kerangka penelitian s1 gizi
TRANSCRIPT
Membuat Kerangka Penelitian1. Masalah penelitian?2. Jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian (hipotesis atau hipotesis 1)3. Hipotesis harus didukung oleh teori
(membuat kerangka teoretis)4. Kerangka teoretis dijadikan dasar
penelitian (membuat kerangka konseptual)
5. Identifikasi variabel penelitian dari kerangka konseptual
Membuat Kerangka Penelitian1. Identifikasi variabel penelitian dari
kerangka konseptual2. Mendefinisikan variabel3. Memberi skala variabel
Masalah Penelitian
Syarat:1. Dalam kalimat tanya2. Substansinya khas3. Dalam satu kalimat hanya ada satu
masalah
Contoh Masalah Penelitian
Apakah setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan tekanan distolik pada remaja?
Jawaban sementara (hipotesis atau hipotesis 1)Setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan tekanan diastolik pada remaja
(Hipotesis nol)
(Setiap kenaikan BMI menurut umur tidak akan meningkatkan tekanan diastolik pada remaja)
Kerangka Teoretis
Kerangka penelitian kita yang dibuat berdasarkan teori orang lain yang sudah ada
Dengan kerangka teoretis ini akan terlihat bagaimana penelitian kita didukung oleh teori orang lain sebelumnya
Kerangka Teoretis
Artinya: Hipotesis kita didukung oleh teori
orang lain sebelumnya Hubungan antara variabel bebas dan
tergantung (serta variabel lainnya) mempunyai dasar ilmiah yang sudah terbukti
Penelitian kita mempunyai biological plausibility yang andal
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka TeoretisContoh
STATUS OBESITAS
KETEBALAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
Dukungan TeoriContoh
Penelitian oleh:Schwann et al. (2009): Diameter lemak di dalam pembuluh darah arteria (diukur dengan arterio-microscanner) remaja obes rata-rata 0.6 mm lebih besar dibanding remaja non-obes (P=0.03) Pranaskorp et al. (2010): Massa lemak intra-arterial di pembuluhdarah a. coronaria tikus yang dibuat obes rata-rata 3.2 mm3/g dibanding tikus normal (P=0.007)
STATUS OBESITAS
STATUS PSIKOLOGIS
Dukungan TeoriContoh
Penelitian oleh:Costello et al. (2008):Remaja obes mempunyai masalahkecemasan lebih banyak dibandingremaja non-obes (P=0.04)
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS PSIKOLOGIS
Dukungan TeoriContoh
Penelitian oleh:Prakash et al. (2006):Dibandingkan dengan wanita usiasubur yang normal, wanita subur dengan tingkat kecemasan tinggidan sedang rata-rata mempunyai tekanan darah diastolik 12.8 mmHglebih tinggi (P=0.002)
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka TeoretisContoh
Semua hubunganada dukungan teorinya
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka TeoretisContoh
Semua hubunganada dukungan teorinya
Schwann et al., 2009Pranaskorp et al., 2010
Costello et al., 2008
Prakash et al., 2006 Valerie et al., 2010Emersson et al., 2010
Pinchard et al., 2007
Bloster et al., 2009
Yu et al., 2008
Nishikawa et al., 2006
Kerangka Teoretis
Hampir tidak pernah ada hanya didukung oleh satu referensi
Kerangka Teoretis
Dalam karya tulis ilmiah (skripsi, tesis) dibicarakan dalam Bab Tinjauan Pustaka
Karena Kerangka Teoretis tidak pernah dibuat hanya berdasar satu sumber, maka dalam Tinjauan Pustaka jangan menulis hanya dari satu sumber saja
Contoh:Tinjauan Pustaka terdiri dari 20 halaman, tetapi sumbernya hanya dari satu tulisan
Kerangka Konseptual
Menurut definisinya: hubungan antar variabel yang (akan) diteliti, maka:
Tidak ada variabel dalam kerangka konseptual yang tidak diteliti
Tidak diteliti bukan karena saya tidak ingin meneliti, tetapi saya tidak mungkin dapat meneliti
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual sama persis dengan kerangka teoretis, kecuali:
Ada variabel dalam kerangka teoretis yang tidak mungkin diteliti
Membuat Kerangka Konseptual Copy kerangka teoretis Perhatikan apakah ada
variabel dalam kerangka teoretis yang tidak mungkin diteliti (alasan keterbatasan alat, tenaga ahli, biaya, waktu)
Kalau tidak ada yang tidak mungkin diteliti kerangka konseptual = kerangka teoretis
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka TeoretisContoh
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka KonseptualContoh
Sama, karena semuavariabel dapat diteliti
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka KonseptualContoh
Tidak sama, karena adavariabel yang tidak mungkin diteliti
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka KonseptualContoh
Tidak sama, karena adavariabel yang tidak mungkin diteliti
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Jenis VariabelContoh
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERGANTUNG
VARIABEL ANTARA
VARIABEL ANTARA
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Definisi OperasionalContoh
Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)
Status psikologis normal dan cemas (kriteria West, 2002)
Kerja otot jantung normal atau berlebihan(pemeriksaan echocardiografi)
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Skala VariabelContoh
Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)SKALA RASIO
Status psikologis normal dan cemas (kriteria West, 2002)SKALA ORDINAL
Kerja otot jantung normal atau berlebihan(pemeriksaan echocardiografi) SKALA ORDINAL
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)SKALA RASIO
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Definisi OperasionalContoh
Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)SKALA RASIO
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)SKALA RASIO
Apakah setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan tekanan distolik pada remaja?
PERTANYAAN PENELITIAN:
HIPOTESIS:
Setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan tekanan distolik pada remaja
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Definisi Operasional yang berbedaContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)SKALA RASIO
Apakah ada remaja obes mempunyai tekanan distolik lebih tinggi dibanding remaja bukan obes?
PERTANYAAN PENELITIAN:
HIPOTESIS:
Remaja obes mempunyai tekanan distolik lebih tinggi dibanding remaja bukan obes
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Definisi Operasional yang berbedaContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Hipertensi diastolik dan normal (kriteria Black, 2003)SKALA ORDINAL
Apakah proporsi hipertensi distolik pada remaja obes lebih tinggi dibanding remaja bukan obes?
PERTANYAAN PENELITIAN:
HIPOTESIS:
Proporsi hipertensi distolik pada remaja obes lebih tinggi dibanding remaja bukan obes
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Definisi Operasional yang berbedaContoh
Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)SKALA RASIO
Apakah setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan proporsi hipertensi distolik pada remaja?
PERTANYAAN PENELITIAN:
HIPOTESIS:
Setiap kenaikan BMI menurut umur akan meningkatkan proporsi hipertensi distolik pada remaja
Hipertensi diastolik dan normal (kriteria Black, 2003)SKALA ORDINAL
Analisis Statistik
Disesuaikan dengan design dan skala variabel
Pada umumnya:
Uji X2 (chi square) : menguji beda proporsinominal vs nominal ordinal vs ordinalnominal vs ordinalordinal vs nominal
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Analisis Statistik: CHI-SQUAREContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Hipertensi diastolik dan normal (kriteria Black, 2003)SKALA ORDINAL
HIPERTENSI DIASTOLIK
NORMAL
BUKAN OBESOBES
a bc d
X2 = ……., df=1, P= ………….
Analisis Statistik
Disesuaikan dengan design dan skala variabel
Pada umumnya:
Uji t (t-test) : menguji beda 2 mean, distribusi normal (bell-shaped)mean nilai variabel tergantung menurut variabel bebasmean nilai variabel antara menurut variabel bebas mean nilai variabel tergantung menurut variabel antara
Analisis Statistik
Disesuaikan dengan design dan skala variabel
Pada umumnya:
Uji t (t-test) : menguji beda 2 mean, distribusi normal (bell-shaped)t- test berpasangan: pre dan post-test,
matchingt-test independent: antara 2 kelompok bukan pre dan post-test atau matching
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Analisis Statistik: t-testContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)SKALA RASIO
Mean SD
TEKANAN DIASTOLIK
OBES
BUKAN OBES
a pb q
t= ……., P= …………
Analisis Statistik
Disesuaikan dengan design dan skala variabel
Pada umumnya:
Uji non parametric : menguji beda 2 median, distribusi tidak normal (skewed)dengan Mann-Whitney U-test
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Analisis Statistik: Mann Whiney U-testContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Setiap unit tekanan darah distolik (mmHg)SKALA RASIO
Median Interquartile range
TEKANAN DIASTOLIK
OBES
BUKAN OBES
a pb q
Interquartile range = p25; p75
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Analisis Statistik: Odds RatioContoh
Obes dan bukan obes (kriteria CDC, 2000)SKALA ORDINAL
Hipertensi diastolik dan normal (kriteria Black, 2003)SKALA ORDINAL
Dilakukan pada penelitian case-control studySkala variabel tergantung: biner (binary)Entry data variabel tergantung: baik (bukan obes)= 0, tidak baik (obes) = 1
Analisis Statistik: Odds Ratio OR adalah rasio antara
exposure/non-exposure pada kasus dan kontrol
Hipertensi diastolik
Normal
OBES a bBUKAN OBES c d
OR = (a/c):(b/d) = ad/bcInterpretasi: Obes mempunyai risiko ad/bc kali lebih besar untukmenderita hipertensi diastolik dibanding bukan obes
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
Contoh
Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)Setiap unit BMI menurut umur (kg/m2)SKALA RASIO
Hipertensi diastolik dan normal (kriteria Black, 2003)SKALA ORDINAL
Analisis Statistik: Odds Ratio
Dengan software komputer (misal SPSS) dapatdihitung OR dan 95% confidence intervalnyaInterpretasi:Setiap kenaikan 1 kg/m2 BMI meningkatkanrisiko p kali untuk menderita hipertensi diastolik
STATUS OBESITAS TEKANAN DIASTOLIK
ContohAnalisis Statistik: studi kohort
OBES
BUKAN OBES
HIPERTENSI DIASTOLIK
HIPERTENSI DIASTOLIK
NORMAL
NORMAL
WAKTU PENGAMATAN TERTENTU
STATUS OBESITAS TEKANAN DIASTOLIK
ContohAnalisis Statistik: studi kohort
TANPA MEMPERHITUNGKAN WAKTU TERJADINYA:• RR (risiko relatif)• RA (risiko absolut, cumulative incidence)
DENGAN MEMPERHITUNGKAN WAKTU TERJADINYA:• Kaplan Meyer (univariabel)• Cox proportional hazard ratio (multivariabel)
Peran variabel antara
Menjelaskan MENGAPA?Misalnya:
Mengapa pada penelitian ini status obesitas ada hubungannya dengan hipertensi diastolik?
Lihat Kerangka Konseptual
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka KonseptualContoh
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERGANTUNG
VARIABEL ANTARA
VARIABEL ANTARA
Peran variabel antara
1. Buktikan hubungan antara variabel STATUS PSIKOLOGIS dengan TEKANAN DIASTOLIK
2. Buktikan hubungan antara variabel STATUS OBESITAS dengan STATUS PSIKOLOGIS
3. Buktikan hubungan antara variabel KERJA OTOT JANTUNG dengan TEKANAN DIASTOLIK
4. Buktikan hubungan antara variabel STATUS OBESITAS dengan KERJA OTOT JANTUNG
STATUS OBESITAS
TEKANAN DIASTOLIK
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Peran variabel antaraContoh
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERGANTUNG
VARIABEL ANTARA
VARIABEL ANTARA
TERBUKTI?
TERBUKTI?TERBUKTI?
TERBUKTI?
Peran variabel antara: TERBUKTISimpulan:1. Obesitas menyebabkan hipertensi
diastolik karena pada remaja obes menjadi cemas sehingga meningkatkan tekanan diastolik
2. Obesitas menyebabkan hipertensi diastolik karena pada remaja obes kerja otot jantung meningkat sehingga meningkatkan tekanan diastolik
Peran variabel antara: TIDAK TERBUKTI
Bila tidak dapat dibuktikan hubungan antara variabel antara dengan variabel tergantung dan variabel bebas, maka
Lihat kerangka teoretis, lalu Berikan argumentasi, bahwa
kemungkinan penjelasannya ialah melalui variabel antara dalam kerangka teoretis (PENIMBUNAN LEMAK dan DIAMETER PEMBULUH DARAH), seperti yang telah dibuktikan oleh para peneliti sebelumnya
STATUS OBESITAS
PENIMBUNAN LEMAKDI PEMBULUH DARAH
DIAMETER LUMENPEMBULUH DARAH
TEKANAN DIASTOLIK
STATUS HORMONKATEKOLAMIN
KERJA OTOTJANTUNG
STATUS PSIKOLOGIS
Kerangka TeoretisContoh
Schwann et al., 2009Pranaskorp et al., 2010
Costello et al., 2008
Prakash et al., 2006 Valerie et al., 2010Emersson et al., 2010
Pinchard et al., 2007
Bloster et al., 2009
Yu et al., 2008
Nishikawa et al., 2006
Peran variabel antara: TIDAK TERBUKTI
Kecuali diberikan argumentasi, bahwa kemungkinan penjelasannya ialah melalui variabel antara dalam kerangka teoretis (PENIMBUNAN LEMAK dan DIAMETER PEMBULUH DARAH), seperti yang telah dibuktikan oleh para peneliti sebelumnya
Kemungkinan harus pula dipikirkan ada variabel lain yang belum dipikirkan dalam kerangka teoretis (sebutkan contohnya!)
Penelitian kadar kolesterolLATAR BELAKANG
Peningkatan kadar kolesterol sampai saat ini banyak dijumpai pada remaja. Diduga ada hubungan antara kenaikan kadar kolesterol darah dengan kejadian penyakit jantung koroner (PJK).
Saat ini kebiasaan makan makanan cepat saji makin meningkat di kalangan remaja. Makanan cepat saji mengandung banyak kolesterol, sehingga ada dugaan bahwa kebiasaan makan makanan cepat saji di kalangan remaja meningkatkan kadar kolesterolnya.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi apakah pada remaja yang gemar makanan cepat saji mempunyai kadar kolesterol yang tinggi.
PERTANYAAN
1. Apa tujuan umum penelitian ini?
2. Apa tujuan khusus penelitian ini?
Penelitian kadar kolesterolTINJAUAN PUSTAKA
Kesukaan makanan cepat saji dipengauhi umur. Remaja lebih menyukai makanan cepat saji dibandingkan dengan dewasa. Kecuali umur, konsumsi makanan cepat saji juga dipengaruhi oleh tingkat ekonomi keluarga, karena harga makanan cepat saji yang relatif mahal sulit terjangkau oleh keluarga dengan tingat ekonomi rendah. Keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi, kecuali lebih mudah membeli makanan cepat saji, juga mudah memperoleh sumber kolesterol dari makanan lain, sehingga menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Saat ini kandungan kolesterol makanan cepat saji cenderung tinggi, maka tidak heran kalau terlalu banyak makan makanan cepat saji meningkatkan kadar kolesterol.
penelitian terakhir menunjukkan, bahwa kandungan bahan tertentu dalam makanan cepat saji yang disebut encouragin ternyata memicu produksi hormon kolestin, dan
Penelitian kadar kolesterolTINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terakhir menunjukkan, bahwa kandungan bahan tertentu dalam makanan cepat saji yang disebut encouragin ternyata memicu produksi hormon kolestin, dan akibatnya terjadi peningkatan kadar kolesterol darah.
Sampai saat ini pengaruh genetik masih diduga kuat mempunyai peran terhadap peningkatan kadar kolesterol darah.
PERTANYAAN
1. Dari tinjauan pustaka tersebut dapat dibuat suatu bagan yang disebut ….. Coba gambarkan bagan tersebut!
2. Apakah variabel bebas penelitian ini?
3. Apakah variabel tergantung penelitian ini?
KONSUMSIMAKANAN CEPAT SAJI
PENGHASILANKELUARGA
SUMBERKOLESTEROLLAIN
KADAR KOLESTEROL
KANDUNGANKOLESTEROLMAKANANENCOURAGIN
KOLESTIN
GENETIK
UMUR
KERANGKA TEORETISContoh
Penelitian kadar kolesterolTINJAUAN PUSTAKA
Catatan:
Ternyata dari analisis kelayakan, diketahui bahwa peneliti tidak mungkin melakukan pemeriksaan kadar encouragin, kolestin dan mencari data sumber kolesterol lain.
Kemudian bagan diperbarui.
PERTANYAAN
1. Bagan yang baru ini disebut …….
2. Coba gambar bagan baru ini
KONSUMSIMAKANAN CEPAT SAJI
PENGHASILANKELUARGA
SUMBERKOLESTEROLLAIN
KADAR KOLESTEROL
KANDUNGANKOLESTEROLMAKANANENCOURAGIN
KOLESTIN
GENETIK
UMUR
KERANGKA TEORETISContoh
KONSUMSIMAKANAN CEPAT SAJI
PENGHASILANKELUARGA
KADAR KOLESTEROL
KANDUNGANKOLESTEROLMAKANAN
GENETIK
UMUR
Contoh KERANGKA KONSEPTUAL
Sekian