kementerian keuangan direktorat jenderal ...alamat : kantor wilayah direktorat jenderal...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan I
2020
Penyusun:
Penanggung Jawab : Lydia Kurniawati Christyana
Ketua Tim : I Ketut Oka Widiasa
Wakil Ketua :Safaat Tri Widodo
Editor : Ferderikus Sianipar
Anggota : Heru Susanto, Subandi, Dortia Sine
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya maka Kajian Fiskal Regional
Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan I Tahun 2020 dapat disusun
dan diselesaikan dengan baik. Kajian Fiskal Regional merupakan
analisis fiskal dan dampak yang dihasilkan dari kebijakan fiskal
terhadap perekonomian regional serta analisis atas ekonomi regional
dan pengaruhnya terhadap efektivitas fiskal pemerintah regional.
Kajian Fiskal Regional berperan dalam mendukung pencapaian fungsi
APBN terkait alokasi, distribusi, dan stabilisasi seperti
menyediakan informasi untuk penyusunan kerangka ekonomi makro
yang menjadi dasar penyusunan kebijakan fiskal/penyusunan
APBN/APBD. Kajian Fiskal Regional disajikan sebagai alat analisis
dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kebijakan fiskal
pemerintah telah sesuai dengan tujuan makro ekonomi yang telah
ditetapkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua
pihak untuk perbaikan penyusunan Kajian Fiskal Regional periode
mendatang. Dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian
Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan I
Tahun 2020.
Harapan kami, semoga Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa
Tenggara Timur Triwulan I Tahun 2020 dapat memberikan manfaat bagi
para pemangku kepentingan maupun Pemerintah Daerah dalam
menjalankan kebijakan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara
Timur untuk menunjang perekonomian nasional.
Kupang, 8 Mei 2020
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Lydia Kurniawati Christyana
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL Bab I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Bab ii
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN PENGARAH KEPALA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR LYDIA KURNIAWATI CHRISTYANA
Ketua tim KEPALA BIDANG PPA II I Ketut oka Widiasa Wakil ketua SAFAAT TRI WIDODO editor FERDERIKUS SIANIPAR ANGGOTA/KONTRIBUTOR Heru susanto subandi Alamat : Kantor wilayah direktorat jenderal perbendaharaan provinsi nusa tenggara timur Gedung keuangan Negara lantai 3 Jalan frans seda walikota baru kupang-ntt
A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
b. INFLASI c. INDIKATOR KESEJAHTERAAN
A. PENDAPATAN NEGARA B. BELANJA NEGARA C. PROGNOSIS realisasi APBN
Bab iiI PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
A. PENDAPATAN DAERAH B. BELANJA DAERAH C. PROGNOSIS REALISASI APBD
1
4
12
Bab IV 18 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
BERITA /ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH Bab V 21
DAFTAR ISI
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN C. BELANJA KONSOLIDASIAN D. ANALISIS KONTRIBUSI
PEMERINTAH DALAM PDRB
Dukungan fiskal dalam penanganan dampak ekonomi pandemic corona virus disease (covid) 19.
Daftar Pustaka
27 Daftar grafik Daftar tabel Daftar gambar
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.1 Pertumbuhan PDRB Triwulan Prov.NTT Tahun 2016 s.d 2020 .................................................................... 1
Grafik I.2 tren Tingkat Inflasi bulanan Prov.NTT Tahun 2018 s.d 2020 ................................................................... 2
Grafik I.3 komposisi tingkat pengangguran terbuka di ntt ................................................................................... 3
Grafik I.4 perkembangan kemiskinan provinsi ntt ................................................................................................4
Grafik II.1 Perbandingan Realisasi PPh di Prov.NTT triwulan i Tahun 2019 dan 2020 ............................................. 6
Grafik II.2 Perbandingan Realisasi PPN di Prov.NTT triwulan I Tahun 2019 dan 2020 .............................................. 7
Grafik II.3 Perbandingan Pendapatan BLU Triwulan I Tahun 2020 ......................................................................... 9
Grafik II.4 Realisasi KUR di Prov.NTT s.d Triwulan I Tahun 2020 ............................................................................ 11
Grafik III.1 Realisasi Pendapatan Transfer Kab/Kota Lingkup Prov.NTT s.d Tw I tahun 2020 ................................ 15
Grafik III.2 Realisasi Belanja belanja daerah Triwulan I tahun 2020 ................................................................... 16
Grafik III.3 Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan triwulan I tahun 2020 ........................... 17
Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Triwulan I tahun 2019 dan 2020 ........................ 19
Grafik IV.2 Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah Terhadap Penerimaan Konsolidasian Tw I 2020 ............ 19
Grafik IV.3 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Pemda Terhadap Belanja Konsolidasian 2020 ............. 20
Grafik V.1 komposisi realisasi apbn triwulan I tahun 2018 s.d 2020..................................................................... 23
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Prov.NTT Triwulan I Tahun 2019 s.d 2020.............................................. 5
Tabel II.2 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan I Tahun 2019 s.d 2020 ................................................................... 6
Tabel II.3 Perbandingan Realisasi PNBP triwulan I tahun 2019 dan 2020 ................................................................ 7
Tabel II.4 Realisasi PNBP Lainnya triwulan I tahun 2019 dan 2020 .......................................................................... 8
Tabel II.5 Perkembangan Realisasi APBN per jenis Belanja Triwulan I Tahun 2019 dan 2020 .................................. 9
Tabel II.6 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa lingkup prov.ntt Triwulan I Tahun 2020 .......................... 10
Tabel II.7 Perkiraan Realisasi APBN Prov.NTT s.d Triwulan II Tahun 2020............................................................... 12
Tabel III.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemda lingkup pemda Prov.NTT s.d Triwulan I Tahun 2019 dan 2020 ........... 13
Tabel III.2 Realisasi Belanja APBD Pemda lingkup Prov.NTT s.d Triwulan I Tahun 2019 dan 2020 ............................ 13
Tabel III.3 Perkiraan Realisasi APBD lingkup Prov.NTT s.d Triwulan II Tahun 2020 ................................................ 18
Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tk. Wilayah NTT Tw I Tahun 2019 dan 2020 ......................... 18
Tabel IV.2 LO Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tk Prov.NTT Tw I 2020 ........................................................ 21
Tabel IV.3 Perhitungan Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB Prov. NTT Tahun 2020 ........................................... 21
Tabel V.1 outlook indikator ekonomi makro Indonesia akibat covid-19 ................................................................ 22
Tabel V.2 realisasi penyaluran kur triwulan I tahun 2019 dan 2020 .................................................................... 24
Tabel V.3 realisasi penyaluran pembiayaan umi triwulan I tahun 2019 dan 2020.................................................. 25
DAFTAR Gambar
Gambar iiI.1 realisasi pendapatan daerah tertinggi dan terendah ..................................................................... 14
Gambar v.1 stimulus ekonomi I ............................................................................................................................ 22
Gambar v.2 stimulus ekonomi II ........................................................................................................................... 23
1
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah/output (barang dan jasa)/pendapatan yang
dihasilkan dari kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah domestik pada periode waktu
tertentu (biasanya satu tahun).
Grafik I.1. Grafik Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi NTT Tahun 2016 - 2020 (%)
Sumber : BPS Provinsi NTT
Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan I tahun 2020
tumbuh sebesar 2,84 persen dibandingkan tahun 2019 (y-on-y), sedikit lebih rendah
dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 2,97% persen. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTT atas dasar harga berlaku triwulan I tahun 2020
tercatat sebesar Rp 25,95 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp
16,74 triliun.
Struktur perekonomian NTT masih didominasi oleh 2 sektor utama yaitu sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, dan sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang masing-masing berkontribusi sebesar
27,15 persen dan 13,46 persen. Sedangkan di sisi pengeluaran masih didominasi oleh
Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 75,41 persen.
Lebih lanjut, jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 5
tahun terakhir, PDRB NTT selalu mengalami kontraksi di triwulan I dan kembali tumbuh
naik di triwulan berikutnya. Namun demikian, pada awal tahun 2020 ini Ekonomi NTT
mengalami kontraksi terdalam selama kurun waktu 5 tahun yakni mencapai 7,62
persen. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya tingkat curah hujan yang cukup rendah
dan serangan hama yang mengurangi tingkst produktivitas di sektor pertanian serta
2
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
adanya dampak pandemic Covid-19 yang tentunya menurunkan aktivitas
perekonomian.
B. Inflasi
Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang
berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Demikian sebaliknya,
jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi.
Grafik I.2. Tren Tingkat Inflasi Provinsi NTT dan Nasional Tahun 2018- 2020
Sumber : BPS Provinsi NTT, data diolah
Memasuki awal triwulan I 2020, NTT mengalami inflasi sebesar 0,53 pada bulan
Januari dan pada bulan Maret tercatat mengalami deflasi sebesar – 0,59. Secara
umum, pergerakan inflasi pada triwulan I 2020 sedikit berbeda dengan tren inflasi 2
tahun sebelumnya, dimana setelah pada bulan Februari NTT tercatat masih
mengalami inflasi, sementara pada periode Februari 2017 dan Februari 2018 NTT
telah mengalami deflasi dan berlanjut di bulan Maret.
Menurut BPS, inflasi yang masih terjadi di bulan Februari 2020 di Nusa Tenggara
Timur masih didominasi akibat adanya kenaikan indeks harga pada 7 dari 11 kelompok
pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar
adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik sebesar 1,18 persen.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Ketenagakerjaan
Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali
maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha,
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk
3
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja. Sebagaimana dalam Grafik I.3, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
NTT periode Februari 2020 mencapai 2,80 persen, turun 0,30 poin dari periode yang
sama tahun lalu.
Grafik I.3 Komposisi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTT (dalam persen)
Penurunan pengangguran ini tercatat mencapai 4.800 orang sehingga total
pengangguran di NTT mencapai 73,7 ribu orang dimana jumalah penganggur laki-laki
0,1 persen lebih banyak daripada perempuan. Pada tataran nasional, tingkat
pengangguran NTT tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang
mencapai 4,99 persen di tahun 2020.
Total penduduk yang bekerja di NTT mencapai 2,56 juta orang, meningkat 0,10 juta
orang dibandingkan keadaan pada Februari 2019. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir,
distribusi pekerja di NTT mayoritas berada di sektor informal. Tercatat, per Februari
2020 sebanyak 76,94 % penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya
23,06% berada di sektor formal.
2. Kemiskinan
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan mengedepankan konsep basic needs
approach yakni sejauh mana seseorang memiliki kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
Perkembangan tingkat kemiskinan di Nusa Tenggara Timur selama 10 tahun terakhir
sebagaimana Grafik 1.4, cenderung mengalami penurunan. Sejak tahun 2015, secara
gradual angka kemiskinan di NTT berhasil diturunkan setiap tahunnya rata-rata
Sumber : BPS NTT
4
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
sebesar 0,39 persen per tahun. Pada posisi September 2019, jumlah penduduk miskin
di NTT mencapai 1,12 juta penduduk atau turun sebanyak 16.860 jiwa dibandingkan
tahun sebelumnya. Secara prosentase, jumlah penduduk miskin di NTT tercatat
sebesar 20,62 persen, turun 0,41 dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Namun jika dibandingkan dengan tingkat nasional yang mencapai 9,22 persen, maka
kondisi kemiskinan di NTT perlu menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah.
Grafik I.4 Perkembangan Kemiskinan Prov. Nusa Tenggara Timur (%)
Sumber: BPS Provinsi NTT, data diolah
Berdasarkan daerah tempat tinggal, kemiskinan tertinggi terjadi di pedesaan
dibandingkan dengan penduduk yang diperkotaan. Meskipun terjadi penurunan, angka
disparitas persentase penduduk miskin ini masih sangat tinggi, yaitu 24,45 persen di
desa dibandingkan dengan 8,34 persen di kota.
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Kinerja Pelaksanaan APBN perlu secara rutin diukur agar dapat diketahui kendala dan
permasalahan dalam implementasinya, sehingga output yang dihasilkan akan semakin
optimal. Oleh karenanya, pembahasan ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan
bagaimana kinerja pelaksanaan APBN di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
secara ringkas yang mencakup Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi,
Belanja Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, serta
Kinerja Manajemen Investasi Pusat.
5
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Tabel II.1.Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Prov. NTT Triwulan I Tahun 2019-2020 (miliar)
Sumber: SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Kinerja Pelaksanaan APBN di Provinsi Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan
tercermin pada dapat dilihat pada Format I-Account sebagaimana disajikan dalam
tabel II.1. Pada triwulan I tahun 2020 terdapat realisasi belanja sebesar Rp 5.818,52
miliar atau lebih rendah Rp 426,82 miliar daripada periode yang sama di tahun
sebelumnya yang terealisasi Rp 6.245,34 miliar. Penyerapan anggaran pada triwulan I
tahun 2020 masih didominasi oleh belanja pegawai sebesar Rp 610,94 miliar atau
lebih besar sekitar 8% dan belanja modal sebesar Rp 595,71 miliar atau lebih besar
sekitar 71%, sedangkan belanja barang terserap sekitar Rp 364,35 miliar lebih rendah
Rp 42,02 miliar daripada tahun lalu.
A. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara secara garis besar dikelompokkan ke dalam Penerimaan
Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk penerimaan hibah
terencana merupakan kewenangan pemerintah pusat, sehingga tidak ditatausahakan
di tingkat provinsi.
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan mencapai sekitar Rp 473,13 miliar sampai dengan akhir
triwulan I tahun ini, lebih tinggi sekitar Rp 74,66 miliar daripada realisasi penerimaan
tahun sebelumnya. Komposisi tertinggi sebagaimana dalam tabel II.2 masih berada
pada Pendapatan Pajak Penghasilan (PPh) yang mencapai 58% dari total penerimaan
perpajakan.
Pagu Realisasi %Real Pagu Realisasi %RealA Pendapatan Negara dan Hibah 3,405.12 553.28 16% 3,985.35 565.19 14%
I. Penerimaan Perpajakan 3,035.14 397.55 13% 3,396.41 473.51 14%II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 369.98 155.73 42% 588.94 91.68 16%III. Penerimaan Hibah - - - - - - -
B Belanja Negara 13,700.81 6,798.62 50% 21,363.85 6,383.71 30%I. Belanja Pemerintah Pusat 8,133.14 1,320.75 16% 13,048.65 1,571.00 12% 1. Belanja Pegawai 2,667.81 566.38 21% 3,165.03 610.94 19% 2. Belanja Barang 3,272.40 406.37 12% 4,159.80 364.35 9% 3. Belanja Modal 2,179.08 348.00 16% 5,710.73 595.71 10% 4. Bantuan Sosial 13.85 - 0% 13.09 - 0% 5. Belanja Lain-lain - - - - - - -II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 5,567.67 5,477.87 98% 8,315.20 4,812.71 58% 1. Dana Perimbangan 2,547.17 5,085.40 200% 5,225.14 4,510.83 86% 2. Dana Otonomi Khusus - - - - - - - 3. Dana Transfer Lainnya dan Dana Desa 3,020.50 392.47 13% 3,090.06 301.88 10%
C Surplus (Defisit) (10,295.69) (6,245.34) (17,378.50) (5,818.52)
2019 2020Uraian
6
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Tabel II .2 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan I Tahun 2019-2020 (miliar)
Sumber : SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Masih belum optimalnya penerimaan pajak sampai dengan Triwulan III ini dikarenakan
masih terdapt beberapa kendala seperti : pemotongan dan pemungutan pajak atas
belanja pemerintah dalam struktur pengelolaan keuangan daerah tidak sepenuhnya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan adanya potensi atas transaksi arus barang
dan jasa tidak didukung konfirmasi dokumen yang lengkap.
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Penerimaan PPh di Provinsi Nusa Tenggara Timur secara total mencapai Rp 275,6
miliar naik sebesar Rp 13,9 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Penerimaan PPh ini
mendominasi diantara jenis
pajak yang lain, sama seperti
tahun sebelumnya, PPh
menjadi penyumbang terbesar
untuk pendapatan Negara di
Nusa Tenggara Timur dari
hasil pajak. Berdasarkan
sebaran wilayahnya,
penerimaan PPh paling
besar berada dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kupang
yang meliputi Pemprov, Pemkab Kupang, Pemkab Timor Tengah Selatan, Pemkab
Alor, Pemkab Rote Ndao, Pemkab Sabu Raijua, dan Pemkot Kupang dengan nilai
mencapai Rp 176,5 miliar. Sementara itu untuk wilayah kerja KPPN Atambua dan
KPPN Larantuka tidak memiliki pendapatan sama sekali. Adapun rincian realisasi
pendapatan perpajakan per Kabupaten/Kota dalam wilayah pembayaran KPPN
digambarkan dalam grafik II.1 berikut ini.
2019 2020 %Pendapatan Pajak Penghasilan 261,71 275,67 11Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 125,12 184,81 15Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 0,00 0,33 100Pendapatan Pajak Lainnya 11,64 12,32 11Total 398,47 473,13 12
Realisasi Triwulan I (Rp)Uraian
Sumber : SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Grafik II.1 Perbandingan Realisasi PPh 2019-2020 Tw.I
7
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Tahun Rencana Realisasi2019 341,96 155,732020 588,94 91,7
Penerimaan PNPB Pada Triwulan I
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Penerimaan PPN di Provinsi Nusa Tenggara Timur secara total pada triwulan I 2020
mencapai Rp 184,8 miliar lebih
tinggi daripada periode yang
sama tahun sebelumnya
terpaut sekitar Rp 59.6 miliar
atau yang tercatat sebesar Rp
125,1 miliar. Penerimaan dari
PPN dapat kita ketahui dari
tabel II.2 dihalaman
sebelumnya, tercatat sebagai
penerimaan terbesar kedua
dari pajak di provinsi Nusa tenggara Timur. Sebagaimana digambarkan dalam grafik di
atas, penerimaan PPN tertinggi menurut wilayahnya juga terjadi pada wilayah kerja
KPPN Kupang yang meliputi Pemprov, Pemkab Kupang, Pemkab Timor Tengah
Selatan, Pemkab Alor, Pemkab Rote Ndao, Pemkab Sabu Raijua, dan Pemkot Kupang
dengan nilai mencapai Rp 108,3 miliar, sedangkan yang terendah juga tercatat pada
wilayah kerja KPPN Atambua dan KPPN Larantuka, hal ini sama persis dengan
periode tahun sebelumnya.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Secara keseluruhan, penerimaan PNBP
di Provinsi Nusa Tenggara Timur
sampai dengan triwulan I 2020
mencapai Rp 91,70 miliar. Realisasi
penerimaan PNBP ini turun sebesar Rp
64,03 miliar jika dibandingkan realisasi triwulan I Tahun 2019. Penurunan terbesar
realisasi penerimaan PNBP diakibatkan oleh penurunan kelompok PNBP Lainnya yang
turun sebesar Rp 3.77 miliar dibandingkan realisasi tahun 2019 (tabel II.4). Adapun
rincian realisasi PNBP dan penyebab penurunan realisasi PNBP Lainnya dijelaskan
dalam uraian berikut ini.
Tabel II.3 Perbandingan Realisasi PNPB
(miliar) (Miliar(m Sumber : SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Sumber : SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Grafik II.2 Perbandingan Realisasi PPN 2019-2020 Tw I
8
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
a. Penerimaan PNBP Lainnya
Kinerja penerimaan dari komponen PNBP lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur
pada triwulan I 2020 turun sebesar Rp 3,77 miliar dari capian tahun 2019. Jika kita lihat
secara rinci sebagaimana dalam tabel II.4, pada Tahun 2020 penurunan realisasi
tersebut merupakan kontribusi dari belum adanya realisasi dari target penerimaan,
diantaranya Pendapatan dari Pengelolaan BMN (0%). Selain itu, juga terdapat adanya
penurunan kinerja penerimaaan yang cukup besar pada Komponen Pendapatan
Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi sebesar 40 persen (Rp 9,54 miliar).
Rencana Realisasi Rencana RealisasiPendapatan dari Pengelolaan BMN 0,06 - 0.03 -
Pendapatan Jasa 0,33 - - -
Pendapatan Pendidikan - - - -
Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil Tindak Pidana Korupsi
0,00 - - -
Pendapatan Iuran dan Denda 22,64 - - -
Pendapatan Lain-lain - - - - Pendapatan dari Penjualan, Pengelolaan BMN dan Iuran Badan Usaha
1,31 2,43 1,28 1,57
Pendapatan Administrasi dan Penegakan Hukum 10,72 17,50 12,10 18,33
Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan
4,93 2,85 22,16 3,39
Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi 61,09 23,76 104,55 9,54
Pendapatan Jasa Transportasi , Komunikasi dan Informatika 43,73 12,11 50,67 13,56
Pendapatan Jasa Lainnya 0,26 5,08 26,83 4,74 Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening Perbankan dan Pengelolaan Keuangan.
1,68 1,60 1,88 1,85
Pendapatan Denda - 1,14 0,13 0,87 Pendapatan Lain-lain 0,15 20,74 0,16 29,59
TOTAL 146,90 87,21 219,76 83,44
Komponen PNB LainnyaTriwulan I
2019 2020
Tabel II.4 Realisasi PNBP Lainnya (miliar)
Sumber: SPAN ( pertanggal 31 Maret 2020)
9
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
b. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
Pada Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdapat dua satuan kerja yang telah
menjalankan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum secara penuh, yaitu
Universitas Nusa Cendana dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang. Sebagaimana
dijelaskan dalam grafik II.3, penerimaan BLU Universitas Nusa Cendana pada triwulan
I tahun 2020 ini turun drastis,
hal ini dimungkinkan karena
belum dilakukannya
pencatatan atas jumlah
penerimaan mahasiswa baru
pada tahun ajaran baru
tahun 2020. Penurunan
pendapatan juga dialami
oleh Rumkit Bhayangkara
Kupang sebesar 75 persen
yang disebabkan oleh
keterlambatan penyelesai-an klaim piutang kepada BPJS.
B. Belanja Negara
Sama seperti sebuah rumah tangga, Negara juga membelanjakan kekayaan bersihnya
untuk menunaikan kewajibannya dalam menjalankan pemerintahan demi tercapainya
tujuan bernegara. Oleh karenanya pemerintah akan melakukan belanja negara yang
dalam APBN diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar yaitu Belanja Pemerintah
Pusat danTransfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
1. Belanja Pemerintah Pusat
Alokasi belanja
pemerintah pusat di
Provinsi NTT telah
dibelanjakan sebesar
Rp1.571,00 miliar atau
12% dari total pagu
belanja pemerintah
pusat pada APBN di
NTT. Realisasi ini 4%
Grafik II.3 Perbandingan Pendapatan BLU Triwulan I 2020 (miliar)
Sumber: OM SPAN (pertanggal 31 April 2020)
Tabel II.5 Perkembangan Realisasi APBN per Jenis Belanja Triwulan I
tahun 2019 - 2020 (miliar) Sumber: OM SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real1. Belanja Pegawai 2.667,81 566,38 21% 3.165,03 610,94 19%2. Belanja Barang 3.272,40 406,37 12% 4.159,80 364,35 9%3. Belanja Modal 2.179,10 347,99 16% 5.710,73 595,71 10%4. Bantuan Sosial 13,85 - 0% 13,10 - 0%5. Belanja Lain-lain - - - - - - TOTAL 8.133,16 1.320,74 16% 13.048,66 1.571,00 12%
Jenis Belanja Tahun 2019 Tahun 2020
10
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
lebih rendah dari periode yang sama tahun 2019. Jika diamati dari jenis belanjanya,
belanja barang yang realisasinya lebih rendah dari periode tahun sebelumnya,
sedangkan belanja bantuan sosial belum memiliki realisasi dan sama denga tahun
sebelumnya. Sementara belanja pegawai menjadi belanja yang tertinggi dengan Rp
610,94 miliar atau 38% dari total seluruh belanja pegawai. Realisasi belanja modal
yang mengalami peningkatan paling tinggi mencapai Rp 247,72 miliar.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Desentralisasi fiskal mengharuskan pemerintah pusat untuk mengalokasikan sumber-
sumber ekonominya untuk membiayai pendelegasian beberapa fungsi/kewenangan
kepada pemerintahan daerah (money follows function). Dalam perjalanannya,
mekanisme dana perimbangan/transfer yang saat ini menjadi Transfer ke Daerah dan
Dana Desa akan terus dilakukan penyesuaian untuk lebih prudent dan berkeadilan.
Sampai dengan triwulan I, penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sebesar Rp 310,88
miliar atau sekitar 10% dari total pagu DAK Fisik dan Dana Desa.
Tabel II. 6 RealisasiTransfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Provinsi NTT Triwulan I Tahun 2020 (miliar)
Sumber: SPAN (pertanggal 31 Maret 2020)
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa mengalami penurunan sebesar Rp 90,59 miliar
dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Rendahnya penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa disebabkan masih banyak Pemda yang terlambat dalam penyusunan
APBDes sebagai syarat penyaluran Dana Desa dan penetapan APBD Prov/Kab/Kota
sebagai dasar pelaksanaan DAK Fisik.
3. Manajemen Investasi Pusat
Pada triwulan I tahun 2020, penyaluran KUR di Provinsi Nusa Tenggara Timur
mencapai Rp 474,71 miliar yang terdistribusi kepada 15.307 debitur. Dari jumlah
tersebut, penyaluran terbesar berada di Kota Kupang dengan jumlah penyaluran
mencapai Rp 59,67 miliar. Sedangkan jumlah debitur terbesar berada di Kabupaten
Ende mencapai 1.599 debitur (grafik II.4).
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
2019
2020
Dipa Realisasi %Real Dipa Realisasi %Real
DAK Fisik 3,482.48 0.00 0%
3,530.68 0.00 0%
Dana Desa 3,020.50 392.47 12% 3,090.06 301.88 10%
11
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Grafik II.4. Realisasi KUR Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Jumlah Debitur
dan PenyaluranTriwulan I 2020 (miliar)
Sumber: SIKP, data diolah
Dengan melihat komposisi ini, tentunya peningkatan peran serta dan sinergitas seluruh
stakeholder KUR baik itu pemerintah pusat, daerah dan lembaga penyalur diharapkan
dapat menjadi promotor keberhasilan program KUR. Selain program KUR, pemerintah
juga menggulirkan program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) melalui Lembaga Keuangan
Bukan Bank (Pegadaian, PNM, dan Bahana) yang bertujuan untuk memberikan akses
pembiayaan murah dan cepat kepada para pengusaha mikro yang selama ini belum
dapat terakses oleh KUR dari perbankan. Sampai dengan triwulan I 2020, total debitur
UMi di NTT mencapai 19.206 orang dengan jumlah penyaluran Rp 57,90 miliar.
Sementara khusus ditahun 2020 sendiri sampai triwulan I jumlah debitur UMi sudah
mencapai 610 orang dengan jumlah penyaluran mencapai Rp 3,37 miliar. Peningkatan
jumlah debitur ini tidak terlepas dari upaya Kanwil DJPb NTT yang terus mendorong
optimalisasi penyaluran KUR dan UMi melalui berbagai kegiatan seperti FGD bersama
stakeholder utama dan juga sosialisasi kepada masyarakat baik secara langsung
maupun melalui lembaga penyiaran.
C. Prognosis Realisasi APBN
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap perekonomian
dan kondisi sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat nasional maupun regional Nusa
Tenggara Timur. Oleh karena itu pemerintah pusat mengeluarkan stimulus melalui
Perppu No.1/2020 dan Perpres No.54/2020.
12
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Dampak dari diterbitkannya Perppu dan Perpres tersebut melalui realokasi dan
refocusing anggaran belanja APBN TA 2020 yang telah ditindaklanjuti melalui surat
Menteri Keuangan nomor S-302/MK.02/2020 hal Langkah-langkah Belanja
Kementerian/Lembaga TA.2020.
Jadwal pelaksanaan penyesuaian anggaran melalui sesuai surat menteri keuangan
pada periode triwulan II Tahun 2020 (15 s.d April 2020), sehingga akan mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan pada seluruh satker K/L yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Tabel II.7 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur s.d.
Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Uraian Pagu
Realisasi s.d. Triwulan I
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan II
Rp % Rp %
Pendapatan Daerah 3.985,35 565,19 14% 677.51 17 %
Belanja Daerah 21.363,85 6.383,71 30% 8.545,54 40 %
Surplus/Defisit (17.378,50) (5.818,52) (7.868,03)
Sumber: Hasil GFS Triwulan I 2020, diolah
Prognosis penerimaan negara sampai dengan bulan Juni 2020 (triwulan II) diprediksi
tercapai sebesar 17 persen atau sekitar Rp 677,51 miliar. Sedangkan prognosis
belanja negara sampai dengan bulan Juni 2020 (triwulan II) diprediksi terealisasi
sebesar 40 persen dari pagu belanja APBN. Lebih lanjut, dalam kondisi ekonomi dalam
pandemi Covid-19, realisasi belanja APBN di Nusa Tenggara Timur diproyeksikan
akan kembali meningkat pasca penyelesaian revisi DIPA di Direktorat Jenderal
Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaa.
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD Analisis kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah triwulan I
tahun 2020 dilakukan dengan mengukur perkembangan pelaksanaan APBD yang
meliputi Pendapatan, Belanja dan Prognosis APBD.
Kinerja pemerintah daerah dalam menghimpun pendapatannya mencapai Rp 1 triliun
lebih dibandingkan periode yang sama Tahun 2019. Kenaikan itu disumbang oleh
realisasi pada Pendapatan Pajak Daerah, Restribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipindahkan. Namun demikian, jajaran Pemerintah Daerah di
Provinsi Nusa Tenggara Timur masih harus terus mengoptimalisasikan potensi
pendapatannya guna dapat mencapai kemandirian fiskal, mengingat proporsi
pendapatan transfer dari pemerintah pusat masih sangat besar dibandingkan
pendapatan asli daerah (PAD) nya.
13
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Tabel III.1. Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT Triwulan I Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)
Sumber: SIKD,31 Maret 2020 dan GFS Triwulan I Tahun 2020,diolah
Sementara itu, dari sisi belanja sebagaimana dalam tabel III.2, realisasi triwulan I
mencapai Rp 2.1 triliun atau 14% dari pagu yang ditetapkan. Total realisasi belanja
operasional yang diantaranya terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
serta belanja modal mencapai 6 persen dari pagu APBD tahun 2020.
Tabel III.2. Realisasi Belanja APBD Lingkup Pemda di Provinsi NTT Triwulan I Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar)
Pagu Realisasi Pagu RealisasiPajak Daerah 1.383,66 216,57 1.697,11 207,13 Retribusi Daerah 286,14 21,01 486,46 29,98
Hasil Pengelolaan Kekayaan 244,18 0,61 304,65 0,27 Lain-lain PAD yg sah 935,54 119,15 1.054,75 94,77 Pendapatan Asli Daerah 2.849,52 357,34 3.542,97 332,15 Dana Bagi Hasil Pajak 229,99 180,75 231,23 3,14 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 45,10 2,66 26,61 1,71 Dana Alokasii Umum 14.043,32 4.049,36 14.445,95 3.517,61 Dana Alokasi Khusus 7.118,70 350,18 7.219,88 133,09 Jumlah Transfer Pusat Lainnya 3.040,04 282,98 3.217,11 29,28 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya/Provinsi
445,30 - 610,90 5,00
Jumlah Pendapatan 24.922,45 4.865,93 25.751,68 3.689,83 Hibah 752,22 0,46 824,70 0,02 Dana Darurat - - - - Lain-lain 0,10 - 0,10 0,00 Jumlah Lain-lain yang Sah 752,32 0,46 824,80 0,02 TOTAL 28.524,29 5.223,73 30.119,45 4.022,00
2019 2020Uraian
Pagu Realisasi Pagu RealisasiBelanja Pegawai 11.024,29 1.464,04 11.342,15 1.499,87 Belanja Barang dan Jasa 5.833,00 276,77 6.737,25 370,58 Belanja Subsidi 6,99 - - - Belanja Hibah 1.547,72 221,88 1.924,88 181,92 Belanja Bantuan Sosial 134,87 2,70 149,67 17,16 Belanja Bantuan Keuangan 4.280,81 28,04 4.393,78 27,86 Belanja Modal 5.957,86 23,23 6.216,77 63,77 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Desa 490,43 40,44 568,63 0,03 Belanja Tidak Terduga 56,11 8,58 51,66 11,42 TOTAL 29.332,08 2.065,68 31.384,79 2.172,61
Uraian2019 2020
Sumber: SIKD, 31 Maret 2020 dan GFS Triwulan I Tahun 2020, diolah.
14
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
A. Pendapatan Daerah
Komposisi pembentuk Pendapatan Daerah diklasifikasikan ke dalam tiga komponen
utama yaitu Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan
Yang Sah. Pada Triwulan I tahun ini, pendapatan daerah sudah terealisasi sebesar Rp.
4.022,0 miliar atau 13% dari target yang ditetapkan.
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah mencerminkan pendapatan yang murni berasal dari upaya
pemerintah daerah secara mandiri. PAD digunakan sebagai acuan kondisi kemandirian
fiskal pemerintahan suatu daerah. Berdasarkan klasifikasinya, PAD terdiri dari empat
komponen yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain PAD Yang Sah. Pada Triwulan I tahun ini, porsi Pajak
Daerah sudah terealisasi sebesar Rp 207,13 miliar atau sekitar 62% dari total
Pendapatan Asli Daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
a. Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi Penerimaan pajak daerah tertinggi dicapai oleh Prov. NTT yang mencapai
Rp 138,8 miliar, diikuti oleh Kabupaten Manggarai Barat dengan capaian Rp 19,7
miliar, dan Kota Kupang Rp 15,2 miliar. Sementara itu, realisasi pajak daerah terendah
dimiliki oleh Kabupaten Nagekeo, yang hanya mencapai Rp. 195,6 juta dan Kabupaten
Sabu Raijua Rp. 295,8 juta.
Gambar III.1 Realisasi Pendapatan Daerah Tertinggi dan Terendah (miliar)
Sumber : BPPKAD lingkup NTT, data diolah
b. Penerimaan Retribusi Daerah (RD)
Dalam gambar III.1 menunjukkan bahwa penerimaan retribusi daerah yang tertinggi
berturut-turut dicapai oleh Kabupaten Manggarai Barat dengan nilai mencapai 4,4
15
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
miliar, Provinsi NTT sebesar Rp 4,2 miliar, dan Kota Kupang sebesar Rp. 2,9 miliar.
Sedangkan pemerintah daerah dengan nilai realisasi terendah ialah Kabupaten
Kupang dengan nilai sebesar Rp 2,5 juta.
c. Penerimaan Hasil Kekayaan Negara Yang Dipisahkan
Realisasi Penerimaan dari Hasil Kekayaan Negara yang dipisahkan pada triwulan I
tahun 2020 hanya terdapat pada Kota Kupang dengan nilai Rp 276,7 juta. Sedangkan
untuk seluruh Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten tidak memiliki realisasi
penerimaan hasil kekayaan Negara yang dipisahkan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tertinggi dicapai
oleh Provinsi NTT dengan capaian sebesar Rp. 49,3 miliar, diikuti oleh Kota Kupang
sebesar Rp. 11,8 miliar dan Kabupaten Belu Rp. 8,8 miliar. Sedangkan realisasi yang
terendah berada di Kabupaten Malaka dengan capaian Rp. 13 juta.
2. Pendapatan Transfer
Grafik III.1 Realisasi Pendapatan Transfer Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi NTT
Triwulan I Tahun 2020 (miliar)
Sumber : BPPKAD lingkup NTT, data diolah
Dari data diatas dapat kita ketahui, realisasi pendapatan transfer yang tertinggi dicatat
oleh Pemprov NTT dengan realisasi sebesar Rp 644,65 miliar berbeda dengan tahun
lalu yang mendapatkan realisasi sebesar Rp. 886,14 miliar. Terbesar kedua dan ketiga
dimiliki Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar Rp 260,29 miliar dan Kabupaten
Flores Timur dengan realisasi Rp 258,78 miliar. Sementara itu Kabupaten Malaka
menduduki posisi realisasi terendah dengan nilai Rp. 75,69 miliar.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
TW I 2019 TW I 2020
16
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Sumber : BPPKAD lingkup NTT, data diolah
Tidak semua kabupaten/kota memiliki sumber daya yang masuk dalam kategori ini.
Untuk Triwulan I tahun 2020, penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
hanya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan nilai Rp 20,60
juta. Sebagai informasi, komponen yang kami hitung sebagai kelompok Lain-Lain
Pendapatan yang Sah adalah hanya Pendapatan Hibah dan Dana Darurat.
B. Belanja Daerah
Sampai dengan Triwulan I tahun 2020, realisasi Belanja Daerah tercatat sebesar
Rp2,17 triliun, atau mencapai 7 persen dari pagu belanja dalam APBD.
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Sebagaimana ditunjukkan dalam grafik III.2, realisasi belanja terbesar pada Triwulan I
tahun ini adalah belanja pegawai dengan realisasi Rp. 1,49 triliun atau sebesar 13%,
sementara itu belanja modal yang diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih
besar terhadap ekonomi regional hanya terealisai sebesar 1% dari pagu. Berbeda
dengan yang terjadi pada pemerintah pusat, masalah masih rendahnya realisai belanja
modal ini juga terindikasi disebabkan oleh permasalahan klasik pada satuan kerja,
yaitu adanya keterlambatan penetapan pejabat perbendaharaan sehingga berimplikasi
pada keterlambatan proses pelelangan, yang muaranya realisasi belanja modal baru
terjadi pada triwulan II dan hanya terbatas pada realisasi uang muka saja. Selain itu
Grafik III.2 Realisasi Belanja Daerah (miliar)
17
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
adanya perombakan pejabat baru pada beberapa SKPD oleh
Gubernur/Bupati/Walikota baru juga berakibat pada keterlambatan penunjukan pejabat
perbendaharaan.
2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Realisasi belanja daerah Triwulan III tahun 2019 (grafik III.3) tercatat sebesar 45%,
belanja tertinggi berdasarkan total realisasi belanja berdasarkan klasifikasi urusan
dicatatkan oleh bidang pelayanan umum dimana telah terealisasi sebesar Rp 5,7 triliun
atau 39%, sedangkan yang terendah berada pada belanja bidang pariwisata yakni
sebesar Rp 98 miliar atau 1% dari jumlah realisasi.
Untuk realisasi terbesar dari pagu adalah urusan lingkungan hidup 84% dan terendah
urusan pariwisata sebesar 32%. Alokasi terbesar berada pada urusan pelayanan
umum dengan alokasi pagu senilai Rp13,7 triliun , diikuti urusan pendidikan dengan
pagu sebesar Rp7,3 triliun. Sementara untuk alokasi pagu terendah pada urusan
lingkungan hidup dengan pagu sebesar Rp199 miliar dan urusan pariwisata Rp 310
miliar.
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2020
Capaian pendapatan dan belanja daerah sedikit menurun dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu pendapatan turun dari Rp5,2 triliun pada tahun 2019 menjadi 4,0
triliun pada tahun 2020. Sementara itu, adanya pandemi covid-19 ini mendorong
pemerintah daerah melakukan berbagi kebijakan peningkatan belanja negara, oleh
karena itu di triwulan I realisasi belanja mengalami kenaikan mencapai Rp 2,172 triliun
dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 2,065 triliun.
Sumber : BPPKAD lingkup NTT, data diolah
Grafik III.3 Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan (Miliar)
18
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Tabel III.3 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur s.d.
Triwulan II Tahun 2020 (miliar)
Uraian Pagu
Realisasi s.d. Triwulan I
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan II
Rp % Rp %
Pendapatan Daerah 30.119,45 4.022,0 13,35% 8.734,64 29 %
Belanja Daerah 31.384,79 2.172,61 14,45% 10.043,12 32 %
Surplus/Defisit (1.265,34) 1.849,39 (1.308,48)
Sumber: BPKAD, data diolah
Dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 ini, dipresiksi pemerintah daerah akan terus
mendorong percepatan belanja APBD nya khususnya terkait penanganan kesehatan,
serta dalam rangka mengurangi dampak pelemahan ekonomi dan juga bantuan jaring
pengaman nasional. Sehingga, berdasarkan hasil korespondensi dengan Pemerintah
Daerah dan juga rencana kerja Pemda pada triwulan II serta potensi/tren turunnya
pendapatan diprediksi bahwa realisasi pendapatan daerah akan berada di kisaran 29
persen dan realisasi belanja di kisaran 32 persen pada triwulan II tahun 2020.
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah merupakan laporan hasil
konsolidasian antara Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Konsolidasian pada periode waktu tertentu. Laporan realisasi
anggaran konsolidasian tingkat wilayah Provinsi NTT disajikan sebagaimana tabel IV.1
berikut.
Tabel IV 1. Laporan Realisasi Anggaran KonsolidasianTingkat Wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Triwulan I tahun 2020 (miliar)
Sumber: LKPK Kanwil NTT, SIKD ( pertanggal 31 Maret 2020)
2019Pusat Daerah Konsolidasian Konsolidasian
Penerimaan Perpajakan 473.51 207.13 680.63 614.13 Penerimaan Negara Bukan Pajak 91.68 3,814.90 221.74 296.98 Transfer - 3,689.84 5.00 - Pendapatan Hibah - 0.02 0.02 0.46 Jumlah Pendapatan Negara (Pajak+PNBP) 565.19 7,711.89 907.39 911.57 Belanja Pemerintah Pusat/Daerah 1,571.00 2,144.74 3,715.75 3,317.95 Belanja Transfer 4,812.71 27.90 27.90 68.48 Belanja Negara 6,383.71 2,172.64 3,743.65 3,386.43 Surplus/(Defisit) (5,818.52) 5,539.25 (2,836.26) (2,474.86) Penerimaan Pembiayaan Daerah - 456.45 456.45 408.32 Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 5.00 5.00 14.50 Pembiayaan - 451.45 451.45 393.82 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran (5,818.52) 4,626.35 (3,749.16) (3,291.5)
Uraian2020
19
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
B. Pendapatan Konsolidasian
Analisis Proporsi dan Perbandingan
Laporan pendapatan konsolidasi
keuangan Pemerintah di daerah
Nusa Tenggara Timur secara
keseluruhan pada triwulan I tahun
2020 mengalami penurunan dari sisi
Pendapatan Negara Bukan Pajak
dan Hibah. Sisi perpajakan
mengalami kenaikan lebih dari 11%
dari tahun kemarin di periode yang
sama.
Komposisi pendapatan
konsolidasian didominasi oleh penerimaan daerah di bagian penerimaan perpajakan
dan PNBP yang memiliki kontribusi
hingga 99% dari total pendapatan
konsolidasian. Sedangkan untuk
penerimaan dari transfer dan hibah
hanya sebesar Rp 5,02 miliar atau
0.1 persen dari total penerimaan
konsolidasian.
Total pendapatan konsolidasian
disumbangkan oleh penerimaan
pusat pada penerimaan perpajakan
dan PNBP. Untuk penerimaan
pusat dari perpajakan lebih besar
100% dari penerimaan daerah,
sementara untuk PNBP, penerimaan daerah jauh lebih besar dari yang diperoleh
penerimaan pusat.
C. Belanja Konsolidasian
Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pada triwulan I tahun 2020 komponen belanja pemda hampir dua kali lebih besar
daripada belanja pusat dimana belanja pemda sebesar Rp 2.144,72 miliar sedangkan
belanja pusat sebesar Rp 1,571,00 miliar.
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
Grafik IV.2 Perbandingan Penerimaan Pusat dan Daerah
Terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi NTT
Triwulan I tahun 2020 (miliar)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan
Konsolidasian Provinsi NTT Triwulan I tahun 2019 dan 2020
(miliar)
20
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Realisasi belanja daerah terbesar dari belanja pegawai sebesar Rp 1.499,87 miliar dan
yang terendah dari belanja tak terduga sebesar Rp 11,42 miliar. Untuk belanja pusat
terbesar berturut-turut adalah belanja pegawai Rp 610,94 miliar, belanja modal Rp
595,71 miliar, dan belanja barang Rp 364,35 miliar. Sementara belanja modal yang
diharapkan menjadi penggerak ekonomi masih dibawah belanja pegawai dan belanja
barang pada belanja daerah.
Grafik IV.3 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja Konsolidasian Provinsi NTT Tahun 2020 (miliar)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT (diolah)
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam PDRB
Tabel IV.2 Laporan Operasional Laporan Statistik Keuangan
PemerintahTingkat Wilayah Provinsi NTT Triwulan I Tahun 2020
(miliar)
Berikut ini adalah
pemapaaran mengenai
Transaksi yang
mepengaruhi kekayaan
neto, dapat disimpulkan
bahwa pendapatan pada
tahun ini mengalami
penurunan dari tahun
sebelumnya, itu berbanding
lurus dengan beban yang
ada, hal ini sebenarnya baik
untuk kekayaan Negara,
dikarenakan beban yang Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPPKAD data
2019 2020Pendapatan 8,082.54 7,281.08 Pajak 614.08 680.63 Kontribusi Sosial - - Hibah 333.23 0.02 Pendapatan Lainnya 7,135.23 6,600.43 Beban 3,945.18 4,207.03 Kompensasi Pegawai 2,048.05 2,111.55 Penggunaan Barang dan Jasa 663.48 730.20 Konsumsi Aset Tetap - - Bunga - - Subsidi - - Hibah 1,220.21 1,321.56 Manfaat Sosial 2.70 17.16 Beban Lainnya 10.74 26.56 Keseimbangan Operasi Bruto/Neto 4,137.36 3,074.05 Transaksi Aset Non Keuangan Neto 1,692.43 659.48 Aset Tetap 370.99 658.20 Perubahan Persediaan - - Barang Berharga - - Aset Non Produksi 0.23 1.28 Net Lending/Borrowing 4,890.42 5,495.65 Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban 4,890.42 5,495.65 Akuisisi Neto Aset Keuangan 3,766.14 2,414.67 - Dalam Negeri 3,766.14 2,414.67 - Luar Negeri - - Keterjadian Kewajiban - - - Dalam Negeri - 98.98
- Luar Negeri - -
(Miliar)Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan Neto
21
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
berkurang dari tahun sebelumnya, sedangkan dari segi pendapatan yang
semestinya naik, akan tetapi terjadi penurunan. Selanjutnya, melalui konsumsi dan
investasi yang dilakukan pemerintah ini, akan dapat diketahui seberapa besar
kontribusi belanja yang telah direalisaikan Pemerintah terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tabel IV.3 Perhitungan Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB Provinsi NTT
tahun 2020 (Rp miliar)
Sumber: LKPK Kanwil DJPb NTT, BPS, BPPKAD data diolah
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kontribusi belanja Pemerintah
terhadap PDRB adalah 11,02% naik sekitar 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan
kontribusi investasi pemerintah tercatat sebesar 43,28%.
Dengan kata lain, dapat diketahui bahwa belanja pemerintah mempunyai kontribusi
lebih besar dibandingkan investasi pemerintah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa jika capaian realisasi belanja dan investasi pemerintah terealisasi dengan
baik maka akan memiliki implikasi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
V. BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
Dukungan Fiskal Dalam Penanganan Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19
Memasuki awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan munculnya virus corona baru
(COVID-19) atau novel coronavirus (nCoV). Seiring penyebarannya yang cukup
massif, sejak ditetapkan sebagai pandemic oleh WHO (World Health Organization)
atau Badan Kesehatan Dunia pada tanggal 9 Maret 2020, saat ini COVID 19 sudah
menjangkiti 213 negara di dunia dan lebih dari 3,5 juta penduduk dunia telah terinfeksi
virus ini. Di Indonesia, berdasarkan data per tanggal 3 Mei 2020, jumlah kasus
terkonfirmasi positif telah mencapai 11.192 orang dengan korban meninggal mencapai
845 orang atau 7,55%.
Penyebaran COVID 19 yang cukup masif ini tidak hanya berdampak pada kesehatan
masyarakat namun juga menekan aktivitas ekonomi nasional dikarenakan adanya
2019 2020 A. Konsumsi Pemerintah 2,714 2,859 Kompensasi Pegawai 2,048 2,112 Penggunaan Barang dan Jasa 663 730 Konsumsi Aset Tetap - - Manfaat Sosial 2.7 17 B. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 11,000 11,232 C. PDRB 24,891 25,951 A/C 10.90% 11.02% B/C 44.19% 43.28%
Transaksi yang Mempengaruhi Kekayaan Neto(Miliar)
22
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
beberapa pembatasan ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai daerah sebagai
upaya antisipatif pemutusan rantai penularan yakni seperti adanya karantina wilayah
(lockdown) dan social distancing. Hal ini tentunya berdampak pada menurunnya
aktifitas ekonomi masyarakat, yang bermuara pada penurunan daya beli masyarakat,
sebagai akibat ditutupnya berbagai tempat usaha seperti hotel, pabrik, pusat
perbelanjaan dan tempat wisata dan aktivitas ekonomi lainnya.
Menyikapi hal ini pemerintah telah bergerak cepat dengan melakukan beberapa
prediksi/ skenario dampak Covid-19 di Indonesia terhadap perekonomian nasional
sebagaimana tabel V.1 dibawah ini.
Tabel V.1 Outlook Indikator Ekonomi Makro Indonesia akibat Covid-19 Tahun 2020
Sumber : Kementerian Keuangan
Setelah mengetahui kemungkinan dampak ekonomi ini pemerintah telah merespon
melalui beberapa kebijakan ekonomi antara lain dengan kebijakan Stimulus Ekonomi I
berupa Belanja Untuk Memperkuat Perekonomian Domestik Tahun 2020 dan Stimulus
Ekonomi II berupa Upaya Menjaga Daya Beli Masyarakat Dan Peningkatan
Kemudahan Ekspor /Impor. Secara ringkas, penjelasan detail kedua stimulus tersebut
diuraikan dalam Gambar V.1 dam Gambar V.2 berikut ini.
Gambar V.1 Stimulus Ekonomi I
Sumber : Kementerian Keuangan
23
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Gambar V.2 Stimulus Ekonomi II
Sumber : Kementerian Keuangan
Dalam konteks regional, dampak ekonomi sebagai akibat dari pandemik Covid 2019 di
Nusa Tenggara Timur sudah mulai terasa. Menurut data Pemprov Nusa Tenggara
Timur, jumlah pekerja yang di PHK berjumlah sekitar sekitar 8 ribuan tenaga kerja.
Mereka yang tekena PHK itu antara lain adalah mayoritas berada pada sektor
pariwisata dan hiburan seperti pekerja hotel, rumah makan dan mal/pusat
perbelanjaan. Dengan hilangnya penghasilan para pekerja ini maka mereka akan
sangat rentan jatuh menjadi keluarga miskin yang data saat ini jumlahnya telah
mencapai 480.500 Kepala Keluarga (KK).
Oleh karena itu, dalam rangka meredam damak ekonomi yang lebih jauh, pada kuartal
pertama tahun 2020 ini, pemerintah terus mendorong percepatan belanja negara dan
juga percepatan penyaluran kredit program pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat dan
Pembiayaan Ultra Mikro untuk membantu pembiayaan dan permodalan para pelaku
UMKM di Nusa Tenggara Timur.
Grafik V.1 Komposisi Realisasi APBN Triwulan I Periode 2018 s.d 2020
Sumber : SPAN
24
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
Berdasarkan data realisasi belanja APBN, meskipun di tengah Covid-19, pada triwulan
I total realisasi belanja APBN berhasil mencapai 12% dari pagu yakni mencapai Rp 1,
57 triliun sama dengan capaian realisasi tahun lalu. Beberapa percepatan yang
dilakukan sedikit terlihat pada komponen belanja modal yang telah terealisasi sebesar
10,4 persen yakni sebesar Rp595,7 miliar sedikit lebih besar daripada capaian realisasi
tahun lalu yang mencapai 9,3 persen dengan nominal sebesar Rp348 miliar.
Sementara ini, koposisi belanja barang operasional (52) sedikit mengalami penurunan
dikarenakan adanya pembatasan kegiatan sosiasilasi,bimtek, workshop, rapat berskala
besar dan juga perjalanan dinas sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Detail komposisi realisasi belanja APBN pada triwulan I diuraikan dalam grafik V.1 di
atas.
Selain percepatan belanja APBN, pemerintah juga mendorong penyaluran KUR dan
UMi bisa lebih masif disalurkan. Untuk penyaluran KUR, selama periode triwulan I
tercatat terdapat sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Total
penyaluran KUR triwuan I 2020 sebagaimana dalam tabel V.2, tercatat sebesar Rp
457,1 miliar lebh tinggi dari nilai penyaluran tahun lalu yang mencapai RP 443,7 miliar.
Meskipun terdapat kenaikan namun dari sisi jumlah debitur mengalami penurunan
mencapai ± 1000 debitur, dimana penurunan terbesar berada pada skema KUR Kecil
dengan interval pinjaman antara Rp 50 s.d 500 juta. Hal ini dimungkinkan karena
beberapa sektor usaha menunda renana pengembangan usahanya dikarenaka kondisi
pandemi Covid-19 yang cukup berdampak bagi kelangsungan usahanya.
Tabel V.2 Realisasi Penyaluran KUR Triwulan I Tahun 2019 s.d 2020
Sumber : Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)
Sementara itu, sebagaimana tabel V.3, realisasi pembiayaan UMi pada kuartal I tahun
2020 tercatat mencapai Rp 3,3 miliar meningkat signifikan dibandingkan periode tahun
sebelumnya. Jika dilihat dari jumlah debiturnya, penyaluran UMi awal tahun ini telah
dirasakan oleh 610 nasabah dengan rata – rata pinjaman per nasabah sebesar Rp 5,5
juta.
25
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2020
Tabel V.3 Realisasi Penyaluran Pembiayaan UMi Triwulan I Tahun 2019 s.d 2020
Sumber : Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) UMi
Selain bentuk dukungan fiskal dari sisi percepatan pelaksanaan belanja negara dan
kredit program pemerintah, dukungan fiskal juga hadir melalui Belanja Dana Desa
yang juga disiapkan sebagai bantual sosial tambahan untuk masyarakat miskin dan
rentan miskin yang terkena dampak langsung dari wabah Covid-19 di pedesaaan
melalui realokasi dan konversi dana desa untuk penanggulangan Covid -19 salah
satunya adalah dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Saat ini, total pagu dana
desa tahun 2020 (penyesuaian PMK 35/PMK.07/2020) di Nusa Tenggara Timur untuk
3.026 desa mencapai Rp 3,05 triliun lebih. Dari jumlah tersebut, jika diasumsikan 35%
dianggarkan untuk penyaluran BLT maka akan diperoleh nominal sebesar Rp 1,07
triliun atau mampu menjangkau 594 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan
besaran Rp 600 ribu/KPM selama 3 bulan. Bantuan ini direncanakan akan siap salur
dalam periode triwulan II tahun 2020.
Berbagai capaian realisasi tersebut merupakan respon cepat pemerintah kebijakan
pemerintah dalam rangka menjaga kondisi ekonomi secara nasional. Pemerintah baik
pusat maupun daerah tentunya senantiasa bersinergi untuk menjamin pelaksanaan
berbagai kebijakan fiskal ini untuk dapat terimplementasi secara pruden, akuntabel,
dan efisien. Koordinasi yang solid antara pusat dan daerah serta dukungan
masyarakat dan semua elemen bangsa tentunya menjadi kunci keberhasilan kita
dalam menghadapi bencana wabah Covid-19 di Indonesia.
26
KAJIAN FISKAL REGIONAL NUSA TENGGARA TIMUR TRIWULAN III TAHUN 2019
DAFTAR PUSTAKA
BUKU/ ARTIKEL
Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan I – 2020. BPS Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Kupang
Berita Resmi Statistik Kondisi Ketenagakerjaan Februari 2020. BPS Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Triwulan I Tahun 2019 dan 2020. Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang
Government Financial Statistic Triwulan I Tahun 2020. Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang
Prioritas Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2020. Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang
WEBSITE
www.bps.go.id
www.bi.go.id
www.ntt.bps.go.id
http://spanint.kemenkeu.go.id/spanint/app/
http://ditpa.kemenkeu.go.id/2017/index.php
https://sikp.kemenkeu.go.id/login
http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id