kebijakan pengembangan pbkb
DESCRIPTION
hhhhhhhhhhhhTRANSCRIPT
LANDASAN DAN PEDAGOGIS PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Oleh:Dr. HJ. Arnie Fajar, M.Pd.
1
Landasan HukumUU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 4Ayat 3: Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Ayat 4: Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ayat 5: Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
TENTANGPERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2O1O
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 1 TAHUN 2010
Tindakan : Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsaKeluaran : Terimplementasinya uji coba kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai -nilai bulaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa
PROGRAM : PENGUATAN METODOLOGI DAN
KURIKULUM
>Peningkatan kompetensi kepala dan pengawassekolah untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah
Penguatan PengelolaanSekolah
> Melakukan kajian dan revisi kurikulum pendidikan dan pelatihan agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin> Meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin
INPRES NO. 6 TAHUN 2009Tentang
EKONOMI KREATIF
Upaya apa yang harus dilakukan?
Kita harus berusaha NKRI ini dihuni, digenggam,
dan dikelola oleh insan-insan Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Melalui apa?
UPAYA REPRESIF;
UPAYA PRE ENTIF DAN PREVENTIF.
Terkait dengan upaya pre entif dan preventif maka upaya yang sangat penting dan strategis adalah: PENDIDIKAN
13/07/10
Proses Pendidikan
Proses Pendidikan
Transfer of Knowledge
Transformation of values
Kapasitas Intelektual
Perubahan Perilaku
1. Kompetensi2. KreativitasTujuan
2
ahus ms 10
Trilogi lingkungan pendidikan
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah (lembaga pendidikan)
Lingkungan masyarakat
ahus ms 11
Komponen Penting dalam Pendidikan
Peserta didik
Pendidik
Kurikulum
Metode dan media
Lingkungan
ahus ms 12
Secara schema dapat digambarkan
IN PUT
OUT PUT
PROSES
GURU METODE & MEDIA
SARANA PRASARANA KURIKULUM
ahus ms13
Teori Perkembangan Manusia
1. Pembawaan anak yang diperoleh sejak lahir (Teori Nativisme)
2. Stimulasi eksternal, yaitu bergantung pada stimulus lingkungan/faktor lingkungan (Teori Empirisme)
3. Pembawaan anak dan faktor lingkungan (Teori Konvergensi)
RASAPIKIR
RAGA
JIWA
14setditjen@arfd0c-10
OLAH HATI
OLAH PIKIR
OLAH RASA/KARSA
OLAH RAGA
jujur, beriman dan bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa
patriotik
jujur, beriman dan bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa
patriotik
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan
kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan
kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
15
NILAI-NILAI LUHUR
Perilaku Ber-
karakter
16
Moral Knowing :Moral awarness
Knowing moral valuesPerspective-takingMoral reasoningDecision-makingSelf-knowledge
Moral Feeling:ConscienceSelf-esteem
EmphatyLoving the good
Self-controlHumanity
Moral Action:Competence
WillHabit
Lickona (1992)
JUJUR
POLA PERILAKU:•ADIL•IKHLAS•BERPIKIR POSITIF
TANGGUH
POLA PERILAKU:• MANDIRI• PERCAYA DIRI• TANGGUNG JAWAB• DISIPLIN• KERJA KERAS• PANTANG MENYERAH
CERDAS
POLA PERILAKU:• KREATIF• PENGENDALIAN EMOSI• RENDAH HATI• HEMAT
PEDULI
POLA PERILAKU:• KASIH SAYANG• TOLERANSI• SANTUN• CINTA DAMAI• KERJASAMA • KEWARGANEGARAAN
Proses Pengembangan Budaya (Pembudayaan)
• Intervensi, yaitu perlakuan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh sekolah dalam rangka mempengaruhi pembudayaan nilai-nilai akhlak mulia tertentu, yang dilaksanakan melalui: penetapan tata tertib, pembelajaran, dan penasihatan.
• Habituasi, yaitu pembiasaan nilai-nilai akhlak mulia yang dilakukan melalui peneladanan, dan pendampingan oleh sekolah.
Pengembangan Karakter Jujur
INTERVENSI HABITUASI (PEMBIASAAN)
• Sekolah menyiapkan tata tertib agar siswa tidak menyontek pada saat ujian.
• Sekolah memotivasi siswa untuk senantiasa secara tulus mengakui dan meminta maaf atas kesalahan.
• Menyediakan/memasang poster-poster tentang kejujuran.
• Menunjukkan keteladanan dalam mengakui keterbatasan
• Menunjukkan keteladanan dalam mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada siswa.
Pengembangan Karakter CerdasINTERVENSI HABITUASI (PEMBIASAAN)
• Sekolah memotivasi siswa untuk menciptakan ide-ide dan karya baru dan bermanfaat.
• Sekolah memfasilitasi siswa dalam menciptakan ide-ide dan karya baru dan bermanfaat.
Kepala sekolah, wali kelas, dan guru memberi teladan dalam menciptakan ide-ide dan karya baru dan bermanfaat.Siswa memamerkan hasil-hasil kreativitas siswa.
• Sekolah mendorong siswa untuk menyatakan perasaan secara wajar.
• Sekolah secara tegas melarang siswa untuk mencoret-coret dinding dan baju.
Guru menunjukkan teladan dengan tidak mudah marah di hadapan siswa
• Sekolah menampilkan kata mutiara tentang rendah hati di lingkungan sekolah. Misalnya: “Hargai orang lain, agar anda dihargai,”
Kepala Sekolah dan guru senantiasa menghargai siswanya.
• Sekolah memotivasi siswa untuk gemar menabung.
• Mengingatkan siswa untuk menghemat air dan listrik.
Kepala sekolah dan guru memberikan teladan mematikan lampu ruangan kantor, pada saat keluar ruangan.
Pengembangan Karakter Tangguh
INTERVENSI HABITUASI (PEMBIASAAN)
• Sekolah memfasilitasi siswa dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa, baik masalah personal, akademik, maupun perencanaan masa depan siswa.
• Sekolah memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.
• Membelajarkan siswa untuk memecahkan masalah sampai tuntas.
• Mendorong siswa untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri
• Meminta bantuan kepada orang lain pada saat yang tepat.
• Kepala sekolah, wali kelas, dan guru bimbingan konseling menanyakan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa.
Pembudayaan Karakter PeduliINTERVENSI HABITUASI (PEMBIASAAN)
• Sekolah menyiapkan tata tertib sekolah tentang budaya Senyum, Salam, dan Sapa.
• Kepala sekolah dan guru memotivasi siswa untuk melaksanakan secara bersama-sama menjaga lingkungan
• Guru membelajarkan siswa untuk melerai bila terjadi perselisihan di kalangan siswa.
Kepala Sekolah dan Guru menunjukkan keteladanan dalam mengucapkan salam, senyum dan saling menyapa
• Sekolah mendorong siswa untuk saling memperhatikan
• Sekolah mendorong siswa untuk tidak merusak atau menyakiti teman, binatang, maupun tumbuhan
• Sekolah mendorong siswa untuk senang berbagi/tidak pelit
• Wali Kelas dan guru mendorong siswa untuk memiliki uang kas untuk keperluan derma
Setiap kelas menyiapkan uang kas kelas untuk derma.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
• Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa
• Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat
• Penyaring: untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 26
Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
• Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
• Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
• Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
• Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
• Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
27
SUMBER NILAI-NILAI• Agama: nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter
bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
• Pancasila: Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
• Budaya:tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut.
• Tujuan Pendidikan Nasional; tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan ketiga sumber yang disebutkan di atas. 28
Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja Keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa Ingin Tahu
10. Semangat Kebangsaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat/Komuniktif
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
17. Peduli Sosial
18. Tanggung-jawab
29
Prinsip-prinsip pengembangan• Berkelanjutan mengandung makna bahwa
proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
• Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
• Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar untuk pembelajaran biasa.
• Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
30
IMPLEMENTASI DALAM KTSP
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan Sekolah
4. Struktur Kurikulum
5. Kalender Akademik
• Kegiatan Ekstra Kurikuler• Kegiatan Bimbingan
Konseling• Kegiatan Terprogram• Kegiatan Rutin• Kegiatan Spontan• Kegiatan Teladan• Integrasi dalam mata
pelajaran• Muatan Lokal
31
3. Perubahan pada Penilaian Kelas
4.Pelaksanaan Remediasi dan
PengayaanSecara efektif
1. Pengelolaan Kurilulum Berbasis
Sekolah
2. Perubahan pada
Kegiatan Belajar Mengajar
Perubahan-Perubahan yang harus terjadi
32
KESIMPULAN1. Perubahan pembelajaran harus terjadi di
seluruh sekolah sehingga terjadi budaya sekolah
2. Kepala Sekolah merupakah tokoh sentral perubahan tsb. Jika hanya satu atau dua guru saja dari sekolah tersebut yang diberi pelatihan/sosialisasi maka perubahan sulit terjadi.
3. Perubahan dilakukan dengan melaksanakan penguatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam KTSP masing-masing sekolah
33