kel.3 ca mammae
DESCRIPTION
ca mammaeTRANSCRIPT
TRIGGER
Ny. M, 42 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada
benjolan di payudara kiri, keluhan nyeri disertai dengan keluarnya cairan
pada benjolan. Keluhan ini dialami sejak 3 hari sebelum MRS. Dari
anamnesa didapatkan data bahwa Ny.M merasa ada benjolan di
payudaranya sejak 4 tahun yang lalu, benjolan pertama sebesar kelereng
dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan benjolan membesar dan nyeri.
Selama ini Ny. M sudah berobat ke alternatif dan diberi jamu-jamuan
namun keluhan tidak berkurang dan bahkan makin nyeri dan
mengeluarkan cairan. Ny. M berobat berobat ke alternatif karena kakak
perempuannya pernah mengalami hal yang sama dan sembuh setelah
berobat ke alternative. Namun, setelah berobat ke Puskesmas, Ny. M
dirujuk ke rumah sakit. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan benjolan pada
payudara kiri dengan diameter ± 6 cm, benjolan nyeri tekan,keluar cairan
pada benjolan, retraksi puting susu, kelenjar limfe axilla sinistra
membesar. TTV: Tensi 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7oC, RR
20x/menit. Saat ini Ny. M baru menikah pada usia 35 tahun. Saat ini Ny. M
akan direncanakan untuk dilakukan mastektomi. Ny. M bertanya apakah
mastektomi? Akan diapakan dirinya? Apakah nanti sakit jika dilakukan hal
tersebut?
BATASAN TOPIK
1. Definisi Kanker Payudara
2. Klasifikasi Kanker Payudara
3. Etiologi Kanker Payudara
4. Faktor Risiko Kanker Payudara
5. Patofisiologi Kanker Payudara
6. Manifestasi Klinis Kanker Payudara
7. Stadium Kanker Payudara
8. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Payudara
9. Penatalaksanaan Kanker Payudara
10.Asuhan Keperawatan Klien dengan Kanker Payudara
LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan penyebab utama dalam insidens dan
kematian oleh kanker pada wanita. Insidensi berdasar Age Standardized
Ratio (ASR) tahun 2000 kanker payudara sebesar 20,6 (20,6/100.000
penduduk) dan mortality (ASR) tahun 2000 akibat kanker payudara di
Indonesia sebesar 10,1 (10,1/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian
akibat kanker payudara sebesar 10.753. Tahun 2005 diperkirakan
mortality (ASR) sebesar 10,9/100.000 penduduk dengan jumlah kematian
akibat kanker payudara sebanyak 12.352 orang ( Ramli M, 2003).
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting, karena mortalitas dan morbiditasnya yang tinggi. Jumlah kasus
kanker payudara di dunia menduduki peringkat kedua setelah kanker
serviks, disamping itu kanker payudara menjadi salah satu pembunuh
utama wanita di dunia dan adanya kecenderungan peningkatan kasus
baik di dunia maupun di Indonesia (Sarjadi, et al, 2001)
Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, diperkirakan
multifaktorial (Margareth W, 2002). Proses timbulnya kanker payudara
merupakan kejadian kompleks yang melibatkan berbagai faktor. Selain
adanya defek pada gen BRCA1 dan BRCA2, masih banyak kelainan yang
pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang
menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Nugrahaningsih,
2004).
Penelitian di Indonesia tentang faktor risiko yang berpengaruh
terhadap kejadian kanker payudara sangat terbatas. Penelitian ini untuk
melihat secara lebih luas faktor yang berpengaruh terhadap kejadian
kanker payudara dan memperkirakan probabilitas individu untuk terkena
kanker payudara.Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui faktor resiko yang lebih terperinci. Dan diharapkan dapat
menurunkan angka penderita kanker payudara.
PEMBAHASAN
1. Definisi Kanker PayudaraKanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Kanker
payudara terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel pada payudara, sehingga sel-sel
ini tumbuh dan berkembangbiak tanpa dapat dikendalikan.
Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah
bening, dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah
bening aksilla ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui
pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru,
hati dan otak (Nasution dan Yusad, 2012).
2. Klasifikasi Kanker Payudara Kanker Payudara Non Invasif
a. Karsinoma intraduktus in situ
Karsinoma intraduktus in situ merupakan tipe kanker
payudara non-invasif yang paling umum terjadi, seringkali
terdeteksi pada mammogram sebagai mikrokalsifikasi
(tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini
rerata tingkat bertahan hidup penderita kasinoma intraduktus
in situ bertahan hidup mencapai hampir 100%. Dengan
catatan kanker tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan
lemak payudara dan bagian tubuh lain. Karsinoma
intraduktus adalah karsinoma yang mengenai duktus disertai
infiltrasi jaringan stroma sekitar. Terdapat 5 subtipe dari
karsinoma intraduktus, yaitu : komedokarsinoma, solid,
kribriformis, papiler, dan mikrokapiler. Komedokarsinoma
ditandai dengan sel-sel yang berpoliferasi cepat dan memiliki
derajat keganasan tinggi. Karsinoma jenis ini dapat meluas
ke duktus eksretorius utama, kemudian menginfiltrasi papilla
dan areola, sehingga dapat menyebabkan penyakit paget
pada payudara.
b. Karsinoma lobular in situ
Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih
duktus terminal dan/atau duktulus, tanpa disertai infiltrasi ke
dalam stroma. Sel-sel berukuran lebih besar dan normal, inti
bulat kecil dan jarang disertai mitosis.
Kanker Payudara Invasif
a. Karsinoma duktus invasif
Karsinoma jenis ini merupakan bentuk paling umu dari
kanker payudara. Karsinoma duktus infiltratif merupakan 65-
80% dari karsinoma payudara. Secara histologis, jaringan
ikat padat tersebar berbentuk sarang atau beralur-alur. Sel
berbentuk bulat sampai poligonal, bentuk inti kecil dengan
sedikit gambaran mitosis. Jenis ini disebut juga sebagai
infiltrating ductus carcinoma not otherwise specified (NOS),
scirrhous carcinoma, infiltrating carcinoma, atau carcinoma
simplerx.
b. Karsinoma lobular invasif
Jenis ini merupakan karsinoma infiltratif yang tersusun
atas sel-sel berukuran kecil dan seragam dengan sedikit
pleimorfisme. Karsinoma lobular invasif biasanya memiliki
tingkat itosis rendah. Sel infiltratif biasanya tersusun
konsentris disekitar duktus berbentuk seperti target. Tumor
dapat berbentuk signet-ring, tubuloalveolar, atau solid.
c. Karsinoma musinosum
Pada karsinoma musinosum ini didapatkan sejumlah
besar mucus intra dan ekstraseluler yang dapat dilihat
secara makroskopis maupun mikroskopis. Secara histologis,
terdapat 3 bentuk sel kanker. Bentuk pertama, sel tampak
seperti pulau-pulau kecil yang mengambang dalam cairan
musin basofilik. Bentuk kedua, sel tumbuh dalam susunan
kelenjar berbatas jelas dan lumennya mengandung musin.
Bentuk ketiga terdiri dari susunan jaringan yang tidak teratur
berisi sel tumor tanpa diferensiasi, sebagian besar sel
berbentuk signet-ring.
d. Karsinoma meduler
Sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong
dengan batas sitoplasma tidak jelas. Diferensiasi dari jenis
ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih baik daripada
karsinoma duktus infiltratif. Biasanya terdapat infiltrasi
limfosit yang nyata dalam jumlah sedang diantara sel kanker,
terutama dibagian tepi jaringan kanker.
e. Karsinoma papiler invasif
Komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk
papiler.
f. Karsinoma tubuler
Pada karsinoma tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun
secara tubuler selapis, dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis
ini merupakan karsinoma dengan diferensiasi tinggi.
g. Karsinoma adenokistik
Jenis ini merupakan karsinoma invasive dengan
karakteristik sel yang berbentuk kribriformis. Sangat jarang
ditemukan pada payudara.
h. Karsinoma apokrin
Karsinoma ini didominasi dengan sel yang memiliki
sitoplasma eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yang
mengalami metaplasia. Bentuk karsinoma apokrin dapat
ditemukan juga pada jenis karsinoma payudara lain.
3. Etiologi Kanker Payudara
Etiologi kanker payudara yang sebenarnya masih belum diketahui,
namun dari beberapa faktor risikonya, etiologi kanker payudara antara
lain:
a. Hereditas:
1. Mutasi kromosom 1q, 3q, 13q, 17q
2. Keturunan penderita kanker payudara (kemungkinan 13%)
3. Mutasi gen BR-CA1 dan BR-CA2
4. Sindrom Li-Fraumeni
5. Gen line
b. Virus, bisa virus hepatitis B/C, HTLV, EBV
Beberapa lainnya akan disebutkan pada faktor risiko.
4. Faktor Risiko Kanker Payudara
a. Riwayat Keluarga
Seorang wanita dengan saudara perempuan, ibu atau anak
perempuan menderita kanker payudara memiliki resiko dua kali
lipat daripada yang tidak memiliki riwayat keluarga. Beberapa ahli
medis menyebut kanker payudara ditularkan secara keturunan.
b. Obesitas
Kegemukan atau obesitas meningkatkan resiko kanker payudara
pada wanita pasca menopause sebesar 30%, karena kelebihan
lemak tubuh meningkatkan kadar hormon estrogen dan insulin –
yang menjadi penyebab umum terjadinya kanker.
c. Umur
Semakin tua seorang wanita, semakin tinggi resikonya menderita
kaker payudara. Wanita berusia 50-69 berada dalam kategori usia
yang paling berisiko, terutama bagi mereka yang mengalami
menopause terlambat.
d. Persalinan
Wanita muda yang memiliki anak memiliki resiko yang rendah
terkena kanker payudara.
e. Gaya Hidup
Berolahraga teratur dan diet yang sehat dapat membantu
mengurangi resiko dengan membuang lemak tubuh yang
berbahaya. Merokok dan mengkonsumsi alkohol akan
meningkatkan resiko kanker payudara.
f. HRT
Wanita yang menggunakan terapi hormon pengganti memiliki
resiko sebanyak 66% kanker terkena payudara tapi resikonya
bersifat sementara, jika terapi dihentikan dan tidak pernah
dilakukan lagi selama lima tahun.
g. Oral kontrasepsi
Kontrasepsi berupa pil meningkatkan resiko sebanyak seperempat
kali lipat tapi karena pengguna oral kontrasepsi kebanyakan
adalah wanita muda maka resiko menjadi lebih rendah.
h. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kanker
payudara sebanyak 12%.
i. Biopsi payudara
j. Iradiasi
k. Ras
7% orang kulit putih
5% orang afro-amerika
4% orang Hispanik
l. Aktivitas fisik rendah.
5. Patofisiologi kanker Payudara
Etiologi kanker payudara
Faktor resiko
Faktor Genetik Faktor Hormonal Faktor Luar
Proliferasi sel-sel abnormal/kanker yang tidak terkendali
Tumbuh di Jaringan payudara, kelenjar susu, saluran susu dan jaringan lemak payudara
(Harningsih S,2011; Rahmawati Z.N, 2009)
Suplai oksigen ke jaringan ca
naik
Suplai nutrisi ke jaringan ca naik
Mendesak ke jaringan
payudara
Mendesak sel saraf
Mendesak pembuluh
darah
Perfusi jaringan terganggu
Ulkus
Gangguan integritas
kulit/jaringan
Hipermetabolis ke jaringan
Suplai nutrisi ke jaringan lain
turun
BB turun
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Payudara membengkak
Peningkatan konsistensi payudara
Massa tumor mendesak ke jaringan luar
Infiltrasi pleura pariental
Ekspansi paru menurun
Gangguan pola napas
Ukuran payudara abnormal
Payudara asimetrik
Defisit pengetahuan
Ansietas
Interupsi sel saraf
Nyeri
Aliran darah
terhambat
Hipoksia
6. Manifestasi Klinis Kanker Payudaraa) Ada benjolan yang keras di payudara
b) Bentuk puting berubah ( bisa masuk kedalam, atau terasa sakit
terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah
c) Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi,
seperti kulit jeruk
d) adanya benjolan-benjolan kecil
e) Ada luka dipayudara yang sulit sembuh
f) Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
g) Terasa sakit / nyeri ( bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi
tetap harus diwaspadai )
h) Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting
i) Benjolan yang keras itu tidak bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya
pada awal-awalnya tidak terasa sakit
j) Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada 1
payudara
7. Stadium Kanker PayudaraMenurut International Union Against Cancer (UICC) penilaian
stadium kanker payudara sebagai berikut.
T = ukuran tumor primer Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
T0 : tidak ada bukti tumor primer
Tis : karsinoma in situ
Tis (DCIS) : duktal karsinoma in situ
Tis (LCIS) : lobular karsinoma in situ
Tis (Paget) : penyakit paget pada putting tanpa adanya tumor
(penyakit paget yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan
menurut ukuran tumor)
T1: ukuran tumor 2 cm atau kurang
T1mic : microinvasion < 0,1 cm
T1a : ukuran tumor >0,1 cm dan tidak lebih dari 0,5 cm
T1b : ukuran tumor >0,5 cm dan tidak lebih dari 1 cm
T1c : ukuran tumor >1 cm dan tidak lebih dari 2 cm
T2: ukuran tumor lebih dari 2 cm dan tidak lebih dari 5 cm
T3: ukuran tumor lebih dari 5 cm
T4: berbagai ukuran tumor dengan ekstensi langsung ke dinding dada
atau kulit
T4a : ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot
pektoralis
T4b : edema (termasuk peau d’orange)atau ulserasi kulit
payudara, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada payudara
ipsilateral
T4c : kedua T4a dan T4b
T4d : inflamasi karsinoma
N = kelenjar getah bening regional Nx: kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai (telah diangkat
sebelumnya)
N0 : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening
N1 : metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral yang
bergerak
N2 : metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral
terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kelenjar getah
bening ke mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke
kelenjar getah bening aksila
N2a : metastasis pada kelenjar getah bening aksila terfiksir
atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain
N2b : metastasis hanya pada kelenjar getah bening
mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat
metastasis pada kelenjar getah bening aksila
N3 : metastasis pada kelenjar getah bening infraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kelenjar getah bening aksila
atau klinis terdapat metastasis pada kelenjar getah bening aksila, atau
metastasis pada kelenjar getah bening supraklavikula ipsilateral
dengan atau tanpa metastasis pada kelenjar getah bening
aksila/mamaria interna
N3a : metastasis ke kelenjar getah bening infraklavikula
ipsilateral
N3b : metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna
dan kelenjar getah bening aksila
N3c : metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikula
M = metastasis jauh Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor TNM didapatkan. Ketiga faktor tersebut
kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai
berikut.
Stadium 0 = Tis N0 M0
Stadium I = T1 N0 M0
Stadium IIA = T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB = T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA = T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB = T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIC = Setiap T N3 M0
Stadium IV = Setiap T Setiap N M1
(Singletary dan James, 2006)
8. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Payudaraa) Mammografi, yaitu pemeriksaan dengan sinar rontgen radiasi
rendah untuk melihat adanya kelainan pada payudara dan dapat
melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara
dini tumor atau kanker . Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada
usia 35 tahun. Pemeriksaan diulang setiap dua tahun sekali sampai
usia 50 tahun. Selanjutnya sekali setahun. Namun, pada mereka
yang berisiko tinggi disarankan menjalani mamografi sekali setahun
sejak usia 40 tahun.
b) Ultrasonografi pada payudara biasanya digunakan untuk
membedakan tumor dengan kista.
c) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma
payudara pada organ lain.
d) X-rays
e) Sistologi
f) biopsi dan aspirasi jarum halus.
Jika benjolan bisa teraba atau kelainan terdeteksi saat mamografi,
biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh jaringan guna
dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan
adanya tumor.
• Fine-needle aspiration biopsy: Doktor akan menggunakan suatu
jarum tipis untuk memindahkan sel atau cairan dari suatu
gumpalan payudara.
•Biopsi core: Doktor menggunakan suatu jarum lebar/luas untuk
memindahkan suatu contoh jaringan payudara.
• Biopsi Kulit: Jika ada kulit payudara yang berubah, doktor
mungkin mengambil suatu contoh kecil kulit.
• Biopsi berhubungan dengan pembedahan: Ahli bedah
memindahkan suatu contoh jaringan.
g) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan
menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan
sendimental dan sentrifugis darah
h) Tes gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) untuk
tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang
agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan
HER2 dalam jumlah besar.
i) Test status reseptor hormon pada jaringan yang terkena untuk
menguji apakah sel mempunyai sel yang peka rangsangan hormon
tertentu. Sel Kanker payudara yang mana mempunyai sel yang
peka rangsangan ini memerlukan estrogen dan progesterone
hormon untuk tumbuh.
j) Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada
payudara.
k) Scanning tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening)
l) MRI: MRI menggunakan suatu magnit kuat yang dihubungkan ke
Komputer dan membuat gambaran jaringan/tisu payudara yang
terperinci. Gambaran ini dapat menunjukkan perbedaan antara
jaringan yang sakit dan normal.
(Sanny, 2011; National Cancer Institude, 2009 )
9. Penatalaksanaan Kanker Payudara1. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan.
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker
payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan
kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara
yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara
(mastectomy).
a. Mastektomi
Mastektomi merupakan pengobatan pada kanker payudara
dengan pengadaan operasi pengangkatan satu atau kedua
payudara, sebagian atau seluruhnya. Ada beberapa jenis
mastektomi yang bisa dilakukan, yang diputuskan berdasarkan
beberapa faktor, misalnya: ukuran, lokasi, tingkah laku tumor itu
sendiri (jika lebih dari satu), dll.
- Simple Mastectomy (Total Mastektomi)
Pada prosedur operasi ini, keseluruhan jaringan payudara
diangkat, tapi kelenjar getah bening yang berada di bawah
ketiak (axillary lymph nodes) tidak diangkat.
- Modified Radical Mastectomy
Keseluruhan jaringan payudara diangkat bersama dengan
jaringan-jaringan yang ada di bawah ketiak (kelenjar getah
bening dan jaringan lemak).
- Radical Mastectomy
Prosedur operasi ini melibatkan pengangkatan keseluruhan
jaringan payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak,
dan m. pectoralis mayor dan minor (yang berada di bawah
payudara).
b. Lumpektomi
Lumpektomi (lumpectomy) merupakan tindak operasi
penyelamatan payudara, dengan mengambil/mengangkat tumor
(benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas
tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat
pembedahan.
3. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor
yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping
setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
4. Kemoterapi
a. Kemoterapi ajuvan
Pengobatan yang diberikan kepada pasien pasca operasi yang
tampaknya tidak memiliki penyebaran kanker disebut terapi
ajuvan. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk mengurangi risiko
timbulnya kembali kanker payudara.
b. Neoadjuvant kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi disebut terapi neo-
ajuvan. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah bahwa hal
itu dapat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga
mereka cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi
Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari
Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada
pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
5. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein
pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk
pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus
dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan
tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani
tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
(Jong,2004; Mulyani,2010; Pasaribu,2011)
10. Asuhan Keperawatan Klien dengan Kanker Payudara PENGKAJIANA. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : -
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : -
B. Status Kesehatan
Keluhan Utama : Nyeri pada payudara kiri disertai
keluarnya cairan
Lama Keluhan : 3 hari sebelum MRS
Kualitas Keluhan : Nyeri akut
Diagnosa Medis : Kanker payudara
Faktor Pencetus : Benjolan pada payudara kiri
Faktor Risiko : Kehamilan di usia tua
Upaya yang telah dilakukan : Jamu (pengobatan alternatif)
C. Riwayat Kesehatan
Sejak 3 hari ini mengeluh nyeri pada benjolan di payudara
kiri, keluhan nyeri disertai dengan keluarnya cairan pada benjolan.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Benjolan payudara ini muncul sejak 4 tahun lalu, benjolan
pertama sebesar kelereng dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan
benjolan membesar dan nyeri.
E. Riwayat Keluarga
Kakak Perempuan Ny. M pernah mengalami hal yang sama
dan sembuh setelah berobat alternatif.
F. Riwayat Lingkungan
G. Pola Aktifitas dan Latihan
H. Pola Nutrisi Metabolik
I. Pola Eliminasi
J. Pola Istirahat Tidur
K. Pola Kebersihan
L. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
- Tensi : 140/80 mmHg
- RR : 30x/menit
- Nadi : 96x/menit
- Suhu : 36,7°C
Pemeriksaan Fisik pada Dada
- Payudara dan ketiak :
Terdapat benjolan pada payudara kiri sebesar ±6cm.
Retraksi putting susu.
Kelenjar limfe axilla sinistra membesar.
M. Hasil Pemeriksaan Penunjang
N. Terapi yang dianjurkan : Mastektomi
O. Persepsi Klien tentang Penyakitnya
Klien tidak mengentahui secara pasti tentang penyakit yang
di deritanya serta penangan yang akan di berikan.
P. Kesimpulan
Ny. M , 42 Tahun, mengeluh nyeri pada payudara sebelah
kiri dan keluar cairan pada benjolan sejak 3 hari sebelum MRS.
Payudara kiri Ny. M terdapat benjolan sebesar ±6 cm. Benjolan
muncul sejak 4 tahun lalu. Pertama muncul sebesar kelereng dan
tidak nyeri lalu lama kelamaan menjadi besar dan nyeri. TTV:
140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.
ANALISA DATA
Data Etiologi Diagnosa Keperawatan- DO : Benjolan
pada payudara kiri, TTV: 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.
- DS : Ny. M
Tumor→ Inflamasi→ Nyeri Akut
Nyeri Akut
mengeluh nyeri pada payudara kiri
- DO : TTV: 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.
- DS : Pasien khawatir akan anak-nya yang masih kecil
Penyakit yang di derita→ berkurangnya kemampuan fisik→ Kekhawatiran + Nyeri→ Ansietas
Ansietas
- DO : -- DS : Ny.M
bertanya apakah mastektomi? Akan diapakan dirinya? Apakah nanti sakit jika dilakukan hal tersebut?
Faktor Keluarga dan lingkungan → Kekhawatiran → Defisit pengetahuan
Defisiensi pengetahuan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan + KH Intervensi
Nyeri akut Tujuan : Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
KH :- TTV normal- Keluhan nyeri
yang dirasakan pasien berkurang
- Berikan posisi yang nyaman pada pasien
- Identifikasi tingkat nyeri yang dirasakan
- Berikan obat analgesik sesuai dengan resep
- Pantau ekspresi verbal dan non verbal pasien dalam mengungkapkan nyeri
Ansietas Tujuan : Mengurangi tingkat kecemasan
KH :- Tingkat
kecemasan berkurang
- TTV normal
- Bina hubungan saling percaya
- Identifikasi tingkat kecemasan pasien
- Memberikan dukungan kepada pasien (mengefektifkan koping, melibatkan keluarga)
- Mengajarkan pasien teknik relaksasi
Defisiensi Tujuan : - Memberikan informasi
Pengetahuan Menambah pengetahuan pasien mengenai kondisi dan penyakitnya
KH :- Pasien
mengerti kondisinya dan pilihan terapi yang akan dilakukan (prosedur, tujuan, dan efek samping jelas)
- Pasien tidak mengalami kebingungan
faktual sesuai dengan kondisi pasien
- Menjelaskan prosedur pilihan terapi yang dianjurkan untuk pasien, tujuan terapi, serta efeknya
- Membantu pasien dalam membuat keputusan.
(Sumber: NIC dan NOC)
DAFTAR PUSTAKA
Bobak ,dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta :
EGC
Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &
Manajemen. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan,
edisi 8, alih Bahasa monica Ester. Jakarta: EGC.
Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara, Cetakan I. Jakarta: Dian Rakyat.
Dochterman, J.M, H.K Butcher, dan G.M Bulechek. 2008. Nursing
Intervention Classification (NIC). Ed.5. St.Louis: Elsevier.
Harningsih, S. 2011. Waspada Kanker Payudara.
http://usupress.usu.ac.id/files/Pesan%20Kesehatan_final
%20cetak_normal_bab%201.pdf. Diakses tanggal 14 september 13.00
WIB
Hawari,Dadang. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah itu?. Jakarta: Arcan.
Margareth, Wrensch. 2002. Risk Factor for Breast Cancer in a Population
with High Incidence Rates.
Mitchel, Richard N, et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.
Jakarta: EGC.
Moorhead, et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Ed.4.
St.Louis: Elsevier.
Nasution, Rozaini dan Yusniwarti Yusad. 2012. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara pada Penderita Wanita
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31804. Diakses tanggal 15
September 2012. Pukul 15.00 WIB)
National Cancer Institude.2009.What You Need To Know About Breast
Cance
r.http://www.cancer.gov/cancertopics/wyntk/breast/WYNTK_breast.pdf.Dia
kses tanggal 14 september 2012 pukul 14.15 WIB.
Nugrahaningsih. 2004. Ekspresi Protein Bcl-2 pada Kanker Mamma, M
Med Indonesiana, Vol. 39 : 53 – 57.
Pasaribu, Mirza. 2011. Kemoterapi.
http://www.scribd.com/doc/46496884/KEMOTERAPI. Diakses tanggal 16
September 2012 pukul 13.16 WIB.
Purwoastuti, Th. Endang. 2008. Kanker Payudara: Pencegahan & Deteksi
Dini. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmawati, Zahara Nur. 2009. Evaluasi Penggunaan Antiemetik Dalam
Penatalaksanaan Mual Muntah Karena Kemoterapi Pada Pasien Kanker
Payudara Di RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
2008.Skripsi :2009.
Ramli, Muchlis. 2003. Management Of Breast Cancer, dalam Kumpulan
Naskah Ilmiah Muktamar VI PERABOI, Semarang.
Sanny. 2011. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
http://sanny.mhs.unimus.ac.id/files/2011/11/ASUHAN-KEPERAWATAN-
KANKER-PAYUDARAH.pdf. Diakses tanggal 14 September 2012 pukul
15.00 WIB.
Sarjadi, et al. 2001. Insiden Kanker Penduduk Semarang Tahun 1990 –
1999, Media Medika Indonesiana, , Vol : 36 : 15 – 21.
Singletary, SE., Connolly, James. 2006. Breast Cancer Staging. USA. CA
Cancer Journal, 56: 37-47.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth.Ed 8. Jakarta: EGC.
Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu. 2003.
Penataksanaan Kanker Payudara Terkini. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
TimCancerHelps. 2010. Stop Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.
RINGKASAN
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang terjadi karena
adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel-
sel pada payudara, sehingga sel-sel ini tumbuh dan berkembangbiak
tanpa dapat dikendalikan. Secara umum, kanker payudara diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu, kanker payudara non invasif dan kanker payudara invasif.
Etiologi kanker payudara secara pasti belum dapat dipastikan, namun
terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara , antara lainnya adalah faktor genetik,
hormonal, melahirkan anak pertama di usia tua, gaya hidup yang tidak
sehat, dan lain-lain. Proliferasi sel-sel abnormal/kanker payudara yang
tidak terkendali dapat mempengaruhi sel atau jaringan lain dalam tubuh,
misalnya pada saraf maupun pembuluh darah. Gejala dan tanda-tanda
dari kanker payudara ini adalah timbulnya benjolan pada payudara yang
semakin lama semakin membesar dan biasanya disertai dengan nyeri,
payudara mengkerut seperti kulit jeruk (peau d’ orange), dan retraksi
puting susu. Biasanya, stadium kanker payudara dibedakan berdasarkan
klasifikasi TNM. Yang di mana, T menjelaskan tentang ukuran tumor, N
menjelaskan tentang apakah ada keterlibatan nodus limfe, dan M
menjelaskan tentang ada atau tidaknya metastasis jauh. Untuk
mendiagnosis kanker payudara, terdapat beberapa pemeriksaan
diagnostik yang dapat dilakukan yaitu mamografi, USG, CT Scan, MRI,
biopsi, scanning tulang, dan lain-lain. Sedangkan untuk
penatalaksanaannya dapat dilakukan mastektomi (pengangkatan
payudara), lumpektomi, terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, dan
terapi imunologik. Berdasarkan trigger, kanker payudara pada Ny.M yang
mempengaruhi jaringan lain dalam tubuhnya, maka muncul 3 diagnosa
keperawatan utama yaitu nyeri akut, ansietas, dan defisiensi
pengetahuan.
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK Disusun untuk Memenuhi Tugas Blok Cell and Hematology System
(Trigger II)
Fasilitator Utama :Ns.Suryanto,Skep.,MN
Anggota Kelompok 3: Mega Wijaya 115070200111002Bryan Prasetyo 115070200111014Gita Puspitasari 115070200111026Doma Martapura 115070200111028Maulana Rahmat H. 115070200111030M Junjung Rasa B. 115070200111018Rahmayani Latif 115070207111032Zulvana 115070207111018Ratih Kumalasari 115070201111034Rani Indrawati 115070201111010
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012