kelompok-batuan

20
ACARA IX IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN I. Tujuan 1. Agar mahasiswa mampu mengetahui macam macam batuan sedimen 2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam batuan sedimen klastik dan non klastik 3. Agar mahasiswa mampu menentukan nama nama batuan sedimen berdasarkan tekstur, komposisi mineral dan struktur batuannya (ciri khas) II. Alat dan Bahan 1. Batuan sedimen 2. Lembar kerja atau pengamatan 3. Alat tulis 4. Penggaris III. Cara Kerja 1. Ambil beberapa contoh batuan sedimen 2. Amati material penyusunnya, kemudian tentukan apakah batuan tersebut tergolong batuan sedimen klastik atau batuan sedimen non klastik 3. Amati besar butir, sortasi dan bentuk butir dari material penyusun batuannya, kemudian tentukan tekstur batuannya 4. Tentukan struktur batuannya

Upload: amc-marfer-el-messak

Post on 19-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok-batuan

ACARA IX

IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

I. Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui macam macam batuan sedimen

2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam batuan

sedimen klastik dan non klastik

3. Agar mahasiswa mampu menentukan nama nama batuan sedimen

berdasarkan tekstur, komposisi mineral dan struktur batuannya (ciri khas)

II. Alat dan Bahan

1. Batuan sedimen

2. Lembar kerja atau pengamatan

3. Alat tulis

4. Penggaris

III. Cara Kerja

1. Ambil beberapa contoh batuan sedimen

2. Amati material penyusunnya, kemudian tentukan apakah batuan tersebut

tergolong batuan sedimen klastik atau batuan sedimen non klastik

3. Amati besar butir, sortasi dan bentuk butir dari material penyusun

batuannya, kemudian tentukan tekstur batuannya

4. Tentukan struktur batuannya

5. Berdasarkan tekstur, struktur serta ciri khas yang ada pada batuan

tentukan nama dari batuan sedimen tersebut dengan menggunakan tabel

identifikasi batuan sedimen yang ada

6. Gambarlah bentuk batuan sedimen tersebut pada lembar kerja serta

tambahkan beberapa keterangan sesuai yang tertera pada lembar kerja

tersebut

7. Lakukan pembahasan terhadap batuan sedimen tersebut yang dapat

meliputi sejarah/ kronologi pembentukan, proses terbentuknya dan

sebagainya

Page 2: kelompok-batuan

IV. Dasar Teori

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi

(membatu) bahan rombakan batuan hasil denudasi atau dari hasil kegiatan

organisme. Bagian-bagian yang lepas diangkut oleh aliran air, angin atau

cairan gletser, dan kemudian diendapkan. Endapan tersebut disebut sedimen

dan masih lunak. Karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras inilsh

ysng kemudisn disebut sebagai Batuan sedimen. Volume batuan sedimen dan

termasuk Batuan Metasedimen (Batuan sedimen yang mengalami proses

metamorfisme yang tidak sempurna) hanya mengandung 5% yang diketahui

di Litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, di mana batuan

beku dan meta beku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di

permukaan bumi, batuan batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%,

sedangkan singkapan dari batuan beku sebesar 25% saja.

Batuan sedimen

batuan beku

Gambar 1. Perbandingan relatif antara batuan beku dan batuan sedimen dalam lapisankerak bumi. (Pettijohn, 1975).

A B

Page 3: kelompok-batuan

Gambar 2. A. Daur tentang keterbentukan Batuan Sedimen di alam.

B. Komposisi (%) Batuan-batuan penyusun Batuan

Sediman ( Batulempung /Shale = 50%, Batupasir

/Sandstone = 25%, Batulanau /Siltstone = 5%, Konglomerat

= 2% dan Batugamping / Limestone = 18%).

Sifat-sifat utama batuan sedimen antara lain : a

1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan

adanya proses sedimentasi

2. Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,

terutama pada golongan detritus.

3. Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil)

4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : Gypsun, Klasit,

Dolomit dan Rijang.

Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk

bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari

sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan

(sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir,

jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen

menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.

Batuan sedimen secara umum dikelompokkan menjadi batuan sedimen

klastik dan non klastik.

1. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang tersusun oleh fragmen batuan

atau mineral batuan sebelumnya sudah ada (materi/ penyusunnya sama

antara sebelum litifikasi dan setelah litifikasi).

2. Batuan sedimen non klastik adalah batuan yang terbentuk secara kimiawi

atau secara biologis, sehingga sedikit atau banyak ada proses perubahan

mineral penyusunnya. Batuan sedimen non-klastik dapat juga

terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu

yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang

berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai

proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air

(terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses

Page 4: kelompok-batuan

kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau

dengan bantuan proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh

organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).

Pembentukan batuan sedimen terkontrol oleh asal material tenaga

pengangkut (seperti sungai, ombak, es dll) lingkungan pengendapan dan

proses diagnesis. Sumber/ asal material menentukan komposisi mineral.

Tenaga pengangkut menentukan bentuk, ukuran, sortasi dari butir.

Lingkungan pengendapan menentukan tekstur dan komposisi mineral/ kimia.

Identifikasi batuan didasarkan pada tekstur, komposisi mineral, dan struktur.

1. Tekstur

Identifikasi tekstur meliputi besar butir, sortasi dan bentuk butir.

Penjelasan dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Besar butir dibedakan menjadi :

- Rudit (256 – 2 mm), secara kualitatif dapat diamati dari bongkah

hingga krikil.

- Arenit (2 – 1/16 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar

ukuran fraksi pasir.

- Illutit (1/16 – 1/256 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar

ukuran fraksi debu dan lempung.

b. Sortasi( pemilahan )

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun

batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar

butirnya maka pemilahan semakin baik.Pemilahan yaitu keseragaman

butir di dalam batuan sedimen klastik. Pemilahan dibedakan menjadi

- Baik, artinya butir batuan/ mineral penyusunnya mempunyai

diameter hampir sama

- Sedang, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama, tetapi ada

satu ukuran yang mendominasi

- Buruk, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama tanpa ada

ukuran yang mendominasi,

Page 5: kelompok-batuan

c. Bentuk butir dibedakan menjadi :

- Menyudut

- Menyudut tanggung

- Membulat tanggung

- Membulat

2. Komposisi mineral

Komposisi mineral yang harus dikenali adalah komposisi mineral

fragmen, matrik dan semen. Fragmen adalah butiran yang ukurannya

paling besar, dapatberupa batuan, mineral atau fosil. Matrik merupakan

butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dengan jumlah yang lebih

besar. Semen merupakan bahan pengikat fragmen dan matrik, dapat

berupa karbonat, silica atau oksida besi.

3. Struktur

Struktur dapat meliputi :

a. Struktur primer, terbentuk pada saat pengendapan. Contohnya :

perlapisan, gelembeur, gelember, perlapisan silang siur.

b. Struktur sekunder, terbentuk segera setelah pengendapan, sebelum atau

pada waktu genesa. Contohnya : rekah kerus, jejak binatang dan

sebagainya.

c. Struktur pertumbuhan organik, terbentuk oleh organisme. Contohnya :

pertumbuhan ganggang, binatang karang.

Berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk identifikasi megaskopis

batuan sedimen klastik dan non klastik.

Tabel. Identifikasi Megaskopis Batuan Sedimen Klastik

Tekstur/

struktur

Komposisi

Mineral/

Fragmen

Batuan

Nama batuan Ciri Khas

Rudit

2-256 mm

Terdiri dari

sejenis atau

campuran dari

Breksi

Konglomerat

Fragmen runcing dan

menyudut

Fragmen umumnya

Page 6: kelompok-batuan

rijang, kuarsa,

granit, kuarsit,

batu gamping dll

Aglomerat

Tillit

bulat atau agak

membulat

Fragemen campuran

menyudut dan

membulat

Praktis tidak terpisah

fragmen batuan yang

mengandung bekas

goresan

Arenit

1/16-2 mm

Terutama kuarsa

feldspar atau

pecahan batuan

(basalt, riolit,

batu sabak serta

sedikit serisit,

klorit atau bijih

besi)

Arenit

Arkose

Wacke

Pemilihan baik dan

bersih

Warna putih terdiri

dari feldspar

Sortasi jelek, masih

dijumpai lempung

Lutit

1/16-1/256

mm

Umumnya

mineral mineral

lempung, kuarsa,

opal, kalsedon,

klorit, dan bijih

besi

Batu lanau

Serpih/ batu

lempung

Antara batu pasir dan

serpih

Mudah membelah,

bila dipanasi menjadi

plastis

Tabel. Identifikasi Megaskopis batuan sedimen Non Klastik

Tekstur/

Struktur

Komposisi

Mineral dan

Fragmen

Batuan

Nama

batuanCiri Khas

Variasi

antara

rapat,

Terutama kalsit Batu

gamping

Bila ditetesi HCL

berbuih. Dapat berupa

bioklastik, terumbu

Page 7: kelompok-batuan

afanitis,

berbutir

kasar,

kristalin,

sarang atau

olit

Terutama dolomit

Dolomit

atau kristalin

Bila ditetesi HCL

sedikit berbuih, jarang

mengandung fosil, butir

sedang

Berbutir

halus

Kristal halus

dengan bekas

mikroorganisme

Batuan

gampingan dan

mineral lempung

Kapur/ chalk

Napal

Putih hingga abu abu

muda, sangat rapuh

Abu abu muda, putih

kecoklatan, rapuh,

pecahan concoidal

hingga subkonkoidal

Rapat dan

berlapis

Rijang

Gips

Anhidrit

Halit

Bermacam corak,

keras, kilap nonlogam,

semi vitrous hingga

buram, pecahan

concoidal

Hasil evaporasi,

biasanya dilapangan

saling berasosiasi,

agregat agregar kristal

sering dijumpai

Masif atau

berlapis

Mineral frosfat

dan frakmen

tulang

fosforit Diperlukan tes secara

kimia untuk

mengetahui kandungan

P2O5

Amorf,

berlapis,

tebal

Humus, karbon Batubara

lignit

Coklat kehitaman,

pecahan prismatik

Page 8: kelompok-batuan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pada gambar 1

Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :

Batubara Lignit

- Jenis batuan : sedimen klastik

- Besar butir : illutit(1/16 – 1/256) → sebesar fraksi debu dan

lempung

- Sortasi : sedang → butiran tidak sama, tetapi didominasi lapisan-

lapisan

- Bentuk butir : menyudut tanggung → tajam di beberapa bagian,

dan agak tumpul di bagian lain

- Tekstur : amorf, berlapis tebal → komposisi dan fragmen

penyusunnya terdiri dari humus dan karbon

- Struktur : primer → perlapisan

- Nama batuan : batubara lignit

2. Pada gambar 2.

Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :

- Jenis batuan : sedimen klastik

- Besaran butir : Rudit

- Sortasi : Sedang

- Bentuk Butir : Menyudurt Tanggung

- Tekstur : rudit

Page 9: kelompok-batuan

- Struktur : tidak diketahui

- Nama batuan : konglomerat.

3. Pada gambar 3.

Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :

- Jenis batuan : sedimen non klastik

- Besaran butir : illutit

- Sortasi : Baik

- Bentuk Butir : Menyudut Tanggung

- Tekstur : variasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin, dan

sarang atau oolit.

- Struktur : tidak diketahui

- Nama batuan : batu kapur.

Page 10: kelompok-batuan

B. Pembahasan

Pada gambar 1 dapat teridentifikasi bahwa batuan tersebut termasuk

dalam kelompok batuan sedimen klastik, yaitu batuan yang tersusun oleh fragmen

batuan atau mineral batuan yang sebelumnya sudah ada. Materi atau mineral

penyusunnya sama antara sebelum dan sesudah litifikasi. Besar butirnya antara

1/16 hingga 1/256mm yang disebut illutit, secara kualitatif dapat diamati sebesar

ukuran fraksi debu dan lempung. Sortasinya sedang, yaitu butiran-butirannya

mempunyai ukuran yang berbeda dengan satu ukuran yang mendominasi. Bentuk

butirnya menyudut tanggung, yaitu tajam dibeberapa bagian dan tumpul di bagian

lain. Tekstur batuan ini amorf, berlapis tebal dengan komposisi mineral dan

fragmen penyusunnya berupa humus dan karbon. Ciri khasnya adalah berwarna

hitam pekat atau coklat kehitaman dan pecahannya prismatik. Struktur batuannya

primer, artinya batuan ini terbentuk pada saat pengendapan. Sehingga strukturnya

terdiri dari perlapisan-perlapisan.

Pada gambar 2 dapat teridentifikasi bahwa batuan batuan tersebut

termasuk dalam kelompok batuan sedimen klastik, yaitu batuan yang tersusun

oleh fragmen batuan atau mineral batuan yang sebelumnya sudah ada. Batuan ini

memiliki besar butir rudit, dengan sortasi sedang dan bentuk butir menyudut

tanggung. Tekstur batuan ini adalah rudit. Sedangkan untuk identifikasi struktur

batuannya tidak diketahui. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan

dapat diidentifikasi bahwa nama batuan ini adalah konglomerat. Proses

pembentukan batuan konglomerat terjadi di masa lampau dengan memakan waktu

ribuan sampai jutaan tahun sehingga menjadi batuan seperti sesuai kenampakan

saat ini. Dari sudut pandang geologi  khususnya sedimentologi dapat di jelaskan

urutan proses pembentukan batuan konglomerat tersebut, yaitu di awalai dari

pelapukan batuan induk baik proses fisika maupun kimia hingga menjadi

fragmen-fragmen yang lebih kecil (disintegrasi), kemudian mengalami

tranportasi.  Proses tranportasi dalam pembentukan konglomerat umumnya

melalui media aliran air yang memiliki arus yang cukup kuat.  Pembentukan

batuan konglomerat dapat terbentuk di beberapa lingkungan seperti sungai,  laut

dangkal, laut dalam, dan glacial(es). Setelah tertranportasi, material sedimen kasar

tersebut mengalami pengendapan dan mengalami kompasi/pemadatan dan

Page 11: kelompok-batuan

akhirnya mengalami litifikasi dan pembatuan dan terbentuklah batuan

konglomerat. Konglomerat tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan

bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang

membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan

yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara

fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat

yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen

konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam

campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-

warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal. Batuan Konglomerat

memiliki ciri-ciri antara lain : berwarna kelabu keputihan, tersusun atas kerikil-

kerikil bulat, tidak mengkilap, tingkat kekerasan > 5,5, serta permukaannya tidak

rata. Batuan konglomerat saat ini banyak diggunakan sebagai pondasi bangunan

karena sifatnya yang kuat dan kompak sehingga mampu menahan beban

bangunan.

Pada gambar 3 dapat teridentifikasi bahwa batuan ini tergolong batuan

sedimen non-klastik. Batuan sedimen non klastik adalah batuan yang terbentuk

secara kimiawi atau secara biologis, sehingga sedikit atau banyak ada proses

perubahan mineral penyusunnya. Besar butir batuan illutit dengan sortasi baik,

serta bentuk butir menyudut. Tekstur batuan ini adalah variasi antara rapat,

afanitis, berbutir kasar, kristalin, dan sarang atau oolit. Struktur batuannya tidak

diketahui. Berdasarkan pencocokan pada tabel identifikasi maka ditentukan bahwa

nama batuan ini adalah batukapur. Batuan kapur (limestone) termasuk batuan

sedimen. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain yang terdiri dari

kalsium karbonat (CaCO3). Batuan kapur ini pada dasarnya berasal dari sisa-sisa

organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit, tumbuhan/binatang karang

(koral) yang talah mati. Berdasarkan hal tersebut, maka batuan kapur merupakan

batuan sedimen yang berbasis dari laut. Karena hal itu, batuan kapur berdasarkan

tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat batuan kapur itu diendapkan

termasuk klasifikasi batuan sedimen marin. Batuan ini termasuk ke dalam batuan

sedimen organik. Pembentukan batuan ini terdapat pada pantai paling depan yang

berdasarkan kedalaman lautnya termasuk zona litoral, yakni bagian laut yang

Page 12: kelompok-batuan

tergenang ketika pasang naik dan air lautnya menjadi sangat berkurang saat

pasang-surut. Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

a. Bahan bangunan

bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan

untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun

semen merah.

b. Bahan penstabilan jalan raya

Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya

termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi

plastisitas, mengurangi ppenyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya

c. Sebagai pembasmi hama

Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3)

atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.

d. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian

Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak

banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang

berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah.

Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas,

dalam pembuatan kompos dan sebagainya

e. Penjernihan air

Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan

bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan

proses kapur soda.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Batuan sedimen terbagi menjadi batuan sedimen klastik dan nonklastik.

Berdasarkan pengamatan yang ada, contoh batuan sedimen klastik antara

lain : ( gambar 1 ) batu batubara lignit, dengan besar butir : illutit(1/16 –

1/256), Sortasi : sedang, bentuk butir : menyudut tanggung Tekstur :

amorf, struktur : primer karena terdapat perlapisan ; ( gambar 2 ) batu

konglomerat dengan besar butir rudit, sortasi sedang bentuk butir

Page 13: kelompok-batuan

menyudut tanggung, tekstur batuan ini adalah rudit. struktur batuannya

tidak diketahui.

2. Sedangkan batu nonklastik terdapat ( gambar 3 ) batugamping dengan

besar butir batuan illutit, sortasi baik, bentuk butir menyudut, dan tekstur

batuan ini adalah variasi antara rapat, afanitis.

3. Untuk mengidentifikasi batuan sedimen dapat dilihat melalui : besar butir

batuan, sortasi, bentuk butir, serta tekstur batuan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Endarto, danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta : Uns Press

Handout PGG Pertemuan IX.2012 Identifikasi batuan sedimen.. Geografi FKIP

UNS

Prihatin, Tri Setyobudi. 2012. Pengertian umum batuan sedimen dan

klasifikasinya.http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-

batuan-sedimen-dan-klasifikasinya/ ,diakses 22 Desember 2012