kelompok-batuan
TRANSCRIPT
ACARA IX
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN
I. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui macam macam batuan sedimen
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai macam batuan
sedimen klastik dan non klastik
3. Agar mahasiswa mampu menentukan nama nama batuan sedimen
berdasarkan tekstur, komposisi mineral dan struktur batuannya (ciri khas)
II. Alat dan Bahan
1. Batuan sedimen
2. Lembar kerja atau pengamatan
3. Alat tulis
4. Penggaris
III. Cara Kerja
1. Ambil beberapa contoh batuan sedimen
2. Amati material penyusunnya, kemudian tentukan apakah batuan tersebut
tergolong batuan sedimen klastik atau batuan sedimen non klastik
3. Amati besar butir, sortasi dan bentuk butir dari material penyusun
batuannya, kemudian tentukan tekstur batuannya
4. Tentukan struktur batuannya
5. Berdasarkan tekstur, struktur serta ciri khas yang ada pada batuan
tentukan nama dari batuan sedimen tersebut dengan menggunakan tabel
identifikasi batuan sedimen yang ada
6. Gambarlah bentuk batuan sedimen tersebut pada lembar kerja serta
tambahkan beberapa keterangan sesuai yang tertera pada lembar kerja
tersebut
7. Lakukan pembahasan terhadap batuan sedimen tersebut yang dapat
meliputi sejarah/ kronologi pembentukan, proses terbentuknya dan
sebagainya
IV. Dasar Teori
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi
(membatu) bahan rombakan batuan hasil denudasi atau dari hasil kegiatan
organisme. Bagian-bagian yang lepas diangkut oleh aliran air, angin atau
cairan gletser, dan kemudian diendapkan. Endapan tersebut disebut sedimen
dan masih lunak. Karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras inilsh
ysng kemudisn disebut sebagai Batuan sedimen. Volume batuan sedimen dan
termasuk Batuan Metasedimen (Batuan sedimen yang mengalami proses
metamorfisme yang tidak sempurna) hanya mengandung 5% yang diketahui
di Litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, di mana batuan
beku dan meta beku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di
permukaan bumi, batuan batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%,
sedangkan singkapan dari batuan beku sebesar 25% saja.
Batuan sedimen
batuan beku
Gambar 1. Perbandingan relatif antara batuan beku dan batuan sedimen dalam lapisankerak bumi. (Pettijohn, 1975).
A B
Gambar 2. A. Daur tentang keterbentukan Batuan Sedimen di alam.
B. Komposisi (%) Batuan-batuan penyusun Batuan
Sediman ( Batulempung /Shale = 50%, Batupasir
/Sandstone = 25%, Batulanau /Siltstone = 5%, Konglomerat
= 2% dan Batugamping / Limestone = 18%).
Sifat-sifat utama batuan sedimen antara lain : a
1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan
adanya proses sedimentasi
2. Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,
terutama pada golongan detritus.
3. Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil)
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : Gypsun, Klasit,
Dolomit dan Rijang.
Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk
bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari
sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan
(sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir,
jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen
menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen secara umum dikelompokkan menjadi batuan sedimen
klastik dan non klastik.
1. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang tersusun oleh fragmen batuan
atau mineral batuan sebelumnya sudah ada (materi/ penyusunnya sama
antara sebelum litifikasi dan setelah litifikasi).
2. Batuan sedimen non klastik adalah batuan yang terbentuk secara kimiawi
atau secara biologis, sehingga sedikit atau banyak ada proses perubahan
mineral penyusunnya. Batuan sedimen non-klastik dapat juga
terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu
yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang
berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai
proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air
(terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses
kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau
dengan bantuan proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh
organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
Pembentukan batuan sedimen terkontrol oleh asal material tenaga
pengangkut (seperti sungai, ombak, es dll) lingkungan pengendapan dan
proses diagnesis. Sumber/ asal material menentukan komposisi mineral.
Tenaga pengangkut menentukan bentuk, ukuran, sortasi dari butir.
Lingkungan pengendapan menentukan tekstur dan komposisi mineral/ kimia.
Identifikasi batuan didasarkan pada tekstur, komposisi mineral, dan struktur.
1. Tekstur
Identifikasi tekstur meliputi besar butir, sortasi dan bentuk butir.
Penjelasan dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Besar butir dibedakan menjadi :
- Rudit (256 – 2 mm), secara kualitatif dapat diamati dari bongkah
hingga krikil.
- Arenit (2 – 1/16 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar
ukuran fraksi pasir.
- Illutit (1/16 – 1/256 mm), secara kualitatif dapat diamati sebesar
ukuran fraksi debu dan lempung.
b. Sortasi( pemilahan )
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun
batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar
butirnya maka pemilahan semakin baik.Pemilahan yaitu keseragaman
butir di dalam batuan sedimen klastik. Pemilahan dibedakan menjadi
- Baik, artinya butir batuan/ mineral penyusunnya mempunyai
diameter hampir sama
- Sedang, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama, tetapi ada
satu ukuran yang mendominasi
- Buruk, artinya butiran mempunyai ukuran tidak sama tanpa ada
ukuran yang mendominasi,
c. Bentuk butir dibedakan menjadi :
- Menyudut
- Menyudut tanggung
- Membulat tanggung
- Membulat
2. Komposisi mineral
Komposisi mineral yang harus dikenali adalah komposisi mineral
fragmen, matrik dan semen. Fragmen adalah butiran yang ukurannya
paling besar, dapatberupa batuan, mineral atau fosil. Matrik merupakan
butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dengan jumlah yang lebih
besar. Semen merupakan bahan pengikat fragmen dan matrik, dapat
berupa karbonat, silica atau oksida besi.
3. Struktur
Struktur dapat meliputi :
a. Struktur primer, terbentuk pada saat pengendapan. Contohnya :
perlapisan, gelembeur, gelember, perlapisan silang siur.
b. Struktur sekunder, terbentuk segera setelah pengendapan, sebelum atau
pada waktu genesa. Contohnya : rekah kerus, jejak binatang dan
sebagainya.
c. Struktur pertumbuhan organik, terbentuk oleh organisme. Contohnya :
pertumbuhan ganggang, binatang karang.
Berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk identifikasi megaskopis
batuan sedimen klastik dan non klastik.
Tabel. Identifikasi Megaskopis Batuan Sedimen Klastik
Tekstur/
struktur
Komposisi
Mineral/
Fragmen
Batuan
Nama batuan Ciri Khas
Rudit
2-256 mm
Terdiri dari
sejenis atau
campuran dari
Breksi
Konglomerat
Fragmen runcing dan
menyudut
Fragmen umumnya
rijang, kuarsa,
granit, kuarsit,
batu gamping dll
Aglomerat
Tillit
bulat atau agak
membulat
Fragemen campuran
menyudut dan
membulat
Praktis tidak terpisah
fragmen batuan yang
mengandung bekas
goresan
Arenit
1/16-2 mm
Terutama kuarsa
feldspar atau
pecahan batuan
(basalt, riolit,
batu sabak serta
sedikit serisit,
klorit atau bijih
besi)
Arenit
Arkose
Wacke
Pemilihan baik dan
bersih
Warna putih terdiri
dari feldspar
Sortasi jelek, masih
dijumpai lempung
Lutit
1/16-1/256
mm
Umumnya
mineral mineral
lempung, kuarsa,
opal, kalsedon,
klorit, dan bijih
besi
Batu lanau
Serpih/ batu
lempung
Antara batu pasir dan
serpih
Mudah membelah,
bila dipanasi menjadi
plastis
Tabel. Identifikasi Megaskopis batuan sedimen Non Klastik
Tekstur/
Struktur
Komposisi
Mineral dan
Fragmen
Batuan
Nama
batuanCiri Khas
Variasi
antara
rapat,
Terutama kalsit Batu
gamping
Bila ditetesi HCL
berbuih. Dapat berupa
bioklastik, terumbu
afanitis,
berbutir
kasar,
kristalin,
sarang atau
olit
Terutama dolomit
Dolomit
atau kristalin
Bila ditetesi HCL
sedikit berbuih, jarang
mengandung fosil, butir
sedang
Berbutir
halus
Kristal halus
dengan bekas
mikroorganisme
Batuan
gampingan dan
mineral lempung
Kapur/ chalk
Napal
Putih hingga abu abu
muda, sangat rapuh
Abu abu muda, putih
kecoklatan, rapuh,
pecahan concoidal
hingga subkonkoidal
Rapat dan
berlapis
Rijang
Gips
Anhidrit
Halit
Bermacam corak,
keras, kilap nonlogam,
semi vitrous hingga
buram, pecahan
concoidal
Hasil evaporasi,
biasanya dilapangan
saling berasosiasi,
agregat agregar kristal
sering dijumpai
Masif atau
berlapis
Mineral frosfat
dan frakmen
tulang
fosforit Diperlukan tes secara
kimia untuk
mengetahui kandungan
P2O5
Amorf,
berlapis,
tebal
Humus, karbon Batubara
lignit
Coklat kehitaman,
pecahan prismatik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pada gambar 1
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
Batubara Lignit
- Jenis batuan : sedimen klastik
- Besar butir : illutit(1/16 – 1/256) → sebesar fraksi debu dan
lempung
- Sortasi : sedang → butiran tidak sama, tetapi didominasi lapisan-
lapisan
- Bentuk butir : menyudut tanggung → tajam di beberapa bagian,
dan agak tumpul di bagian lain
- Tekstur : amorf, berlapis tebal → komposisi dan fragmen
penyusunnya terdiri dari humus dan karbon
- Struktur : primer → perlapisan
- Nama batuan : batubara lignit
2. Pada gambar 2.
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
- Jenis batuan : sedimen klastik
- Besaran butir : Rudit
- Sortasi : Sedang
- Bentuk Butir : Menyudurt Tanggung
- Tekstur : rudit
- Struktur : tidak diketahui
- Nama batuan : konglomerat.
3. Pada gambar 3.
Batuan tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :
- Jenis batuan : sedimen non klastik
- Besaran butir : illutit
- Sortasi : Baik
- Bentuk Butir : Menyudut Tanggung
- Tekstur : variasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin, dan
sarang atau oolit.
- Struktur : tidak diketahui
- Nama batuan : batu kapur.
B. Pembahasan
Pada gambar 1 dapat teridentifikasi bahwa batuan tersebut termasuk
dalam kelompok batuan sedimen klastik, yaitu batuan yang tersusun oleh fragmen
batuan atau mineral batuan yang sebelumnya sudah ada. Materi atau mineral
penyusunnya sama antara sebelum dan sesudah litifikasi. Besar butirnya antara
1/16 hingga 1/256mm yang disebut illutit, secara kualitatif dapat diamati sebesar
ukuran fraksi debu dan lempung. Sortasinya sedang, yaitu butiran-butirannya
mempunyai ukuran yang berbeda dengan satu ukuran yang mendominasi. Bentuk
butirnya menyudut tanggung, yaitu tajam dibeberapa bagian dan tumpul di bagian
lain. Tekstur batuan ini amorf, berlapis tebal dengan komposisi mineral dan
fragmen penyusunnya berupa humus dan karbon. Ciri khasnya adalah berwarna
hitam pekat atau coklat kehitaman dan pecahannya prismatik. Struktur batuannya
primer, artinya batuan ini terbentuk pada saat pengendapan. Sehingga strukturnya
terdiri dari perlapisan-perlapisan.
Pada gambar 2 dapat teridentifikasi bahwa batuan batuan tersebut
termasuk dalam kelompok batuan sedimen klastik, yaitu batuan yang tersusun
oleh fragmen batuan atau mineral batuan yang sebelumnya sudah ada. Batuan ini
memiliki besar butir rudit, dengan sortasi sedang dan bentuk butir menyudut
tanggung. Tekstur batuan ini adalah rudit. Sedangkan untuk identifikasi struktur
batuannya tidak diketahui. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
dapat diidentifikasi bahwa nama batuan ini adalah konglomerat. Proses
pembentukan batuan konglomerat terjadi di masa lampau dengan memakan waktu
ribuan sampai jutaan tahun sehingga menjadi batuan seperti sesuai kenampakan
saat ini. Dari sudut pandang geologi khususnya sedimentologi dapat di jelaskan
urutan proses pembentukan batuan konglomerat tersebut, yaitu di awalai dari
pelapukan batuan induk baik proses fisika maupun kimia hingga menjadi
fragmen-fragmen yang lebih kecil (disintegrasi), kemudian mengalami
tranportasi. Proses tranportasi dalam pembentukan konglomerat umumnya
melalui media aliran air yang memiliki arus yang cukup kuat. Pembentukan
batuan konglomerat dapat terbentuk di beberapa lingkungan seperti sungai, laut
dangkal, laut dalam, dan glacial(es). Setelah tertranportasi, material sedimen kasar
tersebut mengalami pengendapan dan mengalami kompasi/pemadatan dan
akhirnya mengalami litifikasi dan pembatuan dan terbentuklah batuan
konglomerat. Konglomerat tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan
bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang
membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan
yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara
fragmen- fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat
yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen
konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam
campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-
warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal. Batuan Konglomerat
memiliki ciri-ciri antara lain : berwarna kelabu keputihan, tersusun atas kerikil-
kerikil bulat, tidak mengkilap, tingkat kekerasan > 5,5, serta permukaannya tidak
rata. Batuan konglomerat saat ini banyak diggunakan sebagai pondasi bangunan
karena sifatnya yang kuat dan kompak sehingga mampu menahan beban
bangunan.
Pada gambar 3 dapat teridentifikasi bahwa batuan ini tergolong batuan
sedimen non-klastik. Batuan sedimen non klastik adalah batuan yang terbentuk
secara kimiawi atau secara biologis, sehingga sedikit atau banyak ada proses
perubahan mineral penyusunnya. Besar butir batuan illutit dengan sortasi baik,
serta bentuk butir menyudut. Tekstur batuan ini adalah variasi antara rapat,
afanitis, berbutir kasar, kristalin, dan sarang atau oolit. Struktur batuannya tidak
diketahui. Berdasarkan pencocokan pada tabel identifikasi maka ditentukan bahwa
nama batuan ini adalah batukapur. Batuan kapur (limestone) termasuk batuan
sedimen. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain yang terdiri dari
kalsium karbonat (CaCO3). Batuan kapur ini pada dasarnya berasal dari sisa-sisa
organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit, tumbuhan/binatang karang
(koral) yang talah mati. Berdasarkan hal tersebut, maka batuan kapur merupakan
batuan sedimen yang berbasis dari laut. Karena hal itu, batuan kapur berdasarkan
tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat batuan kapur itu diendapkan
termasuk klasifikasi batuan sedimen marin. Batuan ini termasuk ke dalam batuan
sedimen organik. Pembentukan batuan ini terdapat pada pantai paling depan yang
berdasarkan kedalaman lautnya termasuk zona litoral, yakni bagian laut yang
tergenang ketika pasang naik dan air lautnya menjadi sangat berkurang saat
pasang-surut. Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
a. Bahan bangunan
bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan
untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun
semen merah.
b. Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya
termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi
plastisitas, mengurangi ppenyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya
c. Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3)
atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.
d. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak
banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang
berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah.
Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas,
dalam pembuatan kompos dan sebagainya
e. Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan
bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan
proses kapur soda.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Batuan sedimen terbagi menjadi batuan sedimen klastik dan nonklastik.
Berdasarkan pengamatan yang ada, contoh batuan sedimen klastik antara
lain : ( gambar 1 ) batu batubara lignit, dengan besar butir : illutit(1/16 –
1/256), Sortasi : sedang, bentuk butir : menyudut tanggung Tekstur :
amorf, struktur : primer karena terdapat perlapisan ; ( gambar 2 ) batu
konglomerat dengan besar butir rudit, sortasi sedang bentuk butir
menyudut tanggung, tekstur batuan ini adalah rudit. struktur batuannya
tidak diketahui.
2. Sedangkan batu nonklastik terdapat ( gambar 3 ) batugamping dengan
besar butir batuan illutit, sortasi baik, bentuk butir menyudut, dan tekstur
batuan ini adalah variasi antara rapat, afanitis.
3. Untuk mengidentifikasi batuan sedimen dapat dilihat melalui : besar butir
batuan, sortasi, bentuk butir, serta tekstur batuan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Endarto, danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta : Uns Press
Handout PGG Pertemuan IX.2012 Identifikasi batuan sedimen.. Geografi FKIP
UNS
Prihatin, Tri Setyobudi. 2012. Pengertian umum batuan sedimen dan
klasifikasinya.http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-
batuan-sedimen-dan-klasifikasinya/ ,diakses 22 Desember 2012