karakteristik dan pengelolaan tanah...

52
KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAH YANG TERKENA BENCANA TSUNAMI SETELAH 2.5 TAHUN TESIS Oleh MUSLIMAH 057004017/PSL SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Upload: vanbao

Post on 07-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAH YANG TERKENA BENCANA TSUNAMI

SETELAH 2.5 TAHUN

TESIS

Oleh

MUSLIMAH 057004017/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 2: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAH YANG TERKENA BENCANA TSUNAMI

SETELAH 2.5 TAHUN

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Sains Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUSLIMAH 057004017/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 3: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Judul Penelitian : KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAH YANG TERKENA BENCANA TSUNAMI SETELAH 2,5 TAHUN

Nama Mahasiswa : MUSLIMAH Nomor Pokok : 057004017 Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Ligkungan

Menyetujui :

KOMISI PEMBIMBING

Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc., Ph.D K e t u a

Ir. Mukhlis, MSi Ir. Guslim, MS Anggota Anggota Ketua Program Studi, Direktur Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH., MS Prof. Dr. Ir. T. Chairunnisa B., M.Sc

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 4: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Tanggal Lulus : 25 Agustus 2007 Telah diuji pada Tanggal 25 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc., Ph.D Anggota : 1. Ir. Mukhlis, MSi 2. Ir. Guslim, MS 3. Dr. Retno Widhiastuti, M.S 4. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 5: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah sawah yang terkena tsunami dan teknik pengelolaannya. Sampel tanah sawah diambil di Desa Tanjung Seulamat, Kecamatan Darusasalam Kabupaten Aceh Besar. Metode Statistik yang digunakan adalah Metode Statistik Sidik Ragam menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial dengan empat ulangan. Ada empat perlakuan yang diteliti yaitu tanah sawah yang tidak terkena tsunami (T0), tanah yang terkena Tsunami pada jarak 500 M (X1), tanah yang terkena Tsunami pada jarak 1000 M (X2) dan tanah yang terkena Tsunami pada jarak 1500 M (X3) dari batas daerah yang terkena tsunami. Data yang diperoleh dari Sidik Ragam diuji lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Duncan.

Parameter yang diamati berupa Daya Hantar Listrik (DHL), pH H20, N-total, P-tersedia, K,Na,Ca,Mg Tukar, KTK, Kejenuhan Basa, serta Vegetasi disekitar tanah yang terkena Tsunami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah sawah yang terkena Tsunami masih dapat ditanami dengan tanaman padi dan Tsunami di lahan persawahan tidak berpotensi merusak lahan.

Tsunami memberikan pengaruh terhadap pH tanah, DHL, dan nitrogen tanah, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap parameter P-tersedia tanah, kalium, natrium, kalsium, magnesium dapat ditukar, KTK tanah dan kejenuhan basa tanah setelah 2,5 tahun.

Kata Kunci : Tsunami, daerah yang terkena Tsunami, kerusakan lahan dan pengelolaan tanah sawah

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 6: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

ABSTRACT This study is aimed at finding out the characteristict of Paddy Soil hit by

Tsunami and the technique of its management. The samples of Paddy Soil was taken in the Village of Tanjung Seulamat, Syiah Kuala Subdistrict Aceh Besar District. The ANOVA statistics method with Group Random Non is Factorial Design repead 4 times as employed in this study. Four variables of characteristics where studied such as Paddy Soil which was not hit by Tsunami (X0), the land within the distance of 500 meters from the border of the area hit by Tsunami (X1), the land within the distance of 1000 meters from the border of the area hit by Tsunami (X2), the land within the distance of 1500 meters from the border of the area hit by Tsunami (X3). The data obtained through ANOVA was further tested by mean of Duncan Distant Test.

The parameter observed were electric conductivity, pH H2O, total N, available P, K, Na, Ca, exchange Mg, KTK, base saturation as well as fagatation found around the area of sample collection.

The result showed that Paddy Soil hit by Tsunami admit of to be cultivated and Tsunami do not functions to destroy farm.

The distance from the area hit by the Tsunami has a significant influence on pH of thw soil, in the two layers observed on the soil in the depth of 0-20 cm. The distance mentioned above has a significant influence on the soil nitrogen in the depth of 0-20 cm but in the depth of 20-40 cm but the distance does not have a significant influence on the soil conductivity and soil nitrogen. The distance from the area hit by Tsunami does not have a sicnificant influent on soil available P, kalium, natrium, calsium, exchangeable magnesium, soil KTK and base saturation after 2.5 years.

Key Word : Tsunami, the area hit by Tsunami, destroy farm and paddy

soil of management

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 7: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

RIWAYAT HIDUP

MUSLIMAH, dilahirkan di Langsa, Aceh Timur pada tanggal 04 April 1971

sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayah bernama M.Sabi

(Almarhum) dan Ibu Nur aini. Menikah dengan Ir. El wizan tanggal 09 Juli

1998 dan mempunyai putra/putri :

- AL Ma’arief, 30-07-1999

- Alya Zahra, 24-10-2001

- AL Akhyar, 18-02-2004

RIWAYAT PENDIDIKAN : - Tahun 1978, memasuki Sekolah Dasar dan lulus 1984 dari SD Negeri No. 5

Langsa.

- Tahun 1984, memasuki Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 1987

dari SMP Negeri 1 Langsa.

- Tahun 1987, memasuki Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Langsa

dan lulus tahun 1990.

- Tahun 1990 memasuki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam

(MIPA) dan lulus sarjana tahun 1995 dalam Bidang Ilmu Kimia universitas

Syiah Kuala.

RIWAYAT PEKERJAAN

Sejak tahun 2001 hingga sekarang menjadi staf pada Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Kebersihan Kabupaten Aceh Timur

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 8: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanah merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun

mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Kerusakan itu sering menimbulkan

mudharat dan bahkan kehancuran, karena ternyata sumberdaya alam tersebut tidak

dapat lagi dipergunakan atau tidak dapat lagi mendukung kehidupan dan

aktifitasnya. Kerusakan tanah dan lahan dapat terjadi oleh :

1. Kehilangan unsur hara dan bahan organik didaerah perakaran

2. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasi)

3. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging), dan

4. Erosi

Kerusakan–kerusakan seperti ini biasanya sangat sukar untuk diperbaiki dan

andaikata masih dapat diperbaiki akan diperlukan modal dan biaya yang sangat

mahal (Boiran, 2004).

Bencana Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

pada 26 Desember 2004 dengan gempa berkekuatan 8,9 skala Richter.

Berdasarkan hasil interpretasi peta, luas lahan yang terkena Tsunami di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam ± 977,14 km2 . Gempa dan Tsunami yang terjadi ini

menimbulkan kerusakan yang sangat dahsyat berupa jiwa, materi, dan kerusakan

lahan. Salah satu bentuk kerusakan lahan yang ditimbulkan adalah adanya

sedimentasi lumpur laut yang terdistribusi di lokasi yang terjangkau Tsunami

dengan ketebalan bervariasi dan dapat mencapai 30 cm (Walhi, 2006).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 9: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Pada saat terjadinya Tsunami bukan hanya air laut yang masuk ke dalam

sawah, tetapi juga batu, tanah liat, debu dan mayat, belum lagi hilangnya lapisan

top soil tanah akibat gelombang laut dan pembersihan puing-puing pasca

Tsunami. Sawah merupakan andalan utama sebagai sumber penghasilan

masyarakat, tertutup air laut yang meninggalkan genangan air kotor cukup dalam

dengan tumpukan sampah dan mayat yang berserakan. Masuknya endapan air

laut ke dalam areal persawahan pasca Tsunami telah mengganggu keseimbangan

unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman padi (Mercy Corps, 2006).

Berdasarkan hal tersebut diatas penelitian ini berusaha untuk menentukan

karakteristik tanah sawah yang terkena dampak Tsunami.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti :

1. Tanah sawah yang terkena Tsunami mengalami gangguan keseimbangan unsur

hara tanah.

2. Tanah sawah yang terkena Tsunami berpengaruh terhadap karakteristik tanah.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui karakteristik sifat fisika dan kimia tanah sawah yang terkena

bencana Tsunami dan teknik pengelolaannya.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 10: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

4. Hipotesis

1 Tsunami di lahan persawahan berpotensi merusak lahan.

2 Tanah sawah pasca Tsunami kemungkinan tidak memenuhi syarat untuk

penanaman padi berikutnya.

5. Manfaat Penelitian

1. Untuk mendapatkan data karakteristik tanah sawah yang terkena dampak

Tsunami dan teknik pengelolaannya.

2. Sebagai informasi kepada masyarakat dan pemerintah dalam pengambilan

keputusan.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 11: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah,

baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah

umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah perkebunan dan

sebagainya. Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian

disawahkan, atau dari tanah rawa-rawa yang “dikeringkan” dengan membuat

saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk, 2004).

Menurut Lahuddin dan Muklis (2006) tanah sawah (Paddy Soil)

Merupakan tanah yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi

sawah, dimana pada umumnya dilakukan penggenangan selama atau sebahagian

dari masa pertumbuhan padi. Tergolong sebagai tanah tergenang (wetland Soil),

namun agak berbeda dari tanah rawa (Mars Soils) atau tanah terendam

(Waterlogged Soils) ataupun tanah subaquatic (Subaquatic Soils) dalam hal

pengelolaannya karena tidak terus menerus digenangi, disebut juga sebagai

Wetland Rice Soils.

Ciri khas tanah sawah atau paddy soils yang membedakan dengan tanah

tergenang lainnya, adalah lapisan oksidasi dibawah permukaan air akibat difusi O2

setebal 0.8 – 1,0 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25-30 cm dan diikuti oleh

lapisan tapak bajak yang kedap air. Selain itu selama pertumbuhan tanaman padi

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 12: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

akan terjadi sekresi O2 oleh akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan

yang khas pada tanah sawah.

Pengelolaan tanah ini meliputi (i) perataan lahan dan pembuatan

pematang, (ii) pelumpuran, tanah dicangkul dan dihaluskan dalam jenuh air, (iii)

penggenangan tanah dengan air setinggi 5–10 cm selama 4–5 bulan, (iv) drainase

air dan pengeringan lahan pada saat panen dan (v) penggenangan kembali setelah

interval waktu sekitar beberapa minggu hingga 8 bulan.

2. Karakteristik Tanah Sawah

Karakteristik tanah dapat diamati seperti tebal horizon, tekstur, kadar bahan

organik, reaksi tanah, jenis lempung, kandungan hara tanaman dan kemampuan

mengikat air. Tanah mempunyai karakteristik yang berbeda bagi masing-masing

horizon dalam profil tanah. Kualitas tanah merupakan hasil interaksi antara

karakteristik tanah, penggunaan tanah dan keadaan lingkungan. Petani tidak dapat

mengubah karakteristik tanah tetapi menyesuaikan prakteknya dengan

kemampuan tanah (Darmawijaya, 1997).

Menurut Greenland (1997) karakteristik utama tanah sawah yang

menentukan keberlanjutan sistem budidaya padi sawah sebagai berikut :

1. Penggunaan tanah secara kontinyu tidak menyebabkan reaksi tanah menjadi

masam. Hal ini berkaitan dengan sifak fisik, kimia tanah tergenang, dimana

penggenangan menyebabkan terjadinya konvergensi pH tanah menuju netral.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 13: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

2. Kondisi permukaan tanah sawah memungkinkan hara tercuci lebih

cenderung tertampung kembali ke lahan bawahnya daripada keluar dari

sistem tanah

3. Fosfor lebih mudah tersedia bagi padi sawah.

4. Populasi aktif mikroorganisme penambat nitrogen mempertahankan

oksigen organik.

Menurut (Prasetyo dkk, 2004) Faktor penting dalam proses pembentukan

profil tanah sawah adalah genangan air permukaan dan penggenangan serta

pengeringan yang bergantian. Proses pembentukan tanah sawah meliputi berbagai

proses, yaitu (a) Proses utama berupa pengaruh kondisi reduksi-oksidasi (redoks)

yang bergantian, (b) penambahan dan pemindahan bahan kimia atau partikel tanah

dan (c) perubahan sifat fisik, kimia dan marfologi tanah, akibat penggenangan

pada tanah kering yang disawahkan, atau perbaikan drainase pada tanah rawa

yang disawahkan.

Tanah yang baik untuk areal persawahan adalah tanah yang mampu

memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan

tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu topografi, porositas

tanah yang rendah, sumber air alam, serta modifikasi sistem alam oleh kegiatan

manusia (Suparyono dan Setyono, 1997).

2.1. Karakteristi Fisik Tanah Sawah

Tanah sawah bukanlah merupakan terminilogi klasifikasi untuk suatu jenis

tanah tertentu, melainkan istilah yang menunjukkan cara pengelolaan berbagai

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 14: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

jenis tanah untuk budidaya padi sawah. Secara fisik, tanah dicirikan oleh

terbentuknya lapisan oksidatif atau aerobik diatas lapisan reduktif atau anaerobik

dibawahnya sebagai akibat penggenangan (Patrick dan Redy, 1978).

Sifat fisik tanah sangat menentukan kesesuaian suatu lahan dijadikan lahan

sawah. Identifikasi dan karakterisasi sifat fisik tanah mineral memberikan

informasi untuk penilaian kesesuaian lahan terutama dalam hubungannya dengan

efisiensi penggunaan air. Jika lahan akan disawahkan, sifat tanah yang sangat

penting untuk dinilai adalah tekstur, struktur, drainase dan permeabilitas dan

tinggi muka air tanah. Sifat – sifat tersebut berhubungan erat dengan pelumpuran

dan efisiensi penggunaan air irigasi (Sys, 1985).

Tanah sawah beririgasi umumnya diolah dengan cara pelumpuran

(pudding). Pengaruh pelumpuran terhadap sifat fisik tanah menjadi sangat

spesifik pada lahan sawah dan sekaligus memberikan indikasi perbedaan

perubahan sifat fisik tanah antara tanah yang disawahkan dengan tanah yang tidak

disawahkan (Prasetyo dkk, 2004).

Sistem penanaman padi disawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah

secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,

pembajakan dapat dilakukan dengan dengan mesin, kerbau atau melalui

pencangkulan oleh manusia. Setelah sawah dibajak tanah dibiarkan selama 2-3

hari, namun dibeberapa tempat tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya

tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua atau bahkan ketiga

kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam.

Pembajakan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan petani ternyata

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 15: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

menyebabkan banyak butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi.

Apabila pengelolaan tanah sempurna dilahan sawah bertujuan untuk menyiapkan

media tumbuh dan mengendalikan gulma maka efisiensinya perlu dipertanyakan

(Utomo dan Nazaruddin, 1966).

Suatu jenis tanah hydrosol lainnya yang penting dinegara kita adalah

“Paddy Soil”. Meskipun demikian sebahagian besar para ahli masih meragukan

atau sama sekali tidak menyetujui untuk menempatkan jenis tanah ini sebagi jenis

tersendiri, karena sifatnya yang berbeda-beda dan hanya merupakan

perkembangan dari jenis-jenis tanah. Jenis tanah ini akibat persawahan dengan

menggenangi tanah sawah untuk waktu yang agak lama selama pertumbuhan padi,

sehingga terjadi proses pemindahan senyawa besi dan mangan dari lapisan atas

dan diendapkan di lapisan bawah, pendataran permukaan tanah yang miring dan

air irigasi pada permukaan tanah. Sifat fisik tanah akibat pembentukan padas

akan menghambat drainase dan dalamnya akar tanaman tetapi tidak menghambat

akar ke samping (Darmawijaya, 1997 ).

2.2. Karakteristik Kimia Tanah Sawah

Perubahan-perubahan kimia tanah sawah ini yang berkaitan erat dengan

proses oksidasi–reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan

tingkat ketersediaan hara dan produktifitas tanah sawah. Perubahan kimia yang

disebabkan oleh penggenangan tanah sawah sangat mempengaruhi dinamika dan

ketersediaan hara padi. Keadaan reduksi akibat penggenangan akan merubah

aktifitas mikroba tanah dimana mikroba aerob akan digantikan oleh mikroba

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 16: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

anaerob yang menggunakan sumber energi dari senyawa teroksidasi yang mudah

direduksi yang berperan sebagai elektron seperti ion NO3- , SO4

3-, Fe3+ dan Mn4+

(Prasetyo dkk, 2004).

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi lahan sawah adalah cuaca

reduksi yang menyebabkan drainase buruk, pH rendah dan ketersediaan bahan

organik untuk diserap, adanya sejumlah mangan dan senyawa besi dan

kemampuan perkolasi ke bawah, Hal ini menyebabkan terbentuknya tanah

permukaan yang banyak mengandung lapisan debu dan berwarna cerah/muda

yang tebalnya sejajar dengan permukaan tanah sawah setelah di teras. Sebagai

contoh Koenings (1957) melaporkan suatu susunan horizon morfologi tanah

sawah di Jawa Barat yaitu:

- Top soil sedalam 0 sampai 15 cm pH 5,3

- Sub soil sedalam 60 cm pH 5,5

- Fe layer sedalam 22 sampai 26 cm pH 5

- Mn layer sedalam 26 sampai 40 cm pH 5,1

Khusus di lahan sawah, menurut Liu (1985) bahan organik mempengaruhi

pembentukan lapisan reduksi baik secara langsung maupun tidak. Bahan organik

merupakan sumber utama elektron selama dekomposisinya dimana elektron ini

dapat membantu pembentukan lapisan reduksi tanah dan sekaligus mereduksi

ferri mangan dan sulfat menjadi Fe2+ Mn2+ dan S2- dengan demikian tanaman

terhindar dari keracunan. Penggenagan dapat mengendalikan nilai pH tanah

sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos tidak

berpengaruh nyata terhadap pH tanah.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 17: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Menurut Conrad (1989) peningkatan pH akan mengakibatkan produksi

CH4 serta degradasi bahan organik dan sebaliknya. Hasil penelitian Darman

(2003) menunjukkan bahwa peningkatan pH setelah digenangi selama 45 hari,

menyebabkan meningkatnya P-tersedia. Hal ini disebabkan karena kelarutan

phospat meningkat, ini berarti semakin besar phospat yang tersedia di dalam

tanah. Setelah itu dengan pemberian bahan organik juga menunjukkan bahwa

ketersediaan P mengalami peningkatan setelah digenangi selama 45 hari,

sedangkan Al dan Fe dalam larutan tanah mengalami penurunan setelah

digenangi.

Ketersediaan Nitrogen dalam keadaan tergenang lebih tinggi dari pada

keadaan tidak tergenang. Ketersediaan ini meningkat dengan semakin tingginya

kadar Nitrogen, pH dan suhu tanah. Keadaan yang unik dalam keadaan tergenang

menyebabkan modifikasi yang besar dari proses transformasi nitrogen. Lapukan

bahan organik yang dapat melepaskan ion amonium dalam larutan tanah berjalan

lebih lambat dalam keadaan tergenang daripada tidak tergenang. Sebahagian besar

nitrogen anorganik pada tanah tergenang larut dalam air atau diadsorpsi oleh

komplek pertukaran. Nitrogen anorganik dalam keadaan tergenang dalam bentuk

nitrat cepat hilang karena denitrifikasi, pencucian dan diserap oleh tanaman. Urea

dihidrolisis sama cepatnya pada tanah tergenang maupun aerobik (Ismunandji

dkk, 1988).

Proses penggenangan mendorong pelepasan K+ tertukarkan ke dalam

bentuk dapat larut dengan menstimulasi Fe3+ dam Mn4+, dimana K+ yang dapat

larut dapat mencapai nilai maksimum pada puncak reduksi tanah, penyematan dan

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 18: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

pelepasan K dalam tanah dipengaruhi oleh faktor tanah diantaranya adalah jumlah

lempung, jumlah dan aktifitas Fe, Al, Ca, Mn, pH tanah dan status oksidasi

reduksi tanah (Sanchez, 1976)

Kimia tanah sawah sangat penting hubungannya dengan teknologi

pemupukan yang efesien. Aplikasi pupuk baik jenis, takaran, waktu maupun cara

pemupukan harus mempertimbangkan sifat kimia tersebut. Sebagai contoh adalah

teknologi nitrogen, dimana jenis, waktu dan cara pemupukannya harus

memperhatikan perubahan perilaku hara N dalam tanah sawah agar pemupukan

lebih efisien. Sumber pupuk N disarankan dalam bentuk amonium NH4+

dimasukkan ke dalam lapisan reduksi dan diberikan 2-3 kali (Prasetyo, dkk,

2004).

2.3. Potensi Tanah Sawah di Nanggroe Aceh Darussalam

Menurut (Rahman, 2005) Propinsi Aceh mempunyai 5.5 juta hektar lahan

dengan jumlah penduduk sekitar 4.3 juta (data sebelum Tsunami). Jenis tanah

yang utama didapat didaerah ini adalah inceptisol (66,25%) diikuti ultisol

(11.7%), dan entisol (8.3%). Entisol dibentuk dari sedimen laut yang terutama

didapat di pantai barat dan timur Aceh.

Berdasarkan analisa pendahuluan citra satelit yang dilakukan oleh Balai

Penelitian Tanah Bogor, Lahan yang rusak akibat Tsunami di NAD mencapai 8-

10 % dari total luas lahan pertanian diwilayah itu. Khusus untuk lahan sawah,

total kerusakan mencapai 29.000 ha dari total luas lahan sawah sekitar 336.000 ha

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 19: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

3. Tanaman Padi Sawah

Tanaman padi termasuk golongan tanaman setahun/semusim. Bentuk

batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang berdiri pada

ruas-ruas batang yang mempunyai malai yang terdapat pada ujung batang.

Padi (Oriza sativa) tumbuh baik didaerah tropis, untuk padi sawah

ketersediaan air sangat penting maka tanah sawah harus memiliki kemampuan

menahan air yang tinggi seperti tanah lempung.

Syarat tumbuh tanaman padi :

1. Iklim

• Curah hujan yang baik 200 mm/bulan atau lebih, dan untuk

pertahun 1500-2000 mm.

• Temperatur (suhu) antara > 23 0C.

• Tinggi tempat antara 0-650 meter dpl dengan suhu 22,5 oC – 26,5

oC dan juga masih bias antara 650 – 1500 m dpl dengan suhu 18,7

oC – 22,5oC.

• Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis.

• Angin diperlukan untuk penyerbukan dan pembuahan.

2. Keadaan Tanah

• Tekstur tanah yang diperlukan pada padi sawah dituntut adanya

lumpur.

• pH tanah antara 5 – 6.5 (Foth, 1990).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 20: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

4. Tsunami

Tsunami adalah istilah bahasa Jepang yang artinya kurang lebih

“gelombang pelabuhan“. Fenomena tsunami tersebut sering terjadi di Jepang dan

ribuan orang Jepang telah tewas akibat gelombang ini. Sebuah gempa bumi bisa

menciptakan Tsunami bila kekuatannya cukup besar dan ada gerakan tiba-tiba

dibumi yang menyebabkan pergeseran air dalam jumlah besar. Tsunami bukanlah

gelombang tunggal ataupun gelombang pasang melainkan rangkaian gelombang,

sehingga disebut juga kereta gelombang paling awal pada suatu Tsunami

bukanlah yang paling menghancurkan. Gelombang Tsunami bisa panjang

(mencapai 100 Kilometer) dan bisa menyapu selama satu jam tanpa henti.

Gelombang ini bisa melintasi seluruh lautan tanpa banyak kehilangan tenaga.

Tsunami di Aceh telah bergerak hingga hampir 5.000 kilometer mencapai Afrika

dan datang dengan kekuatan tinggi (Mercy corps, 2006).

Gempa bumi yang dahsyat terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 diikuti

oleh tsunami yang merusak pantai propinsi Aceh dan Nias. Pantai barat Aceh

lebih banyak mengalami kerusakan dibandingkan dengan pantai timur. Tsunami

dapat mencapai sejauh 7 km ke pedalaman pantai barat dan dibagian atas sampai

4 km pantai timur. Pemerintah Indonesia (GOI) pada tanggal 19 Januari 2005

mencatat 100.000 orang mati, 132.000 hilang dan 340.000 menjadi pengungsi.

Kerusakan infrastruktur meliputi 1.3 juta rumah dan bangunan, 8 pelabuhan, 85

% air dan 92% sistem sanitasi, 120 km jalan dan 18 jembatan. Perkiraan total

kerusakan dan kerugian sekitar US 4.5 bilyun. Untuk mengembalikan kembali

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 21: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

keadaan tersebut masalahnya sangat komplek dan membutuhkan dana yang besar

(Bapenas, 2005).

Perkiraan kerusakan akibat tsunami terhadap pertanian di Indonesia :

1. Lahan Pertanian (padi + palawija)

Perkiraan kerusakan untuk areal partanian 37.500 ha

- Pantai Timur 8.300 ha

- Pantai Barat 29.200 ha

( Aceh Besar, Banda Aceh, dan Sabang termasuk dalam pantai barat)

2. Perikanan

Perkiraan kerusakan untuk areal akuakultur Payau 36.597 ha

3. Perkebunan

Kelapa, Kacang Mede, Pinang, Coklat, Kopi.

4. Ternak

- Ruminansia : 208.000 ekor

- Unggas : 1. 450.000 ekor

Sumber : Survei bersama didaerah yang terkena tsunami oleh Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan dan FAO (Januari, 2005). (FAO, 2005).

4.1. Kontaminasi Garam (Proses Salinasi)

Tanah salin (asin) umumnya tidak produktif untuk pertanian. Tanah

semacam ini dapat terjadi karena rembesan air laut, sementara air tawar tidak

mampu menetralisirnya. Tanah bergaram sifatnya lepas karena tidak mmpunyai

kemampuan untuk mengikat air, sehingga pada musim hujan air terus merembes

kebawah. Tanah semacam ini tidak mampu menahan air di lapisan olah karena

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 22: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

bersifat lepas tersebut. Untuk mengatasinya tanah harus diperkuat kemantapannya

sehingga dapat menahan air hujan atau pengairan dilapisan olah sehingga

menempati kedudukan garam, untuk itu kapur dapat dipakai sebagai pemantap

susunan tanah tersebut ( Kuswandi, 1993).

Menurut ( Boiran, 2004) Perkembangan lanjut tanah yang dipergaruhi oleh

kadar garam terutama NaCl memperberat kerusakan tanah karena tanah yang

demikian tidak dapat lagi dibudidayakan dengan tanaman yang peka terhadap

tingginya salinitas tanah. Usaha desalinasi tanah juga sangat mahal karena

memerlukan bahan amelioran dan pencucian garam yang terdapat dalam tanah.

Ion-ion dalam air menghantarkan aliran listrik, maka dipergunakan cara

yang tepat yaitu Daya Hantar Listrik (DHL) atau electrical conduktivity, untuk

menaksirkan kandungan total garam terlarut didalam suatu tanah. Cara

penetapannnya adalah dengan menggunakan sejumlah tanah yang telah diketahui

beratnya kemudian dimasukkan kedalam gelas beker dibuat pasta tanah dengan

menambah sedikit air demi sedikit. Air yang kemudian dikeluarkan dari pasta

tanah dengan menggunakan saringan dengan tekanan (by pressure and suction)

dan filtratnya digunakan untuk mengukur DHL-nya dengan satuan milimhos per

sentimeter. Bila hasil pengukuran DHL didapat lebih kecil dari 4 milimhos per

sentimeter, maka tanah tersebut masih masuk ke dalam kelompok tanah normal .

Hubungan antara DHL dan Kinerja Tanaman dapat kita lihat pada Tabel 2.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 23: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Tabel 1. Pengaruh Nilai Daya Hantar Listrik (DHL) terhadap Kinerja Tanaman

Nilai Daya Hantar Listrik DHL)

Kinerja Tanaman

0 - 2 mS pengaruh kadar garam boleh diabaikan

2 – 4 mS hanya tanaman yang sangat rentan akan terpengaruh

4 – 8 mS hasil panen tanaman terbatas

8 –16 mS hanya tanaman yang tergenang hasil panen akan memuaskan.

>16 mS hanya sedikit hasil panen tanaman tergenang yang memuaskan

Sumber : Notohadiprawiro, 1998

Pemilihan nilai kritis untuk DHL pada 4 mmho/cm dilaporkan tidak

didasarkan atas kemungkinan tingkat kerusakan tanaman akibat kadar garam.

Nilai DHL 4 mmho/cm bermula dari scofield tahun 1942, yang menganggap tanah

bersifat salin pada DHL 4 mmho/cm atau lebih tinggi. Pada nilai DHL > 4

mmho/cm, produksi banyak jenis tanaman terbatas. Pada DHL antara 2 dan 4

mmho/cm, hanya tanaman-tanaman yang sangat rentan yang akan terpengaruh,

sedang pada nilai-nilai < 2 mmho/cm pengaruh salinitas kecil dapat diabaikan

(Tan, 1998).

Padi termasuk tanaman yang sensitif terhadap salinitas yang dinyatakan

dengan elektric conductivity (EC) atau daya hantar listrik (DHL), salinitas yang

hanya 2 dS/m dipertimbangkan optimal, tetapi jika mencapai 4-6 dS/m tergolong

marjinal dan tanaman padi tidak dapat berkembang jika salinitas dengan daya

hantar listrik (DHL) mencapai >3 dS/m. Penurunan hasil sekitar 50 % jika DHL

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 24: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

sekitar 7,2 dS/m, dan kegagalan atau penurunan hasil bisa mencapai ±100%

apabila DHL mencapai sekitar 12 dS/m. (Dobermann and Fairhurst, 2000).

Gambar 1. Diagram untuk klasifikasi air irigasi (Data dari USDA Agricultural Handbook, 60, 1954) (Foth, 1993).

Air diserap oleh akar tanaman melalui suatu proses yang disebut osmosis

yang melibatkan pergerakan air dari tempat dengan konsentrasi garam rendah

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 25: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

(contohnya tanah) ketempat yang kadar garamnya tinggi (contohnya bahagian

dari sel-sel akar). Jika konsentrasi garam didalam tanah tinggi, pergerakan air

dari tanah ke akar akan lambat. Jika konsentrasi dalam tanah lebih tinggi

dibandingkan dengan di dalam sel-sel akar, tanah akan menyerap air dari akar dan

tanaman akan layu dan mati. Ini merupakan prinsip dasar bagaimana salinasi

mempengaruhi produksi tanaman tidak hanya disebabkan oleh daya osmosis,

tetapi juga oleh sodium (Na+) dan (Cl-) pada konsentrasi yang meracuni tanaman.

Dengan demikian tingginya nilai pH (ukuran untuk kesetimbangan asam/basa)

yang disebabkan oleh konsentrasi sodium yang tinggi akan berakibat pada

kekurangan unsur mikro. Salinitas tanah adalah masalah yang umum dijumpai

didaerah-daerah dengan curah hujan rendah. Jika dikombinasikan dengan

drainase dan kondisi irigasi yang buruk, dapat menyebabkan hilangnya kesuburan

tanah secara permanen. Tipe salinitas seperti ini merupakan penyebab krisis

kemanusian yang diakibatkan oleh kekeringan. Sementara salinitas yang muncul

sebagai akibat dari bencana alam yang terjadi dalam waktu singkat, sampai saat

ini hanya terbatas diakibatkan oleh tsunami.

Hal yang menguntungkan di Aceh curah hujan yang tinggi yang tidak bisa

dijumpai disebahagian daerah yang tanahnya bergaram.

Tsunami akan mempengaruhi produksi beras melalui :

1. Hilangnya tanaman secara langsung, berkurangnya pangan dan hilangnya

pangan dalam penyimpanan.

2. Hilangnya stok benih

3. Penggaraman (salinasi), hilangnya tanah dan timbunan tanah.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 26: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

4. Kurangnya tenaga kerja dan peralatan dalam hal pembibitan, pemindahan

tanaman dan pengelolaan gulma

5. Kurangnya informasi mengenai padi dan praktek produksi lain yang

diperlukan.

(Elpido, 2006)

4.2. Endapan Liat dan Debu

Selama terjadinya tsunami air laut membawa garam kepermukaan tanah,

akan tetapi sebahagian besar garam pada lahan dalam waktu yang relatif singkat

telah tercuci oleh air hujan yang sering terjadi. Hasil survei yang dilakukan FAO

ditemukan lapisan-lapisan liat atau debu hasil gelombang tsunami justru

mengandung residu garam yang tinggi. Lapisan liat atau debu tersebut sangat

mudah diidentifikasi dari retakan-retakan yang menyebar diseluruh permukaan

tanah. Sebahagian besar tempat setelah digali sampai kurang lebih sedalam 20 cm

dijumpai lapisan keabuan yang masih jelas.

Garam dapat dicuci dengan baik menggunakan air tawar, tetapi karena

lapisan liat/debu ini relatif sulit ditembus air, maka proses infiltrasi yang

kemudian disebut pencucian menjadi lambat. Dibeberapa daerah yang relatif

kering, garam telah terakumulasi dan mengkristal dipermukaan tanah. Sebagai

akibatnya, masalah salinitas ini dapat bertahan lebih lama, kecuali diambil

tindakan untuk membuang garam tersebut dengan cara pengelontaran dan/atau

pencucian (FAO, 2005).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 27: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

III. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Seulamat Kecamatan

Darussalam Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam dan di

Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Penelitian dimulai pada bulan April – Juli 2007.

2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Peta lokasi

penelitian skala 1 : 200.000, sampel tanah yang diambil dari lokasi penelitian,

serta bahan-bahan kimia untuk analisa tanah di laboratorium.

Adapun alat yang digunakan adalah : Klinometer, kompas, bor tanah,

cangkul, meteran, pisau, kertas label, kantong plastik, karet gelang,goni plastik,

alat tulis/spidol dan buku tulis serta alat-alat laboratorium lainnya untuk keperluan

analisis.

3. Rancangan Penelitian

Metode yang dilakukan pada pengumpulan data ini adalah survai lahan,

dengan metode pengambilan contoh tanah pada daerah yang tidak terkena

Tsunami dan daerah yang kena pada jarak 500 m, 1000 m dan 1500 m dari daerah

yang tidak kena Tsunami.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 28: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Metode statistik yang dilakukan adalah Metode Statistik Sidik Ragam

dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial dan

Perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata serta sangat nyata

diuji Jarak Duncan dan Analisa Regresi (Gomez dan Gomes, 1995)

Perlakuan pada sampel meliputi 4 tempat daerah :

1. Tanah Sawah yang tidak terkena tsunami (Xo)

2. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 500 m dari batas daerah yang

tidak terkena Tsunami (X1)

3. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 1000 m dari batas daerah yang

tidak terkena Tsunami (X2)

4. Tanah Sawah yang kena tsunami pada jarak 1500 m dari batas daerah yang

tidak terkena Tsunami (X3)

Setiap perlakuan diulang sebanyak 4(empat) ulanganan.

4. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini kegiatan yang dilaksanakan terbagi atas tiga tahap

yaitu:

a. Persiapan :

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, konsultasi

dosen pembimbing, penyediaan bahan dan peralatan yang akan digunakan

dilapangan.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 29: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

b. Kegiatan di Lapangan

Pekerjaan dimulai dengan survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan

orientasi lapangan penelitian.

Setelah survey pendahuluan dilanjutkan dengan pelaksanaan survey utama

dengan tujuan utamanya adalah mengambilan contoh tanah yang akan dianalisis.

Pelaksanaan pengambilan contoh tanah tersebut menggunakan metoda acak

tersebar pada jarak tertentu sesuai dengan luasan yang telah ditentukan dengan

metode komposit dan tetap berpedoman kepada peta dasar. Pengambilan contoh

tanah dilakukan menggunakan Bor tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

untuk masing-masing titik sampel.

Contoh tanah diambil secara acak pada tiga tempat, setelah didapatkan

contoh tanah, selanjutnya ketiga contoh tanah tersebut dilakukan pencampuran

dan diaduk didalam plastik khusus sampai dianggap sudah tercampur merata.

Perlakuan ini dilakukan sebanyak empat kali ulangan dengan jarak 300 m pada

masing-masing kedalaman dan daerah pengambilan sampel. Contoh tanah

tersebut dibawa ke tempat yang teduh untuk ditebarkan agar menjadi kering

udara, kemudian diambil ± 1 kg pada setiap contoh tanah untuk dianalisis sifat

fisika dan kimianya.

Selama kegiatan pengambilan contoh tanah tersebut juga dilakukan

pengamatan dan pencatatan lingkungan areal penelitian seperti Penggunaan lahan

c. Analisis laboratorium

Sampel-sampel yang berasal dari lapangan kemudian diteliti di

laboratorium meliputi sifat fisika dan kimia.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 30: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

5. Parameter yang diamati

Sampel tanah yang diambil di daerah penelitian dianalisis di laboratorium

yang meliputi sifat fisika dan kimia. Dengan parameter yang diamati :

1. Sifat Fisik Tanah

a. Penetapan Daya Hantar Listrik (DHL) dengan menggunakan EC meter

2. Sifat Kimia Tanah

a. pH H20 metode Elektrometri.

a. N- total tersedia Kjeldhal.

b. P- tersedia metode Bray II.

c. K- tukar metode eksrak NH40Ac 1N pH 7.

d. Ca- tukar metode eksrak NH40Ac 1N pH 7.

e. Mg – Tukar metode eksrak NH40Ac 1N pH 7.

f. Na – Tukar metode eksrak NH40Ac 1N pH 7.

g. KTK - Tukar metode eksrak NH40Ac 1N pH 7.

3. Vegetasi yang ada disekitar daerah yang terkena Tsunami

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 31: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Karakteristik Tanah Sawah yang Tidak Terkena Bencana Tsunami dan yang

Terkena Bencana Tsunami

1. Sifat Fisika Tanah

a. Daya Hantar Listrik Tanah (DHL)

Data dan sidik ragam DHL tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6-9. Hasil analisis statistik terhadap data DHL

tanah menunjukkan bahwa pengaruh jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami

dengan yang terkena Tsunami berpengaruh nyata pada kedalaman 0-20 cm dan

berpengaruh sangat nyata pada kedalaman 20-40 cm terhadap DHL Tanah.

Tabel 3. Rata-rata Daya Hantar Listrik Tanah Sawah akibat Bencana Tsunami.

Kedalaman Lapisan (cm) Jarak (X)

0-20 * 20-40 **

------------------ µmhos/cm ----------------------

X0 (0 m)

X1 (500 m)

X2 ( 1000 m)

X3 (1500 m)

332.50 b

433.75 b

663.75 ab

1112.50 a

257.25 b B

246.25 b B

440.00 b B

816.25 a A

* = berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata (Uji Duncan 5%) dan yang huruf besar berbeda sangat nyata (Uji Duncan 1%).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 32: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Dari Tabel 3 dapat diketahui jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami

dengan yang terkena Tsunami pada jarak X3 menunjukkan DHL tanah tertinggi

pada kedalaman 0- 20 cm dan berbeda nyata pada jarak X0 dan pada jarak X1,

tetapi berbeda tidak nyata pada jarak X2 . Pada kedalaman 20-40 cm DHL tanah

tertinggi juga terdapat pada jarak X3 dan berbeda sangat nyata dengan jarak X0,

X1 dan X2.

Hubungan Tsunami terhadap DHL tanah pada kedalam 0-20 cm dan 20-

40 cm dapat dilihat pada Gambar 4

Ŷ 20-40 cm = 159.33+0.3742X,r = 0.911200

Ŷ 20-40 cm = 250.12+ 0.514X, r = 0.961000

800

Nila

i DH

L Ta

nah

( µm

hos/

cm))

600 0-20 cm

400 20-40 cm

200

0 0 1500 500 1000

Jarak (m) pada Kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

Gambar 5. Hubungan antara DHL Tanah dengan Jarak dari Daerah yang Tidak

Terkena Tsunami

Berdasarkan hasil analisa regresi dapat diketahui bahwa hubungan jarak

dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami terhadap

DHL tanah dinyatakan dengan masing-masing persamaan regresi linier yaitu

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 33: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Ŷ = 250.12 + 0.514X dan Ŷ = 159.33+0.3742X dengan masing-masing nilai r =

0.96 dan 0.91.

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa DHL tanah dengan jarak dari daerah

yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami bersifat linier positif

dimana semakin jauh dari daratan DHL tanah semakin meningkat.

b. ESP Tanah

Data dan sidik ragam ESP ( exchangeable sodium percentage) tanah pada

kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm dapat dilihat pada Tabel Lampiran 42- 45.

Hasil analisis statistik terhadap data ESP tanah menunjukkan bahwa pengaruh

jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami

berpengaruh tidak nyata pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm terhadap ESP

tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata ESP Tanah akibat Bencana Tsunami

Kedalaman Lapisan (cm) Perlakuan

0-20 tn 20-40 tn

------------------ % ----------------------

X0 (0 m)

X1 (500 m)

X2 ( 1000 m)

X3 (1500 m)

14.17

12.85

15.05

13.66

13.99

13.03

12.96

12.61

Ket : tn = tidak nyata

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 34: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa kadar ESP tanah sawah yang terkena

Tsunami lebih rendah tetapi berbeda tidak nyata dibandingkan dengan ESP tanah

sawah yang tidak terkena Tsunami pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm.

2. Sifat Kimia Tanah

a. Kemasaman Tanah (pH H2O)

Data dan sidik ragam pH tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2-5. Hasil analisis statistik terhadap data pH

tanah menunjukkan bahwa pengaruh jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami

dengan yang terkena Tsunami berpengaruh sangat nyata pada kedalaman 0-20 cm

dan 20-40 cm terhadap pH tanah. pH tanah sawah yang terkena Tsunami

meningkat sangat nyata dibandingkan dengan pH tanah sawah yang tidak terkena

Tsunami pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. Uji beda rataan antar perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata pH Tanah akibat Bencana Tsunami

Kedalaman Lapisan (cm) Perlakuan

0-20 ** 20-40 **

X0 (0 m)

X1 (500 m)

X2 ( 1000 m)

X3 (1500 m)

6.77 c B

6.82 c B

7.07 b B

7.53 a A

7.04 c B

7.06 c B

7.26 b B

7.62 a A

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata (Uji Duncan 5%) dan yang huruf besar berbeda sangat nyata (Uji Duncan 1%).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 35: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Berdasarkan hasil analisa regresi dapat diketahui bahwa hubungan jarak

dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami terhadap

pH tanah dinyatakan dengan masing-masing persamaan regresi kwadratik dan

linier yaitu Ŷ = 6.7705 – 0.0001T + 0.0007T2 dan Ŷ = 6.954 + 0.0004T dengan

masing-masing nilai R2 = 1.00 dan 0.93. Hubungan jarak dari daerah yang tidak

terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami terhadap pH tanah pada kedalam

0-20 cm dan 20-40 cm dapat dilihat pada Gambar 6.

20-40 cm 0-20 cm

7.80

7.60

7.40

7.20

7.00

6.80

6.60

= 6.7705 - 0.0001X+0.0000004X2, R2 = 1 2 , 2 Y min = 6.76 pada X = 125 m

Ŷ 0-20 cm

= 6.954+0.0004X,r = 0.93

Ŷ 20-40cm

pHTa

nah

0 1500 500 1000Jarak (m) pada Kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

Gambar 6. Hubungan antara pH Tanah dengan Jarak dari daerah yang tidak

terkena Tsunami

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa hubungan pH tanah pada kedalaman

0-20 cm dengan jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang

terkena Tsunami bersifat kwadratik. pH tanah terendah diperoleh pada jarak 125

m yaitu sebesar 6.76. Pada ke dalaman 20-40 cm pH tanah dengan jarak dari

daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami bersifat linier

positif dimana semakin jauh dari daratan pH tanah semakin meningkat.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 36: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

b. N Total Tanah

Data dan sidik ragam N total tanah pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10-13. Hasil analisis statistik terhadap data N

total tanah menunjukkan bahwa pengaruh jarak dari daerah yang tidak terkena

Tsunami dengan yang terkena Tsunami berpengaruh nyata pada kedalaman 0-20

cm, tetapi pada kedalaman 20-40 cm berpengaruh tidak nyata terhadap N total

tanah. Kadar N total tanah sawah yang terkena Tsunami menurun dengan nyata

pada jarak 1500 m pada kedalaman 0-20 cm tetapi pada kedalaman 20-40 cm

menurun secara tidak nyata dibandingkan dengan N total tanah sawah yang tidak

terkena Tsunami. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata N Total Tanah akibat Bencana Tsunami

Kedalaman Lapisan (cm) Jarak (m)

0-20 ** 20-40 tn

------------------ % ----------------------

X0 (0 m)

X1 (500 m)

X2 ( 1000 m)

X3 (1500 m)

0.11ab AB

0.12 a A

0.11 ab AB

0.09 b B

0.06

0.08

0.06

0.04

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata (Uji Duncan 5%) dan yang huruf besar berbeda sangat nyata (Uji Duncan 1%).

** = sangat nyata dan tn = tidak nyata

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jarak dari daerah yang tidak terkena

Tsunami dengan yang terkena Tsunami pada jarak X2 (0.12 %) pada kedalaman

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 37: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

0-20 cm menunjukkan N total tanah tertinggi dan berbeda sangat nyata dengan

jarak X3.. Pada kedalaman 20-40 cm N total tanah tertinggi juga dijumpai pada

jarak X2, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Berdasarkan hasil analisa regresi dapat diketahui bahwa hubungan jarak

dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami terhadap N

total tanah pada kedalaman 0-20 cm dinyatakan dengan persamaan regresi

kwadratik yaitu Ŷ = 0.1105 + 0.00003X – 0.00000003X2 dengan nilai R2 =

0.99.

Hubungan jarak dari daerah yang tidak terkena Tsunami dengan yang

terkena Tsunami terhadap N total tanah pada kedalam 0-20 cm dapat dilihat pada

Gambar 7.

0.15

0.1

0.05

0

Y max =0.118% pada T =500 m

, R R2= 0,99Ŷ= 0.1105+ 0.00003X-0.00000003X2

N T

otal

Tan

ah (%

)

1500 0 500 1000

Jarak Pengambialn Contoh Tanah dengan Kontrol (m)

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 38: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Gambar 7. Hubungan antara N Total Tanah dengan Jarak dari Daerah yang

Tidak Terkena Tsunami

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa hubungan N total tanah pada daerah

yang tidak terkena Tsunami dengan yang terkena Tsunami bersifat kwadratik.

Nitrogen tanah tertinggi diperoleh pada jarak 500 m yaitu sebesar 0.118%.

c. P- tersedia Tanah, Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium Dapat ditukar

Kapasitas Tukar Kation Tanah dan Kejenuhan Basa semuanya berbeda tidak

nyata.

3. Vegetasi di sekitar tanah sawah yang terkena Tsunami

Pada lokasi penelitian sawah yang terkena Tsunami saat ini hanya ditumbuhi

oleh rerumputan. Sawah ini belum pernah tersentuh oleh perlakuan apapun, tidak

seperti sawah terkena Tsunami lainnya.

Jenis – jenis yang ada di sawah yang terkena Tsunami adalah :

1. Commelina diffusa Burm. F

2. Emilia Sconchifolia

3. Sporobolus diander

4. Echinochloa crus galili (L)

5. Fimbristylis Miliacea

6. Echinochaloa Glabrescens

(Nasution, U., 1983)

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 39: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Pembahasan

1. Sifat Físika

Daya hantar listrik tanah meningkat sangat nyata pada tanah sawah yang

terkena Tsunami dibanding dengan tanah sawah yang tidak terkena Tsunami. Hal

ini diduga adanya peningkatan kation kation basa di dalam tanah, dan kation basa

tersebut dapat bereaksi dengan Cl – dan SO42- membentuk senyawa garam,

sehingga daya hantar lisrtrik tanah meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian

Afrida E, 1998 dan pendapat Jacson,1958 dalam Sutarta, 1990, bahwa dengan

penambahan garam NaCl Dan KCl ke dalam tanah dapat meningkatkan daya

hantar listrik tanah secara nyata dibanding tanpa pemberian NaCl dan KCl

menurut Hakim, N, dkk, 1986, bila daya hantar listrik tanah berkisar 750 – 2250

µmhos/cm tergolong tinggi dan pada jarak bahwa daya hantar listrik tanah pada

jarak 1500 m dari tanah sawah yang tidak Tsunami tergolong sangat tinggi , tetapi

dari titik nol sampai dengan jarak 1000 m tergolong sedang.

DHL tanah yang tinggi dapat mengakibatkan laju permiabilitas tanah

menurun akibat rusaknya struktur tanah dan plasmolisis sehingga bila ditanamani

dengan padi sawah diduga akan mengalami gangguan pertumbuhan (Elpido, S.,

2006).

Untuk membuat tanah salin dapat ditanami, pencucian garam yang

berlebih dengan irigasi biasanya dilakukan. Untuk itu diperlukan metode irigasi

yang tepat dan penggunaan air irigasi dengan kualitas garam yang tepat. Dalam

hal ini, Daya Hantar Listrik (DHL) sering dipakai sebagai indeks bahasa salinasi.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 40: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Bahasa salinasi dianggap rendah jika air irigasi yang digunakan mempunyai 0,75

mmho/cm (Tan,1998).

Dengan curah hujan yang tinggi di Propoinsi Aceh (1.600 mm per tahun di

Banda Aceh, 2.000 di Aceh Timur dan 3.500 mm di Aceh Barat), hasilnya cukup

positif. Bagaimanapun juga, pastikan bahwa air tersbut benar-benar melewati

zona perakaran untuk melaksanakan fungsinya. Sebagai tambahan beberapa

wilayah dipantai timur pada kenyatannya cukup kering pada kenyataannya cukup

kering, sehingga dibutuhkan pendekatan yang lebih teliti (Mercy Corps, 2006)

Drainase yang baik sama pentingnya dengan air bersih untuk mencuci

secara efektif garam dari suatu lahan. Kecuali jika daya serap alami tanah dan

kondisi drainase yang baik memungkinkan terjadinya perlokasi air dan drainase

dari lahan, pencucian mungkin merupakan satu satunya cara yang berhasil

walaupun tidak seluruhnya, sekalipun dengan menggunakan air berkualitas baik.

Secara ideal, membersihkan endapan Lumpur debu pada saluran drainase

merupakan faktor penting lainnya dari proses rehabilitasi. Memperbaiki kondisi

drainase permukaan dengan cara menggali saluran dari lahan sawah adalah adalah

alternative yang efektif. Pengelontaran secara tepat, dengan atau tanpa

pencampuran juga dapat dipertimbangkan untuk kondisi-kondisi tertentu . Untuk

tanaman-tanaman lahan kering bernilai ekonomi yang ditanam dalam kondisi

basah, pembangunan dengan sangat direkomendasikan untuk menjamin kondisi

yang paling baik cocok bagi akar tanaman (Elpido, S., 2006).

ESP tanah juga tidak berbeda nyata akibat Tsunami . Hal ini sejalan

dengan tidak adanya pengaruh nyata terhadap parameter kation basa yang dapat

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 41: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

dipertukarkan sehingga secara ESP juga tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan

nilai ESP sangat ditentukan oleh besarnya nilai kation-kation yang dapat

dipertukarkan.

2. Sifat Kimia

Setelah data diolah secara statistik dapat diketahui bahwa tanah sawah

yang terkena sunami berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah

dibandingkan dengan tanah sawah yang tidak terkena Tsunami. Adanya

peningkatan pH tanah hal ini diduga bahwa dengan terjadinya Tsunami maka

terjadi peningkatan kation - kation basa terutama Na, K, Mg yang bersumber dari

air laut dimana kation basa tersebut terakumulasi di dalam tanah dan membentuk

senyawa-senyawa basa sehingga pH tanah meningkat.

Menurut (Hakim, dkk., 1986) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

pH tanah adalah macam kation yang terjerap dalam koloid tanah, bila tanah

tersebut mengandung natrium lebih tinggi akan menyebabkan nilai pH tanah lebih

tinggi walaupun kejenuhan basa tanahnya sama. Hal ini disebabkan oleh koloid

yang kaya Na sukar mendisosiasikan ion hidrogen sehingga sumbangan ion

hidrogen rendah sekali dalam larutan tanah. pH tanah menentukan mudahnya

unsur hara diserap tanaman pada pH tanah mendekati netral, karena pada pH

tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.

Kadar Nitrogen total tanah menurun secara nyata akibat Tsunami pada

kedalaman 0-20 cm pada jarak 1500 m dari tanah sawah yang tidak terkena

Tsunami , tetapi pada kedalam 20-40 cm kejadian Tsunami berpengaruh tidak

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 42: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

nyata terhadap kadar nitrogen total tanah. Adanya penurunan kadar nitrogen total

tanah hal ini disebabkan bahwa tanah sawah yang terkena Tsunami terjadi

peningkatan kadar garam tanah sehingga vegetasi yang tumbuh di lahan tersebut

terbatas akibatnya penambahan bahan organik tanah sangat sedikit yang

mengakibatkan nitrogen dalam tanah menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat

Harjowigeno, (1986) bahwa salah satu sumber unsur hara nitrogen adalah dari

bahan organik tanah yang telah mengalami proses dekomposisi secara sempurna.

Hasil rata-rata kadar nitrogen total tanah juga termasuk rendah bila dibanding

dengan kriteria kesuburan tanah menurut LPP Bogor.

Fungsi Nitrogen adalah memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman

untuk pertumbuhan protein. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N,

berwarna lebih hijau dan segar. Sebaliknya yang kekurangan N tanaman akan

menjadi kerdil karena pertumbuhan terhambat, daun-daun akan berwarna kuning

dan keguguran..

P-tersedia tanah menurun secara tidak nyata pada kedalaman 0-20 cm

akibat Tsunami dibanding dengan tanah sawah yang tidak kena Tsunami, tetapi

pada kedalaman 20-40 terjadi peningkatan P-tersedia tanah tetap juga secara tidak

nyata. Tidak adanya pengaruh Tsunami terhadap P-tersedia tanah hal ini diduga

bahwa air laut yang masuk ke dalam tanah tidak banyak mengandung hara fosfor,

tetapi bila kita bandingkan dengan kriteria kesuburan tanah menurut LPP Bogor

rata-rata ketersediaan P-tanah tinggi di semua jenis tanah yang diamati.

Kalium dapat ditukar secara tidak nyata meningkat pada jarak 1500 m dari

tanah sawah yang tidak kena Tsunami. Hal ini diduga pada tanah sawah yang

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 43: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

lebih dekat kepantai lebih tinggi kandungan kaliumnya yang kemungkinan besar

berasal dari rembesan air laut yang lebih besar dibanding dengan yang lebih jauh

dari tepi pantai. Hal ini sejalan dengan Hakim, dkk., (1986) bahwa salah satu

sumber unsur hara kalium adalah air laut, dimana air laut tersebut mengandung

lebih kurang 0.04 % K2O. Rata-rata kalium dapat ditukar juga tergolong rendah

bila kita bandingkan dengan kriteria kesuburan tanah menurut LPP Bogor

Tsunami berbeda tidak nyata terhadap magnesium dapat ditukar, hal ini

diduga bahwa kadar garam yang berasal dari air laut yang terbawa kandungan

magnesiumnya rendah sehingga tidak mempengaruhi ketersediaan magnesium

tanah, tetapi bila kita bandingkan dengan kriteria kesuburan tanah menurut LPP

Bogor rata-rata magnesium yang dapat dipertukarkan disemua jenis tanah yang

diamati tergolong tinggi hal ini diduga pada dasarnya tanah tersebut mengandung

magnesium yang tinggi yang mungkin berasal dari mineral primer tanah seperti

biotit, dolomit dal lain-lain.

Kalsium dapat ditukar berpengaruh tidak nyata akibat Tsunami. Hal ini

diduga bahwa kadar garam yang berasal dari laut tidak mempengaruhi kalsium

tukar hal ini disebabkan sumber utama kalsium adalah dari mineral tanah seperti

kalsit dan dolomit melalui proses pelapukan.

Tsunami juga tidak berpengaruh nyata terhadap Natrium dapat ditukar, hal

ini diduga bahwa Tsunami yang terjadi adalah dalam waktu singkat sehingga tidak

terjadi penggenangan yang lama pada tanah-tanah sawah, disamping itu diduga

terjadi proses pencucian akibat di daerah Aceh umumnya rata-rata curah hujan

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 44: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

tinggi. Rata-rata natrium tukar tanah termasuk sedang bila kita bandingkan dengan

kriteria kesuburan tanah menurut LPP Bogor.

Kapasitas tukar kation tanah dan kejenuhan basa berpengaruh tidak nyata

akibat Tsunami. Hal ini diduga bahwa KTK tanah dipengruhi oleh reaksi tanah,

tekstur tanah, jenis mineral liat, bahan organik tanah dan pengapuran Hal ini juga

didukung oleh Foth, H.D., (1988 ) bahwa semakin tinggi pH tanah KTK tanah

akan semakin meningkat demikian juga kadar bahan organik tanah dan

pengapuran tanah juga akan meningkatkan KTK tanah, dan rata-rata KTK tanah

yang diamati termasuk kriteria sedang bila kita bandingkan dengan kriteria

kesuburan tanah menurut LPP Bogor . Rata-rata kejenuhan basa tergolong rendah

bila kita bandingkan dengan kriteria kesuburan tanah menurut LPP Bogor hal ini

diduga rendahnya kation tukar seperti K, Na dan Ca sehingga walaupun Mg tukar

tinggi kalau kation yang lain rendah maka akan mempengaruhi rata-rata

kejenuhan basa tanah.

Bila dilihat parameter rata-rata kesuburan tanah secara keseluruhan

termasuk dalam kriteria rendah kecuali P-tersedia dan Mg tukar,baik pada tanah

sawah yang terkena Tsunami maupun yang tidak untuk itu perlu penambahan

unsur hara N, K dan Ca baik melalui pupuk buatan mapun pupuk organik agar

terjadi peningkatan ketersediaan unsur hara bagi tanaman padi, karena unsur hara

tersebut merupakan unsur hara makro yang diperlukan dalam jumlah relatif

banyak bagi tanaman.

Penggunaan Pupuk nitrogen (N) dalam bentuk urea dilahan sawah dengan

cara disebar memberikan efisiensi yang sangat rendah (20-30%). Lebih dari dari

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 45: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

70 %urea yang hilang melalui proses volatilisasi amonia (NH3), nitrifikasi –

denitrifikasi, imobilisasi N oleh jasad mikro, pencucian dan fiksasi NH4 oleh

tanah. Diantara mekanisme trsebut yang terbesar adalah volatisasi amonia

(NH3+) karena sumber N utama pada padi sawah adalah urea. Efisiensi

pemupukan nitrogen ditingkatkan dengan membenamkan pupuk urea ke lapisan

reduksi untuk menekan kehilangan N (Wetselaar et al., 1984).

Pengelolaan hara tanah dioptimalkan dengan menggunakan pupuk organik

dan hayati disamping pupuk anorganik. Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam

bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan. Pemakaian pupuk organik

segar memerlukan jumlah yang sangat banyak, sulit penempatannya, memerlukan

waktu dekomposisi yang lama. Namun demikian hal ini justru bermanfaat untuk

konservasi tanah dan air, karena dapat melindungi permukaan tanah dari percikan

air hujan. Pengomposan bahan organik dari sisa tanaman dan kotoran ternak akan

memperkecil volume bahan dasar dan mematangkan pupuk sehimgga hara segera

tersedia bagi tanaman (Setyorini, dkk., 2004).

4. Vegetasi di sekitar tanah sawah yang terkena Tsunami

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, tanah sawah yang terkena

Tsunami hanya ditumbuhi dengan gulma. Gulma adalah tumbuh-tumbuhan

(tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga

menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia.

Tumbuhan yang lazim menjadi gulma mempunyai beberapa ciri yang khas

yaitu : pertumbuhan cepat, mempunyai daya saing yang kuat dalam perebutan

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 46: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

faktor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana

lingkungan yang ekstrim, mempunyai daya berkembang biak yang besar baik

secara generatif atau vegetatif atau kedua-duanya, alat perkembang-biakanya

mudah tersebar melalui angin, air maupun binatang (Swaminatan, 1983).

Jenis yang banyak dijumpai adalah Commelina diffusa Burm. F,

Tumbuhan ini lazim dijumpai dan tumbuh dengan rapat serta tebal pada tanah

lembab, ditepi parit, sungai , didekat tumpukan sawah dan ditepi jalan.

Penyebarannya meliputi 1-2000 m diatas permukaan laut (Nasution, U., 1983).

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 47: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanah sawah yang terkena Tsunami masih dapat ditanami dengan tanaman

padi dan Tsunami di lahan persawahan tidak berpotensi merusak lahan

2. Tsunami memberi pengaruh sangat nyata terhadap pH tanah di kedua lapisan

yang diamati dan juga terhadap DHL tanah pada kedalaman 0-20 cm memberi

pengaruh nyata tetapi pada kedalam 20-40 keduannya tidak memberikan

pengaruh.

3. Tsunami memberi pengaruh tidak nyata terhadap parameter P-tersedia tanah,

kalium, natrium, kalsium dan magnesium dapat ditukar, KTK tanah, KB tanah

dan kejenuhan basa.

4. Faktor pembatas dalam budidaya tanaman padi pada tanah sawah akibat

Tsunami adalah DHL tanah yang tergolong tinggi pada jarak 1500 m dari

tanah sawah yang tidak terkena Tsunami, tetapi pada parameter yang lainnya

berbeda tidak nyata dengan tanah sawah yang tidak terkena Tsunami

5. Berdasarkan hasil analisis tanah dan data statistika tanah sawah yang terkena

Tsunami masih dapat ditanamai sesuai dengan perlakuan tanah sawah yang

tidak terkena Tsunami sampai jarak 1000 m dari tanah sawah yang tidak

terkena Tsunami.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 48: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

2. Saran

1. Tanah sawah yang terkena Tsunami masih dapat ditanami padi sawah

sampai jarak 1000 m dari tanah sawah yang tidak terkena Tsunami

karena tidak mengalami perubahan fisika dan kimia tanah yang

berbeda dengan tanah sawah yang tidak terkena Tsunami .

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 49: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S, 1993. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Prasetyo, B.H., Ningsih, J.S., Subagyono, K. dan Simanungkalit, R.D.M. 2004.

Mineralogi, Kimia, Fisika dan Biologi Tanah. Di dalam : Agus, F., Adimiharja, A., Hardjowigeno, S., Muzakkir, A., Hartatik, W., 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agrolimat, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

[Bapenas] Badan Pengawasan Nasional. 2005. www. Bapenas.go.id Boiran . 2004. Proses Degradasi Lingkungan. Pusat Penelitian Lingkungan

Hidup Universitas, Darussalam Nanggoe Aceh Darussalam. Conrad.R. 1989. Control of Methane Production Interestoril Ecosystem. In

Andrea MO, New York. 472 Hal Cyio, M.B. 2003. Studi Perubahan Karakteristik Kimia Ultisol Palolo Akibat

Lama dan Tinggi Genangan. Agroland. 10(3):222-228. Darma, S. 2003. Pengaruh penggenangan dan pemberian bahan organik

terhadap potensial redoks, pH, Status Fe, P dan AL dalam Larutan Tanah pada Ultisol Kulawi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agroland. 10(2):119-125.

Darmawijaya.M.I. 1997. Klasifikasi Tanah. UGM Press, Yokyakarta. 411 Hal Dobermann A, Fairhurst T. 2000. Rice. Nutrient disorders & nutrient

managemen. Handbook series. Potash & Phospate Institude of Canada (PPIC) dan Internatioanal Rice Research Institude. Hal 191.

FAO, 2004. Srategy and Program Planning Framework for Rehabilitation

and Reconstruction of the Agriculture Sector in the Tsunami Affected Areas of North Sumatera, Indonesia. 19pp.

FAO, 2005. A Framework for Reclamation Action Plan for Affected Soils. FAO,

Rome. Greenland, D.J., 1997. The Sustainability of Rice Farming. CAB International,

New York, USA and IRRI, Los Banos, Laguna Philippinies.273p.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 50: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Gomez, K,A,. and Gomez, A.A,. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian

Pertanian. UI Press. Hakim, N., Lubis,A.M., Nugroho,S.G., Diha, M.A., Honh, G.B., Bailey, H.H,

1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. 488 hal.

Harjowigeno, 1996. Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor. Ismunandji.M.S., Partoharjo.M.Syam dan Widjono.A. 1998. Padi. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. BPPTP Bogor. 186 Hal. Indranada, H.K.,1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. PT Bina Aksara.

Jakarta. 88 hal. [IRRI] 2006. Tsunami and Rice/ How Do You MeasureSoil Salinity. http : //

Knowledgebank : irri.org htm Kasinius, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kasinius. Cetakan Pertama,

Yokyakarta. Kuswandi, 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Penerbit Kasinius Yokyakarta.

Liu Zhi – Juang. 1985. Oxidation-Reductin Potensial in Physical Chemistry of Paddy Soil. Edited by Yu Tian-Ren. Science Press-Beijing.208 Hal.

Mercy Corps,2006. 20 Hal Untuk Diketahui tentang dampak laut pada lahan

pertanian dipropinsi NAD. Hhttp.// aceh mercy corps. Org IndeX. Phpl optien – com – content & task = view & id= itemid = 988 jang = id.

Musa, L, Muklis, 2006. Kimia Tanah. Departemen Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Noto Hadi Prawiro, T, 1998. Tanah dan Lingkungan. Penerbit Dirjen DIKTI

Depdikbud, Jakarta. Nursyamsi.D., Hasanuddin. A., Suryadi.M.E. 2000. Laporan Penelitian

Pengaruh Pengelolaan Hara dan Drainase terputus Terhadap Fe 3+ dan Pertumbuhan Tanaman Padi Pada Lahan Sawah Baru di Tanah Ultisol Bandar Abung Lampung. Agroklimat. Bogor. 47-58.

Patrick and Redy. 1978. Chemical Characteristise of Some Soils of The

RiceArea of Lovisian LA.307p.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 51: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

Prasetyo, B.H., Ningsih, J.S., Subagyono, K. dan Simanungkalit, R.D.M. 2004.

Mineralogi, Kimia, Fisika dan Biologi Tanah. Di dalam : Agus, F., Adimiharja, A., Hardjowigeno, S., Muzakkir, A., Hartatik, W., 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agrolimat, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Rahman, A, 2005. Bagaimana Sumber Daya Lahan di NAD PascaTsunami,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agrolimat, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Sanchez.P.A. 1976. Properties and Management of Soil in The Tropics. 1 st

Edition. Terjemahan Amir Hamzah dan Pengelolaan dalam Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. 1993. Penerbit ITB. Bandung. 279 Hal.

Setyorini, D., Widowati, L.R., dan Rochayati, S., Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah Intensifikasi. Di dalam : Agus, F., Adimiharja, A., Hardjowigeno, S., Muzakkir, A., Hartatik, W., 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agrolimat, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Suparyono, 1997. Budidaya Padi. Mengatasi Permasalahan. Penebar Swadaya,

Jakarta. Soflantila,E. 2005. Merayakan Panen Perdana. http:// Indonesia mercycorps.

Org/indek.php?option =com.content&task=nw&id=38 & itemid=38lang=id

Swaminatan, 1983. Permasalahan Lapangan tentang Padi di Daerah Tropika. Penerjemah ; Untung, K., Lanya, H., dan Rusyadi, Y. Lembaga Penelitian

Padi International. Los Banos Laguna Philippines. Sys, C. 1985. Evaluation of the physical Enviroment for Rice Cultivation.p.31-

44. In IRRI (1985) Soil Physics and Rice. International Rice Research Institute. Los Banos, Laguna, Philippines.

Tan K. H, 1998. Dasar-Dasar Kimia Tanah. UGM Press. Yokyakarta. Usman, U., 1983. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet

Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa.

Utomo, M dan Nazaruddin, 1996. Bertanam Padi Sawah. Tanpa Olah Tanah.

Penebar Swadaya. Jakarta. 52 hal.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008

Page 52: KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN TANAH SAWAHrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6574/1/057004017.pdf · karakteristik dan pengelolaan tanah sawah . yang terkena bencana tsunami

[WALHI} Wahana Lingkungan Hidup Aceh, 2006. Status dan Sebaran Logam

Berat di Lokasi Bencana Tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Wetselaar, R., Sri Mulyani, Hadiwahjono, J. Prawirasumantri and A.M.

Damdam.1984. Deep Point-Placed Urea in a Flooded Soils Research Result in West Java. Proceedings of wokshop on Urea

Yuwono, N.W. dan Rosmarkan, A, 2006. Ilmu Kesuburan Tanah. Kasinius

Yokyakarta. 224 hal.

Muslimah: Karakteristik Dan Pengelolaan Tanah Sawah Yang Tekena Bencana Tsunami Stelah 2,5 Tahun, 2007. USU e-Repository © 2008