kebutuhan rth

8

Click here to load reader

Upload: yandi-h-lukman

Post on 14-Jun-2015

286 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebutuhan RTH

PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang

Sebagai salah satu unsur kota yang penting khususnya dilihat dari fungsi

ekologis, maka betapa sempit atau kecilnya ukuran RTH Kota (Urban Green Open

Space) yang ada, termasuk halaman rumah/bangunan pribadi, seyogyanya dapat

dimanfaatkan sebagai ruang hijau yang ditanami tetumbuhan.

Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologis, sosial,

ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan)

tidak hanya dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan

kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota.

Untuk mendapatkan RTH yang fungsional dan estetik dalam suatu sistem perkotaan

maka luas minimal, pola dan struktur, serta bentuk dan distribusinya harus menjadi

pertimbangan dalam membangun dan mengembangkannya. Karakter ekologis,

kondisi dan ke-inginan warga kota, serta arah dan tujuan pembangunan dan

Perencanaan Lansekap 1

BAB I

Page 2: Kebutuhan RTH

perkembangan kota merupakan determinan utama dalam menentukan besaran RTH

fungsi-onal ini.

Seiring dengan proses perkembangannya, sebuah kota tidak pernah selesai

dalam menampilkan eksistensinya. Wajah dan tatanan kehidupan di dalamnya selalu

berproses melalui interaksi antar berbagai kepentingan yang ada. Upaya

mengalokasikan aktivitas yang menjalankan denyut nadi perekonomian suatu kota

akan terus berkembang secara kreatif. Oleh karenanya, upaya penentuan peruntukan

lahan kota dengan sistem zoning yang ketat dalam kurun waktu yang sangat lama,

tidak dapat diterapkan dengan mudah. Bahkan apabila dipaksakan, dapat

menyebabkan sebuah kota kehilangan eksistensinya yang pada gilirannya

juga akan menurunkan kualitas kehidupan kota di dalamnya. Dengan latar belakang

inilah, timbul ide penelitian dengan fokus pengkajian RTH pada desa ini.

I.2 Identifikasi/ Perumusan Masalah

Pembangunan dan pengelolaan RTH wilayah perkotaan harus menjadi

substansi yang terakomodasi secara hierarkial dalam perundangan dan peraturan serta

pedoman di tingkat nasional dan daerah/kota. Untuk tingkat daerah baik provinsi

maupun kabupaten/kota, permasalahan RTH menjadi bagian organik dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah dan subwilayah yang diperkuat oleh peraturan daerah.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan dan pengelolaan RTH juga mengikut

sertakan masyarakat untuk meningkatkan apresiasi dan kepedulian mereka terha-dap,

terutama, kualitas lingkungan alami perkotaan, yang cenderung menurun.

Dari paparan diatas, yang menjadi isues dan permasalahan penelitian ini

adalah kenyataan bahwa ruang terbuka hijau yang berada di kawasan kajian yang

berfungsi sebagai ruang publik, saat ini belum memadai (masih kurang).

Perumusan Masalah :

Perencanaan Lansekap 2

Page 3: Kebutuhan RTH

Dari berbagai isu permasalahan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah kajian yaitu

Desa Cikidang dan Desa Wangunharja Kecamatan Lembang Jawa Barat tersebut di

atas, maka permasalahan utamanya adalah kurang berhasilnya pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau di Desa Cikidang dan Desa Wangunharja. Dalam kaitanya dengan

persoalan tersebut, maka perlu dipertanyakan :

a. Apakah yang menyebabkan pengelolaan RTH di wilayah tersebut kurang berhasil?.

b. Faktor-faktor apa yang menghambat dalam pengelolaanya?.

I.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian dan Penulisan

Tujuan dalam pengkajian RTH Desa ini adalah untuk mendapatkan data yang

pasti dilapangan, berapa banyak RTH yang ada di Desa tersebut dan juga melihat

kondisinya saat ini, apakah masih berfungsi atau sudah tidak terawat lagi.

Maksud dalam pengkajian RTH pada Desa ini, kita akan melihat jumlah dan

kondisi RTH yang ada pada Desa tersebut, mulai dari RTH RT, RW, Desa, taman

kota, hutan kota, sabuk hijau/kantung hijau, RTH pemakaman, dan banyak lagi

termasuk juga ruang terbuka non hijau.

Sementara sasaran yang dicapai untuk merumuskan laporan ini yaitu

diantaranya sebagai berikut :

Kondisi eksisting RTH wilayah Kecamatan dan Kelurahan.

Jumlah dan kondisi RTH yang ada pada kelurahan tersebut, yaitu

diantaranya :

o RTH RT dan RW.

o RTH Kelurahan.

o RTH taman kota.

o Hutan kota.

o Sabuk hijau/kantung hijau.

Perencanaan Lansekap 3

Page 4: Kebutuhan RTH

o RTH pemakaman, dan banyak lagi termasuk juga ruang terbuka non

hijau.

I.4 Guna Penelitian (Secara umum dan khusus)

Secara umum penelitian ini berguna untuk mengetahui besaran ketersediaan

RTH di wilayah perkotaan yang ada di skala kelurahan di kabupaten. Adapaun

kegunaan secara khususnya yaitu kita dapat mengetahui berapa presentase kondisi

eksisting RTH yang ada pada saat ini serta berapa proporsi RTH yang dibutuhkan

pada masa yang akan datang.

I.5 Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian

Dalam pengkajian tentang RTH di Desa ini, ruang lingkup yang harus di kaji

adalah sekitaran Desa tersebut, bagaimana kondisi eksisting RTH yang ada di tiap

Desa, yaitu dengan cara membandingkan antara 2 Desa dalam 1 kecamatan tersebut

yaitu desa cikidang dan desa wangunharja kecamatan lembang Jawa

Barat.Pengkajiannya hanya dibatasi pada jumlah dan kondisi eksisting dari RTH yang

ada pada tiap Desa tersebut.

I.6 Metode dan Teknik Penelitian

Studi ini dilakukan ke dalam beberapa tahap yaitu pengumpulan data,

pengolahan data awal, tahap pembahasan. Pengkajian tentang RTH yang ada pada

tiap kelurahan yang di kaji ini adalah untuk mendapatkan hasil eksisting dilapangan

tentang kondisi RTH dan jumlah yang ada. Tahap pengkajian RTH ini yaitu sebagai

berikut :

1. Tahap Pengumpulan Data

Survey langsung pada kelurahan dengan mengkaji RTH dengan cara

pengamatan terhadap lokasi RTH yang diamati.

Perencanaan Lansekap 4

Page 5: Kebutuhan RTH

2. Tahap Pembahasan

Pembahasan terhadap data yang telah terkumpul baik foto – foto atau

wawancara langsung dengan masyarakat.

I.7 Prosedur Penelitian:

1) Tahap Perencanaan Observasi

Perkembangan Kota Bandung yang terus meningkat mempengaruhi

perkembangan, wilayah Kecamatan Lembang sehingga berkembang dari wilayah

rural menjadi wilayah urban yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan

pertanian ke non pertanian.

Tahap perencanaan observasi yang dilakukan yaitu dengan memilih wilayah

studi penelitian yaitu di Desa Cikidang dan Desa Wangunharja, alasannya yaitu

Lembang yang merupakan kota wisata menuntut pembangunan sarana dan prasarana

yang bisa mendukung kegiatan didalamnya, tetapi dilain pihak juga keterbatasan

pembangunan yang harus diperhatikan menjadi orientasi utama dalam pengembangan

sarana prasarana tersebut, terutama dalam alih fungsi lahan yang tadinya sebagai

daerah resapan air, dan daerah aliran sungai yang berpengaruh terhadap wilayah

bawahnya.

2) Langkah - Langkah Observasi

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan atau langkah dalam

kegiatan observasi, yaitu :

Perumusan tujuan

Identifikasi masalah

Pemilihan wilayah studi

Kegiatan observasi (primer dan sekunder)

Kompilasi dan Pengolahan data

Analisis data

Perencanaan Lansekap 5