kajian pemakaian ragam bahasa dalam sms short message

143
KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI JEMMA PALOPO (TINJAUAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR) THE VARIETY OF LANGUAGE ASSESSMENT USAGE IN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) FACULTY OF ENGINEERING, UNIVERSITY OF ANDI JEMMA PALOPO Tesis Oleh CHECE DJAFAR Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.904.2013 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 16-Feb-2022

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MAHASISWA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI JEMMA

PALOPO (TINJAUAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR)

THE VARIETY OF LANGUAGE ASSESSMENT USAGE IN

SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) FACULTY OF ENGINEERING, UNIVERSITY OF ANDI JEMMA PALOPO

Tesis

Oleh

CHECE DJAFAR Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.904.2013

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MAHASISWA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI JEMMA

PALOPO (TINJAUAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR)

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

DISUSUN DAN DIAJUKAN OLEH

CHECE DJAFAR Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.904.2013

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2015

Page 3: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

TESIS

KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) MAHASISWA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI JEMMA PALOPO

(TINJAUAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR)

Yang Disusun dan Diajukan oleh

CHECE DJAFAR Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.904.2013

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 30 Mei 2015

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H.M. Ide Said D M, M. Pd. Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum.

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana KetuaProdi Magister PendBahasa dan Sastra Indonesia

Prof. Dr. H.M. Ide Said D M, M.Pd. Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum. NBM. 988 463 NBM.

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Page 4: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

Judul Tesis : Kajian Pemakaian Ragam Bahasa dalam SMS

(Short Message Service) Mahasiswa Fakultas

Teknik Universitas Andi Jemma Palopo (Tinjauan

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar)

Nama : Chece Djafar

Nim : 04.08.904.2013

Program studi : Magister PendidikanBahasadanSastra Indonesia

Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada Tanggal

30 Mei 2015 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 30 Mei 2015

TIM Penguji :

1. Prof. Dr. H.M. Ide Said D M, M. Pd. ....................

(Pembimbing I)

2. Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum. ..................... (Pembimbing II)

3. Dr. H. Bahrun Amin, M.Hum. ..................... (Penguji I)

4. Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum. .................... (Penguji II)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Page 5: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

Apa pun yang menjadi targetmu,

Itu yang terbaik buat kamu

Karena apa yang kamu targetkan

Merupakan modal utama untukmu

Menuju cita-citamu di hari esok

Hambatan dan tantangan hidup hari ini

Merupakan jawaban emas untuk menuju

hari esok yang lebih cemerlang dan

Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu

Ada kemudahan

Allah tidak membebankan

Seseorang melainkan dengan kesanggupannya

(Qs. AL Baqarah: 286)

Kuperuntukan karya ini kepada

kedua orang tua tercinta, keluarga kecilku, dan saudara-saudaraku yang

tersayang, serta teman-teman yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa

dan membantu, baik material maupun moril demi keberhasilan penulis.

Page 6: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Chece Djafar

Nim : 04.08.904.2013

Program studi : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 30 Mei 2015

Yang menyatakan,

Chece Djafar

Page 7: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

MOTO .......................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ............................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 7

E. Definisi Operasional ................................................................. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 8

A. Tinjauan HasilPenelitian .......................................................... 8

B. Tinjauan Teori dan Konsep ..................................................... 10

C. Kerangka Pikir ........................................................................ 101 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 103

A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 103

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 104

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan ................................... 104

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 105

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 106

F. Pengecekan Keabsahan Temuan ........................................... 107

Page 8: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 109

A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian ................................. 109

1. Deskripsi Geografis ............................................................. 109

2. Deskripsi Kelembagaan ...................................................... 110

B. Paparan Dimensi Penelitian .................................................... 115

C. Pembahasan ........................................................................... 124 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 134

A. Simpulan ................................................................................. 134

B. Saran ....................................................................................... 135 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 136

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 140

LAMPIRAN .......................................................................................... 141

1. KORPUS DATA ............................................................................. 141

2. IZIN PENELITIAN .......................................................................... 147

Page 9: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

ABSTRAK

CHECE DJAFAR, 2015. Kajian Pemakaian Ragam Bahasa dalam SMS (Short Message Service) Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo (Tinjauan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar), dibimbingolehH. M. Ide Said, D.M., dan Hj. Kembong Daeng.

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan konteks situasi pemakaian bahasa dalam SMS mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo dan mendeskripsikan wujud kaidah pemakaian bahasa dalam SMS mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan dengan sasaran penelitian mengandalkan data yang diperoleh melalui informan dan data dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Andi Jemma Palopo Fakultas Teknik Informatika, yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan sasaran utama penggunaan bahasa SMS antara dosen dan mahasiswa dalam ragam formal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ragam bahasa yang digunakan mahasiswa ini dipengaruhi dialek dari bahasa sehari-hari dalam masyarakat atau ragam bahasa masa kini. Penggunaan dialek atau gaya bahasa masa kini dianggap sebagai bahasa pergaulan masyarakat khususnya mahasiswa. Selanjutnya, terkait kaidah penulisan dalam SMS di atas, penggunaan huruf kapital yang seharusnya digunakan pada Indonesia menjadi Indonesia karena merupakan nama sebuah negara. Sebaliknya kata yang tidak menggunakan huruf kapital seperti Dgn menjadi dgn. Hasil kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahawa wujud dari penggunaan bahasa dalam SMS ditinjau dari konteks situasi pemakaian atau ragam bahasa yang digunakan merupakan bentuk adanya pengaruh dalam perkembangan bahasa, terkait adanya penyingkatan, permainan angka yang digunakan sebagai pengganti lambang huruf, pengganti lafal huruf, dan tanda pengulangan lafal huruf adalah bentuk ekspresi semata. Penggunaan bahasa SMS ditinjau dari ejaannya, menggambarkan adanya kebiasaan menyingkat kata demi efisiensi ketika mengirim pesan singkat melalui ponsel, sering menghapus huruf atau kata yang tidak penting, mengubah frase menjadi inisial, menyingkat kata, serta malas menggunakan titik atau koma, sehingga menghasilkan adanya ambigu dan bahasa yang non-baku.

Kata-kata kunci :Ragam bahasa, SMS

Page 10: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena

atas limpahan rahmat taufik dan hidayah-Nya jualah sehingga tesis yang

berjudul “Kajian Pemakaian Ragam Bahasa dalam SMS (Short Message

Service) Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo”

dapat diselesaikan dengan baik.

Sesuai dengan eksistensi penulis, apa yang tertuang adalam tesis ini

merupakan manifestasi dari kemampuan optimal yang penulis miliki selama

perkuliahan. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam

tesis ini baik segi teknis maupun materinya. Oleh karena itu, saran dari

segenap pembaca yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M, M.Pd. dosen

pembimbing I dan Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum. dosen pembimbing II

yang telah rela meluangkan waktunya, mencurahkan tenaganya yang

disertai dengan kesungguhan hati dalam memberikan arahan, petunjuk,

bimbingan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada : Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Dr. Irwan Akib, M.Pd.,

Ketua Program Studi Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH)

Dr. Abdul Rahman Rahim, M.Hum., sekretaris Program Studi PGSD

Universitas MuhammadiyahMakassar (UNISMUH), dan para dosen pada

Page 11: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajarkan ilmu

pengetahuan kepada penulis

Ucapan terima kasih yang sama kepada kedua orang tua penulis,

Bapak tersayang Djafar Busra dan Ibuku tersayang Nurhana yang telah

memberikan doa restu yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan anak-

anaknya mulai dari awal sampai akhir penyelesaian studi penulis. Kepada

suamiku M. Sahril Idris, anak-anakku tersayang, Muh. Rayhan Sahril dan

Nur istiqamah Sahril, adik-adikku tersayang : Gerhani Djafar, Herman

Saputra, Pertiwi Sari, Imam Busra, Muthia Azahra, dan keponakanku

tecinta Aqila Alfa Fariza, sahabatku Kartini, S.Pd., M.Pd. serta keluarga

besar tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan, baik moril

maupun spiritual yang tiada pernah habisnya terhadap penyelesaian

penulisan tesis ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per

satu yang telah membantu menyelesaikan tesis ini, penulis hanya dapat

memanjatkan doa ke hadirat Allah Swt. semoga segala bantuan yang telah

diberikan mendapat pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat untuk kemaslahatan bersama. Amin.

Makassar, Mei 2015

Penulis

Page 12: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

RIWAYAT HIDUP

CHECE DJAFAR, dilahirkan pada tanggal 25

September 1980 di Palopo, Kecamatan Wara

Timur, Kabupaten Luwu.Anak pertama dari lima

bersaudara, Gerhani Djafar, Pertiwi Sari, Imama

Busra, dan Muthia Azhara Busar.

Pasangan Bapak Djafar Busra dan Ibu Nurhana. Penulis mulai memasuki

pendidikan dasar di kampung halamannya, yaitu SDN 275 Tappong dan

tamat pada tahun 1992. Kemudian penulis melanjutkan pendididkan ke

SMP Negeri 3 Palopo dan tamat pada tahun 1995. Pada tahun yang sama,

penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1Palopo, di sekolah

inilah penulis menamatkan pendidikan pada tahun 1998. Pada tahun ajaran

2009/2010 penulis melanjutkan pendidikan Universitas Cokroaminoto

Palopo dan selesai pada tahun 2013. Kemudian, penulis melanjutkan

pendidikan di salah satu universitas yang berada di Kota Palopo yaitu

Universitas Cokroaminoto Palopo dan penulis memasuki Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada

tahun 2013 penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, saat ini

penulis sedang penyelesaian studi dan Insya Allah akan menamatkan

pendidikan tahun 2015.

Page 13: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Korpus Data .................................................................................... 141

2. Surat Keterangan Pembimbing ....................................................... 148

Page 14: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

DAFTAR ISTILAH

SMS : Short Message Service

HP : HandPhone

EYD : Ejaanyang Disempurnakan

Afaresis : Penanggalan huruf awal atau suku awal kata

Page 15: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran bahasa di muka bumi tidak pernah terlepas dari kehidupan

manusia kapan dan di mana pun berada. Artinya, tidak ada kegiatan

manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Bahasa merupakan alat interaksi

dan alat komunikasi verbal yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat

dikaji secara internal maupun secara eksternal, secara internal artinya

pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja,

seperti struktur fonologi, struktur morfologi, struktur sintaksis hingga

wacana, kajian internal ini dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan

prosedur-prosedur yang ada dalam disiplin linguistik saja. Sebaliknya,

kajian secara eksternal berarti kajian itu dilakukan terhadap hal-hal atau

faktor-faktor yang berada di luar bahasa, tetapi berkaitan dengan

pemakaian bahasa itu oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok

sosial masyarakat. Pengkajian secara eksternal ini akan menghasilkan

rumusan-rumusan atau kaidah-kaidah yang berkenaan dengan

penggunaan dan kegunaan bahasa dalam segala kegiatan manusia di

dalam masyarakat.

Mengkaji tentang bahasa dalam sejarah perkembangannya yang dari

waktu ke waktu makin bervariasi dan sekaligus menjadi warna dalam

karagaman karakter manusia sebagai pelaku bahasa. Bahasa Indonesia

Page 16: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

2

secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada saat

Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu

sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang

politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Pidato pada Kongres Nasional

kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, "Jika mengacu pada masa depan

bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada

dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa

Jawa dan Melayu. Tetapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang

lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."

Uraian di atas, memberi gambaran sejarah singkat bahasa di

Indonesia, perkembangan bahasa khususnya bahasa Indonesia yang baik

dan benar sudah mulai ternoda dengan adanya variasi bahasa modern di

kalangan masyarakat khususnya remaja. Variasi bahasa terjadi akibat

keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan

variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya, yaitu antara bahasa

resmi dan tidak resmi. Variasi bahasa resmi digunakan dalam situasi

resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah,

surat-menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi bahasa resmi dipelajari

melalui pendidikan formal, sedangkan variasi bahasa tidak resmi

digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di rumah, di warung,

dalam surat-surat pirbadi, di jalan. Variasi bahasa tidak resmi dipelajari

secara langsung dalam masyarakat umum, tidak dalam pendidikan formal.

Page 17: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

3

Thomas (1999:97), berpendapat bahwa variasi bahasa yang

digunakan akan berbeda-beda tergantung pada jenis situasi dan jenis

media yang digunakan. Variasi atau ragam bahasa dalam penelitian ini

adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pesan singkat salah satu

alat komunkasi elektronik (Handphone), dalam bahasa Inggris disebut

Short Messege Send (SMS). Ragam bahasa SMS ini akan menggunakan

bahasa dan penulisan yang bervariasi atau beragam sesuai dengan jenis

situasi dan jenis media yang digunakan, media yang digunakan dalam

ragam bahasa SMS adalah salah satu alat komunikasi elektronik

(Handphone).

Handphone dikenal oleh semua orang sebagai alat penunjang

kegiatan sehari-harinya terutama dalam hal komunikasi. Komunikasi

melalui handphone sangat banyak kelebihannya daripada menggunakan

alat komunikasi lainnya, satu kelebihan handphone adalah layanan SMS

(Short Message Service) atau layanan pesan singkat. Layanan ini memiliki

kapasitas 160 karakter per SMS. Layanan SMS ini lebih murah

dibandingkan dengan menelpon Remaja adalah pengguna handphone

dalam jumlah yang sangat besar di Indonesia. Berbagai layanan yang

tersedia pasti digunakan remaja, salah satunya adalah layanan SMS.

Penggunaan SMS oleh seorang remaja bisa dilakukan lebih dari 25 kali

sehari. Ada beberapa pengaruh negatif dari handphone secara umum,

yaitu mengganggu perkembangan anak, efek radiasi, rawan terhadap

Page 18: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

4

tindak kejahatan, sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku

remaja, pemborosan dan lain-lain (Tias. 2009).

Kebiasaan yang sering dilakukan remaja dalam mengirim SMS adalah

menyingkat kata-kata dalam pesan yang akan dikirim. Penyebab hal ini

ada beberapa faktor salah satunya ialah bertujuan untuk menghemat

biaya pengiriman SMS. Kebiasaan menyingkat inilah yang mendasari

timbulnya keberagaman bahasa yang digunakan dalam SMS. Banyak

sekali ragam bahasa yang biasa dipakai dalam mengirim SMS, seperti

menggunakan emoticon (emotion icon) dan penggunaan bahasa slang.

Bahasa yang beragam tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman

antara penerima dan pengirim SMS. Kesalahpahaman tersebut bisa

disebabkan oleh penyingkatan kata yang bermakna ambigu. Tingkat

penggunaan bahasa SMS dalam berkomunikasi jauh lebih tinggi

dibanding dengan berbicara langsung melalui telepon atau handphone.

Karakteristik ragam bahasa SMS yang digunakan di kalangan

mahasiswa sangat unik, terutama dalam gaya penulisannya. Namun, yang

menarik bagi peneliti adalah ragam bahasa dalam SMS mahasiswa

kepada dosen. SMS sebagai pengganti surat yang berisi pesan atau

informasi kepada lawan tutur, seharusnya sudah dipahami oleh

mahasiswa sebagai pengguna bahasa SMS tersebut. Demikian juga

dengan pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada dosen,

tentunya mahasiswa sudah mengerti dan paham dengan konteks situasi

berdasarkan isi pesan yang disampaikan. Namun, hal tersebut secara

Page 19: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

5

tidak langsung kurang dipahami mahasiswa pemakai bahasa SMS,

sehingga muncul keragaman gaya dan simbol bahasa SMS yang mungkin

sama digunakan ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.

Fenomena lain yang menarik bagi peneliti, mahasiswa Fakultas

Teknik Universitas Andi Jemma Palopo kurang memahami konsep bahasa

Indonesia yang baik dan benar secara mendasar. Hal ini tampak dari

bahasa SMS yang digunakan saat berkomunikasi dengan dosen. Bahasa

Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai

dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan bahasa Indonesia yang

benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah

bahasa Indoneia yang berlaku. Konsep inilah yang banyak menyimpang di

kalangan mahasiswa sebagai pengguna bahasa SMS, karena mungkin

belum menyadari dengan siapa dan di mana sedang bicara jadi tidak

menyesuaikan susunan kaliamat yang digunakan. Berdasarkan gambaran

fenomena-fenomena tersebut sangat menarik perhatian penulis sehingga

masalah ini diangkat sebagai tema dari karya tulis ilmiah ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah konteks situasi pemakaian bahasa dalam SMS

mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo ?

2. Bagaimanakah wujud kaidah pemakaian bahasa dalam SMS

mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo ?

Page 20: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

6

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai tujuan, demikian

juga penelitian yang dilakukan terhadap ragam bahasa SMS dalam

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun tujuan yang

ingin dicapai adalah:

1. Mendeskripsikan konteks situasi pemakaian bahasa dalam SMS

mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo.

2. Mendeskripsikan wujud kaidah pemakaian bahasa dalam SMS

mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh melalui penelitian ini dibagi atas dua yaitu:

1. Manfaat Praktis :

a. Menigkatkan pembelajaran penggunaan bahasa Indonesia baku, serta

ragam bahasa.

b. Mendorong mahasiswa untuk tetap berbahasa baku meskipun melalui

berbagai media, salah satunya bahasa SMS.

2. Manfaat Teoretis

a. Memberi sumbangan teknik bagi pengembangan dan peningkatan

kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Landasan konseptual dan operasional pelaksanaan pengembangan

pembelajaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya

melalui bahasa SMS.

Page 21: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

7

E. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi penelitian ini agar lebih mendalam dan terarah

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sangat diperlukan adanya

pembatasan masalah. Penulis membatasi penelitian ini pada wujud

pemakaian bahasa dalam SMS yang ditinjau dari tulisan dan ejaannya,

serta memberi batasan bentuk SMS yang akan diteliti yaitu SMS dari

mahasiswa kepada dosen.

Page 22: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Penelitian tentang kajian pemakaian bahasa SMS terhadap

mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andi Jemma Palopo dalam

tinjauan bahasa Indonesia yang baik dan benar bertujuan untuk

mengetahui adanya konsep pemakaian ragam bahasa SMS di kalangan

mahasiswa yang semakin berkembang dengan gaya dan karakteristik

bahasa.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian

dengan judul Ragam Bahasa SMS dalam Rubrik Suara Publik di Harian

Surya Edisi 19 Agustus 2008. Penelitian tersebut memang tidak sama

persis dengan penelitian ini karena merupakan penelitian deskriptif yang

menggunakan media surat kabar, sementara penelitian penulis

merupakan penelitian kualitatif, namun secara jelas efek dari penggunaan

bahasa SMS di lingkungan pelajar dapat dijadikan sebagai acuan dalam

penelitian ini.

Skripsi Puspitandari (2004) Jurusan Sastra Indonesia Universitas

Gadjah Mada yang berjudul “Ragam Bahasa Short Message Service”.

Kajian tersebut mendeskripsikan bentuk-bentuk kebahasaan SMS dan

campur kode dalam Short Message Service (SMS). Kekhasan tersebut

adalah bentuk penyingkatan, perubahan fonem atau suku kata,

Page 23: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

9

peringkasan bentuk kata, dan variasi pemendekan kata, sedangkan

bentuk kalimat dalam SMS ditulis dengan menghilangkan (melesapkan)

salah satu unsur inti dalam kalimat.

Penelitian lain yang membahas tentang bahasa SMS adalah

penelitian yang dilakukan oleh Nurwidyohening (2003) dalam laporan

penelitiannya yang berjudul ”SMS dalam Bahasa Perancis dan Kaitannya

dengan Ekonomi Bahasa”. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk

kebahasaan SMS dalam bahasa Perancis. Peneliti menyimpulkan bahwa

bentuk kebahasaan SMS dalam bahasa Perancis memiliki lima pola

pembentukan. Pertama, penyingkatan kata dengan abreviasi atau

singkatan. Kedua, perubahan penulisan bentuk yang lebih panjang

dengan penulisan sesuai dengan bunyi fonetis sehingga menjadi lebih

pendek. Ketiga, dengan menggunakan simbol, huruf, atau angka yang

kebetulan mempunyai nama yang berbunyi sama dengan kata yang akan

diganti sehingga lebih singkat penulisannya. Keempat, dengan

menempatkan beberapa kata sekaligus dalam satu rangkaian kata yang

lebih pendek sesuai bunyi fonetisnya. Kelima, dengan menghilangkan

satu huruf atau silabi yang tidak berpengaruh pada perubahan makna.

B. Tinjauan Teori dan Konsep

Penelitian ini didukung beberapa teori yang dianggap relevan, yang

diharapkan dapat mendukung temuan di lapangan sehingga dapat

memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah variasi

Page 24: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

10

atau ragam bahasa, bahasa SMS, dan penggunaan bahasa yang baik

dan benar.

1. Pemakaian Ragam Bahasa

a. Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang

berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan

pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium

pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai

ragam yang baik, yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam

karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana

resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut

ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian

bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan

bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di

kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.

Sebaliknya, dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar,

tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

Ragam atau variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi

sosiolinguistik. Bahasa menjadi beragam dan bervariasi, bukan hanya

penuturnya tidak homogen, melainkan juga karena kegiatan interaksi

sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Keragaman bahasa di

Indonesia dalam berkomunikasi dapat disatukan dengan adanya bahasa

Page 25: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

11

Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Jika diperhatikan pemakaian

bahasa pada kelompok-kelompok tertentu, ternyata bahasa Indonesia

yang digunakan sangat bervariasi. Variasi ini terdapat pada bunyi bahasa,

intonasi, morfologi, pilihan kata atau istilah, jenis, dan bentuk kalimat.

Chaer dan Agustina (1995:62) mengatakan bahwa ragam bahasa itu

pertama-tama bedakan berdasarkan penutur dan penggunaannya.

Berdasarkan penutur berarti, siapa yang menggunakan bahasa itu, di

mana tempat tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya dalam

masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan.

Berdasarkan penggunaannya berarti, bahasa itu digunakan untuk apa,

dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi

keformalannya.

Bahasa yang digunakan oleh kelompok remaja di kota, memiliki dialek

yang beragam dengan ciri khas tersendiri, misalnya variasi terdapat pada

morfologi: “dikerjain” dan “nyatu” untuk bentuk kata “dikerjakan” dan

“bersatu”. Lain halnya dengan bahasa yang digunakan oleh kelompok

ilmuwan, variasi terdapat pada pilihan istilah, yaitu sesuai dengan bidang

ilmu yang dipelajari. Misalnya kata “mencret” bagi orang-orang awam,

sedangkan bagi dokter menggunakan istilah “diare” untuk pengertian yang

sama.

Uraian di atas memberi gambaran, bahwa walaupun terdapat variasi

dalam pemakaian bahasa oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu,

ide atau maksud yang diungkapkan tetap dapat dipahami oleh kelompok

Page 26: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

12

penutur bahasa lainnya. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia

mempunyai pola umum yang terdapat pada setiap variasi tersebut. Variasi

pemakaian bahasa Indonesia oleh kelompok masyarakat tersebut disebut

ragam bahasa.

b. Macam-Macam Ragam Bahasa Indonesia

Ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang

ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan

sintaksis. Di samping ditandai oleh ciri-ciri linguistik, timbulnya ragam

bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri nonlinguistik, misalnya, lokasi atau

tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan

keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan. Secara umum ragam

bahasa dibagi dalam beberapa bagian, antara lain :

1) Ragam lisan dan ragam tulis

2) Ragam baku dan ragam tidak baku

3) Ragam baku tulis dan ragam baku lisan

4) Ragam sosial dan ragam fungsional

5) Ragam Indonesia yang baik dan benar

Bahasa Indonesia di samping dikenal kosakata nonbaku Indonesia

dikenal pula kosakata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut

sebagai kosakata baku bahasa Indonesia baku. Kosakata baku bahasa

Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang

dijadikan tolok ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur

bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi di dalam

Page 27: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

13

menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosakata itu

digunakan di dalam ragam baku, bukan ragam santai atau ragam akrab.

Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosakata

ragam nonbaku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak

mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.

1) Ragam bahasa berdasarkan waktu penggunaan

a. Ragam bahasa Indonesia lama

Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan

Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda, ciri ragam

bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu. Bahasa

Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan bahasa

Melayu menjadi bahasa Indonesia :

(1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca,

(2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa,

(3) Keikhlasan suku daerah lain ,dan

(4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan

b. Ragam bahasa Indonesia baru

Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak

dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sampai dengan

saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan

dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.

Page 28: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

14

2) Ragam bahasa berdasarkan pokok pembicaraannya / bidang

a. Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang digunakan

pada undang-undang yang berlaku untuk hukum Indonesia.

b. Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan

wartawan dalam menulis berita, disebut juga bahasa komunikasi massa

yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa.

Ciri utama dari ragam bahasa jurnalistik adalah komunikatif dan

spesifik. Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan

hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk

kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi

masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah

kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar

belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik

pembicaraan (Spradley, 1980).

c. Ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang harus memenuhi

syarat di antaranya benar (menurut kaidah bahasa Indonesia baku),

logis, cermat, dan sistematis. Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi.

Oleh sebab itu, ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan ini

adalah ragam baku (ragam bahasa Indonesia baku). Jadi, ragam

bahasa yang digunakan untuk kegiatan ilmu dan teknologi adalah

ragam ilmiah atau ragam baku. Kegiatan ilmiah untuk menghindari

salah tafsir, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan,

Page 29: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

15

kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus

diperhatikan.

Ciri ragam bahasa ilmiah

1. Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan

kaidah pada bahasa Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun

tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat)

2. Ide yang diungkapkan harus benar, sesuai fakta atau dapat diterima

akal sehat (logis)

3. Ide yang diungkapkan harus tepat dan hanya mengandung satu

makna.

4. Kata yang dipilih harus bernilai denotatif yaitu makna sebenarnya.

5. Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus padat berisi/bernas.

6. Pengungkapan ide dalam kalimat ataupun alinea haru lugas dan

langsung menuju sasaran.

7. Unsur ide dalam kalimat ataupun alinea diungkapkan secara runtun

dan sistematis.

8. Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak

menimbulkan salah tafsir.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kejelasan dan

ketepatan pengungkapan ide sangat bergantung pada keutuhan ketiga

unsur tersebut.

Page 30: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

16

d. Ragam bahasa sastra

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak

mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-

jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam

ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam

imajinasi pembaca.

Ciri-ciri ragam bahasa sastra :

1) Menggunakan kalimat yang tidak efektif

2) Menggunakan kata-kata yang tidak baku

3) Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi

e. Ragam bahasa bidang-bidang tertentu

Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti

transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi. Contoh :

diagnosis, USG dipakai dalam bidang kedokteran.

Ragam bahasa bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam

berbisnis, yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan

bisnisnya. Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :

1) Menggunakan bahasa yang komunikatif

2) Bahasanya cenderung resmi

3) Terikat ruang dan waktu

4) Membutuhkan adanya orang lain

Page 31: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

17

c. Ragam bahasa berdasarkan media pembicaraan

Ragam bahasa dari segi sarana atau jalur yang digunakan, dibagi

dalam ragam lisan dan ragam tulis atau juga ragam dalam berbahasa

yang menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya dalam bertelepon

atau bertelegraf. Selian itu, ada juga ragam bahasa tulis yang saat ini

berkembang di tegah masyarakat dengan gaya dan ciri khas, yaitu ragam

bahasa SMS melalui media telepon genggam atau Handphone.

Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis didasarkan pada

kenyataan bahwa kedua ragam bahasa ini memiliki wujud struktur yang

tidak sama. Perbedaan dari wujud struktur ini adalah dalam berbahasa

lisan atau menyampaikan informasi secara lisan, ada bantuan unsur-unsur

nonsegmantal atau nonlinguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik

tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya. Sedangkan

dalam bahasa tulis, hal-hal yang disebutkan itu tidak ada dan sebagai

gantinya harus dieksplisitkan secara verbal. Contoh seseorang yang

diperintahkan mengambil sebuah benda dengan menunjuk atau

mengarahkan pandangan ke arah benda tersebut, sambil mengatakan

“ambil itu !”, tetapi dalam bahas tulis tidak dikenal unsur penunjuk atau

pengarah pandangan, jadi secara eksplisit harus menuliskan benda yang

dimaksudkan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa tulis lebih

menekankan pada penggunaan kalimat-kalimat yang disusun sehingga

mudah dipahami pembaca. Kesalahan pada bahasa lisan dapat segera

Page 32: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

18

diperbaiki atau diralat, tetapi dalam berbahasa tulis kesalahan baru

kemudian bisa diperbaiki.

Ragam bahasa bertelpon sebenarnya termasuk dalam ragam bahasa

lisan dan ragam bahasa bertelegraf, serta ragam bahasa SMS termasuk

dalam bahasa tulis, tetapi kedua macam sarana komunikasi ini

mempunyai ciri-ciri dan keterbatasannya sendiri, sehingga tidak dapat

digunakan sesuka hati.

a) Ragam bahasa lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang diucapkan oleh pemakai

bahasa. Dalam ragam lisan juga dikaitkan dengan tata bahasa, kosakata,

dan lafal atau memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka,

gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ragam bahasa lisan, adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui

media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan

dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh

situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.

Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta

kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri

kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi

pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan

yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah

kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau

Page 33: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

19

santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat

disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,

hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang

dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun

direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat

dikatakan sebagai ragam tulis.

Ciri-ciri ragam lisan :

1) Memerlukan orang kedua/teman bicara;

2) Tergantung pada situasi, kondisi, ruang & waktu;

3) Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.

4) Berlangsung cepat;

5) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;

6) Kesalahan dapat langsung dikoreksi;

7) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Ragam lisan di antaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-

bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan

orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-

bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian.

Ragam bahasa lisan meliputi :

1) Ragam bahasa cakapan. Ragam bahasa yang digunakan saat

berbicara dengan teman, berbicara dengan orang lain yang lebih

muda atau berbicara tidak resmi.

Page 34: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

20

2) Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan untuk

berpidato.

3) Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan saat

perkuliahan, misalnya saat mahasiswa berbicara dengan dosen.

4) Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakaan

saat pentas untuk menghibur orang lain.

Kelebihan :

1) Lebih jelas karena pembicara menggunakan tekanan dan gerak

anggota badan, sehingga pendengar lebih mudah mengerti

2) Pembicara dapat langsung melihat ekspresi pendengar

3) Lebih bebas dalam mengungkapkan sesuatu

Kelemahan :

1) Pembicara sering mengulangi kalimat yang telah diucapkan

2) Pendengar belum tentu mendengar jelas apa yang dikatakan

pembicara

3) Tidak semua orang bisa menyampaikan sesuatu dengan baik secara

lisan. Contoh : pidato, presentasi

b. Ragam bahasa tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam

ragam tulis, akan dikaji tentang tata cara penulisan (ejaan) di samping

aspek tata bahasa dan kosakata. Dengan kata lain, dalam ragam bahasa

tulis, dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata

Page 35: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

21

ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan

ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh

dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dan lain-

lain.

Ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

Menurut Fishman ed (1968:32) bahwa, ciri ragam bahasa tulis :

(1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

(2) Tidak terikat ruang dan waktu.

(3) Kosakata yang digunakan dipilih secara cermat.

(4) Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.

(5) Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap.

(6) Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

(7) Berlangsung lambat.

(8) Memerlukan alat bantu.

Ragam bahasa tulis meliputi :

1) Ragam bahasa teknis adalah ragam bahasa yang memperhatikan

teknis atau cara penulisan.

2) Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa menggunakan

bahasa yang resmi. Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia

yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum,

mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh karena

Page 36: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

22

itu, bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat dan kaidah-

kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

(a) Mempunyai gaya bahasa yang khusus

(b) Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan

(c) Objektif dan menekan prasangka pribadi

(d) Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori

yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran

(e) Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi

3) Ragam bahasa catatan adalah ragam bahasa yang singkat untuk

mengingatkan sesuatu.

4) Ragam bahasa surat adalah ragam bahasa untuk menyampaikan suatu

informasi.

Kelebihan :

(a) Informasi yang disajikan dapat dikemas di dalam media cetak

(b) Dapat menambah kosakata

Kelemahan :

(a) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika

harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung

miskin daya pikat dan nilai jual.

(b) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu

tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

Contoh : buku-buku pelajaran, majalah, koran, dan lain-lain.

Page 37: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

23

3) Ragam bahasa berdasarkan situasi

a. Ragam bahasa resmi

Mengkaji tentang ragam bahasa dari segi pemakaian atau situasi,

yang paling tampak cirinya adalah dalam hal kosakata. Variasi bahasa

berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya

disebut fungsiolek (Nababan 1994), ragam, atau register. Variasi bahasa

dalam bidang pemakaiannya, menyangkut bahasa yang digunakan untuk

keperluan dan bidang apa. Misalnya, bahasa dalam karya sastra

biasanya menekankan kata dari segi estetis sehingga dipilih atau

digunakanlah kosakata yang tepat. Ragam bahasa jurnalis juga

mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan

ringkas.

Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan

bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang

penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal

dengan cirinya yang memerlukan keringkasan dan ketegasan yang

dipenuhi berbagai singkatan dan akronim. Ragam bahasa ilmiah juga

dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas dari keambiguan,

serta segala macam metafora dan idom.

b. Ragam bahasa dari segi keformalan

Chaer (2004:700) membagi ragam bahasa dari tingkat keformalannya

dalam lima macam gaya, yaitu :

Page 38: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

24

a) Ragam beku (frozen), yaitu ragam bahasa yang paling formal,

digunakan pada situasi hikmat, misalnya dalam upacara kenegaraan,

khotbah mesjid, dan sebagainya.

b) Ragam resmi (formal), yaitu ragam bahasa yang biasa digunakan

pada pidato kenegaraan, rapat dinas, dan sebagainya.

c) Ragam usaha (konsultatif), yaitu ragam bahasa yang lazim dalam

pembicaraan di sekolah, atau pembicaraan yang berorientasi pada

hasil atau produksi.

d) Ragam akrab (intimate), yaitu ragam bahasa yang digunakan oleh

penutur yang hubungannya sudah akrab antaranggota keluarga atau

antarteman yang sudah karib, ragam dengan penggunaan kalimat-

kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat

pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal

seperti anggukan kepala, gerakan kaki dan tangan tangan,atau

ekspresi wajah.

e) Ragam santai (casual), yaitu ragam bahasa yang digunakan pada

situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau

teman karib pada waktu istirahat dan sebagainya.

Kelima ragam bahasa di atas, biasanya digunakan dalam kehidupan

sehari-hari secara bergantian. Sebenarnya banyak faktor atau variabel

lain yang menentukan pilihan ragam mana yang harus digunakan. Ambil

contoh bahasa pada surat kabar, meskipun secara keseluruhan bahasa

yang digunakan adalah bahasa jurnalistik dengan ciri-ciri yang khas tetapi

Page 39: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

25

dapat dilihat pada wilayah rubrik atau editorial pojok digunakan bahasa

ragam santai, pada teks karikatur aktual digunakan ragam akrab. Namun,

dalam bahasa iklan dari pemerintahan digunakan ragam beku. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan ragam-ragam keformalan itu sering tidak

terpisah-pisah, tetapi berganti-ganti berdasarkan keperluannya. Ragam

bahasa berdasarkan situasi atau kondisi pemakaian, dengan ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;

2) Menggunakan imbuhan secara lengkap ;

3) Menggunakan kata ganti resmi ;

4) Menggunakan kata baku ;

5) Menggunakan EYD ;

6) Menghindari unsur kedaerahan .

c. Ragam bahasa konsultasi adalah ragam yang digunakan ketika kita

mengunjungi seorang dokter, ragam bahasa yang digunakan adalah

ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih

kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan bahasa santai,

itulah ragam bahasa konsultasi.

4) Ragam bahasa berdasarkan penutur

Ragam bahasa dapat ditinjau dari segi penutur bahasa dan pemakai

bahasa. Mengkaji lebih jauh tentang ragam bahasa berdasarkan penutur

Page 40: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

26

bahasa yang dapat ditinjau dari segi daerah, pendidikan, dan sikap

penutur.

1) Ragam bahasa dari segi penutur

a. Ragam bahasa idiolek

Ragam bahasa idiolek adalah ragam bahasa yang bersifat

perorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai ragam

bahasa atau idioleknya masing-masing.

c. Ragam bahasa dialek

Ragam bahasa dialek adalah ragam bahasa dari sekelomok penutur

yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah atau

area tertentu. Umpamanya, bahasa Bugis dialiek Palakka, Wajo,

Rappang, dan lain-lain.

d. Ragam bahasa kronolek atau dialek temporal

Bahasa kronolek atau dialek temporal adalah bahasa yang digunakan

oleh sekelompok sosial pada masa tertentu. Umpamanya ragam

bahasa Indonesia pada masa tiga puluhan, ragam bahasa pada lima

puluhan, dan ragam bahasa pada masa kini.

e. Ragam bahasa sosiolek

Ragam bahasa sosiolek adalah ragam bahasa yang berkenaan

dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Ragam bahasa

ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia,

pendidikan, pekerjaan, tingkatan kebangsawanan, keadaan sosial

ekonomi, dan sebagainya.

Page 41: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

27

(a) Ragam bahasa berdasarkan usia masyarakatnya. Perbedaan

ragam bahasa yang digunakan oleh raja (keturunan raja) dengan

masyarakat biasa, sedangkan para raja menggunakan kata

mangkat.

(b) Ragam bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur.

Ragam bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah

ragam bahasa yang mempunyai kemiripan dengan ragam bahasa

berdasarkan tingkat kebangsawanan hanya saja tingkat ekonomi

bukan mutlak sebagai warisan. Misalnya, seseorang yang

memilki tingkat ekonomi lebih tinggi tentu berbeda bahasanya

dengan orang yang memiliki ekonomi lemah.

(c) Ragam bahasa tingkat golongan

Ragam bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas

sosial para penuturnya dikenal adanya ragam bahasa akrolek,

basilek, vulgal, slang, kolokial, jargon, argot, dan broken.

(Chaer, dan Agustina, 1995:66).

Kajian dari ragam bahasa tersebut, lebih jauh akan dibahas sebagai

berikut:

(a) Akrolek adalah ragam sosial yang dianggap lebih tinggi dan lebih

bergengsi dari ragam sosial lainnya, misalnya: Bokap (panggilan

untuk Ayah);

(b) Basilek adalah ragam sosial yang dianggap kurang bergengsi atau

bahkan dipandang rendah;

Page 42: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

28

(c) Vulgar adalah ragam sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai

bahasa yang kurang terpelajar atau dari kalangan tidak

berpendidikan, misalnya: goblok;

(d) Slang adalah ragam bahasa yang bersifat khusus dan rahasia,

misalnya bahasa di kalangan waria (wandu);

(e) Kolokial adalah ragam bahasa yang diguanakan dalam

percakapan sehari-hari yang cenderung menyingkat kata karena

bukan merupakan bahasa tulis. Misalnya dok (dokter), prof

(prefesor), dan lain-lain;

(f) Jargon adalah ragam bahasa yang digunakan secara terbatas oleh

kelompok sosial tertentu. Misalnya, para tukang batu dan

bangunan dengan istilah disiku, ditimbang, dan lain-lain;

(g) Argot adalah ragam sosial yang digunakan secara terbatas oleh

profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para

pencuri dan tukang copet daun dalam arti uang;

(h) Broken adalah ragam sosial yang bernada memelas, dibuat

merengek-rengek penuh dengan kepura-puraan. Misalnya, ragam

bahasa para pengemis.

2) Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang

berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam

pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,

vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin

Page 43: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

29

akan mengucapkan fitnah, komplek, vitamin, pideo, pilm, pakultas.

Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa

seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu, bentuk kata

dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

3) Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

(a) Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan

bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika

dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan

kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga

mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, mengamati bahasa seorang

bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika

terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan

pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.

Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan

makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya,

makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat

kebakuan bahasa yang digunakan. Ragam bahasa dapat timbul

karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh

masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan

oleh para penuturnya yang tidak homogen. Variasi atau ragam bahasa

ini ada dua pandangan yaitu :

(b) Variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur

bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu

Page 44: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

30

(c) Variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat

interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

Menurut Sugono (1999:9), bahwa sehubungan dengan pemakaian

bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan

bahasa baku dan nonbaku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di

kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.

Sebaliknya, dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar,

kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

1. SMS (Short Message Service) a. Sejarah dan Pengertian SMS

SMS (Short Message Service) adalah pesan singkat dalam bentuk

teks yang hidup berkembang dalam dunia telekomunikasi seluler. Sekilas

fasilitas ini tidak jauh beda dengan layanan pesan teks dari perangkat

sebelumnya, yaitu pager yang kini sudah menjadi barang langka, bahkan

sudah mendekati kepunahan. Penemuan sistem komunikasi SMS berawal

pada 3 Desember 1992 yang pada saat itu seorang ahli teknisi asal

Norwegia bernama Neil Papworth menggunakan fasilitas SMS dalam

mengirimkan pesan ucapan hari Natalnya kepada rekannya yang

bernama Richard Jarvis yang bekerja di perusahaan layanan GSM

Vodafone di Inggris. Kemudian, ide komunikasi ini dikembangkan oleh

Riku Pihkonen dari perusahaan Nokia dengan memfasilitaskan layanan

SMS pada telepon selular GSM (Global System for Mobile) sehingga SMS

dapat diketik pada telepon tersebut.

Page 45: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

31

Seluruh operator GSM network mempunyai Message Centre, yang

bertanggung jawab terhadap pengoperasian atau manajemen dari

beberapa berita yang ada. Bila seseorang mengirim berita kepada orang

lain dengan hpnya, maka berita ini harus melewati MC (Message Centre)

dari operator network tersebut, dan MC ini dengan segera dapat

menemukan si penerima berita tersebut. MC ini menambah berita tersebut

dengan tanggal, waktu dan nomor dari si pengirim berita dan mengirim

berita tersebut kepada si penerima berita. Apabila HP penerima sedang

tidak aktif, maka MC akan menyimpan berita tersebut dan akan segera

mengirimnya apabila HP penerima terhubung dengan network atau aktif.

SMS menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan singkat dari dan

menuju media-media wireless dengan menggunakan sebuah Short

Messaging Service Center (SMSC), yang bertindak sebagai sistem yang

berfungsi menyimpan dan mengirimkan kembali pesan-pesan singkat.

Jaringan wireless menyediakan mekanisme untuk menemukan station

yang dituju dan mengirimkan pesan singkat antara SMSC dengan wireless

station.

SMS mendukung banyak mekanisme input sehingga memungkinkan

adanya interkoneksi dengan berbagai sumber dan tujuan pengiriman

pesan yang berbeda. Pengguna telepon seluler, bahkan kini mereka yang

menggunakan layanan berbasis CDMA tidak akan pernah lupa

menanyakan layanan SMS sebelum membeli suatu jenis layanan telepon

seluler. Jika di dunia ada sekitar 1,4 milyar manusia menggunakan jasa

Page 46: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

32

layanan telepon seluler (GSM) dan (CDMA), maka sekitar 85% dari jumlah

manusia yang setiap hari menggunakan SMS.

ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia) mencatat kontribusi

SMS bagi pendapatan operator berkisar 20 persen hingga 30 persen.

Model skema pendapatan SKA (Sender Keep All) memungkinkan operator

mandapat tambahan pendapatan dari layanan itu tanpa menghitung biaya

terminating charge untuk interkoneksi. SMS memang sudah menjadi

generator pendapatan ke-2 bagi operator, setelah suara. Subagyo

(2006:12) mengenali delapan ciri lingual wacana SMS, yaitu: (1)

semilisan, (2) ekonomis, (3) peka konteks, (4) berorientasi pada tujuan, (5)

ekspresif dan subjektif, (6) kreatif, (7) rekreatif, dan (8) tak normatif.

b. Karakteristik Bahasa SMS

Bentuk tuturan yang biasa dalam suatu bahasa menurut

Poedjosoedarmo (1984: 27), disebut tutur sederhana atau tutur ringkas.

Tutur ringkas biasanya terdapat pada ragam bahasa informal. Oleh

karena itu, tutur ringkas dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri yang

umumnya dimiliki ragam bahasa informal, yaitu mengalami penanggalan-

penanggalan (deletions). Penanggalan-penanggalan itu antara lain

penanggalan kalimat dalam wacana, penanggalan klausa atau frasa

dalam kalimat, penanggalan kata dalam frasa, dan penanggalan suku kata

atau fonem dalam kata. Selain itu, tutur ringkas memperoleh manfaat

penggunaan, yaitu sebagai intonasi kalimat, sebagai kata seru (interjeksi),

seperti lho, oh, aduh, dan e, sebagai partikel penanda kehendak, seperti

Page 47: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

33

dong, sih, ya, ah, dan ok, sebagai istilah panggilan (term of address),

seperti pak, bu, mas, dan Jon.

Tutur ringkas menunjuk hal-hal yang sifatnya ekstralinguistik, misalnya

pada benda yang ada di sekitar tempat bicara dan pada pengertian yang

dimengerti bersama oleh peserta tutur terdapat alih kode, baik ke bahasa

lain maupun sitiran-sitiran langsung seseorang, menunjukkan inversi

kalimat dengan menyalahi susunan kata yang biasanya terjadi pada

kalimat normal, terdapat bentuk-bentuk dialek sebagai akibat pengaruh

bahasa daerah, tipe-tipe kalimat yang terpakai biasanya kata-kata yang

tergolong sangat umum, dan bukan idiom serta istilah teknik yang

eksplisit. SMS merupakan layanan pesan singkat satu arah melalui media

HP. Sesuai dengan fungsinya, SMS memberikan pesan-pesan singkat.

Bahasa yang digunakan dalam SMS memiliki kekhasan dengan

karakteristik sebagai berikut ( Sari, 2009:14).

1) SMS sebagai ragam lisan yang dituliskan Menurut Nababan (1994:

22) SMS termasuk ke dalam ragam lisan yang dituliskan. Penulisan

SMS berasal dari pemikiran yang akan dibicarakan penutur kepada

lawan tuturnya dalam bentuk tulisan melalui media HP. Tutur ringkas

umumnya terjadi ketika penutur secara sadar atau tak sadar

beranggapan bahwa penutur telah mengetahui latar belakang tuturan

yang akan diucapkan, tidak ada hal-hal khusus yang harus dijelaskan

oleh penutur secara eksplisit, hati-hati, dan terperinci, serta

penyampaian informasi berasal dari kehendak lebih penting daripada

Page 48: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

34

penonjolan suasana keresmian, kesopanan bahasa atau status sosial

penutur (Poedjosoedarmo, 1984: 30)

2) SMS bersifat informal/santai. Ragam SMS adalah ragam informal

yang digunakan dalam situasi santai, akrab, dan tidak resmi. Dalam

ragam informal yang diutamakan adalah tersampaikannya pesan.

Oleh karena itu, ragam ini menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang

ringkas, tidak lengkap, dan hanya menampilkan hal-hal yang dianggap

penting. Penggunaan ragam ini juga dimaksudkan sebagai upaya

untuk menyikapi keterbatasan karakter huruf yang ditampilkan dalam

HP.

3) SMS bersifat singkat. Sifat tersebut tampak jelas pada penulisan kata

dengan singkat. Hal itu berarti terdapat berbagai bentuk singkatan

dalam penulisan SMS.

4) SMS memiliki pelambangan. Pelambangan merupakan bentuk-bentuk

yang menunjukkan kemiripan dalam penggantiannya, baik berupa

angka maupun lambang huruf.

Sudaryanto (1997: 72) menegaskan bahwa ciri-ciri kreatif bahasa

SMS mencakup : (a) menyiasati ruang, (b) menyiasati waktu, (c)

multisemiotis, (d) tanggap situasi, (e) menghadirkan keindahan, serta (f)

mengasah kompetensi komunikatif. Berikut pemaparannya :

(1) Menyiasati ruang

Penulis SMS dihadapkan pada keterbatasan ruang (jumlah karakter)

dalam layar HP. Ruang yang tersedia bergantung pada merek dan seri

Page 49: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

35

Hp, karena produsen HP selalu bersaing dalam menarik minat masyarakat

dengan menawarkan ruang yang lebih luas untuk menulis SMS. Namun,

bagaimanapun ruang tetap terbatas, apalagi pengguna HP yang bermotif

ekonomis, menghemat ruang demi menghemat uang. Keluasan ruang

untuk menulis SMS memicu persaingan para produsen HP, motif

ekonomis konsumen mendorong persaingan para provider untuk

menawarkan biaya SMS yang lebih murah.

Keterbatasan spasial dan motif finansial pada gilirannya mendorong

penulis SMS berkreasi. Hasilnya berupa singkatan atau bentuk-bentuk

singkat bervariasi. Singkatan-singkatan itu secara umum dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu singkatan lazim dan tak lazim (Subagyo, 2006: 185).

Singkatan yang lazim adalah singkatan yang sudah biasa dipakai

dalam komunikasi tulis informal, seperti bgmn atau bgm (bagaimana), blm

(belum), brp (berapa), bs (bisa), dpt (dapat), jd (jadi), jl (jalan), no (nomer),

sdh (sudah), skr (sekarang), spt (seperti), tdk (tidak), tgl atau tg (tanggal),

dan trm ksh (terima kasih). Termasuk juga singkatan kata-kata bahasa

daerah, seperti kmwn (kemawon ’saja’), mbtn (mboten ’tidak’), Mtr nwn

atau nwn (nuwun ’terima kasih’), dan smpn (sampun ’sudah’), maupun

kata-kata bahasa asing, seperti GBU (God bless you ’Allah

memberkatimu’), OK (oke ’setuju’), dan thx (thanks ’terima kasih’).

Adapun singkatan yang tidak lazim adalah singkatan yang tidak atau

belum biasa dipakai dalam komunikasi, sekadar contoh: bimb

(bimbingan), d (di), g (gak, tidak), j (jalan), ktm (ketemu), mua (semua),

Page 50: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

36

pss (posisi), sls (selesai), tk (terima kasih), serta yay atau yys (yayasan).

Dalam singkatan yang tidak lazim, dapat dimasukkan juga singkatan kata-

kata bahasa daerah, seperti bl (bali ‘pulang’), gk (gek ‘segera’), nmpk

(numpak ‘naik’), tlk (tilik ‘menengok’), maupun kata-kata bahasa asing,

seperti Inggris yang agaknya khas SMS, seperti tx b4 (thanks before

‘terima kasih sebelumnya’), thx 4 ur info (thanks for your information

‘terima kasih atas informasi anda’), 2U (to you ‘untukmu’), serta U2 CU

(you too, see you ‘kamu juga, sampai jumpa). Contoh-contoh berikut

menunjukkan bagaimana singkatan-singkatan itu, baik yang lazim maupun

tidak lazim, digunakan dalam wacana SMS.

(1) Gk bl lho! Jd tlk by to? (Gek bali lho! Jadi tilik bayi gak?)

(2) No g ktm (Nomer gak ketemu)

(3) Skr pss d mn? (Posisi di mana?)

(4) Aq msh d j (Aku masih di jalan)

(5) Thx 4 your imel (Thanks for your e-mail)

(6) U’r wl cm Sir. CU (You’re welcome, Sir. See you)

(7) Slmt jln kl ada wkt pasti ke yk, skr saya di ubinus

(Selamat jalan. Kalau ada waktu pasti ke Yogyakarta. Sekarang saya

di Ubinus)

(8) Slmt ya, sy senang skl. Skr sy tmbh sibk krn bnt direktrt 3 hr dlm

seminggu krn s2 sy dibiayai drktrt

Page 51: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

37

(Selamat ya, saya senang sekali. Sekarang saya tambah sibuk karena

membantu direktorat 3 hari dalam seminggu karena S2 saya dibiayai

direktorat)

(9) Pak,klo bsk dri bndra naik damri aja trun gmbir trus naik tksi blue bird

dri hlte dpn gmbir jgn yg didlm trus arah jtnegra,lbh smpel+hmat

ongkos

(Pak, kalau besok dari bandara, naik Damri saja, turun Gambir terus

naik taksi Blue Bird dari halte depan Gambir, tapi jangan yang di

dalam, terus ke arah Jatinegara. Lebih simpel dan hemat ongkos).

Beberapa contoh, misalnya (8) dan (9) memperlihatkan singkatan-

singkatan yang sungguh tidak lazim karena seturut “selera” penulisnya

yang oleh Subagyo (2006) dikatakan ”ekspresif-subjektif” seperti sibk

(sibuk), bnt (bantu), bndra (bandara), trun (turun), hlte (halte), dan jtnegra

(Jatinegara).

Selain itu, Morelent (2007:15) mencatat ada sejumlah singkatan yang

berpotensi menimbulkan interpretasi ganda, seperti mk (maka atau

muka?), sls (selesai atau Selasa?), dan ttp (tetap atau tetapi?). Walaupun

begitu, wacana-wacana tersebut terpahami karena memenuhi salah satu

syarat tekstualitas, yaitu situationality (situasionalitas). Singkatan-

singkatan tersebut merupakan bagian dari wacana yang terikat situasi

(konteks) yang telah dipahami bersama oleh pengirim dan penerima

pesan sehingga singkatan-singkatan yang tak lazim pun tetap terpahami.

Page 52: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

38

Aneka singkatan dalam wacana SMS memperlihatkan daya kreatif

penulis SMS dalam mengatasi ruang. Memang, fenomena itu dapat pula

dipahami sebaliknya, manusia yang mampu mengatasi ruang, melainkan

manusia yang telah ditundukkan ruang. Akan tetapi, pemahaman

pertamalah yang kiranya lebih positif karena dua alasan. Pertama,

pemahaman itu menempatkan manusia sebagai subjek pengguna HP dan

pengguna bahasa, atau sebagai pihak yang memiliki otonomi dan

kesadaran atas tindakannya. Kedua, kreativitas manusia memang

cenderung muncul dalam kesempitan; dalam hal ini ”logika ruang sempit”

mendorong penulis SMS berkreasi dengan singkatan-singkatan.

(2) Menyiasati Waktu

Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi telah melahirkan

”logika waktu pendek”. Segala urusan seolah-olah harus dikerjakan dan

diselesaikan dengan cepat. Kecepatan menjadi nilai (value) dalam

masyarakat informasi karena itulah, selain berhadapan dengan

keterbatasan ruang, penulis SMS juga berhadapan dengan keterbatasan

waktu. Bisa jadi pesan yang hendak ditulis sebenarnya tidak panjang

sehingga tidak bermasalah dengan ruang. Namun, ”logika waktu pendek”

tetap mendorong penulis SMS menghasilkan wacana sependek mungkin.

Apalagi para penulis SMS lazimnya mereka yang merasa selalu berpacu

dengan waktu. Menulis SMS pun menjadi ”kegiatan sambilan tapi utama”.

Kegiatan itu tidak hanya dilakukan di waktu senggang, tetapi juga saat

Page 53: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

39

mengikuti aktivitas lain, termasuk yang sifatnya formal, seperti kuliah atau

rapat.

Beberapa orang mampu menulis SMS di kala melakukan pekerjaan

yang menuntut konsentrasi tinggi, seperti menyetir mobil atau

mengendarai motor. Sama halnya dengan upaya penulis mengatasi

keterbatasan ruang, hasil dari usaha menyiasati waktu adalah singkatan-

singkatan atau bentuk-bentuk singkat dengan berbagai variasinya, baik

yang lazim maupun tak lazim. Contoh (1) s.d. (9) bisa ditengok kembali,

dan tiga contoh dialog berikut makin memperjelas. Dalam contoh (10), A

dan B adalah dua kolega seperusahaan yang kantornya terpisah. A

mengundang B untuk berkoordinasi. Saat menjawab pertanyaan A, B

sedang mengemudikan mobil menuju kantor A. C dan D dalam contoh

(11) adalah bapak dan anak. Sang Bapak (C) yang mempunyai kewajiban

menjemput anaknya (D) pulang sekolah, menulis SMS sambil mengikuti

rapat di kantor; sedangkan si anak menjawab SMS sang bapak saat

masih di dalam kelas, mengikuti pelajaran jam terakhir. Adapun dalam

contoh (12) E dan F merupakan dua teman lama. Mereka dulu sama-

sama kuliah di Yogyakarta. E berasal dari Yogyakarta, tetapi bekerja di

Pekanbaru Riau, sedangkan F berasal dari Solo, tetapi bekerja di

Yogyakarta. E menulis SMS di bandara Adisucipto, ketika menunggu

bagasi. Di seberang sana, F membalas pemberitahuan E sambil makan

bakso bersama keluarga di kompleks Pasar Klewer.

Page 54: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

40

(10) A: Sdm? (Sekarang di mana?)

B: otw (On the way)

(11) C: pjb? (Pulang jam berapa?)

D: j1 (Jam 1) (12)

E: Aq d Yk lho (Aku sedang di Yogyakarta, lho)

F: Sr aq lg plg Sl (Sori, aku lagi pulang Solo)

Sebagaimana penjelasan sebelumnya situasionalitas sangat

membantu para partisipan tutur menafsirkan dan memastikan maksud

berbagai bentuk singkat dalam SMS. Di dalamnya termasuk intimitas atau

kedekatan relasi antarpartisipan tutur, yang tentu didukung kebiasaan

mereka saling berkirim SMS dengan singkatan bentuk-bentuk singkat

tersebut. Intimitas relasi semacam itu, prinsip ”makin panjang bentuk,

tuturan makin sopan” tidak berlaku. Lagi-lagi, fenomena itu pun dapat

dipahami sebaliknya, bukan manusia yang mampu menyiasati waktu,

tetapi justru manusia yang telah ditaklukkan waktu. Akan tetapi, lagi-lagi

lagi, pemahaman itu tidak dianut. Argumentasinya juga sama. Pertama,

manusia merupakan subjek pengguna HP dan pengguna bahasa, atau

sebagai pihak yang memiliki otonomi dan kesadaran atas tindakannya.

Kedua, kreativitas manusia terwujud antara lain dalam kemampuannya

mengelola waktu dalam hal ini ”logika waktu pendek” lalu memacu penulis

SMS berkreasi dengan singkatan-singkatan.

Page 55: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

41

(3) Multisemiotis

Fairclough (1995:4) mencatat, di era multimedia seperti sekarang ini

muncul fenomena-fenomena multisemiotik. Sebuah wacana tidak melulu

berwujud satu media ekspresi, misalnya hanya bahasa lisan atau tulis

saja, tetapi paduan berbagai media. Televisi merupakan contoh yang

paling nyata dalam memadukan bahasa lisan dengan gambar, musik, dan

efek-efek suara. Demikian pula dalam teks di media cetak, dijumpai

gambar, grafik, bagan, dan desain grafis yang membuat eksistensinya

sebagai teks tertulis tidak murni lagi. Sifat multisemiotis SMS tampak lewat

pemaduan tanda tulis konvensional (huruf, angka, dan tanda baca

tekstual) dengan tanda-tanda lain (gambar, suara, termasuk juga huruf,

angka, maupun tanda baca secara inkonvensional). Tentu saja pemaduan

tanda tulis konvensional dan tanda lain apa pun bukan hal baru. Namun,

dalam konteks SMS, pemaduan itu tidak hanya inovatif, tetapi sering juga

tidak mudah dilakukan, maka layak dikategorikan kreatif.

Kreativitas multisemiotis SMS terwujud dalam empat bentuk. Pertama,

pemaduan huruf, angka, dan tanda baca konvensional dengan huruf,

angka, dan tanda baca yang bernuansa lisan. Misalnya tulisan CU, b4,

2U, dan U2. Jika diucapkan, CU menjadi see you, b4 menjadi before, 2U

menjadi to you, dan U2 menjadi you too. Bentuk-bentuk tertulis itu hanya

bermakna jika dieja, lalu dipahami lisannya. Kedua, pemaduan teks tulis

dan gambar dengan gejala suara sehingga terbentuk SMS audio-visual.

Namun, karena keterbatasan teknis, contoh tidak disajikan. Ketiga,

Page 56: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

42

pemaduan teks dengan emoticons atau simbol-simbol yang

mencerminkan suasana hati atau perasaan tertentu.

(4) Tanggap Situasi

Disadari ataupun tidak, SMS telah mendorong manusia lebih tanggap

situasi. Hal ini positif karena membuat manusia tidak teralienasi dari

situasi yang melingkupinya. Fenomena SMS yang tanggap situasi

menegaskan pendapat klasik Halliday (1978) tentang fungsi ideasional

bahasa, yakni bahwa bahasa merepresentasikan pengalaman dan dunia.

Subagyo (2006) menyebut humor SMS sebagai ”folklor masyarakat

informasi” atau ”cerita rakyat yang tersebar luas dengan memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi”. Di tengah kepenatan dan beratnya tekanan

hidup, SMS humor menjadi alternatif tertawa atau tersenyum bersama

yang murah, meriah, serta mampu membangun semangat kolektif dan

ikatan sosial.

(5) Mencipta ”Keindahan”

Bahasa SMS mampu juga mencipta ”keindahan”. ”Estetika” lingual itu

mewujud dalam empat fenomena: persajakan, pemendekan,

pemanjangan, serta ungkapan reflektif. Persajakan ditandai adanya

persamaan bunyi pada suku akhir sekuen-sekuen SMS. Misalnya:

1) Beli pandan utk dianyam, dibuat tas utk belanja.

Slmt memasuki th dua ribu enam, smg kita makin maju dl banyak hal

& mkn mjd berkah bg sesama.

Page 57: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

43

2) Buka hati jangan murung. Buka pikiran jangan bingung.

Buka mata jangan linglung. Buka paha dapat burung. Buka BH dapat

gunung. Buka semua? Burungku bingung!

3) Surat ME kpd YZ ttg 16 ANG: Mas YZ yg tersayANG, kau tlah

membuatku mabuk kepayANG, krnmu aku bisa hidup senANG, kau

memanjakanku dg segepok uANG, walau istrimu berANG, aku siap

menantANG, krn aku terlanjur sayANG, maaf ya mas video kita

trlanjur tayANG, jutaan mata sdh memandANG, melihat kita berdua

telanjANG, aku tak peduli apa kata orANG, ttg yg mrk bilANG, katanya

anu mas kecil & tdk panjANG, bagiku tetap merangsANG, krn bulunya

rindANG, spt burung dlm sarANG ….

4) Gurindam 12: Induk itik pulang ke kandang, anak bulus pergi

berenang. Si burung hanya memandang, kalau dielus pasti

menjulang.

5) Dhahar kupat duduhe santen, sedaya lepat nywn pangapunten. Slmt

Idul Fitri 1427 H.

6) Cowok idaman: orangnya sabar, duitnya nyebar, badannya kekar,

anunya besar, dijepit makin liar, makin lama makin gempar, tidak

cepet keluar, bikin cewek menggelepar.

7) Feeling bored? Think ME! Feeling sad? Call ME! Feeling lonely? See

ME! Feeling sleepy? Dream … of …. ME! Feeling hungry? Eat …

IndoMIE.

Page 58: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

44

8) Without LOVE, days will be SADDAY, MOANDAY, TEARSDAY,

THIRSTDAY, FIGHTDAY, SHATTERDAY. Happy Valentine.

Berikut beberapa SMS yang memperlihatkan ”estetika” karena

pemendekan. Di samping ”estetis”, SMS-SMS ini pun bernuansa humor

(meskipun juga terkesan porno).

(1) Gubernur Jatim mulai menggalakkan kembali program KB dengan

motto: DUA aNak CUKup yang disingkat DUANCUK!

(2) Bupati Banyumas tdk mau kalah, mbuat program Orang tua dan

keluarGA Sejahtera dengan Mengutamakan PENdidikan anAK,

disingkat ORGASME PENAK.

(3) Slh satu parpol berkampanye di Wonosari, Gunungkidul, berjanji

membangun daerah itu sbg tempat wisata plng bergengsi se-Asia dg

nama TEMpat PIKnik GUNung KiDUL dan wisatawan dihrpkn KONvoi

TOLak (bareng2 tdk perlu nginap). ”Estetika” dapat pula tercipta

karena pemanjangan. Sebagaimana dalam hal pemendekan, SMS-

SMS

Ungkapan reflektif adalah pernyataan yang menunjukkan kedalaman

seseorang dalam olah rasa, olah budi, dan olah hati yang dikemas dengan

olah kata. Hasilnya lalu dibagikan lewat SMS sebagai renungan atau kata-

kata mutiara terkait dengan peristiwa-peristiwa penting, seperti peringatan

hari besar keagamaan, tahun baru, ulang tahun, atau momen lain. Olah

kata juga menghasilkan persajakan yang menebar ”keindahan”.

Page 59: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

45

(6) Mengasah Kemampuan Komunikatif

Bahasa SMS yang kreatif juga mampu mengasah kemampuan

komunikatif. Ciri kreatif ini tampak dalam beberapa fenomena, antara lain

terjadinya komunikasi interaktif, pemanfaatan ketidakterusterangan,

penggunaan bahasa asing, dan penggunaan bahasa daerah. SMS

mampu mengatasi keterpisahan ruang. Dua tempat yang terpisahkan

jarak ribuan mil sekalipun, dengan mudah disatukan oleh HP yang

nirkabel. Seseorang yang berada di Yogya, misalnya, dengan mudah

berinteraksi dengan sobatnya di Roma tanpa tersela waktu yang lama

(Subagyo, 2006). SMS pun menjadi wacana yang interaktif. Situasi ini

amat berbeda dengan komunikasi tulis lain, seperti surat, tetegram,

ataupun faksimile. Seseorang yang menerima SMS secara etis dituntut

(segera) membalas dengan SMS pula. Komunikasi pun menjadi intensif.

Hal itu secara tidak langsung mengasah kemampuan komunikatif

pengguna SMS.

(1) A : Bgmn kbr Yk? (Bagaimana kabar Yogya?)

B : Yk aman tentram. Bgmn Roma? (Yogya aman tenteram.

Bagaimana Roma?)

A : Sdg trn salju ckp lbt. Sgt dingin. (Sedang turun salju cukup lebat.

Sangat dingin)

B : Ok, smg knds bdn ttp fit. (Oke, semoga kondisi badan tetap fit)

Page 60: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

46

Pengamatan sekilas menunjukkan, peran modus interogatif (kalimat

tanya) sangat penting dalam SMS karena menjadi ”pemancing” terjadinya

interaksi.

(2) Anda termasuk sehat, tanpa cacat, badan cukup berisi tanpa noda.

Karena itu kami ingatkan anda untuk berhati2, sebab Panitia Idhul

Adha mengincar anda.

(3) Lihatlah di sekelilingmu, itulah karunia Tuhan. Lihatlah di meja

makanmu, itulah kemurahan Tuhan. Lihatlah di cermin, itu cobaan

Tuhan.

(4) Selamat Anda memenangkan VW Beatle/Kodok dari undian City

Bank.

c. Pemendekan Kata dalam Bahasa SMS

Komunikasi melalui media HP, kata yang digunakan sering mengalami

pemendekan. Blomfield (dalam Tarigan, 1985:6) menyatakan bahwa kata

adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat

diucapkan secara berdikari. Sementara itu, Alisjahbana (1974:72)

mengatakan bahwa kata ialah satuan kumpulan bunyi atau huruf yang

terkecil yang mengandung pengertian. Menurut Ramlan (1985:30) kata

ialah satuan bebas yang paling kecil. Kata sendiri dapat diartikan sebagai

satuan kebahasaan terkecil yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem

tunggal atau morfem gabungan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kemendikbud, 1994:395),

mendefinisikan kata ialah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan

Page 61: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

47

yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat

digunakan dalam berbahasa. Pemendekan yaitu bentuk pendek sebuah

kata dari kata bentuk panjang kata tersebut. Bentuk-bentuk pemendekan

meliputi singkatan, penggalan, pemendekan, kontraksi, dan lambang

huruf (Kridalaksana, 2007:159). Selain itu, Kridalaksana (2007:162)

mengemukakan bahwa penggalan merupakan proses pemendekan yang

mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Penggalan mempunyai

beberapa subklasifikasi, yaitu penggalan suku kata pertama dari satu

kata, sebagai contoh dok berasal dari kata dokter, pengekalan suku

terakhir suatu kata, sebagai contoh pak dari bentuk lengkap bapak,

pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata, sebagai contoh bag yang

berasal dari bentuk lengkap bagian, pengekalan empat huruf pertama

dari suatu kata, sebagai contoh prof dari kata profesor, dan pelesapan

sebagian kata, sebagai contoh pabila yang berasal dari kata apabila.

Penelitian yang pernah dilakukan Sari (2009:24) ditemukan beberapa

jenis pemendekan kata dalam bahasa SMS. Pemendekan kata tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Penanggalan huruf atau suku kata dalam satu kata banyak ditemukan

dalam penulisan SMS. Penanggalan tersebut merupakan akibat dari

penulisan SMS yang melakukan ekonomis bahasa dalam proses

kreatif penulisan bahasa SMS. 1) Penanggalan huruf dibedakan

menjadi tiga, yaitu penanggalan huruf di awal kata, penanggalan huruf

di tengah kata, dan penanggalan huruf di akhir kata. 2) Penanggalan

Page 62: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

48

suku kata. Selain penanggalan huruf, terdapat juga penanggalan suku

kata. Penanggalan tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

penanggalan suku kata di awal kata dan penanggalan suku kata di

akhir kata.

b) Penggantian bentuk kata dalam SMS dilakukan untuk menghemat dan

menunjukkan kekreatifan penulis SMS. Penggantian bentuk kata

dalam SMS sebagai berikut. 1) Penggantian diftong dengan

monoftong 2) Penggantian suku kata dengan huruf 3) Penggantian

kata atau suku kata dengan angka atau lambang huruf.

c) Pelesapan vokal dalam SMS merupakan penghilangan vokal pada

sebuah kata sehingga hanya tersisa huruf konsonan saja.

Penyingkatan atau pemendekan yang tujuannya untuk menghemat

kata justru menyulitkan pembaca. Pembaca harus memerlukan waktu dan

tenaga yang lebih besar dalam memahami isi pesan dibandingkan dengan

pesan yang tanpa mengalami penyingkatan.

1. Penyingkatan kata formal

Penyingkatan kata formal adalah proses menyingkat kata formal atau

kata baku bahasa Indonesia dengan cara menghilangkan beberapa huruf

penyusun katanya. Saat penerima pesan menerima penyingkatan

semacam ini, umumnya penerima pesan akan mengerti maksud dari

informasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh pengalaman seseorang dalam

membaca sehingga saat ia membaca singkatan kata tersebut maka ia

akan mengerti maksud singkatan itu secara reflek. Berikut ini adalah

Page 63: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

49

beberapa aturan penyingkatan kata formal yang umumnya dilakukan

masyarakat pengguna SMS :

a. Penyingkatan bahasa formal dilakukan dengan cara

menghilangkan huruf vokal pada kata. Sebagai contoh ‘belajar’

disingkat ‘bljr’, ‘teman’ disingkat ‘tmn’, ‘tugas’ disingkat ‘tgs’, ‘karya

tulis’ disingkat ‘kry tls’.

b. Pada huruf vokal atau huruf diftong yang terletak di awal kalimat

tidak dihilangkan. Sebagai contoh ‘induk’ disingkat ‘indk’, ‘intan’

disingkat ‘intn’, ‘ilmiah’ disingkat ‘ilmh’.

c. Huruf diftong akan dihilangkan apabila terletak di tengah kata

utuhnya yang mengandung lebih dari dua huruf vokal. Sebagai

contoh ‘ilmiah’ disingkat ‘ilmh’, ‘bagian’ disingkat ‘bgn’. Pada kata

yang hanya memiliki sebuah huruf diftong di awal atau di akhir

kalimat maka huruf diftong akan di tulis utuh atau diganti dengan

sebuah huruf lain. Sebagai contoh kata ‘aula’, ‘air’, ‘uang’ tidak

mengalami penyingkatan. Pada kata ‘bau’ disingkat ‘bo’ dan kata

‘semua’ disingkat ‘smw’

d. Penyingkatan pada kata yang diawali imbuhan dilakukan dengan

menghilangkan semua imbuhan di awal kata kecuali huruf awalnya

dan menambahkan sebuah tanda petik (‘) setelahnya. Sebagai

contoh kata ‘mengerjakan’ disingkat ‘m’krjkn’, ‘berusaha’ disingkat

‘b’ush’, ‘pengrusakan’ disingkat ‘p’rskn’.

Page 64: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

50

e. Pada kata yang mengandung gabungan dua huruf konsonan

seperti ng, ny, dan sy dapat disingkat dengan menghilangkan salah

satu dari kedua konsonan tersebut atau kedua hurufnya ditulis

utuh. Sebagai contoh kata ‘minyak’ dapat disingkat ‘myk’ atau

‘mnyk’, ‘senang’ disingkat ‘snng’ atau ‘sng’, ‘syaitan’ disingkat ‘stn’.

Pada kata gabungan konsonan ny yang berarti kepunyaan

(biasanya berada di akhir kalimat) mengalami banyak variasi

penyingkatan. Pada kata ‘miliknya’ ada yang menyingkat ‘mlkny’,

‘mlkna’, ‘mlkx’, dan masih banyak lagi.

2. Penyingkatan kata nonformal

Biasanya seorang siswa tergabung dalam suatu komunitas atau

kelompok tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas tersebut

menciptakan suatu labeling atau suatu istilah yang hanya dikenal di

komunitas itu saja sehingga akan tercipta istilah yang berbeda-beda

antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Seperti kata ‘kemek’ yang

berarti ‘makan’ popular digunakan pada komunitas pelajar di Jakarta tetapi

tidak bagi pelajar di Medan dan masih banyak lagi contoh lain. Hal ini

menyebabkan penyingkatan kata menjadi sangat beragam.

Pada umumnya, aturan penyingkatan kata nonformal hampir sama

dengan penyingkatan formal, tetapi penyingkatan nonformal memiliki

aturan yang lebih beragam. Sebuah kalimat akan memiliki singkatan yang

berbeda antara seorang siswa dengan siswa lain. Seperti kalimat ‘bilang

dong kalo kagak bisa’. Sebagian siswa akan menyingkatnya menjadi ‘blg

Page 65: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

51

dng kl kgk bs’ atau ‘blg dnk klo kgak bs’ atau ‘blg dx kl g bs’. Sesuai

dengan subbab sebelumnya, hal ini tergantung pada karakter siswa itu

sendiri dalam menyingkat.

Beberapa siswa juga menggunakan beberapa huruf sembarang

kapital. Huruf sembarang kapital adalah huruf kapital yang letaknya tidak

sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Sebagai contoh kalimat

‘iya maaf’ Gue lupa’ dapat disingkat ‘iY Maf, gW Lp’. Alasan yang umum

dikatakan oleh siswa tentang perilaku ini adalah agar terkesan

bersahabat, centil, dan sebagainya. Beberapa siswa menggunakan

gabungan antara huruf dengan angka. Angka yang digunakan biasanya

mewakili dari huruf yang diubah. Berdasarkan bentuknya, angka tersebut

memiliki kemiripan dengan huruf yang diganti. Sebagai contoh angka ‘4’

mirip dengan huruf ‘A’, angka ‘1’ mirip dengan huruf ‘i’, angka ‘0’ yang

sangat mirip dengan huruf ‘o’, angka ‘6’ yang mirip dengan huruf ‘G’,

angka ‘5’ yang mirip dengan huruf ‘s’, dan angka ‘3’ yang mirip dengan

huruf ‘E’. Berikut ini hasil penelitian penggunaan bahasa SMS dengan

paduan huruf dengan angka serta penggunaan huruf sembarang kapital,

‘5Yg, Km l6 dmn? Km M5H N6R454 mrh? J6n mrh dOn6 kM… KL mRh-

mrh nt cPt Tw. B5k km Mw 1kt 4k BlK smp k Rmh skt 6? Kt j3ngUK p4k

D053n y6 L6 5kt 1Tu. trs dr 5tu km cbt 4j sMp l65 K rMhMu, k4n uDah

d3ket. Ba1k k4n 4k? pkny km j6n Mrh mlUlu 4J KRjny, nt jd s5k Np5 ky

0p4-0P4’.

Page 66: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

52

Bahasa yang digunakan dalam mengetik SMS sangatlah beragam.

Bahasa-bahasa tersebut dapat berupa bahasa Indonesia, bahasa Inggris

dan bahasa lainnya. Bahasa yang dipakai sangatlah tergantung pada

penerima SMS tersebut. Penggunaan bahasa Indonesia ragam yang baik

dan benar adalah salah satu syarat yang sebaiknya dipenuhi dalam

mengetik SMS. Pemenuhan syarat tersebut diperlukan agar mempunyai

aturan tentang bahasa apa yang sebaiknya digunakan kepada penerima

SMS. Bahasa yang digunakan dikatakan baik jika maksud yang

diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima

bahasa tersebut. Situasi tersebutlah yang perlu diperhatikan. Bahasa yang

benar kaidahnya belum tentu bahasa yang baik, misalnya jika mengirim

SMS kepada orang tua tetapi menggunakan bahasa sehari-hari yang

biasa gunakan dengan teman. Jadi, jelas mengapa perlu mengetahui bila

ingin mengirim SMS dengan menggunakan bahasa yang formal, perlu

diperhatikan situasinya.

Bila ditinjau dari situasinya, keefektifan komunikasi melalui SMS harus

memperhatikan :

a. Penerima SMS

Perlu diketahui ialah bagaimana kedudukan orang tersebut terhadap

pengirim SMS. Sebagai contoh, bila mengirim SMS pada orang yang lebih

tua, penggunaan bahasa Indonesia ragam formal adalah pilihan yang

tepat. Bahasa yang digunakan sebaiknya menggunakan bahasa yang

baku dan kata sapaan yang tepat.

Page 67: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

53

Bila pengirim tidak memerhatikan siapa penerima SMS, dapat terjadi

kesalahpahaman. Misal, bila mengirim pesan kepada orang yang lebih

tua, tetapi mengirim pesan dengan banyak singkatan dan bahasa slang,

kemungkinan besar maksud dari pesan tersebut tidak dapat dimengerti.

Bahasa formal perlu digunakan untuk mengurangi banyak

kesalahpahaman pada penerima SMS. Bahasa formal sebaiknya

digunakan sesingkatnya dan sejelas mungkin agar tidak membuat jumlah

halaman SMS menjadi dua yang berarti membayar dua harga SMS.

b. Waktu

Hal yang perlu diperhatikan selain penerima SMS adalah waktu dan

tempat atau kondisi saat akan mengirim SMS. Bahasa formal yang diketik

dengan baik akan lebih efektif bila benar waktu dan tempat

penggunaannya. Sebagai contoh, saat Hari Raya Idulfitri, biasanya

mengirim ucapan maaf kepada teman namun mengetik dengan bahasa

SMS yang terkesan kurang baku sehingga terlihat permintaan maaf

seperti main-main. Menghindari kesalahpahaman tersebut sebaiknya

digunakan bahasa formal. Dari hal tersebut, harus dapat pahami bahwa

mengirim SMS tidak hanya mengetahui siapa penerimanya tetapi juga

waktu atau momen yang sedang berlangsung.

d. Aneka Ciri Kreatif Bahasa SMS

Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English

Language, hlm. 341, kreatif (creative) diberi dua pengertian, yaitu (i)

Page 68: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

54

”having the quality or power of creating” dan (ii)”resulting from originality of

thought, expression, etc.”.

Artikel ini, pengertian kedualah yang diacu. Kreativitas (dalam)

bahasa SMS dipahami sebagai hasil ekspresi yang orisinal (jujur). Adapun

yang kreatif tentu saja para manusia penghasil “ragam” itu (periksa

Sudaryanto, 1997), yakni para penulis SMS yang berekspresi secara

orisinal pula. Sudaryanto (1997) mengidentifikasi ada lima ragam kreatif,

yaitu ragam jurnalistik, ragam akademik, ragam literer, ragam bisnis, dan

ragam filosofis. Waktu Sudaryanto mengajukan gagasan-nya, HP sudah

digunakan di Indonesia, namun belum seluas sekarang.

SMS yang masuk di inbox, bisa terdapat beberapa karakter seperti

tanda titik dua, kurung tutup, tanda titik koma dan tanda lain yang

terangkai. Karakter tersebut bila dibaca miring akan tampak beberapa dan

lambing wajah. Contohnya, tertulis karakter berikut antara teks SMS bila

dilihat dengan memiringkan kepala.

Emoticon adalah simbol yang digunakan untuk menunjukkan emosi

dalam bahasa tulis. Kata emoticon adalah kependekan dari kata emotion

(emosi) dan icon (ikon/lambang). Saat ini, penggunaan emoticon sangat

berkembang, selain simbol senyum tersebut dapat ditemukan berbagai

karakter yang mengekspresikan sang penulis atau maksud teks tersebut.

Mungkin secara alami, rasa percaya dan kedekatan personal akan lebih

mudah timbul, dengan memperhatikan tanda-wajah lawan bicaranya.

Dalam hal ini, emoticon akan lebih lancar merepresentasikan mimik lawan

Page 69: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

55

bicara, ketimbang teks semata. Bayangkan bila tak ada emoticon. Pesan

yang Anda kirim akan terasa datar. Anda akan kesulitan menyisipkan

konteks pesan, apa bermuatan serius, santai, atau malah sedang

bercanda. Oleh karenanya, walaupun terlihat remeh, emoticon sangat

berguna untuk kelancaran komunikasi pesan teks.

Rahardi (2006), menyebutkan bahwa dalam banyak hal praktik

kebahasaan secara loyal mengikuti prinsip kehematan dan kejelasan

(transparansi). Prinsip kehematan menunjukkan, bahwa dalam praktik

berbahasa dan penyampaian pesan tulis, orang harus menggunakan

maujud (wujud) bahasa sehemat-hematnya. Dengan setia pada prinsip

kehematan pula, orang lalu berlomba-lomba menyampaikan pesan secara

mini bahasa dan sedikit kata-kata. Tetapi, dengan model mini bahasa dan

kata-kata yang seperlunya, identitas pesan tetap kentara dan

tersampaikan dengan sempurna. Bahkan dalam banyak hal, ketajaman

pesan dan efek bahasa mini akan sangant kuat berpengaruh dalam

masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa bahasa yang

ada dalam ranah penyampaian pesan atau bahasa SMS justru dipakai

seperlunya saja, dengan pilihan kata-kata serba sedikit bahkan terkadang

diwarnai dengan pemakaian simbol-simbol yang secara konvensional atas

dasar kesepakatan bersama diantara pemakai bahasa tersebut. Dasar

utama adanya kesepakatan atau konvensi adalah pemahaman akan

pesan yang disampaikan, bahkan tidak jarang menghadirkan persoalan

Page 70: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

56

karena mitra kurang memahami atau bahkan tidak mengerti maksud

pesan yang disampaikan.

Lebih lanjut Rahardi, menegaskan bahwa semakin jelas (transparant)

bahasa yang digunakan, akan semakin efektif sosok bahasa itu digunakan

untuk menyampaikan pesan. Terkait dengan masalah kejelasan dalam

penyampaian pesan atau bahasa SMS, penggunaan serapan asing

sebagai bentuk istilah-istilah bahasa yang dianggap trend masa kini yang

justru menimbulkan penyimpangan-penyimpangan bahasa, seperti aneka

kesamaran (vagueness) dan ketaksaan (ambiquity). Sejumlah pakar

bahkan tegas menyebutkan, kesamaran dan ketaksaan tersebut

sesungguhnya sesungguhnya merupakan sifat kebahasaan melekat,

sebagain akibat yang tidak dihindarkan lagi dari simbolosasi arbitrer.

Memahami sosok bahasa selamanya tidak bisa mencukupi apabila

hanya dilakukan dengan mempelajari aspek-aspek kebahasaan saja.

Pasalnya sosok bahasa itu dekat sekali dengan kebiasaan, pandangan,

dan cara hidup, rupa-rupa bentuk adat-istiadat dan budaya yang sama-

sama dimiliki para penutur asli bahasa bersangkutan. Korelasi yang

teramat dekat antara bahasa dengan wadah kesehariannya. Semakin

dekat distansi antarkeduanya, maka semakin dekat pula maujud bahasa

itu dengan wadah-wadahnya, tentu saja dengan memperhatikan, aspek-

aspek sosiolingustik dan sosiopragmatik lainya.

Kajian di atas memberi gambaran bagaimana bahasa itu tercipta

dalam komunikasi antarpenutur bahasa, kedekatan yang ditandai dengan

Page 71: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

57

keakraban relasi itu dalam aktivitas berbahasanya ditandai aneka

pemendekan dan pemenggalan (restricted forms). Misalnya bentuk

‘Selamat pagi, Bapak’, akan digunakan bentuk bahasa tulis ‘Pagi, Pak’

atau bahkan bentuk yang lebih pendek lagi ‘Gi, Pak’. Pengunaan bahasa

SMS demikian, karena adanya anggapan hubungan keakraban dalam

lingkungan komunikasi tersebut.

Bahasa SMS pada dasarnya secara tidak disadari berkaitan dengan

konsep hukum alam yang diungkapkan Kaum Atomis dan Newtonian.

Mereka menganggap bahwa dalam usaha mencari dan menempati void

(kehampaan), atom selalu mencari jalan yang sependek-pendeknya.

Hukum ini berlaku pula dalam perilaku bahasa SMS. Pengirim pesan

(encoder) selalu mengirim pesan (message) sesingkat mungkin kepada

penerima pesan (decoder). Proses pembentukan bahasanya, ada aspek

kebahasaan yang patut untuk diperhatikan seperti fonologi, sintaksis

morfologi, dan wacana (Nugraha, 2010).

Aspek fonologi bahasa SMS, ada proses pengurangan jumlah suku

kata dan pengubahan bunyi baik sebagai akibat dari penghilangan fonem

pada awal, tengah, dan akhir kata tanpa memengaruhi makna kata. Istilah

Ini biasa disebut afaresis, sinkope, dan apokope. Hal itu masuk dalam

proses elisi bahasa, yaitu penanggalan bunyi-bunyi bahasa tertentu

(Yulianti, 2008:72). Di wilayah fonologi terkadang tampak pula modifikasi

yang muncul seperti penggabungan kata dengan angka yang bertujuan

menyingkat suatu kata dengan tidak mengurangi maknanya.

Page 72: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

58

Dalam aspek morfologi ada pembentukan kata dengan penggabungan

dua kata dan memotong kata menjadi lebih pendek. Istilah ini

disebut blending dan clipping. Hal itu masuk dalam proses kontraksi dan

akronim. Kontraksi merupakan penyusutan fonem yang terjadi dalam dua

kata atau lebih yang dijadikan satu. Akronim adalah singkatan yang

dibentuk dari huruf-huruf kata uraian (Tarigan, 1993:106-107). Sedangkan

dalam aspek sintaksis, ada proses pelesapan kata yang kebanyakan

muncul dalam kalimat eliptis.

Berikut ini merupakan contoh riil bahasa SMS yang digunakan oleh

seseorang ketika menyampaikan pesan kepada sesamanya. Bahasa-

bahasa tersebut dinyatakan dalam bentuk singkatan-singkatan, simbol,

tanda elipsis, dan permainan angka.

Teks 1: (x) da wkt g km skrang

(y) btw da pa?

(x) tlong bntu aq slesain tgas2Q

(y) Ok,gpp!

(x) bnr.....(?)

(y) y!!!

(x) makasi bnyk y!

Teks 2: (x) yank b5 g qt klo ktmu g da yg g3.msk mo cipika cipiki ja g b5.

sX2 qt kluar y biar g drmh trs ktmue.i2 c pean jk s7???

(y) mauQ c g2 yank.tp qt k5na y?pean ja yg tntukn t4

Page 73: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

59

Teks 3: (x) hi QT..... pa g bs jd M8 u!!!

(y) :-/

(x) GF(???)

(y) g :”>

(x) g W4u!!!

Teks 4: (x) 4q bth $ skrn9.bls gpl.

(y) mf,hrni aq blm da so g bs ngasi km

(x) tlon9 crikn.4q bth b9t!!!

(y) gni,aq ksi bsk +%X

(x) mauQ skrn9

Makna Teks

Teks 1: (x) ada waktu gak kamu sekarang

(y) by the way (ngomong-ngomong) ada apa?

(x) tolong bantu aku selesaiin tugas-tugasku

(y) Oke,gak apa-apa!

(x) benar.....(?)

(y) ya!!!

(x) terima kasih banyak ya!

Teks 2: (x) sayang bisa gak kita kalau ketemu gak ada yang ganggu.

Masak mau cium pipi kanan-pipi kiri saja gak bisa. Sekali-kali

kita keluar ya biar gak di rumah terus ketemue. Itu sih

sampean jika setuju???

Page 74: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

60

(y) mauku sih begitu sayang. Tapi kita ke mana ya? Sampean

saja yang tentukan tempate

Teks 3: (x) hai cute (keren)...... apa gue bisa jadi mate (kawan/kekasih)

kamu!!!

(y) :-/ (bingung)

(x) girlfriend (pacar) (???)

(y) gue :”> (malu)

(x) gue waiting for you (menantimu)!!!

Teks 4: (x) aku butuh uang sekarang. Bales gak pakek lama.

(y) maaf, hari ini aku belum ada oleh sebab itu gak bisa ngasi

kamu

(x) tolong carikan. Aku butuh banget!!!

(y) begini, aku kasih besok plus bunganya

(x) mauku sekarang

a) Analisis Fonologi

Ada tiga hal yang dapat diungkapkan dalam proses analisis fonologi

ini. Ketiga hal itu mengarah pada elisi yang meliputi proses afaresis,

sinkope dan apokope. Proses seperti itu tidak hanya terjadi pada

konstruksi bahasa Indonesia saja, tetapi juga terjadi pada konstruksi

bahasa Inggris dan Jawa yang diujarkan dalam bentuk SMS. Seluruh

ungkapan bahasa SMS di atas merujuk pada ketiga hal tersebut jika

ditinjau dari sisi fonologinya.

Page 75: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

61

Ungkapan bahasa yang mengalami proses afaresis adalah kata “ada,

apa, sayang, saja, sampean, you, dan begini.” Adapun bentuk pernyataan

bahasa SMSnya ditulis dengan ungkapan: “da, pa, yank, ja, pean, u, dan

gni.” Kata “pean” merupakan konstruksi bahasa Jawa, yaitu “sampean”

yang mengalami penghilangan fonem “sam”. Fonem “u” mewakili kata

“you” dari bahasa Inggris yang mengalami afaresis fonem “yo”. Kata

“yank” untuk “sayang”, fonem “-ng” dinyatakan dengan “-nk”. Penggantian

itu mengakibatkan adanya konstruksi bunyi glotal (?) yang bercampur

dengan bunyi sengau “ng” jika kata “yank” dilisankan.

Ungkapan bahasa yang mengalami proses sinkope adalah kata

“waktu, kamu, sekarang, benar, banyak, bisa, kita, kalau, ketemue, yang,

masak, mau, keluar, rumah, terus, jika, tapi, tentukan, hai, cute, jadi,

butuh, maaf, belum, tolong, carikan, banget, kasi, dan besok. Adapun

pernyataan bahasa SMSnya ditulis dengan ungkapan: “wkt, km, skrang,

bnr, bnyk, bs, qt, klo, ktmu, yg, msk, mo, kluar, rmh, trs, ktmue, jk, tp,

tntukn, hi, QT, jd, bth, mf, blm, tlong, crikn, bgt, ksi, dan bsk.

Proses sinkope yang kerap dihilangkan adalah bunyi vokal, walaupun

ada sebagian konsonan yang juga dihilangkan. Kata “ketemue”

merupakan kata yang terkontaminasi oleh bahasa Jawa. Jika dinyakan

dalam bahasa baku Bahasa Indonesia ungkapan itu menjadi

“bertemunya”. Fonem “e” tersebut menggantikan fonem “nya” dan awalan

“ke-” menggantikan awalan “ber-”. Kata “kalau” dalam bahasa SMS

menjadi “klo (dibaca kalo)”. Perubahan bunyi itu dinamakan proses

Page 76: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

62

monoftongisasi, yaitu perubahan dari diftong “aw” dalam kata “kalau”

menjadi monoftong “o”.

Kata “mau” yang ditulis “mo” itu bukanlah motoftongisasi (Yulianto,

2008:73). Kata “mau” menjadi “mo” tidak berupa monoftong melainkan

hanya deret vokal saja. Perubahan deret vokal “au” menjadi “o” itu

dinamakan proses asimilasi dekat (Yulianto, 2008:70). Hal itu seperti

dalam penulisan ejaan lama, fonem “u” dinyatakan dengan “oe”.

Kata “QT” diambil dari proses pelafalan kata “cute” (dibaca kju:t) yang

berarti keren, tampan, cantik, atau menarik. Kata tersebut berasal dari

bahasa Inggris. “Kju;t” menjadi “QT” juga mengalami proses asimilasi

dekat.

Ungkapan bahasa yang mengalami proses apokope adalah kata “gak,

oke, ya, sih, gue, dan kamu”. Kata-kata itu ditulis dengan ungkapan “g, ok,

y, c, g, dan km”. Pada teks, ada dua penulisan yang sama tetapi menjadi

ikon dua kata yang berbeda. Dua kata itu adalah “gak” dan “gue” yang

diikonkan dengan fonem “g” saja. Hal itu tentunya disesuaikan dengan

pengguna SMS itu sendiri. Sekali lagi, bahasa SMS merupakan bahasa

pribadi yang ada kalanya hanya dapat dipahami oleh antarpenggunannya

saja dan juga dapat ditinjau dari sosiolinguistiknya.

Jika ditinjau dari segi sosiolinguistik, kata “gak” berasal dari

bahasa Jawa yang artinya tidak. Adapun kata “gue” merupakan kata hasil

produksi masyarakat metropolis yang diistilahkan dengan bahasa gaul.

Kata-kata seperti itu tidak heran jika mewarnai bahasa SMS sebab

Page 77: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

63

bahasa SMS terbentuk dari sosiologi pengguna bahasa itu sendiri. Jika

pengguna bahasa adalah orang terpelajar yang menguasi beberapa

bahasa asing (Inggris misalnya), tidak menutup kemungkinan bahasa

SMSnya diwarnai dengan istilah-istilah dari bahasa asing itu sendiri.

Kata “sih” yang merupakan kata sandang dalam bahasa SMS

dinyatakan dengan fonem “c”. Pengambilan fonem “c” sebagai pengganti

kata “sih” berorientasi pada tindak pelafalan dalam bahasa Inggris. Huruf

“c” (Inggris) dilafalkan dalam bahasa Indonesia dengan lafal “si”. Jadi,

fonem yang mengalami proses apokope adalah fonem “h”.

b) Analisis Morfologi

Wilayah morfologi, yang menjadi fokus adalah pelesapan

(penghilangan) dan penggabungan kata dengan kata dan bukan huruf

dalam kata. Morfem-morfem yang mengalami proses tersebut dalam

bahasa SMS di atas dikategorikan dalam proses kontraksi dan akronim.

Kata-kata tersebut di antaranya adalah: “gak apa-apa, terima kasih, cium

pipi kanan, cium pipi kiri, girlfriend, gak pakek lama” yang dinyatakan

dalam bahasa SMS dengan kata “gpp, makasi, cipika, cipiki, GF, dan gpl”.

Kata yang mengalami proses kontraksi hanyalah kata “terima kasih” yang

berubah menjadi “makasi”. Adapun kata-kata yang mengalami proses

akronim adalah “gak apa-apa, cium pipi kanan, cium pipi kiri, girlfriend,

gak pakek lama”.

Akronimisasi kata “gak apa-apa” diambil dari huruf depanya yaitu: “g

dan p”. Akronimisasi kata “cium pipi kanan” diambil dua huruf depannya,

Page 78: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

64

yaitu: “ci, pi, dan ka”. Akronimisasi kata “cium pipi kiri” diambil dua huruf

depannya” “ci, pi, dan ki”. Akronimisasi kata “gak pakek lama” diambil

huruf depanya: “g, p, dan l”.

Akronimisasi kata “GF” merujuk pada kata “girlfriend” yang artinya

teman perempuan (pacar/teman dekat). Kata “girlfriend” merupakan frase

endosentris modifikasi nominal yang berasal dari dua kata, yaitu “girl” dan

“friend”. “GF” diambil dari inisial huruf depan frase tersebut.

c) Analisis Sintaksis

Analisis sintaksis ini mengarah pada pelesapan frase atau klausa

dalam kalimat. Dalam istilahnya, peristiwa ini dinamakan proses elipsis.

Kata yang merujuk pada peristiwa ini dikategorikan sebagai tanda elipsis.

Adapun dalam satuan kalimatnya disebut dengan kalimat eliptis, yaitu

kalimat tidak lengkap yang terjadi dari pelesapan beberapa bagian dari

klausa dan diturunkan dari kalimat tunggal (Kridalaksana, 2007:93).

Ungkapan bahasa sms yang mengalami proses tersebut di atas

adalah ungkapan yang terdapat pada teks 1. Ungkapan tersebut adalah

(y) OK, gpp!, (x) bnr.....(?), (y) y!!!” Kata “bnr” dan “y” perposisi sebagai

tanda elipsis dan kalimat eliptis dari pernyataan “oke, gak apa-apa!”,

“benar” dan “ya”. Kalimat efektifnya adalah: “oke, gak apa-apa, aku bisa

bantu kamu!”, benar, kamu bisa bantu aku?”, “iya, aku bisa bantu kamu!!!”.

Selain dari teks 1, peristiwa tersebut juga terdapat pada teks 2. Dalam

teks tersebut ditandai dengan ugkapan “GF(???)”, yaitu girlfriend. Adapun

kalimat lengkapnya adalah: “apa gue bisa jadi girlfriendmu(???)”

Page 79: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

65

d) Permainan Angka

Bahasa SMS memang sangat variatif dan mengandung unsur

kreativitas yang tinggi dari pelakunya. Tidak heran jika sewaktu-waktu

akan muncul ungkapan baru dari bahasa tersebut. Hal inilah yang suatu

saat perlu dimunculkan keilmuan baru tentang bahasa. Para pakar bahasa

sudah selayaknya mengangkat disiplin ilmu bahasa yang baru, yaitu sms

linguistik.

Berkaitan dengan feomena di atas, bahasa SMS secara konstruksi

fonemis kerap terjadi perubahan atau penggantian fonem di dalamnya.

Penggantian fonem itu dilakukan dengan memasukkan konstruksi angka-

angka di dalamnya. Penyematan angka-angka tersebut memiliki fungsi

yang bervariasi. Fungsi-fungsi itu di antaranya adalah sebagai pengganti

lambang huruf, pengganti bunyi huruf, dan tanda pengulangan bunyi.

Fungsi pengganti lambang huruf dalam bahasa SMS di atas adalah:

“b5, tlon9, 4q, b9t, dan skrn9”. Angka 5 pada kata “b5” menggantikan

huruf “s”. Angka “9” pada kata “tlon9, b9t, skrn9”, menggantikan lambang

huruf “g”. Adapun angka “4” pada kata “4q” menggantikan lambang huruf

“a”.

Angka-angka yang berfungsi sebagai pengganti bunyi huruf dalam

bahasa SMS di atas adalah: “g2, i2, M8, k5na, W4u, s7, t4e”. Angka 2

menggantikan bunyi huruf “tu” pada kata “gtu (g2) dan itu (i2)”. Proses ini

diambil dari pelafalan bahasa Inggris yaitu angka dua (two dibaca tu.

Angka 8 pada kata “M8” menggantikan bunyi huruf “et” dalam ungkapan

Page 80: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

66

“mate” yang artinya kekasih. Angka 8 dalam bahasa Inggris adalah “eight”.

Kata “eight” mengalami proses sinkope bunyi “igh”. Angka 5 pada kata

“k5na” tidaklah sebagai pengganti lambang “s” melainkan menggantikan

bunyi huruf “ma”. Kata “k5na” maksudnya adalah “kemana”. Angka 5

mengalami proses afaresis sehingga yang difungsikan hanyalah bunyi

huruf “ma”-nya saja. Angka 4 pada kata “W4u” menggantikan kata “for”.

Dalam kalimat sebenarnya, kata “W4u” maksudnya adalah “waiting for

you”. Angka 4 (four) mengalami peristiwa sinkope yaitu dengan

penghilangan vokal “u”. Berbeda dengan angka 4 pada kata “t4e”, angka

itu menggantikan bunyi huruf “empat” sehingga didapat satu ungkapan

kata “tempate”. Angka 7 pada kata “s7” menggantikan kata “tuju”. 7 jika

ditulis huruf adalah “tujuh”, berarti mengalami proses apokope dengan

menghilangkan huruf “h”.

Angka-angka yang berfungsi sebagai tanda pengulangan bunyi huruf

dapat dilihat dari ungkapan “tgas2 dan g3”. Angka 2 menandai bahwa kata

“tgas (tugas)” harus diulang dua kali hingga kata tersebut menjadi kata

ulang utuh, yaitu “tugas-tugas (tgas-tgas)”. Angka 3 pada kata”g3”

menandai bahwa huruf “g” harus diulang sebanyak tiga kali sehingga

tersusun konstruksi “ggg” yang maksudnya adalah “ganggu”.

e) Simbol sebagai Pengganti Kata maupun Kalimat

Simbol-simbol tertentu sering digunakan dalam bahasa SMS sebagai

pengganti kata muaupun kalimat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan:

“bnr.....(?), y!!!, i2 c pean jk s7???, :-/, GF(???), g :”>, 4q bth $ skrn9.bls

Page 81: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

67

gpl., dan gni,aq ksi bsk +%X”. Tanda “...........” maksud kalimatnya adalah

“sms atau percakapan ini masih berlanjut”. Tanda “(?)” maksud kalimatnya

adalah “saya masih ragu”. Tanda “???” menyimbolkan makna kalimat

“saya bertanya dengan sungguh-sungguh”. Tanda “(???)” menyimbolkan

makna kalimat “saya benar-benar meragukan kata-kata anda”. Tanda “!”

maksudnya adalah “saya sungguh-sungguh. Tanda “!!!” maksudnya

adalah “saya benar-benar sungguh-sungguh dengan kata-kata saya”.

Simbol “$” merupakan simbol mata uang dolar. Maksud simbul tersebut

merujuk pada kata “uang”. Simbol “+” merujuk pada penambahan

sehingga kata yang diambil adalah kata “tambah”. Simbol % jika

diungkapkan dalam satuan kata adalah “persen” sehingga maksud yang

diambil adalah “bunga uang atau persenan (bahasa Jawa)”. Simbol “X”

dalam bahasa SMS di atas dipakai sebagai kata ganti “-nya”. Jika

ketiganya digabungkan, yaitu +%X, memiliki maksud: “aku tambahi

bunganya”.

3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

a. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu selalu digunakan

sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan yang juga tertentu sifatnya.

Maksud dan tujuan sebuah pemakaian bahasa juga dapat dipandang

sebagai salah satu sosok penentu variasi atau ragam bahasa.

Masyarakat bahasa hanya memiliki satu macam bahasa saja

menggunakan sosok bahasa yang satu tersebut dalam aneka pemakaian

Page 82: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

68

dan kebutuhan. Kebutuhan yang menyampaikan nuansa keindahan,

kebutuhan, untuk mengungkapkan warna kesakralan dan kebutuhan

untuk menyatakan keformalan, semuanya hanya dapat diwakili oleh satu

sosok bahasa saja dalam masyarakat monolingual.

Finoza (2005: 11-12) mengemukakan bahwa bahasa sudah dapat

dikatakan baik apabila maknanya dapat dimengerti oleh komunikan dan

ragamnya sudah sesuai dengan situasi pada saat bahasa itu digunakan.

Sedangkan, bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan

kaidah yang baku, contohnya bahasa yang dipakai dalam rapat formal.

Jadi, bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat

dipahami dan sesuai dengan situasi pemakaiannya serta tidak

menyimpang dari kaidah yang dibakukan.

Bahasa baku adalah bahasa yang memunyai nilai komunikatif yang

paling tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi

resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh

tulisan baku, ejaan baku, kosakata baku, tata bahasa baku, serta lafal

baku. Bahasa Indonesia baku biasa juga dikatakan bahasa yang baik dan

benar merupakan yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah

ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah

penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan

digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan

saksama dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian

Page 83: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

69

bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa

itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar atau

tidak baku.

Pada dasarnya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam

masyarakat merupakan suatu gejala yang wajar. Kesalahan umum

bahasa Indonesia timbul dalam masyarakat karena bahasa Indonesia

sedang berkembang. Di satu pihak pakar bahasa menyarankan

pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah, tetapi di pihak lain

masyarakat masih terbiasa berbahasa dengan mengabaikan kaidah. Akan

tetapi, tidak berarti bahwa kesalahan umum tersebut harus dibiarkan

berlarut-larut dan sudah saatnya kesalahan tersebut segera diatasi

dengan melibatkan guru, tokoh masyarakat, pemerintah, dan masyarakat

itu sendiri dengan berupa meningkatkan keterampilannya dalam

memperagakan bahasa Indonesia sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berkaitan dengan kesadaran dan kemauan, Abbas (1987:190).

Secara halus, menggolongkan pemakaian bahasa menjadi empat

kelompok, (1) golongan tahu bahwa ia tahu, (2) golongan tidak tahu

bahwa ia tidak tahu, (3) golongan tahu bahwa tahu, (4) golongan yang

tidak tahu bahwa ia tahu. Pembakuan bahasa Indonesia meliputi lima

bidang, yaitu :

(a) Tulisan

Bahasa Indonesia yang digunakan sekarang ini telah mempunyai

tulisan baku, yakni tulisan latin. Itu berarti bahwa semua tulisan yang

Page 84: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

70

bersifat resmi hanya boleh ditulis dengan tulisan latin. Tulisan Latin adalah

sebagaimana susunan abjad dalam bahasa Indonesia sekarang ini, yaitu

terdiri atas dua puluh enam huruf.

(b) Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi

ujaran, menempatkan tanda baca, memenggal kata, dan menggabungkan

kata-kata.

1) Ejaan fonetis, yakni ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi

bahasa dengan lambang atau huruf setelah mengukur serta

mencatatnya dengan alat pengukur bunyi bahasa.

2) Ejaan fonemis, yakni ejaan yang berusaha menyatakan setiap

fonem dengan satu lambang atau satu huruf sehingga lambang

yang diperlukan tidak terlalu banyak. Ejaan bahasa Indonesia

sekarang masih terdapat beberapa fonem bahasa Indonesia yang

dilambangkan dengan dua tanda, misalnya :ng, ny, kh, dan sh.

Di samping itu, ada fonem yang dilambangkan dengan satu tanda,

yaitu e (pepet) dan e(taling), seperti dalam kata perang dingin dan rambut

perang.

(c) Tata Bahasa

Tata bahasa adalah seperangkat norma yang mencirikan pemakaian

bahasa, baik keterturannya maupun penyimpangannya dari keteraturan

itu, meliputi bidang tata bentuk dan tata kalimat.

Page 85: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

71

(d) Kosakata

Pembakuan kosakata dilaksanakan melalui penyusunan kamus. Pada

tahun 1988 pada Kongres Bahasa Indonesia V dari tanggal 28 Oktober

sampai dengan 2 November 1988 di Jakarta, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

melalui Tim Penyusunan Kamus telah berhasil menghadirkan sebuah

kamus bahasa Indonesia yang lebih lengkap yang memuat kurang lebih

62. 100 kata. Kamus ini berjudul “Kamus Besar Bahasa Indonesia” atau

disingkat KBBI yang terbit bersamaan waktunya dengan “Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia” pada tahun 1988.

(e) Lafal

Terbitnya kedua buku di atas “Kamus Besar Bahasa Indonesia dan

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, maka masalah lafal baku dan tidak

baku bahasa Indonesia telah dapat diatasi.

b. Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Grafvin dan Mathiot (dalam Verhaar, 1982:785-787), mengatakan

bahwa bahasa bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki empat

fungsi, yaitu (1) fungsi pemersatu, (2) fungis memberi kekhasan, (3) fungsi

membwa kewibawaan, dan (4) fungsi kerangka acuan.

Pertama, fungsi pemersatu, yaitu bahasa yang menghubungkan

semua penutur dari berbagai dialek. Artinya, bahasa baku yang

mempersatukan penduduk Indonesia menjadi satu masyarakat bahasa

Page 86: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

72

yang meningkatkan proses identifikasi si penutur dengan seluruh

masyarakat itu.

Kedua, fungsi pemberi kekhasan artinya bahasa baku memperkuat

perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.

Bahasa yang baku terlihat pada pergaulan dengan bangsa lain, oleh

orang Indonesia dibedakan dirinya dengan penggunaan bahasa Indonesia

atau menyatakan identitas lewat bahasa Indonesia.

Ketiga, fungsi pembawa kewibawaan artinya usaha seseorang

mencapai derajat dengan peradaban lain yang dikagumi lewat

pemerolehan bahasa baku yang dimilikinya. Gensi yang melekat pada

bahasa Indonesia baku, karena dipakai oleh kalangan masyarakat

berpengaruh, merupakan penambah wibawa pada setiap orang yang

menguasai bahasa itu dengan mahir. Apalagi, fungsi kewibawaan ini

dipautkan dengan hasil teknologi yang modern dengan unsur baru.

Keempat, fungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa

dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi yang jelas). Norma

dan kaidah itu menjadi tolok ukur (penilaian) yang menentukan betul

tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan. Bahasa baku yang

menjadi kerangka acuan bagi fungsi estetika bahasa yang tidak saja

terbatas pada bidang sastra, tetapi juga segala jenis pemakaian bahasa

yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti di dalam

permainan kata, iklan, dan tajuk berita.

Page 87: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

73

Menurut Chaer dan Agustina (1995:252) fungsi bahasa baku meliputi

fungsi pemersatu, fungsi pemisah, fungsi harga diri dan fungsi kerangka

acuan. Seiring dengan pendapat tersebut, Moeliono (1998:14)

menjelaskan bahwa fungsi bahasa baku adalah sebagai pemersatu,

pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan dan kerangka acuan.

Pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa Indonesia

yang baik dan benar adalah sebagai pembeda dari bahasa lain

(kekhasan/pemisah), pembawa kewibawaan, dan secara terperinci pada

uraian berikut :

a) Fungsi Pemersatu

Bahasa baku adalah mempersatu penutur dari berbagai dialek

bahasa, serta dapat meningkatkan proses identifikasi penutur dengan

seluruh masyarakat. Bahasa baku mempunyai kesanggupan untuk

menghilangkan perbedaan variasi dalam masyarakat, dan membuat

terciptanya kesatuan masyarakat tutur yang berbeda dialeknya (Chaer

dan Agustina, 1995:253).

b) Fungsi kekhasan (pemisah)

Ragam baku mempunyai kekhasan yang dapat memisahkan atau

membedakan penggunaan ragam bahasa tersebut untuk situasi yang

formal (Chaer dan Agustina, 1995:253).

c) Fungsi harga diri

Ragam bahasa, bahasa baku biasanya tidak dapat dipelajari dalam

lingkungan keluarga atau lingkungan hidup sehari-hari, karena umumnya

Page 88: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

74

tercapai melalui pendidikan formal. Oleh karena itu, pemakai ragam

bahasa baku akan memiliki perasaan harga diri yang lebih tinggi daripada

yang tidak menggunakan (Chaer dan Agustina, 1995:253).

d) Fungsi kerangka acuan

Ragam bahasa baku dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk norma

pemakaian bahasa yang baik dan benar, secara umum (Chaer dan

Agustina, 1995:254). Menurut Chaer dan Agustina (1995:265),

pembakuan bahasa Indonesia dalam bidang kosakata, dan peristilahan

juga telah lama dilakukan. Kebakuan untuk leksikal dapat dilihat dari

ejaannya, lafalnya bentuknya, dan sumber pengambilannya.

Pembakuan bahasa Indonesia dalam bidang ejaan telah selesai

dilakukan. Pembakuan ejaan ini telah melalui proses yang cukup panjang.

Mulai ejaan Van Ophuysen pada tahun 1901, dilanjutkan sengan

perbaikannya yang disebut dengan ejaan Soewandi atau ejaan Republik

pada tahun 1947, lalu diteruskan dengan penyempurnaan dari ejaan

tersebut dengan ditetapkannya ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan pada tahun 19972, (Chaer dan Agustina 1995:262).

Selanjutnya, pembakuan bahasa Indonesia dalam bidang tata bahasa

juga dilakukan dengan munculnya atau diterbitkan buku tata bahasa baku

Indonesia. Kehadiran buku tersebut sebagai upaya dalam pembakuan tata

bahasa, (Chaer dan Agustina 1995:263). Mengenal lafal dalam bahasa

Indonesia, berikut ini penulis akan mengutip pendapat Chaer sebagai

berikut :

Page 89: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

75

“Selama ciri-ciri lafal bahasa daerah itu tidak menghambat jalannya

komunikasi sebenarnya hal tersebut tidak menjadi persolan. Tetapi demi

tercapainnya suatu ukuran lafal bahasa Indonesia baku, sudah

seharusnya ciri-ciri lafal bahasa daerah itu jangan sampai terbawa serta

ketika berkomunikasi dalam bahasa Indonesia”. Hal ejaan, lafal, bentuk,

dan sumber pengambilannya. Dalam proses pembakuan tersebut tentu

telah melalui proses konvensional dari pakar bahasa. Hal tersebut dapat

dilihat pada kaidah-kaidah yang diberlakukan dalam bahasa Indonesia

baku.

c. Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

1. Ciri-Ciri Umum Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang Baik dan

Benar

Menurut Chaer (1998:5) ragam bahasa baku ditandai dengan ciri-ciri,

yaitu penggunaan kaidah kata bahasa, penggunaan kata-kata baku,

penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis, penggunaan lafal baku

dalam ragam lisan, peggunaan kalimat secara efektif. Selanjutnya, Chaer

dan Agustina (1995 : 261) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia yang

baku, memiliki ciri kemantapan yang dinamis, memiliki ciri kecendikiaan,

dan memiliki ciri kerasionalan. Ciri-ciri yang dikemukakan di atas, akan

diuraikan secara sistematis pada penjelasan berikut ini :

(1) Penggunaan kaidah tata bahasa. Kaidah tata bahasa normatif selalu

digunakan secara eksplisit dan konsisten. Misalnya, pemakain afiks,

kata penghubung, dan sebagainnya.

Page 90: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

76

(2) Penggunaan kata-kata baku. Maksudnya, kata-kata yang digunakan

adalah yang (umum) sudah lazim digunakan atau yang frekuensi

penggunaannya cukup tinggi. Kosakata yang belum lazim atau yang

masih bersifat kesederhanaan.

(3) Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang

Disempurnakan dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang mengatur

tentang penggunaan huruf penulisan kata, penulisan partikel,

penulisan angka, unsur serapan sampai pada penggunaan tanda

baca.

(4) Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Dalam bahasa Indonesia,

lafal yang dijadikan standar adalah lafal yang bebas dan ciri-ciri

kedaerahan atau lafal dialek setempat.

(5) Penggunaan kalimat secara efektif

Kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa Indonesia hendaknya

dapat difungsikan dengan tepat untuk menyampaikan pesan

pembicara atau penulis kepada pendengar.

d. Ciri-ciri Khusus Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang Baik dan

Benar

Menurut Kridalaksana (2007:15-16)

a. Pemakaian prefiks (awalan) me- dan ber- secara eksplisit (nyata) dan

konsisten (ajek)

Contoh : Irak menyerang Kuwait (Baku)

Irak nyerang Kuwait (Tidak baku)

Page 91: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

77

b. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) secara eksplisit

(nyata) dan konsisten (ajek)

Contoh : Tugas itu harap dilaksanakan dengan baik. (Baku)

Harap dilaksanakan dengan baik. (Tidak baku)

c. Terbatasnya unsur-unsur leksikal yang gramatikal dari dialek-dialek

regional dan bahasa-bahasa daerah yang belum dianggap sebagai

unsur bahasa Indonesia.

Contoh : Kami akan menghadap Bapak pada hari Sabtu, pukul 11.00.

(Baku)

Kami akan sowan Bapak pada hari Sabtu, pukul 11.00.

(Tidak baku)

1) Pemakaian konjungsi bahwa dan karena (jika ada) secara nyata dan

ajek.

Contoh : Ia mengetahui bahwa tersangka penganiaya Udin sudah

dilepaskan. (Baku)

Ia mengetahui tersangka penganiaya Udin sudah

dilepaskan. (Tidak baku)

2) Pemakaian pola frase verbal aspek+ageng+verba (jika ada) secara

ajek.

Contoh : Surat Anda sudah saya baca.(Baku)

Surat Anda saya sudah baca. (Tidak Baku)

Page 92: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

78

3) Pemakaian konstruksi sintetis secara benar. Konstruksi sintetis adalah

konstruksi yang terbentuk dengan mengabungkan unsur-unsur

tertentu.

Contoh : Harganya (baku)

Dia punya harga

4) Pemakaian partikel kah dan pun (jika ada) secara konsisten.

Contoh : Ia pun kembali ke desanya. (baku)

Ia kembali ke desanya. (Tidak Baku)

5) Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur

yang menandai Bahasa Indonesia non baku.

Contoh : Silakan (baku)

Silahkan (Tidak baku)

Halim (dalam Poejosoedarmo, 1984) mengatakan bahwa bahasa

baku adalah ragam bahasa yang dilambangkan dan diakui oleh sebagian

masyarakat pemakainya sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka

rujukan norma bahasa dan penggunaannya. Sedangkan, ragam tidak

baku adalah ragam yang tidak dilambangkan dan ditandai oleh ciri-ciri

yang menyimpang dari norma bahasa baku. Sebagai kerangka rujukan,

ragam baku ditandai oleh norma dan kaidah yang digunakan sebagai

pengukur benar tidaknya penggunaan bahasa.

Dittmar (1976:8) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam

ujaran dari satu masyarakat bahasa yang disahkan sebagai norma

keharusan bagi pergaulan sosial atas kepentingan dari berbagai pihak

Page 93: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

79

yang dominan dalam masyarakat itu. Tindakan pengesahan norma itu

dilakukan melalui pertimbangan nilai yang bermotivasi sosiopolitik. Sejalan

dengan Dittmar, maka Hartmann dan Stork (dalam Finoza, 2005:218)

mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam yang secara sosial lebih

digandrungi, seringkali lebih berdasarkan pada ujaran orang-orang yang

berpendidikan di dalam dan di sekitar pusat kebudayaan atau suatu politik

suatu masyarakat tutur. Sedangkan Pie dan Geynor (dalam Finoza,

2005:203) mengatakan bahwa bahasa baku adalah dialek suatu bahasa

yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek

lainnya, dan disepakati penutur dialek-dialek lain sebagai bentuk bahasa

yang paling sempurna.

Sukirman (2010:17), mengatakan bahwa tujuan pembakuan bahasa

sebagaimana yang tertuang dalam laporan Seminar Politik Bahasa

Nasional yaitu “...agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, tepat

dan efisisen dalam komunikasinya; dalam hubungan ini perlu ditetapkan

kaidah yang berupa aturan dan pegangan yang tepat dalam ejaan,

kosakata, tata bahasa, dan peristilahan”. Bahasa baku juga bertujuan

menyeragamkan pengertian agar maksud-maksud yang hendak

disampaikan dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan

penafsiran ganda.

Alisjahbaha (1974:34), mengatakan bahwa bahasa dari para penulis

terkenal sebaiknya digunakan untuk jadi patokan bahasa yang baik.

Dasar bahasa penulis terkenal yang dijadikan bahasa baku, maka akan

Page 94: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

80

terlihat adanya tiga macam kelemahan. Pertama, bahwa bahasa itu

bukanlah hanya bahasa tulis saja, tetapi ada juga bahasa lisan, yang

diperlukan dalam pembakuan adalah baik bahasa tulis maupun bahasa

lisan. Malah sesungguhnya dalam komunikasi sehari-hari kita banyak

menggunakan bahasa lisan daripada bahasa tulis. Kedua, siapa yang

menjamin bahwa penulis-penulis terkenal telah menguasai atura tata

bahasa yang baik. Ketiga, penulis-penulis terkenal berada pada zaman

yang lalu dan apakah bahasa penulis-penulis terkenal itu bahasanya

masih sesuai dengan keadaan sekarang.

e. Syarat-syarat Kalimat Komunikasi yang Baik

Kalimat komunikasi yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut.

1) Tidak menyimpang dari kaidah bahasa

2) Logis atau dapat diterima nalar

3) Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat

Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya

adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan

kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar.

Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan

kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.

Contoh:

1) Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif Argo Bromo

berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir.

Page 95: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

81

2) Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.

3) Yang punya HP harus dimatikan.

Kalimat di atas meskipun dapat dipahami tetapi terasa janggal

didengar. Pada kalimat pertama terasa ada yang kurang secara sintaksis.

Jabatan subjeknya tidak ada karena penggunaan kata tugas “pada”. Jika

kata “pada” dihilangkan, akan terasa lebih tepat. Penggunaan kata tugas

“bagi” pada kalimat kedua juga tidak pada tempatnya dan tidak perlu

sebab yang dimaksud sesungguhnya adalah sepeda motor yang dititipkan

bukan orangnya. Kalimat kedua mengandung pengertian bahwa yang

dititipkan adalah pemilik sepeda motor atau orangnya. Demikian pula

pada kalimat ketiga, yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP.

Perbaikan kalimat di atas ialah:

1) Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Bromo

berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir.

2) Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.

3) Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.

Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun

secara gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat

tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada

orang lain.

Contoh:

1) Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan.

2) Ini adalah daerah bebas parkir.

Page 96: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

82

3) Di sini tempat pendaftaran buta huruf.

Ketiga kalimat di atas salah nalar. Kalimat pertama jelas tidak masuk

akal. Secara akal sehat, tidak ada manusia yang memakan pohonan

sebab pengertian pohonan adalah keseluruhan pohon dari akar dan

batang hingga daun. Kata pohonan juga dapat dimaknai banyak pohon.

Meskipun secara struktur kalimatnya benar karena ada subjek, predikat,

dan objek, tetapi secara nalar tidak masuk akal. Kalimat kedua dan ketiga

juga tidak tepat. Pengertian bebas parkir harusnya sama dengan bebas

narkoba, bebas becak, dan bebas bea yang artinya daerah tersebut tidak

ada lagi narkoba, becak, atau pungutan, tetapi arti bebas parkir mengapa

jadi boleh parkir tanpa bayar. Kalimat ketiga maksudnya bagi yang buta

huruf agar mendaftar di tempat ini untuk mendapatkan pengajaran.

Pengertian pada kalimat di atas adalah orang mendaftarkan diri agar jadi

buta huruf.

Perbaikan kalimat-kalimat di atas, yaitu:

1) Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.

2) Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis.

3) Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang buta huruf.

Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas,

tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau

ambigu. Tidak sedikit pula ditemukan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh

penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat

Page 97: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

83

membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak

sesuai karena penyampaian pesan yang salah.

Contoh:

1) Saya melihat kelakuan anak itu bingung.

2) Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.

3) Semua mahasiswa fakultas yang baru agar berkumpul di ruang

senat.

Ketiga kalimat di atas bermakna ganda. Kalimat pertama mengandung

dua pengertian, dapat anak yang bingung atau saya yang bingung. Jika

anak yang bingung, kata bingung harus mendapatkan imbuhan ke-an

menjadi kebingungan. Jika saya yang bingung, kata bingung harus berada

setelah kata saya. Perbaikannya ada dua varian, yaitu:

1) Saya bingung melihat kelakuan anak itu.

2) Saya melihat anak itu kebingungan.

Kalimat kedua bermakna jenazah yang diantar banyak. Frasa iring-

iringan jenazah mengandung pengertian jamak. Jadi, pengertian kalimat

kedua adalah mereka mengantarkan banyak jenazah ke kuburan. Apa

benar ? Sebenarnya maksudnya kata iring-iringan bukan ditujukan pada

jenazah, tetapi para pengiringnya sehingga makna sebenarnya adalah

mereka mengantar para pengiring jenazah ke kuburan dan lebih jelas lagi

jika kata mengantar dihilangkan. Perbaikannya ialah sebagai berikut:

1) Mereka mengantar jenazah ke kuburan.

2) Mereka mengiringi jenazah ke kuburan.

Page 98: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

84

Kalimat ketiga dapat menimbulkan salah pengertian karena yang

dimaksud adalah mahasiswa baru atau mahasiswa fakultas yang baru.

Predikat baru ditujukan kepada mahasiswa atau pada fakultasnya.

Perbaikannya ada dua varian, yaitu:

1) Semua mahasiswa baru di fakultas itu agar berkumpul di ruang

senat. atau

2) Semua mahasiswa pada fakultas yang baru itu agar berkumpul di

ruang senat.

Proses komunikasi sering kita temui kalimat yang ditulis atau

diucapkan tidak terlalu mengindahkan tata bahasa atau gramatikal.

Artinya, kemungkinan dalam penyusunan kalimat banyak terjadi

kesalahan atau kurang cermat, namun dapat dipahami karena memang

sudah terbiasa didengar atau diucapkan. Namun, tetap saja

ketidakcermatan penyusunan kalimat tidak menjamin terjadinya

komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, kita harus memahami kriteria

kalimat yang kurang cermat. Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari

beberapa segi berikut:

1. Ketidaklengkapan unsur-unsurnya

Sebuah kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur

tersebut seharusnya ada menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat, terdapat

minimal dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat yang seharusnya

memiliki unsur jabatan tersebut lalu secara tersurat tak terungkap

membuat kalimat menjadi rancu.

Page 99: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

85

Contoh:

1) Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja menjadikan

bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah. (Kalimat ini

tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpustakaan. Artinya,

kalimat ini tidak menyertakan siapa pelakunya atau subjek

kalimatnya).

2) Dengan bersemangat Pak guru menceritakan kepada anak-anak

muridnya agar mereka dapat mengambil hikmah. (Kalimat ini tidak

lengkap pada objeknya. Hal apa yang diceritakan oleh pelaku tidak

tertera atau dijelaskan. Walaupun strukturnya dipertahankan, supaya

tidak rancu, kata menceritakan yang merupakan verba transitif diubah

menjadi intransitif bercerita).

Perbaikan kalimatnya ialah:

1) Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh

kepala sekolah menjadikan bertambahnya para pengunjung

perpustakaan sekolah.

2) Dengan bersemangat Pak guru bercerita kepada murid-muridnya

agar mereka dapat mengambil hikmah.

2. Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya

Kalimat yang tidak tepat kedudukan unsur-unsurnya membuat kalimat

tersebut tidak dapat dipahami atau sulit dimengerti.

Page 100: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

86

Contoh:

1) Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak

pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

2) Setelah ia dan istrinya mendapat teror terus-menerus, segera

melapor kepada pihak kepolisian.

Kedua kalimat ini terasa janggal karena ada ketidaktepatan

penempatan salah satu unsur kalimatnya. Jika diperhatikan, kesalahan

ada pada kata petani yang seharusnya diletakkan setelah klausa

keterangan sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah. Begitu

pula dengan kalimat kedua, kata atau subjek ia dan istrinya seharusnya

diletakkan pada kalimat induk segera melaporkan kepada pihak

kepolisian.

Perhatikanlah perbaikannya berikut ini.

1) Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak

pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

2) Setelah mendapat teror terus-menerus, ia dan istrinya segera

melapor kepada pihak kepolisian

Perhatikan kembali contoh berikut:

1) Selanjutnya saya akan berikan kekurangannya setelah pekerjaan

selesai.

2) Jadi, kita harus sukseskan pilkada tahun ini.

Kedua kalimat ini juga janggal. Keterangan aspek seperti akan, belum,

telah, masih, sedang, dan sebagainya tidak boleh disisipkan pada kata

Page 101: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

87

kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subjek kata kerjanya.

Perhatikan perbaikannya berikut ini:

1) Selanjutnya akan saya berikan kekurangannya setelah pekerjaan

selesai.

2) Jadi, harus kita sukseskan pilkada tahun ini.

3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan

Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur

kalimat yang berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa

penggunaan kata yang sama artinya atau pemakaian kata tugas yang

tidak perlu.

Contoh:

1) Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.

2) Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang

membahayakan.

3) Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba.

4) Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi

panitia.

Kalimat pertama dan kedua berlebihan dalam hal pemakaian kata

para dan banyak yang menunjukkan makna jamak. Maka, kata berikutnya

tidak perlu diulang. Kalimat ketiga dan keempat tidak perlu memakai kata

tugas akan dan bagi. Jadi, kalimat yang benar ialah:

1) Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.

2) Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan.

Page 102: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

88

3) Remaja harus mengetahui bahaya narkoba.

4) Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi

panitia.

4. Pilihan kata tidak tepat

Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat juga dapat

disebabkan oleh pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing. Selain itu,

ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan

kata tersebut tidak tepat. Contoh:

1) Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan

dinginnya udara di sini.

2) Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya.

3) Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya.

Kalimat pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan

akan. Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan dengan

kata akan yang baru atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti

dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Kalimat

kedua ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini berkonotasi

negatif yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan adalah suatu

kesenangan dan dalam hal ini berkaitan dengan urusan rasa. Maka, frasa

yang tepat adalah membuat takjub. Kalimat ketiga kata besar sendiri

dipengaruhi bahasa daerah gede dewe, yang tepat adalah paling besar.

Page 103: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

89

Jadi, perbaikannya :

1) Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan

dinginnya udara di sini.

2) Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya.

3) Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah

tetangganya.

Kalimat yang disampaikan oleh pembicara secara lisan atau penulis

secara tertulis mungkin saja telah sesuai dengan kaidah bahasa, namun

jika penyampaiannya tidak lugas dan padat, dapat menyulitkan komunikan

untuk memahaminya. Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya sudah

cermat tapi tidak komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut

ini :

1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat majemuk kompleks.

Kalimat yang terlalu luas atau panjang dapat mengaburkan maksud

yang sebenarnya dari kalimat tersebut. Meskipun penyusunannya tidak

menyalahi kaidah gramatikal namun, kata yang dipergunakan banyak dan

bercabang, dapat menyebabkan pesan yang dikandungnya jadi tidak

dapat ditangkap secara utuh.

1) Karena dalam kurikulum itu bidang studi Bahasa Indonesia

mendapat tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang

disediakan untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran

seminggu, sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar dari 2

sampai dengan 6 jam seminggu, pelajaran Bahasa Indonesia

Page 104: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

90

dianggap sangat penting dalam rangka mencapai pendidikan

nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,

keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,

dan mempertebal semangat kebangsaan.

2) Bahasa Indonesia yang oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober

1928 diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia,

di daerah-daerah yang berbeda-beda latar belakang kebahasaan,

kebudayaan, kesukuan, dan di dalam lapisan masyarakat yang

berbeda-beda pula latar belakang pendidikannya.

Dua contoh kalimat di atas merupakan kalimat luas atau panjang

karena terdapat klausa-klausa perluasan subjek dan predikat. Uraian

kalimat yang terlalu luas itu sulit dicerna jika disampaikan secara lisan,

dan juga harus dibaca lebih dari sekali untuk memahaminya dalam bentuk

tulisan. Kalimat dapat diperpendek agar lebih mudah dan cepat dipahami

dalam bentuk berikut ini.

1) Dalam kurikulum itu, bidang studi Bahasa Indonesia mendapat

tempat teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk

bidang studi yang lain berkisar 2 sampai 6 jam seminggu. Pelajaran

Bahasa Indonesia dianggap penting dalam rangka mencapai

pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk

meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Page 105: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

91

kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat

kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan.

2) Bahasa Indonesia yang dalam sumpah pemuda telah diakui

sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia yang

memiliki keragaman bahasa, budaya, suku, dan lapisan

masyarakat yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya.

2. Kalimat yang terperinci namun pengertiannya secara umum sudah

diketahui.

Kalimat yang cenderung panjang kemungkinan dibebani dengan

penjelasan yang harus terperinci. Namun, adakalanya kalimat dapat

panjang karena menggunakan keterangan yang tidak perlu. Keterangan

tersebut secara umum sudah diketahui oleh pendengar atau pembaca.

Dengan kata lain, penjelasan tersebut dapat diganti dengan kata yang

sepadan tetapi lebih hemat. Contoh:

1) Hari ini, Deni menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa

orang pakai untuk salat di masjid.

2) Deni memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu

kembali dapat dijalankan.

Kalimat di atas terlalu panjang dan tidak efektif. Kedua kalimat di atas

dapat diganti dengan kalimat berikut.

1) Hari ini, Deni memakai baju koko.

2) Deni memompa ban sepedanya agar dapat jalan lagi.

Page 106: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

92

a. Menggunakan kalimat yang efektif dan santun

Komunikasi bukan hanya penyampaian kalimat yang efektif dan

komunikatif yang harus diperhatikan, tetapi juga kesantunan dalam

berbahasa. Kalimat yang santun lebih ditujukan untuk penghormatan

kepada mitra bicara atau komunikan. Penyampaian kalimat memang

harus tetap efektif, cermat, dan komunikatif juga bernilai rasa bagus dan

santun. Menyampaikan kalimat yang santun, harus dipertimbangkan pula

penggunaan kosakata baku dan pilihan kata yang sewajarnya serta tidak

berkonotasi kurang baik. Dengan kalimat yang efektif dan santun,

tanggapan yang muncul dari mitra komunikasi juga akan berkesan baik.

b. Fungsi komunikasi pada bahasa asing.

Masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking”

daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”,

"Open House" untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi

bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa

melainkan banyak bahasa.

Contohnya :

1) Alat-alat yang digunakan untuk berkomunikasi

2) Gerak badaniah

3) Alat bunyi-bunyian

4) Kentongan

5) Lukisan

6) Gambar

Page 107: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

93

7) dsb.

Contohnya :

1) bunyi tong-tong memberi tanda bahaya

2) adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran

3) alarm untuk tanda segera berkumpul

4) bedug untuk tanda segera melakukan sholat

5) telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh

6) simbol, tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan

perempuan bagi pengguna toilet.

7) bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam).

Misalkan seorang satpam perumahan berjaga-jaga/ronda pada malam

hari, pada saat sudah mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut

membunyikan kentongan yang bertanda bahwa waktu sudah tepat pukul

12.00 malam. Timbul timbal balik, antara satpam sama orang-orang

disekitar perumahan, setiap orang jadi lebih mengerti tanda waktu

pergantian tersebut. Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa

kentongan yang memberikan pertanda sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang

sudah mestinya dilakukan.

C. Kerangka Pikir

Kreativitas dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan, dapat

melahirkan fenomena kebahasaan baru. Ada fenomena bahasa yang

wajar-wajar saja, tetapi ada juga fenomena yang kurang wajar dan

cenderung aneh-aneh sehingga banyak jadi jamur bahasa dalam

Page 108: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

94

masyrakat. Kreativitas berbahasa yang aneh-aneh, justru lebih banyak

diterima di masyarakat sehingga lebih dominan digunakan dibanding

bahasa yang wajar-wajar saja.

Banyak variasi bentuk bahasa tulis yang muncul melalui handphone.

Variasi tersebut muncul dari tindak berbahasa melalui SMS. Beberapa

variasi bahasa yang muncul di antaranya adalah adanya ujaran bahasa

yang berbentuk singkatan-singkatan, pemakaian angka sebagai simbol

pengganti fonem dan morfem, dan lain-lain. Bahasa SMS yang digunakan

oleh kebanyakan orang adalah bahasa yang bersifat praktis, singkat,

padat, dan mewakili segala yang hendak diungkapkan oleh penuturnya.

Berdasarkan fenomena di atas, latar belakang pegkajian ini untuk

mengetahui pengaruh SMS dalam menciptakan konstruksi bentuk bahasa

dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Selain itu, pengkajian ini juga

dilatarbelakangi oleh suatu usaha dalam menambah khazanah bahasa

dan ilmu bahasa, khususnya bahasa Indonesia.

Page 109: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

95

Adapun kerangka pikir tersebut tergambar dalam bagan berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Perkembangan Bahasa Indonesia

Ragam Bahasa

Ragam bahasa berdasarkan waktu penggunaan

Ragam bahasa berdasarkan pokok pembicaraannya / bidang

Ragam bahasa berdasarkan media pembicaraan

Ragam bahasa berdasarkan situasi

SMS Mengkaji penulisan ragam bahasa

Berdasarkan konteks situasi pemakaiannya

Temuan

Analisis

Ragam bahasa berdasarkan penutur

Wujud kaidah

Page 110: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

96

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang dinyatakan dalam

bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan statistik. Pendekatan

kualitatif yang diungkapkan Lincodn dan Guba (dalam Moleong: 2000: 4-

8) mempunyai ciri-ciri yaitu: (1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat

(instrument), (3) penggunaan pengetahuan intuisi, (4) analisis atau secara

induktif, (5) metode kualitatif, (6) analisis data secara induktif, (7) teori dari

dasar, (8) desain yang berubah-ubah, (9) hasil penelitian dirundingkan,

(10) model laporan studi kasus, (11) penafsiran idiografis, (12) penerapan

sementara, (13) batas yang ditentukan oleh fokus, dan (14) kriteria khusus

untuk keabsahan data/keterpecayaan data.

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan

dengan jenis-jenis penelitian yang lain. Penelitian kualitatif dilakukan

dengan menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

dan manusia merupakan instrumen utama pengumpul data. Data kualitatif

dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka, dan

anlisis data dilakukan secara induktif (berangkat dari data empiris).

Penelitian kualitatif dibagi dalam dua hal. Pertama, penelitian kualitatif

kepustakaan (library research). Kedua, penelitian lapangan (field

research). Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan, karena

Page 111: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

97

sasaran penelitian mengandalkan data yang diperoleh melalui informan

dan data dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian (emik).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Andi Jemma Palopo Fakultas

Teknik Informatika. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada

semester genap tahun pelajaran 2015. Lokasi penelitian ini ditetapkan

berdasarkan pertimbangan (1) lokasi kampus yang berada di pusat kota,

sehingga dominan mahasiswa dalam berkomunikasi atau berinteraksi

sosial menggunakan handphone dengan menggunakan bahasa-bahasa

gaul, (2) merupakan tempat peneliti menjadi tenaga pengajar, sehingga

mendapat dukungan untuk melaksanakan kegiatan penelitian di tempat

tersebut.

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Studi kasus berbasis penelitian kualitatif lapangan, penarikan sampel

dari subjek penelitian, lebih banyak digunakan teknik penarikan yang

sesuai kebutuhan. Secara populer pola penarikan subjek penelitian ini

dikenal dengan nama snow-ball sampling. Menurut Faisal (1990: 60-61),

snow-ball sampling adalah suatu proses menyebarkan sampel seperti

bola salju yang umumnya kecil kemudian membesar dalam proses

“bergulir-menggelinding” nya.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Andi

Jemma Palopo Fakultas Teknik Informatika, yang aktif dan terdaftar pada

Page 112: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

98

semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan sasaran utama

penggunaan bahasa SMS mahasiswa kepada dosen. Jadi, pemilihan

sampel ini dengan teknik snow-ball sampling, dianggap akan lebih

representatif, baik ditinjau dari segi pengumpulan data, bahkan dalam

penelitian etnografi.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif sangat mengandalkan hasil observasi, wawancara

dan data dokumentasi yang dikumpulkan di lapangan, dengan demikian

peneliti harus mempunyai catatan lapangan. Bogdan dan Steven (1975:

74), menyatakan bahwa catatan lapangan adalah catatan tertulis

mengenai apa yang menjadi perantara mengenai apa yang dilihat,

didengar, dirasakan, dicium, dan diraba oleh pancaindera ketika berada

di lapangan dan merupakan refleksi terhadap data penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik catatan lapangan dengan model

catatan observasi, catatan teori, dan catatan metodologi. Penjelasan

mengenai model catatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Catatan observasi, merupakan pernyataan mengenai semua peristiwa

yang dialami, baik yang dilihat maupun yang didengar oleh peneliti.

2. Catatan teori, merupakan suatu upaya yang terkontrol dan dilakukan

secara sadar untuk memperoleh pengertian dari satu atau beberapa

catatan observasi.

Page 113: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

99

3. Catatan metodologi, merupakan suatu pernyataan yang berisi

tindakan operasional yang memiliki pengaruh terhadap suatu aktivitas

observasi yang direncanakan atau yang sudah diselesaikan.

E. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan secara

berproses, dan terus mengalir, artinya setiap data yang masuk langsung

dikelompokkan, dipilah dan dibangun menjadi tulisan atau laporan. Hal ini

dilakukan agar dapat memaknai situasi dan menghindari bias. Spradley

(1980), mengemukakan empat macam anlisis data dalam penelitian

kualitatif, yaitu:

1. Analisis domain, adalah mengumpulkan dan menampilkan

keseluruhan jenis temuan yang diperoleh dalam penelitian.

2. Analisis taksonomi, adalah upaya penelitian secara mendalam

dengan cara mengorganisasi data penelitian tersebut.

3. Analisis komponensial, adalah menentukan pola penelitian dengan

memilih suatu situasi sosial dan melakukan observasi secara tidak

langsung.

4. Analisis tema budaya, adalah suatu langkah yang digunakan untuk

memberikan suatu pandangan yang menyeluruh tentang suatu

budaya atau kebiasaan.

Penelitian ini menggunakan kegiatan analisis data domain, dimulai dari

analisis terhadap data yang telah diperoleh berdasarkan hasil observasi

Page 114: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

100

deskriptif kemudian menjelaskan terperinci mengenai situasi yang

dihadapi.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Teknik yang digunakan untuk menguji keterpercayaan data

(memeriksa keabsahan data atau verifikasi data) dalam penelitian ini

adalah triangulasi atau dengan istilah trustworthiness, dengan

memanfaatkan hal-hal lain yang ada di luar data penelitian sebagai

pembanding terhadap data yang akan diteliti. Membandingkan dan

mengecek kembali derajat keterpercayaan suatu informasi melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Denzin dan Lincolin (2002) mengemukakan empat model triangulasi,

yaitu penggunaan sumber, metode, peneliti, dan teori yang ganda dan

berbeda. Ada beberapa cara yang dilakukan dengan triangulasi, yaitu:

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara,

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi,

3. Membandingkan tentang pendapat orang mengenai situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,

4. Membandingkan keadaan dan perspektif dengan berbagai

pendapat dan pandangan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang

berkaitan.

Page 115: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian

1. Deskripsi Geografis

Berdasarkan hasil observasi, penulis dapat mengemukakan gambaran

umum kondisi Universitas Andi Jemma Palopo yang merupakan lokasi

penelitian, sebagai berikut :

Universitas Andi Jemma Palopo merupakan lembaga pendidikan

didirikan oleh Yayasan To Ciung dimaksudkan untuk ikut serta

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia. Fungsi dan peran Universitas Andi Djemma dengan efektif

sebagai lembaga pendidikan tinggi, memerlukan suatu piranti

penatalaksanan berupa statuta yang dijadikan landasan dan pedoman

dasar dalam perencanaan, pengembangan dan penyelenggaraan

tridharma.

Universitas yang terletak di Kota Palopo memiliki 3 bangunan yang

terbagi dalam 3 kampus yakni Kampus A di jalan Sultan Hasanuddin no 3

Kelurahan Batupasi Kecamatan Wara Utara Kota Palopo, ditempati oleh

Fakultas Ekonomi, Fakultas ISIPOL dan Fakultas Hukum, sementara

kampus B terletak di jalan Sultan Hasanuddin No 5 Kelurahan Batupasi

Kecamatan Wara Utara Kota Palopo, untuk rektorat dan beberapa ruang

perkuliahan, kampus C di jalan Tandipau 15 untuk Fakultas Teknik,

Page 116: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

102

Perikanan, Kehutanan, dan Pertanian. Saat ini universitas menggenjot diri

menuju universitas negeri dan juga memiliki lahan seluas 30ha di Desa

Barammamase Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu sebagai

prasyarat untuk penegerian.

Batas- batas wilayah dapat dilihat dari :

a. Sebelah utara dibatasi oleh Kantor PJU

b. Sebelah selatan dibatasi oleh jalan Tandipau

c. Sebelah timur dibatasi oleh SMP Negeri 2 Palopo

d. Sebelah barat dibatasi oleh jalan Poros Patang 2

2. Deskripsi Kelembagaan

Universitas Andi Djemma adalah Perguruan Tinggi Swasta yang

didirikan oleh Yayasan To Ciung Luwu tanggal 23 Januari 1995 dan

berkedudukan di Kota Palopo Sulawesi Selatan. Universitas berasaskan

Pancasila dan UUD 1945. Fungsi Universitas ini adalah

menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan profesional

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan universitas. Pola ilmiah pokok universitas adalah ilmu-ilmu

pertanian dan ilmu-ilmu lain sesuai dengan kenyataan lingkungan.

(1) Lambang universitas berbentu mata lonjong (oval) yang isinya

melambangkan konsep-konsep yang secara keseluruhan ditata dari

bawah ke atas sebagai ciri khas penataan dalam pembinaan

pendidikan. Makna dan arti lambang sebagai berikut :

Page 117: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

103

a. Segi lima dengan warna hitam melambangkan 5 (lima) sila

Pancasila.

b. Pohon beringin hijau menunjukkan kebangsaan, pengayoman

dan pelindung.

c. Burung hantu hitam putih melambangkan ilmu pengetahuan.

d. Buku dengan warna putih menunjukkan wadah dan penyebar

ilmu.

e. Obor dengan warna api melambangkan penerang, penyuluh,

semangat yang tak kunjung padam.

(2) Bendera universitas berwarna hijau lumut dengan pinggiran jambul

warna kuning emas berukuran 200 cm x 300 cm untuk lapangan dan

100 x 200 untuk dalam ruangan.

(3) Bendera fakultas sebagaimana dimaksud ayat huruf b, berukuran 100

x 200 cm dengan warna sebagai berikut :

a. Fakultas Pertanian berwarna hijau daun

b. Fakultas Perikanan berwarna biru laut

c. Fakultas Kehutanan berwana coklat

d. Fakultas Ekonomi berwarna kuning emas

e. Fakulta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berwarna merah

f. Fakultas Teknik berwarna abu-abu

g. Fakultas Hukum berwana merah maron.

(4) Mars universitas berjudul “Mars Universitas Andi Djemma” dan Hymne

universitas berjudul “Hymne Unanda”

Page 118: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

104

(5) Universitas memiliki busana akademik sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, yang dikenakan oleh Pimpinan Universitas, anggota-anggota

Senat Universitas/Guru Besar dan Wisudawan pada acara resmi

Universitas.

(6) Busana akademik yang berlaku di universitas terdiri atas topi segi lima

warna biru-tua (biru pekat), kalung lambang universitas, dan toga

dilengkapi bis kecil berwarna sesuai dengan warna bendera fakultas

masing-masing.

(7) Busana akademik yang dipakai mahasiswa pada saat wisuda adalah

sebagai berikut terdiri atas toga segi lima berwarna hitam, dan

selempang berwarna sesuai bendera fakultas.

(8) Selain busana akademik, universitas memiliki jaket almamater

berwarna putih gading, dengan kancing baju berwarna kuning emas,

dan lambang universitas di dada sebelah kiri dengan model leher jas

sesuai model leher baju jas modern.

(9) Universitas menyelenggarakan pendidikan, penelitian serta

pengabdian pada masyarakat.

(10) Universitas menyelenggarakan kegiatan dalam upaya

menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik

dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan

dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

kesenian

Page 119: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

105

(11) Penelitian merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya

untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.

(12) Pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan yang

memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian dalam

upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.

(13) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dalam program-

program studi atas dasar kurikulum yang disusun oleh masing-masing

fakultas berdasarkan Keputusan Menteri dan memperhatikan aspirasi

yang berkembang pada masyarakat pengguna (user).

(14) Kurikulum terdiri atas kurikulum inti (nasional) dan muatan lokal

yang berorientasi kepada tujuan pogram studi, pengembangan

kemampuan pribadi dan profesional mahasiswa, kepentingan

pembangunan nasional, kebutuhan masyarakat, pola ilmiah pokok,

teknologi, dan/atau kesenian.

(15) Kurikulum yang berlaku pada masing-masing jurusan/program studi

terdiri atas kelompok mata kulian Mata Kuliah Keilmuan dan

Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata

Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian (MPK) dan harus dievaluasi secara kontinyu minimal

setiap dua tahun.

(16) Pelaksanaan kurikulum secara teknis diatur dalam Buku Pedoman

Pendidikan pada masing-masing fakultas.

Page 120: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

106

(17) Perubahan kurikulum dilaksanakan paling cepat dalam kurun waktu

2 (dua) tahun melalui Surat Keputusan Dekan.

(18) Sarana dan prasarana adalah kekayaan yayasan yang bersumber

dan diperoleh baik melalui wakaf, bantuan semacamnya, maupun

usaha yayasan yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas-

tugas universitas dan yayasan .

(19) Sarana dan prasarana meliputi :

a. Gedung

b. Ruang kelas

c. Laboratorium/Workshop/Studio.

d. Rumah Sakit dan Klinik

e. Perpustakaan

f. Kapal latih/praktik

g. Kendaraan bermotor

h. Rumah dinas dosen dan staf

i. Asrama mahasiswa

j. Lahan percobaan dan aset lainnya

(20) Jurusan/Program Studi/Bagian adalah unsur pelaksana akademik

pada fakultas yang melaksanakan pendidikan akademik dan/atau

profesi dan bila memenuhi syarat dapat melaksanakan pendidikan

program pascasarjana dalam sebagian atau cabang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

Page 121: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

107

(21) Pimpinan Jurusan/Program Studi/Bagian terdiri atas :

a. Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, dan Ketua Bagian.

b. Sekretaris Jurusan dan Sekretaris Program Studi

(22) Unsur pelaksana akademik adalah para dosen.

(23) Dalam Jurusan/Program Studi/Bagian dapat dibentuk laboratorium/

studio

B. Paparan Dimensi Penelitian

Bagian ini di paparan data dan pembahasan ragam bahasa dalam

SMS (Short Message Service) mahasiswa yang dikaji berdasarkan

konteks situasi pemakaian dan kaidah bahasa yang digunakan, yaitu

menyangkut ejaan. Data yang di peroleh melalui hasil catatan lapangan.

Hasil penelitian ini terdiri atas temuan peneliti mengenai konsep

situasi pemakaian ragam bahasa dalam SMS, yaitu ragam bahasa yang

digunakan dalam SMS tersebut dan wujud kaidah penulisan bahasa

dalam SMS mahasiswa kepada dosen yang berupa penggunaan ejaan,

yaitu penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.

1. Konteks Situasi Pemakaian (Ragam Bahasa)

Temuan pertama pada penelitian ini adalah bentuk atau wujud situasi

pemakaian ragam bahasa dalam SMS mahasiswa kepada dosen yang

berupa ragam formal, tetapi dengan kata yang tidak baku.

Page 122: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

108

a. “Slamat pagi bu, mau nanya bu kapan keluar nilai mata kuliah bahasa

indonesia & ada kah yang harus perbaikan nilai. trima kasih. (Isgal. 7

Februari 2015)

Mengkaji penulisan pada SMS di atas, dapat dilihat pada penggunaan

dialek nanya yang berasal dari tanya di mana prefiks {N-} yang melekat

pada bentuk verba tidak mengubah bentuk dasar ke kelas kata lain.

b. Alhamdulillah... Baek2 ji buk. Blum pi bah..

Kesalahan pada penulisan SMS di atas tampak jelas pada kalimat “Baek2

ji buk. Blum pi bah..”. Bentuk penulisan baek berasal dari kata baik dan

penggunaan angka 2 merupakan frekuensi pembacaan kata di depannya

dua kali. Dengan menambah angka 2 di belakang kata pertama, maka

tidak perlu menulis kata dasar dua kali dan kata buk yang berarti bu.

Selanjutnya, pada penulisan blum berasal dari kata belum dan kemudian

menambahkan bentuk-bentuk dialek yang sering diucapkan sehari-hari

yaitu pi dan bah.

c. Asslamualaikum dan selamat pagi Maaf uda gangu waktunyaa

sebentar ibu.. Saya dari ketua tinggkat kls bhs indonesia. Ingin

mengkonfirmasikan kepada ibu. Ap kag ibu jdi masuk di ruangan kmi.

Terimah kasih...

Mengkaji penulisan bahasa pada SMS di atas, terdapat beberapa

kesalahan seperti penggunaan huruf yang lebih dan pemendekan kata

yang merujuk pada proses afaresis, namun menghasilkan pola penulisan

dan pengucapan yang tidak baku. Penulisan waktunyaa yang seharusnya

Page 123: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

109

menjadi waktunya, begitu juga pada kata tinggkat dan terimah, yang

seharusnya menjadi tingkat dan terima. Selanjutnya kata uda yang

merupakan hasil proses afaresis dari kata sudah dan seharusnya menjadi

udah. Demikian halnya dengan kata kah yang ditulis menjadi kag.

d. Assalamualaikum wr.wb. Tabe’ saya b’maksud mengkonfirmasi

kehadiran ta mengajar pukul 15:00 di kampus 1. L2 kelas A fakultas

teknik. Kalo ibu tidak sempat saya hub dosen yang lain. (KETI A FT

UNANDA)

Mengkaji penulisan SMS di atas, kata b’maksud yang berasal dari

bermaksud dan kata kalo yang berasal dari kalau. Mengkaji struktur

penulisan dan pemilihan kata pada SMS di atas, ragam bahasa yang

digunakan berusaha menampilkan aspek kesopanan berbahasa, dapat

dilihat pada penggunaan kata tabe’ dan ta.

e. Ass.. Bu’, ada mata kuliah bahasa indonesia di kelas A. Masuk khi kha

nanti Bu’?

By Kelas A

(Irsan Heri)

Mengkaji penulisan pada SMS di atas, kosakata yang menonjol ada pada

penggunaan konsonan /h/ pada kata khi dan kha. Penulisan khi berasal

dari ki yang merujuk pada penggunaan dialek kesantunan berbahasa

pada lawan tutur. Sedangkan kha berasal dari partikel kah yang berarti

memberi tekanan dalam pertanyaan.

Page 124: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

110

f. Ass.. Bpk tdk ada novel angkatan 60 sy dpt dan kalau bisa angkatan

yang lain sj d ambil bpk ?

Andini kls B

Pada penulisan SMS di atas, penggalan fonem kosonan dan vokal

terdapat pada kata bpk yang berasal dari bapak, kata tdk yang berasal

dari tidak, kata sy yang berasal dari saya, kata dpt yang berasal dari kata

dapat, dan kata d ambil yang berasal dari diambil.

g. Maaf pak sblumnya. y, yg sya kumpul sma kak yudi itu cerpen, Msih

bisa ka pak sya perbaiki kmbli cerpen. y bsok sya ksi kmbli pak.

Penulisan SMS di atas terdapat beberapa penggalan fonem dan vokal

yang terlihat jelas. Penggalan vokal /e/ terdapat pada kata sblumnya yang

berasal dari sebelumnya dan kmbli yang berasal dari kembali, penggalan

vokal /a/ terdapat pada kata sya dan msih yang berasal dari saya dan

masih, dan penggalan vokal /a/ yang tidak baku terdapat pada y yang

berasal dari yah dan kata ksi berasal dari kasi.

h. Maaf bu jelek jringan bah..

Mengkaji SMS di atas, penulisan kalimat singkat dan sekaligus

menggunakan penggalan vokal /a/ terdapat pada kata jringan yang

berasal dari jaringan. Selian itu penulisan kata bah yang merupakan

salah satu bentuk dialek sehari-hari yang terkesan tidak sopan terhadap

lawan tuturnya.

Page 125: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

111

i. Ass.ibu tdk kekmpss ki ka ada mta kliaah ni hrii kta janjikann ibu

Penulisan SMS di atas terdapat penggalan dan sekaligus penambahan

vokal serta konsonan. Dilihat pada kata tdk yang berasal dari tidak, kata

mta yang berasal dari mata, kata kta yang berasal dari kita. Sedangkan

kata yang mengalam penggalan dan sekaligus penambahan terdapat

pada kata kekmpss, hrii, dan janjikann, yang berasala dari ke kampus,

hari, dan janjikan. Tujuan dari penambahan dan pengurangan fonem

seperti pada data tersebut adalah variasi tulisan supaya lebih menarik.

Selain itu, dengan menggunakan kata yang mengalami proses seperti

yang tertera di atas, akan memperoleh kesan bahwa pembicaraan yang

harus ditanggapi serius.

j. Ass… Ibu tabe’ masukki sebentar mengajar kah….???

Penulisan SMS di atas menggambarkan penggunaan ragam bahasa dari

segi penuturnya, yaitu penggunaan dialek tabe’. Pengguaan dialek

tersebut memberikan kesan penggunaan dialek yang sopan dalam

memberikan pertanyaan kepada lawan tutur atau penerima pesan.

k. Ass… Pak jadwal’ta hari ini fak Teknik sipil semester 2 klas S4 MK

Bhs inggris…bisa jki masuk’kh pak???

Melihat penulisan SMS di atas dari segi isi atau maksud pesan yang

disampaikan, bentuk kontes situasi penulisan pesan tersebut berupa

pesan dalam situasi formal. Penulisan pesan formal dalam SMS tersebut

tidak sesuai dengan bahasa yang digunakan, seperti penggunaan partikel

ta pada kata jadwal’ta dan penulisan dialek jki yang berasal dari jiki.

Page 126: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

112

l. Ibu, harus gah di kumpul itu tugas ini hari bu’.

Wujud SMS di atas, menggambarkan bentuk pertanyaan kepada dosen.

Penggunaan partikel gah yang berarti kah menggambarkan bentuk dialek

dan sekaligus menjadi ciri bahwa pesan yang disampaikan berupa

pertanyaan.

m. Bu pelajaran kalkulus jadi tidak masuk bu,klau jadi minta tolong

cepatki dtang bu

Penulisan SMS di atas menunjukkan bagaimana penggunaan bahasa

mahasiswa. Kalimat yang seharusnya berupa pertanyaan kepada dosen

namun penulisan kalimat yang kurang tepat sehingga menjadikan bentuk

kalimat tersebut terkesan kurang sopan.

2. Kaidah Penulisan ( Ejaan yang digunakan )

a. Ass.. Bu mau ki kh masuk MK BAHASA INDONESIA d, kls E.?

Bentuk penggunaan huruf kapital pada penulisan SMS di atas tampak

jelas terdapat pada MK BAHASA INDONESIA yang seharusnya mata

kuliah Bahasa Indonesia. Penggunaan huruf kapital pada SMS tersebut

bertujuan untuk memberikan tekanan atau penjelasan utama dalam

pesan yang disampaikan.

b. Ass. .bu maaf menggangu itu piala bu qta beli di jembatan blong toko

artana murah di stU bu. .

Pada penulisan SMS di atas, terdapat beberapa kekurangan dalam

penggunaan tanda baca dan kesalahan pada penggunaan huruf kapital.

Penulisan bu yang pertama seharusnya menggunakan huruf kapital /b/

Page 127: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

113

menjadi Bu karena penulisan awal setelah tanda titik, sedangkan

penulsan artana juga penggunakan huruf /a/ kapital karena merupakan

nama sebuah toko. Penulisan kata dengan penggabungan huruf kapital di

akhir kata terdapat pada kata stU yang berasal dari situ. Selain itu

kurangnya penggunaan tanda baca pada penulisan SMS di atas, yang

seharusnya menjadi Ass.. Bu maaf mengganggu ! itu piala bu qta beli di

jembatan blong toko Artana, murah di stu bu..

c. Ass. Maaf mengganggu bu. Sakadar mengingatkan, bahwa pada

pukul 13.00. Ibu masuk di ruangan M6, Dgn mata kuliah bahasa

indonesia.. Trimah ksh. Wss

Mengkaji bentuk penulisan SMS di atas dari segi penggunaan huruf

kapital dan penulisan ejaan yang benar. Penulisan sakadar yang berasal

dari sekadar, penulisan huruf /d/ yang menggunakan huruf kapital pada

kata Dgn yang seharusnya dgn, dan bahasa indonesia yang seharusnya

menjadi Bahasa Indonesia.

d. Assalamualaikum ibu... Sebelumnya maaff ibu gangu waktunya

sebentar. Besok ad jadawalta mk ibu bhasa indonesia D. Pukul 09:40

masuk ibu. Mohon dikonfirmasi ibu terimh kasih.

Bentuk bahasa dalam SMS di atas memberikan gambaran kesantunan

berbahasa namun tidak memperhatikan penulisan ejaan yang benar,

seperti kata gangu yang berasal dari ganggu dan jadawalta yang berasal

dari jadwal ta. Selain itu penggunaan huruf kapital pada kata indonesia

yang seharusnya Indonesia dan penulisan singkatan yang tidak sesuai

Page 128: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

114

kaidah sehingga dapat menimbulkan penafsiran kepanjangan kata yang

beragam, seperti kata mk yang berasal dari Mata Kuliah (MK).

e. Assalamualaikum wr.wb. Hari ini saya minta izin bu, kalau bisah !

Wujud penulisan bahasa dalam SMS di atas, menggambarkan penulisan

kata yang kurang tepat, seperti pada kata bisah yang seharusnya menjadi

bisa. Selanjutnya, penulisan huruf yang tidak sesuai kaidah, yaitu pada

kata bu yang seharusnya menjadi Bu karena kata bu di sini merujuk pada

penyapaan.

f. Sekedar mengingatkan, jam 1 bapak masuk mengajar di s4…tremah

kasih..

Penulisan SMS di atas, memiliki kesalahan dalam bentuk penulisan kata.

Kata sekedar yang seharusnya dalam kamus bahasa Indonesia yaitu

sekadar dan kata tremah yang berasal dari kata terima.

g. masuk kikah bsok bu megjar dikelas teknik S2

Bentuk penulisan bahasa SMS di atas, menunjukkan kalimat yang berupa

pertanyaan. Selain itu, penulisan kata yang menggunakan dialek ki pada

kikah dan sekaligus memperjelas bentuk kalimat tersebut adalah kalimat

pertanyaan mekipun tidak menggunakan tanda baca berupa tanda tanya

(?). Kata megjar yang seharusnya mengajar dan kata dikelas yang

seharusnya di kelas karena menunjukkan kata tempat.

Page 129: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

115

h. Iyee Ibu...Ibu nda pa”kh minggu dpan d’kmpul i2 Tugas peta konsep

krn tman” blum punya modul....

Mengkaji bentuk penulisan SMS di atas, tampak beberapa penulisan

menggunakan tanda dan angka sebagai bentuk penyingkatan.

Penggunaan tanda petikan (“) sebagai maksud penulisan bentuk

reduplikasi, seperti kata pa”kh yang berasal dari apa-apa kah, kata

d’kumpul yang berarti dikumpul. Selanjutnya, penggunaan angka pada

kata i2 yang berarti itu. Angka 2 dalam i2 merupakan kata bahasa Inggris

2 (dua) dilafalkan menjadi /two/, sedangkan penggunaan konsonan /i/

ditambah angka 2 (dua) maka akan dihasilkan kata itu.

i. Ok bu Z k’mpus skrng

Bentuk penulisan SMS di atas yang tampak singkat, singkatan

semacam ini melesapkan huruf-huruf yang membentuknya atau

mengubah kata atau suku kata menjadi sebuah huruf yang lafalnya mirip

kata yang dibentuk menjadi lebih singkat, seperti penggantian saya

menjadi huruf /z/. Selanjutnya, kata k’mpus yang berarti ke kampus.

j. Assalamualaikum . Wr . Wb Ibu hari ini kita masuk mata kulia bahasa

indonesia

Wujud penggunaan bahasa SMS di atas dari segi kaidah penulisan,

nampak pada penulisan tanda baca titik (.) yang diantarai oleh spasi dari

kata sebelumnya. Bentuk lain, nampak pada penulisan huruf yang kurang

pada kata kulia yang seharusnya menjadi kuliah dan penulisan huruf

kapital pada kata indonesia yang seharusnya Indonesia.

Page 130: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

116

C. Pembahasan

Fokus pembahasan adalah wujud penggunaan ragam bahasa dalam

SMS mahasiswa kepada dosen dari segi tulisan dan ejaan. Pembahasan

didasarkan atas teori yang berkaitan tentang penulisan ragam bahasa

dalam SMS, di antaranya menyangkut penggunaan ragam bahasa,

karakteristik bahasa SMS, dan bentuk-bentuk penyingkatan kata formal

karena objek kajian dari penelitian ini adalah bentuk ragam bahasa

mahasiswa secara formal kepada dosen melalui SMS (Short Message

Service), yang didasarkan pada tinjauan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

1. Kontes Situasi Pemakaian (Ragam Bahasa)

Konteks situasi yang dikaji dalam bahasa SMS tentunya dapat

dipahami dari makna pesan yang ada dalam SMS tersebut. Sebelum

mengirim pesan atau informasi, tentu sudah diketahui dan dipahami

dengan siapa dan apa maksud pesan atau informasi yang akan

disampaikan. Seorang mahasiswa tentu sudah tahu dan paham betul

maksud dari informasi atau pesan yang akan dikirim kepada dosennya.

Jadi dengan sendirinya mampu memberikan ragam bahasa yang sesuai,

sehingga menciptakan kontes situasi formal melalui pesan-pesan yang

dikirim karena sesungguhnya pesan atau informasi tersebut adalah

pengganti pembicaraan langsung kepada lawan tutur atau dosen sebagai

penerima SMS.

Page 131: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

117

Namun, berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh terungkap

bagaimana wujud penulisan ragam bahasa dalam SMS mahasiswa.

Ragam bahasa yang digunakan mahasiswa ini dipengaruhi dialek dari

bahasa sehari-hari dalam masyarakat atau ragam bahasa masa kini.

Aneka inovasi dari pengguna telepon genggam yang menggunakan tanda

tertentu untuk menggantikan sebuah kata, mencampurkan huruf besar

dan huruf kecil sampai dengan menggunakan aneka bentuk smile face.

Penggunaan dialek atau gaya bahasa masa kini dianggap sebagai

bahasa pergaulan masyarakat khususnya mahasiswa, seperti kata nanya

yang lebih dikenal sebagai dialek dari kota-kota besar seperti Jakarta,

digunakan mahasiswa dalam komunikasi formal dengan dosennya

meskipun mahasiswa itu bukan berasal dari kota tersebut. Hal ini

disebabkan bahwa dialek tersebut adalah bahasa yang paling mudah

diterima oleh semua kalangan terlebih dengan merebaknya

penggunaannya melalui media-media yang ada, seperti acara-acara di

televisi, bahasa penyiar di radio, sampai majalah. Dapat dikatakan bahwa

dialek Jakarta dianggap sebagai bahasa yang komunikatif terutama di

kalangan remaja.

Bentuk kajian pada penulisan SMS tersebut sejalan dengan pendapat

Sudaryanto (1997), yang menyatakan bahwa kreativitas (dalam) bahasa

SMS dipahami sebagai hasil ekspresi yang orisinal (jujur). Adapun yang

kreatif tentu saja para manusia penghasil “ragam” itu yakni para penulis

SMS yang berekspresi secara orisinal. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan

Page 132: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

118

bahwa penulisan ragam bahasa dalam SMS yang dilakukan merupakan

bentuk ucapan langsung yang akan disampaikan, sehingga penulis

kurang memperhatikan struktur penulisan bahasa SMS-nya.

Penggunaan dialek yang sama, juga dapat dilihat pada kata tabe’ dan

khi. Bentuk dialek ini memang sering digukan sehari-hari dalam

komunikasi langsung dengan lawan tutur. Penyisipan kosakata bahasa

tersebut disebabkan penulis status berasal atau tinggal

dari daerah yang sering menggunakan dialek demikian, sehingga terjadi

percampuran dialek asal dengan bahasa Indonesia. Melihat konsep

penyisipan dialek dalam penulisan SMS seperti yang ada di atas, hal

tersebut sejalan dengan pendapat Poedjosoedarmo (1984: 30) yang

menyatakan bahwa tutur ringkas umumnya terjadi ketika penutur secara

sadar atau tak sadar beranggapan bahwa penutur telah mengetahui latar

belakang tuturan yang akan diucapkan, tidak ada hal-hal khusus yang

harus dijelaskan oleh penutur secara eksplisit, hati-hati, dan terperinci,

serta penyampaian informasi berasal dari kehendak lebih penting

daripada penonjolan suasana keresmian, kesopanan bahasa atau status

sosial penutur. Jadi, dapat dikatakan bahwa konsep bahasa yang terdapat

dalam SMS tersebut menggambarkan adanya pengenalan atau hubungan

dekat, dalam hal ini pengenalan karakter dari pengirim dan penerima

SMS.

Mengkaji bentuk ragam bahasa dalam SMS di atas, terdapat pula

penyisipan beberapa dialek yang terkesan kurang sopan kepada si

Page 133: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

119

penerima. Penggunaan partikel bah, berfungsi menekankan bentuk

informasi yang disampaikan tetapi dengan bentuk ungkapan malas.

Sedangkan partikel kah (yang ditulis kha), memberi gambaran bentuk

pertanyaan. Bentuk partikel-partikel ini dalam SMS, digunakan sebagai

tambahan tuturan dalam sebuah kalimat sebagai ciri pembicaraan yang

non-formal. Sedangkan bila dikaji dalam bentuk ragam bahasanya terkait

penerima dan isi pesan yang disampaikan, maka pengirim seharusnya

mengetahui bahwa bentuk pesan dalam SMS tersebut adalah

pembicaraan yang formal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat MH.

Taufik ( 21-31) yang menyatakan bahwa komunikasi bukan hanya

penyampaian kalimat yang efektif dan komunikatif yang harus

diperhatikan, tetapi juga kesantunan dalam berbahasa. Kalimat yang

santun lebih ditujukan untuk penghormatan kepada mitra bicara atau

komunikan. Penyampaian kalimat memang harus tetap efektif, cermat,

dan komunikatif juga bernilai rasa bagus dan santun. Menyampaikan

kalimat yang santun, harus dipertimbangkan pula penggunaan kosakata

baku dan pilihan kata yang sewajarnya serta tidak berkonotasi kurang

baik. Dengan kalimat yang efektif dan santun, tanggapan yang muncul

dari mitra komunikasi juga akan berkesan baik.

Krakteristik bahasa dalam SMS memang memberi warna tersendiri, di

antaranya adalah bentuk singkatan dengan pola penghilangan vokal dan

konsonan serta penambahan angka dalam tulisan yang paling banyak

digunakan dalam penggunaan bahasa SMS. Di samping mudah

Page 134: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

120

menyingkatnya, hal ini karena hampir semua kata dapat disingkat menjadi

bentuk ragam bahasa. Penanggalan pada vokal dan konsonan pada kata-

kata, terkadang tidak sesuai dengan aturan penyingkatan kata formal

sehingga pesan yang disampaikan dalam bahasa SMS terkadang sulit

dipahami. Peristiwa penanggalan ini terdapat pada SMS data (g) di atas,

penggunaan y yang berasal dari yah. Demikian juga penulisan dengan

melebihkan penggunaan konsonan dan vokal yang berfungsi sebagai

penegas dan penulisan angka yang berfungsi sebagai penyingkat

reduplikasi, bentuk penulisan tersebut juga dianggap sebagai variasi

tulisan supaya lebih menarik.

Tinjauan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kaitannya

dengan konteks situasi dalam penelitian ini, dapat dilihat dari kajian bahwa

bahasa yang baik adalah bahasa yang dapat dipahami oleh lawan tutur

atau bahasa yang penggunaannya sesuai dengan situasi pembicaraan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Finoza (2005: 11-12) mengemukakan

bahwa bahasa sudah dapat dikatakan baik apabila maknanya dapat

dimengerti oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi

pada saat bahasa itu digunakan.

2. Kaidah Penulisan

Kajian kaidah penulisan terkait ejaan yang ada dalam hasil penelitian

adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran,

menempatkan tanda baca, memenggal kata, dan menggabungkan kata-

kata. Bentuk dari kajian yang dimaksud dapat dilihat dari kaidah penulisan

Page 135: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

121

dalam SMS di atas, penggunaan huruf kapital di awal kata yang

seharusnya digunakan, separti pada indonesia menjadi Indonesia karena

merupakan nama sebuah negara. Sebaliknya kata yang tidak

menggunakan huruf kapital seperti Dgn menjadi dgn, dari bentuk-bentuk

tersebut dapat digambarkan bahwa sekalipun pesan yang disampaikan

dalam bentuk tulisan, akan tetapi kaidah penulisan harusnya tetap

diperhatikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nababan (1994:22)

yang mengatakan bahwa SMS termasuk ke dalam ragam lisan yang

dituliskan. Penulisan SMS berasal dari pemikiran yang akan dibicarakan

penutur kepada lawan tuturnya dalam bentuk tulisan melalui media HP.

SMS merupakan penulisan yang dipadankan dan dilafalkan dalam

bahasa Indonesia yang ditulis dengan singkatan dan susunan huruf yang

tidak teratur yang akhirnya menghasilkan simbol-simbol dalam komunikasi

yang dimengerti antarpengguna SMS tersebut. Penulisan kata-kata dalam

SMS yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar, maka

akan menghasilkan bentuk ejaan yang kurang jelas maknanya dan

kesulitan untuk mengartikan tanda yang terdapat dalam pesan tersebut.

Dengan begitu perlu diperhatikan makna yang terkandung dalam SMS

agar tidak terjadi salah pengertian.

Proses penyingkatan semacam kerap menimbulkan kebingungan

karena orang harus menebak-nebak terlebih dahulu sebelum mengetahui

makna sebenarnya. Proses pengekalan yang terjadi dalam singkatan,

seperti yah menjadi y biasanya digunakan oleh para remaja untuk

Page 136: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

122

mengekspresikan perasaannya, selain itu penciptaan pada singkatan

pada satu huruf awal akan menjadi unik dan mudah diingat, bahkan

menjadi trend kebahasaan pada suatu masa. Bentuk pemendekan atau

singkatan muncul karena kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan

cepat. Singkatan-singkatan tersebut tentunya dimengerti oleh masing-

masing komunitas karena biasanya disadari atau tidak, mereka memiliki

kesepakatan untuk menggunakan singkatan dan saling mengerti apa kata-

kata yang diwakili. Akan tetapi para pengguna SMS ini, biasanya belum

mampu menyadari dengan siapa mereka berkomunikasi dan waktu

penyampaian pesan.

Bentuk penyingkatan lain juga terdapat pada hasil penelitian di atas,

yaitu pada kata mk yang berasal dari Mata Kuliah (MK), namun

penyingkatan yang tidak sesuai dapat diartikan maka. Hal itu lebih tepat

disebut sebagai permainan bahasa.

Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah, dan

kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata

yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau

menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Pemakaian singkatan di

dalam menggunakan SMS kerap kali membuat penulis menjadi terbawa

arus di dalam menuliskan kata-kata baku, seperti kata sekadar yang ditulis

menjadi sakadar, kata jawdal menjadi jadawalta, dan sebagainya. Selain

itu, pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan SMS

juga menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak

Page 137: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

123

heran pesan yang kita kirim lewat SMS bisa menghasilkan arti yang

berbeda dari yang kita maksudkan, mungkin bagi mereka yang mengerti

mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tetapi bagi mereka

yang baru pertama kali melihat singkatan seperti Ok bu Z k’mpus skrng, ini

mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud yang hendak

disampaikan oleh si pengirim.

Hasil dari penelitian ini memberi gambaran, bagaimana wujud

keragaman bahasa dari segi tulisan dan ejaan yang digunakan oleh

mahasiswa sebagai pelaku bahasa bila ditinjau dari bahasa Indonesia

yang baik dan benar sangat menyimpang. Hal tersebut senada dengan

pendapat Finoza (2005: 11-12) yang mengemukakan bahwa bahasa yang

benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang baku. Jadi, bahasa

yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan

sesuai dengan situasi pemakaiannya serta tidak menyimpang dari kaidah

yang dibakukan.

Bentuk komunikasi mahasiswa kepada dosen meskipun melalui pesan

singkat atau SMS, namun isi pesan tersebut menyangkut sesuatu yang

formal jadi kaidah-kaidah penulisan hendaknya tetap diperhatikan.

Dengan membiasakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar akan

membuat mudah penguasaan bahasanya dan tidak merasa canggung

meskipun melalui SMS (Short Message Sevice). Bahasa Indonesia yang

merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang dapat menyatukan

bangsa ini sudah sewajarnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 138: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

124

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sejalan dengan rumusan dengan pembahasan masalah yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan dua

hal pokok yang perlu disampaikan dalam simpulan ini. Berikut

simpulannya.

1. Konteks situasi pemakaian atau ragam bahasa yang digunakan

merupakan bentuk adanya pengaruh dalam perkembangan bahasa,

penambahan dialek dalam bahasa SMS merupakan gambaran

adanya pengenalan atau hubungan dekat, dalam hal ini pengenalan

karakter dari pengirim dan penerima SMS. Meskipun ada

penambahan dialek yang memberikan kesan kurang sopan, daya

kreatif perlu dimanfaatkan, misalnya bahasa SMS bisa dijadikan

media pengembangan penguasaan bahasa asing dan bahasa daerah,

bahkan untuk pelestarian bahasa-bahasa daerah baru yang tidak

memiliki media tulis sementara penutur-nya juga makin minim.

Namun, etika berbicara juga harus tetap diperhatikan. Penulis pesan

yang berpendidikan tinggi banyak menggunakan kosakata dan istilah

yang lebih baik daripada penulis status yang berpendidikan rendah.

Lingkungan juga mempengaruhi pola pikirnya dalam berbahasa.

Page 139: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

125

2. Wujud kaidah pemakaian bahasa SMS ditinjau dari ejaannya,

menggambarkan adanya kebiasaan menyingkat kata demi efisiensi

ketika mengirim pesan singkat melalui ponsel, seringnya menghapus

huruf atau kata yang tidak penting, mengubah frase menjadi inisial,

menyingkat kata, serta malas menggunakan titik atau koma, sehingga

menghasilkan adanya ambigu dan bahasa yang non-baku. Terkait

adanya penyingkatan, permainan angka yang digunakan sebagai

pengganti lambang huruf, pengganti lafal huruf, dan tanda

pengulangan lafal huruf adalah bentuk ekspresi semata. Selain itu,

perlu interven-si normatif agar bahasa SMS baik dan benar, ragam”

SMS mempengaruhi dinamika bahasa Indonesia sehingga perlu terus

mencermati pemakaiannya. Mau tidak mau, suka tidak suka.

B. Saran

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, waktu, serta dana

dalam menyusun penelitian ini. Untuk itu, penulis sangat berharap kepada

peneliti lain agar mengkaji lebih dalam hal yang berkaitan dengan bahasa

yang ada di dalam SMS (Short Message Service).

Berdasarkan hasil analisis serta simpulan, penulis menyarankan

kepada para peneliti lanjutan dan pengguna SMS (Short Message

Service).

1. Fenomena kebahasaan dalam media elektronik tidak hanya terdapat

dalam SMS, tetapi masih banyak media komunikasi yang mempunyai

karakteristik sendiri untuk dibahas. Untuk itu, diharapkan peneliti

Page 140: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

126

selanjutnya dapat mengkaji fenomena kebahasaan pada media lain

yang lebih menarik untuk diteliti.

2. Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang formal,

walaupun komunikasi tersebut melalui perantara sebuah alat atau

media.

3. Sesuai dengan namanya, Surat Masa Singkat (SMS) merupakan

pesan yang tampilannya penuh dengan singkatan-singkatan,

perpaduan huruf dengan angka, menggunakan huruf basar dan kecil

sekaligus serta kaya tanda atau simbol yang digunakan untuk

menggantikan sebuah kata dan hanya dimengerti oleh pengguna SMS.

Selain itu, sebagai media elektronik yang menjadi sarana memberi

peluang untuk penyebaran bahasa gaul dari satu penutur ke penutur

lain, untuk itu diharapkan penggunanya dapat menerapkan bahasa

yang baik dan benar serta santun.

Page 141: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

127

DAFTAR PUSTAKA

Abbas. 1987. Idiom dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Balai Pustaka.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1974. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Bogdan, Robert, dan Steven J, Taylor. 1975. Introduction to Qualitative Research Methods: A Phenomenological Approach to the social sciences. New York: Wiley.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Pengantar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chaer, Abdul.1998. Membaca: Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Denzin, Norman K., dan Yvonna S. Lincoln (ed). 1994. Handbook of Qualitative Research. New delhi: Sage Publication.

Denzin dan Lincolin, 2002, Prosedur Penelitian Kualitatif Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Jakarta, Rineka Cipta.

Dittmar, Nobert. 1976. Sociolinguistics A Critical Survey of Theory and Application. London: Edward Arnold Publishers Ltd.

Fairclough. 1995. Citra dalam Media Massa Online. Jakarta: Rajawali Perss.

Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Gramedia.

Finoza. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia Cetakan X. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Fisman, J. A. (ed). 1968. Language Problems in Developing Nations. New York: Wiley.

Halliday, David. 1978. Language as Social Semiotic. Jakarta. Erlangga.

Kemendikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Bahasa.

Page 142: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

128

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Moeliono, Anton M. 1998. Materi Pokok Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Morelent. 2007. Pola Singkat pada SMS dan Interpretasi Gandanya. Jakarta: Indeks.

Nababan. L.M. 1994. Karakteristik Bahasa. Dalam Pikiran Rakyat. Jakarta.

Nugraha. 2010. Analisis, Fonologi Sintaksis, Morfologi dalam Wacana SMS. Skripsi tidak Diterbitkan. Palopo: UNCP.

Nurwidyohening. 2003. Bahasa SMS. Jakakarta: Balai Pustaka.

Poejosoedarmo. 1984. Kararteristik Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Puspitandari, Ervika Dewi, 2004. Ragam Bahasa Short Message Service (SMS). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UGM.

Rahardi, R Kunjana, 2006. “Dimensi-dimensi Kebahasaan”. Di dalam Aneka Masalah Bahasa Indonesia Terkini. Jakarta: Erlangga

Rahardi, K. 2006. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Ramlan, M. 1985. Peneningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Sari, Via. 2009. Kajian Semantik pada Ragam Bahasa Tulis Short Message Service (SMS). Skripsi tidak diterbitkan. Palopo: UNCP.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation. New York: Rinehart and Winston.

Subagyo, 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:

BEF. UGM.

Page 143: KAJIAN PEMAKAIAN RAGAM BAHASA DALAM SMS SHORT MESSAGE

129

Sudaryanto. 1997. Aneka Kreativitas Bahasa SMS. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sugono, Dendy , 1999. Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sukirman. 2010. Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: Erlangga. Tarigan, Henry Guntur.1985. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. ___________________. 1993. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.

Thomas, Linda. 1999. Variasi Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka. Tias, Sandy. 2009. “Handphone bagi Kehidupan Remaja”, dalam

(http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php/artikel./).

Verhaar, J. W. M. 1982. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yulianti, Fitri. 2008. “Pengaruh Handphone terhadap Individu dan Lingkungan Sosial”, dalam http://one.indoskripsi.com/makalah/pengantar-teknologi informasi/.

http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/10/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html (diakses tgl 9 Februari 2015, 19:42 )

http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2012/11/ragam-bahasa-indonesia.html (diakses tgl 9 Februari 2015, 20:02)