaraBengkulu
Sulawesi UtaraKalimantan Tengah
Nusa Tenggara TimurKalimantan Timur
JambiDaerah IstimewaSulawesi Tengah
BaliKalimantan Barat
Nanggroe AcehNusa Tenggara Barat
Kalimantan SelatanBanten
Sumatera BaratLampung
Sumatera SelatanSumatera Utara
Sulawesi SelatanJawa Tengah
Jawa TimurJawa Barat
Produksi jagung 000 ton, 2006
0133771114151824293558667475788297104137202224243
416573583
682696
1.1841.856
4.011
- 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500
DKI JakartaRiau Kepulauan
Bangka BelitungIrian Jaya Barat
PapuaKalimantan Tengah
Maluku UtaraKalimantan Timur
MalukuSulawesi Barat
BantenJambi
RiauKalimantan Selatan
Sulawesi TengahSumatera Selatan
Sulawesi TenggaraBali
BengkuluNanggroe Aceh
Nusa Tenggara BaratKalimantan Barat
Sumatera BaratDI Yogyakarta
Sulawesi UtaraGorontalo
Jawa BaratNusa Tenggara
Sumatera UtaraSulawesi Selatan
LampungJawa Tengah
Jawa Timur
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi kedelai 000 ton 2006
000,6821,0491,1641,3411,4331,4381,7281,8871,9192,1382,6512,7832,7862,9823,4433,5943,7884,2054,2224,8756,7347,04210,84410,864
22,24224,49525,495
39,545132,261
320,205
0 50 100 150 200 250 300 350
Bangka BelitungRiau Kepulauan
Kalimantan TengahSulawesi Barat
Maluku UtaraBengkulu
MalukuSumatera Barat
Kalimantan BaratIrian Jaya Barat
BantenKalimantan Selatan
Sulawesi TengahKalimantan Timur
Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara
JambiLampung
Sumatera SelatanRiau
PapuaSulawesi Utara
GorontaloSumatera Utara
BaliNusa Tenggara Barat
Sulawesi SelatanJawa Barat
Nanggroe Aceh DarussalamDaerah Istimewa
Jawa TengahJawa Timur
Produksi Ubikayu (000 ton), 2006
0,8040,9416,89910,32617,26421,83837,82540,41340,77945,24546,50447,58652,79165,66182,38982,41687,04193,801101,249113,488123,833133,095143,561159,058228,321238,039250,173
567,7491016,27
2044,6743553,823680,567
5499,403
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Daerah Khusus Ibukota JakartaGorontalo
Riau KepulauanMaluku
Bangka BelitungIrian Jaya Barat
PapuaSulawesi Barat
JambiSumatera Utara
Nanggroe Aceh DarussalamRiau
Sulawesi TengahKalimantan TengahKalimantan Selatan
Sulawesi UtaraNusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Kalimantan TimurBengkulu
Maluku UtaraSumatera Barat
BantenBali
Sumatera SelatanSulawesi Tenggara
Kalimantan BaratSulawesi Selatan
Daerah Istimewa YogyakartaJawa Barat
Jawa TengahJawa Timur
Lampung
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Ubijalar, 2006 (Ton)
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Riau Kepulauan
Gorontalo Bangka Belitung
Sulawesi Barat Daerah Istimewa Yogyakarta
Kalimantan Tengah Riau
Kalimantan Barat Nanggroe Aceh Darussalam
Nusa Tenggara Barat Maluku
Sumatera Selatan Irian Jaya Barat
Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah
Jambi Maluku Utara
Banten Sulawesi Utara
Lampung Bengkulu
Sumatera Barat Sulawesi Selatan
Bali Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur Jawa Tengah
Jawa Timur Papua
Jawa Barat
Produksi Kacang Tanah, 2006 (000 Ton)
0 50000 100000 150000 200000 250000
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Riau Kepulauan
Bangka Belitung Sulawesi Barat Irian Jaya Barat
Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat
Jambi Papua
Gorontalo Maluku
Riau Maluku Utara
Sulawesi Tenggara Bengkulu
Sulawesi Utara Sumatera Barat
Sulawesi Tengah Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Selatan Lampung
Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Timur
Bali Banten
Sumatera Utara Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat Daerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Barat Jawa Tengah
Jawa Timur
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Kacang Hijau, 2006 (Ton)
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Bangka Belitung Daerah Khusus
Riau Kepulauan Kalimantan Tengah
Maluku Utara Daerah Istimewa
Maluku Jambi
Gorontalo Sulawesi Barat
Kalimantan Timur Irian Jaya Barat
Kalimantan Selatan Bali
Sulawesi Tengah Kalimantan Barat
Papua Sumatera Barat
Sulawesi Tenggara Bengkulu
Banten Sulawesi Utara
Riau Nanggroe Aceh
Sumatera Selatan Lampung
Sumatera Utara Jawa Barat
Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat Jawa Timur
Jawa Tengah
Produksi Telur Ayam, 2006 (000 Ton)
0 50 100 150 200 250 300
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Maluku Utara
Maluku Kalimantan Tengah
Irian Jaya Barat Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tenggara Bengkulu
Nusa Tenggara Barat Gorontalo
Papua Nanggroe Aceh Darussalam
Sulawesi Barat Bangka Belitung
Riau Riau Kepulauan
Jambi Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan Lampung
Kalimantan Barat Daerah Istimewa Yogyakarta
Sulawesi Selatan Bali
Banten Sumatera Selatan
Sumatera Barat Sumatera Utara
Jawa Barat Jawa Tengah
Jawa Timur
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi susu ( ton), 2006
00000000000000000394390959617719740193011846365878311063
130896211889
244300
0 50000 100000 150000 200000 250000
RiauJambi
Nusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Kalimantan TengahKalimantan Timur
Sulawesi UtaraSulawesi Tengah
Sulawesi TenggaraMaluku
Bangka BelitungBanten
GorontaloMaluku Utara
Kepulauan RiauIrian Jaya BaratSulawesi Barat
Kalimantan BaratNanggroe Aceh Darussalam
BengkuluBali
PapuaKalimantan Selatan
LampungSumatera Selatan
Sumatera BaratSulawesi Selatan
DKI JakartaSumatera Utara
DI YogyakartaJawa Tengah
Jawa BaratJawa Timur
Produksi Tebu, 2006 (000 Ton)
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Barat
Riau Jambi
Bengkulu Bangka Belitung Riau Kepulauan
Daerah Khusus IbukotaBanten
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat Maluku Papua
Maluku Utara Irian Jaya Barat
Sulawesi Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta
Gorontalo Sumatera Utara
Sumatera Selatan Jawa Barat
Jawa Tengah Lampung
Jawa Timur
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Produksi Daging Ayam ras (ton), 2006
53642472995736936997178649481001151320262440268229744244556756589117128081633519057
289252927235683374714324148820
95143125221
282478
0 50000 100000 150000 200000 250000 300000
Maluku UtaraMaluku
Kalimantan TengahIrian Jaya Barat
Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara
BengkuluNusa Tenggara Barat
GorontaloPapua
Nanggroe Aceh DarussalamSulawesi Barat
Bangka BelitungRiau
Kepulauan RiauJambi
Sulawesi TengahSulawesi Utara
Kalimantan TimurKalimantan Selatan
LampungKalimantan Barat
DI YogyakartaSulawesi Selatan
BaliBanten
Sumatera SelatanSumatera BaratSumatera Utara
Jawa BaratJawa Tengah
Jawa Timur
Produksi Daging sapi ( ton), 2006
75990695410321127115116132005264927412956300132184371
6368684968617264726972697346739475178505101321135911601
1537215562
2351550326
7775979091
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000
Irian Jaya BaratGorontalo
Kepulauan RiauSulawesi Barat
BengkuluMaluku Utara
MalukuPapua
Sulawesi TenggaraBangka Belitung
JambiKalimantan Tengah
Sulawesi TengahSulawesi Utara
Kalimantan SelatanLampung
RiauDI Yogyakarta
Nusa Tenggara BaratKalimantan BaratKalimantan Timur
BaliNusa Tenggara Timur
DKI JakartaSumatera Utara
Sumatera SelatanNanggroe Aceh Darussalam
BantenSumatera Barat
Sulawesi SelatanJawa Tengah
Jawa BaratJawa Timur
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Trend Produksi pangan nabati untuk padi dan jagung konstan, sedangkan komoditas laiinya cenderung menurun
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Trend Produksi pangan hewani meningkat
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIAINDONESIA
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA (KAL/KAPITA/HARI)(KAL/KAPITA/HARI)
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA (KKAL/KAPITA/HARI)(KKAL/KAPITA/HARI)
Minimum
2200
Minimum
57 gram
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
ISUISU STRATEGI STRATEGIS S KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN
PANGAN PANGAN
ISUISU STRATEGI STRATEGIS S KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN
PANGAN PANGAN
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
1.1. Kapasitas produksi domestik, (1) Kapasitas produksi domestik, (1) llaju paju peningkatan produksi pangan eningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumcenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen buhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (2) sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (2) belum belum berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatan inrastruktur pertanian ; (c) plokasi karena hambatan inrastruktur pertanian ; (c) petani umumnya skala etani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologiaksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi, sarana , sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus terhambatnya distribusi terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) ) lambatnya penerapan ) lambatnya penerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomiteknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani dan masalah sosial petani
2.2. Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th . diperkirakan 106.000 ha/5 th . KKondisi sumber air di Indonesia cukup ondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahunmencapai 14,1 miliar m³ per tahun
1.1. Kapasitas produksi domestik, (1) Kapasitas produksi domestik, (1) llaju paju peningkatan produksi pangan eningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumcenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen buhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (2) sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (2) belum belum berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatan inrastruktur pertanian ; (c) plokasi karena hambatan inrastruktur pertanian ; (c) petani umumnya skala etani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologiaksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi, sarana , sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus terhambatnya distribusi terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) ) lambatnya penerapan ) lambatnya penerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomiteknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani dan masalah sosial petani
2.2. Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th . diperkirakan 106.000 ha/5 th . KKondisi sumber air di Indonesia cukup ondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahunmencapai 14,1 miliar m³ per tahun
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
3.3. CCadangan panganadangan pangan. A. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu danya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) bencana yang tidak terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistem pencadangan pangan yang baikmemerlukan sistem pencadangan pangan yang baik. Saat ini belum . Saat ini belum optimalnya :(1) optimalnya :(1) sistem cadangan pangan daerah untuk sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) kelembagaan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melalui Lembaga komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaUsaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
3.3. CCadangan panganadangan pangan. A. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu danya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) bencana yang tidak terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistem pencadangan pangan yang baikmemerlukan sistem pencadangan pangan yang baik. Saat ini belum . Saat ini belum optimalnya :(1) optimalnya :(1) sistem cadangan pangan daerah untuk sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) kelembagaan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melalui Lembaga komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaUsaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Banyak daerah rawan terhadap bencana alamBanyak daerah rawan terhadap bencana alam
Daerah rawan bencana gunung berapiDaerah rawan bencana gunung berapi
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Daerah rawan bencana tsunamiDaerah rawan bencana tsunami
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Daerah rawan bencana gempaDaerah rawan bencana gempa
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Sumber : Lapan, Januari, 2008
• Meninggal 31 orang • Rumah rusak berat 858, 1.850
rusak ringan • Tambak rusak 10.262 ha. • Lahan persawahan 66.222 ha rusak
dan sekitar 23.986 ha puso
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
A. A. Strategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasis KemandirianStrategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasis Kemandirian A. A. Strategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasis KemandirianStrategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasis Kemandirian
STRATEGISTRATEGISTRATEGISTRATEGI
1.1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3) dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3) pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5) peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5) peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petanipeningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2.2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem dan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) pertanian ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) ppemantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran emantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6) penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan irigasi, (6) penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7) pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka industri, (7) pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka Early Warning SystemEarly Warning System (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9) perbaikan dan peningkatan jaringan pengairanalam, (9) perbaikan dan peningkatan jaringan pengairan
1.1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3) dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3) pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5) peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5) peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petanipeningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2.2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem dan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) pertanian ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) ppemantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran emantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6) penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan irigasi, (6) penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7) pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka industri, (7) pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka Early Warning SystemEarly Warning System (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9) perbaikan dan peningkatan jaringan pengairanalam, (9) perbaikan dan peningkatan jaringan pengairan
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
3.3. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaataupun lembaga usaha lainnya
3.3. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaataupun lembaga usaha lainnya
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
RENCANA AKSIINDIKATOR
KEBERHASILAN Satuan2008Base
2009 Target
Pelaksana
1. Melakukan perwilayahan komoditas pangan
Persentase kabupaten yang menyusun
Persen
1. Mengintensifkan areal tanam Luas areal tanam Hektar1. Meningkatkan produktivitas Produktifitas per hektar Ku/ha1. Meningkatkan populasi ternak
(ternak besar, kecil dan unggas)
Jumlah populasi ternak ekor
1. Meningkatkan produksi hasil ternak (daging , telur, susu)
Produksi Daging Telur Susu
tontonLtr
1. Meningkatkan produksi perikanan
Produksi
Ton
1. Mengembangkan tanaman pangan diantara tanaman kehutanan dan perkebunan
Produksi Ton
1. Mengembangkan dan menyediakan benih unggul
Jumlah penangkar) buah
Pemantapan Ketersediaan Pangan dan Kemandirian Pangan
RENCANA AKSI
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
RENCANA AKSIINDIKATOR
KEBERHASILAN Satuan2008Base
2009 Target
Pelaksana
9. Mengembangkan sistem usahatani melalui pola kemitraan
Jumlah petani pola kemitraan
orang
9. Mengembangkan dan menyediakan UPJA /Unit pelayanan jasa alsintan
Terbentuknya UPJA Mandiri
buah
9. Penggalakan penggunaan pupuk organik
Areal yang menggunakan pupuk organik
Hektar
9. Peningkatan kelembagaan Layanan sarana produksi
Jumlah lembaga usaha saprodi
buah
9. Pengawasan mutu sarana produksi
Jumlah kasus pemalsuan saprodi
Kali/ tahun
9. Pengembangan sistem kredit yang mudah diakses petani
Jumlah kredit yang tersalurkan
Juta rupiah
Pemantapan Ketersediaan Pangan dan Kemandirian Pangan (lanjutan)
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Program Pelestarian sumberdaya lahan dan air
RENCANA AKSIINDIKATOR
KEBERHASILAN Satuan2008Base
2009 Target
Pelaksana
1. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian
Laju konversi lahan per tahun
Persen
1. Melakukan sertifikasi lahan petani
Jumlah lahan petani yg bersertifikat
Persen
1. Melakukan konservasi /rehabilitasi sumberdaya lahan dan air pada daerah aliran sungai (DAS)
Hutan yang direhabilitasi Persen
1. Mengembangkan sistem pertanian Agroforestry pada daerah aliran sungai
Bertambahanya luas hutan masyarakat
Hektar
1. Mengembangkan pertanian ramah lingkungan
Jumlah kelompok tani yang menerapkan teknologi ramah lingkungan
Klompok
1. Melakukan pembinaan kelompok pemakai Air
Jumlah Kelompok petani pemakai air (P3A) aktif
Klompok
1. Melakukan sistem informasi bencana alam dalam rangka early warning system (EWS)
Persentase Kabupaten/kota yang mempunyai Sistem
Persen
1. Melakukan perbaikan dan meningkatkan jaringan pengairan
Persentase panjang Jaringan irigasi dalam kondisi baik
Persen
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
Program Cadangan pangan
RENCANA AKSIINDIKATOR
KEBERHASILAN Satuan2008Base
2009 Target Pelaksana
1. Mengembangkan sistem cadangan pangan pemerintah tingkat kabupaten/kota untuk antisipasi kondisi darurat
Jumlah cadangan pemerintah setahun
Ton
1. Mengembangkan cadangan pangan hidup melalui intensifikasi pekarangan
Jumlah pekarangan intensif
Hektar
1. Menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat
Jumlah lumbung Klompok
1. Mengembangkan cadangan pangan melalui LUEP/LPG,
Jumlah cadangan pangan yang berasal dari LPG/LUEP
ton
1. Mengembangkan Bank padi
Jumlah cadangan pangan
Ton
1. Mengembangkan cadangan pangan Desa
Jumlah desa yg mengembangkan cadangan pangan Desa
buah
1. Mengembangkan cadangan pangan RT
Jumlah RT yg mengembangkan cadangan pangan RT
RT
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil
nuhfil hanani : www.lecture.brawijaya.ac.id/nuhfilTERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYATERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA