keprop peran perawat bnr

Upload: fira-riandini

Post on 04-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

peran perawat

TRANSCRIPT

Peran Perawat Dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah SakitDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Professional di Semester III

Disusun oleh :Diana NurfahmiFiera RiandiniHabibah AprilianiNisvia WardaniSiti Maria Ulfah

Tingkat 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNGJURUSAN KEPERAWATAN BANDUNGJalan Dr. Otten No 32BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan1.3 Rumusan Masalah1.4 Manfaat

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Pengertian PeranPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadli dalam Kozier Barbara, 2008).2.2 Peran PerawatDoheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat professional, meliputi:1. Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan;2. Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien;3. Counsellor, sebagai pemberi bimbingan / konseling klien;4. Educator, sebagai pendidik klien;5. Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain;6. Coordinator, sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien;7. Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan;8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien.

CARE GIVER

COUNSELORCOORDINATORELEMENTS

EDUCATORCOLLABORATOR

INTERPERSONAL PROCESS

PATIENT ADVOCATE

CONSULTANTCHANGE AGENT

Gambar 1. Peran perawat1. Care giverSebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.Dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan, perawat memperhatikan individu sebagai mahkluk yang holistic dan unik.Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi intervensi / tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.

2. Client advocateSebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dank lien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien

3. CounselorTugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah perilaku hidup sehat.

4. EducatorSebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain sebagainya.

5. CollaboratorPerawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.

6. CoordinatorPerawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :a. Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatanb. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugasc. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatand. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan pada sarana kesehatan.

7. Change agentSebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan kepada klien.

8. ConsultantElemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien (Kusnanto, 2004:82-87).Menurut Lokakarya Nasional (1983), peran perawat adalah :1. Pelaksana pelayanan keperawatan2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan3. Pendidik dalam keparawatan4. Peneliti dan pengembang keperawatanMenurut para sosiolog peran perawat adalah :1. Peran terapeutik yaitu kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan pengobatan penyakit.2. Expressive/mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam menciptakan lingkungan dimana klien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat itu.Menurut Johnson dan Mortin (1989), peran ini bertujuan untuk menghilangkan kegagalan dalam kelompok pelayanan.Menurut Schulman (1986), peran perawat adalah hubungan perawat dan klien sama dengan hubungan ibu dan anak, antara lain :1. Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang.2. Melindungi dari ancaman dan bahaya3. Memberi rasa nyaman dan aman4. Memberi dorongan untuk mandiri (Ali H.Z., 2002:19-20).

2.3 Pengertian Promosi KesehatanPromosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2005).2.4 Tujuan Promosi KesehatanTujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Menurut (Notoatmodjo, 2005) tujuan promosi kesehatan sesuai dengan sasaran-sasarannya yaitu : 1) Bagi Pasien : a) Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior): promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan perilaku tentang kesehatan khususnya masalah penyakit yang diderita pasien. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya antara lain: 1. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien. 2. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit 3. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain atau keluarga. 4. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut. b) Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.

2) Bagi Keluarga Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-mata karena faktor Rumah Sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat: a) Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. b) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit c) Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain. Universitas Sumatera Utara3) Bagi Rumah Sakit Pengalaman-pengalaman bagi rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan membuktikan bahwa mempunyai keuntungan bagi Rumah Sakit antara lain: a Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit b Meningkatkan Citra Rumah Sakit c Meningkatkan angka hunian Rumah Sakit2.5 Sasaran promosi kesehatan di rumah sakitSasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang dikelompokkan menjadi kelompok orang yang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit. Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini diuraikan sebagai berikut :1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit :Pasien yang datang kerumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat latar belakang sosial ekonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan penyakit ddan jenis pelayanan perawattan yang diperlukan. Dari sudut tingkat penyakitnya, dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan penyakit kronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan, dibedakan dengan adanya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap dengan indikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukan metode dan strategi promosi atau penyuluhan.

2. Kelompok atau individu yang sehatPengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Disamping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya langsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagi promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini sudah barang tentu berbeda dengan kelompok sasaran orang sakit atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit ini penting untuk dijasikan sasran promosi kesehatan, karena mereka ini akan dapat menunjang proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam perawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang kerumah.

3. Petugas rumah sakitPetugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi : petugas medis, para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapat dibedakan menjadi : pimpinan tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apa pun fungsinya dan strukturnya, semua petugas rumah sakit mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan atau penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit baik pasien maupunkeluarganya, di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi kepada para pasien atau keluarga pasien, mereka harus dibekali kemampuan promosi atau penyuluhan kesehatan. Agar para petugas rumah sakit mempunyai kemampuan promosi atau penyuluhan, harus diberikan pelatihan tentang promosi atau pendidikan kesehatan.

2. 6 Materi promosi kesehatan di rumah sakitMateri atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada pasien atau keluarga pasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :1. pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan :pesan-pesankesehatan yang terkait dengan pemeliharaandan peningkatan kesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy behavior), antara lain :a. makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang, yakni keseimbangan jumlah dan susunan gizi makanan sehari-hari. Gizi makanan yang seimbang berarti mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.b. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga. Meskipun demikian aktivitas fisik tidak hanya dengan olahraga. Seseorang yang setiap hari tugas atau pekerjaannya sudah mengeluarkan tenaga seperti berjalan kaki, mengangkat beban, mengayuh sepeda atau becak, dan sebagainya sudah termasuk melakukan aktivitas fisikc. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alcohol. Merokok dan alcohol dapat menyebabkan orang kecanduan dan juga merusak kesehatan. Seperti diketahui, rokok mengandung banyak zat racun bagi tubuh. Tidak merokok sekurang-kurangnya dapat mengurangi resiko untuk penyakit jantung coroner, kanker paru-paru, hipertensi, dan sebagainya.d. Meskipun stress adalah bagian dari kehidupan orang, dan sering tidak dapat dihindari, namun dapat dikendalikan atau dikelola (manajemen). Dengan mengendalikan stress yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan.e. Istirahat cukup, karena istirahat dapat mengendorkan ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang. Kurangnya istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh, dan akhirnya mudah untuk terserang berbagai macam penyakit, oleh sebab itu, untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan, seseorang perlu istirahat yang cukup.2. Pesan-pesan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit :Pasien yang sudah sembuh dari suatu penyakit, bisa saja kerumah sakit terserang penyakit yang sama kambuh). Di samping itu, apabila penyakit itu menular maka kemungkinan penyakit itu tertularkan kepada orang lain. oleh sebab itu, pesan-pesan tentang pencegahan berbagai macam penyakit perlu dikemas dalam media leaflet atau poster. Pesan-pesan tersebut sekurang-kurangnya mencakup :a. Gejala atau tanda-tanda penyakitb. Penyebab penyakitc. Cara penularan penyakitd. Cara pencegahan penyakit3. Pesan-pesan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan :4. Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan atau rawat inap, tujuan akhirnya adalah agar sembuh dari sakit dan pulih kesehatannya. Masing-masing penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah merupakan isi promosi kesehatan di rumah sakit.

2.7 Area promosi kesehatan2.8 Metode dan media promosi kesehatan

BAB IIIANALISIS KASUS

BAB IVPENUTUP3.1 Kesimpulan3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKAAli H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika: Jakarta.Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC: Jakartahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27588/4/Chapter%20II.pdf