karakteristik personal auditor sebagai anteseden perilaku disfungsional auditor dan pengaruhnya...
TRANSCRIPT
Jurnal Mana.jemen dan Akuntunsi Volume I , Nomor l, Apt'il 2012
KARAKTERISTIK PERSONAL AIJDITORSEBAGAI ANTESEDEN PERILAKU DISFUNGSIONAL ATIDITOR
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT
Annisa FatimahSekolah Tinggi EkonomiAsia Malang
Abstraksi : Penelitian ini bertr.rjuan untuk mengetahui pengaruh karakteristikpersonal auditor, mencakup: Iocu.s of control, keinginan untuk berhenti bekerja,dan tingkat kinerja pribadi karyawan terhadap tingkat perilaku disfungsionalauditor, dan perilaku disfungsional auditor kualitas hasil audit. Teknik samplingdalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Ukuran sampel 281auditor yang telah bekerja di atas I tahun pada KAP seluruh Jawa Timur, namunyang dapat digunakan untuk analisis adalah sebanyak 86. Teknik analisismenggunakan Path Analysis untuk nrenguji pengaruh variabel-variabel tersebut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel terbukti berpengaruh positifterhadap Perilaku Disfungsional sehingga peningkatan locus of control,Keinginanuntuk Berhenti Bekerja, serta Tingkat Kinerja Pribadi Karyawan dapatmeningkatkan Perilaku Disfungsional. Sebaliknya jika tingkat ketiga variabeltersebut semakin rendah, dapat menurunkan Perilaku Disfungsional.
Kata kunci: karakteristik personal auditor, kualitas hasil audit.
Abstract: The aim of this research to examine: l) do the auditor personalcharacter include of locus of control, turnover intention, and self rate performanceinfluence the dysfunctional behavior, and 2) do the dysfunctional behaviorinfluence the audit quality.The sampling method of this research is purpossivesampling so that 28l auditors were choose ond 86 datas can be used lo analyze.Throtrgh quelionnare that measured by likerl scale, this resectrch use PothAnalysis Io examine all oJ'that variables. The result of this research showed thatall of the indepenelent variables [nfluence the dysfunctionctl behavior so thatincreasing of locus of conlrol, turnover Intention, and self rate employeeperformance can make dysfunctional behavior increase. On the contrary,decreasing of locus oJ' control, turnover intention, and self rate employeeperformance can make dysfunctional behavior decrease too.
Key ytev4t' auditor personal characteristic, audit quality.
PBNDAHULUAN
Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi penggunanyaterutama investor, kreditor, dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasilaudit sangat besar jumlahnya. Menurut Rasuli (2009) auditor sebagai suatu profesisangat berkepentingan dengan kualitas jasa audit (sebagai produk organisasi) agarjasa yang diberikan tersebut dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat. Dalamsalah satu standar umum audit dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit danpenyusunan laporan auditor wajib menggunakan kemahiran profesional dengancermat dan seksama. Bahkan, standar pekerjaan lapangan juga mendukung hal ini
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
\ ltinaj emen da n .4 ku nts nsi Volume l,fllontor l, Apttl 2012
dengan menyatakan bahwa bukti audit kompeten yang cukup harus diperolehmelalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. Meskipun demikian, ada kalanya opini audit kurang mendapat respon yangpositif dikarenakan adanya kemungkinan te{adinya perilaku disfungsional olehseorang auditor dalam proses audit (Donnelly et a|.,2003).
Penelitian ini berfokus pada faktor internal yang diduga memiliki kemungkinanuntuk berpengaruh terhadap dysfunctional behavior. Sebagaimana yang telah
dikemukakan Donnelly et al. (2003) bahwa penyebab para auditor melakukanpenyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendaliterdiri dari lokus kendali internal (internal locus of conlrol) maupun lokus kendalieksternal (external locus of control), keinginan untuk berhenti bekerja (turnoverintention), dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee pedormance)yang dimiliki oleh para auditor. Hal tersebut juga diperkuat oleh dukungan darihasil penelitian lainnya seperti Irawati dan Mukhlasin (2005), Gable dan Dangello(1994), serta Spector (1982).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Irawati dan Mukhlasin(2005) serta Donnely et al., (2003) tentang karakteristik personal auditor. Denganmenggunakan instrumen pengukuran yang dikembangkan peneliti, hasil penelitianini diharapkan dapat mengonfirmasi hasil penelitian terdahulu yang telahmenemukan bukti bahwa lokus kendali, keinginan untuk berhenti bekerja, tingkatkinerj a pribadi berpengaruh terhadap Dysfunctional Beh avi or.
Rumusan masalah penelitian adalah: 1) Apakah lokus kendali berpengaruhterhadap perilaku disfungsional?: 2) Apakah keinginan untuk berhenti bekerjaberpengaruh terhadap perilaku disfungsional?; 3) Apakah tingkat kinerja pribadikaryawan berpengaruh terhadap perilaku disfungsional?, dan; 4) Apakah perilakudisfungsional berpengaruh terhadap kualitas hasil audit?
Theory of Atittude Change
Salah satu teori yang direkomendasikan Siegel dan Marconi (1989) dalammemprediksi sikap dan perilaku adalah Theory of attitude change yang terdiri atas
berbagai macam teori yang dinaunginya, contohnya Dissonance Theories danFunctional Theory. Dissonance theory menjelaskan bahwa ketidaksesuaianmemotivasi seseorang untuk mengurangi atau mengeliminasi ketidaksesuaiantersebut. Implikasinya ketika seorang auditor memiliki ketidaksesuaian tuntutanterhadap tekanan ataupun keadaan yang berlawanan (banyaknya pekerjaan yangharus diselesaikan padahal terdapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki),auditor tersebut akan berupaya mengeliminasi ketidaksesuaian tersebut mungkindengan membuat prioritas dan menghilangkan sesuatu yang dianggap tidak begitupenting. Sedangkan teori fungsional dari perubahan sikap menyatakan bahwa sikapberlaku untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Seorang auditor dapat melakukantindakan apapun termasuk perilaku menyimpang untuk memenuhi kebutuhan akankesesuaian tuntutan yang diperolehnya.
Mardisar dan Sari (2007) kualitas hasil ke{a berhubungan dengan seberapa baiksebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.Untuk auditor, Rasuli (2009) berpendapat bahwa audit harus disesuaikan dengan
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
Jurnal Monajemen dan Akuntansi Volume I , Nontor l, April 201 2
standar-standar pemeriksaan yang berlaku. De Angelo (1981) mendefinisikankualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor akan menemukan dan
melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien.
Perilaku disfungsional menurut Donelly et al. (2003) meliputi tindakan melaporkanwaktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenamya(unclerreporting of audit time), mengubah prosedur yang telah ditetapkan dalampelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures),dan menyelesaikan langkahJangkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapikeseluruhan prosedur (premature signing-off of audit steps without completion ofthe procedure). Ada tindakan lain dalam perilaku disfungsional yang sering disebutreductional audit quality behavior. Berdasar Malone dan Roberts (1996)
reductional auclit quality behaviorc adalah tindakan yang diambil. auditor untukmengurangi efektivitas pengumpulan bukti selama penguj ian.
Perilaku disfungsional memiliki akibat yang dapat mengarah pada kesalahan pada
proses audit lainnya. Ketika kinerja auditor tidak lagi mengikuti standar KAP makakualitas pekerjaan akan menjadi korban meskipun mungkin tidak berpengaruhsecara langsung terhadap kualitas pekerjaan. Malone dan Roberts (1996)
berpendapat perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnyasedangkan faktor situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untukmembuat suatu keputusan.
Faktor internal individu dimungkinkan untuk berpengaruh terhadap perilakuindividu tersebut dalam melakukan pekerjaan. Menurut Donnely et al. (2003)lokus kendali internal dan lokus kendali ekstemal dapat secara langsungberpengaruh terhadap situasi seseorang dan akan memberikan akibat yang jauhberbeda pada kehidupan mereka. Spector (1982) menambahkan bahwa lokuskendali berhubungan dengan motivasi, usaha, kineda, kepuasan, persepsipeke4'aan, kepatuhan terhadap otoritas, serta gaya kepemimpinan.
Faktor internal lainnya adalah propensity to leave atau juga yang disebut denganturnover intention ditujukan jika seseorang memiliki keinginan untukmeninggalkan organisasi tempat mereka bekerja. Penelitian terdahulu mendukungpenemuan bahwa propensity to leave merupakan alat prediksi untuk actualturnover, lebih lanjut propensity to leave berhubungan dengan behavioral actseperti meninggalkan organisasi (Fried et al, 2008). Hal tersebut didukung olehOnyemah (2008) yang menyebutkan bahwa kepuasan kerja, kine4'a, sertakeinginan untuk berhenti bekerja memiliki akibat cyclical behavior (efek berputar).
Terakhir, faLrlor internal yang mempengaruhi perilaku disfungsional adalah selfemployee performance sebagaimana yang dinyatakan oleh Robbins (1996) bahwakinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan danmotivasi. Hal tersebut ditegaskan oleh Donelly et al. (2003) bahwa individu yangmelakukan kinerja di bawah ekspektasi atasarmya akan cenderung terlibat untukmelakukan perilaku disfungsional karena menganggap bahrva mereka tidak dapatmencapai tujuan yang diperlukan untuk bertahan dalam sebuah perusahaan melaluiusahanya sendiri sehingga penyimpangan perilaku dianggap perlu dalam situasi ini.
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
---------
Jurnal Manojemen don Akuntan'Ei Volume l, Nomor I, April 2012
'Hipotesis Penelitian
Penelitian Dorurely et al. (2003) serta Gable dan Dangello (1994) menunjukkanbahwa terdapat korelasi positif yang kuat antara individual's external locus ofcontrol dengan keinginan untuk melakukan kecurangan atau manipulasi untukmencapai tujuan mereka sehingga dapat disusun hipotesis pertama, yaitu:Hr: Lokus kendali berpengaruh terhadap perilaku disfungsional
Onyemah (2008) berpendapat bahwa kepuasan kerja, kinef a, serta keinginan untukberhenti bekerja memiliki akibat cyclical behavior (efek berputar). Auditor yang
memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaannya lebih dapat terlibat dalamperilaku disfungsional karena menurunnya ketakutan atau kemungkinan jatuhnya
sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi (Malone dan Robert,l996) sehingga
disusun hipotesis selanjutnya yaitu sebagai berikut:Hz: Keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh terhadap perilaku
disfungsional
Irawati dan Mukhlasin (2006) berpendapat bahu'l auditor yang memiliki persepsi
rendah terhadap tingkat kinerja mereka dianggap akan memperlihatkan penerimaan
terhadap perilaku disfungsional sejak mereka melihat diri mereka tidak mampu
untuk bertahan dalam pekerjaan. Hal senada juga diungkapkan Dowrcly et al,(2003) yang menyatakan bahwa individu yang melakukan kineda di bawahekspektasi atasannya akan cenderung terlibat untuk melakukan perilakudisfungsional. Penurunan kualitas audit yang dihasilkan dari tindakan tersebut diatas mungkin digambarkan sebagai pengorbanan yang diperlukan individu untukbertahan dalam lingkungan audit. Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya dapat
disusun hipotesis:Hr: Tingkat kinerja pribadi karyawan berpengaruh terhadap perilaku
disfungsional
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara umum perilakudisfungsional berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil audit (Rasuli, 2008;Sososutikno,2003; Donnely et a1.,2003; Otley dan Pierce, 1996; dan Shapeero e/
al., 2003). Azad (1994) mendukung hal ini dan berpendapat kualitas audit akanmenjadi korban jika auditor tidak menjalankan beberapa prosedur audit. Lebihlanjut, perilaku disfungsional akan memberikan ancaman langsung pada
reliabilitas dari sebuah proses audit serta akan memberikan dampak yang kurangbaik di masa yang akan datang, seperti evaluasi staf yang tidak akurat, hilangnyapendapatan perusahaan, anggaran masa depan yang tidak realistis, dan perilakureduksi audit pada audit di masa depan sehingga meningkatnya tindakan perilakudisfungsional akan menurunkan kualitas hasi audit. Dari penjelasan di atas dapat
disusun hipotesis terakhir, yaitu:H+: Perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas hasil audit
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah riset pengujian hipotesis (hypothesis testing). Selain itu,penelitian ini juga merupakan explanatory research karena mencoba untukmenjelaskan fenomena yang ada. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian iniadalah pendekatan kuantitatif dengan Path Analysrs. Alasan digunakannya Path
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
,Jttrnal Monujemen dan Akuntansi Volume l, lVomor l, Apr"il 2012
Analysis (analisis jalur) karena merupakan analisis yang digunakan untukmelukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab
akibat.
Unit Analisis, Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu, yaitu auditor di KAP. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada KAP yang berdomisili di wilayahJawa Timur. Sesuai dengan daftar directory kantor akuntan publik tahun 2010,KAP di Jawa Timur berjumlah 50 KAP yang terdiri dari 457 auditor. Dai 457auditor tersebut, sampel yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini sejumlah 86auditor karena menggunakan purposive sampling dengan kriteria yang telahditetapkan peneliti di antaranya sampel merupakan auditor yang menanganimasalah akuntansi perusahaan dan auditor telah bekefa pada KAP yang samaminimum I tahun. Teknik pengumpulan data yang dlgunakan adalah teknikpengumpulan data survei dengan questi onnaires (kuesioner).
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Data
Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang variabel yang digunakandalam penelitian ini, dirumuskan identifikasi variabel beserta dengan definisioperasionalnya.
Lokus Kendali (Locus Of Control -X)Lokus kendali adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah diadapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya. Variabellokus kendali diukur menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 9 itempertanyaan lima poin skala likert milik Spector (1988) yang juga diadopsi olehDonnely et al. (2003).
Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (Turnover Intention - X2)
Propensiry* to leave yang merupakan salah satu dimensi dari keinginan untukberhenti bekeda ditujukan jika seseorang memiliki keinginan untuk meninggalkanorganisasi tempat mereka bekerja. lndikator variabel keinginan untuk berhentibekerja dilihat dari keinginan seorang auditor untuk mencari organisasi lain dalamwaktu dekat yang diukur dengan mengembangkan 4 item pertanyaan yang rnilikDonnely et al. (2003).
Tingkat Kinerja Pribadi Karyawan (Self Rate Employee Performance - Xr)
Performance atau kinerja merupakan hasil dari perilaku anggota organisasi, yangmana tujuan aktual yang dicapai adalah dengan adanya perilaku. Kinerja adalahmerupakan hasil usaha sendiri dalam menyelesaikan segala tugas. lndikatorvariabel tingkat kinerja pribadi karyawan dilihat dari persepsi kemampuan diriyang baik dalam melakukan berbagai tugas yang diukur dengan 7 pertanyaan dariDonnely et al. (2003).
Perilaku Disfungsional (Yr)
Perilaku disfungsional (dysfunctional behavior) dalam penelitian ini adalahperubahan perilaku auditor yang dapat mengancam suatu sistem audit meliputitindakan melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripadawaktu yang sebenamya (underreporting of audit time), penyelesaian langkah-
Karakteristik Personal Editor .,. (Annisa Fatimah)
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume I, lrlomor J, April 201 2
langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature
signing-ffi, serta reduced audit quality behavior yang merupakan tindakan yang
diambil auditor untuk mengurangi efektivitas pengumpulan bukti selama
pengujian. Variabel ini menggunakan pertanyaan yang dimodifikasi dari Donnely
et al. (2003) dan Otley dan Pierce (1996) dengan lima poin skala likert'
Kualitas Hasil Audit (Y2)
Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan 'kualifikasi keahlian, ketepatan
waktu penyelesaian pekerjaan dan standar umum, kecukupan bukti pemeriksaan,
dan sikap independensinya terhadap klien. lndikator kualitas hasil audit pada
penelitian terdiri atas 3 &al ,vaitu taat pada standar umum, melakukan pekerjaan
lapangan dengan tepat. serta memiliki standar etika yang tinggi. Pada penelitian inivariabel kualitas hasil audit diukur menggunakan pertanyaan yang dikembangkan
dari Carcello et al. (1991), Behn er al. (1997) serta Rasuli (2008)'
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan model Path Analysrs (analisis jalur) merupakan
analisis yang digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar
variabel yang berbentuk sebab akibat,
Gambar I menunjukkan X1-6 yang merupakan variabel independen dari Yr dan Yz.
X1-6 mempunyai jalur hubungan langsung dengan Y1 serta X+ dan Y1 memiliki jalurhubungan langsung terhadap Y2. Dalam hal ini Y1 dan Y2 merupakan variabelendogen.
Gambar 1.
Diagram Path
PezOv
Kualitas Hsl Audit(Yz)
Gambaran Umum Responden
Jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak256, kembali 119 kuesioner sehinggatingkat pengembalian kuesioner (respon rate) sebesar 46 Yo. Berdasarkan I 19
kuesioner yang kembali, hanya 86 kuesioner yang dapat digunakan dan kemudiandianalisis, sedangkan sebanyak 33 kuesioner tidak dapat digunakan karena tidakmemenuhi kriteria.
Pa>
Lokus Kendali
Keinginan UtkBrhnti Bkrja
PerilakuDisfungsional
Tk Knrj PrbdKarywn
Karakteristik Personal Editor ,., (Annisa Fatimah)
.Jurnal Manujemen dan Akuntansi Volume I , Nomor I, April 2012
Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis jalur dapat diketahui bahwa koefisien hubunganlangsung Lokus Kendali (X1), Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (X2), TingkatKinerja Pribadi Karyawan (Xl), digambarkan dengan koefisien beta (p) pl:0.279(p=0.003), p2=0.192 (p:0.019), p3=0.166 ip:g.g3r). Dengan menggunakan tarafsignifikansi 0,05, tampak bahwa nilai probabilitasnya atau signifikansi X1-X3 lebihkecil dari 0,05 atau taraf kepercayaan 95%o (p<0,05, tolak Ho). Dengan demikian,berdasar hasil analisis terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara LokusKendali (X1), Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (Xz), Tingkat Kinerja PribadiKaryawan (X3), terhadap Perilaku Disfungsional (Y1).
Koefrsien pengaruh langsung Perilaku Disfungsional (Yr) terhadap Kualitas HasilAudit (Yz) digambarkan dengan koefisien beta (B) p8= -0.386 (p=0.001). Denganmenggunakan taraf signifikansi 0,05, tampak bahwa nilai probabilitasnya perilakuDisfungsional (Yr) lebih kecil dari 0,05 atau taraf kepercayaan 95% (p<0.05, tolakHo).
Koefisien determinasi (Adj Rl adalah sebesar 0,171 yangberarti variabel PerilakuDisfurrgsional (Yr) berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit (Y2) sebesar l7,lyo.Dengan kata lain, Kualitas Hasil Audit (Y2) dipengaruhi oleh faktor PerilakuDisfungsional (Y1) sebesar 17,\oh, sedangkan sisanya 82,9o/o dijelaskan olehvariabel lain selain Perilaku Disfungsional (Y1) atau variabel yang tidak terdapatdalam model ini.
Setelah mengetahui pengaruh secara langsung dari setiap variabel eksogenterhadap variabel endogen baik model persamaan regresi pertama sampai kedua,kemudian selanjutnya dihitung pengaruh tidak langsung dari variabel LokusKendali (X1), Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (X2), Tingkat Kinerja PribadiKaryawan (X3), terhadap Kualitas Hasil Audit (Y2) melalui Perilaku Disfungsional(Yr)'
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antaravariabel X1 terhadap Y1 sebesar 0,279, variabel X2 berpengaruh signifikan terhadapY1 sebesar 0,190, terdapat pengaruh signifikan antara variabel X3 terhadap Y1
sebesar 0,167. Untuk pengaruh terhadap Y2, terdapat pengaruh sigpifrkan antaravariabel Y1 terhadap Y2 sebesar -0,425.
Pengaruh variabel Lokus Kendali (X1) terhadap Kualitas Hasil Audit (Yz) melaluiPerilaku Disfungsional (Y1) sebesar -0,118, pengaruh variabel Keinginan UntukBerhenti Bekerja (X2) terhadap Kualitas Hasil Audit (Yz) melalui PerilakuDisfungsional (Yr) sebesar -0,081, pengaruh variabel Tingkat Kinerja PribadiKaryawan (X3) terhadap Kualitas Hasil Audit (Y2) melalui Perilaku Disfungsional(Y1) sebesar -0,071. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel yangpaling berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit adalah Keinginan UntukBerhenti Bekerja melalui Perilaku Disfungsional sebagai variabel mediasi.
Karakteristik Personal Editor ,., (Annisa Fatimah) 7
Jurnel Mana.jemen clan Akuntansi Volume I,lllontor l, April 2012
Pembahasan
Pengaruh Lokus Kendali (X1) Terhadap Perilaku Disfungsional (Yr)
Penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya
milik Donnely et al (2003) serlta Dissonance Theory bahwa ketika seorang auditorcenderung memiliki lokus kendali eksternal mengalami tuntutan pekerjaan yang
tinggi, dia akan merasa cemas dan berusaha melakukan tindakan apapun untukmengurangi ketidaksesuaian kondisi tersebut, seperti tindakan perilakudisfungsional. Ketika supervisor audit menunjukkan perhatian pada penyelesaian
proses audit dan memberikan tekanan pada auditor agar segera menyelesaikannya
maka auditor berada di bawah tekanan potensial akan memiliki implikasi yang
berbeda pada auditor yang memiliki lokus kendali internal maupun ekstemal.
Meskipun para auditor sebenarnya memiliki keyakinan bahwa peran pengetahuan
atau keahlian seseorang berimbang dengan peran konektivitas terhadap orang laindalam mencapai sebuah kesuksesan yang dalam hal ini adalah mendapatkan
pekef aan, konektivitas terhadap orang lain dianggap lebih menentukan kesuksesan
mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, ketika seorang auditor memilikikecenderungan lokus kendali internal maka perilaku disfungsionalnya juga
menurun karena auditor tersebut lebih berpikir rasional sesuai dengan aturan dan
pedoman yang berlaku untuk menyelesaian proses audit
Pengaruh Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (Xz) Terhadap PerilakuDisfungsional (Yr)
Ketika seorang auditor tidak lagi memperhatikan promosi dan kemajuan karirnyapada KAP saat ini maka terdapat kemungkinan auditor akan melakukan pekerjaan
tanpa kinerja yang memadai karena tingkat komitmen terhadap organisasi telahmenurun. Seorang auditor yang sekedar menjalankan tugas tanpa memperhatikankualitasnya akan segan untuk melakukan proses audit sesuai dengan prosedur yang
ditentukan karena berpikir beberapa kemungkinan seperti contohnya auditortersebut yakin terdapat kesalahan pada prosedur yang asli atau prosedur yang asli
tidak diperlukan, auditor yakin jika pekerjaannya selesai tidak akan ditemukankesalahan, atau auditor yakin tidak terdapat kesalahan pada bagian sistem/catatanklien tersebut sehingga menyebabkan auditor tidak melakukan tes analitis, tes
substantif, tidak memverifikasi informasi pada catatan kaki, tidak meninjau ulangtransaksi klien, dan mengurangi jumlah pekerjaan pada tahap audit yang dianggapberalasan.
Pengaruh Tingkat Kinerja Pribadi Karyawan (X3) Terhadap PerilakuDisfungsional (Y1)
Meskipun berdasarkan hasil jawaban responden terdapat kecenderungan bahwaauditor tidak akan melekukan tindakan perilaku disfungsional semata-mata agardapat memperbaiki kesempatan untuk promosi dan kemajuan karirnya, auditormerasa perilaku disfungsional dapat memperbaiki evaluasi kinerja mereka. Ketikaseorang auditor memiliki kinerja terkait perencanaan yang rendah, akanmengakibatkan pekerjaan yang tergesa-gesa serta tidak terorganisir dengan baiksehingga ketelitian menurun bahkan prosedur audit yang seharusnya dilakukan,dihilangkan agar anggaran waktu dan persiapan agendanya sesuai. Terdapat
kemungkinan akibat lainnya jika seorang auditor memiliki persiapan agenda
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
,JurnaI Manetjemen c{an Akuntansi Volunte I, Nomor l, Aprit 2012
pekerjaan yang buruk maka beberapa prosedur tidak dilakukan atau dihilangkankarena kurangnya ketelitian dan kehati-hatian dalam mempersiapkan agfndapekerjaan (tidak melakukan tahapan analitis/substantif, gagal meneliti piinsipakuntansi, dan tidak meninjau waktu pertemuan dengan dewlidireksi.Seorang auditor yang memiliki kinerja terkait pemeriksaan yang rendah mungkinmerasa prosedur yang asli tidak diperlukan, auditor yakin jika p"k"4uu-ya seilsaitidak akan diternukan kesalahan, atau auditor yakintidak teraapat kesalahan padabagian sistem/catatan klien tersebut sehingga menyebabkan auditor tidakmelakukan tes analitis, tes substantil tidak memverifikuri infor-usi pada catatankaki, tidak meninjau ulang transaksi klien, tidak meninjau transaksi pihak klien,ataupun meremehkan tahapan audit seperti tidak mengumpulkan bukti audit yangsemestinya), dan mengurangi jumlah pekeq'aan pada tahap audit yang dianigaiberalasan. Sedangkan, seorang auditor yang memiliki kine4'a yang rendah totuitpengoordinasian, auditor tersebut segan untuk bertanya pidu orung yang lebihberpengalaman atau- atasannya tentang hal yang iiaul diketahui. Tldapatkemungkinan pula jika auditor tidak menghubungi supervisor ataupun CEO klienkarena merasa mereka sibuk sehingga akan menghambat pengumpuian bukti audit.Seorang auditor yang memiliki kinerja terkait pengawasan yang rendah akanmelakukan pekerjaarurya sekedar memenuhi tanggung jawabnya sebagai karyawanbukan sebagai anggota organisasi yang berkomiimen lerhadap pencipaian iujuanorganisasi seutuhnya. Ketika seorang auditor tidak dapat- mengaiahkul utuumemimpin orang lain dengan benar maka auditor tersetut akan sering sekalimengalami ketidak percayaan diri untuk mengawasi pekerjaan orang lain yangmenjadi bawahannya sehingga kualitas pekerjaan bawihan utun .*.iuoi toiuanlDemikian pula jika seorang auditor tidak memiliki komitmen terhadaporganisasinya akan melakukan pekerjaan dengan tidak hati-hati karena komitmenterhadap kualitas pekerj aan ti dak diperhatikan.
Lokus Kendali, Keinginan untuk Berhenti Bekerja, Tingkat Kinerja pribadiKaryawan sebagai Anteseden perilaku nisfungsionui duo pengaruhnyaTerhadap Kualitas Hasit AuditHasil penelitian secara keseluruhan dapat membuktikan bahwa lokus kendali,keinginan untuk berhenti bekerja, tingkat kinerja pribadi, berpengaruh langsungterhadap perilaku disfungsional dan secara tidal langsung berpengaruh terhadafkualitas hasil audit. Hal tersebut dapat dilihat dari pengarul total siluruh variabelyang dihasilkan melalui perilaku disfungional l;bih- besar daripudu p"nguruhlangsung setiap variabel terhadap kualitas hasil audit.
Selain itu hasil penelitian ini telah berhasil mengonfirmasi teori Auitude of Changesecara keseluruhan yang meliputi consistency, Dissonance, serra FunctionalTheory untuk menjelaskan fenomena penurunan kualitas hasil audit yang secaraumum ternyata disebabkan oleh tekanan yang dialami auditor pada
-saal proses
penyelesaian audit, kecenderungan karakteristik personal auditor yangmenyebabkan 2 kondisi berlawanan sehingga auditor butuh mengeli#.ruJket i daksesuaian tersebut den gan b erba gai cara diantaranya p erilaku disfu n-gsional.
,
Karakteristik Personctl Editor ... (Annisa Fatimah)
Jurnal ManajenTen clan Akuntansi Volunte I, lllomor l, April 2012
PENUTUP }
Kesimpulan
Penelitian ini berusaha menguji pengaruh ketiga variabel, yairu Lokus Kendali,Keinginan Untuk Berhenti Bekerja, dan Tingkat Kinerja pribadi Karyawan sebagai
anteseden Perilaku Disfungsional yang mempengaruhi Kualitas hasil Audit.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabelyang diuji terbukti berpengaruh positif terhadap Perilaku Disfungsional sehingga
peningkatan Lokus Kendali, Keinginan Untuk Berhenti Bekerja, serta TingkatKinerja Pribadi Karyawan dapat meningkatkan Perilaku Disfungsional. Sebaliknyajika tingkat ketiga variabel tersebut semakin rendah, dapat menurunkan PerilakuDisfungsional.
Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa Perilaku Disfungsional berpengaruh
negatif terhadap Kualitas Hasil Audit sehingga adanya peningkatan PerilakuDisfungsional dapat menurunkan Kualitas Hasil Audit dan jika PerilakuDisfungsional semakin rendah, hal ini akan dapat meningkatkan Kualitas HasilAudit. Fenomena tersebut mengindikasikan dukungan terhadap theory of attitudechange
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan dukungan terhadap theory of attitude changekarena fenomena penurunan kualitas audit terbukti dipengaruhi secara signifikanoleh perilaku disfungsional, sedangkan perilaku disfungsional juga dipengaruhisecara signifikan oleh beberapa faktor, yaitu lokus kendali, keinginan untukberhenti bekerja, dan tingkat kinerja pribadi karyawan. Hasil penelitian ini juga
mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lokus kendali,keinginan untuk berhenti bekerja, tingkat kinerja pribadi karyawan, berpengaruhsignifikan terhadap perilaku disfungsional dan perilaku disfungsional berpengaruhsignifikan terhadap kualitas hasil audit.
Penelitian ini memiliki implikasi praktis, yaitu memberikan dukungan terutamaKAP untuk selalu berkomitmen terhadap kualitas audit yang telah menjadi produkutama auditor dan ikut berperan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilankeputusan atas pihak-pihak yang berkepentingan. Jadi, dengan memperbaikikebijakan pemilihan personil auditor, pembagian tugas yang jelas, serta
perencanaan yang matang akan meningkatkan kualitas hasil audit sekaligusmeminimal i sasi penyimpangan peril aku ol eh auditor.
Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian di antaranya (l) Peneliti tidakdapat menentukan jurnlah populasi seluruh auditor yang terdapat di Jawa Timursecara pasti dikarenakan keterbatasan data yang diberikan oleh KAP. (2) Penelitianini menggunakan mail questionaries sehingga tingkat pengembaliarurya hanya 46Yo
dan meskipun mail questionaries membutuhkan biaya yang relatif murah daripadateknik pengumpulan data lainnya, di sisi lain kelemahan dari mail questionariesadalah tidak dapat memastikan apakah jawaban yang diberikan benar-benar diisioleh responden yang dituju sehingga dapat menimbulkan bias.
10 Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume I, Nomor l, April 2012
Saran
Untuk meningkatkan perkembangan penelitian selanjutnya, saran yang dapat
diajukan adalah sebagai berikut: 1) Sebaiknya penelitian selanjutnyamanambahkan variabel tekanan pekerjaan-keluarga dengan memberiperbandingan hasil terhadap perbedaan gender karena gender dinilai dapatnlemengaruhi keputusan atau persepsi seseorang terhadap variabel tersebut; 2)Penelitian lebih lanjut yang dapat dikembangkan dalam penelitian iniadalah dengan nremasukkan variabel komitmen organisasi dan motivasi agarlebih memberikan gambaran tentang pengaruh determinan perilaku disfungsionalsecara lebih menyeluruh karena terdapat banyak penelitian yang membuktikanbahwa komitmen organisasi dan motivasi berpengaruh terhadap job outcomesmaupun tingkat kinerja pribadi karyawan, dan 3) Penelitian selanjutnya dapatdilakukan penambahan atribut kualitas hasil audit dengan menggunakanpengukuran yang lebih menyeluruh, misalnya milik Carcello et al. (1996) agarpembentukan variabel kualitas hasil audit menjadi lebih holistic karenainstrumen yang diberikan meliputi 41 pertanyaan yang berkaitan denganpengetahuan auditor, pengalaman auditor, kepuasan klien, serta kapabilitas KAPdan auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Azad, A.N. 1994. Time Budget Pressure and Filtering of Time Practices in InternalAuditing: A Survey. Managerial Auditing Journal. 9 (6):17-25.
Behn, Bruce K., J.V. Carcello, D.R. Hermanson, dan R. Hermanson. 1997. TheDeterminant of Audit Clien Satisfaction Among Client Big 6 Firm.Accttunting Horizons. I 1 :7 -24.
Carcello, J.V., R.H.Henrranson, dan N.T. Mcgrath. 1992. Audit Quality Attributes:The Perceptions of Audit Partners, Prepares, and Financial Statement Users,Auditing: A Journal of Practice & Theory. I l:1-15.
De Arrgelo, L.E. I 981 . Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting andEconomics.1 83-199.
Donnely, David P., Jeffrey J. Q, dan David O. 2003. Auditor Acceptance ofDysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors'Personal Characteristics. Journal of Behavioral Research in Accounting.I -s:87- I 07.
Fried, Y., S. Gilboa, A. Shirom, dan C.L. Cooper. 2008. The Mediating Effects ofJob Satisf'action and Propensity To Leave on Role Stress-Job Meta-Analysisand Structural Equation Modeling. International Journal of StressManagemenr. I 5 (4):305-328.
Gable, M., dan F. Dangello. 1994. Locus of Control, Machiavellianism, andManagerial Job Performance. Journal of Psychologt. 128: 599-608
Irawati, Y., dan Mukhlasin, T.A.P. 2005. Hubungan Karalderistik Personal AuditorTerhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit.Prosiding Simposium Nasional Akuntansi. VIII Solo. 929-940.
Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah) IL
-------E
Jurnal Manajemen dan Akuntqnsi Volume l, llomor I, April 2012
Malone, Charles F., dan Robin W. Roberts. 1996. Factors Associated With The
Incidence of Reduced Audit Quality Behavior, Auditing: A Journal ofPractice & Theory.15 (2):49-64.
Mardisar, D. dair R.N. Sari. 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan
Terhadap Kualitas Hasil Ke{a Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XMakassar. AUEP. 1-25
Onyemah, V. 2008. Role Ambiguity, Role Conflict, and Performance: EmpiricalEvidence of An Inverted-U Relationship. Journal of Personal Selling and
Sales Management.28 (3): 299-313.
Otley, David T., dan Pierce, Bernard J. 1996. Auditor Time Budget Pressure:
Consequences and Antecedents, Accounting. Auditing and AccountabilityJournal.9: 3 1 -58.
Rasuli, L.O. 2009. Pengaruh Time Budget Pressure, Perilaku Disfungsional dan
Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Audit. Studi Pada KantorAkuntan Publik di Jawa Timur. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya'
Robbins, S.P dan Timothy A.J. 2008. Organizational Behavior. Edisi 12. Buku LJakarta: Salemba Empat.
Shapeero, M., H.C. Koh, dan Larry N. K, 2003. Underreporting and Premature
Sign-Off in Public Accounting Managerial Auditing Journal. 18 (617):418-
489.
Siegel, G., dan H.R. Marcont. 1989. Behavioral Accounting. South-Western:
Publishing Co.
Sososutikno, C. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan PerilakuDisfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi VL Swabaya: 1 I l6-1128
Spector, P.G. 1982. Behavior in Organization as A Function of Employee'sLocus of Control. Psychological Bulletin. 9l 482-497 .
12 Karakteristik Personal Editor ... (Annisa Fatimah)