kasus pasien bedah puskesmas baiturrahman
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS BEDAH PUSKESMAS BAITURRAHMAN KOTA
BANDA ACEH
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Peuniti
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Tanggal pemeriksaan : 30 Desember 2012
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha
B. Keluhan Tambahan : Nyeri pada benjolan
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang kepuskesmas dengan keluhan ada benjolan di lipatan
pahanya lebih jurang sudah 2 bulan. Benjolan dapat dimasukan kembali,
benjolan tampak terasa sakit, biasanya benjolan muncul kalau os
mengedan, batuk dan menggangkat benda-benda yang berat.
D. RPD : disangkal
E. Riwayat Keluarga : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign : Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 °C
A. Status Generalis
- Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis,
turgor cukup
- Kepala : Simetris, normal, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
- Muka : Simetris
- Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada,
pupil isokor Φ 3mm/3mm, terdapat reflek cahaya pada
kedua mata.
- Hidung : Deviasi septum tidak ada, discharge tidak ada, nafas
cuping hidung tidak ada
- Mulut/Gigi : Bibir sianosis tidak ada, lidah kotor tidak ada, stomatitis
tidak ada, carries tidak ada, faring tidak hiperemis,
tonsil T0-T0
- Telinga : Simetris, discharge tidak ada
Pemeriksaan Leher
- Inspeksi : Deviasi trakea tidak ada
- Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Pemeriksaan Thorax
- Jantung
Inspeksi : Simetris, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat
Perkusi : Batas atas kiri : ICS II LMC sinsitra
Batas atas kanan : ICS II LPS dextra
Batas bawah kiri : ICS V LMC sinistra
Batas bawah kanan : ICS IV LPS dextra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, murmur tidak ada, gallop tidak
ada
1
- Paru
Inspeksi : Dinding dada simetris pada saat statis dan
dinamis, retraksi tidak ada, ketinggalan gerak
tidak ada
Palpasi : Simetris, vokal fremitus kanan sama dengan kiri,
ketinggalan gerak tidak ada
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar: vesikuler kanan dan kiri
Suara tambahan tidak didapatkan
- Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membuncit, simetris, venektasi tidak
ada, sikatrik tidak ada, tidak tampak masa
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tidak teraba,
defans muskular tidak ada, tidak teraba
massa, ballotemen tidak ada, buli-buli tidak
teraba.
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran abdomen, nyeri ketok
sudut costovertebra tidak ada.
Auskultasi : Terdengar suara bising usus 5 kali dalam satu
menit
- Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Dalam Batas Normal
Inferior : Dalam batas Normal
B. Status Lokalis
Regio Inguinalis Dekstra :
• Inspeksi : Terlihat benjolan di daerah Inguinalis dextra.
• Palpasi : Teraba benjolan, bentuk lonjong, konsistensi kenyal,
nyeri tekan (-), benjolan dapat dimasukan kembali.
• Pemeriksaan Finger test : teraba benjolan lunak di ujung jari
2
DIAGNOSA KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
Kurangi menggangkat benda yang berat
Pakai celana korset selama beraktifitas
Farmakologi
Analgetik, asam mefenamat 3 x 1
Operatif
Hernioraphy
PROGNOSIS :
Quo ad functionam dubia ad bonam
Quo ad sanationam dubia ad bonam
Quo ad vitam dubia ad bonam
3
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun
hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis
Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan
lebih lanjut hernia ingunalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis
mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak
langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang
lain adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari
lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai
arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior.
Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital
meskipun ada yang didapat.
Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.
Tipe Deskripsi Hubungan
dg vasa
epigastrica
inferior
Dibungkus
oleh fascia
spermatica
interna
Onset
biasanya pada
waktu
Hernia
ingunalis
lateralis
Penojolan
melewati cincin
inguinal dan
biasanya
merupakan
kegagalan
penutupan
cincin ingunalis
Lateral Ya Congenital
Dan bisa pada
waktu
dewasa.
4
interna pada
waktu embrio
setelah
penurunan testis
Hernia
ingunalis
medialis
Keluarnya
langsung
menembus
fascia dinding
abdomen
Medial Tidak Dewasa
B. KLASIFIKASI
Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:
Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin
interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4
kelas:
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:
1. Hernia Indirek
hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.
hernia inguinalis indirek sliding.
2. Hernia Direk
suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat
tuberculum pubicum.
hernia divertikular di dinding posterior.
hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh
permukaan segitiga Hesselbach
5
Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:
1. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.
2. Ukuran cincin interna.
3. Integritas dinding posterior dan kanal.
C. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai
kontroversi, tetapi diyakini ada tiga penyebab, yaitu:
Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
Overweight
Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran
badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau
gangguan saluran kencing
Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma,
emphysema, alergi
Kehamilan
Ascites
Adanya kelemahan jaringan /otot.
Tersedianya kantong.
D. PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS LATERALIS
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole
inferior gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan
melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi
kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular
peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada
pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes
akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi
gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu
6
sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih
banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian
inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna
ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan
rongga peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa
ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika
processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis
lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck.
Akan tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan
menutupnya processus vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang
terkena hernia ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya menutup.
E. GEJALA
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang
adanya nyeri dan membengkak pada saat mengangkat atau
ketegangan.seringnya hernia ditemukan pada saat pemeriksaan fisik
misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa pasien
mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia
ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum.
Dengan bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman
dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit
dibandingkan hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih
berkurang untuk menjadi inkarserasi atau strangulasi.
F. TANDA
Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan
berdiri dan berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil
yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat mengetahui besarnya cincin
eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari
7
tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk
menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya
pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan
tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis ingunalis pada saat batuk
dan hernia dapat didiagnosa.
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit
dlakukan dan ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus
dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing
jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama . hernia yang turun
hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan
terlihat simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan
akan menghilang pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia
ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah
menghilang padaa saat berbaring.
Pada palpasi
Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan
pada hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan
terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis.
Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke
annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa
pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui
cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia
direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan
terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan
kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka
pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis
inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal
tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.
8
G. KOMPLIKASI
Hernia inkarserasta :
Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
Tidak dapat direposisi
Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.
Hernia strangulasi :
Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik
Adanya gangguan sistemik pada usus.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.
Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi.
Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin
hernia. Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa
pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab
pembengkakan testis.
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak
biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal
dengan Spontaneous Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan
dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta isinya ke
rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en
masse:
Retropubic
Intra abdominal
Pre peritoneal
Pre peritoneal locule
9
I. PENATALAKSANAAN HERNIA
Penanganan DI IGD
Mengurangi hernia.
Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk
mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar tekanan
intraabdominal tidak meningkat.
Menurunkan tegangan otot abdomen.
Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di
bawah lutut.
Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-
20° terhadap hernia inguinalis.
Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi
pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia.
Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi
flexi unilateral (seperti kaki kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah
penonjolan yang berlanjutselam proses reduksi penonjolan
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang
bertujuan untu mengembalikan isis hernia ke atas. Jika
dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis
hernia keluar dari pintu hernia.
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil
dalam 2 kali percobaanm
Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik
yang adekuat dan posisikan Trendelenburg, dan kompres
dingin selam a20-30 menit.
Konsul bedah jika :
Reduksi hernia yang tidak berhasil
10
Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang
memburuk.
Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit
beberapa kontraindikasi . penanganan ini teruntuk semua
pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi hal
yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif
agar kondisi kesehatan saat dilakukan operasi dalam
keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang
cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.
Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih
bijaksana apabila dilakukan penanganan terlebih dahulu
terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi
traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.
Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan
nyeri pada hernia maka operasi yang cito harus di lakukan.
Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia
inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan
panggul dielevasikan dan di beri .analgetik dan obat sedasi
untuk merelaxkan otot-otot.
Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat
dimanipulasi dan tidak ada gejala strangulasi.
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen
untuk memastikan usus masih hidup, ada tanda-tanda
leukositosis.
Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah
yang berwarna gelap.
Indikasi operasi :
Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki
secara operatif tanpa penundaan, karena adanya risiko
komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi,
11
yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis,
dan adanya peningkatan risiko infeksi dan rekurensi yang
mengikuti tindakan operatif.
pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito
terutama pada keadaan inkarserata dan strangulasi. Pada
pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen,
Gavrilenko) bahwa lebih baik melakukan elektif surgery
karena angka mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika
dilakukan cito surgery.
DAFTAR PUSTAKA
1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
12
2. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
3. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
4. http://www.hernia.tripod.com/inguinal.html
5. Kerry V. Cooke.incarcerated hernia.2005. http://www.webmed.com
6. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery.
New York. WB Saunders Company. 795-801
7. Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation.
Volume 1. Tenth edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.
13