kasus bank mega
DESCRIPTION
CG PEMBAHASAN KASUS BANK MEGATRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Pada umumnya Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Kemudian Bank dikenal juga sebagai
tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping
itu bank juga dikenal untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk pembayaran seperti
pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan sebagainya.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masayarakat serta memberikan
jasanya dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang.Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada tiga fungsi utama Bank yaitu:
1. Bank sebagai lembaga yang mungumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan.
2. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit
dan bentuk lainnya
3. Bank sebagai lembaga yang memperlancar transaksi perdagangan dan predaran
uang.
Namun hal ini tidak sesuai dengan praktek yang dillakukan oleh Bank Mega. Bank
tersebut telah melakukan pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemkab Batubara sehingga
hal ini merupakan tindak pidana pencucian uang. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) menyimpulkan kasus pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemkab
Batubara di PT Bank Mega Tbk, merupakan tindak pidana pencucian uang. Wakil Ketua
PPATK Gunadi mengatakan aliran dana Elnusa mengarah ke perorangan dan diinvestasikan
di deposito. Sedangkan dana Pemkab Batubara mengarah ke rekening perseorangan dan
diinvestasikan deposito.
1
PEMBAHASAN
a. Kasus Pegawai Bank Mega Terlibat Kasus Pembobolan Dana Elnusa
Bank Indonesia (BI) menyatakan, kasus pembobolan dana PT Elnusa Tbk (ELSA)
melibatkan langsung oknum pegawai PT Bank Mega Tbk (Bank Mega). Hal tersebut
diketahui BI usai pemeriksaan internal yang dilakukan oleh bank sentral kepada Bank Mega.
Kasat Fismondep Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Aris Munandar
sebelumnya juga mengatakan, pembobolan dana itu juga menggaet sejumlah pihak antara lain
Kepala Cabang Bank Mega Jababeka berinisial IHB. Dalam pembobolan dana PT Elnusa
sebesar Rp 111 miliar ini, modus yang dilakukan dengan pemalsuan tandatangan dokumen
pengalihan dana. Nah, pemalsuan ini tidak akan mulus tanpa bantuan pihak bank.
Sebelumnya BI memang memanggil manajemen Bank Mega. Adapun yang hadir
yakni Direktur Kepatuhan Bank Mega, Direktur Operasional dan Satuan Kerja Audit Intern
Bank Mega. Ketua PPATK menjelaskan, berdasarkan penelusuran PPATK sejak April 2011,
dalam kasus Elnusa terdapat 33 laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) dan 69
laporan transaksi keuangan tunai (LTKT). Untuk Dana Pemkab Batubara, terdapat 18 LTKM
dan 34 LTKT. Saat ini, PPATK telah mengirim laporan tersebut kepada penyidik Polda
dan Kejaksaan Agung.
Seperti diketahui, telah terjadi kasus pembobolan dana milik Elnusa di Bank Mega
sebesar Rp 111 miliar oleh direktur keuangannya, Santun Nainggolan. Manajemen Elnusa
akhirnya memecat Santun yang dulu juga pernah menjabat sebagai presiden direktur Sempati
Air yang sudah bangkrut.
Manajemen Elnusa juga memastikan bahwa hilangnya dana deposito Rp 111 miliar
tidak mempengaruhi kinerja perseroan. Penempatan deposito ini sedianya merupakan dana
operasional cadangan untuk tiga bulan ke depan.
Pembobolan bank terjadi bukan hanya sistem pengawasan yang lemah, namun juga
masalah sumber daya manusia (SDM) perbankan. BI meminta, ke depan agar bank lebih
mengawasi kualitas SDM. BI akan menilai kebijakan human capital oleh bank sebagai
bagian dari penilaian risiko operasional.
Seperti diketahui, Elnusa mulai menempatkan dana di Bank Mega Cabang Jababeka,
Cikarang, sejak 7 September 2009 hingga mencapai Rp161 miliar. Dana itu terbagi dalam
lima bilyet deposito berjangka waktu antara 1-3 bulan.
Seluruh dana telah ditransfer Elnusa dan diterima Bank Mega. Saat ini saldo deposito
tersebut sebesar Rp111 miliar, deposito senilai Rp50 miliar pernah dicairkan Elnusa pada
2
tanggal 5 Maret 2010, dan dananya telah diterima dengan baik di rekening sesuai perintah
Elnusa.
Permasalahan ini baru diketahui ketika Elnusa akan mencairkan deposito tersebut
pada 19 April 2011. Menurut kepala cabang Bank Mega Jababeka,Cikarang, penempatan
dana itu sudah tidak ada karena telah dicairkan. Elnusa lalu mempertanyakan sistem dan
prosedur yang ada di Bank Mega.
b. Kasus Pemkab Batubara di PT Bank Mega Tbk
Dalam kasus dana Pemkab Batubara, PPATK telah membekukan 10 rekening yang
dicurigai menerima dana dari rekening Pemkab Batubara yang ada di Bank Mega Jababeka
Modus pembobolan dana Pemkab Batubara, Sumtera Utara senilai Rp 80 miliar di Bank
Mega Cabang Jababeka, mirip dengan kasus bobolnya dana Elnusa di bank tersebut. Dari
penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan jajaran Kejaksaan Agung diperoleh keterangan
sementara, uang Pemkab Batubara dialirkan ke PT Noble Mandiri Invesment dan PT Pacific
Fortune Management oleh sejumlah perantara yang berharap bisa menarik keuntungan dari
hal tersebut.
Modus dari kasus ini adalah pemindahan rekening bank atas nama pemerintah daerah
(pemda) yang berada di bank pembangunan daerah (BPD) yakni Bank Sumut ke bank swasta
dengan iming-iming tingginya nilai jasa bunga yang akan diberikan pihak bank swasta.Juga
dengan sistem deposito on call yang dapat memberikan kesempatan bagi para nasabah untuk
melakukan penarikan deposito kapan saja.
Namun, pengacara Kepala Cabang Bank Mega Jababeka Itman Harry Basuki (IHB),
Dwi Heri Sulistiawan langsung menepis anggapan bahwa kliennya terlibat dalam kasus ini,
apalagi disebut-sebut menerima fee dari pejabat Pemkab Batubara dalam penempatan dana
Rp 80 miliar di Bank Mega cabang Jababeka.
Menurutnya, justru Itman telah melakukan prosedur yang benar dalam pencairan dana
Pemkab Batu Bara. Ia membantah pernyataan pihak Kejaksaan Agung bahwa kliennya
mengiming-imingi pejabat Pemkab Batu Bara dengan bunga tinggi untuk mendepositokan
dananya di Bank Mega.
Dalam pemeriksaan itu, kliennya juga telah menyampaikan bahwa proses pendeposi-
toan dana Pemkab dilakukan sesuai prosedur, alias tak menyalahi aturan perbankan. “Dengan
rate 7 persen per tahun, bukan 7 persen per 3 bulan. Itu produk jasa perbankan biasa,”
ucapnya.
3
Lantaran itu, dana Pemkab tersebut lalu disimpan di Bank Mega oleh Kepala Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Batubara Yos Rauke dan Bendahara
Umum Daerah Fadil Kurniawan selaku kuasa kas Pemkab Batubara. Tapi dalam perkem-
bangannya, dia mengaku tidak tahu menahu kenapa dan bagaimana dana tersebut
diinvestasikan ke dua perusahaan investasi.
Yang jelas, Kejagung tak mau kecolongan. Sinyalemen adanya peran Kepala Cabang
Bank Mega Jababeka, Itman Harry Basuki yang dijadikan tersangka oleh kepolisian dalam
kasus pembobolan dana PT Elnusa dengan modus operandi serupa, yakni hilangnya dana
Pemerintah Kabupaten Batubara Rp 80 miliar di Bank Mega, ditelusuri.
Kapuspenkum Kejagung Noor Rochmat menduga, yang bersangkutan memiliki
keterkaitan dalam kasus hilangnya dana Pemkab Batubara di Bank Mega, Jababeka. dia juga
mengatakan bahwa kasus ini mirip dengan kasus yang dialami oleh PT Elnusa.
4
KESIMPULAN
Pembobolan bank terjadi bukan hanya sistem pengawasan yang lemah, namun juga
masalah sumber daya manusia (SDM) perbankan. BI meminta, ke depan agar bank lebih
mengawasi kualitas SDM. Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi kasus pembobolan bank,
setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah (dalam hal ini BI).
Pertama, dengan memperkuat penegakan hukum. Cara ini memang klise, namun
untuk mewujudkan law enforcement, salah satu prasyarat utamanya adalah membersihkan
aparat penegak hukum. Jika jaksa, polisi, ataupun hakim masih kotor, maka penegakan
hukum sulit diwujudkan.
Kedua, dengan memperbaiki dua kelemahan mendasar BI: pengawasan dan
koordinasi. Dua hal ini harus terus-menerus diperbaiki karena selama ini dijadikan jalan bagi
pembobol bank untuk beraksi. Sistem perbankan sebenarnya cukup kuat untuk mencegah
pembobolan oleh orang dalam tapi faktanya tidak bisa menjamin 100%.
Ketiga, yaitu memperketat proses perekrutan SDM perbankan sehingga yang diterima
benar-benar yang mempunyai kredibilitas tinggi. Tidak hanya dari sisi skill dan knowledge
namun lebih penting dari itu attitude, yang menyangkut kejujuran dan komitmen tinggi pada
profesi bankir. Semuanya harus dipenuhi guna menjaga keberlangsungan bisnis perbankan
mengingat keterkaitannya dengan kepercayaan nasabah dan dunia usaha.
Sedangkan, cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kasusnya adalah
1. memperkuat penegakan hukum.
2. memperbaiki dua kelemahan mendasar BI: pengawasan dan koordinasi.
3. memperketat proses perekrutan SDM perbankan sehingga yang diterima benar-benar
yang mempunyai kredibilitas tinggi.
5