kasus 4 trend n issue
TRANSCRIPT
LAPORAN TREND & ISSUE
JARINGAN PARUT BEKAS JERAWAT
SISTEM INTEGUMEN
OLEH : SGD 8
Putu Hena Pramonia Cita (0902105009)
Ni Koming Kusuma Antari (0902105021)
I Wayan Dedy Surya Adi Tanaya (0902105026)
Ida Ayu Trisna Dewi Kirana (0902105052)
Pt Wanda Sumawidanta (0902105054)
Putu Tania Cicilia Wanti (0902105057)
Putu Wiwik Ernawati (0902105060)
I Pt Agus Prawita Styawan (0902105068)
Ni Komang Yuliani (0902105076)
Ni Made Euis Dwi Swaraswati (0902105088)
I Wayan Agus Eka Swastika (0902105089)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
KASUS 4
Ny. Rani 47 tahun datang ke poliklinik kulit dengan keluhan terdapat banyak jaringan parut
bekas jerawat pada bagian wajah. Ny. Rani ingin wajahnya halus dan tidak ada jaringan parut
lagi.
Pertanyaan:
1. Apa penyebab terbentuknya jaringan parut pada wajah Ny. Rani?
2. Tindakan apa saja yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keluhan Ny. Rani?
3. Jelaskan bukti-bukti ilmiah( dari jurnal, referensi,dll) tentang tindakan tersebut!
4. Bagaimana mekanisme kerja tindakan tersebut?
5. Apa keuntungan dan kerugian tindakan tersebut?
6. Apa peran perawat sesuai dengan kasus di atas?
1. Penyebab terbentuknya jaringan parut pada wajah Ny. Rani
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel
pilosebasea (folikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher
serta badan bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka
(blackhead), papula, pustula, nodul, dan kista. Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat
sehingga timbul beruntus-beruntus dan abses (kantong nanah) yang meradang dan terinfeksi.
(Brunner & Suddart, 2001)
Penyebab jerawat kemungkinan karena perubahan hormonal yang merangsang kelenjar
sebasea (kelenjar penghasil minyak) di kulit. Perubahan hormonal lainnya yang juga bisa
memicu timbulnya jerawat terjadi pada masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB atau
stres. Sebagian komedo tertutup dapat mengalami rupture dan reaksi inflamasi. Inflamasi
yang ditimbulkan terlihat secara klinis sebagai papula eritematosa, pustula, dan kista
inflamatorik. Papula serta kista yang ringan akan kempis dan sembuh sendiri tanpa terapi.
Papula dan kista yang lebih dalam dapat menimbulkan jaringan parut pada kulit (Stawiski,
1992).
TERJADINYA JARINGAN PARUT
Jaringan parut bekas jerawat umumnya timbul pada jerawat yang berat dan terinfeksi. Bentuk
jaringan parut yang muncul sangat tergantung dari dalam dan luasnya jerawat.
Parut jerawat terjadi karena adanya kehilangan jaringan sel, sebagaimana parut yang terjadi
akibat cacar air. Parut adalah hasil proses penyembuhan di mana kolagen (protein yang
menjaga agar kulit halus) baru terbentuk untuk memperbaiki luka. Parut jerawat dialami oleh
30% penderita jerawat inflamasi derajat sedang dan parah.
Jenis-Jenis Parut Jerawat
Jenis parut yang terjadi dapat berupa:
1. Ice-pick scars: lubang parut kecil berujung sedikit kasar berdiameter 1-2 mm yang
biasanya terjadi di pipi. Jenis parut ini paling sering terjadi dan bervariasi kedalaman dan
kekasarannya bila disentuh.
2. Boxcar Scars: parut dalam atau dangkal dengan tepi yang tegas dan berdiameter lebih
dari 3 mm, mirip parut bekas cacar air. Parut berbentuk ini banyak ditemukan di daerah
pelipis dan pipi.
3. Rolling scars: parut bergelombang yang dangkal tetapi lebar, dengan lebar 4-5 mm atau
lebih. Dasar dari parut ini keras bila disentuh.
4. Athrophic scars: jaringan parut berupa cekungan dengan warna kemerahan, biasanya
cukup kecil bila di wajah tetapi bisa lebih besar dari 1 cm diameternya bisa terjadi di
punggung atau dada. Parut jenis ini lembut bila disentuh dengan dasar sedikit berkerut.
Warna kemerahan disebabkan oleh pembuluh darah yang berada persis di bawah parut.
5. Hyperthrophic scars: jaringan parut yang menebal tetapi tidak melebar melebihi luka
jerawat aslinya dasarnya dan menghilang dengan berlalunya waktu.
6. Keloid scars: adalah pertumbuhan jaringan melebihi luka jerawat aslinya.
2. Tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keluhan Ny. Rani
Parut jerawat biasanya memiliki dasar di dalam kulit, bukan di permukaan kulit. Hal ini
membuat parut jerawat sulit dihilangkan. Dengan perawatan medis paling canggih sekalipun,
parut jerawat seringkali tidak mungkin dihilangkan secara total sehingga kulit tampak seperti
sedia kala. Penanganan dini dan tepat sangat berperan mengurangi risiko parut jerawat yang
permanen.
Penanganan parut jerawat secara medis dapat dilakukan dengan:
Injeksi kolagen
Dermabrasi
Mikrodermabrasi
Penanganan dengan Laser
Bedah Kulit
Pengupasan Kimiawi
Autologous Fat Transfer
Cangkok Punch
3. Bukti-bukti ilmiah( dari jurnal, referensi,dll) tentang tindakan tersebut
- Pada study yang dilakukan Melissa A, dkk yang berjudul Evaluation of Plasma Skin
Regeneration Technology in Low-Energy Full-Facial Rejuvenation menjelaskan metode
peremajaan wajah dengan memberikan energi ke kulit melalui plasma diinduksi dengan
melewati frekuensi radio sehingga menjadi gas nitrogen. Didapatkan hasil bahwa prosedur
ini bisa ditoleransi dengan baik dengan ketidaknyamanan yang minimal. rata-rata
ketidaknyamanan setelah pengobatan adalah 2,3 dari skala 1(tidak menimbulkan
ketidaknyamanan) sampai 10 (sangat tidak nyaman), setiap sesi pengobatan mengambil
waktu 15-20 menit (Melissa A. Dkk, 2007).
Tingkat kerusakan epidermal dan reepitelisasi bervariasi dalam seri pengobatan, dengan
yang pertama pengobatan memiliki kerusakan epidermal yang lebih besar dan waktu
penyembuhan lebih lama dari perawatan berikutnya. Reepitelisasi dinilai oleh penyidik
antara 25% dan 50% dari normal 4 hari setelah pengobatan pertama, sekitar 80% dari
normal 4 hari setelah perawatan kedua, dan benar-benar reepitelisasi 4 hari setelah
pengobatan ketiga dan akhir pengobatan. Dalam hal waktu penyembuhan, penilaian diri
pasien rata-rata 9 hari (mengelupas dan pengobatan setelah eritema) setelah pengobatan
pertama, 4 hari setelah perawatan kedua, dan 5 hari setelah pengobatan ketiga. Epidermis
yang tidak layak tetap utuh pada semua pasien sampai reepitelisasi yang di bawah lengkap,
dan secara bertahap mengeluarkan deskuamasi (pengelupasan kulit) ringan. Semua subjek
mengalami reepitelisasi lengkap ketika mereka kembali untuk pengobatan selanjutnya,
dilakukan pada interval 3 minggu (Melissa A. Dkk, 2007). Nilai penelitian eritema 4 hari
setelah pengobatan adalah 1,6 pada skala 5-titik (0 menunjukkan tidak ada; 1, minimal, 2,
ringan, 3, moderat, dan 4, yang parah). setelah 3 minggu, eritema menurun menjadi 0,8
(Melissa A. Dkk, 2007).
Satu pasien mengalami hiperpigmentasi lokal setelah pengobatan pertama. Perawatan
selanjutnya dilakukan sesuai jadwal, dan hiperpigmentasi menurun sedikit setelah perawatan
masing-masing dan diselesaikan 1 bulan setelah akhir dari seri pengobatan tanpa
penggunaan agen pemutihan. Tidak ada kasus hipopigmentasi atau jaringan parut yang
dicatat (Melissa A. Dkk, 2007).
Satu bulan setelah perawatan, 1 subjek ada eritema yang minimal dan 7 subjek tidak
terdapat eritema. Tidak ada contoh dari hiperpigmentasi, hipopigmentasi, atau bekas luka
pada 1 atau 3 bulan kunjungan (Melissa A. Dkk, 2007).
Penyidik menilai pasien untuk memiliki peningkatan 23% pada 1-bulan follow-up dan 37%
perbaikan pada 3-bulan follow-up (Gambar 3, 4, dan 5). Dua pasien (25%) telah cukup
mengalami pengetatan wajah ketika membandingkan foto setelah penelitian dengan wajah
mereka pada awal penelitian. Peserta menilai sendiri rata-rata peningkatan 35% keseluruhan
dari peremajaan wajah setelah 1 pengobatan, peningkatan 40% setelah 2 perawatan, 58%
peningkatan 1 bulan setelah perawatan 3, dan 68% peningkatan 3 bulan setelah perawatan 3
(Melissa A. Dkk, 2007).
Dari hasil study diatas memberian kita satu lagi pilihan untuk meremajakan atau
mengembalikan kulit wajah kita yang rusak akibat jerawat atau yang lainnya.
- Laser resurface jelas manjur sebagai kosmetik perbaikan kulit. Penyembuhan pasien dengan
CO2 laser resurfacing muncul untuk mematuhi fase pembentukan kulit atau penyembuhan
luka. Literatur menunjukkan kombinasi denaturasi kolagen dan kontraksi, fisik ablasi
jaringan photodamaged, dan neocollagenesis sebagai mekanisme yang paling mungkin.
Sementara perbandingan tidak bisa ditarik dari studi ini tentang tingkat reorganisasi kolagen
dalam pecahan dengan ablatif resurfacing laser CO2, data dari percobaan kami
menunjukkan bahwa jalur molekuler sangat mirip. Mengingat temuan ini, laser CO2
fraksional resurfacing tampaknya menjadi teknik yang menjanjikan untuk membatasi
pemulihan dan potensi efek samping, sementara masih menyediakan peremajaan efektif
penuaan wajah kulit.
Sebagai kesimpulan, berdasarkan hasil awal ini studi, mekanisme molekuler aksi serupa
untuk laser resurfacing fraksional dan ablatif CO2. Efek biocellular ini konsisten dengan
klinis perubahan yang terlihat dengan terapi laser fraksional CO2. Matriks metalloproteinase
1, 3, 9, dan 13 tampaknya memainkan peran kunci dalam denaturasi, degradasi, dan
reorganisasi kolagen dalam dermis dilihat setelah terapi laser CO2. Terapi yang ditargetkan
untuk meningkatkan ekspresi protein ini dalam hubungannya dengan CO2 fraksional laser
dapat berfungsi untuk lebih meningkatkan kemungkinan pengobatan untuk penuaan kulit.
4. Mekanisme kerja tindakan tersebut
b. Injeksi kolagen
Kolagen disuntikkan ke bawah kulit untuk meregangkan atau mengisi parut tertentu yang
halus tetapi dalam. Kolagen biasanya tidak cocok untuk parut jenis ice-pick dan keloid .
Manfaat kosmetik dari kolagen biasanya berlangsung tiga hingga enam bulan. Setelah itu,
kolagen menghilang dan harus disuntikkan kembali bila ingin mendapatkan manfaatnya
lagi.
c. Dermabrasi.
Teknik ini dianggap paling efektif mengatasi parut jerawat. Dermabrasi dapat dilakukan
di tempat dokter bedah kulit operasi yang tergolong operasi kecil ini berlangsung
beberapa menit hingga beberapa jam. Obat-obatan yang dapat menenangkan pasien dapat
diberikan sebelum operasi dilakukan.
Sebelum dilakukan Dermabrasi, bagian yang akan di dermabrasi terlebih dahulu diirigasi
dengan larutan salin dalam jumlah banyak untuk melihat medan yang akan di dermabrasi.
Selanjutnya, bagian epidermis dan sebagian lapisan superficial dermis dilepaskan dengan
Dermabrator (sikat kawat yang digerakkan dengan motor, cakram atau piringan yang
dibubuhi berlian steril, roda bergerigi) sementara bagian dermis yang tersisa dalam
jumlah cukup dibiarkan untuk memungkinkan reepitelisasi bagian yang diterapi. Sesudah
penyerutan daerah tersebut diirigasi dengan larutan saline dalam jumlah banyak untuk
menghilangkan debris dan memungkinkan tenaga kesehatan untuk melihat medan pasca
operasi, setelah itu ditutupi kasa pembalut yang sudah diberikan salep dan dibalutkan
pada daerah yang setelah di Dermabrasi.
Setelah dilakukan prosedur, kulit akan seperti bekas serutan beberapa hari. Dokter akan
merekomendasikan obat untuk mengurangi rasa yang tidak nyaman. Kesembuhan
biasanya muncul dalam 7-10 hari.
Kulit baru yang warnanya pink akan muncul pertama kali, lalu berkembang dengan
normal. Pada banyak kasus, warna pink pada kulit akan memudar dari 6-8 minggu.
Makeup dapat dipakai segera setelah kulit sembuh.
Pada umumnya, banyak orang dapat melakukan aktivitas normal dari 7-14 hari setelah
dermabrasi. Pasien dianjurkan untuk menghindari matahari baik langsung maupun tidak
langsung selama 3-6 bulan dan dianjurkan memberikan tabir surya ketika beraktivitas
diluar.
d. Mikrodermabrasi
Metoda ini menggunakan alat khusus dengan bahan utama kristal halus atau bubuk
organik. Cara kerjanya adalah dengan mengandalkan semprotan mikro kristal dan vakum
yang bersatu pada satu hand piece yang dapat mengangkat sel-sel mati dan memperbaiki
countour kulit sehingga kulit akan tampak lebih bersih dan bercahaya.
Perawatannya dilakukan setiap 5-7 hari bervariasi antara 10 sampai dengan 24 kali
tegantung kedalaman bekas jerawat. Waktu pengerjaannya 10 sampai dengan 20 menit
untuk sekali terapi. Setelah itu, pasien dianjurkan untuk tidak terkena paparan matahari
secara langsung.
Berbeda dengan dermabrasi, teknik ini tidak menimbulkan luka karena betul-betul hanya
permukaan kulit saja yang terkelupas. Namun demikian, teknik ini seringkali harus
dilakukan berulang-ulang dan parut jerawat seringkali tidak menghilang secara
signifikan.
e. Penangnan dengan Laser
- Laser menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk menghilangkan
pigmen. Pigmen pada kulit, terbungkus oleh jaringan kolagen, sehingga kulit
dihilangkan. Laser meggunakan tenaga laser untuk menghancurkan kapsul kolagen,
sehingga pigmen hancur menjadi butiran-butiran kecil. Selanjutnya mekanisme
pertahanan tubuh akan menyingkirkan butiran-butiran pigmen tersebut, secara
bertahap. Oleh karena itu perlu tenggang waktu 4 minggu untuk melanjutkan
pengobatan perioda berikutnya.
Sinar laser yang ditembakkan pada kulit atau area yang bermasalah akan diserap
oleh sel kulit tertentu dan kemudian diubah menjadi panas pada area tersebut.
Fungsinya adalah untuk menstimulasi pembentukan sel kolagen baru yang menjaga
kekenyalan kulit. Panjang gelombang dari sinar laser adalah yang terpenting pada
perawatan ini. Alat dan jenis laser yang digunakan terkadang sama hanya panjang
gelombangnya yang berbeda.
Cara kerja sinar laser adalah dengan membuat luka atau peradangan di dalam kulit
akibat panas dari sinar laser. Peradangan ini diperlukan untuk merangsang keluarnya
asam aminopeptide yang akan memberi sinyal pada sel untuk melakukan regenerasi
sehingga kulit lebih banyak memproduksi kolagen agar kulit terlihat kencang.
- Laser Q-swichted mampu memproduksi denyutan nanosecond dan menggunakan
suhu lysosom setempat. Dengan laser Q-swichted, iradiasi partikel pigmen kaya saat
temperature in excess 3000C dengan nanosecond, menghasilkan perubahan internal
seperti rupture mekanik dan alterasi kimia.
Struktur intrinsic dan perubahan kimiawi sendiri memungkinkan u/ beberapa
penerangan tattoo yang mengikuti iradiasu laser Q-swichted. Masing – masing
partikel pigment juga memvaporasi air diseklilingnya seperti menciptakan sebuah
ombak dan cavitasi yang berkontribusi ke rupture mekanik dan disperse dari
pelampauan pigmen sel host. Rupture sel dan lepasnya fragment pigment ke dalam
celah ekstraseluler terjadi, dan sebagian mengeliminasi lewat peredaran limpatic,
repagositisit atau eliminasi transepidermis.
f. Bedah Kulit.
Parut jenis ice-pick scar dapat dihilangkan dengan pembedahan masing-masing parut
agar tampak rata dan alami. Dengan teknik bedah kulit baru yang dikenal dengan nama
subsisi (subcision), ahli kulit mengatasi parut dengan alat bedah yang kecil dan tajam
untuk memisahkan ikatan fibros pada parut sehingga menaikkan ketegangan antara
epidermis dan struktur di bawahnya dan merangsang produksi kolagen.
g. Autologous Fat Transfer
Jenis pengobatan jaringan parut bekas jerawat ini cocok untuk orang yang memiliki bekas
jerawat yang besar, dalam dan parah terutama pada wajah mereka. Prosedurnya adalah
dengan mengambil lemak dari satu bagian tubuh pasien, biasanya lemak yang diambil
berasal dari pantat, paha atau perut.dan menyuntikkannya pada bagian bawah luka untuk
membantu kenaikan (elevasi) kulit ke tingkat normal. Terapi autologous fat transfer ini
biasanya diulang setiap 6-18 bulan sekali.
h. Cangkok Punch
Ini adalah proses di mana kulit grafts kecil diambil dan digunakan untuk mengganti kulit
bekas luka. Biasanya yang diambil adalah kulit bagian belakang telinga. Teknik bekas
jerawat penghapusan biasanya digunakan untuk menghilangkan bekas jerawat yang
dalam.
Punch Excision digunakan pada bekas luka parut jenis Boxcar yang dalam dan memiliki
tepi tajam serta pangkal terlihat normal. Disini dasar bekas luka dipotong dan diangkat ke
permukaan kulit. Jahitan dan lem digunakan untuk menggabungkan tepi menjadi satu.
Insisi subkutan digunakan untuk mengobati luka parut bergulir dan berpusat pada
penggunaan jarum miring khusus yang dimasukkan di bawah kulit dan digunakan untuk
memotong jaringan ikat dalam bekas jerawat. Memar-memar yang dihasilkan memudar
setelah sekitar 1 minggu.
5. Apa keuntungan dan kerugian tindakan tersebut
Injeksi kolagen
KEUNTUNGAN
Kolagen menjaga kekenyalan dan kelenturan kulit dengan bantuan vitamin C. Juga untuk
mendukung berlangsungnya proses yang memungkinkan molekul mencapai bentuk terbaiknya
(hydroxylation). Manfaat kolagen pada kecantikan kulit tidak jauh-jauh dari upaya peremajaan
kulit. Jaringan kolagen dengan kadar tinggi dalam kulit bias membuat kulit tambah kencang
karena lem-lem perekatnya semakin banyak.
KERUGIAN
Sejauh ini vit c aman untuk dikonsumsi. Tapi konon vitamin C sebaiknya jangan
diberikan pada penderita gagal ginjal dan batu ginjal, sebab akan memacu pembentukan
batu ginjal. Vitamin C juga bias mengganggu penyerapan mineral yang diperlukan tubuh
seperti tembaga. Vitamin C merupakan senyawa yang mempermudah penyerapan zat
besi. Sebaiknya jangan diberikan padapen derita yang mempunyai kelebihan zat besi.
Misalnya pasien hematokromatosis (pewarnaan jaringan dengan pigmen darah).harga
yang mahal, risikobesar, tidak praktis, dan dapat menimbulkan alergi merupakan
kekurangan dari injeksi ini.
Dermabrasi
KEUNTUNGAN
Merangsang produksi kolagen dan elastin
Meningkatkan sirkulasi darah yang kaya nutrisi bergegas kelapisan atas kulit
Membantu dengan drainase limfatik
Mengecilkan pori-pori yang membesar sehingga kulit akan menjadi halus
Mengurangi kadar minyak pada kulit yang berlebihan
Menghilangkan selulit
Menghilangkan luka bekas jerawat, dan mencegah pembentukan jerawat kembali
Mengurangi bahkan menghilangkan keriput, kerutan halus, keputihan pada kulit,
mencegah penuaan dini dengan merangsang regenerasi jaringan kolagen kulit
Mengangkat sel-sel kulit mati, membersihkan dan menghaluskan tekstur kulit
Meningkatkan penampilan dan kualitas kulit.
KERUGIAN
Metode ini pasti memerlukan biaya yang sangat mahal, karena termasuk kedalam
tindakan operasi kecil.
Setelah operasi dermabrasi, kulit wajah akan berwarna merah, bengkak, terasa gatal,
panas dan nyeri.
Pori-pori kulit wajah akan membesar, disertai kemunculan rambut-rambut putih yang
halus.
Munculnya keloid pada bekas operasi dermabrasi akan menimbulkan rasa yang
sangat gatal.
Proses penyembuhan membutuhkan waktu yang lama, disarankan selama 2-3 minggu
tidak boleh melakukan aktifitas di luar ruangan. Pertumbuhan kulit baru yang normal
akan berlangsungs etelah 12 minggu. Setelah itu kulit wajah harus dijaga agar tidak
terkena sinar matahari langsung.
Pada warna kulit hitam yang melakukan dermabrasi membuat perbedaan warna
dengan warna sekitar kulit lainnya
Mikrodermabrasi
KEUNTUNGAN
Tindakan yang relative aman dan tidak menyakitkan
Mengatasi kelainan kulit seperti pori-pori besar, mengurangi kerutan, mengangkat sel
kulit mati, serta mengurangi lubang-lubang bekas jerawat dan flek.
Bermanfaat merangsang pertumbuhan epidermis dan dermis kulit, merangsang
sirkulasi darah dan oksigen
Merangsang pertumbuhan kolagen dalam kulit. Kulit jadi tampak segar dan awet
muda, sehingga teknik ini dikenal juga sebagai peremaja kulit.
KERUGIAN
Metode ini pasti memerlukan biaya yang sangat mahal, karena termasuk kedalam
tindakan operasi kecil.
Sebaiknya dilakukan oleh dokter yang telah ahli, walaupun bias dilakukan sendiri,
agar aman, tidak terjadi kesalahan yang berakibat rusaknya wajah kita.
Setelah operasi dermabrasi, kulit wajah anda akan berwarna merah, bengkak, terasa
gatal, panas dan nyeri.
Pori-pori kulit wajah akan membesar, disertai kemunculan rambut-rambut putih yang
halus.
Munculnya keloid pada bekas operasi dermabrasi akan menimbulkan rasa yang
sangat gatal.
Proses penyembuhan membutuhkan waktu yang lama, disarankan selama 2-3 minggu
tidak boleh melakukan aktifitas di luar ruangan. Pertumbuhan kulit baru yang normal
akan berlangsung setelah 12 minggu. Setelah itu, anda harus menjaga kulit wajah
anda agar jangan langsung terkena sinar matahari.
Penanganan dengan Laser
KEUNTUNGAN
Laser merangsang perubahan di kulit tanpa merusak jaringan, memanasi kelenjar sebasea,
mengurangi sebAm dan formasi jerawat. Pemanasan kolagen mengencangkan kulit
sehingga parut tidak begitu terlihat.
KERUGIAN
Bekas perawatan laser dapat tampak kemerahan hingga beberapa bulan.
Bedah Kulit
KEUNTUNGAN
Teknik bedah ini berguna untuk memisahkan ikatan fibros pada parut sehingga
menaikkan ketegangan antara epidermis dan struktur di bawahnya dan merangsang
produksi kolagen.
KERUGIAN
Teknik bedah kulit yang dikenal dengan nama subsisi (subcision), yakni mengatasi parut
dengan alat bedah yang kecil dan tajam sehingga dapat menimbulkan sedikit bekas luka.
Pengupasan Kimiawi
KEUNTUNGAN
Pengupasan kimia adalah teknik yang dapat digunakan untuk memperbaiki perubahan
warna kulit dan parut jerawat ringan
KERUGIAN
Teknik ini kurang berhasil untuk memperbaiki luka parut berat
Autologous Fat Transfer
KEUNTUNGAN
Bisa dilakukan pengobatan pada orang yang memiliki bekas jerawat yang besar, dalam
dan parah terutama pada wajah mereka.
KERUGIAN
Pengobatan ini di ulangi beberapa kali yaitu diulang setiap 6-18 bulan sekali.
Cangkok Punch
KEUNTUNGAN
Teknik bekas jerawat penghapusan biasanya digunakan untuk menghilangkan
bekas jerawat yang dalam,
KERUGIAN
Akibat cangkok, kulit yang di ambil akan mengalami memar-memar,namun memar ini
akan hilang setelah 1 minggu
6. Peran perawat sesuai dengan kasus di atas
a. Care giver
Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mengembalikan kesehatannya
melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu
namun berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya
mengembalikan kesehatan emosi, fisik, spiritual, dan social.
Peran perawat : pada klien yang menjalani injeksi kolagen, dermabrasi,
mikrodermabrasi, penanganan dengan laser, bedah kulit, pengupasan kimiawi, dimana
perawat membantu merawat pasien dalam proses penyembuhan yang berfokus pada
kebutuhan klien secara holistic (meliputi fisik, spiritual, dan sosial)
b. Educator
Terkait dengan peran promotif perawat, perawat berperan sebagai pendidik atau pemberi
informasi. Perawat dapat memberikan penjelasan pada klien dan keluarga mengenai
konsep dan data-data kesehatan,mendemonstrasikan prosedur tindakan keperawatan serta
menilai apakah klien mengerti dan memahami hal-hal yang dijelaskan serta mengevaluasi
kemampuan klien dalam pembelajaran. Perawat dapat menggunakan metode pengajaran
yang sesuai dengan kemampuan, kesiapan serta kebutuhan klien. Perawat juga dapat
melibatkan sumber-sumber lain misalnya keluarga klien.( Potter & Perry, 2005:287)
Peran perawat : Memberikan informasi mengenai jaringan parut akibat jerawat, baik itu
pengertian, penyebab, penatalaksanaanya obat maupun penanganannya, mekanisme
dilakukannya pelaksanaanya, lama pengobatannya, dan keuntungan maupun kerugian
pengobatan.
c. Inovator
Perawat dapat berperan sebagai innovator terhadap individu, keluarga dan masyarakat
dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
Peran perawat : pada klien dengan jaringan parut peran perawat disini yaitu
menganjurkan pasien agar melakukan pengobatan secara rutin untuk mempercepat proses
penyembuhan.
d. Role Model
Perawat seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat
jasmani dan rohani. Panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan. Menampilkan
profesionalisme dalam bekerja. Perawat, sebagai model untuk masalah kesehatan dan
kesejahteraan harus merawat kesehatan sendiri untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang efektif kepada orang lain. Kepribadian yang baik bukan hanya
memungkinkan perawat untuk dapat melaksanakan praktek dengan lebih efisien, tapi juga
memungkinkan perawat untuk memberikan pelayanan sebagai model yang sehat bagi
klien dan keluarga (Taylor et at, 1997).
Peran perawat : karena tidak seorangpun selalu dalam keadaan sempurna dalam
kesehatannya pada setiap saat, sangat penting bagi perawat untuk menyiapkan praktek
profesional dengan meluangkan waktu untuk memahami diri mereka sendiri. Dari hasil
pengetahuan terhadap diri ini akan muncul komitmen terhadap usaha secara aktif untuk
memelihara kesehatannya secara optimal.
e. Fasilitator
Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan solusi atau pilihan jalan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
Peran perawat : Dalam memberikan promosi dan perlindungan kesehatan pada klien
dengan jaringan parut, peran perawat disini dapat memberikan solusi kepada klien apabila
tidak mengetahui mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengobati jaringan
parut, klien dapat datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemecahan terhadap
masalah yang dialaminya.
f. Manager
Perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan
ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien.
Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan
jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat
memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat
yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990).
Peran perawat : Sebagai seorang manager dan pemberi perawatan klien, perawat
mengkoordinasikan berbagai professional perawatan kesehatan dan layanan untuk
membantu klien mencapai hasil akhir yang diinginkan.Sedangkan organisasi birokratik
menggunakan kontrol melalui kebijakan, pekerjaan terstruktur,dan tindakan pembagian
kategori. Organisasi lain mendesentralisasikan kontrol dan menekankan pengarahan diri
dan disiplin diri anggotanya.
g. Case Finder
Sebagai sebuah profesi dan cabang ilmu pengetahuan, keperawatan harus terus
melakukan upaya untuk mengembangkan dirinya. Salah satunya adalah melalui upaya
riset atau penelitian. Sebagai penemu kasus dan peneliti, perawat dapat menggambarkan
dan melaporkan suatu kejadian di suatu daerah, sehingga datanya bermanfaat untuk dinas
terkait dalam rangka penanganan terhadap kejadian tersebut.
Peran perawat : untuk penanganan jaringan parut juga bisa dilakukan penelitian atau riset
oleh perawat sehingga nantinya penanganan-penanganan klien dengan jaringan parut
akibat jerawat lebih bisa dikembangkan sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Mengatasi-Parut-Bekas-Jerawat. (http://majalahkesehatan.com/). Akses: 10
Desember 2011
Anonim. 2011. Penyakit Jerawat.html. (http://medicastore.com). Akses: 10 Desember 2011.
Anonim. 2011. Luka Bakar. (http:/www.blogdokter.net/tag/). Akses: 10 Desember 2011
Anonim. 2011. Jerawat Penyebab Pengobatan dan Pencegahannya.html (http://blog-
artikel.com/index.php)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol.3.E/8. Jakarta : EGC
Melissa A. Dkk. 2007. Evaluation of Plasma Skin Regeneration Technology in Low-Energy Full-
Facial Rejuvenation. http://archderm.ama-assn.org/cgi/reprint/143/2/168 (Akses 10
desember 2011)