karakterisasi uv-vis pada studi awal penumbuhan cnt dengan … · 2020. 4. 16. · prosiding skf...
TRANSCRIPT
PROSIDING SKF 2018
220 4 Desember 2018
Karakterisasi UV-Vis pada Studi Awal Penumbuhan
CNT dengan Prekursor Nanokatalis Ag Menggunakan
Metode HWC In Plasma-VHF-PECVD
Ajeng Eliyana1,a), Euis Sustini1,b) dan Toto Winata1,c)
1Laboratorium PECVD (Plasma Enhanced Chemical Vapour Deposition),
Kelompok Keilmuan Fisika Material Elektronik,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
b) [email protected] c) [email protected]
Abstrak
Telah dilakukan penumbuhan nanokatalis Perak (Ag) di atas substrat gelas Corning 7059 dengan metode
evaporasi dan diikuti proses annealing pada suhu 400 0C selama 4 jam. Karakterisasi morfologi nanokatalis
Ag menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Studi selanjutnya yang telah dilakukan adalah
penumbuhan lapisan tipis CNT di atas substrat nanokatalis Ag dengan metode HWC In Plasma-VHF-PECVD
pada temperatur deposisi 275 oC dan tekanan 300 mTorr. Daya rf yang digunakan yaitu 8 watt, dengan waktu
deposisi selama 60 menit. Sumber karbon yang digunakan adalah gas metan (CH4) 99,999 %. Gas hidrogen
(H2) digunakan untuk mengetsa lapisan oksida yang mungkin terbentuk selama proses pra-deposisi. Diameter
dan panjang CNT di atas Ag/CG 7059 masing-masing sekitar 393 nm dan 376 nm, untuk sebaran partikel yang
masih berbentuk bundel. Sedangkan diameter dan panjang untuk partikel yang berbentuk tube (CNT) masing-
masing 125 nm dan 2,989 m. Pada daya tersebut terlihat adanya material CNT tumbuh dengan arah tegak
lurus terhadap permukaan substrat dan sejajar permukaan substrat. Kakterisasi selanjutnya pada penumbuhan
lapisan tipis CNT ini yaitu menggunakan UV-Visible Dari hasil pengukuran ini dihasilkan band gap 2,096 eV.
Kata-kata kunci: Nanokatalis Ag, evaporasi, Uv-Vis, CNT, HWC In Plasma-VHF-PECVD
PENDAHULUAN
Sejak ditemukan oleh Iijima tahun 1991, Carbon Nanotube menjadi suatu objek penelitian yang terus
diminati oleh para peneliti baik secara teoritis maupun eksperimen [1]. Hal ini disebabkan karena material ini
mempunyai sifat fisika yang unik seperti sifat elektronik, mekanik yang tidak dimiliki oleh material-material
karbon yang lain sehingga menimbulkan suatu tantangan tersendiri [2]. Keunikan CNT ini bergantung pada
chirality yang dinyatakan dalam orientasi penggulungan lembaran graphene serta diameter CNT. Namun
kemampuan untuk menumbuhkan CNT dengan diameter tertentu masih mengalami banyak kendala. Beberapa
peneliti menyarankan untuk menggunakan nanokatalis dari golongan logam maupun logam transisi.
Nanokatalis logam berperan sebagai pemandu proses penumbuhan Carbon Nanotubes (CNT). Wei.Y.Y, dkk
telah melakukan eksperimen untuk melihat pengaruh ketebalan lapisan katalis logam terhadap pertumbuhan
PROSIDING SKF 2018
221 4 Desember 2018
CNT [3]. Dari hasil eksperimen ini diperoleh bahwa ada korelasi yang signifikan antara diameter CNT yang
dideposisikan pada reaktor PECVD dengan ukuran partikel katalis [3].
Upaya penumbuhan CNT pada dasarnya telah dilakukan di Laboratorium kelompok keahlian Fisika
Material Elektronik ITB dengan menggunakan pengembangan teknik PECVD yang dimodifikasi yang dikenal
dengan nama hot wire cell very high frequency–PECVD (HWC-VHF-PECVD). Dengan menggunakan metode
ini, Aljte (2006) telah berhasil menumbuhkan lapisan tipis CNT di atas katalis Al/ CG, Al/ Si (100), dan Ni/ Si
(100) pada temperatur rendah 275 oC dan tekanan chamber rendah 300 mTorr [4]. Pengembangan selanjutnya
yaitu dengan teknik Hot Wire Cell In Plasma-Very High Frequency-Plasma Enhanced Chemical Vapour
Deposition (HWC In Plasma-VHF-PECVD) di atas nanokatalis Ag/CG 7059 pada daya RF 8 Watt, dengan
waktu deposisi selama 60 menit [5]. Teknik ini menggunakan tambahan filamen panas sebagai pengurai gas
metana (CH4) yang dicampur dengan gas hidrogen sebagai gas sumber, sehingga molekul-molekul gas yang
mencapai daerah substrat sudah berbentuk radikal-radikal yang lebih sederhana.
Dengan pertimbangan hasil penelitian tersebut, dalam makalah ini akan dipaparkan karakterisasi UV-
Visible untuk penumbuhan material CNT dengan teknik HWC In Plasma-VHF-PECVD dan hanya
menggunakan nanokatalis monolayer. Karakterisasi menggunakan UV-Vis bertujuan untuk mengetahui band
gap atau celah pita energi yang dibentuk oleh CNT dengan nanokatalis Ag dan gas methane (CH4) yang
dicampur dengan gas hidrogen sebagai gas sumber sebagai pengurai. Laju deposisi optimum akan diperoleh
dengan memvariasikan daya rf yang berperan sebagai sumber pembangkit plasma. Melalui teknik ini
diharapkan dapat dihasilkan CNT pada temperatur rendah.
EKSPERIMEN
Proses awal pada penelitian ini yaitu penumbuhan nanokatalis Ag di atas substrat gelas Corning 7059
menggunakan metode evaporasi dengan variasi waktu penumbuhan, yaitu 50 detik, 25 detik, dan 14 detik [5].
Selanjutnya yaitu proses annealing. Proses annealing nanokatalis Ag dilakukan dengan alat furnace tube
selama 4 jam dalam temperatur 400 0C. Proses annealing ini dilakukan untuk membentuk pulau-pulau (islands)
sehingga ukuran dari nanokatalis Ag dapat terbentuk.
Proses yang terakhir adalah penumbuhan lapisan tipis CNT di atas substrat nanokatalis Ag akan dilakukan
dengan metode HWC In Plasma-VHF-PECVD. Parameter yang digunakan dalam penumbuhan CNT yaitu
temperatur deposisi 275 oC, tekanan 300 mTorr, laju aliran gas 80 sccm, temperatur HWC 800 oC, waktu
deposisi selama 60 menit, dan daya RF 8 Watt [5]. Dalam penumbuhan CNT, daya rf berperan sama yaitu
sebagai pembangkit medan listrik yang akan mempercepat tumbukan elektron yang menguraikan radikal-
radikal sederhana gas CH4 sebagai prekursor yang sampai di substrat. Sumber karbon yang digunakan adalah
gas metana (CH4) 99,999 %. Gas hidrogen (H2) dialirkan selama proses pra-deposisi untuk mengikis lapisan
oksida yang terbentuk. Lapisan tipis CNT yang terbentuk kemudian dikarakterisasi untuk mengetahui
keberadaan material CNT. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengukuran SEM [5], dan
UV-Vis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel nanokatalis Ag yang telah di-annealing selanjutnya dikarakterisasi untuk mengetahui morfologi
permukaan dan diameter nano-katalis yang telah ditumbuhkan menggunakan SEM. Sebaran ukuran dengan
variasi waktu penumbuhan ditunjukkan pada gambar 1, di mana sebaran ukuran untuk setiap sampel tidak
merata, sebaran ukuran kecil sampai sebaran ukuran yang besar dimungkinkan material Ag yang terbentuk.
Kemungkinan ini hanya dapat dibuktikan dengan penumbuhan CNT.
Dengan perlakuan temperatur dan waktu yang sama ketika annealing, sebaran ukuran untuk sampel dengan
waktu deposisi 14 detik ditunjukkan pada gambar 1c lebih homogen dibandingkan dengan waktu deposisi 50
detik (1a) dan 25 detik (1b), hal ini dimungkinkan sampel dengan katalis Ag yang lebih banyak 1a memerlukan
energi yang lebih besar untuk membentuk cluster-cluster, berbeda dengan sampel katalis Ag yang lebih sedikit
(Gambar 1b dan 1c), energi yang diperlukan lebih rendah sehingga clusters dari nanokatalis Ag dapat terbentuk
lebih baik. Ukuran rata-rata sebaran diameter kecil sampai sebaran diameter besar pada sampel 1 yaitu 65-350
nm (Gambar 1a). Untuk sampel 2 ukuran sebaran diameter yaitu 57-425 nm (Gambar 1b). Sedangkan ukuran
rata-rata sebaran diameter pada sampel 3 yaitu 33-394 nm (Gambar 1c) [5].
PROSIDING SKF 2018
222 4 Desember 2018
Secara umum dapat dinyatakan bahwa katalis Ag dengan waktu deposisi 14 detik merupakan katalis yang
lebih baik dibandingkan katalis dengan waktu deposisi 50 dan 25 detik. Walaupun dari gambar dan penjelasan
di atas terlihat sebaran ukuran untuk setiap sampel tidak merata, sebaran ukuran kecil sampai sebaran ukuran
yang besar dari material Ag yang terbentuk. Hasil ini akan diperkuat dari CNT yang akan diperoleh dari
penumbuhan dengan metode HWC In Plasma-VHF-PECVD .
(a) (b) (c)
Gambar 1. Citra SEM penumbuhan nanokatalis Ag dengan waktu deposisi (a) 50 detik, (b) 25 detik, (c) 14
detik [5].
Penelitian selanjutnya yaitu penumbuhan CNT dengan metode HWC di luar daerah gas masuk tepatnya di
antara dua elektroda, dan nanokatalis yang digunakan adalah nanokatalis Ag dengan waktu penumbuhan 14
detik. Material CNT yang ditumbuhkan dengan daya rf 8 watt yang ditunjukkan pada gambar 2, terlihat material
tumbuh dengan arah tegak lurus dan sejajar terhadap permukaan substrat. Diameter dan panjangnya masing-
masing 393 nm dan 376 nm untuk sebaran partikel yang masih berbentuk bundel, sedangkan diameter dan
panjang untuk partikel yang berbentuk tube (CNT) masing-masing 125 nm dan 2,99 m. Bentuk CNT yang
lurus di atas permukaan substrat menunjukkan ciri-ciri CNT yang ditumbuhkan oleh sistem PECVD. Hal ini
disebabkan energi listrik di dalam plasma cukup besar untuk meluruskan tabung CNT tersebut [5].
Gambar 2. Hasil SEM CNT/Ag/CG 7059 dengan daya rf 8 watt [5].
Pemberian daya rf yang lebih tinggi membantu dalam mekanisme penguraian gas yang lebih efektif, tetapi
daya RF yang terlalu tinggi menyebabkan gas lebih energetik sehingga menimbulkan terbentuknya radikal-
radikal terionisasi dalam plasma. Radikal-radikal ionik tersebut dalam batas tertentu akan berfungsi sebagai
peng-etsa kimiawi (chemical-etching) yang dapat mengikis permukaan lapisan yang telah terbentuk, yang biasa
dikenal dengan bombardement ion (ionic bombardment). Selain itu, radikal-radikal tersebut akan tumbuh di
daerah yang tidak mengandung katalis, sehingga dikhawatirkan dengan kelebihan karbon akan membentuk
carbon amorf.
Hasil karakterisasi UV-Vis ditunjukkan pada gambar 3 di mana puncak-puncak absorbsi terjadi pada energi
antara 2-4 eV. Analisis selanjutnya bentuk spektrum absorbsi CNT dibandingkan dengan hasil penelitian CNT
sebelumnya. Bentuk spektrum absorbsi pada gambar 3 sedikit berbeda dengan bentuk spektrum absorbsi bundel
PROSIDING SKF 2018
223 4 Desember 2018
CNT yang dihasilkan oleh Latununuwe (2011) dan Elim dkk (2004) seperti terlihat pada gambar 4a dan 4b.
tetapi sesuai dengan model teoritis yang dikembangkan oleh Liang dkk (2000) bahwa energi foton antara 2 eV
dan 6 eV menunjukkan pasangan elektron-hole yang terjadi dari transisi -*. Di mana jika jari-jari tabung
CNT bertambah besar, maka puncak-puncak absorbsi berada di antara 2 eV dan 6eV. Sedangkan pada gambar
3 puncak-puncak absorbsi yang lebar energinya antara 2-4 eV dan resonansi plasmon dari material CNT ini
terjadi pada energi 2,53 eV atau pada panjang gelombang 491 nm. Hasil yang ditunjukkan sesuai dengan model
teoritis yang dikembangkan oleh Liang dkk (2000).
Gambar 3. Spektrum absorbsi CNT/Ag/CG 7059 pada daya rf 8 watt [5].
(a) (b)
Gambar 4. (a) Spektrum absorbsi CNT/Al/CG [4], (b) Spektrum absorbsi CNT di atas substrat kuars [4].
Hasil karakterisasi UV-Vis spektroskopi ditunjukkan juga pada gambar 5. Panjang gelombang yang ter-cover
pada rentang 350-650 nm, rentang tersebut merupakan rentang daerah gelombang cahaya tampak (visible).
Rentang gelombang tersebut memenuhi rentang panjang gelombang sel surya. Sehingga CNT ini dapat
diaplikasikan untuk sel surya.
2 3 40,0
0,1
0,2
0,3A
bso
rban
si (
a.u
)
Energi Foton (eV)
Resonansi
plasmon
pada
energi 2,53 eV
atau
panjang gelombang 491 m
PROSIDING SKF 2018
224 4 Desember 2018
Gambar 5. Hasil karakterisasi UV-Vis CNT (terhadap panjang gelombang)
Analisis selanjutnya dari hasil karakterisasi UV-Vis yaitu dalam menentukan nilai energi band gap, di mana
nilai energi band gap ini dapat ditentukan dengan menggunakan metode plot grafik Tauc, di mana pengukuran
ini dilakukan dengan menarik garis linier pada grafik hubungan ℎ𝜗 dan (ℎ𝛼𝜗)𝑛 sampai memotong sumbu ℎ𝜗,
seperti persamaan (1):
(ℎ𝛼𝜗)𝑛 = 𝐴(ℎ𝜗 − 𝐸𝑔) (1)
dengan ℎ adalah konstanta planck, 𝜗 adalah frekuensi, 𝐸𝑔 adalah band gap dan 𝐴 adalah konstanta
proporsional. Hasil analisis UV-Vis dalam menentukan nilai band gap CNT ditunjukkan pada gambar 6,
dimana nilai band gap pada CNT ini yaitu 2,096 eV.
Gambar 6. Grafik tauc plot spektrum absorbsi CNT/Ag/CG 7059 pada daya RF 8 Watt.
KESIMPULAN
Telah berhasil ditumbuhkan nano-katalis Ag dengan variasi waktu penembakan katalis Ag yaitu 50 detik, 25
detik, dan 14 detik di atas substrat gelas Corning 7059, pada temperatur annealing 400 0C selama 4 jam.
Sehingga dapat dikatakan waktu penembakan 14 detik sudah cukup baik untuk pembentukan nanokatalis logam
Ag, dan dapat digunakan sebagai prekursor untuk deposisi CNT dengan metode HWC In Plasma-VHF-PECVD
dan berdasarkan karakterisasi UV-Vis menunjukkan nilai band gap CNT/Ag/CG 7059 pada daya rf 8 watt
adalah 2,096 eV dengan rentang panjang gelombang yang ter-cover adalah 350-650 nm, rentang tersebut
merupakan rentang daerah gelombang cahaya tampak (visible). Rentang gelombang tersebut memenuhi
rentang panjang gelombang sel surya dan dari hasil penelitian ini menunjukkan CNT sudah dapat diperoleh
dengan HWC In Plasma-VHF-PECVD pada daya rendah.
1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,50,0
0,1
0,2
0,3
Ab
sorb
ansi
(a.
u)
Energi Foton (eV)
E=2,096 eV
350 400 450 500 550 600 650
0,0
0,1
0,2
0,3
Ab
sorb
ansi
(a.
u)
Panjang Gelombang (nm)
PROSIDING SKF 2018
225 4 Desember 2018
REFERENSI
1. S, Iijima. Helical microtubules of graphitic carbon. Nature. 354. 56. (1991).
2. R, Saito, G. Dresselhaus, and M.S. Dresselhaus. Physical Properties of Carbon Nanotube. London: Imperial College
Press.(1998). 3. Y.Y. Wei, G. Eres, V.I. Merkulov, and D.H. Lowndes.. Effect of Catalyst Film Thickness on Carbon Nanotube
Growth by Selective Area Chemical Vapor Deposition. App.Phys.lett. 78, 1394-1396. (2001).
4. A, Latununuwe. Penumbuhan Carbon Nanotube dengan Metode Hot Wire Cell-Very High Frequency-Plasma
Enhanced Chemical Vapor Deposition. Disertasi S-3 ITB. Bandung. (2011). 5. A. Eliyana, A. Rosikin, and T. Winata. Study of CNT Growth using Nanocatalyst Ag Precursor by HWC-VHF-
PECVD. AIP Conference Proceedings. 1656, 030016 (2015).
6. S. Kumar, P.N. Dixit, C.M.S.Rauthan, R. Sharma, M.Y. Khan, R. Bhattacharyya. Composition of glass substrates,
an important consideration for depositing adherent diamond-like carbon films. Jounal of Materials Science Letters, vol 19, hal 2055-2057, (2000).
7. Teo, K.B.K, Singh.C, Chhowalla.M, and Milne.W.I. Catalytic Synthesis of Carbon Nanotubes and Nanofibers.
Encyclopedia of Nanoscience and Nanotechnology. Vol X. (2003)
8. I. Yuliastuti, A. Subagio, Pardoyo. Modification Effect of Carbon Nanotubes by LiCl (CNTs/LiCl) on the Electrical Conductivity Character. Jurnal Sains dan Matematika. (2015).
9. Z.F. Ren, Z.P. Huang, J.W. Xu, J.H. Wang, P. Bush, M.P. Siegal, and P.N. Provencio, Science 282, 1105 (1998).
10. A. Latununuwe, A. Setiawan, P. Lubis, Yulkifli, T. Winata, and Sukirno, Proc. Nat. Phys. Seminar 2008, August 7,
Malang, Indonesia. (2008) 11. P. Lubis, A. Latununuwe, and T. Winata, Proc. 1st Int. Sem. Sci. Technol. Yogyakarta: Indonesia.(24 Januari 2009).
12. P. Lubis, A. Latununuwe, and T. Winata. Penumbuhan Nanopartikel Nikel dengan DC-Unbalanced Magnetron
Sputtering. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, Agustus, (2009).
13. Sukirno, S.Z. Bisri, L. Hasanah, Mursal, I. Usman. Low Temperature Carbon Nanotube Fabrication using Very High Frequency-Plasma Enhanced Chemical Vapour Deposition Method, Proc. ICSE, Kuala Lumpur, Malaysia. (2006).