kak desain tapak tahura

28
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DESAIN KAWASAN TAHURA NURAKSA 1. DASAR HUKUM a) Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649) b) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang; c) Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA d) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025 e) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Jo Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah f) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 g) Peraturan Daerah NTB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Provinsi NTB; h) Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 9 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang APBD Prov. NTB Tahun 2013; i) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.47/Menhut-II/2012 tanggal 20 Desember 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2013; j) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. k) Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi NTB; l) Peraturan Gubernur NTB Nomor 53 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penjabaran APBD Prov. NTB Tahun 2013; m) Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor 3/IV- Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam n) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kehutanan Provinsi NTB Nomor 036/DPA/TAPD/2013 2. LATAR BELAKANG Provinsi NTB sebagai salah satu pintu masuk pengembangan pariwisata nasional sebagaimana tertuang dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional (MP3EI) menyadari betul bahwa pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang mengangkat dan menopang perekonomian daerah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB berupaya menemukan dan menciptakan berbagai atraksi, aktivitas, amenities dan aksesibilitas yang mendukung pengembangan pariwisata. Dari sisi atraksi, Pemerintah Provinsi NTB berupaya mengembangakan berbagai potensi gejala/keunikan alam yang ada melalui promosi dan penataan kawasan tertentu yang memiliki potensi pengembangan. Salah satu kawasan yang ingin dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB adalah Kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya, dimana salah satunya adalah Taman Hutan Raya Nuraksa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA, Taman Hutan Raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kawasan

Upload: jansenuchiha

Post on 21-Dec-2015

392 views

Category:

Documents


118 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAK Desain Tapak Tahura

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN DESAIN KAWASAN TAHURA NURAKSA

1. DASAR HUKUM a) Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat

I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649)

b) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang;

c) Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA d) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025 e) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Jo Peraturan

Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah f) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan

Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 g) Peraturan Daerah NTB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-

Dinas Daerah Provinsi NTB; h) Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 9 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012

tentang APBD Prov. NTB Tahun 2013; i) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.47/Menhut-II/2012 tanggal 20 Desember 2012

tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2013;

j) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

k) Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi NTB;

l) Peraturan Gubernur NTB Nomor 53 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penjabaran APBD Prov. NTB Tahun 2013;

m) Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor 3/IV-Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam

n) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kehutanan Provinsi NTB Nomor 036/DPA/TAPD/2013

2. LATAR BELAKANG Provinsi NTB sebagai salah satu pintu masuk pengembangan pariwisata nasional

sebagaimana tertuang dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional (MP3EI) menyadari betul bahwa pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang mengangkat dan menopang perekonomian daerah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB berupaya menemukan dan menciptakan berbagai atraksi, aktivitas, amenities dan aksesibilitas yang mendukung pengembangan pariwisata. Dari sisi atraksi, Pemerintah Provinsi NTB berupaya mengembangakan berbagai potensi gejala/keunikan alam yang ada melalui promosi dan penataan kawasan tertentu yang memiliki potensi pengembangan. Salah satu kawasan yang ingin dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB adalah Kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya, dimana salah satunya adalah Taman Hutan Raya Nuraksa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA, Taman Hutan Raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Kawasan

Page 2: KAK Desain Tapak Tahura

TAHURA NURAKSA ditunjuk berdasarkan Keputusan Menhutbun No. 244/kpts-II/1999 tanggal 27 April 1999, termuat dalam lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.598/MENHUT-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan NTB dan diakomodir dalam Peraturan Daerah NTB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NTB Tahun 2009-2029 sebagai salah satu kawasan lindung di Prov. NTB. Penunjukan sebagai Taman Hutan Raya dilakukan melalui proses konsultasi, koordinasi, dan berbagai pertimbangan teknis yang memadai (difasilitasi oleh Bapedalda Prov. NTB pada tahun 1999). Kawasan Hutan ini dipilih karena memenuhi berbagai kriteria sebagai TAHURA antara lain : 1). Memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam seperti air terjun, pemandian, camping ground, jalur Forest Tracking dan berbagai potensi ekowisata lainnya serta untuk kegiatan lainnya; 2). Kawasan Sesaot memiliki luas wilayah yang cukup untuk pengembangan koleksi tumbuhan dan/atau satwa; 3). Merupakan wilayah yang memiliki ciri khas ekosistem, karena menjadi bagian dari ekosistem Gunung Rinjani yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan khas. Selain itu, kawasan Sesaot merupakan hulu dari Sub DAS Jangkok yang menjadi penyangga kehidupan bagi masyarakat hulu dan bahkan Kota Mataram dan sekitarnya. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, maka Pemerintah Provinsi NTB berupaya untuk mengembangkan Tahura Nuraksa sebagai salah satu pusat pengembangan pariwisata dan perlindungan plasma nutfah NTB.

Untuk mendukung pengembangan suatu wilayah/kawasan menjadi salah satu site pariwisata, maka diperlukan berbagai perencanaan yang matang dan integrative. Salah satu model perencanaan dalam pengembangan kawasan dilakukan melalui perencanaan tapak. Perencanaan tapak merupakan suatu kegiatan dalam menata suatu kawasan atau wilayah. Pemberian bentuk untuk sebuah tapak berguna untuk mengakomodasi fasilitas dengan meminimalisasi kerusakan lingkungan dan memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi pengguna tapak. Pengembangan wisata ini perlu dirancang dengan sedemikian rupa agar dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada, akan tetapi tidak dan/atau seminimal mungkin merubah bentang alam yang ada di kawasan hutan tersebut (Yuningsih, 2011). Oleh karena itu, perencanaan tapak yang baik sangat perlu untuk dilakukan. Selain itu dengan adanya perencanaan tapak ini, kawasan hutan Tahura Nuraksa dapat terus lestari dan dapat terus memenuhi fungsi dan tujuan kawasan.

3. MAKSUD

a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa

b. Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis yang tercantum dalam KAK ini.

4. RUANG LINGKUP Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa ini meliputi Penyusunan Dokumen Perencanaan Desain Tapak, Dokumen Rencana Tata Letak (Site Plan) dan Desain Fisik (DED) Taman Hutan Raya Nuraksa

5. TUJUAN Tujuan Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa adalah : a. Memberikan arahan dan gambaran yang jelas tentang rencana pengembangan Taman

Hutan Raya Nuraksa sebagai salah satu site wisata alam mendukung MP3EI dan Lombok Geopark

b. Untuk memberikan arahan tentang tata letak bangunan/gedung/sarana pengelolaan/perkantoran/wisata alam dan prasarana pendukungnya diantaranya Jalan Wisata, Jalur Tracking, Koleksi Tumbuhan/Satwa, mushola, taman bermain anak, camping ground, rumah makan/kios wisata, tempat parkir, dan system utilitas serta Sarana Prasarana Wisata artificial lainnya di Taman Hutan Raya Nuraksa yang teratur, indah, efisien, asri, berwawasan lingkungan secara serasi dan harmonis dan sesuai dengan ciri

Page 3: KAK Desain Tapak Tahura

khas daerah Provinsi NTB. c. Untuk memberikan/menghasilkan arahan Desain Bangunan Sarana Prasarana

Pengelolaan/Wisata Taman Hutan Raya Nuraksa secara interior maupun eksterior yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan wisata alam dan atau sarana pengelolaan Tahura yang memenuhi syarat-syarat teknis dan lingkungan yang ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan dari segi arsitektur, struktur (konstruksi) dan fungsional serta tahan untuk jangka waktu tertentu.

6. SASARAN DAN KELUARAN. Sasaran kegiatan ini adalah : a. Tersedianya dokumen Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa b. Tersedianya dokumen Site Plan/Tata Letak Sarana Prasarana Wisata Alam dan/atau Sarana

Prasarana Pengelolaan/Pengamanan Tahura Nuraksa c. Tersedianya dokumen Desain Fisik Bangunan beserta RAB

Keluaran yang diminta dari konsultan perencana dengan pengarahan penugasan ini adalah : a. Dokumen Desain Tapak yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini

yaitu sebagaimana Peraturan Dirjen PHKA Nomor 03/IV-SET/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam : 1. Peta lokasi obyek dan daya tarik wisata alam pada seluruh kawasan Tahura Nuraksa

dan pada tiap tapak; 2. Interpretasi vegetasi berasal dari penginderaan jarak jauh dengan menggunakan

alat antara lain google, landsat dan ikonos dan atau lainnya. 3. Data fisik meliputi antara lain topografi, jenis tanah, curah hujan, batas kawasan,

jalan, bangunan, vegetasi, dan demografi 4. Analisa wilayah perencanaan melalui deskripsi dan analisa kondisi eksisting sarana

prasarana pariwisata alam dan/atau sarana prasarana pengelolaan/pengamanan hutan dan analisa kebutuhan sarana prasarana pariwisata alam dan/atau sarana prasarana pengelolaan/pengamanan hutan serta kebutuhan ruangnya.

5. Konsep pendekatan dan Desain Tapak pada Kawasan Tahura yang memuat rencana prioritas pengembangan atraksi, aksesibilitas, amenities dan aktivitas berdasarkan potensi wisata yang ada menjadi satu kesatuan atau sendiri-sendiri yang dapat menciptakan pengalaman wisata yang unik dan menarik

6. Strategi Program dan Pengembangan Desain Tapak Wisata Alam di Taman Hutan Raya Nuraksa yang memuat strategi, analisa stakeholder, indicator program, tahun pelaksanaan dan hasil yang diharapkan pada masing-masing tapak

b. Dokumen Site Plan yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini yaitu : 1. Denah Konsep Ruang 2. Denah Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas 3. Denah site plan tapak seluruh kawasan yang memuat sirkulasi dan aksesibilitas serta

blok plan tapak 4. Denah site plan tapak pada masing-masing Tapak yang dilengkapi dengan

aksesibilitas, amenities, atraksi dan aktivitas 5. Gambar Rencana bangunan/sarpras dan rencana tata letak pada msing-masing tapak

c. Dokumen Desain Fisik yang akan menjadi standar dalam dokumen perencanaan ini yaitu : 1. Gambar Teknis Konstruksi

2. Spesifikasi Teknis. 3. Estimasi Biaya/Anggaran.

Semua dokumen dibuat 5 (lima) rangkap dan diserahkan 7 (tujuh) hari sebelum SPMK berakhir beserta soft copynya. Seluruh kegiatan ini dituangkan dalam bentuk laporan yang harus diserahkan secara bertahap meliputi : 1. Laporan Pendahuluan (Inception Report), diserahkan dalam waktu 15 (lima belas) hari

setelah penandatangan kontrak, sebanyak 5 eksemplar.

Laporan berisi : - Jadwal kerja team - Metodologi dan pendekatan pelaksanaan pekerjaan

Page 4: KAK Desain Tapak Tahura

- Hasil Survey Lapangan 2. Laporan Antara (Interm Report), diserahkan dalam waktu 45 (Empat Puluh Lima) hari

setelah penandatanganan kontrak, sebanyak 5 eksemplar. Laporan berisi : - Analisa/rumusan hasil survey - Konsep Perencanaan/Perancangan Desain Tapak - Draft rumusan awal Desain Kawasan Tahura

3. Draft Laporan Akhir, diserahkan dalam waktu 105 (seratus lima) hari setelah penandatanganan kontrak, sebanyak 5 eksemplar. Laporan berisi : - Analisa hasil survey - Hasil Review analisis - Draft Desain Kawasan Tahura

4. Laporan Akhir (Final Report), diserahkan dalam waktu 120 (Seratus dua puluh) hari setelah penandatanganan kontrak sebanyak 5 eksemplar. Laporan berupa Dokumen Desain Tapak, Site Plan dan Desain Fisik.

7. MANFAAT

Pemerintah, dalam hal mendayagunakan sumber daya alam/wilayah, khususnya untuk mengembangkan kawasan Tahura sebagai salah satu Kawasan Pelestarian Alam dan kawasan pengembangan ekowisata agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan PAD dan PNBP Kehutanan, menjaga kelestarian ekosistem kawasan Tahura sehingga pemerintah daerah memiliki acuan dan arahan yang jelas dalam pengembangan Taman Hutan Raya Nuraksa

Swasta/Masyarakat, dalam rangka membuka usaha baru yang berkaitan dengan pengembangan usaha jasa/sarana kepariwisataan

Sebagai acuan dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Taman Hutan Raya Nuraksa serta acuan dalam penyusunan rencana dan/atau pembangunan fisik Tahura Nuraksa

Tersedianya instrumen/alat untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta mensinergikan penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang kawasan wisata

8. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna jasa adalah Balai Taman Hutan Raya Nuraksa Dinas Kehutanan Prov. NTB

9. SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-(Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) termasuk PPN, sumber dana APBD Prov. NTB Tahun Anggaran 2013.

10. LOKASI KEGIATAN Lokasi pelaksanaan pekerjaaan Desain Tapak, Site Plan dan DED Pengembangan Taman Hutan Raya Nuraksa Provinsi NTB berada di Wilayah Desa Pakuan dan Desa Lebah Sempaga Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat Provinsi NTB seluas ± 2.500 Ha.

11. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Waktu yang disediakan untuk perencanaan Desain Tapak Tahura Nuraksa disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang akan konsultan rencanakan dan tidak dibenarkan melampaui tahun anggaran

12. STANDAR TEKNIS, MASUKAN dan DASAR HUKUM PERENCANAAN Referensi teknis dan hukum yang dapat digunakan dalam penyusunan desain tapak Tahura Nuraksa antara lain : a) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang tata ruang b) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang bangunan gedung

Negara

c) Undang-undang, Peraturan dan produk hukum lainnya tentang lingkungan hidup. d) Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA

Page 5: KAK Desain Tapak Tahura

e) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025

f) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

g) Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor 3/IV-Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam

h) SK Dirjen PHKA Nomor 05/Kpts/DJ-IV/2003 tentang Tata Letak (Site Plan) Sarana dan Pariwisata Pengusahaan Alam

i) Peraturan perundangan-undangan lain yang relevan

13. UNSUR-UNSUR YANG HARUS DIPENUHI Dalam penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa ini, konsultan harus memperhatikan kriteria umum perencanaan kawasan wisata disesuaikan berdasarkan fungsi dan kebutuhan perencanaan Desain Tapak meliputi : UNSUR PENDIDIKAN

Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun menghasilkan produk kawasan wisata yang menjamin dapat menambah ilmu pengetahuan, mendidik dan memberi wawasan yang luas kepada masyarakat pengguna dan sekitar.

UNSUR HIBURAN Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun menjamin dapat memberi dampak positif penyegaran secara rohani bagi pengunjung.

UNSUR KONSERVASI LINGKUNGAN DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun wajib memperhatikan kondisi lingkungan eksisting kawasan dari hal-hal yang dapat merusak atau menimbulkan kepunahan, penurunan kapasitas dan kualitas lingkungan, pelestarian flora dan fauna lokal maupun mampu meningkatkan pelestarian sosial, budaya, kesenian masyarakat serta pengembangannya.

UNSUR PEMBERDAYAAN MASYARAKA Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun wajib memberdayakan masyarakat yang berada di sekitar kawasan untuk berpartisipasi dan meningkatkan ekonominya.

UNSUR ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa yang disusun memiliki daya tarik arsitektur yang bagus dan merupakan perpaduan unsur arsitektur khas daerah/local dengan seni

arsitektur modern, yang dapat menambah keindahan dan tidak mencemari lingkungan.

UNSUR AKSESIBILITAS Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa harus disusun dengan memperhatikan kebutuhan seluruh elemen yang menggunakan kawasan ini, dengan memberikan utilitas yang memadai, mudah dijangkau dan dimanfaatkan termasuk balita, penyandang cacat dan lanjut usia.

14. PENDEKATAN PERENCANAAN TAPAK

Pendekatan untuk mengembangkan kawasan Tahura Nuraksa diarahkan untuk menjadi dasar utama dalam perumusan rencana pengembangan. Pendekatan umum dalam merancang Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa adalah Pendekatan 4-A (Attractions, Accessibility, Amenities, Activities) dan Pendekatan 3-E yaitu Pendekatan Ecologi, Economi, dan Edukasi (Bappeda Ngawi, 2011). a) PENDEKATAN 4-A

Dalam penyusunan rencana Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa digunakan

Page 6: KAK Desain Tapak Tahura

pendekatan 4-A, yakni sebuah pendekatan yang digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis sebuah kawasan sehingga dapat membantu di dalam menyusun perencanaan pengembangan kawasan tersebut. Pendekatan 4-A terdiri atas 4 (empat) komponen yang saling terkait, yakni Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, dan Aktivitas. Pada dasarnya produk pariwisata juga terdiri atas komponen-komponen yang dapat digolongkan menjadi atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan aktivitas yang lebih dikenal dengan komponen 4A. Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung dalam mewujudkan produk pariwisata yang siap untuk disajikan kepada wisatawan guna memberikan pengalaman perjalanan dan kepuasan kunjungan yang maksimal. Atraksi

Atraksi atau daya tarik wisata merupakan bentuk-bentuk yang dapat menarik minat pengunjung dan menjadi alasan utama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Atraksi wisata dapat berupa atraksi alam (natural attractions), seni budaya (cultural attractions), dan buatan (artificial attractions). Atraksi atau daya tarik alam adalah daya tarik wisata yang terjadi/ada secara alamiah yang tidak sengaja diciptakan untuk tujua wisata. Daya tarik budaya adalah daya tarik yang berupa hasil olah budi manusia, seperti kesenian (seni pertunjukan dan seni kerajinan), peninggalan bersejarah, cultural events atau special events, adat istiadat masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari), museum, dll. Sedangkan daya tarik buatan adalah daya tarik yang diciptakan oleh manusia.

Aksesibilitas Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk mencapai sebuah tempat wisata tetapi juga waktu yang dibutuhkan, dan tanda penunjuk arah menuju lokasi wisata dan tanda lainnya (signage) seperti billboard sehingga pencapaian lokasi daya tarik wisata menjadi lebih mudah, cepat, dan nyaman.

Amenitas Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata yang juga ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan sehingga merasa betah berada di daerah tujuan atau destinasi pariwisata. Fasilitas tersebut terdiri dari akomodasi, rumah makan, pusat informasi pariwisata, pusat perbelanjaan termasuk pasar dan toko, kios/toko cenderamata, kios oleh-oleh khas, pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS), toko obat-obatan, pusat layanan perbankan, sarana komunikasi, pos keamanan, biro perjalanan wisata (BPW), ketersediaan air bersih dan listrik.

Aktivitas Aktivitas dapat diartikan sebagai aktifitas yang dapat dilakukan yang dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kebudayaan sebagai hal baru yang unik. Aktivitas yang beraneka ragam bagi wisatawan dapat menyebabkan lama tinggal wisatawan yang lebih panjang yang dapat meningkatkan pengeluaran wisatawan. Selanjutnya, aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan dapat menimbulkan aktivitas usaha yang dapat dikerjakan oleh penduduk setempat. Aktivitas usaha tersebut dapat berupa penjualan jasa maupun barang kepada wisatawan. Aktivitas dapat digolongkan menjadi : (1) appreciative, seperti sightseeing, hiking, photography, enjoying the outdoors; (2) extractive-symbolic, seperti fishing, picking berries, collecting rocks, bird hunting; (3) passive-free play, seperti resting and relaxing, getting away from the city, camping, cooking, reading, enjoying camp-fires, playing cards; (4) sociable-learning, seperti visiting friends and relatives, shopping, meeting people, drinking, partying, nature study; dan (5) active-expressive, seperti

swimming, canoeing, beach activities, children’s play, boating. Selain kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan pada saat mengunjungi daya tarik wisata, aktivitas juga mengacu pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat selaku

Page 7: KAK Desain Tapak Tahura

“tuan rumah” untuk menyediakan layanan atau jasa kepada wisatawan sehingga kegiatan ini menimbulkan dampak berupa keuntungan ekonomi bagi peningkatan pendapatan serta manfaat sosial budaya bagi kawasan. Banyaknya atau beragamnya aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan akan berpengaruh pada banyaknya aktivitas ekonomi atau kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat.

b) PENDEKATAN 3E Di samping menggunakan pendekatan 4A, pengembangan Desain Kawasan wisata Tahura Nuraksa juga menggunakan pendekatan 3E (Ekologi, Ekonomi, dan Edukasi). Pendekatan 3E digunakan sebagai pijakan untuk menjaga keseimbangan antara pola pengembangan pariwisata dengan karakteristik ekologi atau lingkungan alam dan budaya yang dimiliki, mengutamakan aspek pendidikan dalam rangka mengelola lingkungan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan serta menekankan pada upaya mengembangkan perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini mengingat lokasi kawasan wisata yang berada pada Kawasan Pelestarian Alam yang merupakan kawasan konservasi, yang memiliki lingkungan rentan untuk menciptakan dampak bagi kawasan itu sendiri maupun bagi kawasan di sekitarnya. Dari aspek ekologi, modal utama pariwisata alam adalah lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya yang merupakan aset atau modal dasar. Oleh karena itu unsur-unsur ekologi yang menjadi modal utama pariwisata harus dipelihara dan dijaga kelestariaanya agar dapat berfungsi secara berkelanjutan. Aspek edukasi merupakan elemen penting untuk mendukung pengembangan pariwisata alam. Dengan informasi/edukasi yang baik kepada wisatawan atau kepada masyarakat setempat, dapat membantu menjaga kelestarian ekologi yang menjadi aset pembangunan pariwisata alam tersebut. Aspek ekonomi memegang peran penting dalam pembangunan pariwisata alam mengingat tanpa adanya keuntungan atau manfaat ekonomi sama sekali para pelaku usaha pariwisata termasuk masyarakat di daerah tujuan wisata tidak akan termotivasi untuk berperan serta dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pariwisata alam maupun dalam hal menjaga keberlangsungan sumber daya alam yang menjadi sumber daya tarik wisata. Oleh karena itu diperlukan upaya agar pengembangan pariwisata alam benar-benar dapat memberikan manfaat ekonomi atau kontribusi finansial kepada masyarakat setempat sehingga dapat meningkatkan pendapatan, perekonomian keluarga dan kesejahteraan mereka. Disamping itu diharapkan akan timbul kesadaran bahwa lingkungan alam yang menjadi modal utama pariwisata tersebut dapat memberikan manfaat kepada mereka, tentu mereka lebih termotivasi dan tergerak untuk ikut menjaga kelestariannya.

15. LINGKUP DAN URAIAN PEKERJAAN Untuk merencanakan penyelesaian Desain Tapak, Site Plan dan DED Taman Hutan Raya

Nuraksa ini konsultan harus mengikuti proses dan lingkup tugas yang harus dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; SK Dirjen PHKA Nomor 05/Kpts/DJ-IV/2003 yang mengatur tentang Tata Letak (Site Plan) Sarana dan Pariwisata Pengusahaan Alam dan Desain Fisiknya; Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam Nomor 3/IV-Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam, dan Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara sebagaimana Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 dan beberapa peraturan perundang-undangan yang lain , yang dapat meliputi tugas-tugas lingkup Penyusunan Desain Tapak, Site Plan dan DED Taman Hutan Raya Nuraksa yang berfungsi sebagai acuan dan batasan pelaksanaan pekerjaan penyusunan Desain Tapak

sehingga dalam pelaksanaannya dapat berlangsung secara spesifik dan terarah sesuai maksud dan tujuan kegiatan. Secara umum, Kegiatan Penyusunan Desain Tapak, Site Plan dan DED Taman Hutan Raya Nuraksa meliputi beberapa tahapan pekerjaan, yaitu:

Page 8: KAK Desain Tapak Tahura

a. Koordinasi, Konsultasi dan Rapat Pendahuluan Pada tahap ini konsultasn pelaksana melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi pengusul dan parapihak terkait untuk mendapatkan arahan dan kebijakan yang berkaitan dengan penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa, peliputan data dan informasi terkait dengan kawasan dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada terutama masukan-masukan dari pihak Owner dan User. Disamping itu juga dilakukan rapat pendahuluan dengan Tokoh masyarakat/Kades/kadus sekitar kawasan (FGD) untuk menginventarisir berbagai potensi wisata dan masukan serta saran dalam penyusunan Desain Tapak Tahura Nuraksa

b. Survei dan pengumpulan data dalam rangka pendataan potensi, pemetaan kawasan, penelitian kebutuhan ruang dan kebutuhan wisata, menggali trend dan format baru untuk kawasan wisata Tahura Nuraksa. Untuk mendukung penyusun, konsultan penyusun dapat melakukan studi banding pada beberapa aktifitas wisata alam di beberapa lokasi wisata alam lainnya.

c. Melakukan analisis dan kajian pada aspek makro tapak (kebutuhan ruang, massa dan komposisinya pada tapak serta tata ruang luar (landscape) kawasan, analisis kesesuaian tapak, analisis aksesibilitas, analisis tautan obyek wisata yang ada di kawasan Tahura, analisis konsep jenis-jenis objek wisata, analisis pemetaan partisipasi masyarakat, analisis pengunjung dan analisis keterpaduan dengan prasarana dan sarana, analisis pembiayaan, serta kaitannya dengan objek wisata lain di sekitar Kawasan Tahura Nuraksa;

d. Penyusunan konsep Desain Tapak Penyusunan Desain kawasan Tahura Nuraksa yang meliputi Penyusunan Desain Tapak, Penyusunan Siteplan (tata letak) Sarana Prasarana Pengelolaan, Penyusunan Desain Fisik (DED) yang dilengkapi dengan kebutuhan rencana anggaran biaya;

e. Melakukan paparan untuk pembahasan Desain kawasan Tahura Nuraksa sesuai tahapan yang meliputi : ► Pembahasan pra-rancangan yang meliputi penentuan tapak wisata sesuai potensi

yang akan dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi kawasan dan potensinya beserta gagasan desain pengembangan site plan dan desain fisik;

► Pembahasan konsep rancangan dan konsep pentahapan pembangunan dan rancangan desain

► Pembahasan akhir Penyusunan Desain Kawasan Tahura Nuraksa, meliputi Desain Tapak, Tata Letak atau Siteplan (makro dan mikro), Desain Fisik disertai Gambar ilustrasi 3D (Tiga Dimensi), RAB dan visualisasi animasi bila diperlukan.

f. Menyerahkan laporan-laporan dan dokumen hasil pelaksanaan kegiatan dalam bentuk hard copy dan soft copy berupa : 1. Laporan Pendahuluan 2. Laporan Antara 3. Buku Desain Tapak Tahura Nuraksa sebanyak 5 rangkap 4. Buku Site Plan (Tata Letak) Sarana Prasarana Pengelolaan Tahura Nuraksa 5. Gambar teknis hasil perancangan untuk aspek arsitektural, struktur, mekanikal dan

elektrikal, landscape, detail khusus, serta utilitas yang dilengkapi rencana anggaran biaya pelaksanaan konstruksi (RAB) secara detail

6. Album Peta (skala 1 : 10.000 dan 1 : 25.000) dan gambar Lingkup perencanaan penyusunan diatas merupakan ruang lingkup pekerjaan minimum yang harus tertuang dalam hasil pekerjaan, pengembangan pembahasan dan kajian serta modifikasi pola penyusunan pelaporan dalam konteks penyempurnaan hasil pekerjan akan didiskusikan secara bersama-sama pada saat pelaksanaan pekerjaan antara instansi terkait, tim teknis dan Konsultan Perencana.

g. Penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa Secara lebih rinci, penjelasan dari setiap tahapan kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut : Survey dan Pengumpulan Data

1) Kebijakan Pengembangan Desain Tapak 2) Pengumpulan data instansional 3) Peta-peta pendukung

Page 9: KAK Desain Tapak Tahura

4) Survey Kondisi Eksisting dan Lapangan 5) Data non fisik, berupa kondisi sosial budaya masyarakat, kependudukan,

ekonomi kawasan, fungsi bangunan dan aktivitas kawasan Kompilasi Data

Proses seleksi data, tabulasi dan pengelompokan data yang disajikan secara sistematik yaitu skala makro dan mikro. 1) Skala makro (Studi Wilayah) diantaranya : Aspek kebijakan regional,

aspek kependudukan, aspek perekonomian serta aspek sumber daya alam. 2) Skala Mikro (Studi Kawasan) diantaranya : Aspek sosial, ekonomi, fisik

dasar, tata guna tanah, fasilitas dll. Dalam pelaksanaan kompilasi data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut (Bappeda Ngawi, 2011) : - Reduksi data untuk menyeleksi, menyederhanakan, mengerucutkan, dan

mengabstraksikan data lapangan yang berkaitan dengan penyusunan rencana tapak kawasan Tahura Nuraksa.

- Penyajian data, yakni suatu rakitan organisasi informasi dalam bentuk klasifikasi atau kategorisasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan yang berkaitan penyusunan rencana tapak kawasan wisata Tahura Nuraksa dapat dilakukan. 1) Data yang bersifat kuantitatif diolah dan disusun dengan tabulasi dalam

bentuk tabel dan grafik. 2) Data yang bersifat kualitatif diolah dan disusun secara deskriptif dalam

bentuk narasi atau uraian yang berisi penjelasan mengenai data. 3) Data yang menunjukkan letak atau posisi (misalnya lokasi suatu daya tarik

wisata atau sarana penunjang kegiatan wisata) diolah dan disusun dalam bentuk peta dengan skala sebagaimana peraturan yang berlaku.

4) Data yang berkaitan dengan suasana atau situasi diolah dan disusun dengan menggunakan foto dan uraian atau deskripsi yang menjelaskan suasana atau situasi tersebut.

- Penarikan Kesimpulan, yakni suatu pengorganisasian data yang telah terkumpul sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan Penyusunan akhir mengenai penyusunan rencana Desain Kawasan Tahura Nuraksa.

Analisis Data Tujuan dari analisis data adalah menemukenali dan mengkaji secara tepat potensi dan permasalahan di kawasan perencanaan guna mengantisipasi peluang dan tantangan yang akan muncul. Hal ini dilakukan secara multidisiplin untuk memberikan dukungan bagi perumusan arahan pengembangan kepariwisataan di kawasan Tahura Nuraksa. Secara lebih rinci tahap analisis ini dapat diuraikan sebagai berikut: a) Analisis Produk

Secara umum analisis produk ditujukan untuk menghasilkan arahan pengembangan produk wisata kawasan Tahura Nuraksa, yang meliputi pengembangan : daya tarik wisata (attractions), sistem aksesibilitas dan pencapaian (accessibility), fasilitas penunjang pariwisata (amenities) serta kegiatan (activities) wisata yang dapat dilakukan wisatawan dan masyarakat setempat dalam suatu konsep dan rencana pengembangan yang terpadu dan saling mendukung dalam satu kesatuan konsep pariwisata yang unik dan memiliki nilai jual sesuai dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu di dalam proses analisis dan perencanaan keempat komponen produk tersebut dilakukan inventarisasi dan identifikasi karakteristik dan kondisi awal untuk menemukenali permasalahan serta kendala yang ada sebagai dasar untuk merumuskan konsep dan langkah-langkah pengembangan. Komponen daya tarik wisata (attractions), dikaji melalui identifikasi untuk

memetakan potensi wisata yang ada di kawasan Tahura Nuraksa dan sekitarnya, baik potensi yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata alam, wisata agro maupun wisata budaya. Potensi-potensi tersebut dianalisis untuk menentukan mana yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik utama dan mana yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik pendukung. Di samping itu juga dikaji potensi-potensi apa yang dapat

Page 10: KAK Desain Tapak Tahura

dikembangkan sebagai daya tarik atau produk baru untuk mengembangkan diversifikasi produk di kawasan wisata Tahura Nuraksa. Hasil analisis terhadap potensi-potensi tersebut selanjutnya disusun dalam suatu konsep manajemen atraksi untuk memberikan kualitas pengalaman yang lebih kaya dan beragam kepada wisatawan.

Analisis aksesibilitas, dititikberatkan pada evaluasi terhadap kemudahan pencapaian wisatawan dalam melakukan kunjungan ke kawasan Tahura Nuraksa dan juga aksesibilitas yang mentautkan tapak yang satu dengan tapk lainnya. Analisis tersebut selanjutnya dijadikan dasar bagi pengembangan sistem aksesibilitas untuk meningkatkan kemudahan wisatawan untuk melakukan wisata di Tahura Nuraksa sehingga tercipta suatu konsep paket wisata yang menarik dan atraktif.

Analisis amenitas ditujukan untuk memetakan/mengevaluasi kondisi ketersediaan fasilitas/sarana penunjang dan pelayanan wisata yang ada di kawasan wisata Tahura Nuraksa dan sekitarnya, guna menyusun arahan pengembangan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas serta tata letak dan kebutuhan ruang secara seimbang dan harmonis, untuk menyesuaikan permintaan pasar yang makin kritis terhadap kualitas pelayanan wisata. Disamping itu juga bertujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan, kualitas dan kesesuaian sarana guna mendukung pengembangan kawasan Tahura Nuraksa, dengan memberi rekomendasi bagi kebutuhan dalam upaya mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan permintaan pasar

Analisis aktifitas wisata ditujukan untuk menggali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh wisatawan pada saat mengunjungi lokasi-lokasi di kawasan Tahura Nuraksa. Analisis aktifitas wisata dikembangkan dengan konsep keterpaduan sehingga tercipta suatu aktifitas wisata yang unik, khas, menarik yang dapat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi wisatawan, baik itu aktifitas agrowisata, wisata budaya, wisata religi maupun aktifitas wisata alam lainnya, sehingga fungsi ekonomi, ekologi, dan edukasi Tahura Nuraksa dapat tercapai, termasuk dalam upaya ikut mendokrak peningkatan ekonomi dan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

b) Analisis Fisik Tata Ruang Tapak Wisata

Analisis tata ruang kawasan Tahura Nuraksa ditujukan untuk menghasilkan arahan rencana kegiatan dan tata ruang kawasan yang optimal, dengan skala prioritas dan pentahapan. Atas dasar gambaran tersebut, didukung oleh kajian pengembangan wilayah pembangunan yang ada, serta kajian bidang kepariwisataan, dapat dikembangkan perencanaan untuk pengembangan tata ruang kawasan pariwisata. Dalam pelaksanaan analisis fisik tata ruang tapak wisata ditekankan pada upaya menciptakan suatu kertautan antara tapak yang satu dengan tapak yang lainnya sehingga tercipta suatu pengalaman yang menarik dan unik bagi penikmat wisata yang berkunjung ke Taman Hutan Raya Nuraksa

c) Analisis Fisik Sarana Prasarana Pengelolaan Tahura Untuk mendukung penyusunan Desain Tapak, maka diperlukan analisis fisik sarana pengelolaan yang dapat mendukung pengembangan Kawasan Tahura Nuraksa sebagai salah satu kawasan wisata yang ditujukan untuk mengidentifikasi kelengkapan, kualits, dan kesesuaian sarana pengelolaan serta memberikan kebutuhan gambaran tentang kebutuhan dan pola pengembangan sarana pengelolaan di Kawasan Tahura Nuraksa

d) Analisis Strategi Pengembangan dan Peran Parapihak Analisis strategi pengembangan dan peran parapihak dilakukan untuk

memformulasikan berbagai strategi dalam pengembangan kawasan Tahura Nuraksa

Page 11: KAK Desain Tapak Tahura

Perumusan Hasil Penyusunan Desain Tapak Keluaran yang diharapkan dalam penyusunan Desain Tapak Taman Hutan Raya Nuraksa adalah Buku Desain Tapak Tahura Nuraksa dengan lay Out sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Desain Tapak Kepariwisataan Alam B. Pariwisata dan Ekowisata C. Sekilas tentang Taman Hutan Raya Nuraksa D. Kepariwisataan Alam di Taman Hutan Raya Nuraksa E. Tujuan dan Sasaran

BAB II SUBSTANSI DESAIN TAPAK A. Sarana dan prasarana kepariwisataan alam Desain Eko-arsitektur B. Kepariwisataan & Wisata Alternatif

BAB III METODOLOGI KEGIATAN A. Waktu dan tempat B. Alat dan bahan C. Pengumpulan Data D. Validasi ke lapangan E. Penyusunan Desain Tapak F. Pencermatan dan masukan G. Pengesahan BAB IV ANALISA WILAYAH PERENCANAAN A. Tapak Wisata Alam Segenter B. Tapak Wisata Religi, Budaya dan Sejarah Goa Pengkoak C. Tapak Wisata Pendidikan D. Tapak Wisata Agroforestry Blok Pemanfaatan Tradisional E. Tapak Wisata Camping Ground dan Play Ground BAB V KONSEP PENDEKATAN DAN DESAIN TAPAK DI TAHURA NURAKSA A. Pendekatan Desain Tapak Wisata Alam Segenter B. Pendekatan desain tapak Wisata Religi, Budaya, Sejarah Goa Pengkoak C. Pendekatan Desain Tapak Wisata Pendidikan

D. Pendekatan Desain tapak Wisata Agroforestry Blok Pemanfaatan Tradisional E. Pendekatan Desain Tapak Wisata Camping Ground dan Play Ground BAB VI STRATEGI PROGRAM DAN PENGEMBANGAN DESAIN TAPAK WISATA ALAM BAB VII PENUTUP

h. Penyusunan Site Plan (Tata Letak) Taman Hutan Raya Nuraksa Dokumen Site Plan yang disusun merupakan gambaran pengembangan kawasan Tahura Nuraksa dan pengembangan blok plan pada tiap tapak berdasarkan potensi pengembangannya. Secara lebih rinci, penjelasan dari setiap tahapan kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut : Survey dan Pengumpulan Data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan

sekunder. Data primer dikumpulkan berdasarkan data yang diukur langsung dilapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber data yang ada di instansi terkait maupun hasil FGD dan Konsultasi dengan parapihak/masyarakat/tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat. Adapun

Page 12: KAK Desain Tapak Tahura

data yang dibutuhkan antara lain : 1) Kebijakan Arah Pengembangan Masing-MasingTapak 2) Data/Peta Pembagian Blok di Tahura Nuraksa 3) Pengumpulan data Pengukuran Areal Tiap Tapak 4) Kondisi Eksisting/Lapangan masing-masing Tapak 5) Data non fisik, berupa kondisi sosial budaya masyarakat, kependudukan,

ekonomi kawasan, fungsi bangunan dan aktivitas kawasan 6) Dasar-Dasar Pertimbangan Rencana Tata Letak yang memuat kebijakan

rencana, pengembangan fasilitas, pertimbangan penentuan tata letak, dan konsep pengembangan tata ruang, tata letak, tata bangunan/arsitektur, lansekap dan konsep pengembangan utilitas dengan tetapmemperhatikan pertimbangan pengembangannya antara lain : pertimbangan ekologis, pertimbangan Estetis/visual, pertimbangan social budaya, ekonomi dan historikalnya.

Penyusunan Rancangan Desain Tata Letak 1) Rancangan Denah Tata Letak keseluruhan Tapak di Tahura Nuraksa 2) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak Tapak Wisata Alam Segenter 3) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak tapak Wisata Religi, Budaya,

Sejarah Goa Pengkoak 4) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak pada Tapak Wisata Pendidikan 5) Rancangan Denah Tata Letak pada tapak Wisata Agroforestry Blok

Pemanfaatan Tradisional 6) Rancangan Denah sarpras dan Tata Letak pada Tapak Wisata Camping

Ground dan Play Ground Penyusunan Petunjuk Desain Fisik yang memuat petunjuk dan bentuk arsitektur,

Motif Desain, Ukuran Bangunan dan Bahan Bangunan Konsultasi dengan user/owner tentang konsep Rancangan Desain Tata Letak dan

Petunjuk Desain Fisik di Taman Hutan Raya Nuraksa Konsultasi Publik dengan parapihak terutama dengan masyarakat, tokoh-tokoh

masyarakat, desa/dusun sekitar dan user sendiri dalam rangka penyempurnaan rancangan

Penyusunan rancangan final berupa satu dokumen Dokumen Site Plan Kawasan Taman Hutan Raya Nuraksa, dengan lay out sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup Kegiatan dan Batasan

1. Rencana Lingkup Kegiatan 2. Batasan Areal Perencanaan

D. Pertimbangan Perubahan Site Plan/Rencana Tata Letak

BAB II DASAR-DASAR PERTIMBANGAN RENCANA TATA LETAK A. Kebijakan Rencana B. Pengembangan Fasilitas C. Pengelompokan Kegiatan D. Pertimbangan Penentuan Tata Letak

1. Dasar Penentuan 2. Peninjauan Terhadap Fungsi

E. Konsep Pengembangan 1. Pengembangan Tata Ruang

2. Pengembangan Tata Letak 3. Pengembangan Bangunan/Arsitektur

Page 13: KAK Desain Tapak Tahura

4. Pengembangan Lansekap 5. Pengembangan Utilitas

F. Pertimbangan Pengembangan 1. Pertimbangan Ekologis 2. Pertimbangan Estetis/Visual 3. Pertimbangan Sosial Budaya dan Ekonomi 4. Pertimbangan Historis

BAB III RENCANA TATA LETAK A. Dasar Rencana B. Rencana areal pemanfaatan C. Rencana Tata Letak D. Rencana Tata Hijau E. Rencana Pengembangan Infrastruktur F. Rencana Elemen-Elemen Lansekap BAB IV PETUNJUK DESAIN FISIK A. Petunjuk Arsitektur B. Bentuk Arsitektur C. Motif Desain D. Ukuran Bangunan E. Banhan Bangunan BAB VII PENUTUP

i. Penyusunan Desain Fisik

Adapun keluaran atau produk penyusunan DED adalah : 1. Dokumen / Album Gambar (Bestek) yang memuat Gambar Rancangan, Detail

Rancangan dan Gambar Konstruksi 2. Dokumen Rencana Anggaran Biaya dan Analisa Rinci Spesifikasi Teknis 3. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat 4. Laporan akhir perencanaan dengan Layout :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup Bangunan BAB II PENDEKATAN PERENCANAAN A. Arsitektur Lokal B. Aspek-Aspek Wisata Alam BAB III KONSEP PERENCANAAN A. Aspek Sosial Budaya dan Arsitektur BAB IV URAIAN BESTEK PEMBANGUNAN FISIK A. Jenis-Jenis Bangunan B. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan BAB V PENUTUP

Semua produk hasil perencanaan tersebut selanjutnya dijadikan acuan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Prov., Kontraktor, dan juga masyarakat secara umum.

Page 14: KAK Desain Tapak Tahura

16. PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA 1. Ahli Planologi / Ahli Lansekap (TEAM LEADER) :

disyaratkan Sarjana S1 Teknik Planologi/ S1 bidang Arsitektur Lansekap lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi, Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian (SKA) dari LPJK, berpengalaman sebagai Team Penyusunan Master Plan dan Perencanaan Wilayah / Arsitektur Lansekap minimal 2 tahun. Tugas dan Tanggung Jawab : a. Melakukan koordinasi terhadap seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh

anggota tim mulai dari awal hingga akhir pekerjaan; b. Memberikan arahan terhadap anggota tim dan juga melakukan kajian-kajian

mengenai pendekatan dalam menyusun desain tapak, site plan dan desain fisik. c. Bertanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya di bidang perencanaan

Desain Tapak dan pengembangan konsep landscape kawasan serta strategi teknis desain secara lengkap

d. Bertanggung jawab terhadap keakuratan data, kelengkapan dan ketepatatan waktu, sesuai Jadwal waktu yang telah ditetapkan.

e. Melakukan analisis kondisi landscape kawasan dan perancangan landscape kawasan

f. Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

2. Ahli sipil/arsitektur/Struktur : Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Teknik Sipil yang dibuktikan dengan ijasah S1, dan memiliki pengalaman profesional di bidang Manajemen Konstruksi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun a. Membuat konsep perancangan yang menyangkut eksterior dan interior

bangunan. b. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil perumusan konsep desain

banguanan gedung serta hal-hal lainnya yang tekait. c. Mengkoordinir tenaga drafter dalam membuat gambar kerja. d. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pengukuran data tentang

keadaan dilapangan, topografi dan pengambilan data lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan Desain Tapak, Site Plan dan Desain Fisik Kawasan Tahura Nuraksa.

e. Membuat perhitungan analisa data hasil dilapangan f. Membuat Rencana Anggaran Biaya terhadap seluruh bangunan g. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil perhitungan desain bangunan

serta hal-hal lainnya yang tekait h. Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah : - Drafter adalah seorang lulusan STM/SNK dengan pengalaman dalam

mengoperasikan Autocad minimal 2 Tahun. - Tenaga Administrasi adalah seorang lulusan SMU/SMK dengan pengalaman

dalam bidang administrasi baik itu surat-menyurat, penagihan dll minimal 2 Tahun

. Mataram, Maret 2013

Mengetahui,

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB Selaku

Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. ABDUL HAKIM, MM NIP. 19600502198603 1 026

Kepala Balai Tahura Nuraksa Selaku

Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. BASUKI WINANTU, M.Si NIP. 19580924198703 1 004

Page 15: KAK Desain Tapak Tahura

BEBERAPA CONTOH MODEL PENYUSUNAN SITE PLAN 1. Yuningsiah, diyah, 2011. Perencanaan lanskap kawasan agrowisata sentra produksi rambutan

gedongjetis, tulung, klaten. Skripsi IPB.

Page 16: KAK Desain Tapak Tahura
Page 17: KAK Desain Tapak Tahura
Page 18: KAK Desain Tapak Tahura
Page 19: KAK Desain Tapak Tahura
Page 20: KAK Desain Tapak Tahura
Page 21: KAK Desain Tapak Tahura
Page 22: KAK Desain Tapak Tahura

2. Site Plan Korea National Arboretum

Page 23: KAK Desain Tapak Tahura

3. Desain Tapak Taman Nasional Kutai

Page 24: KAK Desain Tapak Tahura

4. Taman Kota Sipirok Tapanuli Selatan

Page 25: KAK Desain Tapak Tahura
Page 26: KAK Desain Tapak Tahura
Page 27: KAK Desain Tapak Tahura
Page 28: KAK Desain Tapak Tahura