karya ilmiah utuh jadi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era sekarang ini banyak terjadi perubahan-perubahan baik
dalam segi ekonomi, politik maupun sosial budaya. Perubahan-perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan individu dan akan cepat
memberikan konsekuensi bagi individu dalam menyesuaikan diri dengan
tuntutan jaman. Demikian juga dengan keadaan di Indonesia, hal tersebut
dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan nilai-nilai sosial budaya
yang berpengaruh pada konsep diri, sikap dan perilaku seseorang.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini,
remaja sebagai tunas bangsa dan penerus cita-cita pembangunan perlu
diperhatikan. Hal ini sejalan dengan dengan posisinya sebagai kader
bangsa yang tangguh dan ulet serta bertanggunga jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka. Untuk itu
perlu dibentuk individu yang berkualitas dan matang serta memiliki
konsep diri, sikap dan perilaku yang positif.
Seiring dengan perkembangan jaman seringkali terjadi pergeseran
antara nilai tradisionala dengan nilai modern di dalam masyarakat.
Kehidupan yang modern terkadang disalahartikan oleh sebagian generasi
muda khususnya para remaja dengan menganggap bahwa kehidupan
modern adalah kehidupan dimana orang bebas bersikap semaunya.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang
gagal dalam menjalani proses-proses perkembanagan jiwanya, baik pada
aat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan
masa remaja berlangsunga begitu singkat, dengan perkembangan fisik,
psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikoligis, kenakalan remaja
merupakan wujud dari konflik-komflik yang tidak terselesaikan dengan
baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk mengadakan
penelitian guna mencari apakah terdapat hubungan antara konsep diri dan
sikap terhadap kenakalan remaja dengan perilaku menyimpang pada diri
remaja tersebut. Maka penulis mengangkat penelitian dengan judul
“PENGARUH PERILAKU MENYIMPANG DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP
KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan konsep diri dengan perilaku menyimpang
2. Apakah ada hubungan sikap terhadap kenakalan remaja dengan
perilaku menyimpang
3. Apakah ada hubungan antara konsep diri dan sikap terhadap kenakalan
remaja secara bersama-sama dengan perilaku menyimpang.
C. Tujuan Penelitian
Ada tujuan penelitian yang hendak di capai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku
menyimpang.
2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap kenakalan remaja
dengan perilaku menyimpang.
3. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan sikap terhadap
kenakalan remaja secara bersama-sama dengan perilaku menyimpang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis dan
pembaca mengenai permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat membentuk
konsep diri dan sikap yang positif pada diri siswa agar terhindar dari
perilaku menyimpang. Selain itu juga sebagai feedback bagi orang tua
untuk dapat mendidik anak lebih baik lagi agar mereka memiliki
konsep diri dan sikap yang positif agar terhindar dari perilaku
menyimpang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Konsep Diri
Menurut Gage dan Barliner (1984: 24) bahwa konsep diri
merupakan suatu totalitas persepsi diri kita sendiri, sikap kita terhadap
diri kita sendiri yaitu bahasa yang kita gunakan untuk menggambarkan
diri kita sendiri. Konsep diri di bagi menjadi tiga, yaitu:
a. Konsep diri umum, yaitu berupa seperangkat kepercayaan yang
dijadikan pegangan untuk memahami dirinya.
b. Konsep diri mayor, yaitu cara seseorang dalam memahami segi
sosial dan fisiknya.
c. Konsep diri spesifik, yaitu cara seseorang memahami jenis
kegiatan dalam aspek sosial dan fisik.
2. Sikap terhadap kenakalan remaja
a. Sikap
Menurut Bimo Walgito (2001: 144-145) bahwa sikap
adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong
atau menimbulkan perilaku tertentu.
Adapun ciri-ciri sikap yaitu:
1) Tidak di bawa sejak lahir
2) Selalu berhubungan dengan obyek sikap
3) Dapat tertuju pada satu obyek saja maupun tertuju pada
sekumpulan obyek-obyek
4) Dapat berlangsung lama atau sebentar
5) Mengandung faktor perasaan dan motivasi.
b. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja bukanlah menunjuk pada perbuatan yang
biasa sehingga dapat dimaklumi atau diterima begitu saja. Tetapi
tidak juga disamakan dengan perbuatan yang biasa dilakukan oleh
orang dewasa, sebab kita harus membedakan sifat dan bentuk
perbuatan seorang anak (remaja) dengan perbuatan orang dewasa.
1) Bentuk-bentuk kenakalan remaja
a) kenakalan pelanggaran norma
b) kenakalan pelanggaran moralitas
c) pelanggaran aturan dan tata tertib
d) pelanggaran khusus yang mengarah pada kejahatan
kriminal.
2) Faktor penyebab kenakalan remaja
a) Faktor dari dalam
Diantaranya adalah faktor kepribadian, intelegensi,
umur, jenis kelamin dan kedudukan anak dalam
keluarga.
b) Faktor dari luar
Diantaranya adalah lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan media komunikasi massa.
3. Perilaku menyimpang
Menurut Cohen dalam Saparinah Sadli (1976: 20) menyebutkan
bahwa: “perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar
atau bertentangan dari aturan-aturan yang normatif”.
Faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain:
a. Faktor keluarga
1) Faktor dalam keluarga
2) Pola interaksi dalam keluarga
3) Jenis perilaku menyimpang yang disebabkan oleh faktor
keluarga
b. Faktor biologis
1) Kelainan genetika
2) Kelainan temperament
3) Disfungsi atau gegar otak
4) Kekurangan gizi atau salah makan
5) Penyakit atau kecacatan tubuh
c. Sekolah
1) Tidak sensitif terhadap kepribadian anak
2) Harapan yanag tidak wajar
3) Pengelolaan tidak konsisiten
4) Pengajaran ketrampilan yang tidak relevan atau nonfungsional
5) Pola pemberian imbalan yang keliru
6) Contoh yang tidaka baik
B. Kerangka Berfikir
Berdasakan permasalahan yang ada, dapat dijelaskan dalam kerangka
pemikiran berikut ini:
1. Hubungan konsep diri terhadap perilaku menyimpang
Konsep diri sangat kuat pengaruhnya terhadap perilaku seseorang.
Dengan mengetahui konsep diri seseorang kita akan lebih mudah
meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut.
2. Hubungan hubungan sikap terhadap kenakalan remaja dengan perilaku
menyimpang
Sikap adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulakan perilaku tertentu. Sikap yang tidak
tegas terhadap bentuk kenakalan remaja dapat mendorong siswa untuk
melakukan perilaku yang menyimpang dari aturan-aturan yang ada di
masyarakat.
3. Hubungan antara konsep diri dan sikap terhadap kenakalan remaja
secara bersama-sama dengan perilaku menyimpang
Konsep diri dan sikap merupakan komponen yang sangat
nerpengaruh dalam membentuk tingkah laku seseorang. Seseorang
dengan konsep diri yang positif serta sikap tegas yang menolak
terhadap kenakalan remaja akan cenderung tidak melakukan perilaku
menyimpang.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam kegiatan penelitian diperlukan adanya tempat atau lokasi dari
penelitian itu sendiri yang nantinya dapat menghasilkan informasi serta
data-data yang valid. Pembuatan karya ilmiah yang mengambil lokasi di
SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian menurut pandangan penulis tidak dapat
dispesifikasikan kapan waktu penelitian itu dilakukan karena menurut
argument penulis gejala masyarakat itu akan selalu berkesinambungan
tidaka hanya secara terjadwal saja.
B. Bentuk Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendaka dicapai dan jenis data yang diperlukan
maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) yang dikutip oleh Moleong Lexy J
(1998: 3) mendefinisikan “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yan dapat diamati”.
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986: 9) yang dikutip
oleh Lexy J. Moleong (1998: 3) mendefinisikan bahwa penelitia kualitatif
adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri
dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristirahatannya”.
Penelitian kualitatif sebagai pendekatana penelitian dalam ilmu-ilmu sosial
dan pendidikan merupakan salah satu pendekatan umum yang digunakan
dalam pendekatan ilmiah. Penelitian dilakukan untuk memahami dan
menjelaskan fenomena-fenomena yang telah berjalan dan sedang berjalan.
Pentingnya penelitian secara kualitatif adalah untuk menjelaskan data-data
yang berbentuk lisan dan tulisan sehingga peneliti dapat memahami lebih
mendalam fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa setting sosial yang
berhubunga dengan focus masalah yang diteliti penulis. Jenis pendekatan
penelitian kualitatif yang digunakan adalah pendekatan penelitian
fenomenologi.
C. Sumber Data
Data dan informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah
merupakan data yang terwujud data primer dan data sekunder. Sumber data
yang digunakan penulis dalam melakukan kegiatan penelitian berasal dari:
1. Responden
Seseorang yang diminta untuk memberikan respon jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan langsung maupun tidak langsung, lisan maupun
non lisan.
2. Informan (Narasumber)
Seseorang yang karena memiliki informasi (data) banyak mengenai
objek yang sedsang diteliti dimintai informasi mengenai objek penelitian
tersebut. Informan adalah orang yang paling banyak menguasai informasi
mengenai objek yang sedang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum pengumulan data penulis untuk memahami pengumpulan cara
atau teknik pengumpulandata penelitian. Dalam menyusun karya ilmiah ini
penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara (Interview)
Kegiatan wawancara terhadap masyarakat komunikasi secara langsung
sehingga didapat keterangan yang berkaitan dengan ine]formasi yang
dibutuhkan penulis.
2. Observasi Kegiatan Objek Penelitian
Observasi adalah pengamatan angsunag suatu kegiatan yang sedang
berjalan berikut lingkungan fisiknya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian dengan penelaahan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan persoalan penelitian.
E. Analisis Data
Untuk mendapatkan data yang objektif dalam pengumpulan data, maka
seorang peneliti harus melakukan proses analisis data. Menurut Lexy J.
Moleong (1998: 103) “Analisis data adalah proses mengorganisasikan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data”.
Mengenai analisis data akan penulis uraikan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam proses ini peneliti melakukan kegiatan pengumpulan informasi
yang berupa kalimat-kalimat atau tulisan-tulisan yang dikumpulkan
melalui kegiatan wawansara dan analisis dokumen. Data yang diperoleh
dari kegiatan ini sifatnya masih mentah dan belum teratur, sehingga
dierlukan suatu analisis agar data tersebut menjadi suatu data yang runtut
dan teratur.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah “Bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, mebuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting dan
mengatur data sedemikaina rupa sehingga simpulan penelitian dapat
dilakukan” (H.B. Sutopo, 2002: 92). Dalam hal ini reduksi data merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi dari field note
(data mentah) sehingga diperoleh suatu simpulan penelitian yang terarah
dan terpusat.
3. Sajian Data
Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
Simpulan penelitian dalam hal ini harus disusun dalam bentuk kalimat
yang logis dan sistematis sehingga mudah dibaca dan dipahami serta
mengacu pada rumusan masalah yang tekah dirumuskan.
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan akhir yang diperoleh dari suatu penelitian agar lebih
mantap dan benar-benar bisa dipertanggung-jawabkan haruslah dilakukan
verifikasi atau pengulangan dengan melihat kembali field note (data
mentah) sehingga diperoleh suatu simpulan yang mantap, akurat dan dapat
dipertanggunggung-jawabkan.
Komponen-komponen diatas merupakan suatu rangkaian kegiatan atau
proses yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisah-pisahkan
atau berdiri sendiri.
F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk
pengembangan validitas (kesahihan) data penelitian. Cara-cara tersebut antara
lain berupa teknik trianggulasi dan review informan.
1. Triangulasi
Mengenai pengertia trianggulasi, Lexy J. Moleong (1998: 178)
berpandapat bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
datanya dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”.
2. Informan Review
Untuk mengukur keabsahan data dalam penelitian ini, juga diperlukan
cara informan review, yaitu melaporkan hasil penelitian kepada informan
utama yang menjadi kunci dalam memperoleh informasi. Laporan
penelitian selanjutnya ditinjau dan diteliti untuk mengetahui apakah haisl
penelitian tersebut merupakan sesuatu yang dapat disetujui atau tidak.
G. Prosedur Penelitian
Suatu penelitian agar diperoleh secara efisien, akurat, dan sesuai
procedural, maka peneliti menyusun tahap-tahap penulisan sebagai berikut.
1. Tahap perencanaan
Tahap ini adalah tahap dimana sebuah penelitian disiapkan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan sebuah tahap dimana sebuah penelitian sudah
dilaksanakan.
3. Tahap penulisan
Tahap ini merupakan tahap dimana sebuah penelitian telah selesai
dilaksanakan.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, lokasi yang dipilih sebagai lokasi
penelitian berada di wilayah kabupaten Karanganyar tepatnya di SMA
Negeri Kebakkramat yang beralamatkan di Jalan Nangsri Kebakkramat,
Karanganyar, Surakarta. Keberadaan gedung sekolah yang menghadap kea
rah tenggelamnya matahari ini berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Raya
Solo-Sragen.
Letak gedung SMA Negeri Kebakkramat dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Sebelah utara gedung sekolah: Desa Nayan
2. Sebelah timur gedung sekolah: Desa Nangsri
3. Sebelah selatan gedung sekolah: Jalan Nangsri Kebakkramat yang
merupakan jalan alternatif menuju Karanganyar
4. Sebelah barat gedung sekolah: lapangan sepakbola milik SMA Negeri
Kebakkramat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hubungan konsep diri dengan perilaku menyimpang
Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya hubungan yang signifikan
antara konsep diri dengan perilaku menyimpang. Konsep diri sangat
kuat pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Dengan mengetahui
konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan
memahami tingkah laku orang tersebut. Hal ini berarti apabila siswa
memiliki konsep diri yang tinggi atau positif maka perilakunya akan
selaras dan tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, baik itu norma agama maupun norma sosial.
2. Hubungan sikap terhadap kenalan remaja dengan perilaku
menyimpang
Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya hubungan yang signifikan
antara sikap terhadap kenakalan remaja dengan perilaku menyimpang.
Sikap adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulakan perilaku tertentu. Sikap yang tidak
tegas terhadap bentuk kenakalan remaja dapat mendorong siswa untuk
melakukan perilaku yang menyimpang dari aturan-aturan yang ada di
masyarakat. Sedangkan apabila siswa memiliki sikap tegastidak setuju
atau menolak terhadap kenakalan remaja maka siswa diharapkan tidak
melakukan perilaku menyimpang.
3. Hubungan antara konsep diri dan sikap terhadap kenakalan remaja
secara bersama-sama dengan perilaku menyimpang
Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya hubungan yang signifikan
antara konsep diri dan sikap terhadap kenakalan remaja secara
bersama-sama dengan perilaku menyimpang. Konsep diri dan sikap
merupakan komponen yang sangat nerpengaruh dalam membentuk
tingkah laku seseorang. Seseorang dengan konsep diri yang positif
serta sikap tegas yang menolak terhadap kenakalan remaja akan
cenderung tidak melakukan perilaku menyimpang jika dibanding
dengan orang dengan konsep diri yang negative serta bersikap tidak
tegas atau menerima terhadap kenkalan remaja akan cenderung
melakukan perilaku menyimpang dalam kehidupan sehari-harinya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku
menyimpang pada siswa kelas X di SMA Negeri Kebakkramat,
Karanganyar.
2. Terdapat hhubungan yang signifikan antara sikap terhadap kenaklan
remaja dengan perilaku menyimpang pada siswa kelas X di SMA
Negeri Kebakkramat, Karanganyar.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri den sikap
terhadap kenakalan remaja secara bersama-sama dengan perilaku
menyimpang pada siswa kwlas X SMA Negeri Kebakkramat,
Karnaganyar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, mka penulis mengemukakan saran
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Siswa hendaknya memiliki sikap tegas terhadap kenakalan-
kenakalan yang dilakukan oleh remaja serta lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YME agar tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
2. Bagi orangtua
Orangtua hendaknya selalu memberikan contoh bersikap yang
baikmdan memperlakukan anak dengan baik dan penuh kasih saying,
agar anak merasa nyaman berada dirumah dan terhindar dari pergaulan
yang dapat merusak.