kap) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/jurnal_skripsi.pdf · standar umum, standar...

25
1 Pengaruh Pengalaman kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika terhadap Kualitas Audit Nungky Nurmalita Sari Herry Laksito, SE., M. Adv., Acc., Akt ABSTRACT The research aims to determine the influence job experience, independency, objectivity, integrity, competency and ethics, a positive influence on audit quality. In This research, researchers examined the quality of audit in Public Accounting Firm (KAP) in Semarang by using independent variables, that is job experience, independency, objectivity, integrity, competency and ethics. The population in This research are all auditors who worked on the KAP in the city of Semarang. Sampling was conducted using a purposive sampling method and number of samples of 75 respondents. Primary data collection method used is questionnaire method. The data analysis technique used in This research is the technique of multiple regression analysis. Results from testing the hypothesis in this study indicate that work experience, independence, objectivity, integrity, competence and ethics have a positive and significant influence on audit quality. Simultaneously, all independent variables have a positive and significant influence on audit quality. Researchers suggest for future research in order to add more variable and than to extend the population. Keyword : job experience, independency, objectivity, integrity, competency, ethic, quality of audit.

Upload: vuonganh

Post on 03-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

1

Pengaruh Pengalaman kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika terhadap Kualitas Audit

Nungky Nurmalita Sari

Herry Laksito, SE., M. Adv., Acc., Akt

ABSTRACT

The research aims to determine the influence job experience, independency, objectivity, integrity, competency and ethics, a positive influence on audit quality. In This research, researchers examined the quality of audit in Public Accounting Firm (KAP) in Semarang by using independent variables, that is job experience, independency, objectivity, integrity, competency and ethics.

The population in This research are all auditors who worked on the KAP in the city of Semarang. Sampling was conducted using a purposive sampling method and number of samples of 75 respondents. Primary data collection method used is questionnaire method. The data analysis technique used in This research is the technique of multiple regression analysis.

Results from testing the hypothesis in this study indicate that work experience, independence, objectivity, integrity, competence and ethics have a positive and significant influence on audit quality. Simultaneously, all independent variables have a positive and significant influence on audit quality. Researchers suggest for future research in order to add more variable and than to extend the population. Keyword : job experience, independency, objectivity, integrity, competency, ethic, quality of audit.

Page 2: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat

bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan auditor

adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang

apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang diperiksa, membandingkan hasil dengan

kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan

rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan.

Tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan masih ada beberapa

akuntan publik yang melakukan kesalahan. Sebagai contoh, terdapat kasus keuangan dan

manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang

menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Winarto, 2002 dalam Christiawan, 2003).

Guna menunjang profesionalismenya, auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus

berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni

standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum merupakan

cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan

auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan

prosedur audit.

Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam meningkatkan keahlian

sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah diperoleh auditor. Dalam melaksanakan

audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapatan, auditor harus senantiasa bertindak

sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian

tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalaman-

pengalaman selanjutnya dalam praktik audit (SPAP, 2001 dalam Asih 2006).

Audit independen didefinisikan sebagai sikap mental yang tidak bias auditor dalam

membuat keputusan audit dan pelaporan keuangan (Bartlett, 1993 dalam Baotham et al.

2009). Atribut independensi adalah sebuah konsep yang sangat khusus untuk auditor.

Mempertahankan standar etika tertinggi untuk profesi akuntansi, independensi mengacu pada

kualitas yang bebas dari pengaruh, persuasi atau bias (Maury, 2000). Selain itu, auditor

independen diharapkan akan tanpa bias terhadap klien yang diaudit dan harus objektif kepada

mereka yang mengandalkan hasil audit (Maury, 2000). Demikian pula, independensi auditor

Page 3: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

3

mengacu pada kemampuan auditor untuk mempertahankan sikap mental yang objektif dan

tidak memihak (Sridharan et al, 2002 dalam Baotham et al. 2009).

Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa

atau pelayanan auditor (Arens dan Loebbecke, 2003 dalam Ibrani, 2007). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak

memihak, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan. Walaupun prinsip ini

tidak dapat diukur secara pasti, namun prinsip obyektivitas merupakan suatu keharusan,

artinya bahwa setiap anggota profesi wajib melaksanakan dan mengusahakannya.

Integritas juga merupakan komponen profesionalisme auditor. Integritas adalah

kepatuhan tanpa kompromi untuk kode nilai-nilai moral, dan menghindari penipuan,

kemanfaatan, kepalsuan, atau kedangkalan apapun. Pentingnya integritas berasal dari ide

bahwa profesi adalah "panggilan" dan membutuhkan profesional untuk fokus pada gagasan

bahwa mereka melakukan pelayanan publik. Integritas mempertahankan standar prestasi

yang tinggi dan melakukan kompetensi yang berarti memiliki kecerdasan, pendidikan, dan

pelatihan untuk dapat nilai tambah melalui kinerja (Mutchler, 2003).

Auditor membutuhkan sebuah kompetensi, termasuk pelatihan yang memadai dan

pengalaman dalam semua aspek pekerjaan seorang auditor. Lebih lanjut, saat ini profesi

auditor juga telah menempatkan peningkatan pada audit dan program pendidikan akuntansi

profesional untuk auditor untuk memastikan bahwa mereka tetap mengikuti ide-ide terbaru

dan teknik di bidang audit dan akuntansi. Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai

tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu

golongan tertentu atau individu (Sukamto , 1991 : 1 dalam Suraida, 2005). Menurut Suseno

Magnis (1989) dan Sony Keraf (1991) bahwa untuk memahami etika perlu dibedakan dengan

moralitas. Moralitas adalah suatu sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup

sebagai manusia.

Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan

standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (Independent), patuh

kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala

hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental.

Terkait dengan topik penelitian ini, beberapa penelitian mengenai pengalaman auditor

telah banyak dilakukan peneliti sebelumnya. Penelitian Budi dkk. (2004) dan Oktavia (2006)

tentang pengalaman kerja memberikan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh pengalaman kerja

terhadap pengambilan keputusan auditor, sementara dari penelitian Suraida (2005)

Page 4: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

4

menyatakan bahwa pengalaman audit dan kompetensi berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini auditor akuntan publik. Penelitian mengenai independensi yang dilakukan

oleh Christiawan (2002) dan Alim dkk., (2007) menunjukkan Independensi berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit bersumber. Berbeda dengan penelitian tersebut, hasil dari

penelitian Sukriah dkk., (2009) menunjukkan hasil bahwa independensi tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Penelitian terdahulu banyak yang lebih menekankan pada pengalaman kerja,

independensi, serta kompetensi auditor pada kantor akuntan publik, selain ketiga faktor atau

variabel tersebut, dalam penelitian Sukriah dkk., (2009) ditambahkan dua variabel lain yaitu

objektivitas dan integritas. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan satu variabel yaitu

etika auditor untuk dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dilakukan auditor

pada Kantor Akuntan Publik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Pengaruh Pengalaman kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas,

Kompetensi dan Etika terhadap Kualitas Audit”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

2. Apakah independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

3. Apakah objektivitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

4. Apakah integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

5. Apakah kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

6. Apakah etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, independensi,

objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor memiliki pengaruh yang positif terhadap

kualitas audit.

Page 5: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

5

B. TELAAH PUSTAKA

1. Landasan Teori

a. Auditing

Auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan

(Mulyadi, 2002). Menurut Arens & Leobbecke ; 1998 dalam Sofyan, 2009 mengatakan

auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang

dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan

independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan .

b. Kualitas Audit

Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas bahwa auditor akan baik dan benar

menemukan laporan kesalahan material, keliru, atau kelalaian dalam laporan materi keuangan

klien (DeAngelo, 1981 dalam Baotham et al., 2009). Audit kualitas telah didefinisikan dalam

berbagai cara. Beberapa definisi tentang kualitas audit meliputi 1) Probabilitas bahwa auditor

akan baik dan benar menemukan laporan kesalahan material, keliru, atau kelalaian dalam

laporan keuangan yang material, 2) Probabilitas bahwa auditor tidak akan mengeluarkan

laporan wajar tanpa pengecualian untuk laporan yang mengandung kesalahan material (Lee et

al, 1999 dalam Baotham et al., 2009), 3) Ketepatan pelaporan informasi auditor (Davidson

dan Neu, 1993), dan 4) Mengukur kemampuan audit untuk mengurangi kebisingan dan bias

dan meningkatkan ketelitian dalam data akuntansi (Wallace, 1980 dalam Baotham et al.,

2009).

c. Pengalaman Kerja

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan

potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan

sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih

tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang

diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Knoers & Haditono, 1999 dalam Asih,

2006). Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang

karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam

beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari

penyebab munculnya kesalahan.

Page 6: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

6

d. Independensi

Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak

dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak

hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak

lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002 dalam

Elfarini, 2007). Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri

auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 1998: 52 dalam Purba,

2009).

e. Objektivitas

Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau

pelayanan auditor. Objektivitas merupakan salah satu ciri yang membedakan profesi akuntan

dengan profesi yang lain. Prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor

(akuntan publik) untuk tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik

kepentingan (Wayan, 2005). Menurut Wibowo (2006) auditor menunjukkan objektivitas

profesional pada tingkat yang tertinggi ketika mengumpulkan, mengevaluasi, dan melaporkan

informasi kegiatan atau proses yang sedang diuji.

f. Integritas

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan

patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang

auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan

memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Sukriah, 2009). Kemudian

Wibowo (2006) menyebutkan integritas auditor internal menguatkan kepercayaan dan

karenanya menjadi dasar bagi pengandalan atas judgment mereka.

g. Kompetensi

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar (Rai, 2008 dalam Sukriah dkk., 2009). Dalam melakukan

audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai,

serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang

dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun

keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium (Suraida, 2005). Lee dan Stone (1995),

Page 7: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

7

mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat

digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Adapun Bedard (1986) dalam Sri lastanti

(2005:88) mengartikan keahlian atau kompetensi seseorang yang memiliki pengetahuan dan

ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.

h. Etika

Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan

tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu

(Sukamto , 1991 : 1dalam Suraida, 2005). Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal

yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Guna

meningkatkan kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk selalu menjaga standar perilaku

etis.

2. Kerangka Pemikiran

Secara diagramatis, kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut :

Kerangka Pemikiran Teoritis

(+) (+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

3. Pengembangan Hipotesis

a. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor

disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta

dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang

digeluti kliennya (Arens dkk., 2004 dalam Sukriah dkk., 2009). Kemudian penelitian

Christiawan (2002) dalam Sukriah dkk., (2009) mengatakan pengalaman akuntan publik akan

Pengalaman Kerja (X1)

Independensi (X2)

Objektivitas (X3)

Integritas (X4)

Kompetensi (X5)

Etika (X6)

Kualitas Audit (Y)

Page 8: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

8

terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas

transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas

pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing. Pengetahuan ini bisa didapat dari

pendidikan formal yang diperluas dan ditambah antara lain melalui pelatihan dan

pengalaman-pengalaman dalam praktek audit. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H1 : Pengalaman Kerja auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

b. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, 2001) menekankan betapa esensialnya

kepentingan publik yang harus dilindungi sifat independensi dan kejujuran seorang auditor

dalam berprofesi. Hasil penelitian Trisnaningsih (2007) mengindikasikan bahwa auditor yang

hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan

independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Cristiawan (2002) dan

Alim dkk (2007) menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen

(Sukriah dkk., 2009). Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah:

H2 : Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

c. Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit

Penelitian yang dilakukan Mutchler (2003) menyatakan objektivitas berpengaruh

dalam membuat penilaian dan mengambil sebuah keputusan. Kemudian penelitian Wibowo

(2006) menyebutkan auditor yang memiliki objektivitas yaitu auditor yang dapat melakukan

penilaian yang seimbang atas semua kondisi yang relevan dan tidak terpengaruh oleh

kepentingannya sendiri atau kepentingan orang lain dalam membuat keputusannya. Mabruri

dan Winarna (2010) menyatakan semakin tinggi objektivitas auditor, maka semakin baik

kualitas auditnya. Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan

dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat

dipertahankan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah:

H3 : Objektivitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

d. Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit

Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dicapai jika

auditor memiliki integritas yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa integritas

berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit

Page 9: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

9

harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan

dapat maksimal dalam praktiknya. Sunarto (2003) menyatakan bahwa integritas dapat

menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak

dapat menerima kecurangan prinsip. Wibowo (2006) mengemukakan integritas auditor

menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi pengandalan atas keputusan

mereka. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Integritas auditor berpengaruh positif terhapah kualitas audit.

e. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang

cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Penelitian

Christiawan (2002) dan Alim dkk. (2007) dalam Sukriah dkk. (2009) menyatakan bahwa

semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.

Kemudian Ermayanti (2009) mengemukakan setiap auditor harus melaksanakan jasa

profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban

untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional. Oleh karena itu, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

f. Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit

Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang buruk,

tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Profesional dalam etika profesi mengisyaratkan

suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan keinginan

tulus dalam membantu permasalahan yang dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat

menjadi kepercayaan masyarakat (Purba, 2009). Larkin (2000) dalam Nugrahiningsih (2005)

menyatakan bahwa kemampuan untuk dapat mengidentifikasi perilaku etis dan tidak etis

sangat berguna bagi semua profesi termasuk auditor. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H6 : Etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Page 10: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

10

C. METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti

(Sekaran, 2006) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kualitas audit.

Kualitas audit adalah kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas

pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada

independensi auditor. (De Angelo, 1981 dalam Elfarini, 2007). Variabel Independen (bebas)

merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif

(Sekaran, 2006). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalaman kerja, indepensensi,

objektivitas,integritas, kompetensi dan etika.

a. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan kerja auditor dalam memeriksa laporan keuangan dengan

benar dan mematuhi standar yang telah ditetapkan. Kualitas audit ini ditunjukkan dengan

indikator yaitu laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang

telah ditetapkan. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan

pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

b. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama menjadi

auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi yang

relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Indikator yang

dapat diukur dari pengalaman kerja adalah dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor,

Banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Variabel ini diukur dengan skala Likert

5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

b. Independensi

Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari campur tangan

dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Indikator yang digunakan untuk

mengukur independensi adalah Independensi penyusunan program, pelaksanaan

pekerjaan,dan pelaporan. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan

menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

Page 11: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

11

c. Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak terpengaruh

oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak kepentingan siapapun sehingga auditor dapat

diandalkan dan dipercaya. Indikator yang digunakan untuk mengukur objektivitas adalah

Bebas dari benturan kepentingan, dan Pengungkapan kondisi sesuai fakta. Variabel ini diukur

dengan skala Likert 5 poin dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-

masing indikator.

d. Integritas

Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam

melaksanakan audit. Auditor dituntut untuk jujur dengan taat pada peraturan, tidak

menambah atau mengurangi fakta dan tidak menerima segala sesuatau dalam bentuk apapun.

Indikator yang digunakan untuk mengukur integritas adalah kejujuran, keberanian,sikap

bijaksana dan tanggungjawab auditor. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin dengan

menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

e. Kompetensi

Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan

audit dengan benar (Sukriah dkk., 2009). Kompetensi diharapkan memiliki kemampuan

untuk menangani ketidakpastian, menemukan solusi dan mampu bekerjasama dalam tim.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kompetensi adalah mutu personal,

pengetahuan umum dan keahlian khusus. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin

dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

f. Etika

Etika auditor merupakan nilai tingkah laku auditor untuk menumbuhkan kepercayaan

publik terhadap organisasi dengan selalu berperilaku etis dan memegang prinsip etika yang

baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel etika adalah organisasional, imbalan

yang diterima dan posisi atau kedudukan. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin

dengan menggunakan pengembangan pertanyaan dari masing-masing indikator.

Page 12: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

12

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik yang ada di kota Semarang. Pemilihan populasi di kota Semarang karena

kota Semarang merupakan tempat yang strategis. Selain itu, jumlah KAP di kota Semarang

lebih banyak dari pada kota-kota lain di Jawa Tengah. Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 266 orang, yang terdiri dari partner, manajer, auditor senior dan auditor yunior.

Jumlah 266 orang tersebut didapatkan dengan cara bertanya langsung kepada orang yang

bekerja pada 18 Kantor Akuntan Publik yang ada di Semarang. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling yaitu

menentukan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah seluruh auditor yang

telah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai auditor.

3. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji Validitas Data dilakukan untuk menguji keakurasian pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan dalam suatu instrument dalam pengukuran variabel. Kuesioner dikatakan valid

apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner itu sendiri (Ghozali,2006).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari suatu variabel atau konstruk. Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan

bantuan program SPSS, dengan cara menghitung item to total correlation masing-masing

indikator dan koefisien cronbach’s alpha dari masing-masing indikator. Aturan umum yang

dipakai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 sudah mencerminkan yang reliable (Ghozali, 2006).

1. Metode Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan

menganalisa data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis

Kuantitatif dimana merupakan suatu bentuk analisis yang diperuntukkan bagi data yang besar

yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berwujud angka-angka. Metode

analisis dalam bagian ini metode menganalisis data ada 3 tahapan yaitu, Statistik Deskriptif,

Uji Asumsi Klasik, dan Uji Regresi Berganda.

a. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif digunakan untuk memberi gambaran mengenai responden

penelitian dan deskripsi mengenai variabel penelitian.

Page 13: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

13

b. Uji Asumsi Klasik

Pengujian model regresi dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan

terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini asumsi klasik yang dianggap

penting (Ghozali, 2006) adalah tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel independen, tidak

terjadi heteroskedastisitas dan memiliki distribusi normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengujian-pengujian sebagai berikut:

1. Uji Multikolinieritas.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variable bebas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas Data

Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi variable terikat dan variabel bebas

memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal.

c. Uji Regresi Berganda

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dari penelitian metode

regresi berganda antara variabel dependen dalam hal ini adalah kualitas audit dan variabel

independen yaitu pengalam kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan

etika.

Hubungan antar variabel:

Dimana: Y : Kualitas Audit X4 : Integritas Auditor

a : Konstanta X5 : Kompetensi Auditor

b : Koefisien arah regresi X6: Etika Auditor

X1 : Pengalaman Kerja Auditor e : error

X2 : Independensi Auditor

X3 : Obyektifitas Auditor

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +e

Page 14: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

14

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Responden

Sebagai mana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Dengan

menggunakan metode purposive sampling ini berarti menentukan sampel dengan kriteria

tertentu. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 266 orang. Kuesioner yang disebar

berjumlah 82 kuesioner pada sebelas KAP. Banyaknya kuesioner yang disebar sejumlah 82

kuesioner berdasarkan permintaan masing-masing KAP yang menerima kuesioner. Kemudian

KAP yang menerima hanya 11 KAP disebabkan oleh banyak KAP yang tidak mau menerima

kuesioner karena sedang sibuk dan juga ada beberapa KAP yang tidak menerima kuesioner

dengan alasan auditor sedang tidak ada di tempat. Dari jumlah tersebut kuesioner yang

kembali berjumlah 75 kuesioner dan yang kembali, semua responden memenuhi kriteria yaitu

sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai auditor.

1. Statistik Deskriptif

Tabel D.1 berikut ini menyajikan statistik deskriptif variabel yang akan diuji dalam

penelitian ini:

Tabel D.1

Variabel Kisaran

Teoritis Kisaran Empiris

Mean Median Std. Deviation

Pengalaman Kerja

8-40 19-38 31,35 24 3,667

Independensi 9-45 20-42 33,24 27 4,204

Objektivitas 8-40 22-39 30,43 24 3,050

Integritas 14-70 37-68 54,04 42 5,612

Kompetensi 10-50 27-50 37,91 30 4,205

Etika 9-45 26-45 33,79 27 3,450

Kualitas Audit 10-50 30-50 37,41 30 4,259 Sumber: Data primer diolah, 2011

Tabel D.1 di atas menunjukkan bahwa pada kenyataannya, variabel pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika memiliki nilai rata-rata empiris

atau niali Mean yang lebih besar dari nilai median. Kemudian dengan membandingkan angka

rata-rata empiris dengan angka median dari ketujuh variable diketahui bahwa angka rata-rata

empiris lebih besar dari angka median. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 15: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

15

auditor yang bekerja pada KAP di Semarang sudah cukup banyak memiliki pengalaman

kerja, memiliki independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi yang tinggiserta

memiliki etika yang baik.

3.Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Tabel D.2

Variabel Item Nilai Pearson Correlation

Keterangan

Pengalaman Kerja

PK 1 0,563 Valid PK 2 0,569 Valid PK 3 0,407 Valid PK 4 0,565 Valid PK 5 0,550 Valid PK 6 0,538 Valid PK 7 0,628 Valid PK 8 0,543 Valid

Independensi

ID 1 0,554 Valid ID 2 0,587 Valid ID 3 0,528 Valid ID 4 0,568 Valid ID 5 0,700 Valid ID 6 0,693 Valid ID 7 0,546 Valid ID 8 0,732 Valid ID 9 0,721 Valid

Objektivitas

O 1 0,525 Valid O 2 0,451 Valid O 3 0,647 Valid O 4 0,465 Valid O 5 0,605 Valid O 6 0,593 Valid O 7 0,572 Valid O 8 0,573 Valid

Integritas

IT 1 0,526 Valid IT 2 0,518 Valid IT 3 0,675 Valid IT 4 0,510 Valid IT 5 0,681 Valid IT 6 0,708 Valid IT 7 0,437 Valid IT 8 0,471 Valid

Page 16: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

16

IT 9 0,331 Valid IT 10 0,573 Valid IT 11 0,728 Valid IT 12 0,610 Valid IT 13 0,543 Valid IT 14 0,369 Valid

Kompetensi

K 1 0,444 Valid K 2 0,554 Valid K 3 0,475 Valid K 4 0,592 Valid K 5 0,531 Valid K 6 0,613 Valid K 7 0,550 Valid K 8 0,585 Valid K 9 0,649 Valid

K 10 0,719 Valid

Etika

E 1 0,647 Valid E 2 0,675 Valid E 3 0,622 Valid E 4 0,678 Valid E 5 0,633 Valid E 6 0,512 Valid E 7 0,589 Valid E 8 0,465 Valid E 9 0,583 Valid

Kualitas Audit

KA 1 0,565 Valid KA 2 0,669 Valid KA 3 0,688 Valid KA 4 0,587 Valid KA 5 0,630 Valid KA 6 0,651 Valid KA 7 0,603 Valid KA 8 0,629 Valid KA 9 0,662 Valid

KA 10 0,628 Valid Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk

degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini, jumlah

sampel (n) = 75 dan besarnya df dapat dihitung 75-2 = 73 dan signifikansi 5 % didapat r tabel

= 0,2272 (lihat r tabel pada df = 73 dengan uji dua sisi). Berdasarkan tabel 4.3 di atas nilai r

hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka dapat disimpulkan semua indicator

variabel independen dan dependen valid.

Page 17: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

17

b. Hasil Uji Reliabilitas

Tabel D.3

Variabel Item Cronbach

Alpha Keterangan Pengalaman Kerja PK1 s.d PK8 0,664 Reliabel

Independensi ID1 s.d ID9 0,806 Reliabel

Objektivitas O1 s.d O8 0,68 Reliabel Integritas IT1 s.d IT14 0,822 Reliabel

Kompetensi K1 s.d K10 0,771 Reliabel Etika E1 s.d E9 0,779 Reliabel

Kualitas Audit KA1 s.d KA10 0,833 Reliabel Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi

derajat ketergantungan dan stabilitas dari alat ukur. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai

dari Cronbach Alpha diatas 0,60 (sekaran, 2006). Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan

program statistic SPSS didapat bahwa koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 untuk

tujuh variabel penelitian yaitu pengalaman kerja 0,664, independensi 0,806, objektivitas

0,680, integritas 0,822, kompetensi 0,771, etika 0,779 dan kualitas auditor 0,833.

4. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Tabel D.4

Variabel Uji

Tolerance VIF Pengalaman

Kerja 0,388 2,575 Independensi 0,419 2,386 Objektivitas 0,499 2,005

Integritas 0,393 2,543 Kompetensi 0,387 2,584

Etika 0,574 1,742 Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Hasil perhitungan nilai toleransinya tidak menunjukkan bahwa ada variabel bebas

yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% dan tidak ada satupun variabel independen

Page 18: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

18

yang memiliki variance inflation factor (VIF) lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak ada korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar D.1

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Pada grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar

baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk

memprediksi kualitas audit berdasarkan variabel independen pengalaman kerja, independensi,

objektivitas, integritas, kompetensi dan etika.

c. Uji Normalitas Data

Gambar D.2

Page 19: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

19

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Pada grafik histogram diatas terlihat bahwa residual secara normal dan berbentuk

simetris tidak memenceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal probability dapat

disimpulkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis

diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal. Kedua grafik ini

menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

5. Analisis Regresi

a. Uji Koefisien Determinasi

Tabel D.5 Koefisien Determinasi Model Regresi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .881a .775 .755 2.106

a. Predictors: (Constant), E, ID, IT, O, PK, K

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Tabel D.6 menunjukkan tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted ��

adalah 0,755 dan bernilai positif, hal ini berarti 75,5% variabel kualitas audit dapat

dijelaskan oleh keenam variabel pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas,

kompetensi dan etika. Sedangkan sisanya (100% - 77,5% = 24,5%) dijelaskan oleh sebab-

sebab lain di luar model. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 2,106, semakin kecil nilai

SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Page 20: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

20

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel D.7 Pengujian Model Regresi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1040.581 6 173.430 39.102 .000a

Residual 301.606 68 4.435

Total 1342.187 74

a. Predictors: (Constant), E, ID, IT, O, PK, K

b. Dependent Variable: KA

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Dari uji ANOVA atau F test diperoleh nilai F hitung sebesar 39,102 dengan

probabilitas 0,000. Kerena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi kualitas audit atau dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian, persamaan model regresi bersifat fit

atau layak digunakan.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Tabel D.8

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -8.044 3.038 -2.647 .010

PK .225 .107 .193 2.096 .040

ID .196 .090 .194 2.183 .032

O .259 .114 .186 2.283 .026

IT .142 .070 .187 2.041 .045

K .253 .094 .250 2.708 .009

E .199 .094 .161 2.121 .038

a. Dependent Variable: KA

Page 21: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

21

Berdasarkan unstandardized beta coefficients, diperoleh hasil bahwa keenam

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi signifikan pada 0,010. Dari

semua nilai probabilitas signifikansi dari enam variable bebas tersebut di bawah angka 0,05.

Dari sini, dapt disimpulkan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika dengan persamaan sistematis

sebagai berikut:

KA : -8,044+ 0.225PK+ 0,196ID+ 0,259 O+ 0,142IT+ 0,253K+ 0,199E+ e

d. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi pengalaman kerja sebesar

0,225 serta nilai t-hitung sebesar 2, 096 dan nilai signifikansi sebesar 0,040 (ρ<0,05),

sehingga menunjukkan bahwa semakin lama menjadi auditor akan semakin mengerti

bagaimana menghadapi entitas atau objek pemeriksaan dalam memperoleh data dan

informasi yang relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan serta dapat mendeteksi

kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan sehingga dapat memberikan

rekomendasi yang tepat bagi entitas atau objek yang diperiksa.

e. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi independensi sebesar 0,196

serta nilai t-hitung sebesar 2, 183 dan nilai signifikansi sebesar 0,032 (ρ<0,05), sehingga

menunjukkan auditor dalam melakukan penyusunan program audit bebas dari campur tangan

pimpinan, intervensi pimpinan dan usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek

pekerjaan.

f. Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi objektivitas sebesar 0,259

serta nilai t-hitung sebesar 2, 283 dan nilai signifikansi sebesar 0,026 (ρ<0,05), sehingga

menunjukkan bahwa auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil pemeriksaan dan tidak memihak kepada

siapapun yang mempunyai kepentingan.

g. Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi integritas sebesar 0,142 serta

nilai t-hitung sebesar 2, 041 nilai signifikansi sebesar 0,045 (ρ<0,05), sehingga menunjukkan

Page 22: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

22

bahwa auditor bersikap jujur pada peraturan-peraturan, bekerja sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya dan tidak menerima segala sesuatu yang bukan haknya.

h. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi kompetensi sebesar 0,253

serta nilai t-hitung sebesar 2,708 dan nilai signifikansi sebesar 0,009 (ρ<0,05), sehingga

menunjukkan bahwa auditor memiliki mutu personal yaitu mampu berpikir luas dan

menangani ketidakpastian serta mampu bekerjasama dalam tim. Kemudian auditor memiliki

pengetahuan tentang struktur organisasi un tuk memahami organisasi dan auditor memiliki

pengetahuan tentang akuntansi yang akan membantu dalam mengolah angka atau data.

i. Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit

Hasil output regresi menunjukkan nilai koefisien regresi etika sebesar 0,199 serta

nilai t-hitung sebesar 2,121 dan nilai signifikansi sebesar 0,038 (ρ<0,05), sehingga

menunjukkan bahwa etika auditor dapat menumbuhkan kepercayaan publik terhadap

organisasi dan pimpinan sering mengajak berperilaku etis, serta memegang prinsip-prinsip

etika yang baik. Dalam melaksanakan tugas, imbalan yang diterima tidak mempengaruhi

hasil pemeriksaan serta tanggungjawab atas semua pekerjaan yang dilakukan. Tidak hanya

dari imbalan yang diterima, tetapi semakin tinggi posisi atau kedudukan auditor semakin

bertanggungjawab atas semua pekerjaan yang dilakukan.

Page 23: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

23

E. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Variabel pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan

etika auditor melalui hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit dan memiliki arah positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara variabel pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas,

kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Pernyataan kuesioner yang diajukan pada responden menunjukkan yang seharusnya

terjadi, bukan yang sesungguhnya terjadi. Sehingga hasil yang diperoleh belum tentu

menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada auditor.

2. Belum semua KAP-KAP yang ada di kota Semarang menjadi responden dalam

penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan beberapa KAP tidak bisa menerima kuesioner

dengan alasan masih banyak tugas yang harus dikerjakan. Selain itu tidak semua

kuesioner yang telah disebar di KAP diisi oleh reponden.

3. Masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi variasi dalam variabel

kualitas audit yang belum tergali pada penelitian ini.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini:

1. Untuk mendapatkan kualitas audit yang baik, sebaiknya auditor pada Kantor Akuntan

publik dapat memperbanyak pengalaman kerja, memiliki sikap independensi,

objektivitas, integritas dan kompetensi yang tinggi, serta memiliki etika yang baik.

2. Dalam mengumpulkan data, sebaiknya dilakukan pada saat auditor sedang tidak sibuk

melakukan tugas. Hal ini disebabkan, banyak Kantor Akuntan Publik yang pada

bulan-bulan tertentu tidak bisa menerima kuesioner dikarenakan masih banyak tugas

yang harus dikerjakan.

3. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel independen

lainnya untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Selain itu,

peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan memperluas

pengambilan sampel tidak hanya pada Kantor Akuntan Publik di kota Semarang.

Page 24: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

24

DAFTAR PUSTAKA

Agusto, Jon. 2010. Bagaimana menjadi Auditor Independen. The Global Source for Summaries and Reviews.

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.

Anitaria, Mikha. 2011. Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia dalam meningkatkan Independensi, Integritas dan Objektivitas Akuntan Publik.

Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati. 2007. Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Sensitivitas etika Profesi terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus pada Auditor Perwkilan BPK di Pulau Bali).

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor dalam Bidang Auditing.

Baotham, Sumintorn dan Phapruke Ussahawanitchakit. 2009. Audit independence, quality, and credibility: effects on reputation and sustainable success of CPAs in Thailand. International Journal of Business Research.

Brown, Helen L. 2003. The Effects of Engagement Risk and Experience in Auditor-Client Negotiations.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4, No. 2

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap kualitas Audit ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

Ermayanti, Dwi. 2009. Batas Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Audit dan Pengalaman pada Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi-Audit Keuangan.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegroro.

Herlina, Ni Made Anita. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensiterhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi.

Ibrani, EY. 2007. Pengaruh Identifikasi Auditor atas Klien terhadap Objektivitas Auditor dengan Auditor Tenure, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel Anteseden.

Jaafar, Redwan dan Sumiyati. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Pusdiklatwas BPKP.

Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit terhadap Kualitas Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga : Fakultas Ekonomi Satya Wacana.

Page 25: KAP) - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/28766/1/Jurnal_Skripsi.pdf · standar umum, standar pekerjaan lapangan dan ... adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan

25

Kasidi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor.

Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Jogjakarta.

Kusumah, I. 2008. Pengaruh Peranan, Independensi dan objektivitas terhadap Evaluasi kegiatan Organisasi.

Lasmahadi, A. 2000. Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi. www.e-psikologi.com

Mabruri, Havids dan Jaka Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil audit di lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Mansouri, Ali. Reza Pirayesh dan Mahdi Salehi. 2009. Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy. International Journal of Business and management Vol. 4.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Mutchler, Jane F. 2003. Independence and Objectivity : A Framework for Research Opportunities in Internal Auditing. The Institute of Internal Auditors.

Nugrahiningsih, Putri. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-Faktor Individual : Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity). Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Pratiwi, Intan. 2011. Kasus Audit Sumalindo memasuki babak Akhir. Bisnis Indonesia.

Purba, Desy Hamidarwaty. 2009. Analisis Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor, dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik kota Surakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. John Wiley and Sons, Inc.

Sofyan, Yusuf. 2009. Filosofi Audit. Jurnal Dunia Akuntansi dan Manajemen.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Sunarto, 2003. Auditing. Edisi Revisi Cetakan Pertama. Panduan : Yogyakarta.

Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Jurnal Sosiohumaniora Vol. 7.

Wibowo, Setyo. 2006. Prinsip-Prinsip Dasar Kode Etik Auditor Inte