kajian perubahan kadar vitamin c dan nilai ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.i1.0028...

45
KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI BILANGAN PEROKSIDA (POV) TERKAIT UMUR SIMPAN SUSU BUBUK TIPE A DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh: Yohanna Sofiani Adidharma NIM : 15.I1.0028 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2018

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN

NILAI BILANGAN PEROKSIDA (POV) TERKAIT

UMUR SIMPAN SUSU BUBUK TIPE A DI PT.

FRISIAN FLAG INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

Yohanna Sofiani Adidharma

NIM : 15.I1.0028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2018

Page 2: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

i

KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN

NILAI BILANGAN PEROKSIDA (POV) TERKAIT

UMUR SIMPAN SUSU BUBUK TIPE A DI PT.

FRISIAN FLAG INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

Yohanna Sofiani Adidharma

NIM : 15.I1.0028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2018

Page 3: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN

NILAI BILANGAN PEROKSIDA (POV) TERKAIT

UMUR SIMPAN SUSU BUBUK TIPE A DI PT. FRISIAN

FLAG INDONESIA

Oleh:

YOHANNA SOFIANI ADIDHARMA

NIM : 15.I1.0028

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

sidang penguji pada 23 Mei 2018

Semarang, 24 Mei 2018

Fakultas Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Soegijapranata Semarang

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademik,

Agata Tantri Atmaja Meiliana, S.Gz., MS.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian,

Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP., MSc.

Page 4: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang

telah melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

melaksanakan Kerja Praktek di PT Frisian Flag Indonesia divisi powder serta

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Kajian Perubahan Kadar Vitamin

C dan Nilai Bilangan Peroksida (POV) Terkait Umur Simpan Susu Bubuk Tipe A di

PT. Frisian Flag Indonesia” Pelaksanaan Kerja Praktek dan penulisan laporan ini

dilakukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Selama melaksanakan Kerja Praktek dan penulisan laporan Kerja Praktek, penulis

mendapatkan pengalaman, pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam hal proses

pembuatan susu bubuk di PT. Frisian Flag Indonesia. Laporan ini dapat selesai karena

adanya bimbngan, pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu

dalam kelancaran Kerja Praktek dan penulisan laporan Kerja Praktek ini. Maka dari itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas rahmat dan penyertaan-Nya yang

diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP., MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang.

3. Ibu Meiliana, S.Gz., MS. selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

Koordinator Kerja Praktek yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan,

membimbing, membantu merencanakan, dan melaksanakan kerja praktek.

4. Bapak Aryono Bambang Ardhyo selaku manager corp. research and development

PT. Frisian Flag Indonesia yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk dapat

melaksanakan Kerja Praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

5. Ibu Astri Kusuma yang telah memberikan informasi tentang kerja praktek dan

membantu penulis mendapatkan ijin melaksanakan kerja praktek di PT. Frisian

Flag Indonesia.

Page 5: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

iv

6. Ibu Agata Tantri Atmaja selaku pembimbing lapangan divisi powder yang telah

membimbing penulis selama melaksanakan kerja praktek dan penulisan laporan

kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

7. Bapak Adi Saputra selaku laboran R&D PT. Frisian Flag Indonesia yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis selama melaksanakan kerja praktek.

8. Supervisor departemen R&D PT. Frisian Flag Indonesia yang telah membimbing

dan mendukung penulis selama melaksanakan kerja praktek.

9. Orang tua, Gery Nur Adidharma dan Melani, serta kakak Stevanic Artana yang

selalu memberikan semangat, dukungan material dan spiritual selama pelaksanaan

Kerja Praktek dan penulisan laporan Kerja Praktek ini.

10. Cheung, Jean Karmel, Giovany Dea, Yasinta Apsarina, Ulfianiza Rachmah, Frida

Marcia, dan Muhammad Fathur yang telah bersama-sama melaksanakan kerja

praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

11. Corinne Dwihapsari, Alexandra Rosario, dan Albertin Beata yang telah

memberikan dukungan dan semangat selama penulis melaksanakan kerja praktek

dan penulisan laporan.

12. Keluarga Bapak Gunawan Adidharma yang telah memberikan dukungan, bantuan,

dan doa kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek.

13. Keluarga Enny Arijanti yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan doa kepada

penulis selama melaksanaan kerja praktek.

14. Staff Tata Usaha Teknologi Pangan yang telah membantu dalam administrasi mulai

dari awal kerja praktek hingga terselesaikannya laporan kerja praktek.

15. Seluruh staff, karyawan, foreman, operator, dan security PT. Frisian Flag Indoneisa

Plant Pasar Rebo yang telah memberi informasi dan bantuan selama kerja praktek

dilaksanakan.

16. Seluruh pihak yang telah memberi dukungan, saran dan kritik yang sangat

membantu penulis dalam melaksanakan kerja praktek hingga proses penulisan

laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Pada akhirnya, penulis berharap semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat

bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini

masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat

Page 6: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

v

diharapkan demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini dan demi kebaikan penulis di

masa mendatang.

Semarang, Februari 2018

Penulis

Page 7: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................................ 2

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................ 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................................ 3

2.1. Sejarah Perusahaan ......................................................................................... 3

2.2. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................... 5

2.3. Lokasi Perusahaan .......................................................................................... 5

2.4. Struktur Organisasi ......................................................................................... 6

2.5. Pemasaran Produk .......................................................................................... 7

3. SPESIFIKASI PRODUK ......................................................................................... 9

3.1. Produk yang Diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia ................................. 9

3.2. Sistem Pemasaran Produk ............................................................................ 12

4. DEPARTEMEN RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) DIVISI POWDER

PT. FRISIAN FLAG INDONESIA ................................................................................ 13

4.1. Susu Bubuk .................................................................................................. 13

4.2. Bahan Baku Susu Bubuk Tipe A.................................................................. 14

4.3. Proses Pembuatan Susu Bubuk .................................................................... 15

4.4. Lab Scale ...................................................................................................... 18

4.5. Umur Simpan (Shelf Life) ............................................................................ 18

5. PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI BILANGAN PEROKSIDA

(POV) PADA SUSU BUBUK TIPE A .......................................................................... 20

5.1. Peroxide Oxygen Value (POV) .................................................................... 20

5.1.1. Latar Belakang Pengujian ......................................................................... 20

5.1.2. Metode Pengujian ..................................................................................... 22

5.1.3. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 23

5.2. Kadar Vitamin C .......................................................................................... 25

5.2.1. Latar Belakang Pengujian ......................................................................... 25

5.2.2. Metode Pengujian ..................................................................................... 26

Page 8: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

vii

5.2.3. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 28

6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 30

6.1. Kesimpulan................................................................................................... 30

6.2. Saran ............................................................................................................. 30

7. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31

8. LAMPIRAN ........................................................................................................... 35

8.1. Hasil Unicheck ............................................................................................. 35

Page 9: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Macam Produk Susu di PT. Frisian Flag Indonesia ........................................... 9 Tabel 2. Syarat Mutu Susu Bubuk .................................................................................. 14 Tabel 3. Hasil Pengamatan Perubahan Bilangan Peroksida pada Susu Bubuk Tipe A .. 23

Tabel 4. Hasil Pengamatan Perubahan Kadar Vitamin C pada Susu Bubuk Tipe A ..... 28

Page 10: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perubahan Lambang Frisian Flag Indonesia................................................... 4 Gambar 2. Lokasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo ..................................... 5 Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Research and Development di PT. Frisian

Flag Indonesia .................................................................................................................. 7 Gambar 4. Proses Inisiasi ............................................................................................... 20 Gambar 5. Proses Propagasi ........................................................................................... 21 Gambar 6. Proses Terminasi ........................................................................................... 21 Gambar 7. Proses Pengujian Bilangan Peroksida (POV) ............................................... 22

Gambar 8. Alat Spektrofotometer .................................................................................. 23 Gambar 9. Mekanisme Kerusakan Vitamin C ................................................................ 26

Gambar 10. Proses Pengujian Vitamin C ....................................................................... 26

Gambar 11. Alat Potensiometer ..................................................................................... 28 Gambar 12. Hasil Scan Anti Plagiarisme ....................................................................... 35

Page 11: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

1

1.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, dunia berkembang sangat pesat dimana produk, pemikiran,

aspek kebudayaan dan informasi lainnya mudah diakses dari segala pejuru dunia. Era

ini mengharuskan masyarakat untuk mengembangkan diri dalam berbagai kehidupan

untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dunia. Peningkatan kualitas hidup ini

ditunjang dari berbagai aspek, mulai dari aspek teknologi terutama dalam bidang

pangan. Hal ini dikarenakan populasi masyarakat dunia semakin meningkat tetapi tidak

diimbangi dengan kecukupan kuantitas dan kualitas bahan pangan. Sebagai mahasiswa

Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, penulis

dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas terhadap teknologi

terkini dan globalisasi terutama dalam bidang pangan dan gizi. Maka dari itu, penulis

melaksanakan Kerja Praktek (KP) untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari

dan dapat menerapkan pada dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga penulis dapat

mengetahui situasi dan kondisi pada dunia kerja.

PT. Frisian Flag Indonesia adalah produsen produk dairy dengan merek dagang Frisian

Flag atau susu bendera. PT. Frisian Flag merupakan bagian dari Friesland Campina

yang dahulu merupakan Cooperative Condensfabriek Friesland. Selama lebih dari 90

tahun Frisian Flag telah mengembangkan berbagai macam produk bernutrisi dan

berkualitas untuk segala usia dan kalangan di Indonesia. Produk yang diproduksi oleh

PT.Frisian Flag adalah susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair siap minum dengan

berbagai varian rasa. PT. Frisian Flag memiliki kurang lebih 2000 karyawan yang

mendukung jalannya produksi dalam memproduksi susu di Plant Pasar Rebo dan Plant

Ciracas, Jakarta Timur. Frisian Flag Indonesia mengaplikasikan Good Manufacturing

Process (GMP) & Hazardous Analytical Critical Control Point (HACCP), yang dimulai

dari pemilihan bahan baku, proses produksi hingga distribusi untuk menjaga agar semua

produk yang dihasilkan bebas dari ancaman mikrobiologi, kimia dan fisik. Frisian Flag

Indonesia sendiri mempunyai program Gerakan Nusantara sejak tahun 2013 yang

merupakan program tanggung jawab sosial Frisian Flag Indonesia yang bekerja sama

dengan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat Indonesia akan pentingnya

Page 12: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

2

mengonsumsi susu secara teratur. Kegiatan produksi yang bertanggung jawab serta

kepedulian perusahaan terhadap masyarakat inilah yang membuat penulis yakin untuk

menjadikan PT. Frisian Flag Indonesia sebagai tempat Kerja Praktek (KP). Penulis

percaya selama melaksanakan Kerja Praktek di Frisian Flag, penulis akan mendapatkan

ilmu dan wawasan baru yang sangat berguna.

Frisian Flag Indonesia setiap bulan melakukan proses monitoring shelf life atau

pemantauan umur simpan pada setiap produk susu yang belum beredar di pasar atau

produk baru dan sudah diproduksi. Monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa

mutu dan kandungan gizi susu selama masa penyimpanan hingga kadaluarsa masih

terjaga sesuai dengan standar yang telah ada. Pengujian pada monitoring shelf life

adalah uji O2, uji wettability (keterbasahan), uji bilangan peroksida atau peroxide

oxygen value (POV), uji vitamin C, dan uji kadar asam lemak bebas atau free fatty acid

(FFA). Pengujian POV dilakukan untuk mengetahui tingkat ketengikan suatu produk,

sedangkan pengujian vitamin C dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi atau

rendah kadar perubahan vitamin C pada susu bubuk.

1.2. Tujuan

Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan di Frisian Flag Indonesia adalah mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan di dunia pekerjaan, mendapatkan pengetahuan tentang

pengujian yang dilakukan pada produk susu bubuk, serta mampu melakukan pengujian

umur simpan produk susu bubuk dengan menguji perubahan bilangan peroksida dan

kadar vitamin C yang terdapat pada susu bubuk selama masa penyimpanan.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dilakukan selama 40 hari kerja dari tanggal 2 Januari 2018 hingga 28

Februari 2018 di Frisian Flag Indonesia plant Pasar Rebo Jl. Raya Bogor Km. 5 Jakarta

13760. Kerja praktek dilakukan pada hari Senin hingga Jumat setiap minggunya, dari

pukul 08.00 sampai 16.30 WIB. Mahasiswa ditempatkan pada departemen Penelitian

dan Pengembangan (R&D Department) bagian susu bubuk.

Page 13: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

3

2.PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal ini

didukung dengan adanya pengalaman produksi susu selama lebih dari 90 tahun di

Indonesia. PT. Frisian Flag selalu berkomitmen untuk memproduksi produk susu yang

memiliki kualitas terbaik dan bernutrisi tinggi dan juga memberikan pelayanan yang

terbaik bagi para konsumen. PT. Frisian Flag Indonesia adalah salah satu anggota grup

produsen susu internasional yang berasal dari Belanda, bernama Royal Friesland Foods

atau yang sekarang bernama Friesland Campina. Pada tahun 1921, Royal Friesland

Foods yang bernama Cooperative Condensfabriek Friesland (CCF) memasarkan

produk SKM Friesche Vlag ke seluruh dunia, salah satunya Indonesia dengan merk

dagang “Soesoe Tjap Bendera”. Akan tetapi, sejak Indonesia dijajah oleh Jepang,

produk SKM Friesche Vlag tidak dapat dikirim ke Indonesia karena adanya blockade

kapal asing yang dilakukan oleh Jepang. Namun, tahun 1950, produk SKM Friesche

Vlag dapat masuk kembali ke Indonesia dan mulai dipasarkan oleh mitra bisnis lokal.

Setelah lebih dari 50 tahun Friesche Vlag didirikan di Jakarta bersama dengan DOMO

dan PT. Mantrust. PT. Friesche Vlag Indonesia mulai memproduksi SKM dalam

kemasan kaleng pada tahun 1971. Pada tahun 1979, PT Friesche Vlag Indonesia mulai

memproduksi susu bubuk. PT. Frisian Flag Indonesia memiliki 2 pabrik yaitu pabrik

yang berada di Pasar Rebo dan Ciracas. Pada tahun 1973, pabrik yang berada di Ciracas

memiliki nama PT. Foremost Indonesia dimana pabrik tersebut memproduksi susu

kental manis dalam kaleng dan susu cair UHT. Pada tahun 1977, managemen

perusahaan diambil alih oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Pada tahun 2000, seluruh

produk di PT Friesche Vlag Indonesia dan PT Foremost Indonesia mendapatkan

sertifikat halal dari LPPOM-MUI. Pada tahun 2002, mendapatkan sertifikasi HACCP

produk susu cair dan SKM, akan tetapi PT Friesche Vlag Indonesia terus meningkatkan

kapasitas produksi dan melakukan perubahan nama perusahaan menjadi PT Frisian Flag

Indonesia. Pada tahun 2003, PT Frisian Flag Plant Pasar Rebo menjadi kantor pusat dan

PT. Foremost Indonesia berubah menjadi PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas.

Proses produksi di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo dibagi menjadi 2, yaitu

Page 14: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

4

lini produksi susu kental manis dalam kemasan sachet dan pouch serta lini produksi

susu bubuk. Sedangkan di Plant Ciracas dibagi menjadi 2 lini produksi, yaitu lini

produksi susu kental manis dalam kemasan kaleng dan lini produksi susu cair siap

minum (sterilized milk).

Pada tanggal 10 Desember 2010, Frisian Flag Indonesia memperkenalkan identitas

brand terbaru, dengan melestarikan karakter Frisian Flag yaitu bendera dan warna biru

cerah. Logo baru ini dikelilingi oleh cincin untuk memvisualisasikan radiasi energi

Frisian Flag. Perubahan lambing PT Frisian Flag Indonesia dapat dilihat pada Gambar

1.

Gambar 1. Perubahan Lambang Frisian Flag Indonesia

Proses produksi susu di PT. Frisian Flag Indonesia telah menggunakan teknologi

muktahir, dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir proses guna menghindari

kontaminasi selama proses produksi, praktek ini disebut dengan Good Manufacturing

Practises (GMP). Maka dari itu, PT. Frisian Flag Indonesia mendapatkan berbagai

penghargaan, misalnya adalah The Best Investor Award 2007 dan penghargaan sebagai

perusahaan yang berpredikat “Baik” karena ketaatan pada ketentuan pembuangan

limbah cair pada tahun 2006. Selain itu, PT. Frisian Flag Indonesia telah mendapatkan

sertifikat ISO 9001: 2000 untuk Total Quality Management, Good Manufacturing

Practice (GMP) dan HACCP dalam Total Quality Control, sertifikat ISO 14001, yaitu

Sistem Manajemen Lingkungan yang mengatur proses produksi dengan tetap

memperhatikan aspek lingkungan, dan penghargaan World Class pada tahun 2013.

Page 15: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

5

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Frisian Flag Indonesia memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi:

untuk menjadi perusahaan susu nomor satu di Indonesia dan menyediakan produk

bergizi bagi keluarga Indonesia.

Misi :

- Menyediakan produk bergizi yang terjangkau bagi keluarga Indonesia

- Mendukung peningkatan kualitas kehidupan peternak

- Berkontribusi pada kelangsungan kehidupan yang lebih baik bagi generasi masa

depan

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Frisian Flag Indonesia memiliki pusat di kantor yang berada di Pasar Rebo, di Jalan

Raya Bogor KM 05, Kelurahan Gedong, Cijantung, Jakarta Timur (dapat dilihat pada

Gambar 2). Pabrik tersebut menempati tanah seluas 49.650 m2 dengan status

kepemilikan dan hak guna bangunan dengan sertifikat HGB No. 3 Desa Gedong.

Gambar 2. Lokasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo

(Sumber: Google Maps)

Page 16: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

6

Area tersebut terbagi menjadi 3 bangunan yaitu bangunan pertama yang terdiri dari

ruang kantor dan staf untuk administrasi perusahaan, gudang, dan laboratorium besar.

Bangunan kedua terdiri dari ruang proses susu kental manis (SKM processing), ruang

pengemasan susu kental manis (SKM packing), gudang, kantor, ruang spray dryer

(powder processing), ruang pengemasan susu bubuk (powder packing). Bangunan

ketiga terdiri dari powder house, ruang binatu (laundry), ruang ganti pakaian, toilet, dan

mushola.

2.4. Struktur Organisasi

PT. Frisian Flag Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi

lima direktur lainnya yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Administrasi dan Keuangan,

Direktur Personalia dan Umum, Direktur Penjualan, Direktur Komunikasi Korporat,

Direktur Legal dan Hubungan Regulatory serta Direktur Operasional. Seluruh aktivitas

produksi yang berjalan di perusahaan berada dibawah tanggung jawab Direktur

Operasional.

Pada departemen Research and Development (R&D), pimpinan tertinggi dipegang oleh

seorang corporate manager yang membawahi empat manajer divisi. Empat divisi yang

berada dibawah naungan departemen R&D adalah divisi susu kental manis dan susu cair

(sweet condensed milk and liquid), divisi susu bubuk (powder), divisi sensori (sensory

and dairy technology), dan divisi kemasan (packaging). Berikut adalah bagan struktur

organisasi departemen Research and Development PT. Frisian Flag Indonesia. Struktur

organisai di PT. Frisian Flag Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 17: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

7

Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Research and Development di PT. Frisian

Flag Indonesia

2.5. Pemasaran Produk

PT. Frisian Flag Indonesia memiliki 8 kantor cabang atau business region office (BRO)

yang terdiri dari:

1. Kantor cabang Sumatera Utara (Aceh, Medan, Pekanbaru) dikenal dengan

BRO1.

2. Kantor cabang Sumatera Selatan (Palembang, Jambi, Bandar Lampung) dikenal

dengan BRO2.

3. Kantor cabang seluruh Jakarta dikenal dengan BRO3.

4. Kantor cabang Jawa Barat dikenal dengan BRO4.

5. Kantor cabang Jawa Tengah (Semarang, Yogyakarta, Purwokerto) dikenal

dengan BRO5.

6. Kantor cabang Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Surabaya, Bali, Lombok)

dikenal dengan BRO6.

7. Kantor cabang Indonesia Timu (Makassar, Manado, Papua ) dikenal dengan

BRO7.

Page 18: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

8

8. Kantor cabang Kalimantan (Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak) dikenal

dengan BRO8.

Tujuan dilakukannya pembagian daerah pemasaran adalah untuk mempermudah jalinan

kemitraan dengan supplier, distributor, grosir, supermarket serta pengecer seperti toko,

kios kecil, dan warung yang ada di seluruh Indonesia.

Page 19: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

9

3.SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Produk yang Diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia

PT. Frisian Flag Indonesia memproduksi berbagai macam produk susu, mulai dari susu

cair steril siap minum (UHT), susu kental manis (SKM), dan susu bubuk. Produk

tersebut diproduksi oleh dua pabrik yang berada di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta

Timur. Pada Plant Pasar Rebo, produk yang dihasilkan adalah produk susu bubuk dan

SKM dalam kemasan pouch dan sachet. Sedangkan pada Plant Ciracas, produk yang

dihasilkan adalah produk susu cair steril siap minum dalam kemasan botol dan karton

pack serta SKM dalam kemasan kaleng. Macam – macam produk susu di PT. Frisian

Flag Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Macam Produk Susu di PT. Frisian Flag Indonesia

No. Jenis Produk Nama dan Varian Gambar Produk

1. Susu Bubuk

FF Mama Cokelat

Baby Awal 0-6 Bulan

Baby Langkah 6-12 Bulan

Page 20: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

10

Jelajah (Madu, Vanila,

Cokelat)

Karya (Madu, Vanila,

Cokelat)

Full Cream

Instant Kids (Madu dan

Cokelat)

Instant (Plain, Cokelat,

dan Madu)

Page 21: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

11

2. Susu Cair

Kids (Cokelat dan

Stroberi)

Purefarm HiLo (Low Fat,

French Vanilla, California

Strawberry dan Belgian

Chocolate)

Milky UHT (Cokelat dan

Storberi)

Purefarm full cream low

fat

Purefarm (Belgian

Chocolate, French Vanilla,

California Strawberry,

Coconut Delight)

3. Susu Kental

Manis

Bendera Kental Manis

(Full Cream, Cokelat,

Gold)

Page 22: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

12

Omela

Yes Mut-Mut (Cokelat

dan Vanila)

3.2. Sistem Pemasaran Produk

Sistem pemasaran produk di PT. Frisian Flag Indonesia dilakukan dengan cara

peluncuran produk baru, lalu produk akan dikeluarkan dan produk akan didistribusikan

ke pasar berdasarkan permintaan. Tahap pemasaran produk ini dilakukan secara efisien

karena jalur yang digunakan tidak terlalu panjang. Pendistribusian produk dilakukan

oleh distributor lepas yang bekerjasama dengan PT. Frisian Flag Indonesia, baik Plant

Pasar Rebo maupun Plant Ciracas. Pemasaran di wilayah Indonesia, pendistribusian

dilakukan secara tidak langsung, dimana produk dari produsen akan disalurkan ke

distributor cabang. PT. Frisian Flag Indonesia menjual produknya dalam bentuk grosir

hingga eceran dan dipasarkan di supermarket, minimarket, dan pasar tradisional. Daerah

pemasaran dibagi menjadi beberapa daerah untuk mempermudah kerjasama dengan

pemasok, distributor, supermarket, grosir serta pengecer.

Page 23: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

13

4.DEPARTEMEN RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) DIVISI POWDER

PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

Pada PT. Frisian Flag Indonesia, bagian Research and Development (R&D) adalah

bagian terpenting dalam perusahaan. Departemen R&D memiliki tugas dan tanggung

jawab dalam pengembangan suatu produk baru dan produk existing. Pengembangan

produk meliputi perubahan formula maupun proses produksi. Sedangkan

pengembangan produk existing bertujuan untuk mengurangi biaya produksi,

mengoptimalkan proses produksi dan juga memodifikasi formula. Selain itu,

departemen R&D juga bertugas untuk membantu menyelesaikan masalah yang terjadi

pada bagian produksi yang berkaitan dengan produk. Pada divisi powder, hal yang

umum dilakukan adalah melakukan perubahan formula sesuai dengan peraturan

pemerintah, lab scale, dan pengujian shelf life.

4.1. Susu Bubuk

Susu bubuk merupakan hasil olahan susu yang diperoleh dengan cara menurunkan

kadar air. Susu bubuk didapatkan dengan proses pengeringan susu segar atau susu

rekombinasi atau pencampuran kering (dry blend). Pembuatan susu bubuk dilakukan

dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, unsur gizi lainnya, dan bahan

tambahan pangan yang diizinkan (BSN, 2015). Susu bubuk adalah salah satu hasil

pengolahan dari produk susu segar. Pengolahan susu dilakukan untuk memperpanjang

umur simpan, mempermudah transportasi, mengubah dan meningkatkan karakteristik

suatu produk, memperbanyak variasi produk, meningkatkan nilai ekonomis suatu

produk, meningkatkan nilai gizi dan ketersediaan gizi suatu produk (Herawati, 2008).

Proses pengeringan akan memperpanjang umur simpan susu serta menurunkan berat

dan volume susu yang akan menurunkan biaya transportasi (Bylund, 1995). Kadar air

pada susu bubuk berkisar antara 2,5% – 5% , sehingga tidak ada mikroba yang tumbuh.

Syarat mutu susu bubuk menurut SNI dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 24: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

14

Tabel 2. Syarat Mutu Susu Bubuk

No. Kriteria Uji Satuan

Persyaratan

Susu bubuk

full cream

Susu bubuk semi

skim

Susu bubuk

skim

1. Keadaan

1.1. Bau - Normal Normal Normal

1.2. Rasa - Normal Normal Normal

1.3. Warna - Normal Normal Normal

2. Air % (b/b) Maks. 5 Maks. 5 Maks. 5

3. Lemak susu % (b/b) Min. 26 dan

kurang dari 42

Lebih dari 1,5 dan

kurang dari 26 Maks. 1,5

4. Protein (N x 6,38) % (b/b) Min. 32 Min. 32 Min. 32

Sumber : SNI 2970:2015

Proses pengeringan susu bubuk dapat dilakukan dengan pengering semprot (spray

dryer) dan pengering drum (drum dryer). Pengeringan menggunakan metode ini dapat

mempengaruhi sifat fisik dan kimia susu bubuk. Proses drum dryer akan menghasilkan

butiran susu bubuk berbentuk pipih yang berukuran 8-10 mikron. Sedangkan proses

spray dryer akan menghasilkan butiran susu bubuk yang berukuran 10-15 mikron,

dengan kelarutan dalam air yang sempurna, menyerupai susu segar (Bylund, 1995).

Metode pengeringan susu bubuk yang digunakan pada PT. Frisian Flag Indonesia

adalah metode pengering semprot (spray drying). Spray drying adalah metode

pembuatan susu bubuk dengan cara pengeringan semprot pada susu yang sebagian

airnya telah dievaporasi terlebih dahulu. Spray drying akan menyemprotkan susu yang

berbentuk butiran halus ke aliran udara panas. Proses pengeringan ini berlangsung

cepat, sehingga zat gizi yang sensitif terhadap panas tidak akan rusak (Budiyono, 2009).

4.2. Bahan Baku Susu Bubuk Tipe A

Berikut adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan susu bubuk tipe A di PT.

Frisian Flag Indonesia :

Page 25: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

15

a.) Skimmed Milk Powder (Susu Bubuk Skim)

Susu bubuk skim (SMP) dihasilkan dari proses penghilangan lemak susu dan air pada

susu. Proses penghilangan lemak dapat dilakukan dengan cara pemisahan sentrifugal

atau pemisahan krim. Kandungan lemak maksimum pada SMP sebesar 1,5% dan kadar

kelembaban maksimum SMP sebesar 5% (Robertson, 2009). Selain itu, SMP memiliki

bulk density yang rendah. Kualitas SMP ditentukan dari perlakuan panas seperti suhu

dan waktu pemrosesan berlangsung. Kualitas dari SMP dapat dipengaruhi dari

penyimpanan dan suhu tempat penyimpanan.

b.) Premix Mineral dan Vitamin

Premix merupakan campuran dari beberapa sumber bahan seperti vitamin (premix

vitamin) atau mineral mikro (premix mineral). Vitamin dan mineral ditambahkan pada

produk susu untuk meningkatkan nilai gizi bagi konsumen. Selain itu, DHA juga

ditambahkan pada susu bubuk untuk meningkatkan kandungan gizi terutama untuk

produk susu bubuk bayi.

c.) Demineralized Whey Powder (Bubuk Whey Terdemineralisasi)

Bubuk whey terdemineralisasi merupakan suatu whey yang telah dilakukan

penghilangan mineral dengan cara elektrodialisis (Smith, 2008). Kandungan mineral

yang rendah dapat menyebabkan struktur gel menjadi lemah. Proses demineralisasi pada

bubuk whey dapat dilakukan dengan cara menghilangkan mineralnya pada whey yang

telah dipasteurisasi. Proses produksi bubuk whey terdemineralisasi dapat dilakukan

dengan berbagai cara yaitu, filtrasi, elektrodialisis, dan pertukaran ion (Krolczyk et al.,

2016).

4.3. Proses Pembuatan Susu Bubuk

Proses pembuatan susu bubuk di PT. Frisian Flag Indonesia meliputi:

a. Standarisasi

Standarisasi merupakan tahapan awal proses pengolahan susu bubuk untuk

mendapatkan total padatan dari susu. Proses ini dilakukan untuk menentukan kualitas

akhir susu bubuk (Bylund, 1995). Proses standarisasi dilakukan pemisahan antara susu

krim dan susu skim menggunakan pemisah sentrifugal atau pemisahan krim. Pada

Page 26: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

16

proses pemisahan krim, susu dipanaskan pada suhu 20 hingga 50oC. Suhu yang tinggi

akan menyebabkan globula lemak menjadi aktif dan menghasilkan skim pada bagian

permukaan. Maka dari itu, pemanasan dapat mempercepat proses pemisahan.

Sedangkan untuk pemisahan sentrifugal, menggunakan centrifuge dengan kecepatan

5.000 – 10.000 rpm.

b. Proses Pencampuran

Sebelum dilakukan proses pencampuran, susu diberi perlakukan pemanasan dengan

suhu tinggi. Susu dipanaskan pada suhu 75 – 120oC selama beberapa detik hingga

menit. Proses pemanasan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertukaran panas secara

tidak langsung, secara langsung dimasukkan ke dalam produk dan dikombinasikan

(Pearce, 2016). Setelah itu, semua bahan baku dicampurkan kedalam susu yang telah

diturunkan suhunya (± 50oC). Selanjutnya campuran susu tersebut disimpan pada heat

exchanger dengan suhu rendah. Penyimpanan dilakukan pada suhu rendah untuk

menghindari adanya pertumbuhan bakteri.

c. Pasteurisasi

Proses pasteurisasi dilakukan untuk membunuh mikroba patogen maupun mikroba

perusak yang terdapat pada susu segar. Menurut Varnam dan Sutherland (1994), proses

pasteurisasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu LTLT (Low Temperature Long Time) pada

suhu 62,8oC selama 30 menit serta HTST (High Temperature Short Time) pada suhu

71,7oC selama 15 detik.

d. Evaporasi

Proses evaporasi dilakukan untuk menguapkan air bebas yang terdapat pada susu

sehingga total padatan susu akan meningkat. Proses evaporasi dilakukan dalam kondisi

vakum serta pengaturan suhu secara bertingkat, mulai dari suhu 54 sampai 75oC.

Evaporasi dilakukan dalam kondisi vakum supaya air teruapkan pada suhu dibawah

100oC (Bylund, 1995).

Page 27: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

17

e. Homogenisasi

Proses ini bertujuan untuk memecah globula lemak menjadi lebih kecil. Maka dari itu,

proses ini akan mengurangi creaming dan dapat mengurangi terjadinya penggumpalan

(Bylund, 1995). Proses homogenisasi dilakukan saat susu keluar dari evaporator

sebelum masuk spray drying. Hal ini dikarenakan susu yang telah dihomogenisasi lebih

rentan mengalami oksidasi dan kerusakan. Susu yang telah dihomogenisasi langsung

dilanjutkan dengan proses spray drying.

f. Spray Drying

Spray drying adalah metode yang umum digunakan untuk menghilangkan air pada susu

dan produk susu (Shrestha et al., 2007). Spray drying dilakukan pada suhu tinggi

menggunakan alat spray dryer. Teknologi spray drying menyebabkan perubahan emulsi

susu menjadi droplet dengan jumlah banyak, dimana droplet akan terpapar oleh udara

panas disaat droplet masuk ke dalam spray chamber. Kemudian air akan terevaporasi

dari droplet dan akan menghasilkan partikel bubuk (Birchal et al., 2005).

Prinsip kerja dari spray dryer adalah atomization, kontak antara droplet dengan udara

pengering, pengeringan droplet, dan separasi (Mujumdar & Arun, 2006). Sampel

dilewatkan pada nozzle dan dikeluarkan dalam bentuk droplet cair yang halus

(atomization). Kemudian droplet dikeringkan dengan cara evaporasi hingga yang tersisa

adalah padatan dalam bentuk serbuk. Serbuk tersebut dipisahkan atau diseparasi dari

udara dengan menggunakan cyclone separator (Hasheminya & Dehghannya, 2013).

g. Dry Mixing

Proses ini merupakan pengeringan lanjut supaya kadar air pada susu bubuk menjadi 2,5

– 3%. Pengeringan ini akan menguapkan air yang ada pada partikel susu, sehingga susu

menjadi lebih tahan lama karena adanya penurunan aktivitas air (Bylund, 1995). Selain

itu, pada proses ini dilakukan penambahan vitamin, mineral, dan komponen lain.

Page 28: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

18

h. Pengisian ke Tote Bin

Pada tahap ini, produk susu bubuk yang telah jadi disimpan pada tangki besar yang

disebut dengan tote bin. Susu yang telah melalui tahap pemrosesan akan disimpan

hingga susu dapat dikemas dan didistribusikan ke konsumen.

4.4. Lab Scale

Lab scale pada susu bubuk dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan baku

yang diperlukan pada sampel seperti base, mineral, karbohidrat, flavor, dan lain-lain.

Proses pencampuran dilakukan di plastik berukuran 1 – 8 kg, tergantung seberapa

banyak sampel yang diinginkan. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam plastik,

proses pencampuran dilakukan dengan metode dry blending. Pada proses lab scale,

sampel hanya perlu dikocok hingga bahan baku tercampur rata atau hingga homogen.

Tujuan dilakukannya lab scale adalah untuk membandingkan antara sampel yang sudah

beredar dipasaran dengan sampel uji coba. Proses pembandingan dilakukan dengan cara

uji IDF, uji tetrad, dan uji ranking.

4.5. Umur Simpan (Shelf Life)

Umur simpan produk merupakan rentang waktu saat produk diproduksi hingga produk

dikonsumsi dimana kondisi produk berada dalam kondisi memuaskan berdasarkan

karakteristik rasa, aroma, penampakan, tekstur, dan nilai gizi (Herawati, 2008). Umur

simpan memiliki 2 macam makna yaitu, “best if used by” yang artinya rentang waktu

dimana produk tersebut masih terjaga nutrisi dan rasanya. Makna yang kedua adalah

“life sustaining” yang artinya rentang waktu dimana produk tersebut masih dapat

dikonsumsi (Budiyono, 2009).

Saat produk baru saja diproduksi, mutu produk tersebut dianggap 100% baik dan akan

menurun selama masa penyimpanan atau selama distribusi. Selama masa tersebut,

produk dapat mengalami kehilangan nilai pangan, mutu, dan kehilangan bobot. Pada

percobaan umur simpan dilakukan pada 2 kondisi, yaitu suhu normal dan suhu ekstrim.

Suhu normal merupakan suhu yang tidak menyebabkan terjadinya kerusakan atau

penurunan mutu suatu produk. Sedangkan suhu ekstrim dapat mempercepat kerusakan

maupun penurunan mutu suatu produk (Herawati, 2008). Terdapat 6 faktor utama yang

Page 29: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

19

menyebabkan penurunan mutu, yaitu oksigen, uap air, mikroorganisme, kompresi atau

bantingan, cahaya, dan bahan kimia toksik (off flavor). Hal-hal tersebut dapat

menyebabkan penurunan mutu seperti oksidasi lipida, kerusakan protein, pencoklatan,

racun, kerusakan vitamin, perubahan bau, dan terjadi perubahan organoleptik (Herawati,

2008).

Page 30: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

20

5.PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI BILANGAN PEROKSIDA

(POV) PADA SUSU BUBUK TIPE A

5.1. Peroxide Oxygen Value (POV)

5.1.1. Latar Belakang Pengujian

Pengujian bilangan peroksida dilakukan untuk mengetahui adanya reaksi oksidasi yang

terjadi pada minyak atau lemak yang telah dipanaskan dan kontak antara minyak dengan

udara. Peroksida dapat terbentuk karena adanya asam lemak tak jenuh yang akan

meningkatkan oksigen pada ikatan rangkapnya. Peroksida menjadi penanda bahwa

minyak atau lemak pada susu bubuk telah mengalami kerusakan karena mengalami

proses oksidasi dan dapat menyebabkan bau dan aroma tengik. Jika bilangan peroksida

tinggi, maka semakin tinggi tingkat ketengikan minyak atau lemak tersebut Pengujian

bilangan peroksida dilakukan menggunakan metode spektrofotometer dengan panjang

gelombang 530 nm (Ruiz et al., 2001).

Menurut Miller et al. (2006), komposisi lemak pada susu bubuk terdiri dari 56% asam

lemak jenuh, 25% asam lemak tidak jenuh (monounsaturated fatty acid), dan 6% asam

lemak tidak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid). Kandungan asam lemak

tidak jenuh total pada susu bubuk sebesar 31%, sehingga dapat meningkatkan

kemungkinan pembentukan senyawa peroksida. Proses oksidasi pada lemak terjadi

melalui 3 tahapan, yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Pada proses inisiasi, untuk

asam lemak tak jenuh, proses konjugasi ikatan rangkap cepat terbentuk saat proses

pemisahan atom hidrogen, dimana atom hidrogen akan memisahkan diri dari asam

lemak membentuk radikal atau asam radikal (R˙) (Fennema et al., 1996). Proses inisiasi

dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Inisiasi

(Sumber : Chaiyasit et al., 2007)

Proses oksidasi akan berlanjut ke tahap propagasi dimana asam radikal akan bereaksi

dengan oksigen. Molekul oksigen terdapat pada beberapa bagian, dan singlet dan triplet

Page 31: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

21

state terlibat pada proses oksidasi lemak. Oksigen singlet (1O2) tidak memiliki

pelindung orbital. Maka dari itu 1O2 berusaha mengisi bagian orbital yang kosong, hal

ini menyebabkan 1O2 menjadi sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan asam lemak tak

jenuh (Coultate, 2009). Oleh karena itu, 1O2 dianggap sebagai substrat yang dapat

menyebabkan proses oksidasi, yang memicu terbentuknya asam lemak radikal, salah

satu jenis radikal alkil. Sedangkan pada bagian triplet (3O2) terdapat dua orbital yang

mengandung satu elektron, dengan arah putaran yang sama. Hal ini menyebabkan

energi yang dihasilkan rendah dan oksigen tidak dapat memisahkan atom hidrogen.

Akan tetapi, elektron bebas pada 3O2 bersama radikal alkil dapat mengganggu pada laju

difusi dan membentuk ikatan kovalen. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya radikal

peroksil yang berenergi tinggi (ROO˙). Energi radikal yang besar menyebabkan

pemisahan atom hidrogen dari asam lemak. Saat atom hidrogen meningkat, asam lemak

hidroperoksida (ROOH) akan terbentuk, dan diwaktu yang bersamaan radikal alkil akan

terbentuk. Maka dari itu, proses propagasi akan bereaksi secara berulang (Fennema et

al., 1996). Proses propagasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses Propagasi

(Sumber : Chaiyasit et al., 2007)

Pada proses terminasi, 2 radikal akan bergabung dan membentuk unit yang tidak reaktif.

Pada kondisi kelebihan oksigen, radikal peroksil akan bergabung dan menghasilkan

produk terminasi. Saat oksigennya rendah, produk terminasi adalah hasil dari

pencampuran antara radikal alkil dan menghasilkan asam lemak (Fennema et al., 1996).

Proses terminasi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses Terminasi

(Sumber : Chaiyasit et al., 2007)

Page 32: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

22

Pembentukan peroksida dapat dipicu karena adanya enzim peroksida atau

hipeperoksida, panas, cahaya, logam porfirin seperti korofil, hematin, mioglobin,

hemoglobin, dan enzim lipoksidase, serta logam berat seperti Mn, Fe, Co, dan Cu.

Proses oksidasi lemak umumnya melalui proses pembentukan radikal bebas, dimana

radikal tersebut akan berikatan dengan O2 membentuk peroksida aktif yang akan

membentuk hiperperoksida yang tidak stabil dan mudah terpecah menjadi senyawa

berantai karbon pendek. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya katalis logam, enzim,

radiasi energi tinggi, dan energi panas (Chaiyasit et al., 2007).

5.1.2. Metode Pengujian

Proses pengujian bilangan peroksida (POV) dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Proses Pengujian Bilangan Peroksida (POV)

Susu bubuk

ditimbang sebanyak

1,25 gram

Susu bubuk

dimasukkan ke

Erlenmeyer asah

Ditambahkan

chlorobutane

methanol 25 ml

Dipanaskan dengan

waterbath selama 5

menit pada suhu 55oC

Disaring

menggunakan kertas

saring

Filtrat diambil

sebanyak 3 ml

Dimasukkan pada 7

ml chlorobutane

methanol

Menyiapkan 10 ml

chlorobutane methanol

sebagai blanko

FeCl3:NH4SCN

dicampurkan dengan

perbandingan 1:1

Dipanaskan dengan

waterbath selama 2

menit pada suhu 50oC

Sampel dan blanko

diuji dengan

spektrofotometer

Sampel dan blanko

diberi 0,1 ml campuran

FeCl3:NH4SCN

Page 33: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

23

Pada proses pengujian bilangan peroksida, penggunaan chlorobutane methanol

bertujuan untuk mengekstrak senyawa peroksida yang terdapat pada sampel. Selain itu,

proses pemanasan dilakukan supaya proses ekstraksi peroksida berjalan lebih cepat.

Filtrat yang berisi sampel dan blanko, ditambahkan campuran antara FeCl3 dengan NH-

4SCN yang disebut dengan Fe (II) ammonium trifosfat. Fungsi dari Fe (II) ammonium

trifosfat adalah untuk memberikan warna sehingga senyawa peroksida dapat terdeteksi

saat proses spektrofotometer. Warna merah yang dihasilkan pada saat penambahan Fe

(II) ammonium trifosfat menunjukkan banyak atau tidaknya peroksida yang terdapat

pada sampel. Jika warna merah semakin pekat maka semakin banyak kandungan

peroksida pada sampel tersebut (Semb, 2012). Alat Spektrofotometer dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Alat Spektrofotometer

5.1.3. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan perubahan bilangan peroksida pada susu bubuk tipe A dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Perubahan Bilangan Peroksida pada Susu Bubuk Tipe A

Waktu Penyimpanan oC POV (meq/kg)

0 hari 30 0,05

1 Bulan 30 0,27

40 0,26

Page 34: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

24

3 Bulan 30 0,29

40 0,30

6 Bulan 30 0,40

40 0,22

12 Bulan 30 0,38

24 Bulan 30 0,42 Sumber: PT. Frisian Flag Indonesia, Divisi Powder Plant Pasar Rebo

Standar POV : Max 1 meq/kg

Berdasarkan Tabel 3., dapat diketahui bahwa pengujian POV dilakukan berdasarkan

masa penyimpanan dan suhu selama penyimpanan. Suhu yang digunakan selama

penyimpanan adalah 30oC dan 40oC. Pada bulan ke-1 hingga bulan ke-6 terdapat 2

perlakuan suhu yaitu 30oC dan 40oC, sedangkan pada bulan ke-12 dan ke-24 hanya

terdapat 1 perlakuan suhu yaitu 30oC. Hal ini dikarenakan, penyimpanan pada suhu

40oC sebanding dengan penyimpanan pada suhu 30oC dalam waktu 3 bulan. Hal ini juga

sesuai dengan pernyataan Herawati (2008) yang mengatakan bahwa pada suhu yang

tinggi atau ekstrim, maka penurunan produk akan lebih cepat. Pada hasil nilai POV

didapati nilai terendah pada saat produk masih fresh atau 0 hari dengan nilai POV

sebesar 0,05 meq/kg. Sedangkan nilai tertinggi terdapat pada saat produk bulan ke-6

pada suhu 30oC dengan nilai POV sebesar 0,40 meq/kg.

Jika dilihat pada Tabel 3., nilai POV semakin lama penyimpanan akan semakin

meningkat. Hal ini dapat disebabkan karena semakin lama penyimpanan maka produk

tersebut akan mengalami proses degradasi mutu (Herawati, 2008). Salah satu contoh

degradasi mutu adalah adanya proses oksidasi produk yang dapat menghasilkan

senyawa peroksida. Berdasarkan hasil pengamatan pada nilai POV, diketahui bahwa

nilai POV dari hari ke-0 hingga bulan ke-24 didapati nilai yang berbeda-beda. Hal ini

dapat disebabkan karena kadar oksigen yang masuk ke dalam kemasan produk berbeda-

beda. Kadar oksigen yang semakin tinggi dapat menyebabkan proses oksidasi lemak

semakin meningkat (Fennema et al., 1996). Semakin banyak lemak yang teroksidasi

maka kadar peroksida akan semakin banyak. Banyaknya peroksida ditandai dengan nilai

POV suatu produk, maka semakin tinggi nilai POV maka tingkat kerusakan produk

tersebut semakin tinggi (Ruiz et al., 2001). PT. Frisian Flag Indonesia telah menetapkan

standar dalam nilai POV, nilai maksimal POV adalah 1 meq/kg. Berdasarkan hasil

pengamatan dengan standar nilai POV yang telah ditetapkan oleh PT. Frisian Flag

Page 35: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

25

Indonesia, menandakan bahwa produk susu bubuk yang diuji masih layak untuk

dikonsumsi karena hasil pengujian POV menunjukkan angka di bawah standar yaitu 1

meq/kg.

5.2. Kadar Vitamin C

5.2.1. Latar Belakang Pengujian

Pada Acuan Label Gizi (ALG) produk pangan yang dikeluarkan oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2016, susu bubuk mengandung berbagai

macam vitamin, yaitu vitamin A, D, K, B1, B2, niasin, asam folat, B12, dan vitamin C.

Akan tetapi vitamin C pada susu segar memiliki kadar yang rendah dan kadarnya dapat

menurun selama penyimpanan. Padahal kebutuhan vitamin C pada tubuh sebanyak 90

mg untuk kebutuhan harian tubuh. Maka dari itu, pada proses pengolahan susu bubuk

dilakukan fortifikasi vitamin C untuk meningkatkan kadar vitamin tersebut. Selain

berguna sebagai nutrien, vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan, menstimulasi

sistem imun dan bermanfaat bagi kesehatan seperti mencegah kudis dan menjaga

kesehatan kulit, gusi, dan pembuluh darah (Erentuk et al., 2005).

Menurut Steskova et al. (2006), vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dan

membantu pembentukan kolagen. Akan tetapi, kadar vitamin C yang ada pada tubuh

tergantung pada usia, jenis kelamin, penyakit tertentu, asupan vitamin C, dan

kemampuan absorpsi dan ekskresi. Vitamin C tergolong vitamin larut air dan umumnya

terdapat pada sayur dan buah. Vitamin C juga dapat dijadikan sebagai penanda jika

terjadi kehilangan nutrien lain karena adanya pengaruh suhu dan oksigen. Vitamin C

atau asam askorbat sangat sensitif terhadap kerusakan. Faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya kerusakan adalah suhu, pH, oksigen, konsentrasi gula dan garam, katalis

logam, cahaya, konsentrasi asam askorbat, mikroba dan kemasan (Zerdin et al., 2003).

Proses oksidasi vitamin C pada susu bubuk akan menghasilkan asam L-dehidroaskorbat

yang labil dan mudah mengalami perubahan menjadi asam L-diketogulonat. Jika asam

L-diketogulonat sudah terbentuk, maka vitamin C tidak akan aktif lagi dengan kata lain

sudah mengalami kerusakan. Proses oksidasi antara L-asam askorbat menjadi L-

dehidroaskorbat bersifat reversible, yang disebabkan karena adanya panas, Cu, atau

alkali. Menurut Pertiwi & Susanto (2014), vitamin C mudah mengalami oksidasi

Page 36: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

26

menjadi L-dehidroaskorbat yang masih memiliki keaktifan sebagai vitamin C. L-

dehidroaskorbat memiliki sifat yang labil dan dapat berubah menjadi asam L-

diketogulonat yang sudah tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Maka dari itu

vitamin C pada susu bubuk mudah mengalami kerusakan jika terpapar suhu tinggi

dalam jangka waktu yang lama. Mekanisme kerusakan vitamin C dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Mekanisme Kerusakan Vitamin C

(Sumber: Hussain et al., 2006)

5.2.2. Metode Pengujian

Proses pengujian vitamin C dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Proses Pengujian Vitamin C

Pada proses pengujian vitamin C, titran yang digunakan adalah 2,6-dichlorophenol

indophenol (DPIP), yang berguna sebagai indikator yang ditandai dengan adanya

perubahan warna pada larutan tersebut. Larutan DPIP dalam keadaan netral atau basa

akan berwarna biru, sedangkan pada suasana asam akan berwarna merah muda (Eross et

Susu bubuk

ditimbang sebanyak

1,000 gram

Sampel dimasukkan

ke dalam beaker

glass

Ditambahkan 10 ml

larutan asam metafosfat

dan 10 ml EDTA

Ditambahkan

aquades hingga

mencapai 80 ml

Diberi magnetic

stirrer

Proses titrasi dijalankan

dan akan berhenti

secara otomatis

Page 37: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

27

al., 1964). Penambahan larutan metafosfat bertujuan untuk membuat pH larutan tersebut

menjadi asam dan juga sebagai penstabil larutan tersebut. Larutan asam metafosfat

merupakan reagen yang berfungsi sebagai pencegah reaksi oksidasi pada saat pengujian

kadar vitamin C. Hal ini dikarenakan reaksi oksidasi sangat mudah terjadi pada saat

pengujian vitamin C, dikarenakan sampel terpapar udara pada saat penimbangan dan

juga saat dimasukkan ke dalam beaker glass. Selain itu, penggunaan larutan metafosfat

dapat memisahkan kandungan vitamin C pada produk karena adanya kandungan

protein. Sedangkan penambahan EDTA bertujuan sebagai pengkelat logam seperti

logam Cu dan Fe (Herawati, 2008). Penggunaan magnetic stirrer bertujuan untuk

menghomogenkan larutan.

Alat yang digunakan pada proses pengujian vitamin C adalah potensiometri.

Potensiometri merupakan teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi dari

potensial dalam suatu sel elektrokimia. Metode tersebut dilakukan untuk menentukan

titik ekuivalen dari suatu titrasi. Proses potensiometri dilakukan dengan sistem titrasi

potensiometri, yaitu dengan cara menggabungkan antara pengukuran potensial dengan

volume titran. Volume titran akan dikeluarkan dalam millimeter (ml) sedangkan untk

pengukuran potensial dinyatakan dalam milivolt (mV). Nilai mV akan semakin turun

seiring dengan banyak atau sedikitnya volume titran yang digunakan. Jika proses titrasi

telah mencapai titik ekuivalen, maka nilai mV akan turun hingga nilai 0 yang

dimenyatakan bahwa proses titrasi tersebut telah selesai (Svehla, 1978). Alat

potensiometer dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 38: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

28

Gambar 11. Alat Potensiometer

5.2.3. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan perubahan kadar vitamin C pada susu bubuk tipe A dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Perubahan Kadar Vitamin C pada Susu Bubuk Tipe A

Waktu Penyimpanan oC Vit C (mg/100g)

0 hari 30 112,89

1 Bulan 30 112,96

40 104,25

3 Bulan 30 119,11

40 129,80

6 Bulan 30 170,15

40 105,35

12 Bulan 30 116,52

24 Bulan 30 105,53 Sumber: PT. Frisian Flag Indonesia, Divisi Powder Plant Pasar Rebo

Standar Vit C : 73 mg/100g – 146 mg/100g

Berdasarkan Tabel 4., dapat diketahui bahwa kadar nilai vitamin C berbeda-beda. Kadar

vitamin C terendah terdapat pada bulan ke-1 pada suhu 40oC yaitu sebesar 104,25

mg/100g. Sedangkan kadar vitamin C tertinggi terdapat pada bulan ke-6 pada suhu 30oC

yaitu sebesar 170,15 mg/100g. Semakin tinggi kadar vitamin C maka semakin mudah

mengalami perubahan tersebut (Zerdin et al., 2003). Hasil kandungan vitamin C pada

susu bubuk yang tinggi dapat disebabkan karena adanya kesalahan pada saat pengujian

Page 39: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

29

seperti pada saat penimbangan produk. Akan tetapi, produk dengan kadar vitamin C

yang melebihi kisaran yang ditentukan masih dapat dikonsumsi. Hal ini dikarenakan

pada pengujian POV tidak didapati nilai POV yang melebihi standar, maka produk

tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Pada data lainnya, kadar vitamin C masih

termasuk dalam kisaran atau range yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi kerusakan pada produk karena pengujian vitamin C dilakukan sebagai indikator

rusaknya suatu produk (Zerdin et al., 2003). Kadar vitamin C pada produk yang

disimpan lebih lama dan diberi perlakuan suhu tinggi (40oC) seharusnya semakin

menurun. Hal ini dikarenakan sifat vitamin C yang mudah rusak jika terpapar suhu yang

tinggi (Zerdin et al., 2003). Pada bulan ke-3 didapati nilai kadar vitamin C disuhu 40oC

lebih besar dibandingkan pada suhu 30oC. Hal ini dapat terjadi dikarenakan terjadinya

kesalahan selama proses pengujian dan dapat disebabkan karena alat yang digunakan

belum terkalibrasi.

Page 40: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

30

6.KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Nilai peroksida (POV) yang dihasilkan berada di bawah batas maksimum

kelayakan produk yaitu 0,99 meq/kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk

tersebut memiliki kualitas yang baik, yang ditandai dengan tidak adanya reaksi

oksidasi yang memicu kerusakan produk tersebut.

Pengujian vitamin C menghasilkan nilai yang berada pada batas ketentuan

vitamin C yaitu 73 mg/100g – 146 mg/100g. Hal ini menunjukkan bahwa

produk tersebut tidak mengalami kerusakan dan masih layak dikonsumsi.

Kadar vitamin C yang melampaui batas yang ditentukan dapat disebabkan

karena adanya kesalahan prosedur pengujian. Hal ini masih dapat ditolerir

karena walaupun kadar vitamin C tinggi, nilai POV yang diuji masih berada

pada batas maksimum kelayakan.

6.2. Saran

Pengujian umur simpan dengan pengujian kadar bilangan peroksida dan kadar

vitamin C pada produk susu bubuk di PT. Frisian Flag Indonesia sudah

dilaksanakan dengan metode yang baik dan telah sesuai dengan standar yang

ditentukan.

Ada baiknya, penyimpanan kemasan produk susu bubuk lebih ditata kembali

supaya tidak menyulitkan dalam pencarian produk. Penataan dilakukan secara

berkala untuk mengecek ada produk yang bocor atau tidak.

Page 41: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

31

7.DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Indonesia (BSN). (2015). SNI 2970:2015. Susu Bubuk. Jakarta.

https://kupdf.com/embed/319952719-16614-sni-2970-2015-susu-

bubukpdf_58ca032adc0d60ba5b339028.html?sp=%7Bstart%7D

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). (2016). Acuan Label Gizi Produk

Pangan.

http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=4TJaL8xC%2FRtNVzmropuXdtyZ%2Bz

X12RiLZycLXUdxEfU%3D [27 Februari 2018].

Birchal, V. S., Passos M. L., Wildhagen G. R. S., and Mujumdar A. S. (2005). Effect of

spray dryer operating variables on the whole milk powder quality. Drying

Technology 23: 611-636. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1081/DRT-

200054153

Budiyono, H. (2009). Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan

Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Jurnal Paradigma Vol X No 2 : 198-211.

https://www.researchgate.net/profile/Haris_Budiyono/publication/265193164_A

NALISIS_DAYA_SIMPAN_PRODUK_SUSU_PASTEURISASI_BERDASA

RKAN_KUALITAS_BAHAN_BAKU_MUTU_SUSU/links/56c2603f08aeedba

0567f494/ANALISIS-DAYA-SIMPAN-PRODUK-SUSU-PASTEURISASI-

BERDASARKAN-KUALITAS-BAHAN-BAKU-MUTU-SUSU.pdf

Bylund, G. (1995). Dairy Processing Handbook. Lund, Sweden: Tetra Pak Processing

Systems AB pp. 361-374.

http://libgen.io/book/index.php?md5=C8B2906DF2D653BEB9EBB6FF083DD

703

Chaiyasit, W., Elias R. J., Mcclements D. J. & Decker E. A. (2007). Role of physical

structures in bulk oils on lipid oxidation. Critical Reviews in Food Science and

Nutrition 47: 299-317. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17453926

Coultate, T. (2009). Food, The chemistry of its components. Cambridge. UK. RSC

Publishing.

http://libgen.io/book/index.php?md5=5A5A25D7434806221C323F63499BF3A

0

Erentuk, S., Gualaboglu M. S., and S. Gultekin. (2005). The effect of cutting and drying

medium on the vitamin C content of rosehip during drying. Journal of Food

Engineering 68: 513-518.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0260877404003139

Page 42: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

32

Eross, K., G. Svehla, and L. Erdey. (1964). The Use of 2,6-Dichlorophenolindophenol

as Indicator in Acid-Base Titrations. Analytica Chimica Acta 31:246- 250.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0003267000888157

Fennema, O. R., Parkin, K. L. & Srinivasan, D. (1996). Fennemas’ Food Chemistry.

Madison. Wisconsin. USA. CRC Press, Taylor & Francis Group.

http://libgen.io/book/index.php?md5=BF75F7AFA002E60AFE3FC602CBB9B

EFC

Hasheminya, S. & J. Dehghannya. (2013). Spray Dryers: Applications, Performance,

Essential Parts and Classifications. International Journal of Farming and Allied

Sciences. Vol 2(19): 756-759. http://ijfas.com/wp-content/uploads/2013/10/756-

759.pdf

Herawati, H. (2008). Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang

Pertanian 27 (4): 124 – 130.

http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3274082.pdf

Hussain, I., M. Ishaq, I. Rehman, I. Ahmad, and M. Shakirullah. (2006). Comparative

Studies of Vitamin C Contents in Different Processed and Un-Processed Milk

Samples. Journal Chem. Soc. Pak. Vol 28 (3) : 236-240.

https://www.jcsp.org.pk/ArticleUpload/1043-4640-1-CE.pdf

Krolczyk, J. B., T. Dawidziuk, E. J. Turak, and Bartosz S. (2016). Use of Whey and

Whey Preparations in the Food Industry – a Review. Pol. J. Food Nutr. Sci Vol.

66 No. 3: 157-165.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=

rja&uact=8&ved=0ahUKEwimxI_XsvPaAhUIzbwKHZedBrUQFggnMAA&url

=http%3A%2F%2Fjournal.pan.olsztyn.pl%2Ffd.php%3Ff%3D1452&usg=AOv

Vaw36Bx6N1pc04IPmk-F5OTNR

Miller, G. D., Jarvis J. K., and McBean L. D. (2006). Handbook of Dairy Foods and

Nutrition Third Edition. New York: CRC Press.

http://libgen.io/book/index.php?md5=D50BAFC40757DDEB028C8F534EC9E4

F9

Mujumdam & Arun. (2006). Handbook of Industrial Drying. National University of

Singapore. CRC Press Online.

[http://libgen.io/book/index.php?md5=8D732CF372C828D556C7D6FB7A522B

5A]

Pearce, K. N. Milk Powder. Dairy-C- Milk Powder.

http://nzic.org.nz/ChemProcesses/dairy/3C.pdf. Diakses pada tanggal 19 Maret

2018.

Page 43: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

33

Pertiwi, M. F. D. & W. H. Susanto. (2014). Pengaruh Proporsi (Buah:Sukrosa) dan

Lama Osmosis terhadap Kualitas Sari Buah Stroberi (Fragaria vesca L). Jurnal

Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2: 82-90.

http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/download/40/47

Robertson, G. L. (2009). Food Packaging and Shelf Life: A Practical Guide. CRC

Press, Taylor & Francis Group.

http://libgen.io/book/index.php?md5=5FBA5D057C775C2CA81F21B869E80D

E0

Ruiz, A., M. J. A. Canada, and Bernhard L. (2001). A Rapid Method for Peroxide Value

Determination in Edible Oils Based On Flow Analysis with Fourier Transform

Infrared Spectroscopis Detection. Analyst 126: 242-246.

https://www.researchgate.net/publication/12096998_A_rapid_method_for_perox

ide_value_determination_in_edible_oils_based_on_flow_analysis_with_Fourier

_transfer_infrared_spectroscopic_detection

Semb, T. N. (2012). Analytical Methods for Determination of the Oxidative Status in

Oils. Norwegian University of Science and Technologi. Trondheim.

https://daim.idi.ntnu.no/masteroppgaver/006/6956/masteroppgave.pdf

Shrestha, A. K., Howes T., Adhikari B. P., Bhandari B. R. (2007). Water sorption and

glass transition properties of spray dried lactose hydrolysed skim milk powder.

LWT – Food Science and Technology 40: 1593-1600.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0023643806002921

Silva, R. A. B., R. H. O. Montes, E. M. Richter, and R. A. A. Munoz. (2012). Rapid and

Selective Determination of Hydrogen Peroxide Residues in Milk by Batch

Injection Analysis with Amperometric Detection. J. Food Chemistry 133: 200-

204. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308814612000064

Smith, K. (2008). Dried Dairy Ingredients. Wisconsin Center for Dairy Research.

http://future.aae.wisc.edu/publications/dried_dairy_ingdients.pdf

Steskova, A., M. Morochovicova, and E. Leskova. (2006). Vitamin C degradation

during storage of fortified foods. Journal of Food and Nutrition Research Vol.

45 No. 2: 55-61.

http://www.vup.sk/en/download.php?start&language=en&bulID=9..

Svehla, G. (1978). Automatic Potentiometric Titrations 1st Edition. Pergamon Press.

http://libgen.io/book/index.php?md5=8C63798E26639C1DB94E452B7BD2282

9

Varnam, H., dan J. P. Sutherland. (1994). Milk and Milk Product: Technology,

Chemistry, and Microbiology. Chapman and Hall. London.

Page 44: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

34

http://libgen.io/book/index.php?md5=020F2F962632296242ADF5493D4689C

D

Zerdin, K., Michael L. R. and J. Vermue. (2003). The vitamin C content of orange juice

packed in an oxygen scavenger material. Food Chemistry 82: 387-395.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308814602005599

Page 45: KAJIAN PERUBAHAN KADAR VITAMIN C DAN NILAI ...repository.unika.ac.id/17524/1/15.I1.0028 Yohanna.pdfPT. Frisian Flag merupakan produsen dan distributor susu termuka di Indonesia, hal

35

8.LAMPIRAN

8.1. Hasil Unicheck

Gambar 12. Hasil Scan Anti Plagiarisme