keratitis aqyu

Upload: danas-berkarakter

Post on 17-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Salsabila subhan perdana kusuma

Anatomi M A T A Melalui mata, manusia menerima 80 % atau lebih informasi dari luar. Mata merupakan bagian indera yang fungsinya agar hanya terbatas pada melalui

menerima dan menyiapkan rangsangdapat diteruskan perantara serabut2 nervus optikus ke pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus

visual)

yang

bersifat peka cahaya (foto sensitif).

Secara garis besar, Mata terdiri : Palpebra (kelopak mata) : jaringan yg dpt bergerak ke atas dan ke bawah yg berfungsi utk melindungi bola mata

Conjungtiva : suatu membran mukus yg tipis dan transparan, mengandung bnyak kelenjar lymphe, pd beberapa tempat mengandung folikel dan kelenjar krause dn wolfring (kelnjar utk membasahi saccus conjuntiva dan cornea). Conjuntiva Palpebralis : conjuntiva yg melapisi bag. Posterior palpebra Conjungtiva bulbi : conjungtiva yg melapisi bag. Anterior sclera. Cornea : jaringan transparan dn avaskular berfungsi sbg protektif dn sbg media refraksi.

Sclera : jaringan ikat dg serat yg kuat, berwarna putih buram (tdk tembus cahaya). Dilapisi conjuntiva. Fungsinya utk melindungi bola mata dr gangguan. Episclera (jar. Tipis,elastis,kaya pemda) Stroma (jar. Penyokong) Lamina fusca (perbatasan sclera dg khoroid) Uvea ,terdiri dr : Iris (uvea anterior) : pengontrol ukuran pupil utk mengatur sinar yg masuk. Disebut badan pelangi krn berwarna Badan silier : mmbentuk ligamentum yg berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasinya mengatur cembung pipihnya lensa. Khoroid (uvea posterior) : lapisan berwarna coklat kehitaman, kaya pemda, fungsi memberikan nutrisi dn oksigen pd retina. Retina : lapisan yg kaya akn saraf. Bagian mata yg paling peka trhadap sinar. Pada seluruh bag. Retina b.d badan sel saraf yg serabutnya membentuk urat saraf optik yg memanjang smapai ke otak. Sel batang (pd keadaan gelap) Sel kerucut (pd keadaan terang)

Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior. Kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea edema karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air mata. Fungsi kornea adalah: Merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan cahaya ke retina Melindungi struktur mata internal

1. LAPISAN EPITEL Tebalnya 50 m , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ectoderm permukaan.

barrier.

2. MEMBRANA BOWMAN

Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi. Kerusakan akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

3. JARINGAN STROMA Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur, sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. MEMBRAN DESCEMENT

5. ENDOTEL

Merupakan Berasal dari membrana aselular mesotelium, berlapis dan merupakan batas satu, bentuk belakang stroma heksagonal, besar 20kornea dihasilkan sel 40 m. endotel dan merupakan membrane Endotel melekat pada membran descement basalnya. melalui hemidosom dan Bersifat sangat elastis zonula okluden. dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.

Konsep dasar keratitis

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis adalah peradangan pada kornea

KLASIFIKASI KERATITIS BERDASARKAN ETIOLOGI a. KERATITIS MIKROBIAL Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal. keratitis bakterial keratitis akibat dari infeksi stafilokokkus, berbentuk seperti keratitis pungtata, terutama dibagian bawah kornea keratitis viral keratitis dendritik herpetik keratitis dendritik yang disebabkan virus herpes simpleks akan memberi gambaran spesifik berupa infiltrat pada kornea dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang cabang dengan memberikan uji fluoresin positif nyata pada tempat percabanagn.

Keratitits herpes zooster Merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus herpes zooster pada cabang saraf trigeminus, termasuk puncak hidung dan demikian pula kornea atau konjungtiva. Keratitis pungtata epitelial Keratitits dengan infiltrat halus pada kornea, selain disebabkan oleh virus keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat seperti neomicin dan gentamisin. Keratitits disiformis merupakan keratitits dengan bentuk seperti cakram didalam stroma permukaan kornea, keratitis ini disebabkan oleh infeksi atau sesudah infeksi virus herpes simpleks

b. KERATITIS PEMAJANAN Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi sekunder. Pemajanan kornea dapat diebabakan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis saraf kranial VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi. Keratitis lagoftalmos Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang dapat terjadi pada ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma dimana mata tidak terdapat reflek mengedip. Keratitis neuroparalitik Terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminus yang mengakibatkan gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea Keratokonjungtivitis sika Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea.

MANIFESTASI KLINIS Manifestasi yang menyertai pada penderita keratitis adalah :* Inflamasi bola mata yang jelas *Terasa ada benda asing di mata *Cairan mukopurulen dengan kelopak mata salingmelekat satu sama lain *Rasa silau dimata

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Uji fluoresein Untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitelkornea akibat erosi, keratitis epitelial, bila terjadi defek epitel kornea akan terlihat warna hijau pada defek tersebut 2. Uji sensibilitas kornea Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks 3. Uji fistel Untuk melihat kebocorankornea atau fistel akibat adanya perforasi kornea 4. Uji biakan dan sensitivitas Mengidentifikasi patogen penyebab 5. Uji plasido Untuk mengetahui kelainan pada permukaan kornea

PENATALAKSANAAN Pada pasien dengan infeksi kornea berat dirawat untuk pemberian tetes antimikroba seperti gentamisin 5mg/ml, tobramisin15mg/ml, atau sefuroksim 50 mg/ml setiap 30 menit sekali dan pemeriksaan berkala,untuk keratitis yang disebabakan oleh virus herpes simpleks pasien perlu diberikan virustatika seperti IDU trifluorotimidin dan acyclovir sedangkan untuk keratitis akibat herpes zooster pasien diberikan obat simptomatis saja seperti analgetika, vitamin dan antibiotika topikal. Selain itu tameng mata ( patch ) dan lensa kontak perlu dilepas dahulu sampi infeksi terkontrol, karena akan memperkuat pertumbuhan mikroba.

Sedangkan pasien dengan konjungtivitis biasanya hilang sendiri tapi tergantung dengan jenis penyebabnya. Penatalaksanaan pasien dengan kongjungtivitis bakteri sebelum terdapat pemerikaan mikrobiologi, klien dapat diberikan antibiotik unggal spektrum luas sepertigentamisin, kloramfenikol, polimiksin. Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat dengan diberi penisillin salep dn suntikan untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret dibersihkan engan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisillin. Selain itu pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau orang lain, menanjurkan untuk tidak menggosok mata yang sakit kemudian mata yang sehat, menganjurkan untuk mencuci tangan setipa memegng mata yang sakit, menggunakan handuk, lap dan sapu tangan yang terpiah

. Untuk konjungtivitis viral, penatalaksanaan bersifat simptomatik dan antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, untuk konjungtivitis herpetik diberikan antivirus asiklovir 400mg/hari selama 5 hari.sedangkan untuk konjungtivitis alergi biasanya akan sembuh sendiri, pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penyebab dan menghilangkan gejala, sedangkan konjungtivitis sika diberikan air mata buatan. Penatalaksanaan untuk uveitis, terapi perlu segera dilakukan untuk mencegah kebutaan, diberikan steroid tetes mata pada siang hari dan salep pada malam hari

PENGKAJIAN Nama: tn k Umur: 60th Jenis kelamin: laki laki Alamat: panyuran Agama:islam Keluhan utama: klien mengeluh nyeri pada mata RPS P: KLIEN MENGELUH NYERI Q:NYERI YANG DIRASAKAN KLIEN SANGAT BERAT R:NYERI YANG DIRASAKAN PADA DAERAH MATA S:SKALA NYERI 7-10 T: NYERI DIRASAKAN SETIAP WAKTU RPD: -klien pernah menderita konjungtivitis -trauma RPK: keluarga klien sebelumnya belum pernah menderita penyakit tersebut

ANALISA DATAdata Ds: klien mengeluh sakit mata, gatal, silau & tajam penglihatannya menurun, merasa kelilipan , mata merah & bengkak etiologos BAKTERI MASUK KE KORNEA EPITEL KORNEA RUSAK LESI KORNEA NYERI problem GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI

Do: pada kelopak mata terlihat vesikel & infiltrat filamen pada kornea, insufisiensi air mata, sumbatan saluran lacrimal, erosio kornea, TTV: S: 37C N: 100X/MENIT TD:120/90mmHg R: 30X/ MENIT

DIAGNOSA Nyeri b.d rusaknya epitel kornea Resti cidera b.d penuruna tajam penglihatan Ansietas b.d keadaan kurangnya pengetahuan penyakitnya Gangguan konsep diri b.d status kesehatannya Gangguan aktivitas b.d penuruna tajam penglihatan

jam 08.00

Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012

Diagnosa Nyeri b.d rusaknya epitel kornea Tujuan : Nyeri teratasi dg kriteria -rasa sakit berkurang -wajah tampak cerah -tak gelisah Kriteria hasil : Selama 1x24 jam nyeri yg d rasakan klien berkurang

Intervensi 1.) kaji tingkat nyeri 2.)kaji pernyataan verbal & non verbal nyeri 3.) dorong penggunaan teknik relaksasi 4.)kolaborasi untuk pemberian analgesik

rasional 1.) tingkatan nyeri dapat memberikan gambaran untuk intervensi selanjutya 2.) ketidaksesuaia n petunjuk verbal/ non verbal dapat meberi petunjuk derajat nyeri 3.) memfokuskan kembali perhatian 4.) untuk menekan impuls nyeri

jam 08.00

Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012

Diagnosa Resti cidera b.d penurunan tajam penglihatan Tujuan: Cidera tidak terjadi Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera

Intervensi 1.) tentukan tajam penglihata pada bola mata 2.) pertahankan posisi tempat tidur rendah

rasional 1.) kebutuhan individu & pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat 2.) memberi kenyamanan 3.)memberi perlindungan diri terhadap cidera 4.)mencegah terjadinyacider a pada mata

3.)singkirkan benda-benda yang menimbulkan cidera4.)beritahu pasien untuk tidak meggaruk mata

Implementasi 1jam 08.00 Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012 1 Nomer Diagnosa implementasi 1.) mengkaji tingkat nyeri TTD

2.)menorong penggunaan teknik relaksasi3.) memberikan obat analgesik

Implementasi 2jam 08.00 Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012 2 Nomer Diagnosa implementasi 1.) menentukan tajam penglihatan pada kedua mata 2.) mempertahank an posisi tempat tidur rendah 3.) menyingkirkan benda-benda yang menyebabkan cidera TTD

EVALUASI 1Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012 No.diagnosa Evaluasi S : tn k msih mengatakan nyeri pada mata O: TTV : S : 37c N:100x/menit TD:120/90 mmHg R: 30X/ menit A: MASALAH BELUM TERATASI TTD

1

P: LANJUTKAN INTERVENSI

EVALUASI 2Hari/tanggal Rabu 28 maret 2012 No.diagnosa Evaluasi S : tn k msih mengatakan penglihatannya masih menurun O: TTV : S : 37c N:100x/menit TD:120/90 mmHg R: 30X/ menit A: MASALAH BELUM TERATASI P: LANJUTKAN INTERVENSI TTD

2

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Keratitis Sub Pokok Bahasan : Perawatan Keratitis Waktu : Pkl 07.30 08.20 Hari/Tanggal : Rabu, 28 Maret 2012 Tempat : Aula RSNU Tuban Sasaran : Klien dan keluarga di RSNU Tuban Penyuluh : Mahasiswa STIKES NU Tuban semester 4 ----------------------------------------------------------------------------------------------A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapat penyuluhan tentang keratitis selama 30 menit, diharapkan peserta mengerti tentang perawatan pada pasien keratitis.

2.

Tujuan Instruksional KhususSetelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta mampu : Menjelaskan tentang pengertian keratitis Menjelaskan tentang penyebab keratitis Menjelaskan faktor resiko keratitis Menyebutkan tanda dan gejala keratitis Menyebutkan pencegahan keratitis Menjelaskan pengobatan keratitis

B. Metode belajar Ceramah Tanya jawab Brain storming

C. Alat dan Media Laptop dan LCD Leaflet Flipchart

D. Kegiatan PenyuluhanNo Kegiatan Respon Peserta Waktu

1.

Pembukaan -Perkenalan/salam -Penyampaian Tujuan

-Membalas salam -Memperhatikan

5 Menit

2.

a) Penyampaian materi, tentang: Pengertian, - Memperhatikan 30 menit penyebab, faktor resiko, tanda gejala, penjelasan dan pencegahan, dan cara pengobatan demonstrasi dengan keratitis. cermat b) Pemberian kesempatan pada peserta - Menanyakan hal yang penyuluhan untuk bertanya. belum jelas c) Menjawab pertanyaan peserta - Memperhatikan penyuluhan yang berkaitan dengan jawaban penyuluh materi.Penutup -Tanya jawab (evaluasi) -Menyimpulkan hasil materi -Mengakhiri kegiatan -Mengucapkan salam -Membagikan leaflet Menjawab salam 10 Menit

3.

E. Pengorganisasian dan Job Description Pembimbing : 1. 2. Moderator : Job Description : - Membuka dan menutup kegiatan - Membuat susunan acara dengan jelas Penyaji : Job Description : - Menyampaikan materi penyuluhan

Observer : Job Description : Mengobservasi jalannya kegiatan Fasilitator : 1. 2. 3. Job Description : -Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan -Memotivasi audience untuk bertanya -Menjawab pertanyaan audience

F. Kriteria Evaluasi Evaluasi struktur Klien dan keluarga di RSNU Tuban Penyelenggaraan penyuluhan di aula RSNU Tuban. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh Mahasiswa STIKES NU semester 4. Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum Penyuluhan dan 15 menit sebelum pelaksanaan Penyuluhan. Evaluasi proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan sharing. Evaluasi hasil Peserta mampu menjelaskan tentang pengertian keratitis Peserta mampu menjelaskan tentang penyebab keratitis Peserta mampu menjelaskan faktor resiko keratitis Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala keratitis Peserta mampu menyebutkan pencegahan keratitis Peserta mampu menjelaskan pengobatan keratitis

Pengertian Keratitits adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. .

Tanda dan gejala

Keluar air mata yang berlebihan Nyeri Penurunan tajam penglihatan Mata merah Sensitif terhadap cahaya

Penyebab Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex, tipe 1. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.

PENCEGAHAn Pemakai lensa kontak harus menggunakan cairan desinfektan pembersih yang steril untk membersihkan lensa kontak. Air keran tidak steril dan tidak boleh digunakan untuk membersihkan lensa kontak. Jangan terlalu sering memakai lensa kontak lensa. Lepas lensa kontak bila mata menjadi merah atau iritasi. Ganti lensa kontak bila sudah waktunya untuk diganti. Cuci tempat lensa kontak dengan air panas, dan ganti tempat lensa kontak tiap 3 bulan karena organisme dapat terbentuk di tempat kontak lensa itu. Makan makanan bergizi Pakai kacamata pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya keratitis. Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu menahan kerusakan mata dari sinar ultraviolet.

PeNGOBATANAntibiotik, anti jamur dan anti virus dapat digunakan tergantung organisme penyebab. Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secepatnya, tapi bila hasil laboratorium sudah menentukan organisme penyebab, pengobatan dapat diganti. Terkadang, diperlukan lebih dari satu macam pengobatan. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk menghancurkan sel yang tidak sehat, dan infeksi berat membutuhkan transplantasi kornea. Obat tetes mata atau salep mata antibiotik, anti jamur dan antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis, tapi obat-obat ini hanya boleh diberikan dengan resep dokter. Pengobatan yang tidak baik atau salah dapat menyebabkan perburukan gejala. Obat kortikosteroid topikal dapat menyebabkan perburukan kornea pada pasien dengan keratitis akibat virus herpes simplex. Pasien dengan keratitis dapat menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya. Kontrol yang baik ke dokter mata dapat membantu mengetahui perbaikan dari mata.

Keratitis Bakterial Antibiotik Gram (-): Tobramisin 14 mg/ml Gram (+) : Cefazolin 50 mg/ml Kortikosteroid : stlh antimikroba mengontrol proliferasi mikroba atau menunjukkan perbaikan dan penghentian bertahap Prednisolone asetat 1% 1tts awal

Debridem Polyenes termasuk ent natamycin, nistatin, dan Terapi amfoterisin B. bedah Azoles (imidazoles Terapi and triazoles) include obatketoconazole, miconazole, fluconazole, itraconazole, econazole, and clotrimazole.

Keratitis Herpes Simpleks

Keratitis Jamur

Keratitis Alergi

Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Steroid topikal dan sistemik. Kompres dingin Obat vasokonstriktor

Cromolyn

topikal. Koagulasi krio CO2. Pembedahan kecil (eksisi). Antihistamin umumnya tidak efektif Kontraindikasi : soft lens

sodium