kdm kesadaran keadaan umum

18
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kesadaran Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur), ingat, tau dan mengerti. Jadi, kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Pemeriksaan tingkat kesadaran ini harus dibedakan dengan isi kesadaran. Penilaian tingkat kesadaran (level of consciousness) berhubungan dengan “AROUSAL”, sedangkan isi kesadaran berkaitan dengan fungsi korteks seperti fungsi membaca, menulis, berhitung, bahasa, daya ingat, kesadaran dsb. Pemeriksaan tingkat kesadaran yang sekarang dipakai adalah skala dari GLASGOW (Glasgow coma scale) yang lebih praktis untuk dokter umum maupun perawat karena patokan/criteria yang lebih jelas dan sistematik, sibandingkan dengan cara lama seperti apatis, somnolen, stupor, spoor dan koma. Pada setiap penderita dengan gangguan kesadaran, maka ada 4 hal yang perlu diperiksa yaitu :

Upload: danisaputra999

Post on 24-Apr-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KDM Kesadaran Keadaan Umum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesadaran

Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya),

keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari

tidur), ingat, tau dan mengerti. Jadi, kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh

manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Pemeriksaan tingkat kesadaran

ini harus dibedakan dengan isi kesadaran. Penilaian tingkat kesadaran (level of

consciousness) berhubungan dengan “AROUSAL”, sedangkan isi kesadaran

berkaitan dengan fungsi korteks seperti fungsi membaca, menulis, berhitung, bahasa,

daya ingat, kesadaran dsb. Pemeriksaan tingkat kesadaran yang sekarang dipakai

adalah skala dari GLASGOW (Glasgow coma scale) yang lebih praktis untuk dokter

umum maupun perawat karena patokan/criteria yang lebih jelas dan sistematik,

sibandingkan dengan cara lama seperti apatis, somnolen, stupor, spoor dan koma.

Pada setiap penderita dengan gangguan kesadaran, maka ada 4 hal yang perlu

diperiksa yaitu :

1. Tingkat kesadaran

2. Mata, yang meliputi pupil (reflex cahaya, anisokoria), gerakan bola mata (gerakan

konjugasi bola mata), berguna untuk menentukan kelainan neurologis atau

metabolik

3. Respirasi yang dikaitkan dengan lokalisasi lesi di otak dan berhubungan dengan

beratnya gangguan tingkat kesadaran

4. Respon motorik terhadap rangsangan nyeri. Adanya gerakan motorik terhadap

rangsangan nyeri (menjahui rangsangan tersebut) menunjukan fungsi spino-

thalami-cortical (sensory ascending pathway) dan tractus cortico-spinalis (tractus

pyramidalis) yang masih baik, sedangkan tidak adanya gerakan motorik pada

Page 2: KDM Kesadaran Keadaan Umum

salah satu anggota gerak tetapi menunjukan “grimacing” (meringis)

sewaktudiberikan rangsangan nyeri menunjukan adanya disfungsi tractus corcito-

spinalis tanpa disfungsi daripada sensory ascending pathway.

2.2 Cara Pemeriksaan Skala G.C.S

Cara pemeriksaan skala dari Glasgow atau Glasgow Coma Scale (G.C.S) .

Didasarkan pada respon dari mata, pembicaraan dan motorik di mana masing-masing

mempunyai “scoring” tertentu, mulai dari yang paling baik (normal) sampai dengan

yang paling jelek. Jumlah “total scoring” paling jelek adalah 3 (tiga) sedangkan

paling baik (normal) adalah 15 (lima belas). Adapun seorang tersebutb adalah :

1. EYE MOVEMENT SCOR

Spontan membuka mata

Terhadap suara membuka mata

Terhadapi nyeri membuka mata

Menutup mata terhadap segala jenis rangsang

4

3

2

1

2. VERBAL RESPONSE SCOR

Berrientasi baik

Bingung (biasa membentuk kalimat tapi arti keseluruhan kacau)

Bisamembentuk kata tetapi tidak mampu mengucapkan suatu kalimat

Bisa mengeluarkan suara yang tidak punya arti (groaning)

Suara : tidak ada

5

4

3

2

1

3. MOTORIC RESPONSE SCOR

Menurut perintah

Dapat melokalisir rangsangan sensorik di kulit (raba)

Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak (withdrawal)

Menjahui rangsangan nyeri (flexion)

Ekstensi spontan

Tidak ada gerakan

6

5

4

3

2

1

Page 3: KDM Kesadaran Keadaan Umum

Skala dari Glasgow ini di samping untuk menentukan tingkat kesadaran, juga berguna

untuk menentukan prognosis perawatan suatu penyakit (misalnya contusion cerebri).

Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu

E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1 jika dihubungkan dengan kasus

trauma kapitis maka didapatkan hasil :

1. GCS : 14-15 = CKR (cidera kepala ringan)

2. GCS : 9-13 = CKS (cidera kepala sedang)

3. GCS : 3-8 = CKB (cidera kepala berat)

2.3 Menilai Tingkat Kesadaran

Sudah disebutkan di atas bahwa cara menilai tingkat kesadaran pasien

adalah dengan cara skala dari Glasgow. Perlu diketahui bahwa suatu proses di otak

(baik itu suatu proses structural seperti tumor/ hematoma ataukah

fungsional/metabolic) bila mengenai barang otak bagian bawah atau mendekati

batang otak bagian bawah (medulla oblongata) akan memperburuk tingkat kesadaran

atau menuju kearah kematikan. Untuk keperluan prognosis penyakit maka pada setiap

gangguan kesadaran harus ditentukan fungsi dari batang otak. Apabila fungsi batang

otak sudah terganggu baik parsial maupun total berarti prognosisnya kurang baik.

Untuk penilaian fungsi batang otak maka diperlukan :

1. Respirasi

a. C.N.H (Central Neurogenic Hyperventilation) = Kussmaul

Pernapasan dalam dan cepat. Menunjukan disfungsi tegmentum batang otak

bagian atas.

b. Apneustic Breathing

Disfungsi pons tengah dan bawah dorsolateral. Jarang pada manusia

c. Ataxic Breathing

Disfungsi dari pusat pernapasan yaitu formation reticularis bagian medio-

dorsal medulla oblongata dibawah obeks. Umumnya pasti fatal kecuali :

Keracunan obat (sedative)

Page 4: KDM Kesadaran Keadaan Umum

Tidur alamiah

Proses yang menekan medulla oblongata akan mengakibatkan kegagalan

pernapasan jauh sebelum kegagalan sirkulasi.

d. Cluster Breathing

Lesi di medulla oblongata

e. Gasping Respiration

Napas tinggal satu-satu. Lesi di medulla oblongata. Sedangkan kelainan pola

pernapasan yang menunjukkan lesi/disfungsi di atas batang otak adalah :

PHVA (Post Hyperventilation Apnoea)

Didapatkan pada tidur, disfungsi hemisphere bilateral (metabolic maupun

neurologis)

Cheyne- Stokes Respiration

Pada disfungsi hemisphere bilateral bagian dalam atau diencephalon

2.4 Doll Head Eye Phenomenon

Pada pasien dengan coma yang dalam harus diperiksa. Caranya: kepala

penderita digerakkan dengan cepat (mendadak) kea rah lateral kanan dan kiri

sementara itu dokter melihat gerakan bola mata pasien.

Pada keadaan normal (tidak ada kelemahan saraf otak 3,4 dan 6) maka

bola mata akan bergerak kea rah yang berlawanan dengan gerakan kepala. Bila ada

gangguan salah satu saraf otak 3,4 dan 6 atau gangguan “gaze” maka akan timbul

gerakan dysconyugate eye movement (bila ada gangguan gaze) dan bola mata

fixed/diam ditengah berarti doll head eye phenomenon negative (lesi mengenai

batang otak secara luas).

Refleks = Refleks Batang Otak

Refleks muntah

Page 5: KDM Kesadaran Keadaan Umum

Refleks menelan

Refleks batuk

Refleks kornea

Refleks cilio-spinal

Refleks pupil

2.5 Menyimpulkan Hasil Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

Dengan melihat pola pernapasan, doll head eye phenomenon dan reflex

batang otak kita akan bias menentukan apakah ada disfungsi batang otak. Bila ada

disfungsi batang otak disertai kesadaran yang menurun serta gejala-gejala klinik yang

lain kita akan bias membuat diagnosis dan prognosis yang tepat. Misalnya : pasien

dating dengan koma yang dalam (GCS = 1.1.1) dan pada anamnesis didapatkan

beberapa jam yang lalu mengeluh sakit kepala hebat disertai muntah-muntah

kemudian disusul dengan ngorok (coma).

Pada pemeriksaan didapatkan pola pernapasan tipe central acurogenic

hypervealilation, Doll head eye phenomenon sudah menurun (bola mata masih

bergerak, hanya lemah) dan reflex-refleks batang otak sebagian sudah negative.

Kesimpulan kita adalah suatu perdarahan intraserebral dengan disfungsi

batang oatak bagian atas (apalagi bila anamnesis umur sesuai dan ada riwayat

hipertensi). Pada kasus seperti ini bedasarkan pengalaman penulis biasanya 100%

meninggal dunia. Hanya beda waktunya saja, bila dirawat di ICU mungkin meninggal

lebih lama (1-2 hari), bila dirawat diruangan apalagi bila sering dimanipulasi lehernya

(pemeriksaan kaku kuduk) atau dilakukan fungsi lumbal untuk indikasi akademis

maka bias meninggal dalam beberapa jam, dank dang-kadang terjadi “respiratory

arrest” pada waktu kepala difreksikan sewaktu LP atau beberapa saat setelah LP.

2.6 Menjelaskan Tingkat Kesadaran Penderita

Page 6: KDM Kesadaran Keadaan Umum

Pasien yang gelisah, delirium, disorientasi, gaduh gelisah menunjukkan

kemungkinan adanya gangguan kesadran yang belum berat dan menunjukkan adanya

disfungsi kortikal difus (coma bihemisphere). Apabila diperiksa tkan gangguan

kewaspadaan, perhatian pemahaman terhadap masalah, gangguan cognitive,

kebingungan. Penyebab dari gangguan yang bersifat global, akut dan diffuse ini

umumnya adalah metabolic/fungsional (coma internis), sedangkan penyakit

neurologis yang sangat mirip dengan koma metabolic ini adalah meningitis,

ensefalitis atau perdarahan subaraknoid.

Pasien dengan “vegetative state” (coma vigil, apallic syndrome, cerebral

death, neocortical death, total dementia) menunjukan bahwa fungsi cortical sudah

terganggu berat dan difus tetapi fungsi batang otak masih baik (mata masih bias

melirik ke kanan dank e kiri, bisa menelan, batuk, muntah, dsb). Dalam kondisi

seperti ini maka gangguan terutama pada isi kesadaran (yang meliputi fungsi kognitif

dan afektif) sedangkan qrusal atau tingkat kesadaran relative masih baik. Pasien

dengan keadaan Locked in syndrome (umumnya karena emboli di batang otak), lesi

mengenai batang otak bagian tengah sampai dengan bawah tetapi tingkat kesadaran

masih utuh maka komunikasi antara dokter dengan pasien melalui gerakan isyarat

seperti berkedip. Dalam hal ini tentunya fungsi kognitif (isi kesadaran) masih utuh

juga.

2.7 Tingkat Kesadaran ( Macam-macam Tingkat Kesadaran )

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang

terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,

dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan

sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

Page 7: KDM Kesadaran Keadaan Umum

3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,

berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor

yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang

(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban

verbal.

5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon

terhadap nyeri.

6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap

rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin

juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk

perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen

karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga

tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese

serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran

berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas

(kematian). Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis

pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.

Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak.

Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen

(hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic

seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ;

dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia,

hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak);

infeksi (encephalitis); epilepsi.

Page 8: KDM Kesadaran Keadaan Umum

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif

mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk

menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik

diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan

seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah

sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika

dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal

maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).

2.8 Melakukan Pemeriksaan Keadaan Umum

Pemeriksaan keadaan umum meliputi :

1. Kesan umum dari inspeksi seluruh tubuh, missal menurunnya kesadaran, bentuk

kepala yang terlalu besar atau terlalu kecil, edema generalisata, Nampak sakit dan

gelisah, dsb.

2. Pemeriksaan umum terutama pemeriksaan di bidang ilmu penyakit dalam seperti

tensi, nadi, pemanasan, temperature, system kardiopulmoner (dada), system

gastrointestinal dan urogenital (abdomen), anggota gerak, leher, kepala dan muka,

anemia dsb.

2.9 Menyimpulkan Hasil Pemeriksaan Keadaan Umum

Menyimpulkan hasil pemeriksaan keadaan umum penderita. Kasus pasien

dewasa muda dengan kesadaran menurun ringan, gelisah dan delirium, Nampak sakit

dan toksik, panas, keempat anggota gerak bergerak dengan sistematis, tanpa tanda-

tanda syok, lidah kotor, bibir kering, hepatomegali ringan. Jalan pikiran

(kesimpulan) : infeksi yang serius dan toksik kemungkinan tifus abdominalis atau

suatu meningitis belum dapat disingkirkan. Bila disertai dengan tanda-tandaanemia,

perdarahan multiple di kulit, hidung (epistaxis, mata (perdarahan subkonjungtiva atau

retina), hepatosplenomegali, maka kasus ini penyakit primernya tentunya lebih

Page 9: KDM Kesadaran Keadaan Umum

cenderung kw arah penyakit dalam (leukemia atau kelainan darah disertai komplikasi

infeksi umum.

Page 10: KDM Kesadaran Keadaan Umum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya),

keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari

tidur), ingat, tau dan mengerti. . Kesadaran sangat berkaitan dengan manusia bahkan

yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur didalam

manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi

terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup

yang sadar dengan dirinya dan dapat mengetahui keadaan fisik dalam keadaan normal

maupun tidak normal.Sehubungan dengan hal tersebut, akan dibahas lebih lanjut

mengenai “Kesadaran dan Keadaan Umum”.

1.2 Perumusan Masalah

a. Bagaimana cara mengetahui tingkat kesadaran?

b. Bagaimana cara membaca skala pemeriksaan dari G.C.S?

c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan keadaan umum?

d. Bagaimana cara menyimpulkan hasil pemriksaan keadaan umu?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui tingkat kesadaran

b. Untuk mengetahui cara membaca skala pemeriksaan dari G.C.S

c. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan keadaan umum

d. Untuk mengetahui cara menimpulkan hasil pemeriksaan keadaan umum

Page 11: KDM Kesadaran Keadaan Umum

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah memahami pengertian dari kesadaran, maka dapat disimpulkan

bahwa kesadaran adalah keadaan dimana manusia dapat menempatkan diri sesuai

dengan yang diyakininya dan kesadaran hanya dimiliki oleh manusia tidak pada

makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Sedangkan keadaan umum adalah keadaan fisik

manusia pada saat kondisi tubuh normal atau pada saat kondisi tubuh abnormal.

3.2 Saran

Dengan memahami pembahasan mengenai kesadaran dan keadaan umum,

diharapkan pembaca dapat mengerti dan mengimplikasikan kesadaran dan keadaan

umum dengan baik dan benar.

Page 12: KDM Kesadaran Keadaan Umum

DAFTAR PUSTAKA

Juwono T. 1987. Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

http//www.nursingbegin.com/, 16.00 WIB. 19 September 2011.