kementerian keuangan republik indonesia …ketentuan.pajak.go.id/aturan/asli/per-05.pj.2012.pdf ·...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 05 /PJ/2012
TENTANG
REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20 / PMK.03 / 2008 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161 / PJ / 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan
dan...
-2-
dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/2007;
6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2010;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud
dengan:
1. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak adalah suatu
program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan,
penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji
pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha
Kena Pajak.
2. Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengujian
pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau
penghitungan dan pembayaran pajak, berdasarkan
permohonan Wajib Pajak atau berdasarkan data dan
informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur
Jenderal Pajak, dalam rangka menerbitkan surat ketetapan
pajak, menerbitkan/menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/ atau mengukuhkan/ mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Pasal 2
(1) Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
terdaftar.
(2) Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha
Kena Pajak dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan
31 Agustus 2012.
(3) Registrasi Ulang Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
dilakukan untuk seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar.
Pasal 3 ...
-3-
Pasal 3
(1) Dalam rangka Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak,
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan dapat melakukan
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(2) Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan Verifikasi.
(3) Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
berdasarkan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang
memenuhi kriteria tertentu.
(4) Verifikasi yang dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak
yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan untuk mengetahui apakah Wajib
Pajak benar-benar tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak.
Pasal 4
(1) Persyaratan subjektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha Kena Pajak merupakan
Pengusaha.
(2) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha
jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar Daerah Pabean.
(3) Persyaratan objektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean dan/atau melakukan ekspor Barang Kena
Pajak berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, dan/ atau ekspor
Barang Kena Pajak tidak berwujud.
Pasal 5
(1) Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat
terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain;
b. Pengusaha
-4-
b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah
kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya; atau
c. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak lagi rn- emenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha
Kena Pajak.
(2) Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non
Efektif);
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
c. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan
Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
d. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian
periode tersebut tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan
Pajak Masukannya nihil;
e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada
waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional; atau
f. Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan
dan/ atau kegiatan usahanya.
(3) Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan
dan/ atau kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan kunjungan
(visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir
sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini;
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan
pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini; atau
c. tidak ..4,
-5-
c. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan konfirmasi
lapangan sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
62/ PJ/2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/ PJ / 2008
tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/ atau PengukuhanPengusaha Kena Pajak,
Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/ atau
Pengusaha Kena Pajak dan perubahannya.
(4) Dikecualikan dari Pengusaha Kena Pajak yang tidak
diyakini keberadaan dan/atau kegiatan usahanya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah
Pengusaha Kena Pajak yang ditemukan keberadaannya dan
diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional.
Pasal 6 (1) Pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun
2012 diatur dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
(2) Hasil pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak
Tahun 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi sebagaimana
diatur dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
(3) Apabila berdasarkan laporan hasil Verifikasi diketahui
bahwa Pengusaha Kena Pajak termasuk dalam kriteria
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
maka kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut diterbitkan
Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Paj ak.
(4) Laporan hasil Verifikasi, kertas kerja, dan dokumen
pendukung Verifikasi disatukan dan disimpan dalam
berkas induk Wajib Pajak.
Pasal 7
(1) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak agar:
a. memantau pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha
Kena Pajak Tahun 2012 dan memastikan bahwa hasil
Verifikasi memenuhi tujuan yang diharapkan.
b. memantau
-6-
b. memantau tindak lanjut atas kesimpulan yang tertuang
dalam laporan hasil Verifikasi.
c. membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang
Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 kepada Direktur
Jenderal Pajak u.p. Direktur Peraturan Perpajakan I
setiap bulan dan menyampaikannya paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya.
(2) Laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena
Pajak Tahun 2012 dibuat dalam format sebagaimana diatur
dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 8
(1) Dalam hal kemudian diperoleh data dan/atau informasi
bahwa Wajib Pajak yang telah dicabut Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak-nya ternyata memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif, maka Surat Pencabutan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (3) dibatalkan.
(2) Untuk membatalkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dilakukan Verifikasi kembali.
(3) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi.
(4) Berdasarkan laporan hasil Verifikasi dibuat berita acara
Verifikasi sebagaimana diatur dalam Lampiran IV Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini.
(5) Berita acara Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak unit vertikal di atas Kantor Pelayanan yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan.
(6) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
mengirimkan berita acara Verifikasi yang telah disetujui
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Direktur
Teknologi Informasi Perpajakan untuk ditindaklanjuti.
(7) Direktur
EKTUR JENDERAL PAJAK,
41 I I ik 01 JENDERAL
i o
ea.Cr•;()(
D RAHMANY d • 5411111981121001
-7- (7) Direktur Teknologi Informasi Perpajakan setelah
menindaklanjuti berita acara Verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) mengirimkan pemberitahuan atas
tindak lanjut berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak dengan ditembuskan kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. (8) Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan
pemberitahuan mengenai status pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak kepada Wajib Pajak.
Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Februari 2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 05 /PJ/ 2012
TENTANG
REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 20 12
LAMPIRAN I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012
PELAKSANAAN REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012
I. Tujuan:
A. Menguji persyaratan subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak (PKP).
B. Mendapatkan PKP terdaftar yang keberadaan dan/atau kegiatan usahanya telah diyakini kebenarannya.
C. Mencabut pengukuhan PKP yang sudah tidak memenuhi syarat subjektif dan objektif.
D. Perbaikan data (profil, KLU, dll.). E. Lain-lain (usulan pemeriksaan, konseling, suspect
II. Sasaran:
Seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar.
III. Jangka Waktu:
Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan 31 Agustus 2012.
IV. Petugas Verifikasi:
A. Account Representative, B. Pelaksana, C. Fungsional Pemeriksa, dan/atau D. Fungsional Penilai PBB, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
V. Tahapan Verifikasi:
Verifikasi status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu:
A. Tahap Persiapan;
B. Tahap Pelaksanaan; dan
C. Tahap Pelaporan.
A. Tahap Persiapan
1. Kegiatan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 diumumkan kepada Pengusaha Kena Pajak, melalui:
a. pengumuman di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak;
b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah;
c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 HUMAS); dan/atau
d. Website/Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
2. Kepala Kantor menerbitkan surat tugas penunjukan petugas Verifikasi.
Format surat tugas penunjukan petugas Verifikasi dibuat sebagaimana contoh terlampir.
3. Setelah
-2-
3. Setelah menerima surat tugas, petugas Verifikasi mengumpulkan data dan informasi mengenai Pengusaha Kena Pajak baik yang bersumber dari internal Kantor Pelayanan Pajak maupun dari eksternal Kantor Pelayanan Pajak.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap persiapan, selanjutnya petugas Verifikasi melakukan identifikasi apakah Pengusaha Kena Pajak memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya
Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain (Pemusatan tempat terutang PPN);
b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lain;
c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif); d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
e. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
f. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011, sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil; dan/atau
Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional.
2. Pengusaha Kena Pajak dengan kriteria tersebut di atas, prosedur Verifikasi yang dilakukan bersifat administratif (Verifikasi administratif), yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain:
1) Pastikan untuk mendapatkan dokumen berupa Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
2) Dalam hal dokumen berupa surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutangtidak ada/ tidak ditemukan atau bukan dokumen asli (hanya berupa fotokopi) maka harus dilakukan prosedur konfirmasi ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) yang menerbitkan Surat Keputusan tersebut melalui faksimili atau e-mail.
Format formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat terutangnya PPN dibuat sebagaimana contoh terlampir.
3) Kanwil
g•
-3-
3) Kanwil DJP yang menerima permintaan konfirmasi harus menjawab konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja melalui faksimili atau e-mail.
4) Dalam hal pemusatan tempat terutang PPN adalah di KPP Madya, KPP Wajib Pajak Besar, dan KPP dalam lingkungan Kanwil DJP Khusus pastikan PKP tersebut termasuk dalam daftar Wajib Pajak yang terdaftar dalam KPP-KPP tersebut.
b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya:
1) Pastikan untuk mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru dan Surat Pencabutan SKT dan/ atau Surat Pencabutan Surat Pengukuhan PKP dari arsip KPP lama.
2) Dalam hal SKT dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru tidak ada/tidak ditemukan maka lakukan konfirmasi ke KPP baru melalui faksimili atau e-mail. Format formulir konfirmasi data PKP pindah alamat dibuat sebagaimana contoh terlampir.
3) KPP yang menerima permintaan konfirmasi harus menjawab konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja melalui faksimili atau e-mail.
c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif): 1) Pastikan dalam sistem informasi, Pengusaha Kena Pajak yang
bersangkutan berstatus Non Efektif (NE); atau 2) Dapatkan Berita Acara Perubahan Status Wajib Pajak dan/atau
Surat Pemberitahuan Status Wajib Pajak dari arsip KPP.
d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN dan/ atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini:
1) Lakukan pengecekan data dan informasi penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang bersangkutan pada SIDJP/SIPMOD.
2) Lakukan pengecekan data dan informasi Surat Pemberitahuan Masa pada berkas Wajib Pajak yang bersangkutan.
e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional: Lakukan pengecekan data hasil Sensus Pajak Nasional.
3. Untuk Pengusaha Kena Pajak yang tidak masuk dalam kriteria sebagaimana dimaksud pada angka 2, perlu dilakukan Verifikasi lanjutan untuk meyakini keberadaan dan/ atau kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Untuk itu perlu didapatkan Surat Tugas dan/atau Laporan Hasil Kunjungan dari arsip KPP.
b. Pastikan
-4-
b. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Untuk itu perlu didapatkan Surat Perintah Pemeriksaan PPN atau semua jenis pajak dan/atau Laporan Hasil Pemeriksaan PPN atau semua jenis pajak dalam 6 (enam) bulan terakhir atas Pengusaha Kena Pajak tersebut.
c. Pastikan bahwa terdapat Berita Acara Konfirmasi Lapangan terhadap Pengusaha Kena Pajak tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62 / PJ / 2010.
4. Dalam hal Verifikasi lanjutan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 menghasilkan informasi bahwa Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas maka atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan perlu diyakini lebih lanjut apakah telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif dengan melakukan Verifikasi lapangan.
5. Verifikasi Lapangan
a. Verifikasi lapangan dilakukan untuk meyakinkan keberadaan dan kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak.
b. Tata cara dan prosedur Verifikasi lapangan adalah sebagai berikut: 1) Petugas Verifikasi membuat surat tugas Verifikasi lapangan untuk
ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Format surat tugas Verifikasi lapangan dibuat sebagaimana contoh terlampir.
2) Petugas Verifikasi melakukan kunjungan ke alamat dan/atau tempat usaha Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan data dan informasi yang telah dimiliki.
3) Hal-hal yang perlu dilakukan petugas Verifikasi pada saat Verifikasi lapangan adalah:
a) Melakukan pengamatan atas keberadaan dan kegiatan usaha yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak.
Dalam melakukan pengamatan, petugas Verifikasi dapat melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat-alat bantu seperti kamera atau alat-alat lain.
Dalam pengamatan ini, petugas Verifikasi minimal harus mendapatkan foto/gambar lokasi dan kegiatan Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan.
b) Melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keberadaan dan kegiatan usaha.
Dalam melakukan wawancara, petugas Verifikasi dapat melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat bantu seperti alat perekam atas izin dari pihak yang diwawancarai.
c) Mengumpulkan dokumen yang diperlukan dalam rangka membuktikan keberadaan dan kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak, seperti surat izin tempat usaha, akta pendirian, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), peta lokasi kegiatan usaha, surat keterangan domisili, dan lain-lain.
6. Setiap
-5-
6. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan Verifikasi administratif dan Verifikasi lapangan agar dituangkan dalam kertas kerja Verifikasi.
Format kertas kerja Verifikasi sebagaimana contoh terlampir.
C. Tahap Pelaporan
1. Hasil Verifikasi dituangkan petugas Verifikasi ke dalam laporan hasil Verifikasi.
Format laporan hasil Verifikasi diatur dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
2. Laporan hasil Verifikasi digunakan untuk melaporkan hasil Verifikasi dan membuat kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus dilakukan.
3. Kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus dilakukan antara lain:
a. usulan untuk mencabut status Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. usulan untuk melakukan perubahan data Pengusaha Kena Pajak
(misalnya update alamat, update Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)/kegiatan usaha, update profil, dan sebagainya); atau
c. usulan tindak lanjut lainnya (misalnya pemeriksaan, konseling, suspect list dan sebagainya).
VI. Tahapan Tindak Lanjut
1. Kesimpulan dan / atau usulan tindak lanjut tersebut harus ditindaklanjuti oleh KPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
2. Atas usulan tindak lanjut untuk mencabut status pengukuhan PKP, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak yang bersangkutan.
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan laporan rekapitulasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak untuk disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP.
5. Kepala Kantor Wilayah DJP memantau pelaksanaan dan tindak lanjut Verifikasi serta membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak u.p Direktur Peraturan Perpajakan I.
Format laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 diatur dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
6. Daftar Pengusaha Kena Pajak yang dicabut pengukuhannya agar diumumkan setiap bulannya pada media-media sebagai berikut:
a. pengumuman di TPT pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak; b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah;
c. koran
-6-
c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur P2 HUMAS; d. Website I Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
7. Dalam hal terhadap Wajib Pajak yang telah diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak-nya dapat dibuktikan bahwa Wajib Pajak tersebut memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat dibatalkan.
Dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut: a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menunjuk petugas Verifikasi untuk
melakukan Verifikasi terhadap Wajib Pajak. b. Petugas Verifikasi melakukan Verifikasi Pengusaha Kena Pajak dan
membuat laporan hasil Verifikasi. c. Berdasarkan laporan hasil Verifikasi tersebut, petugas Verifikasi
membuat berita acara Verifikasi.
Format berita acara Verifikasi diatur dalam Lampiran IV. d. Berita acara Verifikasi disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
DJP unit vertikal Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan.
e. Kepala Kantor Wilayah DJP mengirimkan berita acara Verifikasi yang telah disetujui kepada Direktur Teknologi Informasi Perpajakan untuk ditindaklanjuti.
f. Setelah menindaklanjuti berita acara Verifikasi,Direktur Teknologi Informasi Perpajakan mengirimkan pemberitahuan atas tindak lanjut berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan pemberitahuan mengenai status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak.
g•
-7-
CONTOH FORMAT SURAT TUGAS PENUNJUKAN PETUGAS VERIFIKASI
k .. c›., ;.:;.!
.
- KEMENTERIAN KEUANGAN 111 4 DIREKTORAT LI
4.-- KANTOR
REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PAJAK WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
SURAT TUGAS VERIFIKASI NOMOR:
Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini ditugaskan kepada:
Nama • .
NIP •
Pangkat/Gol. • .
• Jabatan .
Untuk melaksanakan Verifikasi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sebagai berikut:
No. Nama PKP NPWP Alamat
1. 2. 3.
dst.
PT ...
CV ... 02....
01.... 06....
Jalan... Jalan... Jalan...
, tanggal Kepala Kantor ,
NIP
Petunjuk pengisiansurat tugas penunjukan petugas Verifikasi: Kolom identitas petugas : diisi dengan nama dan identitas petugas
Verifikasi baik Account Representative maupun pelaksana/fungsional yang ditunjuk.
Kolom idcntitas PKP cukup jelas.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini dimohon bantuan Saudara untuk memberikan konfirmasi Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang atas Pengusaha Kena Pajak sebagai berikut: Nama NPWP
, tanggal Menyetujui, Kepala Seksi
Petugas Verifikasi,
• ..
NIP
NIP
JAWABAN KONFIRMASI
Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut:
Tidak Dipusatkan
Dipusatkan pada Pengusaha Kena Pajak, dengan identitas: Nama NPWP Alamat Melalui Surat Keputusan Nomor tanggal
, tanggal Menyetujui, Kepala Bidang P2 HUMAS
Petugas Yang Memberikan Konfirmasi,
Kanwil DJP .
NIP NIP
-8-
CONTOH FORMAT FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA
PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Petunjuk pengisian formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat terutangnya PPN Kolom permintaan konfirmasi - Kolom Kepala Seksi : Diisi dengan identitas Kepala Seksi
atasan langsung petugas Verifikasi Kolom jawaban konfirmasi : cukup jelas
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 1NDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT
Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini dimohon bantuan Saudara untuk memberikan konfirmasi data apakah Pengusaha Kena Pajak berikut telah pindah alamat ke kantor Saudara: Nama NPWP
Menyetujui, Kepala Seksi
, tanggal
Petugas Verifikasi,
NIP NIP
JAWABAN KONFIRMASI
Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut telah terdaftar di KPP sejak tanggal dengan keterangan sebagai berikut:
Nama NPWP Alamat
, tanggal Menyetujui, Kepala Seksi Pelayanan Petugas Yang Memberikan Konfirmasi,
NIP NIP
-9-
CONTOH FORMAT FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT
Petunjuk pengisian formulir konfirmasi data PKP pindah alamat Kolom permintaan konfirmasi
Kolom Kepala Seksi Diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan langsung petugas Verifikasi
Kolom jawaban konfirmasi Cukup jelas
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK
KERTAS KERJA
NAMA WAJIB PAJAK
NPWP
ALAMAT
, tanggal
Petugas Verifikasi,
NIP
- 10-
CONTOH FORMAT KERTAS KERJA VERIFIKASI
Petunjuk pengisiankertas kerja Verifikasi Kertas Kerja dapat dibuat untuk semua hal yang terkait dengan kegiatan Verifikasi Administratif maupun Lapangan.
Kolom judul
Kolom Badan Kertas Kerja
Kolom tempat & tanggal
judul kertas kerja disesuaikan dengan topik yang diteliti, misalnya "Kertas Kerja Verifikasi Penyampaian SPT PPN"
diisi sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh dan atau diteliti, bisa dalam bentuk uraian, tabel, gambar, dan sebagainya.
• . diisi tempat dan tanggal dibuatnya Kertas Kerja
Kolom identitas Petugas Verifikasi - . cukup jelas.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK
SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN NOMOR:
Dengan ini ditugaskan kepada:
Nama
NIP
Pangkat/Gol. Jabatan
untuk melaksanakan Verifikasi lapangan dalam rangka menguji pemenuhan persyaratan subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak: Nama NPWP Alamat
, tanggal a.n. Kepala Kantor,
Kepala Seksi
NIP
FORMAT SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN
Petunjuk pengisian surat tugas Verifikasi lapangan
cukup jelas. Apabila Petugas Verifikasi Lapangan lebih dari 1 (satu) dapat ditambahkan cukup jelas diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan langsung Petugas Verifikasi
Kolom identitas Petugas Verifikasi :
Kolom identitas PKP •
Kolom Kepala Seksi •
LAMPIRAN II Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012
FORMAT LAPORAN HASIL VERIFIKASI
LAPORAN HASIL VERIFIKASI NOMOR LHV- (1)
Surat Tugas Verifikasi: Nomor (2) Tanggal (3)
I. Identitas Pengusaha Kena Pajak
1. Narna PKP
2. NPWP
3. Tanggal Pengukuhan PKP
4. Bidang Usaha/KLU
5. Alamat
6. Status PKP Pusat I I II. Identifikasi Kriteria (10)
Pengusaha Kena Pajak tersebut termasuk:
PKP yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain
PKP yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya
PKP dengan status tidak aktif/Non Efektif
PKP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011
PKP yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan
Pajak Keluarannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011
PKF' yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil
PKP yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
III. Verifikasi Lanjutan (11)
PKP telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir
PKP telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir
PKP telah dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/ 2010
PKP ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
Catatan:
1. Apabila seluruh kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian IV Verifikasi Lapangan.
2. Apabila salah satu kriteria di atas terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan verifikasi
lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
I I Cabang
a.
b.
c.
cl.
c
I I
g•
Catatan:
1. Apabila salah satu kriteria dalam huruf a, b, c, d, e, f, atau g terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan.
2. Apabila seluruh kriteria di atas tidak terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian III Verifikasi Lanjutan.
I 1
a.
b.
c.
d.
-9.
Kondisi PKP pada saat Verifikasi Lapangan
Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, maka alamat yang seharusnya (15) adalah
5. Kegiatan Usaha/KLU : I
Sesuai dengan
data KPP
Tidak sesuai (16) dengan data KPP
Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP, maka kegiatan usaha
yang ditemukan pada saat verifikasi lapangan diuraikan pada kolom B angka 2.
I I
6. Status PKP
7. Penanggung Jawab
Nama
Jabatan
Alamat dan Telepon
NPWP
Pusat I I Cabang (17)
(18)
1. Pengusaha
2. Alamat
Orang Pribadi
Sesuai dengan data KPP
I 1 Badan (13)
I I Tidak sesuai
(14)
dengan data KPP
-2-
IV. Verifikasi Lapangan (12)
Sesuai dengan Surat Tugas Verifikasi Lapangan Nomor Tanggal telah dilaksanakan verifikasi lapangan dengan hasil sebagai berikut:
A. Keberadaan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Subjektif)
B. Kegiatan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Objektif)
1. Daftar harta di lokasi usaha pada saat verifikasi la n_ an:
No. Jenis Harta Status Kepemilikan Keterangan
(19)
2. Gambaran Kegiatan Usaha PKP
(20)
3. Foto/Gambar Tempat/Lokasi Kegiatan Usaha PKP
(21)
-3-
V. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil verifikasi diatas, PKP tersebut:
a. pindah alamat/pemusatan
b. telah memenuhi persyaratan: (22) subjektif
objektif
2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini diusulkan: (23)
diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
status PKP tetap
dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
3, Dalam hal PKP diusulkan tetap dikukuhkan: (24) data tidak perlu di-update
data perlu di-update yaitu:
alam at
KLU/kegiatan usaha
Perbaikan profil
Lain-lain
4. Usulan tidak lanjut lainnya:
pemeriksaan
konseling
suspect list
Lain-lain
, Tanggal (26) Menyetujui,
Kepala Seksi
Petugas Verifikasi,
Keterangan :
Keterangan:
(25)
Keterangan:
NIP NIP
Catatan:
Dokumen dan Kertas Kerja terkait agar dilampirkan dalam Laporan Hasil Verifikasi.
-4-
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI
Kolom (1) dinomori sesuai dengan Kode Penunjuk di Kantor Pelayanan Pajak.
contoh: LHV-99/WRhoc/KP.0104/2012 Kolom (2) diisi dengan nomor Surat Tugas Verifikasi Kolom (3) diisi dengan tanggal Surat Tugas Verifikasi Kolom (4) diisi dengan nama Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (5) diisi dengan NPWP Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (6) diisi dengan tanggal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (7) diisi dengan bidang usaha/KLU Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (8) diisi dengan alamat lengkap Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (9) diisi dengan status Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (10) diisi dengan kondisi Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi Kolom (11) diisi dengan langkah-langkah yang telah dilaksanakan KPP terhadap Pengusaha
Kena Pajak yang diverifikasi
Kolom (12) diisi dengan nomor dan tanggal Surat Tugas Verifikasi Lapangan Kolom (13) diisi dengan jenis Wajib Pajak pada saat Verifikasi Lapangan Kolom (14) diisi dengan kesesuaian alamat PKP pada saat Verifikasi Lapangan Kolom (15) diisi dalam hal alamat baru PKP diketahui keberadaannya pada saat Verifikasi
Lapangan
Kolom (16) diisi dengan kesesuaian KLU PKP pada saat Verifikasi Lapangan Kolom (17) diisi dengan status PKP pada saat Verifikasi Lapangan Kolom (18) diisi dengan data penanggung jawab PKP pada saat Verifikasi Lapangan Kolom (19) diisi dengan daftar harta yang ada di lokasi usaha pada saat verifikasi lapangan.
Kolom status kepemilikan diisi dalam hal harta di lokasi usaha bersifat tidak
bergerak (misalnya milik sendiri atau sewa).
contoh harta tidak bergerak: ruang kantor, gudang, pabrik, ruko, dll Kolom (20) cukup jelas
Kolom (21) cukup jelas
Kolom (22) diisi apakah PKP memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif berdasarkan verifikasi
Kolom (23) diisi apakah status PKP tetap dikukuhkan atau dicabut.
Usulan untuk dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat
Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diisi apabila berdasarkan
hasil Verifikasi dapat dibuktikan bahwa PKP yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Kolom (24) diisi dengan usulan tindak lanjut untuk meng-update data PKP
Kolom keterangan diisi dengan data atau informasi yang perlu di-update Kolom (25) diisi dengan usulan tindak lanjut lain selain kolom 24 dan kolom 25 Kolom (26) cukup je las
LAMPIRAN III Peraturan Dircktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012
FORMAT LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012
I. PKP
KEMENTERIAN
DIREKTORAT
KANTOR
KEUANGAN REPUBLIK
JENDERAL PAJAK
WILAYAH
LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012 BULAN
yang Dicabut
No. Nama PKP NPWP Nomor dan tanggal Surat Keputusan
Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak Keterangan
1
2
3
dst.
1
2
3
dst.
KPP ....
KPP ....
II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang
Keterangan Jumlah A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan ...
B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan ... 1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan ...
2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan ... C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...
(a) -= (b)+(c)
(b)
(c)
(d) = (e)+(f)
(e)
(f) (g) = (h)+(i)
(h)
(i) (j) = (k)+(I)
(k)
(I)
(m) = (a) - (d)
, tanggal
Kepala Kantor Wilayah DJP ...
NIP .
-2-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012 BULAN .....
I. PKP yang Dicabut
No. Nama PKP NPWP Nomor dan tanggal Surat Keputusan
Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak Keterangan
1
2
3
dst.
II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang
Keterangan Jumlah
A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan ...
B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan ...
1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan ...
2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan ...
- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan ...
C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...
(a) = (b)+(c)
(b)
(c)
(d) = (e)+(f)
(e)
(f) (g) = (h)+(i)
(h)
(i) (j)= (k)÷(1)
(k)
(I) (m) = (a)-(d)
, tanggal
Kepala KPP ...
NIP
LAMPIRAN IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012
FORMAT BERITA ACARA VERIFIKASI
BERITA ACARA VERIFIKASI NOMOR BAV-
Pada hari ini tanggal bulan tahun saya:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
telah melaksanakan Verifikasi tanggal dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor tanggal atas nama:
1. Nama PKP
2. NPWP
3. Tanggal Pengukuhan PKP
4. Bidang Usaha/KLU
5 Alamat saat Verifikasi
Berdasarkan hasil Verifikasi sebagaimana dituangkan dalam Laporan Hasil Verifikasi Nomor LVR- , tanggal diketahui bahwa Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dengan uraian sebagai berikut:
Wajib Pajak, Pembuat Berita Acara,
Jabatan NIP
Mengetahui, Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Kepala Seksi
NIP NIP
Menyetujui,
Kepala Kanwil DJP
NIP
-2-
Petunjuk pengisian berita acara Verifikasi
Kolom Nomor dinomori sesuai dengan Kode Penunjuk di Kantor Pelayanan Pajak sesuai Pedoman Tata Naskah Dinas
Kolom Identitas Pembuat Berita Acara : cukup jelas
Kolom Laporan Hasil Verifikasi diisi dengan Nomor dan tanggal Laporan Hasil Verifikasi
Kolom Identitas PKP cukup jelas
Kolom Uraian diisi dengan alasan terpenuhinya persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai PKP
Kolom Tanda Tangan cukup jelas
4,