kata pengantar -...
TRANSCRIPT
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
i
LAKIP BATAN - 2012
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami
selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014,
BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat.
Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan
akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh
jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan
target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010.
Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di
lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI).
Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan
Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan.
Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun
demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu
mendapat perhatian.
LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja
tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014.
LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi
selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek
KATA PENGANTAR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ii
LAKIP BATAN - 2012
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BATAN.
Jakarta, Maret 2013
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
iii
LAKIP BATAN - 2012
Kata Pengantar i
Daftar isi iii
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok 1
1.3. Struktur Organisasi 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3
2.1. Perencanaan Kinerja 3
2.1.1. Visi 3
2.1.2. Misi 3
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis 4
2.1.4. Indikator Kinerja 5
2.1.5. Arah Kebijakan 6
2.2. Penetapan Kinerja 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13
3.1. Pengukuran Kinerja 13
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 15
3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran 15
3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama 16
3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5
Tahun
76
3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya 81
a Capaian Reformasi Birokrasi 81
b Capaian Layanan Iptek Nuklir 82
c Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 88
DAFTAR ISI
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
iv
LAKIP BATAN - 2012
3.3. Evaluasi Program 89
3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan 90
BAB IV PENUTUP 92
Lampiran
1. Rencana Kinerja Tahunan BATAN 2012 L-1
2. Penetapan Kinerja BATAN 2012 L-2
3. Pengukuran Kinerja BATAN 2012 L-4
4. SK Pelepasan
a. Varietas Padi Inpari Mugibat L-6
b. Varietas Padi Suluttan Unsrat 1 L-9
c. Varietas Padi Suluttan Unsrat 2 L-12
5. Berita Acara Pelepasan Varietas Kedelai L-15
6. Daftar Publikasi Ilmiah Nasional & Internasional Tahun 2012 L-16
7. Data dan Status Paten BATAN pada Ditjen HKI L-39
8. Penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi L-42
9. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri & Luar Negeri L-44
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
v
LAKIP BATAN - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2012 ini merupakan
tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pencapaian kinerja jangka
pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2012.
BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk
kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2012 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan
yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden. LAKIP juga berfungsi
sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat
memenuhi kebutuhan pengguna.
Rencana Strategis (Renstra) BATAN Tahun 2010-2014 mengalami perubahan yaitu dengan
memperbaiki rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, Renstra perubahan tersebut
telah ditetapkan dengan Perka BATAN Nomor 202/KA/X/2012 pada tanggal pada tanggal 30 Oktober
2012. Sesuai dengan Renstra BATAN Tahun 2010-2014 Rev.2, Tujuan strategis BATAN adalah :
1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan
masyarakat;
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;
3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir
dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan
radiasi.
Untuk mendukung tercapainya tujuan strategis, BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis
sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di
masyarakat, dengan indikator kinerja utama:
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional
(padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi
teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap
dimanfaatkan masyarakat
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan
IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
vi
LAKIP BATAN - 2012
masyarakat
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan
radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dengan indikator
kinerja utama:
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri, dengan indikator kinerja utama:
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir, dengan indikator kinerja utama:
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju
kepakaran
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance), dengan indikator kinerja utama:
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, pada bulan Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan mewujudkan target
kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara
realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN
tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
vii
LAKIP BATAN - 2012
PENGUKURAN KINERJA
Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran
% Pagu Realisasi
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).
5 Varietas 5 Varietas 100 1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
657,788,570 623,119,664 94.73
Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.
71 PI Nasional,
8 PI Internasional
257 PI Nasional,
30 PI Internasional
363,30
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
62% 52,93% 85,37
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
viii
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran
% Pagu Realisasi
nuklir, isotop dan radiasi.
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
3 Mitra 7 Mitra 175
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75% 93,80% 126,67 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
114,002,549 107,968,038 94,71
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
10 Orang 8 Orang 80
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Orang 11 Orang 137,50
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
3 SNI 5 SNI 166,67
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
WTP WTP 100
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
B B 100
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ix
LAKIP BATAN - 2012
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dapat dikatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan.
Dari 14 indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2012, 12 IKU tercapai, dan masih ada 2 (dua) IKU
yang belum mencapai target, yaitu:
1. “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia” seperti yang
ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai
dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target
2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan.
Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,
stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya
memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional.
2. “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran”
dengan target 10 pegawai hanya terealisasi sebesar 8 orang atau 80% yang berasal dari dana
DIPA BATAN, Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 2012 ini Kementerian
Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar
sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa
Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi
baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan, dan 2
calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Adapun 18 pegawai lainnya
mendapatkan beasiswa ikatan dinas dengan pendanaan di luar DIPA BATAN, yang berasal dari
Kementerian Riset dan Teknologi RI (13 orang), Bappenas (1 orang), dan sponsor luar negeri (4
orang), sehingga total seluruh PTB berjumlah 26 orang.
Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN, didukung pula oleh prestasi BATAN lainnya,
yaitu:
1. Reformasi Birokrasi
Pada tahun 2012, Reformasi Birokrasi di BATAN sudah pada tahap implementasi yang dimulai
dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen,
konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN.
2. Layanan Iptek Nuklir
Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik
perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki
oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung,
Yogyakarta. Jenis Pelayanan Publik Di BATAN, diantaranya:
Layanan Pendidikan dan Pelatihan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
x
LAKIP BATAN - 2012
Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
Layanan Pengolahan Limbah
Layanan Iradiasi
Layanan Sertifikasi Personel
3. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
BATAN telah melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) kepada unit kerja setingkat
Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan
salah satu dari 11 Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Sampai dengan tahun 2012, terdapat 15 Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK
dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN.
Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN didukung oleh pagu anggaran BATAN tahun
2012 sebesar Rp 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp 731,087,702,- atau 94,73%.
Dari hasil evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, BATAN merumuskan beberapa langkah
penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan
pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:
1. BATAN melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas
dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) –
Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen.
2. Sertifikasi produk hasil litbangyasa memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat
administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha
lain. BATAN perlu membuka peluang kerjasama yang lebih intensif dan konstruktif dengan mitra
pengguna atau produsen, sesuai peraturan yang berlaku, dalam rangka pemanfaatan
produk/hasil litbangyasa iptek nuklir tersertifikasi pada masyarakat.
3. Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana pada tahun 2012 sebesar 78,86%,
hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya
diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga
realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal. Hal ini pun menjadi bagian dari
upaya BATAN dalam rangka penyempurnaan perencanaan sehingga target sasaran dan tujuan
BATAN dapat tercapai melalui dukungan capaian semua kegiatan yang telah direncanakan.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
13
LAKIP BATAN - 2012
Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, BATAN berkewajiban
untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran
strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran
tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja BATAN seperti
capaian dari penetapan kinerja, kontrak kinerja Kepala BATAN dengan Presiden, capaian reformasi
birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya.
3.1. Pengukuran Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, pada tahun 2012 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja
tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.
Adapun Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.2.
Terdapat perbedaan rumusan sasaran dan indikator kinerja antara PK (Penetapan
Kinerja) dan IKU (Indikator Kinerja Utama) dikarenakan:
1. PK Tahun 2012 telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2012; sedangkan
2. IKU hasil revisi baru ditetapkan pada bulan November 2012; IKU direvisi karena adanya
penyempurnaan rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sebagaimana hasil
evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh Kementerian PAN dan RB.
Sasaran dan Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (LAKIP
BATAN) tahun 2012 adalah sasaran dan indikator kinerja yang terdapat pada IKU tahun 2012.
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan
antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja
BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel 3.1.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
14
LAKIP BATAN - 2012
Tabel. 3.1. Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).
5 varietas 5 Varietas 100
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.
71 PI Nasional,
8 PI Internasional
257 PI Nasional,
30 PI Internasional
363,30
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.
62 % 52,93% 85,37
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
3 Mitra 7 Mitra 175
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75 % 93,8% 126.67
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2/S-3 menuju kepakaran
10 Orang 8 Orang 80
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
15
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Orang 11 Orang 137,50
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
3 SNI 5 SNI 166,67
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
WTP WTP 100
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik
B B 100
*) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja
3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran
Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2012 telah didukung dengan
sistem pengelolaan data kinerja yang dapat diandalkan yang berisi database rencana
dan realisasi kinerja. Sistem Informasi Aplikasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(SIAKIP) diterapkan pada seluruh unit kerja di lingkungan BATAN.
Dari tabel 3.1. pengukuran kinerja di atas, didapat hasil rata-rata capaian kinerja
terhadap tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut.
Tabel 3.2. Rata-rata capaian kinerja per Sasaran Strategis
Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata
capaian kinerja
1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
152,66%
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
120,12%
3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri
126,67%
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir
128,06%
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
16
LAKIP BATAN - 2012
Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata
capaian kinerja
mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
100%
Rata-rata capaian kinerja 125,50%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan
memuaskan, dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 125,50%.
Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2012, baik yang
tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi
terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut dan melakukan
analisis secara komprehensif untuk melakukan langkah perbaikan yang konkrit.
3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama
Tabel 3.3. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
5 Varietas 5 Varietas 100
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
3 Dokumen 3 Dokumen 100
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
6 Paket Teknologi
6 Paket Teknologi
100
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
5 Prototipe 5 Prototipe 100
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan 71 PI Nasional, 257 PI Nasional, 363,30
Sasaran Strategis 1:
MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI
YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
17
LAKIP BATAN - 2012
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
Indikator Kinerja Target Realisasi %
internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
8 PI Internasional
30 PI Internasional
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1
adalah sebagai berikut:
Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.
Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan masih
akan tetap tumbuh sekitar 1,49 persen per tahun maka ketersediaan pangan yang
cukup sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan
yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan tentu akan
menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi.
BATAN berupaya melakukan perbaikan varietas tanaman pangan melalui pemuliaan
mutasi dengan tujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi
tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. BATAN telah
mentargetkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012 sejumlah 5 varietas.
Adapun rincian capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.
1) Varietas Padi
Varietas Inpari Mugibat
Inpari Mugibat merupakan varietas unggul baru hasil konsorsium
BATAN dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan
Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. Varietas Inpari Mugibat telah lulus
sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2419/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut :
1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
18
LAKIP BATAN - 2012
a. dibandingkan dengan varietas Ciherang: lebih tahan terhadap WBC
biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133 dan 173; serta umur
setara;
b. dibandingkan dengan Inpari 1: produktivitas lebih tinggi; lebih tahan WBC
biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan blas ras 033 dan 173; dan setara
ketahanannya terhadap blas ras 133; serta umur setara;
c. dibandingkan dengan Cimelati: produktivitas setara; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 1, 2, dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133; dan umur
setara.
Gb. 3.1. Varietas Mugibat
Varietas Suluttan Unsrat 1
Varietas Suluttan Unsrat 1 merupakan varietas unggul baru berasal
dari Galur Harapan OBS 1750 merupakan hasil kerjasama BATAN dengan
Universitas Sam Ratulangi, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi
Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 1 telah lulus sebagai
varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh tim TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2436/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut:
a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 7,89%; rendemen
beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
19
LAKIP BATAN - 2012
rendah; ketahanan terhadap WBC biotipe 1 setara; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 2; dan ketahanan terhadap HDB strain III setara;
b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 27,42%; umur
lebih pendek 12 hari; postur tanaman lebih rendah 25 cm; bentuk
tanaman lebih tegak; rendemen beras giling lebih tinggi; rendemen beras
kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; kadar amilosa setara; serta
lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;
c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 12,58%; umur
setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen
beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; lebih tahan terhadap
WBC biotipe 2.
Gambar 3.2.a. Galur Harapan OBS 1750 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 1
Gambar 3.2.b. Varietas Suluttan Unsrat 1 paska panen
Varietas Suluttan Unsrat 2
Varietas Suluttan Unsrat 2 merupakan varietas unggul baru berasal
dari Galur Harapan OBS 1750, merupakan hasil kerjasama BATAN dengan
Universitas Sam Ratulangi dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 2 telah lulus
sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-
Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri
Pertanian No. 2438/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan
sebagai berikut:
a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 5,95%; rendemen
beras giling setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;
b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 25,13%; umur
lebih genjah 13 hari; postur tanaman lebih pendek dan lebih tegak;
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
20
LAKIP BATAN - 2012
rendemen beras giling lebih tinggi; kadar amilosa setara; dan lebih tahan
terhadap WBC biotipe 1;
c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 10,56%; umur
setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen
beras kepala setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2.
Gambar 3.3.a. Galur Harapan OBS 1759 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 2
Gambar 3.3.b. Varietas Suluttan Unsrat 2 paska panen
2) Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2
Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sudah direkomendasikan
untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru dalam sidang pelepasan
varietas oleh TP2V-Kementan tanggal 3 Desember 2012, berdasarkan Berita
Acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan No. 106/BBN.TP/12/12
(Lampiran 5). Keunggulan kedua varietas kedelai tersebut dibandingkan dengan
varietas kedelai nasional sebagai pembanding (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan
Burangrang), yaitu:
a. umur super genjah dibawah 70 hari (Gamasugen 1: 65 hari dan Gamasugen 2:
68 hari), varietas pembanding memiliki umur tanaman 85 hari;
b. produksi rata-rata Gamasugen 1 adalah 2,42 Ton/Ha dan Gamasugen 2 adalah
2,41 Ton/Ha, dengan produksi rata-rata varietas pembanding 2,10 Ton/Ha;
c. potensi produksi Gamasugen 1 mencapai 2,56 Ton/Ha dan Gamasugen 2
mencapai 2,55 Ton/Ha;
d. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora Pachyrhizi.Syd);
e. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora);
f. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 lebih tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis
Glycines Matsumura);
g. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza Sojae);
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
21
LAKIP BATAN - 2012
h. lebih baik digunakan pada industri pangan seperti tahu dan tempe dengan
rendemen 336,6% (Gamasugen 1) dan 370% (Gamasugen 2). Selain itu, kedua
varietas tersebut juga mempunyai rendemen yang sama dengan kedelai impor
dari USA;
i. kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding;
j. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padi-kedelai, sehingga memanfaatkan
lahan lebih optimal di akhir musim hujan.
Gambar 3.4.a. Galur harapan varietas Gamasugen 1 dengan ciri bentuk daun agak membulat
Gambar 3.4.b. Galur harapan varietas Gamasugen 2 dengan ciri bentuk daun melancip
Dalam rangka menghasilkan varietas kedelai unggul baru tersebut, BATAN
melaksanakan beberapa kerja sama antara lain yaitu:
a. pengujian uji daya hasil multi lokasi dilakukan di Banjarnegara-Jateng pada
musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK), Temanggung-Jateng pada MK
dan MH, Malang-Jatim pada MH dan MK, Citayam-Jabar pada MH dan MK,
Indralaya-Sumsel pada MH dan MK, Pasaman-Sumbar pada MK, Purbalingga-
Jateng pada MH dan MK, Banyumas-Jateng pada MH, dan Majalengka-Jabar
pada MH;
b. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi)-Malang;
c. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Universitas Jenderal Soedirman–
Jawa Tengah.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
22
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.5.a. Varietas Gamasugen 1 pada uji
multilokasi Gambar 3.5.b. Varietas Gamasugen 2 pada uji
multilokasi
3) Varietas Kacang Hijau
Gambar 3.6. Galur Harapan PsJ-S-31-91 telah diusulkan dengan nama MURI
Keunggulan calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) dibandingkan varietas
Gelatik (Induk) dan Varietas Perkutut (kontrol nasional), yaitu:
a. Calon Varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN mempunyai produktivitas yang
lebih tinggi (2,48 Ton/Ha) dibandingkan varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan
varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha).
b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur
Cercospora.
c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,55 mg/100gr) dibandingkan
dengan varietas Gelatik (21,84 mg/100gr) dan varietas Perkutut (20,80
mg/100gr).
d. Kandungan Vitamin B1 calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi (0,90
mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (0,79 mg/100gr) dan varietas
Perkutut (0,65mg/100 gr).
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
23
LAKIP BATAN - 2012
e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas Gelatik dan varietas Perkutut.
f. Calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN toleran terhadap kekeringan.
Pada tahun 2012 dilakukan pengujian terhadap calon varietas Kacang Hijau
dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Dari hasil pengujian
tersebut, dihasilkan rekomendasi terkait penambahan beberapa data baru
seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
daya tahan terhadap kekeringan bagi galur PSJ S 31.
Calon varietas kacang hijau sudah pernah digunakan/diuji
coba/dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi
Selatan.
4) Varietas Sorgum
Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B-
76, B-100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh
Kementerian Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi
tinggi dan sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong
sebagai sorgum manis dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6% dan ideal
untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa
yang relatif tinggi dan ideal untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau,
kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji
dan tepung yang baik dan ideal untuk pangan. Pada tahun 2011, galur Zh-30 telah
dilakukan pengajuan proposal pelepasan menjadi varietas sorgum baru dengan
nama Pahat (singkatan Pangan Sehat). Selanjutnya, pada tahun 2012 dilakukan
pengujian dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Untuk
memenuhi pembaharuan persyaratan pelepasan varietas hasil pengujian di tahun
2012, maka diperlukan penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan
terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap
kekeringan bagi galur Zh-30.
Keunggulan calon varietas Pahat dibandingkan dengan varietas nasional, yaitu:
a. Produksi biji rata-rata mencapai 5,7 Ton/Ha dan potensi produksi hasil
mencapai 8 Ton/Ha. Tingkat produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
24
LAKIP BATAN - 2012
dengan varietas nasional (produksi rata-rata 4,2 Ton/Ha dan potensi hasil 6
Ton/Ha).
b. Memiliki kandungan tanin yang rendah (0,011% polifenol) dibanding varietas
nasional (kisaran antara 0,015-0,030% polifenol).
c. Struktur fisik tanaman yang rendah dengan warna biji yang bening dan
mudah rontok.
Daerah pengujian/pemanfaatan galur harapan Zh-30 meliputi Banyuwangi,
Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan.
Hingga akhir tahun 2012, galur harapan Zh-30 telah dilakukan uji coba penelitian
yang dilakukan oleh:
a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan.
b. Semeo Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan.
c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif.
d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol.
e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak.
5) Varietas Gandum
Hingga akhir tahun 2012, telah dilakukan uji multilokasi terhadap galur-
galur mutan gandum bersama dengan konsorsium gandum nasional, yaitu galur
mutan CPN-01, CPN-02, CBD-16, CBD-17, CBD-18, CBD-19, CBD-20, CBD-21, CBD-
23. Pada tahun 2013 akan dibuat proposal pelepasan varietas gandum yang
melibatkan galur-galur mutan BATAN yang diajukan oleh konsorsium gandum
nasional.
Kegunaan varietas :
a. Varietas gandum tropis dapat berkontribusi dalam program diversifikasi
pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan berbasis tepung terigu
(mie, roti, dan lain-lain).
b. Varietas gandum tropis dapat berperan dalam produksi tepung terigu
sehingga mengurangi ketergantungan impor tepung terigu.
c. Varietas gandum tropis dapat mendukung ekonomi rakyat dengan
pengembangan gandum di tingkat petani pada agroekosistem yang cocok
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
25
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.7.a. Uji multilokasi terhadap varietas gandum Gambar 3.7.b. Galur harapan gandum tropis
Keunggulan varietas :
a. Varietas gandum tropis merupakan varietas gandum yang tidak bergantung
pada suhu rendah seperti varietas gandum pada umumnya sehingga dapat
berproduksi dengan baik walaupun ditanam pada daerah dataran rendah.
b. Varietas gandum tropis berpotensi menjadi sumber karbohidrat bagi
pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan di Indonesia.
Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum, adalah
produsen tepung terigu seperti PT. Bogasari dan petani yang ingin
mengembangkan gandum.
Kendala yang dihadapi untuk pelepasan varietas unggul gandum adalah
dibutuhkan waktu untuk uji multilokasi galur-galur mutan gandum yang diuji
bersama galur-galur lain dalam konsorsium gandum nasional. Kerjasama telah
dilakukan dengan lembaga yang tergabung dalam konsorsium gandum bersama
Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian
IPB, dan Balai Besar Biogen.
Tabel 3.4.
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
2 Varietas
66,67%
1 Varietas
50%
5 Varietas
100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun mengalami peningkatan. Ketidakberhasilan pencapaian target di tahun
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
26
LAKIP BATAN - 2012
2010 dan 2011 disebabkan karena belum lulus dari tim TP2V-Kementan. Pelepasan
varietas ditetapkan melalui TP2V-Kementan yang memerlukan waktu cukup panjang,
serta pengujian multilokasi yang bergantung pada musim tanam.
Dalam upaya memenuhi target Renstra di bidang pangan, BATAN akan
melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas
dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal
(Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen,
sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.
Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025
diperkirakan Indonesia membutuhkan pasokan listrik sebesar 115.000 MW. Kapasitas
terpasang saat ini sekitar 30.000 MW, sehingga Indonesia masih membutuhkan sekitar
85.000 MW. Kekurangan ini akan dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai macam
sumber energi dalam bauran energi yang optimal. Energi nuklir menjadi salah satu
opsi dalam rencana bauran energi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, BATAN
melakukan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka – Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan mempunyai kapasitas maksimum
10.000 MW, dan Bangka Selatan maksimum 6.000 MW. Namun demikian, kapasitas
maksimum tersebut harus diperhitungkan berdasarkan pengembangan kapasitas
jaringan. Selain Pulau Bangka, Indonesia juga melakukan studi penyiapan tapak di dua
lokasi lain, yaitu di Muria-Jawa Tengah dengan kapasitas 7.000 MW, dan Banten
(masih studi awal) dengan kapasitas 4.000 MW.
Pada tahun 2012 telah dihasilkan beberapa dokumen pendukung penyiapan
infrastruktur PLTN, yaitu:
1. Dokumen Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi
Nuklir Nasional Evaluasi Infrastruktur Pembangunan PLTN , terdiri dari:
a. Dokumen Survei tapak Banten tahap penapisan 3 yang memuat hasil survei
gravity, geomagnet, serta survei radon awal untuk konfirmasi sesar (patahan
geologi) Banten.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan tapak adalah
analisis mendalam terhadap potensi sesar aktif yang menjadi sumber potensi
gempa. Studi saat ini masih difokuskan pada konfirmasi keberadaan sesar di
2. Jumlah Dokumen Teknis Peyiapan Infrastruktur, Tapak PLTN dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
27
LAKIP BATAN - 2012
sekitar Banten. Analisis gravity, geomagnet dan radon dilakukan dengan
cakupan wilayah near regional meliputi pantai Banten dan Anyer, Kabupaten
Serang, Kota Cilegon dan sebagian wilayah Pandeglang. Hasil analisis
menunjukkan adanya indikasi sesar Bojonegara di sekitar Banten. Namun
demikian, data yang ada belum dapat digunakan untuk memastikan apakah
sesar ini merupakan sesar aktif. Akan dilakukan studi lanjutan pada aspek
sesar permukaan dengan melakukan gravity ke arah Selatan (Serang bagian
Selatan) untuk menemukan indikasi sesar lain di wilayah Banten (dalam skala
near regional).
Gambar 3.8. Survey geomagnetik (kiri) dan gravity (kanan) di Bojonegara
b. Dokumen Penyusunan Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) PLTN Banten yang memuat konsep dokumen AMDAL PLTN
Kramatwatu – Banten, dan hasil pemutakhiran data rona lingkungan awal
berdasarkan Site Data Report (SDR) Kramatwatu.
Studi ini dilakukan berdasarkan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Lampiran I Nomor II
huruf M Bidang Ketenaganukliran nomor 1a. BATAN sebagai lembaga
pemerintah non kementerian berinisiatif untuk memfasilitasi penyusunan
konsep dokumen AMDAL untuk PLTN di Kramatwatu – Banten. Studi AMDAL
ini mengkaji dampak pembangunan PLTN dengan daya 4 x 1.000 MW, antara
lain:
Aspek fisik dan kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan
kebisingan), kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta air
tanah.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
28
LAKIP BATAN - 2012
Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan
dan relokasi penduduk.
Keberadaan PLTN harus dapat menjamin keberlanjutan sosial (social
sustainability), keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) dan yang
lebih utama adalah keberlanjutan fungsi lingkungan hidup (environmental
sustainability).
Dalam rangka persiapan pembangunan PLTN dan kelengkapan
infrastrukturnya, maka perlu disusun dokumen AMDAL PLTN sebagai insentif
pemerintah. Dalam studi ini hanya akan dibuat konsep dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Konsep dokumen KA-ANDAL
ini akan menjadi dokumen pembanding atau acuan bagi pemrakarsa/owner
PLTN Banten dalam menyusun dokumen AMDAL PLTN nantinya.
c. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan
Bangka – Belitung yang berisi hasil pelaksanaan konsultan pelaksana aspek
tapak (17 aspek) dan non tapak (3 aspek). Konsultan pelaksana adalah PT.
Surveyor Indonesia dan AF Consult, serta konsultan pengawas adalah PT.
KOGAS Driyap Konsultan.
Studi ini menghasilkan banyak data yang sangat penting untuk menilai
kelayakan tapak PLTN. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda
setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan
wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan
lain-lain. Dalam studi ini telah dilakukan pemantauan gempa melalui alat
pemantau gempa di 10 stasiun: 8 stasiun di Pulau Bangka dan 2 stasiun di
Sumatera. Pemantauan meteorologi antara lain telah menghasilkan data profil
curah hujan, kecepatan angin, arah angin, kelembaban nisbi, tekanan udara,
radiasi matahari, dan frekuensi petir. Dalam studi ini juga telah didapatkan
peta kontur (topografi rinci), peta geologi, profil stratigrafi darat-laut, pola
aliran air tanah, aliran air laut, potensi pendangkalan pantai, dan kedalaman
air laut (batimetri) rinci, serta pasang-surut dan gelombang laut. Telah pula
dibuat perkiraan potensi banjir dan intrusi air laut ke dalam daratan.
Berdasarkan hasil analisis dan survei geologi, geofisika, dan geoteknik
telah didapatkan umur batuan dan profil batuan di bawah permukaan tanah,
yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fondasi untuk PLTN.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
29
LAKIP BATAN - 2012
Penyelidikan sesar permukaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tapak
benar-benar aman dari ancaman bahaya gempa akibat bergeraknya struktur
(tektonik). Hasil penelitian aspek vulkanologi menunjukkan bahwa tidak terjadi
aktivitas vulkanik di wilayah Bangka-Belitung. Studi ini juga memetakan pola
penduduk seperti piramida penduduk Bangka berdasarkan umur dan jenis
kelamin, peta sebaran dan kepadatan penduduk. Dalam aspek tataguna lahan
dan air serta ekologi, telah diproduksi peta tata guna lahan rinci, serta
kelimpahan dan keanekaragaman biota laut/air, tanah, dan terestrial.
Gambar 3.9. Pemantauan meteorologi (kiri) dan Pemantauan oceanology (kanan)
Dalam rangka penyusunan program kesiapsiagaan nuklir, telah dianalisis
rencana penanggulangan bencana seperti inventarisasi jalan, sungai, rute dan
shelter evakuasi. Berdasarkan analisi berbagai data terkait, dibuatlah lay out
PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan.
Kegiatan studi kelayakan ini memberikan manfaat juga bagi
pengembangan SDM Nasional secara umum, dan SDM BATAN secara khusus
dalam hal penyiapan tapak PLTN. Pada tahun 2013, studi ini akan dilanjutkan
dengan penekanan pada analisis data dan penulisan laporan terintegrasi.
d. Dokumen Penyusunan Sistem Informasi tapak PLTN Berbasis Data Spasial di
Bangka – Belitung, Banten, dan Muria yang berisi data spasial tapak tahap
pemutakhiran.
Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait
dengan data geospasial. Peta yang dihasilkan antara lain peta struktur ruang,
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
30
LAKIP BATAN - 2012
tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun 2011
dan tahun 2012 disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem
informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang
dikumpulkan selama 2 tahun belum menunjukkan adanya perubahan struktur
ruang, tutupan lahan, dan kondisi lingkungan, tetapi sudah menunjukkan
adanya perubahan infrastruktur di wilayah Muria. Pada tahun 2013, kegiatan
ini akan dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS
yang bisa diakses melalui intranet atau internet. Hasil studi ini tidak hanya
dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga oleh pemerintah
daerah setempat bagi perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan
pengembangan infrastruktur.
e. Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak
Muria yang berisi data gempa mikro dari 8 stasiun gempa mikro di sekeliling
gunung Muria. Pengolahan data untuk memperoleh hasil berupa date/time,
koordinat epicenter, Peak Ground Acceleration (PGA), Magnitude, dan
kedalaman pada setiap kejadian gempa. Data sebaran gempa secara
geospasial terutama gempa mikro sampai Desember 2012 telah ditampilkan.
Pengumpulan data meteorologi, pengolahan, dan analisis data berdasarkan
parameter dan ketinggian sensor telah dilakukan. Dalam penelitian ini juga
telah dilakukan pembuatan grafik pada setiap parameternya, windrose sampai
dengan akhir Desember 2012, pengumpulan data lingkungan darat dan laut
wilayah tapak Muria hingga akhir Desember 2012, dan pelaksanaan kalibrasi
peralatan meteorologi untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.
f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS
Geodetik di Tapak Muria yang berisi hasil monitoring deformasi di Muria
menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan
Fakultas Geodesi – ITB.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu
lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. GPS digunakan untuk
mengamati perubahan posisi koordinat tersebut per tahun dalam rentang
waktu 5 tahun hingga tahun 2014. Telah dikumpulkan data primer dari tahun
2010 hingga 2012 berupa posisi koordinat teliti (dengan akurasi lebih kecil
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
31
LAKIP BATAN - 2012
daripada 1 mm). Sampai saat ini belum ditemukan adanya pergeseran posisi
koordinat di wilayah Muria. Masih diperlukan akuisisi data posisi koordinat
teliti paling tidak sampai tahun 2014 untuk dapat mengambil kesimpulan
tentang adanya pergeseran. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan Gunung Muria aktif kembali. Informasi mengenai
Gunung Muria ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN.
Kegiatan tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari tahun 2011 untuk
mendapatkan posisi koordinat teliti.
Gambar 3.10.a. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Danyang Mulyo
Gambar 3.10.b. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Mijen
2. Dokumen Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri
Nasional, terdiri dari :
a. Dokumen Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi
PLTN (final), yang berisikan konsep program partisipasi industri nasional untuk
mendukung pembangunan PLTN, konsep program alih teknologi untuk
meningkatkan kemampuan industri nasional dan meningkatkan angka
partisipasi industri nasional (TKDN - Tingkat Komponen Dalam Negeri).
Dokumen ini didukung oleh beberapa naskah akademis, antara lain:
Ringkasan kode dan standar kualitas yang diperlukan dalam PLTN dan
pembangkit konvensional (termal-fosil).
Ringkasan kondisi industri terkait dan perkembangannya.
Beberapa peraturan dan kebijakan yang terkait dengan peningkatan
TKDN.
Dibandingkan dengan kegiatan tahun sebelumnya, dokumen yang
dihasilkan tahun 2012 ini merupakan kegiatan final yang nantinya akan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
32
LAKIP BATAN - 2012
disampaikan ke Kementerian Perindustrian sebagai masukan untuk
pembuatan kebijakan TKDN khususnya untuk pembangunan PLTN.
b. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional, yang berisikan
sistem dan laporan database/pangkalan data industri nasional untuk
mendukung pembangunan PLTN.
Pangkalan data ini memuat informasi dan spesifikasi komponen PLTN dan
produk industri nasional yang diperkirakan dapat berpartisipasi dalam industri
nuklir, khususnya PLTN. Pemutakhiran pangkalan data sebelumnya dilakukan
pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 dilakukan kembali pemutakhiran data
serta modifikasi program. Arsitektur program sistem pangkalan data ini adalah
merangkai dan menghubungkan komponen PLTN dengan produk yang
dihasilkan oleh industri nasional. Pada akhirnya dapat diketahui kemampuan
industri nasional untuk memproduksi komponen PLTN dengan informasi TKDN
secara nasional. Pangkalan data ini menjadi basis proses transfer teknologi
PLTN.
c. Dokumen Program Pengembangan SDM dan Penyusunan Dokumen Fasilitas
Pelatihan PLTN, yang berisikan penyempurnaan dokumen konsep
pengembangan SDM PLTN, kajian kebutuhan SDM (dengan pertimbangan
kasus Jepang dan Korea), konsep pelatihan, serta konsep sarana dan
prasarana (Nuclear Training Center - NTC) untuk pengembangan SDM PLTN.
Kegiatan tahun 2012 adalah tahun terakhir sejak tahun 2009. Dokumen ini
dapat digunakan sebagai masukan kepada pengambil keputusan dan sebagai
dasar pengembangan SDM PLTN di Indonesia, pengembangan kompetensi
personel, serta fasilitas pelatihan yang harus disiapkan. Dokumen ini
mencakup pokok bahasan:
Kajian Kebutuhan SDM PLTN.
Infrastruktur Pengembangan SDM PLTN.
Rencana Tindak Penyiapan SDM PLTN.
Fasilitas Pelatihan dan Jejaring Kerjasama.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
33
LAKIP BATAN - 2012
3. Dokumen Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir (Ekonomi dan
Pendanaan, Perencanaan Energi), terdiri dari :
a. Dokumen Studi High Voltage Direct Current (HVDC) Bangka-Belitung, yang
berisikan estimasi keuntungan dan kerugian pemanfaatan HVDC apabila PLTN
dibangun di Pulau Bangka. Dokumen ini meliputi uraian kemampuan sistem
untuk mengirimkan sejumlah besar daya pada jarak jauh dengan pengeluaran
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lainnya. Hasil studi
adalah perbandingan nilai tekno-ekonomi dengan sistem HVDC dan tanpa
sistem HVDC, serta perkiraan biaya total.
Analisis dilakukan untuk skenario kapasitas dan panjang saluran transmisi
dari Bangka Barat dan Bangka Selatan sebagai daerah interest tapak PLTN ke
wilayah di sekitar selatan Jakarta dan ke Muara Enim - Sumatera Selatan,
sesuai rencana PT. PLN yang membangun saluran transmisi HVDC dari PLTU
batubara mulut tambang ke wilayah di sekitar selatan Jakarta. Data dasar
biaya diperoleh dari berbagai sumber pada proyek HVDC.
Dari hasil analisis biaya diperoleh bahwa estimasi biaya total untuk sistem
HVDC untuk kapasitas 1000, 2000 dan 4000 MW. Perhitungan dilakukan untuk
sistem HVDC dari Bangka Barat dan Bangka Selatan ke wilayah Selatan Jakarta
maupun Muara Enim.
b. Dokumen Statistik Energi Nuklir 2012, yang berisikan informasi kondisi
penduduk Indonesia, ekonomi energi, harga energi berbagai sumber energi,
konsumsi energi tiap sektor, ketersediaan sumber daya energi, dan statistik
energi nuklir.
c. Dokumen Studi Kelayakan PLTN Bangka Non Tapak Aspek Ekonomi,
Teknologi dan Pengelolaan, yang berisikan perhitungan ekonomi dengan
biaya investasi PLTN sebesar 4.500 USD/kW. Secara teknologi diperoleh
bahwa jenis PLTN PWR yang cocok untuk dibangun di Indonesia adalah
AP1000, OPR1000, dan ATMEA. Dari aspek manajemen didapatkan bahwa
sistem public-private partnership (PPP) merupakan pilihan terbaik dalam
pembangunan dan pengoperasian PLTN.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
34
LAKIP BATAN - 2012
d. Dokumen Spesifikasi Teknis Konsep Sistem Kogenerasi PLTN, yang berisikan
spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN.
Konsep sistem kogenerasi PLTN adalah sebuah konsep penggunaan PLTN
bukan hanya untuk menghasilkan listrik, namun juga untuk menghasilkan
produk lain seperti pemanfaatan panas untuk gasifikasi/pencairan batubara
dan produksi air bersih (desalinasi). Studi ini dilakukan untuk menyusun
spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN dengan instalasi
gasifikasi/pencairan batubara dan instalasi desalinasi. Spesifikasi teknis ini
disusun berdasarkan hasil pra-rancangan sebelumnya. Jenis PLTN yang
digunakan adalah reaktor bertemperatur tinggi (HTR). Gasifikasi/pencairan
batubara dilakukan dengan metode pencairan tidak langsung (indirect coal
liquefaction), sedangkan instalasi desalinasi menggunakan teknologi LT-HT-
MED (Low temperature horizontal tube multi effect desalination).
Spesifikasi teknis yang disusun untuk gasifikasi/pencairan batubara
meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Bahan baku yang
digunakan adalah batubara sebanyak 1.980.000 Ton/tahun dan steam 158.000
Ton/ tahun.
Gasifikasi/pencairan batubara menghasilkan fraksi produk berupa
gasoline, kerosene, diesel, hidrokarbon berat, dan fuel gas. Penerapan konsep
ini akan membantu pemerintah dalam penyediaan bahan bakar alternatif.
Selain itu, telah dapat diidentifikasi komponen untuk gasifikasi/pencairan
batubara, yang terpenting di antaranya adalah intermediate heat exchanger,
reaktor Fischer Tropsch, dan menara destilasi.
Spesifikasi teknis yang disusun untuk desalinasi meliputi spesifikasi bahan
baku, bahan bantu, dan alat. Kapasitas produksi instalasi desalinasi adalah
2.000 Ton/jam. Telah diidentifikasi spesifikasi komponen peralatan untuk
instalasi desalinasi, terutama evaporator, flash tank, heat exchanger, dan
pompa dengan filter (kapasitas 2.000 Ton/jam).
Studi ini adalah kelanjutan dari yang telah dilakukan tahun-tahun
sebelumnya yaitu kajian tekno-ekonomi desalinasi nuklir dan
gasifikasi/pencairan batubara. Hasil studi ini bermanfaat untuk kalangan
industri produksi batubara cair dan air bersih dengan spesifikasi yang sudah
dikaji.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
35
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
3
Dokumen
teknis
100%
3
Dokumen
teknis
100%
3
Dokumen
teknis
100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun menunjukkan hasil yang senantiasa bagus karena mencapai 100%.
BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses
maupun barang (prototipe) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up
untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut,
dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014 Rev.2, target
yang direncanakan pada tahun 2012 sebanyak 6 paket teknologi telah tercapai 100%,
dengan rincian sebagai berikut.
1) Paket teknologi pengendalian hama tanaman
Paket Teknologi Sofatan-3G merupakan insektisida berbentuk butiran
dengan bahan aktif Dimehipo digunakan untuk mengendalikan hama penggerek
batang padi kuning (Scirpopaga incertulas). Insektisida ini bersifat sistemik, dan
penggunaannya dilakukan dengan cara ditanam di dalam tanah sehingga dapat
dihisap oleh tanaman. Hama yang ada pada tanaman tersebut akan terkena
racun dari insektisida dan akhirnya mati. Selama ini produk Insektisida dengan
bahan aktif yang sama sudah beredar di pasar dengan nama dagang Spontan 400
EC. Sofatan-3G memiliki keunggulan dibandingkan dengan Spontan 400 EC,
antara lain:
a. Sofatan-3G berbentuk butiran, sehingga aplikasinya lebih mudah dan lebih
efisien dibandingkan dengan Spontan 400 EC yang berbentuk cairan
3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
36
LAKIP BATAN - 2012
b. Penggunaan Sofatan-3G lebih efisien, selama masa tanam cukup diberikan dua
kali, sedangkan bentuk insektisida yang lain diberikan setiap minggu pada saat
tanaman berusia 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berusia 42
hari setelah tanam
c. Sofatan-3G bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan, dibandingkan
produk insektisida komersial yang lain
d. Sofatan-3G mempunyai nilai ekonomis (Rp 45.000,-/kg) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Spontan 400 EC (Rp 100.000,-/kg).
Gb. 3.11.a. Uji coba insektisida Sofatan-3G pada tanaman padi (kiri) Gb. 3.11.b Hama Penggerek batang yang ditemui pada tanaman
kontrol (kanan)
Insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo hasil litbang
BATAN telah mendapatkan merek dagang Sofatan-3G dari Ditjen HAKI
Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini Sofatan-3G sedang dalam proses untuk
mendapatkan sertifikasi dari Komisi Pestisida Kementerian Pertanian.
2) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Biodegradable Cellulose Microbial
Membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration )
Guided Bone Regeneration (GBR) adalah suatu prosedur atau tindakan
operasi terutama dibidang periodontal untuk memperbaiki kerusakan tulang.
Operasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan graft tulang dan suatu
membran steril. Membran berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap invasi
jaringan lunak yang tidak diinginkan sehingga proses oseosis tidak terganggu oleh
intrusi jaringan lunak disekitarnya dapat penyembuhan berjalan lebih cepat dan
sempurna. Gambar 3.7 memperlihatkan mekanisme proses operasi GBR pada
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
37
LAKIP BATAN - 2012
kasus penanganan kerusakan tulang periodontal. Ada dua jenis membran yang
biasa digunakan yaitu membran yang tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh
(non biodegradable membrane) dan membran biodegradasi (biodegradable
membrane). Membran non biodegradable mempunyai kelemahan yaitu tidak
dapat didegradasi oleh cairan tubuh sehingga memerlukan tindakan operasi
kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai. Hal ini sangat tidak nyaman
karena selain memerlukan biaya yang sangat mahal, juga dapat menyebabkan
komplikasi pada pasien dan waktu penyembuhan menjadi lama. Sebaliknya
membran biodegradasi tidak memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses
penyembuhan tulang selesai.
Gambar 3.12. Teknik GBR pada penanganan kasus kerusakan tulang periodontal
BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang
bersifat biodegradasi yang diperoleh dari proses fermentasi mikroba A. xylinum
dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber mikronutrien
dan meradiasi membran tersebut untuk mendapatkan membran yang bersifat
biodegradabel. Gambar 3. 13 adalah membran cellulose microbial yang dihasilkan
BATAN. Beberapa karakteristik membran seperti sifat fisiko-kimia, mekanik,
toksisitas, biodegradasi, sterilitas dan biokompatibilitas menggunakan hewan
percobaan telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membran
irradiated cellulosa microbial mempunyai sifat fisik yang kuat dan cukup elastis
dengan kekuatan tarik yaitu 927 kg/cm2. Nilai kekuatan tarik ini sangat cukup
untuk mempertahankan kondisi fisik membran selama menjalankan fungsinya.
Freeze dried xenograft steril
Radiasi (granul)
Membran GBR
Pemasangan
membran
Pemberian
xenograft
Penutupan gum
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
38
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.13. Contoh membrane cellulose microbial yang dihasilkan BATAN
Selain itu membran cellulose microbial bersifat biodegradabel secara
invitro dimana setelah perendaman dalam larutan synthetic body fluid selama 6
bulan menunjukkan penurunan berat membran hingga 39% sebagai akibat dari
terlarutnya senyawa selulosa yang mempunyai berat molekul yang rendah. Hasil
pengujian morfologi membran cellulose microbial menunjukkan indikasi yang
sangat jelas bahwa membran cellulosa microbial terdegradasi akibat iradiasi
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.14. Hasil pengujian toksisitas
membran cellulose microbial menggunakan hewan percobaan menunjukkan
bahwa membran cellulose microbial tidak bersifat toksik. Selain itu, membran
cellulose microbial menunjukkan sifat biokompatibel terhadap jaringan tubuh
hewan percobaan. Oleh karena itu membran irradiated cellulose microbial sangat
potensial digunakan sebagai membran GBR. Untuk membuktikan potensi
membran cellulose microbial sebagai membran GBR, penelitian uji efikasi pada
hewan percobaan dan uji klinik pasien perlu dilakukan. Dibandingkan dengan
membran komersial seperti e-PTFE, membran irradiated cellulose microbial
mempunyai keunggulan yaitu dapat terdegradasi oleh cairan tubuh sehingga
tidak perlu dilakukan operasi kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai.
Gambar 3.14. Foto struktur mikro membran cellulosa microbial non iradiasi (kiri) dan iradiasi 50 kGy dengan pembesaran 2 x 104 (kanan)
Putusnya jaringan ikat
membran selulosa mikrobial
akibat radiasi
b a
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
39
LAKIP BATAN - 2012
Dalam aplikasinya membran irradiated cellulosa microbial dapat digunakan
oleh dokter gigi spesialis periodontodologi, dokter gigi spesialis bedah mulut,
dokter mata, dokter spesialis bedah tulang untuk menangani berbagai kasus
kerusakan tulang. Proses produksi membran irradiated cellulosa microbial telah
didaftarkan untuk mendapatkan paten ke Ditjen HAKI - Kementerian Hukum dan
HAM, dan telah mendapatkan nomor pendaftaran P.00201000820.
3) Paket Teknologi Pembuatan Produk Pangan Fungsional Berbasis Nabati (Aneka
Sayur) Iradiasi Skala Semi Pilot
Diperoleh paket teknologi pembuatan produk pangan fungsional berbasis
nabati (aneka sayur) iradiasi skala semi pilot. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa jamur shiitake (L. edodes) dan jamur kuping (A. auricula) adalah kedua
jenis jamur pangan yang kaya protein dan rendah lemak dapat dikeringkan
dengan cara pengeringan menggunakan sinar matahari kadar air sekitar 11-12%,
yang memiliki pH berkisar 6-7 dan aktivitas air (Aw) berkisar 0,6-0,8. Iradiasi
gamma dengan dosis 5 kGy dapat menekan secara nyata pertumbuhan mikroba
pada kedua jenis jamur pangan (L. edodes dan A.auricula) kering yang dikemas PE
laminasi vakum sebesar 5 log cycle, dengan tanpa mengubah secara nyata sifat
fisiko-kimia seperti kadar air, pH, aw, kadar protein, lemak dan karbohidrat serta
mempertahankan kualitas asam amino, aktivitas antioksidan, mineral
mikronutrisi fungsional dan sifat organoleptik jamur kering. Sedangkan
kandungan beberapa vitamin dan karoten agak menurun, namun demikian secara
umum kualitas gizi fungsional kedua jenis jamur kering tersebut dapat
dipertahankan dan lebih higienis.
Gambar 3.15.a. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah Penyimpanan 6 bulan
Gambar 3.15.b. Jamur pangan fungsional Lentinula edodes yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
40
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.15.c. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang tidak diiradiasi (0 kGy) setelah penyimpanan 6 bulan
Gambar 3.15.d. Jamur pangan fungsional Auricularia auria yang diiradiasi 5 kGy setelah penyimpanan 6 bulan
Pada kedua jenis jamur pangan kering tersebut tidak ditemukan logam
berat (Cd, Hg dan As), kecuali sedikit Pb yang masih di bawah ambang batas,
sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan pangan bergizi. Sampai masa
penyimpananan 6 bulan, secara umum kedua jenis jamur kering iradiasi tersebut
dapat dikatakan masih memiliki kualitas cukup baik sebagai bahan pangan yang
bergizi. Hasil pencapaian target paket teknologi ini adalah 100%.
4) Paket Teknologi Pembuatan Inokulan Mikroba (Kompos Starter/Bio-Aktivator)
Pengurai Limbah Organik dan Perunut untuk Remediasi Lahan Marginal.
Telah diperoleh paket teknologi pembuatan inokulan mikroba (kompos
starter/bio-aktivator) pengurai limbah organik dan perunut untuk remediasi
lahan marginal. Teknologi ini merupakan pengembangan Super Carrier yakni
berupa bahan pembawa berbasis kompos teriradiasi. Analisis pengaruh aplikasi
inokulan berbasis kompos teriradiasi terhadap penyimpanan dan laju
pengembalian karbon di tanah menggunakan isotop C-13 sebagai perunut.
Paket teknologi ini dalam proses pengajuan Paten ke Dirjen HAKI-
Kemenkumham pada bulan April 2012, dengan capaian 100% dari target.
Kegunaan/manfaat inokulan mikroorganisme, antara lain:
a. Mengandung kumpulan mikroorganisme fungsional terpilih yang efektif
sebagai pengurai limbah organik, penambat nitrogen, pelarut fosfat dan
pengendali hayati (biocontrol).
b. Meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman.
c. Berpotensi meningkatkan agregasi tanah.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
41
LAKIP BATAN - 2012
d. Mengandung mikroorganisme yang mampu berperan sebagai chelating agent
untuk mereduksi beberapa logam berat.
e. Meningkatkan efisiensi serapan unsur hara oleh tanaman.
f. Menurunkan penggunaan pupuk anorganik dan agrochemical lain.
g. Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Gambar 3.16. Produk inokulan mikroorganisme pengurai
limbah organik dan perunut untuk remediasi lahan marginal hasil litbang BATAN
Beberapa produk inokulan mikroorganisme sejenis yang ada di pasaran
antara lain EM4, Superfarm, Stardec, Orgadec dan produk inokulan
mikroorganisme komersial lainnya. Dibandingkan dengan produk inokulan
mikroorganisme komersial tersebut, inokulan mikroorganisme BATAN memiliki
keunggulan sebagai berikut:
1. Beberapa produk komersial menggunakan mikroorganisme yang bukan
berasal dari Indonesia sehingga berpotensi mengganggu keragaman hayati
Indonesia. Sedangkan inokulan mikroorganisme BATAN menggunakan
mikroorganisme asli Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik.
2. Produk komersial berbahan pembawa padat menggunakan produk tambang
yang dapat mengganggu bentang alam, sedangkan produk komersial
berbahan pembawa cair menggunakan bahan sintetis yang mahal. Inokulan
mikroorganisme BATAN dikembangkan dengan bahan pembawa padat dan
cair berbasis kompos yang murah, terbarukan dan ramah lingkungan.
3. Produk komersial umumnya menggunakan sterilisasi uap panas dengan
jaminan sterilitas dan kualitas yang kurang baik, sehingga media mudah
terkontaminasi dan viabilitas mikroba target cepat turun. Sedangkan Bio-
inokulan mikroorganisme BATAN dalam bentuk padat menggunakan bahan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
42
LAKIP BATAN - 2012
pembawa berbasis kompos yang disterilkan dengan iradiasi pada dosis 25 kGy
dengan jaminan sterilitas dan kualitas yang baik.
4. Sebagian besar produk komersial hanya mengandung pengurai bahan organik
meskipun diantaranya ada juga yang menambahkan pelarut fosfat, sehingga
lebih bersifat sebagai bioaktivator kompos saja. Sedangkan inokulan
mikroorganisme BATAN mengandung kumpulan mikroorganisme pengurai
bahan organik, pemfiksasi N, pelarut fosfat dan pengendali hayati, sehingga
bersifat multifungsi baik sebagai bioaktivator kompos maupun biostimulan
tanaman.
5. Sebagian besar produk komersial tidak dapat dikombinasikan dengan
perlakuan biologi dan kimia lain, namun inokulan mikroorganisme BATAN
dapat dikombinasikan dengan perlakuan biologi dan kimia lain.
6. Keunggulan inokulan mikroorganisme BATAN yang lain adalah kandungan
mikroorganisme fungsional yang berperan sebagai chelating agent, sehingga
menstimulasi reduksi beberapa cemaran logam berat dan meningkatkan
agregasi tanah.
Beberapa pengguna potensial produk ini, antara lain :
a. Penggiat pertanian organik;
b. Industri pupuk organik;
c. Agroindustri pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk pengelolaan
limbah organiknya.
Sertifikasi produk inokulan mikroorganisme BATAN akan dilaksanakan pada
tahun ini (tahun 2013). Sertifikasi produk tersebut memerlukan beberapa
persyaratan yang bersifat administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain,
sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha lain.
Dalam rangka mengaplikasikan produk inokulan mikroorganisme, BATAN
telah menjalin beberapa kerjasama dengan pihak swasta terkait, yaitu :
a. Kerjasama dalam bentuk MoU dengan PT. MB Plus Agro dilakukan untuk uji
produksi dan efektivitas produk dalam rangka meningkatkan produksi padi
varietas Sidenuk dan Mira I.
b. Industri lain yang berminat adalah PT. Usaha Maju Bersama (Cirebon) dan PT
Rexa Satria Integra (Jakarta).
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
43
LAKIP BATAN - 2012
5) Paket Teknologi Difusi Teknologi Produksi Seed I-125
Seed I-125 adalah sumber radiasi laju dosis rendah yang dapat digunakan
untuk terapi kanker payudara dan prostat dengan cara menanamkan (implantasi)
sumber radiasi ke dalam jaringan kanker. Sumber radiasi ini berukuran kecil,
panjang sekitar 10 mm dengan diameter 1 mm. Penanganan kanker dengan seed
I-125 ini tidak memerlukan rawat inap serta memiliki dampak yang kecil terhadap
sel sel tubuh di sekitarnya.
Sampai dengan tahun 2011 telah berhasil dikembangkan teknologi
produksi dan kendali kualitas seed I-125. Kegiatan difusi teknologi seed I-125 di
tahun 2012 bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi ini kepada mitra
pengguna, badan regulasi, dan mitra industri. Mitra industri telah dilibatkan
dalam kegiatan sertifikasi yang terkait sisi kualitas serta registrasi yang terkait sisi
legalitas. Proses registrasi produk diajukan ke Kementerian Kesehatan untuk
mendapatkan ijin edar. Berbagai dokumen yang diperlukan baik untuk proses
sertifikasi maupun proses registrasi ke kementerian kesehatan telah disusun oleh
BATAN bersama dengan mitra industri. Proses registrasi produk ke Direktorat
Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan dilakukan oleh
mitra industri yaitu PT. Kimia Farma.
Terhadap seed I-125, telah dilakukan pula uji klinis pada pasien penderita
kanker. Uji klinis dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dan onkologi radiasi di
Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung. BATAN berperan dalam penyediaan seed
dan pengujian kualitasnya. Hasil uji klinis ini merupakan salah satu syarat yang
dibutuhkan dalam proses registrasi produk Seed I-125 untuk memastikan sisi
safety, efficacy, dan quality dari seed yang dihasilkan.
Gambar 3.17. Pengaplikasian seed I-125 pada pasien
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
44
LAKIP BATAN - 2012
Seed I-125 merupakan produk baru yang belum banyak dikenal di
Indonesia. Oleh sebab itu, telah digelar pula beberapa kali diskusi dengan
menghadirkan akademisi, praktisi/klinisi serta badan regulasi dengan tujuan
untuk tukar menukar informasi dan pandangan terkait dengan seed ini. Dengan
kegiatan ini seluruh pihak mendapatkan gambaran yang utuh serta memiliki
pemahaman yang sama terhadap produk litbang ini. Dari diskusi ini telah
dihasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya kesimpulan sementara pada sisi
regulasi bahwa seed brakhiterapi termasuk ke dalam kelompok alat kesehatan,
bukan kelompok obat. Kesimpulan sementara ini akan didalami lebih lanjut oleh
badan regulasi yaitu Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Di beberapa negara, seed brakhiterapi telah dimanfaatkan untuk terapi
kanker. Beberapa pasien dari Indonesia pun dilaporkan pernah mendapatkan
penanganan dengan seed brakhiterapi di luar negeri (China). Keberhasilan
pengembangan teknologi produksi dan pemanfaatan seed brakhiterapi ini dapat
mendorong penggunaannya untuk penanganan kanker di tanah air sehingga
ketergantungan penanganan kanker kepada luar negeri dapat dikurangi.
6) Paket Teknologi Produksi Gd-DTPA-Folat Skala Laboratorium.
Gd-DTPA-folat merupakan senyawa yang tersusun dari unsur gadolinium
(Gd), gugus diethylene triamine pentaacetic acid (DTPA) dan gugus folat. Senyawa
ini dapat digunakan sebagai senyawa pengkontras (contrast agent) Magnetic
Resonance Imaging (MRI) untuk diagnosis spesifik penyakit kanker. Senyawa
pengontras digunakan untuk memperjelas gambaran atau citra (image) dari
organ/jaringan yang sulit dibedakan melalui teknik pencitraan MRI. Senyawa Gd-
DTPA-folat ini dapat membantu memperjelas pencitraan untuk diagnosis
penyakit kanker seperti kanker ovarium, kanker payudara, kanker nasofaring,
kanker serviks dan kanker kolorektal.
Teknologi produksi Gd-DTPA-Folat ini merupakan hasil kerja sama antara
BATAN, Fakultas MIPA dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada
tahun 2012, bergabung pula Rumah Sakit Kanker Dharmais - Jakarta bersama
dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin - Bandung dalam penyiapan uji klinis paket
teknologi Gd-DTPA-Folat ke pasien. Uji klinis merupakan salah satu syarat dalam
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
45
LAKIP BATAN - 2012
registrasi untuk mendapatkan ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM).
Gambar 3.18.a. Gd-DTPA-Folat dalam bentuk serbuk kristal halus
Gambar 3.18.b. Proses pengukuran ketepatan tingkat radioaktivitas dari radiofarmaka Gd-DTPA-Folat
Hasil pengembangan teknologi produksi Gd-DTPA-Folat ini telah
dikomunikasikan pula ke mitra industri yaitu PT. Kimia Farma. Industri di bidang
farmasi tersebut telah melakukan survei pasar contrast agent di Indonesia dan
melihat bahwa produk ini memiliki peluang yang besar mengingat saat ini
kebutuhan contrast agent untuk MRI di Indonesia telah cukup tinggi dan terus
menunjukkan peningkatan. Saat ini, seluruh contrast agent untuk MRI masih
didatangkan dari luar negeri, sehingga kehadiran contrast agent produk dalam
negeri akan meningkatkan kemandirian nasional di bidang kesehatan.
Tabel 3.6. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi Yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
7 Paket Teknologi
100%
5 Paket Teknologi
100%
6 Paket Teknologi
100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
46
LAKIP BATAN - 2012
Perangkat Nuklir adalah perangkat yang digunakan pada berbagai fasilitas
nuklir, fasilitas kesehatan, dan industri yang prinsip kerjanya menggunakan aplikasi
teknik nuklir yaitu pemanfaatan sifat interaksi radiasi dengan materi. Pada instalasi
nuklir, perangkat nuklir digunakan untuk memonitor radiasi untuk kepentingan
keselamatan maupun untuk memonitor proses yang melibatkan zat radioaktif maupun
reaksi nuklir. Pada instalasi kesehatan, perangkat nuklir digunakan sebagai peralatan
untuk terapi dan diagnostik. Pada industri, perangkat nuklir banyak digunakan untuk
pemantauan proses dan analisis unsur yang fungsinya sulit digantikan dengan teknik-
teknik non nuklir lainnya.
Hampir seluruh perangkat nuklir yang digunakan pada instalasi nuklir,
kesehatan maupun industri merupakan produk luar negeri. Sebagai akibatnya,
ketergantungan terhadap produsen luar negeri dalam hal pengoperasian dan
perawatan menjadi masalah utama selain mahalnya biaya perawatan dan perbaikan.
BATAN sebagai instansi litbang nuklir berupaya melakukan penguasaan,
pengembangan, dan inovasi yang lebih mengutamakan desain dan penggunaan
muatan lokal sehingga biaya investasi, perawatan, dan perbaikan menjadi semakin
murah. Penguasaan teknologi perekayasaan juga mendorong pemanfaatan aplikasi
teknik nuklir untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat yang lebih luas lingkupnya.
Pada tahun 2012 BATAN menargetkan 5 prototipe berupa 1 prototipe bidang
industri, 3 prototipe bidang kesehatan, serta 1 prototipe bidang instalasi nuklir.
Prototipe-prototipe tersebut adalah:
1) Prototipe Perangkat Pencitraan Material Dalam Reaktor Petrokimia dengan
Teknik Serapan Sinar Gamma
Perangkat pencitraan material dalam reaktor petrokimia dengan teknik
serapan sinar gamma umumnya digunakan pada industri petrokimia yang
mengolah bahan baku nafta dari minyak mentah menjadi Polyethylene dan
kemudian menjadi bijih plastik. Pendeteksian terjadinya penggumpalan material
dalam reaktor menggunakan metoda pengukuran temperatur yang dikombinasi
dengan tekanan ternyata tidak akurat sehingga sering menimbulkan kerugian
material dan waktu yang sangat besar karena terjadinya gagal proses yang
akhirnya menimbulkan kerugian karena proses pabrik harus terhenti.
4. Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
47
LAKIP BATAN - 2012
Penggunaan teknik serapan sinar gamma telah terbukti unggul dalam
mendeteksi terjadinya penggumpalan dalam reaktor petrokimia yang memiliki
lingkungan ekstrim dan ukuran diameter reaktor yang cukup besar. Dalam teknik
ini, sumber sinar gamma berumur paruh panjang diletakkan di tengah-tengah
reaktor, sedangkan detektor pemantau diletakkan di luar reaktor sehingga tidak
bersinggungan secara fisik dengan material yang diproses. Teknik pemantauan
yang dilakukan di luar reaktor memiliki keunggulan dalam hal keakuratan dan
kestabilan sistem. Apabila terjadi penggumpalan pada fase awal, sistem akan
segera dapat mendeteksi sehingga tindakan penambahan zat-zat anti
penggumpalan dapat segera dimasukkan dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Keunggulan perangkat pencitraan ini adalah Instalasinya tidak
mengganggu proses, karena detektor ditempatkan di luar reaktor dan pemancar
radiasi gamma disisipkan di tengah reaktor. Prinsip kerja sistem ini adalah
pengukuran intensitas radiasi gamma yang diterima oleh detektor di sekeliling
reaktor yang tergantung dari densitas serta tebalnya material dalam reaktor,
makin tinggi tingkat densitas serta makin tebal material maka makin kecil
intensitas yang diterima detektor. Terdapat 12 detektor terpasang di luar dinding
reaktor dimana intensitas yang diterima oleh masing-masing detektor
digambarkan pada layar komputer di ruang kendali berupa topografi dua dimensi.
Gambar 3.19.a. Konfigurasi pengujian perangkat pencitraan material dalam reaktor dengan teknik serapan sinar gamma di
laboratorium
Gambar 3.19.b. Tampilan topografi di layar komputer yang menunjukkan kondisi dalam reaktor pada saat
pengujian
Pengujian prototipe di laboratorium menunjukkan sistem mampu
mendeteksi perubahan densitas di dalam reaktor secara akurat dan on-line
sehingga tampilan layar komputer dapat menggambarkan keadaan dalam reaktor
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
48
LAKIP BATAN - 2012
saat itu juga dan perkembanggannya dari waktu ke waktu. Aplikasi pada skala
industri membutuhkan wadah bagi detektor dan sumber yang memenuhi standar
industri sesuai dengan jenis material yang digunakan serta lingkungan rekator
yang dipersyaratkan. Standar sinyal yang digunakan sudah menggunakan standar
sinyal dan komunikasi standar yang digunakan dalam industri petrokimia pada
umumnya.
Bentuk kerjasama kegiatan yang pernah dilakukan pada pengguna sistem
pencitraan reaktor petrokimia yang sesungguhnya, sudah dilakukan dalam bentuk
kerjasama konsultasi pemeliharaan sistem dengan PT. Chandra Asri dan PT. Titan
Petrochemical. Dengan dikuasainya teknologi perekayasaan perangkat pencitraan
reaktor petrokimia dengan teknik sinar gamma, pada masa mendatang
penggunaan sistem ini dapat diaplikasikan pada reaktor LLDPE PT. Chandra Asri
dan PT. Titan Petrochemical, Reaktor Polyethilen PT. Pasific Asian Fiber dan PT.
Indorama.
2) Prototipe Pencacah RIA Untuk Diagnosa Tumor Payudara
Pencacah RIA adalah perangkat bidang kedokteran nuklir untuk
menganalisis zat-zat yang ada di dalam cairan tubuh seperti: urin, hormon, darah
dan lainnya, atau kultur media yang berkadar rendah dan memiliki matriks
komplek. Teknik pengukuran RIA didasarkan pada reaksi immunologi dengan
menggunakan radioisotop sebagai perunutnya. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui kandungan zat biologik tertentu dalam tubuh yang jumlahnya sangat
kecil, misalnya hormon insulin, tiroksin, enzim, dan lain-lain. Prinsip pemeriksaan
RIA adalah kompetisi antara antigen (bahan biologi yang diperiksa) dengan
antigen radioaktif dalam memperebutkan antibodi yang jumlahnya sangat
terbatas. Aplikasi teknik nuklir dengan teknik Radioimmuno Assay (RIA) bidang
kesehatan digunakan dalam diagnosis beberapa penyakit seperti Hepatitis B,
Kelenjar Gondok, dan Kanker Payudara. Pada tahun 2012, teknik RIA difokuskan
pada diagnosis kanker payudara.
Teknik immunoradiometric assay (IRMA) merupakan salah satu teknik
imumonoassay yang menggunakan radioisotop sebagai perunut agar mudah
dideteksi. Teknik assay ini didasarkan pada reaksi antara antigen (Ag) yang
terdapat pada cuplikan/standar (tumor marker) dengan antibodi (Ab*) yang
berada dalam jumlah berlebih membentuk kompleks antigen antibodi (Ag-Ab*).
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
49
LAKIP BATAN - 2012
Carbohydrate Antigen-15.3 (CA 15.3) adalah sejenis glikoprotein antigenik yang
terbentuk di payudara serta dilepaskan ke dalam aliran darah pasien penderita
kanker payudara. Kit IRMA CA 15.3 digunakan untuk deteksi dini kanker payudara
dan pemantauan perkembangan terapi kanker pada pasien.
Perangkat pencacah RIA terdiri dari Detektor Scintilasi NaI(Tl), catu daya
tegangan tinggi, penguat awal, penguat linier, penganalisa saluran tunggal, dan
pencacah. Perangkat ini diintegrasikan dengan Sample Changer yang secara
otomatis mengendalikan proses pencacahan kandungan radioisotop berumur
paruh sangat pendek pada sejumlah sampel yang dianalisis.
Gambar 3.20. Sistem Pencacah RIA
Sistem pencacah RIA sebelumnya menggunakan sistem manual, artinya
penempatan sampel dilakukan dengan manual satu persatu, kemudian dilakukan
pencacahan, serta tidak ada fasilitas memori sebagai penyimpan data. Di tahun
2012, pencacah RIA hasil dari Libangyasa BATAN telah mengalami
penyempurnaan dengan menggunakan sistem otomatis dan perangkat lunak
yang digunakan disesuaikan dengan peruntukannya, yaitu untuk pendeteksian
kanker payudara. Inovasi ini dilakukan agar pengoperasian pencacah RIA berjalan
secara otomatis, sehingga jumlah sampel yang diperiksa akan lebih banyak dan
cepat, dengan meniadakan kemungkinan kesalahan dan kelelahan operator.
Keunggulan lainnya adalah sifat portabilitas dan programmable, sehingga analisis
sampel dapat berlangsung secara efektif.
Kerjasama dengan pihak luar BATAN telah dan masih terus berlangsung
berupa kerja sama dengan PT. Kimia Farma dalam rangka pemanfaatan serta
pemasyarakatan peralatan perangkat nuklir dalam bidang kesehatan.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
50
LAKIP BATAN - 2012
3) Prototipe Perangkat Pemantau Radioaktivitas Lingkungan
Perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan sangat penting peranannya
dalam memantau radioaktivitas alam dan memastikan tingkat keamanan sebuah
instalasi nuklir terhadap lingkungannya. Perangkat ini diletakkan di alam terbuka,
dan dapat dioperasikan serta dimonitor dari jarak jauh. Perangkat ini secara rutin
akan melakukan pengukuran dan menyimpan parameter yang berhubungan
dengan radiasi dan non-radiasi serta mengirimkan hasil pengukuran ke stasiun
pusat data.
Peralatan jenis ini umumnya merupakan produk luar negeri sehingga
pengoperasiaan dan perawatannya sering mengalami kendala. Keadaan ini
menjadi lebih sulit karena umumnya produsen perangkat ini memiliki sistem,
komponen, dan protokol komunikasi yang dirancang khusus hanya untuk produk
tertentu, dan sifatnya tertutup sehingga sulit untuk diperbaiki atau dimodifikasi
sesuai kebutuhan. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas akibat lingkungan
tropis membutuhkan desain khusus pada perangkat pemantau lingkungan di
Indonesia.
Sistem Pengukur
Sistem Pengendali
Gambar 3.21. Sistem pengukur dan sistem pengendali pada perangkat pemantau radioaktivitas lingkungan
Perangkat yang dikembangkan terdiri dari sistem pengukur dan sistem
pengendali. Sistem pengukur terdiri atas sub-sub modul yang befungsi melakukan
pengukuran radiasi, arah dan kecepatan angin. Alat ini memiliki detektor
pengukur radiasi berupa tabung Geiger-Muller (GM). Detektor GM dioperasikan
sebagai rate counter untuk mendapatkan pengukuran cacah per detik (cps) yang
dapat dikalibrasi, sehingga akan memberikan hasil pembacaan dalam dosis radiasi
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
51
LAKIP BATAN - 2012
dalam mikroSievert. Penampil LED berukuran 6 inci juga disediakan agar
mempermudah pembacaan data secara lokal. Sistem Pengukur berkomunikasi
dengan data collector melalui radio modem berdasarkan topologi jaringan
master-slave. Beberapa remote station dapat ditempatkan di beberapa lokasi
yang berbeda, dan dapat mengirimkan datanya ke data collector (sebagai
master). Untuk membedakan sistem pengukur satu sama lainnya, setiap remote
station tersebut dapat diberi kode ID unik. Sehingga cukup banyak remote station
dapat dikendalikan oleh satu master. Ini akan sangat bermanfaat dalam
melakukan studi penyebaran radiasi.
Sistem Pengendali berfungsi untuk mengendalikan/mengumpulkan data
pengukuran dari beberapa sistem pengukur. Sebagai master alat ini akan
mengatur pengumpulan data. Data dibaca dari sistem pengukur secara bergiliran.
Hasil pengukuran ini diperagakan secara grafis dalam layar komputer dan juga
disimpan secara kronologis sehingga dapat dianalisa lebih lanjut.
Hasil rekayasa perangkat digunakan dalam memonitor radioaktivitas
lingkungan di kawasan nuklir BATAN Serpong.
4) Prototipe Perangkat Pemantau Radon di Udara
Gas radon merupakan gas radioaktif yang memberikan kontribusi terbesar
dari radiasi alam yang diterima manusia. Bila gas radon terhirup lewat saluran
pernafasan, sebagian kecil radon akan tertinggal dalam paru-paru. Jika terjadi
pengendapan, maka dapat menimbulkan kanker paru-paru. Makin tinggi
konsentrasi radon di udara, makin tinggi kemungkinan terjadinya kanker paru-
paru bagi manusia. Mengingat resiko yang dapat terjadi, sangat diperlukan
adanya alat yang dapat memantau tingkat radiasi radon di udara.
Tahun 2012 telah dilakukan perekayasaan perangkat pemantau radon di
udara dan dihasilkan prototipe perangkat pemantau radon di udara. Perangkat
yang dibuat sudah dapat berfungsi untuk mendeteksi adanya radiasi alfa sesuai
karakteristik radon. Sistem dilengkapi dengan perangkat lunak operasi untuk
mencatat besarnya cacah dan spektrum energinya.
Perangkat pemantau radon di udara yang dirancang bangun terdiri dari:
sistem pencuplik, sistem deteksi, sistem elektronik, dan sistem pengolah data.
Sistem pencuplik terdiri dari motor penghisap udara (air sampling), flow meter,
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
52
LAKIP BATAN - 2012
pengatur debit udara, dan filter udara. Partikulat udara yang tertangkap pada
filter akan dicacah dalam sistem instrumentasi pengukur radon. Sistem deteksi
menggunakan detektor sintilasi radon flash detector dan alpha beta sample
counter. Sistem elektronik terdiri atas modul penguat sinyal, catu daya tegangan
rendah dan tinggi, serta modul MCA (Multi Channel Analyzer). Sistem pengolah
data diintegrasikan dengan modul MCA untuk dapat mengidentifikasi serta
mengukur kandungan gas radon di udara.
Gambar 3.22.a. Perangkat pemantau radon yang dilengkapi dengan radon flash detector
Gambar 3.22.b. Pengoperasian perangkat pemantau radon
Prototipe perangkat pemantau radon di udara dapat digunakan sebagai
alat pemantau keselamatan bagi pekerja terutama di lingkungan pertambangan,
industri, dan laboratorium.
5) Prototipe Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya
(Computer Integrated System Pada Level Supervisory)
Sistem instrumentasi dan kendali memiliki peran utama dalam menjamin
tingkat keselamatan sebuah reaktor nuklir, baik itu reaktor riset maupun reaktor
daya. Kegiatan perekayasaan ini dilakukan secara multiyears dimana setiap
tahunnya menghasilkan prototipe berupa sub-sub item yang pada akhirnya akan
diintegrasikan dalam sebuah sistem yang lengkap. Pada tahun 2012,
perekayasaan dilakukan pada tingkat supervisory control.
Keinginan untuk mampu secara mandiri melakukan desain, pengelolaan,
perawatan, dan inovasi terkait instrumentasi dan kendali nuklir merupakan
motivasi utama kegiatan ini. Untuk mencapai penguasaan desain dan inovasi
diperlukan SDM yang handal dan perangkat/fasilitas pendukung. Konfigurasi
supervisory control yang dibangun pada komputer supervisor akan dapat
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
53
LAKIP BATAN - 2012
memberikan perintah ke controller. Model matematis reaktor nuklir ditanamkan
pada modul NI PXI. Sedangkan PLC sebagai controller akan mengendalikan proses
di dalam model reaktor nuklir. Input-output model dapat dihubungkan ke
perangkat riil melalui konektor I/O. Keunggulan konfigurasi ini adalah
terbentuknya sistem hardware-in-the-loop, dimana model plant
direpresentasikan dalam bentuk simulasi komputer, sedangkan input-output dari
lingkungan luar berupa perangkat keras sistem riil (sensor dan aktuator). Dengan
demikian, simulasi komputer dapat dikomunikasikan dengan sistem riil.
Gambar 3.23. Prototipe sistem instrumentasi dan kendali reaktor
Programmable Logic
Controller (PLC) Local
Controller Supervisory Control NI-PXI : Model
Reaktor Nuklir
Konektor Input-
Output
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
54
LAKIP BATAN - 2012
Penguasaan teknologi sistem instrumentasi kendali reaktor sangat
dibutuhkan dalam rangka menjaga kelangsungan sistem instrumentasi reaktor
yang ada. Seperti diketahui sistem instrumentasi reaktor yang terpasang di RSG-
GAS saat ini sudah mengalami penuaan, sehingga dalam beberapa tahun lagi
harus dilakukan peremajaan (refurbishment) dengan menggunakan teknologi
terkini yang sesuai dengan tingkat keselamatan yang sudah direkomendasikan
oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Bentuk kerjasama telah
dilakukan di lingkungan internal BATAN sebagai pengguna utama, dan dengan
pihak luar negeri dalam bentuk keikut-sertaan dalam forum internasional yang
membahas desain-desain sistem instrumentasi reaktor yang digunakan dalam
perancangan dan pembangunan reaktor baru di berbagai negara.
Tabel 3.7.
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat
100% 100% 100%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun menunjukkan kinerja yang bagus karena mencapai 100%.
Publikasi ilmiah baik di tingkat nasional dan internasional bagi suatu lembaga
litbang merupakan pengakuan serta daya saing tersendiri bagi karya ilmiah yang
dihasilkan oleh para penelitinya.
Dari target tahun 2012 yang direncanakan sejumlah 71 publikasi ilmiah
nasional dan 8 publikasi internasional, dapat terealisasi sejumlah 287 publikasi ilmiah
(363,30%), yang terdiri dari publikasi nasional sejumlah 257 judul dan internasional
sejumlah 30 judul (Lampiran 6).
Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang
terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual - Kementerian Hukum dan
HAM (Ditjen HAKI-KemenkumHAM). Tahun 2012, usulan Paten BATAN yang diajukan
5. Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu Oleh Masyarakat Ilmiah
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
55
LAKIP BATAN - 2012
ke Ditjen HAKI-KemenkumHAM berjumlah 13 judul (lampiran 7). Disamping itu, pada
bulan Agustus 2012, lima penelitian BATAN memperoleh penghargaan Karya Inovasi
2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad
Hatta, MS., serta masuk dalam Buku 104 Inovasi Indonesia pada Business Innovation
Center (BIC) dibawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi. Penghargaan
tersebut dijabarkan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2012
NO Bidang Judul Inovasi Inovator Status Paten
1 Ketahanan Pangan
Pertumbuhan Sehat dari Lautan Oligoalginat Iradiasi Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik
PATIR Tita Puspitasari M.Si; Dr. Hendig Winarno; Dr. Darmawan Darwis; Dian Iramani; Dewi Sekar Pangertini B.Sc; Sri Susilawati; Nunung Nuryanthi S.Si
Telah didaftarkan
2 Ketahanan Pangan
Hama Tamat, Ozon Selamat Menembus Pasar Ekspor Buah-Buahan dengan Iradiasi
PATIR Dra. Murni Indarwatmi, M.Si; A. Nasroh Kuswadi; Indah Arastuti Nasution
Tidak ingin dipatenkan
3 Energi Baru dan Terbarukan
Aditif Pelumas Karet Alam Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam-Stirena
PATIR Dr. Meri Suhartini, M.Si; Akhmad Rasyid Syahputra, S.Si; Rahmawati, S.Si; Prof. Marga Utama
Dalam proses pengajuan
4 Teknologi Kesehatan & Obat-obatan
Emas Cerdas untuk Kanker Hati Pembuatan dan Pemanfaatan Nanopartikel Emas Radioaktif Terbungkus Dendrimer PAMAM (198Au-PAMAM) sebagai “Nanodevice Brachytherapy” Kanker Hati
PRR Anung Pujiyanto, S.Si; Herlan Setiawan S.Si; Mujinah; Dede K; Rien Ritawidjaya S.Si; Dr. Abdul Mutalib; Hotman Lubis, Triyanto
Telah didaftarkan
5 Material Maju Bijih Plastik dari Limbah Biomassa Bijih Kayu Plastik dari Komposit Serbuk Kayu Gergaji, Sekam Padi, Limbah Tapioka Menggunakan Teknologi Radiasi
PATIR Drs. Sudrajat Iskandar
Telah didaftarkan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
56
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.9. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu oleh Masyarakat Ilmiah
73 PI
128,07%
167 PI
303,63%
287 PI
363,30%
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
selama 3 tahun mengalami peningkatan baik publikasi nasional maupun internasional.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
57
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.10. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 2
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia
62% 52,93% 85,37
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
3 Mitra 7 Mitra 233,33
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 2 adalah
sebagai berikut:
Kebijakan diseminasi hasil litbang rekayasa iptek nuklir BATAN dilakukan melalui
Public Information, Public Education, dan Pemanfaatan hasil litbangyasa di daerah.
Diseminasi dan sosialisasi iptek nuklir ditujukan kepada masyarakat untuk memahami
iptek nuklir seutuhnya. Berbagai sarana dan metoda yang digunakan melalui seminar,
ceramah, workshop, pameran, penerbitan publikasi, dialog interaktif di radio dan TV,
dan sebagainya, dengan peserta kegiatan yang terdiri atas kalangan siswa, guru,
masyarakat umum, pondok pesantren, pegawai dinas/instansi, hingga kelompok
tani/ternak. Di sisi lain, BATAN secara sistematis juga berusaha untuk membangun
jejaring yang erat antara lembaga eksekutif, legislatif, akademisi, LSM dan masyarakat
umum melalui media campaign, pengembangan stakeholder, pemberdayaan
masyarakat, dan pengukuran penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir.
Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan pengetahuan masyarakat
umum tentang iptek nuklir dan pemanfaatannya, diperlukan suatu kegiatan evaluasi
tingkat penerimaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir. Kegiatan
tersebut berupa jajak yang hasilnya dapat merepresentasikan penerimaan masyarakat
6. Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia
Sasaran Strategis 2 :
MENINGKATNYA PEMANFAATAN HASIL LITBANG ENERGI NUKLIR, ISOTOP
DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
58
LAKIP BATAN - 2012
secara umum terhadap iptek nuklir. Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional yang
dapat merepresentasikan pendapat masyarakat yang terdapat di pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, mengingat daerah-daerah inilah yang
nantinya akan menjadi target konsumen listrik dari PLTN. Kegiatan jajak pendapat
tersebut merupakan impelementasi evaluasi tingkat penerimaan terhadap iptek nuklir
yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014.
Gambar 3.24.a. Dialog interaktif mengenai energi nuklir yang ditayangkan melalui media televisi
Gambar 3.24.b. iklan layanan masyarakat dalam tujuan mengedukasi pengetahuan publik melalui media televisi
Pada tahun 2012 telah dilakukan jajak pendapat iptek nuklir yang dilaksanakan
oleh lembaga independen, yaitu PT. Andira Karya Persada, tanggal 7 - 21 Oktober
2012 dengan sebaran responden sebanyak 5.000 orang yang meliputi 33 Provinsi.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah kombinasi penarikan acak
bertingkat (multistage sampling) dan acak sederhana (simple random sampling).
Teknik ini digunakan agar variabilitas dan probabilitas terwakili sama dalam penarikan
sample point dan responden.
Secara keseluruhan, jumlah responden dalam survei ini adalah 5.000
responden, yang didistribusikan berdasarkan kategori lokasi jajak pendapat, yaitu (i)
3.000 responden untuk jajak pendapat nasional dengan margin of error (MoE) 1,8%;
(ii) 1.000 responden untuk wilayah Provinsi Bangka-Belitung dengan MoE 3,2%; dan
(iii) 1.000 responden wilayah klaster yang terdiri dari wilayah yang pernah dilakukan
jajak pendapat sebelumnya, dengan MoE 3,2%. Nilai MoE dalam jajak pendapat ini
ditentukan pada tingkat kepercayaan 95%.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
59
LAKIP BATAN - 2012
Dari hasil jajak pendapat tersebut
diperoleh tingkat penerimaan masyarakat
terhadap pembangunan PLTN di
Indonesia, yaitu: 52,93% setuju, 24,23%
tidak setuju, dan 22,84% menjawab tidak
tahu.
Gambar 3.26. Pelaksanaan jajak pendapat di Kabupaten Boyolali
Tiga alasan utama masyarakat setuju terhadap pembangunan PLTN didasarkan
pada: (i) upaya untuk menjamin pasokan listrik sebesar 28,54%; (ii) banyak
manfaatnya 28,22%; (iii) masyarakat merasa yakin bahwa harga listrik akan menjadi
murah 23,42%; (iv) mendorong perkembangan teknologi Indonesia 19,82%.
Sementara alasan responden tidak setuju dengan pembangunan PLTN disebabkan: (i)
adanya bahaya yang ditimbulkan PLTN 81,13%; (ii) keyakinan bahwa pembangkit lain
masih mencukupi 12,17%; (iii) biaya pembangunan PLTN yang mahal 6,67%; (iv) dan
SDM Indonesia belum siap 0,07%.
Hasil secara keseluruhan dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi dalam
menentukan kebijakan terhadap pemanfaatan Iptek Nuklir, khususnya dalam
persiapan pembangunan PLTN.
Gambar 3.25 Tingkat Penerimaan Masyarakat terhadap
Pembangunan PLTN
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
60
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.11. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia
59,70% 49,5% 52,93%
Dari tabel di atas ditunjukkan, bila dibandingkan tahun 2011 dengan 2010, hasil
jajak pendapat mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi sebagai dampak adanya
kekhawatiran masyarakat paska peristiwa Tsunami di Fukushima, Jepang. Akan tetapi
hasil jajak tahun 2012 meningkat 3,43% bila dibandingkan tahun 2011. Fakta ini
menunjukkan bahwa kegiatan diseminasi iptek nuklir yang telah dilakukan selama
tahun 2012 dapat memulihkan kepercayaan dan tingkat penerimaan masyarakat.
Dalam meningkatkan komersialisasi produk litbangyasa iptek nuklir perlu
dilakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar, untuk selanjutnya dilakukan
kolaborasi atau kerjasama dengan mitra komersil sehingga terbentuk sistem jaringan
kerja yang saling bersinergi dan mampu mengakselerasi penyebarluasan produk
litbangyasa tersebut. Pola kemitraan yang dijalin harus mampu menjamin bahwa
produk litbangyasa mempunyai nilai ekonomis sehingga memberikan nilai tambah
dalam pengembangan perekonomian daerah. Pola kemitraan ini menunjukan peran
nyata dari BATAN dalam mendukung program pembangunan nasional dan
pemberdayaan ekonomi daerah.
Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang
berusaha melakukan terobosan melalui kerjasama dengan lembaga litbang yang
mempunyai produk unggulan, dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah.
Terobosan lainnya adalah dengan melakukan inovasi terhadap produk lokal agar lebih
unggul dan mampu bersaing dengan produk luar. Di sisi yang lain, BATAN
membutuhkan jalinan kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan
penetrasi pasar bagi produk litbangyasa iptek nuklir. Dengan pola kemitraan yang
tepat, BATAN dapat membantu daerah untuk mewujudkan kemandiriannya melalui
7. Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
61
LAKIP BATAN - 2012
inovasi pemanfaatan iptek nuklir, dan di sisi lain, daerah mampu menjadi mitra
komersil pemanfaatan hasil inovasi litbang.
Mitra komersil adalah mitra kerja baik swasta, BUMN, koperasi, atau organisasi
profesi lainnya yang mampu memproduksi hasil litbangyasa BATAN dalam skala
komersil. Sedangkan entrepreneur baru adalah mitra kerja yang sebelumnya hanya
sebagai konsumen, tapi mulai beralih menjadi produsen dengan menjalankan kegiatan
usahanya menggunakan hasil litbangyasa BATAN.
Saat ini BATAN telah mampu melakukan pembinaan secara berkelanjutan
kepada entrepreneur baru sehingga mandiri, mampu berproduksi dalam skala
komersil, dan mempunyai daya saing.
Bentuk Kemitraan
Ada beberapa pola kerjasama yang dijalin saat ini dengan mitra kerja,
disesuaikan dengan produk litbangyasa yang dimitrakan, antara lain:
1) Pola kerjasama tripartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan
pemegang regulasi di daerah (Pemda) dan pengguna teknologi (Investor). Bentuk
kerjasama ini biasanya dilakukan terhadap hasil litbangyasa iptek nuklir bidang
industri, dimana BATAN mempunyai kepakaran di bidang iradiator yang akan
didirikan oleh Pemda bekerja sama dengan Investor dalam pembangunannya.
Pada tahun 2012, pola kerjasama tripartit telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemkot Serang dengan BATAN
tentang pemanfaatan hasil litbang iptek nuklir di bidang pengawetan pangan
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara CV. Naufan Putra Serang
dengan BATAN tentang kemitraan dalam pemanfaatan iradiator untuk
pengawetan dan sterilisasi bahan pangan (sate bandeng dan emping melinjo)
Gambar 3.27. Penandatanganan kerjasama antara BATAN dengan Mitra dari Serang - Banten
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
62
LAKIP BATAN - 2012
2) Pola kerjasama bipartit, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan
pengguna teknologi (Penyedia Jasa). Kerjasama ini biasanya dilakukan untuk hasil
litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan, dimana BATAN menghasilkan suatu
produk yang akan digunakan oleh Rumah Sakit untuk mengobati pasien.
Pada tahun 2012, pola kerjasama bipartit telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemprov. Sulawesi Selatan
dengan BATAN tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir
untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan,
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Khusus Daerah Siti
Fatimah – Makassar dan Balitbangda Sulawesi Selatan dengan BATAN tentang
pemanfaatan bank jaringan (amnion graft)
Gambar 3.28.a. Workshop Preparasi Amnion Graft di RSKD. Siti Fatimah, Makassar
Gambar 3.28.b. Sarasehan Pemanfaatan Litbangyasa BATAN di Sulawesi Selatan
3) Pola kerjasama komersil, dilakukan antara pemilik teknologi (BATAN) dengan
pengguna teknologi (Swasta/BUMN/Koperasi). Kerjasama ini dilakukan untuk hasil
litbangyasa iptek nuklir yang sudah teruji (proven technology).
Pada tahun 2012, pola kerjasama komersil telah dilakukan dalam bentuk:
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (P4S) Oryza Sativa – Cianjur dengan BATAN tentang
kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kelompok Tani “Surya
Gemilang I” – Magelang dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN
bidang pertanian
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT. MB Plus Agro Subang
dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian
(enterpreneur baru).
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
63
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.29. Kegiatan penanaman perdana varietas padi Pandanputri dan Bestari di Magelang – Jawa Tengah
Manfaat Kemitraan
Dengan adanya jalinan kemitraan dengan para pemangku kepentingan seperti
yang telah dilakukan selama ini, pada kenyataannya mampu memberikan manfaat
bagi para pihak yang terlibat, antara lain :
1) Rumah sakit yang menjadi mitra kerja BATAN biasanya akan menjadi rumah sakit
acuan bagi rumah sakit lain di sekitarnya,
2) Menumbuhkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berkembangnya unit
usaha baru yang mandiri (entrepreneur baru),
3) Mengakselerasi penetrasi pasar bagi hasil litbangyasa BATAN sehingga end users
tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh produk BATAN,
4) Meningkatkan market share (pangsa pasar) sehingga mitra kerja diuntungkan
secara finansial karena banyaknya permintaan sehingga produksi meningkat,
5) Transformasi teknologi (proses alih teknologi) dengan mengangkat sumberdaya
lokal untuk menjadi kegiatan produksi yang mandiri.
Selain 7 mitra komersil tersebut di atas masih ada 43 mitra non komersil yang
telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan BATAN, yaitu 40 kerjasama dalam
negeri antara BATAN dengan bergai instansi baik pemerintah maupun swasta dan 3
kerjasama luar negeri antara BATAN dengan pihak luar negeri, yang disajikan pada
lampiran 9.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
64
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.12. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir
3 Mitra (100%)
7 Mitra (233,33%)
7 Mitra (233,33%)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun meningkat,
bahkan melampaui target. Hal tersebut terjadi sebagai bentuk tingginya animo
masyarakat terhadap hasil litbang BATAN.
Berbagai hasil litbangyasa iptek nuklir yang dihasilkan BATAN baik yang berupa
barang, jasa maupun paket teknologi harus disampaikan kepada masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan masyarakat (demand driven) yang sedang berkembang.
Untuk bidang pangan, BATAN bisa memberikan kontribusi yang besar karena hasil
litbangyasa BATAN seperti varietas padi dan kedelai mampu secara nyata
meningkatkan produksi dan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Di banyak
daerah, varietas BATAN dapat berkembang dengan baik karena disukai petani dan
diterima pasar. Sama halnya untuk hasil litbangyasa iptek nuklir bidang kesehatan,
beberapa produk BATAN mempunyai keunggulan spesifik dengan bahan baku yang
berasal dari sumberdaya lokal dan dalam proses pembuatannya bisa bekerja sama
dengan pihak lain.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas pendayagunaan hasil litbangyasa BATAN
bidang pangan dan kesehatan, perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi
kebutuhan pasar yang selalu berkembang. Untuk bisa berkembang dan mampu
bersaing secara bebas di pasar, hasil litbangyasa BATAN harus bisa memberikan
keunggulan dibanding produk lain yang sejenis.
Dengan adanya otonomi daerah saat ini, banyak pemerintah daerah yang
berusaha melakukan terobosan dengan menjalin kerjasama dengan lembaga litbang
yang mempunyai produk unggulan dan melakukan inovasi terhadap produk lokal
supaya lebih unggul dan mampu bersaing dengan produk luar, dalam upaya
mewujudkan kemandirian daerah. Di sisi lain, BATAN juga membutuhkan jalinan
8. Jumlah Jenis Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
65
LAKIP BATAN - 2012
kerjasama dengan mitra komersil dalam rangka melakukan penetrasi pasar bagi
produk litbangyasa iptek nuklir.
Suatu hasil litbangyasa dikatakan komersial apabila hasil litbangyasa tersebut
telah melalui kajian teknoekonomi terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah hasil
litbangyasa tersebut mempunyai kelayakan teknis dan ekonomis, serta apakah ada
permintaan pasar.
Jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersialkan tahun 2012 adalah:
1. Amnion Graft
RSKD Siti Fatimah – Makassar sebagai mitra kerja BATAN mempunyai
bahan baku amnion berlimpah, yang dapat diproses oleh BATAN atau RSKD Siti
Fatimah sendiri (supervisi dari BATAN) menjadi Amnion Graft steril. Hasil Amnion
Graft steril yang dimiliki RSKD Siti Fatimah dapat dikomersialkan kepada Rumah
Sakit lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai penyembuhan luka
bakar, luka bekas operasi cesar, dan lain-lain. Selain itu kegiatan yang telah
dilakukan yang berhubungan dengan komersialisasi produk Amnion Graft adalah
telah dilaksanakannya workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf
medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah.
Gambar 2.30.a. Pelatihan preparasi amnion graf yang diberikan oleh PATIR – BATAN
Gambar 2.30.b. Demo pemanfaatan amnion graf pada workshop preparasi dan pelatihan Amnion Graft untuk staf
medis/paramedis di RSKD Siti Fatimah
2. Padi Unggul Varietas Pandanputri.
Varietas Pandanputri merupakan pelestari Varietas Pandan Wangi yang
sudah melegenda di daerah Cianjur. Keunggulan Pandanputri terletak pada umur
tanaman yang jauh lebih pendek di banding Pandan Wangi, yakni 160 hari
berbanding 120 hari, dengan aroma dan rasa nasi yang sama. Varietas
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
66
LAKIP BATAN - 2012
Pandanputri dihasilkan dari kerjasama tripartit antara BATAN, PT. Sang Hyang Seri
dan Pemkab Cianjur. Pada tahun 2012, telah dikirim benih varietas Pandanputri
klas BS (Breeder Seed/benih penjenis) sebanyak 70 Kg ke P4S Oryza Sativa, Cianjur
sebagai penangkar dan produsen benih di wilayah Jawa Barat.
P4S Oryza Sativa – Cianjur menangkarkan benih Varietas Pandanputri klas
BS yang diperoleh dari BATAN menjadi klas FS (Foundation Seed/benih dasar).
Selanjutnya benih klas FS tersebut ditangkarkan lagi menjadi klas SS (Stock
Seed/benih pokok) dan benih klas SS ditangkarkan lagi menjadi klas ES (Extention
Seed/benih sebar). Mengingat permintaan pasar terhadap Varietas Pandanputri
cukup besar, sehingga benih yang dihasilkan P4S Oryza Sativa selalu terserap oleh
pasar.
Tabel 3.13. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
2 Jenis (100%)
2 Jenis (100%)
2 Jenis (100%)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja selama 3 tahun tercapai sesuai target.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
67
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.14. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 3
Sasaran Strategis 3 : Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75% 89,93% 119,91
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut:
BATAN melalui Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) berupaya agar lulusannya
dapat langsung diterima oleh pasar kerja di Indonesia. Target yang direncanakan
adalah penyerapan lulusan STTN bisa mencapai 75% setiap tahunnya, dan sekaligus
dapat membantu menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.
Pada tahun 2012 serapan lulusan STTN di industri cukup tinggi (melebihi target).
Hal ini dikarenakan kebutuhan tenaga kerja untuk lulusan Diploma IV dan kompetensi
dibidang teknik nuklir diperlukan dan relevan dengan kemajuan teknologi saat ini. Dari
target 75% dapat direalisasikan sebesar 89,93%, yaitu dari 139 lulusan STTN tahun
2011 yang diterima bekerja sebanyak 125 orang.
Kebutuhan pasar kerja yang ada di Indonesia terhadap lulusan STTN semakin
meningkat, hal ini karena lulusan STTN juga dilengkapi dengan adanya Sertifikat Ijin
Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan atau Operator Radiografi (OR).
Tabel 3.15. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
95,70% (127,6%)
84,20% (112,27%)
89,93% (119,91%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (112,27%) menjadi
9. Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
Sasaran Strategis 3 :
TERSERAPNYA LULUSAN PENDIDIKAN TEKNIK NUKLIR DI SEKTOR INDUSTRI
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
68
LAKIP BATAN - 2012
119,91%. Hal ini disebabkan karena industri yang menggunakan zat radioaktif, terkait
dengan peraturan yang dikeluarkan BAPETEN diwajibkan mempunyai tenaga kerja
yang berkompetensi di bidang nuklir serta memiliki sertifikasi SIB.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
69
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.16. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 4
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
10 Orang 8 Orang 80
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Orang 11 Orang 137,50
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
3 SNI 5 SNI 166,67
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut:
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dan faktor produksi
selain faktor sumber daya alam dan modal untuk menghasilkan keluaran atau output
dari suatu proses kegiatan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka
semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia tersebut.
BATAN melalui Pusat Pendidikan
dan Pelatihan, salah satu unit kerja di
BATAN, melaksanakan dan
menyelenggarakan pendidikan bekerja
sama dengan perguruan tinggi negeri di
Indonesia dengan mengirimkan
pegawai BATAN untuk mengikuti
pendidikan iptek nuklir jenjang S2 dan
S3. Saat ini kerjasama yang tengah
dilaksanakan adalah dengan Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB),
Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung,
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Diponegoro (UNDIP)
Gambar 3.31. Seleksi Akademik Pusdiklat BATAN untuk Jenjang
Pendidikan S2 dan S3
10. Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3 Menuju Kepakaran
Sasaran Strategis 4 :
MENINGKATNYA KUALITAS SUMBER DAYA DI BIDANG IPTEK NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
70
LAKIP BATAN - 2012
Semarang. Tujuan utama pengiriman pegawai BATAN sebagai Pegawai Tugas Belajar
(PTB) ke berbagai perguruan tinggi negeri adalah untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta mampu
melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan keahlian dan pengetahuan
sesuai dengan bidangnya.
Selain berasal dari dana DIPA Pusdiklat, sumber biaya untuk semua kegiatan
yang berkaitan dengan pendidikan jenjang S2 dan S3 ini juga memperoleh pembiayaan
dari Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) Republik Indonesia, Bappenas, serta
beasiswa yang diberikan oleh sponsor di luar negeri seperti yang berasal dari negara
Australia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Italia, Amerika Serikat dan negara lainnya.
Pada tahun 2012, dari target 10 pegawai BATAN yang diterima di perguruan
tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai PTB dapat direalisasikan
sebanyak 8 pegawai (80%) yang lulus seleksi masuk perguruan tinggi. Namun demikian
capaian di tahun 2012 sesungguhnya lebih tinggi lagi, karena disamping 8 pegawai
yang didanai dari DIPA BATAN, masih ada 18 pegawai yang mendapat PTB yang
didanai dari Kementerian Riset dan Teknologi RI 13 pegawai, Bappenas 1 orang, dan
Sponsor luar negeri 4 orang, sehingga total pegawai BATAN yang diterima di
perguruan tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 berjumlah 26
pegawai.
Tabel 3.17. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
8 Pegawai (80%)
10 pegawai (100%)
8 pegawai (80%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 80%. Hal
ini disebabkan karena calon PTB tidak lulus dalam tes diperguruan tinggi.
Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang iptek
nuklir BATAN berupaya untuk menugaskan pegawainya mengikuti jenjang pendidikan
11. Jumlah Pegawai BATAN yang Lulus S2 dan S3 Menuju Kepakaran Bidang Iptek Nuklir
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
71
LAKIP BATAN - 2012
yang lebih tinggi yaitu jenjang pendidikan S2 dan S3. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir serta mampu melakukan penelitian secara mandiri dan menerapkan
keahlian dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya, dalam rangka menuju kepakaran
bidang iptek nuklir pada tahun 2014.
Pada tahun 2012, dari target 8 pegawai BATAN yang menyelesaikan pendidikan
S2 dan S3 dapat terealisasi sebanyak 11 PTB BATAN (137,5%). Namun demikian, angka
capaian sesungguhnya masih lebih tinggi lagi, karena disamping 11 pegawai yang
memperoleh pendanaan pendidikan dari DIPA BATAN, masih ada 20 pegawai yang
lainnya yang memperoleh pendanaan berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi RI
(18 pegawai) dan sponsor luar negeri (2 pegawai). Dengan demikian, total pegawai
BATAN yang lulus perguruan tinggi jenjang S2 dan S3 berjumlah 31 pegawai.
Tabel 3.18.
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
8 Pegawai (100%)
8 pegawai (100%)
11 pegawai (137,5%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
tahun 2012 mengalami peningkatan dari capaian tahun 2011 (100%) menjadi 137,5%.
Hal ini disebabkan karena ketepatan waktu penyelesaian studi.
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebelum ditetapkan menjadi SNI, terlebih dahulu dilakukan proses
Perumusan Standar Nasional Indonesia yaitu rangkaian kegiatan sejak pengumpulan
dan pengolahan data untuk menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
sampai tercapainya konsensus dari semua pihak yang terkait (pemangku
kepentingan/stakeholder), yang dinamakan Rancangan Standar Nasional Indonesia
hasil konsensus (RSNI3), yaitu output dari BATAN pada tahun berjalan.
12. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Ditetapkan BSN
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
72
LAKIP BATAN - 2012
RSNI3 selanjutnya diusulkan ke BSN untuk ditetapkan menjadi SNI pada tahun
berikutnya.
Melalui SNI, maka semua pihak yang terkait diseluruh wilayah Republik
Indonesia yang menerapkan SNI tersebut akan mempunyai kualitas produk yang sama
sesuai lingkupnya. Penerapan SNI juga dapat membatasi produk asing (barang / jasa)
yang akan masuk ke Indonesia, dengan mewajibkan produk tersebut mengikuti
standar yang berlaku di Indonesia.
Pada tahun 2012, dari target sebanyak 3 SNI yang ditetapkan BSN dapat
direalisasikan sebanyak 5 SNI (166,67%), yang berarti telah melampaui target yang
ditetapkan. Adapun ke 5 SNI tersebut dijabarkan dalam tabel 3.19.
Tabel 3.19. Daftar SNI yang ditetapkan BSN tahun 2012
No No. Identifikasi /
No.Keputusan Ka.BSN Judul SNI
1 SNI ISO/ASTM 51818:2012 / No. 60/KEP/BSN/4/2012
Praktik dosimetri pada fasilitas berkas elektron untuk pemrosesan dengan radiasi pada energi antara 80 sampai dengan 300 keV.
2 SNI ISO 17874-1:2012 / No. 69/KEP/BSN/4/2012)
Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif – Bagian 1: Persyaratan umum.
3 No. 135/KEP/BSN/12/2012
Pangan Iradiasi – Bagian 1: Rendang daging sapi steril.
4 SNI ISO 9915:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012
Coran paduan aluminium – Uji radiografi.
5 SNI ISO 4986:2012 / No. 129/KEP/BSN/12/2012
Coran baja – Inspeksi partikel magnetik.
Tabel 3.20. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional
2 SNI (66,67%)
6 SNI (200%)
5 SNI (166,67%)
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
tahun 2012 mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 (200%) menjadi 166,67%.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 terdapat penambahan 3 RSNI yang
memperoleh pembiayaan dari pengguna eksternal, diluar 3 RSNI yang memperoleh
pendanaan dari DIPA BATAN. Sedangkan di tahun 2012 hanya terdapat penambahan 2
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
73
LAKIP BATAN - 2012
RSNI yang dibiayai oleh pengguna eksternal disamping 3 RSNI utama yang didanai oleh
DIPA BATAN.
Disamping itu, penetapan RSNI menjadi SNI oleh BSN memerlukan waktu yang
relatif lama, terutama bagi RSNI yang bukan berasal dari adopsi Standar Internasional
atau modifikasi dari Standar yang sudah ada, dimana diperlukan proses jajak pendapat
dan e-balloting di dalam proses penetapannya.
Gambar 3.32.a. Penghargaan dari BSN “Herudi
Technical Comitte Award” Gambar 3.32.b. Salah satu SNI yang ditetapkan BSN
tahun 2012
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
74
LAKIP BATAN - 2012
Tabel 3.21. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 5
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance)
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP 100
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B 100
Evaluasi atas pencapai indikator kinerja sasaran Strategis 5 adalah sebagai berikut:
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion artinya
Laporan Keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), serta
Laporan Arus Kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penjelasan
laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai, informatif, dan tidak
menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Sedangkan istilah “Wajar” yang
dimaksud adalah bahwa Laporan Keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran
serta lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah-
jumlah dan ketepatan pengklasifikasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting
juga meliputi pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan.
Berdasarkan lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) TA 2011
yang telah disampaikan oleh Ketua BPK-RI kepada Presiden pada tanggal 30 Mei 2012
lalu, laporan keuangan Badan Tenaga Nuklir Nasional termasuk salah satu diantara 67
Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih predikat opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian).
Untuk mempertahankan opini WTP, proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan juga harus ditingkatkan
13. Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Dalam Opini WTP
Sasaran Strategis 5 :
MENINGKATNYA KINERJA MANAJEMEN KELEMBAGAAN LITBANG MENUJU TATA
KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
75
LAKIP BATAN - 2012
kualitasnya selain itu pengelolaan anggaran harus dikelola dengan baik dan tepat
sasaran dengan cara efektif, akuntabel, dan efisien dari sisi biaya.
Tabel 3.22. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP WTP
Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja
tahun 2012 sama dengan tahun 2011 dengan opini WTP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksud untuk
memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan
tentang kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya dapat membantu pimpinan dan
seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan
acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian
rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien,
terukur, transparan dan dapat dipertanggunjawabkan.
Tahun 2012 hasil evaluasi LAKIP 2011 yang dilakukan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Tenaga Nuklir
Nasional termasuk salah satu diantara 17 Kementerian dan Lembaga (K/L) meraih
predikat “B” (baik) dengan nilai 67,77 dari 82 K/L. Nilai tersebut merupakan cerminan
tingkat akuntabilitas kinerja BATAN terhadap kinerja yang telah dicapai.
Tabel 3.23. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010
Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik C CC B
14. Hasil Penilaian LAKIP Dengan Predikat “Baik”
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
76
LAKIP BATAN - 2012
Tabel tersebut menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun
2012, dimana terdapat peningkatan predikat menjadi “Baik” (B) dengan nilai 67,77
dibandingkan tahun 2011 dengan predikat cukup baik (CC) dan nilai 64,07.
Berikut perkembangan hasil evaluasi atas LAKIP BATAN yang dievaluasi oleh
Kementerian PAN dan RB:
NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI LAKIP
2010 NILAI LAKIP
2011
a. Perencanaan Kinerja 35 24,47 24,16
b. Pengukuran Kinerja 20 13,57 14,70
c. Pelaporan Kinerja 15 11,50 11,33
d. Evaluasi Kinerja 10 5,59 6,42
e. Capaian kinerja 20 8,59 11,17
Nilai Hasil Evaluasi 100 64,07 67,77
Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC B
3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5 Tahun
Tabel 3.24. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Hasil Penelitian Dasar dan Terapan Isotop Dan Radiasi yang Siap
Dimanfaatkan di Masyarakat
Indikator Kinerja Target s/d
2014 Target s/d
2012 Realisasi s/d
2012
Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)
19 Varietas (100%)
10 Varietas (52,63%)
8 Varietas (42,11%)
Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
15 Dokumen (100%)
9 Dokumen (60%)
9 Dokumen (60%)
Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
35 Paket Teknologi
(100%)
18 Paket Teknologi (51,43%)
18 Paket Teknologi (51,43%)
Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat
32 Prototipe (100%)
17 Prototipe (53,13%)
17 Prototipe (53,13%)
Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah
278 PI (100%)
191 PI (79,58%)
527 PI (189,57%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012
dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
77
LAKIP BATAN - 2012
1. Indikator kinerja utama “Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk
menunjang ketahanan pangan nasional” seperti yang ditargetkan dalam Renstra
BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebesar 19 varietas (100%) ,
Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 8 varietas (42,11%) dari 10
varietas (52,63%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai
sesuai rencana. Dalam rangka memenuhi target indikator ini, BATAN akan
melakukan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan
varietas dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian
Sereal (Balitsereal) – Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai
Besar Biogen, sehingga target pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.
2. Indikator kinerja utama “Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak
PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku
kepentingan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2
sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen (100%). Status pencapaian
kinerja pada tahun 2012 sebanyak 9 dokumen (60%) dari 9 dokumen (60%) yang
ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai
rencana.
3. Indikator kinerja utama “Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir,
isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan
dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 35
paket teknologi (100%). Status pencapaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 18
paket teknologi (51,43%) dari 18 paket teknologi (51,43%). Hal ini menunjukkan
bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.
4. Indikator kinerja utama “Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop
dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat” seperti yang ditargetkan dalam
Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 32
prototipe (100%). Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak
17 prototipe (53,13%) dari 17 prototipe (53,13%) yang ditargetkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai rencana.
5. Indikator kinerja utama “Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional
hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat
ilmiah” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai
dengan tahun 2014 sebanyak 278 publikasi ilmiah (100%). Status pencapaian
kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 527 publikasi ilmiah (189,57%) dari
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
78
LAKIP BATAN - 2012
191 publikasi ilmiah (79,58%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012
capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.
Tabel 3.25.
Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
Indikator Kinerja Target s/d
2014 Target s/d
2012 Realisasi s/d 2012
Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia
66%
62%
52,93%
Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
15 Mitra (100%)
9 Mitra (60%)
18 Mitra (120%)
Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan
10 Jenis (100%)
6 Jenis (60%)
6 Jenis (100%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012
dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.
1. Indikator kinerja utama “Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek
nuklir di Indonesia” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014
Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai dengan tahun 2012 telah mencapai
52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target 2012 (62%) namun bila
dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan. Target 66%
pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,
stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam
upaya memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi
nasional.
2. Indikator kinerja utama “Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil
litbangyasa iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-
2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra komersial (100%),
Status pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2012 sebanyak 18 mitra
komersial (120%) dari 9 mitra komersial (60%) yang ditargetkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan
melampaui target.
3. Indikator kinerja utama “Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang
dikomersilkan” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2
sampai dengan tahun 2014 sebanyak 10 jenis (100%). Status pencapaian kinerja
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
79
LAKIP BATAN - 2012
sampai dengan tahun 2012 sebanyak 6 jenis (60%) dari 6 jenis (60%) yang
ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja sesuai
rencana.
Tabel 3.26. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis 3 : Terserapnya Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Sektor Industri
Indikator Kinerja Target s/d
2014 Target s/d
2012 Realisasi s/d
2012
Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75 % 75% (100%)
89,93% (119,91%)
Indikator kinerja utama “Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di
industri” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun
sebesar 75%. Target tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 selalu
tercapai bahkan terlampaui. Sampai dengan 2014 target tahunan dalam Renstra
BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai.
Tabel 3.27. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Di Bidang Iptek Nuklir
Indikator Kinerja Target s/d
2014 Target s/d
2012 Realisasi s/d
2012
Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran
50 Pegawai (100%)
30 Pegawai (60%)
28 Pegawai (56%)
Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir
40 Pegawai (100%)
24 Pegawai (60%)
27 Pegawai (67,5%)
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN
15 SNI (100%)
9 SNI (60%)
13 SNI (86,67%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012
dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.
1. Indikator kinerja utama “Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek
nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran” seperti yang ditargetkan dalam Renstra
BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 50 pegawai
(100%). Status capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 28 pegawai (56%) dari
30 pegawai (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan target belum tercapai
sesuai rencana. Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
80
LAKIP BATAN - 2012
2012 ini Kementerian Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan
S2 dalam negeri yang cukup besar sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas
belajar) BATAN yang memilih program beasiswa Kemenristek. Selain itu terdapat
2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi baru diterima di
Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan dan 2
calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Sampai dengan
tahun 2014 target Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 dapat tercapai.
2. Indikator kinerja utama “Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju
kepakaran bidang iptek nuklir” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN
2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 40 pegawai (100%). Status
capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak 27 pegawai (67,5%) dari 24 pegawai
(60%). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 capaian kinerja telah
tercapai.
3. Indikator kinerja utama “Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan
BSN” seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai
dengan tahun 2014 sejumlah 15 SNI yang ditetapkan BSN (100%). Status capaian
kinerja sampai dengan tahun 2012 13 SNI yang ditetapkan BSN (86,67%) dari 9
SNI yang ditetapkan BSN (60%) yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2012 capaian kinerja telah tercapai, bahkan melampaui target.
Tabel 3.28. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang Menuju Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik (Good Governance)
Indikator Kinerja Target s/d
2014 Target s/d
2012 Realisasi s/d
2012
Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP
WTP WTP WTP
Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B B
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat realisasi sampai dengan tahun 2012
dibandingkan dengan target tahun 2014, sebagai berikut.
1. Indikator kinerja utama “Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP”
seperti yang ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 setiap tahun
mempertahankan opini WTP. Target ini telah terealisasi sejak tahun 2010, opini
WTP dapat terus dipertahankan.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
81
LAKIP BATAN - 2012
2. Indikator kinerja utama “Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik” seperti yang
ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 sampai dengan tahun 2014
mendapatkan predikat baik (B). Target ini telah dapat direalisasikan sejak LAKIP
BATAN tahun 2011 dan masih dapat dipertahankan.
3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya
A. Capaian Reformasi Birokrasi
Tahun 2012 merupakan tahun pertama pelaksanaan Reformasi Birokrasi
BATAN yang dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk
membangun kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi, serta keterlibatan pada
seluruh tingkatan pegawai BATAN dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Selanjutnya akan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk memantau
pelaksanaan setiap program dan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
dokumen road map Reformasi Birokrasi BATAN.
Target pelaksanaan reformasi birokrasi BATAN tahun 2012 sesuai dengan
road map Reformasi Birokrasi BATAN, pada tahap pertama adalah baru pada
tahap pembangunan sistem, namun demikian sebagian program sudah pada
tahap implementasi pelaksana Reformasi Birokrasi.
Dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada tahun 2012 BATAN berusaha
memenuhi target sesuai dengan yang tercantum dalam road map BATAN. Secara
umum target output dari 8 program reformasi birokrasi pada tahun 2012 dapat
tercapai.
Hal-hal penting disamping yang perlu disampaikan dalam rangka
pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BATAN di tahun 2012, antara lain telah
dilaksanakan:
1. Pendidikan dan pelatihan agen perubahan (agent of change),
2. Penandatangan Komitmen Perubahan yang ditandatangani oleh setiap
karyawan BATAN mulai dari Pejabat Eselon I hingga staf.
3. Penyusunan Draft Peraturan Kepala BATAN tentang Pedoman Penyusunan
dan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional
4. Telah disampaikan laporan kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
BATAN sampai dengan tahun 2012 kepada KemenPAN & RB.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
82
LAKIP BATAN - 2012
Disamping itu, beberapa penghargaan telah diraih oleh BATAN terkait
dengan birokrasi dan keterbukaan informasi, antara lain:
a. Penghargaan dari Komisi Informasi Pusat RI sebagai Badan Publik Pusat
Terbaik III dalam hal “Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan
secara berkala” dan “ Informasi yang wajib tersedia setiap saat”.
b. Penghargaan dari Kementrian Keuangan RI sebagai Juara kedua kategori
Realisasi, Inventarisasi dan Penilaian Barang Milik Negara.
B. Capaian Layanan Iptek Nuklir
Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada
masyarakat, baik perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan
Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung, Yogyakarta. Jenis pelayanan publik di
BATAN, diantaranya:
Layanan Pendidikan dan Pelatihan
Pemanfaatan teknologi nuklir selain dapat memberikan manfaat bagi
kesejahteraan manusia, juga dapat menimbulkan bahaya radiasi. Oleh
karena itu, maka demi keselamatan, kesehatan pekerja dan masyarakat,
serta perlindungan terhadap lingkungan hidup maka pemanfaatan teknologi
nuklir harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Personil yang terlibat
dalam kegiatan tersebut harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan selamat.
Melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), BATAN
menyelenggarakan pelatihan bagi para profesional di bidang nuklir dengan
tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan
teknologi nuklir, serta meningkatkan kesadaran terhadap budaya
keselamatan dengan menerapkan prosedur keselamatan radiasi.
Sampai dengan tahun 2012 BATAN telah mendidik dan melatih lebih
dari 2.245 orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) baik untuk industri maupun
medik, dan lebih dari 1.650 orang profesional di bidang radiografi (level 1
dan level 2). BATAN bekerja sama dengan instansi lain seperti Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi
Industri dan Petugas Proteksi Radiasi Medik.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
83
LAKIP BATAN - 2012
Tahun 2012 BATAN telah menyelenggarakan 23 pelatihan yang terdiri dari :
Pelatihan PPR : Industri : 13 Pelatihan (261 orang)
Medik : 5 Pelatihan (85 orang)
Pelatihan
Radiografi
: Tk. 1 : 3 Pelatihan (70 orang)
Tk. 2 : 2 Pelatihan (39 orang)
Dari 346 peserta pelatihan PPR yang lulus pelatihan, 324 peserta (94%)
berhasil memperoleh SIB PPR dari BAPETEN, dimana target yang ditetapkan
adalah 85%, sehingga capaian kinerja untuk target ini terlampaui. Sedangkan
untuk pelatihan Radiografi, dari 109 peserta pelatihan hanya 48 peserta
(44,04%) yang berhasil memperoleh SIB Radiografi dari PSJMN. Target yang
ditetapkan sebesar 50%, sehingga capaian kinerja untuk mendapatkan SIB
AR/OR masih belum terpenuhi.
Penyebab utama ketidak-tercapaian target pelatihan Radiografi adalah
karena tingkat kompetensi yang dituntut terlalu tinggi, khususnya bagi
peserta pelatihan yang hanya berpendidikan setingkat sekolah menengah
saja. Pusdiklat sudah melakukan koordinasi dengan pihak penguji, yaitu
Lembaga Sertifikasi Personil yang saat ini adalah PSJMN - BATAN, untuk
dapat menetapkan standar kompetensi personil (SKP) bidang Radiografi.
Dengan adanya SKP tersebut maka diharapkan tingkat kesulitan bahan uji
dan bahan ajar akan sesuai dengan kualifikasi pesertanya.
Gambar 3.33. Pelatihan radiografi bagi praktisi industri
Institusi atau perusahaan pengguna dari layanan iptek nuklir yang
dilaksanakan oleh Pusdiklat - BATAN diantaranya adalah Industri
perminyakan, Industri Pertambangan, Industri Outomotif, Industri
Minuman, Industri Kertas, Supplier Alat-alat Industri, Supplier Alat-alat
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
84
LAKIP BATAN - 2012
Kesehatan, Perusahaan Jasa Analisa Unsur, Bandar Udara, Industri
Pembuatan Ban, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, dan lain-lain.
Gambar 3.34.a. Praktikum PR Interna pada Pelatihan PPR Gambar 3.34.b. Praktikum Teknik DWDI pada Pelatihan Radiografi Level 2
Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
BATAN memberikan pelayanan pengujian mengenai keselamatan
daerah kerja, keselamatan pekerja radiasi, bungkusan zat radioaktif,
fungsi pesawat sinar-X diagnostik. kesehatan pekerja dan keselamatan
lingkungan yang memuaskan pelanggan secara aman, akurat dan tepat
waktu. Laboratorium BATAN telah terakreditasi KAN ISO 17025 LP-206-
IDN sebagai laboratorium penguji.
Pada tahun 2012 layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi
yang telah dilaksanakan disajikan pada Tabel 3.29.
Tabel 3.29. Jenis layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi
No. Indikator Kerja Target Realisasi %
1 Sertifikasi Bebas Radiasi 2.599 1.496 57.60
2 Sertifikasi Kalibrasi AUR dan Standardisasi 4.842 4.475 92.42
3 Analisis Pemantauan Radiasi dan Daerah Kerja
24.206 5.480 22.60
4 Analisis Klinik 1.088 1.276 117.20
Realisasi sertifikat bebas radiasi dan analisis pemantauan radiasi dan
daerah kerja lebih rendah dari target, hal ini dikarenakan adanya
perubahan layanan dari Film Badge ke TLD, sebagai konsekuensi dari
kebijakan BAPETEN.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
85
LAKIP BATAN - 2012
Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, BATAN
mengikuti Kompetisi Open Goverment Indonesia (OGI) dan berhasil masuk 5
(lima) besar layanan publik terpopuler serta termasuk 20 (dua puluh) besar
layanan publik terprogresif.
Dalam rangka meningkatkan layanan kepada publik, sedang dikembangkan
layanan on-line dengan sistem track and trace yang akan selesai pada
November 2013. Dengan sistem ini, pelanggan dapat melakukan
penelusuran terhadap bahan/alat yang sedang diuji atau dikalibrasi melalui
internet.
Layanan Pengolahan Limbah
Layanan pengolahan limbah BATAN dilaksanakan oleh Pusat
Teknologi Pengelolaan Limbah (PTLR). Melalui PTLR, BATAN memberikan
pelayanan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan
industri dan rumah sakit serta pemanfaatan sumberdaya BATAN dalam
bentuk yang lain untuk masyarakat luas. BATAN menyediakan pelayanan
kepada instansi diluar BATAN atau swasta, meliputi: (1) Pengelolaan
Limbah Radioaktif, (2) Transportasi Limbah Radioaktif, (3) Dekontaminasi,
(4) Pemantauan Lingkungan, (5) Pemantauan Dosis Radiasi Pekerja, (6)
Litbang Pengelolaan Limbah Industri, dan (7) Analisis Data Limbah atau
Sample.
Kegiatan pengolahan limbah radioaktif selama tahun 2012 meliputi
kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat 163 drum kapasitas 100
liter, kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus dari berbagai
industri dan rumah sakit sebanyak 194 unit, serta pemindahan bahan
bakar nuklir bekas dari PRSG ke KHIPSB3.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
86
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.35. Kegiatan pemantauan lingkungan terhadap tingkat radioaktivitas di alam
Disamping itu telah dilakukan sosialisasi tentang prosedur
pengelolaan dan pengiriman limbah radioaktif ke PTLR kepada penimbul
limbah dari industri dan rumah sakit di Indonesia, antara lain Pertamina
Plaju, PT. Indah Kiat Prawang Riau, RSUP Dr. M. Djamil Padang, RS. Dr.
Sarjito Yogyakarta, RS. Dr. Muwardi Solo, Newmont NTB, serta Semen
Tonasa - Makassar. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan
pelaksanaan pengiriman limbah radioaktif dari penimbul limbah ke PTLR
menjadi lebih baik, lancar, dan tertib administrasi.
Tabel 3.30. Daftar Industri dan Internal BATAN yang mendapat Layanan Pengolahan Limbah
di PTLR Pada Tahun 2012
No Nama Penimbul Limbah No Nama Penimbul Limbah
1 PT. Titan Petrokimia Nusantara 15 PT. Pertamina RU VI-Balongan
2 PT. NDT Instruments Indonesia (3X) 16 PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
3 PT. Krakatau Steel (2X) 17 RSUP Dr. M. Djamil Padang
4 PT. Pratita Prama Nugraha (5X) 18 PT. Sucofindo
5 PT. Global Solution Technology Aseana (3X)
19 PT. Adiprima Suraprinta
6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
20 PT. Lotte Packaging
7 PT. Widya Sapta Colas (WASCO) 21 RSUD Syaiful Anwar
8 PT. Indonesia Power 22 PT. Pupuk Kujang
9 Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) 23 PT. NEWMONT
10 PT. South Pasific Viscose 24 PT. Pupuk Kaltim
11 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR)
25 Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
12 PT. Suparma, Tbk. 26 RSUD Dr. Kariadi Semarang
13 PT. Indonesia Teijin Dupont Fims 27 PT. Amoco Mitsui PTA Indonesi
14 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
87
LAKIP BATAN - 2012
Layanan Iradiasi
Jasa layanan iradiasi neutron pada Reaktor RSG-GAS berasal dari
kegiatan penelitian atau pemanfaatan sumberdaya dalam bentuk yang lain
untuk masyarakat luas maka PRSG menyediakan pelayanan kepada instansi
di dalam atau di luar BATAN (swasta). Layanan tersebut yaitu: (1) Jasa
Iradiasi Neutron, (2) Jasa Iradiasi Batu Topaz, dan (3) Air Bebas Mineral.
Pada tahun 2012, dari rencana sejumlah 400, telah terelisasi sebanyak
478 target iradiasi. Selain itu, jumlah Topaz teriradiasi dari rencana 500 Kg
telah terealisasi sejumlah 1.690 Kg.
Layanan Sertifikasi Personel
BATAN memberikan pelayanan sertifikasi personel UTR – Radiografi
kepada masyarakat melalui pengelolaan PNBP. Tujuan dari layanan ini
adalah memberikan kontribusi kepada negara melalui penyediaan personel
yang kompeten khususnya dibidang Uji Tak Rusak untuk mendukung
pembangunan nasional. Sertifikasi dilakukan dengan mengacu pada
ketentuan standar nasional dan internasional serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku dibidang Uji Tak Rusak.
Institusi pengguna dari layanan ini adalah Perusahaan Inspeksi teknis,
Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, dan BUMN. Indikator keberhasilan
dari kegiatan ini adalah jumlah personel yang mendapat sertifikat personil uji
radiografi level 1 dan level 2.
Pada tahun 2012, layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah
dilaksanakan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.31.
Layanan sertifikasi personel Uji Tak Rusak yang telah dilaksanaka
No Jenis Layanan Target Realisasi %
1 Sertifikasi personel UTR – Radiografi Level 1
100 sertifikat 137 sertifikat 137
2 Sertifikasi Personel UTR-Radiografi Level 2 75 sertifikat 102 sertifikat 136
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
88
LAKIP BATAN - 2012
Dari Tabel di atas terlihat bahwa Realisasi tahun 2012 melampaui
target, baik untuk layanan sertifikasi personel UTR Radiografi Level 1
maupun Level 2. Jumlah tersebut semata-mata disebabkan karena
permintaan dari masyarakat Uji Tak Rusak di Indonesia dan juga tentunya
didukung oleh adanya sosialisasi terhadap skema sertifikasi personel di
bidang UTR Radiografi yang menjadi persyaratan untuk memperoleh Surat
Izin Bekerja dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
C. Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis, yaitu meningkatkan
kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance), dengan indikator kinerja keuangan dalam opini WTP dan
LAKIP dengan predikat baik, BATAN telah melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Setiap semester Inspektorat bersama Bagian Akuntansi dan Pelaporan - Biro
Umum BATAN melakukan reviu laporan keuangan satker dengan cara
pendampingan penyusunan laporan keuangan terhadap seluruh satker di
BATAN (21 Satker).
2. Setiap tahun Inspektorat bersama Bagian Evaluasi Program - Biro
Perencanaan BATAN melakukan evaluasi Lakip Unit Kerja Eselon II di BATAN
(24 Unit Kerja).
3. Setiap tahun Inspektorat melakukan audit kinerja terhadap 21 satker di
BATAN dengan target menurunnya temuan hasil pemeriksaan yang
berindikasi kerugian negara.
Selain dari 3 (tiga) kegiatan di atas, setiap tahun Inspektorat bersama Tim
Penggerak WBK melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi. WBK adalah
unit kerja setingkat Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Pembentukan WBK merupakan salah satu dari 11 Instruksi Presiden No. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. WBK ditetapkan berdasarkan
penilaian terhadap 2 (dua) kriteria, yaitu kriteria kinerja dan kriteria pengelolaan
keuangan dengan periode waktu penilaian satu tahun terakhir. Dalam
pelaksanaan penilaian WBK di lingkungan BATAN telah diterbitkan Peraturan
Kepala BATAN 080/KA/III/2011, tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas dari
Korupsi di BATAN.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
89
LAKIP BATAN - 2012
Gambar 3.36.a. Sosialisasi tentang WBK Gambar 3.36.b. Sertifikat WBK Unit Kerja di BATAN
Target WBK adalah 5 unit kerja setiap tahunnya. Realisasi sampai dengan
tahun 2012 telah diperoleh 15 Unit Kerja berpredikat WBK, yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala BATAN. Target sampai dengan tahun 2014 adalah
seluruh unit kerja (24 unit) di BATAN telah memperoleh predikat WBK.
3.3. Evaluasi Program
Penjabaran program BATAN dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh unit eselon
II, juga disesuaikan dengan tugas fungsi masing-masing, serta diselaraskan/konsisten dengan
sasaran dan target yang telah dicantumkan pada RPJMN 2010-2014. BATAN melaksanakan 2
program, yaitu satu program teknis dan satu program dukungan beserta kegiatan-kegiatan di
bawahnya.
Dari hasil evaluasi LAKIP internal pada tahun 2012, diketahui bahwa program BATAN,
secara umum dapat dilaksanakan dan direalisasikan targetnya sesuai rencana, serta selaras
dalam pencapaian target sasaran Renstra BATAN dan RPJMN tahun 2010-2014. Hal ini masih
selaras dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional serta proses
penganggaran di Kementerian Keuangan dengan telah ditetapkannya Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah (KPJM) BATAN 2010-2014, dimana BATAN juga melakukan review setiap
tahun dan menetapkan kembali Rencana Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahun berikut dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting), antara BATAN, BAPPENAS,
dan DJA .
Dari hasil review/evaluasi terhadap program dan kegiatan BATAN, disimpulkan bahwa
kedua program tersebut di atas yang telah dilaksanakan BATAN, beserta kegiatan-kegiatan di
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
90
LAKIP BATAN - 2012
bawahnya masih relevan dan perlu terus dilaksanakan untuk memenuhi target-target yang
telah diperjanjikan dalam dokumen Renstra BATAN 2010-2014, serta RPJMN 2010-2014.
3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan
Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut didukung pula oleh pagu
anggaran BATAN tahun 2012 sebesar Rp. 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp.
731,087,702,- atau 94,73%. Pagu BATAN tersebut merupakan pagu revisi dari pagu awal
sebesar Rp. 659.411.613.000,-. Adanya kenaikan pagu BATAN terkait diperolehnya tunjangan
kinerja dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN.
Tabel. 3.32. Realisasi Anggaran Belanja Negara BATAN Tahun 2012
Per 31 Desember 2012 Dalam ribuan rupiah
SASARAN STRATEGIS PROGRAM BATAN DIPA REALISASI %
1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat
Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
657,788,570 623,119,664 94.73
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi
3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
114,002,549 107,968,038 94.71
4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir
5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
Jumlah 771,791,119 731,087,702 94.73
Tabel 3.29. Konsistensi atas Rencana Penarikan Dana
Rencana 3,32 8,27 14,39 21,39 32,40 41,23 51,19 64,90 72,23 79,84 87,63 100,00
Realisasi 2,42 6,00 10,99 16,90 23,31 33,74 40,61 46,72 52,37 68,62 76,20 94,73
Akurasi 73,14 72,51 76,39 79,01 71,95 81,83 79,34 71,98 72,50 85,94 86,95 94,73
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
91
LAKIP BATAN - 2012
Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana sebesar 78,86%. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya diharapkan
perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga realisasi
penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal.
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
92
LAKIP BATAN - 2012