kegiatan proyek vs kegiatan operasional
TRANSCRIPT
Pembangunan disegala bidang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.
Kegiatan pembangunan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Kegiatan harus
efficient (doing the right things) dan effective (doing things right). Penguasaan
manajemen proyek harus dimiliki dalam era globalisasi untuk memenangkan suatu
proyek. Pembangunan proyek fisik seperti perbaikan perkampungan, prasarana,
industri dikelola secara efektif dan eficient. Manajemen proyek merupakan metoda
pengelolaan yang dikembangkan secara intensif sejak pertengahan abad 20.
Sistematika Manajemen Proyek
1. Identifikasi Obyek yang akan dikelola
Identifikasi kegiatan yang berbentuk proyek, siklus proyek, jenis proyek dan
kriteria kompleksitas proyek.
2. Konsep Pengelolaan
Manajemen klasik (merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan), manajemen klasik-fungsional (gabungan arus kerja dan
komunikasi vertikal dan horizontal).
3. Metode, teknik dan tata laksana
Metode analisis jaringan kerja untuk perencanaan dan pengendalian proyek
termasuk penyusunan jadwal pekerjaan dan sumberdaya yang diperlukan). Aspek
pengendalian : penggunaan metode dan teknik memantau dan mengukur kinerja
(performance) suatu pekerjaan)
4. Kelayakan sebelum menjadi bentuk fisik
Kelayakan untuk menilai gagasan sebelum menjadi bentuk fisik. Kelayakan
meliputi aspek teknik, ekonomi, pemasaran dan finansial.
5. Penyiapan dan penyediaan perangkat dan peserta
Perangkat yang lengkap dan berkualitas disiapkan dan peserta proyek (pemilik,
konsultan, kontraktor, penyandang dana, rekanan dan lain-lain).
6. Implementasi fisik di lapangan
Proyek engineering manufaktur-konstruksi menjadi contoh implementasi
dilapangan.
Kegiatan Proyek
Kegiatan Proyek merupakan kegiatan sementara berlangsung dalam waktu terbatas
dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat
produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan.
Ciri Pokok Proyek:
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir,
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu,
3. Bersifat sementara dengan titik awal dan akhir yang jelas,
4. Nonrutin dan tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Di samping proyek, dikenal pula program yang mempunyai sifat sama dengan
proyek. Perbedaannya terletak pada kurun waktu pelaksanaan dan besarnya sumber
daya yang diperlukan. Program memiliki skala yang lebih besar dari proyek. Program
merupakan kumpulan bermacam-macam proyek, seperti Program Pembangunan
Perkotaan (Jalan, Jembatan, Fasilitas Gedung, dll).
Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Constraint)
Proyek memiliki tujuan khusus, misalnya rumah tinggal, jembatan, atau
instalasi pabrik. Dapat pula berupa hasil kerja penelitian dan pengembangan. Didalam
proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
batasan di atas disebut tiga kendala (triple constraint). Proyek diselesaikan dengan
biaya yang tidak melebihi anggara, Jadwal proyek dilaksanakan sesuai kontrak, dan
Mutu produk atau kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan dan kriteria yang
dipersyaratkan.
Ukuran Proyek
Kriteria ukuran proyek :
1. Kecil (1 – 10 juta $),
2. Medium (11 – 75 juta),
3. Besar (80 -200 juta),
4. Super (250 – 600 juta) dan
5. Mega (1.000 – 3.000 juta $).
Kompleksitas Proyek
Kompleksitas proyek tergantung pada :
1. Jumlah macam kegiatan didalam proyek,
2. Macam dan jumlah hubungan antar kelompok (organisasi) di dalam proyek,
3. Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek dengan
pihak luar.
Timbulnya Suatu Proyek
Awal timbulnya suatu proyek dapat berasal dari beberapa sumber berikut ini :
1. Rencana Pemerintah
Misalnya proyek pembangunan prasarana (jalan, jembatan, bendungan, lapangan
terbang). Tujuannya dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat.
2. Permintaan Pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk
dalam jumlah besar. Contohnya seperti kenaikan jumlah produk sehingga
dibangun sarana produksi baru.
3. Dari dalam Perusahaan yang bersangkutan
Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala
aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek.
Misalnya proyek untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaharui
(moderninasi) perangkat dan sistem kerja lama agar mampu bersaing.
4. Dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak
manfaat dan peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi.
Misalnya komoditi obat – obat dan bahan kimia yang lain. Bagi proyek yang
berukuran besar dan kompleks, karena umumnya melibatkan sumber daya yang
besar, prakarsa sering timbul dari pihak pemerintah, perusahaan swasta besar,
atau multinasional. Singkatnya seperti Pembangunan fasilitas produksi untuk
produk baru yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan.
Perkembangan Siklus Proyek
Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap – tahap
perkembangan. Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan
tujuan yang khusus atau spesifik. Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian
tahap dalam siklus proyek, baik jumlah maupun terminology yang dipakai. Hal ini
antara lain karena banyaknya macam, ukuran, dan kompleksitas proyek, serta latar
belakang tujuan pembagian itu sendiri.
Pembagian menurut UNIDO (United Nation Industrial Development
Organization).
Siklus Proyek:
a. Tahap persiapan
1. Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan,
2. Pengembangan ide menjadi konsep-konsep alternatif,
3. Formulasi lingkup proyek ,
4. Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.
b. Tahap implementasi
1. Penyiapan desain engineering terinci, jadwal induk dan anggaran,
2. Pengadaan kontrak dan pembelian,
3. Pengerjaan pabrikasi, konstruksi, uji coba dan start up.
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instalasi yang
baru selesai dibangun.
Pembagian menurut MRDC (Mobil Research and Development Corporation).
Siklus Proyek:
a. Front End
1. Identifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul,
2. Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin,
3. Memililih alternatif dan merumuskannya menjadi lingkup kerja pendahuluan,
4. Membuat perkiraan biaya dan jadwal pendahuluan,
5. Menyiapkan angka anggaran biaya tahap berikutnya.
b. Tahap 1
1. Memperjelas definisi lingkup kerja,
2. Menyusun anggaran proyek dan jadwal induk,
3. Menyiapkan dokumen tender, rancangan kontrak dan memilih calon
pelaksana (kontraktor) untuk pekerjaan Tahap 2.
b. Tahap 2
1. Membuat desain engineering terinci,
2. Melakukan pembelian atau kontrak material dan jasa,
3. Manufaktur (pabrikasi)peralatan dan konstruksi,
4. Melakukan inspeksi, uji coba dan start-up.
Bila tahap – tahap di atas telah diselesaikan maka proyek telah dianggap selesai dan
diserahkan kepada pemilik untuk dioperasikan.
Contoh – contoh di atas menunjukkan bahwa pembagian siklus proyek
menjadi beberapa tahap pada umumnya didasarkan atas jenis kegiatan utama
(dominan) yang berlangsung di dalam tahap yang bersangkutan. Kegiatan utama ini
tidak harus berhenti pada tahap yang bersangkutan, tetapi masih berkelanjutan di
tahap berikutnya. Jadi, ada jenis kegiatan yang sama dengan tahap terdahulu tetapi
intensitasnya sudah jauh berbeda.
Dari sudut pengelolaan proyek, manfaat yang diperoleh dari adanya
pembagian siklus proyek menjadi tahap – tahap ini adalah memudahkan untuk
mengidentifikasikan dan mengikuti perubahan kegiatan, dan selanjunya menyiapkan
sumber daya dan usaha yang diperlukan untuk menanganinya.
Tahap Siklus Proyek
UNIDO membagi siklus proyek kedalam tiga tahap yaitu:
1. Tahap Konseptual
Terdiri dari menyusun dan merumuskan gagasan, menganalisis pendahuluan dan
melakukan studi kelayakan.
2. Tahap PP(Perancanaan dan Pemantapan)/Definisi
Terdiri dari :
a. Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual untuk memperoleh
kesimpulan yang digunakan untuk pengambilan keputusan kelangsungan
investasi atau proyek,
b. Menyiapkan perangkat seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik,
engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat dokumen
tender dan kontrak,
c. Menyusun perencanaan dan membuat keputusan yang strategis untuk
penyelenggaraan proyek seperti jenis kontrak yang akan dipakai, bobot
sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan dan lain – lain,
d. Memilih peserta proyek yang terdiri dari staf pemilik, kontraktor, konsultan,
arsitek, dan lain – lain.
3. Tahap Implementasi
Terdiri dari :
1. Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi
dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek,
2. Melakukan pekerjaan desain engineering terinci, pengadaan material dan
peralatan, pabrikasi, instalasi (konstruksi),
3. Melakukan perencanaan dan pengendalian pada aspek biaya, jadwal dan
mutu. Kegiatan lain yang tidak kalah penting ialah memobilisasi tenaga kerja,
melatih dan melakukan pengawasan,
4. Menutup proyek, ini termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba, start-up, dan
pra operasi,
5. Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik,
6. Menyelesaikan masalah asuransi, klaim, dan keuangan proyek.
4. Tahap Operasi atau Utilisasi
Tahap ini tidak termasuk dalam siklus proyek tetapi merupakan kegiatan
operasional, dicantumkan di sini hanya untuk memperjelas batas kegiatan –
kegiatan yang bersangkutan, yaitu di mana kegiatan proyek berhenti dan
organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan
instalasi atau produk hasil proyek.
Macam Proyek
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Kegiatan utamanya meliputi pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan dan konstruksi. Contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan
raya, pelabuhan dan fasilitas industri.
Kegiatan Utama Proyek Engineering-Konstruksi
Tahap Konseptual
1. Perumusan gagasan,
2. Kerangka acuan,
3. Studi kelayakan,
4. Indikasi dimensi lingkup proyek,
5. Indikasi biaya dan jadwal.
Tahap PP/Definisi
1. Pendalaman berbagai aspek persoalan,
2. Desain – engineering dan pengembangan,
3. Pembuatan jadwal induk dan anggaran, menentukan kelanjutan investasi,
4. Penyusunan strategi penyelenggaraan dan rencana pemakaian sumber daya,
5. Pembelian dini,
6. Penyiapan perangkat dan peserta.
Tahap Implementasi
1. Desain engineering terinci,
2. Pembuatan spesifikasi dan kriteria,
3. Pembelian peralatan dan material,
4. Pabrikasi dan konstruksi,
5. Inspeksi mutu,
6. Uji coba kemampuan,
7. Start-up, demobilisasi dan laporan penutupan proyek.
Tahap Operasi
1. Operasi rutin,
2. Pengamatan prestasi.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
Kegiatan utamanya meliputi desain engineering, pengembangan produk (product
development), pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi
produk yang dihasilkan. Contohnya pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin
pabrik dan mobil. Jika kegiatan manufaktur dilakukan berulang – ulang, rutin, dan
menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi
diklasifikasikan sebagai proyek.
Kegiatan Utama Proyek Engineering-Manufaktur
1. Desain dan Pengembangan Produk
Setelah lulus pengkajian kelayakan dari bermacam – macam aspek pada tahap
konseptual, maka dilanjutkan dengan desain dan pengembangan produk.
Kegiatan ini terdiri dari :
a. Analisis fungsi dan desain engineering
Kegiatan pokok disini adalah engineering dari produk yang akan dibuat
beserta komponen – komponennya.
b. Desain engineering terinci dan pengembangan produk
Kegiatan pokok di sini adalah menjabarkan dan menerjemahkan yang
telah dikerjakan pada butir a menjadi spesifikasi, criteria dan gambar –
gambar desain engineering untuk dipakai sebagai pedoman dalam proses
pembelian material, manufaktur, perakitan dan uji coba.
a. Sistem Integrasi
Dalam hubungan ini dilakukan pula studi perihal integrasi dan kaitannya
(interface) dengan fasilitas dan perlatan yang telah ada di bengkel (pabrik)
tersebut.
b. Membuat Prototip (prototype)
Sering kali sebelum menghasilkan produk akhir, dibuat terlebih dahulu
prototip (prototype). Dari prototip tersebut kemudian dilakukan testing (uji
coba). Data dan informasi yang dihasilkan dianalisis dan dikembangkan lebih
jauh untuk menjadi masukan pada kegiatan berikutnya.
c. Manufaktur (produksi)
Kegiatan ini terdiri dari pembelian material dan peralatan serta pabrikasi
komponen produk. Kegiatan ini dikerjakan oleh bidang manufaktur
perusahaan yang bersangkutan atau diserahkan kepada subkontraktor.
d. Perakitan dan Instalasi
Kegiatan akhir dari proyek Engineering-Manufaktur adalah merakit dan
menginstal komponen – komponen produk menjadi produk akhir,
mengadakan tes, inspeksi, dan uji coba sebelum diserahkan kepada pemesan.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan (research and development)
Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini sering kali
menempuh proses yang berubah – ubah demikian pula dengan lingkup kerjanya.
Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan
batasan yang ketat perihal masalah tersebut.
a. Merancang sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak maupun
perangkat keras,
b. Merancang program efisiensi dan penghematan,
c. Diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan.
Proyek tersebut tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir.
Kegiatan Utama Proyek Penelitian dan Pengembangan
Tahap Konseptual
1. Melihat kesempatan dan merumuskan gagasan,
2. Meletakkan dasar studi kelayakan,
3. Melakukan lingkup kerja, jadwal, dan perkiraan biaya.
Tahap PP/Definisi
1. Menjabarkan lingkup kerja/kegiatan,
2. Memperdalam evaluasi,
3. Melakukan desain engineering pendahuluan.
Tahap Implementasi
1. Mengadakan material dan peralatan,
2. Melakukan pilot test,
3. Menganalisis hasil – hasilnya,
4. Melaksanakan “test penuh” dan menganalisis hasil – hasilnya,
5. Membuat laporan akhir.
Tahap Operasi
1. Mengedarkan laporan akhir untuk mendapatkan tanggapan,
2. Membandingkan rencana dengan hasil.
4. Proyek Pelayan Manajemen
a. Tahap Konseptual
Tahap ini mengkaji persoalan atau keperluan yang dihadapi. Jadi disini kita
berusaha menggali dan merumuskan penyebab terjadinya keadaan yang tidak
efisien tersebut
b. Tahap PP atau Definisi
Pada tahap ini aspek dari pemecahan persoalan mendapatkan perhatian
sepenuhnya untuk dikaji secara mendalam. Tahap ini ditutup dengan membuat
laporan sementara (interim report) perihal usulan di atas, termasuk indikasi
biaya dan jadwal yang diperlukan bila usulan tersebut dilaksanakan.
c. Tahap Implementasi
Pada tahap ini segala rencana dan usulan tahap terdahulu, setelah ditemukan
alternatif yang dianggap terbaik, kemudian dirinci, dijabarkan, dihitung dan
disusun menjadi suatu sistem yang bila direalisasikan diperkirakan dapat
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh perusahaan.
d. Tahap Utilitas
Perusahaan yang member tugas menerima laporan akhir kemudian
membahasnya untuk menentukan direalisasi atau tidaknya usulan yang dimuat
dalam laporan tersebut. Bila direalisasikan maka laporan dapat digunakan
sebagai pedoman untuk pelaksanaan.
5. Proyek Kapital
Meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan
(mesin – mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi pembangunan fasilitas
produksi.
Kegiatan Proyek Versus Kegiatan Operasional
Kegiatan Proyek mewujudkan atau membangun sistem yang belum ada.
Kegiatan Operasional mendayagunakan sistem yang telah ada (pabrik, gedung
atau fasilitas lain) berulang-ulang.
Perbandingan Kegiatan Proyek dan Kegiatan Operasional
Kegiatan Proyek
1. Bercorak dinamis, nonrutin.
2. Siklus proyek relatif pendek.
3. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus berubah – ubah ( naik turun ).
4. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah
ditentukan.
5. Terdiri dari bermacam – macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin
ilmu.
6. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya.
Kegiatan Operasional
1. Berulang – ulang, rutin.
2. Berlangsung dalam jangka panjang.
3. Intensitas kegiatan relatif sama.
4. Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam dalam proyek.
5. Macam kegiatan tidak terlalu banyak.
6. Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan.