keputusan menteri perhubungan republik indonesia …
TRANSCRIPT
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 143 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA
DI KABUPATEN PUNCAK PROVINSI PAPUA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 48 ayat (1) Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 20 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Prosedur
Penetapan Lokasi Bandar Udara, bandar udara yang telah
ada (eksisting) hanya memerlukan penetapan rencana
induk;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Bandar
Udara Ilaga di Kabupaten Puncak Provinsi Papua;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar
Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Negara Nomor 5295);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);
5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 757) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014 tentang Tata
Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
842);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun
2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 594);
Memperhatikan : 1. Surat Permohonan Pemrakarsa UM.002/89/XI/UPBU/
ILA-2017 tanggal 9 November 2017 perihal permohonan
penetapan Rencana Induk Bandar Udara Ilaga di
Kabupaten Puncak Provinsi Papua;
- 3 -
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara kepada
Sekretaris Jenderal Nomor HK.203/0017/KUM/
DRJU/VI/2019 tanggal 25 Juni 2019 perihal RKM tentang
Rencana Induk Bandar Udara Ilaga di Kabupaten Puncak
Provinsi Papua;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA DI
KABUPATEN PUNCAK PROVINSI PAPUA.
Menetapkan Rencana Induk Bandar udara Ilaga yang
berada di Kabupaten Puncak Provinsi Papua, dengan
referensi titik ujung landas pacu TH. 26 pada koordinat
geografis 03° 58’ 34,477" Lintang Selatan (LS) dan 137° 37’
24,690" Bujur Timur (BT) atau pada koordinat bandar
udara X = 20.000 meter dan Y = 20.000 meter dimana
sumbu X berhimpit dengan sumbu landasan pacu yang
mempunyai azimuth 80° 19’ 4,800”-260° 19’ 4,800”
geografis dan sumbu Y melalui ujung landas pacu 26
tegak lurus X.
Rencana Induk sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA dengan lokasi dan titik ujung landas pacu
bandar udara yang tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
Rencana Induk sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA mempunyai titik referensi bandar
udara/Aerodrome Reference Point (ARP), yaitu 04° 03’
0,000" Lintang Selatan (LS) dan 137° 40’ 0,020" Bujur
Timur (BT).
- 4 -
KEEMPAT : Rencana Induk Bandar Udara Ilaga sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini terdiri atas:
a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan
penumpang dan kargo;
b. kebutuhan fasilitas;
c. tata letak fasilitas;
d. tahapan pelaksanaan pembangunan;
e. kebutuhan dan pemanfaatan lahan; dan
f. kawasan keselamatan operasi penerbangan.
KELIMA Bandar Udara Ilaga di Kabupaten Puncak Provinsi Papua
dibangun dan dikembangkan dengan luas lahan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA kurang
lebih 39,94 Hektar (Ha) terdiri atas:
a. lahan eksisting kurang lebih 6,09 Hektar (Ha);
b. lahan pengembangan kurang lebih 33,85 Hektar (Ha).
KEENAM : Bandar Udara Ilaga di Kabupaten Puncak Provinsi Papua
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
merupakan Bandar Udara dengan Hierarki Pengumpan
(spoke) dan diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara
Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
KETUJUH : Penyelenggara Bandar Udara Ilaga sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEENAM wajib memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEDELAPAN : Penyelenggara bandar udara sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEENAM dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) tahun melengkapi dokumen berupa:
a. daerah lingkungan kerja;
b. daerah lingkungan kepentingan; dan
c. batas kawasan kebisingan.
- 5 -
KESEMBILAN : Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEDELAPAN ditetapkan oleh Menteri Perhubungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KESEPULUH : Rencana Induk Bandar Udara Ilaga di Kabupaten Puncak
Provinsi Papua sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT dengan ketentuan:
a. berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun;
b. dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun; dan
c. dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan
strategis, peninjauan kembali Rencana induk bandar
udara Ilaga dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
KESEBELAS : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak
sesuai dan belum diatur di dalam rencana induk
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT wajib
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.
KEDUABELAS : Pembiayaan yang timbul atas Rencana Induk Bandar
Udara Ilaga di Kabupaten Puncak Provinsi Papua
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
KETIGABELAS Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri
ini.
- 6 -
KEEMPATBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Agustus 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;2. Menteri Sekretaris Negara;3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;5. Menteri Keuangan;6. Menteri Dalam Negeri;7. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;10. Menteri Badan Usaha Milik Negara;11. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para
Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan;13. Ketua DPRD Provinsi Papua;14. Gubernur Provinsi Papua;15. Ketua DPRD Kabupaten Puncak;16. Bupati Puncak;17. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua;18. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Puncak; dan19. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Ilaga.
^sesuai dengan aslinya
lO HUKUM,
HERPRIARSONO
Y=19.600
ARAH LANDAS PACU = 08-26 KOORDINAT LANDAS PACU
TITIKKOORDINAT ACS KOORDINAT UTM KOORDINAT GEOGRAFIS (WGS 84)
X Y X Y Lintang Selatan Bujur TimurTH 08 EX 19.550 20.000 790892.242 9559960.041 3° 58'36.987- 137° 37'10.317’TH 26 EX 20.150 20.000 791484.000 9560061.000 3° 58' 33.641' 137° 37'29.477'
100m 200 m
Y=19.600
KETERANGAN:
1. RUNWAY 600 M X 18 M
2. APRON LAMA5 0 M X 3 5 M
3. APRON PERLUASAN 85 M X 30 M
4. TERMINAL VIP
5. GEDUNG OPERASIONAL / RADIO TELEKOMUNIKASI
6. RUMAH DINAS (EKS)
7. GUDANG-KANTIN8. RUMAH PETUGAS BANDARA9. RUMAH GENSET10. STASIUN PKP-PK
dengan aslinya O HUKUM
H E R P R IA R S O N O
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI F ERHUBUNGAN REPUBLIK INOONESIA NOMOR : KM H3 TAHUN 2019 TANGGAL : 7 AGUSTUS 2019
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
BUDI KARYA SUMADI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAMA GAMBAR
LAYOUT EKSISTING
50(11
NOMOR MUW
t 'ItM
RltMlAY SM P <270 X » U)
RUNWAY STRIP 1?7QX80M)RUNWAV STRIP (1270 XI
R£7«ANAO«WASeRENCAKA DRAIMASC
RUNWAY EKStSTING 600 X16MPERPANJANGAN TAHAP U150 X18M PERPANJANGAN TAHAP I150X16M
RUNWAY TAHAP II750X18M
RUNWAY TAHAP III 750X18MPERPANJANGAN TAHAP ULTIMATE 400 X 23M
RUNWAY TAHAP ULTIMATE 1150 X 23M
JflDiMMMjQiiMOlMMDJtMiGMMlDl
TITIKKOORDINAT ACS KOORDINAT UTM KOORDINAT GEOGRAFIS (WGS 84)
X Y X Y Lintang Selatan Bujur Timur
TH08EX 19.550 20.000 790892.242 9559960.041 3" 58' 36.987' 137° 37' 10.317*
TH 26 EX 20.150 20.000 791484.000 9560061.000 3“ 58" 33.641* 137° 37' 29.477'
TH 26 BARU 20.000 20.000 791336.136 9560036.773 3° 58'34.477- 137° 37' 24.690-
TH 08 BARU 19.400 20.000 790202.516 9559842.369 3” 58'40.886- 137° 36' 47.985-
J^mmnWTiiTnrrnJ 013
il - T ' f. f
LAMPIRAN IIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 143 TAHUN 2019 TANGGAL : 7 AGUSTUS 2019
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
MAM GAMBAR
BUDI KARYA SUMADIRENCANA INDUK BANDAR UOARA
NOMOR :: H AH
Y= 20,000
KETERANGAN:PEMBANGUNAN FASILITAS TAHAP ULTIMATE:
1. TERMINAL PENUMPANG 12.(TERMASUK TERMINAL VIP) 13.
2. TERMINAL KARGO 14.
3 PARKIR KENDARAAN 15.4. WORKSHOP 16.
5. GUDANG BBM 17.
6. KANTOR OPERASI 18.
7. KANTOR ADMINISTRASI 19.8. POWER HOUSE 20.
9. KANTOR METEOROLOGI 21.10. TAMAN METEOROLOGI 22.
11. TOWER DAN KANTOR ADMINISTRASI
STASIUN PKP-PK
RESERVOIR AIR
POWER HOUSE AIRNAV
POLIKLINIK KANTIN
INSTALASI AIR BERSIH
TEMPAT IBADAH LAPANGAN
RUMAH DINASINSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Y= 20.400
Y= 20.000
Y=19.600
- Y= 20.400
PEMBANGUNAN TAHAP ULTIMATE:
: LAHAN 8 AT AS PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
: TAHAP I
: TAHAP II
: TAHAP III
: TAHAP ULTIMATE
: RENCANA DRAINASE
Y= 20.300Y= 20.300
Y= 20.200Y= 20.200
Y= 20.100Y= 20.100
RENCANA DRAINASE-V
lU W iW A W iW A Y / i l» - * A’#A' y
/ /t 1
1 r r tTT
tT1rT
T’T ”n
tTTT7
t1
/'■ /1 t
11 i t1 1
t 1i
t 1i
t1 11
t|\
t,T 1
t
t| 1 1 1
t
8
KETERANGAN:PEMBANGUNAN FASILITAS TAHAP ULTIMATE: PEMBANGUNAN TAHAP ULTIMATE:
1. TERMINAL PENUMPANG (TERMASUK TERMINAL VIP)
2. TERMINAL KARGO3. PARKIR KENDARAAN
4. WORKSHOP5. GUDANG BBM
6. KANTOR OPERASI
7. KANTOR ADMINISTRASI8. POWER HOUSE
9. KANTOR METEOROLOGI10. TAMAN METEOROLOGI
12. STASIUN PKP-PK13. RESERVOIR AIR
14. POWER HOUSE AIRNAV
15. POLIKLINIK
16. KANTIN17. INSTALASI AIR BERSIH
18. TEMPAT IBADAH
19. LAPANGAN
20. RUMAH DINAS
21. INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
22. INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH PADAT 1 ____11. TOWER DAN KANTOR ADMINISTRASI
: LAHAN BATAS PENGEMBANGAN
BANDAR UDARA
: TAHAP I
: TAHAP II
: TAHAP III
: TAHAP ULTIMATE
: RENCANA DRAINASE
dengan aslinya O HUKUM
LAMPIRAN IIB
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 143TAPUN 2019 TANGGAL : 7 AGUSTUS 2019
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
BUDI KARYA SUMADI
0KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH
TA"A LETAKFASILITAS SISI DARAT 03 07
Y=19.600 -LL Y=19.600
KETERANGAN:
DATA LAHAN BANDAR UDARA:
LAHAN EKSISTING
TAMBAHAN LAHAN
= 6,09 Ha
= 33.85 Ha
dengan aslinya HUKUM
TOTAL = 39.94 Ha
LAMPIRAN II.C
KEPUTUSAN MENTERI FERHUBUNGAN REPUBLIK INOONESIA NOMOR : KM 143 TAHUN 2019 TANGGAL : 7 AGUSTUS 2019
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
BUDI KARYA SUMADI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAMA GAMBAR
KEBUTUHAN LAHAN BANDAR UOARA
NOMOR JUMLAH
- Y= 20.400
- Y= 20.000
Y= 25.C00
Y= 22.500
Y= 20.C00 •
Y= 17.500
Y= 15.C00
Y= 25.000
Y= 22.500
Y= 20.000
ty
Y= 17 500
TITIK KOORDINAT TH.08KETINGGIAN BANDAR UDARAAZIMUT LANDAS PACU__________PANJANG LANDASPACU__________KLASIFIKASI LANDAS
PACU_____________KETINGGIAN TRESHOLD
TITIK REFERENSI I (TH.26)TITIK REFERENSI II (TH03)TITIK REFERENSI III (TENGAH RUNWAY)
3* 58' 34.444’ LS 137* 37'24.690’ BT
80* 19*4 800“ 260* 19'4.800’
NON INSTRUMEN
TH.08 = 2452 61 MSL / 8046 62 Feel TH 26 = 2431.70 MSL / 7978 02 Feel
X = 791336 136 Y = 9560036 773X = 790202.516 Y = 9559842 369
X = 790769.326 Y = 9559939.071
3* 58‘ 34.477’ LS 137* 37* 24 690’ BT3* 58’ 40 886’ LS 137* 36‘ 47.985* BT
3* 58’ 37 682’ LS 137* 37'6 338’ BT
DAFTAR KOORDINAT KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) BANOARA ILAGA
TITIK
KOCROINAT (ACS) KOORDINAT SISTEM 'HOS 84
X(Meter)
Y(Meter)
LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR
* * •
A 1.1 18790 00) 20040 000 3 58 39 938 137 36 45 849
A 1.2 1879000) 19960 000 3 58 42 503 137 36 46 293
A 2.1 20060 00) 20040 000 3 58 32 860 137 37 26 383
K22 2006000) 19960.000 3 58 35.425 137 37 26 827
B I I 17665 00) 20152507 3 58 42.605 137 36 9317
B I 2 2118500) 20152507 3 58 22987 137 38 1666
B. 1.3 18790 00) 20210512 3 58 44 381 137 35 23 359
B 1.4 2006000) 20315000 3 58 45 091 137 36 21 161
821 1766500) 19647.493 3 58 52 382 137 36 11358
B 2.2 21185 000 19847.493 3 58 32.763 137 38 3358
B23 10790000 19785.560 3 58 51.993 137 36 10961
8.2.4 20060000 19685000 3 58 32.457 137 38 47.918
C l 1 16290.000 20290 000 3 58 (5.860 137 35 24.667
C. 1.2 22560000 20290 000 3 58 10915 137 38 44.787
C 2.1 16290000 19710000 3 58 52.382 137 36 11.006
C.2.2 22560.000 19710 000 3 58 29.506 137 38 48 006
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA NOMDR KM 143 TAHUN 2019 TANGGAL: 7 AGUSTUS 2019
WKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Y= 15 000
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAfcW GAMBAR
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
NOMOR JUMLAH
: MArUKOf
2462-16 M
1150 M
DATA POKOK
Arc A2'CPERMUKAAN KERUCUT 5%
PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM 0%
KAAN TRANSISI (20%)
TITIK A1'C A1C A1B A1A A2A A2B A2C A2'C
JARAK (M) 1100 1012.75 852.25 60- 575 575 -60 1375 490 1100
JUMLAH JARAK (M) 3600 2500 1487.25 6£ 5 635 2010 2500 3600
KETINGGIAN AES (M) +110.00 +55.00 +55.00 +20.91 +o!()0 +55.00 +55.00 +110.00
KETINGGIAN MSL (M) +254 1.70 +24£6.70 +24£6.70 +2452.61 +24C 1.70 +2486 .70 +24f 6.70 +25 1.70
KEMIRINGAN (%) 5 0 4 4 0 5
POTONGAN MEMANJANG A-A
H =0.5 1.5 2.5
0 1 2 3Km
V =50 150 250
0 100 200 300m
TITIK KOORDINAT TH.08
3* 58' 34.444* LS 137* 37* 24.690* BT
KETINGGIAN BANDAR UDARA
2462.16 M
AZIMUT LANDAS PACU
80* 19*4.800* 260* 19'4.800*
PANJANG LANDAS PACU
1150 M
KLASflKASI LANDAS PACU
NON INSTRUMEN
KETINGGIAN TRESHOLD TH.08 = 2452.61 MSL / 8046 62 Feot TH.26 = 2431.70 MSL / 7978.02 Feot
TITIK REFERENSI 1 (TH.26)
X = 791336.136 Y = 9560036.773
3* 58' 34.477* LS 137* 37' 24.690* BT
TITIK REFERENSI II (TH.08)
X = 790202.516 Y = 9559842.369
3* 58' 40 886* LS 137* 36*47.985* BT
TITIK REFERENSI III (TENGAH RUNWAY)
X = 790769 326 Y = 9559939.071
3* 58' 37.682* LS 137* 37'6.338* BT
NOMOR : KM 143 TAHUN 2019TANGGAL: 7 AGUSTUS 2019_________________________________________
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAMK GAMBAR:
POTONGAN MEMANJANG KAWASAN KESELAMATAN
OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
NOMOR JUMLAH
06 07
2303.51 m
D1 'PERMUKAAN KERUCUT PERMUKAAN KERUCUT p 2
TITIK D1 C1 B1AA 2 B2 02 02
JARAK (M) 1100I 4C
2235 2251122540 I 2235 1100
JUMLAH JARAK (M) 3600 25nn 1 401 265 25 00 265 I40J_________________________
00 3600
KETINGGIAN AES (M) +110-00 +55.00 A 4? » +55.00 +110.00
KETINGGIAN MSL (M) +25' 1.70 +24«ifiyn +2431.7( le j0 +2486.70
H +2486.70 + j a c
+2431.70 *.70 +25- 1.70
KEMIRINGAN (%) 5 0 20 20 0 5
POTONGAN MELINTANG B-B
H =0.5 1.5 2.5
0 1 2 3Km
V =50 150 250
0 100 200 300m
DATA POKOK
TITIK KOORDINAT TH.08
3* 58' 34 444* LS 137* 37’ 24.690* BT
KETINGGIAN BANDAR UDARA
2462 18 M
AZIMUT LANDAS PACU
80' 19* 4.800* 260* 19'4.800*
PANJANG LANDAS PACU
1150 M
KLASFIKASI LANDAS PACU
NON INSTRUMEN
KETINGGIAN TRESHOLD TH.08 = 2452 81 MSL / 804662 Feel TH 26 = 213170 MSL / 7978.02 Feet
TITIK REFERENSI I (TH.28)
X = 791336 136 Y = 9560038.773
3* 58’ 34.477* LS 137* 37* 24.690* BT
TITIK REFERENSI II (TH.08)
X = 790202 516 Y = 9559842 369
3* 58'40 886* LS 137' 36'47.985* BT
TITIK REFERENSI III (TENGAH RUNWAY)
X = 790769 326 Y = 9559939.071
3* 58'37.682* LS 137* 37* 6.338* BT
aslinya
HUKUM
IUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 143 TAHUN 2019 TANGGAL: 7 AGUSTUS2019
WKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ILAGA KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NAM1 GAMBAR:
POTONGAN MELINTANG KAWASAN KESELAMATAN
OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
NOMOR JUMLAH
07 07
- 8 -
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 143 TAHUN 2019
TENTANG RENCANA INDUK BANDAR
UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
RENCANA INDUK
I. Prakiraan Permintaan Kebutuhan Pelayanan Penumpang dan Kargo
Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Bandar udara untuk
memenuhi kebutuhan operasi penerbangan dan pelayanan Bandar udara
dilakukan terutama berdasarkan perkembangan lalu lintas angkutan udara
sebagaimana tercantum pada Tabel I.
Tabel I
PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA
BANDAR UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NO URAIANEKSISTING
(2017)TAH AP I
TAHAP
IITAH AP III
TAHAP
ULTIM ATEKETERANGAN
1. Pergerakan Penum pang (Pnp)
a.Tahunan 10.115 17.826 31.416 97.572 150.000 Penum pang
b. Harian 28 50 86 268 410 Penum pang
c. Jam Sibuk 16 30 48 108 200 Penum pang
2. Pergerakan Pesawat (Pesawat)
a. Tahunan 9.844 16.060 24.820 64.240 74.460 Pergerakan
b. Harian 28 44 68 156 204 Pergerakan
c. Jam Sibuk 12 12 14 18 22 Pergerakan
3. Kargo 5.267 8.483 13.661 35.434 40.000 Ton/Tahun
4.Jum lah Pesawat
Jam Sibuk
6 6 7 9 11Pesawat
5. Rute Terjauh Nabire Nabire Nabire Nabire Nabire -
- 9 -
II. Kebutuhan Fasilitas
1. Fasilitas bandar udara yang direncanakan untuk dibangun dan
dikembangkan sebagaimana tercantum pada Tabel II.
2. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), wajib didahului dengan
Kajian Lingkungan serta telah diterbitkannya Izin Pembangunan
Bandara oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia; dan
3. Pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara dilaksanakan
dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan
pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan.
Tabel II
RENCANA PENGEMBANGAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
BANDAR UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
NO URAIAN EKSISTING
TAHAPAN
KETTAH AP I TAHAP II TAH AP III
TAHAP
ULTIMATE
I FASILITAS SISI UDARA
LANDAS PACU (R U N W A Y ]
- Kode Referensi
BandaraIB IB 2B 2B 2B
- K lasifikasi Landas
Pacu (R u n w a y
C la ss ifica tion )
NON
INSTRUM EN
NON
INSTRUM E
N
NON
INSTRUM E
N
NON
INSTRUM E
N
INSTRUME
N NON
PRESISI
- Arah Landas Pacu
(R u n w a y O rien ta tion )08 - 26 08 - 26 0 8 - 2 6 08 - 26 08 - 26
- Pesawat Terbesar
(C r it ica l A irc ra ft)DHC 6 Twin
O tter
DHC 6
Twin Otter
DHC 6
Twin
O tter/N 219
DHC 4
Caribou
DHC 6
Twin
O tter/N 219
DHC 4
Caribou
DHC 6 Twin
Otter/N219
DHC 4
Caribou
Pesawat
- Landas Pacu
(R u n w a y )600 x 18 750 x 18 750 x 18 750 x 18 1 1 5 0 x 2 3 m2
- Strip Landas Pacu
(R u n w a y Strip )640 x 60 870 x 60 870 x 80 870 x 80 1270 x 80 m2
- R u n w a y E n d &
S a fe ty A re a
(R esa )
TH 08 - - - - - m 2
TH 26 - - 90 x 36 90 x 36 90 x 46 m 2
- TO R A (T a k e -
O f f R u n
A va ila b le )
TH 08 600 750 750 750 1150 m
TH 26 600 750 750 750 1150 m
- 10-
NO URAIAN
TAHAPAN
KETEKSISTINGTAH AP I TAH AP II TAH AP III
TAHAP
ULTIMATE
- TO DA (T a k e -
O f f D is ta n ce
A v a ila b le )
TH 08 600 810 810 810 1210 m
TH 26 600 810 810 810 1210 m
- LDA (L a n d in g
D is ta n ce
A va ila b le )
TH 08 600 750 750 750 1150 m
TH 26 600 750 750 750 1150 m
- ASDA
(A ce le ra te S top
D is ta n ce
A va ila b le )
TH 08 600 750 750 750 1150 m
TH
26600 750 750 1150 m
LANDAS HUBUNG (T A X IW A Y )
- Landas Hubung
(Tcuciway)- - 103 x 18 103 x 18 100,5 x 18 m2
LANDAS PARKIR
(A PR O N )
- Kapasitas Parkir
Pesawat6 6 7 9 11
- Apron 50 x 35
85 x 30
50 x 35
85 x 30130 x 94 164 x 94 197 x 94 m 2
II FASILITAS SISI DARAT
1 Zona Publik
- Bangunan Term inal
Penum pang
(Term asuk V IP Room)
48 48 640 1240 1240 m2
- Ruang V IP (Eksisting) 80 80 - - - m 2
- Areal Parkir Roda
Empat6/210 6/210 11/385 30/1050 30/1050 unit/m 2
- Areal Parkir Roda
Dua10/50 10/50 12/60 15/75 15/75 unit/m 2
- Areal Parkir Taksi - - 3/105 8/280 8/280 unit/m 2
- Areal Parkir Bus - - 1/50 1/50 1/50 unit/m 2
- Fasilitas Ibadah - - 100 100 100 m 2
2 Zona Teknis
- M enara Pengawas
Lalu Lintas Udara- - 150 150 150 m 2
- Kantor Navigasi
Penerbangan48 48 100 160 160
- Kantor Operasi 48 48 90 224 300 m 2
- Kantor Adm inistrasi - - 130 252 450
- Lahan Parkir GSE - - 150 200 200 m 2
- 11-
NO URAIAN EKSISTING
TAHAPAN
KETTAHAP I TAH AP II TAH AP III
TAHAP
ULTIMATE
- PKP-PK 42 42 246 310 310 m 2
- Poliklinik - - 80 140 140 m2
- GSE M aintenance
Building- - 150 328 328 m2
- Kantor BMKG - - 300 400 400 m2
- Tam an Pengam atan
BMKG- - 400 400 400 m 2
- Kantor Keam anan - - 15 50 50 m2
- A irp o r t M a in te n a n ce
B u ild in g- - - - - m2
- Rumah G enset /
P o w e r H o u s e- - 140 220 220 m 2
- Bangunan Sum ber
Air- 1 1 1 1 unit
- Tem pat Pem bakaran
Sampah- 1 1 1 1 unit
3 Zona Penum pang m2
- DPPU (Lahan) - - - - - m 2
- Term inal Kargo
(Lahan)- - 400 400 400 m 2
- Asram a - - 1/150 2/300 2/300 unit/m 2
- Fasilitas
Rumah
Dinas
T .70/140
- - 1/140 1/140 1/140 unit/m 2
T .45/104 2/208 2/208 2/208 2/208 2/208 unit/m 2
T .36/84 - 6/504 8/672 8/672 unit/m 2
- Pos Jaga - - 3 / 1 5 3 / 1 5 3 / 1 5 unit/m 2
II
I
FASILITAS NAVIGASI
PENERBANGANGPS GPS GPS GPS GPS
IV ALAT BANTU
PENDARATAN V ISU AL
W IND
SHOCK
WIND
SHOCK
WIND
SHOCK
W IND
SHOCK
WIND
SHOCK
MARKA MARKA MARKA M ARKA MARKA
V FASILITAS
KOMUNIKASI DAN
INFORMASI
VHF VHF VH F G/A VH F G/A VH F G/A
HF-SSB HF-SSB HF-SSB HF-SSB HF-SSB
IV PKP-PK - - CAT-4 CAT-4 CAT-4
VII FASILITAS PLLU - - - - -
- 12-
III. Tata Letak Fasilitas dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan
pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan pengusahaan serta
pembangunan dan pengembangan bandar udara sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II.A dan Lampiran II.B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
- 13-
IV. Kebutuhan dan Pemanfaatan Lahan
1. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan,
pengelolaan dan pengusahaan serta pengembangan bandar udara
sesuai rencana induk, dengan rincian sebagai berikut:
a. lahan eksisting = ± 6,09 Ha
b. lahan untuk pengembangan = ± 33,85 Ha
Total Kebutuhan Lahan Bandar Udara = ± 39,94 Ha
2. Batas kebutuhan lahan sebagaimana dimaksud pada butir IV angka 1
(satu), dinyatakan dalam sistem koordinat bandar udara yang posisinya
ditentukan terhadap titik referensi sistem koordinat bandar udara
(perpotongan sumbu X dan sumbu Y) yang terletak pada koordinat
geografis 03° 58' 34,477" Lintang Selatan (LS) dan 137° 37' 24,690"
Bujur Timur (BT) atau pada koordinat bandar udara X = 20.000 meter
dan Y = 20.000 meter dimana sumbu X berimpit dengan sumbu landas
pacu yang mempunyai azimuth 80° 19’ 4,800”-260° 19’ 4,800” geografis
dan sumbu Y melalui ujung landas pacu TH.26 tegak lurus sumbu X,
sebagaimana tercantum pada Tabel III dan Tabel IV.
3. Kebutuhan luas lahan sebagaimana yang dimaksud pada butir IV angka
2 (dua) sebagaimana tercantum pada Lampiran II.C.
TABEL III
DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN EKSISTING
BANDAR UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUASISTEM KOORDINAT SISTEM KOORDINAT DENGAN REFERENSI ELLIPSOID ID-95/ W G S ’84
TITIKBANDAR UDARA (ACS) KOORDINAT UTM KOORDINAT GEOGRAFIS
X Y X Y LINTANG SELATAN BUJUR TIM UR
(meter) (meter) (meter) (meter) 0 * “ 0 ‘ u
EX.01 20175.955 20034.487 791503.785 9560099.361 3 58 32.391 137 37 30.114
EX.02 20171.702 19962.362 791511.723 9560027.548 3 58 34.726 137 37 30.379
EX.03 20163.38 19951.232 791505.391 9560015.177 3 58 35.129 137 37 30.175
EX.04 20157.154 19947.277 791499.919 9560010.231 3 58 35.291 137 37 29.998
EX.05 20147.141 19945.538 791490.341 9560006.833 3 58 35.402 137 37 29.688
EX.06 20124.274 19943.345 791468.169 9560000.825 3 58 35.600 137 37 28.971
EX.07 20091.556 19945.553 791435.546 9559997.500 3 58 35.712 137 37 27.914
EX.08 20066.514 19946.749 791410.659 9559994.467 3 58 35.813 137 37 27.108
EX.09 20029.155 19945.043 791374.119 9559986.502 3 58 36.076 137 37 25.925
EX.10 20008.565 19943.789 791354.033 9559981.803 3 58 36.231 137 37 25.275
EX.11 19955.781 19952.435 791300.547 9559981.449 3 58 36.248 137 37 23.542
EX.12 19916.713 19942.165 791263.763 9559964.755 3 58 36.795 137 37 22.353
- 14-
TITIK
SISTEM KOORDINAT
BANDAR UDARA (ACS)
SISTEM KOORDINAT DENGAN REFERENSI ELLIPSOID ID-95/ W G S ’84
KOORDINAT UTM KOORDINAT GEOGRAFIS
X Y X Y LINTANG SELATAN BUJUR TIM UR
(meter) (meter) (meter) (meter) O ‘ O t «
EX. 13 19901.712 19942.175 791248.973 9559962.242 3 58 36.878 137 37 21.874
EX. 14 19843.363 19949.169 791190.279 9559959.323 3 58 36.979 137 37 19.973
EX. 15 19809.696 19952.119 791156.596 9559956.569 3 58 37.072 137 37 18.882
EX. 16 19779.783 19953.761 791126.832 9559953.157 3 58 37.186 137 37 17.918
EX. 17 19745.166 19956.206 791092.298 9559949.746 3 58 37.301 137 37 16.799
EX. 18 19720.211 19958.358 791067.336 9559947.670 3 58 37.371 137 37 15.991
EX. 19 19662.837 19963.063 791009.988 9559942.659 3 58 37.540 137 37 14.134
EX.20 19630.274 19965.194 790977.530 9559939.283 3 58 37.653 137 37 13.082
EX.21 19605.382 19967.958 790952.528 9559937.822 3 58 37.703 137 37 12.273
EX.22 19580.833 19970.949 790927.826 9559936.641 3 58 37.744 137 37 11.472
EX.23 19554.094 19977.464 790900.372 9559938.567 3 58 37.684 137 37 10.583
EX.24 19538.122 19983.412 790883.627 9559941.744 3 58 37.583 137 37 10.040
EX. 2 5 19532.303 19999.261 790875.225 9559956.388 3 58 37.107 137 37 9.766
EX.26 19527.435 20013.189 790868.084 9559969.299 3 58 36.688 137 37 9.534
EX. 2 7 19526.000 20012.693 790866.753 9559968.569 3 58 36.712 137 37 9.491
EX. 2 8 19522.843 20029.427 790860.827 9559984.534 3 58 36.193 137 37 9.297
EX.29 19523.648 20103.896 790849.097 9560058.078 3 58 33.801 137 37 8.910
EX.30 19538.336 20116.452 790861.463 9560072.925 3 58 33.317 137 37 9.309
EX. 31 19582.721 20112.207 790905.930 9560076.205 3 58 33.206 137 37 10.749
EX. 32 19590.295 20107.551 790914.180 9560072.889 3 58 33.313 137 37 11.016
EX. 33 19608.363 20088.153 790935.252 9560056.806 3 58 33.834 137 37 11.701
EX.34 19635.954 20038.678 790970.771 9560012.676 3 58 35.266 137 37 12.856
EX.35 19660.986 20037.843 790995.587 9560016.063 3 58 35.153 137 37 13.659
EX. 36 19665.746 20040.151 790999.891 9560019.138 3 58 35.053 137 37 13.799
EX.37 19675.622 20039.644 791009.711 9560020.299 3 58 35.014 137 37 14.117
EX.38 19676.039 20037.319 791010.513 9560018.078 3 58 35.086 137 37 14.143
EX. 39 19725.801 20036.841 791059.648 9560025.975 3 58 34.824 137 37 15.734
EX. 40 19748.340 20036.976 791081.842 9560029.899 3 58 34.694 137 37 16.452
EX. 41 19780.531 20035.988 791113.741 9560034.339 3 58 34.546 137 37 17.485
EX.42 19825.516 20035.630 791158.146 9560041.551 3 58 34.307 137 37 18.923
EX.43 19875.293 20036.125 791207.131 9560050.411 3 58 34.014 137 37 20.509
EX.44 19902.904 20036.635 791234.263 9560055.557 3 58 33.844 137 37 21.388
EX.45 19950.327 20037.166 791280.920 9560064.056 3 58 33.562 137 37 22.898
EX.46 20014.647 20040.427 791343.776 9560078.088 3 58 33.099 137 37 24.933
EX.47 20041.946 20043.26 791370.210 9560085.472 3 58 32.856 137 37 25.789
EX.48 20064.396 20042.949 791392.392 9560088.940 3 58 32.741 137 37 26.507
EX.49 20087.021 20041.513 791414.936 9560091.330 3 58 32.661 137 37 27.237
EX. 50 20131.159 20037.409 791459.136 9560094.707 3 58 32.547 137 37 28.668
- 15-
TABEL IV
DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN PENGEMBANGAN
BANDAR UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUASISTEM KOORDINAT SISTEM KOORDINAT DENGAN REFERENSI ELLIPSOID ID -95/W GS’84
TITIKBANDAR UDARA (ACS) KOORDINAT UTM KOORDINAT GEOGRAFIS
X Y X Y LINTANG SELATAN BUJUR TIM UR
(meter) (meter) (meter) (meter) O * “ O < «
P.01 20170.000 19960.086 791510.428 9560025.018 3 58 34.809 137 37 30.337
P.02 20170.000 19905.000 791519.692 9559970.717 3 58 36.574 137 37 30.643
P. 03 18770.000 19905.000 790139.633 9559735.267 3 58 44.377 137 36 45.959
P.04 18770.000 20095.000 790107.679 9559922.561 3 58 38.287 137 36 44.905
P.05 19425.540 20095.000 790753.882 9560032.809 3 58 34.633 137 37 5.828
P.06 19425.540 20355.200 790710.122 9560289.302 3 58 26.293 137 37 4.384
P.07 19936.981 20355.200 791214.279 9560375.316 3 58 23.443 137 37 20.707
P.08 19936.981 20095.000 791258.038 9560118.822 3 58 31.783 137 37 22.151
P.09 20170.000 20095.000 791487.738 9560158.010 3 58 30.484 137 37 29.588
P.10 20170.000 20034.843 791497.855 9560098.711 3 58 32.412 137 37 29.922
- 16-
V. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
1. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan terdiri atas:
a. batas-batas ketinggian pada kawasan ancangan pendaratan dan
lepas landas pada ujung landas pacu 26 ditentukan dengan
kemiringan dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu
sebagai berikut:
1) Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan keluar dimulai dari ujung permukaan utama
pada ketinggian landas pacu 26 sampai jarak mendatar 11375 m
pada ketinggian 55 m di atas ambang landas pacu 26;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai jarak
mendatar tambahan 490 m pada ketinggian 55 m di atas ambang
landas pacu 26;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas
dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 635 m pada
ketinggian 86,75 m di atas ambang landas pacu 26;
b. batas-batas ketinggian kawasan ancangan pendaratan dan lepas
landas pada ujung landas pacu 08 ditentukan dengan kemiringan
dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai berikut:
1) bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan keluar dimulai dari ujung permukaan utama
pada ketinggian ambang landas pacu 08 sampai jarak mendatar
852,25 m pada ketinggian 55 m di atas ambang landas pacu 26;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai jarak
mendatar tambahan 1012,75 m pada ketinggian 55 m di atas
ambang landas pacu 26;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) sampai jarak
mendatar tambahan 635 m pada ketinggian 86,75 m di atas
ambang batas landas pacu 26;
c. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh ketinggian kemiringan 2% (dua persen) arah ke atas
dan keluar dimulai ujung permukaan utama pada ketinggian
masing-masing ambang landas pacu sampai dengan ketinggian +55
m di atas ambang landas pacu 26 sepanjang jarak mendatar 2500 m
melalui perpanjangan sumbu landas pacu;
- 17-
d. kawasan di bawah permukaan transisi, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 20% (dua puluh persen) arah ke atas
dan keluar, dimulai sisi panjang dan pada ketinggian yang sama
seperti permukaan utama serta permukaan ancangan pendaratan
dan lepas landas menerus sampai memotong permukaan horizontal
dalam pada ketinggian +55 m di atas ketinggian ambang landas pacu
26;
e. kawasan di bawah permukaan horizontal dalam, batas-batas
ketinggian ditentukan +55 m di atas ketinggian ambang landas pacu
26;
f. Kawasan di bawah permukaan kerucut, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas dan
keluar, dimulai tepi luar kawasan di bawah permukaan horizontal
dalam pada ketinggian +55 m sampai ketinggian +110 m di atas
ketinggian ambang landas pacu 26;
g. titik koordinat kawasan keselamatan operasi penerbangan
sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1 (satu) sebagaimana
tercantum pada Tabel V.
Tabel V
TITIK KOORDINAT KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
BANDAR UDARA ILAGA DI KABUPATEN PUNCAK
PROVINSI PAPUA
A. Kawasan Ancangan Pendaratan Dan Lepas Landas
TITIK
KOORDINAT
BANDAR UDARA (ACS)KOORDINAT UTM ZONE
KOORDINAT GEOGRAFIS
(REFERENSI W GS-84)
X Y X Y LINTANG UTARA BUJUR TIM UR
(METER) (METER) (METER) (METER) ° ■ » O ■ "
A. 1.1. 18,790.000 20,040.000 790,136.785 9,559,871.679 3 58 39.938 137 36 45.849
A .1.2. 18,790.000 19,960.000 790,150.306 9,559,792.830 3 58 42.503 137 36 46.293
A .2.1. 20,060.000 20,040.000 791,388.512 9,560,086.337 3 58 32.860 137 37 26.383
A.2.2. 20,060.000 19,960.000 791,402.034 9,560,007.488 3 58 35.425 137 37 26.827
C . l . l . 16,290.000 20,290.000 787,630.498 9,559,695.527 3 58 45.860 137 35 24.667
C .1.2. 22,560.000 20,290.000 793,810.287 9,560,755.296 3 58 10.915 137 38 44.787
C.2.1. 16,290.000 19,710.000 787,728.531 9,559,123.872 3 58 52.382 137 36 11.008
C.2.2. 22,560.000 19,710.000 793,908.320 9,560,183.642 3 58 29.506 137 38 48.006
- 18-
B. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan
TITIK
KOORDINAT
BANDAR UDARA (ACS)KOORDINAT UTM ZONE
KOORDINAT GEOGRAFIS
(REFERENSI W GS-84)
X Y X Y LINTANG UTARA BUJUR TIM UR
(METER) (METER) (METER) (METER) ° ' " O 1 "
A. 1.1.18,790.000 20,040.000 790,136.785 9,559,871.679 3 58 39.938 137 36 45.849
A. 1.2.18,790.000 19,960.000 790,150.306 9,559,792.830 3 58 42.503 137 36 46.293
A .2.1. 20,060.000 20,040.000 791,388.512 9,560,086.337 3 58 32.860 137 37 26.383
A.2.2.20,060.000 19,960.000 791,402.034 9,560,007.488 3 58 35.425 137 37 26.827
B .1.1.17,665.000 20,152.507 789,282.392 9,559,811.629 3 58 42.605 137 36 9.317
B .1.2.21,185.000 20,152.507 792,720.488 9,560,454.265 3 58 22.987 137 38 1.665
B.2.1.17,665.000 19,837.493 789,324.723 9,559,564.782 3 58 52.382 137 36 11.358
B.2.2.21,185.000 19,837.493 792,780.491 9,560,104.372 3 58 32.763 137 38 3.358
C. Kawasan Di Bawah Permukaan Transisi
TITIK
KOORDINAT
BANDAR UDARA (ACS)KOORDINAT UTM ZONE
KOORDINAT GEOGRAFIS
(REFERENSI W GS-84)
X Y X Y LINTANG UTARA BUJUR TIM UR
(METER) (METER) (METER) (METER) O • " ° ■ "
A. 1.1.18,790.000 20,040.000 790,136.785 9,559,871.679 3 58 39.938 137 36 45.849
A.2.1.20,060.000 20,040.000 791,388.512 9,560,086.337 3 58 32.860 137 37 26.383
B .1.1.17,665.000 20,152.507 789,282.392 9,559,811.629 3 58 42.605 137 36 9.317
B .1.3.18,790.000 20,210.512 790,107.975 9,560,039.677 3 58 44.381 137 35 23.359
B .1.4.20,060.000 20,315.000 791,342.031 9,560,357.381 3 58 45.091 137 36 21.161
B .1.2.21,185.000 20,152.507 792,720.488 9,560,454.265 3 58 22.987 137 38 1.665
A .1.2.18,790.000 19,960.000 790,150.306 9,559,792.830 3 58 42.503 137 36 46.293
B.2.1.17,665.000 19,837.493 789,324.723 9,559,564.782 3 58 52.382 137 36 11.358
B.2.3.18,790.000 19,685.000 790,179.116 9,559,624.833 3 58 51.993 137 36 10.981
B .2.4.20,060.000 19,685.000 791,448.515 9,559,736.445 3 58 32.457 137 38 47.918
B.2.2.21,185.000 19,837.493 792,780.491 9,560,104.372 3 58 32.763 137 38 3.358
A.2.2.20,060.000 19,960.000 791,402.034 9,560,007.488 3 58 35.425 137 37 26.827
2. Untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta
menanam atau memelihara benda tumbuh di dalam Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan harus memenuhi batas-batas
ketinggian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 (satu) dalam butir V.
- 19-
3. Untuk mendirikan bangunan baru di dalam kawasan ancangan
pendaratan dan lepas landas, harus memenuhi batas ketinggian dengan
tidak melebihi kemiringan 1,6% (satu koma enam persen) arah ke atas
dan keluar dimulai ujung permukaan utama pada ketinggian masing-
masing ambang landas pacu 26 dan landas pacu 08.
4. Pada kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan sampai jarak mendatar
1100 m ujung-ujung permukaan utama hanya digunakan untuk
bangunan yang diperuntukkan bagi keselamatan operasi penerbangan
dan benda tumbuh yang tidak membahayakan keselamatan operasi
penerbangan dengan batas ketinggian sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri ini.
5. Pada kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan tidak diperkenankan
mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas apabila
terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan SPBU, pabrik atau
gudang kimia berbahaya, SUTT dan/atau SUTET.
6. Untuk mempergunakan tanah, perairan atau ruang udara di setiap
kawasan yang ditetapkan dalam Keputusan ini, harus mematuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. tidak menimbulkan gangguan terhadap isyarat-isyarat navigasi
penerbangan atau komunikasi radio antara bandar udara dan
pesawat udara;
b. tidak menyulitkan penerbang membedakan lampu-lampu rambu
udara dengan lampu-lampu lain;
c. tidak menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang
mempergunakan bandar udara;
d. tidak melemahkan jarak pandang sekitar bandar udara;
e. tidak menyebabkan timbulnya bahaya burung atau dengan cara lain
dapat membahayakan atau mengganggu pendaratan, lepas landas
atau gerakan pesawat udara yang bermaksud mempergunakan
bandar udara.
7. Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau
melestarikan bangunan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu),
angka 2 (dua), angka 3 (tiga), angka 4 (empat) dan angka 5 (lima) dalam
butir V harus mendapat persetujuan Menteri Perhubungan, dan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi
penerbangan;
- 20 -
b. memenuhi kajian khusus aeronautika; dan
c. sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi penerbangan.
8. Terhadap bangunan yang berupa benda tidak bergerak yang sifatnya
sementara maupun tetap yang didirikan atau dipasang oleh orang atau
yang telah ada secara alami, sebelum diterbitkannya Keputusan ini
antara lain gedung-gedung, menara, cerobong asap, gundukan tanah,
jaringan transmisi, bukit dan gunung yang sekarang ini menjadi
penghalang (obstacle) tetap diperkenankan sepanjang prosedur
keselamatan operasi penerbangan terpenuhi.
9. Pemberian tanda dan/atau pemasangan lampu
a. bangunan-bangunan dan/atau benda-benda sebagaimana
dimaksud dalam angka 9 (sembilan) harus diberi tanda atau
dipasangi lampu.
b. pemberian tanda atau pemasangan lampu, termasuk pengoperasian
dan pemeliharaannya dilaksanakan oleh dan atas biaya pemilik atau
yang menguasainya dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang
akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
10. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 (satu) dalam butir V tercantum pada Lampiran II.D,
Lampiran II.E, dan Lampiran II.F.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI