karya ilmiah sukses

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Tidak di pungkiri masih banyak orang yang bekerja dengan pekerjaan yang berat. Dari pekerjaan yang berat tersebut bisa saja akan berdampak atau berpengaruh pada kesehatan keselamatan pekerja tersebut. Entah bisa muncul seketika saat itu ataupun pada kala yang tidak bisa ditentukan. Apalagi kebanyakan dari pekerja tersebut memiliki kesadaran yang masih lemah akan kelangsungan keselamatan dan kesehatan mereka. Padahal dengan kesejahteraan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya ataupun keberlanjutan produktivitas kerjanya. Maka dari itu, keselamatan dan kesehatan kerja apada saat ini bukan hanya merupakan kewajiban yang memperhatikan oleh pekerja, namun juga harus memjadi hal yang terpenuhi pada sistem pekerjaan. Atau dengan kata lain bahwa keselamatan dan keselamatan kerja ini bukan menjadi kewajiban pada setiap kerja , akan tetapi menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. 1

Upload: kurnia-putri

Post on 04-Aug-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah Sukses

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak dapat

terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Tidak di pungkiri

masih banyak orang yang bekerja dengan pekerjaan yang berat. Dari pekerjaan yang

berat tersebut bisa saja akan berdampak atau berpengaruh pada kesehatan keselamatan

pekerja tersebut. Entah bisa muncul seketika saat itu ataupun pada kala yang tidak bisa

ditentukan. Apalagi kebanyakan dari pekerja tersebut memiliki kesadaran yang masih

lemah akan kelangsungan keselamatan dan kesehatan mereka. Padahal dengan

kesejahteraan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk meningkatkan

jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya ataupun keberlanjutan produktivitas

kerjanya. Maka dari itu, keselamatan dan kesehatan kerja apada saat ini bukan hanya

merupakan kewajiban yang memperhatikan oleh pekerja, namun juga harus memjadi

hal yang terpenuhi pada sistem pekerjaan. Atau dengan kata lain bahwa keselamatan

dan keselamatan kerja ini bukan menjadi kewajiban pada setiap kerja , akan tetapi

menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi,

karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas

dan efisiensi kerja. Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk

menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan

bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari

kelelahan, dihindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan

pekerjaan menjadi sekecil-kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya.

(Soedirman,1989). Dari hal tersebut juga dapat digabungkan dengan sistem biomekanika.

Biomekanika adalah suatu metode dimana menggunakan acuan “physics and

engginering mecanics law” untuk menggambarkan gerakan – gerakan organ tubuh atau

kinematik dan metode ini digunakan untuk mengetahui efek momen dan gaya yang

bekerja pada tubuh. Setiap kegiatan kerja yang dilakukan selalu membutuhkan sistem

kerja yang baik untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam bekerja.

1

Page 2: Karya Ilmiah Sukses

Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah pada pekerja bidang angkat-

angkut salah satunya adalah nyeri pada otot punggung yang digunakan untuk bekerja.

Keluhan yang biasa diderita pekerja dibidang angkat-angkut adalah pada sistem

muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot

skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat

sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama,

akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.

Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan musculoskeletal

disorders (MSDs) atau cedera pada 2 system muskuloskeletal (Grandjean, 1993;

Lemasters, 1996). Bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal)

yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot

bagian bawah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat dalam karya ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

1. Faktor eksternal dan internal masalah keselamatan dan kesehatan yang dihadapi

oleh pekerja pemanggul barang di pasar yang berasal dari pekerjaannya.

2. Analisis permasalahan sistem kerja pekerja pemanggula barang di pasar.

3. Bagaimana altenatif perbaikan sitem kerja berdasarkan nilai ekonomis atau

biaya.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan karya ilmiah analisis ergonomi pada pemanggul barang di

pasar tradisional ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengidentifikasi akan masalah keselamatan dan kesehatan pekerjaan yang

dapat muncul pemanggul barang di pasar.

2. Dapat menganalisis kelayakan usulan alternatif perbaikan sistem kerja pada

aktivitas pemanggulan barang di pasar.

3. Dapat memberikan usulan alternatif kerja pada pekerjaan disesuaikan dengan

keadaan ekonomi atau biaya.

2

Page 3: Karya Ilmiah Sukses

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang digunakan dalam karya ilmiah analisis ergonomi pada

pemanggul barang pada pasar tradisional adalah sebagi berikut :

1. Aktifitas yang diperhatikan adalah kegiatan pemanggulan barang karung yang

dilakukan oleh pekerja.

2. Faktor yang diperhatikan adalah pada faktor eksternal diantaranya berat beban,

frekuensi pengangkutan, cara pengangkatan dan faktor internal diantaranya

umur, lama kerja.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang yaitu hal-hal apa saja

yang mendasari dari karya ilmiah, tujuan praktikum guna untuk memberikan

gambaran bagaimana kompetensi-kompetensi yang akan diberikan dari karya

ilmiah ini, rumusan masalah berisi tentang masalah yang diangkat dalam karya

ilmiah ini, pembatasan masalah data dan sistematika penulisan yaitu tata cara dari

penyusunan karya ilmiah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang studi pustaka mengenai teori-teori yang berhubungan dengan karya

ilmiah yang ada sehingga dapat digunaka sebagi bahan ajar.

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

Berisi tentang analisa dari pengolahan masalah-masalah yang ada dalam karya

ilmiah ini

BAB IV PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran tentang karya ilmiah yang mengungkap sebuah

garis besar yang dapat ditarik dari hasil analisa yang telah diberikan pada bab

sebelumnya dan kemudian dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan dalam hal terkait.

3

Page 4: Karya Ilmiah Sukses

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata – kata Ergos yang memiliki arti kerja dan Nomos

yang berarti hukum alam maka dapat di devinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang aspek – aspek manusia dalam lingkungan kerjanya di tinjau dari segi desain

perancangan, anatomi, psikologi, fisiologi, manajemen, dan engineering. Selain faktor

yang ada pada ergonomi ada juga aspek lain yang menyangkut pada ilmu ergonomi

yaitu optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat

kerja, dan di rumah.

Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi organisasi, ergonomi kognitif,

ergonomi fisik, ergonomi organisasi, ergonomi sosial, ergonomi lingkungan, ergonomi

organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Dalam evaluasi ergonomi

dalam melaksanakan sistem kerja memiliki tujuan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan pada sistem kerja, maka memiliki keergonomian yang terbaik.

1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan struktur tubuh manusia, anthropometri,

karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas fisik.

Pembahasan yang dimiliki dalam ergonomi fisik antara lain : pemindahan

materian, postur kerja, tata letak tempat kerja, MSD, gerakan berulang–ulang.

2. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di

dalamnya adalah ingatan, reaksi dan persepsi, ini dapat terjadi karena hubungan

antar manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Pembahasan yang dimiliki

dalam ergonomi kognitif antara lain : pengambilan keputusan, beban kerja, stres

kerja, keandalan manusia, human-computer interaction dan performance.

3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk

sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Pembahasan yang dimiliki dalam

ergonomi organisasi antara lain ; MSDM, teamwork, perancangan kerja,

perancangan waktu kerja, komunikasi, organisasi virtual, perancangan

partisipasi, komunitas ergonomi, culture organisasi, dan lain sebagainya.

4

Page 5: Karya Ilmiah Sukses

4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan,

dan getaran. pembahasan yang dimiliki dengan ergonomi lingkungan antara lain

adalah perancangan ruang kerja, ventilasi, pencahayaan ruangan, sirkulasi udara

dalam ruangan, dan lain sebagainya.

2.2 Sistem rangka manusia

Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,

tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang

lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang,

rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan

atas dan bawah. Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi

tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ

tubuh yang menjalankan fungsi tertentu. Secara garis besar, rangka manusia dibagi

menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler.

1. Rangka Aksial

Rangka aksial terdiri dari tulang belakang, tulang tengkorak dan tulang rusuk.

Lebih mendalam mengenai tulang-tulang dalam sistem rangka.

2. Rangka Apendikuler

Rangka Apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang

lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum, rangka Apendikuler menyusuun alat

gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian

bawah. (www.crayonpedia.org/mw/1).

2.3 Otot (Mucle)

Bagian  otot yang dibahas adalah otot striatik (Striated Muscle) yaitu otot sadar

dengan megabaikan otot  cardiac dan  viseral yaitu otot tak sadar. Otot terbentuk atas

serabut yang berukuran 0.01 sampai 0.1 mm. Serabut otot bervariasi antara satu otot

dengan yang lainnya. Beberapa diantaranya mempunyai gerakan yang lebih cepat dari

yang lainnya dan hal ini terjadi pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi

badan seperti misalnya otot pembentuk postur tubuh. Otot yang pucat adalah

menggambarkan kontraksi otot yang cepat. Perbandingan antara otot merah dan otot

5

Page 6: Karya Ilmiah Sukses

putih adalah merupakan indikasi untuk menunjukkan daya potensial bagi para

olahragawan. Beberapa jenis otot disebut  fiksator karena berfungsi sebagai pemberi

keseimbangan pada saat melakukan suatu gerakan, dan sinergis karena berfungsi untuk

mengontrol sambungan-sambungan sehingga memungkinkan suatu gerakan berjalan

secara efisien. Suatu hal yang penting bagi para ergonom untuk mengetahui jenis otot

yang sesuai untuk menopang beban statis. Beban statis yang terjadi  pada semua otot

harus diminimumkan. Gaya yang digunakan untuk kontraksi otot adalah sebanding

dengan penampang melintangnya. Pelatihan yang cukup akan dapat meningkatkan

luasan penampang melintang dari serabut otot, tanpa meningkatkan jumlah serabut

ototnya (Nurmianto, 2003).

2.4 Gangguan pada otot

Otot berfungsi sebagi alat gerak penyokong tubuh dan membantu homeostatis. Sebagia

alat gerak aktif, otot mempunyai tiga kemampuan, yaitu kontrabilitas  (kemampuan

untuk memendek atau berkontraksi),  ekstensibilitas (kemampuan untuk memanjang

atau relaksasi), dan elastisitas (kemampuan untuk kembali atau keadaan semula).

Gangguan pada otot dapat terjadi dan gangguanya sebagai berikut:

1. Distrofi, yaitu penyakit otot bersifat menurun yang ditandai dengan tidak

adanya selaput pembungkus otot.

2. Tetanus (kejang otot), yaitu pengejangan otot karena berkontraksi secara

terus-menerus sehingga organ yang terkena menjadi tidak dapat berfungsi.

3. Atrofi, yaitu otot tidak dapat digerakan karena terjadi penyusutan ukuran otot

Akibat telah tidak digunakan, misalnya pada kasus kelumpuhan.

2.5 Kelainan pada otot manusia

Otot manusia akan mengalami kelainan akibat aktivitas yang dilakukan.

Beberapa kelainan yang terjadi pada otot  manusia, antara lain  kejang otot, keseleo,

nyeri otot, miastenia gravis, dan polio keteranganya sebagai berikut:

1. Kejang Otot

Kejang otot (kram) disebabkan ketegangan otot manusia yang sangat kuat. Hal

ini dapat terjadi karena cuaca dingin, aktivitas otot terlalu berat, serta tidak seimbangnya

6

Page 7: Karya Ilmiah Sukses

air dan ion di dalam tubuh. Gejala yang di timbulkan adalah rasa nyeri dan tidak sakit

yang luar biasa. Beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya kejang

otot adalah rileks dan menjaga agar otot tidak terlalu lelah.

2. Keseleo

Keseleo terjadi karena tertariknya otot atau tendon di daerah persendian. Maka

bila terlalu keras, tarikan ini dapat menyebabkan putusnya tendon atau otot. Beberapa

cara untuk mencegah terjadinya keseleo adalah dengan cara lebih hatihati ketika pada

saat beraktivitas.

3. Nyeri Otot

Terjepitnya pembulu darah atau ujung saraf dapat meninbulkan rasa  nyeri

terutama pada otot. Rasa nyeri otot timbul karena aliran darah terhambat. Nyeri ini

sering dirasakan oleh orang berusia lanjut dan ada kecenderungan kambuh pada cuaca

dingin. Nyeri otot dapat dicegah dengan banyak mengonsumsi makanan bergizi,

berolahraga teratur, dan bila otot masih terasa nyeri dan dapat dilakukan pemijatan

ringan atau menggosoknya dengan minyak gosok.

4. Miastenia Gravis

Miastenia gravis merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi melemah

dan cenderung lumpuh. Penyakit tersebut menyerang otot-otot di sekitar kelopak mata,

muka, leher, dan anggota gerak.

5. Polio

Infeksi virus yang menyerang pada saraf otot pengendali disebut polio. Polio dapat

disebabkan mengecilnya kaki sehingga penderita menjadi lumpuh. Ciri-ciri orang yang

terkena virus polio adalah panas tinggi dan kejang-kejang. Penyakit ini dapat dicegah

dengan memberikan imunisasi polio pada saat usia balita secara rutin.

2.6 Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya

pada sistem otot (muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang,

syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan muskuloskeletal

sering juga dinamakan MSD (Musculoskeletal Disorder), RSI (Repetitive Strain

Injuries), CTD (Cumulative Trauma Disorders) dan RMI (Repetitive Motion Injury). 

7

Page 8: Karya Ilmiah Sukses

Keluhan MSD yang sering timbul pada pekerja industri adalah nyeri punggung,

nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat

meningkatkan timbulnya MSD yaitu postur yang tidak alamiah, tenaga yang

berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja (OHSCOs, 2007). Level

MSD dari yang paling ringan hingga yang berat akan menggangu konsentrasi dalam

bekerja, menimbulkan kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas.

Untuk itu diperlukan suatu upaya pencegahan dan minimalisasi timbulnya MSD

di lingkungan kerja. Pencegahan terhdap MSD akan memperoleh manfaat berupa,

penghematan biaya, meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja serta meningkatkan

kesehatan, kesejahteraan dna kepuasan kerja karyawan (OHSCOs, 2007). OHSCOs

(2007) memberikan panduan tahapan untuk melakukan program pencegahan MSD di

lingkungan kerjayang meliputi :

1. Membangun pondasi menuju sukses

Untuk melakukan program pencegahan MSD diperlukan penetapan

komitmen oleh manajemen, menentukan tujuan pelaksanaan, sasaran dan

ruang lingkup pelaksanaan, membuat aturan dan tanggung jawab pada

seluruh lapisan karyawan, membentuk komite pelaksana dan bergabung

dengan organisasi kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Mengidentifikasi faktor -faktor yang menimbulkan MSD dan faktor lainnya

yang terkait.

Proses identifikasi dilakukan dengan menanyakan kepada pekerja

gangaguan MSD yang dialami, menanyakan jenis tugas yang sulit dan

menyebabkan ketidaknyamanan, mengevaluasi catatan kecelakaan kerja yang

pernah terjadi, mengamati jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu yang

lama, pengulangan, tenaga dan postur kerja serta menggunakan instrument-

instrumen pencegahan MSD

3. Lakukan evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan MSD

Evaluasi faktor-faktor yang telah ditemukan dengan melibatkan

pekerja untuk mencari akar masalahnya dan buat kesepakatan untuk

melakukan tindakan perbaikan.

4. Memilih dan melaksanakan program perbaikan untuk pencegahan MSD

8

Page 9: Karya Ilmiah Sukses

Lakukan perubahan metode kerja, menata ulang peralatan dan area

kerja untuk mengurangi resiko MSD, libatkan karyawan untuk memberikan

ide-ide agar sistem kerja menajdi lebih baik dan gunakan ide yang dianggap

baik, hati-hati memilih solusi yang pertama kali karena solusi tersebut disebut

desain yang ergonomis.

5. Evaluasi kesuksesan penerapannya dan lakukan peningkatan secara

berkelanjutan

Tanyakan kepada pekerja apakah perubahan yang dilakukan

memberikan dampak yang lebih baik dan memberika rasa nayaman dalam

bekerja. Tingkatkan dan ulangi penerapan setelah 3-6 bulan.

6. Menyebarluaskan kesuksesan pencegahan MSD

Umumkan hasil yang telah dicapai dan usaha-usaha yang telah

dilakukan dalam pencegahan MSD kepada seluruh pekerja dan semua

departemen.

Ada 4 Faktor Yang meningkatkan terjadinya keluhan musculoskeletal :

1. Tekanan/gaya pada otot yang berlebihan

2. Awkward Posture (postur kerja yang tidak benar)

3. Terjadinya pengulangan-pengulangan pekerjaan pada satu otot

4. Lamanya paparan yang diterima oleh otot

(http://batikyogya.wordpress.com)

Faktor penyebab terjadinya Muskuloskeletal:

1. Peregangan otot yang berlebihan

Biasanya kejadian ini disebabkan karena pengangkatan beban yang

membutuhkan tenaga besar melebihi kapasitas tenaga yang dimiliki.

2. Aktivitas berulang

Kejadian ini disebabkan karenanya adanya pekerjaan yang dikerjakan

secara berulang–ulang tanpa ada nya istirahat.

3. Sikap tidak alamiah

Bekerja atau melakukan aktivitas tanpa menggunakan posisi tubuh

yang tidak biasa atau tidak alamiah.

9

Page 10: Karya Ilmiah Sukses

4. Faktor penyebab sekunder

Tekanan

Tekanan yang di terima oleh otot lunak, ini terjadi biasanya karena

mengangkat beban yang berat dalam jangka waktu yang relatif lama.

Getaran

Frekuensi getaran yang diterima saat mengangkat melakukan suatu

aktivitas mengangkat beban dapat menyebabkan peredaran darah tidak

lancar dan dapat menyebabkan terjadinya Muskulosketetal.

Mikromilat

5. Faktor kombinasi

Pada masalah ini terjadi karena adanya penambahan berat beban yang

semakin meningkat dan postur tubuh yang tidak alami sehingga menimbulkan

terjadinya keluhan pada otot.

Ada 4 batasan yang dapat diangkat yaitu :

1. Batasan angkatan secara legal (Legal Limitation)

Batasan – batasan yang menjadi acuan sabagai pendukung untuk

menentukan batasan angkat dari suatu posisi badan pada saat bekerja. Usia

dan gender manusia juga berpengaruh pada kekuatan pada saat bekerja atau

mengangkat barang, faktor - faktornya yaitu :

Pria Usia <16 Th → maksimal dapat mengangkat 14 kg

Pria Usia 16 – 18 Th → dapat mengangkat 18 kg

Pria Usia >18 Th → tidak ada batas

Wanita Usia 16 – 18 Th → maksimal dapat mengangkat 11 kg

Wanita Usia >18 Th → maksimal dapat mengangkat 16 kg

2. Biomechanical Limitation

Biomechanical Limitation adalah ilmu yang memerangkan tentang

batasan – batasan angkat dengan menggunakan metode Biomekanika. Nilai

dari analisa Biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktifitas kerja,

ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria

10

Page 11: Karya Ilmiah Sukses

keselamatan merupakan dasar dari beban yang akan di angkat atau

merupakan beban tekan (Compression Load) pada inverbral disk antara

lumbar nomer lima dan sacrum nomer satu.

3. Secara fisiologis

Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan rata–rata beban

metabolisme dari aktifitas angkat yang berulang, sebagaimana dapat juga

ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar–benar

diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batasan angkat.

Kelelahan kerja yang terjadi akibat dari aktifitas yang berulang–ulang akan

meningkatkan resiko nyeri pada tulang belakang.

Ada beberapa bukti bahwa semakin banyak jumlah material yang

diangkat dan dipindahkan dalam sehari oleh seseorang, maka akan lebih cepat

mengurangi ketebalan dari intervetrebal disc atau elemen yang berada di

antara segmen tulang belakang. Fenomena ini menggambarkan bahwa

pengukuran yang akurat terhadap tinggi tenaga kerja dapat digunakan sebagai

alat untuk mengevaluasi beban kerja (Corlett, 1987)

4. Batasan angkat secara psiko–fisik

Metode ini didasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya untuk

mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang

berbeda-beda. Ada tiga macam posisi angkat :

Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman tangan.

Dari ketinggian genggaman tangan dan ke ketinggian bahu.

Dari ketinggian bahu ke maksimuman jangkauan tangan vertikal.

(Nurmianto, 2003, hal 149-152)

2.7 Software RULA

Software RULA merupakan salah satu software yang dipakai untuk menentukan

score dari gerakan yang dilakukan oleh operator yang diamati dari video atau film hasil

praktikum. Dalam perhitungan RULA, yang dicari adalah final score yang diamati dari

score neck, upper arm, lower arm, dan trunk.

11

Page 12: Karya Ilmiah Sukses

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Pekerja pemanggul barang di pasar tradisional

Hampir di semua pasar tradisional yang ada di indonesia terdapat para pekerja

yang khusus melakukan pekerjaan mengangkut barang-barang secara manual. Banyak

yang menyebut mereka sebagai pekerja kuli panggul atau porter. Pekerjaan mereka

ialah membantu pendistribusikan barang dengan cara diangkat, dipanggul atau

dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya disekitar pasar. Para pemanggul tersebut

memanggul berbagai jenis barang setiap harinya mulai dari bahan sembako hingga

sayuran ataupun material-material lainnya. Dari pekerjaannya tersebut tentulah upah

yang didapat adalah akumulasi dari jumlah beban beban barang yang dipanggul. Maka

akan dikenal bahwa semakin berat barang yang dipanggul maka upah yang didapat juga

tentu akan semakin besar. Dan berlaku untuk sebaliknya. Hal ini terjadi juga karena

belum adanya upah dasar dari para pekerja pemanggul barang di pasar ini, walaupun

keberadaannya sudah sangat banyak sekali.

Para pemanggul ini hampir sebagian besar mengangkut barang-barang yang

melebihi kapasitas kemampuan yang diperbolehkan manusia untuk diangkat. Rata-rata

dari beban yang dapat diangkat untuk 1 kali pemanggulan adalah hingga 40-90 kg.

Perkejaan tersebut bisa dilakukan berulang hingga 10 kali pemanggulan. Dan untuk

penghasilan sehari, upah yang dapat dikumpulkan oleh mereka adalah 20 ribu sampai

40 ribu saja.

Gambar 3.1 Para Pemanggul karung dipasar

12

Page 13: Karya Ilmiah Sukses

Gambar 3.2 Pemanggul beban dengan bahu

Pekerjaan yang mengandalkan fisik dan tenaga ini telah dilakukan oleh banyak

orang dan kebanyakkan dari mereka adalah para laki-laki yang berusia diantara 30- 45

tahun. Dimana usia tersebut seorang sudah bisa dikatakan kalau tenaga yang ada sudah

semakin menurun dibandingkan pada usia 20 hingga 30 tahun.

Gambar 3.3 pemanggul sayuran

Namun dari banyaknya pekerja pemanggul barang ini tidak hanyalah para pria

saja. Tapi dapat dijumpai pula bahwa terdapat para perempuan yang ikut berkecimpung

dalam pekerjaan ini. Beban yang mampu diangkat oleh para pemanggul perempuan ini

memang memiliki sedikit perbedaaan dibandingkan pemanggul pria. Para pemanggul

perempuan ini rata- rata memanggul beban seberat 25-70 kg. Hal ini tentu disesuaikan

dengan kekuatan yang dimiliki oleh kebanyakan perempuan pada dasarnya. Dan untuk

para pekerja perempuan ni juga kadang ditemui dengan usia yang sudah dikatakan

diatas 50 tahun.

13

Page 14: Karya Ilmiah Sukses

Gambar 3.4 pemanggul barang perempuan

Dan banyak juga ditemukan beberapa pemanggul barang yang terdapat pada

pasar-pasar tradisional tersebut adalah para pekerja yang telah lanjut usia. Walaupun

telah memiliki usia yang tidak muda lagi, namun beban yang diangkut adalah rata-rata

bisa sama dengan para pemanggul yang usianya lebih muda. Walaupun terdapat

perbedaan pada frekuaensi pengangkatan yang tidak lebih banyak dari pekerja dengan

usia lebih muda.

Gambar 3.5 pemanggul barang perempuan pada usia lanjut

3.1.1 Teknik pemanggulan yang dilakukan oleh pemanggul barang di pasar

tradisional

Teknik pemanggulan yang dilakukan oleh para pekerja pemanggul barang ini

ada berbagai macam cara. Namun dari kesemuanya adalah menggunakan bagian tubuh

pada sekitar pinggul hingga bagian tubuh atas. Misalnya saja dari gambar-gambar yang

telah dipaparkan sebelumnya, banyak pekerja pemanggul barang di pasar yang

menggunakan bagian tubuhnya pada bagian punggung. Dari beban yang berat tentu

posisi dari pekerja adalah membungkuk.

14

Page 15: Karya Ilmiah Sukses

Selain itu, pekerja juga menggunakan bahu untuk pemanggulan barang. Hal itu

sering dilakukan oleh pekerja pria. Dimana mereka sering menggunkan salah satu

bagian bahu untuk penganngkatan. Hingga posisi tubuh pekerja tersebut adalah miring.

Tanpa melihat bagaimana posisi dari pemanggulannya namun hanya melihat dari

barang yang dipanngul saja sudah akan diketahui bahwa pemanggulan tersebut akan

menimbulkan masalah yang serius pada bagian- bagian tubuh tertentu. Apalagi dilihat

dari bagaiman posisi penggangkutannya hal ini tentu akan semakin menambah masalah

cedera yang mungkin akan terjadi jika terjadi kesalahan pada posisinya. Selain itu pula

dari faktor usia hal ini akan lebih mempengaruhi bagaimana masalah kesehatannya

yang munkin akan muncul. Dengan kata lain, usia tua yang seharusnya tidak digunakan

untuk melakukan kerja yang berlebihan, namun hanya dapat melakukan pekerjaan yang

ringan-ringan saja.

3.2 Faktor-faktor yang menimbulkan masalah keselamatan dan kesehatan

kerja pemanggul barang di pasar tradisional

Faktor yang mungkin akan mempengaruhi akan masalah dan gangguan yang

timbul dalam pengerjaan pemanggulan dapat disebabkan dari beberapa hal. Hal tersebut

bisa saja berasal dari dalam atau internal dan luar atau eksternal dari dalam diri pekerja

pemanggul tersebut.dan ada pula faktor dari perbedaan dari sikap kerja setiap

individunya.

Demikian beberapa macam faktor-faktor yang akan menimbulkan permasalahan

dari pekerja pemanggul barang tersebut, diantaranya:

1. Faktor internal

Faktor internal ini merupakan faktor yang ditimbulkan dari dalam diri para

pekerja pemanggul barang tersebut dan diantarannya adalah:

a. Postur tubuh

Seperti pada penjelasan pekerja pemanggul barang pada pasar sebelumnya,

posisi tubuh ini sangat mempengaruhi bagaimana pekerja akan mengalami cedera

ataupun tidak. Postur yang salah tersebut dapat diketahui dengan adanya pengambilan

data dari pekerja pemanggulan tersebut secara langsung. Postur pertama yang sering

digunakan adalah pemanggulan pada daerah punggung. Sehingga akan didapatkan

15

Page 16: Karya Ilmiah Sukses

postur tubuh akan semakin membungkuk. Semakin berat benda atau beban yang di

panggul maka posisi tubuh juga akan semakin membungkuk. Dampak yang mungkin

akan muncul selain akan menimbulkan cedera pada bagian punggung dan lengan, akan

muncul pula masalah pada bagian leher dan penglihatan karena posisi tubuh tidak

sejajar dengan kepala yang harus mengdongak.

Postur kedua adalah miring atau condong pada salah satu sisi yaitu kanan / kiri.

Postur tersebut terjadi akibat pekerja melakukan pemanggulan menggunakan bagian

tubuh pada pinggul ataupun bahu sebagai tumpuan pemanggulannya.

Postur ketiga adalah posisi pengangkatan benda menggunakan kepala.postur ini

memang menjamin posisi tubuh akan tetap tegak, namun permasalahan justru akan

muncul di kepala, leher hingga bahu. Padahal akan rawan ketika kepala yang akan

mengalami suatu cedera. Karena kepala terdapat bagian penting manusia yaitu otak.

Apabila otot pada bagian kepala digunakan secara berlebih tentunya akan membuat

kinerja otot kepala akan terganggu .

b. Usia

Dari rata-rata usia yang telah dipaparkan sebelumnya, diketahui bahwa pada

rata-rata pekerja laki-laki dan perempuan adalah pada usia 30-50 tahun. Sedangkan

tidak jarang pula ditemukan usia yang sudah lebih dari 50 ikut melakukan pekerjaan

yang memerlukan fisik dan kekuatan ini. Semakin tua usia dari pekerja ini tentunya

akan membuat peluang terjadinya cedera pada bagian tubuh akan semakin tinggi.

Karena kapasitas kemampuan seseorang yang dipandang dari segi umur akan semakin

menurun ketika usianya pun semakin lanjut.

c. Kondisi tubuh dan riwayat penyakit

Kondisi tubuh pekerja yang pada terlihat dari postur tubuhnya juga dapat

mempengaruhi bagaimana gangguan terutama pada kesehatan dapat terjadi. Fisik tentu

akan mendukung seseorang untuk melakukan pekerjaan yang tergolong berat ini.

Kebanyakan semakin besar postur tubuh yang dimiliki pekerja akan semakin menunjang

akan kekuatan dari pekerjaan yang dilakukannya tersebut. Apabila seorang pekerja yang

telah memiliki riwayat penyakit pekerjaan pemanggul barang dipasar ini juga akan lebih

16

Page 17: Karya Ilmiah Sukses

rawan juga untuk dilakukan. Resiko cedera akan semakin besar. Apalagi apabila

penyakit yang telah diderita sering kambuh dan belum pulih benar. Justru kemungkinan

akan memperparah penyakit yang telah diderita. Ataupun dapat menambah penyakit

lain hingga ditakutkan akan menimbulkan komplikasi penyakit.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi permasalahan yang mungkin akan

muncul adalah dapat berasal dari lingkungan sekitar pekerja. Hal ini mengenai keadaan

pemanggulan barang pekerja itu sendiri. Dan diantaranya faktor-faktor tersebut adalah:

a. Beban

Beban yang di panggul oleh pekerja tentu menjadi faktor yang juga

mempengaruhi besarnya cedera atau masalah kesehatan yang akan terjadi. Hal ini

terjadi karena manusia mempunyai kapasitas kemampuan yang menjadi patokan untuk

pengangkatan bagi pekerja pemanggul barang di pasar. Sering pekerja memanggul

benda yang justru melebihi benda tubuhnya sendiri. Dan hal tersebut dilakukan secara

berulang-ulang untuk beberapa kali.

b. Kerja otot

Kerja otot yang berlebihan juga akan mempengaruhi adanya cedera. Cedera akan

muncul pada bagian tubuh yang digunakan secara berlebihan atau kerja ototnya yang

berlebihan.

c. Frekuensi gerakan

Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja pemanggul barang dipasar ini bisa

melaukan pengangkatan barang hingga lebih dari 10 kali pemanggulan dengan beban

yang bervariasi dan melebihin kapasitas maksimal seharusnya. Semakin banyak

frekuensi pengangkatan yang dilakukan tentunya akan menurunkan daya kekuatan dari

pekerja pemanggul tersebut. Dari penurunan daya kekuatan tersebut akan menimbulkan

cedera pada bagian-bagian tertentu pada tubuh.

17

Page 18: Karya Ilmiah Sukses

d. Jarak yang ditempuh

Jarak yang ditempuh pekerja juga memilki peran terpengaruhnya terjadi

permasalahn keselamatan dan kesehatan pekerja. Sering pekerja melakukan

pemanggulan dari dalam daerah pasar hingga keluar daerah pasar yang menempuh

raturan meter. Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh pekerja tentunya akan membuat

ketahanan dari pekerja akan semakin lemah.

e. Lama kerja dan waktu istirahat

Karena pekerja pemanggul barang dipasar ini kebanyakan adalah bekerja secara

pribadi individu masing-masing, maka tidak ada waktu khusus yang digunakan untuk

jam bekerja. Lama nya waktu bekerja ini dimulai dari buka awal pasar-pasar hingga

kegiatan pasar akan berhenti. Apabila pekerja memaksakan kehendak untuk melakukan

pemanggulan karena faktor kesempatan upah, tentu saja akan membuat tenaga pekerja

akan terkuras dan jika tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup tentu kesehatan

pekerja akan mudah terganggu setelah ataupun saat waktu yang tidak dapat ditentukan.

3. Faktor perbedaan sikap kerja setiap individu

Setiap individu pekerja pemanggul barang dipasar ini tentunya memiliki ketahanan yang

berbeda sesuai pribadi masing-masing. Perbedaan tersebut tentunya disesuaikan dengan

keadaan fisik dan kekuatan yang dimiliki oleh pribadi individu.

a. Kecepatan gerakan

Setiap orang memiliki perbedaan dalam melakukan pekerjaan yang sama. Dan

itu juga dapat terlihat pada kecepatan pekerja. Dimana kecepatan satu pekerja tentu

akan berbeda dengan kecepatan dari pekerja lainnya. Perbedaan tersebut dapat

diakibatkan oleh beberapa faktor pula, misalnya dari sisi umur, dan jenis kelamin.

b. Frekuensi dan lama delay

Frekuensi pengangkatan barang oleh pemanggul tentu berbeda-beda dari pekerja

satu dengan yang lainnya. Ada kalanya pekerja satu dapat memanggul benda hingga

frekuensi 10 kali namun ada pula pekerja yang memanggul kurang dari 10 kali

pemanggulan.

18

Page 19: Karya Ilmiah Sukses

Sebagai pekerja, mereka juga memerlukan waktu istirahat. Dan yang dimaksud

dengan waktu delay ini adslah waktu yang digunakan untuk pekerjaberistirahat

menunggu sampai keaga pekerja pulih kembali. Semakin besar delay yang digunakan

maka akan mengurangi kesempatan cedera yang sering akan terjadi. Frekuensi dan lama

delay ini juga dipengaruhi dari masing-masing umur, postur posisi pemanggulan dari

setiap pekerja.

c. Pengalaman

Semakin banyak pengalaman pekerja pemanggul akan memberikan peluang

untuk pekerja bekerja secara benar dan lebih efisien tanpa melakukan kesalah yang

menimbulkan cedera. Dengan pengalaman yang ada, pekerja tentu telah memahami

bagaimana posisi yang pas untuk digunakan untuk pemanggulan tanpa menimbulkan

cedera yang berlebih. Kerja yang dilakukan juga akan lebih cepat. Sehingga akan

menimbulakan keefisiensian dalam bekerja sebagai pemanggul.

3.3 Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja pemanggul barang di

pasar tradisional

3.3.1 Masalah atau gangguan kesehatan yang didapat oleh pekerja

pemanggul barang di pasar tradisional

Dari faktor-faktor yang menimbulkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja

pemanggul barang dipasar yang telah dipaparkan, masalah tentu dapat timbul di

berbagai sisi aspek tubuh pada pekerja. Masalah ini dapat berakibat sangat fatal apabila

kegiatan pemanggulan dengan posisi yang salah tetap dilakukan. Dari masalah ataupun

gangguan yang munkin akan muncul tersebut tentu perlu dianstisipasi secara dini agar

dapat mengetahui bagaimana cara terbaik yang perlu dilakukan. Hal tersebut semata

adalah untuk membuat pekerjaan pemanggulan akan semakin efisien dan tidak membuat

cedera atau kerugian kesehatan dan keselamatan bagi pekerjanya.dan diantara masalah-

masalah yang akan terjadi adalah sebagai berikut:

1. Muskuloskeletal

Keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya pada sistem otot yang sering

disebut juga sebagai muskuloskeletal tersebut bisa menyerang hampir semua pekerja

19

Page 20: Karya Ilmiah Sukses

dalam berbagai bidang. Atau dengan kata lain, walapun pekerjaannya ringan,

kemungkinan bisa terjadi muskuloskeletal. Hal ini karena terjadinya kerja otot yang

secara terus-menerus dan berulang-ulang. Apalagi jika pekerjaan yang dilakukan adalah

pekerjaan pemanggulan barang di pasar. Tentu resiko terkena akan semakin tinggi.

Keluhan tersebut tentunya akan dapat diantisipasi apabila terdeteksi secara dini. Karena

pekerjaan tersebut sangat menggunakan kinerja dari otot tubuh terutama bagian

punggung, lengan dan kaki sebagai tumpuan dalam berjalan. Ketika sudah terasa

keluhan sakit tersebut sebaiknya pekerjaan yang berat tidak dilakukan lagi seketika itu.

Agar terjadi peregangan pada otot atau relaksasi pada otot. Dapat juga digunakan obat

untuk membantu meredakan keluhan yang dirasa.

a. Punggung

Kemungkinan punggung akan mengalami perubahan struktur tulang menjadi

sedikit lebih membungkuk. Rasa nyeripun bisa dirasakan setelah dilakukan

pengangkatan. Karena kinerja oto bagian punggung yang juga besar.

b. Lengan

Lengan juga berperan untuk pemenggulan barang. Bagian tangan hingga lengan

digunakan untuk memegangi beanda yang dipanggul oleh pekerja. Diperlukan

gengaman yang erata agar benda tetap terkontrol dan tidak terjatuh. Maka dari itu otot

bagian tubuh ini juga akan bekerja keras. Kram ataupun rasa nyeri kemungkinan akan

terjadi. Hingga rawan juga terjadi pegeseran pada sendi siku dan sendi antara lengan

dengan bahu.

c. Leher

Leher akan mengalami kram dan pegal-pegal setelah pekerja melakukan

pemanggulan barang. Karena seperti penjelasan sebelum-sebelumnya. Pekerja perlu

tetap mendongakan kepala untuk melihat depan dalam berjalan.

d. Kaki

Kaki sebagai topangan tubuh juga akan terkena imbas dari pekerjaan dengan bean yang

berat ini. Kaki dapat terasa nyeri dan kram. Otot yang bekerja secara belebihan juga

akan menyebabkan kelalahan yang besar pada bagian kaki ini.

20

Page 21: Karya Ilmiah Sukses

2. Sakit kepala

Pemanggulan yang dilakukan oleh pekerja pemanggul ini terdang hingga

mengenai bagian kepala. Ataupun justru bagian kepala itulah yang digunakan untuk

memanggul beban yang berat. Sebagai sistem pusat bagi tubuh manusia, yaitu kepala

yang juga sebagai tempat terdapatnya otak, tentunya tidak selayaknya untuk menjadi

tubuh yang digunakan untuk menopang beban yang berat. Jika hal tersebut dilakukan

kemungkinan keluahan yang akan muncul adalah sakit pada bagian kepala. Sistem kerja

otot kepala akan terkuras untuk melakukan beban yang berat hingga akan semakin

terjadi penegangan pada kepala.

3. Gangguan pernafasan

Gangguan ini bisa terjadi karena dengan pekerjaan pemanggulan dengan beban

yang berat akan membuat aliran nafas pekerja terkadang tidak lancar. Hal ini terjadi

akibat tekanan dari pekerjaannya dapat membuat sesak pada bagian dada. Dan udara

yang terdapat pada sekitar pasar tentunya tidak dapat sebersih uadar yang seharusnya

dihirup oleh manusia. Tambah parah lagi apabila keadaan pasar yang panas dan penuh

sesak dengan aktifitas penjualan dan pembeli.

21

Page 22: Karya Ilmiah Sukses

3.3.2 Analisis postur posisi pemanggulan dengan RULA

a. Pemanggulan menggunakan punggung

Gambar 3.6 Outpur RULA pemanggulan menggunakan punggung

Dari hasil yang ada, dapat diketahui bahwa postur pemanggulan tersebut akan

menimbulkan bahaya bagi pekerja. Hal ini dapat terlihat pada tabel kategori yang

berwarna merah.

b. Pemanggulan menggunakan bahu

Gambar 3.7 Outpur RULA pemanggulan menggunakan bahu

22

Page 23: Karya Ilmiah Sukses

Dari hasil yang didapat pada postur kedua ini juga dapat disimpulkan postur

pengangkatan dan beban yang diangkat tersebut akan mengakibatkan cedera pada

sejumlah bagian tubuh. Misalnya pada bagian bahu, lengan dan leher.

3.3.3 Solusi yang dilakukan oleh pekerja pemanggul barang di pasar tradisional

Dari data yang didapatkan, diperoleh beberapa cara dari solusi masalah

keselamatan yang digunakan oleh para pemanggul di pasar. Diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Dengan istirahat sejenak, hal ini dilakukan untuk membuang sedikit lelah yang

dirasakan. Pada saat istirahat ini sering juga digunakan untuk waktu makan

ataupun minum.

2. Dengan meminum jamu tradisional, hal ini dilakukan karena khasiat yang telah

dirasakan oleh para pekerja tersebut. Para pekerja menyebutkan tenaga nya akan

kembali bugar lagi apabil meminum jamu tradisional secara rutin. Selain itu

jamu juga memiliki harga terjangkau dari pada membeli obat atau berobat di

rumah sakit.

3. Dengan melakukan pijat, untuk hal ini tidak harus dilakukan denagn jasa

pemijat khusus. Namuan bisa saja menggunakan bantuan dari para pemanggul

lainnya atau dilakukan dengan bantuan keluarga ketika sudah berada dirumah.

Hal ini cukup menghilangkan letih yang timbul akibat pemanggulan yang telah

dilakukan.

4. Menggunakan alat bantu, misalnya saja pada pekerja perempuan sering

menggunakan kain panjang untuk mengikat barang yang ada pada punggungnya

sehingga dengan hal tersebut akan memindahkan tumpuan yang berada pada

tangan menuju ke punggung pekerja. Ataupun kain tersebut digunakan untuk

alas apabila pemanggulan dilakukan pada daerah kepala. Sehingga benda tidak

akan bersentuhan secara langsung dengan benda. Hal tersebut juga dilakukan

untuk menciptakan kenyamanan pada saat melakukan pemanggulan. Walaupun

tetap akan dirasakan berbahaya jika pengangkatan beban yang berat dilakukan

pada kepala. Adapula pekerja yang memanfaatkan kereta dorong. Meskipun

masih sedikit pemangul yang menggunakan kereta dorong, namun ada pula

23

Page 24: Karya Ilmiah Sukses

pekerja yang menggunakannya. Dengan adanya kereta dorong ini tentu akan

lebih memudahkan pekerja. Karena beban yang ada, hanya ditumpukan kepada

lengan dan kaki untuk pendorongan. Akan tetapi dengan berbagai alasan masih

sedikit pada pekerja yang melakukannya. Diantara karena pasar yang ramai akan

susah untuk menggunakan bantuan kereta dorong. Apalagi dengan pasar yang

memiliki lantai lebih dari satu. Selain itu masih sedikit pekerja yang mempunyai

alat tersebut karena masalah biaya. Banyak yang mengungkapkan, upah hanya

cukup untuk makan saja. Sehingga akan susah untuk mendapatkan alat bantu

tersebut.

3.4 Solusi penerapan alternatif perbaikan pada sistem kerja pemanggul barang

di pasar tradisional

Dari masalah ataupun gangguan yang mungkin bisa terjadi sebelumnya, ada

beberapa solusi penerapan alternatif yang dapat dilakukan untuk pekerja pemanggul

barang ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Beban yang sepadan dengan kapasitas kemampuan pekerja.

Adanya batasan-batasan yang mungkin dapat digunakan untuk acuan didapat

dari beban rata-rata yang mungkin dapat diangkat oleh manusia normal. Batasan-

batasan yang menjadi acuan sebagai pendukung untuk menentukan batasan angkat dari

suatu posisi badan pada saat bekerja. Usia dan gender manusia juga berpengaruh pada

kekuatan pada saat bekerja atau mengangkat barang, faktor - faktornya yaitu :

Pria Usia <16 Th → maksimal dapat mengangkat 14 kg

Pria Usia 16 – 18 Th → dapat mengangkat 18 kg

Pria Usia >18 Th → tidak ada batas

Wanita Usia 16 – 18 Th → maksimal dapat mengangkat 11 kg

Wanita Usia >18 Th → maksimal dapat mengangkat 16 kg

Namun dengan melihat bagaimana cara kerja dari pekerja pemanggul yang

mendapatkan upah dari berat beban yang diangkat, pekerja tentunya harus melakukan

pekerjaan pemanggulan dengan cara berulang-ulang. Atau dengan kata lain, diperlukan

beberapa kali pengangkatan. Disebabkan barang yang seharusnya dipanggul sekali saja

dengan beban berat dan mempunyai resiko besar, kini beratnya diperkecil. Walapun

24

Page 25: Karya Ilmiah Sukses

terjadi pengulangan tapi diharapkan cedera yang didapat sebelumnya bisa ditekan

ataupun dihilangkan.

2. Postur yang digunakan dalam gerakan pemanggulan

Pekerja harus mampu menerapkan postur tubuh untuk pengangkatan beban yang

benar sesuai aturan dan ergonomis. Dapat lihat bagaimana postur tubuh yang

seharusnya digunakan oleh pekerja agar sikap posturnya dapat ergonomis dan efisien.

Gambar 3.8 batas posisi dan beban angkat manusia

Dari batas-batas posisi yang seharusnya tersebut, cedera yang mungkin terjadi

dapat ditekan sekecil mungkin ataupun justru cedra atau keluhan kesehatan tersebut

tidak akan terjadi.

25

Page 26: Karya Ilmiah Sukses

3. Pengecekan kesehatan secara rutin

Terkadang banyak pekerja yang mengabaikan pengontrolan atau pengecekan

kesehatan. Sehingga bisa saja tanpa terasa keluhan atau gangguan masalah kesehatan

akan muncul tanpa terduga-duga. Dari penjelasan diawal, pekerja banyak yang

meminum jamu sebagai alternatif pengobatan atas kelelahan yang dirasakan. Namun

tentunya lebih baik apabila dilakukan pengobatan secara medis pula. Dilihat dari

keadaan ekonomi, pengecekan ataupun pengontrolan ini dapat dilakukan di Puskesmas

terdekat. Karena pada masa ini telah banyak Puskesmas yang membebaskan biaya

pengobatan pada setiap pasien yang ada. Walaupun hal tersebut terlihat sepele, namun

diharapkan pula agar kesehatan dari pekerja dapat terkontrol dengan baik. Sehingga

apabila terjadi gangguan akan terdeteksi sejak awal. Dan dapat segera dilakukan

tindakan lanjut.

4. Penggunaan alat-alat bantu

Dari semua solusi yang dikemukakan sebelumnya, solusi terakhir ini merupakan

solusi yang dinilai sebagai solusi yang paling efisien. Pekerja dapat menggunakan alat-

alat bantu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Alat-alat bantu tersebut misalnya saja

dengan menggunakan selendang kain, kereta dorong, ataupun katrol. Pada penggunaan

kereta dorong, pengangkatan barang justru akan lebih mudah walaupun dengan beban

yang besar. Sehingga pekerja tidak perlu mengurangi beban yang akan diangkat. Dari

hal tersebut pekerjaan akan cepat terselesaikan, tanpa harus mengorbankan fisik dan

tenaga yang berlebihan.

Dilihat kembali pada sisi ekonomisnya, sebenarnya alat dorong ini tidak harus

didapatkan oleh pekerja dengan cara membeli. Namun bisa juga dengan membuatnya

sendiri dari bahan-bahan bebas yang masih layak pakai seperti dari potongan kayu dan

roda sepeda bekas. Dari hal tersebut akan menekan biaya dari pembelian kereta dorong.

Selain kereta dorong tersebut dapat digunakan pula katrol. Katrol tersebut dapat

digunakan apabila pasar mempunyai lantai lebih dari 1. Untuk keefisienan

mendistribusian barang dari lantai atas kebawah atau sebaliknya akan lebih cepat karena

tanpa naik turun tangga.

26

Page 27: Karya Ilmiah Sukses

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Masalah pekerja pemanggul barang di pasar tradisional diantaranya adalah

gangguan muskuloskeletal pada bagian tubuhseperti punggung, lengan, leher

dan kaki yang muncul diakibatkan oleh berapa faktor, misalnya postur

pengangkatan, berat barang, usia pekerja dan lainnya.

2. Masalah atau gangguan keselamatan dan kesehatan yang terjadi akan dapat

dikurangi ataupun dihilangkan dengan pengunaan alat bantu, postur

pengangkatan yang tepat dan pengurangan berat beban yang diangkat dalam

sekali pemangulan serta pengecekan kondisi tubuh secara rutin.

3. Dari solusi alternatif yang dapat digunakan untuk pengurangan atau penghilang

masalah dan gangguan dilihat secara sisi ekonomis, dapat menggunakan hal-hal

yang sederhana. Diantaranya penggunakaan barang-barang bekas untuk

pembuatan alat bantu, hingga pemanfaatan fasilitas umum seperti Pukesmas

untuk melakukan pengecekan atau pengontrolan rutin pada pekerja.

4.2 Saran

1. Sebaiknya pekerja pemanggul barang dapat menerapkan prisip ergonomi dengan

baik.

2. Bagi para pelanggan jasa pemanggul, mampu memberikan upah yang sesuai

dengan tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja pemanggul barang.

27

Page 28: Karya Ilmiah Sukses

DAFTAR PUSTAKA

digilib.its.ac.id/.../ITS-Undergraduate-8937-6507040611-Chapter1.p..

eprints.uny.ac.id/.../PENGAMANAN_DAN_KESELAMATAN_KER...

http://batikyogya.wordpress.com

http://eprints.undip.ac.id/29010/.

http://health.kompas.com/read/2010/08/22/13302621/www.kompas.com

http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2181841-siswanto-jadi-

kuli-pikul-karena/

Nurmianto, eko.2008.Ergononomi konsep dasar dan aplikasinya.institut teknologi sepuluh

nopember:Surabaya

www.adidas-group.com/.../Health_Safety_Guidelines_Bahasa.pdf

www.crayonpedia.org/mw/1

28