kementerian pertanian direktorat jenderal · pdf filepelaksanaan pengelolaan irigasi di...
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP) DI KABUPATEN KULON PROGO
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011 i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ........………...………………………………............................................. i
I. PENDAHULUAN ........………...………………………………................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ............………...……………………………….................................. 2
C. Sasaran ........………...……………………………….................................... 2
D. Lokasi Kegiatan ……...……………………………….................................... 3
II. PELAKSANAAN KEGIATAN ....………...……………………………….................... 4
A. Tahapan Pelaksanaan .................................................................... 4
B. Pelaksanaan Kegiatan ..……………………………….................................. 7
III. PENGUKURAN KINERJA ......................................………...……................. 11
IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH ...……................. 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................………...……................. 13
LAMPIRAN ....................................………...……............................................... 15
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi pembangunan yang
dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dalam
mengakomodir kepentingan perempuan dan laki-laki mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan program pembangunan. Didasari oleh
pemikiran bahwa perempuan adalah sumber daya manusia yang sangat berharga,
sehingga posisi perempuan yang semula termarjinalkan atau berada digaris pinggir perlu
diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan. Komunitas perempuan didorong
sebanyak-banyaknya untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dengan asumsi
jika perempuan berperan dalam pembangunan, maka perempuan akan mendapatkan
manfaat yang sama dengan laki-laki baik dalam organisasi maupun dalam kehidupan
masyarakat.
Oleh karena itu melalui upaya pengembangan pengelolaan irigasi partisipatif,
diharapkan petani (laki-laki dan perempuan) mampu membentuk suatu lembaga
pengelola irigasi di tingkat usahatani seperti P3A/GP3A secara demokratis sebagai
badan hukum yang mempunyai hak dan wewenang atas pengelolaan irigasi di wilayah
kerjanya serta dapat mengembangkan kemampuan petani dan kelompoknya di bidang
teknis, keuangan, managerial, administrasi dan organisasi sehingga dapat mengelola
daerah irigasi secara mandiri dan berkelanjutan dengan hak yang sama.
Adanya perubahan perilaku yang terjadi dalam kelompok tani/ P3A, diharapkan
terbentuknya suatu pola pikir dan pola pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat
dalam hal pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang berbasis pada prinsip
peran serta aktif (partisipatif) yang responsive gender dari petani. Prinsip partisipatif
yang responsive gender dalam pengelolaan irigasi akan dilakukan dalam setiap tahapan
pelaksanaan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan, operasional
dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi, sampai pada tahap evaluasi.
Dengan demikian dapat dipastikan adanya beberapa substansi diantaranya; (1)
Apakah perempuan dan laki–laki dapat memperoleh akses yang sama terhadap sumber
daya pembangunan; (2) Apakah perempuan dan laki-laki mempunyai peluang yang
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
2
sama untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan terutama dalam hal pengambilan
keputusan; (3) Apakah perempuan dan laki-laki mempunyai kontrol yang sama atas
sumber daya pembangunan; dan (4) Apakah perempuan dan laki-laki dapat merasakan
manfaat yang sama dari hasil pembangunan.
Dengan pengelolaan irigasi partisipatif yang responsive gender diharapkan
mampu menciptakan P3A yang kuat, mandiri, dan berdaya sekaligus menjadi penopang
pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi di wilayah perdesaan.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender adalah :
a. Meningkatkan penerapan pola partisipatif yang responsive gender dalam
pelaksanaan pengelolaan irigasi di tingkat usahatani, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi pelaksanaan termasuk aspek pembiayaan
terhadap operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi di tingkat
usahatani.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kesadaran petani (laki-laki dan perempuan)
dan kelompoknya (kelompok tani/P3A) tentang pentingnya penerapan
kesetaraan gender (responsive gender) dalam pelaksanaan pengelolaan irigasi di
tingkat usahatani.
c. Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari
petani (laki-laki dan perempuan) dan kelompoknya (kelompok tani/P3A) dalam
pengelolaan irigasi yang lebih efisiensi, efektif, dan berkelanjutan.
C. Sasaran
a. Terlaksananya pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender, yaitu
di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo
b. Mengoptimalkan pengelolaan irigasi P3A (baik kondisi fisik jaringan, aspek
operasional dan pemeliharaan, dan pemanfaatannya) yang responsive
gender di tingkat usaha tani.
c. Meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk usaha tani dengan
memanfaatkan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi di
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
3
tingkat usaha tani (yaitu rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
/JITUT).
d. Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan keluarga
petani.
D. Lokasi kegiatan
Lokasi kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender pada
program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 yang bersumber dana
dari tugas pembantuan adalah di kelompok P3A Bangun Karyo, Desa Sindutan,
Kecamatan Temo
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender
dilaksanakan secara swakelola oleh P3A.
A. Tahapan Pelaksanaan
Tahap Persiapan a. Satker Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo
- Menyusun juknis yang mengatur pelaksanaan kegiatan pengembangan irigasi
partisipatif yang responsive gender terutama mengenai persyaratan
kelompok tani/P3A dan persyaratan lokasi yang nantinya sebagai pelaksana
kegiatan dan tata cara seleksi kelompok tani sasaran dengan mengacu
peraturan yang berlaku.
- Koordinasi Kegiatan
Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait di tingkat kabupaten termasuk
dengan aparat desa dan masyarakat luas, untuk memperoleh dukungan dan
kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
- Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL)
Sebelum melakukan penentuan atau penetapan lokasi dan kelompok penerima
manfaat, dilakukan identifikasi terlebih dahulu kelompok/lembaga petani
serta potensinya yang dinilai mampu dan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
- Pemilihan Pemandu/Fasilitator
Tenaga Pemandu/Fasilitator adalah anggota masyarakat dan kontak tani yang
berdedikasi tinggi dalam mengembangkan dan memotivasi masyarakat dalam
dalam pengelolaan irigasi partisipatif yang sensitif gender.
Kriteria/kapasitas/kemampuan sebagai seorang tenaga Pemandu/Fasilitator
diutamakan memiliki kemampuan sebagai berikut :
Komunikatif (kemampuan berbicara dan mengungkapkan pendapat)
Akomodatif (kemampuan mendengar dan menampung pendapat orang
lain)
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
5
Partisipatif (kemampuan mendorong dan melibatkan orang lain dalam
kegiatan)
Inisiatif, inovatif, kreatif (kemampuan memunculkan ide-ide baru)
Menguasai metode pendidikan orang dewasa
Menguasai konsep pemberdayaan kelembagaan petani, P3A khususnya.
‐ Sosialisasi Kegiatan di Kelompok Sasaran
Sosialisasi dilaksanakan oleh fasilitator kepada kelompok pelaksana kegiatan,
dengan materi sosialisasi mencakup :
Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) :
Undang-undang Nomor. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Nomor. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
Petunjuk Operasional dan Pemeliharaan dalam jaringan tersier
Proses sosialisasi dapat dilakukan pada saat pertemuan rutin P3A, diskusi,
penyuluhan, dan lain-lain. Diharapkan, dengan sosialisasi ini petani
mengetahui secara jelas program pengelolaan irigasis partisipatif yang
responsive gender, hak dan kewajibannya dalam pengelolaan jaringan irigasi,
peran serta petani dan keterlibatannya dalam setiap tahapan kegiatan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi.
‐ Penetapan Lokasi dan Kelompok Tani/P3A sebagai pelaksana kegiatan (SK
Penetapan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon
Progo). Lokasi yang telah ditetapkan dicatat letak koordinat geografisnya yang
meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi dari permukaan laut (dpl) dengan
menggunakan alat Global Positioning System (GPS) atau dengan ekstrapolasi
peta topografi yang tersedia.
b. Kelompok Penerima Manfaat
Kelompok tani penerima manfaat kegiatan pengelolaan irigasi partisipatip yang
responsive gender ini adalah kelompok P3A Bangun Karyo, Desa Sindutan,
Kecamatan Temo dengan jumlah anggota kelompok 67 orang yang terdiri dari
laki-laki 48 orang dan perempuan 19 orang (28,36%) dengan target anggota
perempuan adalah 25%.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
6
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
- Pertemuan Kelompok
Pertemuan kelompok penerima manfaat
dilakukan dalam rangka mempersiapkan
berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan, misalnya kesiapan
para anggota dan perangkat organisasi/
lembaga lainnya, sekaligus untuk
merencanakan penyusunan RUKK.
- Penyusunan RUKK
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dilakukan dengan
melibatkan seluruh anggota dengan dibimbing atau bekerjasama dengan
Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Kulon Progo dan instansi
terkait. Rencana usulan kegiatan
kelompok memuat secara rinci tentang
lokasi, jenis dan volume, bahan/material
rancangan teknis (desain sederhana) dan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan baik kegiatan fisik maupun
kegiatan non fisik, rencana anggaran biaya dan sumber pembiayaan baik yang
berasal dari bantuan pemerintah (APBN dan atau APBD) maupun sebagai
partisipasi (sharing) masyarakat/petani.
- Pembukaan Rekening Kelompok
Setelah pertemuan kelompok dan penyusunan RUKK dilakukan, selanjutnya
Ketua Kelompok bersama dengan Satker/Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Kulon Progo membuka rekening kelompok untuk kepentingan
transfer dana bantuan sosial ke kelompok tersebut.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
7
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
- Kegiatan pengembangan irigasi partisipatif (PIP) responsive gender yang
diaksanakan adalah kegiatan rehabilitasi atau pembangunan jaringan irigasi
tersier, dengan pola partisipatif dengan melibatkan laki-laki dan perempuan.
- Kegiatan PUG yaitu melalui kegiatan peningkatan kemampuan teknis petani
dilakukan dengan pelatihan/workshop/sekolah lapang. Dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut dapat menggunakan metode PRA (Participatory Rapid
Appraisal) dan dipadukan dengan FGD (Focus Group Discussion) untuk
menggali akses, kontrol, partisipasi serta manfaat yang diperoleh dari
petani baik laki‐laki maupun perempuan, sehingga diharapkan proses
keterlibatan mereka mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan PIP
B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif yang responsive
gender dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilakukan secara bertahap,
yaitu :
1. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok
a. Lokasi, Jenis, dan Volume Bahan/Material.
Dalam menyusun rencana usulan kegiatan, memuat secara jelas rincian
lokasi, jenis dan volume bahan/material yang diperlukan, kegiatan yang
akan dilaksanakan baik fisik maupun non fisik, yaitu kegiatan
pengembangan jaringan irigasi tingkat usaha tani. Disamping itu juga
diuraikan secara singkat dan jelas tahapan pelaksanaan kegiatan dan
penanggungjawabnya.
b. Rancangan Teknis (Desain Sederhana).
Karena kegiatan sifatnya sederhana dan dalam bentuk perbaikan jaringan di
tingkat usahatani (JITUT), maka sebagai acuan pelaksanaan di lapangan
hanya diperlukan desain sederhana saja, dan desain sederhana dimaksud
disusun oleh petani/kelompok P3A.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
8
c. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan disusun secara lengkap dan jelas sejak dari tahap
persiapan, penyusunan rencana, penyusunan desain sederhana, pengesahan
rencana usulan kegiatan kelompok, penyediaan bahan/material bangunan,
pelaksanaan konstruksi, pengawasan, monitoring dan evaluasi.
d. Rencana Anggaran Biaya dan Sumber Pembiayaan.
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dilengkapi dengan Rencana
Anggaran Belanja (RAB) dan disesuaikan dengan besarnya anggaran per
paket yaitu Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pengembangan
irigasi partsipatif dan Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk
pengembangan pertanian. Dalam RAB dijelaskan komponen yang akan
dibiayai melalui bantuan pemerintah (TP/Bansos) dan komponen lainnya
yang merupakan partisipasi petani/P3A. Partisipasi yang dimaksud di sini
berupa material atau tenaga kerja.
Gambar : Pelaksanaan workshop dalam pembuatan perencanaan rehabilitasi jaringan irigasi dengan melakukan PRA (Participatory Rapid Appraisal) dalam menentukan lokasi, kebutuhan bahan, dll
2. Partisipatif
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan antara satker dengan kelompok penerima bantuan/manfaat.
Kegiatan ini melibatkan peran serta petani melalui P3A sejak persiapan awal
sampai dengan pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan. Keterlibatan
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
9
tersebut tercermin dari mulai penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok
(RUKK), penyusunan desain sederhana, penyusunan rencana anggaran biaya,
pembagian kewajiban dalam pembiayaan (sharing), pengesahan rencana usulan
kegiatan kelompok, dan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan, pemantauan
serta pengawasan. Partisipasi kelompok P3A dapat diwujudkan dalam bentuk
penyediaan bahan material/bangunan, tenaga kerja, dalam bentuk dana dan
sebagainya.
Partisipasi kelompok dalam bentuk bukan fisik seperti tenaga kerja
dikonversikan ke dalam rupiah, sehingga dapat dilihat berapa besar nilai
partisipasi (sharing) dari kelompok dalam penyelesaian kegiatan dan berapa
besar dana pemerintah yang disediakan. Dengan adanya partisipasi petani (laki-
laki dan perempuan) diharapkan tujuan dan sasaran kegiatan pengelolaan irigasi
partisipatif yang responsive gender dapat terwujud dengan baik.
3. Pelaksanaan Kegiatan Fisik
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan swakelola oleh petani/P3A (laki-laki dan
perempuan) dan sebagai acuan pedoman pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan
untuk rehabilitasi JITUT/JIDES dengan menggunakan Pedoman Teknis
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)/Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
(JITUT) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian dan Air Cq. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Tahun 2011.
Pengadaan bahan atau material dilakukan langsung oleh kelompok / P3A, dan
pelaksana kegiatan konstruksi di lapangan tidak untuk dikontrakkan kepada
pihak lain, tetapi pelaksanaan di lapangan langsung dilakukan oleh kelompok
P3A secara swakelola (laki-laki dan perempuan).
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
10
Gambar : Peran serta perempuan dalam pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatip (PIP) yang responsive gender.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
11
BAB III
PENGUKURAN KINERJA
Indikator kinerja dari kegiatan ini meliputi: keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak. Uraian rinci dari indikator kinerja disajikan sebagai berikut:
TINGKAT
CAPAIAN
TARGET
(%)
1 3 4 5 6 7
A.
- Dana Rp. 75.000.000 75.000.000 100
unit 1 1 100
m 501 543 108,38
Ton/ha 3 5
% 30% 66,66%
e. Impact
Meningkatnya pendapatan Keluarga Petani
No. KEGIATAN/ INDIKATOR / KINERJA
dengan baik dari hasil partisipasi petani (laki-laki dan perempuan)
d. Benefit
Meningkatnya produktivitas dan Produksi komoditas pangan di
b. Output :
Terlaksananya kegiatan
Pengembangan Irigasi Partisipatif yang responsive gender
c. Outcome :
Berfungsinya jaringan irigasi Tingkat usaha tani
2
SATUAN TARGET REALISASI KET
Lokasi kegiatan
Pengembangan Irigasi Partisipatif yang Responsive gender
a. Input :
Dari hasil pengukuran kinerja pada tabel diatas bahwa tingkat capaian kinerja untuk
indikator input dan output tercapai 100 %, indikator outcome tercapai 108,38 %.
Indikator benefit tercapainya peningkatan produksi padi dari 3 ton/ ha menjadi 5
ton/ha melalui peningkatan IP 100 menjadi IP 200 dan indikator impact dari hasil
wawancara dengan petani diperoleh gambaran adanya peningkatan pendapatan
petani ± 66,66%/th. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan
pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender berjalan dengan baik.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
12
BAB IV
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif yang
responsive gender, Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo (08) tahun 2011
dijumpai beberapa permasalahan antara lain :
1. Masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petugas dan petani tentang fisik
bangunan jaringan irigasi.
2. Selama ini dalam pengelolaan irigasi selalu dilakukan oleh laki-laki belum
melibatkan perempuan.
3. Adanya perubahan kebijakan di tingkat Pusat yang menyebabkan dana tidak dapat
dicairkan sesuai jadwal yang telah disepakati sehingga pelaksanaan kegiatan
mundur dari waktu yang telah direncanakan.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut diupayakan dengan cara :
1. Mengikuti pelatihan dan berkoordinasi dengan Dinas PU (Sub Din Pengairan).
2. Melibatkan peran laki-laki dan perempuan dalam setiap tahapan pelaksanaan
kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan, operasional dan
pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi, sampai pada tahap evaluasi, sehingga
keinginan, tujuan dan sasaran dapat lebih terakomodir untuk kedua belah pihak
(laki-laki dan perempuan)
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pelaksanaan kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang responsive
gender, Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo (08) tahun 2011 dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kegiatan fisik pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender dapat
tercapai 108,38 % dan keuangan Rp. 150.000.000,- ( 100 %) dari pagu anggaran
Rp. 150.000.000,-
2. Terberdayakannya perempuan dalam pembangunan pertanian khususnya dalam
pengembangan irigasi partisipatip, baik melalui aspek Akses, Partisipasi, Kontrol
maupun Manfaat dari kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatip (PIP).
3. Dengan adanya kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang responsive gender
yang dilaksanakan dengan pola swakelola masyarakat :
a. Dapat meningkatkan dinamika, rasa memiliki dan swadaya petani (laki-laki
dan perempuan) dalam pelaksanaan pembangunan fisik, sehingga di semua
lokasi pencapaian fisik bangunan rata-rata tercapai 108,38 %.
b. Telah meningkatkan penerapan pola partisipatif petani (laki-laki dan
perempuan) dalam pelaksanaan pengelolaan irigasi di tingkat usahatani, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi pelaksanaan termasuk
aspek pembiayaan terhadap operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana
irigasi di tingkat usahatani.
c. Dapat mengembangkan dan meningkatkan kesadaran petani (laki-laki dan
perempuan) dan kelompoknya (kelompok tani/P3A) tentang pentingnya
penerapan kesetaraan gender (responsive gender) dalam pelaksanaan
pengelolaan irigasi di tingkat usahatani.
d. Dapat meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab
dari petani (laki-laki dan perempuan) dan kelompoknya (kelompok tani/P3A)
dalam pengelolaan irigasi yang lebih efisiensi, efektif, dan berkelanjutan.
4. Dengan adanya kegiatan pengembangan irigasi partisipatif telah dapat
mengefisienkan air irigasi, sehingga daerah – daerah yang biasanya kekurangan air
karena banyaknya air irigasi yang hilang menjadi tercukupi.
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
14
Saran :
1. Perlunya kegiatan lanjutan kegiatan pengembangan irigasi partisipatif yang
responsive gender, untuk tahun – tahun berikutnya
2. Perlunya pelatihan bagi petugas dan petani (laki-laki dan perempuan) tentang teknis
konstruksi irigasi (perencanaan, pelaksanaan, penghitungan RAB, dll).
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
15
Lap Pengembangan Irigasi Partisipatif TA. 2011
16
Lampiran
Laki‐laki Perempuan
(%) (%)
PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP
A Partisipasi dalam PIP
1 Perencanaan letak dan layout serta pembiayaan 72 28
2 Sebagai pengurus P3A 90 10
3 Pembangunan Saluran 72 28
4 Memperbaiki Saluran yang Bocor 72 28
5 Mengatur penggunaan air (membuka/ menutup 100 0
pintu air) ke saluran kuarter
6 Pembersihan saluran tersier dan kuarter 72 28
B Aksesbilitas Saluran
1 Pemanfaatan air irigasi 50 50
2 Pelatihan Kelompok tani 72 28
3 Pengaturan pola tanam (pola gilir pemanfaatan air) 72 28
4 Field day pemanfaatan air (diskusi lapangan) 72 28
C Kontrol dan Pengambilan Keputusan
1 Kontrol/ pengaturan penggunaan sumber daya 72 28
air irigasi
2 Penentuan teknologi penggunaan varietas dan 72 28
teknologi budidaya yang sesuai dengan ketersedian air
3 Pengaturan teknologi hemat air (intermiten irigation 72 28
atau kontinue irigation)
4 Pengaturan pemanfaatan air irigasi sesuai periode 72 28
pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan sampai
padi bunting
5 Pengaturan pemanfaatan air menjelang panen (perlu 72 28
pengeringan lahan agar mudah dipanen)
D Manfaat
1 Pemanfaatan air untuk tanaman padi musim hujan/ 72 28
Bina padi
2 Pemanfaatan air untuk tanaman palawija dan sayuran 40 60
3 Pemanfaatan air yang terbuang untuk usaha perikanan 90 10
darat (kondisi tergenang)
4 Pemanfatan air untuk rumah tangga (MCK), terutama 20 80
sumber air tanah yang bersih
Provinsi : D.I. Yogyakarta
No Kegiatan Keterangan
KUESIONER EVALUASI PUG
AKTIVITAS KEGIATAN KELOMPOK TANI PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP)
Nama Kelompok tani : kelompok P3A Bangun Karyo
Jumlah Anggota : 67 Org (laki ‐ laki : 48 org & perempuan : 19 org)
Nama Desa : Sindutan
Nama Kecamatan : Temo
Nama Kabupaten : Kulon Progo