kematian dan berduka pada lansia fix ppt
TRANSCRIPT
Kelompok III : Indra Padmawati Kurniari Mahendra Milan Megayoni Moh. Ramdan Oktalida Eka Risky Pipit naniati Pramana Putra Rediartini Rosya Wirawan Satrya Kamandanu
Shinta Devi Sri Juniari Purnami Sudiasa Sukawati Suwirtha Adi Utari Agustini Wiratama Yanti oktavia S Yudawira Pratama Yuli Endrayanti Ayu yudi Yastanti
Pengertian :
Kematian apabila seseorang tidak lagi mempunyai denyut nadi, tdk bernafas beberapa menit, dan ketiadaan segala refleks, serta ketiadaan kegiatan otak. (Wahjudi, 2000).
Tahap-Tahap Kematian1. Penolakan (Denial)
pasien mengingkari kenyataan terhadap dirinya.
2. Tahap marah (Anger)
pasien marah dan menganggap apa yang menimpa dirinya adlh hikmah, daripada kutukan.
3. Tahap tawar-menawar (bargaining)
pasien mencari second opinion, melakukan aktivitas yg akan memberikan mereka jangka wkt.
4. Tahap sedih/depresi (depression)
pasien cenderung menunjukkan perilaku tidak banyak bicara dan sering menangis.
5. Tahap menerima/asertif (acceptance)
pasien menunjukkan sikap menerima kematiannya.
Pengkajian
Pengkajian Bio
1. Tanda vital :
2. Kesadaran
3. Fungsi tubuh
Pengkajian psikososial
1. Perasaan takut
2. Emosi
Diagnosa
1. Ansietas b/d ketakutan menjelang ajal
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen b/d adanya penyumbatan saluran pernafasan
3. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
4. Gangguan persepsi sensori b/d menurunya fungsi neurologis
5. Inkontinensia urin b/d menurunnya fungsi sfingter uri
6. Gangguan eleminasi BAB b/d konstipasi
7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d tirah baring lama
Perencanaan
DX.1
Tujuan:
• Ansietas hilang
Kriteria hasil :
• Ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi
• Menunjukkan koping efektif / keterampilan pemecahan
masalah
• Menunjukkan relaksasi
IntervensiIntervensi RasionalRasional
Pantau respon fisik contoh, palpitasi, takikardia, gerakan berulang, gelisah
Membantu menentukan derajat cemas sesuai dengan status kesehatan jantung
Berikan tindakan kenyaman mis, perubahan posisi
Membantu meningkatkan relaksasi dan proses koping
Libatkan pasien / orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong partisipasi maksimum pada rencana pengobatan
Keterlibatan akan membantu memfokuskan perhatian ps dlm arti positif dan memberikan rasa kontrol
Anjurkan ps melakukan teknik relaksasi contahnafas dalam, bimbingan imajinasi
Memberikan arti penghilangan respon ansietas, menurunkan perhatian dan ↑ koping
DX.2
Tujuan:
• Kebutuhan oksigen terpenuhi
Kriteria hasil :
• Menunjukkan kenyamanan dalam bernafas, misalnya
tidak sesak
• Tidak terpasang alat bantu bernafas
Intervensi Rasional
Beri posisi yang nyaman mis: posisi semi fowler
Posisi semi fowler atau posisi kepala lebih tinggi mempermudah fungsi pernafasan
Bersihkan slym Bersihkan slym
Pantau frekuensi pernafasan Untuk mengetahui fungsi paru-paru ps normal atau tidak normal
DX. 3
Tujuan :
• kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB
• Tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi lebih lanjut
• Mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan
RS
Intervensi Rasional
Beri makanan lembut sedikit tapi sering
Makanan lembut akan mengurangi rasa sakit saat menelan
Tawarkan makan yang disukai pasien
Tawaran makanan kesukaan dapat meningkatkan pemasukan
Timbang BB sesuai indikasi Timbang BB dapat mengetahui adanya kehilangan BB ps
DX.4Tujuan : • tidak terjadinya gangguan persepsi sensori
Kriteria hasil : • Memulai atau mempertahankan tingkat kesadaran dengan
fungsi perseptual.• Mengakui perubahan dalam kemampuan dengan adanya
keterlibatan residual.• Mendemonstrasikan perilaku untuk mengkompensasi
terhadap atau defisit hasil.
IntervensiIntervensi RasionalRasional
Lihat kembali proses patologis kondisi individual
Kesadaran akan tipe atau daerah yang terkena membantu dalam mengkaji atau mengantisipasi defisit spesifik atau perawatan
Evaluasi adanya gangguan penglihatan , catat adanya penurunan lapang pandang , perubahan ketajaman persepsi (bidang horizontal atau vertikal) adanya diplopia (pandangan ganda)
Munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negatif terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan
Kaji kesadaran sensori seperti membedakan panas atau dingin , tumpul atau tajam , posisi bagian tubuh atau otot rasa persendian.
Penurunan kesadaran terhadap sensorik dengan kerusakan perasaan kinetik berpengaruh buruk terhadap keseimbangan atau posisi tubuh
DX.5
Tujuan :• Tidak terjadinya inkotinesia urine
Kriteria hasil: • Mampu menciptakan pada eliminasi yang
adekuat atau yang sesuai.
IntervensiIntervensi RasionalRasional
Berikan kesempatan untuk melakukan toileting dengan interval waktu yang teratur
ketaatan pada jadwal harian dengan eratur dapat mencegah cederaMenstimulasi kesada
Buat program latihan defekasi atau kandung kemih.
Menstimulasi kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh
Pantau penampilan / warna urine Pendeteksian satu perubahan memberikan kesempatan untuk mengubah intervensi , untuk mencegah komplikasi atau memerlukan penanganan sesuai dengan kebutuhan
DX.6
Tujuan :
• kubutuhan eliminisa BAB terpenuhi
Kriteria hasil:
• Menunjukkan konsistensi feses normal
• menunjukkan pola BAB yang normal
IntervensiIntervensi RasionalRasional
Observasi warna feses, konsistensi dan jumlah
Membantu mengidentifikasi penyebab / faktor pemberat dan interaksi yang tepat
Auskultasi bising usus Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi
Hindari makanan yang membentuk gas
Menurunkan distres gastrik dan distensi abdomen
DX.7
Tujuan:
• Resiko kerusakan integritas kulit tidak terjadi
Kriteria hasil :
• Kulit terhindar dari dekubitus
IntervensiIntervensi RasionalRasional
Kaji tanda-tanda kemerahan pd kulit
Untuk mengidentifikasi tanda-tanda iritasi pd kulit lebih awal
Hindari duduk lama Dapat meningkatkan tekanan perineal,menurunkan sirkulasi dan dapat memperlambat aliran darah
Hindari penekanan yang terlalu lama pada permukaan kulit
Untuk menghindari terjadi luka pada permukaan kulit lansia
IMPLEMENTASI
Proses implementasi/pelaksanaan merupakan langkah keempat yang dilaksanakan sesuai yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Pada pelaksanaan rencana tindakan terdapat jenis tindakan yaitu tindakan mandiri dan kolaborasi
EVALUASI
Evaluasi keperawatan sesuai dgn kriteria evaluasi pd masing-masing diagnose
Perawatan Paliatif (Paliatif Care)
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif untuk meringankan beban penderita, terutama yang tidak mungkin disembuhkan.
Tim perawatan paliatif :
Tim terintegrasi antara perawat, dokter, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli gizi, rohaniawan, dan relawan.
Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan dari perawatan paliatif :
Mencapai kualitas hidup maksimal bagi lansia dan keluarganya.
Pola Perawatan Paliatif (WHO)
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian lansia.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
4. Menjaga keseimbangan prikologis dan spiritual.
5. Berusaha agar lanjut usia yang sakit tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita keluarga klien lanjut usia.
Definisi
Berduka suatu keadaan dimana seseorang atau keluarga mengalmi respon manusiawi yang melibatkan reaksi psikososial dan fisiologis terhadap kehilangan yang nyata atau dirasakan (orang, benda, fungsi, status, hubungan) (Linda Juall, 2006).
Tahap-Tahap BerdukaENGEL (1964) KUBLER-ROSS
(1969)MARTOCCHIO (1985)
RANDO (1991)
Shock dan tidak
percayaMenyangkal Shock and disbelief Penghindaran
Berkembangnya
kesadaran
Marah Yearning and protest
Restitusi Tawar-menawar Anguish,
disorganization and
despair
Konfrontasi
Idealization Depresi Identification in
bereavement
Reorganization/ the
out come
Penerimaan Reorganization and
restitution
Akomodasi
Ada 4 variabel yang mempengaruhi durasi dan proses beduka, yaitu :
1.Sifat sistem pendukung
2.Riwayat masa lalu yang dialami lansia
3.Kematangan emosional lansia
4.Kedalaman dan seberapa penting kehilangan
tersebut bagi lansia.
1. Pengkajian Bio
a. Pernafasan Nafas cepat dan pendek
b. Sirkulasi kenaikan TD, denyut nadi meningkat
c. Makanan/ Cairan penurunan/ peningkatan nafsu makan
d. Aktivitas dan Istirahat Perubahan dalam kebiasaan mandi, makan, pola tidur dan tingkat aktivitas.
e. Nyeri/ Ketidaknyamanan sakit kepala, keluhan-keluhan subjektif, perut terasa kosong.
f. Keamanan gangguan koordinasi/ cara berjalan, kelemahan
g. Neurosensori muncul gejala-gejala somatik, pusing, berdenyut, sakit kepala, gangguan penglihatan.
2. Pengkajian Psikososial
Perasaan sedih, menangis, perasaan putus asa, kesepian, mengingkari kehilangan, kesulitan mengekspresikan perasaan, konsentrasi menurun, kemarahan yang berlebihan, tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain, merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan, reaksi emosional yang lambat, hilangnya minat terhadap kesenangan.
Diagnosa Keperawatan
1. Berduka disfungsional berhubungan dengan :
Etiologi (yang berhubungan dengan)– Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa
konsep nilai untuk individu– Kehilangan yang terlalu berat (penumpukan rasa
berduka dari kehilangan multiple yang belum terselesaikan)
– Menghalangi respon berduka terhadap suatu kehilangan– Tidak adanya antisipasi proses berduka– Perasaan bersalah yang disebabkan oleh hubungan
ambivalen dengan konsep kehilangan.
a) Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat mengekspresikan kemarahan terhadap konsep kehilangan dalam 1 minggu.
b) Tujuan jangka panjang :
Pasien akan mampu menyatakan secara verbal perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap-tahap berduka yang normal.
Pasien akan mampu mengakui posisinya sendiri dalam proses berduka sehingga ia mampu dengan langkahnya sendiri terhadap pemecahan masalah.
Diagnosa : 1) Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.
Identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap ini.
2) Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien. Perlihatkan empati dan perhatian. Jujur dan tepati semua janji
3) Perlihatkan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka
4) Pengkajian data dasar yang akurat adalah penting untuk perencanaan keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka.
5) Rasa percaya merupakan dasar untuk suatu kebutuhan yang terapeutik.
6) Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia merupakan seorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat.
7) Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar.
8) Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa perasaan seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan adalah perasaan yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka.
9) Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk menentukan metoda-metoda koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan. Berikan umpan balik positif untuk identifikasi strategi dan membuat keputusan.
10) Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam.
11) Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan bersalah yang menyebabkan timbulnya respon-respon ini.
12) Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan.
Implementasi
Proses implementasi / pelaksanaan merupakan langkah keempat yang dilaksanakan sesuai yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Pada pelaksanaan rencana tindakan terdapat jenis tindakan yaitu tindakan mandiri dan kolaborasi.
Evaluasia. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-
tahap proses berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap-tiap tahap.
b. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep kehilangan secara jujur.
c. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.