karya tulis ilmiah diajukan sebagai salah satu syarat ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/718/1/karya...
TRANSCRIPT
i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn “LR”DENGAN PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU DI
KELURAHAN SARAEA KECAMATANKULISUSU
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH :
NISRANIM. 14401 2017 00056 8
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2018
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : NISRA
NIM : 14401 2017 00056 8
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.‘’LR”
DENGAN PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU DI
KELURAHAN SARAEA KECAMATAN KULISUSU
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya tulis sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 12 Juli 2018
Yang Membuat Pernyataan,
NISRA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama lengkap : NISRA
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Epe, 10- 01-1979
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Tomoahi
7. No. Telp/Hp : 081344361979
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Epe
2. Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Negeri Mataoleo
3. Sekolah Perawat Kesehatan Depkes Kendari
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017-2018
MOTTO
Menjadi orang baik memang tidaklah mudah orang baik yang mungkin orang lain
menganggap biasa saja, tetaplah berusaha menjadi yang terbaik, bukan pandangan
orang lain tentangmu.Tapi allah maha mengetahui.
Menyia-nyiakan waktu lebih buruk dari kematian.Karena kematian
memisahkanmu dari dunia sementara menyia-nyiakan waktu
memisahkanmu dari allah.
ABSTRAK
Nisra(14401 2017 00056 8)Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.LR denganPenyakit Tuberculosis Paru di Kelurahan Saraea Kecamatan Kulisusu.Di bimbingoleh Reni Devianti Usman,M.Kep.,Sp.KMB (xiv+79 halaman + 2 gambar + 6tabel + 9 lampiran) Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yangdisebabkan Mycobacterium tuberculosis Yang menyerang paru-paru dan hampirseluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasandan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyakmelalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteritersebut.Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan asuhan keperwatan keluargadengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga denganmenggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada keluargaTn.LR dengan anggota keluarga yang mengalami tuberculosis paru.Studi kasus inidilakukan pada tanggal 10 s/d 19 mei 2018.partisipasi merupakan keluarga inti (nuclear family)dengan anggota keluarga sebanyak 4 orang dimana Tn.LR sebagaikepala keluarga.Hasil studi kasus di dapatkan 2 diagnosa yaitu tidak efektifnyabersihan jalan nafas dan ketidakmampuan koping keluarga.Dari hasil evaluasikeperawatan yang dilakukan keluarga dapat mengenal masalah tuberculosisparu,keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasituberculosis paru,keluarga dapat merawat anggota keluarga sakit dengantuberculosis paru,keluarga dapat memodifikasi lingkungan dan keluarga dapatmemanfaatkan pelayanan kesehatan. Saran : Diharapkan pada keluarga untukmenerapkan tehnik pencegahan, penularan dan perawatan penyakit tuberculosisparu dan mengaplikasikan cara batu efektif.
Kata Kunci : Tuberculosis Paru – keluarga - tidak efektifnya bersihan jalannafas - kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
Daftar Pustaka : 11(buku,jurnal)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :“ Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tn.LR Dengan Penyakit Tuberculosis Paru Di Kelurahan Saraea Kecamatan
Kulisusu”.Guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Diploma III di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak
saya yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan baik moril maupun materi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
banyak terdapat kesalahan didalamnya.Oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis sebagai suatu masukan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali kendala dan
hambatan yang penulis dapatkan namun atas bimbingan dan arahan serta motivasi
dari berbagai pihak secara moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah.Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang tulus dan ikhlas kepada Pembimbing saya Reni Devianti
Usman,M.Kep.,Sp.KMB yang dengan penuh kesabaran dan senantiasa
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi.
Selanjutnya dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Direktur Poltekkes kemenkes kendari
2. Ketua jurusan keperawatan poltekkes kemenkes kendari.
3. Tim penguji (Akhmad,SST,M.Kes, Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes, Dian
Yuniar SR,SKM,M.Kes)
4. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan keperawatan serta
seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang
diberikan selama penulis menuntut ilmu.
5. Rekan-rekan mahasiswa RPL poltekkes kemenkes kendari khususnya angkatan
2017 yang senantiasa menyemangati saat proses perkuliahan dan penulisan
KTI.
Akhirnya penulis berserah diri kehadirat-Nya, karena sadar dengan segala
keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun demikian dengan penuh
harapan dan do’a semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Amin.
Kendari, Juli 2018
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ..ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. .iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... v
PENULISAN MOTTO ......................................................................................... .vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ... viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... ..1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................... ..6
C. Manfaat Penulisan................................................................................... ..6
D. Metode Dan Teknik Penelitian ............................................................... ..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Keluarga ......................................................................... ..9
B. Tinjauan Teori Keperawatan Keluarga...................................................15
C. Tinjauan Teori Pengkajian Keperawatan Keluarga ................................17
D. Tinjauan Teori Diagnosis Keperawatan Keluarga ..................................24
E. Perencanaan Keperawatan Keluarga.......................................................32
F. Tinjauan Teori Tuberculosis Paru...........................................................34
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian .............................................................................................46
B. Analisa Data............................................................................................57
C. Prioritas Masalah ....................................................................................58
D. Diagnosa keperawatan keluarga .............................................................60
E. Rencana Tindakan Keperawatan.............................................................61
F. Implementasi Keperawatan.....................................................................64
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Pengkajian .............................................................................73
B. Gambaran diagnosa keperawatan ...........................................................73
C. Gambaran intervensi ...............................................................................73
D. Gambaran implementasi .........................................................................77
E. Gambaran evaluasi..................................................................................78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................79
B. Saran.......................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Genogram..............................................................................................................46
Denah rumah .........................................................................................................49
DAFTAR TABEL
Komposisi Anggota Keluarga ...............................................................................46
Pemeriksaan Fisik .................................................................................................54
Analisa Data ..........................................................................................................57
Prioritas Masalah...................................................................................................58
Rencana Tindakan Keperawatan...........................................................................61
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .............................................................64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Bebas Administrasi
Lampiran 2 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 3 : Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 4 : Permohonan Menjadi responden
Lampiran 5 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 : Surat Keterangan Selesai Meneliti
Lampiran 7 : Satuan Acara Penyuluhan Tuberculosis Paru
Lampiran 8 : Media Penyuluhan Leaflet Tuberculosis Paru
Lampiran 9 : Foto Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang dinilai pada komitmen
global Millenium Development Goals (Kemenkes, 2012).Millenium
Development Goals memiliki target dan mendukung kemitraan stop
tuberculosis yaitu 1)Tahun 2015, mengurangi pravelensi dan kematian akibat
tuberculosis sebesar 50% dibandingkan dengan awal tahun1990, 2) Tahun
2050, menghilangkan tuberculosis sebagai masalah kesehatan masyarakat
(WHO, 2014).
Pada tahun 2014 angka keberhasilan pengobatan menurun
dibandingkan 6 tahun yang sebelumnya. Angka keberhasilan pengobatan tahun
2014 sebesar 81,3%.WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan
sebesar 85%, dengan demikian Indonesia tidak mencapai standar tersebut.
Sementara kementrian kesehatan menetapkan target 88% untuk angka
keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 (Kemenkes RI, 2016).
Pada tahun 2015 capaian rata-rata dari kabupaten/kota sebesar 89%.
Meskipun terlihat mengalami penurunan, tapi secara umum hasil tersebut
masih cukup baik karena sudah di atas target minimal nasional yang
ditetapkan sebesar 65%.Sedangkan pada tahun 2016 capaian rata-rata dari
kabupaten/kota menurun menjadi 79,55%.Meskipun mengalami penurunan
dalam dua tahun terakhir, secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena
masih berada di atas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65%.
dimana buton utara sebesar(85,96%) ,sedangkan pada tahun 2017 hasil
cakupan penemuan kasus capaian rata-rata dari kabupaten/kota mengalami
penurunan yakni sebesar 60,59%. (Profil Dinkes Sultra, 2017).
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.Sebagian besar kuman
tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lain. Sumber
penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA (+) yang dapat menularkan
kepada orang di sekelilingnya, terutama yang melakukan kontak erat.Kuman
ini mempunyai kandungan lemak yang tinggi di membran selnya sehingga
menyebabkan bakteri ini tahan terhadap asam dan pertumbuhan kumannya
berlangsung lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet sehingga
penularannya terjadi pada malam hari.Adapun faktor risiko yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi tuberkulosis paru adalah daya
tahan tubuh yang rendah (imunospresi), penyakit penyerta HIV, diabetes
mellitus , kontak langsung dengan penderita tuberculosis paru, gizi yang buruk
(malnutrisi), bahan kimia (alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang) dan
kemiskinan serta keadaan lingkungan perumahan (Rab, Tabrani Dalam
Surakhmi, O, dkk 2016).
Penyakit tuberculosis paru mudah menular pada mereka yang tinggal
dengan di perumahan yang padat, kurang sinar matahari dan sirkulasi
udaranya buruk/ pengap, namun jika ada cukup banyak udara dan sirkulasi,
maka kuman tuberculosis hanya bisa bertahan selama 1-2 jam.( Aditama, T.Y,
dalam Surakhmi, O, dkk, 2016).
Dalam pelayanan kesehatan khususnya tuberculosis paru, tidak terlepas
dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama
pasien tuberculosis paru.Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang
terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga.Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta keluarga yang sehat.Masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota
keluarga yang lain(Wahid,I, dalam Leo, R, 2016).
Fungsi keluarga dalam upaya kesehatan terdiri dari dua aspek yaitu
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan
mencakup upaya kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari sakit). Peningkatan kesehatan mencakup
kesehatan preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan
kesehatan) oleh sebab itu, kesehatan promotif harus selalu diupayakan
mengandung makna kesehatan seseorang kelompok individu dan harus selalu
diupayakan sampai tingkat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo dalam Leo,
R, 2016).
Dalam menjalankan upaya peningkatan kesehatan keluarga mempunyai
tugas dan fungsi yaitu mengenal masalah kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit.Keluarga perlu mengenal kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.Apabila menyadari adanya
perubahan dan fungsi perawatan kesehatan yaitu memberikan perawatan
kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota
keluarga yang sakit. Jadi peran keluarga sangat diperlukan karena dalam
pelayanan kesehatan khusunya pada penyakit tuberculosis paru tidak terlepas
dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama
pasien tuberculosis paru.Hal tersebut harus dibagi dengan pengetahuan yang
akan sangat menentukan keberhasilan pengobatan tuberculosis paru, dan
mencegah penularannya (Wahid, I, dalam Leo, R, 2016).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Faris Muaz 2014.Status
ekonomi erat kaitannya dengan tuberculosis paru sekitar 90% penderita
tuberkulosis paru di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi lemah
atau miskin. Faktor kemiskinan walaupun tidak berpengaruh langsung pada
kejadian tuberkulosis paru namun dari beberapa penelitian menunjukan adanya
hubungan antara pendapatan yang rendah dan kejadian tuberkulosis paru.
Dalam penelitian Djannah, 2009 menunjukkan tingkat pengetahuan
Tuberkulosis Paru sebanyak 17 responden (49,9) bahwa pengetahuan dan
pemahaman memegang peranan penting dalam pengobatan tuberculosis paru.
Ventilasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian tuberculosis
paru, orang yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat
memiliki risiko 6,43 kali lebih besar terkena tuberculosis paru dibandingkan
dengan orang yang tinggal di rumah dengan ventilasi yang memenuhi syarat
(Heriyani F, Sutomo AH dan Saleh YD, 2013).Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Agustian deni, 2014 yang menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara ventilasi alami, baik diruangan yang dominan digunakan
maupun di kamar tidur responden dengan kejadian tuberkulosis paru.
Jumlah penderita TBC di puskesmas kulisusu Kabupaten Buton Utara
pada tahun 2015 jumlah suspek sebanyak 44 orang, BTA positif sebanyak 7
orang, Rongseng positif sebanyak 6 orang dan meningkat pada tahun 2016
jumlah suspek sebanyak 65 orang, BTA positif sebanyak 9 orang dan terus
meningkat pada tahun 2017 jumlah suspek sebanyak 75 orang, BTA positif
sebanyak 19 orang, Rongten positif sebanyak 8 orang, (Data Puskesmas
Kulisusu, 2017).
Berdasarkan data-data diatas, penderita tuberculosis paru semakin
meningkat, padahal tuberculosis paru ini penyakit yang bisa disembuhkan
apabila cara penanganannya menggunakan prosedur dengan benar, yaitu
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik.Pentingnya peran
perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan
termasuk berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran
penyakit tuberculosis paru baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada klien
dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui pencegahan dengan
memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan pencahayaan yang baik.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn ‘’LR” Dengan
Penyakit Tuberculosis Paru di Keluarahan Saraea Kecamatan Kulisusu.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada Tn “LR” dengan
penyakit tuberculosis paru.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran pengkajian pada Tn “LR” dengan kasus
tuberculosis paru.
b. Mendapatkan gambaran diagnosa keperawatan pada Tn “LR” dengan
kasus tuberculosis paru.
c. Mendapatkan gambaran penyusunan rencana keperawatan pada Tn
“LR” dengan kasus tuberculosis paru.
d. Mendapatkan gambaran melakukan implementasi pada Tn “ LR” dengan
kasus tuberculosis paru.
e. Mendapatkan gambaran melakukan evaluasi pada Tn “LR” dengan
kasus tuberculosis paru.
C. Manfaat penulisan
1. Manfaat bagi penulis
a. Menambah pengetahuan dan informasi bagi penulis tentang asuhan
keperawatan dengan masalah tuberkulosis paru selain itu karya tulis
ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di dalam perkuliahan.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah tuberkulosis paru.
c. Bagi keluarga
Dapat menjadi bahan masukan bagi keluarga untuk dapat menjaga
kesehatan dan menambah pengetahuan tentang penyakit tuberculosis
paru.
D. Metode dan teknik penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas kulisusu dengan
pengambilan kasus/pelaksanaan asuhan keperawatan selama 1 mingggu
dengan intervensi minimal 3 hari pada bulan mei 2018.
2. Teknik pengumpulan data
a. Studi kepustakaan : Yaitu dengan cara pengumpulan data yang
digunakan sebagai konsep dasar dalam asuhan keperawatan dan
menyelesaikan masalah dalam pembahasan.
b. Studi kasus : Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan
proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa data, penerapan
diagnosa keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi
asuhan keperawatan. Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut :
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara
melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan
keadaan klien tuberculosis paru.
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga dengan
mengadakan pengamatan langsung.
3) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap klien malalui : inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4) Studi dokumentasi
Yaitu dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari data-data baik
yang tercantum dalam catatan keperawatan maupun catatan medis
yang ada di puskesmas.
5) Metode diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien,penulis mengosultasikan dengan
pembimbing atau tenaga kesehatan yang terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Keluarga
1. Definisi keluarga
Beberapa definisi keluarga antara lain sebagai berikut :
a. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti
ikatan darah, adopsi,perkawinan, atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama)dan adanya hubungan psikologis(ikatan emosional) (Siti Nur
Kholifah, 2016)
b. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga(Siti Nur Kholifah, 2016)
c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan ( departemet
kesehatan RI dalam siti,N,K,2016)
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe yaitu:
1) The Nuclear Family ( keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family ( keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri dari
atas suami dan istri tanpa anak.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
4) Single adult,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluaga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, dan sebagainya.tipe keluarga
ini banyak dianut oleh keluarga indonesia terutama di daerah
pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah
membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang –barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe kelurga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di indonesia, terdiri atas beberapa tipe
sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas
orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
d. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/ saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
3. Fungsi keluarga
Menurut friedman fungsi keluarga ada lima antara lain :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini,
maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama,
membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,stabilitas
kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab,
dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai
respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang
dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.
Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat(yang mempengaruhi
status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian
yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
4. Tahap perkembangan keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu diketahui yaitu :
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak
baru lahir. Tugas perkembangan adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, runag
bermain, privasi, dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di laur
keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kenutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantuk ornag tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaan hidup).
(Siti Nur Kholifah, 2016)
B. Tinjauan Teori Keperawatan Keluarga
1. Definisi keperawatan keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi(Depkes,2010).
2. Tujuan keperawatan keluarga
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum
dan khusus.Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian
keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.Tujuan khusus
dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah
kesehatannya.
3. Sasaran keperawatan keluarga
a. Keluarga sehat
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
4. Peran dan fungsi perawat keluarga
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut (Friedman
Dkk,2013).
a. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan,mulai
pengkajian sampai evaluasi.
b. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah
mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan,
merencanankan, dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga
dapat berperilaku sehat secara mandiri.
c. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu
untuk membantu mengatasi masalah kesehtan keluarga.
d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah
melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
penyelesaian masalah kesehatan di kelurga.
C. Tinjauan Teori Pengkajian Keperawatan Keluarga
a. Konsep dasar pengkajian
1. Definisi
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses
perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengn keluarga
untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota
keluarga.Pengertian pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah
tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh
data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan
masalah kesehatan.pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan,
karena perawat akan mendapatkan data tentang kondisi atau situasi klien
sebelumnya dan saat ini, sehingga informasi tersebut dapat digunakan
untuk menyusun perencanaan pada tahap berikutnya. (Siti Nur Kholifah,
2016)
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi
manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud
menegaskan situasi penyaki, diagnosa masalah klien, penetapan
kekuatan, dan kebutuhan promosi kesehatan klien. Pengkajian
keperawatan merupakan proses pengumpulan data. Pengumpulan data
adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan –
kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul, di dapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebtu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,
serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah. (Siti Nur
Kholifah, 2016)
2. Tujuan pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan bertujuan untuk :
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
b. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c. Menilai keadaan kesehatan klien
d. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
3. Karakteristik data yang dikumpulkan
a. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperwatan
klien dan keluarga. Data yang terkumpul harus lengkap guna
membantu mengatasi masalah secara adekuat.
b. Akurat
Data yang dikumpulkan harus akurat untuk menghindari kesalahan.
c. Relevan
Data yang dikumpulkan harus relevan dengan kondisi klien dan
keluarga.
(Siti Nur Kholifah, 2016)
4. Sumber data
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung
dari klien dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang
lengkap tentang masalah kesehatan yang dihadapinya.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari orang
terdekat dari klien (keluarga), seperti orang tua, anda, atau pihak lain
yang mengerti kondisi klien selama sakit. Data sekunder dapat pula di
dapatkan dari catatan-catatan keperawatan hasil pemerikansaan yang
dilakukan oleh pihak lain.
Secara umum, sumber data yang di dapat digunakan dalam
pengumpulan data kesehatan keluarga berikut ini:
1) Klien dan keluarga
2) Orang terdekat
3) Catatan klien
4) Riwayat penyakit(pemeriksaaan fisik dan catatan perkembangan)
5) Konsultasi
6) Hasil pemeriksaan diagnostik
7) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
8) Perawat lain
9) Kepustakaan (Siti Nur Kholifah, 2016)
e. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Konsultasi
d. Pemeriksaan fisik (inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi)
e. Pemeriksaan penunjang
f. Komponen pengkajian keluarga
Friedman,dkk(2003), berpendapat bahwa komponen pengkajian
keluarga terdiri atas kategori pertanyaan, yaitu data pengenalan keluarga ,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan, struktur
keluarga(struktur peran, nilai, komunikasi, kekuatan), fungsi
keluarga(fungsi afektif, sosialisasi, pelayanan kesehatan, ekonomi,
reproduksi,), dan koping keluarga. (Siti Nur Kholifah, 2016).
b. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
1) Data umum
a) Nama KK :
b) Umur KK :
c) Pekerjaan KK :
d) Pendidikan KK
e) Agama :
f) Alamat :
g) Komposisi Anggota Keluarga :
h) Genogram :
i) Tipe keluarga :
j) Suku bangsa :
k) Agama :
l) Status sosial ekonomi :
m)Aktifitas rekreasi keluarga :
2) Riwayat tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
b) Tugas perkembangan keluarga
c) Riwayat keluarga inti
d) Riwayat keluarga sebelumnya
3) Lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Denah rumah
c) Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW/Dusun
d) Mobilitas geografis keluarga
e) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
f) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga
c) Struktur peran
d) Nilai dan norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
e) Fungsi perawatan kesehatan keluarga
(1)Kemampuan keluarga mengenal masalah
(2)Kemampuna keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat
(3)Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
(4)Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang
sakit
(5)Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
di masyarakat
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
(1) Stressor jangkan pendek (<6 bln)
(2) Stressor jangka panjang (≥ 6 bln)
b) Respon keluarga terhadap stressor dan mekanisme koping yang
digunakan
(1) Respon keluarga terhadap stressor
(2) Strategi koping yang digunakan
(3) Strategi adaptasi disfungsional
7) Pemeriksaan fisik
8) Harapan keluarga
D. Tinjauan Teori Diagnosis Keperawatan Keluarga
1. Definisi diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat rencana
,melakukan implementasi dan evaluasi.
2. Kategori diagnosis keperawatan keluarga
a. Diagnosis keperawatan aktual
Kategori diagnosis keperawatan yang pertama adalah diagnosis
keperawatan aktual.Diagnosis keperawatan ini menggambarkan respon
manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang benar
nyata pada individu, keluarga, dan komunitas(Nanda,2011).
Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah
keperawatan sudah terjadi pada keluarga.
b. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis keperawatan yang kedua adalah diagnosis promosi
kesehatan yang dapat digunakan di seluruh status kesehatan.Namun,
kesiagaan individu,keluarga,dan masyarakat untuk melakukan promosi
kesehatan memengaruhi mereka untuk mendapatkan diagnosis promosi
kesehatan.
c. Diagnosis keperawatan resiko
Diagnosis keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan
resiko,yaitu menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan
individu, keluarga, dan komunitas.Hal ini didukung oleh faktor-faktor
resiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan.
d. Diagnosis keperawatan sejahtera
Diagnosis keperawan keluarga yang terakhir adalah diagnosis
keperawatan sejahtera.diagnosis ini menggambarkan respon manusia
terhadap level kesejahteraan individu, keluaga dan komunitas,yang telah
memiliki kesiapan meningkatkan status kesehatan mereka.
Berikut merupakan contoh diagnosis berdasarkan masalah
kesehatan yang lazim terjadi di individu, keluarga,
kelompok/komunitas berdasarkan NANDA 2012-2014 dan ICNP
2013.Sesuai dengan hasil Kongres Nasional IPKKI II di Yogyakarta,
sudah disepakati dalam perumusan diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan diagnosa tunggal dengan menambahkan pernyataan
anggota keluarga yang teridentifikasi memiliki masalah
kesehatan.Rumusan diagnosa ini menggunakan rumusan NANDA dan
ICNP.Modifikasi penulisan kriteria intervensi dan hasil pada kasus
keluarga menggunakan pendekatan tugas kesehatan keluarga yaitu
kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,memutuskan untuk
merawat anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga yang
sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan.(Maglaya, 2009).Berikut ini contoh rumusan diagnosa
keperawatan dengan integritas NIC dan NOC.
Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis keperawatan
Individu Domain 2 :Nutrisi
Kelas 1 :Ingesti
00002
00001
00163
00003
00103
- Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh- Ketidakseimbangan nutrisi :
lebih dari kebutuhan tubuh- Kesiapan untuk meningkatkan
nutrisi- Risiko ketidakseimbangan nutrisi
: lebih dari kebutuhan tubuh- Gangguan menelan
Kelas 5 :Hidrasi
00195
00160
00027
00028
00025
- Risiko ketidakseimbanganelektrolit- Kesiapan untuk meningkatkan
keseimbangan cairan- Defisiensi volume cairan- Risiko defisiensi volume cairan- Risiko ketidakseimbangan
volume cairan
Domain 3 :Eliminasi danpertukaran
Kelas 1 :Fungsiurinary
00016 - Gangguan eliminasi urin
Kelas 2 :Fungsigastrointestinal
000130019600197
- Diare- Disfungsi motilitas
gastrointestinal- Risiko disfungsi motilitas
gastrointestinal
Kelas 4 :Fungsirespirasi
00030 - Gangguan pertukaran gas
Domain 4 :Aktivitas/istirahat
Kelas 1:Tidur/istirahat
00198 - Gangguan pola tidur
Kelas 2 :Aktivitas/latihan
0008500088
- Gangguan mobilitas fisik- Gangguan berjalan
Kelas 3:Keseimbangan energi
00093 - Fatigue
Kelas 4 :Responkardiovaskular/Pulmonari
0009200094000320002900204
00228
00201
- Intoleransi aktivitas- Risiko intoleransi aktivitas- Tidak efektifnya pola nafas- Penurunan kardiak output- Tidak efektifnya perfusi jaringan
perifer- Risiko tidak efektifnya perfusi
jaringan perifer- Risiko tidak efektifnya perfusi
jaringan serebral
Kelas 5:perawatandiri
00108
00109
00102
00110
- Defisit perawatan diri : mandi- Defisit perawatan diri:
berpakaian- Defisit perawatan diri: makan- Defisit perawatan diri: toileting
Domain 5 :Persepsi/Kognisi
Kelas 4 :Kognisi
0012600161
00131
- Kurangnya pengetahuan- Kesiapan meningkatkan
pengetahuan- Gangguan memori
Domain 6 :Persepsi diri
Kelas 1 :konsep diri
0012400054
- Ketidakberdayaan- Risiko kesepian
Kelas 2 :Harga diri
0011900120
- Harga diri rendah kronik- Harga diri rendah situasional
Domain 9 :Koping/Toleransi thd stres
Kelas 2 :Responkoping
001460006900158
- Kecemasan- Tidak efektifnya koping- Kesiapan meningkatkan koping
Domain 11 :Keamanan/Proteksi
Kelas 1:Infeksi
00004 - Risiko infeksi
Kelas 2 :Injury fisik
00031
00155000350004600047
- Tidak efektifnya bersihan jalanNafas-Resiko jatuh- Risiko injuri- Gangguan integritas kulit-Rsiko gangguan integritas kulit
- Gangguan integritas kulit- Risiko gangguan integritas kulit
Kelas 6 :Termoregulasi
0000700008
- Hipertermi- Tidak efektifnya termoregulasi
Domain 12 :Rasa nyaman
Kelas 3 :Kenyamanan social
00214
00134
00132
00133
- Gangguan rasa nyaman
- Mual
- Nyeri akut
- Nyeri kronikKeluarga Domain 1:
PromosiKesehatan
Kelas 2:ManajemenKesehatan
00080
00099
00188
- Ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga
- Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan
- Perilaku kesehatan cenderung
berisikoDomain 4:Aktivitas/Istirahat
Kelas 5:PerawatanDiri
00098 Hambatan pemeliharaan rumah
Domain 5:Persepsi/Kognisi
Kelas4:Kognisi
00222 Ketidakefektifan kontrol implus
Kelas 5:Komunikasi
00157 Kesiapan meningkatkan komunikasi
Domain 7:HubunganPeran
Kelas 1:Perancaregiver
00106
0006100062
00056
00164
00057
- Kesiapan meningkatkanpemberian ASI
- Ketegangan peran pemberiasuhan
- Risiko ketegangan peranpemberi asuhan
- Ketidakmampuan menjadi orangtua
- Kesiapan meningkatkan menjadiorang tua
- Risiko ketidakmampuanmenjadi orang tua
Kelas 2:HubunganKeluarga
00058000630006000159
- Risiko gangguan perlekatan
- Disgungsi proses keluarga
- Gangguan proses keluarga
- Kesiapan meningkatkan proses
keluarga
Kelas 3:Performaperan
002230020700229000640005500052
- Ketidakefektifan hubungan- Kesiapan meingkatkan
hubungan- Risiko ketidakefektifan hubungan
- Konflik peran orang tua- Ketidakefektifan performa peran- Hambatan interaksi sosial
Domain 9 :Koping/Toleransi stress
Kelas 2:Responkoping
0007400073000750022600212
- Penurunan koping keluarga-Ketidakmampuan koping keluarga-Kesiapan meningkatkan kopingkeluarga-Risiko ketidakefektifanperencanaan aktifitas-Kesiapan meningkatkanpenyesuaian
Domain 10:Prinsip hidup
Kelas 3:Nilai/Keyakinan/Aksikongruen
000830017000184
- Konflik pengambilan keputusan- Risiko hambatan religiositas-Kesiapan meningkatkanpengambilan keputusan
Domain 11:
Keamanan/
Proteksi
Kelas 4:
Hazard
lingkungan
00181
00180
- Kontaminasi- Risiko kontaminasi
Domain 13:
Pertumbuhan
/perkembang
an
Kelas 1:
Pertumbuh
an
00113 Risiko pertumbuhan tidakProporsional
Kelas 2:
Perkembang
an
00112 Risiko keterlambatanPerkembangan
Carers Carers 1002777310027787
10029621
10027787
10032270
- Stres pada pemberi asuhan- Risiko stress pada pemberi
asuhan- Gangguan kemampuan untuk
melakukan perawatan- Risiko stress pada pemberi
asuhan- Risiko gangguan kemampuan
untuk melakukan perawatan
Emosional/isupsikologikal
1002337010038411
- Gangguan komunikasi- Gangguan status psikologis
PerawatanKeluarga
100298411002307810022473100227531003574410032364
- Masalah ketenagakerjaan
- Gangguan proses keluarga
- Kurangnya dukungan keluarga
- Masalah dukungan sosial
- Masalah hubungan
- Risiko gangguan koping
keluarga
PromosiKesehatan
Healthpromotion
10023452
10000918
10032386
- Kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan
- Gangguan mempertahankan
kesehatan
- Risiko bahaya lingkungan
Manajemenperawatanjangkapanjang
10021994 Kurangnya pengetahuan tentang
Penyakit
Medikasi 10022635 Gangguan kemampuan untuk
memanajemen pengobatan
PerawatanDiri
10000925 Gangguan kerumahtanggaan
ManajemenRisiko
10029792
10030233
10030233
10029856
10032289
10032301
10033470
10032340
10033489
10015122
10015133
10033436
- Kekerasan rumah tangga
- Keselamatan lingkungan yang
efektif
- Masalah keselamatan
lingkungan
- Risiko terjadinya
penyalahgunaan
- Risiko terjadinya pelecehan
anak
- Risiko terjadinya pengabaian
anak
- Risiko terjadinya pelecehan
lansia
- Risiko terjadinya pengabaian
lansia
- Risiko untuk jatuh
- Risiko terinfeksi
- Risiko terjadinya pengabaianKeadaan sosial 10029860100299041002256310022753
- Masalah financial-Tinggal di rumah-Pendapatan yang tidak memadai-Kurangya dukungan sosial
E. Perencanaan Keperawatan Keluarga
1. Definisi perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.
2. Tujuan perencanaan keperawatan keluarga
a. Alat komunikasi antar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga.
b. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan pada
keluarga
c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan
evaluasi.
d. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
e. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
f. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
g. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
h. Menyediakan kriteria hasil sebagai pedoman dalam melakukan evluasi
keperawatan keluarga.
3. Prioritas masalah keperawatan keluarga
Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga sebagai berikut :
a. Sifat masalah.Krieria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat
kategori diagnosis keperawatan.Adapun skornya adalah diagnosis
keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan risiko skor 2, dan
diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3.
b. Kriteria kedua adalah kemungkinan untuk diubah.Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat pengetahuan,sumber daya keluarga sumber
daya perawatan yang tersedia, dan dukungan masyarakatnya.Kriteria
kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas,mudah dengan skor
2, sebagian dengan skor 1,dan tidak dapat dengan skor nol.
c. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah.Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat kepelikan masalah,lamanya masalah,dan
tindakan yang sedang dilakukan.Skor dari kriteria ini terdiri atas,tinggi
dengan skor 3,cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1.
d. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah.Kriteria ini dapat
ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat
masalah.Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2,
tidak perlu segera skornya 1, dan tidak dirasakan dengan skor no 0.
Cara perhitungannya sebagai berikut :
1. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah
keperawatan yang terjadi,skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai
tertinggi,kemudian dikalikan bobot dari masing-masing kriteria.Bobot
merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa
diubah(skor/angka tertinggi x bobot)
2. Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis
keperawatan keluarga.
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga
yang prioritas.
F. Tinjauan Teori Tuberculosis Paru
1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis Yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak
melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri
tersebut. (Sylvia A. Price).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman tuberkulosis banyak
menyerang organ paru meskipun dapat menyerang organ yang lain sehingga
penyakit ini dikenal dengan nama tuberkulosis paru (TB paru) sedangkan
yang menyerang organ lain selain paru dinamakan tuberkulosis ekstra paru.
Bakteri tuberkulosis mempunyai keistimewaan, yaitu tahan terhadap
pencucian warna dengan asam dan alkohol, oleh karena itu disebut basil
tahan asam (Widoyono dalam Dea N,R,2015).
2. Etiologi
Tuberculosis paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang dapat ditularkan ketika seseorang penderita penyakit
paru aktif mengeluarkan organisme.Individu yang rentan menghirup
droplet dan menjadi terinfeksi.Bakteria di transmisikan ke alveoli dan
memperbanyak diri.Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan
bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015).
Ketika seseorang penderita TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka
secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau
tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet
tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan
pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung
dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh
orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis
(Muttaqin Arif, 2012).
Menurut Smeltzer&Bare (2015), Individu yang beresiko tinggi
untuk tertular virus tuberculosis adalah:
a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB
aktif.
b. Individu imunnosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker,
mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang
terinfeksi dengan HIV).
c. Pengguna obat-obat IV dan alkhoholik.
d. Individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma;
tahanan; etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15
tahun dan dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44 tahun).
e. Dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalkan
diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi).
f. Individu yang tinggal didaerah yang perumahan sub standar kumuh.
g. Pekerjaan (misalkan tenaga kesehatan, terutama yang melakukan
aktivitas yang beresiko tinggi.
3. Anatomi fisiologi
Paru-paru terletak dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh
struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat
yang disebut diagfragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram,
sedangkan paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru
dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh besar serta struktur-
struktur lain didalam rongga dada. Selaput yang membungkus yang disebut
pleura. Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleura itu sendiri. Pada
keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga pu-paru kembang
kempis, dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan
dinding dada sewaktu ada gerakan napas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri
atas tiga geambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir
tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inverior). Sedangkan
paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus
superior) dan gelambir bawah (lobus inverior). Tiap-tiap lobus terdiri
dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri
mempunyai 10 segmen yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan
5 buah segmen pada lobus inverior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada superior, 2 buah segmen pada lobus
medial, dan 3 buah segmen pada lobus inverior. Tiap-tiap segmen terbagi
lagi menjadi belahan-beahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus
satu dan lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
getah bening dan syaraf dalam pada tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. Didalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0.2 sampai 0.3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembng (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada
gelombang inilah terjadi pertukaran udara dalam darah O2 masuk
kedalam darah dan Co2 dikeluarkan dalam darah. Gelembung alveoli
terdiri ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya kurang lebih 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700 juta buah. Ukurannya berfariasi, tergantung pada lokasi
anatomisnya, semakin negatifnya tekanan intrapleura diapeks, ukuran
alveolus akan semakin besar. Ada 2 tipe sel alveolus Tipe satu berukuran
besar, datar berbentuk skuamosa, bertanggung jawab untuk pertukaran
udara. Sedangkan tipe 2, yaitu pneumosit glanular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara.sel-sel tipe 2 ini lah yang berproduksi surfaktan, yang
melapusi alveolus dan mencegahnya kolaps alveolus..
4. Patofisiologi
Ort desentri kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan
infeksi terjadi melalui udara, (air bone), yaitu melalui inhalasi droplet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang terinfeksi.Basil
tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas satu
sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di
saluran hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, kuman akan mulai
mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh organisme
tersebut.
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag.
Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya,
sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus
dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga
menyebar melalui getah bening menuju getah bening regional. Makrofag
yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu,
sehingga membentuk sel tuberkel epitoloit yang dikelilingi oleh foist.
Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam (Ardiansyah, 2012.
h. 305).
5. Manifestasi klinik
Adapun keluhan yang sering muncul (Kemenkes, 2014) :
a. Demam : subfebris, febris (40-41˚C) , hilang timbul
b. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
c. Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru-paru
d. Nyeri dada : jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis
e. Malaise : ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat
bada
f. n menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan keringat malam
g. Sianosis, sesak nafas, dan kolaps merupakan gejala atelektasis. Bagian
dada pasie tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke
sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit tampak bayangan
hitan dan diafragma menonjol ke atas Perlu ditanyakan dengan siapa
pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan karena
penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan adanya :
1) Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun
2) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit
3) Laju Endap Darah (LED) meningkat terutama pada fase akut, tetapi
pada umumnya nilai-nilai tersebut normal pada tahap
penyembuhan
b. Pemeriksaan radiologi
1) Bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru
2) Bayangan yang berawan atau berbecak
3) Adanya kavitas tunggal atau ganda
4) Adanya kalsifikasi
5) Kelainan bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
6) Bayangan yang menetap atau relatif setelah beberapa minggu
c. Pemeriksaan bakteriologik (sputum) ditemukan kuman
mikobakterium tuberkulosis dari dahak penderita, memastikan
diagnosis TB paru pada pemeriksaan dahak.
d. Uji tuberkulin Sangat penting bagi diagnosis tersebut pada anak. Hal
positif pada orang dewasa kurang bernilai.
7. Komplikasi
Menurut Wahid&Imam (2013), dampak masalah yang sering
terjadi pada TB paru adalah:
a. Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
c. Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada
paru.
d. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan: kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak, tulang, persendian,
ginjal, dan sebagainya.
f. Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffciency).
8. Penatalaksanaan
Menurut Zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru
menjadi tiga bagian, pengobatan, dan penemuan penderita (active case
finding).
a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes
tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thoraks
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif,
diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil
tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-
kelompok populasi tertentu misalnya:
1) Karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan.
2) Penghuni rumah tahanan.
c. Vaksinasi BCG
Tabrani Rab (2010), Vaksinasi BCG dapat melindungi anak yang
berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat
mengurangi makna pada tes tuberkulin. Dilakukan pemeriksaan dan
pengawasan pada pasien yang dicurigai menderita tuberkulosis,
yakni:
1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan
pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum
positif harus diawasi.
2) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes
Heafnya positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit paru.
3) Yang belum pernah mendapat kemoterapi dan mempunyai
kemungkinan terkena.
4) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8
minggu dan bila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG.
Apabila tuberkulin sudah mengalami konversi, maka
pengobatan harus diberikan.
d. Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-
12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi
bakteri yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau
utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok
berikut:
1) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif
karena resiko timbulnya TB milier dan meningitis TB,
2) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan hasil
tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita TB yang
menular,
3) Individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari
negatif menjadi positif,
4) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat
immunosupresif jangka panjang,
5) Penderita diabetes melitus.
e. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit
tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun
ditingkat rumah sakit oleh petugas pemerintah maupun petugas LSM
(misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru Indo
nesia-PPTI). (Mutaqqin Arif, 2012)
Arif Mutaqqin (2012), mengatakan tujuan pengobatan pada
penderita tuberculosis paru selain mengobati, juga untuk mencegah
kematian, kekambuhan, resistensi terhadap OAT, serta memutuskan
mata rantai penularan.Untuk penatalaksanaan pengobatan tuberkulosis
paru, berikut ini adalah beberapa hal yang penting untuk diketahui.
Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis (OAT)
1) Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R)
dan Streptomisin (S).
b) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan
Isoniazid (INH).
2) Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant)
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin
dan Isoniazid.
b) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin
dan Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan
Pirazinamid (Z).
3) Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E),
asam para-amino salistik (PAS), dan sikloserine.
b) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh
Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu
fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan
obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid,
Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol bvfcd (Depkes RI,
2004) Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan
kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberculosis paru,
berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologi,
apusan sputum dan riwayat pengobatan sebelumnya.Disamping
itu, perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan
tuberculosis paru yang dikenal sebagai Directly Observed
Treatment Short Course (DOTSC). DOTSC yang
direkomendasikan oleh WHO terdiri atas lima komponen,
yaitu:
a) Adanya komitmen politis berupa dukungan para
pengambil keputusan dalam penanggulangan tuberculosisi
paru.
b) Diagnosis tuberculosis paru melalui pemeriksaan sputum
secara mikroskopik langsung, sedangkan pemeriksaan
penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur
dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana
tersebut.
c) Pengobatan tuberculosis paru dengan paduan OAT jangka
pendek dibawah pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO), khususnya dalam dua bulan pertama
di mana penderita harus minum obat setiap hari.
d) Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek
yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1.DATA UMUM
a. Nama KK : Tn. LR
b. Umur : 67 Tahun
c. Pekerjaan KK : Wiraswasta
d. Pendidikan KK : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kelurahan Saraea
g. Komposisi Anggota Keluarga :
N
o
Nama Jk Umu
r
Pddkn Status imunisasi Penyakit/keluhanBCG DPT POLIO Hepatitis Campa
k
1 Ny. A P 65 SD - - - - - SEHAT
3 An. A L 27 S1
ekonomi
SEHAT
4 An. Z P 25 Guru SEHAT
h. Genogram :
Generasi 1
Generasi 2
Generasi 3
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= klien
= Tingg al serumah
= Meninggal
Kesimpulan : Tidak ada salah satu anggota keluarga menderita penyakit
keturunan dan penyakit yang sama dengan klien.
i. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.LR merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
j. Suku bangsa
Tn. LR dan Ny. A berasal dari buton utara, bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia dan bahasa daerah kulisusu.
k. Agama
Seluruh keluarga Tn. LR beragama islam, keluarga Tn. LR menjalani
ibadah sesuai dengan agama yang diantunya.
l. Status sosial ekonomi
Pendapatan Tn.LR perbulan kurang lebih 1.000.00 dan istrinya sehari-
hari menjaga warung di depan rumah di gunakan untuk kebutuhan sehari-
hari.
m. Aktifitas rekreasi keluarga
Tn.LR biasanya menonton tv bersama keluaragnya, jika ada waktu
kosang biasanya berbincang-berbincang bersama di ruang keluarga
bersama anak-anaknya.
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tn. LR berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
dewasa muda( pelepasan) awal.
2. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
Tugas perkembangan yang terpenuhi yaitu memenuhi kebutuhan dan
biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk biaya kesehatan.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Mempertahankan kesehatan setiap anggota keluarga
3. Riwayat keluarga inti
Tn.LR sudah menderita tuberculosis paru semenjak ± 2 bulan dan
sekarang dalam proses pengobatan.Tn.LR sedang mengonsumsi obat
paket stop Tb tahap intensif yang di minum setiap pagi.Tn.LR selalu
rutin memeriksakan kesehatannya di puskesmas kulisusu, pada saat
pengkajian TD : Tn. LR adalah 110/70 mmHg dan N: 80 x/menit RR: 24
X/menit, Tn.LR mengatakan masih sering batuk berdahak dan kadang
terbangun pada saat sedang tidur sedangkan kondisi istri dan anaknya
dalam keadaan sehat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada anggota keluarga dari pihak suami maupun istri yang mederita
tuberculosis paru
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah Tn.LR adalah semi permanen yang merupakan milik
sendiri luas rumah 20 x 9, memiliki 2 kamar sebelah kiri dan 2 kamar
sebelah kanan dan satu kamar mandi umum dan memiliki dapur,
penerangan menggunakan lampu lisrtik, mempunyai jendela dan ventilasi
, kebersihan rumah kurang bersih, ada saluran pembuangan air limbah
rumah tangga,sumber air minum dari air sumur yang di masak dan
kadang dari air galon, lantai rumah menggunakan semen, dan jamban
leher angsa.
2. Denah rumah
r. keluargakmr wc
Kamr kamar dapur
R. tamu
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW/Dusun
Hubungan Tn. LR dengan warga sekitar atau para tetangga sangatlah
baik.
4. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. LR Merupakan penduduk asli kelurahan saraea dan tidak
pernah pindah rumah.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Interaski dengan keluarga paling sering terjadi yaitu sore dan malam hari
.biasanya tejadi saat menonton tv
6. Sistem pendukung keluarga
Secara umum seluruh anggota keluarga Tn.LR Sehat, tapi secara khusus
pada Tn.LR terkadang masih mengeluh tentang penyakitnya dan merasa
cemas tentang penyakitnya yang tidak akan sembuh.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang ada di keluarga Tn.LR berjalan dengan baik , jika ada
masalah selalu dibicarakan dan di musyawarakan maka penentu
keputusan adalah Tn.LR sebagai kepala keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn.LR dengan meminta
pendapat pada anggota keluarga yang lain.Setiap anggota keluarga
berhak mengeluarkan pendapat, dan jika ada permasalah keluarga dan
jika ada permasalahan keluarga selalu membicarakan dan mencari
solusinya dengan melakukan musyawarah di dalam keluarga.
3. Struktur peran
Peran masing-masing keluarga :
a. Tn. LR berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari
nafkah
e. Ny. A berperan sebagai istri, mengurus rumah tangga serta membantu
dengan menjaga warung.
f. An. A (anak pertama) yang masih tinggal dalam satu rumah, masih
bekerja dan membantu mencari nafkah yaitu kerja di kantor.
g. An. Z adalah bekerja jadi guru honor
4. Nilai dan norma keluarga
Dalam keluarga Tn. LR selalu megajarkan tentang kesopanan kepada
anak-anaknya, terutama nilai kesopanan kepada orang yang lebih
tua,Ny.A juga menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak anak –anak masih
kecil
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Kebutuhan anggota keluarga sudah terpenuhi. Semua anggota keluarga
saling menyayangi dan menghormati, satu sama lain dan keluarga
merasa bangga apabila salah satu anggota keluarga berhasil.
2. Fungsi sosialisasi
Ny.A dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan anak-
anaknya,serta dapat meneruskan budaya.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. LR khususnya Ny.A dahulu mengikuti Kb dan sekarang
telah berhenti.
4. Fungsi ekonomi
Tn. LR mengatakan dari penghasilan yang di dapat di rasa cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari di tambah dengan penghasilan dari
jualan di warung dan bantuan dari anak-anaknya.
5. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Masalah atau penyakit: Tuberculosis paru
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
keluarga dan Tn.LR masih kurang paham akan penyakit tuberculosis
paru.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat
Keluarga Tn.LR mampu mengambil keputusan yang tepat ketika obat
yang di konsumsi telah habis maka keluarga langsung ke puskesmas
untuk mengambil obat tersebut.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.LR beserta keluarga tidak mengerti tentang tanda dan gejala yang
selama ini di Perlihatkan dari Tn.LR namun semenjak selesai
memeriksakan diri ke puskesmas ,keluarga sekarang sudah tahu dan
obat yang harus selalu di minum Tn .LR tetapi belum tahu cara
penularan, pencegahan dan perawatan.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit.
Keluarga masih saja membakar sampah, dan kurang memperhatikan
kebersihan rumah.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
Jika ada keluarga yang sakit dan tidak kunjung sembuh dengan obat
yang di beli dari apotik, biasanya keluarga langsung membawa ke
fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek (<6 bulan)
Klien takut batuknya dan sesaknya tidak bisa hilang
b. Stressor jangka panjang(≥ 6 bulan)
Klien menderita tb paru dan sekarang dalam proses pengobatan dan
keluarga maupun klien merasa cemas berharap pengobatan yang
dilakukan dengan teratur membuat penyakitnya dapat sembuh.
2. Respon keluarga terhadap stressor dan mekanisme koping yang
digunakan
a. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga saling memberikan dukungan dan semangat pada anggota
keluarga yang memiliki masalah
b. Strategi koping yang digunakan
Saat menghadapi masalah Tn.LR menyelesaikan sendiri dan
musyawarah dengan anak dan istrinya.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.LR mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang melakukan
kekerasan ketika terjadi suatu permasalahan.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
DATA Tn. LR Ny. A An. A An. Z
TTV TD : 110/70
mmhg
RR : 24
X/menit
N : 80X/menit
TD : 120/80
mmhg
RR:
20x/menit
N :
82X/menit
TD : 120/80
mmhg
RR : 20x/menit
N : 91x/menit
TD : 120/80
mmhg
RR : 20x/menit
N : 89x/menit
Kepala Bentuk kepala
Mesochepal
Keadaan
rambut
bersih, kusut,
Keadaan kulit
kepala tidak
ada kelainan,
Tidak ada
nyeri tekan,
Tidak teraba
adanya
massa,
Rambut tidak
mudah
tercabut.
Bentuk
mesochepal,
rambut
beruban dan
bersih,rambu
t panjang.
Bentuk
mesochepal,
rambut pendek ,
bersih,tidak ada
kelainan,tidak
ada nyeri tekan,
tidak teraba
adaya massa.
Bentuk
mesochepal,
rambut Panjang ,
bersih,tidak ada
kelainan,tidak ada
nyeri tekan, tidak
teraba adaya
massa.
Aksila Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkak
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
an
Dada Bentuk dada
simetris kiri
dan kanan
(normal chest),
Warna kulit
sama dengan
sekitarnya,
Tidak nampak
adanya
benjolan,
Irama
pernapasan
ikut gerak
nafas,
terdengar
sedikit bunyi
ronkhi.
Bentuk dada
simetris kiri
dan kanan
(normal
chest),
Warna kulit
sama dengan
sekitarnya,
Tidak na
mpak adanya
benjolan/tum
or, Irama
pernapasan
ikut gerak
nafas, Tidak
teraba
adanya
massa,
Tidak ada
nyeri tekan.
Bentuk dada
simetris kiri dan
kanan (normal
chest),
Warna kulit
sama dengan
sekitarnya,
Tidak nampak
adanya
benjolan/tumor,
Irama
pernapasan ikut
gerak nafas,
Tidak teraba
adanya massa,
Tidak ada nyeri
tekan.
Bentuk dada
simetris kiri dan
kanan (normal
chest),
Warna kulit sama
dengan
sekitarnya, Tidak
nampak adanya
benjolan/tumor,
Irama pernapasan
ikut gerak nafas,
Tidak teraba
adanya massa,
Tidak ada nyeri
tekan.
Abdomen bentuk
simetris, tidak
ada oedema,
tidak ada nyeri
tekan, tidak
bentuk
simetris,
tidak ada
oedema,
tidak ada
bentuk simetris,
tidak ada
oedema, tidak
ada nyeri tekan,
tidak ada massa.
bentuk simetris,
tidak ada oedema,
tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
massa.
ada massa. nyeri tekan,
tidak ada
massa.
Ekstremita
s atas
Tidak ada
oedema pada
ektremitas atas
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
atas
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas atas
Tidak ada oedema
pada ekstremitas
atas
Etremitas
bawah
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tid ak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tidak ada oedema
pada ekstremitas
bawah
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn.LR khususnya Tn.LR selalu berharap untuk dapat
menyelesaikan masalah kesehatannya jika ada dirinya ataupun anggota
keluarganya mengalami sakit dengan bantuan petugas kesehatan.Tn.LR
juga senang dengan kehadira perawat dan berharp dapat membantunya
untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga saat ini yaitu
tuberculosis paru yang diderita oleh Tn.LR sendiri.
B. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATANKEMUNGKINAN PENYEBAB
1 Ds :
-Tn.LR beserta keluarga
mengatakan belum tau cara
penularan, pencegahan,
perawatan tuberculosis paru
-Menurut keluarga dan Tn.LR
sudah menderita Tb paru sudah
± dan sekarang sedang dalam
proses pengobatan
DO :
- Keluarga nampak cemas
dengan keadaan Tn.LR
- Keluarga dan Tn.LR nampak
bertanya-tanya tentang
penyakitnya.
Ketidakmampuan
koping keluarga
Kurang
pengetahuan
keluarga Tn.LR
khusunya Tn.LR
dalam mengenal
penyakit
tuberculosis paru
2 Ds:
-Keluarga mengatakan Tn.LR
selalu mengeluh batuk
berdahakDo:
- TD: 110/70 mmHg
N: 80 X/menit
RR : 24 X/menit
-Terdengar sedikit bunyi ronkhi
Tidak efektinya
bersihan jalan napas
pada keluarga Tn.LR
khususnya Tn.LR
sendiri
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
C. PRIORITAS MASALAH
Diagnosa keperawatan : Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan
dengan kurang pengetahuan keluarga Tn.LR
khusunya Tn.LR dalam menerima informasi tentang
penyakit tuberculosis paru
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah :
ancaman kesehatan
2 2/3 2/3x1 Ketidakmampuan koping
Keluarga khusunya Tn. LR
tentang masalah kesehatan
yang dialami oleh Tn.LR
sendiri.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
dengan mudah
2 2 2/2x2=2 Dengan meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang
penyakit tuberculosis paru
dapat dengan mudah
dipahami oleh Tn.LR karena
dapat menerima dan
menyerap informasi dengan
baik.
3 Potensial masalah
untuk dicegah :
cukup
2 2/3 2/3x1 Membantu keluarga khusunya
Tn.LR memahami masalah
penyakitnya yang bisa
dilakukan dengan
meningkatkan pengetahun
dengan cara pemberian
informasi tentang penyakit
tuberculosis paru secara jelas.
4 Menonjolnya
masalah : masalah
2 1 2/2x1=1 Keluarga khusunya Tn.LR
tidak merasakan adanya
berat harus segera
diatasi
masalah yang harus segera
diatasi.
Total skor 7/3
Berdasarkan matriks diatas, skor yang di dapat adalah 7/3.skoring
dilakukan untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosa keperawatan : Tidak efektinya bersihan jalan napas pada keluarga
Tn.LR khususnya Tn.LR sendiri berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah :
Aktual
1 1 3/3x1 Masalah ini bersifat aktual ,karena
Tn.LR mengeluh batuk berdahak dan
keluarga beserta Tn.LR tidak tau cara
menanganinya.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : mudah
2 1 2/2x1=1 Dengan dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang tuberculosis paru
maka kleuarga maupun Tn.LR dapat
mengerti tentang cara batuk efektif.
3 Potensi
masalah untuk
dicegah : tinggi
3 1 3/3x1-1 Tn.LR adalah penderita tuberculois
paru dan sekarang dalam proses
pengobatan,tetapi keluarga maupun
Tn.LR masih belum kurang tau cara
penularan,pencegahan,perawatan,akibat
tidak minum obat secara teratur dan
cara batuk efektif
4 Menonjolnya
masalah :
masalah
dirasakan berat
dan harus
segera
ditangani
2 1 2/2x1=1 Keluarga merasa ada masalah dengan
adanya peyuluhan kesehatan sekrang
bisa segera ditangani
Total skor 4
Berdasarkan matriks di atas,skor yang di dapat adalah 4 skoring
dilakukan untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Dari hasil perhitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas pada keluarga Tn.LR adalah :
1. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga Tn.LR khusunya Tn.LR dalam menerima informasi
tentang penyakit tuberculosis paru
2. Tidak efektinya bersihan jalan napas pada keluarga Tn.LR khususnya
Tn.LR sendiri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
C.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan NOC NIC
1 Ketidakmampu
an koping
keluarga
Ds :
-Tn.LR beserta
keluarga
mengatakan
belum tau cara
penularan,penc
egahan,perawat
an TB paru
-Menurut
keluarga dan
Tn.LR sudah
menderita Tb
paru sudah ±
dan sekarang
sedang dalam
proses
pengobatan
DO :
-Keluarga
nampak cemas
dengan
keadaan Tn.LR
Keluarga dan
Tn.LR nampak
bertanya-tanya
tentang
penyakitnya.
Keluarga
khususnya
Tn.LR dapat
mengerti dan
memahami atas
informasi yang
sudah diberikan
tentang
penyakit
tuberculosis
paru.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit di
harapkan keluarga dan
klien mampu :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan.dengan
cara keluarga dapat
meyebutkan :
a. Definisi penyakit
tuberculosis paru
b.Etiologi penyakit
tuberculosis paru
c.Tanda dan gejala
tuberculosis paru
2. Keluarga mampu
memutuskan
cara pencegahan tb
paru dan cara
penularan
tuberculosis paru
3. Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
menderita
tuberculosis paru
dengan :
cara perawatan
tuberculosis paru
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga mengenai masalah-
masalah kesehatan dengan
menjelaskan tentang :
a. Definisi penyakit tuberculosis
paru
b. Etiologi penyaki tuberculosis
paru
c. Tanda dan gejala tuberculosis
paru
2. Diskusikan bersama keluarga
dalam mengambil keputusan
tentang cara pencegahan dan
penularan tuberculosis paru
3. Diskusikan bersama keluarga
tentang cara perawatan
tuberculosis paru
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yaitu
dengan cara
menyebutkan kriteria
lingkungan yang
bersih
5. Keluarga mampu
Memanfaatkan
fasilitan pelayanan
kesehatan
4. Diskusikan bersama keluarga
tentang kriteria lingkungan yang
bersih bagi penderita tuberculosis
paru.
5. Motivasi keluarga untuk
menggunakan selalu pelayanan
kesehatan.
2 Tidak efektinya
bersihan jalan
napas pada
keluarga Tn.LR
khususnya
Tn.LR sendiri
Ds:
-Keluarga
mengatakan
Tn.LR selalu
mengeluh
batuk berdahak
Do:
- TD: 110/70
mmHg
N: 80 X/Menit
RR : 24
X/menit
-terdengar
sedikit bunyi
ronkhi
Keluarga dapat
membantu
klien dalam
mempertahan
jalan nafas
yang efektif
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit di
harapkan keluarga dan
klien mampu :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan.dengan
cara keluarga dapat
meyebutkan :
a. Definisi penyakit
tuberculosis paru
b.Etiologi penyakit
tuberculosis paru
c.Tanda dan gejala
tuberculosis paru
2. Keluarga mampu
memutuskan keluarga
bisa menjelaskan
akibat tidak teratur
minum obat
tuberculosis paru.
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga mengenai masalah-
masalah kesehatan dengan
menjelaskan tentang :
a. Definisi penyakit tuberculosis
paru
b. Etiologi penyaki tuberculosis
paru
c. Tanda dan gejala tuberculosis
paru
2. Keluraga dapat mengambil
keputusan dengan cara berikan
penjelasan kepada keluarga
tentang akibat tidak teratur minum
obat tuberculosis paru
3.Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
masalah kesehatan
cara batuk efektif
untuk penderita
tuberculosis paru.
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan dengan
cara:
keluarga mampu
menjelaskan
lingkungan-
lingkungan yang baik
bagi pasien penyakit
tuberculosis paru
5.Keluarga mampu
Memanfaatkan
Fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Kelurga menjelaskan tentang cara
perawatan tuberculosis paru
dengan cara batuk efektif
4. Diskusikan bersama keluarga
tentang kriteria lingkungan yang
bersih bagi penderita tuberculosis
paru.
5. Motivasi keluarga untuk selalu
menggunakan pelayanan
kesehatan.
D.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan
Hari tgl &
jam
Implementasi Evaluasi SOAP
Ketidamampuan
koping keluarga
Senin,
17/05/2018
01 : 00
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga mengenai masalah-
masalah kesehatan yaitu :
a. Definisi tuberculosis paru
Tuberculosis paru adalah
penyakit infeksi menahun
menular yang disebabkan
oleh kuman TB
S :
Keluarga khususnya
Tn.LR mengatakan
Definisi tuberculosis paru
adalah penyakit infeksi
menahun menular yang
disebabkan oleh kuman
tuberculosis
(Mycobacterium
Tuberculosis)
b. Etiologi tuberculosis
paru adalah kuman
Mycobacterium
Tuberculosis
c. Tanda dan gejala
tuberculosis paru
Demam (40-41˚C) , hilang
timbul
Batuk : terjadi karena
adanya iritasi pada
bronchus, batuk ini terjadi
untuk
membuang/mengeluarkan
produksi radang yang
dimulai dari batuk kering
sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan
sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan
menurun, berat badan
menurun, sakit kepala, nyeri
otot, dan keringat malam.
2. Diskusikan bersama keluarga
(Mycobacterium
Tuberculosis),yang
penyebab tuberculosis
paru adalah kuman
Mycobacterium
Tuberculosis,sedangkan
tanda dan gejala
tuberculosis paru demam
hilang timbul, batuk
:terjadi karena adanya
iritasi pada bronchus,
batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan
produksi radang yang
dimulai dari batuk kering
sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan
sputum), sesak nafas,
nyeri dada, nafsu makan
menurun, berat badan
menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat
malam.
O :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat
menyebutkan
definisi,etiologi dan
tanda dan gejala
tuberculosis paru
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
S :
dalam mengambil keputusan
tentang :
a.Cara pencegahan
tuberculosis paru yaitu
menutup mulut kalau batuk
dan bersin, membuang ludah
pada tempat khusus,
memisahkan alat makan, dan
keluarga dengan penderita.
b. Cara penularan tuberculosis
paru melalui jalan nafas,
makanan, dan minuman,
batuk, meludah di
sembarang tempat.
3. Diskusikan bersama keluarga
tentang :
Cara merawat anggota
keluarga dengan masalah
kesehatan tuberculois paru
dengan cara minum obat
secara teratur, makan-
makanan yang bergizi,istrahat
Kelurarga khusunya
Tn.LR menjelaskan cara
pencegahan tuberculosis
paru yaitu menutup
mulut kalau batuk dan
bersin, membuang ludah
pada tempat khusus,
memisahkan alat makan,
dan keluarga dengan
penderita dan cara
penularan tuberculosis
paru melalui jalan nafas,
makanan, dan minuman,
batuk, meludah di
sembarang tempat.
O :
Keluarga khsusnya
Tn.LR dapat
menjelaskan cara
pencegahan dan cara
penularan tuberculosis
paru
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
S :
Keluarga khusunya
Tn.LR menjelaskan cara
perawatan tuberculosis
paru dengan cara minum
obat secara teratur,
makan-makanan yang
bergizi,istrahat cukup,
cukup,menjaga kebersihan
lingkungan.
4.Diskusikan bersama keluarga
tentang kriteria lingkungan
yang bersih bagi penderita
tuberculosis paru dengan cara
:
a. Keluarga selalu membuka
jendela agar sinar matahari
bisa masuk ke dalam rumah.
b.Menjaga kebersihan rumah.
c.Menjemur kasur dan bantal
1 minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah
yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.Menjaga rumah agar bebas
dari asap rokok.
menjaga kebersihan
lingkungan.
O :
Keluarga khusunyan
Tn.LR dapat
menjelaskan cara
merawat anggota
keluarga dengan
masalah kesehatan
tuberculosis paru
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
S :
Keluarga khusunya
Tn.LR menjelaskan
kriteria lingkungan yang
bersih bagi penderita
tuberculosis paru dengan
cara selalu membuka
jendela agar sinar
matahari bisa masuk ke
dalam rumah, menjaga
kebersihan rumah,
menjemur kasur dan
bantal 1 minggu sekali,
mempunyai tempat
sampah yang tertutup
sehingga tidak
menimbulkan bau,
menjaga rumah agar
5.Memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
b.keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan untuk
memperoleh obat tuberculosisn
paru untuk Tn.LR agar tidak
putus minum
bebas dari asap rokok
O :
Keluarga dapat
menjelaskan kriteria
lingkungan yang bersih
bagi penderita
tuberculosis paru
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
S :
Keluarga khsusnya
Tn.LR mengatakan
sudah memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
konsultasi dan keluarga
menggunakan fasilitas
kesehatan untuk
memperoleh obat
tuberculosisn paru untuk
Tn.LR agar tidak putus
minum
O :
Terlihat saat keluarga
memperlihatkan obat
Tuberculosis paru
A:
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
Tidak efektifnya
bersihan jalan
Kamis ,
19/05/2018
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga mengenai masalah-
S :
Keluarga khususnya
nafas pada
keluarga Tn.LR
khususnya Tn.LR
sendiri
01: 30 masalah kesehatan dengan
menjelaskan tentang :
a. Penyakit tuberculosis paru
adalah penyakit infeksi
menular yang disebabkan
Mycobacterium
tuberculosis Yang
menyerang paru-paru dan
hampir seluruh organ
tubuh lainnya.
b.Etiologi adalah kuman
mycobacteriuS
tuberculosis.
c.Tanda dan gejala
tuberculosis paru
Demam (40-41˚C) , hilang
timbul
Batuk : terjadi karena
adanya iritasi pada
bronchus, batuk ini terjadi
untuk
membuang/mengeluarkan
produksi radang yang
dimulai dari batuk kering
sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan
sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan
menurun, berat badan
menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat
malam.
Tn.LR mengatakan
Definisi tuberculosis paru
adalah penyakit infeksi
menahun menular yang
disebabkan oleh kuman
tuberculosis
(Mycobacterium
Tuberculosis),yang
penyebab tuberculosis
paru adalah kuman
Mycobacterium
Tuberculosis,sedangkan
tanda dan gejala
tuberculosis paru demam
hilang timbul, batuk
:terjadi karena adanya
iritasi pada bronchus,
batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan
produksi radang yang
dimulai dari batuk kering
sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan
sputum), sesak nafas,
nyeri dada, nafsu makan
menurun, berat badan
menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat
malam.
O :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat
menyebutkan
definisi,etiologi dan
tanda dan gejala
tuberculosis paru
2.Keluarga dapat mengambil
keputusan dengan cara berikan
penjelasan kepada keluarga
tentang akibat tidak teratur
minum obat tuberculosis yaitu :
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru
se-cara spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
- Dapat menyebabkan
kematian.
3. Keluarga menjelaskan tentang
cara perawatan tuberculosis
paru dengan cara batuk efektif
yaitu:
Mengatur posisi duduk : badan
tegak,kepala menghadap ke
depan.
Meminta Tn.LR meletakkan 1
tangan di dada dan 1 tangan di
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
S :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat
menjelaskan tentang
akibat tidak teratur
minum obat tuberculosis
yaitu batuk darah,
kerusakan jaringan paru,
kebocoran pada paru-
paru se-cara spontan,
mengganggu kerja
jantung, dapat,
menyebabkan kematian.
O :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat
menjelaskan akibat tidak
teratur minum obat
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
S :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat menjelaskan
tentang cara batuk efektif
yaitu Mengatur posisi
duduk : badan
tegak,kepala menghadap
ke depan, meletakkan 1
tangan di dada dan 1
perut.
Melatih Tn.LR melakukan
nafas perut ( menarik nafas
dalam melalui hidung selama 3
hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
Meminta Tn.LR merasakan
mengembangnya perut ( cegah
lengkung pada punggung)
Meminta Tn.LR menahan nafas
3 hitungan
Meminta Tn.LR
menghembuskan nafas perlahan
dalam 3 hitungan (lewat mulut,
bibir seperti meniup)
Meminta Tn.LR merasakan
mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari perut
Memasang tempat dahak di
pangkuan Tn.LR
Meminta Tn.LR untuk
melakukan nafas dalam 2 kali,
yang ke-3 : melakukan tarik
nafas, tahan nafas dan terakhir
batukkan dengan kuat
Menampung dahak ke tempat
yang telah disediakan
tangan di perut,
melakukan nafas perut (
menarik nafas dalam
melalui hidung selama 3
hitungan, jaga mulut
tetap tertutup),
merasakan
mengembangnya perut (
cegah lengkung pada
punggung),menahan
nafas 3 hitungan,
menghembuskan nafas
perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut,
bibir seperti meniup) ,
merasakan
mengempisnya abdomen
dan kontraksi dari perut,
memasang tempat dahak
di pangkuan , melakukan
nafas dalam 2 kali, yang
ke-3 : melakukan tarik
nafas, tahan nafas dan
terakhir batukkan dengan
kuat, m enampung dahak
ke tempat yang telah
disediakan.
O :
Keluarga khususnya
Tn.LR dapat
menjelaskan cara batuk
efektif
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
4. Diskusikan bersama keluarga S :
tentang kriteria lingkungan
yang bersih bagi penderita
tuberculosis paru dengan cara
:
a. Keluarga selalu membuka
jendela agar sinar matahari
bisa masuk ke dalam rumah.
b.Menjaga kebersihan rumah.
c.Menjemur kasur dan bantal
1 minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah
yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.Menjaga rumah agar bebas
dari asap rokok.
Keluarga khusunya
Tn.LR menjelaskan
kriteria lingkungan yang
bersih bagi penderita
tuberculosis paru dengan
cara selalu membuka
jendela agar sinar
matahari bisa masuk ke
dalam rumah, menjaga
kebersihan rumah,
menjemur kasur dan
bantal 1 minggu sekali,
mempunyai tempat
sampah yang tertutup
sehingga tidak
menimbulkan bau,
menjaga rumah agar
bebas dari asap rokok
O :
Keluarga dapat
menjelaskan kriteria
lingkungan yang bersih
bagi penderita
tuberculosis paru
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
5.Keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
a.keluaga memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
konsultasi
b.keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan untuk
memperoleh obat
tuberculosisn paru untuk
Tn.LR agar tidak putus minum
obat.
S :
Keluarga khsusnya
Tn.LR mengatakan
sudah memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
konsultasi dan keluarga
menggunakan fasilitas
kesehatan untuk
memperoleh obat
tuberculosisn paru untuk
Tn.LR agar tidak putus
minum
O :
Terlihat saat keluarga
memperlihatkan obat
Tuberculosis paru
A:
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan
keperawatan pada Tn “LR” dengan penyakit tuberculosis paru di wilayah kerja
puskesmas kulisusu: kesenjangan yang terjadi pada tahap gambaran pengkajian,
gambaran diagnosa keperawatan,gambaran penyusunan rencana keperawatan,
gambaran implementasi, dan gambaran evaluasi pada kasus tuberculosis paru.
A. Gambaran pengkajian pada Tn “LR”
Tn.LR dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah
kesehatan, terbukti dengan ketidaktahuan keluarga khususnya Tn.LR tentang
penyakit yang di derita
B. Gambaran diagnosa keperawatan pada Tn “LR” dengan kasus tuberculosis
paru di dapatkan 2 diagnosa
a. Ketidakmampuan koping keluarga
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.LR khususnya
Tn.LR sendiri.
C. Gambaran intervensi keperawatan pada Tn.LR dengan kasus tuberculosis paru
a. Ketidakmampuan koping keluarga
1. Keluarga mengenal masalah
1. Keluarga mejelaskan pengertian TB paru
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)
b. Etiologi tuberculosis
Penyebab tuberculosis adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis
c. Tanda dan gejala TB paru
Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot, dan keringat malam.
2) Keluarga memutuskan cara pencegahan dan penularan tuberculosis paru
yaitu :
Pencegahan tuberculosis paru yaitu menutup mulut kalau batuk dan
bersin, membuang ludah pada tempat khusus, memisahkan alat makan,
dan keluarga dengan penderita dan cara penularan tuberculosis paru
melalui jalan nafas, makanan, dan minuman, batuk, meludah di
sembarang tempat.
3) Keluarga merawat anggota keluarga yang menderita tuberculosis paru
dengan :
Minum obat secara teratur, makan-makanan yang bergizi,istrahat
cukup,menjaga kebersihan lingkungan.
4) Keluarga memodifikasi lingkungan dengan cara :
1. Keluarga selalu membuka jendela agar sinar matahari bisa masuk ke
dalam rumah.
2. Menjaga kebersihan rumah.
3. Menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali
4. Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
5. Menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
1. Keluarga memanfaatkanfasilitas kesehatan untuk konsultasi
2. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengambil obat
tuberculosis paru untuk Tn.LR agar tidak putus obat.
b.Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.LR khusunya Tn.LR
sendiri.
1. Keluarga mengenal masalah
1. Keluarga mejelaskan pengertian TB paru
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)
d. Etiologi tuberculosis
Penyebab tuberculosis adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis
e. Tanda dan gejala TB paru
Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot, dan keringat malam.
2)Keluarga mampu memutuskan akibat minum obat tuberculosis paru tidak
teratur yaitu :
Batuk darah.
Kerusakan jaringan paru.
Kebocoran pada paru-paru secara spontan.
Mengganggu kerja jantung.
Dapat menyebabkan kematian.
3)Keluarga merawat anggota keluarga dengan menjelaskan cara batuk
efektif untuk anggota keluarga dengan tuberculosis paru yaitu:
Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
Melatih Tn.LR melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui
hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
Meminta Tn.LR merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung
pada punggung)
Meminta Tn.LR menahan nafas 3 hitungan
Meminta Tn.LR menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
Meminta Tn.LR merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari perut
Memasang tempat dahak di pangkuan Tn.LR
Meminta Tn.LR untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat
Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan
4)Keluarga memodifikasi lingkungan dengan cara :
Keluarga selalu membuka jendela agar sinar matahari bisa masuk ke
dalam rumah.
Menjaga kebersihan rumah.
Menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali
Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
Menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.
5)Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu :
Keluaga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk konsultasi
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk memperoleh obat
tuberculosis paru untuk Tn.LR agar tidak putus minum obat.
3) Implementasi
Implementasi keperawatan harus sesuai dengan perencanaan
keperawatan yang dilandaskan pada teori NANDA NIC-NOC. masalah
keperawatan ketidakmampuan koping keluarga dan tidak efektifnya bersihan
jalan nafas pada keluarga Tn.LR khusunta Tn.LR implementasi keperawatan
yang dilakukan pada Keluarga khususnya Tn.LR yaitu mengajarkan batuk
efektif , pengertian,penyebab,tanda dan gejala,apa yang terjadi jika tidak
teratur minum obat,cara penularan,pencegahan dan perawatan,modifikasi
lingkungan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.
4) Gambaran evaluasi pada Tn “LR” dengan kasus tuberculosis paru
Masalah kesehatan keluarga.
a. Ketidakmampuan koping keluarga yaitu keluarga maupun klien dapat
memahami tentang penyakit tuberculosis paru
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga khusunya TnLR.
yaitu klien dapat memahani cara yang tepat untuk mengatasi batuk untuk
penderita tb paru.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pada pengkajian dan analisa data telah ditentukan masalah kesehatan
keluarga dengan tuberculosis paru, pada tanggal 17-19 mei 2018 maka
keluarga mengerti tentang penyakit tuberculosis paru.
2. Gejala penyakit tuberculosis paru dalam konsep dasar tidak jauh beda
dengan tinjauan hanya gejala demam yang tidak muncul pada klien
tersebut.
3. Kerjasama antara keluarga, tokoh masyarakat, dan pemerintah serta
petugas kesehatan selama pembinaan cukup baik.
B. Saran-Saran
Diharapkan pada keluarga untuk menerapkan tehnik pencegahan, penularan
dan perawatan penyakit tuberculosis paru dan mengaplikasikan cara batuk
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Leo, R.,& Dwi, U, M.,(2016). Gambaran pengetahun keluarga klien tentang TB
paru di poli paru RSUD koja jakarta utara. Jurnal Akademi Keperawatan
Husada Karya Jaya,volume 2(no.2).42-45.
Profil Dinkes Sultra (2017)Surakhmi, O.(2016).Analisis faktor resiko kejadian TB paru di wilayah kerja
puskesmas kertapati palembang. jurnal ilmu kesehatan
masyarakat,volume 7(no.02),1-15.
Data puskesmas Kulisusu(2015-2017)
Hasil Workshop nasional ikatan perawat kesehatan komunitas tahun 2014.
Poltekes . Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Kendari : poltekes.2018
Kholifah, N,S., & Widagdo, W,NS.(2016).Keperawatan keluarga dan komunitas
(pp.33-38) inodnesia:kementrian kesehatan republik indonesia.
Nurarif,H,A & Hardhi K,(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc.1-139.Tamantirto,Kasihan Bantul,
Jogjakarta:Mediaction Jogja.
Mutaqqin, A.(2012). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
pernafasan.jakarta:salemba medika.
Imroatun, J.(2016) Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan tuberkulosis pada Tn. S
di ruang teratai RSUD kabupaten pekalongan.
Suzanne c. Smeltzer & Brenda G. Bare. (2002).keperawatan medikal bedah
brunner & suddarth edisi 8. Volume 1( pp 584). jakarta:buku
kedokteran EGC
Lampiran : 4
PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Kepada Yth : Keluarga Responden
Nama saya, Nisra mahasiswa RPL Program D-III Keperawatan Poltekkes
Kendari .Saya akan melakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tn “LR” Dengan Penyakit Tuberculosis Paru Di Kelurahan
Saraea Kecamatan Kulisusu”.
Untuk itu kami mohon partisipasi keluarga terutama penderita tb paru dalam
kegiatan studi kasus dimana dilakukan pengkajian. Semua data yang dikumpulkan
akan dirahasiakan dan tanpa nama. Datanya disajikan untuk kepentingan
perkembangan ilmu pendidikan kesehatan(keperawatan)
Partisipasi keluarga terutama penderita tb paru adalah secara sukarela, tanpa
adanya paksaan. Bila saudara berkenan menjadi respoden, silahkan
menandatangani pada tempat yang disediakan.
Lampiran : 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA RESPONDEN“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn “LR” Dengan Penyakit
Tuberculosis Paru Di Kelurahan SaraeaKecamatan Kulisusu”
Oleh : Nisra
Setelah membaca maksud dan tujuan penelitian ini maka dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan, saya bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai
responden pada penelitian yang dilakukan oleh Nisra Mahasiswa RPL Program
Studi D-III keperawatan Poltekkes Kendari.
Tanda tangan saya di bawah ini, sebagai bukti kesediaan saya menjadi
responden penelitian.
Inisial Responden :..............................................
Tanda tangan :..................................................
Lampiran : 6
Lampiran: 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERCULOSIS PARU
Pokok Bahasan : Penyuluhan Tuberculosis Paru
Sasaran : Tn.LR beserta keluarga
Tempat : Rumah keluarga Tn.LR
A. Tujuan intruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan
dapat mengerti tentang penyakit TB paru.
B. Tujuan intruksional khusus
Setelah 30 menit penyajian materi diharapkan keluarga terutama Tn.LR :
a. Menjelaskan pengertian, penyebab,tanda dan gejala Tb paru
b. Menjelaskan akibat minum obat Tb paru tidak teratur
c. Menjelaskan cara batuk efektif,cara penularan, cara pencegahan, dan cara
perawatan untuk Tb paru.
d. Menjelaskan lingkungan yang baik bagi penderita Tb paru.
C. Media
Leaflet
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Setting Waktu
No. Tahap Kegiatan Waktu
1 Orientasi 1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan nama dan akademi
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menanyakan kesiapan peserta
5 Menit
2 Kerja 1. Penyampaian materi
a. Menjelaskan,pengertian, penyebab,
tanda dan gejala Tb paru
b. Menjelaskan akibat minum obat Tb
paru tidak teratur
c. Menjelaskan cara batuk efektif,
cara buang dahak yang benar ,cara
penularan, cara pencegahan, dan
cara perawatan untuk Tb paru.
d. Menjelaskan lingkungan yang baik
bagi penderita Tb paru
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya.
20 Menit
3 Terminasi1 Memberi salam penutup 5 Menit
F. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Kesepakatan dengan keluarga Tn.LR (waktu dan tempat)
Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
Peserta/keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
Anggota keluarga terutama Tn.LR antusias untuk bertanya tentang hal-
hal yang tidak diketahuinya
Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis menular. Organ tubuh yang paling sering terkena adalah paru, lebih
dikenal dengan istilah TBC Paru.
Tanda dan gejala TB Paru Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari batuk kering sampai
dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan
keringat malam.
akibat lanjut bila TB paru tidak diobati secara teratur yaitu :
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru se-cara spontan.
Lampiran : 8
- Mengganggu kerja jantung.
- Dapat menyebabkan kematian
cara batuk efektif yaitu:
- Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
- Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
- Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui hidung selama 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
- Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung pada punggung)
- Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan
- Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
- Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari perut
- Memasang tempat dahak di pangkuan pasien
- Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 : melakukan tarik
nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat
- Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan.
-
Cara penularan TB paru melalui jalan nafas, makanan, dan minuman,batuk, meludah di
sembarang tempat.
pencegahan TB paru yaitu menutup mulut kalau batuk dan bersin, membuang ludah pada
tempat khusus, memisahkan alat makan, dan keluarga dengan penderita.
cara perawatan TB paru adalah minum obat secara teratur, istirahat cukup, memberi
makanan yang bergizi
- Membuka jendela agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
- .menjaga kebersihan rumah.
- menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali
- Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
- menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.
memodifikasi lingkungan dengan cara :
a.keluarga selalu membuka
jendela agar sianr matahari
bisa masuk ke dalam rumah.
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1
minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah
yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas
dari asap rokok.
Lampiran : 9