karya tulis ahmt

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN menyepakati bahwa Masyarakat ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020. Pada tahun 2007, para pemimpin menegaskan komitmen kuat mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN dan mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. Masyarakat ASEAN terdiri dari tiga pilar yang terkait satu dengan yang lain: Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Dengan demikian, para pemimpin sepakat untuk mentransformasi ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang lebih bebas. Selanjutnya Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN disusun dan disahkan pada tahun 2007. Cetak Biru MEA berfungsi sebagai rencana induk yang koheren yang mengarahkan pembentukan MEA. Cetak Biru tersebut mengidentifikasikan karakteristik dan elemen MEA dengan target dan batas waktu yang jelas untuk pelaksanaan berbagai tindakan serta fleksibilitas yang disepakati untuk mengakomodasi kepentingan seluruh negara anggota ASEAN. Dengan mempertimbangkan pentingnya perdagangan eksternal bagi ASEAN dan kebutuhan Masyarakat ASEAN secara keseluruhan untuk tetap berpandangan terbuka, MEA memiliki karakteristik utama sebagai berikut: pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan pengembangan ekonomi yang merata, dan kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam perekonomian global. Menimbang hal itu Indonesia memiliki strategi khusus untuk mampu menjalani MEA dengan mendapatkan keuntungan dari keputusan itu, yaitu dengan mempersiapkan pengembangan ekonomi kreatif secara intensifnya ditujukan kepada

Upload: fazluransyari

Post on 15-Apr-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

karya tulis

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis AHMT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2003, para pemimpin ASEAN menyepakati bahwa Masyarakat ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020. Pada tahun 2007, para pemimpin menegaskan komitmen kuat mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN dan mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. Masyarakat ASEAN terdiri dari tiga pilar yang terkait satu dengan yang lain: Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN. Dengan demikian, para pemimpin sepakat untuk mentransformasi ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang lebih bebas. Selanjutnya Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN disusun dan disahkan pada tahun 2007. Cetak Biru MEA berfungsi sebagai rencana induk yang koheren yang mengarahkan pembentukan MEA. Cetak Biru tersebut mengidentifikasikan karakteristik dan elemen MEA dengan target dan batas waktu yang jelas untuk pelaksanaan berbagai tindakan serta fleksibilitas yang disepakati untuk mengakomodasi kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.

Dengan mempertimbangkan pentingnya perdagangan eksternal bagi ASEAN dan kebutuhan Masyarakat ASEAN secara keseluruhan untuk tetap berpandangan terbuka, MEA memiliki karakteristik utama sebagai berikut: pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan pengembangan ekonomi yang merata, dan kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam perekonomian global. Menimbang hal itu Indonesia memiliki strategi khusus untuk mampu menjalani MEA dengan mendapatkan keuntungan dari keputusan itu, yaitu dengan mempersiapkan pengembangan ekonomi kreatif secara intensifnya ditujukan kepada generasi dua puluh satu, yaitu para remaja-remaja Indonesia.

Pemuda merupakan harapan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pemuda-pemudanya. Demikian juga dengan negara kita, pemuda merupakan salah satu kekuatan terbesar bagi bangsa Indonesia. Krisis multidimensi yang menimpa bangsa Indonesia saat ini membutuhkan peran serta pemuda dan sinkronisasinya agar dapat membantu mengatasinya. Bangsa kita membutuhkan pemuda-pemuda yang kreatif agar dapat bersaing secara global.

Page 2: Karya Tulis AHMT

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis merumuskan masalah dari kajian adalah sebagai berikut :

1. Apa saja yang menjadi tantangan dan peluang Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ?

2. Apa saja strategi umum Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ?

3. Bagaimana strategi dan terobosan dalam menciptakan remaja kreatif sebagai pengembangan ekonomi kreatif menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ?

4. Bagaimana langkah pengembangan remaja kreatif untuk meningkatkan mutu ekonomi kreatif menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis uraikan, penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk :

1. Untuk meningkatkan peran remaja dalam perekonomian kecil dan menengah.

2. Untuk menjadikan remaja menjadi remaja yang kreatif.

3. Untuk menjadikan remaja kreatif dapat diperhitungkan dalam sistem ekonomi kreatif.

4. Meningkatkan peran remaja kreatif dalam menjalankan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

5. Meningkatkan mutu ekonomi kreatif remaja sehingga dapat bersaing secara global yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

D. Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab persoalan yang ada pada rumusan masalah, perlu adanya pengkajian beberapa hal yaitu :

Page 3: Karya Tulis AHMT

1. Mengidentifikasi akibat dari kemajuan zaman terhadap perkembangan generasi muda.

2. Mengidentifikasi cara menjadikan remaja yang aktif dan kreatif.

3. Mengidentifikasi kreatifitas yang dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi kecil maupun menengah.

4. Mengidentifikasi kolaborasi pemerintah dan remaja kreatif dalam peningkatan ekonomi kecil maupun menengah.

5. Mengidentifikasi peningkatan remaja kreatif di kota, provinsi, maupun Indonesia.

6. Mengidentifikasi dasar hukum Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

7. Mengidentifikasi peluang, tantangan, strategi umun Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah metode kualitatif dan sedikir metode kuantitatif. Metode yang pertama adalah kajian literatur. Ada beberapa sumber dokumen yang dianalisis. Pertama adalah sumber-sumber primer yang mencakup dokumen-dokumen resmi yang dibuat oleh para ahli yang sudah teruji kebenarannya, tinjauan langsung pada topik penelitian, maupun wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Kedua adalah sumber sekunder berupa laporan-laporan yang telah dihasilkan oleh berbagai lembaga kajian tentang kreativitas dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang kondisi di berbagai topik pembahasan, penelitian juga menggunakan wawancara mendalam (in depth interview) dan Focus Group Discussions. Sebagai sebuah penelitian kualitatif yang mementingkan kedalaman pemahaman, penelitian ini tidak dimulai dari metode yang kaku dan tidak berubah. Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, penelitian ini secara fleksibel membangun konsep seiring dengan temuan-temuan baru yang ditemukan di dalam penelitian.

Page 4: Karya Tulis AHMT

F. Sistematika Penyajian

Dalam penyajian ini penulis membagi karya tulis ilmiah menjadi empat BAB yaitu sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada BAB ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah yang ingin diselesaikan, selanjutnya adalah merumuskan masalah yang ada dalam latar belakang masalah, setelah itu disertakan juga tujuan penelitian yang penulis lakukan, ada juga tentang ruang lingkup masalah yang akan diteliti lebih detail, dan yang terakhir penulis juga menyertakan metode penelitian.

BAB II. Gambaran Keadaan

Pada BAB kedua ini, penulis menjelaskan tentang gambaran generasi muda dalam keadaan sekarang, disertakan juga fakta, contoh, dan gambar yang nyata. Setelah itu penulis juga menjabarkan tentang gambaran generasi muda yang diharapkan dalam penelitian penulis, dan juga disertakan dengan fakta, contoh, dan gambar yang nyata.

BAB III. PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis menjabarkan semua yang diperlukan dalam penelitian yang tertuang dalam perumusan masalah seperti ,landasan teori kreativitas dan penjabarannya, pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan juga dengan penjabaran yang detail, dan yang terakhir kreatifitas untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan juga dengan penjabarannya yang lengkap.

BAB IV. PENUTUP

Dalam BAB ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil karya tulis ilmiah yang telah penulis teliti. Dan juga memberikan saran agar apa yang ingin dicapai dari karya tulis itu akan segera terealisasi.

Page 5: Karya Tulis AHMT

BAB II

GAMBARAN KEADAAN

A. Kemajuan Zaman Kemunduran Pemuda

Kehidupan pemuda masa kini tidak lepas dari dunia hura-hura yang lebih menekankan kesenangan hidup. Kita dapat lihat dari realitas kehidupan bahwa pemuda-pemuda sangat terikat pada paham hedonis yang mementingkan kesenangan semata. Pemuda terlarut dalam keterpurukan hidup dengan mabuk-mabukan, judi, bahkan tindakan-tindakan kriminal. Dalam hal ini sangat disayangkan apabila pemuda yang merupakan harapan bangsa terpuruk akibat dari kemajuan zaman.

Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pemuda-pemudanya. Demikian juga dengan negara kita, pemuda merupakan salah satu kekuatan terbesar bagi bangsa Indonesia. Krisis multidimensi yang menimpa bangsa Indonesia saat ini membutuhkan peran serta pemuda dan sinkronisasinya agar dapat membantu mengatasinya. Bangsa kita membutuhkan pemuda-pemuda yang kreatif agar dapat bersaing secara global.

B. Remaja Kreatif untuk Masa Depan Bangsa

Di sisi lain pemuda adalah sosok yang pekerja keras. Usia muda yang produktif memacunya untuk terus berkarya dalam melakukan karya-karya maupun inovasi-inovasi baru. Anies Baswedan pernah mengatakan bahwa “ kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada material, kita sering merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia Indonesia”. Dari kalimat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kekayan terbesar yang akan membawa Indonesia ini menuju puncak kejayaan adalah manusia Indonesia.

Page 6: Karya Tulis AHMT

Untuk itu pemberdayaan pemuda sangat diperlukan untuk mencapai kejayaan. Kita tentu masih ingat peran pemuda dalam menuju kemerdekaan dan pada saat mempertahankan kemerdekaan, itu adalah sumbangsi yang sangat besar oleh pemuda. Namun zaman telah berubah mulai dari pertanian, ke industri, lalu informasi hingga sekarang beralih ke era kreativitas1. Di sinilah perlu adanya peningkatan kreativitas di kalangan remaja. Sehingga akan muncul remaja-remaja kreatif Indonesia yang akan meningkatkan mutu dirinya sendiri, keluarga, Kota, Provinsi, maupun Negara tempat remaja kreatif tersebut berkreasi. Sehingga dapat meningkatkan mutu masa depan bangsa Indonesia.

1) Gusmardi Bustami,Menuju ASEAN Economi Community,(Jakarta : Departemen Perdagangan Indonesia,2011), hlm 8.

Page 7: Karya Tulis AHMT

BAB III

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Secara psikologis pengertian kreativitas adalah satuan potensi yang ada pada diri manusia.

Menurut Clark Moustakis, ahli psikologi humanistik menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Menurut Hulbeck, “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan alam maupun lingkungan pertemanan atau keluarganya.

Dari teori-teori kreativitas yang disampaikan oleh para ahli psikolog tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kreativitas itu harus lahir sendiri dari pelaku kreativitas. Maksudnya adalah kreativitas perorangan selalu berbeda-beda, dengan memiliki keunikan dari masing-masing pelaku kreativitasnya.

1. Mengembangkan Remaja Kreatif

Kreatif sebuah kata sederhana namun penerapannya tidak sesederhana kedengarannya. Banyak orang yang ingin menjadi kreatif, namun tidak tahu harus memulai kreatifitas dari mana. Anak kreatif identik dengan anak cerdas. Karena biasanya anak kreatif selalu mencari sesuatu yang berbeda dari yang kebanyakan dan memberikan nilai tambah. Dunia dengan segala perubahan yang terjadi di dalamnya menuntut kita untuk senantiasa berpikir kreatif. Setiap hari kita berhadapan dengan masalah. Untuk mengatasi permasalahan inilah perlu berpikir kreatif.

Page 8: Karya Tulis AHMT

Setiap orang tentunya ingin menjadi remaja yang cerdas dan kreatif. Karena kreatif dan cerdas adalah modal utama bagi seorang remaja untuk meraih masa depannya. Sebanyak itu remaja yang ingin cerdas dan kreatif, maka sebanyak itulah ternyata remaja yang tidak mau mengembangkan bakat yang mereka miliki dan mengasah potensi diri mereka. Lantas apa faktor yang menyebabkan kurangnya minat generasi muda khususnya remaja untuk mengembangkan bakatnya.

a. Kebanyakan dari mereka sebelum memulai pekerjaan sudah mengatakan tidak bisa. Kata-kata inilah yang sering terlontar dari mulut remaja ketika akan memulai suatu pekerjaan. Mereka seringkali tidak percaya dengan kemampuan yang mereka miliki dengan kata lain mereka kurang percaya diri. Inilah yang dinamakan dengan kalah sebelum berperang.

b. Faktor yang membuat tidak kreatif adalah belum mencoba sudah mengatakan tidak ingin. Bahkan ini yang lebih parah lagi mereka tidak mau mencoba untuk melakukan hal-hal yang berbau positif dan mengembangkan kemampuan mereka. tidak jarang sekali kita mendengar ucapan gengsi dari remaja ketika melakukan pekerjaan yang padahal yang membuat mereka kreatif.

c. Kurangnya kesadaran generasi muda untuk berkreasi, mereka lebih cenderung mengahabiskan waktu mereka dengan hal-hal yang tidak berguna. Banyak sekali kita lihat remaja yang enggan untuk mengisi waktu mereka dengan hal yang bermanfaat. Padahal semestinya di waktu muda inilah kesempatan kita untuk banyak berkreatifitas. Dengan beraktifitas bisa membantu kita untuk membagi waktu. misalnya waktu kita yang terbuang sia-sia bisa kita manfaatkan. Disamping itu dengan beaktifitas jadwal kita akan lebih teratur, sehingga kita terbiasa untuk hidup disiplin.

Page 9: Karya Tulis AHMT

2. Remaja Kreatif Dalam Ekonomi Kreatif

Remaja yang kreatif dapat dilihat dari perilaku yang selalu memiliki kemahiran yang identik, namun banyak remaja yang telah memiliki kemahiran itu tidak memanfaatkannya untuk menunjang dan meningkatkan keadaan ekonominya. Untuk itu perlu adanya keberanian dan manajemen yang baik, dengan memanfaatkan kreativitas yang akan menghasilkan keuntungan yang baik pula. Di samping itu kita harus tahu terlebih dahulu cara memanfaatkan kreativitas tersebut.

Pada era sekarang ini, yang paling diperlukan adalah kreativitas. Dapat dilihat dari pengembangan ekonomi pun, mulai dari era pertanian, era industrilisasi, disusul oleh era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi infokom serta globalisasi ekonomi, telah mengiring peradaban manusia ke dalam suatu arena interaksi sosial baru yang belum pernah terbayang sebelumnya. Globalisasi di bidang media dan hiburan juga mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global.

3. Meningkatkan Mutu Ekonomi Kreatif dari Remaja Kreatif

Remaja-remaja kreatif yang telah berani masuk ke dalam era ekonomi kratif, memiliki banyak kendala dan masalah yang dihadapi, baik masalah dari pengembangan kreativitas, dan juga masalah meningkatkan mutu kreativitas remaja dalam bersaing di era ekonomi kreatif. Namun ada beberapa hal yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, sehingga mutu kreativitas akan selalu meningkat dan pengembangan kreativitas akan selalu berjalan di kalangan remaja. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

Page 10: Karya Tulis AHMT

a. Pemberian Dorongan kepada Remaja

Hal ini sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu dan pengembangan kreativitas remaja. Menurut dari psikologi seorang remaja, remaja masih sangat membutuhkan dorongan dari keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar, bahkan untuk menjadi remaja kreatif pun harus adanya dorongan dari keluarga. Dorongan pun perlu dilakukan oleh orang-orang terdekat dari remaja kreatif tentunya di luar dari keluarga. Remaja masih juga sangat berpengaruh dengan lingkungan pergaulan. Sehingga jika remaja mendapat dorongan yang baik dari orang-orang terdekatnya maka untuk mencerahkan kreativitas pun akan semakin mudah.

b. Kolaborasi Pemerintah dan Remaja Kreatif

Kolaborasi Pemerintah dan Remaja Kreatif ini juga sangat diperlukan dalam hal peningkatan mutu dan pengembangan kreatifitas. Ketika pemerintah mendukung dan memberikan support kepada remaja-remaja kreatif, ini akan sangat berdampak positif. Dapat kita lihat dari perkembangan remaja-remaja kreatif di kota Bandung sekarang, hal itu terjadi berkat adanya dukungan yang besar dari pemerintah kota kepada orang-orang yang ingin mengembangkan kreativitasnya sehingga lahir pula lah remaja-remaja kreatif yang baru. Sehingga sekarang ini kota Bandung bertebaran orang-orang yang sangat kreatif

B. Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Sejalan dengan pesatnya dinamika hubungan antar-bangsa di berbagai kawasan, ASEAN menyadari pentingnya integrasi negara-negara di Asia Tenggara. Pada pertemuan informal para Kepala Negara ASEAN di Kuala Lumpur tanggal 15 Desember 1997 disepakati ASEAN Vision 2020 yang kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan di Hanoi yang menghasilkan Hanoi Plan of Action2. Beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan untuk merealisasikan Visi 2020 adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ekonomi, lingkungan hidup, sosial, teknologi, hak cipta intelektual, keamanan dan perdamaian, serta turismemelalui serangkaian aksi bersama dalam bentuk hubungan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan diantara negaranegara anggota ASEAN.

2) Gatot Soeryo, Pengaruh Era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015,(Jakarta: Gunung Agung,2013), hlm 9.

Page 11: Karya Tulis AHMT

Selanjutnya pada KTT ASEAN ke 9 di Bali pada tahun 2003 dihasilkan Bali Concord II, yang menyepakati pembentukan ASEAN Community untuk mempererat integrasi ASEAN. MEA adalah tujuan akhir integrasi ekonomi seperti yang dicanangkandalam ASEAN Vision 2020, adalah :

"To create a stable, prosperous andhighly competitive ASEAN economicgoods, services, investment, skill laboreconomic development and reducedpoverty and socio-economic disparitiesin year 2020."

Page 12: Karya Tulis AHMT

Untuk membantu tercapainya integrasi ekonomi ASEAN melalui AEC, maka dibuatlah AEC Blueprint yang memuat empat pilar utama yaitu :

1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.

2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce.

3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam.

4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dengan berlakunya MEA 2015, berarti negara-negara ASEAN menyepakati perwujudan integrasi ekonomi kawasan yang penerapannya mengacu pada ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. AEC Blueprint merupakan pedoman bagi negara-negara Anggota ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015.

1. Tantangan Indonesia Dalam MEA 2015

Saat ini, ASEAN masih memiliki kesenjangan tingkat pembangunan ekonomi yang cukup lebar. AEC 2015 diperkirakan akan menghadapi kesulitan apabila upaya atau komitmen untuk memperkecil kesenjangan pembangunan pada tingkat nasional maupun diantara negara-negara tidak diatasi. Sulit dibayangkan negara-negara, seperti Kamboja dengan PDB per kapita US$ 853, Laos US$ 1.320, dan Myanmar US$ 1.300, mampu bersaing dengan negara anggota ASEAN yang lain. Sebagai contoh, Thailand memiliki PDB per kapita US$ 5.000, Malaysia US$ 9.656, serta Singapura dengan PDB per kapita yang hampir mencapai US$50.000. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, maka akan terjadi permasalahan struktural dan sistemik dikemudian hari. Apabila kesenjangan ekonomi di ASEAN berkelangsungan, maka yang terjadi adalah ketergantungan pada kekuatan ekonomi yang lebih besar. Hal ini diperparah dengan adanya technology-gap. Jika kesenjangan ekonomi tidak diselesaikan, maka kawasan Asia Tenggara akan terus mendapatkan tekanan dan intervensi dari luar.

Page 13: Karya Tulis AHMT

Sebagian negara ASEAN memiliki efisiensi dalam bidang produksi dan melakukan ekspor ke seluruh dunia. Namun, sebagian besar negara ASEAN masih mengandalkan ekspor barang mentah atau sumber daya alam. Untuk meningkatkan nilai tambah, ASEAN perlu mendorong investasi yang mendukung kebijakan industri untuk mengubah barang mentah menjadi barang jadi sehingga mendatangkan nilai tambah yang besar bagi ASEAN.

Dalam mewujudkan integrasi ekonomi, perlu dipertimbangkan sejumlah faktor penting seperti logistik, transportasi, dan infrastruktur. Faktor-faktor tersebut merupakan syarat mutlak agar komunitas yang terbentuk memiliki akses yang lebih baik terhadap barang dan jasa yang dihasilkan. Kita harus memastikan bahan-bahan baku dapat diangkut secara efisien ke pabrik-pabrik, dari pabrik ke pasar-pasar, dan dari pasar ke seluruh konsumen. Di samping itu, kita harus memastikan masyarakat Indonesia di berbagai penjuru nusantara memiliki kemudahan akses telekomunikasi, khususnya yang berada di pelosok negeri.

Beberapa kendala menuju AEC 2015 yang digarisbawahi dan perlu menjadi perhatian para Leaders dalam upaya menuju MEA 2015 meliputi :

1. Terhambatnya implementasi beberapa measures.2. Kondisi perekonomian dunia yang masih stagnan dan

kecenderungan negara untuk lebih proteksionis sehingga masuknya arus perdagangan dan investasi akan terhambat.

Page 14: Karya Tulis AHMT

3. serta memastikan MEA sejalan dengan kebutuhan pasar.2. Mempersiapkan Langkah Strategis untuk MEA 2015

Pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah di depan mata. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya produk-produk negara anggota ASEAN. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini.

Beberapa langkah strategis yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah ialah dari sektor usaha perlu meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, memberikan bantuan modal bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, memperbaiki kualitas produk dalam negeri dan memberikan label SNI bagi produk dalam negeri.

Dalam sektor tenaga kerja Indonesia perlu meningkatkan kualifikasi pekerja, meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataannya dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat. Apabila kita mempunyai daya saing yang kuat, persiapan yang matang, sehingga produk-produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran, untuk kepentingan bersama dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam hal ini juga sangat diperlukan pemanfaatan remaja kreatif sebagai pelaku ekonomi di masa ekonomi kreatif ini. Sehingga pemuda pun merasa tergugah dalam menjalankan keseharian dan meningkatkan kreativitas mereka.

Page 15: Karya Tulis AHMT

Dan kita akan lihat nanti, remaja yang sangat berpengaruh dalam usaha kecil dan menengah secara kreatif.

C. Kreatifitas untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya dan faktor daya modal. Lalu, jika melihat bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya membentuk ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015 dengan tujuan yang baik.

Memanfaatkan kreativitas dalam menjulangkan mutu Indonesia di mata dunia akan sangat berpengaruh besar. Awalnya sudah pernah kita bahas tentang perubahan era ekonomi, dan saat ini sampai pada era ekonomi kreatif. Kreativitas dalam meningkatkan mutu ekonomi adalah suatu ide yang sangat bagus, karena hanya membutuhkan modal berpikir kreatif, tidak membutuhkan modal yang sangat besar, tidak menguras tenaga dan waktu terlalu banyak, dan sangat menyenangkan.

Dari penjabaran tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ekonomi kreatif dengan memanfaatkan barang ataupun jasa secara kreatif, dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kreativitas yang tinggi, sehingga jika itu terus ditingkatkan maka akan menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki sistem perokonomian yang kreatif dan kuat.

Page 16: Karya Tulis AHMT

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Generasi dua puluh satu adalah generasi emas Indonesia yang akan berada di pangkuan pertiwi saat Indonesia dipresdiksi akan menjadi Indonesia yang berjaya. Sehingga sangat diperlukan untuk mengembang kreativitas remaja, yang akan digodok untuk dapat bersaing pada Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Karena MEA 2015 menitik beratkan pada ekonomi kreatif, yaitu sistem perekonomian yang memanfaatkan kreativitas dalam menjalankan ekonominya.

Ekonomi kreatif juga adalah ekonomi yang sangat berpotensi bagi siapa saja yang ingin mengembangkan kreativitasnya, baik kreativitas barang maupun kreativitas jasa. Sehingga perlu adanya pengembangan kreativitas remaja, agar mampu tercipta pemuda pemudi yang kreatif untuk membangun bangsa ini.

B. Saran

Dalam mencapai cita-cita untuk memajukan Indonesia, penulis member saran dalam karya tulis ilmiah ini, yaitu harus ada kolaborasi antara pemerintah dan orang-orang yang ingin mengembangkan kreativitasnya, baik generasi muda, ataupun yang sudah tua. Sehingga akan diwariskan Indonesia yang lebih tegak di atas segalanya.

Page 17: Karya Tulis AHMT

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2010), Profil Industri Kecil dan Mikro 2010, Desember, Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Hewitt, K, Rayner (2006). A lonely World, Jakarta, November 2003, Prestasi Pustakarya.

Paul Gorski, Paradigm Shiifd For Education and The Question dalam www. Edchange.org

Roberts, M.J. dan J. Tybout (1996). Industrial Evolution in the Developing Countries, Oxford:Oxford University Press.

Shahid, Yusuf (2007), “From Creativity to Innovation”, Policy Research Working Paper 4262, Juni, Development.

Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda Karya. Research Group, Washington, D.C.: World Bank.