kelainan refraksi

4
KELAINAN REFRAKSI Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang nor pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimba bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melalui jauh. EMETROPIA Emetropiaberasal daribahasa Yunani emterosyang berarti ukuran normal atau dalam keseimbangan wajar, sedangkan arti opsis adalah penglihatan. Mata dengan s adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan berfungsi norma Pada mata ini, daya bias mata adalah normal, dimana sinar jauh difokuskan sempurna macula lutea tanpa bantuan akomodasi. Bila sinar sejajar tidak difokuskan pada macu disebut ametropia. Mata ametropia akan mempunyai penglihatan normal atau ! atau "##$. Bila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan kaca keruh maka sinar tidak macula lutea. Pada keadaan media penglihatan tidak akan "##$ atau !. %eseimbangan dalam pembiasan sebagianbesar ditentukan oleh datarandepan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. %ornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. &ensa memegang peranan membiaskan sinar teru pada saat mata melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjangnya seseorang dapat berbeda'beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (m mencembung), atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata sinar normal tidak dapat terfokus pada macula. %eadaan ini disebut sebagai emetropi dapat berupa miopia , hipermetropia, atau astigmat . %elainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan perubahan kecembu yang dapat berkurangakibatberkurangnya elastisitas lensa sehinggaterjadi gangguan

Upload: riskyseptianakiki

Post on 04-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kelainan refraksi

TRANSCRIPT

KELAINAN REFRAKSIHasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang normal, susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melalui jauh.EMETROPIAEmetropia berasal dari bahasa Yunani emteros yang berarti ukuran normal atau dalam keseimbangan wajar, sedangkan arti opsis adalah penglihatan. Mata dengan sifat emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan berfungsi normal.Pada mata ini, daya bias mata adalah normal, dimana sinar jauh difokuskan sempurna di daerah macula lutea tanpa bantuan akomodasi. Bila sinar sejajar tidak difokuskan pada macula lutea disebut ametropia.Mata ametropia akan mempunyai penglihatan normal atau 6/6 atau 100%. Bila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan kaca keruh maka sinar tidak dapat diteruskan ke macula lutea. Pada keadaan media penglihatan tidak akan 100% atau 6/6.Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat mata melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjangnya bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung), atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada macula. Keadaan ini disebut sebagai emetropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmat.Kelainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. Gangguan akomodasi dapat terlihat pada usia lanjut sehingga terlihat keadaan yang disebut presbiopia.

AKOMODASIPada keadaan normal, cahaya tidak berhingga terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat difokuskan pada retina atau macula lutea. Dengan berakomodasi, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat. Kekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi (mencembung). Kekuatan akomodasi diatur oleh reflex akomodasi. Reflex akomodasi akan bangkit bila mata melihat kabur dan pada waktu konvergensi atau melihat dekat.Beberapa teori akomodasi: Teori akomodasi Hemholtz: dimana zonula Zinn kendor akibat kontraksi otot siliar sirkular, mengakibatkan lensa yang elastic menjadi cembung dan diater menjadi kecil. Teori akomodasi Thseming: dasarnya adalah bahwa nucleus lensa tidak dapat berubah bentuk sedangkan yang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa superficial atau korteks lensa. Pada waktu akomodasi terjadi tegangan pada zonula Zinn sehingga nucleus lensa terjepit dan bagian lensa superficial di depan nucleus akan mencembung.Mata akan berakomodasi bila bayangan benda difokuskan di belakang retina. Bila sinar jauh tidak difokuskan pada retina seperti pada mata dengan keluhan refraksi hipermteropia maka mata tersebut akan berakomodasi terus menerus walapun letak bendanya jauh, dan pada keadaan ini diperlukan fungsi akomodasi yang baik.Anak-anak dapat berakomodasi dengan kuat sekali sehingga memberikan kesukaran pada pemeriksaan kelainan refraksi. Daya akomodasi kuat pada anak-anak dapat mencapai + 12.0-18.0 D. Akibat daripada ini, maka pada anak-anak yang sedang dilakukan pemeriksaan kelainan refraksinya untuk melihat jauh mungkin terjadi koreksi myopia yang lebih tinggi akibat akomodasi sehingga mata tersebut memerlukan lensa negative yang berlebihan (koreksi lebih). Untuk pemeriksaan kelainan refraksi anak sebaiknya diberikan sikloplegik yang melumpuhkan otot akomodasi sehingga pemeriksaan kelainan refraksinya murni dilakukan pada mata beristirahat. Biasanya diberikan sikloplegik atau sulfas atropine tetes mata selama 3 hari.Dengan bertambahnya usia, maka akan berkurang pula daya akomodasi akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga lensa sukar mencembung. Keadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut disebut presbiopia.

PRESBIOPIAGangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat: Kelemahan otot akomodasi Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa.Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.Pada pasien presbiopia kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya:+ 1.0 D untuk usia 40 tahun+ 1.5 D untuk usia 45 tahun+ 2.0 D untuk usia 50 tahun+ 2.5 D untuk usia 55 tahun+ 3.0 D untuk usia 60 tahunKarena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi + 3.0 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena benda yang dibaca terletak pada titik api lensa + 3.0 D sehingga sinar yang keluar akan sejajar.Pemeriksaan adisi untuk membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan jarak kerja pasien pada waktu membaca. Pemeriksaan sangat subjektif sehingga angka-angka di atas tidak merupakan angka yang tetap.

AMETROPIAKeseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat.Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea )mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada macula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa myopia, hipermetropia, astigmat.Dalam bahasa Yunani, ametros berarti tidak sebanding atau tidak seimbang, sedang ops berarti mata. Sehingga yang dimaksud dengan ametropia adalah keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang. Hal ini terjadi akibat kelainan kekuatan sinar media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata.