kel.3 ca mammae

35
TRIGGER Ny. M, 42 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada benjolan di payudara kiri, keluhan nyeri disertai dengan keluarnya cairan pada benjolan. Keluhan ini dialami sejak 3 hari sebelum MRS. Dari anamnesa didapatkan data bahwa Ny.M merasa ada benjolan di payudaranya sejak 4 tahun yang lalu, benjolan pertama sebesar kelereng dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan benjolan membesar dan nyeri. Selama ini Ny. M sudah berobat ke alternatif dan diberi jamu-jamuan namun keluhan tidak berkurang dan bahkan makin nyeri dan mengeluarkan cairan. Ny. M berobat berobat ke alternatif karena kakak perempuannya pernah mengalami hal yang sama dan sembuh setelah berobat ke alternative. Namun, setelah berobat ke Puskesmas, Ny. M dirujuk ke rumah sakit. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan benjolan pada payudara kiri dengan diameter ± 6 cm, benjolan nyeri tekan,keluar cairan pada benjolan, retraksi puting susu, kelenjar limfe axilla sinistra membesar. TTV: Tensi 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7 o C, RR 20x/menit. Saat ini Ny. M baru menikah pada usia 35 tahun. Saat ini Ny. M akan direncanakan untuk dilakukan mastektomi. Ny. M bertanya apakah mastektomi? Akan diapakan dirinya? Apakah nanti sakit jika dilakukan hal tersebut?

Upload: eny-dwi-oktaviani

Post on 08-Jul-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ca mammae

TRANSCRIPT

Page 1: kel.3 ca mammae

TRIGGER

Ny. M, 42 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada

benjolan di payudara kiri, keluhan nyeri disertai dengan keluarnya cairan

pada benjolan. Keluhan ini dialami sejak 3 hari sebelum MRS. Dari

anamnesa didapatkan data bahwa Ny.M merasa ada benjolan di

payudaranya sejak 4 tahun yang lalu, benjolan pertama sebesar kelereng

dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan benjolan membesar dan nyeri.

Selama ini Ny. M sudah berobat ke alternatif dan diberi jamu-jamuan

namun keluhan tidak berkurang dan bahkan makin nyeri dan

mengeluarkan cairan. Ny. M berobat berobat ke alternatif karena kakak

perempuannya pernah mengalami hal yang sama dan sembuh setelah

berobat ke alternative. Namun, setelah berobat ke Puskesmas, Ny. M

dirujuk ke rumah sakit. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan benjolan pada

payudara kiri dengan diameter ± 6 cm, benjolan nyeri tekan,keluar cairan

pada benjolan, retraksi puting susu, kelenjar limfe axilla sinistra

membesar. TTV: Tensi 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7oC, RR

20x/menit. Saat ini Ny. M baru menikah pada usia 35 tahun. Saat ini Ny. M

akan direncanakan untuk dilakukan mastektomi. Ny. M bertanya apakah

mastektomi? Akan diapakan dirinya? Apakah nanti sakit jika dilakukan hal

tersebut?

Page 2: kel.3 ca mammae

BATASAN TOPIK

1. Definisi Kanker Payudara

2. Klasifikasi Kanker Payudara

3. Etiologi Kanker Payudara

4. Faktor Risiko Kanker Payudara

5. Patofisiologi Kanker Payudara

6. Manifestasi Klinis Kanker Payudara

7. Stadium Kanker Payudara

8. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Payudara

9. Penatalaksanaan Kanker Payudara

10.Asuhan Keperawatan Klien dengan Kanker Payudara

Page 3: kel.3 ca mammae

LATAR BELAKANG

Kanker payudara merupakan penyebab utama dalam insidens dan

kematian oleh kanker pada wanita. Insidensi berdasar Age Standardized

Ratio (ASR) tahun 2000 kanker payudara sebesar 20,6 (20,6/100.000

penduduk) dan mortality (ASR) tahun 2000 akibat kanker payudara di

Indonesia sebesar 10,1 (10,1/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian

akibat kanker payudara sebesar 10.753. Tahun 2005 diperkirakan

mortality (ASR) sebesar 10,9/100.000 penduduk dengan jumlah kematian

akibat kanker payudara sebanyak 12.352 orang ( Ramli M, 2003).

Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

penting, karena mortalitas dan morbiditasnya yang tinggi. Jumlah kasus

kanker payudara di dunia menduduki peringkat kedua setelah kanker

serviks, disamping itu kanker payudara menjadi salah satu pembunuh

utama wanita di dunia dan adanya kecenderungan peningkatan kasus

baik di dunia maupun di Indonesia (Sarjadi, et al, 2001)

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, diperkirakan

multifaktorial (Margareth W, 2002). Proses timbulnya kanker payudara

merupakan kejadian kompleks yang melibatkan berbagai faktor. Selain

adanya defek pada gen BRCA1 dan BRCA2, masih banyak kelainan yang

pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang

menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Nugrahaningsih,

2004).

Penelitian di Indonesia tentang faktor risiko yang berpengaruh

terhadap kejadian kanker payudara sangat terbatas. Penelitian ini untuk

melihat secara lebih luas faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

kanker payudara dan memperkirakan probabilitas individu untuk terkena

kanker payudara.Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui faktor resiko yang lebih terperinci. Dan diharapkan dapat

menurunkan angka penderita kanker payudara.

Page 4: kel.3 ca mammae

PEMBAHASAN

1. Definisi Kanker PayudaraKanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan

kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Kanker

payudara terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur

pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel pada payudara, sehingga sel-sel

ini tumbuh dan berkembangbiak tanpa dapat dikendalikan.

Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah

bening, dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah

bening aksilla ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui

pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru,

hati dan otak (Nasution dan Yusad, 2012).

2. Klasifikasi Kanker Payudara Kanker Payudara Non Invasif

a. Karsinoma intraduktus in situ

Karsinoma intraduktus in situ merupakan tipe kanker

payudara non-invasif yang paling umum terjadi, seringkali

terdeteksi pada mammogram sebagai mikrokalsifikasi

(tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini

rerata tingkat bertahan hidup penderita kasinoma intraduktus

in situ bertahan hidup mencapai hampir 100%. Dengan

catatan kanker tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan

lemak payudara dan bagian tubuh lain. Karsinoma

intraduktus adalah karsinoma yang mengenai duktus disertai

infiltrasi jaringan stroma sekitar. Terdapat 5 subtipe dari

karsinoma intraduktus, yaitu : komedokarsinoma, solid,

kribriformis, papiler, dan mikrokapiler. Komedokarsinoma

ditandai dengan sel-sel yang berpoliferasi cepat dan memiliki

derajat keganasan tinggi. Karsinoma jenis ini dapat meluas

ke duktus eksretorius utama, kemudian menginfiltrasi papilla

Page 5: kel.3 ca mammae

dan areola, sehingga dapat menyebabkan penyakit paget

pada payudara.

b. Karsinoma lobular in situ

Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih

duktus terminal dan/atau duktulus, tanpa disertai infiltrasi ke

dalam stroma. Sel-sel berukuran lebih besar dan normal, inti

bulat kecil dan jarang disertai mitosis.

Kanker Payudara Invasif

a. Karsinoma duktus invasif

Karsinoma jenis ini merupakan bentuk paling umu dari

kanker payudara. Karsinoma duktus infiltratif merupakan 65-

80% dari karsinoma payudara. Secara histologis, jaringan

ikat padat tersebar berbentuk sarang atau beralur-alur. Sel

berbentuk bulat sampai poligonal, bentuk inti kecil dengan

sedikit gambaran mitosis. Jenis ini disebut juga sebagai

infiltrating ductus carcinoma not otherwise specified (NOS),

scirrhous carcinoma, infiltrating carcinoma, atau carcinoma

simplerx.

b. Karsinoma lobular invasif

Jenis ini merupakan karsinoma infiltratif yang tersusun

atas sel-sel berukuran kecil dan seragam dengan sedikit

pleimorfisme. Karsinoma lobular invasif biasanya memiliki

tingkat itosis rendah. Sel infiltratif biasanya tersusun

konsentris disekitar duktus berbentuk seperti target. Tumor

dapat berbentuk signet-ring, tubuloalveolar, atau solid.

c. Karsinoma musinosum

Pada karsinoma musinosum ini didapatkan sejumlah

besar mucus intra dan ekstraseluler yang dapat dilihat

secara makroskopis maupun mikroskopis. Secara histologis,

terdapat 3 bentuk sel kanker. Bentuk pertama, sel tampak

Page 6: kel.3 ca mammae

seperti pulau-pulau kecil yang mengambang dalam cairan

musin basofilik. Bentuk kedua, sel tumbuh dalam susunan

kelenjar berbatas jelas dan lumennya mengandung musin.

Bentuk ketiga terdiri dari susunan jaringan yang tidak teratur

berisi sel tumor tanpa diferensiasi, sebagian besar sel

berbentuk signet-ring.

d. Karsinoma meduler

Sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong

dengan batas sitoplasma tidak jelas. Diferensiasi dari jenis

ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih baik daripada

karsinoma duktus infiltratif. Biasanya terdapat infiltrasi

limfosit yang nyata dalam jumlah sedang diantara sel kanker,

terutama dibagian tepi jaringan kanker.

e. Karsinoma papiler invasif

Komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk

papiler.

f. Karsinoma tubuler

Pada karsinoma tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun

secara tubuler selapis, dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis

ini merupakan karsinoma dengan diferensiasi tinggi.

g. Karsinoma adenokistik

Jenis ini merupakan karsinoma invasive dengan

karakteristik sel yang berbentuk kribriformis. Sangat jarang

ditemukan pada payudara.

h. Karsinoma apokrin

Karsinoma ini didominasi dengan sel yang memiliki

sitoplasma eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yang

mengalami metaplasia. Bentuk karsinoma apokrin dapat

ditemukan juga pada jenis karsinoma payudara lain.

Page 7: kel.3 ca mammae

3. Etiologi Kanker Payudara

Etiologi kanker payudara yang sebenarnya masih belum diketahui,

namun dari beberapa faktor risikonya, etiologi kanker payudara antara

lain:

a. Hereditas:

1. Mutasi kromosom 1q, 3q, 13q, 17q

2. Keturunan penderita kanker payudara (kemungkinan 13%)

3. Mutasi gen BR-CA1 dan BR-CA2

4. Sindrom Li-Fraumeni

5. Gen line

b. Virus, bisa virus hepatitis B/C, HTLV, EBV

Beberapa lainnya akan disebutkan pada faktor risiko.

4. Faktor Risiko Kanker Payudara

a. Riwayat Keluarga

Seorang wanita dengan saudara perempuan, ibu atau anak

perempuan menderita kanker payudara memiliki resiko dua kali

lipat daripada yang tidak memiliki riwayat keluarga. Beberapa ahli

medis menyebut kanker payudara ditularkan secara keturunan.

b. Obesitas

Kegemukan atau obesitas meningkatkan resiko kanker payudara

pada wanita pasca menopause sebesar 30%, karena kelebihan

lemak tubuh meningkatkan kadar hormon estrogen dan insulin –

yang menjadi penyebab umum terjadinya kanker.

c. Umur

Semakin tua seorang wanita, semakin tinggi resikonya menderita

kaker payudara. Wanita berusia 50-69 berada dalam kategori usia

yang paling berisiko, terutama bagi mereka yang mengalami

menopause terlambat.

d. Persalinan

Wanita muda yang memiliki anak memiliki resiko yang rendah

terkena kanker payudara.

Page 8: kel.3 ca mammae

e. Gaya Hidup

Berolahraga teratur dan diet yang sehat dapat membantu

mengurangi resiko dengan membuang lemak tubuh yang

berbahaya. Merokok dan mengkonsumsi alkohol akan

meningkatkan resiko kanker payudara.

f. HRT

Wanita yang menggunakan terapi hormon pengganti memiliki

resiko sebanyak 66% kanker terkena payudara tapi resikonya

bersifat sementara, jika terapi dihentikan dan tidak pernah

dilakukan lagi selama lima tahun.

g. Oral kontrasepsi

Kontrasepsi berupa pil meningkatkan resiko sebanyak seperempat

kali lipat tapi karena pengguna oral kontrasepsi kebanyakan

adalah wanita muda maka resiko menjadi lebih rendah.

h. Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kanker

payudara sebanyak 12%.

i. Biopsi payudara

j. Iradiasi

k. Ras

7% orang kulit putih

5% orang afro-amerika

4% orang Hispanik

l. Aktivitas fisik rendah.

Page 9: kel.3 ca mammae

5. Patofisiologi kanker Payudara

Etiologi kanker payudara

Faktor resiko

Faktor Genetik Faktor Hormonal Faktor Luar

Proliferasi sel-sel abnormal/kanker yang tidak terkendali

Tumbuh di Jaringan payudara, kelenjar susu, saluran susu dan jaringan lemak payudara

(Harningsih S,2011; Rahmawati Z.N, 2009)

Suplai oksigen ke jaringan ca

naik

Suplai nutrisi ke jaringan ca naik

Mendesak ke jaringan

payudara

Mendesak sel saraf

Mendesak pembuluh

darah

Perfusi jaringan terganggu

Ulkus

Gangguan integritas

kulit/jaringan

Hipermetabolis ke jaringan

Suplai nutrisi ke jaringan lain

turun

BB turun

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Payudara membengkak

Peningkatan konsistensi payudara

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

Infiltrasi pleura pariental

Ekspansi paru menurun

Gangguan pola napas

Ukuran payudara abnormal

Payudara asimetrik

Defisit pengetahuan

Ansietas

Interupsi sel saraf

Nyeri

Aliran darah

terhambat

Hipoksia

Page 10: kel.3 ca mammae

6. Manifestasi Klinis Kanker Payudaraa) Ada benjolan yang keras di payudara

b) Bentuk puting berubah ( bisa masuk kedalam, atau terasa sakit

terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah

c) Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi,

seperti kulit jeruk

d) adanya benjolan-benjolan kecil

e) Ada luka dipayudara yang sulit sembuh

f) Payudara terasa panas, memerah dan bengkak

g) Terasa sakit / nyeri ( bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi

tetap harus diwaspadai )

h) Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting

i) Benjolan yang keras itu tidak bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya

pada awal-awalnya tidak terasa sakit

j) Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada 1

payudara

7. Stadium Kanker PayudaraMenurut International Union Against Cancer (UICC) penilaian

stadium kanker payudara sebagai berikut.

T = ukuran tumor primer Tx : tumor primer tidak dapat dinilai

T0 : tidak ada bukti tumor primer

Tis : karsinoma in situ

Tis (DCIS) : duktal karsinoma in situ

Tis (LCIS) : lobular karsinoma in situ

Tis (Paget) : penyakit paget pada putting tanpa adanya tumor

(penyakit paget yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan

menurut ukuran tumor)

T1: ukuran tumor 2 cm atau kurang

T1mic : microinvasion < 0,1 cm

Page 11: kel.3 ca mammae

T1a : ukuran tumor >0,1 cm dan tidak lebih dari 0,5 cm

T1b : ukuran tumor >0,5 cm dan tidak lebih dari 1 cm

T1c : ukuran tumor >1 cm dan tidak lebih dari 2 cm

T2: ukuran tumor lebih dari 2 cm dan tidak lebih dari 5 cm

T3: ukuran tumor lebih dari 5 cm

T4: berbagai ukuran tumor dengan ekstensi langsung ke dinding dada

atau kulit

T4a : ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot

pektoralis

T4b : edema (termasuk peau d’orange)atau ulserasi kulit

payudara, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada payudara

ipsilateral

T4c : kedua T4a dan T4b

T4d : inflamasi karsinoma

N = kelenjar getah bening regional Nx: kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai (telah diangkat

sebelumnya)

N0 : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening

N1 : metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral yang

bergerak

N2 : metastasis ke kelenjar getah bening aksila ipsilateral

terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kelenjar getah

bening ke mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke

kelenjar getah bening aksila

N2a : metastasis pada kelenjar getah bening aksila terfiksir

atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain

N2b : metastasis hanya pada kelenjar getah bening

mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat

metastasis pada kelenjar getah bening aksila

N3 : metastasis pada kelenjar getah bening infraklavikula

ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kelenjar getah bening aksila

Page 12: kel.3 ca mammae

atau klinis terdapat metastasis pada kelenjar getah bening aksila, atau

metastasis pada kelenjar getah bening supraklavikula ipsilateral

dengan atau tanpa metastasis pada kelenjar getah bening

aksila/mamaria interna

N3a : metastasis ke kelenjar getah bening infraklavikula

ipsilateral

N3b : metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna

dan kelenjar getah bening aksila

N3c : metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikula

M = metastasis jauh Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai

M0 : tidak terdapat metastasis jauh

M1 : terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor TNM didapatkan. Ketiga faktor tersebut

kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai

berikut.

Stadium 0 = Tis N0 M0

Stadium I = T1 N0 M0

Stadium IIA = T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB = T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA = T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stadium IIIB = T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Page 13: kel.3 ca mammae

Stadium IIIC = Setiap T N3 M0

Stadium IV = Setiap T Setiap N M1

(Singletary dan James, 2006)

8. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Payudaraa) Mammografi, yaitu pemeriksaan dengan sinar rontgen radiasi

rendah untuk melihat adanya kelainan pada payudara dan dapat

melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara

dini tumor atau kanker . Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada

usia 35 tahun. Pemeriksaan diulang setiap dua tahun sekali sampai

usia 50 tahun. Selanjutnya sekali setahun. Namun, pada mereka

yang berisiko tinggi disarankan menjalani mamografi sekali setahun

sejak usia 40 tahun.

b) Ultrasonografi pada payudara biasanya digunakan untuk

membedakan tumor dengan kista.

c) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma

payudara pada organ lain.

d) X-rays

e) Sistologi

f) biopsi dan aspirasi jarum halus.

Jika benjolan bisa teraba atau kelainan terdeteksi saat mamografi,

biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh jaringan guna

dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan

adanya tumor.

• Fine-needle aspiration biopsy: Doktor akan menggunakan suatu

jarum tipis untuk memindahkan sel atau cairan dari suatu

gumpalan payudara.

•Biopsi core: Doktor menggunakan suatu jarum lebar/luas untuk

memindahkan suatu contoh jaringan payudara.

• Biopsi Kulit: Jika ada kulit payudara yang berubah, doktor

mungkin mengambil suatu contoh kecil kulit.

Page 14: kel.3 ca mammae

• Biopsi berhubungan dengan pembedahan: Ahli bedah

memindahkan suatu contoh jaringan.

g) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan

menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan

sendimental dan sentrifugis darah

h) Tes gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) untuk

tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang

agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan

HER2 dalam jumlah besar.

i) Test status reseptor hormon pada jaringan yang terkena untuk

menguji apakah sel mempunyai sel yang peka rangsangan hormon

tertentu. Sel Kanker payudara yang mana mempunyai sel yang

peka rangsangan ini memerlukan estrogen dan progesterone

hormon untuk tumbuh.

j) Termografi.

Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada

payudara.

k) Scanning tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan

pembesaran kelenjar getah bening)

l) MRI: MRI menggunakan suatu magnit kuat yang dihubungkan ke

Komputer dan membuat gambaran jaringan/tisu payudara yang

terperinci. Gambaran ini dapat menunjukkan perbedaan antara

jaringan yang sakit dan normal.

(Sanny, 2011; National Cancer Institude, 2009 )

9. Penatalaksanaan Kanker Payudara1. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan.

Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker

payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan

kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat

mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara

Page 15: kel.3 ca mammae

yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara

(mastectomy).

a. Mastektomi

Mastektomi merupakan pengobatan pada kanker payudara

dengan pengadaan operasi pengangkatan satu atau kedua

payudara, sebagian atau seluruhnya. Ada beberapa jenis

mastektomi yang bisa dilakukan, yang diputuskan berdasarkan

beberapa faktor, misalnya: ukuran, lokasi, tingkah laku tumor itu

sendiri (jika lebih dari satu), dll.

- Simple Mastectomy (Total Mastektomi)

Pada prosedur operasi ini, keseluruhan jaringan payudara

diangkat, tapi kelenjar getah bening yang berada di bawah

ketiak (axillary lymph nodes) tidak diangkat.

- Modified Radical Mastectomy

Keseluruhan jaringan payudara diangkat bersama dengan

jaringan-jaringan yang ada di bawah ketiak (kelenjar getah

bening dan jaringan lemak).

- Radical Mastectomy

Prosedur operasi ini melibatkan pengangkatan keseluruhan

jaringan payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak,

dan m. pectoralis mayor dan minor (yang berada di bawah

payudara).

b. Lumpektomi

Lumpektomi (lumpectomy) merupakan tindak operasi

penyelamatan payudara, dengan mengambil/mengangkat tumor

(benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya.

Page 16: kel.3 ca mammae

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas

tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat

pembedahan.

3. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor

yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping

setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

4. Kemoterapi

a. Kemoterapi ajuvan

Pengobatan yang diberikan kepada pasien pasca operasi yang

tampaknya tidak memiliki penyebaran kanker disebut terapi

ajuvan. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk mengurangi risiko

timbulnya kembali kanker payudara.

b. Neoadjuvant kemoterapi

Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi disebut terapi neo-

ajuvan. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah bahwa hal

itu dapat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga

mereka cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi

Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau

dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari

Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada

pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

5. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein

pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk

pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus

dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan

tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani

tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

(Jong,2004; Mulyani,2010; Pasaribu,2011)

Page 17: kel.3 ca mammae

10. Asuhan Keperawatan Klien dengan Kanker Payudara PENGKAJIANA. Identitas Klien

Nama : Ny. M

Usia : 42 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : -

Status Pernikahan : Sudah menikah

Pekerjaan : -

B. Status Kesehatan

Keluhan Utama : Nyeri pada payudara kiri disertai

keluarnya cairan

Lama Keluhan : 3 hari sebelum MRS

Kualitas Keluhan : Nyeri akut

Diagnosa Medis : Kanker payudara

Faktor Pencetus : Benjolan pada payudara kiri

Faktor Risiko : Kehamilan di usia tua

Upaya yang telah dilakukan : Jamu (pengobatan alternatif)

C. Riwayat Kesehatan

Sejak 3 hari ini mengeluh nyeri pada benjolan di payudara

kiri, keluhan nyeri disertai dengan keluarnya cairan pada benjolan.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Benjolan payudara ini muncul sejak 4 tahun lalu, benjolan

pertama sebesar kelereng dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan

benjolan membesar dan nyeri.

E. Riwayat Keluarga

Kakak Perempuan Ny. M pernah mengalami hal yang sama

dan sembuh setelah berobat alternatif.

F. Riwayat Lingkungan

G. Pola Aktifitas dan Latihan

H. Pola Nutrisi Metabolik

I. Pola Eliminasi

Page 18: kel.3 ca mammae

J. Pola Istirahat Tidur

K. Pola Kebersihan

L. Pemeriksaan Fisik

Tanda-Tanda Vital

- Tensi : 140/80 mmHg

- RR : 30x/menit

- Nadi : 96x/menit

- Suhu : 36,7°C

Pemeriksaan Fisik pada Dada

- Payudara dan ketiak :

Terdapat benjolan pada payudara kiri sebesar ±6cm.

Retraksi putting susu.

Kelenjar limfe axilla sinistra membesar.

M. Hasil Pemeriksaan Penunjang

N. Terapi yang dianjurkan : Mastektomi

O. Persepsi Klien tentang Penyakitnya

Klien tidak mengentahui secara pasti tentang penyakit yang

di deritanya serta penangan yang akan di berikan.

P. Kesimpulan

Ny. M , 42 Tahun, mengeluh nyeri pada payudara sebelah

kiri dan keluar cairan pada benjolan sejak 3 hari sebelum MRS.

Payudara kiri Ny. M terdapat benjolan sebesar ±6 cm. Benjolan

muncul sejak 4 tahun lalu. Pertama muncul sebesar kelereng dan

tidak nyeri lalu lama kelamaan menjadi besar dan nyeri. TTV:

140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.

ANALISA DATA

Data Etiologi Diagnosa Keperawatan- DO : Benjolan

pada payudara kiri, TTV: 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.

- DS : Ny. M

Tumor→ Inflamasi→ Nyeri Akut

Nyeri Akut

Page 19: kel.3 ca mammae

mengeluh nyeri pada payudara kiri

- DO : TTV: 140/80 mmHg, Nadi 96x/menit, Suhu 36,7°C, RR 20x/menit.

- DS : Pasien khawatir akan anak-nya yang masih kecil

Penyakit yang di derita→ berkurangnya kemampuan fisik→ Kekhawatiran + Nyeri→ Ansietas

Ansietas

- DO : -- DS : Ny.M

bertanya apakah mastektomi? Akan diapakan dirinya? Apakah nanti sakit jika dilakukan hal tersebut?

Faktor Keluarga dan lingkungan → Kekhawatiran → Defisit pengetahuan

Defisiensi pengetahuan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan + KH Intervensi

Nyeri akut Tujuan : Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien

KH :- TTV normal- Keluhan nyeri

yang dirasakan pasien berkurang

- Berikan posisi yang nyaman pada pasien

- Identifikasi tingkat nyeri yang dirasakan

- Berikan obat analgesik sesuai dengan resep

- Pantau ekspresi verbal dan non verbal pasien dalam mengungkapkan nyeri

Ansietas Tujuan : Mengurangi tingkat kecemasan

KH :- Tingkat

kecemasan berkurang

- TTV normal

- Bina hubungan saling percaya

- Identifikasi tingkat kecemasan pasien

- Memberikan dukungan kepada pasien (mengefektifkan koping, melibatkan keluarga)

- Mengajarkan pasien teknik relaksasi

Defisiensi Tujuan : - Memberikan informasi

Page 20: kel.3 ca mammae

Pengetahuan Menambah pengetahuan pasien mengenai kondisi dan penyakitnya

KH :- Pasien

mengerti kondisinya dan pilihan terapi yang akan dilakukan (prosedur, tujuan, dan efek samping jelas)

- Pasien tidak mengalami kebingungan

faktual sesuai dengan kondisi pasien

- Menjelaskan prosedur pilihan terapi yang dianjurkan untuk pasien, tujuan terapi, serta efeknya

- Membantu pasien dalam membuat keputusan.

(Sumber: NIC dan NOC)

Page 21: kel.3 ca mammae

DAFTAR PUSTAKA

Bobak ,dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta :

EGC

Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &

Manajemen. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan,

edisi 8, alih Bahasa monica Ester. Jakarta: EGC.

Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara, Cetakan I. Jakarta: Dian Rakyat.

Dochterman, J.M, H.K Butcher, dan G.M Bulechek. 2008. Nursing

Intervention Classification (NIC). Ed.5. St.Louis: Elsevier.

Harningsih, S. 2011. Waspada Kanker Payudara.

http://usupress.usu.ac.id/files/Pesan%20Kesehatan_final

%20cetak_normal_bab%201.pdf. Diakses tanggal 14 september 13.00

WIB

Hawari,Dadang. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI.

Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah itu?. Jakarta: Arcan.

Margareth, Wrensch. 2002. Risk Factor for Breast Cancer in a Population

with High Incidence Rates.

Mitchel, Richard N, et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.

Jakarta: EGC.

Moorhead, et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Ed.4.

St.Louis: Elsevier.

Nasution, Rozaini dan Yusniwarti Yusad. 2012. Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara pada Penderita Wanita

Page 22: kel.3 ca mammae

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31804. Diakses tanggal 15

September 2012. Pukul 15.00 WIB)

National Cancer Institude.2009.What You Need To Know About Breast

Cance

r.http://www.cancer.gov/cancertopics/wyntk/breast/WYNTK_breast.pdf.Dia

kses tanggal 14 september 2012 pukul 14.15 WIB.

Nugrahaningsih. 2004. Ekspresi Protein Bcl-2 pada Kanker Mamma, M

Med Indonesiana, Vol. 39 : 53 – 57.

Pasaribu, Mirza. 2011. Kemoterapi.

http://www.scribd.com/doc/46496884/KEMOTERAPI. Diakses tanggal 16

September 2012 pukul 13.16 WIB.

Purwoastuti, Th. Endang. 2008. Kanker Payudara: Pencegahan & Deteksi

Dini. Yogyakarta: Kanisius.

Rahmawati, Zahara Nur. 2009. Evaluasi Penggunaan Antiemetik Dalam

Penatalaksanaan Mual Muntah Karena Kemoterapi Pada Pasien Kanker

Payudara Di RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN

2008.Skripsi :2009.

Ramli, Muchlis. 2003. Management Of Breast Cancer, dalam Kumpulan

Naskah Ilmiah Muktamar VI PERABOI, Semarang.

Sanny. 2011. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.

http://sanny.mhs.unimus.ac.id/files/2011/11/ASUHAN-KEPERAWATAN-

KANKER-PAYUDARAH.pdf. Diakses tanggal 14 September 2012 pukul

15.00 WIB.

Sarjadi, et al. 2001. Insiden Kanker Penduduk Semarang Tahun 1990 –

1999, Media Medika Indonesiana, , Vol : 36 : 15 – 21.

Page 23: kel.3 ca mammae

Singletary, SE., Connolly, James. 2006. Breast Cancer Staging. USA. CA

Cancer Journal, 56: 37-47.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah

Brunner & Suddarth.Ed 8. Jakarta: EGC.

Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu. 2003.

Penataksanaan Kanker Payudara Terkini. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

TimCancerHelps. 2010. Stop Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Page 24: kel.3 ca mammae

RINGKASAN

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan kelenjar,

saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang terjadi karena

adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel-

sel pada payudara, sehingga sel-sel ini tumbuh dan berkembangbiak

tanpa dapat dikendalikan. Secara umum, kanker payudara diklasifikasikan

menjadi 2 yaitu, kanker payudara non invasif dan kanker payudara invasif.

Etiologi kanker payudara secara pasti belum dapat dipastikan, namun

terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya kanker payudara , antara lainnya adalah faktor genetik,

hormonal, melahirkan anak pertama di usia tua, gaya hidup yang tidak

sehat, dan lain-lain. Proliferasi sel-sel abnormal/kanker payudara yang

tidak terkendali dapat mempengaruhi sel atau jaringan lain dalam tubuh,

misalnya pada saraf maupun pembuluh darah. Gejala dan tanda-tanda

dari kanker payudara ini adalah timbulnya benjolan pada payudara yang

semakin lama semakin membesar dan biasanya disertai dengan nyeri,

payudara mengkerut seperti kulit jeruk (peau d’ orange), dan retraksi

puting susu. Biasanya, stadium kanker payudara dibedakan berdasarkan

klasifikasi TNM. Yang di mana, T menjelaskan tentang ukuran tumor, N

menjelaskan tentang apakah ada keterlibatan nodus limfe, dan M

menjelaskan tentang ada atau tidaknya metastasis jauh. Untuk

mendiagnosis kanker payudara, terdapat beberapa pemeriksaan

diagnostik yang dapat dilakukan yaitu mamografi, USG, CT Scan, MRI,

biopsi, scanning tulang, dan lain-lain. Sedangkan untuk

penatalaksanaannya dapat dilakukan mastektomi (pengangkatan

payudara), lumpektomi, terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, dan

terapi imunologik. Berdasarkan trigger, kanker payudara pada Ny.M yang

mempengaruhi jaringan lain dalam tubuhnya, maka muncul 3 diagnosa

keperawatan utama yaitu nyeri akut, ansietas, dan defisiensi

pengetahuan.

Page 25: kel.3 ca mammae

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK Disusun untuk Memenuhi Tugas Blok Cell and Hematology System

(Trigger II)

Fasilitator Utama :Ns.Suryanto,Skep.,MN

Anggota Kelompok 3: Mega Wijaya 115070200111002Bryan Prasetyo 115070200111014Gita Puspitasari 115070200111026Doma Martapura 115070200111028Maulana Rahmat H. 115070200111030M Junjung Rasa B. 115070200111018Rahmayani Latif 115070207111032Zulvana 115070207111018Ratih Kumalasari 115070201111034Rani Indrawati 115070201111010

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 26: kel.3 ca mammae

2012