kanker-serviks

Upload: cdma-sity-ssi

Post on 13-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

obsgin

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    1/29

    REFERAT

    TERAPI NEOADJUVAN KARSINOMA SERVIKSSTADIUM LANJUT

    Oleh: Siti Fatimah(I11108072)

    Pembimbing: dr. Manuel Hutapea, Sp.OG (K). ONK

    Kepaniteraan KlinikSMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan

    Program Studi Pendidikan Dokter

    RSUD Dokter Soedarso Pontianak

    2014

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    2/29

    Pendahuluan

    Karsinoma Leher Rahim (Karsinoma Serviks)/kanker servikstumor

    ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks (bagian

    terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

    Kanker serviksmenyerang wanita berusia 3555 tahun. Penyakit

    ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku

    sel epitel serviks.

    Kanker servikspenyebab kematian utama kanker pada

    wanita di negara-negara sedang berkembang.

    Setiap tahun500.000 kasus kanker serviks baru di

    seluruh dunia.Di Indonesia90-100 kanker baru di antara 100.000

    penduduk pertahunnya, atau sekitar 180.000 kasus baru

    pertahun.

    Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain

    seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokokmerupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks.

    Kanker serviks stadium IIB-IVA, FIGO merekomendasikan

    terapikemoradiasi yaitu kemoterapi dan radiasi eksterna dan

    brakhiterapi

    Kemoterapi neoajuvanmendahului pengobatan/tindakan yang

    lain seperti pembedahan atau penyinaran kemudian.

    Tujuannyamengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi

    atau radiasi akan lebih berhasil.

    Kemoterapi neoajuvanmasih menjadi perdebatan hingga kini

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    3/29

    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi

    Menurut National Cancer Institute,

    kanker serviks adalah kanker yangterbentuk di jaringan dari leher rahim

    (organ menghubungkan rahim dan

    vagina).

    Epidemio

    logi

    Kanker serviks merupakan kanker terbanyakketiga pada wanita di seluruh dunia.

    Menurut distribusi tempat, Frekuensi kanker

    rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara

    berkembang seperti Indonesia, India,

    Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina.

    Insidensi kanker serviks meningkat sejak usia

    25-34 tahun dan menunjukkan puncaknya padausia 45-54 tahun di Indonesia.

    Etiologi

    Hubungan seksual pertama kali pada usia dini(umur < 16 tahun).

    Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali

    (multiparitas).

    Jarak persalinan terlalu dekat.

    Hygiene seksual yang jelek.

    Sering berganti-ganti pasangan (multipatner

    sex).

    Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16

    dan 18. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2

    Wanita merokok,

    Faktor

    resiko

    Manifest

    asi klinik

    Pola hubungan seksual

    Paritas

    Merokok

    Kontrasepsi oral

    Defisiensi gizi

    Sosial ekonomi

    Pasangan seksual

    Gejala: Metroragi

    Keputihan warna putih atau purulen yang

    berbau dan tidak gatal

    Perdarahan pasca koitus

    Perdarahan spontan

    Bau busuk yang khas

    Cepat lelah

    Kehilangan berat badan

    Anemia

    Tanda: Pemeriksaan Fisik

    Serviks dapat teraba membesar, ireguler, teraba lunak

    Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada

    porsio atau sudah sampai vagina

    Pemeriksaan in spekulo

    Adanya portio ulseratif. Adanya fluor albus, (lesi rapuh)

    Pemeriksaan bimanual

    Adanya fluor albus

    Adanya massa benjolan ataupun erosi ataupun ulkus

    pada portio uteri

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    4/29

    PERJALANAN KANKER SERVIKS

    Kanker leher rahim berkembang bertahap.

    Pra-kanker meliputi displasia ringan (lima

    tahun), displasia sedang (tiga tahun),

    displasia berat (satu tahun) sampai menjadi

    kanker stadium 0. Tahap prakanker sering

    tidak menimbulkan gejala (92 persen).

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    5/29

    PERJALANAN KANKER SERVIKS

    Selanjutnya masuk tahap kanker invasif berupakanker stadium I sampai IV. Saat ini biasanya sudahada gejala seperti perdarahan pasca-sanggama,keputihan, nyeri pinggul, gangguan buang air besar

    dan kecil, berat badan turun, lemah atau kurangdarah akibat perdarahan. Perjalanan penyakittergantung keganasan virus, kondisi tubuh, dan statusgizi.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    6/29

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    7/29

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pemeriksa

    an

    Penunjang

    Pap smear.

    Tes Pap (kadang-kadang disebut

    Pap smear atau smear serviks) adalah suatu tes

    sederhana yang digunakan untuk mengamatisel-sel leher rahim. Tes Pap dapat menemukan

    adanya kanker leher rahim atau sel abnormal

    (pra-kanker) yang dapat menyebabkan kanker

    serviks.

    IVA (Inspeksi Visual dengan Asam

    asetat)merupakan metode

    pemeriksaan dengan mengoles serviks atau

    leher rahim dengan asam asetat. Kemudian

    diamati apakah ada kelainan seperti area

    berwarna putih. Jika tidak ada perubahan

    warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi

    pada serviks. Anda dapat melakukan di

    Biopsi.

    Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul

    tampak suatu pertumbuhan atau luka pada

    serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatuabnormalitas atau kanker.

    Punch Biopsi: Dokter menggunakan alat yang

    tajam untuk menjumput sampelkecil jaringan serviks

    Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan

    vagina dan leher rahim oleh seorang dokter

    yang berpengalaman dalam bidang tersebut

    menggunakan kolposkop.

    LEEP: Dokter menggunakan loop kawat listrikuntuk mengiris sepotong, bulat tipis dari

    jaringan serviks.

    Endoservikal kuret: Dokter menggunakan kuret

    (alat, kecil berbentuk sendok) untuk mengikiscontoh kecil jaringan dari leher rahim. Beberapa

    dokter mungkin menggunakan kuas tipis

    lembut, bukan kuret.

    Conization: Dokter mengambil sebuah sampel

    jaringan berbentuk kerucut. Sebuah conization,

    atau biopsi kerucut, memungkinkan ahli

    patologi melihat apakah ada sel-sel abnormal

    dalam jaringan di bawah permukaan leher

    rahim.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    8/29

    PAP Smear

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    9/29

    Kolposkopi

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    10/29

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    11/29

    Biopsi

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    12/29

    LEEP

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    13/29

    Konisasi

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    14/29

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    15/29

    Stadium karsinoma serviks

    Stadium o

    Stadium ini disebut juga

    Carsinoma-in-situ yang berarti

    kanker yang berada di

    tempatnya, belum menyerang

    bagian lain.

    Pada stadium ini, perubahan sel

    yang tidak wajar hanya

    ditemukan pada permukaan

    serviks. Ini termasuk kondisi pra-kanker

    yang bisa diobati dengan tingkat

    kesembuhan mendekati 100%.

    Tetapi kalau dibiarkan, pada

    Stadium 1

    Pada stadium 1A,pertumbuhannya begitu kecil

    sehingga kanker hanya bisa

    dilihat dengan sebuah mikroskop

    atau kolposkop.

    Pada Stadium 1A1, kanker telah

    tumbuh kurang dari 3 mm ke

    dalam jaringan serviks, dan

    lebarnya kurang dari 7 mm.

    Pada Stadium 1A2, kanker telahtumbuh antara 3 sampai 5 mm

    ke dalam jaringan-jaringan

    serviks, tetapi lebarnya masih

    kurang dari 7 mm.

    Stadium 2

    Pada Stadium 1B, area kanker

    lebih luas, tetapi kanker masih

    berada dalam jaringan serviks

    dan biasanya masih belummenyebar.

    Kanker ini biasanya bisa dilihat

    tanpa menggunakan mikroskop,

    tetapi tidak selalu demikian.

    Pada Stadium 1B1, kanker tidak

    lebih besar dari 4 cm. Pada

    Stadium 1B2, kanker lebih besar

    dari 4 cm (ukuran horizontal).

    Pada Stadium 2, kanker mulai

    menyebar keluar dari leher

    rahim menuju ke jaringan-

    jaringan di sekitarnya.

    Tetapi kanker masih belumtumbuh ke dalam otot-otot atau

    ligamen dinding panggul, atau

    menuju ke vagina bagian bawah.

    Pada Stadium 2A kanker telahmenyebar ke vagina bagian atas.

    Pada Stadium 2B ada

    penyebaran ke dalam jaringan di

    sekitar serviks.

    Stadium 3

    Kanker serviks telah menyebar jauh dari

    serviks menuju ke dalam struktur di sekitar

    daerah panggul.

    Kanker mungkin telah tumbuh ke dalam

    vagina bagian bawah dan otot-otot serta

    ligamen yang melapisi dinding panggul.

    Dan kemungkinan juga kanker telangh

    tumbuh memblokir saluran kencing.

    Stadium ini dibagi menjadi Stadium 3A dan

    stadium 3B

    Pada Stadium 3A, kanker telah menyebar kesepertiga bagian bawah dari vagina tetapi

    masih belum ke dinding panggul.

    Pada Stadium 3B kanker telah tumbuh

    menuju dinding panggul atau memblokir

    satu atau kedua ginjal.

    Stadium 4

    Kanker serviks Stadium 4 adalah kanker

    yang paling parah. Kanker telah menyebar

    ke organ-organ tubuh di luar serviks danrahim. Stadium ini dibagi menjadi Stadium

    4A dan stadium 4B

    Pada Stadium 4A , kanker telah menyebar

    ke organ-organ seperti vesika urinaria dan

    rektum.

    Pada Stadium 4B, kanker telah menyebar keorgan-organ tubuh yang sangat jauh,

    misalnya paru-paru.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    16/29

    Stadium 1

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    17/29

    Stadium 2

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    18/29

    Stadium 3

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    19/29

    Stadium 4

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    20/29

    PenatalaksanaanPasien dengan lesi skuamosa invasif

    dapat diobati dengan terapi ablatifdangkal (cryosurgery atau terapi laser)

    atau dengan eksisi loop jika:

    Seluruh zona transformasi telah

    divisualisasikan dengan kolposkopi

    Hasil biopsi sesuai dengan hasil pap

    smear

    Temuan kuretase endoserviks negatif

    Tidak ada kecurigaan dari invasi pada

    pemeriksaan sitologi maupunkolposkopi

    Jika pasien tidak memenuhi kriteria,

    harus dilakukan konisasi

    Stadium preinvasif

    (Stadium 0)

    Tahapkarsinoma

    mikroinvasif

    (Stadium IA)

    Pengobatan standar untuk stadium IA1

    histerektomi total atau histerektomi

    vagina.

    Indikasi histerektomi adalah wanita

    yang sudah cukup anak tanpa adanya

    invasi limfovaskular, sedangkan padawanita yang masih ingin

    mempertahankan kesuburan, terapi

    yang adekuat adalah konisasi dengan

    simple margin. Untuk pasien dengan stadium IA2,

    resiko metastasi kelenjar getah

    beningnya sebesar 5%.

    limfadenektomi pelvis bilateral

    Stadium IB

    dan IIA

    Karsinoma serviks di awal stadium IB

    dapat diobati secara efektif

    gabungan external beam irradiation

    dan brachiterapi atau denganhisterektomi radikal dan

    limfadenektomi pelvis bilateral.

    Tujuan dari kedua perlakukan tersebut

    adalah untuk menghancurkan sel-sel

    ganas di leher rahim, jaringanparaservikal, dan kelenjar getah bening

    regional.

    Stadium IIB,III, dan IVA

    (stadium

    lanjut)

    Radioterapi merupakan pengobatan

    lokal utama untuk kebanyakan pasien

    dengan karsinoma invasif lanjut. Keberhasilan pengobatan tergantung

    pada keseimbangan antara external

    beam irradiation dan brachiterapi,

    mengoptimalkan dosis untuk tumor

    dan jaringan normal serta durasikeseluruhan pengobatan.

    Stadium IVB

    (stadium

    terminal)

    Terapi paliatif dengan obat nyeri serta

    radioterapi lokal. Sel tumor mungkin

    bisa merespon kemoterapi. Beberapa kemoterapi paliatif yang

    sering digunakan adalah cisplatin,

    carboplatin, ifosfamide, placitaxel,

    irinotecan, vinorelbine, dangemcitabine

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    21/29

    Histerektomi

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    22/29

    Terapi Neoadjuvan

    kemoterapi yang diberikan

    mendahului/sebelum pengobatan/tindakan

    yang lain seperti pembedahan atau

    penyinaran kemudian dilanjutkan dengankemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk

    mengecilkan massa tumor yang besar

    sehingga operasi atau radiasi akan lebihberhasil.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    23/29

    Cara pemberian

    Intra vena (IV)

    Intra tekal (IT)

    Oral

    Subkutan dan intramuskular

    Topikal

    Intra arterial

    Intracavity

    Intraperitoneal/Intrapleural

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    24/29

    Studi mengenai terapi Neoadjuvan pada

    Karsinoma Serviks

    Pemberian kemoterapi neoajuvan sendiri pada kanker

    serviks stadium lanjut masih menjadi perdebatan hingga

    kini dan belum dimasukkan dalam rekomendasi terapi olehberbagai organisasi onkologi internasional. Tidak

    didapatkan data yang cukup untuk dapat menyatakan

    kemoterapi neoajuvan dapat memiliki peranan sebagai

    terapi baku pada kanker serviks.

    Peranan kemoterapi neoajuvan pada pengobatan kanker

    serviks telah menjadi topik yang tetap hangat

    diperdebatkan hingga saat ini dan telah diteliti sejak 20

    tahun yang lalu.

    Berbagai penelitian melaporkan adanya peningkatan

    overall survival pada penderita kanker serviks stadium

    lanjut yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan diikutioperasi radikal dibandingkan dengan pemberian radiasi

    saja.

    Kanker serviks kurang sensitif terhadap kemoterapi

    para ahli berusaha menemukan rejimen yang efektif. Hingga saat ini pemberian kemoterapi neoajuvan pada

    kanker serviks sebagian besar dimaksudkan untuk

    melakukan uji coba rejimen baru dalam rangka mencari

    jenis rejimen kemoterapi yang efektif pada kanker serviks.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    25/29

    Berbagai Studi

    Efektivitas terapi neoadjuvan pada

    karsinoma serviks dilakukan di RSUD Dr.Soetomo, tahun 2010.

    Jenis rejimen kemoterapi neoajuvan

    platinum cisplatin-vincristine-

    bleomycin (PVB) dan paclitaxel-

    carboplatin.

    Secara umum tidak

    terdapat perbedaan pada

    penilaian keberhasilan

    operabilitas (pra-operatif)

    pada penderita kanker

    serviks IIB yang

    mendapat kemoterapi

    PVB dan paclitaxel-carboplatin.

    Penderita kanker serviks

    IIB yang mendapat

    kemoterapi neoajuvan

    memiliki nilai rata-rata

    penilaian keberhasilanoperabilitas (pra-operatif)

    hanya sebesar 72/417

    (17,3%).

    Metodologi:

    Penderita kanker serviks IIB yangmendapatkan kemoterapi neoajuvan

    akan dilakukan pemeriksaan klinis

    untuk menilai apakah kondisi awal

    inoperable (sebelum mendapatkan

    kemoterapi neoajuvan) menjadi

    operable (pasca pemberian

    kemoterapi neoajuvan).

    Penderita yang dinyatakan operable

    adalah kondisi dimana pada

    pemeriksaan dalam didapatkan kondisi

    klinis parametriumnya bebas tumor

    sehingga diharapkan setelah operasi

    tidak didapatkan lagi sisa sel ganas.

    Dilakukan juga perbandingkan

    keberhasilan kedua rejimen yaitu

    antara cisplatin-vincritine-bleomycin

    dan paclitaxel-carboplatin.

    Rendahnya angkakeberhasilan kemoterapi

    neoajuvan di RSUD Dr.

    Soetomo pada penelitian

    ini sesuai dengan teori

    bahwa kanker serviks

    kurang sensitif terhadapkemoterapi.

    Respon yang rendah

    terhadap kemoterapi

    neoajuvan pada kanker

    serviks disebabkan oleh

    rendahnya respon

    kemoterapi pada kanker

    serviks stadium lanjut

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    26/29

    Berbagai Studi

    Penelitian diberbagai Negara lain di dunia

    mendefinisikan kondisi operable sebagai kondisi

    respon komplet klinis suatu kondisi dimana

    tidak didapatkan lagi sisa tumor secara klinis yangberarti pada daerah parametrium secara klinis

    sudah tidak didapatkan sisa tumor lagi.

    Terdapat persamaan rendahnya keberhasilankemoterapi neoajuvan berdasarkan penelitian di

    pusat pengobatan kanker di luar negeri.

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    27/29

    Berbagai studi

    IB2=7/43,

    IIA=8/43,

    IIB=21/43, dan

    IIIB=7/43),

    pada stadium IIB

    didapatkan respon

    komplet klinis

    sebesar 3/21(14%).

    Pada penelitian yang dilakukan

    di Instituto Nacional de

    Cancerologia, Mexico City,

    dengan memberikan

    kemoterapi neoajuvan

    paclitaxel-carboplatin pada 43

    orang penderita kanker serviksIB2- IIIB

    Penelitian yang dilakukan di

    Dayanand Medical College,

    Punjab, India, yaitu pada

    pemberian kemoterapi

    neoajuvan PVB pada kanker

    serviks IIB

    Respon komplet

    klinis 0/7 (0%).

    Pada penelitian menggunakan

    rejimen kemoterapi neoajuvan

    paclitaxel- cisplatin yang

    dilakukan di Saint Vincents

    Hospital di Seoul, Korea

    Selatan.

    Respon kompletklinis pada kanker

    serviks IIB

    sebesar0/6 (0%).

    Pada penelitian yang dilakukan

    oleh Grupo Oncologic

    Cooperativo del Sur (GOCS)

    yang melibatkan berbagai

    institusi di Argentina

    menggunakan rejimen

    docetaxel (analog dari

    paclitaxel) pada 38 penderitakanker serviks IIB-IVA (IIB=21,

    IIIB=13, IVA=1)

    Pada stadium IIBrespon komplet

    klinis sebesar1/21

    (4,8%).

    Pada penelitian yang dilakukan

    di Dayanand Medical College,

    Punjab, India, didapatkan hasil

    pada stadium IIB (n=7)

    Respon klinis total

    sebesar 5/7 (71,4%)

    yang terdiri darirespon komplet

    sebesar 0/7 (0%) dan

    respon parsial 5/7

    (71,4%)

    Pada penelitian yang dilakukandi Instituto Nacional de

    Cancerologia, Mexico City,

    Meksiko, didapatkan hasil pada

    stadium IIB (n=21)

    Respon klinis total

    sebesar 20/21

    (95,2%) yang terdiridari respon komplet

    3/21 (14%) dan

    respon parsial 17/21

    (81%)

    Pada penelitian yang dilakukandi Saint Vincents Hospital,

    Seoul, Korea Selatan,

    didapatkan hasil pada stadium

    IIB (n=6)

    Respon klinis total

    sebesar 5/6 (83,3%)yang terdiri dari

    respon komplet 0/6

    (0%) dan respon

    parsial 5/6 (83,3%).

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    28/29

    Angka Ketahanan Hidup (AKH) 5 tahun menurut

    data internasional adalah sebagai berikut:

  • 5/22/2018 KANKER-SERVIKS

    29/29

    Kesimpulan

    Pemberian kemoterapi neoajuvan sendiri pada kanker serviksstadium lanjut masih menjadi perdebatan hingga kini dan belumdimasukkan dalam rekomendasi terapi oleh berbagai organisasionkologi internasional.

    Tidak didapatkan data yang cukup untuk dapat menyatakan

    kemoterapi neoajuvan dapat memiliki peranan sebagai terapi bakupada kanker serviks. Hal ini disebabkan oleh karena terdapatinkonsistensi keberhasilan kemoterapi neoajuvan.

    Berdasarkaan penelitian yang telah dilakukan, baik di dalammaupun luar negeri, pemberian kemoterapi neoajuvan pada kankerserviks stadium lanjut, didapatkan angka keberhasilan terapi yang

    rendah sehingga dapat menjadi pertimbangan apakah pemberiankemoterapi neoajuvan lebih besar manfaatnya daripadakerugiannya pada penderita kanker serviks.