kementerian pendidikan nasional fakultas … · upaya peningkatan hasil belajar pass bawah bola...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI
MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Oleh :
Novi Purwati
X4709097
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI
MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Oleh :
NOVI PURWATI
NIM. X4709097
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Progran Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : …………………
Tanggal : ………..…. 2011
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Agustiyanto, M.Pd. ____________
Sekretaris : Dra. Ismaryati, M.Kes ____________
Anggota I : Drs. Waluyo, M.Or. ____________
Anggota II : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ____________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Novi Purwati. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas
model pembelajaran bola voli melalui permainan dua bola dalam meningkatkan
hasil belajar pass bawah pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan,
Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri 1 Bawang, Kecamatan, Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun
Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa putra dan 17
siswa putri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes
unjuk kerja pass bawah siswa, angket dan observasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif komparatif yaitu
membandingkan data kuantitatif dari kondisi studi awal, siklus I, dan siklus II
dengan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa : melalui
permainan dua bola dalam pembelajaran bola voli dapat meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini terlihat dari hasil tes unjuk
kerja dari studi awal dari 37 siswa yang awalnya siswa mendapatkan ketuntasan
13 siswa 64,8 % dan yang belum tuntas 24 siswa 35,2 % meningkat pada siklus I
menjadi 17 siswa 46 % tuntas dan 20 siswa 54 % belum tuntas setelah melalui
bentuk permainan dua bola maka pada siklus II mengalami kenaikan yang
signifikan menjadi 34 siswa 91,8 % tuntas dan 3 siswa 8,2 % belum tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Novi Purwati. EFFORTS TO IMPROVE RESULT LEARNING UNDER PASS VOLLEY BALL TO PLAY TWO BALL FOR STUDENT CLASS IV SD NEGERI 1 BAWANG, KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEAGARA ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education University of Surakarta Eleven March, June 2011.
This research aims to determine effective mode learning volley ball to play
two ball in to improving result learning under pass for student class IV SD Negeri
1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, academic year
2010/2011.
This research used method classroom action research (CAR). The source
data of this research is student class IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan
Bawang, Kabupaten Banjarnegara, academic year 2010/2011, amounted 37
student consisting of 20 student son and 17 student daughter. Data collection
techniques in to the research is assessment of under pass student, questionnaire,
and observation. The data analysis technique which used the research is
descriptive comparative that is based data quantitative from first study, circle I,
and circle II with percentage.
Based on this result research obtained the conclusion that : to play two ball
into learning volley ball can enhance result learning for student class IV SD
Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, academic year
2010/2011. This matter for looking assessment from first study to 37 student is to
canded complete 13 student 64,8 % and not yet complete 24 student 35,2 %
enhance for circle I from 17 student complete and 20 student 54 % not yet, after to
give play two ball hence for circle II experience enhance significan from 34
student 91,8 % complete and 3 student 8,2 % not yet complete.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Motto
v Orang yang berjiwa luhur itu mempunyai sifat belas kasihan dan suka
memaafkan
v Banyak bekarya, tanpa menuntu balas jasa, menyelamatkan kesejahteraan
dunia
v Hati yang suci mengarah ke keselamatan
v Tandanya orang yang luhur, budinya halus dan suka memberi pertolongan
dengan tulus hati
v Kalau madu kecampuran racun, ambillah madunya. Kalau emas kecampuran
kotoran, ambillah emasnya kemudian cucilah. Carilah dan ikutilah
keutamaan, ajaran yang baik, meskipun berasal dari orang rendah.
v Kalau hati sedang gelap, janganlah malah marah-marah, tapi mintalah
penerangan dari tuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Suami tercinta Teguh Imam
Priyono, S.Sos.
2. Anak dan cucu kami tercinta
3. Semua sahabat kelompok II
4. Teman-teman PPKHB UNS
Banjarnegara
5. Almamater UNS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat , taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini banyak menemui hambatan dan
kesulitan, tetapi karena bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada bapak Drs.
Waluyo, M.Or. dan bapak Drs. Agus Mukholid, M.Pd. dosen pembimbing yang
dengan sabar dan teliti telah membimbing penulis sehingga skripsi PTK ini dapat
terselesaikan. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih Kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayattullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes. Penasehat Akademik dan Ketua Program
Penjaskesrek, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Ketua Jurusan POK , Universitas Sebelas
Maret Surakarta
4. Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara, yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penulisan
melakukan praktik penelitian.
5. Semua rekan-rekan observer kelompok II dan semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Surakarta, Juni 2011
N.P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………..…………….……………………….. i
HALAMAN PENGAJUAN ………………..…….………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………..….…………………... iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………...……………………… iv
ABSRAK ………………………………………………………………….. v
MOTTO ………….………………………………………………………… vi
PERSEMBAHAN ………..……………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR ………………….……..………………………….. viii
DAFTAR ISI …………...………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……..…………………………………………… xv
BAB. I PENDAHULUAN …………………………..………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………..…………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………... 6
C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 7
BAB. II KAJIAN TEORI ………………………………………………. 8
A. Landasan Teori ……………………………………………. 8
1. Bola voli ………..…………………………………….. 8
a. Pengertian Bola voli ………..……………………... 8
b. Filsafat Permainan Bola voli ………...……………. 11
c. Prinsip Bermain Bola voli ……………………….... 11
d. Fasilitas, Alat dan Perlengkapan ……………………. 11
e. Teknik Permainan Bola voli ………………………. 13
f. Tujuan Permainan Bola voli ………………………. 14
2. Pengertian Gerak ………….…………………………... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar … 15
1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun …… 15
2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar ………………. 16
3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus ………………. 16
a. Gerak Reflek ………………………………………… 17
b. Gerak Dasar Fundamental …………………………... 17
c. Kemampuan Perseptual ……………………………... 17
d. Kemampuan Fisik …………………………………… 17
e. Gerakan Keterampilan ………………………………. 18
f. Komunikasi Non-diskursif ….………………………. 18
C. Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar Pada Fase Anak Besar (6-12 tahun) ………………………………………….
19
D. Karakteristik Permainan Bola voli dengan 2 Bola ………… 20
1. Hakekat Permainan Bola voli dengan 2 Bola …………... 20
2. Fasilitas dan Alat Bermain ……………………………... 20
a. Lapangan ……………………………………………. 20
b. Bola ………………………………………………….. 20
3. Peraturan Bermain Bola voli dengan 2 Bola ……...……. 20
a. Servis ……………………………...………………… 20
b. Perpindahan Tempat ………………………………… 21
c. Point dan Game ……………………………………... 21
E. Alat Bantu Pembelajaran ………………………………….. 21
1. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran …………………... 21
2. Syarat Alat Bantu ……………….……………………… 23
F. Kerangka Berfikir ………..…………………………........... 24
G. Hipotesis Tindakan …………………………………........... 25
BAB. III METODE PENELITIAN ……………………..………………. 26
A. Setting Penelitian ………………………………………….. 26
1. Waktu Penelitian ……………………………………… 26
2. Tempat Penelitian ……………………………………... 27
3. Siklus ………………………………………………….. 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 63
DAFTAR LAMPIRAN ………………...……………………………………. 64
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………. 27
C. Subyek Penelitian ………………………………………….. 27
D. Sumber Data ……………………………………………….. 28
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………………. 28
F. Teknik Analisis Data ………………………………………. 30
G. Prosedur Kinerja …………………………………………... 30
H. Proses Penelitian …………………………………………... 32
I. Rancangan Siklus I ………………………………………... 33
J. Rancangan Siklus II ……………………………………….. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 36
A. Hasil Penelitian ……………………………………………. 36
1. Siklus I …………………………………………...…… 36
2. Siklus II ……………………………………………….. 43
B. Pembahasan ………………………………………………... 54
1. Deskripsi Temuan …………………………………….. 56
2. Refleksi ………………………………………………... 56
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……………….. 58
A. Kesimpulan ………………………………………………... 58
B. Implikasi …………………………………………………... 58
C. Saran …………………….………………………………… 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……..…………..…………. 26
Tabel 2. Jadwal Rancangan Kegiatan PTK ………………..…………… 26
Tabel 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……...…………………... 30
Tabel 4. Prosentase Target Capaian …………………………………..... 34
Tabel 5. Hasil Test Formatif Siklus Pertama …………………………... 41
Tabel 6. Hasil Test Formatif Siklus Kedua ……………………………. 49
Tabel 7. Data Ketuntasan Hasil Belajar Pass Bawah Bola voli ………... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Batang Presentase Belajar Pass Bawah Bola voli …. 53
Gambar 2. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Studi Awal ……... 53
Gambar 3. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………... 54
Gambar 4. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II …….…. 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Siklus I ……….………...…………………………... 64
Lampiran 2. RPP Siklus II ……….………...…..……………………... 76
Lampiran 3. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ……… 89
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Angket ………………………………. 92
Lampiran 5. Lembar Pengamatan ……………………………………... 96
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Siklus I ………………………………. 97
Lampiran 7. Alokasi Waktu Pembelajaran Lari Cepat ……………….. 99
Lampiran 8. Hasil Pengamatan Siklus II ……………………………… 100
Lampiran 9. Daftar Nilai Siklus I ……………………………………... 102
Lampiran 10. Daftar Nilai Siklus II …………………………………….. 104
Lampiran 11. Pengajuan Judul …………………………..…..…………. 106
Lampiran 12. Validasi Proposal Skripsi PTK ……………...……...…… 107
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ………………….…………………... 108
Lampiran 14. Surat Keterangan ………………………….………..……. 109
Lampiran 15 Foto-foto kegiatan ……………………………………….. 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu melaksanakan
pembangunan di segala bidang. Pendidikan merupakan salah satu bidang dalam
pembangunan yang perlu mendapatkan prioritas tersendiri, karena merupakan
investasi yang sangat besar nilainya bagi tumbuh kembang suatu bangsa.
“Pendidikan jasmani yang pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosianal, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dengan berolahraga akan membantu mencegah terjadinya serangan jantung, mengontrol berat badan, secara berangsur-angsur serta membangkitkan perasaan sejahtera, dan meningkatkan kreativitas. Secara medis olahraga telah terbukti dapat membantu penderita diabetes, tukak lambung, ketegangan syaraf, tekanan darah tinggi, nyeri punggung, penyakit jantung, depresi, pelebaran pembuluh balik (varices), sakit kepala berulang, dan rasa sakit pada waktu haid. Dapat pula menghilangkan rasa kurang enak badan waktu bangun tidur, sukar buang air besar, dan sukar tidur“. (Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman, 1984:15).
“Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian
integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromaskuler,
intelektual, dan sosial“. (H. Abdul Kadir Ateng, 1992:4).
Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001), bahwa “Pendidikan jasmani
merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam
kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan jasmani rohani peserta didik”.
“Dalam Pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan belajar gerak,
dimana melakukan gerak yang seefektif mungkin. Dasar gerak yang baik akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami
perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh
baik berarti arah penahapan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Peristiwa
ini dapat dikatakan bahwa anak mengalami proses perkembangan motorik,
melalui kematangnya. Perkembangan kemampuan gerak ini berarti juga harus
dikembangkan ketrampilan geraknya atau meningkatkan kemampuan tekniknya“.
(Sukintaka, 1992:16).
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini
berorientasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah
pada penguasaan teknik secara mendetail dari cabang olahraga yang diajarkan.
Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru
pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat dilihat dilapangan, dari hasil pengamatan
dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar
belum dikelola dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, baik dari segi kognitif, motorik, maupun afektif.
“Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan disekolah hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak dikelas permulaan Sekolah Dasar, melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar, maka akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak“. (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992:20).
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan
anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya
yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakkannya bisa lebih bermakna.
Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu harus
direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya.
Menurut Sri Haryono (2007:3), ciri-ciri penjas yang baik adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1. Kalau anak merasa gembira (40%), 2. Kalau anak berkeringat dan kecapaian (30%), 3. Kalau anak tertib dan disiplin dalam pelajaran (10%) 4. Kalau anak mempelajari gerak/Olahraga (20%)
Menurut Sri Haryono (2007:13), dalam asas dan falsafah penjas dijelaskan
bahwa ciri-ciri penjas yang berkualitas adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sikap positif terhadap gerak/aktivitas jasmani, dansa, permainan dan olahraga (affective learning),
2. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan sedemikian banyak problema technomotor (technomotor learning),
3. Mengembangkan kompetensi untuk memecahkan persoalan pribadi dan antar pribadi yang terkait dengan situasi gerak/Olahraga (sociomotor learning),
4. Menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang diperlukan untuk memahami peraturan dan ketentuan dalam budaya gerak serta mampu mengubahnya secara bermakna (cognitive-reflegtive-learning),
5. Meningkatkan kualitas kehidupan sekolah.
Pola dasar gerakan sangat penting sebagai pola dasar untuk melakukan
gerakan olahraga, usia anak sangat penting untuk mempelajari sebanyak mungkin
gerak dasar dalam kehidupan sebelum dewasa. Lari, lompat, loncat, dan jalan
adalah pola gerak dasar dari setiap gerakan yang akan dilaksanakan oleh setiap
individu. Individu memiliki keterampilan gerak yang banyak dalam usia muda
yang dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit dalam tahun-tahun
berikutnya. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam
pelaksanaannya. Gerakan yang dilakukan merupakan kegiatan yang bersifat
psikomotor, aktivitas psikomotor terutama berorentasi pada gerakan yang
dilakukan dan menekankan pada respon-respon fisik yang dilihat atau gerakan
yang dilakukan oleh badan.
Menurut Anita J. Harrow dalam Sugiyanto dan Sujarwo (1993:219),
“Domain psikomotor diklasifikasikan menjadi 6 bagian level yang terpenting
yaitu : (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamental, (3) kemampuan perceptual,
(4) kemampuan fisik, (5) gerak ketrampilan, (6) komunikasi non diskursif”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya dapat
membentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak sekolah dasar.
Sekolah dasar melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar akan dapat
meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak.
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2007:6), “Model pembelajaran
adalah suatu rencana/pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran
dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain”.
“Ada berbagai jenis permainan yang bisa dilakukan oleh anak-anak, baik di sekolahan maupun di lingkungan masyarakat, baik menggunakan alat atau tanpa alat. Dalam perkembangan selanjutnya, karena pelaku menggunakan aktivitas fisik pada saat bermain seperti jalan, lari, lompat, lempar, dan sebagainya, yang secara tidak langsung dapat memberi pengaruh pada kesehatan badan, maka pada akhirnya dikenal istilah olahraga permainan” (Tri Nurharsono dan Sri Haryono, 2006:1-2).
“Jenis olahraga permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah lebih diamati oleh para siswa, demikian juga masyarakat, banyak orang
melakukan aktivitas olahraga yang sifatnya permainan. Faktor kesenangan dan
kepuasan menjadi alasan mereka memilih olahraga permainan” (Tri Nurharsono
dan Sri Haryono, 2006:111).
Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran penjas yang baik
bertujuan mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani,
permainan dan olahraga (affective learning), dalam penelitian ini model
pembelajaran yang digunakan merupakan permainan olahraga bola voli yang telah
dimodifikasi baik peraturan maupun alat yang digunakan. Ketertarikan penulis
untuk melakukan penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan bahwa
pembelajaran bola voli di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara, siswa dalam bermain bola voli banyak yang pasif atau aktivitas
gerak yang dilakukan masing-masing individu sangat kurang, anak merasa takut
untuk memukul bola atau mem-voli bola, baik dengan satu tangan maupun dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tangan. Anak merasa takut apabila bermain voli dapat mencederai tangan atau
tubuh bagian lainnya. Sehingga memberikan ide dasar untuk menciptakan dan
memodifikasi jenis olahraga permainan ini dalam bentuk permainan yang lain.
Pengembangan model pembelajaran yang baru dalam penelitian ini bertujuan
meningkatkan siswa untuk lebih aktif bergerak. Urgensinya dilakukan penelitian
ini agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya
dan penjas pada khususnya sehingga tujuan dari penjas dan olahraga dapat
tercapai.
Permainan bola voli ditinjau dari segi tujuan yang ingin dicapai, merupakan
olahraga rekreasi dan olahraga prestasi, yang dimainkan secara beregu atau tim,
tiap regunya terdiri dari enam orang pemain. Permainan bola voli dalam
pelaksanaannya permainannya ada dua regu yang bertanding atau bertemu.
Masing-masing regu berusaha untuk dapat memenangkan pertandingan yaitu
dengan cara “mem-voli bola di udara hilir-mudik diatas net mempergunakan
beberapa bagian tubuh dengan syarat pantulan bersih dan setiap pemain berusaha
secepatnya menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk mencari kemenangan
bermain” (Tri Harsono dan Agung Wahyudi, 2005:4).
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba memodifikasi media alat bantu
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010/2011 dengan materi permainan bola voli mini. Pembelajaran dengan
pendekatan alat bantu berupa bola plastik berspon, untuk meningkatkan proses
pembelajaran bola voli.
Tujuan modifikasi pembelajaran bola voli dengan menggunakan dua bola
adalah agar siswa merasa senang, suka dan aktif mengikuti proses pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Dengan perasaan senang dan suka akan pembelajaran
tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan, karena selama ini siswa takut
diajarkan materi permainan bola voli, siswa lebih senang apabila pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pendidikan jasmani bermaian sepak bola, atau kasti. Anak merasa takut memukul
bola voli katanya merasa sakit apabila tangannya memukul bola voli.
SD Negeri 1 Bawang merupakan Sekolah Dasar yang terdapat di Kecamatan
Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Kebanyakan siswa-siswinya yang besekolah
disini berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, sehingga masalah
keuangan sedikit menjadi masalah. Namun orang tua siswa mempunyai perhatian
yang cukup besar terhadap pendidikan anaknya, mereka sangat mendukung
program-program sekolah dan kegiatan anak-anaknya. Hal ini sangat membantu
sekolah dalam menjalankan program-programnya untuk mencapai tujuan penjas
dan olahraga yang baik.
Dari permasalahan yang begitu luas yang dihadapi oleh guru penjas dalam
menyampaikan materi khususnya pembelajaran bola voli, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV
SD Negeri 1 Bawang, dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pass
Bawah Bola Voli Melalui Permainan Dua Bola Voli Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010 / 2011“. Permasalahan ini peneliti temukan ketika mengajar permainan bola
voli.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut
: “Apakah melalui permainan dua bola dalam pembelajaran permainan bola voli
dapat meningkatkan hasil belajar pass bawah pada siswa Kelas IV SD Negeri 1
Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pass bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pembelajaran bola voli melalui permainan 2 bola dalam meningkatkan kualitas
pass bawah pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang,
Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam pembelajaran
Pendidikan jasmani.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Guru Penjas SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi olahraga pada
umumnya dan permainan bola voli khususnya.
b. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan
mengembangkan media alat bantu pembelajaran yang dimodifikasi, dalam
rangka perancangan pembelajaran PAIKEM
c. Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam
bermain bola voli
d. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
professional, terutama dalam pengembangan media alat bantu
pembelajaran
2. Bagi Siswa SD Negeri 1 Bawang
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta
meningkatkan hasil belajar bola voli
b. Dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam permainan bola voli
serta mendukung pencapaian prestasi bola voli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Bola Voli
a. Pengertian Bola Voli
Menurut Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI (2002:7),
“Permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam
setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net”. Terdapat versi yang
berbeda untuk digunakan pada keadaan khusus, dan pada akhirnya adalah
untuk menyebarkan kemahiran bermain kepada setiap orang. Tujuan dari
permainan bola voli adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh
menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari
lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pentulan untuk mengembalikan bola
(diluar perkenaan blok).
Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis
melewati atas net kearah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola
menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola
(diluar perkenaan block). Dalam permainan bola voli, tim yang
memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally poin system).
Apabila tim yang sedang menerima servis, serta para pemainnya melakukan
pergeseran satu posisi searah jarum jam.
Menurut Tri Harsono dan Agung Wahyudi (2005:1), “Permainan bola
voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang
dewasa, baik wanita maupun pria”. Kegunaan bermain bola voli dalam
pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan
rokhani sangatlah besar sahamnya. Prestasi pemain bola voli akan baik bila
jasmani dan rokhani saling terkait mengkait di dalam gerakan-gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bermain, jiwa sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan
jasmani yang telah dimilikinya.
Menurut Suharno (1981:1), menyatakan “Bola voli dapat dimainkan oleh
anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupan pria. Permainan
dilakukan dengan cara memvoli bola dengan bagian badan pinggang keatas,
hilir mudik diudara lewat diatas net agar dapat menjatuhkan bola didalam
lapangan lawan secepat-cepatnya untuk mencari kemenangan secara sportif”.
Menurut Yanto Kusyanto (1996:202), “Bola voli adalah permainan yang
dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari enam orang. Bola
dimainkan diudara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan
bola tiga kali pukulan”.
Menurut Aip Syarifudin dan Mauhadi (1992:183), “Permainan bola voli
dimainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri atas enam orang pemain,
setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam
lapangan melewati atas net dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan
menjatuhkan bola kedalam lapangannya”.
Dengan bermain bola voli akan berkembangan secara baik unsur-unsur :
daya fikir, kemauan, dan perasaan. Disamping itu kepribadian berkembang
dengan baik terutama self control, disiplin, rasa kerjasama, rasa tanggung
jawab terhadap apa yang diperbuatnya.
Dengan dasar tersebut diatas, Tri Harsono dan Agung Wahyudi
menentang pendapat siapapun yang mengatakan “Karena bermain bola voli
orang akan menjadi bodoh, gagal dalam sekolah dan malas bekerja”. Akibat
semacam itu akan terjadi bila pemain tersebut tidak dapat membagi waktu
antara belajar, bekerja ditumpahkan sebagai akibat karena bermain bola voli.
Permainan bola voli memiliki ciri khas kerja sama, kecepatan bergerak,
lompatan yang tinggi untuk mengatasi bola voli diatas net (smash dan block)
dan kreatif. Oleh karena itu permainan memerlukan fisik yang baik, profil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
fisik yang tinggi dan atletis, sehat terampil cerdas dan sikap sosial tinggi agar
dapat menjadi pemain yang berbobot.
Permainan bola voli cepat popular di masyarakat Indonesia karena selain
manfaatnya sangat baik terhadap pembentukkan individu secara keseluruhan,
permainan bola voli sangatlah murah biaya, alat dan perlengkapannya serta
mudah mendatangkan kesenangan yang bermain.
Pemuda-pemudi terutama pelajar terutama mahasiswa sangat cocok
melakukan permainan bola voli, selaras dengan masa perkembangan jasmani
dan rokhani yang sedang memerlukan rangsangan yang berupa gerak.
Pandangan atau cita-cita ideal merupakan arah sasaran semua tingkah
laku seseorang, oleh karena itu bermain bola voli haruslah berfilsafat.
Menurut Tri Harsono dan Agung Wahyudi (2005:2), “Filsafat permainan bola
voli sebagai berikut :
1) Permainan bola harus mendatangkan kesenangan, kegembiraan dan
kebahagian hidup bagi orang yang melakukan. Manusia hidup di dunia
ini pada dasarnya mencari kebahagian lahir dan batin, sedangkan takaran
kebahagian sangatlah subyektif.
2) Permainan bola voli adalah merupakan salah satu alat untuk mendidik
manusia sehingga diharapkan seseorang yang bermain bola voli dapat
tumbuh dan berkembang yang selaras dan serasi antara fisik dan mental
sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bola voli
merupakan suatu olahraga beregu, dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola
kedalam lapangan melewati atas net dan mencegah pihak lawan dapat
memukul dan menjatuhkan bola kedalam lapangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Filsafat Permainan Bola voli
Pandangan atau cita-cita ideal merupakan arah sasaran semua tingkah
laku seseorang, oleh karena itu bermain bola voli haruslah berfilsafat.
Menurut Tri Nurharsono dan Agung Wahyudi (2005:2), Filsafat permainan
bola voli sebagai berikut :
1) Permainan bola voli harus mendatangkan kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukan. Manusia didunia ini pada dasarnya mencari kebahagian lahir dan batin, sedangkan takaran kebahagiaan sangatlah subjektif.
2) Permainan bola voli adalah merupakan salah satu alat untuk mendidik manusia, sehingga diharapkan seseorang yang beramain bola voli dapat tumbuh dan berkembang yang selaras dan serasi antara fisik dan mental sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia.
c. Prinsip Bermain Bola voli
Suatu proses pasti memiliki prinsip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan
agar tercapai sesuatu tujuan dalam proses tersebut. Dalam permainan bola
voli perlu menganut prinsip-prinsip bermain sebagai berikut :
1) Prinsip teknis adalah mem-voli bola hilir-mudik diatas net
mempergunakan beberapa bagian-bagian tubuh dengan syarat pantulan
bersih dan setiap pemain berusaha secepatnya menjatuhkan bola ke
lapangan lawan untuk mencari kemenangan bermain.
2) Prinsip psikologis adalah bahwa bermain bola voli harus berpegang teguh
kepada sikap gotong royong/kerjasama dan senang didalam
melaksanakan.
d. Fasilitas, Alat dan Perlengkapan
Dalam setiap cabang olahraga memang secara khusus mempunyai
fasilitas, alat-alat, dan perlengkapan tertentu. Oleh karena itu kiranya perlu
disajikan macam-macam alat perlengkapan yang telah diatur dalam peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
permainan bola voli yang dikeluarkan oleh PBVSI. Uraian berikut berisi
mengenai hal-hal tersebut diatas.
1) Lapangan
Ukuran lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran
18 x 9 m, dikelilingi oleh daerah bebas dengan minimal disemua sisi 3 m.
daerah bebas permainan adalah ruang diatas daerah permainan yang
bebas dari segala halangan. Daerah bebas permainan harus memiliki
ketinggian 7 m dari permukaan lapangan. Perlu ditekankan disini
pembuatan lapangan harus ditanah yang rata dan cukup keras. Bila dibuat
dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap
gedung paling sedikit 7 m. garis-garis lapangan selebar 5 cm yang terdiri
dari garis tengah, garis serang, garis perak servis, garis samping dan garis
belakang lapangan.
2) Net
Ukuran net panjangnya 9,50 m dan lebar 1 m. ukuran petak-petak net
atau net (10x10 cm2). Tali pemancang net kalu memungkinkan dengan
kawat baja, bila tidak mungkin dapat memakai tali yang cukup kuat dan
tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Net harus diberi kain kanvas
yang dijahit lapis dua selebar 5 cm, sepanjang tepi atas net. Ukuran tinggi
net untuk pria 2,34 m dan untuk wanita setinggi 2,24 m. pada kedua
samping net, dipasang pita samping tagak lurus diatas pertemuan antara
garis tengah selebar 5 cm.
3) Rod atau Tongkat
Rod dibuat dari bahan fiberglass dengan ukuran panjang 180 cm dan
garis tengah 1 cm. Tongkat itu harus berwarna kontras dengan 10 m
panjang tiap-tiap bagian berwarna merah putih atau hitam putih. Tongkat
dipasang tepat menempel pada pita batas samping sebelah menyebelah,
sampai tongkat menonjol 80 cm diatas tepi net.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Bola
Bola harus bulat terbuat dari kulit, bola dalamnya terbuat dari karet atau
lain yang semacamnya. Warna bola harus tunggal atau boleh berwarna
asalkan terang dan kontras. Keliling bola 65-67 cm.
5) Perlengkapan Pemain
Pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor dada dan pungung
e. Teknik Permainan Bola Voli
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992/1993:187-199), dalam
permainan bola terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai antara lain :
servis, pass bawah, pass atas, smash dan block.
1) Servis
Servis adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh yang berhak
melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola kedalam permainan
atau tindakan menghidupkan bola kedalam permainan.
2) Pass bawah
Pass bawah adalah mengambil bola yang berada dibawah badan atau bola
dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah
(dari siku sampai pergelengan tangan yang rapat baik untuk dioperkan ke
teman, maupun langsung kelapangan lawan melalui diatas jaring).
3) Pass atas
Pass atas adalah menyajikan bola atau membagi bagian bola (mengoper
bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada kawan maupun
langsung ditujukan kelapangan lawan melalui atas jarring.
f. Tujuan Permainan Bola Voli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dengan belajar dan berlatih permainan bola voli secara kontinyu, efektif,
dan efisien maka akan dapat tercapai tujuan-tujuan sebagai sebagai berikut :
1) Pembentukan manusia secara keseluruhan, dimana fisik dan mental
tumbuh selaras, serasi dan seimbang.
2) Untuk meningkatkan tingkat kesegaran dinamis dan kesehatan pemain.
3) Dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, kebahagian hidup serta
rekreasi bagi seseorang.
4) Untuk menyembuhkan beberapa penyakit tertentu
5) Mengembangkan dan meningkatkan mutu prestasi secara optimal bagi
pemain dalam permainan bola voli.
Diharapkan seseorang setelah belajar dan berlatih permainan bola voli atas
bimbingan guru atau pelatih dapat memiliki pengetahuan, kecakapan,
keterampilan, bermain bola voli yang tinggi serta memiliki kesenangan dan
sikap-sikap positif tentang nilai-nilai permainan bola voli.
2. Pengertian Gerak
Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
manusia, sedangkan psikomotor khususnya digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang
lingkupnya lebih luas daripada psikomotor. “Pengertian gerak dasar adalah
kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari,
lompat, lempar” (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992:24).
Sedangkan menurut Amung Ma`mun dan Yudha M. Saputra (2000:20),
“Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang bagi siswa lakukan guna
meningkatkan kualitas hidup”. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3 Yaitu :
(1) kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari suatu
tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh keatas seperti lompat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
loncat, (2) kemampuan non lokomotor, dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak
yang memadai, contohnya mendorong, menarik, dan lain-lain, (3) kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki.
Menurut John N. Drowizky dalam Sudjarwo (1993:234), “Belajar gerak
adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon maskular yang
diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”.
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa kemampuan gerak dasar adalah
kemampuan dan kesanggupan untuk dapat melakukan tugas-tugas jalan, lari,
lompat, dan lempar secara efektif dan efisien.
B. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar
1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101), “Perkembangan fisik anak
yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda
disbanding pada masa sebelumnya dan juga masa sesudahnya”. Kecenderungan
perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik
anak laki-laki dan anak perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan
semakin jelas tampak adanya perbedaan.
Ukuran dan proposi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir
konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan netan. Oleh karenanya
energy anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah
terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak
dasar, adaptasi, dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai
situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).
“Bentuk tubuh seseorang merupakan wujud dari perpaduan antara tinggi
badan, berat badan, serta berbagai ukuran lainnya yang ada pada diri seseorang”
(Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:109).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)
Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa
disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, dan
ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan
bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah
dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk
mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien berdfat umum dan selanjutnya
akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang
lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak
dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).
3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)
Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan
secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan control motorik halus atau
keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang terpenting,
perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan
kapasitas sistem syaraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan
menterjemahkan input tersebut ke bentuk keterampilan. Untuk mendapatkan
keterampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat
berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah
dan lingkungn rumah.
Menurut Anita J. Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:219),
“Perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi domain psikomotor dapat
dibagi menjadi 6 meliputi :
a. Gerak Reflek
Gerak reflek adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar,
yang ditimbulkan oleh suatu stimulus (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Gerak Dasar Fundamental
Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya
sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak.
Gerakan ini pada dasarnya berkembang menyertai gerakan reflek yang sudah
dimiliki sejak lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada
masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih
yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang.
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:220), Gerak dasar fundamental
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1) Gerakan lokomotor adalah gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat
lain, misalnya : merangkak, berjalan, dan berlari.
2) Gerakan non-lokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki
dan togok. Gerakan ini berupa gerakan yang berporos pada sumbu
dibagian tubuh tertentu. Contoh gerakan ini adalah : memutar lengan,
mengayun kaki, membungkuk, memutar togok.
3) Gerakan manipulative adalah gerakan manipulasi atau menirukan objek
tertentu yang menggunakan tangan, kaki, atau menggunakan kepala.
c. Kemampuan Perseptual
Kemampuan perceptual adalah kemampuan untuk mengantisipasi
stimulus yang masuk melalui organ indera.
d. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan system organ-organ
tubuh di dalam melakukan aktivitas fisik, kemampuan fisik sangat penting
untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil bisa
dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Ketrampilan gerak bisa
berkembang bila kemampuan fisik mendukung pelaksanaan gerak. Secara
garais besar kemampuan fisik dibedakan menjadi 4 macam kemampuan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ketahanan (endurance), kekuatan (strength), fleksibilitas (flexibility),
kelincahan (agility) (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:221-222).
e. Gerakan Ketrampilan
Gerakan ketrampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi
dengan control gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan
proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien
didalam pelaksanaannya.
f. Komunikasi Non-diskursif
Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:223),
Komunikasi Non-diskursif merupakan level komunikasi yang ke enam dalam
system klasifikasi domain psikomotor. Komunikasi Non-diskursif merupakan
perilaku yang terbentuk komunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Gerakan
yang bersifat komunikasi non-diskursif meliputi gerakan ekspresif dan
gerakan interpretif.
Gerakan ekspresif meliputi gerakan-gerakan yang bisa digunakan dalam
kehidupan, misalnya menganggukkan kepala tanda setuju. Gerakan interpretif
adalah gerakan yang diciptakan berdasarkan penafsiran nilai estetik dan
berdasarkan makna yang dimaksudkan didalamnya. Gerakan yang diciptakan
dan mengandung nilai-nilai estetik disebut gerakan estetik, sedangkan
gerakan yang diciptakan dengan maksud untuk menyampaikan pesan melalui
makna yang tersembunyi didalam gerakan disebut kreatif (Sugiyanto dan
Sudjarwo, 1993:223 ).
C. Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar Pada Fase Anak Besar
(6-12 tahun)
Sejalan dengan meningkatnya kemampuan tubuh dan kemampuan fisik
maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dasar yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai.
Peningkatan kemampuan gerak bisa didefinisikan dalam bentuk sebagai berikut :
(1) gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang efisien (2) gerakan bisa
semakin lancar dan terkontrol (3) pola atau bentuk gerakan bervariasi (4) gerakan
semakin bertenaga.
Berbagai gerakan yang mulai bisa dilakukan atau gerakan yang
dimungkinkan bisa dilakukan apabila anak memperoleh kesempatan
melakukannya pada masa anak kecil adalah gerakan-gerakan jalan, mendaki,
loncat, mencongklang, lompat tali, menyepak, lempar, menangkap, memantulkan
bola, memukul, dan berenang. Gerakan-gerakan tersebut semakin dikuasai akan
semakin baik bagi perkembangan anak. Kecepatan perkembangan anak sangat
dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh untuk melakukan berulang-ulang di
dalam aktivitasnya. Anak-anak yang kurang kesempatan melakukan aktivitas fisik
akan mengalami hambatan untuk berkembang.
Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam
melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan gerak anak adalah faktor-faktor peningkatan
kooordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot. Ada berbagai macam tes yang bisa
digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dan sekaligus mengukur
kemampuan fisik. Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa
diketahui dengan cara misalnya dengan menggunakan pengetesan atau
pengukuran kemampuan lari, loncat, dan lempar.
Pertumbuhan dan tingkat kematang fisik dan fisiologis membawa dampak
pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi
perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas dalam hal kekuatan,
fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi (Sugiyantodan Sudjarwo, 1993:101).
D. Karakteristik Permainan Bola Voli dengan 2 Bola
1. Hakekat Permainan Bola Voli Dengan 2 Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Permainan bola voli dengan 2 bola adalah olahraga permainan yang
dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net.
Tujuan dari permainan bola voli dengan 2 bola adalah melewatkan bola diatas net
agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang
sama dari lawan serta menumbuhkan anak untuk bergerak memantulkan bola
dengan jumlah yang banyak sehingga menimbulkan rasa senang. Setiap tim dapat
memainkan minimal tiga pukulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan
blok), apabila kurang dari tiga pantulan dinyatakan foul dan poin untuk lawan.
2. Fasilitas dan Alat Bermain
a. Lapangan
Permainan bola voli dengan 2 bola dimainkan dalam lapangan bola voli
mini dengan ukuran lapangan bulutangkis 13,40 x 6,10 m
b. Bola
Bola menggunakan bola plastik yang terbungkus spon. Setelah anak
mahir memainkan permainan bola voli bolanya diganti dengan bola yang
sesungguhnya tetapi ukuran bolanya mini khusus untuk anak sekolah dasar.
3. Peraturan Bermain Bola Voli dengan 2 Bola
a. Servis
Masing-masing tim memegang bola dan melakukan servis secara
bersamaan. Apabila bola yang satu keluar atau menyentuh lapangan lawan
maka permainan dilanjutkan sampai bola kedua keluar atau menyentuh
lapangan lawan. Dalam permainan bola voli dengan 2 bola, tim yang
memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally Point System)
b. Perpindahan Tempat
Perpindahan tempat dilakukan setelah satu tim menyelesaikan game atau
memenangkan set.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Point dan Game
Perhitungan angka dengan system rally point. Tim yang memenangkan
setiap reli maka memperoleh poin angka 1 (satu). Untuk permainan bola voli
dengan 2 bola atau satu set, permainan selesai atau game apabila salah satu
tim mencapai angka 25 (kecuali set ke V). Dalam kedudukan 24-24,
permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih 2 (dua) angka (26-24, 27-25,
dan seterusnya). Dalam kedudukan set 2-2, maka set penentu (set ke V),
dimainkan sehingga angka 15 dengan selisih minimal 2 (dua) angka (16-14,
18-16, dan seterusnya).
E. Alat Bantu Pembelajaran
1. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dengan perkataan
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci
manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan b. Mencapai sasaran yang lebih banyak c. Membantu mengatasi hambatan masalah d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan. e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat f. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan.
h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 14 Tahun 2007 disampaikan : “Peralatan pendidikan adalah sarana yang
secara langsung digunakan untuk pembelajaran“.
Banyak para ahli yang berpendapat akan pentingnya peralatan dan fasilitas
pendidikan jasmani dalam menunjang kegiatan pembelajaran, Winkel (1983:43)
mengatakan “Alat-alat dan fasilitas sangat mempengaruhi lancarnya proses belajar
mengajar“. Sukintaka (2000:52) mengatakan yang dimaksud “Alat-alat olahraga
adalah alat yang digunakan dalam olahraga“.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran harus ditingkatkan,
salah satu upaya peningkatan proses pembelajaran adalah dengan menggunakan
alat yang efektif, penggunaan alat yang efektif akan mempertinggi kualitas proses
pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar,
manfaat alat dalam proses belajar siswa antara lain :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehinga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Alasan kedua mengapa kriteria pemilihan alat diatas, guru dapat lebih
mudah menggunakan alat pembelajaran yang dianggap tepat untuk
membantu mempermudah tugasnya sebagai pengajar. Berbagai macam
peralatan yang dapat dipergunakan guru dalam menyampaikan pesan
pembelajaran permainan bola voli, bola plastik berspon merupakan salah
satu alat yang dapat dipergunakan sebagai perantara penyampaian pesan
dari guru kepada siswa.
2. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-
konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang
baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang
singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu
luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati
dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi
ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar, sedangkan
yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk
dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam
menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru
F. Kerangka Berfikir
Pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bawang,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara relatif berjalan dengan baik, tetapi
guru hanya mempergunakan sarana yang ada tanpa mempergunakan alat bantu
peraga yang lain, contohnya dalam pembelajaran permainan bola voli guru hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mempergunakan bola voli standar tanpa mempergunakan alat atau media lainnya
untuk pembelajaran bola voli, sehingga ketertarikan dan perhatian serta motivasi
siswa pada pembelajaran permainan bola besar terutama pembelajaran bola voli
terlihat menurun dan tidak maksimal
Berdasarkan kajian teoritis, kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah,
dengan menggunakan permainan dua bola dapat meningkatkan peran serta siswa
dalam pembelajaran, siswa akan termotivasi, melakukan dengan senang dan
berperan aktif.
Dilihat kegiatan pembelajaran permainan bola voli dengan menggunakan
bola plastik berspon seakan-akan siswa hanya bermain tetapi kenyataanya siswa
melakukan tahapan gerakan pass bawah, kegiatan juga lebih baik menarik karena
dilaksanakan secara kompetisi, sehingga akan memunculkan jiwa berkompetisi
dan sikap sportif seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
Bola plastik berspon dipergunakan untuk mengatasi pembelajaran
permainan bola voli dengan bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan
sehingga para guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam merancang latihan
gerak yang menyenangkan para siswa. Dengan menggunakan bola plastik berspon
partisipasi dan motivasi serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli lebih bersemangat, sehingga
akan tercapai semua tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan diinginkan.
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir diatas, hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah : “Melalui permainan dua bola dapat meningkatkan
hasil belajar pass bawah bol voli pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Peneltian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 dan
selesai penyusunan laporan pada bulan Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan April 2011 karena sesuai dengan program semester, materi
pembelajaran bola voli kelas IV dilaksanakan bulan Maret 2011. Secara lebih
jelas dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. Maret 2011 Perencanaan
Pembuatan Proposal Penyusunan Instrumen
2. Maret 2011 Pelaksanaan Tindakan Kelas
3. April 2011 Pengumpulan Data
4. Mei 2011 Penyusunan Laporan Penelitian
Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan pokok PTK Sesi Ke 1 2 3 4 5 6
o Siklus I Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi
o Siklus II Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian Tindakan Kelas adalah di SD Negeri 1 Bawang,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada semester genap Tahun
Pelajaran 2010/2011, kelas IV dijadikan subjek penelitian karena hasil belajar
bola voli kelas ini masih rendah dan peneliti mengajar pada kelas ini.
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan hasil pembelajaran bola voli dalam penjasorkes dengan
penerapan alat bantu 2 bola dalam permainan bola voli.
B. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan
dibuat berbagai input instrument yang akan dikenakan untuk memberikan
perlakuan dalam PTK, yaitu :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Dengan kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar
sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama,
sportivitas, dan kejujuran.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist
dan lembar evaluasi
3. Dalam persiapan juga akan diurutkan siswa sesuai absen.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan
Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian
dilakukan secara berkolaborasi dengan guru Pendidikan jasmani yang ada di
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
wawancara terhadap siswa dan guru, pengamat, untuk mencapai hasil yang
maksimal. Alasan pengambilan subyek penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas IV sudah diberikan materi pembelajaran bola voli.
2. Semua siswa dilibatkan dalam semua permainan pada pembelajaran bola voli.
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa, untuk mendapatkan data kuantitatif yang diperoleh dari data hasil
belajar yang terdiri dari penelitian unjuk kerja, penilaian sikap dan
pemahaman konsep tentang pass bawah pada permainan bola voli dengan
penerapan pembelajaran permainan dua bola pada siswa kelas IV SD Negeri
1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010/2011.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran bola voli pada SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang,
Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes
dilakukan untuk menggali data yang diambil adalah hasil kemampuan pass bawah
pada permainan bola voli.
Proses pembelajaran pass bawah bola voli dengan menggunakan alat bantu
bola plastik berspon dilakukan secara bertahap, pertama dilakukan tes praktek
pass bawah, masing-masing siswa melakukan tiga kali pass bawah. Kegiatan
tersebut dilaksanaan dalam pelaksanaan pretest untuk mengetahui kemampuan
dasar sebagai patokan analisis selanjutnya. Kedua, melakukan test pass bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pada siklus I setelah melakukan pembelajaran dengan alat bantu bola plsatik
berspon. Ketiga, melakukan test pass bawah pada siklus ke dua setelah melakukan
pembelajaran dengan alat bantu bola plastik berspon.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data ada tiga tahap,
tahap yang pertama siswa melakukan test pass bawah sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki siswa dari hasil belajar secara konvensonal. Tahap pertama ini
merupakan data pretest.
Tahap kedua siswa di beri materi pembelajaran dengan menggunakan alat
bantu bola plastik berspon dibuat oleh guru sebanyak 3 (tiga) paket untuk tiga
kelompok. Pembelajaran pass bawah dengan menggunakan alat bantu bola plastik
berspon mempunyai tujuan agar siswa dapat :
1. Melakukan pass bawah dengan frekuensi yang lebih banyak sehingga otot-
otot tangan menjadi cepat kuat.
2. Melatih koordinasi gerak tangan dan kaki.
3. Belajar melakukan pass bawah dengan berpasangan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri
dari : tes dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil permainan bola voli
2. Observasi : dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat
bantu pembelajaran (2 bola plastik berspon)
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Table 3. Teknik dan alat pengumpulan data
No. Sumber Data Jenis Data
Teknik Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Hasil ketrampilan bola voli servis, pass up, pass down.
Tes praktek Tes ketrampilan
bola voli
2. Siswa Kemampuan melakukan rangkaian gerakan ketrampilan bola voli
Praktek dan unjuk kerja
Melalui lembar
observasi
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanakan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan servis, pass atas, pass bawah dengan menganalisis nilai
rata-rata.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerak keterampilan bola voli.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja bola voli. Menurut Iskandar, (2009:131) yang menyatakan bahwa,
“Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat
kencederungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.
G. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian,
yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam
siklus yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subjek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya)
bekerjasama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan
dilajutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat
analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan
seterusnya.
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut
Iskandar (2009:67)
1. Mengidentifikasi permasalahan umum
2. Mengadakan pengecekan dilapangan
3. Membuat perencanaan umum
4. Mengembangkan tindakan pertama
5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.
6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survey ini oleh peneliti adalah
mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrument dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data dan treatment
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang
a. Hasil belajar bola voli
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Alat bantu pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan peneliti adalah deskriptif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang perkembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub permainan
bola voli
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survey sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar bola voli di SD Negeri 1 Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interprestasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan
siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
I. Rancangan siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru sejawat menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari :
a. Tim peneliti melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)
yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola voli.
c. Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian bola voli.
d. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :
a. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar bola voli
b. Melakukan pemanasan
c. Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
d. Melakukan latihan teknik dasar bola voli
1) Cara melakukan teknik servis bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Cara melakukan pass bawah
3) Cara melakukan pass atas
4) Bermain bola voli secara sederhana
e. Menarik kesimpulan
f. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
g. Melakukan pendinginan
3. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap : 1). Hasil ketrampilan teknik dasar bermain
bola voli 2). Kemampuan melakukan rangkaian gerakan ketrampilan bermain bola
voli 3). Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
4. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut :
Table 4. Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur
Prosentase Target capaian Cara Mengukur Kondisi awal Siklus I Siklus II
Hasil bermain bola voli
Diamati saat guru memberikan materi bola voli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
J. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Demikian juga ternasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan
interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Bawang,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, peneliti melakukan pengamatan
dan observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan dalam upaya meningkatkan pembelajaran pass bawah permainan bola
voli dengan dua bola yang dimodifikasi bola plastik berspon yang dilakukan dua
siklus dalam dua bulan.
Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi proses pembelajaran pass bawah
pada permainan bola voli dengan menggunakan dua bola plastik berspon, agar
anak-anak suka dengan permainan tersebut. Adapun proses penelitian dilakukan
secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut :
1. Siklus Pertama
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah
berkonsultasi dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam
penelitian, membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan
tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana
dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Rabu, 30 Maret 2011,
pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta
menganalisis yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
2) Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam satu
siklus berlangsung satu pertemuan tatap muka (70 menit). Materi pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan dua
bola plastik berspon.
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan
permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah
itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru
menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan
dengan bentuk permainan (games) “permainan tembak burung” hal ini
agar membuat siswa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang
akan diajarkan oleh guru.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
siswa melakukan pass bawah sendiri dengan bola
dilempar/dilambungkan keatas sendiri, kemudian dipass bawah, yang
pertama dengan satu tangan agar anak-anak mengenal dan merasakan
terlebih dahulu perkenaan tangan terhadap bola. Setelah semua siswa
melakukan dilanjutkan dengan pass bawah, siswa dibagi menajadi
beberapa kelompok yang saling berhadapan kemudian kelompok yang
satu melempar/melambungkan bola kearah teman pasangannya lakukan
sebanyak tiga kali kemudian bergantian.
Dalam melakukan pass bawah awalnya kebanyakkan siswa agak
kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa
dalam melakukan pass bawah mulai berkurang dan kebanyakkan siswa
sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar
salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh. Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa
dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas
kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi
siswa yang sudah dapat melakukan pass bawah dengan benar, guru
memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan
berdo’a dan pembubaran.
3) Observasi (observation)
Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat
dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran
atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat
dan fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum
suasana kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.
4) Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan
belajar pass bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan
dalam proses pembelajaran pass bawah yang banyak dialami oleh siswa
adalah kesalahan pada saat melakukan pass bawah. Hambatan tersebut
diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan
cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan
latihan atau gerakan pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang
tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat
tindakan pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang
diutamakan pada teknik pass bawah pada saat games (permainan), sikap
badan dan tangan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk
teknik pass bawah mayoritas sudah paham, namun masih ada yang
melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah
berkonsultasi dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam
penelitian, membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana
dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dengan
mengambil hasil pembelajaran pada pertemuan pertama.
Setelah peneliti dan kolaborator melakukan refleksi pada pertemuan
yang pertama maka diperlukan lagi tindakan pada pertemuan yang kedua,
hal ini karena proses belajar siswa pada pertemuan yang pertama belum
memenuhi nilai yang diharapkan dari KKM yang telah ditentukan yaitu
nilai 70.
Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Senin, 11 April 2011,
pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta
menganalisis yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.
2) Pelaksanaan Tindakan (action)
Materi sama dengan pertemuan yang pertama yaitu. Materi pokok
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan dua
bola plastik berspon.
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan
permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah
itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru
memberikan apersepsi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada pertemuan pertama serta menjelaskan materi pembelajaran yang
akan diajarkan.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan
dengan bentuk permainan (games) “permainan tembak burung” hal ini
agar membuat siswa lebih senang dan bentuk permainannya berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, masing-masing kelompok saling berhadapan kemudian saling
melakukan pass bawah lakukan beberapa kali sambil seriap pasanganya
menghitung kegagalan dalam melakukan pass bawah.
Dalam melakukan pass bawah awalnya kebanyakkan siswa agak
kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dalam melakukan pass bawah mulai berkurang dan kebanyakkan siswa
sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar
salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh. Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa
dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas
kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi
siswa yang sudah dapat melakukan pass bawah dengan benar, guru
memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi
yang sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan
berdo’a dan pembubaran.
3) Observasi (observation)
Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati, mencatat
dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran
atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat
dan fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum
pengelolaan kelas cukup baik siswa aktif, ini terlihat dari antusiasme
siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan
penutup.
4) Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan kedua, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan
belajar pass bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan
dalam proses pembelajaran pass bawah yang banyak dialami oleh siswa
adalah kesalahan pada saat melakukan pass bawah. Hambatan tersebut
diatasi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan
cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan
latihan atau gerakan pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang
tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat
tindakan pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
diutamakan pada teknik pass bawah pada saat games (permainan), sikap
badan dan ayunan tangan dalam memberikan bola kepada teman
pasangannya sehingga bola mengarah dengan benar lebih ditegaskan
sehingga gerakan akan benar. Untuk teknik pass bawah mayoritas sudah
paham, namun masih ada yang melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua
nanti masih akan diulang.
Setelah peneliti melaksanaan perbaikan pembelajaran pass bawah pada
permainan bola voli melalui permainan dua bola pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, hasil yang didapat selalu
mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.
Pada siklus pertama diperoleh hasil yang kurang memuaskan, karena siswa
melakukan pass bawah sesuai dengan pengetahuannya sendiri, gerakannya belum
teroganisir dengan baik sehingga bentuk-bentuk pass bawah bermacam-macam
gaya. Siswa belum memahami, apa itu prestasi, sikap dan konsep gerakan pass
bawah. Berikut ini hasil belajar test formatif pada siklus I materi pass bawah.
Tabel 5. Hasil tes formatif siklus pertama siswa belajar pass bawah pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Bawang, dengan KKM : 70
No Nama Siswa Aspek Nilai
Ket Psikomotor Affektif Kognitif
Rata- rata
1. Yono Dwiantoro 62 72 67 67 remidi 2. Devi Susanti 68 68 65 67 remidi 3. Farhan Budi S 72 80 73 75 tuntas 4. Junanda M.P 75 70 80 75 tuntas 5. Maretta Pricellia 68 68 80 72 tuntas 6. Agnesya Dwi S 62 63 65 63.3 remidi 7. Akhmad Husni R 70 64 65 66.3 remidi 8. Annisa M D K 75 72 80 75.6 tuntas 9 Annisa Deska P 68 68 69 68.3 remidi 10. Ayu Sri Lestari 75 75 75 75 tuntas 11. Brilian Praditya 63 65 65 64.3 remidi 12. Daffa Rahma R 64 69 69 67.3 remidi 13. Dea Sekar KH 66 70 80 72 tuntas 14. Diorendra P 70 75 76 73.6 tuntas 15. Dimas Kirana A.S 65 68 65 66 remidi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
16. Fais Hermawan 75 72 80 75.6 tuntas 17. Frista Meila A 64 68 65 65.6 remidi 18. Fillah Putra R. 70 69 68 69 tuntas 19. Hanitya Gian D 70 63 65 66 remidi 20. Hilma Fauziah 70 80 75 75 tuntas 21. Midha Lunicha 69 80 65 71.3 tuntas 22. Nadhia T 63 65 64 64 remidi 23. Okta hafi Z.S 70 66 67 67.6 remidi 24. Rasyid Nur A 63 67 68 66 remidi 25. Riski Nur Ikhsan 65 69 67 67 remidi 26. Sandi Kurnia F 68 68 69 68.3 remidi 27. Sasmita Novalis 67 67 69 67.6 remidi 28. Salya Kharisma P 67 72 73 70.6 tuntas 29. Uki Baskoro 72 75 74 73.6 tuntas 30. Vinanti Faraswati 69 69 67 68.3 remidi 31. Yanuar Riski S 68 69 68 68.3 remidi 32. Zebina Mirza M 62 65 67 64.6 remidi 33. Lutfi Faturohman 70 73 75 72.6 tuntas 34. Priyanka K 69 68 69 68.6 remidi 35. M. Ikhlasul Amal 69 72 72 71 tuntas 36. Tahsyal Riliani E 68 75 70 71 tuntas 37. Adinda Viona A 73 75 74 74 tuntas Jumlah 2524 2594 2605 2574 Rata-rata Kelas 68.2 70.1 70.4 69.5
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek psikomotor jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 14 siswa (37,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 23 siswa (62,2%)
3. Rata-rata aspek psikomotor 68,2%
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek affektif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 16 siswa (43,2%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 21 siswa (56,8%)
3. Rata-rata aspek affektif 70,1%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek kognitif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 14 siswa (37,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 23 siswa (62,2%)
3. Rata-rata aspek affektif 70,4%
2. Siklus Kedua
a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah
berkonsultasi dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam
penelitian, membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan
tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana
dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Sabtu, 23 April 2011,
pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta
menganalisis pada siklus pertama serta yang akan dilakukan dalam
Penelitian Tindakan Kelas.
2) Pelaksanaan Tindakan (action)
Dengan melihat hasil pada siklus pertama serta hasil konsultasi
dengan kolabortaor maka diperlukan tindakan lanjutan. Materi pokok
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan dua
bola plastik berspon.
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan
permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah
itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru
menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan
dengan bentuk permainan (games) “permainan bola estafet” hal ini agar
membuat siswa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang akan
diajarkan oleh guru.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
saling berhadapan tetapi dibatasi net. Kelompok yang satu melempar
bola kearah teman pasangannya yang berada diseberang net dan teman
yang berada diseberang net melakukan pass bawah, lakukan dengan tiga
kali lemaparan kemudian bergantian.
Dalam melakukan pass bawah awalnya kebanyakkan siswa agak
kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa
dalam melakukan pass bawah mulai berkurang dan kebanyakkan siswa
sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar
salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh. Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa
dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas
kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi
siswa yang sudah dapat melakukan pass bawah dengan benar, guru
memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi
yang sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan
berdo’a dan pembubaran.
3) Observasi (observation)
Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat
dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran
atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat
dan fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Kolaborator
memberikan masukan terhadap hasil pengamatan kepada guru yang
sedang melakukan penelitian. Secara umum suasana kelas cukup aktif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari
pemanasan sampai kegiatan penutup.
4) Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan
belajar pass bawah, kolaborator memberikan masukan dan saran terhadap
peneliti untuk bahan pada pembelajaran yang berikutnya. Hambatan-
hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran pass
bawah yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat
melakukan pass bawah. Hambatan tersebut diatasi oleh guru selama
proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi
terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan
pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu
memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat
tindakan pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang
diutamakan pada teknik pass bawah pada saat games (permainan), sikap
badan dan tangan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk
teknik pass bawah mayoritas sudah paham, namun masih ada yang
melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah
berkonsultasi dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan
dalam penelitian, membuat skenario, menentukan waktu tindakan,
perencanaan tindakan (games dan materi), pembuatan RPP dan
menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pembelajaran, dengan mengambil hasil pembelajaran pada
pertemuan pertama.
Setelah peneliti dan kolaborator melakukan refleksi pada
pertemuan yang pertama maka diperlukan lagi tindakan pada
pertemuan yang kedua, hal ini karena proses belajar siswa pada
pertemuan yang pertama belum memenuhi nilai yang diharapkan
dari KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 70.
Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Sabtu, 7 Mei
2011, pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi
serta menganalisis yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan
Kelas.
2) Pelaksanaan Tindakan (action)
Materi sama dengan pertemuan yang pertama yaitu. Materi
pokok pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan
menggunakan dua bola plastik berspon.
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan
permainan. Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a,
setelah itu dilakukan presensi. Setelah semua siswa dipersensi
kemudian guru memberikan apersepsi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pertemuan pertama serta menjelaskan materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan
dengan bentuk permainan (games) “permainan bola estafet” hal ini
agar membuat siswa lebih senang dan bentuk permainannya
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, masing-masing kelompok saling berhadapan
kemudian saling melakukan pass bawah lakukan beberapa kali
sambil seriap pasanganya menghitung kegagalan dalam melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pass bawah. Kemudian siswa saling berhadapan dengan dibatasi net
kelompok yang satu melempar/melambungkan bola kearah teman
pasangannya kemudian saling melakukan pass bawah secara
bergantian, dengan masing-masing siswa menghitung
kesalahan/kegagalan teman pasangannya masing-masing. Setelah
semua siswa melakukan pass bawah dilanjutkan dengan permainan
bola voli tetapi menggunakan dua bola secara bersamaan.
Dalam melakukan pass bawah awalnya kebanyakkan siswa agak
kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan
siswa dalam melakukan pass bawah mulai berkurang dan
kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa
melakukan dengan benar salah satunya dipanggil oleh guru untuk
memberikan contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan
penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf.
Guru kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa.
Serta memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat
melakukan pass bawah dengan benar, guru memberikan waktu
kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang sudah
diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a
dan pembubaran.
3) Observasi (observation)
Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati,
mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran atau tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru,
penggunaan alat dan fasilitas yang digunakan selama proses
pembelajaran. Secara umum pengelolaan kelas cukup baik siswa
aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan kedua, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam
melakukan belajar pass bawah. Hambatan-hambatan atau kendala
yang ditemukan dalam proses pembelajaran pass bawah yang banyak
dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan pass
bawah. Hambatan tersebut diatasi oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi
terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan
pass bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu
memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat
tindakan pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang
diutamakan pada teknik pass bawah pada saat games (permainan),
sikap badan dan ayunan tangan dalam memberikan bola kepada
teman pasangannya sehingga bola mengarah dengan benar lebih
ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk teknik pass bawah
mayoritas sudah paham, namun masih ada yang melakukan
kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.
Pada siklus kedua terjadi perubahan yang sangat signifikan
baik pada waktu proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran,
siswa yang mengikuti pembelajaran pass bawah dari sejumlah 37
siswa semua terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan
siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran pass bawah dengan
pendekatan permainan dua bola. Siswa begitu senang dan aktif
bergerak dalam mengikuti pembelajaran hal ini terlihat dengan hasil
pencaian hasil test formatif yang meningkat dari siklus pertama yang
hanya 46% sekarang menjadi 91,8% semua siswa sudah dapat
memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pembelajaran pass bawah pada siklus kedua siswa begitu senang ini
dibuktikan dengan semua siswa begitu aktif mengikuti proses
pembelajaran tidak ada lagi siswa yang malas-malasan dan duduk-
duduk. Hal ini dapat dilihat dari hasil data test formatif siklus kedua
meningkat drastis dari yang 21 siswa yang belum tuntas pada siklus
pertama menjadi 34 siswa telah tuntas atau memenuhi KKM yang
ditentukan oleh sekolah.
Tabel 6. Hasil tes formatif siklus kedua siswa belajar pass bawah pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Bawang, dengan KKM : 70
No Nama Siswa Aspek Nilai
Ket Psikomotor Affektif Kognitif
Rata- rata
1. Yono Dwiantoro 70 72 70 70.6 tuntas 2. Devi Susanti 70 70 71 70.3 tuntas 3. Farhan Budi S 72 80 73 75 tuntas 4. Junanda M.P 75 70 80 75 tuntas 5. Maretta Pricellia 72 70 80 74 tuntas 6. Agnesya Dwi S 68 69 68 68.3 remidi 7. Akhmad Husni R 70 71 71 70.6 tuntas 8. Annisa Midha DK 75 72 80 75.6 tuntas 9 Annisa Deska P 71 70 73 71.3 tuntas 10. Ayu Sri Lestari 75 75 75 75 tuntas 11. Brilian Praditya 69 68 69 68.6 remidi 12. Daffa Rahma R 70 72 72 71.3 tuntas 13. Dea Sekar KH 70 70 80 73.3 tuntas 14. Diorendra P 70 75 76 73.6 tuntas 15. Dimas Kirana A.S 70 73 72 71.6 tuntas 16. Fais Hermawan 75 72 80 75.6 tuntas 17. Frista Meila A 70 71 71 70.6 tuntas 18. Fillah Putra R. 70 72 70 70.6 tuntas 19. Hanitya Gian D 70 71 70 70.3 tuntas 20. Hilma Fauziah 70 80 75 75 tuntas 21. Midha Lunicha 72 80 73 75 tuntas 22. Nadhia T 69 69 69 69 remidi 23. Okta hafi Z.S 70 72 71 71 tuntas 24. Rasyid Nur A 71 73 71 71.6 tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
25. Riski Nur Ikhsan 70 71 71 70.6 tuntas 26. Sandi Kurnia F 71 72 71 71.3 tuntas 27. Sasmita Novalis 70 73 72 71.6 tuntas 28. Salya Kharisma P 70 72 73 71.6 tuntas 29. Uki Baskoro 72 75 74 73.6 tuntas 30. Vinanti Faraswati 71 70 71 70.6 tuntas 31. Yanuar Riski S 71 72 72 71.6 tuntas 32. Zebina Mirza M 73 70 71 71.3 tuntas 33. Lutfi Faturohman 70 73 75 72.6 tuntas 34. Priyanka K 72 70 71 71 tuntas 35. M. Ikhlasul Amal 71 72 72 71.6 tuntas 36. Tahsyal Riliani E 72 75 70 72.3 tuntas 37. Adinda Viona A 73 75 74 74 tuntas Jumlah 2630 2677 2697 2668 Rata-rata Kelas 71 72.3 72.8 72.1
Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek psikomotor jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 34 siswa (91,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (8,2%)
3. Rata-rata aspek psikomotor 71%
Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek affektif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 34 siswa (91,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (8,2%)
3. Rata-rata aspek affektif 72,3%
Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek kognitif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 34 siswa (91,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (8,2%)
3. Rata-rata aspek affektif 72,8%
Pada siklus kedua setelah guru melakukan pembelajaran dengan metode
bentuk-bentuk permainan yang arah gerakan mengerucut kearah gerakan pass
bawah siswa mulai termotivasi untuk melakukan gerakan yang diarahkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
guru dan siswa begitu aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
pengamatan dari beberapa guru kolaborasi dan hasil test formatif didapat dari
siklus pertama siswa yang dapat melakukan gerakan pass bawah dari 37 siswa
hanya 17 siswa yang sudah mendekati gerakan pass bawah. Baru pada siklus ke
dua terjadi peningkatan 91,8% siswa dapat melakukan gerakan pass bawah.
Pada proses pembelajaran terjadi perubahan sikap siswa tentang :
1. Kehadiran siswa yang menyeluruh mencapai 100%
2. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran mencapai 100%
3. Keseriusan dalam kegiatan dapat dinyatakan optimal, karena tidak ada siswa
yang bermain sendiri dan bermalas-malasan.
4. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sangat tinggi.
5. Kerjasama mereka sangat baik, dilihat dari pengamatan ketika mereka
melaksanakan perlombaan dan tugas
6. Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami
7. Siswa begitu senang dalam mengikuti pembelajaran ini dilihat setelah materi
pembelajaran selesai siswa minta lagi pembelajaran
8. KKM yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal
Data kentutasan hasil belajar pass bawah permainan bola voli dengan
metode permainan dua bola dapat dilihat dari hasil rekapitulasi test formatif dari
studi awal, siklus pertama sampai siklus kedua sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 7. Data ketuntasan belajar pass bawah permainan bola voli dari studi
awal, siklus pertama, sampai siklus kedua SD Negeri 1 Bawang.
Uraian Belum Tuntas Sudah Tuntas Jumlah
Rata-rata Frekuensi % Frekuensi % Siswa
Studi Awal 24 64,8 13 35,2 37 66,2 Siklus I 20 54 17 46 37 69,5 Siklus II 3 8,2 34 91,8 37 72,1
Dari tabel diatas dapat kita lihat peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dari studi awal siklus pertama dan
siklus kedua mengalami Peningkatan yang cukup berarti, hal ini tentu sangat
memuaskan
Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menguraikan hasil penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Membuat histogram batang untuk menggambarkan tingkat ketuntasan siswa
dalam prosentase.
2. Membuat diagaram lingkaran untuk melihat jumlah ketuntasan masing-
masing siklus dari studi awal sampai siklus kedua.
3. Membuat diagram peningkatan nilai-nilai rata-rata dari studi awal, siklus
pertama dan siklus kedua.
Hal ini dapat kita sajikan dalam histogram batang sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 1. Diagram batang tentang prensentase belajar pass bawah bola voli
dari Studi Awal, Siklus I, dan Siklus II.
Dengan memperhatikan histogram batang tersebut dapat dilihat kemajuan
belajar siswa, terutama ketuntasan belajar siswa. Dari Studi Awal ke Siklus
pertama, dari Siklus pertama ke Siklus kedua terlihat adanya peningkatan.
Sebaliknya dapat dilihat penurunan ketidaktuntasan belajar siswa terutama pada
Siklus kedua. Dengan memperhatikan data-data pada Studi Awal, Siklus pertama
dan Siklus kedua maka pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan pendekatan permainan dua
bola. Hal ini dapat kita sajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut :
Gambar 2. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Studi Awal
64.854
8.2
35.246
91.8
0
20
40
60
80
100
Studi Awal Siklus I Siklus II
Chart TitleBelum Tuntas
Tuntas
1324 Tuntas
Belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 3. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama
Gambar 4. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus kedua
Dengan memperhatikan diagram lingkaran tersebut dapat kita melihat
peningkatan hasil belajar siswa, dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas dari Studi
Awal, Siklus pertama dan Siklus kedua
B. Pembahasan
Dari hasil evaluasi belajar pass bawah permainan bola voli dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode pendakatan permainan dua bola
dapat meningkatkan hasil belajar pass bawah pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Hal ini ditandai dengan
nilai rata-rata diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu 70.
Pada kegiatan ini “learning by doing” sangat tepat diterapkan, dimana
peserta didik diberi tugas untuk menemukan sendiri gerakan bola voli baik secara
kelompok maupun individual. Menurut Endang Suyatna dan Adang Suherman
1720 Tuntas
Belum
3
34
Belum
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(2001:10) “Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan bermain menyediakan
pengalaman gerak yang akan membangkitkan motivasi pada peserta didik untuk
berprestasi dalam kegiatan pembelajaran”. Kegitan bermain atletik diawali dengan
gagasan yang dapat memotivasi peserta didik untuk berlari, melompat dan
melempar dalam bentuk yang paling sederhana. Faktor motivasi merupakan
bagian dari tugas guru yang merupakan tantangan didalam memerlukan jawaban
agar dapat merangsang peserta didik untuk aktif bergerak.
Di sisi lain untuk tercapainya keefektifan pembelajaran permainan bola voli,
guru-guru Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan perlu memberikan
rangsangan yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi
belajar peserta didik dalam mempelajari Pendidikan jasmani, Olahraga dan
Kesehatan sangat terkait dengan sikap mental dan kepribadian yang dimiliki, hal
tersebut meliputi :
1. Penerimaan
Penerimaan mencakup kepekaan adanya suatu stimulus dan adanya kesediaan
untuk memperhatikan rangsangan. Kesediaan dinyatakan dalam
memperhatikan sesuatu namun masih pasif.
2. Partisipasi
Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Keaktifan ini dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.
3. Penilaian atau penentuan sikap
Penilaian atau penentuan sikap yang mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu atau membawa diri sesuai dengan
penilaian itu, kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau
tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Organisasi
Organisasi meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Kemampuan ini dinyatakan dalam
mengembangkan suatu perangkat nilai.
5. Pembentukan pola hidup
Pembentukan pola hidup merupakan kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi
pegangan nyata dan jelas untuk mengatur kehidupan sendiri. Kemampuan ini
dinyatakan dalam pengaturan hidup berbagai bidang.
1. Deskripsi Temuan
Dengan melihat data hasil observasi dan tes formatif siswa dari studi awal,
siklus pertama dan siklus kedua terjadi peningkatan penguasaan materi oleh siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif secara klasikal rata-rata nilai
siswa naik pada setiap siklusnya. Kenaikan nilai rata-rata kelas untuk setiap
siklusnya adalah sebagai berikut, dari studi awal ke siklus pertama nilai rata-rata
naik hal itu karena penggunaan pendekatan belajar dengan bentuk-bentuk
permainan dua bola.
Dari siklus pertama ke siklus kedua nilai rata-rata kelas naik hal ini karena
pendekatan belajar dengan permainan dua bola, anak menjadi lebih senang dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran karena ada unsur kompetisi yang ini
merupakan karakteristik anak-anak usia Sekolah Dasar yang masih senang
bermain dengan berlomba sehingga terjadi peningkatan dalam belajarnya.
2. Refleksi
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan
pendekatan permainan dua bola dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar, dan secara klasikal dapat menuntaskan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Demikian pula penggunaan pendekatan belajar ini akan lebih membantu
siswa memahami materi pelajaran yang disajikan. Selain itu dalam menyajikan
suatu materi pembelajaran guru juga harus melengkapi pembelajaran dengan
penetapan atau pemilihan metode belajar yang memakai, menciptakan iklim
belajar yang kondusif, lebih komunikatif antara guru dan siswa, siswa dengan
siswa, maka siswa jadi terlatih dan terbiasa memiliki rasa tanggung jawab dalam
belajar. Sehingga prestasi belajar yang dicapai memuaskan, siswa lebih giat dan
bersemangat dalam belajar, tingkat penguasaan materi baik secara klasikal
maupun individual.
Agar pembelajaran pass bawah permainan bola voli dapat berjalan efektif,
maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju
tercapainya tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
b. Guru harus pandai memilih dan menyusun variasi permainan dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik guna mencapai
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
c. Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran
baik mengenai teknik penyajian, pengelolaan kelas dan mendorong peserta
didik untuk berani mengemukakan pendapat dan kreatif dalam menjalankan
tugas dari guru.
d. Guru harus mampu mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif dan
mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan data yang didapat pada siklus pertama dan siklus
kedua perbaikan pembelajaran pass bawah permainan bola voli yang telah
dilaksanakan dan berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : bahwa dengan melalui permainan dua bola dalam pembelajaran bola voli
dapat meningkatkan hasil belajar pass bawah pada siswa Kelas IV SD Negeri 1
Bawang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Palajaran
2010/2011. Hal ini terlihat dari hasil tes unjuk kerja dari studi awal dari 37 siswa
yang awalnya siswa mendapatkan ketuntasan 13 siswa 64,8 % dan yang belum
tuntas 24 siswa 35,2 % meningkat pada siklus I menjadi 17 siswa 46 % tuntas dan
20 siswa 54 % belum tuntas setelah melalui bentuk permainan dua bola maka
pada siklus II mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 34 siswa 91,8 %
tuntas dan 3 siswa 8,2 % belum tuntas.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal pihak guru, siswa, alat/media, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi,
menyampaikan materi, pengelolaan kelas, metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran, kreatifitas guru dalam keterbatasan sarana dan prasarana, serta
teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa meliputi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat
juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal, agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru kreatif, inovatif dalam mengemas, ketersediaan sarana
prasarana, proses pembelajaran, pengelolaan kelas maka akan tercapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Apalagi bila didukung oleh sarana prasarana dan ,
media pembelajaran yang memadai maka proses pembelajaran akan berjalan
lancar dan baik. Materi pembelajaran yang dikemas dan disajikan dengan melihat
karakteristik, latar belakang siswa maka akan memudahkan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, serta didukung oleh minat dan motivasi siswa
yang tinggi untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, efisien,
dan menyenangkan.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan model pembelajaran yang memodifikasi alat dan disajikan dalam
bentuk permainan dalam proses pembelajaran pass bawah bola voli dapat
meningkatkan kemampuan, ketangkasan, serta hasil belajar siswa, sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin
mengembangkan proses pembelajaran pass bawah bola voli kepada peserta
didiknya. Bagi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, hasil penelitian
ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan materi pass bawah bola
voli bagi siswa sekolah dasar agar lebih efektif dan efisien. Akan lebih baik
apabila guru dan siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam
membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.
Dengan pembelajaran pass bawah bola voli melalui permainan dua bola dan
modifikasi alat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, maka siswa memperoleh
pengalaman yang baru dan berbeda dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
gerak yang ada pada pembelajaran pass bawah bola voli, sehingga mampu
memahami dan menirukan dengan baik.
Pemberian tindakan dari studi awal, siklus I, dan siklus II memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung. Namun kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapat peningkatan hasil belajar siswa, motivasi siswa, dan
keaktifan siswa dalam mengiktui proses pembelajaran. Dari segi proses
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, penerapan modifikasi
alat dan pendekatan bermain dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal
ini siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang akan berguna dan bermanfaat untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, rohani, kerjasama, toleransi, kejujuran, serta
skill dan pengetahuan yang kesemuan ini sangat penting dalam pendidikan
jasmani
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut :
1. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan perlu menetapkan
pembelajaran pass bawah permainan bola voli dengan menggunakan
pendekatan metode permainan dua bola. Agar pembelajaran pass bawah
permainan bola voli dapat diperoleh hasil yang diharapkan oleh guru perlu
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. Merancang materi pembelajaran secara terprogram dengan memperhatikan
karakteristik siswa, sehingga pembelajaran yang kita sampaikan akan
berjalan lancar, efektif, efisien dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Memilih permainan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
siswa, kondisi dan situasi sekolah dan sarana prasarana yang tersedia,
sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran
dengan mudah.
c. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa dengan semaksimal
mungkin untuk ikut aktif melakukan kegiatan bermain, berdiskusi, latihan
dan berlomba.
d. Permainan yang disajikan harus mengarah kepada tujuan dari
pembelajaran yang akan diberikan.
e. Mampu mengendalikan suasana pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
f. Bersikap terbuka dalam membantu kesulitan yang dihadapi siswa pada
saat proses pembelajaran dengan memperhatikan kerakteristik dan
kemampuan siswa.
g. Mendorong siswa untuk mau dan mampu memahami konsep pass bawah
permainan bola voli sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini
guru-guru Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan diharapkan :
1) Mampu mengembangkan permainan yang memancing perhatian dan
kreatifitas siswa untuk tertarik pada pelajaran Pendidikan jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
2) Bersikap sabar dan mengatur jalannya permainan.
3) Mampu menyesuaikan perasaan terhadap keberadaan siswa.
2. Sekolah mengusahakan tersedianya sarana dan prasarana pendukung proses
pembelajaran.
3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan SD
untuk lebih bijak dalam membuat Kurikulum yang sesuai dengan karakter,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
motivasi belajar, kondisi siswa SD, kondisi geografis, dan kondisi lingkungan
tempat tinggal siswa.
4. Dapat dikembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran
lainnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
prestasi belajar siswa, misalnya kondisi geografis, karakteristik anak, kondisi
sekolah, kesiapan guru dan faktor pendukung lainnya.