kata pengantar - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/file/rencana...
TRANSCRIPT
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah mampu
melaksanakan kinerjanya melalui program dan kegiatan tahun 2015.
Rencana Strategis Operasional Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan Rencana
kerja 5 (lima) tahun kedepan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Perkarantinaan
khususnya di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dan Propinsi Maluku pada
umumnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan hingga selesainya renstra ini.
Tiada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan tahunan ini dan kinerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon pada tahun-tahun berikutnya agar menjadi lebih baik.
Akhirnya kami berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Ambon, Januari 2016
Kepala Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon
drh. Ubaidullah
NIP. 19661205 199903 1 001
3
RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL TAHUN 2015 – 2019
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON
1. Pendahuluan
Pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu
pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) yang
memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang
berimbang dan menyuluruh mencakup aspek demografi, ekonomi, intersektoral, spasial,
institusional, dan tata kelola pembangunan.
Cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna
mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani disesuaikan dengan
Sasaran pembangunan pertanian ke depan. Dengan mencermati hasil evaluasi selama
periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP,
maka sasaran strategis Kementerian Pertanian adalah: (1) peningkatanketahanan atau
kedaulatan pangan; (2) peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor ;
(3) penyediaan dan peningkatan bahan baku bioindustri dan bioenergi; serta (4)
peningkatan kesejahteraan petani.
Keberadaan Badan Karantina Pertanian merupakan amanat dari Undang Undang
Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dengan demikian,
keberadaan Badan Karantina Pertanian tidak terlepas dari strategi pemerintah untuk
menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui
penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam perkembangan perencanaan dan strategi
pembangunan nasional, Badan Karantina Pertanian memegang peran besar dalam
mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan.
Renstra merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, tujuan
dan strategis yang disususn sesuai sistematika paket pedoman reformasi dibidang
perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan Pemerintah dengan
4
mempertimbangkan aspek-aspek intenral dan eksternal yang mempengaruhi dan mungkin
akan mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Tujuan
a. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK
b. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan
c. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan
keluarnya media HPHK dan OPTK
d. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
e. Mewujudkan pelayanan prima.
3. Profil Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
Karakteristik
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian
Pertanian yang dipimpin oleh Kepala Stasiun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008
tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan
hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
a. VISI
Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang dipilih dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan,
terjangkau, dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus merupakan
refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti serta keliatan (fleksibilias) suatu
organisasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu
5
sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Visi SKP Kelas I Ambon yaitu
“Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya”.
b. MISI
Untuk mewujudkan Visi tersebut maka Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Ambon
mengemban misi :
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama
dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi Maluku;
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon Propinsi Maluku;
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar
komoditas Pertanian di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi
Maluku;
4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon Propinsi Maluku.
c. MOTTO
Motto merupakan aktualisasi diri serta cermin dari target sasaran atau tujuan pokok
organisasi. SKP Kls I Ambon menetapkan motto ” Bersama Anda Melindungi Negeri “ dan
motto ini adalah motto yang sama untuk Badan Karantina Pertanian berikut seluruh unit
pelaksana teknis di seluruh indonesia. Motto atau semboyan tersebut yang melandasi sikap
dan perilaku pelayanan yang diberikan oleh setiap dalam pelaksanaan tupoksi hingga
berjalan secara efektif dan tepat sasaran
6
d. JANJI LAYANAN
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Ambon merupakan salah satu unit pelaksana
teknis lingkup Badan Karantina Pertanian disamping mengemban amanat undang-undang
No. 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan juga memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa sertifikasi komoditas wajib periksa karantina demi
tercegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina(HPHK) atau Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari/ke wilayah Republik Indonesia.
Terkait hal tersebut, pelayanan prima menjadi poin perhatian utama yang harus
senantiasa dijaga agar terjalin komunikasi yang efektif dan informasi terkait prosedur
berikut persyaratan diketahui secara jelas dan transparan oleh pengguna jasa atau
pemangku kepentingan lainnya.
Wujud Komitmen terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat maka
Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Ambon mengeluarkan janji layanan berupa “pelayanan
yang ramah, cermat dan profesional”.
e. NILAI BUDAYA KERJA
Budaya kerja merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh
seluruh pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Ambon sebagai landasan dan acuan
untuk mencapai tujuan. Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Ambon mendefinisikan budaya
kerja dalam 17 (tujuh belas) pasang nilai dan dari 17 (tujuh belas) pasang nilai tersebut
disarikan/kerucutkan menjadi 5 (lima) nilai yang meresap ke dalam segenap perilaku
pegawai yaitu :
1. Komitmen
2. Keteladanan
3. Profesionalisme
4. Integritas
7
5. Disiplin
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati
7. Pengelolaan informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan.
8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Sebagai unit pelaksana teknis, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :
a. Urusan Tata Usaha, mempuyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana
dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
b. Subseksi Pelayanan Operasional, mempuyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan system informasi dan
dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati
hewani dan nabati.
8
c. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional medik veteriner, jabatan
fungsional paramedik veteriner, dan jabatan fungsional pengendali organisme pengganggu
tumbuhan serta jabatan fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan
fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pekerjaan/kegiatan, maka
diawal setiap tahun anggaran kepala UPT menetapkan Surat Keputusan tentang Struktur
Organisasi Kerja dan Uraian Tugas Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
yang berisi tugas yang harus dijalankan serta wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan.
Uraian tugas tersebut antara lain :
A. Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik veteriner mempunyai
tugas:
1. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,penahanan, penolakan,
pemunahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK).
2. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK
3. Melakukan pembuatan koleksi HPHK
4. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani
5. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
B. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan,
mempunyai tugas:
1. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan penahanan, penolakan,
pemunahan dan pembebasan media pembawa organisme pengganggu tumbuhan
karantina ( OPTK )
2. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK
9
3. Melakukan pembuatan koleksi OPTK
4. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati
5. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas Ambon berdasarkan
permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008, sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON
Berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Pertanian No.
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 maka SKP Kelas I Ambon mempunyai
wilayah kerja yang terdiri dari 11 Kab./Kota yaitu: Kota Ambon, Kota Tual, Kab. Maluku
Tengah, Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Buru, Kab. Buru
KEPALA STASIUN
drh. Ubaidullah
KAUR TATA USAHA
OKTAVIANUS YAN
KASUB SIE YANOP
ARAFAH, SP.
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
10
Selatan, Kab. Maluku Tenggara, Kab. Kepulauan Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab.
Maluku Barat Daya.
Sedangkan berdasarkan permentan Nomor : 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang
Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. SKP Kelas I Ambon memiliki 6 () tempat
pemasukan dan pengeluaran yang tersebar di seluruh wilayah kerja, terdiri dari 4 (empat)
pelabuhan laut, 1 (satu) bandar udara dan 1 (satu0 kantor pos yaitu:
Kota Ambon terdiri dari :
o Pelabuhan Laut Yos Sudarso
o Bandara Udara Pattimura
o Kantor Pos Ambon
Kota Tual:
o Pelabuhan Laut Tual
Kabupaten Buru
o Pelabuhan Laut Namlea
Kabupaten Maluku Tengah
o Pelabuhan Laut Kobisadar
Geografis
Secara astronomis, Maluku terletak pada 3°'-8,30° Lintang Selatan dan 125,45°-135° Bujur
Timur, secara geografis terletak di antara Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Tengah, Negara Timor Leste dan Australia.
Sesuai karakteristik wilayah Maluku sebagai wilayah kepulauan, dalam aspek penataan
pembangunan, Maluku memiliki konsep gugus pulau, laut pulau dan pintu jamak (multi
gate) dengan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan publik, pusat perdagangan serta lalu lintas arus barang dan jasa.
11
Berdasarkan pendekatan geografis, kesamaan budaya, alam dan kecenderungan orientasi,
kesamaan perekonomian dan potensi sumber daya alam, maka wilayah kepulauan Maluku
dapat dikelompokkan dalam enam gugus pulau masing-masing:
1. Gugus Pulau Pertama: meliputi Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Ambon, Kepulauan Lease
(Pulau Saparua, Haruku
2. dan Nusalaut), Geser, Gorom, Monowako, Banda, Teon, Nila dan Serua
3. Gugus Pulau Kedua: meliputi Kepulauan Kei dan Kesui
4. Gugus Pulau Ketiga : meliputi Kepulauan Aru
5. Gugus Pulau Keempat: meliputi Kepulauan Tanimbar (Pulau Yamdena), Larat, Waliaru,
Selaru, Selu, Sera dan Molu
6. Gugus Pulau Kelima: meliputi Kepulauan Babar dan Pulau Sermata
7. Gugus Pulau Keenam: meliputi Pulau Damar, Romang, Leti, Moa, Lakor, Kisar dan Wetar.
Secara topografis, sebagai akibat bentuk kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung dan
pulau-pulau, yang memanjang dari barat ke timur, dari utara ke selatan sepanjang 1150
km, dengan luas daratan 85.728 km2 atau 8.572.800 Ha memiliki bentuk lahan dataran
seluas 1.251.630 Ha (14,6%), berombak seluas 2.417.530 Ha (28,2%) dan bukit dan
pegunungan seluas 4.903.640 Ha (57,2%). Maluku memiliki 4 gunung dengan gunung
tertinggi adalah Gunung Binaya, 3.055 m di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, dan
113 sungai diantaranya 86 sungai besar (berair sepanjang tahun) serta 11 danau.
Bentuk lahan wilayah Maluku berdasarkan gugus pulau
Luas wilayah Propinsi Maluku secara keseluruhan adalah 712.479,69 km2 . Sebesar 92.4%
dari luas ini adalah lautan yaitu 658.294,69 km2, sedangkan daratannya hanya 7,6% atau
seluas 54.185 km2 . Dengan demikian Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri
dari 632 pulau besar dan pulau kecil, dimana pulau terbesar adalah Pulau Seram (18.625
km2), disusul Pulau Buru (9000 km2 ), Pulau Yamdena (5.085 km2) dan Pulau Wetar (3.624
km2).
Salah satu keunggulan Kota Ambon adalah letaknya yang langsung bersinggungan
dengan garis pantai, dilindungi tanjung menjadikan tingginya akivitas bongkar muat di
12
Pelabuhan Ambon. Disamping itu, pelabuhan laut di Ambon banyak dilalui oleh penumpang
dari Malaysia melalui pelabuhan Nunukan - Kalimantan Timur maupun sebaliknya.
Aktivitas bongkar muat barang berupa komoditi pertanian maupun peternakan
merupakan titik rawan masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) melalui media pembawa masuk atau keluar
Propinsi Maluku. Hal tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan stabilitas
ekonomi Kota Ambon pada khususnya dan Propinsi Maluku pada Umumnya, dimana
mayoritas bekerja pada sektor pertanian dan peternakan.
Data Frekuensi/Volume lalulintas
Kegiatan teknis operasional perkarantinaan yang lebih dikenal dengan kegiatan 8 P
(Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Penahanan,
Pemusnahan dan Pembebasan) terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan
Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina baik impor, ekspor dan atau
antar area.
A. Domestik Masuk
Komoditi Karantina Hewan
Data kegiatan operasional domestik masuk produk/komoditi wajib periksa karantina
hewan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina yang masuk melalui
pelabuhan di wilayah kerja SKP Kelas I Ambon selama TA. 2015.
Pada tahun 2015 dilakukan tindak karantina pemusnahan terhadap media pembawa
berupa 5 ekor ayam yang dilalulintaskan secara illegal sebagai upaya pencegahan
terhadap masuk dan tersebarnya Hama penyakit Hewan Karantina (HPHK) ke dalam
wilayah Indonesia.
13
Komoditi Karantina Tumbuhan
Data kegiatan operasional domestik masuk komoditi wajib periksa karantina
tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang
Jenis-Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2,
Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan Daerah Sebarnya
yang masuk melalui pelabuhan di wilayah kerja SKP Kelas I Ambon selama TA. 2015.
Pada Tahun 2015 dilakukan tindak karantina pemusnahan terhadap media pembawa
sebanyak 7 kali berupa benih bunga, bawang putih, beras hitam, benih paprika dan bibit
jeruk yang berasal dari negara Belanda dan Malaysia dan bibit jeruk dari Surabaya..
B. Domestik Keluar
Komoditi Karantina Hewan
Data kegiatan operasional domestik keluar komoditi wajib periksa karantina hewan
sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina yang keluar melalui
pelabuhan dalam wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon selama TA.
2015.
Komoditi Karantina Tumbuhan
Data kegiatan operasional domestik keluar komoditi wajib periksa karantina
tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang
Jenis-Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2,
Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan Daerah Sebarnya
yang masuk melalui pelabuhan di wilayah kerja SKP Kelas I Ambon selama TA. 2015.
C. Ekspor
Data kegiatan operasional ekspor Tahun Anggaran 2015 pada Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Ambon media pembawa OPTK hasil tanaman mati berupa bunga pala,
14
cengkeh, kayu manis, pala biji, pala bubuk dan tanaman kering. Komoditi yang diekspor
hanya sebagai contoh/sampel. Umumnya diekspor ke negara Belanda. Sedangkan untuk
mendia pembawa HPHK nihil.
D. Impor
Kegiatan impor Tahun Anggaran 2015 pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon dan wilayah kerjanya nihil, baik untuk komoditi hewan, bahan asal hewan, hasil
bahan asal hewan maupun komoditi bibit/benih tumbuhan, hasil tumbuhan hidup dan hasil
tumbuhan mati.
15
A. Tabel 1. Data Kegiatan Operasional Rincian 8P Berdasarkan Volume Komoditi Hewan, BAH, HBAH dan Benda Lain SKP Kelas I Ambon Tahun 2015
NO JENIS
JUMLAH P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 MEDIA PEMBAWA
I HEWAN
1 Sapi Potong 2700 2700 - - 2700 - - - 2700
2 Sapi Bibit 72 72 72 72 72 - - - 72
3 Kerbau 566 566 - - 566 - - - 566
4 Kuda 7 7 - - 7 - - - 7
5 Kambing 739 739 - - 739 - - - 739
6 Kadal 30 30 - - - - - - 30
7 Bebek 40 40 - - - - - - 40
8 Kelinci 174 174 - - - - - - 174
9 Lebah Madu 120 120 - - - - - - 120
II UNGGAS
1 Ayam 1390 1390 - - - 16 11 5 1374
2 Burung 118 118 - - - - - - 118
3 DOC 32700 32700 - - - - - - 32700
4 DOD 600 600 - - - - - - 600
16
NO JENIS
MEDIA PEMBAWA JUMLAH P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
III BAH
1 Daging Ayam Beku 815476 815476 - - - - - - 815476
2 Telur Ayam 1966308 1966308 - - - - - - 1966308
3 Daging Kambing 525 525 - - - - - - 525
4 Daging Sapi 2403 2403 - - - - - - 2403
5 Daging Babi 93 93 - - - - - - 93
6 Telur Itik 1250 1250 - - - - - - 1250
7 Daging Bebek 904 904 - - - - - - 904
8 Susu Sapi 116 116 - - - - - - 116
9 Jeroan Hewan 2119 2119 - - - - - - 2119
10 Kulit Sapi 7345 7345 - - - - - - 7345
IV HBAH
1 Daging Sapi Olah 7884 7884 - - - - - - 7884
2 Daging Unggas Olahan 28367 28367 - - - - - - 28367
3 Daging Babi Olahan 19 19 - - - - - - 19
4 Yoghurt 6688 6688 - - - - - - 6688
5 Keju 934 934 - - - - - - 934
6 Mentega 50 50 - - - - - - 50
7 Bakso 553 553 - - - - - - 553
8 Ayam Panggang 40 40 - - - - - - 40
9 Ayam Suir 10 10 - - - - - - 10
17
NO JENIS
MEDIA PEMBAWA JUMLAH P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
V BENDA LAIN
1 Cacing 5 5 - - - - - - 5
2 Pakan Ternak 105850 105850 - - - - - - 105850
3 Vaksin 4 4 - - - - - - 4
4 Semen Beku 1 1 - - - - - - 1
5 Hormon 2 2 - - - - - - 2
18
B. Tabel 2. Data Kegiatan Operasional Rincian 8P Berdasarkan Frekuensi Komoditi Benih/bibit, HTH dan HTM SKP Kelas I Ambon Tahun 2015
No. Tindakan 8 P Impor Ekspor Antar Area Masuk Antar Area Keluar
A. Benih/Bibit
1 Pemeriksaan Dokumen - - 354 106
2 Pemeriksaan Laboratorium - - - 53
3 Pengasingan Pengamatan - - - -
4 Perlakuan - - - -
5 Penahanan - - 1 -
6 Penolakan - - 1 -
7 Pemusnahan - - 1 -
8 Pembebasan - - 354 106
B. Hasil Tanaman Hidup (HTH)
1 Pemeriksaan Dokumen - - 2.616 285
2 Pemeriksaan Laboratorium - - - 21
3 Pengasingan Pengamatan - - - -
4 Perlakuan - - - -
5 Penahanan - - - -
6 Penolakan - - - -
7 Pemusnahan - - - -
8 Pembebasan - - 2.616 285
C. Hasil Tanaman Mati (HTM)
1 Pemeriksaan Dokumen - 30 28 871
2 Pemeriksaan Laboratorium - 13 - 640
3 Pengasingan Pengamatan - - -
4 Perlakuan - - -
5 Penahanan - - -
6 Penolakan - - -
7 Pemusnahan - - -
8 Pembebasan - 30 28 871
19
4. Permasalahan
a. Operasional
- Masih banyak ditemui lalulintas media pembawa HPHK/OPTK yang tidak dilengkapi
sertifikat kesehatan/sanitasi produk dari daerah asal.
- Adanya pemasukan media pembawa HPHK/ternak melalui tempat-tempat yang belum
ditetapkan dan belum ada petugas karantina.
- Ada beberapa juklak dan juknis yang belum sepenuhnya diimplementasikan dikarenakan
berbagai hal yang menyangkut ketidaksiapan dalam implementasi, baik dari aspek SDM,
sarana dan prasarana pendukung maupun aspek koordinasi dengan instansi terkait.
- Luas wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dan keterbatasan jumlah
petugas sehingga tidak maksimalnya pengawasan.
- Mengingat sebagaian besar pelabuhan laut wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I Ambon merupakan pelabuhan penyeberangan/penumpang sehingga pengawasan
media pembawa yang dikategorikan sebagai barang tentengan tidak optimal.
b. Non Operasional
- Sarana dan Prasarana Operasional masih memerlukan penataan dan peningkatan kualitas
mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan
- Belum tersedianya instalasi karantina hewan yang permanen di wilayah kerja.
- Belum tersedianya laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan sampel di wilayah kerja.
- Belum adanya sarana prasarana khususnya alat fumigasi (media pembawa OPTK).
- Kurangnya petugas yang membantu pengelolaan pada bagian administrasi dan keuangan
sehingga terjadi rangkap tugas.
- Petugas laboratorium merangkap tugas sebagai petugas lapangan.
- Jumlah dan proporsi petugas fungsional KH/KT tidak sebanding dengan frekuensi kegiatan
dan luas wilayah kerja yang harus diawasi.
20
5. Analisa Resiko Strengths, Weaknesses, Oppurtunities, dan Threats (SWOT)
a. Kekuatan (Strengths)
- Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis (CIQ) berdasarkan ketentuan
international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan di tempat
pemasukan dan pengeluaran suatu negara
- Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan SK Mentan Badan Karantina Pertanian
beserta Unit Pelaksana Teknisnya mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
- Karantina memiliki landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari
Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Kep/Peraturan Menteri serta
Juklak/Juknis dan Manual
- Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon memiliki SDM yang kompeten dalam
penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari
tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), fungsional
karantina tumbuhan (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan), Penyidk Pegawai
Negeri Sipil (PPNS), Polsus dan Intelijen Karantina
- Mempunyai sarana dan prasarana operasional berupa gedung kantor, laboratorium beserta
sarana pendukung lainnya serta Instalasi Karantina Hewan.
- Komitmen dari pimpinan dan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik semakin menguat.
- Telah adanya pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai bagian dari sistem
monitoring evaluasi perbaikan pelayanan publik.
- Dari aspek pendanaan, selain APBN Rupiah Murni, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Ambon mempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang besarannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012.
21
b. Kelemahan (Weaknesses)
- Masih ada komoditi kegiatan domestik yang belum dilengkapi dengan sertifikat kesehatan
antar area/daerah asal.
- Adanya pemasukan media pembawa melalui tempat-tempat yang belum ditetapkan dan
belum ada petugas karantina;
- Pemeriksaan karantina terhadap barang bawaan atau bagasi oleh petugas karantina tidak
efektif karena kurangnya perlengkapan pemeriksaan yang memadai;
- Belum adanya alat perlakuan khususnya alat fumigasi;
- Peralatan laboratorium di wilayah kerja masih kurang;
- Petugas laboratorium merangkap tugas sebagai petugas lapangan;
- Luasnya wilayah kerja yang terdiri dari 13 kabuoaten tidak sebanding dengan jumlah
petugas karantina sehingga pengawasan yang dilakukan tidak maksimal;
- Kualitas, kompetensi dan jumlah SDM yang masih memerlukan peningkatan mengikuti
meningkatnya beban kerja operasional;
- Kesadaran masyarakat dan pengguna jasa yang masih kurang terhadap arti penting
tindkan karantina demi terjaganya kelestarian sumber daya alam hayati;
c. Peluang (Oppurtunities)
- Peningkatan jumlah konsumen produk pertanian
- Adanya ketentuan-ketentuan antar Negara yang harus disepakati dan telah harmoni di
dalam MoU
- Kerjasama penerapan standarisasi mutu secara internasional berbasis ISO
- Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan di luar negeri
- Pengembangan dan produksi berbagai produk untuk kesehatan hewan dan tanaman
(pencegahan, diagnosis dan pengobatan)
22
d. Tantangan (Threats)
- Semakin meningkatnya hambatan non tarif terhadap produk-produk pangan yang
dikenakan oleh Negara tujuan ekspor utama (USA, EU, Asia Timur Jauh, dan Australia)
terutama terkait dengan Sanitary and Phytosanitary (SPS).
- Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan
- Standarisasi produk pertanian dari negara pengimpor
- Tingginya frekuensi lalu lintas perdagangan internasional untuk produk pertanian
- Meningkatnya permintaan konsumen di negara tujuan ekspor terkait produksi pertanian
yang sehat bermutu dan aman konsumsi serta bebas penyakit
- Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan selain
HPHK dan OPTK, seperti IAS dan GMO serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati
- Adanya kebijakan zoning dalam importasi produk hewan (daging)
- Data hasil riset yang dilakukan oleh pihak Indonesia sangat mudah diakses pihak luar
- Data hasil riset yang dilakukan pihak asing sangat sulit diakses oleh peneliti Indonesia
- Kemajuan teknologi transportasi, perdagangan dan pariwisata mengakibatkan peningkatan
kegiatan lalu lintas komoditas
- Kemajuan dalam bidang bioteknologi dan teknologi pengolahan pangan
- Banyaknya HPHK dan OPTK dari berbagai negara
- Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK & OPTK
- Adanya bioterorisme.
- Semakin beragamnya bentuk dan jenis komoditas berkaitan dengan produk produk
rekayasa genetik (Genetically Modified Organism/GMO)
- Sulitnya menelusuri tempat asal suatu produk.
23
6. Rencana Kerja sampai dengan 5 tahun :
Penguatan Kelembagaan (koordinasi) inline Inspection/PSI
- Penguatan pengawasan pintu-pintu pemasukan/ pengeluaran antara lain dengan
mengusulkan pengurangan Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa
Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina sesuai
permentan Nomor : 44/Permentan/OT.140/8/2014 yaitu :
1. Bandar Udara Pattimura Ambon, Ambon
2. Kantor Pos, Ambon
3. Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Ambon
4. Pelabuhan Laut Kobisadar, Maluku Tengah/Pulau Seram
5. Pelabuhan Laut Namlea, Pulau Buru
6. Pelabuhan Laut Tual, Maluku Tenggara
- Laboratoriun SKP Kelas I Ambon melakukan pelayanan Laboratorium untuk ruang lingkup
pengujian :
RBT untuk Brucellosis,
HA/AI untuk ND dan AI,
Identifikasi serangga dan cendawan.
- Melaksanakan koordinasi baik internal (pembinaan ke wilayah kerja) maupun eksternal
(instansi terkait)
- Melakukan pengawasan dan penindakan
- Patroli terpadu bersama KSOP Ambon dan Polsek Pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
- Pengembangan sistem informasi perkarantinaan dengan melakukan :
Sosialisasi dengan tujuan menumbuhkan kepedulian, kesadaran dan peran aktif
masyarakat dalam rangka perlindungan kekayaan alam hayati nabati.
Public Hearing dengan tujuan terwujudnya kesamaan pemahaman tentang standar
pelayanan public, tersusunnya standard dan prosedur pelayanan perkarantinaan.
- Sistem/aplikasi pelaporan telah dibuat untuk menjamin data akurat, dan cepat.
- Telah melakukan pengukuran indeks penilaian budaya kerja
24
Penguatan SDM (inhouse training)
- Meningkatkan kompetensi SDM dengan mengikuti diklat baik administrasi, teknis maupun
laboratorium, inhouse training, workshop dan magang dan penambahan jumlah SDM.
Pengembangan infrastruktur/Sarana/Prasarana
- Melengkapi sarana/prasarana operasional dan penataan untuk peningkatan kualitas
pelayanan seperti :
- Pengurugan tanah wilker Tual
- Pengurugan tanah wilker kobisadar
- Pengurugan tanah kantor skp dan laboratorium
- Rehab gedung induk Pelayanan SKP Ambon
- Rehab Kantor ex-KT Tawiri
- Rehab kantor wilker Namlea (P. Buru)
- Rehab kantor wilker Maluku Tenggara (Tual)
- Rehab Ruang Pelayanan Wilker Bandara
- Rehab Rumah Jaga Paso
- Pengadaan sarana prasarana SPP wilker dan kantor SKP
- Pengadaan Tanah kantor SKP Ambon dan Laboratorium
- Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 4
- Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 2
- Pengadaan Alat pengolah data (komputer dan laptop)
- Pengadaan Alat Komunikasi
- Pengadaan CCTV untuk kantor SKP dan Wilker Bandara
- Pengadaan CCTV untuk kantor SKP Baru
- Pengadaan Teralis untuk wilker
- Pengadaan Teralis untuk kantor SKP
- Pengadaan Alat Laboratorium
- Pengadaan Meubelair Kantor SKP
25
- Pengadaan Meubelair Wilker
- Pengadaan AC wilker
- Pengadaan AC Kantor Induk
- Pembangunan pagar di Wilker Kobisadar
- Pembangunan parkir kantor SKP dan Laboratorium
- Pembangunan pagar instalasi
- Pembangunan pagar Keliling Kantor SKP dan laboratorium
- Pembangunan pagar wilker Kobisadar
- Pembangunan Gedung Arsip
- Pembangunan Rumah Jaga Kantor SKP
- Pembangunan Rumah Jaga Wilker Pattimura
- Pembangunan Incenerator
- Pembangunan Gudang Pakan
- Pembangunan IKH di wilker Kobisadar
- Pembangunan Instalasi penahanan hewan dan produk hewan
- Meningkatkan pelayanan dan manajemen kinerja dengan memanfaatkan teknologi dan
system informasi.
26
7. Lampiran Matrik Rencana Kerja 5 Tahun (Tahun 2015 – 2019)
No. 3 Pilar Karantina Pertanian Tahun
I II III IV V
1 Penguatan Kelembagaan
- Pengawasan pintu-pintu pemasukan/ pengeluaran √ √ √ √ √
- Peningkatan kualitas pelayanan Laboratorium √ √ √ √ √
- Koordinasi baik internal (pembinaan ke wilayah kerja) maupun eksternal (instansi terkait)
√ √ √ √ √
- Pengawasan dan penindakan √ √ √ √ √
- Patroli terpadu bersama KSOP Ambon dan Polsek Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
√ √ √ √ √
- Pengembangan sistem informasi perkarantinaan √ √ √ √ √
- Sistem/aplikasi pelaporan telah dibuat untuk menjamin data akurat, dan cepat
√ √ √ √ √
- Telah melakukan pengukuran indeks penilaian budaya kerja
√ √ √ √ √
2 Penguatan SDM
- Meningkatkan kompetensi SDM dengan mengikuti diklat baik administrasi, teknis maupun laboratorium, inhouse training, workshop, magang
√ √ √ √ √
3 Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana
- Melengkapi sarana/prasarana operasional dan penataan untuk peningkatan kualitas
- Pengurugan tanah wilker Tual √
- Pengurugan tanah wilker Kobisadar √
- Pengurugan tanah kantor SKP dan Laboratorium √
- Rehab kantor wilker Namlea (P. Buru) √
- Rehab kantor wilker Maluku Tenggara (Tual) √
- Rehab Ruang Pelayanan Wilker Bandara √
- Rehabilitasi gedung induk pelayanan SKP Ambon √
- Rehab kantor ex-KT Tawiri √
- Rehabilitasi rumah jaga Passo √
- Pengadaan Tanah kantor SKP Ambon dan Laborataorium
√
- Pengadaan sarana prasarana SPP wilker dan kantor SKP
√ √ √
- Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 4 √
- Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 2 √ √ √ √ √
- Pengadaan Alat pengolah data (komputer/laptop,
printer) √ √ √ √ √
- Pengadaan Alat Komunikasi √ √ √ √ √
- Pengadaan CCTV kantor skp dan bandara √
27
- Pengadaan CCTV kantos skp baru √
- Pengadaan Jaringan LAN √
- Pengadaan Genset kantor skp baru √
- Pembangunan tempat genset √
- PengadaanTeralis untuk wilker Kobisadar √
- Pengadaan Teralis untuk kantor skp dan
laboratorium
√
- Pengadaan Alat Laboratorium √ √ √
- Pengadaan Meubelair Kantor SKP √ √ √
- Pengadaan Meubelair Wilker √ √ √ √ √
- Pengadaan Pagar Keliling Kantor SKP dan lab √ √
- Pengadaan AC wilker √ √
- Pengadaan AC kantor SKP √ √
- Pembangunan Gudang Asip √
- Pembangunan Pagar Instalasi √ √
- Pembangunan pagar di Wilker Kobisadar √
- Pembangunan parkir kantor skp dan Lab. √ √
- Pembangunan Rumah Jaga Kantor SKP dan lab √ √
- Pembangunan rumah jaga wilker KP Pattimura √
- Pembangunan Incenerator √
- Pembangunan Gudang Pakan √
- Pembangunan IKH di Wilker Kobisadar √
- Pembangunan Instalasi penahanan hewan dan produk hewan
√
- Meningkatkan pelayanan dan manajemen kinerja dengan memanfaatkan teknologi dan system informasi
√ √ √ √ √