kandungan surat an-nashr

11
Surat An-Nashr م ي ح ر ل ا ن م ح ر ل له ا م الس بُ حْ تَ فْ ل اَ وِ َ اُ رْ صَ نَ اءَ ا جَ ذِ ( ا1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. اً اجَ وْ فَ , اِ َ اِ ن يِ ذ يِ فَ ونُ لُ جْ دَ يَ اسَ ن ل اَ تْ يَ , اَ رَ و2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong اً ايَ وَ تَ انَ كُ هَ نِ ( اُ هْ رِ فْ غَ تْ س اَ وَ H كِ بَ رِ دْ مَ حِ بْ حِ تَ سَ ف3. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat. Asbabun Nuzul Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma’mar yang bersumber dari al-Zuhri bahwa ketika Rasulullah saw. memasuki Makkah pada Fathu Makkah, kaum Quraisy berbondong-bondong masuk Islam. 1 Ayat ini turun 1 Muhammad Chirzin, Buku Pintar Asbabun Nuzul, Megerti Peristiwa dan Pesan Moral di Balik Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an, (Jakarta: Zaman, 2011), cet ke-1, hlm. 68.

Upload: liiyach-lailiyah

Post on 14-Sep-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel

TRANSCRIPT

Surat An-Nashr

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. 2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat.

Asbabun NuzulAbdurrazzaq meriwayatkan dari Mamar yang bersumber dari al-Zuhri bahwa ketika Rasulullah saw. memasuki Makkah pada Fathu Makkah, kaum Quraisy berbondong-bondong masuk Islam.[footnoteRef:2] Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu. Allah memerintahkan Rasul dan kaum beriman untuk memuji Allah dengan menyucikan-Nya atas kemenangan yang telah diraih dan memohon ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan. [2: Muhammad Chirzin, Buku Pintar Asbabun Nuzul, Megerti Peristiwa dan Pesan Moral di Balik Ayat-Ayat Suci Al-Quran, (Jakarta: Zaman, 2011), cet ke-1, hlm. 68.]

Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah bagaikan seorang pesakitan yang diburu dan terus-terusan disakiti. Tiba di Madinah, Rasulullah saw. menghimpun segenap kekuatan umat Islam, Muhajirin dan Anshar, untuk menyebarkan dakwah dan memajukan kehidupan umat. Seluruh kaum beriman bersatu di bawah panji Islam mempertahankan diri dari serangan kaum kafir Quraisy dan sekutu mereka. Akhirnya, kekuatan Quraisy yang dikerahkan untuk menyakiti Rasulullah saw. dan para sahabatnya berbalik menghantam diri mereka sendiri. Secara bertahap, para penduduk di daerah-daerah sekitar Madinah menyatakan diri masuk Islam dan bersumpah setia kepada Rasulullah saw. Bahkan akhirnya, tanpa pertumpahan darah Rasulullah saw. dan kaum muslim menaklukkan Makkah, kota yang dulu mengusir dan menghinakan mereka. Itulah balasan dan hadiah atas kesabaran dan perjuangan menjalankan dakwah. Setelah penaklukan Makkah, semua kabilah di Jazirah Arab berbondong-bondong menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah saw. dan masuk Islam. Sebelum Nabi saw. wafat, beliau telah menjalankan amanat Allah dan menyampaikan risalah-Nya. Islam telah berkembang menjadi kekuatan yang siap menaklukan dunia.Surat An-Nashr juga tergolong kedalam ayat-ayat shaify adalah ayat-ayat yang diturunkan saat terjadi perang Tabuk, ayat-ayat itu turun saat suhu panas begitu menyengat.[footnoteRef:3] Al-Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits dalam Ad-Dalail dari jalur Ibnu Ishaq, dari Ashim bin Umar bin Qatadah dan Abdullah bin Abu Bakar bin Hazim bahwa Rasulullah saw. setiap hendak melaksanakan suatu peperangan, beliau pasti mengumumkan hal lain selain perang, agar tidak diketahui musuh kalau beliau hendak berperang. Tapi saat hendak berperang di Tabuk beliau terang-terangan mengumumkan hal ini, beliau berkata : Wahai para manusia! Sesungguhnya saya hendak memerangi orng orang romawi. Beliau mengumumkan hal ini karena saat itu keadaan kaum muslimin sangat kesusahan, musim panas berlangsung sangat panjang, dan mereka tidak mempunyai bekal yang cukup buat berperang. [3: Imam Jalaluddin As Suyuti, Samudera Ulumul Quran, jilid 1, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 2006), cet ke-1, hlm115.]

Kandungan Surat

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.Kata nashr, artinya alaun (pertolongan). yang dimaksud dengan nashrullah dalam ayat ini, menurut Ibnu Rajab rahimahullah ialah pertolongan-Nya bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam saat berhadapan dengan musuh-musuhnya, sehingga berhasil beliau menundukkan bangsa Arab semuanya dan berkuasa atas mereka, termasuk atas suku Quraisy, Hawazin dan suku-suku lainnya.Secara eksplisit, surat ini memuat bisyarah (kabar gembira) bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum Muslimin. Syaikh Abdur-Rahman as-Sadi rahimahullah berkata,"Dalam surat ini terdapat bisyarah dan perintah kepada Rasul-Nya n pada saat kemunculannya. Kabar gembira ini berupa pertolongan Allah bagi Rasul-Nya dan peristiwa penaklukan kota Mekkah dan masuknya orang-orang ke agama Allah lSubhanahu wa Ta'ala dengan berbondong-bondong."Dalam menjelaskan pengertian ayat di atas, Syaikh Abu Bakr al Jazairi mengungkapkan: "Jika telah datang pertolongan Allah bagimu wahai Muhammad, hingga engkau berhasil mengalahkan para musuhmu di setiap peperangan yang engkau jalani, dan datang anugerah penaklukkan, yaitu penaklukan kota Mekkah, Allah membukanya bagi dirimu, sehingga menjadi wilayah Islam, yang sebelumnya merupakan daerah kekufuran.Adapun pengertian al fathu pada surat ini adalah fathu Makkah. Yakni penaklukan kota suci Mekkah. Ibnu Katsir rahimahullah berkata,"Yang dimaksud dengan al fathu yaitu fathu Makkah. (Ini merupakan) sebuah pendapat yang sudah bulat. Imam Abu Jafar Muhammad bin Jarir ath Thabari rahimahullah, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah dan Imam al Qurthubi rahimahullah juga menegaskan pendapat senada.

2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondongDisebutkan dalam Shahihul-Bukhari, dari Amr bin Salimah, ia berkata:

(Dahulu) bangsa Arab menunggu-nunggu al Fathu (penaklukan kota Mekah) untuk memeluk Islam. Mereka berkata: "Biarkanlah dia (Rasulullah) dan kaumnya. Jika beliau menang atas mereka, berarti ia memang seorang nabi yang jujur". Ketika telah terjadi penaklukan kota Mekkah, setiap kaum bersegera memeluk Islam, dan ayahku menyegerakan keIslaman kaumnya Shallallahu 'alaihi wa sallam.Menurut Imam al Qurthubi, peristiwa tersebut terjadi ketika kota Mekkah berhasil dikuasi. Bangsa Arab berkata: "Bila Muhammad berhasil mengalahkan para penduduk kota suci (Mekkah), padahal dulu mereka dilindungi oleh Allah dari pasukan Gajah, maka tidak ada kekuatan bagi kalian (untuk menahannya). Maka mereka pun memeluk Islam secara berbondong-bondong.Tidak berbeda dengan keterangan itu, Ibnu Katsir rahimahullah juga memberi penjelasan: Saat terjadi peristiwa penaklukan Mekkah, orang-orang memeluk agama Allah secara berbondong-bondong. Belum lewat dua tahun, Jazirah Arab sudah tersirami oleh keimanan dan tidak ada simbol di seluruh suku Arab, kecuali simbol Islam. Walillahil-Hamdu wal minnah.Ayat ini juga menandakan, bahwa kemenangan akan terus berlangsung bagi agama ini dan akan semakin bertambah saat dilantunkannya tasbih, tahmid dan istighfar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini merupakan bentuk syukur. Faktanya yang kemudian dapat kita jumpai pada masa khulafaur-rasyidin dan generasi setelah mereka.Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala itu akan berlangsung terus-menerus sampai Islam masuk ke daerah yang belum pernah dirambah oleh agama lainnya. Dan ada kaum yang masuk Islam, tanpa pernah ada yang masuk ke agama lainnya. Sampai akhirnya dijumpai adanya pelanggaran pada umat ini terhadap perintah Allah, sehingga mereka dilanda bencana, yaitu berupa perpecahan dan terkoyaknya keutuhan mereka.

3. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat.Imam al Qurthubi rahimahullah menurutkan penafsirannya: "Jika engkau shalat, maka perbanyaklah dengan cara memuji-Nya atas limpahan kemenangan dan penaklukan kota Mekkah. Mintalah ampunan kepada Allah. Inilah keterangan yang beliau rajihkan.. Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Tidaklah Rasulullah n mengerjakan shalat setelah turunnya surat ini, kecuali membaca Subhanaka Rabbana wa bihamdika Allahummaghfirli (Maha Suci Rabb kami dan pujian kepada-Mu, ya Allah ampunilah aku)".Sejumlah sahabat mengartikan ayat ini dengan berkata: "(Maksudnya) Allah memerintahkan kami untuk memuji dan memohon ampunan kepada-Nya, manakala pertolongan Allah telah tiba dan sudah menaklukkan (daerah-daerah) bagi kita". Pernyataan ini muncul, saat 'Umar bin al Khaththab Radhiyallahu 'anhu mengarahkan pertanyaan kepada mereka mengenai kandungan surat an-Nashr.Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari penjelasan ini dengan berkata: "Makna yang ditafsirkan oleh sebagian sahabat yang duduk bersama Umar Radhiyallahu 'anhum ialah, bahwa kita diperintahkan untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya ketika Dia telah menaklukkan wilayah Madain dan benteng-bentengnya, yaitu dengan melaksanan shalat karena-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya merupakan pengertian yang memikat lagi tepat. Terdapat bukti penguat, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat delapan raka'at pada hari penaklukan kota Mekkah. Dalam Sunan Abu Daud termaktub bahwa beliau mengucapkan salam pada setiap dua raka'at di hari penaklukan kota Mekkah. Demikianlah yang dilakukan Saad bin Abil Waqqash Radhiyallahu 'anhu pada hari penaklukan kota Mada-in".

Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubatMaksudnya, Allah Maha menerima taubat orang-orang yang bertasbih dan memohon ampunan. Dia mengampuni, merahmati mereka dan menerima taubat mereka. Apabila Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saja yang sudah mashum (terpelihara dari dosa-dosa) diperintahkan untuk beristighfar, maka bagaimanakah dengan orang lain?

Pelajaran yang dapat kita tarik dari peristiwa itu adalah bahwa kemuliaan dan keluhuran seseorang atau suatu kelompok tidak ditentukan oleh kebanggan diri mereka, melainkan ditentukan oleh kerendahan hati; bukan kekuasaan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa, melainkan kesungguhan dalam pengabdian; dan kebahagiaan tidak akan tercapai dengan bertumpu pada keinginan dan kemampuan diri sendiri, melainkan kepada karunia dan rahmat Allah serta ketulusan untuk terus berdzikir dan bersykur kepada-Nya.Setiap orang harus merendahkan dirinya dihadapan Allah, mengakui kelemahannya sebagai manusia dan hanya mengharapkan karunia Allah; ia harus mengakui bahwa setiap keberhasilan yang dicapainya bukan karena kemampuannya sendiri, melainkan karena kebaikan dan rahmat Allah. Setelah meraih kemenangan besar itu, Rasulullah saw. tetap tidak menyombongkan diri. beliau terus berdoa memohonkan karunia dan ampunan untuk umatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chirzin, Muhammad. 2011.Buku Pintar Asbabun Nuzul, Mengerti Peristiwa dan Pesan Moral di Balik Ayat-Ayat Suci Al-Quran. Jakarta: Zaman.Suyuti, Imam Jalaluddin As. 2006.Samudera Ulumul Quran, jilid 1. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset.