kata pengantar - direktorat jenderal …ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/info...k e m...
TRANSCRIPT
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
KATA PENGANTAR
Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010 - 2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, Perjanjian/Penetapan Kinerja dan diakhiri dengan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Kinerja Tahunan yang berisi pertanggung
jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis instansi. Oleh karena itu Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan disusun dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
Pada Bulan Januari 2014 telah disyahkan Perjanjian/Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Menteri Pertanian dan Direktur Jenderal Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan yang meliputi 7 (tujuh) kegiatan utama yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha; (5) Dukungan Perlindungan Perkebunan; (6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan; (7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.162.841.295.863,- dari total pagu anggaran sebesar Rp. 1.320.618.976.000,- atau mencapai 88,05% dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%. Capaian per kegiatan utama secara berurutan adalah untuk kegiatan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 95,35%, kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 93,17%, kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 92,59%, kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%, kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%, kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar 86,39% dan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 80,67%
Dokumen Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ini tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, semoga dokumen ini menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan.
Jakarta, Februari 2015
Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Gamal Nasir, MS Nip.19560728 198603 1 001
i Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
ii
ii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 ini dibuat
dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian
Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal dan bertanggung jawab
kepada Menteri Pertanian.
Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Per
Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 yang
diperbaharui dengan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. .
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tujuan: (1)
Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan; (2)
Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
iii
iii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
profesionalisme pelaku usaha perkebunan, hubungan sinergis antar
pelaku usaha perkebunan; (3) Memfasilitasi peningkatan kontribusi
perkebunan dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui
pendekatan kawasan pengembangan perkebunan; (4) Memfasilitasi
peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; (5) Memfasilitasi
peningkatan penerimaan dan devisa negara; (6) Memfasilitasi
penyediaan pangan di wilayah perkebunan; (7) Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku industri
dalam negeri; (8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam
secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah
yang berwawasan lingkungan; (9) Mendukung pengembangan
penyediaan bahan bakar nabati; (10) Meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia dan kelembagaan perkebunan; (11) Meningkatkan
ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen budidaya tanaman
tahunan, rempah penyegar dan semusim serta meningkatkan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan; (12) Memfasilitasi
penyediaan lapangan kerja; (13) Menyusun perencanaan program dan
anggaran, pelayanan perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi,
penatausahaan barang milik negara, pemutakhiran data dan informasi
perkebunan, legislasi, advokasi, dan penyelenggaraan hubungan
masyarakat; penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian;
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan
perkebunan.
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 yaitu:
”Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim,
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
iv
iv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, dukungan perlindungan
perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya”.
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumberdaya
(SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya
terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan
berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas,
diharapkan sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif
dan efesien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara
komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut pada tahun 2014
ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan yaitu: (1) Revitalisasi
Perkebunan; (2) Swasembada Gula Nasional; (3) Penyediaan Bahan
Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energy); (4) Gerakan
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (5) Pengembangan
Komoditas Ekspor; (6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan
Dalam Negeri; (7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.
Pengukuran Kinerja berdasarkan capaian kinerja tingkat nasional di
lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 yang diwujudkan
dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku
(10,14%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
v
v Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
pembangunan ekonomi, dan ekspor komoditi perkebunan yang
mencapai 3,21% per tahun. Selain itu, pendapatan pekebun juga
mengalami kenaikan rata-rata 4,31% per tahun, dan pada tahun 2014
telah mencapai US$ 1.891 per kepala keluarga.
Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang
berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa
capaian produksi 15 komoditas mencapai 40,32 juta ton dari target
sebesar 40,29 juta ton atau mencapai 100,09% yang dibandingkan
dengan target dalam Rencana Kinerja Tahunan/perjanjian kinerja
tahun 2014. Capaian tersebut meningkat menjadi 103,97%
dibandingkan capaian produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton
atau mengalami peningkatan sebesar 3,97%. Jika dibandingkan dengan
target sampai dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA)
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian
tahun 2014 mencapai 99,32%. Sedangkan capaian luas areal tanaman,
jika dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang luasnya 21,61 juta
hektar, maka terealisasi 23,25 juta hektar yang capaiannya sebesar
107,59%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, luas areal
perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,22% atau mencapai
102,22% dari 22,75 juta hektar menjadi 23,25 juta hektar untuk tahun
2014. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha,
maka kinerja tahun 2014 sudah mencapai 107,59%.
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung
pengembangan perkebunan tahun 2014 mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp.1.566.951.421.000,- dan setelah adanya penghematan
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
vi
vi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
anggaran dari Inpres No. 4 tahun 2014 sehingga menjadi sebesar
Rp.1.320.618.976.000,- yang dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama. Realisasi penyerapan anggaran
pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2014 sebesar
Rp.1.162.841.295.863,- dari total pagu sebesar Rp. 1.320.618.976.000,-
atau mencapai 88,05% dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%.
Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar sebesar 95,35%, kegiatan Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan sebesar 93,17%, kegiatan Dukungan Perlindungan
Perkebunan sebesar 92,59%, kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%, kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%,
kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 86,39% dan
kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim sebesar 80,67%.
Pada Tahun 2014 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh 93 satker
yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker
UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas
Kabupaten/kota (56 satker).
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat
berhasil berjumlah 4 satker (4,30%), berhasil berjumlah 70 satker
KKeemmeenntteerriiaann PPeerrttaanniiaann
vii
vii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
(75,27%), cukup berhasil berjumlah 16 satker (17,20%) dan
tidak/kurang berhasil berjumlah 3 satker (3,23%).
Apabila dilihat dari penyebaran satker, yang memperoleh kategori
sangat berhasil berjumlah 4 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, (2) Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh, (3) Dinas
Perkebunan Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara dan
(4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majene Provinsi
Sulawesi Barat.
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan
untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat
Jenderal Perkebunan pada tahun 2016.
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah
pengadaan barang dan jasa, permodalan petani yang masih sulit di
akses, dan terlambatnya penyediaan benih dan koordinasi yang belum
optimal. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi
administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi
menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu
diatasi dengan baik, sehingga capaian fisik dapat terealisasi secara
signifikan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
viii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF...................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................... 1
1.2. Organisasi ................................................ 3
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................. 15
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 – 2014 ....................... 15
2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 16
2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 16
2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 19
2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 20
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perke-
bunan Tahun 2010-2014 ....................... 21
2.1.6. Startegi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 22
2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 23
2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 25
2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 27
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
ix Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ..... 30
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ....... 32
2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2014 ...................................... 32
2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2014 ...................................... 32
2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2014 ...................................... 43
2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2014 ....................... 44
2.3. Perjanjian Kinerja ...................................... 44
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................... 47
3.1. Pengukuran Kinerja ..................................... 47
3.1.1. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran
Program (Outcomes) ........................... 49
3.1.1.1. Produksi ............................. 51
3.1.1.2. Produktivitas ........................ 53
3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran
Kegiatan (Outputs) ............................. 54
3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap
Capaian Sasaran Kegiatan
Nasional ............................. 54
3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap
Capaian Sasaran Kegiatan Yang
Dibiayai APBN ....................... 56
3.1.2.2.1. Direktur Tanaman Rempah
dan Penyegar ..................... 56
3.1.2.2.2. Direktur Tanaman Semusim ..... 58
3.1.2.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ..... 59
3.1.2.2.4. Direktur Pascapanen dan
Pembinaan Usaha ................ 61
3.1.2.2.5. Direktur Perlindungan
Perkebunan........................ 62
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
x Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.1.2.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal
Perkebunan........................ 64
3.1.2.2.7. Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) ............ 64
3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan
Tahun 2014 .............................................. 65
3.2.1. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran
Program (Outcomes) ........................... 66
3.2.1.1. Produksi ............................. 66
3.2.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap
Rencana Kinerja Tahunan/
Perjanjian Kinerja 2014 ......... 66
3.2.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap
Capaian Kinerja Tahun 2014 .... 68
3.2.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap
Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun
2010-2014 ......................... 68
3.2.1.2. Produktivitas ........................ 69
3.2.1.2.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2014 ........... 69
3.2.1.2.2. Capaian Kinerja Terhadap
Capaian Kinerja Tahun 2013 .... 70
3.2.1.2.3. Capaian Kinerja Terhadap
Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun
2010-2014 ......................... 71
3.2.2. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran
(Outputs) ....................................... 72
3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar . 72
3.2.2.2. Tanaman Semusim ................. 74
3.2.2.3. Tanaman Tahunan ................. 75
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.2.2.4. Dukungan Penanganan
Pascapanen dan Pembinaan
Usaha ................................ 76
3.2.2.5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan ......................... 78
3.2.2.6. Dukungan Manajemen
(Sekretariat) Perkebunan ......... 79
3.2.2.7. Dukungan Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan ............. 79
3.3. Akuntabilitas Keuangan ................................ 81
3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Kegiatan Utama Tahun 2014 .................. 82
3.3.1.1. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar ............. 83
3.3.1.2. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
semusim ............................. 87
3.3.1.3. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan ............................. 89
3.3.1.4. Dukungan Pengembangan
Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan ............ 92
3.3.1.5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan ......................... 95
3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya ......... 98
3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan ............. 99
3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Serapan Per Satker Tahun 2014 .............. 101
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.3.3. Penilaian Kinerja Per Satker Tahun 2014 ... 102
3.3.4. Capaian Kinerja Atas Kegiatan Yang
Dipantau Oleh UKP4 ........................... 106
3.4. Permasalahan dan rencana Tindak Lanjut .......... 107
3.4.1. Permasalahan ................................... 107
3.4.1.1. Administrasi ......................... 107
3.4.1.2. Teknis ................................ 108
3.4.1.2.1. Perencanaan ...................... 108
3.4.1.2.2. Pengorganisasian ................. 109
3.4.1.2.3. Pelaksanaan ....................... 110
3.4.1.2.4. Pengawasan ....................... 111
3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian ...... 112
3.4.2.1. Administrasi ......................... 112
3.4.2.2. Teknis ................................ 113
3.4.2.2.1. Perencanaan ...................... 113
3.4.2.2.2. Pengorganisasian ................. 113
3.4.2.2.3. Pelaksanaan ....................... 114
3.4.2.2.4. Pengawasan ....................... 115
BAB IV PENUTUP ....................................................... 117
4.1. Kesimpulan............................................... 117
4.2. Saran Rekomendasi ..................................... 120
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xiii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2014 ................................... 39
Tabel 2 : Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2014 ................................... 46
Tabel 3 : Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan
Tahun 2014 .................................................. 48
Tabel 4 : Perkembangan Produksi Komoditas perkebunan
Tahun 2010-2014 ........................................... 52
Tabel 5 : Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun
2010-2014 ................................................... 53
Tabel 6 : Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan
Tahun 2010-2014 ........................................... 55
Tabel 7 : Capaian Kinerja Produksi Tahun 2014 ................... 67
Tabel 8 : Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2014 ............. 71
Tabel 9 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar Tahun 2014 ...................................... 73
Tabel 10 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun
2014 .......................................................... 74
Tabel 11 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun
2014 .......................................................... 76
Tabel 12 : Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha tahun 2014 ............................ 77
Tabel 13 : Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan
Tahun 2014 .................................................. 78
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xiv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 14 : Capaian Kinerja BBP2TP medan, Surabaya dan
Ambon Tahun 2014 ......................................... 80
Tabel 15 : Capaian Serapan Anggaran Tahun 2014 per Eselon I .. 81
Table 16 : Realisasi Serapan Keuangan Per Kegiatan Utama
tahun 2014 .................................................. 83
Tabel 17 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014........... 86
Tabel 18 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim Tahun 2014 ........................... 89
Tabel 19 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan Tahun 2014 ........................... 92
Tabel 20 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas
Perkebunan Tahun 2014 ................................... 95
Tabel 21 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 .................. 98
Tabel 22 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Manajemen dan Dukungan teknis Lainnya Ditjen.
Perkebunan Tahun 2014 ................................... 99
Tabel 23 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
tahun 2014 .................................................. 100
Tabel 24 : Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80%
(tidak - cukup berhasil) Tahun 2014 ..................... 104
Tabel 25 : Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau Oleh
UKP4 Tahun 2014 ........................................... 106
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan
Dari RKT/Renstra) ................................... 123
Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan
dari RKT/PK Tahun 2014) .......................... 125
Lampiran 3 : Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan
Capaian Sasaran Program / Outcomes) .......... 131
Lampiran 4 : Pengukuran Kinerja Tahun 2014 (Berdasarkan
Capaian Sasaran Kegiatan / Outputs) ............ 134
Lampiran 5 : Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output)
Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2014
(Posisi 31 Desember 2014) ......................... 142
Lampiran 6 : Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Serapan Per Satker Tahun 2014 .................. 148
Lampiran 7 : Penilaian Satker Provinsi, Kabupaten dan Balai
Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2014 ................ .................................. 156
Lampiran 8 : Prioritas Nasional Kementerian Pertanian Yang
Dipantau UKP4 Tahun 2014 ........................ 162
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan
pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi
strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Oleh karenanya pengelolaannya harus diselaraskan dengan upaya
pengelolaan sumberdaya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke-
generasi. Undang-Undang No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan
penerimaan Negara dan devisa Negara; menyediakan lapangan kerja;
meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Undang-Undang tersebut telah diperbaharui dengan No.39 tahun 2014
tanggal 17 Oktober 2014 yang menyatakan bahwa perkebunan adalah
segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia,
sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan
pemasaran terkait tanaman perkebunan. Dengan pengertian yang luas
tersebut, penyelenggaraan perkebunan mengemban amanat yang berat
dalam mendukung pembangunan nasional. Amanat tersebut
mengharuskan penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk (1)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
2 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; (2)
meningkatkan sumber devisa negara; (3) menyediakan lapangan kerja
dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan produksi, produktivitas,
kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar; (5) meningkatkan
dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam
negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan
dan masyarakat; (7) mengelola dan mengembangkan sumber daya
perkebunan secara optimal, bertanggung jawab dan lestari, dan (8)
meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan.
Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan revisinya No. 32 dan
33 tahun 2004 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan
perkebunan kedepan harus mampu mengakomodir perubahan
lingkungan stratejik yang ada serta memilah tugas dan fungsi yang akan
dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam
memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha perkebunan.
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program
bagi instansi pemerintah, maka diperlukan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) yang memadai. Penyusunan Laporan
Kinerja (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun
sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun
1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014,
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan
dalam penyusunannya mengacu pada yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 yang diperbaharui
dengan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dengan Format yang terdiri dari: 1) Ikhtisar
Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian
Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan
Lampiran-lampiran.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian bahwa Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian
Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai
tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi
teknis di bidang perkebunan”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut,
Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
4 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan,
budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan; dan
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari
Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Tanaman Semusim,
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Tanaman
Tahunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan
fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, mempunyai tugas
memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran,
dan kerjasama di bidang perkebunan;
b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
5 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
perkebunan; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan.
2) Direktorat Tanaman Semusim, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Semusim
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan, sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman semusim;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
semusim;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
6 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pember-dayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim.
3) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur, dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman
rempah dan penyegar. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar menye-lenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan
penyegar;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
rempah dan penyegar;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
7 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan
penyegar;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Rempah dan Penyegar.
4) Direktorat Tanaman Tahunan, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Tahunan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman tahunan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
tahunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
8 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan.
5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan
perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifilkasi dan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah
dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran;
c. Penyusunan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan,
tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta
dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifilkasi
dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
9 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan
Perkebunan.
6) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan
pembinaan usaha. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman
semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha
dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan
penanganan konflik;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim,
rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan
perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan
penanganan konflik;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan,
dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta
gangguan usaha dan penanganan konflik;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
10 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen
tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan
bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan
usaha dan penanganan konflik;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha.
7) UPT Pusat yang berada di daerah sebanyak 4 UPT sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 08,09,10,11/Permentan
/OT.140/2/2008, tanggal 9 Pebruari 2008 yaitu: BBP2TP Surabaya,
BBP2TP Medan, dan BBP2TP Ambon. yang statusnya setara Eselon
II.b dan BPTP Pontianak statusnya setara Eselon III.a.
Kedudukan dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) adalah sebagai unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis
bidang perbenihan dilaksanakan oleh Direktur Tanaman Semusim,
Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktur Tanaman
Tahunan, dan bidang proteksi dilaksanakan oleh Direktur
Perlindungan Perkebunan. Sedangkan untuk Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat
Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis
dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
11 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tugas pokok BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon adalah
melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih,
dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman
perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu dan laboratorium. Sedangkan BPTP Pontianak
mempunyai tugas pokok melaksanakan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas,
BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional;
b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks
impor, dan yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika;
c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan
dalam rangka pelepasan varietas;
d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih
perkebunan dalam rangka penarikan varietas;
e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan
dalam rangka pemberian sertifikat layak edar;
f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar
lintas provinsi;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
12 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
g. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu
benih perkebunan dan uji acuan (referee fest);
h. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) perkebunan;
i. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi
OPT serta faktor yang mempengaruhi;
j. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan
dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
k. Pengembangan teknik surveillance OPT penting;
l. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian
OPT perkebunan;
m. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT
perkebunan;
n. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian
kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
o. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT
perkebunan;
p. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama
terpadu;
q. Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
13 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
r. Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi
tanaman perkebunan;
s. Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan
proteksi tanaman perkebunan;
t. Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen
mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi
tanaman perkebunan;
u. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
v. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga Balai Besar.
Sedangkan BPTP Pontianak dalam melaksanakan tugasnya,
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) perkebunan;
b. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi
OPT serta faktor yang mempengaruhi;
c. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan
dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
d. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan
pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
14 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
e. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian
OPT perkebunan;
f. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT
perkebunan;
g. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian
kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
h. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama
terpadu;
i. Pelaksanaan pengujian dandan pemanfaatan pestisida nabati;
j. Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
k. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
l. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
m. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga Balai.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
15 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan
payung bagi unit kerja eselon I dibawahnya, arah kebijakan dan strategi
pembangunan pertanian disusun berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Visi pembangunan
nasional 2010-2014 yang dikenal sebagai Visi Indonesia 2014 adalah:
“Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan
berkeadilan” dengan penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan
Rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa.
Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang
demokratis berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan
yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan adalah
terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh
seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia. Dari aspek sektoral, Visi Indonesia 2014
tersebut dirumuskan oleh Kementerian Pertanian sebagai focal point
dalam pembangunan pertanian, menjadi: "Terwujudnya pertanian
industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
16 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya
saing, ekspor dan kesejahteraan petani".
2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan
pertanian, visi pembangunan perkebunan harus selaras dengan visi
pembangunan nasional dan visi pembangunan pertanian. Visi yang ingin
diwujudkan melalui pembangunan perkebunan selama 2010-2014 adalah
"Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu
tanaman perkebunan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perkebunan". Dalam rangka mendukung
visi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, maka Visi Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah "Profesional dalam memfasilitasi
peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan".
2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian
maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut:
1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan;
2) Menfasilitasi penyediaan benih unggul bermutu serta sarana
produksi;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
17 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3) Menfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan Gangguan
Usaha Perkebunan (GUP);
4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta penumbuhan
kemitraan yang sinergis antar pelaku usaha perkebunan secara
berkelanjutan;
5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani
serta memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam
rangka meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial dan
ekologi;
6) Memberikan pelayanan di bidang perencanaan, peraturan
perundang-undangan, manajemen pembangunan perkebunan dan
pelayanan teknis lainnya yang terkoordinasi, efisien dan efektif.
Untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam misi pembangunan
perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal Perkebunan
menetapkan misi sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, dan
kerjasama teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi
keuangan, dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan
organisasi, tatalaksana, kepegawaian, humas, hukum, dan
administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang
berkualitas;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
18 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Meningkatkan kemampuan penyediaan benih unggul, dan
penyediaan sarana produksi;
3) Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha
budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan
tanaman tahunan;
4) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya
tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan, memotivasi
penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal,
dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan
kelembagaan petani;
5) Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan
perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan
gangguan usaha serta dampak perubahan iklim;
6) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan
pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah penyegar
dan tanaman tahunan, memfasilitasi peningkatan bimbingan dan
penanganan usaha perkebunan berkelanjutan seperti ISPO
(Indonesia Sustainable Palm Oil), PIR (Perusahaan Inti Rakyat),
Rekomtek (Rekomendasi Teknis), memfasilitasi peningkatan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
19 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Untuk dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan
2010-2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Pembangunan Perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal
Perkebunan menetapkan Tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi sebagai berikut :
1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, mutu, tanaman
semusim, tanaman rempah dan penyegar serta tanaman tahunan;
2) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian dan
profesionalisme pelaku usaha perkebunan serta hubungan sinergis
antar pelaku usaha perkebunan;
3) Memfasillitasi peningkatan kontribusi perkebunan dalam
mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan
kawasan pengembangan perkebunan;
4) Memfasilitasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun;
5) Memfasilitasi peningkatan penerimaan dan devisa negara;
6) Memfasilitasi penyediaan pangan di wilayah perkebunan;
7) Memfasilitasi pemenuhi kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan
baku industri dalam negeri;
8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang
berwawasan lingkungan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
20 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
9) Mendukung pengembangan penyediaan bahan bakar nabati;
10) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan
perkebunan;
11) Meningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen
budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim serta
meningkatkan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;
12) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja;
13) Menyusun perencanaan program dan anggaran, pelayanan
perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan
barang milik negara, pemutahiran data dan informasi perkebunan,
legislasi, advokasi dan penyelenggaraan hubungan masyarakat;
penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian;
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan
perkebunan.
2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 lebih difokuskan pada 15
komoditas unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa,
Jarak Pagar, Teh, Kopi, Jambu Mete, Lada, Cengkeh, Kapas, Tembakau,
Tebu, Nilam, dan Kemiri Sunan. Indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja pembangunan perkebunan selama 5 (lima) tahun
adalah luas areal, produksi dan produktivitas pada ke-15 komoditas
tersebut dengan rincian sebagai berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
21 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
1). Luas areal komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-
rata sebesar 1,49% per tahun dari 20,36 juta hektar pada tahun
2010 menjadi 21,61 juta hektar pada tahun 2014, kecuali
Tembakau yang luasnya diproyeksikan konstan yaitu sekitar 205
ribu hektar sampai dengan tahun 2014. Sasaran target luas areal
komoditas unggulan perkebunan tahun 2014 sebesar 21,61 juta
hektar.
2) Produksi 15 komoditas unggulan nasional (karet, kelapa sawit,
kakao, kelapa, jarak pagar, teh, kopi, jambu mete, lada, cengkeh,
kapas, tembakau, tebu, nilam, dan kemiri sunan) diproyeksikan
tumbuh rata-rata sebesar 4,19% per tahun dari 34,46 juta ton pada
tahun 2010 menjadi 40,60 juta ton pada tahun 2014. Sasaran target
produksi komoditas unggulan perkebunan tahun 2014 sebesar 40,60
juta ton.
3) Produktivitas komoditas unggulan nasional, kecuali kemiri sunan,
diproyeksikan meningkat. Dengan kenaikan produktivitas rata-rata
sebesar 2,10% per tahun, diharapkan pada tahun 2014 produktivitas
tanaman perkebunan di lapangan mencapai 75% dari standar
produktivitas yang dihasilkan lembaga penelitian.
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-
2014
Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan
pertanian periode 2010-2014 dalam menjalankan tugas pelaksanaan
pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
22 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan
perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan
umum dan kebijakan teknis.
Kebijakan umum Direktorat Jenderal Perkebunan adalah:
Mensinergikan seluruh sumber daya perkebunan dalam rangka
peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas
dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat
perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan
kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Adapun kebijakan teknis Direktorat Jenderal Perkebunan yang
merupakan penjabaran dari kebijakan umum yaitu: Meningkatkan
produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
melalui pengembangan komoditas, sumber daya manusia (SDM),
kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai
kaidah pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup
dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen
perkebunan.
2.1.6. Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Untuk mencapai target dan sasaran, dalam mewujudkan visi, misi dan
tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan
perkebunan selama periode 2010-2014, dengan mempertimbangkan
potensi dan permasalahan yang dihadapi selama ini serta menjawab
tantangan di masa mendatang maka diperlukan suatu strategi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
23 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
pembangunan yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi yang akan
menjadi strategi umum Direktorat Jenderal Perkebunan dalam
melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7
(tujuh) Gema Revitalisasi adalah: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi
Perbenihan dan Pembibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana;
(4) Revitalisasi Sumber daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan
Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; (7) Revitalisasi Teknologi
dan Industri Hilir.
Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan
strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian
sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik
khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan
ke dalam strategi khusus yang meliputi: (1) Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan; (2)
Pengembangan komoditas; (3) Peningkatan dukungan terhadap sistem
ketahanan pangan; (4) Investasi usaha perkebunan; (5) Pengembangan
sistem informasi manajemen perkebunan; (6) Pengembangan sumber
daya manusia (SDM); (7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan
usaha; (8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan Sumber Daya
Alam (SDA) dan lingkungan hidup; (9) Pengembangan kawasan berbasis
komoditi perkebunan.
2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pembangunan perkebunan saat ini dan dimasa yang akan datang
menghadapi tantangan yang cukup berat. Selain tuntutan pembangunan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, juga mampu memecahkan
masalah kemiskinan dan pengangguran. Keberhasilan pembangunan
perkebunan di era yang penuh persaingan ini adalah bagaimana kita
dapat “mensinergikan” seluruh potensi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat
edaran bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848/MK/2009 dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor:
0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I
mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang
bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator
kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II
adalah output.
Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan
tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggung
jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan”.
Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
25 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar dengan dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan
pelaksanaan perlindungan perkebunan.
2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2010-2014
Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas
unggulan menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah
pada komoditas-komoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan baik di
tingkat domestik maupun internasional. Penentuan komoditas unggulan
merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak
pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Ada beberapa
kriteria mengenai komoditas unggulan, diantaranya:
1). Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama
pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi
yang signifikan baik pada peningkatan produksi, pendapatan
maupun pengeluaran;
2). Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke
belakang yang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun
komoditas-komoditas lainnya;
3). Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari
wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam
harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-
aspek lainnya;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
4). Komoditas unggulan di suatu daerah memeiliki keterkaitan dengan
daerah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku;
5). Komoditas unguulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas
secara optimal sesuai dengan skala produksinya;
6). Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan;
7). Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan
internal;
8). Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan.
Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan.
Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas
dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi
sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan,
komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik
pasar domestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan
komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik
(kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan
(penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur
dan kondisi sosial budaya) untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan nasional,
Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan berbagai
langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi
komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
27 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
satunya adalah dengan menetapkan pengembangan kawasan berbasis
komoditi perkebunan.
Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri
Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599 Tahun 2009, untuk prioritas
penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi
unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi,
Lada, Jambu Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Tebu,
Kapas, Tembakau, dan Nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong
untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan
potensial di wilayahnya masing-masing.
2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan
demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 7 (tujuh)
kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.
Prioritas pengembangan tanaman semusim difokuskan pada 4
komoditas strategis yaitu Tebu, Kapas, Tembakau dan Nilam,
dengan fokus kegiatannya yaitu: Swasembada Gula Nasional (Tebu),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Nilam dan Tembakau),
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
28 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
(Kapas) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar. Prioritas pengembangan tanaman rempah dan penyegar
difokuskan pada 5 komoditas strategis yaitu kakao, Kopi, Lada, Teh
dan Cengkeh dengan fokus kegiatannya yaitu: Gerakan Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Pengembangan
Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao), Pengembangan
Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Cengkeh) dan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan.
Prioritas pengembangan tanaman tahunan difokuskan pada 6
komoditas strategis yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Jambu Mete,
Jarak Pagar dan Kimiri Sunan dengan fokus kegiatannya yaitu :
Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao dan Karet),
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio-Energi
(Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Kelapa dan Kemiri Sunan),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan
Jambu Mete), dan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha. Prioritas
kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan penanganan
pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan
tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
29 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
serta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik
perkebunan;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan. Prioritas kegiatan ini adalah
menurunkan luas areal perkebunan yang terserang OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan
prioritas kegiatan ini adalah jumlah Provinsi yang memperoleh
pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan;
7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, Surabaya
dan Ambon dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan
sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan
jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan;
Untuk bidang Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak (BPTP
Pontianak) memiliki tugas dalam melaksanakan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan dalam identifikasi dan
penanganan OPT Tanaman Perkebunan, pengembangan teknologi agens
hayati OPT Perkebunan, eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT
Perkebunan, pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang
berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu,
pemanfaatan pestisida nabati serta pengelolaan data, informasi dan
analisis teknis dalam bidang proteksi tanaman perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
30 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010-2014
Dari 4 target sukses Kementerian Pertanian dalam membangun
pertanian selama periode 2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan
mendukung pencapaian target tersebut melalui penjabaran program
dan kegiatan yang mengacu pada:
1). Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yaitu
melalui pencapaian swasembada gula nasional tahun 2014 pada
komditi Tebu;
2). Peningkatan Diversifikasi Pangan dalam hal ini adalah kegiatan
dalam rangka penganekaragaman komoditi pertanian untuk
mencapai ketahanan pangan perkebunan dengan pangan lainnya
seperti kegiatan integrasi kebun-ternak (contoh: Kelapa Sawit dan
Sapi), sistem tumpang sari (tanaman pangan/hortikultura dan
perkebunan) dan lain-lain.
3). Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor yaitu melalui
fokus kegiatan diantaranya adalah:
a. Pengembangan komoditi ekspor yang terdiri dari komoditi
Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kelapa, Kakao, Jambu Mete, Lada,
Tembakau, Teh dan Nilam;
b. Revitalisasi perkebunan yang terdiri dari komoditi Kelapa Sawit,
Karet dan Kakao;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
31 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
c. Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao nasional (Gernas
kakao);
d. Penyediaan bahan tanaman sumber Bahan Bakar Nabati/BBN
(Bio-energy) yang terdiri dari komoditi Jarak Pagar, Kemiri
Sunan, Kelapa dan Kelapa Sawit;
e. Pengembangan komoditas pemenuhan dalam negeri yang terdiri
dari komoditi Kapas dan Cengkeh;
f. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan
yang terdiri dari dukungan penanganan pascapanen dan
pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan,
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat
Jenderal Perkebunan serta dukungan pengujian, pengawasan
mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan.
4). Peningkatan Kesejahteraan Petani yaitu mencakup semua program
dan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui 7 (tujuh) fokus
kegiatan pembangunan perkebunan karena pada dasarnya program
dan kegiatan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan semata-
mata hanya untuk kepentingan masyarakat petani/pekebun dalam
rangka meningkatkan pendapatannya menuju kesejahteraan
petani/pekebun. Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan
sebagai berikut:
a. Revitalisasi Perkebunan;
b. Swasembada Gula Nasional;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
32 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
c. Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energy);
d. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional;
e. Pengembangan Komoditas Ekspor;
f. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri;
g. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 merupakan bagian
dari program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 yaitu:
“Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan”.
2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sasaran strategis pada unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II) bulan November 2012
adalah:
1) Peningkatan luas areal tanaman semusim;
2) Peningkatan luas areal tanaman rempah dan penyegar;
3) Peningkatan luas areal tanaman tahunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
33 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
4) Penurunan luas areal yang terserang OPT;
5) Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan
berkelanjutan;
6) Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan
teknis pembangunan perkebunan;
7) Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBP2TP
Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).
Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan perkebunan telah ditetapkan indikator kinerja utama
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
49/Permentan/OT.140/3/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian
Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja Utama (IKU)
Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya
yaitu:
1) Tugas:
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang perkebunan.
2) Fungsi:
a) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
34 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen
perkebunan;
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen
perkebunan;
e) Pelaksanaan Administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
3) Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU):
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
1
.
Peningkatan produksi,
produktivitas dan
mutu tanaman
perkebunan yang
berkelanjutan.
1. Produksi tebu - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
2. Produksi kapas - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
3. Produksi nilam - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
4. Produksi tembakau - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
5. Produksi kakao - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
35 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
6. Produksi kopi - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
7. Produksi lada - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
8. Produksi teh - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
9. Produksi cengkeh - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
10. Produksi kelapa sawit - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
11. Produksi karet - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
12. Produksi kelapa - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
13. Produksi jambu mete - Dinas yang
membidangi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
36 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
14. Produksi jarak pagar - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
15. .Produksi kemiri sunan - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Pada Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Edisi
Revisi II telah ditetapkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran
program pada unit Eselon I berupa outcomes yang dimanifestasikan
dalam produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Sedangkan
indikator kinerja untuk mencapai sasaran kegiatan pada unit Eselon II
berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas unggulan
tanaman perkebunan.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 yang disusun dengan
Indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Capaian sasaran program (oucomes) yaitu:
a. Meningkatnya produksi komoditi unggulan perkebunan (tebu,
kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
37 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan
fokus kegiatan yang terdiri dari :
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 3.102.820
ton.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Kapas 63.000 ton dan Cengkeh
86.000 ton.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10
(sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 184.000 ton, Nilam
124.000 ton, Kopi 791.000 ton, Teh 165.000 ton, Kakao
1.174.000 ton, Lada 92.000 ton, Kelapa 3.211.000 ton,
Kelapa Sawit 27.361.000 ton, Karet 2.801.000 ton, dan
Jambu Mete 159.000 ton.
(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk 4 (empat) komoditas
adalah: Jarak Pagar 35.000 ton dan Kemiri Sunan 6.000
ton, kelapa sawit 1.077.840 ton dan kelapa 169.000 ton.
b. Meningkatnya produktivitas komoditi unggulan perkebunan
(tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada,
cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar)
dengan fokus kegiatan yang terdiri dari:
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 6.800
kg/ha.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
38 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam
negeri dengan target untuk Kapas 2.500 kg/ha dan
Cengkeh 295 kg/ha.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10
(sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 893 kg/ha, Nilam
6.600 kg/ha, Kopi 756 kg/ha, Teh 1.673 kg/ha, Kakao
1.200 kg/ha, Lada 752 kg/ha, Kelapa 1.200 kg/ha, Kelapa
Sawit 4.344 kg/ha, Karet 640 kg/ha, Jambu Mete 1.019
kg/ha.
(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk 2 (dua) komoditas
adalah: Jarak Pagar 2.000 kg/ha, dan Kemiri Sunan 16.000
kg/ha.
Rencana Kinerja Tahunan 2014 secara detail yang meliputi sasaran
strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT
berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
39 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun Anggaran : 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan
yang berkelanjutan
I. Produksi tanaman Unggulan
perkebunan (ribu ton)
a Tebu (hablur) 3.103
b Kapas (kapas berbiji) 63
c Cengkeh (bunga kering) 86
d. Tembakau (daun kering) 184
e. Nilam (daun kering) 124
f. Kakao (biji kering) 1.174
g. Kopi (biji kering) 791
h. T e h (daun kering) 165
i. Lada (lada kering) 92
j. Karet (karet kering) 2.801
k. Kelapa (setara kopra) 3.380
l. Kelapa sawit (CPO) 28.439
m Jambu mete (gelondong kering) 159
n Jarak pagar (biji kering) 35
o Kemiri sunan (biji kering) 6
II. Produktivitas tanaman unggulan
perkebunan (kg/ha)
a Tebu (hablur) 6.800
b Kapas (kapas berbiji) 2.500
c Cengkeh (bunga kering) 295
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
40 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
d. Tembakau (daun kering) 893
e. Nilam (daun kering) 6.600
f. Kakao (biji kering) 1.200
g. Kopi (biji kering) 756
h. T e h (daun kering) 1.673
i. Lada (lada kering) 752
j. Karet (karet kering) 640
k. Kelapa (setara kopra) 1.200
l. Kelapa sawit (CPO) 4.344
m Jambu mete (gelondong kering) 1.019
n Jarak pagar (biji kering) 2.000
o Kemiri sunan (biji kering) 16.000
2) Capaian sasaran kegiatan (outputs) yaitu:
a. Luas Areal Tanaman Semusim dengan fokus kegiatan yang
terdiri dari:
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 456.000
ha.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Kapas 25.000 ha.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk
Tembakau 205.000 ha dan Nilam 18.000 ha.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
41 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
b. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar dengan fokus
kegiatan yang terdiri dari:
(1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4
(empat) komoditas yaitu: Kakao 1.752.000 ha, Kopi
1.443.000 ha, Teh 124.000 ha dan Lada 196.000 ha.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Cengkeh 484.000 ha.
(3) Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
untuk Rehabilitasi seluas 21.000 ha.
c. Luas Areal Tanaman Tahunan dengan fokus kegiatan yang
terdiri dari:
(1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk
4(empat) komoditas yaitu: Karet 3.487.000 ha, Kelapa
3.833.000 ha, Kelapa Sawit 8.987 ha dan Jambu Mete
577.000 ha.
(2) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk Jarak Pagar 21.000 ha
dan Kemiri Sunan 2.000 ha.
(3) Revitalisasi Perkebunan dengan target untuk 3 (tiga)
komoditas (Karet 5.000 ha, Kelapa Sawit 30.000 ha dan
Kakao 3.000 ha).
d. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan
dengan fokus kegiatan yang meliputi:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
42 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
(1) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN,
APBD dan sumber lainnya dengan target 56.880 ha.
(2) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN
Perlindungan Perkebunan dengan target 5.300 ha.
(3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan
pascapanen sesuai GHP dengan target 130 Kelompok Tani.
(4) Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO dengan target
334 Perusahaan.
(5) Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan
dengan target 44 Perusahaan.
(6) Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan
pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan dengan
target 32 Provinsi.
(7) Jumlah bibit yang disertifikasi dengan target untuk BBP2TP
Surabaya 14.950.000 batang, BBP2TP Medan 240.384.000
batang dan BBP2TP Ambon 535.000 batang.
(8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan dengan
target untuk BBP2TP Surabaya 6 Paket, BBP2TP Medan 10
Paket dan BBP2TP Ambon 9 Paket.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
43 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat
alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- dan direvisi
menjadi Rp. 1.320.618.976.000,- karena adanya penghematan anggaran
secara nasional. Dana tersebut untuk melaksanakan 9 (sembilan)
kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di Pusat
dan Daerah berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan (TP)
Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;
4) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan
Usaha;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan;
8) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Surabaya;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
44 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
9) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Ambon.
2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pembangunan
perkebunan tahun 2014 merupakan bagian tak terpisahkan dengan fokus
kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014, yang
meliputi:
1) Revitalisasi Perkebunan
2) Swasembada Gula Nasional
3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energi)
4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
5) Pengembangan Komoditas Ekspor
6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
2.3. Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara
atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja
pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia melalui target
kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
45 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
pencapaiannya yang berupa hasil (outcomes) maupun keluaran
(output).
Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2014 disusun setelah
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2014
dan masih mengikuti Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010.
PK Direktorat Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan Januari 2014.
PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi
produksi tanaman perkebunan.
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka melaksanakan
pembangunan perkebunan tahun 2014 dengan program utama yaitu
”Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan” mendapat alokasi dana dari APBN semula
sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- namun berkurang akibat keluarnya
Inpres No. 4 tahun 2014 tentang penghematan dan pemotongan belanja
Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan APBN tahun 2014
menjadi Rp. 1.320.618.976.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan
kegiatan utama pembangunan perkebunan yang tersebar di 93 satker
yang meliputi 1 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32 satker Provinsi dan
56 satker Kabupaten/Kota.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun
dalam Format Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2014 dan telah direvisi berikut ini:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
46 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 2. Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENETAPAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun Anggaran : 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Peningkatan produksi,
produktivitas dan
mutu tanaman
perkebunan yang
berkelanjutan
I. Produksi tanaman (Ribu ton)
1. Tebu (hablur) 2.790
2. Kapas (serat berbiji) 63
3. Nilam (daun kering) 124
4. Tembakau (daun kering) 184
5. Kakao (biji kering) 1.174
6. Kopi (biji kering) 791
7. Lada (lada kering) 92
8. T e h (daun kering) 165
9. Cengkeh (bunga kering) 86
10. Kelapa sawit (CPO) 28.439
11. Karet (karet kering) 2.801
12. Kelapa (setara kopra) 3.380
13. Jambu mete (gelondong kering) 159
14. Jarak pagar (biji kering) 35
15. Kemiri sunan (biji kering) 6
Jumlah Anggaran :
Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan : Rp. 1.320.618.976.000
Menteri Pertanian
( Suswono )
Jakarta, Agustus 2014 Direktur Jenderal Perkebunan
( Gamal Nasir )
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
47 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target
kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian/Penetapan Kinerja.
Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan
menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam
Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010 dan No.53 Tahun 2014.
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku 10,14%
yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
pembangunan ekonomi, investasi yang mencapai 12,83% dan ekspor
komoditi perkebunan yang mengalami penurunan dengan capaian 3,21%
per tahun. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat yang
merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani pada tahun 2014
mencapai 101,49 dan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
2013 yang mencapai 106,38 dengan capaian -1,16%. Selain itu,
pendapatan pekebun pada tahun 2014 yang mencapai US$ 1.891 per
kepala keluarga yang mengalami peningkatan, sehingga rata-rata 4,31%
per tahun.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
48 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada tahun 2014 secara
makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca
perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai tukar
petani (NTP) sebagai berikut:
Tabel 3. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2014
NO. INDIKATOR
CAPAIAN Laju
Pertum
b.
Per th
(%)
2010 2011 2012 2013 2014*)
1 Pertumbuhan PDB
- harga berlaku (Rp milyar) 136.048 153.709 159.754 175.248 199.704 10,14
- harga konstan (Rp milyar) 47.151 49.260 51.763 54.903 58.336 5,47
2 Keterlibatan tenaga kerja
(juta orang) 20,58 20,94 21,29 22,33 22,71 2,50
3 Investasi (Rp Triliun) 48,75 58,79 75,45 77,24 77,24 12,83
4 Neraca Perdagangan
Perkebunan (US$ milyar) 23,23 29,36 25,77 22,63 22,87 0,76
5 Pendapatan pekebun
(US$/KK) 1.600 1.702 1.832 1.886 1.891 4,31
6 Ekspor perkebunan (US$
milyar) 24,73 32,22 29,95 26,77 26,83 3,21
7 NTP Perkebunan Rakyat 106,50 109,58 108,34 107,02 101,49 -1,16
Catatan: *) angka sementara
Selanjutnya untuk pengukuran kinerja hanya dilaksanakan pada
indikator kinerja mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan
produktivitas tanaman unggulan nasional perkebunan.
Perjanjian Kinerja (PK) untuk Direktorat Jenderal Perkebunan berupa
outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi tanaman
perkebunan. Terhadap outcomes tersebut sampai dengan saat ini masih
menjadi perdebatan simpul kritis sebagai berikut: (1) Mengingat
tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga produksi
tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun kedepan; (2)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
49 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sebagaimana diketahui bahwa biaya investasi pengembangan
perkebunan yang dibiayai dengan APBN jumlahnya sangat kecil sekitar
2% per tahun. Apabila yang dihitung hanya kegiatan yang dibiayai
dengan APBN, maka pengaruhnya terhadap produksi tingkat nasional
sangat kecil sekali, padahal Direktorat Jenderal Perkebunan telah
membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia, baik perkebunan
rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan, pengawalan, dan
pendampingan, serta kebijakan maupun surat-menyurat.
Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada tahun
berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung
produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai
ketentuan yang berlaku maka produksinya (outcomes) adalah nol (tidak
ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung produksi tahun
berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi dari tanaman yang
tahun tanamnya minimal empat tahun yang lalu. Berkenaan dengan
kedua pendekatan dimaksud, meskipun tidak sepenuhnya benar,
Direktorat Jenderal Perkebunan menyepakati produksi dan
produktivitas pada tahun berjalan ditetapkan sebagai outcomes dengan
menggunakan target dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Jenderal Perkebunan dalam pembangunan perkebunan tahun 2010-2014
sebagai acuannya.
3.1.1 Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Program (Outcomes)
Sasaran strategis dalam perjanjian kinerja tersebut adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
50 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim,
tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan dengan dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, penyediaan benih
unggul bermutu dan sarana produksi, perlindungan perkebunan serta
dukungan manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang
digunakan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi
unggulan nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam,
tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa sawit, karet,
kelapa, jambu mete, jarak pagar, dan kemiri sunan/minyak yang
dikelompokkan kedalam fokus kegiatan yaitu swasembada gula
nasional, pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam
negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan tanaman
sumber bahan bakar nabati (bio-energi).
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 dan No.53 tahun 2014,
perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri
Pertanian berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi.
Sedangkan perjanjian kinerja yang ditandatangani antara Pejabat
Eselon II dan Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang
diwujudkan dalam luas areal komoditi. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal
15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian
Pertanian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah produksi,
sehingga kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014 yang
diukur hanyalah produksi.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
51 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2014 secara nasional
sebesar 92,90% yang dilaksanakan oleh 93 satker di seluruh Indonesia
yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT Pusat, 32 satker Provinsi
dan 56 satker kabupaten/kota.
Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup
Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan
yaitu: 1) Sangat Berhasil (capaian > 95%); 2) Berhasil (capaian 80%-
95%); 3) cukup berhasil (capaian 60%-79%), dan 4) tidak berhasil
(capaian <59%) dari target sasaran.
3.1.1.1. Produksi
Pada umumnya produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun
(2010–2014) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan laju
pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 5,66% per tahun dari 32,38
juta ton pada tahun 2010 menjadi 40,32 juta ton pada tahun 2014.
Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas serangan OPT
meningkat yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi,
beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan produksi per tahun yang cukup signifikan yaitu tembakau
(10,96%), kelapa sawit (7,56%), nilam (6,14%), cengkeh (5,59%), karet
(3,74%), tebu (3,73%) dan lada (2,40%). Namun sebaliknya beberapa
komoditi mengalami penurunan produksi yang cukup serius yaitu, kapas
(-18,08%), jarak pagar (-10,43%), kakao (-3,82%), teh (-2,11%), kelapa
(-1,07%). Kenaikan produksi tersebut tidak terlepas dari keberhasilan
dalam memilih kegiatan-kegiatan prioritas yang dapat menstimulasi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
52 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
peningkatan produksi tanaman, seperti peremajaan, perluasan dan
rehabilitasi tanaman yang dikemas dalam fokus kegiatan antara lain
Revitalisasi Perkebunan, Swasembada gula, Gernas kakao, dan yang
lainnya. Khusus untuk kemiri sunan tidak ada angka produksinya tahun
2012, 2013 dan 2014, karena tidak dipanen akibat belum tersedianya
unit pengolahan hasil (UPH) dan tidak ada pembelinya. Rincian produksi
per komoditi sebagaimana Tabel 4.
Tabel 4. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun
2010 - 2014
No Komoditi
Capaian produksi (ton) Laju
Pertumb.
Per th
(%) 2010 2011 2012 2013 2014*)
1 Karet 2.734.854 2.990.184 3.012.25 3.237.433 3.153.186 3,74
2 Kelapa 3.166.666 3.174.379 3.189.897 3.051.585 3.031.310 -1,07
3 Kelapa Sawit 21.958.120 23.096.541 26.015.518 27.782.004 29.344.479 7,56
4 Kopi 686.921 638.647 691.163 675.651 685.089 0,09
5 T e h 156.604 150.776 145.575 145.460 143.751 -2,11
6 Lada 83.663 87.089 87.841 91.039 91.941 2,40
7 Cengkeh 98.386 72.207 99.890 109.694 110.576 5,59
8 Kakao 837.918 712.231 740.513 720.862 709.331 -3,82
9 Jambu Mete 115.149 114.789 116.915 116.113 116.000 0,19
10 Tebu 2.290.116 2.267.887 2.591.687 2.551.026 2.632.242 3,73
11 Tembakau 135.678 214.524 260.818 164.448 166.262 10,96
12 Kapas 3.174 2.275 2.978 1.871 1.165 -18,08
13 Jarak Pagar 7.081 6.576 6.424 4.821 4.467 -10,43
14 Nilam 110.300 143.281 125.700 132.950 134.500 6,14
15 Kemiri Sunan 4.800 4.800 0 0 0 0
Jumlah 32.389.430 33.676.186 37.087.173 38.785.187 40.324.299 5,66
Catatan : *) Angka Sementara
**) Produksi 1 kg daun kering Nilam setara dengan 0,02% minyak nilam/atsiri
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
53 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.1.1.2. Produktivitas
Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir
(2010–2014) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata
sebesar -3,27% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2014, produktivitas
komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar
-9,91%. Dibalik penurunan produktivitas secara umum, ternyata
beberapa komoditi masih mengalami peningkatan produktivitas yang
cukup menggembirakan yaitu cengkeh (4,68%), lada (2,22%). karet
(1,74%), tembakau (1,57%), tebu (1,56%), nilam (1,05%), kakao (0,44%)
dan Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 5.
Tabel 5. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2010-2014
No Komoditi
Capaian Produktivitas (kg/ha) Laju
Pertumb.
Per th (%) 2010 2011 2012 2013 2014*
1 Karet 986 1.071 1.073 1.083 1.053 1,74
2 Kelapa 1.159 1.158 1.157 1.130 1.128 -0,67
3 Kelapa Sawit 3.595 3.526 3.722 3.536 3.568 -0,11
4 Kopi 756 702 745 739 741 -0,39
5 T e h 1.553 1.477 1.467 1.465 1.464 -1,13
6 Lada 756 784 771 818 824 2,22
7 Cengkeh 322 238 325 350 352 4,68
8 Kakao 804 821 850 821 817 0,44
9 Jambu Mete 371 367 364 359 359 -0,82
10 Tebu 5.292 5.030 5.770 5.467 5.561 1,56
11 Tembakau 884 950 1.009 928 934 1,57
12 Kapas 380 303 333 288 273 -7,27
13 Jarak Pagar 462 434 342 309 306 -9,47
14 Nilam 119 132 110 120 121 1,05
15 Kemiri Sunan 667 250 0 0 0 0
Catatan : *) Angka Sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
54 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)
Capaian kinerja capaian sasaran kegiatan (outputs) yang disajikan
dalam LAKIP tahun 2014 ini adalah capaian kinerja secara nasional dan
capaian kinerja yang dibiayai APBN.
3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
Secara Nasional
Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa penetapan/perjanjian
kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur
Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal
komoditi.
Target yang digunakan adalah Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun
2014 yang merupakan bagian dari target dalam Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II). Pengukuran
kinerja capaian luas areal 15 komoditas yang pembangunannya
menggunakan dana dari berbagai sumber diantaranya dari APBN, APBD
I, APBD II, Swasta dan Swadaya Petani, diukur dengan membandingkan
RKT tahun 2014 dengan realisasi berdasarkan capaian data statistik
tahun 2014. Rincian luas areal per komoditi sebagaimana Tabel 6.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
55 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 6. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun
2010 - 2014
No Komoditi
Capaian luas areal (ha) Laju
Pertumb.
Per th
(%) 2010 2011 2012 2013 2014 *)
1 Karet 3.445.415 3.456.127 3.506.201 3.555.946 3.606.245 1,15
2 Kelapa 3.739.350 3.767.704 3.781.649 3.654.478 3.631.814 -0,71
3 Kelapa Sawit 8.385.394 8.992.824 9.572.715 10.465.020 10.956.231 6,93
4 Kopi 1.210.365 1.233.698 1.235.289 1.241.712 1.246.810 0,75
5 Teh 122.898 123.938 122.206 122.035 121.034 -0,38
6 Lada 179.318 177.490 177.787 171.920 172.615 -0,94
7 Cengkeh 470.041 485.191 493.888 501.378 502.563 1,69
8 Kakao 1.650.621 1.732.641 1.774.464 1.740.612 1.719.087 1,06
9 Jambu Mete 570.930 575.841 575.920 554.315 551.512 -0,85
10 Tebu 454.111 451.788 451.255 469.227 477.881 1,30
11 Tembakau 216.271 228.770 270.290 192.809 195.260 -0,87
12 Kapas 10.194 10.238 9.565 8.738 5.600 -12,68
13 Jarak Pagar 50.106 47.676 44.662 38.037 35.225 -8,35
14 Nilam 24.472 28.615 31.155 28.226 28.255 4,13
15 Kemiri
Sunan 918 944 995 1.057 1.057 3,62
Jumlah 20.530.404 21.313.485 22.048.041 22.745.510 23.251.188 3,16
Catatan: *) angka sementara
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT yang disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 2.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
56 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
yang Dibiayai dengan APBN.
Pada Tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi
dana yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar Rp. 1.566.951.421.000,-.
Namun dalam pelaksanaannya terjadi penghematan anggaran akibat
keluarnya Inpres No.4 tahun 2014 tentang langkah-langkah
penghematan dan pemotongan belanja Kementerian/Lembaga dalam
rangka pelaksanaan APBN, sehingga anggaran Ditjen. Perkebunan
berkurang menjadi sebesar Rp 1.320.618.976.000,-. Dengan adanya
penghematan anggaran maka terjadi perubahan pada target outputs
kegiatan yang diwujudkan dalam penurunan luas areal komoditas.
3.1.2.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar adalah luas areal tanaman kopi, teh, kakao, lada dan
cengkeh.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang
meliputi kopi, teh, kakao, lada, cengkeh dan pala seluas 43.975 ha.
Realisasi fisiknya mencapai 43.559 ha (99,05%). Output kegiatan
penting pada tahun 2014 meliputi:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
57 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
1) Pengembangan tanaman kopi seluas 4.600 ha yang terdiri atas
Intensifikasi tanaman kopi arabika 2.800 ha, intensifikasi tanaman
kopi robusta 1.450 ha dan perluasan tanaman kopi arabika 350 ha.
Realisasi fisik seluas 4.600 ha (100%) dari target seluas 4.600 ha
sesuai dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
2) Pengembangan tanaman teh seluas 3.200 ha untuk kegiatan
intensifikasi tanaman teh 1.700 ha dan rehabilitasi tanaman teh
1.500 ha. dengan realisasi fisik seluas 3.200 ha atau mencapai 100%
dari target seluas 3.200 ha sesuai pada dokumen penetapan kinerja
tahun 2014.
3) Pengembangan tanaman kakao seluas 33.125 ha yang terdiri atas
Intensifikasi tanaman kakao 20.500 ha, rehabilitasi tanaman kakao
4.400 ha, peremajaan tanaman kakao 8.225 ha. Realisasi capaian
fisik seluas 32.709 ha (98,74%) dari target seluas 33.125 ha sesuai
pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
4) Pengembangan tanaman lada seluas 600 ha, yang terdiri atas
rehabilitasi tanaman lada 300 ha dan perluasan 300 ha. Realisasi
capaian fisik kegiatan ini seluas 600 ha (100%) dari target 600 ha
pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
5) Pengembangan tanaman cengkeh seluas 950 ha, untuk kegiatan
rehabilitasi tanaman cengkeh 750 ha dan perluasan tanaman
cengkeh 200 ha. Realisasi fisik mencapai 950 ha (100%) dari target
pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
6) Pengembangan tanaman pala seluas 1.500 ha, untuk kegiatan
perluasan tanaman pala 1.500 ha. Realisasi capaian fisik kegiatan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
58 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
ini seluas 1.500 ha (100%) dari target 1.500 ha pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2,4 dan 5).
3.1.2.2.2. Direktur Tanaman Semusim
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Semusim adalah luas
areal tanaman tebu, kapas, tembakau dan nilam.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi tebu,
kapas, tembakau dan nilam seluas 56.375 ha. Realisasi fisiknya
mencapai 39.508 ha (70,08%). Output kegiatan penting pada tahun
2014 meliputi:
1) Pengembangan tanaman tebu seluas 50.675 ha yang terdiri atas
kegiatan bongkar ratoon 5.729 ha terealisasi 4.290 ha (74,88%),
rawat ratoon 34.157 ha terealisasi 25.419 ha (74,42%) dan
perluasan tanaman tebu 8.743 ha terealisasi 2.293 ha (26,23%)
serta pembangunan kebun bibit datar (KBD) 2.046 ha terealisasi
1.806 ha (88,27%). Sehingga realisasi seluruhnya seluas 33.808 ha
dengan capaiannya sebesar 66,72% dari target pada dokumen
perjanjian kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
59 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Pengembangan tanaman nilam seluas 100 ha dalam rangka
pengembangan komoditas ekspor. Capaian realisasi fisik 100 ha
(100%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
3) Pengembangan tanaman kapas seluas 5.600 ha dalam rangka
pemenuhan konsumsi dalam negeri. Capaian fisik seluas 5.600 ha
(100,00%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.3. Direktur Tanaman Tahunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Tahunan adalah luas
areal tanaman karet, kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar
dan kemiri sunan/minyak.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja 2014 adalah terlaksananya
pengembangan tanaman tahunan yang meliputi karet, kelapa, kelapa
sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan/minyak serta sagu
dengan luas 33.042 ha. Realisasi fisiknya mencapai 32.550 ha
(98,51%). Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi:
1) Pengembangan tanaman karet seluas 11.643 ha meliputi kegiatan
Peremajaan tanaman karet rakyat 10.763 ha dan perluasan
tanaman karet rakyat 880 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
60 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
seluas 11.513 ha (98,88%) dari target pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
2) Pengembangan tanaman Kelapa seluas 18.509 ha meliputi kegiatan
Peremajaan seluas 17.109 ha dan perluasan 1.400 ha. Realisasi fisik
mencapai 17.975 ha (97,11%) dari target pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2014 yang telah direvisi.
3) Pengembangan tanaman Kelapa sawit seluas 80 ha untuk kegiatan
pengembangan model peremajaan 80 ha. Capaian fisik untuk
kegiatan ini seluas 80 ha (100%) dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2014.
4) Pengembangan tanaman Jambu mete seluas 2.010 ha yang terdiri
atas kegiatan peremajaan tanaman Jambu mete 900 ha dan
perluasan tanaman Jambu mete 1.110 ha. Capaian fisik untuk
kegiatan ini seluas 2.010 ha (100%) dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2014.
5) Pengembangan tanaman sagu seluas 800 ha yang terdiri atas
perluasan tanaman sagu 200 ha dan penataan tanaman sagu 600 ha.
Realisasi fisik mencapai 800 ha (100,00%) dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
61 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.1.2.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/
8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha adalah (1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen
sesuai GHP, (2) Jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan
permohonan sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani
kasus gangguan usahanya.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah
terlaksananya pengembangan penanganan pascapanen tanaman rempah
dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan sebanyak 223
kelompok tani. Sedangkan jumlah perusahaan perkebunan yang
mendapat sertifikat ISPO sebanyak 44 perusahaan. Realisasi fisiknya
mencapai 222 kelompok tani (99,55%). Output kegiatan penting pada
tahun 2014 meliputi:
1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
semusim sesuai GHP mencapai 57 kelompok tani atau 100% dari
target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 53 kelompok tani atau
100% dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
tahunan sesuai GHP mencapai 113 kelompok tani atau 100% dari
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
62 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
target 113 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun
2014.
4) Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai 44 perusahaan
atau 100% dari target 44 perusahaan sesuai pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2014.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2014 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Perlindungan Perkebunan
adalah luas areal Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) tanaman perkebunan.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah
terlaksananya penanganan organisme pengganggu tanaman perkebunan
(OPT) seluas 15.039 ha, dan pelaksanaan SL-PHT sebanyak 194
Kelompok Tani. Realisasi fisik untuk OPT mencapai 14.827 ha (98,59%)
dari target dan SL-PHT sebanyak 194 Kelompok Tani (100%) dari target.
Output kegiatan penting pada tahun 2014 meliputi:
1) Pengendalian OPT seluas 15.039 ha yang terdiri dari (a)
Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar seluas 3.712 ha
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
63 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
untuk kegiatan pengendalian OPT tanaman Lada seluas 101 ha, kopi
seluas 931 ha, cengkeh seluas 535 ha, kakao seluas 2.145 ha; (b)
Pengendalian OPT tanaman semusim seluas 5.221 ha untuk
kegiatan pengendalian OPT tanaman tebu seluas 4.961 ha,
tembakau seluas 100 ha, kapas seluas 150 ha dan Nilam 10 ha; (c)
Pengendalian OPT tanaman tahunan seluas 6.106 ha untuk kegiatan
pengendalian OPT kelapa seluas 5.070 ha, karet seluas 621 ha,
Kelapa Sawit 200 ha dan jambu mete seluas 215 ha. Capaian
realisasi fisik secara berurutan yaitu lada seluas 101 ha (100%), kopi
seluas 921 ha (98,93%), cengkeh seluas 535 ha (100%), kakao seluas
2.145 ha (100%), tebu seluas 4.961 ha (100%), tembakau seluas 100
ha (100%), kapas seluas 150 ha (100%), nilam 8 ha (80,00%), kelapa
seluas 4.870 ha (96,05%), karet seluas 621 ha (100%), kelapa sawit
200 ha (100%) dan jambu mete seluas 215 ha (100%). Sehingga
capaian realisasi fisik keseluruhan seluas 14.827 ha (98,59%) dari
target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014 yang telah
direvisi.
2) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 182 Kelompok Tani yang
terdiri dari SL-PHT cengkeh sebanyak 8 KT, kakao 50 KT, karet 24
KT, kelapa 6 KT, kopi 14 KT, lada 8 KT, teh 4 KT, kapas 2 KT dan
tebu 52 KT. Sedangkan SL-PHT gabungan yaitu SL-PHT kopi dan
kakao 4 KT, kelapa dan karet 2 KT, karet dan kakao 4 KT, jambu
mete dan kakao 2 KT, karet dan lada 2 KT. Capaian fisik dari
kegiatan tersebut sebanyak 182 Kelompok Tani (100%) dari target
pada dokumen penetapan kinerja tahun 2014.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
64 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran
Kinerja Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan adalah jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan
pembinaan yang berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum
dan evaluasi serta pelaporan sebanyak 32 Provinsi.
Adapun sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 adalah
terlaksananya pelayanan kesekretariatan dalam rangka menunjang
pencapaian kinerja program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman perkebunan berkelanjutan dengan target 32 provinsi
untuk 93 satker. Realisasi fisiknya mencapai 100% dari target dalam
bentuk dokumen (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dan penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi,
kepegawaian, humas, hukum, administrasi perkantoran dan (4)
pengelolaan administrasi keuangan dan aset.
3.1.2.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
65 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Kementerian Pertanian, IKU BBP2TP adalah (1) jumlah benih/bibit yang
disertifikasi dan (2) jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tahun 2014 untuk Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan adalah (a) BBP2TP
Medan untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi sebanyak 2.030.000
batang dan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan 5 paket;
(b) BBP2TP Surabaya sebanyak 12.920.000 batang dengan 8 paket; (c)
BBP2TP Ambon sebanyak 750 batang dengan 9 paket. Realisasi fisik
untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara nasional pada tahun
2014 mencapai 12.096.652 batang atau 80,91% dari target 14.950.750
batang untuk 3 Balai Besar yaitu BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon.
Sedangkan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan
mencapai 100%, yaitu dari target 22 paket dapat terealisasi semuanya.
Output kegiatan penting pada tahun 2014 dari masing-masing Balai
berdasarkan RKT dan PK disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2013 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2014
Hasil evaluasi pembangunan perkebunan dilihat dari aspek indikator
mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan produktivitas umumnya
mengalami kenaikan. Namun demikian beberapa komoditas produksinya
menurun, hal ini terjadi karena adanya banyak tanaman tua,
pengelolaan tanaman yang tidak sesuai baku teknis dan terjadinya
perubahan iklim yang ekstrim serta serangan OPT di beberapa sentra
produksi.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
66 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.2.1. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Program
(Outcomes)
Evaluasi dan pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program
untuk tahun 2014 ini masih dilakukan terhadap produksi dan sekilas
tentang produktivitas tanaman perkebunan karena penetapan kinerja
(PK) Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian Tahun
2014 sebagaimana Tabel 2 masih mencantumkan kedua indikator
dimaksud.
3.2.1.1. Produksi
Evaluasi produksi perkebunan tahun 2014 dilaksanakan terhadap (a)
Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja tahun 2014, (b) Capaian
Kinerja tahun 2013 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014.
3.2.1.1.1. Capaian Kinerja terhadap Rencana Kinerja Tahunan/
Perjanjian Kinerja Tahun 2014
Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 40,32
juta ton dari target sebesar 40,60 juta ton dalam Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) atau mencapai 99,32% dan dibandingkan dengan target
dari Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2014 sebesar 40,30 juta ton atau
mencapai 100,09%. Capaian tertinggi terhadap RKT dan PK adalah pada
komoditi cengkeh (128,58%) dan secara berurutan sebagai berikut karet
(112,57%), nilam (108,47%), kelapa sawit (103,18%). Sebaliknya untuk
komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
67 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
mengakibatkan capaian produksi turun cukup tajam yaitu kapas
(1,85%), kakao (60,42%), jambu mete (72,96%), kopi (86,61%), teh
(87,12%). Sedangkan khusus tebu capaiannya berbeda antara RKT
dengan PK yaitu pada RKT (84,83%) dan pada PK (94,35%). Selain itu
untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah
karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (17,27%)
dan kemiri minyak/sunan (0%). Rincian secara detail capaian kinerja
masing-masing komoditi dibandingkan RKT/PK tahun 2014 sebagaimana
pada Tabel 7.
Tabel 7. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2014
1 Karet 3.237.433 2.801.000 2.801.000 3.153.186 97,40 112,57 112,57
2 Kelapa Sawit 27.782.004 28.439.000 28.439.000 29.344.479 105,62 103,18 103,18
3 Kelapa 3.051.585 3.380.000 3.380.000 3.031.310 99,34 89,68 89,68
4 Kopi 675.915 791.000 791.000 685.089 101,36 86,61 86,61
5 Kakao 720.862 1.174.000 1.174.000 709.331 98,40 60,42 60,42
6 Jambu Mete 116.113 159.000 159.000 116.000 99,90 72,96 72,96
7 Lada 91.039 92.000 92.000 91.941 100,99 99,94 99,94
8 Cengkeh 109.694 86.000 86.000 110.576 100,80 128,58 128,58
9 Teh 145.460 165.000 165.000 143.751 98,83 87,12 87,12
10 Jarak Pagar 6.218 35.000 35.000 6.045 97,22 17,27 17,27
11 Kemiri Sunan 0 6.000 6.000 0 0,00 0,00 -
12 Tebu 2.551.026 3.103.000 2.790.000 2.632.242 103,18 84,83 94,35
13 Kapas 1.871 63.000 63.000 1.165 62,27 1,85 1,85
14 Tembakau 164.448 184.000 184.000 166.262 101,10 90,36 90,36
15 Nilam 132.950 124.000 124.000 134.500 101,17 108,47 108,47
38.786.618 40.602.000 40.289.000 40.325.877 103,97 99,32 100,09 Total
Target
Renstra
RKT/PK
2014
NO KOMODITAS Realisasi
2013
Target
Renstra
2010- 2014
RKT/PK
2014
Realisasi*
2014
Capaian
2013
Catatan : * Angka sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
68 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.2.1.1.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2013
Pada tahun 2014, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar
40,32 juta ton meningkat menjadi 103,97% dibandingkan capaian
produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton atau mengalami
peningkatan sebesar 3,97% seperti yang disajikan pada Tabel 7.
Peningkatan produksi tersebut, selain karena pembinaan dan
pengawalan yang lebih intensif juga didukung dengan harga yang relatif
menguntungkan dan iklim yang lebih kondusif. Peningkatan tertinggi
terjadi pada komoditi kelapa sawit (105,62%), tebu (103,18%), dan
disusul secara berurutan komoditi kopi (101,36%), nilam (101,17%),
tembakau (101,10%), lada (100,99%), cengkeh (100,80%). Sebaliknya
terdapat beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi yaitu
kapas, karet, kakao, teh, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri
sunan/minyak.
3.2.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pada tahun 2014, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar
40,32 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan
berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2014 telah
mencapai 99,32%. Capaian yang telah melebihi target RENSTRA
adalah komoditi cengkeh (128,58%), karet (112,57%), nilam (108,47%),
kelapa sawit (103,18%). Sedangkan capaian yang telah mendekati
target RENSTRA adalah komoditi lada (99,94%), tembakau (90,36%),
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
69 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
kelapa (89,68%), teh (87,12%), kopi (86,61%), dan tebu (84,83%). Lebih
lanjut untuk capaian yang masih jauh dari target adalah kemiri
sunan/minyak (0,00%), kapas (1,85%), jarak pagar (12,76%), kakao
(60,42%) dan jambu mete (72,96%).
Pengukuran Kinerja Tahun 2014 berdasarkan capaian sasaran program
(Outcomes) secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator
kinerja, target dan realisasi serta anggaran disajikan pada Formulir
Pengukuran Kinerja (Lampiran 1 dan 3).
3.2.1.2. Produktivitas
Evaluasi produktivitas perkebunan tahun 2014 dilaksanakan terhadap
(a) Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014, (b) Capaian Kinerja tahun
2013 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun 2010-2014.
Beberapa komoditi selama lima tahun terakhir sangat terpengaruh oleh
adanya perubahan iklim yang ekstrim sehingga berdampak pada
penurunan rata-rata produktivitas yang daoat dilihat dari laju
pertumbuhan pada tabel 5 sebelumnya.
3.2.1.2.1. Capaian Kinerja terhadap Rencana Kinerja Tahunan
Tahun 2014
Capaian produktivitas untuk 15 komoditas unggulan pada tahun 2014
tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kinerja
Tahunan tahun 2014. Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa
produktivitas tahun 2014 ditargetkan sesuai dengan rencana strategis
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
70 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
tahun 2010 - 2014 yang disusun tahun 2009 dengan asumsi kondisi
normal. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 2014 telah terjadi
anomali iklim yang sangat berpengaruh nyata dalam menurunkan
produktivitas tanaman perkebunan. Capaian produktivitas tanaman
perkebunan secara berurutan yaitu karet (164,53%), cengkeh (119,32%),
lada (109,57%), tembakau (104,59%), kopi (98,02%), kelapa (94,00%),
teh (87,51%), nilam (82,58%), kelapa sawit (82,14%), dan tebu
(81,78%). Untuk tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan
iklim, dan capaiannya dibawah 80% secara berurutan yaitu kakao
(68,08%), jambu mete (35,23%) dan kapas (10,92%). Sedangkan untuk
komoditi yang diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati,
produktivitasnya masih sangat rendah karena belum ditangani secara
serius, yaitu jarak pagar (15,30%) dan kemiri sunan (0,00%) dari target
dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014.
3.2.1.2.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2013
Pada umumnya capaian produktivitas tanaman perkebunan tahun 2014
hanya sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013, secara
berurutan yaitu tebu (101,72%), kelapa sawit (100,90%), lada
(100,73%), tembakau (100,65%), cengkeh (100,57%), dan kopi
(100,27%). Sedangkan yang tetap dan yang mengalami penurunan
produktivitas adalah jambu mete (100,00%), nilam (100,00%), teh
(99,93%), kelapa (99,82%), kakao (99,51%), karet (97,23%), dan Kapas
(94,79%). Selain itu untuk komoditi yang diharapkan sebagai sumber
bahan bakar nabati, produktivitasnya yang mengalami penurunan yaitu
jarak pagar (99,93%) dan yang masih sangat rendah dan cenderung
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
71 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
menurun karena belum ditangani secara serius, yaitu kemiri sunan
(0,00%) dari target dalam Rencana Kinerja Tahunan tahun 2014.
3.2.1.2.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Terdapat empat komoditas yang capaian produktivitasnya telah
melebihi target RENSTRA yaitu karet (164,53%), cengkeh (119,32%),
lada (109,57%), tembakau (104,59%). Sebaliknya produktivitas yang
masih jauh dari target adalah kemiri sunan (0,00%), kapas (10,92%),
jarak pagar (15,30%) dan jambu mete (35,23%). Rincian secara detail
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2014
1 Karet (Karet Kering) 1.083 640 640 1.053 97,23 164,53 164,53
2 Kelapa Sawit (CPO) 3.536 4.344 4.344 3.568 100,90 82,14 82,14
3 Kelapa (Kopra) 1.130 1.200 1.200 1.128 99,82 94,00 94,00
4 Kopi (Kopi Berasan) 739 756 756 741 100,27 98,02 98,02
5 Kakao (Biji Kering) **) 821 1.200 1.200 817 99,51 68,08 68,08
6 Jambu Mete (Gldg Kering) 359 1.019 1.019 359 100,00 35,23 35,23
7 Lada (Lada Kering) 818 752 752 824 100,73 109,57 109,57
8 Cengkeh (Bunga Kering) 350 295 295 352 100,57 119,32 119,32
9 Teh (Daun Kering) 1.465 1.673 1.673 1.464 99,93 87,51 87,51
10 Jarak Pagar (Biji Kering) 348 2.000 2.000 354 101,72 17,70 17,70
11 Kemiri Sunan (Biji Kering) 0 16.000 16.000 0 #DIV/0! 0,00 -
12 Tebu (Hablur) 5.467 6.800 6.800 5.561 101,72 81,78 81,78
13 Kapas (Serat Kering) 388 2.500 2.500 273 70,36 10,92 10,92
14 Tembakau (Daun Kering) 928 893 893 934 100,65 104,59 104,59
15 Nilam (Daun Kering) 5.450 6.600 6.600 5.450 100,00 82,58 82,58
RKT/PK
2014
NO KOMODITAS
PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)
Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2014
Realisasi*
2014
Capaian
2013
Target
Renstra
Catatan : * Angka sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
72 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.2.2. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
(Outputs)
Evaluasi Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan (outputs) yang
disajikan dalam LAKIP ini adalah capaian kinerja luas areal dan
kegiatan dukungan untuk mencapai target nasional tersebut.
Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun 2010-2014
mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 3,16% dari 20,53
juta hektar pada tahun 2010 menjadi 23,25 juta hektar pada tahun
2014. Jika dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang nilainya 21,61
juta hektar, maka capaiannya sebesar 107,59%.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2013, luas areal
perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,22% dari 22,74 juta
hektar menjadi 23,25 juta hektar untuk tahun 2014. Terhadap target
Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja tahun
2014 sudah mencapai 107,59%.
3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014,
secara umum capaian kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar
untuk 5 komoditi unggulan nasional mencapai 3,76 juta hektar dari
target sebesar 3,99 juta hektar atau mencapai 94,08%. Capaian
tertinggi pada komoditi cengkeh (103,84%), sebaliknya yang tidak
mencapai target secara berurutan sebagai berikut kakao (98,12%), teh
(97,61%), lada (88,07%) dan kopi (86,40%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
73 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Namun bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, maka
capaian kinerja 2014 dengan kinerja luas areal tanaman rempah dan
penyegar mengalami peningkatan sebesar 5,51% menjadi 99,59%. Luas
areal yang mengalami peningkatan adalah tanaman kopi (100,41%), lada
(100,40%), dan cengkeh (100,24%). Sedangkan yang mengalami
penurunan yaitu kakao (98,76%) dan teh (99,18%).
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman rempah dan penyegar mencapai 94,08%. Hal ini sama
dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 yaitu hanya luas
areal cengkeh yang telah melebihi target renstra yaitu 103,84%.
Sedangkan capaian tanaman lainnya dibawah target yaitu: kopi
(86,40%), kakao (98,12%), lada (88,07%) dan teh (97,61%).
Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2014
sebagai berikut:
Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar Tahun 2014
1 Kopi 1.241.836 1.443.000 1.443.000 1.246.809 100,40 86,40 86,40
2 Kakao 1.740.612 1.752.000 1.752.000 1.719.087 98,76 98,12 98,12
3 Lada 171.920 196.000 196.000 172.615 100,40 88,07 88,07
4 Cengkeh 501.378 484.000 484.000 502.563 100,24 103,84 103,84
5 Teh 122.035 124.000 124.000 121.034 99,18 97,61 97,61
3.777.781 3.999.000 3.999.000 3.762.108 99,59 94,08 94,08 Total
Capaian
2013
Target
Renstra
RKT
2014
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT
2014
Realisasi*
2014
Catatan : * Angka Sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
74 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.2.2.2. Tanaman Semusim
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014,
secara umum capaian kinerja luas areal tanaman semusim untuk 4
komoditi unggulan nasional mencapai 706.996 hektar dari target
sebesar 704.000 hektar atau mencapai 100,43%. Capaian tertinggi pada
komoditi nilam (156,97%) dan diikuti tebu (104,80%). Sedangkan yang
tidak mencapai target adalah tembakau (95,25%) dan kapas (22,40%).
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2013, mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,71%
menjadi 101,14%. Hampir seluruh areal tanaman semusim mengalami
peningkatan secara berurutan yaitu tanaman tebu (101,84%), tembakau
(101,27%), dan nilam (100,10%), kecuali kapas turun menjadi 64,09%.
Rincian secara detail capaian kinerja masing-masing komoditi tahun
2014 sebagaimana pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2014
1 Tebu 469.227 456.000 456.000 477.881 101,84 104,80 104,80
2 Kapas 8.738 25.000 25.000 5.600 64,09 22,40 22,40
3 Tembakau 192.809 205.000 205.000 195.260 101,27 95,25 95,25
4 Nilam 28.226 18.000 18.000 28.255 100,10 156,97 156,97
699.000 704.000 704.000 706.996 101,14 100,43 100,43
Catatan : *) Angka sementara
Total
Capaian
2013
Target
Renstra
RKT
2014
CAPAIAN KINERJA LUAS AREAL TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT
2014
Realisasi*
2014
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
75 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman semusim yang sesuai target yaitu mencapai 100,43%.
Sumbangan terbesar dari luas areal nilam (156,97%) dan tebu mencapai
104,80%. Sedangkan untuk tanaman kapas baru mencapai 22,40% dan
tembakau (95,25%).
3.2.2.3. Tanaman Tahunan
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014,
secara umum capaian kinerja luas areal tanaman tahunan untuk 6
komoditi unggulan nasional mencapai 18,78 juta hektar dari target
sebesar 16,91 juta hektar atau mencapai 111,09%. Capaian tertinggi
pada komoditi jarak pagar (167,74%) diikuti kelapa sawit (121,91%),
karet (103,42%), dan sebaliknya yang tidak mencapai target secara
berurutan sebagai berikut jambu mete (95,58%), kelapa (94,75%), dan
kemiri sunan/minyak (52,85%).
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 2,81% menjadi
102,81%. Sebagian areal tanaman tahunan mengalami sedikit
peningkatan secara berurutan yaitu kelapa sawit (104,69%), karet
(101,41%), kemiri sunan (100%). Sedangkan sebagian lagi mengalami
penurunan yaitu kelapa (99,38%), jambu mete (99,49%) dan jarak pagar
92,61%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman tahunan sudah sesuai target yaitu mencapai 111,09%.
Sumbangan terbesar dari luas areal jarak pagar (167,74%), kelapa sawit
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
76 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
(121,61%) dan karet (103,42%). Sedangkan untuk tanaman kemiri sunan
baru mencapai 52,85%, jambu mete (95,58%) dan kelapa mencapai
94,75%.
Rincian secara detail capaian kinerja masing-masing komoditi tahun
2014 sebagaimana pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2014
1 Karet 3.555.946 3.487.000 3.487.000 3.606.245 101,41 103,42 103,42
2 K. Sawit 10.465.020 8.987.000 8.987.000 10.956.231 104,69 121,91 121,91
3 Kelapa 3.654.478 3.833.000 3.833.000 3.631.814 99,38 94,75 94,75
4 Jambu Mete 554.315 577.000 577.000 551.512 99,49 95,58 95,58
5 Jarak Pagar 38.037 21.000 21.000 35.225 92,61 167,74 167,74
6 Kemiri Sunan 1.057 2.000 2.000 1.057 100,00 52,85 52,85
18.268.853 16.907.000 16.907.000 18.782.084 102,81 111,09 111,09
Catatan : * Angka sementara
Total
Capaian
2013
Target
Renstra
RKT
2014
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
Realisasi 2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT
2014
Realisasi*
2014
3.2.2.4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja
tahun 2014, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP sebanyak 222 kelompok tani atau 99,55% dari
target 223 Kelompok Tani yang ditetapkan dalam PK. Sedangkan jumlah
perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat
ISPO sampai akhir tahun sudah mencapai 376 perusahaan atau sebesar
112,57% dari target 334 perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
77 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
kasus gangguan usahanya sebanyak 44 kasus sudah terlaksana
semuanya dan sudah mencapai 100%.
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2013, untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 0,91% menjadi
100,91%. Untuk perusahaan yang layak mengajukan sertifikat ISPO
mengalami peningkatan sebesar 241,82% menjadi 341,82% dan
perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya mengalami
peningkatan menjadi 104,76%.
Rincian Capaian Kinerja Dukungan Penanganan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 12. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Tahun 2014
1Penanganan panen
sesuai GHP220 130 223 222 100,91 170,77 99,55
2
Perusahaan yang
mengajukan sertifikat
ISPO
110 334 334 376 341,82 112,57 112,57
3Penanganan
gangguan usaha42 44 44 44 104,76 100,00 100,00
RKT/PK
2014
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)
Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT /PK
2014
Realisasi
2014
Capaian
2013
Target
Renstra
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, jumlah
kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP sudah melebihi
target yaitu mencapai 170,77%. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa
sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
78 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
112,57% dari target 334 perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani
kasus gangguan usahanya sebanyak 44 kasus sesuai target Renstra
sebanyak 44 kasus (100%).
3.2.2.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/Perjanjian Kinerja
tahun 2014, capaian kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 14.827 hektar dari
target sebesar 15.039 hektar atau mencapai 98,59%. Luas areal
pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 4.870 ha,
kemudian secara berurutan kakao seluas 2.145 ha, tebu seluas 4.961
ha, kopi seluas 921 ha, karet seluas 621 ha, cengkeh seluas 535 ha,
jambu mete seluas 215 ha, kelapa sawit 200 ha, kapas seluas 150 ha,
lada seluas 101 ha, tembakau seluas 100 ha dan nilam seluas 8 ha.
Rincian Capaian Kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 13. Capaian Kinerja Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun
2014
1Pengendalian
OPT14.408 5.300 15.039 14.827 102,91 279,75 98,59
14.408 5.300 15.039 14.827 102,91 279,75 98,59 Total
RKT/PK
2014
No. Kegiatan Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2014
Realisasi
2014
Capaian
2013
Target
Renstra
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
79 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2013, mengalami peningkatan menjadi 102,91%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman
perkebunan mencapai 279,75% dari target 5.300 hektar pada tahun
2014.
3.2.2.6. Dukungan Manajemen (Sekretariat) Perkebunan
Realisasi fisiknya mencapai 100% dari target 32 provinsi yang
memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas. Realisasi
dalam bentuk dokumen: (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi,
kepegawaian, humas, hukum, administrasi perkantoran dan (4)
pengelolaan administrasi keuangan dan aset.
3.2.2.7. Dukungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan
Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara
nasional pada tahun 2014 mencapai 202,92% dan hanya Balai Besar
Medan yang dibawah target RKT/PK tahun 2014 yaitu 73,47%.
Sedangkan Balai Besar Surabaya dan Ambon capaian realisasinya diatas
target RKT/PK tahun 2014.
Capaian kinerja 2014 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2013, meningkat sebesar 22,11% yaitu dari 180,81%
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
80 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
menjadi 202,92%% dan pada Balai Besar Ambon yang terjadi
peningkatan yang signifikan sebesar 250,48%.
Demikian juga apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-
2014, secara nasional telah mencapai 150,76%, dimana Balai Besar
Surabaya telah melebihi target sebesar 111,35%.
Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi terapan perlindungan
perkebunan, secara nasional pada tahun 2014 mencapai 92,86% dan
Balai Besar Surabaya dengan Ambon yang telah memenuhi target
RKT/PK tahun 2014.
Rincian Capaian Kinerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan tahun 2014 seperti tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun
2014
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd
(%)
Realisasi
2013
Target
Renstra
2010 -
2014
RKT/PK
2014
Realisasi
2014
Capaian
2013
Target
Renstra
2010 -
2014
RKT/PK
2014
1 Jumlah benih yang
disertifikasi (ribu batang)
BBP2TP Medan 194.231 240.384 175.000 128.577,00 66,20 53,49 73,47
BBP2TP Surabaya 18.953 14.950 14.950 16.647,00 87,83 111,35 111,35
BBP2TP Ambon 154 535 150 385,74 250,48 72,10 257,16
Total 213.338 255.869 190.100 145.609,74 68,25 56,91 76,60
2 Jumlah teknoilogi
terapan perlindungan
perkebunan (paket)
BBP2TP Medan 9 10 4 3 33,33 30,00 75,00
BBP2TP Surabaya 6 6 6 6 100,00 100,00 100,00
BBP2TP Ambon 9 9 4 4 44,44 44,44 100,00
Total 24 25 14 13 54,17 52,00 92,86
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
81 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2014,
alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp. 14,230 trilyun dan
sebesar Rp 1,320 trilyun (9,27%) dialokasikan untuk Direktorat
Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan
perkebunan tahun 2014 khususnya dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama.
Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014
mencapai 88,05% menduduki urutan ke 8 (delapan) di lingkup
Kementerian Pertanian dan masih dibawah serapan anggaran secara
nasional Kementerian Pertanian yang mencapai 89,57%. Perbandingan
capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2014 per Eselon I
No ESELON 1
Urutan
Penyerapan
Anggaran
PAGU ANGGARAN
(Rp. 000,-)
REALISASI
(Rp. 000,-) %
1 SETJEN 4 1.103.062.672 1.016.735.294 92,17
2 ITJEN 5 65.528.157 60.347.785 92,09
3 DITJEN TP 9 2.273.831.705 2.000.337.582 87,97
4 DITJEN HORTI 7 524.669.821 466.801.480 88,97
5 DITJEN BUN 8 1.320.619.437 1.162.841.296 88,05
6
DITJEN NAK
KESWAN 1 1.391.463.833 1.346.602.451 96,78
7 DITJEN PPHP 11 502.959.082 441.542.772 87,79
8 DITJEN PSP 10 3.294.030.743 2.895.145.140 87,89
9 BALITBANG 12 1.574.600.000 1.316.210.000 83,59
10 BPPSDMP 3 1.114.979.737 1.049.902.650 94,16
11 BKP 6 459.973.578 411.352.994 89,43
12 BARANTAN 2 604.699.761 578.997.227 95,75
TOTAL 14.230.418.526 12.746.816.671 89,57
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
82 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Capaian serapan anggaran tahun 2014 ini mengalami peningkatan yang
sangat signifikan yaitu sebesar 4,32% dibandingkan dengan tahun 2013
yang mencapai 83,73% yaitu dari total pagu Rp. 1.709.421.139.000,-
yang terealisasi sebesar Rp. 1.431.311.655.000,-.
Dalam laporan akuntabilitas keuangan ini akan disajikan (a) Capaian
kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan (b) Capaian kinerja
keuangan berdasarkan serapan per satker.
3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama
Tahun 2014
Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2014
yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan kegiatan utama
pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan satuan kerja
(satker).
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,162 trilyun atau 88,05% dari total
pagu sebesar Rp.1,320 trilyun. Realisasi terbesar tercapai untuk
kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar sebesar 95,35%, diikuti secara berturut-turut
kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 93,17%,
Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 92,59%, Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,86%,
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,92%,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
83 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 86,39% dan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 80,67%.
Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun
2014
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
PAGU
(Rpjuta)
REALISASI
(Rpjuta) %
1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar 325.707 310.547 95,32
1776 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim 511.357 412.499 80,67
1777 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan 173.967 159.800 91,86
1778 Pengembangan Penanganan Pasca panen Komoditas
Perkebunan 37.076 32.030 86,39
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 76.813 71.123 92,59
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen. Perkebunan 129.096 114.787 88,92
1781
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih
serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan
66.603 62.055 93,17
JUMLAH
1.320.619 1.162.841 88,05
3.3.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar berdasarkan SAU-Kementerian
Keuangan sebesar Rp 310.453.375.541,- (95,32%) dari pagu yang ada.
Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
84 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan tender
serta penghematan.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun 2014 meliputi:
1) Pengembangan tanaman kopi 4.600 ha dengan anggaran sebesar
Rp. 29.830.112.000,- untuk kegiatan intensifikasi, dan perluasan
tanaman kopi. Terdapat dua jenis kopi yang dikembangkan meliputi
(1). Intensifikasi kopi arabika seluas 2.800 ha yang dilaksanakan di
8 kabupaten 5 provinsi yaitu Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan,
NTT, Sulawesi Barat; (2). Intensifikasi kopi robusta seluas 1.450 ha
yang dilaksanakan di 10 kabupaten 7 provinsi yaitu Aceh, Riau,
Lampung, Bali, NTB, NTT dan Bengkulu; (3) Perluasan kopi arabika
seluas 350 ha yang dilaksanakan di 3 kabupaten 3 provinsi yaitu
Jawa Tengah, Papua dan Jawa Timur. Capaian serapan keuangan
untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 27.287.028.225,-
(91,47%).
2) Pengembangan Tanaman teh seluas 3.200 ha dengan anggaran
sebesar Rp. 47.965.070.000,- untuk kegiatan intensifikasi dan
rehabilitasi tanaman teh. Kegiatan intensifikasi teh seluas 1.700 ha
yang dilaksanakan di 8 kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat.
Sedangkan untuk rehabilitasi teh seluas 1.500 ha dilaksanakan di 5
kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi anggaran untuk
output kegiatan tersebut sebesar Rp. 47.735.619.004,- (99,52%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
85 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3) Pengembangan tanaman kakao seluas 33.125 ha dengan anggaran
sebesar Rp. 194.375.172.000,- untuk kegiatan intensifikasi,
rehabilitasi dan peremajaan tanaman kakao. Kegiatan intensifikasi
tanaman kakao seluas 20.500 ha yang dilaksanakan di 31 kabupaten
7 provinsi di Indonesia yaitu Jawa Timur, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT dan Sulawesi Barat.
Untuk rehabilitasi tanaman kakao seluas 4.400 ha yang
dilaksanakan di 14 kabupaten 4 provinsi yaitu Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Sedangkan
peremajaan tanaman kakao seluas 8.225 ha yang dilaksanakan di 23
kabupaten 7 provinsi yaitu: D.I. Yogyakarta, Aceh, Sumatera Barat,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali dan NTB. Realisasi
anggaran untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp.
185.430.655.048,- (95,40%).
4) Pengembangan tanaman lada seluas 600 ha dengan anggaran
sebesar Rp. 6.363.642.000,- untuk kegiatan rehabilitasi dan
perluasan tanaman lada. Kegiatan rehabilitasi tanaman lada seluas
300 ha yang dilaksanakan di 5 kabupaten 1 provinsi yaitu Lampung
dan perluasan tanaman lada seluas 300 ha yang dilaksanakan di 3
kabupaten 2 provinsi yaitu Bengkulu dan Kep. Bangka Belitung.
Anggaran yang terserap untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp.
6.036.678.800,- (94,86%).
5) Pengembangan tanaman pala seluas 1.500 ha dengan dengan
anggaran sebesar Rp. 2.940.362.000,- untuk kegiatan perluasan
tanaman pala yang dilaksanakan di 7 kabupaten 1 provinsi yaitu
Maluku. Anggaran yang terserap sebesar Rp 2.562.259.000,-
(87,14%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
86 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
6) Pengembangan tanaman cengkeh seluas 950 ha dengan anggaran
sebesar Rp. 3.290.000.000,- untuk kegiatan rehabilitasi dan
perluasan. Kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh seluas 750 ha
yang dilaksanakan di 5 kabupaten 2 provinsi yaitu Sumatera Utara
dan Maluku Utara. Dan perluasan tanaman cengkeh seluas 200 ha
yang dilaksanakan di kabupaten Kaur provinsi Bengkulu. Serapan
anggaran sebesar Rp. 3.232.931.000,- (98,27%).
Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar tahun 2014
No Program Anggaran (Rp000)
Output/
Fisik
Pagu Realisasi % %
I Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 325.706.836
310.546.652
95,35 99,25
1 PengembanganTanaman Kopi 29.830.112 27.287.028 91,47 100,00
2 Pengembangan tanaman teh 47.965.070 47.735.619 99,52 100,00
3 PengembanganTanaman Kakao 194.375.172 185.430.655 95,40 98,74
4 PengembanganTanaman Lada 6.363.642 6.036.679 94,86 100,00
5 PengembanganTanaman Cengkeh 3.290.000 3.232.931 98,27 100,00
6 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah
dan Penyegar 8.337.967 7.956.170 95,42 100,00
7 Pengembangan Tanaman Pala 2.940.362 2.562.259 87,14 100,00
8 Pengembangan Kebun Benih Tanaman
Rempah dan Penyegar 799.198 639.326 80.00 100,00
9 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Rempah dan
Penyegar
6.615.640
6.077.678
91,87 100,00
10 Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Rempah dan Penyegar 24.629538 23.070.883 93,67 100,00
11 Layanan Perkantoran 560.135 517.423 92,37 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
87 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.3.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Semusim sebesar Rp 412.499.441.350,- (80,67%) dari target
sebesar Rp. 511.356.581.000,-. Tidak tercapainya target serapan
anggaran tersebut terutama disebabkan oleh masih mengalami sedikit
kesulitan dalam penyediaan benih kultur jaringan dan kurang
tersedianya areal untuk perluasan tebu dan pengadaan barang dan jasa
yang banyak mengalami sanggahan dan ada beberapa kqgiatan tidak
terealisasi. Selain itu beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2014 meliputi:
1) Pengembangan tanaman tebu seluas 50.675 ha dengan anggaran
Rp. 351.079.327.000,- untuk kegiatan yang terdiri dari: (a)
kegiatan bongkar ratoon seluas 6.385 ha dilaksanakan di 55
kabupaten 6 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan; (b)
Kegiatan rawat ratoon seluas 31.518 ha yang dilaksanakan di 75
kabupaten 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Jambi, Sumatera Selatan,
Lampung, Sulawesi Selatan dan Gorontalo; (c) Kegiatan perluasan
tanaman tebu seluas 9.107 ha yang dilaksanakan di 52 kabupaten
11 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
88 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sulawesi Selatan dan Gorontalo; dan (d) Pembangunan KBD seluas
2.236 ha yang dilaksanakan di 68 kabupaten 7 provinsi yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan,
Lampung, Sulawesi Selatan. Realisasi anggaran untuk output
kegiatan tersebut sebesar Rp. 278.860.954.363,- (79,43%).
2) Pengembangan tanaman nilam seluas 100 ha dengan anggaran
Rp. 2.392.200.000,- untuk yang dilaksanakan di 9 kabupaten 5
provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi
Tenggara dan Gorontalo. Realisasi anggaran yang terserap sebesar
Rp. 2.248.656.389,- (94,00%).
3) Pengembangan tanaman kapas seluas 5.600 ha dengan anggaran
sebesar Rp. 13.940.901.000,- yang dilaksanakan di 18 kabupaten
4 provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur. Anggaran yang terserap sebesar
Rp. 13.749.160.450,- (98,62%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim disajikan pada
Tabel 18.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
89 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim tahun 2014
No Program Anggaran (Rp000)
Output/
Fisik
Pagu Realisasi % %
II
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim
511.356.581
412.499.441
80,67 77,15
1 Pengembangan Tanaman Tebu 351.079.327 278.860.954 79,43 66,72
2 Penanaman Tanaman Kapas 13.940.901 13.749.160 98,62 100,00
3 Penanaman Tanaman Nilam 2.392.200 2.248.656 94,00 100,00
4 Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Semusim 132.169.794 109.143.807 82,58 100,00
5 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Semusim 11.558.528 8.367.142 72,39 100,00
6 Layanan Perkantoran 215.831 129.720 60,10 100,00
3.3.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Tahunan pada tahun 2014 sebesar Rp. 156.799.998.001,-
(80,67%) dari pagu sebesar Rp. 173.966.864.000,-. Tidak tercapainya
target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh
terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit
mendapatkan benih bermutu. Sertifikasi lahan petani belum ada, tidak
dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap
tanam. Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang
menyulitkan perusahaan mitra dalam pelaksanaan Program Revitalisasi.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2014 meliputi:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
90 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
1) Pengembangan tanaman karet seluas 11.643 ha dengan anggaran
Rp. 82.841.017.000,- untuk kegiatan peremajaan dan perluasan.
Untuk kegiatan peremajaan tanaman karet seluas 10.763 ha yang
dilaksanakan di 65 kabupaten 16 provinsi yaitu Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka
Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur. Sedangkan kegiatan perluasan tanaman
karet seluas 880 ha yang dilaksanakan di 6 kabupaten 3 provinsi
yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Realisasi
anggaran untuk kegiatan output tersebut Rp. 75.656.911.890,-
(91,33%).
2) Pengembangan tanaman kelapa seluas 18.509 ha dengan anggaran
Rp. 42.587.849.000,- untuk kegiatan peremajaan dan perluasan.
Untuk kegiatan peremajaan tanaman kelapa seluas 18,509 ha yang
dilaksanakan di 90 kabupaten 19 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, NTT, Maluku, Malut, dan
Banten. sedangkan kegiatan perluasan tanaman kelapa seluas 1.400
ha yang dilaksanakan di 6 kabupaten 4 provinsi yaitu Papua,
Bengkulu, Gorontalo dan Papua Barat. Capaian serapan anggaran
untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp. 39.199.689.110,-
(92,04%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
91 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3) Pengembangan tanaman kelapa sawit seluas 80 ha dengan
anggaran Rp. 714.320.000,- untuk kegiatan peremajaan kelapa
sawit yang dilaksanakan di 4 kabupaten 3 provinsi yaitu Jambi,
Kalimantan Barat dan Bengkulu. Realisasi anggaran sebesar
Rp. 702.317.380,- (98,32%).
4) Pengembangan tanaman jambu mete seluas 2.010 ha dengan
anggaran Rp. 5.186.354.000,- untuk kegiatan peremajaan dan
perluasan. Untuk kegiatan peremajaan seluas 900 ha yang
dilaksanakan di 9 kabupaten 5 provinsi yaitu D.I. Yogyakarta,
Sulawesi Tenggara, Balu, NTB dan NTT. Sedangkan untuk perluasan
1.110 ha dilaksanakan di 6 kabuapten 5 provinsi yaitu Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku Utara. Realisasi Anggaran yang
terserap sebesar Rp. 4.884.932.800,- (94,19%).
5) Pengembangan tanaman sagu seluas 800 ha dengan anggaran
Rp. 6.402.545.000,- yang dilaksanakan di 3 kabupaten 2 Provinsi
yaitu Papua dan Papua Barat. Realisasi serapan anggaran sebesar
Rp. 6.382.660.800,- (99,69%)
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan seperti pada Tabel
19.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
92 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan Tahun 2014
No Program
Anggaran (Rp 000) Output/
Fisik
%
Pagu
Realisasi
%
III
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan
173.966.864
159.799.998
91,86 98,76
1 Pengembangan tanaman karet rakyat 82.841.017 75.656.912 91,33 98,88
2 Pengembangan Tanaman Kelapa 42.587.849 39.199.689 92,04 97,11
3 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 714.320 702.317 98,32 100,00
4 Pengembangan tanaman Jambu Mete 5.186.354 4.884.933 94,19 100,00
5 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,
Kakao, Karet) 13.509.848 11.764.134 87,08 100,00
6 Pengembangan Sistem Pertanian
Berbasis Tanaman Tahunan 1.661.813 1.543.702 92,89 100,00
7 Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Tahunan 4.425.392 4.242.658 95,87 100,00
8 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Tahunan 4.720.910 4.599.786 97,43 100,00
9 Pengembangan Kebun Benih
TanamanTahunan 2.986.532 2.780.231 93,09 100,00
10 Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Tahunan 6.455.971 5.918.498 91,67 100,00
11 Koordinasi Pengembangan Sagu di
Pusat 1.642.363 1.309.666 79,74 100,00
12 Pengembangan Tanaman Sagu 6.402.545 6.382.661 99,69 100,00
13 Layanan Perkantoran 831.950 814.811 97,94 100,00
3.3.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan
Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp 32.030.441.943,- (86,39%)
dari pagu sebesar Rp. 37.076.062.000,-. Tidak tercapainya target
serapan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh perijinan dan
tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten masih belum berjalan dengan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
93 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
baik, tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan
pelatihan Pemberdayaan, banyaknya instansi terkait yang terlibat
dalam penanganan gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan
luasnya wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu
yang terbatas, dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki
IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal
kebun untuk masyarakat belum terlaksana dengan baik dan sosialisasi
Peraturan Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 yang belum memadai.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan pada tahun 2014 meliputi:
1) Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebanyak
44 Kasus dengan anggaran Rp. 5.390.550.000,- yang dilaksanakan
di 56 kabupaten 26 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu,
Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Nusa
Tenggara Barat dan Kepulauan Riau dengan serapan anggaran
sebesar Rp. 4.414.044.041,- (81,88%).
2) Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan dilaksanakan di 32
provinsi dengan anggaran sebesar Rp. 3.286.996.000,- dengan
serapan anggaran sebesar Rp 2.723.927.880,- (82,87%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
94 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3) Penilaian Usaha Perkebunan dengan anggaran sebesar
Rp. 1.219.380.000,- yang dilaksanakan di 213 kabupaten 27
provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bangaka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Barat, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan
Riau dengan serapan anggaran sebesar Rp. 1.024.716.010,-
(84,04%).
4) Penerapan standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan
Indonesia (ISPO) untuk 223 Kelompok Tani dengan anggaran
sebesar Rp. 19.695.532.000,- yang dilaksanakan di 129 kabupaten
18 propinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung,
Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan Papua dengan serapan anggaran sebesar
Rp. 18.290.149.514,- (92,86%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan seperti
pada Tabel 20 berikut :
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
95 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas
Perkebunan tahun 2014
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik
% Pagu Realisasi %
IV Pengembangan Penanganan
Pascapanen komoditas perkebunan 37.076.062 32.030.441 86,39 99,76
1 Penanganan Gangguan Usaha dan
Konflik Perkebunan 5.390.550 4.414.044 81,88 100,00
2 Pembinaan Usaha Perkebunan
Berkelanjutan 3.286.996 2.723.928 82,87 100,00
3 Penilaian Usaha Perkebunan 1.219.380 1.024.716 84,04 100,00
4 Penerapan Standar Perkebunan
Besar/Rakyat Berkelanjutan 963.922 820.391 85,11 100,00
5 Peralatan Penanganan Pascapanen
Tanaman Perkebunan 19.695.532 18.290.149 92,86 99,55
6 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Tanaman Kegiatan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha
5.935.182 4.328.344 72,93 100,00
7 Layanan Perkantoran 584.500 428.869 73,37 100,00
3.3.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
sebesar Rp 71.122.537.188,- (92,59%) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 76.813.092.000,-.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Perlindungan Perkebunan
pada tahun 2014 meliputi:
1) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 182 Kelompok Tani
yang terbagi atas: (a) SL-PHT Cengkeh 8 KT di 4 kabupaten 4
provinsi yaitu Jateng, Sulsel, Sultra, Bali; (b) SL-PHT Kakao 46 KT
di 23 kabupaten 14 provinsi Jateng, DI Yogyakarta. Aceh, Lampung,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
96 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sulteng, Sulsel, Sultra, Bali, NTB, NTT, Bengkulu, Malut, Gorontalo
dan Sulbar; (c) SL-PHT Karet 24 KT di 12 kabupaten 7 provinsi yaitu
Jabar, Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Kalbar dan Banten; (d) SL-PHT
Kelapa 6 KT di 3 kabupaten 2 propinsi yaitu DI Yogyakarta, dan
Sulut; (e) SL-PHT Kopi 14 KT di 7 kabupaten 5 provinsi yaitu Jabar,
Jateng, Sulut, Sulsel dan Bali; (f) SL-PHT Lada 8 KT di 5 kabupaten
3 provinsi yaitu Lampung, Babel dan Kaltim; (g) SL-PHT Teh 4 KT di
2 kabupaten 1 provinsi (Jabar); (h) SL-PHT Kapas KT di kabupaten
Bulukumba provinsi Sulawesi Selatan; (i) SL-PHT Kopi dan Kakao 4
KT di 2 kabupaten provinsi NTB; (j) SL-PHT Kelapa dan Karet 2 KT
di Kabupaten Pontianak Provinsi Kalbar; (k) SL-PHT Jambu Mete
dan Kakao 2 KT di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DI Yogyakarta;
(l) SL-PHT Karet dan Lada 2 KT di Panajem Paser Utara Provinsi
Kaltim; dan (m) SL-PHT Tebu 52 KT di 26 Kabupaten 6 provinsi
yaitu Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Sumsel, Lampung dan Sulsel;
Realisasi anggaran yang terserap untuk output kegiatan tersebut
sebesar Rp. 15.959.706.275,- (96,48%) dari pagu anggaran
Rp.16.541.395.000,-.
2) Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman perkebunan seluas
15.039 ha yang terdiri dari :
a) Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar dilaksanakan
seluas 3.712 ha dengan komoditi tanaman yaitu: (1) OPT
tanaman Lada seluas 101 ha di 11 kabupaten 5 propinsi yaitu
Babel, Kalbar, Kaltim, Sumsel dan Sulsel; (2) OPT Tanaman Kopi
seluas 931 ha di 12 kabupaten 7 propinsi yaitu Aceh, Sumsel,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
97 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Bengkulu, Lampung, Jabar, Bali dan NTB; (3) OPT Tanaman
Cengkeh seluas 535 ha di 7 kabupaten 4 propinsi yaitu Jateng,
Sulut, Bali, dan Maluku; (4) OPT Tanaman Kakao seluas 2.145 ha
di 11 kabupaten 6 propinsi yaitu Bali, NTB, Sulbar, Sulsel,
Sulteng dan Sultra;
b) Pengendalian OPT Tanaman Semusim seluas 5.221 ha dengan
komoditi tanaman yaitu: (1) OPT Tanaman Tebu seluas 4.961 ha
dilaksanakan di 21 kabupaten 8 propinsi yaitu DI Yogyakarta,
Jateng, Jatim, Jabar, Lampung, Sumsel, sulsel dan Gorontalo;
(2) OPT Tanaman Tembakau 100 ha di 3 kabupaten 3 privinsi
yaitu Jateng, Jatim dan NTB; (3) OPT Tanaman Kapas 150 ha di
11 kabupaten 7 propinsi yaitu Jateng, Jatim, Sulsel, NTB, NTT,
DIY dan Bali; dan (4) OPT Tanaman Nilam 10 ha di 5 kabupaten 5
provinsi yaitu Jateng, Aceh, Sumbar, Jambi dan Sultra.
c) Pengendalian OPT Tanaman Tahunan seluas 6.106 ha dengan
komoditi tanaman yaitu: (1) OPT Tanaman Kelapa 5.070 ha
dilaksanakan di 25 kabupaten 14 propinsi yaitu Aceh, Riau,
Kalteng, NTB, Sulut, Sulteng, Sulsel, Malut, Jateng, DIY, Jatim,
NTT, Kalbar, dan Lampung; (2) OPT Tanaman Karet 621 ha
dilaksanakan di 7 kabupaten 6 propinsi yaitu Sumut, Riau,
Sumsel, Kalbar, Kalsel dan Jabar; (3) OPT Tanaman Kelapa Sawit
200 ha dilaksanakan di kabupaten Kampar provinsi Riau (4) OPT
Tanaman Jambu Mete 215 ha dilaksanakan di kabupaten
Karangasem provinsi Bali.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
98 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Realisasi anggaran untuk kegiatan output tersebut yang terserap
sebesar Rp. 28.125.731.135,- (94,60%) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 29.730.551.000,-.
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Dukungan
Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 21.
Tabel 21. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2014
No Program Anggaran (Rp) Output/
Fisik
% Pagu Realisasi %
V Dukungan Perlindungan Perkebunan 76.813.092 71.122.537 92,59 99,45
1 Pemberdayaan perangkat 12.274.185 10.939.822 89,13 100,00
2 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan 16.541.395 15.959.706 96,48 100,00
3 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 4.161.459 3.601.497 86,54 100,00
4 Penanganan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) Perkebunan 29.730.551 28.125.731 94,60 98,59
5 Koordinasi Kegiatan Perlindungan
Perkebunan 9.544.202 8.906.810 93,32 100,00
6 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Kegiatan Perlindungan Perkebunan 3.833.155 2.946.180 76,86 100,00
7 Layanan Perkantoran 728.145 642,91 88,28 100,00
3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan sebesar Rp. 114.786.978.015,-
(88,92%) dari pagu sebesar Rp.129.096.249.000,- dengan realisasi
fisik sebesar 100%.
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Utama
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
seperti pada Tabel 22 berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
99 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Tabel 22. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan tahun 2014
No Program Anggaran (Rp000) Output
/ Fisik
% Pagu Realisasi %
VI
Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan
129.096.249
114.786.978
88,92 100,00
1 Administrasi kegiatan dana
dekonsentrasi (DK)) 4.539.462 4.441.745 97,85 100,00
2 Administrasi kegiatan dana tugas
pembantuan (TP) 8.483.809 8.017.487 94,50 100,00
3 Dukungan kegiatan manajemen
dan teknis lainnya 45.102.838 41.919.121 92,94 100,00
4 Dokumen Perencanaan 5.396.265 4.725.287 87,57 100,00
5 Dokumen Keuangan dan
Perlengkapan 9.414.662 8.232.514 87,44 100,00
6 Dokumen Kepegawaian, Hukum
dan Humas 11.255.393 8.485.223 75,39 100,00
7 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 4.797.100 4.124.113 85,97 100,00
8 Layanan Perkantoran 37.708.722 32.444.583 86,04 100,00
9 Kendaraan Bermotor 2.292.998 2.292.998 100,00 100,00
10 Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran 105.000 103.906 98,96 100,00
3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
sebesar Rp 62.055.246.825,- (93,17%) dari pagu anggaran sebesar
Rp. 66.603.292.000,- dengan realisasi fisik sebesar 99,41%.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
100 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan Pengujian
dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 23 berikut :
Tabel 23. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun
2014
No Program Anggaran (Rp 000) Output
/ Fisik
% Pagu Realisasi %
VII Dukungan Pengujian dan
pengawasan Mutu Benih serta
Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan
66.603.292 62.055.247 93,17 99,41
1 Opersional Laboratorium 2.226.269 1.886.251 84,73 100,00
2 Pembangunan kebun contoh, demplot,
uji, koleksi dll 1.360.575 1.266.596 93,09 90,38
3 Pengawasan peredaran benih 2.411.188 1.266.595 88,12 100,00
4 Rakitan teknologi spesifikasi proteksi
tanaman perkebunan 2.435.329 2.276.046 93,46 95,83
5 Pemanfaatan agensia hayati 809.900 796.188 98,31 100,00
6 Sertifikasi dan pengujian mutu benih 679.845 529.511 77,89 76,62
7 Administrasi Keuangan dan
Kepegawaian 2.236.438 2.081.404 93,07 100,00
8 Penyusunan Rencana Kerja 485.553 382.376 78,75 100,00
9 Peningkatan Kapabilitas Pegawai/
Petugas 2.199.374 1.868.176 84,94 100,00
10 Monitoring dan Evaluasi 2.310.399 2.168.998 93,88 100,00
11 Layanan Perkantoran 46.138.093 43.494.317 94,27 100,00
12 Kendaraan Bermotor 226.210 210.892 93,23 100,00
13 Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi 110.500 72.169 65,31 100,00
14 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.694.619 2.622.856 97,34 100,00
15 Gedung/Bangunan 279.000 274.744 98,47 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
101 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker
Tahun 2014
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh
Indonesia sebanyak 511 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan
keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan
ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan
pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk penetapan
satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja satker dua tahun
terakhir (2012 dan 2013); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas
pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara
berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri akan memperoleh
prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih tersurat kata
"Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi
prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan" akan
menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang dikelola minimal
Rp 1 milyar. Bila anggaran yang dikelola dibawah Rp 1 milyar, maka
dana tersebut dialokasikan dan dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap
sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang
dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun
2010-2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2014 pembangunan
perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan yang berjumlah 93 satker yang terdiri atas Satker
Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker),
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
102 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (56
satker).
Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014 sebagaimana disajikan
pada Lampiran 6.
3.3.3. Penilaian Kinerja per Satker Tahun 2014
Penilaian kinerja disusun sesuai dengan Pedoman Penilaian Kinerja
Pembangunan Perkebunan tahun 2014. Pedoman tersebut mengatur
kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker dalam melaksanakan
pembangunan perkebunan tahun 2014. Penilaian ini dilaksanakan
dengan menjumlah bobot tertimbang dari semua parameter. Rincian
bobot masing-masing parameter sebagai berikut :
a. Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III bobotnya
15%;
b. Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV bobotnya
35%;
c. Capaian kinerja pelaksanaan kegiatan fisik (menggunakan
pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya 35%;
d. Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku (ketepatan
waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya 10%;
e. Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan kerugian
negara) bobotnya 5%.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
103 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Adapun kriteria nilainya sebagai berikut:
00 - 59 : Kurang/Tidak Berhasil
60 - 79 : Cukup Berhasil
80 - 95 : Berhasil
> 95 : Sangat Berhasil
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat
berhasil berjumlah 4 satker (4,30%), berhasil berjumlah 70 satker
(75,27%), cukup berhasil berjumlah 16 satker (17,20%) dan kurang
berhasil berjumlah 3 satker (3,23%).
1 Ditjen Perkebunan 0 0 1 0
2 Balai/UPT Pusat 0 3 1 0
3 Provinsi 0 21 9 2
4 Kabupaten/kota 4 46 5 1
4 70 16 3Total
No. Satker
Penilaian Kinerja tahun 2013
Sangat
BerhasilBerhasil
Cukup
Berhasil
Kurang
Berhasil
Apabila dilihat dari penyebaran satker, yang memperoleh kategori
sangat berhasil berjumlah 4 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, (2) Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh, (3) Dinas
Perkebunan Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara dan
(4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majene Provinsi
Sulawesi Barat.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
104 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya memperoleh kategori tidak
berhasil (nilainya < 60) berjumlah 3 satker dan cukup berhasil
(nilainya antara 60 - 79) berjumlah 16 satker yang dapat dilihat pada
Tabel 24 dibawah ini.
Tabel 24. Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak -
cukup berhasil) Tahun 2014
No. Satker
Kinerja Satker
Nilai
Tertimbang Sebutan
A Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil
1 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 78 Cukup Berhasil
2 Dinas Perkebunan Provinsi D.i. Yogyakarta 76 Cukup Berhasil
3 Dinas Perkebunan Provinsi Riau 78 Cukup Berhasil
4 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan 65 Cukup Berhasil
5 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan 75 Cukup Berhasil
6 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 60 Cukup Berhasil
7 Dinas Pertanian Provinsi Maluku 79 Cukup Berhasil
8 Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa
Tenggara Barat 78 Cukup Berhasil
9 Dinas Pertanian Kehutanan dan Peternakan
Provinsi Kepulauan Riau 63 Cukup Berhasil
B Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil
1 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 43 Tidak Berhasil
2 Dinas Perkebunan Provinsi Aceh 56 Tidak Berhasil
C Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil
1
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Nagan Raya 75 Cukup Berhasil
2 Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan
Kabupaten Tanah Laut 65 Cukup Berhasil
3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Balangan 65 Cukup Berhasil
4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Bone 65 Cukup Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
105 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Bangka 70 Cukup Berhasil
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terdapat 2 (dua) satker provinsi
yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Timur dan Dinas Perkebunan Provinsi AcehGorontalo. Sedangkan 1
(satu) satker kabupaten/kota yang masuk katagori tidak berhasil
adalah Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Batubara Provinsi
Sumatera Utara.
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan
untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat
Jenderal Perkebunan pada tahun 2016.
Rincian penilaian masing-masing satker Lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2014 sebagaimana disajikan pada Lampiran 7.
No. Satker
Kinerja Satker
Nilai
Tertimbang Sebutan
D Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil
1 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Batubara 15 Tidak Berhasil
E UPT Pusat dan Unit Eselon II dengan Kriteria Cukup
Berhasl
1 Balai (BPTP) Pontianak 79 Cukup Berhasil
2 Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar 79 Cukup Berhasil
3 Direktorat Tanaman Semusim 60 Cukup Berhasil
4 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha 65 Cukup Berhasil
5 Direktorat Perlindungan Perkebunan 65 Cukup Berhasil
6 Sekretariat Ditjen Perkebunan 79 Cukup Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
106 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.3.4. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4
Kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2014 yang dipantau oleh
UKP4 meliputi 3 kegiatan terdiri dari (1) Terlaksananya CP/CL untuk
tanaman tebu seluas 47.010 ha, (2) Terlaksananya pengadaan pupuk
untuk rawat ratoon tebu seluas 5.000 ha, dan (3) Terlaksananya
perluasan dan bongkar ratoon seluas 1.500 ha.
Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut untuk 2 kegiatan tercapai 100%,
sedangkan kegiatan bongkar ratoon tercapai 64,70% dengan penilaian
capaian kinerja oleh UKP4 masing-masing sebagai berikut:
Tabel 25. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4
Tahun 2014
No Kegiatan
Capaian
kinerja
(%)
Warna Kategori
1 Terlaksananya CP/CL untuk tanaman tebu seluas
47.010 ha
100,00 Bi ru Sangat berhas i l
2 Terlaksananya pengadaan pupuk untuk rawat
ratoon seluas 5.000 ha 100,00 Biru Sangat berhas i l
3 Terlaksananya perluasan dan bongkar ratoon
seluas 1.500 ha64,70 Kuning Cukup berhas i l
Adapun rinciannya untuk masing-masing kegiatan sebagaimana disajikan
pada Lampiran 8.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
107 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut.
Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan dan terkait
dengan keragaan pembangunan perkebunan yang telah mampu dicapai,
perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang
yang dihadapi serta tuntutan pembangunan ke depan dan tujuan serta
program pembangunan perkebunan pada tahun 2014, maka terdapat
permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
3.4.1. Permasalahan
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah
tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak
perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan
prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai.
Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan
teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
3.4.1.1. Administrasi
Secara administrasi masih ditemui di banyak satker permasalahan
sebagai berikut:
1) Sistem adminsitrasi keuangan di daerah masih belum tertib
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
108 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Sistem administrasi kepegawaian, kehumasan dan penempatannya
di daerah masih belum efektif
3) Sampai posisi bulan Oktober masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang
diajukan;
4) Keterbatasan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di daerah
menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat;
5) Adanya kebijakan pengadaan satu pintu di sebagian besar Pemda,
menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja Pemda;
6) Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis karena
masih adanya intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan;
7) Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;
8) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten;
9) Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada
kelambanan dalam penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil
Audit/Pemeriksaan (TLHA/P).
10) Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung
pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global mengakibatkan
ketidakjelasan musim tanam.
3.4.1.2. Teknis
3.4.1.2.1. Perencanaan
1) Sertifikasi lahan petani belum semuanya ada;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
109 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum optimal
di lapangan;
3) Petugas kurang memahami dalam menangani TLHA/P;
4) Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu;
5) Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan
kerja;
6) Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang
bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;
7) Kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam
belum memadai;
8) Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan
sesuai dengan rencana;
9) Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum
selesai;
10) Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan
perusahaan mitra;
11) Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan;
12) Terjadinya anomali iklim.
3.4.1.2.2. Pengorganisasian
1) Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
110 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak
tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun;
3) Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan pelaksana
kegiatan;
4) Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;
5) Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan
(petugas dan petani);
6) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
7) Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani
sulit mendapatkan benih bermutu;
8) Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum
berjalan dengan baik;
9) lembaga Penjaminan Kredit Petani belum memadai;
10) Kurangnya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan
pelatihan Pemberdayaan;
11) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten;
12) Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan
gangguan usaha.
3.4.1.2.3. Pelaksanaan
1) Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum
tersosialisasi dengan baik;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
111 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
2) Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang
harus ditangani dengan waktu yang terbatas;
3) Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum
memadai;
4) Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan
prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota;
5) Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan
usaha tani;
6) Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih belum
memenuhi pesanan petani, sehingga terjadi carry over;
7) Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan
modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.
3.4.1.2.4. Pengawasan
1) Monev dan pelaporan terlambat;
2) Pimpinan Unit Kerja kurang komitmen dalam memfasilitasi
penanganan Laporan Hasil Audit/Pemeriksaan;
3) Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan
perkebunan;
4) Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
112 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian
Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah
dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan
serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi:
3.4.2.1. Administrasi
1) Reviu dan pengawalan sistem administrasi keuangan di daerah;
2) Reviu dan pengawalan sistem administrasi kepegawaian,
kehumasan dan penempatannya di daerah;
3) Percepatan proses pengadaan barang/jasa;
4) Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola keuangan
(KPA, PPK, Bendahara, dll);
5) Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan
benih;
6) Penerapan reward dan punishment;
7) Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai
rencana operasional kegiatan;
8) Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun
antara satker dengan KPPN dan KPKNL.
9) Menempatkan uang jaminan di bank untuk memastikan pekerjaan
pembibitan selesai sesuai dengan kontrak.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
113 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
3.4.2.2. Teknis
3.4.2.2.1. Perencanaan
1) Membagikan database berisi rekapitulasi hasil temuan administrasi
dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi agar segera
ditindak lanjuti;
2) Mempercepat usulan revisi;
3) Mencairkan dana secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak
tergantung pada musim;
4) Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
5) Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas
anggaran, dll
3.4.2.2.2. Pengorganisasian
1) Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada
setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi
keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam
mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan
mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;
2) Menyampaikan hasil penilaian capaian kinerja setiap triwulan
kepada seluruh Satker otonom Provinsi/Kab/Kota dengan tembusan
Gubernur/ Bupati/Walikota;
3) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi
masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
114 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
4) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan dalam
melaksanakan kegiatan;
5) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan perkebunan;
6) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di
internal dinas maupun dilapangan/petani;
7) Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi
perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan jadwal kegiatan lapangan;
8) Perlu diupayakan sharing APBD I maupun APBD II untuk mendukung
kegiatan teknis budidaya dan pendampingan pada petani yang telah
mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
9) Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;
10) Meminimalkan intervensi dari internal dan eksternal instansi.
3.4.2.2.3. Pelaksanaan
1) Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan
penyerapan keuangan;
2) Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang
berlaku di daerah;
3) Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada
perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang
terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
115 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
4) Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit,
(didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani
belum ada);
5) Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat
kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program
Revitalisasi Perkebunan;
6) Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;
7) Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha
di Propinsi dan Kabupaten;
3.4.2.2.4. Pengawasan
1) Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan;
2) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan petugas
pusat ke satker daerah;
3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan secara intensif;
4) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan perkebunan;
5) Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam mempercepat
penyelesaian temuan administrasi dan kerugian negara, khususnya
temuan lama;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
116 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
6) Membuat surat teguran kepada Kadisbun Provinsi/Kab./Kota untuk
mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil audit (TLHA);
7) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat
Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun
media lainnya;
8) Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka
pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang
diusahakan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
117 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
yang disusun ini merupakan salah satu pertanggung-jawaban
penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dilaksanakan pada tahun ke-5
pada periode Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Kesemuanya
itu merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja
Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 dalam
Pembangunan Perkebunan yang dilaksanakan pada tahun 2014.
Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 – 2014 yang
menjadi tanggung jawab adalah: “Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.
Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui peremajaan,
perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman rempah penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan,
yang didukung oleh penanganan pascapanen dan pembinaan usaha,
pelaksanaan perlindungan perkebunan, manajemen dan dukungan
teknis lainnya Ditjen Perkebunan, dukungan pengujian dan pengawasan
mutu benih serta penerapan teknologi proteksi tanaman.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
118 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan tahun 2014 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat
alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1.566.951.421.000,- dan setelah
direvisi karena penghematan anggaran sesuai Inpres No.4 tahun 2014
menjadi sebesarRp. 1.320.618.976.000,-. Dana tersebut untuk
melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan utama pembangunan perkebunan yang
dilaksanakan di 93 satker baik di Pusat maupun Daerah berupa dana
Dekonsentrasi, dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi dan TP
Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi: (1) Peningkatan
roduksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (2)
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; (3)
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4)
Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan
Usaha; (5) Dukungan Perlindungan Perkebunan; (6) Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; (7) Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan di 3 UPT Pusat di Daerah (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya
dan BBP2TP Ambon).
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2010-2014), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku
(10,14%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
pembangunan ekonomi, Investasi di sektor perkebunan yang mencapai
12,83% dan ekspor komoditi perkebunan yang mencapai 3,21% per
tahun. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan rata-
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
119 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
rata 4,31% per tahun, dan pada tahun 2014 telah mencapai US$ 1,891
per kepala keluarga.
Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang
berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa
capaian produksi 15 komoditas mencapai 40,32 juta ton dari target
sebesar 40,29 juta ton atau mencapai 100,09% yang dibandingkan dari
target dalam Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2014.
Namun meningkat menjadi 103,97% bila dibandingkan dengan capaian
produksi tahun 2013 yang besarnya 38,78 juta ton atau mengalami
peningkatan sebesar 3,97%. Jika dibandingkan dengan target sampai
dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2014 telah
mencapai 99,32%. Sedangkan capaian luas areal tanaman, jika
dibandingkan dengan RKT tahun 2014 yang nilainya 21,61 juta hektar,
maka capaiannya sebesar 107,59%. Apabila dibandingkan dengan tahun
2013, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,22%
atau mencapai 102,22% dari 22,75 juta hektar menjadi 23,25 juta
hektar untuk tahun 2014. Terhadap target Renstra 2010-2014 yang
besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja tahun 2014 sudah mencapai
107,59%.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
pada tahun 2014 sebesar Rp 1.162.841.295.863,- dari total pagu
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
120 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
sebesar Rp. 1.320.618.976..000,- atau keuangan mencapai 88,05%
dengan capaian fisik seluruhnya 92,90%.
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2014 secara umum adalah
tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak
perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan
prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai.
Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan
teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu diatasi dengan
baik.
4.2. Saran Rekomendasi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang disusun dengan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan
laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan
merupakan tahun ke 5 (kelima) dari periode 5 (lima) tahun
Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di lingkungan
Kementerian Pertanian. Laporan ini merupakan sistem yang sangat
aspiratif dalam mendukung penilaian kinerja suatu unit kerja seperti
Direktorat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan pengalaman penyusunan
laporan yang telah dibuat, perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam
proses penilaian mulai dari penyusunan perencanaan, perekaman
penyelenggaraan kegiatan, sampai dengan kompilasi pelaporan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
121 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
penyelenggaraan maupun cara penilaiannya. Berdasarkan permasalahan
dan target yang ditetapkan, maka direkomendasikan sebagai berikut:
(1). Swasembada Gula Nasional, perlu disiapkan secara cermat
penyediaan benih/bibitnya terutama kultur jaringan yang belum
begitu dikenal oleh petani;
(2). Revitalisasi perkebunan, capaiannya hingga saat ini masih jauh
dari target semula yang 2 juta hektar. Provinsi yang tidak
menunjukkan kemajuan dalam pelaksanaan program ini sebaiknya
tidak perlu lagi dialokasikan anggaran untuk tahun berikutnya;
(3). Pengembangan kapas perlu ditinjau ulang karena produktivitasnya
yang hanya mencapai 273 kg/ha atau 10,92% dari target 2.500
kg/ha, padahal diberikan secara penuh benihnya dan sebagian
pupuk. Sebaiknya dialihkan ke kegiatan lainnya yang dapat
mengungkit peningkatan produktivitas;
(4). Pengembangan tanaman penghasil bahan bakar nabati, khususnya
jarak pagar dan kemiri sunan yang capaian produktivitasnya
sangat rendah yaitu jarak pagar sebesar 306 kg/ha atau hanya
15,30% dari target 2.000 kg/ha dan kemiri sunan yang tidak
terlaksana padahal telah ditargetkan sebesar 16.000 kg/ha.
Sepanjang produk tersebut tidak dapat bersaing, maka
pengembangan kedua komoditi tersebut kurang bermanfaat dan
cenderung ditinggalkan oleh petani;
(5). Pengembangan jambu mete yang merupakan komoditi ekspor,
namun produktivitasnya masih sangat rendah yang hanya
mencapai 359 kg/ha atau 35,23% dari target 1.019 kg/ha. Hal ini
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
122 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
perlu perhatian pihak stakeholders terutama dalam pemilihan
bibit unggul yang akan dibudidayakan dan pangsa pasarnya.
(6). Pengembangan kakao yang telah dilakukan dengan Gernas kakao,
meskipun telah dilaksanakan sejak tahun 2009 dengan paket
bantuan penuh namun sampai tahun 2014 belum mampu
meningkatkan produktivitas secara signifikan. Saat ini capaian
produktivitas diperkirakan masih mencapai 817 kg/ha atau 68,08%
dari target 1.200 kg/ha tahun 2014. Sehingga perlu dilaksanakan
evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pengembangan
kakao khususnya kegiatan Gernas kakao yang berakhir pada tahun
2014 ini;
(7). Komoditi yang ditujukan untuk pengembangan ekspor perlu
dicermati fluktuasi harga ditingkat petani yang cenderung
merugikan petani, sehingga dapat lebih menggairahkan petani
dalam melaksanakan usahataninya;
(8). Kinerja Tim SPI baik pusat maupun satker daerah perlu
dioptimalkan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan
perkebunan;
(9). Penilaian kinerja atas satker terbukti dapat meningkatkan
realisasi keuangan dan fisik yang cukup signifikan, sehingga perlu
dilanjutkan;
(10). Laporan ini sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan
laporan kinerja pada tahun-tahun berikutnya.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
123 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014
(Berdasarkan Dari RKT / Renstra)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I.
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan yang berkelanjutan
melalui upaya pengembangan
tanaman semusim, tanaman
rempah dan penyegar, tanaman
tahunan, duku ngan pascapanen
dan pembinaan usaha,
perlindungan perkebunan serta
dukungan manajemen dan teknis
lainnya
I. Produksi tanaman (ribu ton)
a Tebu (hablur) 2.790,00 2.632,24 94,35
b Kapas (kapas berbiji) 63,00 1,17 1,86
c Cengkeh (bunga kering) 86,00 110,58 128,58
d. Tembakau (daun kering) 184,00 166,26 90,36
e. Nilam (daun kering) 124,00 134,50 108,47
f. Kakao (biji kering) 1.174,00 709,33 60,42
g. Kopi (biji kering) 791,00 685.09 86,61
h. T e h (daun kering) 165,00 143,75 87,12
i. Lada (lada kering) 92,00 91,94 99,93
j. Karet (karet kering) 2.801,00 3.153,19 112,57
k. Kelapa (setara kopra) 3.380,00 3.031,31 89,68
l. Kelapa sawit (CPO) 28.439,00 29.344,48 103,18
m Jambu mete (gelondong kering) 159,00 116,00 72,96
Lampiran 1
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
124 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
n Jarak pagar (biji kering) 35,00 4,46 12,76
o Kemiri sunan (biji kering) 6,00 0 0
Jumlah Produksi 15
Komoditas 40.289,00 40.324,30 100,09
II. Produktivitas tanaman (kg/ha/tahun)
a Tebu (hablur) 6.800 5.561 81,78
b Kapas (kapas berbiji) 2.500 273 10,92
c Cengkeh (bunga kering) 295 352 119,32
d. Tembakau (daun kering) 893 934 104,59
e. Nilam (daun kering) 6.600 5.450 82,58
f. Kakao (biji kering) 1.200 817 68,08
g. Kopi (biji kering) 756 741 98,02
h. T e h (daun kering) 1.673 1.464 87,51
i. Lada (lada kering) 752 824 109,57
j. Karet (karet kering) 640 1.053 164,53
k. Kelapa (setara kopra) 1.200 1.128 94,00
l. Kelapa sawit (CPO) 4.344 3.568 82,14
m Jambu mete (gelondong kering) 1.019 817 80,18
n Jarak pagar (biji kering) 2.000 306 15,30
o Kemiri sunan (biji kering) 16.000 0 0
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
125 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014
(Berdasarkan Capaian sasaran Kegiatan/Outpots Dari RKT)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Eselon II : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Peningkatan Luas Areal Tanaman 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ribu ha) (ribu ha)
Semusim
1). Swasembada Gula Nasional
a. Tebu 456,00 477,88 104,80
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan
Konsumsi Dalam Negeri
a. Kapas 25,00 5,60 22,40
3) Pengembangan Komoditas Ekspor
a. Tembakau 205,00 195,26 95,25
Lampiran 2
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
126 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b. Nilam 18,00 28,26 156,97
II. Peningkatan Luas Areal Tanaman 2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar (ribu ha) (ribu ha)
Rempah dan Penyegar
1). Pengembangan komoditas ekspor
a. Kakao 1.752,00 1.719.09 98,12
b. Kopi 1.443,00 1.246,81 86,40
c. Teh 124,00 121,03 97,61
d. Lada 196,00 172,62 88,07
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan
Konsumsi Dalam Negeri
a. Cengkeh 484,00 502,56 103,84
3). Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu
Kakao Nasional (ribu ha)
a. Rehabilitasi 21,00 21,00 100,00
b. Intensifikasi 0,00 0,00 0,00
c. Peremajaan 0,00 0,00 0,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
127 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
III. Peningkatan Luas Areal Tanaman 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ribu ha) (ribu ha)
Tahunan
1). Pengembangan komoditas ekspor
a. Karet 3.487,00 3.606,25 103,42
b. Kelapa 3.833,00 3.631.81 94,75
c. Kelapa Sawit 8.987,00 10.956,23 121,91
d. Jambu Mete 577,00 551,51 95,58
2). Penyediaan bahan tanaman sumber
bahan bakar nabati (bio-energi)
a. Jarak Pagar 21,00 35,23 167,74
b. Kemiri Sunan 2,00 1,06 52,85
4). Revitalisasi Perkebunan
a. Karet 5,00 5,00 100,00
b. Kelapa sawit 30,00 30,00 100,00
c. Kakao 3,00 3,00 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
128 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
IV. Penurunan luas areal yang 4. Dukungan pengembangan tanaman
terserang OPT perkebunan berkelanjutan
1). Jumlah areal pengendalian OPT 56.880,00 9.527,00 16,75
Perkebunan yang bersumber dari
APBN, APBD dan lain-lain (ha)
2). Jumlah areal pengendalian OPT 5.300,00 5.300,00 100,00
Perkebunan yang bersumber dari
APBN (ha)
V. Peningkatan mutu produk 5. Dukungan pengembangan tanaman
perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan.
perkebunan berkelanjutan 1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan 130,00 130,00 100,00
penanganan pascapanen sesuai GHP
(Kelompok Tani)
2). Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa 334,00
Sawit yang layak mengajukan permo-
permohonan sertifikat ISPO (Perusahaan)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
129 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3). Jumlah penanganan kasus ganggunan 44,00
usaha perkebunan (Perusahaan)
VI. Peningkatan pelayanan dan 6. Dukungan Pengembangan tanaman
pembinaan di bidang manajemen perkebunan berkelanjutan
dan teknis pem bangunan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh 32,00 32,00 100,00
perkebunan pelayanan dan pembinaan yang
berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta
pelaporan (Provinsi)
VII. Peningkatan pengawasan dan 7. Dukungan Pengembangan Tanaman
pengujian benih tanaman Perkebunan Berkelanjutan
perkebunan & penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan
a). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang) 14.950.000 16.687.485 111,62
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 6,00 6,00 100,00
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
130 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang) 240.384.000 128.577.000 53,49
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 10,00 3,00 30,00
perkebunan (Paket)
c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (batang) 535.000 385.746 72,10
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 9,00 4,00 44,44
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
131 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014
(Berdasarkan Capaian Sasaran Program/Outcomes)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I.
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan
yang berkelanjutan
melalui upaya bengemba-
ngan tanaman semusim,
tanaman rempah dan
penyegar, tanaman
tahunan, dukungan
penanganan pascapanen
dan pembinaan usaha,
dukungan perlindungan
perkebunan serta
dukungan manajemen dan
teknis lainnya
1. Produksi Tanaman (ribu ton) (ribu ton) Peningkatan 1.320.618.976
1.162.841.296 88,05
a. Tebu (hablur) 2.790,00 2.632,24 94,35 produksi,
b. Kapas 63,00 1,17 1,86 produktivitas dan
c. Cengkeh 86,00 110,58 128,58 Mutu tanaman
d Tembakau 184,00 166,26 90,36 perkebunan
e. Nilam 124,00 134,50 108,47 berkelanjutan
f. Kakao 1.174,00 709,33 60,42
g. Kopi 791,00 685,09 86,61
h. T e h 165,00 143,75 87,12
i. Lada 92,00 91,94 99,93
j. Karet 2.801,00 3.153,19 112,57
Lampiran 3
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
132 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
k. Kelapa
3.380,00 3.031,31 89,68
l. Kelapa sawit 28.439,00 29.344,48 103,18
m. Jambu Mete 159,00 116,00 72,96
n. Jarak Pagar 35,00 4,46 12,76
k. Kemiri Sunan 6,00 0,00 0,00
Jumlah Produksi 15
Komoditas 40.289,00 40.324,30 100,09
II Produktivitas
Tanaman (Kg/Ha) (Kg/Ha)
a. Tebu 6.800 5.561 81,78
b. Kapas 2.500 273 10,92
c. Cengkeh 295 352 119,32
d. Tembakau 893 934 104,59
e. Nilam 6.600 5.450 82,58
f. Kakao 1.200 817 68,08
g. Kopi 756 741 98,02
h. Teh 1.673 1.464 87,51
i. Lada 752 824 109,57
j. Karet 640 1.053 164,53
k. Kelapa 1.200 1.128 94,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
133 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
l. Kelapa sawit 4.344 3.568 82,14
m. Jambu mete 1.019 817 80,18
n. Jarak pagar 2.000 306 15,30
o. Kemiri sunan 16.000 0 0,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
134 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014
(Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Output sesuai PK)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Eselon II : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I. Peningkatan Luas 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ha) (ha) Peningkatan 511.356.581 412.429.117 80,65
Areal Tanaman produksi
Semusim 1). Swasembada Gula produktivitas dan
Nasional (ha) mutu tanaman
a. Tebu 48.284 33.097 68,55 Semusim
(Prioritas
2). Pengembangan Nasional dan
Komoditas Pemenuhan Bidang)
Konsumsi Dalam Negeri
(ha)
Lampiran 4
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
135 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
a. Kapas 5.600 5.600 100,00
3) Pengembangan
Komoditas Ekspor (ha)
a. Tembakau 0 0 0
b. Nilam 100 100 100,00
II. Peningkatan Luas 2. Luas Areal Tanaman Rempah (ha) (ha) Peningkatan 325.706.836 310.546.653 95,35
Areal Tanaman dan Penyegar produksi
Rempah dan 1). Pengembangan produktivitas dan
Penyegar komoditas ekspor (ha) mutu tanaman
a. Kakao 33.125 32.709 98,74 rempah dan
b. Kopi 4.600 4.600 100,00 Penyegar
c. Teh 3.200 3.200 100,00 (Prioritas
d. Lada 600 600 100,00 Nasional dan
Bidang)
2).
Pengembangan Komoditas
Pemenuhan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
136 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Konsumsi Dalam Negeri
(ha)
a. Cengkeh 950 950 100,00
b. Pala 1.500 1.500 100,00
3). Gerakan Peningkatan
Produksi dan Mutu
Kakao Nasional (ha)
a. Rehabilitasi 0 0 0,00
b. Intensifikasi 0 0 0,00
c. Peremajaan 0 0 0,00
III. Peningkatan Luas 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ha) (ha) Peningkatan 173.966.864 156.696.142 91,80
Areal Tanaman 1). Pengembangan produksi
Tahunan komoditas ekspor (ha) Produktivitas dan
a. Karet 11.643 11.513 98,88 mutu tanaman
b. Kelapa 18.509 17.975 97,11 tahunan
c. Kelapa Sawit 80 80 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
137 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
d. Jambu Mete 2.010 2.010 100,00
e. Sagu 800 800 100,00
2). Penyediaan bahan
tanaman sumber bahan
bakar nabati (bio-energi)
(ha)
a. Jarak Pagar 0 0 0,00
b. Kemiri Sunan 0 0 0,00
3). Revitalisasi Perkebunan
(Pengawalan) (ha)
a. Karet 0 0 0,00
b. Kelapa sawit 0 0 0,00
c. Kakao 0 0 0,00
IV. Penurunan luas 4. Dukungan pengembangan Dukungan 76.813.092 71.122.537 92,59
areal yang
terserang tanaman perkebunan perlindungan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
138 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
OPT berkelanjutan perkebunan
(Prioritas Bidang)
1). Luas areal pengendalian
OPT Perkebunan (ha) 15.039 14.827 98,59
2). Pelaksanaan SL-PHT (KT) 194 194 100,00
V. Peningkatan mutu 5. Dukungan pengembangan Dukungan 37.076.062 32.030.442 86,39
produk
perkebunan tanaman perkebunan pascapanen
dan usaha berkelanjutan. dan pembinaan
perkebunan usaha
berkelanjutan 1). Jumlah kelompok tani 130 222 170,77 perkebunan
yang menerapkan
penanganan pascapanen
sesuai GHP
(Kelompok Tani)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
139 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2). Jumlah Perusahaan 334 510 152,05
Perkebunan kelapa sawit
yang layak mengajukan
permohonan sertifikat
ISPO (Perusahaan)
3). Jumlah penanganan 44 50 113,64
kasus ganggunan usaha
perkebunan (Perusahaan)
VI. Peningkatan 6. Dukungan Pengembangan Dukungan 129.096.249 114.786.978 88,92
pelayanan dan tanaman perkebunan manajemen
pembinaan di berkelanjutan dan dukungan
bidang
manajemen 1). Jumlah provinsi yang 32 32 100,00 teknis lainnya di
dan teknis pem- memperoleh pelayanan 93 93 100,00 Direktorat
bangunan dan pembinaan yang Jenderal
perkebunan berkualitas di bidang Perkebunan
perencanaan, keuangan,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
140 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
umum dan evaluasi serta
Satker)
VII. Peningkatan 7. Dukungan Pengembangan Dukungan 66.603.292 62.055.247 93,17
pengawasan dan Tanaman Perkebunan pengujian &
pengujian benih Berkelanjutan pengawasan
tanaman
perkebunan mutu benih
& penerapan serta penerapan
teknologi proteksi teknologi
tanaman
perkebunan
proteksi
tanaman
perkebunan
a). BBP2TP
Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang 14.950.000 16.687.485 111,62
disertifikasi (batang)
2). Jumlah teknologi terapan 5 6 100,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
141 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program
Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang 175.000 128.577 73,47
disertifikasi (ribu batang)
2). Jumlah teknologi terapan 4 3 75,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang 150.000 385.746 388,86
disertifikasi ( batang)
2). Jumlah teknologi terapan 4 4 100,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
Total Pagu Anggaran : 1.320.618.976 1.162.841.296 88,05
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
142 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output)
Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2014
Posisi 31 Desember 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
018.05.08 - Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan 1.320.618.976.000 1.162.841.295.863 88,05
92,90
1 1775 - Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar
325.706.836.000
310.546.652.541
95,35
99,25
1775.001 - Pengembangan Tanaman Kopi
29.830.112.000
27.287.028.225
91,47
4.600 Ha
4.600 Ha
100,00
1775.002 - Pengembangan Tanaman T e h 47.965.070.000 47.735.619.004 99,52 3.200 Ha 3.200 Ha
100,00
1775.003 - Pengembangan Tanaman Kakao
194.375.172.000
185.410.655.048
95,40
33.125 Ha
32.709 Ha
98,74
1775.004 - Pengembangan Tanaman Lada
6.363.642.000
6.036.678.800
94,86
600 Ha
600 Ha
100,00
1775.005 - Pengembangan Tanaman Cengkeh
3.290.000.000 3.232.931.000
98,27
950 Ha
950 Ha
100,00 1775.027 - Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Rempah dan Penyegar
8.337.967.000 7.956.170.900
95,42
9.789
Org
9.789
Org
100,00
1775.028 - Pengembangan Tanaman Pala
2.940.362.000
2.562.259.500
87,14
1.500
Ha
1.500
Ha
100,00
1775.029 - Pengembangan Kebun Benih Tanaman
Rempah dan Penyegar
799.198.000 639.325.800
80,00
46
Ha
46
Ha
100,00
Lampiran 5
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
143 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1775.030 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Rempah dan
Penyegar
6.615.640.000
6.077.883.199
91,87 18 Lap 18 Lap 100,00
1775.032 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Rempah dan Penyegar
24.629.538.000 23.070.883.199
93,67
12
Bln
12
Bln
100,00
1775.994 - Layanan Perkantoran
560.135.000 517.422.605
92,37
12
Bln
12
Bln
100,00
2 1776 - Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Semusim
511.356.581.000
412.429.441.350
80,67
77,15
1776.001 - Pengembangan Tanaman Tebu 351.079.327.000 278.860.954.363 79,43 50.675 Ha 33.808 Ha 66,72
1776.002 - Penanaman Tanaman Kapas 13.940.901.000 13.749.180.450 98,62 5.600 Ha 5.600 Ha 100,00
1776.004 - Penanaman Tanaman Nilam 2.392.200.000 2.248.656.389 94,00 100 Ha 100 Ha 100,00
1776.021 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Semusim 132.169.794.000
109.143.807.453
82,58
12 Bln 12 Bln
100,00
1776.022 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Semusim 11.558.528.000 8.367.142.555 72,39 17 Lap 17 Lap 100,00
1776.994 - Layanan Perkantoran 215.831.000 129.720.140 60,10 12 Bln 12 Bln 100,00
3 1777 - Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Tahunan
173.966.864.000
159.696.142.201
91,80
99,48
1777.001 - Pengembangan Tanaman Karet
82.841.017.000 75.656.911.890 91,33
11.643 Ha
11.513 Ha 98,88
1777.003 - Pengembangan Tanaman Kelapa
42.587.849.000
39.199.689.110
92,04
18.509 Ha
17.975 Ha
97,11
1777.004 - Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit
714.320.000
702.317.380
98,32
80
Ha
80
Ha
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
144 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1777.007 - Pengembangan Tanaman Jambu Mete
5.186.354.000
4.884.932.800
94,19
2.010 Ha
2.010 Ha
100,00 1777.015 - Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,
Kakao, Karet)
13.509.848.000
11.764.133.613
87,08
88 Lap
88 Lap
100,00 1777.018 - Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis
Tanaman Tahunan
1.661.813.000
1.543.701.591
92,89
18
KT
18
KT
100,00 1777.027 - Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Tahunan
4.425.392.000
4.242.658.350
95,87
5.835 Org
5.835 Org
100,00 1777.030 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tanaman Tahunan
4.720.910.000
4.599.786.270
97,43 13 Lap 13 Lap
100,00
1777.031 - Pengembangan Kebun Benih
TanamanTahunan
2.986.532.000
2.780.230.800
93,09
172
Ha
172
Ha
100,00 1777.032 - Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Tahunan
6.455.971.000
5.918.498.500
91,67
324
Bln
324
Bln
100,00 1777.033 - Koordinasi Pengembangan Sagu di Pusat
1.642.363.000
1.309.665.705
79,74
12 Bln
12 Bln
100,00 1777.034 - Pengembangan Tanaman Sagu
6.402.545.000
6.382.660.800
99,69
800 Ha
800 Ha
100,00 1776.994 - Layanan Perkantoran (Bulan)
831.950.000
814.811.192
97,94
12 Bln
12 Bln
100,00
4 1778 - Pengembangan Penanganan
Pascapanen Komoditas Perkebunan
37.076.062.000
32.030.441.943
86,39
99,76
1778.011 - Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik
Perkebunan
5.390.550.000
4.414.044.041
81,88
44
kab
44
kab
100,00
1778.012 - Pembinaan Usaha Perkebunan
Berkelanjutan
3.286.996.000
2.723.927.880
82,87
32
Prov
32
Prov
100,00
1778.013 - Penilaian Usaha Perkebunan
1.219.380.000
1.024.716.010
84,04 27 Prov 27 Prov
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
145 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1778.014 - Penerapan Standar Perkebunan
Besar/Rakyat Berkelanjutan
963.922.000
820.391.000
85,11 22 Prov
22
Prov
100,00
1778.015 - Peralatan Penanganan Pascapanen
Tanaman Perkebunan
19.695.532.000
18.290.149.514
92,86 223 KT 222 KT 99,55
1778.017 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Tanaman Kegiatan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha
5.935.182.000
4.328.344.452
72,93 18 Bln
18
Bln
100,00
1776.994 - Layanan Perkantoran 584.500.000 428.869.046 73,37 12 Bln 12 Bln 100,00
5 1779 - Dukungan Perlindungan Perkebunan 76.813.092.000 71.122.537.188 92,59 99,45
1779.002 - Pemberdayaan Perangkat 12.274.185.000 10.939.822.367 89,13 73 Unit 73 Unit 100,00
1779.005 - SL-PHT Perkebunan 16.541.395.000 15.959.706.275 96,48 194 KT 194 KT 100,00
1779.011 - Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 4.161.459.000 3.601.496.883 86,54 40 Dok 40 Dok 100,00
1779.012 - Penanganan Organisme Pengganggu
Tanaman Perkebunan 29.730.551.000 28.125.731.135
94,60
15.039
Ha
14.827
Ha 98,59
1779.013 - Koordinasi Kegiatan Perlindungan
Perkebunan
9.544.202.000
8.906.810.050
93,32
12
Bln
12
Bln 100,00
1779.014 - Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Kegiatan Perlindungan Perkebunan
3.833.155.000
2.946.179.732
76,86
18
Lap
18
Lap 100,00
1776.994 - Layanan Perkantoran
728.145.000
642.790.746
88,28
12
Bln
12
Bln 100,00
6 1780 - Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Teknis Lainnya
129.096.249.000
114.786.978.015
88,92
100,00
1780.008 - Administrasi Kegiatan Dana 4.539.462.000 4.441.744.915 97,85 12 Bln 12 Bln 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
146 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
Dekonsentrasi (DK)
1780.009 -Administrasi Kegiatan Dana Tugas
Pembantuan (TP)
8.483.809.000
8.017.487.520
92,94
12
Bln 12 Bln 100,00
1780.010 - Dukungan Kegiatan Manajemen dan
Teknis Lainnya
45.102.838.000
41.919.121.195
92,94
12
Bln 12 Bln 100,00
1780.011 -Dukungan Perencanaan 5.396.265.000
4.725.286.913
87,57
3
Dok 3 Dok 100,00
1780.012 - Dukungan Keuangan dan perlengkapan 9.414.662.000
8.232.514.348
87,44
3
Dok 3 Dok 100,00
1780.013 - Dukungan Kepegawaian, Hukum dan
Humas
11.255.393.000
8.485.222.794
75,39
3
Dok 3 Dok 80,00
1780.014 - Dukungan Evaluasi dan Pelaporan 4.797.100.000
4.124.113.088
85,97
3
Dok 3 Dok 100,00
1780.994 - Layanan Perkantoran 37.708.722.000
32.444.583.542
86,04
12
Bln 12 Bln 100,00
1780.995 - Kendaraan Bermotor 2.292.998.000
2.292.998.000
100,00
11
Unit 11 Unit 100,00
1780.997 - Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 105.000.000
103.905.700
98,96
2
Unit 2 Unit 100,00
7 1781 - Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih dan Teknologi Proteksi
Perkebunan
66.603.292.000
62.055.246.825
93,17
97,90
1781.005 -Operasional Laboratorium 2.226.269.000
1.886.251.000
84,73
12 Bln 11 Bln 100,00
1781.006 -Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji
Koleksi, dll
1.360.575.000
1.266.595.650
93,09
62 Ha 47 Ha 90,38
1781.007 -Pengawasan Peredaran Benih 2.411.188.000
2.124.723.250
88,12
35 Dok 35 Dok 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
147 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1781.008 -Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi
Tanaman Perkebunan
2.435.329.000
2.276.045.657
93,46
24 Pkt 23 Pkt 95,83
1781.009 -Pemanfaatan Agensia Hayati (Jenis) 809.900.000
796.188.335 98,31 15 Jns 15 Jns 100,00
1781.010 -Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih 679.845.000
529.511.236
77,89
190.100.000 Btg 145.650.231 Btg 76,62
1781.011 -Administrasi Keuangan dan Kepegawaian 2.236.438.000
2.081.403.752
93,07
12 Bln 12 Bln
100,00
1781.012 -Penyusunan Rencana Kerja 485.553.000
382.376.140
78,75
11 Lap 11 Lap
100,00
1781.013 -Peningkatan Kapabilitas Pegawai/Petugas 2.199.374.000
1.868.175.850
84,94
342 Org 342 Org 140,00
1781.014 -Monitoring dan Evaluasi 2.310.399.000
2.168.997.980
93,88
15 Lap 15 Lap 100,00
1781.994 -Layanan Perkantoran 46.138.093.000
43.494.317.033
94,27
48 Bln 48 Bln 100,00
1781.995 -Kendaraan Bermotor 226.210.000
210.892.000
93,23
10 Unit 10 Unit 100,00
1781.996 -Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 110.500.000
72.168.600
65,31
1 Unit 1 Unit 100,00
1781.997 -Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.694.619.000
2.622.856.342
97,34
325 Unit 325 Unit 100,00
1781.998 -Gedung/Bangunan 279.000.000
274.744.000
98,47
404 M2 404 M2 100,00
T o t a l 1.320.618.976.000
1.162.841.295.863
88,05
92,90
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
148 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
CAPAIAN KINERJA KEUANGAN
BERDASARKAN SERAPAN PER SATKER TAHUN 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
1 JAWA BARAT 79.436.861.000,00
77.517.551.849,00
97,58
99,71
1 DISBUN PROVINSI JAWA BARAT 56.757.691.000,00
55.155.708.649,00
97,18
100,00
2 DISHUTBUN KAB CIANJUR 2.667.790.000,00
2.557.271.435,00
95,86
100,00
3 DISBUN KAB GARUT 54.089.901.000,00
52.598.437.214,00
97,24
100,00
2 JAWA TENGAH 149.915.816.000,00 139.395.963.725,00 92,98 99,06
4 DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH
149.915.816.000,00
139.395.963.725,00
92,98
99,06
3 D. I. YOGYAKARTA 14.848.548.000,00 13.899.497.517,00 93,61 93,21
5 DISHUTBUN PROVINSI D.I.
YOGYAKARTA
14.848.548.000,00
13.899.497.517,00
93,61
93,21
4 JAWA TIMUR 289.552.665.000,00 212.640.643.463,00 73,44 75,32
6 DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR
289.552.665.000,00
212.640.643.463,00
73,44
75,32
5 A C E H 33.569.749.000,00 27.549.986.380,00 82,07 93,80
7 DISHUTBUN PROVINSI A C E H
21.246.311.000,00
16.027.577.400,00
75,44
91,34
8 DISHUTBUN KAB BENER MERAH
3.037.500.000,00
2.990.814.000,00
98,46
99,50
9 DISHUTBUN KAB PIDIE
1.619.020.000,00
1.393.151.200,00
86,05
99,00
10 DISHUTBUN KAB ACEH UTARA
1.566.000.000,00
1.407.983.280,00
89,91
100,00
Lampiran 6
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
149 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
11 DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR
3.857.919.000,00
3.658.861.500,00
94,84
99,00
12 DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA
2.242.999.000,00
2.071.599.000,00
92,36
92,35
6 SUMATERA UTARA 13.815.581.000,00 12.310.345.199,00 89,10 95,07
13 DISBUN PROVINSI SUMATERA
UTARA
12.294.736.000,00
11.926.543.199,00
97,01
100,00
14 DISBUN KAB BATUBARA
1.520.845.000,00
383.802.000,00
25,24
55,18
7 SUMATERA BARAT 15.079.032.000,00 12.947.605.860,00 85,86 98,56
15 DISBUN PROVINSI SUMATERA
BARAT
13.681.217.000,00
11.801.796.760,00
86,26
98,51
16 DISBUN KAB PASAMAN BARAT
1.397.815.000,00
1.145.809.100,00
81,97
99,00
8 R I A U 18.510.787.000,00 16.944.246.620,00 91,54 97,54
17 DISBUN PROVINSI RIAU
12.355.341.000,00
11.396.328.945,00
92,24
96,31
18 DISBUN KAB KAMPAR
2.326.450.000,00
2.080.742.675,00
89,44
100,00
19 DISHUTBUN KAB MERANTI
2.718.996.000,00
2.550.789.600,00
93,81
100,00
20 DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR
1.110.000.000,00
916.385.400,00
82,56
100,00
9 JAMBI 19.287.655.000,00 18.535.662.667,00 96,10 98,41
21 DISBUN PROVINSI JAMBI
17.944.825.000,00
17.317.528.767,00
96,50
98,33
22 DISBUN KAB TANJUNG JABUNG
BARAT
1.342.830.000,00
1.218.133.900,00
90,71
99,50
10 SUMATERA SELATAN 27.737.293.000,00 21.311.642.575,00 76,83 98,75
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
150 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
23 DISBUN PROVINSI SUMATERA
SELATAN
20.293.003.000,00
14.524.715.000,00
71,57
99,13
24 DISBUN KAB MUARA ENIM
2.029.460.000,00
1.815.810.100,00
89,47
100,00
25 DISBUN KAB MUSI RAWAS
2.029.460.000,00
2.586.688.475,00
113,50
93,86
26 DISBUN KAB O K I
2.657.140.000,00
2.384.429.000,00
89,74
100,00
11 LAMPUNG
24.373.111.000,00
22.759.961.570,00
93,38
100,00
27 DISBUN PROVINSI LAMPUNG
24.373.111.000,00
22.759.961.570,00
93,38
100,00
12 KALIMANTAN BARAT 14.214.545.000,00 13.600.339.668,00 95,68 99,50
28 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
BARAT
8.521.836.000,00
8.060.994.150,00
94,59
100,00
29 DISHUTBUN KAB SANGGAU
1.997.036.000,00
1.936.592.078,00
96,97
99,79
30 DISHUTBUN KAB SINTANG
1.135.114.000,00
1.067.159.140,00
94,01
95,00
31 DISBUNHUT KAB KAPUAS HULU
1.364.129.000,00
1.347.739.300,00
98,80
99,70
32 DISHUTBUN KAB BENGKAYANG
1.196.430.000,00
1.187.855.000,00
99,28
99,50
13 KALIMANTAN TENGAH 8.498.306.000,00 8.241.502.240,00 96,98 100,00
33 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH
5.261.566.000,00
5.051.335.040,00
96,00
100,00
34 DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT
1.767.950.000,00
1.739.410.000,00
98,39
100,00
35 DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR
1.468.790.000,00
1.450.757.200,00
98,77
100,00
14 KALIMANTAN SELATAN 10.957.510.000,00 9.371.054.265,00 85,52 91,40
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
151 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
36 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
5.002.845.000,00
4.099.944.560,00
81,95
94,26
37 DISTANPANGANBUN KAB TANAH
LAUT
493.110.000,00
385.700.000,00
78,22
100,00
38 DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI
TENGAH
630.570.000,00
575.161.700,00
91,21
95,10
39 DISBUN KAB KOTABARU
1.220.045.000,00
1.084.533.655,00
88,89
89,52
40 DISBUN KAB TABALONG
1.982.685.000,00
1.749.937.250,00
88,26
93,59
41 DISHUTBUN KAB BALANGAN
1.628.255.000,00
1.475.777.100,00
90,64
77,34
15 KALIMANTAN TIMUR 6.865.832.000,00 4.719.665.975,00 68,74 88,60
42 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
4.683.225.000,00
2.897.971.975,00
61,88
85,61
43 DISBUNPANGANNAKPERIKANAN
KAB KUTAI BARAT
2.182.607.000,00
1.821.694.000,00
83,46
95,00
16 SULAWESI UTARA 11.585.759.000,00 11.421.118.100,00 98,58 100,00
44 DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA
9.653.284.000,00
9.532.843.100,00
98,75
100,00
45 DISBUN KAB MINAHASA SELATAN
1.932.475.000,00
1.888.275.000,00
97,71
100,00
17 SULAWESI TENGAH 97.924.953.000,00 94.909.468.220,00 96,92 100,00
46 DISBUN PROVINSI SULAWESI
TENGAH
87.690.180.000,00
86.211.128.300,00
98,31
100,00
47 DISBUN KAB TOLI-TOLI
3.510.800.000,00
2.967.543.200,00
84,53
100,00
48 DISHUTBUN KAB SIGI
3.836.910.000,00
3.420.554.620,00
89,15
100,00
49 DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU
2.887.063.000,00
2.310.242.100,00
80,02
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
152 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
18 SULAWESI SELATAN 50.849.456.000,00 45.690.737.594,00 89,85 98,48
50 DISBUN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
45.381.036.000,00
40.983.276.460,00
90,31
98,46
51 DISHUTBUN KAB BONE
1.305.500.000,00
881.534.390,00
67,52
99,46
52 DISHUTBUN KAB BULUKUMBA
1.624.910.000,00
1.454.791.409,00
89,53
99,23
53 DISHUTBUN KAB SOPPENG
1.221.300.000,00
1.124.150.535,00
92,05
100,00
54 DISHUTBUN KAB LUWU UTARA
1.316.710.000,00
1.246.984.800,00
94,70
96,11
19 SULAWESI TENGGARA 54.629.861.000,00 53.890.130.950,00 98,65 98,82
55 DISBUNHORTI PROV SULAWESI
TENGGARA
48.652.081.000,00
48.247.375.400,00
99,17
98,94
56 DISTAN KAB KONAWE
1.210.630.000,00
1.171.522.550,00
96,77
99,99
57 DISBUN KAB KOLAKA
1.289.380.000,00
1.070.243.000,00
83,00
98,00
58 DISBUNHORTI KAB KONAWE
SELATAN
3.477.770.000,00
3.400.990.000,00
97,79
97,00
20 MALUKU 10.316.875.000,00 9.400.617.885,00 91,12 100,00
59 DISTAN PROVINSI MALUKU
8.832.388.000,00
8.059.075.885,00
91,24
100,00
60 DISBUNHUT KAB MALUKU
TENGGARA
1.484.487.000,00
1.341.542.000,00
90,37
100,00
21 BALI 21.436.032.000,00 19.484.060.190,00 90,89 100,00
61 DISBUN PROVINSI BALI
21.436.032.000,00
19.484.060.190,00
90,89
100,00
22 NUSA TENGGARA BARAT
15.992.706.000,00
15.311.364.830,00
95,74
95,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
153 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
62 DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT
15.992.706.000,00
15.311.364.830,00
95,74
95,00
23 NUSA TENGGARA TIMUR 23.516.099.000,00 21.416.740.308,00 91,07 100,00
63 DISTANBUN PROV NUSA TENGGARA
TIMUR
20.739.189.000,00
18.829.306.658,00
90,79
100,00
64 DISTANBUNNAK KAB SIKKA
1.085.255.000,00
1.084.659.450,00
99,95
100,00
65 DISBUN KAB ALOR
1.691.655.000,00
1.502.774.200,00
88,83
100,00
24 PAPUA 11.220.149.000,00 10.793.136.200,00 96,19 98,80
66 DISBUNNAK PROVINSI PAPUA
11.220.149.000,00
10.793.136.200,00
96,19
98,80
25 BENGKULU 14.485.362.000,00 14.053.425.550,00 97,02 99,08
67 DISBUN PROVINSI BENGKULU
13.267.862.000,00
12.839.128.550,00
96,77
99,00
68 DISTANBUNHUT KAB BENGKULU
TENGAH
1.217.500.000,00
1.214.298.000,00
99,74
100,00
26 MALUKU UTARA 13.107.978.000,00 13.056.704.600,00 99,61 99,64
69 DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA
8.260.528.000,00
8.228.444.000,00
99,61
99,50
70 DISTAN KAB HALMAHERA UTARA
2.228.140.000,00
2.226.881.000,00
99,94
100,00
71 DISTAN KAB HALMAHERA BARAT
1.451.270.000,00
1.436.970.000,00
99,01
100,00
72 DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH
1.168.040.000,00
1.164.409.600,00
99,69
99,50
27 BANTEN 5.286.178.000,00 5.133.925.150,00 97,12 100,00
73 DISHUTBUN PROVINSI BANTEN
2.297.115.000,00
2.215.417.500,00
96,44
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
154 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
74 DISTANBUN KAB PANDEGLANG
961.410.000,00
935.657.000,00
97,32
100,00
75 DISHUTBUN KAB LEBAK
2.027.653.000,00
1.982.850.650,00
97,79
100,00
28 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 11.333.260.000,00 9.863.205.370,00 87,03 96,67
76 DISTANBUNNAK PROV KEP. BABEL
5.867.200.000,00
5.179.185.170,00
88,27
98,23
77 DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN
2.297.220.000,00
2.026.905.500,00
88,23
89,10
78 DISHUTBUN KAB BANGKA
1.910.090.000,00
1.508.017.800,00
78,95
100,00
79 DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH
1.258.750.000,00
1.149.096.900,00
91,29
100,00
29 GORONTALO 14.761.238.000,00 13.667.601.600,00 97,59 99,00
80 DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO
13.563.433.000,00
12.507.903.500,00
92,22
98,92
81 DISTANPANGANBUN KAB
PAHUWATO
1.197.805.000,00
1.159.698.100,00
96,82
100,00
30 KEPULAUAN RIAU 2.866.730.000,00 2.283.618.250,00 79,66 90,10
82 DISTANHUTNAK PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
2.866.730.000,00
2.283.618.250,00
79,66
90,10
31 PAPUA BARAT 7.442.905.000,00 7.336.125.000,00 98,57 95,76
83 DISHUTBUN PROVINSI PAPUA
BARAT
7.442.905.000,00
7.336.125.000,00
98,57
95,76
32 SULAWESI BARAT 52.457.273.000,00 50.814.263.380,00 96,87 100,00
84 DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT
37.640.376.000,00
36.542.666.250,00
97,08
100,00
85 DISHUTBUN KAB MAJENE
1.091.200.000,00
1.057.974.200,00
96,96
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
155 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
86 DISHUTBUN KAB MAMUJU
2.375.538.000,00
2.317.496.760,00
97,56
100,00
87 DISHUTBUN KAB POLEWALI
MANDAR
2.796.859.000,00
2.407.957.200,00
86,10
100,00
88 DISTANBUNHORTI KAB MAMASA
8.553.300.000,00
8.488.168.970,00
99,24
100,00
33 UPT PUSAT 66.603.292.000,00 62.055.246.825,00 93,17 95,28
89 BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA
17.752.199.000,00
16.528.667.516,00
93,11
95,48
90 BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN
25.534.390.000,00
23.804.790.103,00
93,23
95,21
91 BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON
14.895.513.000,00
13.894.855.065,00
93,28
95,34
92 BALAI ( BPTP ) PONTIANAK
8.421.190.000,00
7.826.934.141,00
92,94
94,99
34 P U S A T 108.139.579.000,00 90.514.135.288,00 83,70 96,34
93 DIREKTORAT JENDERAL
PERKEBUNAN
DIRAT TANAMAN REMPAH DAN
PENYEGAR
7.158.875.000,00
6.578.201.065,00
91,89
96,65
DIRAT TANAMAN SEMUSIM
11.734.359.000,00
8.456.862.695,00
72,07
94,78
DIRAT TANAMAN TAHUNAN
7.195.223.000,00
6.724.263.167,00
93,45
96,84
DIRAT PENANGANAN PASCA PANEN
6.519.682.000,00
4.757.213.498,00
72,97
96,10
DIRAT PERLINDUNGAN
PERKEBUNAN
4.561.300.000,00
3.588.970.478,00
78,68
96,25
SEKRETARIAT DITJEN.
PERKEBUNAN
4.561.300.000,00
3.588.970.478,00
85,12
96,55
TOTAL DIREKTORAT JENDERAL
PERKEBUNAN 1.320.618.976.000,00 1.162.841.295.863,00 88,05 92,90
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
156 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENILAIAN SATKER PROVINSI
LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2014
NO PROVINSI NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
1 DISBUN PROVINSI JAWA BARAT 83 Berhasil
2 DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH 78 Cukup Berhasil
3 DISHUTBUN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
76 Cukup Berhasil
4 DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR 43 Tidak Berhasil
5 DISBUN PROVINSI A C E H 58 Tidak Berhasil
6 DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA 80 Berhasil
7 DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT 80 Berhasil
8 DISBUN PROVINSI RIAU 78 Cukup Berhasil
9 DISBUN PROVINSI JAMBI 81 Berhasil
10 DISBUN PROVINSI SUMATERA SELATAN
65 Cukup Berhasil
11 DISBUN PROVINSI LAMPUNG 82 Berhasil
12 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
83 Berhasil
13 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
86 Berhasil
14 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
75 Cukup Berhasil
15 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
60 Cukup Berhasil
16 DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA 83 Berhasil
17 DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH 86 Berhasil
18 DISBUN PROVINSI SULAWESI SELATAN 87 Berhasil
19 DISBUNHORTI PROV SULAWESI TENGGARA
85 Berhasil
Lampiran 7
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
157 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO PROVINSI NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
20 DISTAN PROVINSI MALUKU 79 Cukup Berhasil
21 DISBUN PROVINSI BALI 80 Berhasil
22 DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
86 Berhasil
23 DISTANBUN PROV. NUSA TENGGARA TIMUR
78 Cukup Berhasil
24 DISBUNNAK PROVINSI PAPUA 83 Berhasil
25 DISBUN PROVINSI BENGKULU 85 Berhasil
26 DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA 95 Berhasil
27 DISHUTBUN PROVINSI BANTEN 92 Berhasil
28 DISTANBUNNAK PROV KEP. BANGKA BELITUNG
80 Berhasil
29 DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO 80 Berhasil
30 DISTANHUTNAK PROV. KEP. RIAU 63 Cukup Berhasil
31 DISBUN PROVINSI PAPUA BARAT 83 Berhasil
32 DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT 83 Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
158 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENILAIAN SATKER KABUPATEN/KOTA
LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
1 DISHUTBUN KAB CIANJUR 90 Berhasil
2 DISBUN KAB GARUT 100 Sangat Berhasil
3 DISHUTBUN KAB BENER MERIAH 96 Sangat Berhasil
4 DISHUTBUN KAB PIDIE 80 Berhasil
5 DISHUTBUN KAB ACEH UTARA 86 Berhasil
6 DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR 80 Berhasil
7 DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA 75 Cukup Berhasil
8 DISBUN KAB BATUBARA 15 Tidak Berhasil
9 DISBUN KAB PASAMAN BARAT 88 Berhasil
10 DISBUN KAB KAMPAR 87 Berhasil
11 DISHUTBUN KAB MERANTI 83 Berhasil
12 DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR 81 Berhasil
13 DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT 81 Berhasil
14 DISBUN KAB MUARA ENIM 90 Berhasil
15 DISBUN KAB MUSI RAWAS 85 Berhasil
16 DISBUN KAB OGAN KOMERING ILIR 80 Berhasil
17 DISHUTBUN KAB SANGGAU 85 Berhasil
18 DISHUTBUN KAB SINTANG 85 Berhasil
19 DISHUTBUN KAB KAPUAS HULU 85 Berhasil
20 DISHUTBUN KAB BENGKAYANG 90 Berhasil
21 DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT 95 Berhasil
22 DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR 95 Berhasil
23 DISTANPANGANBUN KAB TANAH LAUT 65 Cukup Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
159 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO KABUPATEN/KOTA NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
24 DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI TENGAH 85 Berhasil
25 DISBUN KAB KOTABARU 80 Berhasil
26 DISBUN KAB TABALONG 85 Berhasil
27 DISHUTBUN KAB BALANGAN 65 Cukup Berhasil
28 DISBUNPANGANNAKPERIKANAN KAB KUTAI BARAT
80 Berhasil
29 DISBUN KAB MINAHASA SELATAN 95 Berhasil
30 DISBUN KAB TOLI-TOLI 83 Berhasil
31 DISHUTBUN KAB SIGI 83 Berhasil
32 DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU 89 Berhasil
33 DISHUTBUN KAB BONE 66 Cukup Berhasil
34 DISHUTBUN KAB BULUKUMBA 95 Berhasil
35 DISHUTBUN KAB SOPPENG 83 Berhasil
36 DISHUTBUN KAB LUWU UTARA 87 Berhasil
37 DISTAN KAB KONAWE 88 Berhasil
38 DISBUN KAB KOLAKA 83 Berhasil
39 DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN 91 Berhasil
40 DISBUNHUT KAB MALUKU TENGGARA 80 Berhasil
41 DISTANBUNNAK KAB SIKKA 90 Berhasil
42 DISBUN KAB ALOR 93 Berhasil
43 DISTANBUNHUT KAB BENGKULU TENGAH
90 Berhasil
44 DISTAN KAB HALMAHERA UTARA 90 Berhasil
45 DISTAN KAB HALMAHERA BARAT 86 Berhasil
46 DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH 100 Sangat Berhasil
47 DISTANBUN KAB PANDEGLANG 91 Berhasil
48 DISHUTBUN KAB LEBAK 95 Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
160 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
NO KABUPATEN/KOTA NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
49 DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN 85 Berhasil
50 DISHUTBUN KAB BANGKA 70 Cukup Berhasil
51 DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH 90 Berhasil
52 DISTANBUNPANGAN KAB PAHUWATO 86 Berhasil
53 DISHUTBUN KAB MAJENE 100 Sangat Berhasil
54 DISHUTBUN KAB MAMUJU 87 Berhasil
55 DISHUTBUN KAB POLEWALI MANDAR 84 Berhasil
56 DISTANBUNHORTI KAB MAMASA 85 Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
161 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
PENILAIAN SATKER BALAI DAN UNIT ESELON II
LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
TAHUN 2014
NO BALAI NILAI
TERTIMBANG SEBUTAN
1 BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA 89 Berhasil
2 BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN 87 Berhasil
3 BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON 91 Berhasil
4 BALAI ( BPTP ) PONTIANAK 79 Cukup Berhasil
5 DiREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
5a. DIRAT TAN. REMPAH DAN PENYEGAR
79 Cukup Berhasil
5b. DIRAT. TAN. SEMUSIM 60 Cukup Berhasil
5c. DIRAT. TAN. TAHUNAN 81 Berhasil
5d. DIRAT. PASCA PANEN DAN PEMBINAAN USAHA
65 Cukup Berhasil
5e. DIRAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
65 Cukup Berhasil
5f. SEKRETARIAT DITJEN PERKEBUNAN 79 Cukup Berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
162 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
Prioritas Nasional Kementerian Pertanian
Yang Dipantau UKP4
Tahun2014
RENCANA AKSIKRITERIA
KEBERHASILANUKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
N5PXX: PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN
TARGET B03:
1. Teridentifikasinya CP/CL
untuk kegiatan pengembangan
tebu seluas 15.600
- B03 : 141,4% CPL/CL untuk rawat ratoon, bongkar
ratoon dan perluasan seluas 22.059
Ha.
TARGET B06:
1. Teridentifikasinya CP/CL
untuk kegiatan pengembangan
tebu seluas 40.800 Ha.
- B06 : 126,53% CP/CL untuk rawat ratoon, bongkar
ratoon dan perluasan seluas 51.627
Ha.
2. Terlaksananya pengadaan
pupuk untuk rawat ratoon tebu
seluas 12.000 Ha.
- B06 : 25,68% Pengadaan pupuk untuk rawat
ratoon seluas 3.081 Ha.
TARGET B09:
1) Teridentifikasinya CP/CL
untuk tanaman tebu seluas
47.010 Ha
B09 : 100,21% CP/CL untuk tanaman tebu seluas
47.110 ha.Berubahnya realisasi
CP/CL dari 51.627 Ha (B06) ke
47.010 ha (B09) dikarenakan
adanya penghematan nasional
sehingga SK CPCL yg sudah di SK
kan dibuat ulang kembali.
2) Terlaksananya pengadaan
pupuk untuk rawat ratoon tebu
seluas 5.000 Ha.
B09 : 64,33% 1. Sebagian besar petani tebu
melaksanakan BR/perluasan pada
pola II (Oktober-Desember)
TARGET:
1. Teridentifikasinya CP/CL
untuk tanaman tebu seluas
47.010 Ha
2.Tersalurkannya pupuk untuk
rawat ratoon 31.518Ha
3. Terlaksanaanya perluasan
dan bongkar ratoon 10.000 Ha
di Tahun 2014 (5.492 Ha di
Tahun 2015)
N5PXXAX:
Peningkatan
produksi,
produktivitas dan
mutu tanaman
semusim
Rawat Ratoon,
Bongkar ratoon dan
perluasan areal
tanaman tebu
TERGET : (RKP 79.000 Ha)
1. Terlaksananya pengadaan
pupuk untuk rawat ratoon
31.518 Ha.
2. Terlaksananya Perluasan
dan Bongkar Ratoon 10.000 Ha
di Tahun 2014 (5.492 di Tahun
2015).
TARGET B09:
1) Teridentifikasinya CP/CL
untuk tanaman tebu seluas
79.000 Ha
2) Terlaksananya pengadaan
pupuk untuk rawat ratoon tebu
seluas 30.000 Ha
3) BR dan atau perluasan
3.600 Ha .
TARGET
1. Tersalurkannya pupuk untuk
rawat ratoon 61.000 ha
2. Terlaksanaanya perluasan
dan bongkar ratoon 16.200 ha
di 2014 (1.800 ha di tahun
2015)
SEMULA MENJADI
Lampiran 8
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
163 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2014
RENCANA AKSIKRITERIA
KEBERHASILANUKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3) Terlaksananya perluasan
dan bongkar raton 1.500 Ha.
B09 : 63,08% 2. Lahan petani rata-rata merupakan
lahan tegalan yang tidak
berpengairan
3. Penundaan untuk penyaluran
dana Bansos baru dicabut tanggal
14 Juli 2014. Setelah petani baru
menyiapkan pelaksanaan
BR/perluasan seperti mencari benih.
TARGET B12:
1) Teridentifikasinya CP/CL
untuk tanaman tebu seluas
47.010 Ha
B12: 100 %
2) Terlaksananya pengadaan B12: 100 %3) Terlaksananya Bongkar B12: 64,70 % - Realisasi BR dan Perluasan
-.Pertumbuhan KBD mengalami
TARGET B12:
1) Terlaksananya pengadaan
pupuk untuk rawat ratoon tebu
seluas 61.000 Ha
2) Terlaksananya Bongkar
Ratoon dan Perluasan areal
tebu seluas 16.200 Ha di tahun
2014
SEMULA MENJADI