kelompok 12
TRANSCRIPT
KELOMPOK 12
KELOMPOK 12
ALIF LEISYAH AZIZ RAHMAN MUIS DIVA ADLIA NURANDI FAJRI RINANSYAH HANANTI AHADIYA IBRAHIM RISYAD P INDAH DWI MENTARI JUENI LUTFITA RAHMAWATI RADITYA REZA RAHMI DWI WINARSIH WAHYU CAESAR RAMDANI YUDIANTI EKA PRAYOGI
TANOD
2008730137
KLARIFIKASI ISTILAH : GELISAH : RASA TIDAK NYAMAN
Seorang perempuan, umur 35 tahun berkunjung ke Puskesmas dengan keluhan berat badan menurun lebih dari 10 kg dalam 6 bulan terakhir. Ia juga mengeluh jantung berdebar, gelisah, dan mata sering perih.
Skenario 2
KATA KUNCI
Perempuan 35 tahun Berat Badan Menurun > 10 Kg dalam 6
bulan Jantung Berdebar Gelisah Mata Sering Perih
PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan jantung berdebar, jelaskan?2. Apakah jenis kelamin dan usia berpengaruh pada keluhan,
Jelaskan?3. Mengapa Berat badan pasien menurun?4. Mengapa mata pasien terasa perih , jelaskan?5. Penyakit-penyakit apa saja yang menyebabkan berat
badan menurun?6. Apakah faktor genetik dan lingkungan berpengaruh
terhadap berat badan menurun?7. Apa peranan dari organ-organ tubuh terhadap berat badan
turun?8. Jelaskan Hormon-hormon yang mempengaruhi penurunan
berat badan
9.Mengapa pada kasus pasien merasa gelisah?10.Apa komplikasi berat badan yang menurun?11.Apa kriteria pengendalian dari penyakit
penyebab berat badan menurun?12. Hubungan berat badan menurun dengan
gejala-gejala pada skenario13.Hormon-hormon yang mempengaruhi gejala
pada skenario?14. Langkah diagnostik dan DD pada skenario?
ANALISA MASALAHPerempuan 35
Tahun
Puskesmas
Berkunjung
Keluhan a.Berat Badan Menurun > 10kg dalam 6 bulanb. Jantung Berdebar c.Gelisahe. Mata Sering Perih
Diagnosa ?
ANATOMI SISTEM ENDOKRIN &
METABOLISME
MEKANISME GEJALA PADA SKENARIO
FAKTOR YANG MENYEBABKAN BERAT BADAN MENURUN
Hormon Leptin
Pola makanan
yang salah
Kerja kelenjar tiroid tidak stabil
Faktor Lingkung
an
Penurunan asupan
energi
HORMON YANG MEMPENGARUHI GEJALA PASIEN
Hormon Tiroid Yang Meningkat
Bersama reseptor laiinya bertugas untuk mengikat
TSHJantung Bedebar
TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin) Aktif
Mempengaruhi Metabolisme tubuh
Metabolisme Tubuh Meningkat
Jantung bekerja lebih cepat ( curah jantung
meningkat)
TSI menyebabkan aktivasi cAMP
didalam Sel terus-menerus
Hipertiroidisme
TSI yang tinggi Ig bereaksi dengan otot-
otot mata
Terjadi proses degeneratif pada otot-otot ekstraokular &
Pembengkakan jaringan orbita
Protrusi (Penonjolan) bola mata Mudah iritasi, sering infeksi
dan Perih (Eksoftalmus)
1. Hormon Epinefrin dan Norepinefrin Reseptor βa.Jantung ↑ kerja otot jantung, shg demetabolisme basal ↑ & tertimbunnya panas tubuh yg berlebih intoleransi terhadap panas dari lingkungan. Selain itu takikardia berbanding lurus dengan ↑ tek. Darah.b.Saraf aksi system saraf perifer ↑ rangsangan ↑ thd ganglion basalis pada otot di ekstremitas tjd kontraksi ↑ saat ada kegiatan yang tremor.c.denyut jantung ↑ bersamaan dengan ↑ cardiac output takikardia
1. HORMON EPINEFRIN DAN NOREPINEFRIN RESEPTOR Β1
a. Jantung ↑ kerja otot jantung, shg demetabolisme basal ↑ & tertimbunnya panas tubuh yg berlebih intoleransi terhadap panas dari lingkungan. Selain itu takikardia berbanding lurus dengan ↑ tek. Darah.
b. Saraf aksi system saraf perifer ↑ rangsangan ↑ thd ganglion basalis pada otot di ekstremitas tjd kontraksi ↑ saat ada kegiatan yang tremor.
c. denyut jantung ↑ bersamaan dengan ↑ cardiac output takikardia
GELISAH PADA KASUS
Gelisah/cemas
Respon terhadap
stress
Keadaan emosianal yang tidak
menyenangkan
hipertiroidisme
Aktivasi Saraf simpatis
Epinefrin, neropinefrin dan
kortisol
Sensitifitas sel target terhadap
ketekolamin
Disosiasi pikiran dan frekuensi
jantung meningkat
Aktivitas CNS (Central Nerve
system)
HORMON YANG BERPENGARUH PADA PENURUNAN BERAT BADAN
KELENJAR JARINGAN
Hipotalamus Growth hormone inhibitory hormone
(GHIH) (somatostatin)
Kelenjar Tiroid Peningkatan Hormon Tiroid yang berlebihan
menyebabkan penurunan berat badan.
Pankreas Peningkatan hormon Glukagon (sel alfa) Glukosa dalam darah
meningkat.
Reabsorpsi gkukosa dalam tubulus renal akan
dilampaui
Glukosa akan dieksresikan ke dalam Urin (Glikosuria)
Kehilangan kaloriPenurunan Berat
Badan
MEKANISME HORMON TIROID DALAM MENURUNKAN BERAT BADAN
Metabolisme Meningkat Berat Badan Menurun
DD
GEJALA KLINIK HIPETIROID DM 2 DM 1
Perempuan 35 tahun √ _ √
Berat Badan Menurun > 10 Kg dalam 6 bulan
√ √ √
Jantung Berdebar √ √ _
Gelisah √ √ _
Mata Sering Perih √ √ _
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
TIROKSISKOSIS DM 2
DEFINISI Hipertiroidisme adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Didapatkan pula peningkatan produksi triiodotironin (T3) sebagai hasil meningkatnya konversi tiroksin (T4) di jaringan perifer.
Diabetes Melitus: merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.Diabetes Melitus Tipe 2: Gangguan metabolik yang ditandai dengan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif .
EPIDEMIOLOGI
Penyakit grave: biasanya terjadi usia 30-40 tahun. Dan sering ditemukan pada perempuan daripada laki-laki.Goiter nodular toksik: paling sering ditemukan pada usia lanjut.
Padang 1982 1,5 %
2005
5,12 %
Manado 1982
6,1 %
1998 20053,5 % 12,5%
Surabaya
1,4%
Makasar
Singaparna 1995
1,1 %
Jakarta
1982 1992 2005 5,7%1,6% 8,3 % / 14,7%
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III Edisi V, hal 1876 DIABETES MELITUS
ETIOLOGI Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yang berlebihan.
•Multifaktor yang belum jelas•Genetik•Lingkungan•Obesitas•Imobilitas
PATOGENESIS Penyebab hipertiroidisme
sebagian besar: penyakit
graves,goiter multinodular toksik
dan mononodular toksik
hipertiroidisme pada penyakit
graves adalah akibat antibodi
reseptor TSH yang merangsang
aktivitas tiroid,sedangkan pada
goiter multinodular toksik ada
hubungannya dengan autonomi
tiroid itu sendiri.
PATOFISIOLOGI DM 2
Normal
Insulin + Reseptor
permukaan membran sel
Reaksi intraselular yang
menyebabkan transpor glukosa yang menembus
membran sel
DM Tipe 2
Reseptor membran sel yang responsif
thd insulin kurang
Kompleks reseptor insulin
+ transpor glukosa
abnormal
Kerja insulin terganggu
Kegagalan sel β
Penurunan jumlah insulin
FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS
KegemukanTekanan darah tinggi Kadar kolesterol Toleransi glukosa terganggu Aktivitas fisik yang kurang
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga UmurJenis kelamin
GEJALA KLINIK
Lelah Gemetar Tidak tahan napasKeringat semakin banyak bila panasKulit lembabBerat badan menurun disertai dengannafsu makan meningkatPalpitasi(detakan nadi yangberlebih)TakikardiDiareKelemahan atrofi otottremor halus repleksi meningkat kulit hangat dan basahrambut rontok Pembesaran fisura palpebra
PolyfagiaPolydipsiaPolyuriaPenglihatan kaburPolineuritisPruritusLemahKesemutan pada tangan dan kaki
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA
Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan:1. Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori per hari baik dari makanan maupun dari suplemen.2. Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg berat badan ) per hari untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.4. Olah raga secara teratur.5. Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolisme.
NON_medikamentosaPengendalian berat badanOlah ragaKurangi makanan berkolesterol & manis
MEDIKAMENTOSA
.Propiltiourasil (PTU)MethimazoleKarbimazole Tiamazole
Biguanide (Metformin): Dosis : 250 – 3000 mg/hariPenghambat alfa glukosidase: Dosis : 100-300 mg/hariTiazolidindion/giltazone: Dosis : 4-8 mg/hariSulfoniluera:Dosis : jika GDP <200 mg/dl diberi 30-120 mg /hari, jika GDP >200 dosis ditambah menjadi 2x lipat
Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et al, 2006)Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi dari iodin dan menghambat sintesis tiroksin dan triiodothyronin (Lacy, et al, 2006)Resiko khusus : Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati (Lee, 2006).
Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari.Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression, kehamilan (Lacy, et al, 2006)
Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg.Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al, 2006).
Dosis dan aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40 mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari); setelah fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga dosis pemelihara 5 – 10 mg/hari.Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar ludah.Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : TSHs(thyroid stimulating hormon), T4 atau fT4(tiroksin), T3 atau fT3(triiodotironin), TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)• Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit Graves dengan komponen nodosa• EKG• Foto toraks
• Gula darah puasa (GDP) • Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)• Gula darah sewaktu (GDS)• Gula darah 2 jam post prondial (GD2PP)• Hb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c merupakan tes untuk memperoleh informasi kadar gula darah yang sesungguhnya, karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes, dalam kurun waktu 2-3 bulan.
KOMPLIKASI • Penyakit Graves: penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan denan obat antitiroid• Krisis tiroid: mortalitas
Pemb Darah:Peny jantung, stroke, aterosklerosis,GangrenGinjal:Sakit ginjal, Gagal GinjalMata:Kebutaan, KatarakSyaraf:Lemah tungkaiKesemutanKulit:Luka sukar sembuh &membusuk infeksiSaraf Otonom:Gangguan fungsi pencernaan Sukar Menelan
KESIMPULAN
Jadi Kesimpulannya adalah Pada skenario terdapat 2 Diagnosa, Yang paling mendekati adalah Tiroksikosis. Dan yang Kedua Adalah Diabetes Melitus Tipe II
\:
- SHERWOOD LAURALE . FISIOLOGI MANUSIA . EDISI 2. EGC JAKARTA : 2001- RAB,TABRANI , HAJI . KENCING MANIS BUKAN MASALAH . JAKARTA. 2005- CORWIN, ELIZABETH J. BUKU SAKU PATOFISIOLOGI . EDISI 3.EGC JAKARTA. 2009- JURNAL MEDLINEPLUS 001214 EMEDICINE MED/546 EMERG/134MESH C18.452.394.750- GUYTON, ARTHUR C.2006.BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN. EGC : JAKARTA BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, GUYTON HALL, EDISI 11. HAL 125 - 126 BAB9 HAL 215 - 216 BAB18 HAL 795 – 796 BAB60
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH