kajian sedimentasi di bendungan prijetan dengan menggunakan
TRANSCRIPT
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN
DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
JURNAL ILMIAH
TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023 - 64
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
JURNAL
TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023-64
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Runi Asmaranto, ST.,MT Emma Yuliani, ST.,MT.,Ph.D
NIP.19710830 200012 1 001 NIP.19750723 200003 2001
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
Ludvi Masitoh1, Runi Asmaranto
2, Emma Yuliani
2
1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Bendungan Prijetan dibangun pada tahun 1906 dengan fungsi tunggal (single purpose)
yakni untuk irigasi. Bendungan ini mengairi 4600 ha sawah. Memiliki kapasitas
tampungan efektif 9.730.000 m3 dengan luas daerah aliran sungai 24,78 km
2. Adanya erosi
yang terjadi di DAS, mempengaruhi kapasitas tampungan efektif waduk akibat adanya
sedimentasi hasil erosi.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi di DAS Prijetan.
Sehingga nantinya akan diketahui kelas bahaya erosi yang terjadi di DAS Prijetan dan
mengetahui laju sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan alat bantu pemodelan
AVSWAT 2000.
Salah satu kemampuan AVSWAT adalah untuk memprediksi erosi dan sedimentasi
yang ada di DAS Prijetan. Besarnya debit pada DAS Prijetan mulai tahun 2001 sampai
dengan tahun 2014 sebesar 518,521 m3/dt, laju erosi rata –rata sebesar 8,881 ton/ha/th atau
sekitar 0,7149 mm/th dan sedimen sebesar 86,433 ton/th. Berdasarkan Kelas Bahaya Erosi,
DAS Prijetan memiliki Kelas Sangat Ringan sebesar 30,1% (727,392 ha), Kelas Ringan
sebesar 53,3% (1287,403 ha) dan Kelas Sedang sebesar 16,6% (400,167 ha).
Kata Kunci: Aliran Waduk Prijetan, Erosi, Sedimentasi
ABSTRACT
Prijetan dam was built in 1906 with a single function which is for irrigation. This dam
to irrigate 4600 ha of rice fields. Having an effective storage capacity 9.73 million m3 with
an area of 24.78 km2 watershed. Their erosion in the watershed, affect the effective storage
capacity of reservoirs due to sedimentation of erosion.
This study aims to determine the magnitude of the rate of erosion in the watershed
Prijetan. So it will be known class of erosion that occurs in the watershed Prijetan and
knowing the rate of sedimentation in the dam Prijetan with modeling tools AVSWAT 2000.
One AVSWAT ability is to predict erosion and sedimentation in the watershed
Prijetan. The amount of discharge at watershed Prijetan from 2001 to 2014 amounted to
518.521 m3 / sec, average erosion rate of 8.881 tonnes / ha / yr, or about 0.7149 mm / yr
and sediment of 86.433 tons / year. Based Erosion Hazard Class, DAS Prijetan have a
Class Very Mild 30,1% (727.392 ha), Lightweight amounted to 53.3% (1287.403 ha) and
Class Average 16.6% (400.167 ha).
Keywords: Flow Reservoir Prijetan, Erosion, Sedimentation
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada tahun 2001 endungan ini
mengairi 4600 Ha sawah, dengan
memiliki kapasitas tampungan efektif
9.730.000 m3 dengan luas daerah aliran
sungai 24,78 km2
. Namun, daya guna
bendungan ini sudah mulai berkurang
akibat adanya erosi tanah yang terjadi di
DAS Prijetan yang nantinya akan
menjadi inflow di Bendungan Prijetan.
Erosi tanah merupakan kejadian alam
yang pasti terjadi dipermukaan daratan
bumi. Besarnya erosi sangat tergantung
dari faktor-faktor alam ditempat
terjadinya erosi tersebut,akan tetapi saat
ini manusia juga berperan penting atas
terjadinya erosi.
Peningkatan sedimentasi di waduk
mengakibatkan berkurangnya kapasitas
tampungan efektif di waduk. Hal ini
menyebabkan berkurangnya usia guna
waduk dan mengganggu manfaat dari
waduk itu sendiri.
Penelitian ini akan mengkaji
besarnya erosi dan sedimentasi yang
terjadi di DAS Prijetan. Hasil prediksi di
peroleh dengan menggunakan model
AVSWAT (Arc View Soil And Water
Assessment Tool) 2000 yang telah
banyak diaplikasikan pada beberapa DAS
di Indonesia. Penggunaan model
AVSWAT 2000 penting dilakukan
mengingat terbatasnya ketersediaan data
sedimen dan erosi di DAS Prijetan,
sehingga hasil analisisnya akan dapat
bermanfaat dalam pengelolaan DAS
Prijetan.
1.2 Identifikasi Masalah Berkurangnya usia guna bendungan
menjadi permasalahan yang sangat
penting. Salah satu hal yang
mempengaruhi usia guna bendungan
adalah terjadinya erosi akibat
sedimentasi. Sedimentasi di bendungan
ini berasal dari hulu sungai yang
mengakibatkan terjadinya gerakan
sedimen dan perpindahan daerah
pengendapan karena terjadinya
perubahan muka air. Sehingga kajian
mengenai erosi dan sedimentasi yang
terjadi di DAS Prijetan sangat diperlukan
untuk memaksimalkan isi tampungan
pada bendungan tersebut.
1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui besarnya laju
erosi yang terjadi di sub-DAS Prijetan
menggunakan metode estimasi MUSLE.
2. Untuk mengetahui kelas bahaya
erosi yang terjadi di DAS Prijetan.
3. Untuk mengetahui laju
sedimentasi di Bendungan Prijetan.
Adapun manfaat dari studi ini adalah :
1. Memperkenalkan teknologi
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
Model SWAT (Soil and Water
Assesment Tools).
2. Sebagai bahan pembanding bagi
instansi terkait dalam menanganani
masalah erosi dan sedimentasi pada suatu
waduk.
DASAR TEORI
2.1 Tipe-Tipe Erosi
Berdasarkan bentuknya erosi
dibedakan menjadi 7 tipe, diantaranya
yaitu:
a. Erosi percikan (splash erosion) adalah
terlepas dan terlemparnya partikel-
partikel tanah dari massa tanah akibat
pukulan butiran air hujan secara
langsung.
b. Erosi aliran permukaan (overland flow
erosion) akan terjadi hanya dan jika
intensitas dan/atau lamanya hujan
melebihi kapasitas infiltrasi atau
kapasitas simpan air tanah.
c. Erosi alur (rill erosion) adalah
pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan partikel-partikel tanah oleh
aliran air larian yang terkonsentrasi di
dalam saluran-saluran air.
d. Erosi parit/selokan (gully erosion)
membentuk jajaran parit yang lebih
dalam dan lebar dan merupakan tingkat
lanjutan dari erosi alur.
e. Erosi tebing sungai (streambank
erosion) adalah erosi yang terjadi akibat
pengikisan tebing oleh air yang mengalir
dari bagian atas tebing atau oleh
terjangan arus sungai yang kuat terutama
pada tikungan-tikungan.
f. Erosi internal (internal or subsurface
erosion) adalah proses terangkutnya
partikel-partikel tanah ke bawah masuk
ke celah-celah atau pori-pori akibat
adanya aliran bawah permukaan.
g. Tanah longsor (land slide) merupakan
bentuk erosi dimana pengangkutan atau
gerakan massa tanah yang terjadi pada
suatu saat dalam volume yang relatif
besar. (Sumber : Suripin, 2004).
2.2 Kelas Bahaya Erosi
Kelas bahaya erosi diperoleh
dengan cara membandingkan tingkat
erosi pada suatu unit lahan dengan
kedalaman efektif. Klasifikasi kelas
bahaya erosi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Kelas Bahaya Erosi Erosi Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/tahun)
Solum
Tanah I(<15)
II(15-60)
III(60-180)
IV(180-480)
V(>480)
Dalam
(>90) SR R S B SB
Sedang
(60-90) R S B SB SB
Dangkal
(30-60) S B SB SB SB
Sangat
Dangkal
(<30)
B SB SB SB SB
Sumber: Utomo, 1994
Keterangan:
SR : Sangat Ringan
SB : Sangat Berat
R : Ringan
B : Berat
S : Sedang
2.3 Model Prediksi Erosi (MUSLE)
Mengingat bahwa nilai
pengangkutan sedimen (Sediment
Delivery Ratio = SDR) tidak menentu
dan harganya bervariasi dari satu tempat
ke tempat lainnya, Williams (1975)
melakukan modifikasi USLE dengan
mengganti faktor R dengan faktor aliran.
Dengan cara baru ini, yang selanjutnya
dinamai Modifikasi USLE (MUSLE),
Modified Universal Soil Loss Equation
(Williams, 1995)
CRFGLSPCKareaqQsed USLEUSLEUSLEUSLEhrupeaksurf .....)...(8,11 56,0
dimana:
sed = hasil sedimen per hari (ton)
Qsurf =volume aliran limpasan
permukaan (mm/hari)
Qpeak = debit puncak limpasan (m3/dt)
Areahru= luas hru (ha)
KUSLE = faktor erodibilitas tanah USLE
CUSLE =faktor (pengelolaan) cara
bercocok tanam USLE
LSUSLE = faktor topografi USLE
CRFG = faktor pecahan batuan kasar
Metodologi Penelitian
3.1 Lokasi Studi
Lokasi Daerah studi ini terletak di
Sub DAS Prijetan tepatnya di DAS
Bengawan Solo Hilir. Dengan luas DAS
2485,44 Ha. Studi ini dilakukan pada
program inspeksi besar balai keamanan
bendungan yang berlokasi di Desa Mlati,
Kecamatan Kedungpring, Kabupaten
Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Secara
astronomis lokasi studi terletak pada
koordinat 7°13'15"S dan
112°12'56"E.Secara administratif terletak
di Kabupaten Lamongan. Adapun batas-
batas administratif dari lokasi studi
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan :Kab.Mojokerto
dan Kab. Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Tuban
Sebelah Timur : Kabupaten Gresik
3.2 Data-data yang di Perlukan
1. Data curah hujan harian tahun
2001 s.d 2014
2. Peta rupa bumi digital Indonesia
skala 1 : 25.000 yang mencakup seluruh
areal Sub-DAS Prijetan yang bersumber
dari BAKORSURTANAL.
3. Peta jenis tanah dan kedalaman
solum tanah untuk areal Sub-DAS
Prijetan.
4. Peta tataguna lahan Sub-DAS
Prijetan.
3.3 Langkah-langkah Studi
1. Pengolahan DEM
Pengolahan DEM dalam studi ini
bertujuan untuk mendapatkan
representasi topologi bumi dalam bentuk
DEM berformat grid/cell atau juga bisa
disebut grid elevasi yang selanjutnya
akan digunakan dalam pemodelan DAS
dan analisa kemiringan lereng (grid
kemiringan lereng). DEM berformat grid
bisa diperoleh dari proses konversi
topologi bumi dengan data dasar peta
topografi digital yang diperoleh dari
BAKOSURTANAL dengan skala
1:25000.
2. Deliniasi DAS
Deliniasi DAS atau biasa disebut
penelusuran batas DAS dilakukan dengan
bantuan extensions AVSWAT 2000. Pada
tahapan ini, theme grid yang sudah
diidentifikasi dimasukkan ke dalam DEM
setup. mendefinisikan sungai dan outlet
dalam DEM. Proses ini akan
menghasilkan theme stream (sungai) dan
theme outlet (outlet sub DAS).
3. Pengolahan Peta Tataguna Lahan
dan Jenis Tanah
Pendefinisian jenis Tataguna Lahan
yang ada di DAS dan jenis tanah yang
ada di DAS.
4. Pengolahan HRU
Menjalankan menu HRU Distribution
dari toolbar AVSWAT 2000 untuk
memproses distribusi Hydrologic
Response Unit dari setiap sub DAS,
sehingga akan dihasilkan database tabel
Distrswat yang berisi informasi
penyebaran distribusi tataguna lahan dan
jenis tanah pada DAS dan sub-DAS.
5. Pengolahan Database AVSWAT
2000
Memasukan titik lokasi stasiun hujan,
stasiun temperatur,data hujan, data
kelembapan,suhu dan radiasi
matahari.memasukan parameter-
parameter nilai faktor jenis tanah dan
tanaman.
6. Running Simulation
Output dari Model ini merupakan
respon hidrologi pada 3 tingkatan, yaitu
di tingkat HRU, rata-rata sub-DAS dan
hasil penelusuran di outlet Sub-DAS.
7. Analisa Hasil Simulasi
Mendapatkan hasil keluaran
berupa nilai debit, erosi dan
sedimen tiap-tiap sub DAS.
Melakukan pengecekan hasil
konsentrasi sedimen bulanan hasil
simulasi dengan perhitungan
konsentrasi sedimen bulanan hasil
pengamatan.
Mengkoreksi kesalahan-kesalahan
apabila hasil yang didapat jauh
dari hasil pengamatan di
lapangan.
Melakukan kalibrasi sehingga
hasil running simulasi mendekati
dengan hasil kenyataan di
lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Pengolahan Data
4.1.1 Penentuan Batas DAS dan
Pembuatan DEM AVSWAT 2000
Penentuan batas DAS pada studi ini
menggunakan bantuan software ArcView
GIS 3.3. Dalam menentukan batas DAS
pada ArcView GIS 3.3 dibutuhkan bebe-
rapa extension sebagai alat bantu antara
lain, Spatial Ana- lyst, 3D Analyst,
Xtools dan AVSWAT 2000.
4.1.2 Pengolahan Data Hujan
Data hujan yang digunakan dalam
studi ini adalah data hujan stasiun-stasiun
hujan di daerah kecamatan kedungpring.
Banyaknya stasiun hujan yang digunakan
berjumlah 2 stasiun hujan. Dengan jangka
waktu 14 tahun yakni antara 2001-2014.
-Stasiun Prijetan +50
-Stasiun Kedungpring +25
4.1.3 Uji Konsistensi
Data-data hujan harian tiap-tiap
stasiun selama 14 tahun terlebih dahulu
diuji kekonsistenan datanya dengan
teknik kurva massa ganda seperti yang
dijelaskan dalam bab kajian pustaka. Uji
ini bertujuan untuk membandingkan data
dari stasiun yang diamati dengan stasiun
sekitarnya. Tabel 1 Uji Konsistensi Stasiun Hujan
Prijetan
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 1 Grafik Uji Konsistensi Data
Stasiun Hujan Prijetan
4.1.4 Pengolahan Data Hujan untuk
Input Data AVSWAT 2000
Input data hujan dalam AVSWAT
2000 digunakan untuk mem-peroleh
nilai-nilai statistik presipitasi, standart
deviasi dan kepencengan, probabilitas,
dan curah hujan maksimum. Untuk
maksud diatas, terlebih dahulu data hujan
dikelompokkan dalam susunan bulan
selama jangka waktu 14 tahun seperti
dijelaskan pada gambar berikut ini :
Koordinat : XPR = 634936,4700
YPR = 9198309,75000
Kecamatan : Kedungpring
Nama Stasiun : Prijetan
Elevasi : 53 Tanggal 2001 2002 2003 2004 2005
1 0 0 4 27 0
2 0 42 20 0 0
3 0 4 17 0 0
4 0 2 0 0 0
4.1.5 Tataguna Lahan dan Jenis Tanah
Kondisi sebaran tata guna lahan dan
jenis tanah di wilayah DAS Prijetan
disajikan dalam tabel dan gambar berikut
ini : Tabel 2 Sebaran Tataguna Lahan Sub DAS
Prijetan
Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000
Tabel 3 Sebaran Jenis Tanah Sub DAS
Prijetan
Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000
4.1.6 Penentuan Klasifikasi Tanah dan
Curve Number (CN) Nilai Curve Number (CN) atau bilangan
kurva air limpasan ditentukan
berdasarkan dua parameter fisik dari sub
DAS, yaitu kondisi jenis tanah dan jenis
penutup lahan. Dari kondisi jenis tanah
akan didapatkan klasifikasi kelompok
tanah menurut SCS (Hydrology Soil
Group) .
2001 89 121 121 89,00 89,00
2002 88 71 192 88,00 177,00
2003 114 140 332 114,00 291,00
2004 66 77 409 66,00 357,00
2005 132 72 481 132,00 489,00
2006 114 86 567 114,00 603,00
2007 72 78 645 72,00 675,00
2008 134 95 740 134,00 809,00
2009 56 72 812 56,00 865,00
2010 115 80 892 115,00 980,00
2011 83 108 1.000 83,00 1.063,00
2012 60 108 1.108 60,00 1.123,00
2013 93 129 1.237 93,00 1.216,00
Σ PembandingTahun kedungpring pridjetan Σ pridjetan rata2
pembanding
1 Pemukiman 49,495 0,49495 1,945765
2 Sawah Irigasi 9,671 0,09671 0,380189
3 Sawah Tadah Hujan 194,059 1,9405 7,628909
4 Kebun 448,698 4,48698 17,63932
5 Semak Belukar 597,157 5,97157 23,47562
6 Ladang 807,89 8,0789 31,76002
7 Tanah Kosong/Padang Rumput 227,343 2,27343 8,93738
8 Danau/Bendungan 209,419 2,09419 8,232746
2478,563 24,7856 100Total
No Peruntukan Luas (Ha) Luas (KM) Luas (%)
1 Regosol 1951,081 19,51081 78,71823311
2 Latosol 527,482 5,27482 21,28176689
2478,563 24,78563 100
No Nama Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (KM²) Luas (%)
Total
Tabel 4 CN untuk masing-masing penutup
lahan.
Sumber : (1) Peta tataguna lahan DAS Prijetan (2)
Nilai SCS Curve Number kondisi kelembaban awal II,
dari tabel crop dan tabel urban AVSWAT 2000, tabel
2.1, 2.2, 2.3.
4.2 Pembahasan Hasil Pemodelan
AVSWAT 2000
Dalam perhitungan prediksi ini yang
ingin di dapatkan adalah nilai keluaran
berupa debit,erosi, dan sedimen pada
setiap titik outlet. Dimana faktor – faktor
yang mempengaruhi nilai tersebut dalam
perhitungan kali ini berdasarkan input
adalah jenis tanah, tata guna lahan dan
curah hujan. Perkiraan hasil sedimen di
DAS Prijetan dengan model SWAT
diperhitungkan dari erosi yang terjadi di
unit lahan HRU, kemudian erosi yang
terjadi di setiap unit lahan HRU tersebut
akan di bawa oleh limpasan permukaan
sampai ke anak sungai utama sebagai
erosi masing- masing sub DAS, di-mana
sebagian akan terdeposisi di cekungan –
cekungan permukaan lahan, besarnya
sedimen yang berasal dari erosi tersebut
kemudian mengalami proses transportasi
sedimen melalui anak sungai (tributary
channel) sebelum akhirnya sampai ke
sungai utama (main chan-nel). Dalam
proses transportasi sedimen di anak
sungai dan sungai utama tersebut
besarnya desposisi dan degradasi sedimen
di sungai akan diperhitungkan.Simulasi
hasil pemodelan Avswat 2000 yang
dilakukan adalah menggunakan tata guna
lahan eksisting yang menghasilkan:
1. Fase di Lahan : Erosi
2. Fase di Sungai : Sedimen
Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Erosi dan
Sedimentasi Th 2001-2014
Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar 2 Grafik Debit (Flow_In) tahun
2001-2014
Gambar 2 Grafik Erosi (Syld) tahun 2001-
2014
Gambar 3 Grafik Sedimen (Sed_In) tahun
2001-2014
A B C D
1 Pemukiman 49 64 79 84
2 Sawah Irigasi 58 69 77 80
3 Sawah Tadah Hujan 58 69 77 80
4 Kebun 43 65 76 82
5 Semak Belukar 35 56 70 77
6 Ladang 59 74 82 86
7 Tanah Kosong/Padang Rumput 39 61 74 80
No Tataguna LahanNilai CN LUAS
(Ha) TOTAL RATA-RATA TOTAL RATA-RATA
2001 2478,562 0,543 0,0175 301,576 10,019
2002 2478,562 0,462 0,0250 474,483 15,306
2003 2478,562 0,875 0,0280 535,539 17,275
2004 2478,562 0,537 0,0173 329,399 10,626
2005 2478,562 0,752 0,0243 461,735 14,895
2006 2478,562 0,846 0,0273 520,320 16,785
2007 2478,562 0,538 0,0174 330,265 10,654
2008 2478,562 1,14 0,0368 698,996 22,548
2009 2478,562 1,023 0,0330 629,719 20,314
2010 2478,562 0,569 0,0184 348,407 11,239
2011 2478,562 0,987 0,0318 605,532 19,533
2012 2478,562 0,507 0,0164 310,612 10,020
2013 2478,562 0,762 0,0246 467,900 15,094
2014 2478,562 0,467 0,0151 5555,584 179,212
10,0080 0,7149 1025,486 86,433
TAHUNEROSI (mm/tahun) SEDIMEN (ton/ha/th)
Total
4.3 Perhitungan Kapasitas Tampungan
Waduk
Berdasarkan data debit yang diperoleh
dari hasil Running AVSWAT 2000 maka
akan didapakan kapasitas aktif
tampungan waduk seperti terdapat pada
tabel 7 berikut ini :
Tabel 7 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 8 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001
Sumber : Hasil Perhitungan
Maka dengan diketahuinya tampungan
efektif waduk pada kedua tahun tersebut,
dapat dihitung pengurangan tampungan
waduk dari tahun 2001 sampai dengan
tahun 2014.
Hasil perhitungan diatas akan penulis
bandingkan dengan hasil perhitungan
kapasitas tampungan waduk aktif
eksisting. Kedua tabel Pengurangan
tampungan efektif waduk tersebut akan
ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 9 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif
Waduk
Sumber : Perhitungan Data
Inflow Inflow Outflow Outflow Kekurangan Kelebihan Volume Limpahan
(supply) ( m3 ) (demand) ( m3 ) (deficit) (excess) (kom.) (spillout)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]
Jan. 8,30245 21519950,4 3,0639 7941507,624 13578442,78 Penuh 13578442,78
Feb. 5,82793 15105994,56 3,0639 7941507,624 7164486,936 Penuh 7164486,936
Mar. 3,25708 8442351,36 3,0639 7941507,624 500843,736 Penuh 500843,736
Apr. 2,60132 6742621,44 3,0639 7941507,624 -1198886,184 -1198886,184
Mei 2,96561 7686861,12 3,0639 7941507,624 -254646,504 -254646,504
Jun. 3,67309 9520649,28 3,0639 7941507,624 1579141,656 Penuh
Jul. 4,07584 10564577,28 3,0639 7941507,624 2623069,656 Penuh 2623069,656
Agt. 1,419265 3678734,88 3,0639 7941507,624 -4262772,744 -4262772,744
Sept. 1,088008 2820116,736 3,0639 7941507,624 -5121390,888 -9384163,632
Oct. 3,236219 8388279,648 3,0639 7941507,624 446772,024 Penuh 446772,024
Nop. 8,41164 21802970,88 3,0639 7941507,624 13861463,26 Penuh 13861463,26
Des. 4,1632 10791014,4 3,0639 7941507,624 2849506,776 Penuh 2849506,776
49,0217 ( m3 /dt) 9384163,632 m3
4,0851 ( m3 /dt) 41024585,16 m3
Thn.
2001
Jumlah = Kapasitas waduk yang dibutuhkan =
Rerata = Total Spilout =
Tahun Bulan
Tahun 2001 9.384.163 m3
Tahun 2014 4.444.113 m3
Berkurang (13 tahun) 4.940.050 m3
Luas DAS 24,78 km2
Pengurangan per tahun 380,004 m3
0,000015 m/tahun
0,015335 mm/tahun
Tinjauan Tampungan
Laju Kehilangan DAS
Inflow Inflow Outflow Outflow Kekurangan Kelebihan Volume Limpahan
(supply) ( m3 ) (demand) ( m3 ) (deficit) (excess) (kom.) (spillout)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]
Jan. 2,57125 6664680 2,2910 5938168,32 726511,68 Penuh 726511,68
Feb. 1,08523 2812916,16 2,2910 5938168,32 -3125252,16 -3125252,16
Mar. 1,78214 4619306,88 2,2910 5938168,32 -1318861,44 -4444113,6
Apr. 2,59779 6733471,68 2,2910 5938168,32 795303,36 Penuh 795303,36
Mei 3,12442 8098496,64 2,2910 5938168,32 2160328,32 Penuh 2160328,32
Jun. 2,03716 5280318,72 2,2910 5938168,32 -657849,6 -657849,6
Jul. 4,24742 11009312,64 2,2910 5938168,32 5071144,32 Penuh 5071144,32
Agt. 2,26477 5870283,84 2,2910 5938168,32 -67884,48 -67884,48
Sept. 1,00266 2598894,72 2,2910 5938168,32 -3339273,6 -3339273,6
Oct. 5,63009 14593193,28 2,2910 5938168,32 8655024,96 Penuh 8655024,96
Nop. 4,20148 10890236,16 2,2910 5938168,32 4952067,84 Penuh 4952067,84
Des. 6,11095 15839582,4 2,2910 5938168,32 9901414,08 Penuh 9901414,08
36,6554 ( m3 /dt) 4444113,6 m3
3,0546 ( m3 /dt) 32261794,56 m3
Tahun Bulan
Thn.
2014
Jumlah = Kapasitas waduk yang dibutuhkan =
Rerata = Total Spilout =
Tabel 10 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif
Waduk eksisting
Sumber : Perhitungan Data
Hal ini dapat di gambarkan dengan
lengkung kapasitas sebagai berikut :
Gambar 4 : Studi Lengkung Kapasitas Tahun
2001 (Sumber, Laporan Inspeksi Besar
Bendungan Prijetan).
Dari gambar di atas dapat kita lihat
bahwa dengan elevasi crest pelimpah
+49.90 menghasilkan tampungan efektif
sebesar 9.730.000 m3. Sehingga dapat
kita lihat perbedaan antara hasil
AVSWAT dengan data (eksisting) adalah
sebagai berikut : Tabel 11 Selisih Tampungan Efektif Waduk
AVSWAT dengan eksisting
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas dapat kita lihat
bahwa selisih dari hasil AVSWAT
dengan perhitungan data (eksisting) tidak
jauh berbeda, yakni sebesar ± 5% .
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Besarnya laju sedimentasi pada
Waduk Prijetan sebesar 0,01533
mm/tahun. Sehingga untuk volume
tampungan mati selama 13 tahun
didapatkan sebesar 4.940.050 m3
.
2. Dari hasil Running AVSWAT 2000
untuk pendugaan jumlah erosi dan
sedimen mulai tahun 2001-2014 di
sub-DAS Prijetan adalah sebagai
berikut:
a. Nilai rata-rata erosi sebesar
0,7149 mm/tahun atau
sebesar 8,881 ton/ha/tahun
b. Nilai rata-rata sedimen
sebesar 86,433 ton/ha/th
3. Dari luas DAS seluas 2478,562 Ha,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
luas (Ha) untuk kelas bahaya erosi
sedang adalah seluas 400,167 Ha atau
sebesar 16,6%, untuk kelas bahaya
erosi ringan adalah seluas 1287,403
Ha atau sebesar 53,3% dan untuk kelas
bahaya erosi sangat ringan adalah
seluas 727,392 Ha atau sebesar 30,1%.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Kajian Erosi dan
Sedimentasi pada DAS Teluk Balikpapan
Kalimantan Timur.
http://www.crc.uri.edu/download/TE-
02_13-I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN-1.pdf
(diakses September 2015)
Anonim. 2013. Analisis Erosi dan
Sedimentasi Lahan di SUB DAS Panasen
Kabupaten Minahasa.
http://download.portalgaruda.org/article.p
hp?article=108074&val=1013
(diakses September 2015).
Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi
Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Tahun 2001 345.837 m3
Tahun 2014 59.956 m3
Berkurang (13 tahun) 285.881 m3
Luas DAS - km2
Pengurangan per tahun 21,990 m3
0,000001 m/tahun
0,00089 mm/tahun
Selisih Tampungan
Laju Kehilangan DAS
Tinjauan
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Bisri, Mohammad, Dr.H.MS. 2009.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Malang : C.V.Asrori.
Nasrully, Ahmad. 2008. Aplikasi Model
SWAT (SOIL AND WATER ASSESMENT
TOOLS) Untuk Analisis Debit di Sub
DAS Lesti. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Malang: Program Sarjana Teknik
Pengairan Universitas Brawijaya.
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep
Dasar Sistem Informasi Geografis.
Bandung : Informatika.
Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi
Geografis: Tutorial ArcView. Bandung :
Informatika.
S.L Neitsch, et al., 2002. Soil and Water
Assesment Tool Theoretical
Documentation version 2000. Grassland,
Soil and Water Research Laboratory.
Agricultural Research Service. Temple,
Texas. Balckland Research Center. Texas
Agricultural Experiment Station. Temple,
Texas. Published 2002 by Texas Water
Resources Institute, College Station,
Texas. http://www.brc.tamus.edu/swat/.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi
Model Statistik Untuk Analisa Data Jilid
1 dan 2. Nova. Bandung.
Sumarto,CD. 1995. Hidrologi Teknik,
Jakarta : Erlangga.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya
Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi