kajian kinerja waktu pelaksanaan pembangunan … · 2019. 8. 16. · gambar 4.1 kurva s rencana dan...
TRANSCRIPT
KAJIAN KINERJA WAKTU PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN PROYEK DENGAN METODE PERT
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban)
AL DABBIRUL KAHFI
5415122834
Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Mendapatkan Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
ii
iii
iv
ABSTRAK
Al Dabbirul Kahfi. Kajian Kinerja Waktu Pelaksanaan Pembangunan
Proyek Dengan metode PERT(Studi Kasus Proyek Gedung Kantor Lembaga
Saksi dan Korban). Skripsi, Jakarta: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta, Februari 2018.
Penelitian ini bertujuan memperoleh kinerja proyek dari segi waktu dan
probabilitas durasi penyelesaian proyek dengan menggunakan metode PERT.
Metode PERT memegang peranan yang sangat penting bukan hanya dalam hal
peningkatan akurasi penentuan waktu kegiatan, tetapi juga dalam hal
pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan.
Dengan melakukan pendekatan studi kasus pada proyek yang mewakili
kondisi diperlukannya percepatan, dalam hal ini proyek pembangunan gedung
kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Penelitian ini
menggunakan perhitungan dan pengolahan data sekunder dan primer yang
digambarkan pada grafik dan diagram.
Hasil penelitian menunjukan pada bulan Juni hingga November hasil kinerja
mengalami keterlambatan. Prediksi durasi penyelsesaian pada akhir bulan
November yaitu 44,054 minggu, yaitu terlambat 2,054 minggu dari waktu rencana
penyelesaian proyek 42 minggu. Probabilitas waktu penyelesaian proyek
pembanguanan gedung kantor LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)
selama 42 minggu dengan metode PERT yaitu 83,89%.
Kata kunci : Perencanaan, Pengendalian, Waktu, PERT
v
ABSTRACT
Al Dabbirul Kahfi. Performance Review Project Development Period
With PERT method. Jakarta: thesis, Department of civil engineering, Faculty of
engineering, State University of Jakarta, February 2018.
This study aims to obtain project performance in terms of time and
probability of project completion duration by using PERT method. PERT method a
very important role not only in improving the accuracy of timing of activities, but
also in terms of coordinating and controlling activities.
By taking a case study approach on a project that represents the necessary
conditions of acceleration, in this case the building project of the Witness and
Victim Protection Agency (LPSK). This research uses the calculation and
processing of secondary and primary data depicted in graphs and diagrams.
The results showed that from June to November the performance results
were delayed. The prediction of the duration of the submission at the end of
November is 44.054 weeks, which is late 2,054 weeks from the time of the 42 week
project completion plan. Probability of completion time of construction project of
LPSK office building (Institute of Witness and Victim Protection) for 42 weeks with
PERT method that is 83,89%.
Keywords: Planning, Controlling, Time, PERT
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada ALLAH Azza Wa
Jalla karena atas segala rahmat dan inayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Kajian Optimalisasi Kinerja Waktu Pelaksanaan
Pembangunan Proyek Dengan Menggunakan Metode PERT”. Skripsi merupakan
salah satu syarat kelulusan akademik di dalam jenjang Program S1 Pendidikan
Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari tingkat
sempurna, baik dari segi materi, penyajian, maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun bagi
kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
masa Studi di Universitas Negeri Jakarta, yaitu:
1. ALLAH Azza Wa Jalla karena atas segala rahmat dan inayah-Nya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua tercinta, bapak Achmad Syahid rahimahullah terutama Ibun
Neneng Susanti yang selalu menyemangatiku disaat letih mengerjakan skripsi
ini. Memberikan kebaikan di setiap doa dan kasih sayangnya, dukungan moril
dan materil serta motivasi kepada penulis untuk memperoleh hasil terbaik
dalam menyelesaikan skripsi ini, mungkin sebuah karya sederhana ini bisa
membuat Ibunda terseyum bangga melihat anaknya menjadi seorang sarjana.
3. R. Eka Murti Nugraha, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNJ dan Koordinator Penyelesaian Studi
Prodi Jurusan Teknik Sipil FT UNJ.
4. Anisah, MT selaku Dosen Pembimbing Materi yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, saran dan referensi
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Adhi Purnomo, MT selaku Dosen Pembimbing Metodologi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pikiran dan
saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Lenggogeni, MT dan Winoto Hadi, MT selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi
yang telah memberikan masukan dan koreksi materi skripsi ini.
7. Teman-teman S1 Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2012 yang tidak
dapat disebutkan satu per satu karena keterbatasan tempat penulisan.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan di bidang teknik sipil bagi yang membacanya serta
dapat memberikan sedikit sumbangan yang bermanfaat bagi almamater tercinta.
Jakarta, Februari 2018
Al Dabbirul Kahfi
5415 12 2834
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
1.4 Perumusan Masalah ............................................................................ 5
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 5
2.1 Komponen Proyek .............................................................................. 5
2.1.1 Rangkaian Proses Manajemen Proyek ..................................... 7
2.2 Pengendalian Proyek ........................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Pengendalian Proyek .............................................. 8
2.2.2 Langkah Operasional Pengendalian Proyek ............................. 9
2.2.3 Faktor Penghambat Proses Pengendalian Kinerja .................. 10
viii
2.2.4 Faktor Pendukung Proses Pengendalian Kinerja .................... 11
2.3 Jadwal Kegiatan ................................................................................ 12
2.3.1 Manfaat Jadwal Kegiatan ....................................................... 13
2.3.2 Pertimbangan Dalam Menyusun Jadwal Kegiatan ................. 13
2.4 Network Planning ............................................................................. 14
2.4.1 Definisi Network Planning ..................................................... 14
2.4.2 Manfaat Network Planning .................................................... 14
2.4.3 Simbol-simbol dalam Network Planning ............................... 15
2.4.4 Lintasan Kritis Network Planning .......................................... 18
2.5 Konsep Nilai Hasil (Earned value) ................................................... 24
2.5.1 Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Nilai Hasil ............ 25
2.6 Metode PERT ................................................................................... 26
2.6.1 Tujuan PERT .......................................................................... 26
2.6.2 Estimasi Probabilitas PERT ................................................... 27
2.7 Penelitian Relevan ............................................................................ 29
2.8 Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................... 35
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 35
3.2 Sumber Data ..................................................................................... 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
3.4 Teknik Pelaksanaan Analisis ............................................................ 36
3.5 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian ................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 38
4.1 Data Umum Proyek .......................................................................... 38
4.2 Data Teknis Bangunan ...................................................................... 39
4.3 Lingkup Pekerjaan Proyek ................................................................ 39
ix
4.4 Rencana dan Realisasi Waktu Pelaksanaan ...................................... 42
4.5 Kinerja Waktu Proyek ...................................................................... 43
4.4.1 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni ..................... 43
4.4.2 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juli ..................... 44
4.4.3 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Agustus .............. 44
4.4.4 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan September .......... 45
4.4.5 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan November .......... 45
4.4.6 Kinerja Waktu Secara Umum ................................................. 46
4.6 Probabilitas Waktu Percepatan Pembangunan Proyek Gedung Kantor
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ............................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 61
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 61
5.2 Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 111
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban ................................................................ 40
Tabel 4.2 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni ................................................. 43
Tabel 4.3 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni-Juli .......................................... 44
Tabel 4.4 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juli-Agustus .................................... 44
Tabel 4.5 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Agustus-September ........................ 45
Tabel 4.6 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan September-Oktober-November ...... 45
Tabel 4.7 Perbandingan BCWS, BCWP, SV , SPI, dan ECD .............................. 46
Tabel 4.8 Penyebab Dari Nilai SPI yang Kurang Dari 1 ...................................... 48
Tabel 4.9 Hubungan Logis Uraian Pekrjaan Proyek Gedung Kantor Lemaga Saksi
dan Korban ................................................................................................ 49
Tabel 4.10 Analisis Lintasan Kritis ....................................................................... 53
Tabel 4.11 Probabilitas Waktu yang Diharapkan Pada pelaksanaan Proyek
Pembangunan Gedung Kantor LPSK ........................................................ 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Empat Komponon Proyek Saling Berpengaruh .................................. 5
Gambar 2.2 Langkah-Langkah Proses Pengendalian Kerja .................................. 10
Gambar 2.3 Alternatif Menggambar Anak Panah................................................. 16
Gambar 2.4 Lingkaran Kegiatan ........................................................................... 18
Gambar 2.5 ES, LS, EF, LF .................................................................................. 19
Gambar 2.6 contoh perhitungan maju ................................................................... 20
Gambar 2.7 Contoh Perhitungan Mundur ............................................................. 21
Gambar 2.8 Contoh Kegiatan Kritis...................................................................... 21
Gambar 2.9 Contoh Free Float .............................................................................. 23
Gambar 2.10 Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
Gambar 4.1 Kurva S Rencana dan Aktual ............................................................ 42
Gambar 4.2 Grafik SPI dan SV Komulatif Tiap Bulan ....................................... 47
Gambar 4.3 Grafik ECD Terhadap Rencana Waktu Penyelesaian Proyek ........... 48
Gambar4.4 Diagram Jaringan Kerja Proyek Gedung Kantor Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban ...................................................................................... 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian.........................................................................64
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian ..................................................................65
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing 1 .......................................66
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing 2 .......................................69
Lampiran 5 Network Planning Diagram .............................................................71
Lampiran 6 Kuisioner Probabilitas Durasi Pekerjaan ........................................74
Lampiran 7 Kurva S Rencana dan Aktual...........................................................78
Lampiran 8 Time Schedule .................................................................................81
Lampiran 9 Gambar ............................................................................................92
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian .................................................................110
Lampiran 11 Riwayat Hidup Penulis ..................................................................111
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proyek konstruksi merupakan aktifitas yang bersifat temporer, dan dalam
pengerjaannya selalu ada batasan (biaya, mutu, dan waktu) yang mempengaruhi
kesuksesan pelaksaan proyek. Perubahan terhadap salah satu faktor akan
mempengaruhi faktor lainnya, sehingga suatu proyek dikatakan berhasil dalam
pengelolaanya apabila proyek dapat diselesaikan sesuai biaya, mutu, dan waktu
yang telah direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan proyek konstruksi
membutuhkan perencanaan maksimal yang berguna bagi kelancaran pembangunan,
baik perencanaan desain, organisasi, waktu, biaya, dan sebagainya.
Terkadang terjadi keterlambatan dalam proses pelaksanaan proyek
konstruksi. Oleh sebab itu kinerja suatu proyek pada umumnya dijadikan tolak ukur
terhadap keberhasilan maupun kegagalan pekerjaan konstruksi. Manajemen proyek
yang kurang memperhatikan kinerja dapat berakibat tidak baik dan sangat
merugikan bagi proyek itu sendiri. Kerugiannya bukan hanya dalam hal materi saja
namun kinerja yang buruk juga dapat menyebabkan menurunnya kredibilitas
perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek tersebut.
Dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini
merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan,
karena ia akan menjadi dasar bagi: perancanaan yang lain yaitu penyusunban jadwal
(Scheduling), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), Proses
pengorganisasian (organizing), Proses pengendalian (controlling) (Siswanto,
2
1990). Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat
penting karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan
dan agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang optimal. Pada
tahapan perencanaan proyek, diperlukan adanya estimasi durasi waktu pelaksanaan
proyek.
Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek
bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak bisa
dipastikan akan dapat ditepati. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian
proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam
proyek, sehingga diperlukan adanya penanganan manajemen penjadwalan kerja
yang baik, karena itu perlu ditangani dengan perhitungan yang cermat dan teliti.
Pentingnya penjadwalan dalam proyek merupakan hal yang krusial,
mengingat dalam penjadwalan tersebut terdapat informasi mengenai jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja,
peralatan, dan material), durasi dan juga kemajuan waktu untuk menyelesaikan
proyek. Dengan penjadwalan yang tepat maka seorang kepala proyek dapat
memaksimalkan seluruh sumber daya dan waktu yang ada dengan hasil yang
sebaik dan secepat mungkin.
Penentuan waktu penyelesaian kegiatan juga merupakan salah satu kegiatan
awal yang sangat penting karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi
penyusunan jadwal, anggaran, kebutuhan sumber daya manusia, dan sumber
organisasi lainnya, serta dasar bagi proses pengendalian. Penentuan waktu yang
tidak akurat akan dapat mengganggu proses manajemen selanjutnya.
3
Untuk mencapai tugas tersebut pada dasarnya digunakan teknik network
planning yaitu suatu alat untuk mengkoordinasikan berbagai macam pekerjaan,
yang satu sama lainnya bebas dan saling bergantung berdasarkan pertimbangan
sumber daya yang digunakan logika proses yang berlangsung dan hasil dari proyek
itu sendiri. Salah satu metode yang menggunakan network planning yaitu PERT
(Program Evaluation and Review Technique), diagram yang berisi lintasan-
linatasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan selama
penyelenggaraan proyek.
Dalam PERT suatu proyek dibagi menjadi bagian kegiatan-kegiatan kecil,
kemudian dibuat jadwal pekerjaan tersebut sedemikaian rupa dalam urutan prkatis
dan efisien dengan menggunakan Network Diagram dan Statistik. Maka dapat
ditentukan perkiraan waktu tercepat yang diharakan dan waktu terlama yang
diijinkan, serta dapat diketahui kegiatan mana saja yang kritis sehingga perlu
mendapat perhatian khusus dan diusahakan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
Metode PERT digunakan dalam penelitian ini karena PERT memegang
peranan yang sangat penting bukan hanya dalam hal peningkatan akurasi penentuan
waktu kegiatan, tetapi juga dalam hal pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-
kegiatan. Digunakan asumsi bahwa waktu penyelesaian kegiatan bervariasi. Pada
PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling
baik (ke arah yang lebih akurat).
Pada pembangunan proyek gedung kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban (LPSK) sampai bulan November tahun 2016 mengalami keterlambatan
dari jadwal rencana yang telah ditetapkan dikarenakan faktor internal maupun
4
eksternal diantaranya faktor cuaca, keterlambatan meterial. Gedung kantor
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) ini akan didirikan 6 lantai dan
basement dengan rencana waktu penyelsesaiannya 42 minggu. Untuk
mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana semula diperlukan suatu
upaya percepatan durasi proyek. Oleh karena itu diperlukan analisis optimalisasi
durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut
diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan
proyek dengan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
teridentifikasi sebagai berikut :
1. Berapa lama estimasi durasi penyelesaian pembangunan gedung akibat
keterlambatan pembangunan?
2. Apakah penggunaan metode PERT dapat mengoptimalkan waktu
pelaksanaan pembangunan proyek?
3. Bagaimana bentuk network planning diagram pada pembangunan proyek
gedung Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)?
4. Apa saja pekerjaan kritis yang terdapat pada pelaksanaan proyek
pembangunan gedung Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
(LPSK)?
5. Dengan metode PERT, berapa probabilitas waktu penyelesaian
pembangunan proyek terhadap waktu rencana ?
5
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan untuk dapat membahas masalah menjadi
terfokus dan terarah pada sasaran yang diinginkan. Sehubungan luasnya
permasalahan tersebut maka penelitian ini dibatasi hanya kepada:
1. Hanya dilakukan pengendalian kinerja waktu dalam proses
pembangunan gedung.
2. Analisa dilakukan hingga pada progres bulan November 2016.
3. Metode yang digunakan dalam penjadwalan probabilitas adalah metode
PERT.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah. Berapa hasil optimalisasi kinerja waktu pelaksanaan
pembangunan dan probabilitas durasi penyelesaian proyek pembangunan dengan
metode PERT?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh optimaslisasi kinerja proyek
dari segi waktu dan probabilitas durasi penyelesaian proyek.
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis bagi semua pihak yang berkepentinan. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memperluas kajian dibidang manajemen konstruksi, khususnya
pada pengendalian kinerja waktu proyek.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Komponen Proyek
Ada empat komponen penting dari sebuah proyek, ruang lingkup (scope),
waktu, biaya, dan kualitas. Keempat komponen tersebut menjadi batasan dalam
pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kriteria yang harus
dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan
waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya, dan batasan kualitas. Jadi, empat
keharusan dalam sebuah proyek adalah (Hamdan Dimyati, 2014) :
a. Diselesaikan dan diserahkan dengan tepat waktu
b. Cukup dibiayai dengan dana yang telah ditetukan
c. Sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
d. Memiliki kualitas hasil sesuai dengan kriteria yang disepakati antara
pelaksana dan pemberi proyek.
Keempat koponen tersebut dapat digambarkan dalam prisma segitiga.
Gambar 2. 1 Empat Komponon Proyek Saling Berpengaruh
sumber : Scwalbe K.,2002
6
a. Batasan Waktu
Proyek dilaksnakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau
hasil akhir sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.
Keberhasilan dari sebuah proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai dengan
yang telah direncanakan. Keterlambatan penyelesaian proyek akan berdampak
buruk pada kredibilitas pelaksana proyek dalam pandangan pemberi proyek.
b. Batasan Ruang Ligkup
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam sebuah proyek. Ruang lingkup memberikan gambaran sejauh mana tanggung
jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yanng harus dilaporkan atau diserahkan
kepada pemberi proyek.
c. Batasan Biaya
Biaya menjadi salah satu faktor yang memiliki faktor potensi resiko tinggi.
Proyek dilaksankan dengan biaya yang telah diseakati oleh penyandang dana yang
harus digunakan untuk menutupi seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek
harus memperkirakan dan mendistrubusikan ke setiap aktivitas proyek yang
membutuhkan dana dan mengendalikan agar raelisasi biaya yang digunakan tidak
melebihi dari jumlah biaya yang telah direncanakan.
d. Batasan Kualitas
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan
penerima proyek untuk dicapai sebagai standar kualitas dari produk yang
dihasilkan. Dengan standar kualitas, pelaksana proyek berusaha menetapkan target-
target yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.
7
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi. Sebagai contoh, untuk
menghasilkan kualitas yang lebih tinggi diperlukan biayya yang tinggi atau ruang
lingkup yang lebih kecil. Jika menginginkan waktu penyelesaian proyek dipercepat,
perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.
2.1.1 Rangkaian Proses Manajemen Proyek
Untuk merealisasikan agar komponen proyek dapat tercapai, pelaksanaan
proyek membutuhkan tahapan-tahapan yang terintegrasi. Tahapan tersebut
dilakukan dengan beberapa fase berikut (Wulfram, 2002):
a. Pendefinisian proyek: mendefinisikan sasaran, tujuan, dan faktor-faktor
kesuksesan dari proyek.
b. Perencanaan proyek: segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan
(setting) proyek sebelum rangkaian pekerjaan dimulai.
c. Pelaksanaan proyek: proses mengoordinasikan sumber daya yang ada untuk
menjalankan sejumlah pekerjaan dalam proyek agar menghasilkan produk
yang sesuai dengan yang ditargetkan.
d. Pengendalian proyek: proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk
memantau agar setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah
direncanakan.
e. Project closing: proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan
pemberi proyek bahwa proyek teah selesai dan menghasilkan produk sesuai
dengan kesepakatan.
8
2.2 Pengendalian Proyek
2.2.1 Pengertian Pengendalian Proyek
Pengendalian menurut R.J. Mockler (Soeharto, 1999) adalah usaha yang
sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar,
menganalisis kemugnkianan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar,
kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya
digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Proses pengandalian berjalan sepanjang daur hidup proyek untuk
mewujudkan performa yang baik dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai
bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya menjadi
standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik,
jadwal, dan anggaran.
Menurut Santoso (Hamdan Dimyati, 2014) ada beberapa perbedaan antara
perencanaan dan pengendalian, yaitu sebagai berikut.
Perencanaan berkonsentrasi pada:
a. Penetapan arah dan tujuan
b. Pengalokasian sumber daya
c. Pengantisipasia masalah
d. Pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan.
Adapun pengendalian berkonsentrasi pada:
a. Pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
b. Penggunaan secara efektif sumber daya yang ada
c. Perbaikan/koreksi masalah
9
d. Pemberian imbalan pencapaian tujuan
Pada prinsipnya, setiap operasi pekerjaan selalu diawali dengan rencana,
kemudian selam berlangsungnya pelaksanaan harus diperhatikan upaya mengukur
hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan terhadap rencana semula.
2.2.2 Langkah Operasional Pengendalian Proyek
Pada dasarnya, upaya mengendalikan merupakan proses pengukuran,
evaluasi, dan membetukan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga unsur
yang perlu dikendalikan dan diukur, yaitu kemajuan (progress) yang dicapai
dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak, pembiayaan terhadap rencana
anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap sesifikasi teknis. Proses pengendalian
kinerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri atas tiga langkah
pokok (Dipohusodo, 1996), yaitu:
a. Menetapkan standar kerja. Standar ini dapat berupa biaya dianggarkan dan
jadwal
b. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara
peformansi aktual dan standar performansi. Hasil pekerjaan dan
pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang
telah direncanakan
c. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap standar
yang telah ditetapkan.
10
Gambar 2. 2 Langkah-Langkah Proses Pengendalian Kerja
sumber: Dipohusodo, 1996
2.2.3 Faktor Penghambat Proses Pengendalian Kinerja
Menurut Wulfram (2004), ada beberapa faktor yang menyebabkan
pengendalian kinerja menjadi tidak efektif, yaitu :
a. Definisi Proyek
Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau
gambaran proyek yang dibuat perencana. Pada proyek dengan ukuran dan
kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi
banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah kesulitan
koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang sama bisa juga timbul karena
kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang dibuat perencana.
Pemeriksaan kegiatan untuk
menghindari penyimpangan
Perecanaan dan
pengorganisasian
proyek
Pelaksanaan
proyek
Tindakan
proyek
Analisis
penyimpangan
Pencapaian
jadwal kerja
Proyek
berhasil
Pengendalian:
• Pengukuran
• Evaluasi
• Perbandiangan
kinerja
terhadap
rencana
11
b. Faktor Tenaga Kerja
Pengawas atau inpektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang
berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif
dan kurang akurat.
c. Faktor Sistem Pengendalian
Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan
mengabaikan hubungan kemanusian akan timbul kekakuan dan keterpaksaan. Oleh
karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan informasi
secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling mengunjungi,
komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.
2.2.4 Faktor Pendukung Proses Pengendalian Kinerja
Mutu suatu pengendalian kinerja tidak terlepas dari mutu informasi yang
diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili
kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran.
Menurut Wulfram (2004), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar
pengendalian kinerja dan sistem informasi berlangsung dengan baik, yaitu :
a. Ketepatan Waktu
Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi yang tidak
sesuai lagi dengan kondisi.
b. Akses Antar tingkat
Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa sangat
berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian kinerja. Jalur pelaporan
dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga,
12
seorang manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki
performa jelek.
c. Perbandingan Data Terhadap Informasi
Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu
memberikan informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang
didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanya memberikan satu dua
informasi. Sedangkan untuk mengolah data tersebut membutukan tenaga dan waktu
yang tidak sedikit.
d. Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya
Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang
terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat seperti
waktu pengiriman peralatan dan bahan, waktu pembayaran harus benar-benar
ditepati.
e. Obyektifitas Data
Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan sebagai
data hasil pengamatan.
2.3 Jadwal Kegiatan
Pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat
didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar dan
efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya membuat
jadwal waktu kegiatan atau time schedule.
Jadwal waktu merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan dari proyek.
Oleh sebab itu, pembuatan jadwal harus sudah selesai sebelum pepekerjaan
13
dimulai. Jadwal waktu sangat penting bagi pimpinan proyek yang bersangkutan
dalam melaksanakan pembangunan. Dengan adanya penjadwalan waktu ini
pimninan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan
dilaksakan sehingga kontunuitas dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan
proyek untuk mengoordikasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi
kerja tinggi.
2.3.1 Manfaat Jadwal Kegiatan
Secara umum jadwal kegiatan mempunyai manfaat, antara lain (Hamdan
Dimyati, 2014):
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk memulai dan akhir dari masing masing tugas.
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
c. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
e. Memberikan kepasitian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
2.3.2 Pertimbangan Dalam Menyusun Jadwal Kegiatan
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal
waktu pelaksanaan proyek, yaitu sebagai berikut (Hamdan Dimyati, 2014):
a. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan
dan kemudahan yang tedapat dilapangan.
b. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
14
c. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana, seperti tenaga kerja,
kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, dan kapasitas ala-alat kerja.
d. Jenis-jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
e. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan. Pekerjaan apa
saja yang harus didahulukan dan harus mendapatkan prioritas kualitas
tertentu.
2.4 Network Planning
2.4.1 Definisi Network Planning
Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam perencanaan dan pengawasan
proyek adalah network planning. Perencanaan jaringan kerja (network planning)
adalah satu medel yang banyak digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang
produknya berupa infrmasi mengenai kegiatan-kegiatan yan ada dalam diagram
jaringan kerja yang bersangkutan (Herjanto, 2003).
2.4.2 Manfaat Network Planning
Handoko (2000) mengemukakan manfaat network planning bagi suatu
proyek, antara lain :
a. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
b. Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan praktis dan
efisien.
c. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
d. Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan dan keterlambatan.
Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi
kemudian dapat dilakukan, adapun Husen (2009) menyatakan manfaat penerapan
network planning antara lain :
15
a. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan
proyek menjadi lebih rinci dan detail.
b. Dengan memerhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kegiatan
yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran
yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan
pencegahan yang diperlukan daat dilakukan.
c. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat
di tunda atau harus disegerakan.
d. Membantu mengkomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
e. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi
biaya langsung (direct cost) serta penggunanaan sumver daya.
f. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari
proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.
g. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan
dalam menentukan pembeyaran kemajuan pekerjaan, menganalisis
cashflow, dan pengendalian biaya.
2.4.3 Simbol-simbol dalam Network Planning
a. Anak panah
Anak panah melambangkan kegiatan. Sebuah anak panah hanya
melambangkan sebuah kegiatan, demikian pula sebuah kegiatan hanya
dlambangkan oleh sebuah anak panah. Pada umumnya nama kegiatan dicantumkan
di atas anak panah dan lama kegiatan ditulis di bawah anak panah.
Anak panah selalu digambarkan dengan ekor anak panah disebelah kiri dan
kepala anak panah di sebelah kanan. Ekor anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan
16
dimulai dan kepala anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan selesai. Lama kegiatan
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyeleesaikan sebuah kegiatan, yaitu waktu
antara kegiatan dimulai dan kegiatan selesai. Satuan waktu dari lama waktu
bergantung pada kebutuhan, bisa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan
sebagainya. Untuk kebutuhan penyelenggaraan proyek biasanya hari digunakan
sebagai satuan waktu.
Ada enam macam alternatif cara menggambarkan anak panah, yaitu :
Gambar 2. 3 Alternatif Menggambar Anak Panah
sumber : Ali, 1992
1. Miring keatas
2. Garis panah keatas
3. Hirizontal
4. Miring kebawah
5. Garis patah kebawah
6. Garis lengkung
17
Anak panah terputus-putus malambangkan hubungan antar peristiwa. Cara
menggambarkan anak panah yang terputus-putus sama dengan cara menggambar
anak panah biasa. Hubungan antar peristiwa tidak perlu diperhitungkan dan
karenanya tidak memiliki nama dalam perhitungan waktu, sumberdaya, dan
ruangan, lamanya dihitung sama dengan nol, tetapi harus ada (jika diperlukan)
untuk menyatakan logika kebergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.
b. Lingkaran
Lingkaran yang melambangkan peristiwa selalu digambar berupa lingkaran
yang terbagi atas tiga ruangan, yaitu ruangan sebelah kiri, ruang kanan atas, ruang
kanan bawah.
Ruangan sebelah kiri merupakan tempat bilangan atau huruf yang
menytakan nomor peristiwa. Nomor peristiwa ini bisa pula dinyatakan berupa
simbol (variable) dengan hiruf n, i, j.
Ruangan sebelah kanan atas merupakan tempat bilangan yang menyatakan
nomor hari (untuk satuan waktu hari) yang merupakan saat paling awal peristiwa
yang bersangkutan terjadi. Nomor hari tersebut dapat diterjemahkan kedalam
bentuk tanggal hari yang bersangkutan.
Ruangan sebelah kanan bawah merupakan tempat bilangan yang
menyatakan nomor hari (untuk satuan hari) yang merupakan saat paling lambat
peristiwa.
18
Gambar 2. 4 Lingkaran Kegiatan
sumber : Scwalbe K.,2002
n = nomor peristiwa
SPAn = saat paling awal peristiwa n mungkin terjadi
SPLn = saat paling awal peristiwa n boleh terjadi
Sn = SPLn-SPAn = tenggang waktu (slack) peristiwa.
2.4.4 Lintasan Kritis Network Planning
a. Early Start (ES) : Waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai setelah
kegiatan dapat dimulai setelah kegiatan sebelumnya selesai. Bila waktu kegiatan
dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka wakt ini adalah jam paling awal
kegiatan dimulai.
b. Late Start (LS) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselesaikan
tanpa menghambat penyelesaian jadwal proyek.
c. Early Finish (EF) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselesaikan
jika dimulai pada waktu paling awalnya dan diselesaikan sesuai dengan durasinya.
Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu
merupakan ES kegiatan berikutnya.
d. Late Finish (LF) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.
19
Berikut adalah gambar potongan dari jaringan kerja AOA dengan
penempatan ES, LS, EF, dan LF.
Gambar 2. 5 ES, LS, EF, LF
sumber : Lenggogeni, 2013
Seperti telah disebutkan diatas, untuk mendapatkan angka – angka ES, LS,
EF, dan LF, maka dikenal dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA, yaitu
perhitungan maju dan perhitungan mundur. Berikut adalah penjelasan kedua
perhitungan tersebut.
2.4.4.1 Perhitungan Maju
dalam mengidentifikasi sebuah jalur keritis dipakai suatu cara perhitungan
maju dengan aturan – aturan yang berlaku sebagai berikut (Ir.Irika Widiasanti, M.T
& Lenggogeni, M.T., 2013).
a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
yang mendahuluinya (Predesesor) telah selesai.
b. Waktu paling awal suatu kegiatan adalah 0
c. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan dalaha sama dengan waktu mulai
paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
20
EF = ES + D atau
EF (i-j) = ES (i-j) + D (i-j)
Gambar 2. 6 contoh perhitungan maju
sumber : Lenggogeni, 2013
d. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulunya, maka
ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan tersebut.
2.4.4.2 Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir kita “ masih” dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda
kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari
perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah sebagai
berikut (Ir.Irika Widiasanti, M.T & Lenggogeni, M.T., 2013).
a. Hitung mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari terakhir
penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai
paling akhir, dikurangi kurun waktu durasi kegiatan yang bersangkutan, atau LS =
LF – D
21
Gambar 2. 7 Contoh Perhitungan Mundur
sumber : Lenggogeni, 2013
c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu paling akhir
(LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
2.4.4.3 Metode Jalur Kritis
Metode jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen
komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun
waktu penyelesaian proyek tercepat (Ir.Irika Widiasanti, M.T & Lenggogeni, M.T.,
2013).
Jalur kritis terletak pada kegiatan – kegiatan yang bila pelaksanaannya
terlambat, akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian keseluruhan proyek,
yang disebut kegiatan kritis (Ir.Irika Widiasanti, M.T & Lenggogeni, M.T., 2013).
Sifat jalur kritis yaitu.
a. Pada kegiatan pertama ES = LS = 0
b. Pada kegiatan terakhir LF = EF
c. Total Float TF = 0
Gambar 2. 8 Contoh Kegiatan Kritis
sumber : Lenggogeni, 2013
22
Pada contoh perhitungan diatas ditunjukkan jalur kritis yang terjadi adalah
pada lintasan dengan kegiatan A – C – E – F. Contoh dan perhitungan diatas
menunjukkan proses perkiraan waktu penyelesaian proyek yang umumnya tidak
sama dengan total waktu hasil jumlah kurun waktu masing – masing kegiatan yang
menjadi unsur proyek, karena adanya kegiatan yang pararel.
2.4.4.4 Total Float
Total Float atau Float Total adalah jumlah waktu yang diperkenankan
sesuatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal proyek secara
keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama dengan waktu yang didapat bila semua
kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya
dimulai selambat mungkin (Soeharto, 1995).
Float total ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan yang ada pada jalur
yang bersangkutan. Hal ini berarti bila salah satu kegiatan telah memakainya, maka
float total yang tersedia untuk kegiatan – kegiatan lain yang berada pada jalur
tersebut sama dengan total float semula, dikurangi bagian yang telah dipakai
(Ir.Irika Widiasanti, M.T & Lenggogeni, M.T., 2013).
Rumus dalam menghitung total float adalah sebagai berikut:
a. Total Float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir,
dikurangi waktu selesai paling awal. Atau waktu mulai paling akhir dikurangi
waktu mulai paling awal kegiatan
b. Rumus : TF = LF – EF = LS – ES
Dapat dinyatakan sebagai berikut.
23
a. Total Float sama dengan waktu paling akhir terjadinya node berikutnya
L(j), dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i), dikurangi waktu
kegiatan yang bersangkutan D(i-j).
b. Rumus : TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
Salah satu syarat yang menunjukan bahwa suatu kegiatan kritis atau berada
pada jalur kritis adalah jika kegiatan tersebut memiliki TF = 0.
2.4.4.5 Free Float
Disamping Total Float, dikenal juga Free Float (FF) atau Float Bebas. FF
terjadi bila semua kegiatan pada jalur yang bersangkutan mulai seawall mungkin
(Ir.Irika Widiasanti, M.T & Lenggogeni, M.T., 2013). Besarnya FF suatu kegiatan
sama dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda
tanpa mempengaruhi waktu mulai paling awal waktu dari kegiatan berikutnya
(Soeharto, 1995).
Perhitungan Float Bebas dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Float bebas suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal
(ES) dari kegiatan berikutnya, dikurangi waktu paling awal (EF) kegiatan yang
dimaksud.
b. Jadi, bila rangkaian terdiri dari kegiatan A(1-2) dan B(2-3) dengan node
1,2,3, maka kegiatan A mempunyai Float bebas ;
Gambar 2. 9 Contoh Free Float
sumber : Lenggogeni, 2013
24
c. Rumus : FF(1-2) = ES(2-3) – EF(1-2).
2.5 Konsep Nilai Hasil (Earned value)
Konsep earned value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned value
menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent complete)
yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya aktual yang
sudah dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta apa yang yang
didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned value. Dari
ketiga dimensi tersebut, dengan konsep earned value, dapat dihubungkan antara
kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan varian dari biaya dan
waktu (Hamdan Dimyati, 2014).
Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari
proyek berdasarkan konsep earned value. Ketiga elemen tersebut adalah:
a. Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS) merupakan anggaran biaya
yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu.
BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan
dalam periode waktu tertentu. BCWS pada akhir poyek (penyelesaian 100 %)
disebut Budget at Completion (BAC). BCWS juga menjadi tolak ukur kinerja waktu
dari pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan biaya rencana secara
kumulatif untuk setiap paket-paket pekerjaan berdasarkan urutannya sesuai jadwal
yang direncanakan.
b. Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari
penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. BCWP inilah yang disebut
25
earned value. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan
yang telah diselesaikan.
2.5.1 Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Nilai Hasil
Penggunaan elemen-elemen konsep nilai untuk menganalisis kinerja
proyek, meliputi:
a. Varian Jadwal - Schedule Variance (SV)
Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara
BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan
proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif
menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang
terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.
SV = BCWS − BCWP
b. Indeks Kinerja Jadwal - Schedule Performance Index (SPI)
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan
(BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana
pekerjaan (BCWS).
SPI =BCWP
BCWS
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan
(relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang direncanakan.
Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan
yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target pekerjaan yang sudah
direncanakan.
26
c. Prediksi Waktu Penyelesaian Akhir Proyek/Estimated Completion Date
(ECD)
SPI adalah untuk memprediksi secara statistik biaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Perhitungan ECD dengan SPI lebih mudah dan cepat
penggunaannya. Rumus perhitungan ECD, sebagai berikut :
ECD =waktu sisa
SPI+ waktu terpakai
Perhitungan ECD merupakan perkiranaan terselesainya waktu yang akan
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Metode PERT
2.6 Metode PERT
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan maupun ganguan dan konflik produksi,
mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian sebagai suatu
keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini
memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang sudah ditentukan lebih dahulu
dapat diselesaikan pada waktunya (Latief, 2001).
PERT pada dasarnya merupakan bentuk penjadwalan dengan metode
network seperti CPM. Memiliki konsepdasar network yang sama, seperti
penggunaan AOA, ada kegiatan kritis, waktu slack, dummy, dan sebagainya. Yang
membedakan adalah penggunaan estimasi waktu, kalau CPM hanya satu estimasi
sedangkan PERT memiliki memiliki variasi waktu.
2.6.1 Tujuan PERT
Tujuan PERT sebagai bentuk teknik/metode penjadwalan pada perencanaan
adalah (Latief, 2001):
a. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek
27
b. Untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian khususnya
aktivitas-aktivitas proyek dengan kondisi kritis
c. Untuk mengevaluasi akibat perubahan-perubahan program dan terjadinya
penyimpangan pada jadwal proyek
2.6.2 Estimasi Probabilitas PERT
Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu
yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur
probability. Dalam Siswanto (2007), disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi
beta, menggunakan taksiran-taksiran waktu untuk menentukan waktu
penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik.
Te =a−4m+b
6
Te = expected duration
a = waktu optimis
m = waktu realistis
b = waktu pesimis
Rentang waktu pada tiga angka estimasi PERT menandai derajat
ketidakpastian dalam estimasi kurun waktu. Besarnya ketidakpastian tergantung
pada besarnya angka a dan b, dirumuskan sebagai berikut :
Deviasi standar kegiatan :
S =1
6(b − a)
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
Varians kegiatan :
28
V(te) = S2 = [b−a
6]
2
V(te) = varians kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
Untuk mengetahui kemungkinan mencapai target jadwal dapat dilakukan
dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
yang dinyatakan dengan rumus :
z =T(d)−TE
S
z = angka kemungkinan mencapai target
T(d) = target jadwal
TE = jumlah waktu kegiatan kritis
S = deviasi standar kegiatan
Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari
dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z.
29
2.7 Penelitian Relevan
Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan pengendalian proyek yang
dapat dijadikan acuan atau literatur sebagai dasar untuk penyusunan skripsi /
penelitian ini, diantaranya adalah :
Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan hasil penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini :
1. Ariantini (2005)
Judul Penelitian : “Anlisa Probabilitas Keberhasilan Tercapainya
Durasi dan Biaya Rencana Proyek Perumahan dengan Program PERT Master”
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data dengan metode PERT
melalui program komputer PERTMaster, hal-hal yang diperoleh dari proses
tersebut adalah :
a. PERTMaster dapat memberikan informasi probabilitas suatu rencana,
yang dapat dilakukan melalui simulasi yang dilakukan didalamnya, sehingga
perencana dapat mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi pada
pelaksanaannya nanti berdasarkan tingkat keyakinannya.
b. Didapatkan nilai berada pada tingkat kepercayaan 85% akan berhasil
(15% resiko).
2. Muhammad Adam Maulana (2015)
Judul Penelitian : “Penjadwalan Ulang Proyek dengan metode
Critical Path Method (CPM) dan Prgram Evaluatio Technique (PERT) (Studi kasus
proyek pembangunan Showroom Nissan MPMAuto Pramuka)”
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dengan jaringan kerja proyek
pembangunan Showroom Nissan MPMAuto Pramuka menunjukan durasi
30
pekerjaan proyek selama 25 minggu. Terjadi percepatan durasi proyek selama
seminggu dari durasi yang telah ditetapkan.
Pekerjaan pada proyek pembangunan Showroom Nissan MPMAuto
Pramuka terdapat lintasan kritis ada 5 pekerjaan yaitu civil work ground floor, wall
type ground floor, celling ground floor, door and window ground floor dan
pekerjaan exsterior. Keterlambatan pekerjaan pada lintasan kritis akan
mempengaruhi waktu selesainya proyek.
Probabilitas waktu yang didapat untuk menyelesaikan proyek pembangunan
Showroom Nissan MPMAuto Pramuka selama 25 minggu sebesar 93,32%. Hasil
tersebut menunjukan bahwa indeks keberhasilan proyek pembangunan Showroom
Nissan MPMAuto Pramuka untuk dapat terselesaikan selama 25 minggu sebesar
93,32%.
3. Kusnanto (2010)
Judul Penelitian : “Penjadwalan Proyek Konstruksi dengan
Metde PERT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah dan
Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap 1)”
Dari hasil analisis tentang penjadwalan proyek dengan metode PERT pada
pembangunan Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap
1, sebagai berikut :
a. Dari hasi analisis probabilistik diperoleh umur proyek 82 hari denga
kontingensi 3 hari.
b. Menunjukkan bahwa umur proyek dari hasil analisis masih lebih cepat
dibandingkan dengan umur proyek rencana. Pada minggu pertama sampai ke
sepuluh hasil analisis berada dibawah rencana. Hal itu menunjukkan proyek
31
mengalami keterlambatan, tetapi pada minggu ke sebelas dan seterusnya hasil
analisis berada diatas rencana.
2.8 Kerangka Berpikir
Gambar 2. 10 Kerangka Berpikir
sumber : Penulis, 2017
Berdasarkan gambar kerangka berpikir diatas, bermula dari adaya
keterlambatan dalam pembangunan gedung kantor Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban, kemudian dilakukan pengendalian dengan menggunakan metode
earned value memperkiraan jadwal penyelesaian proyek (ECD). Setelah itu
melakukan tindakan untuk mempercepat kinerja dengan metode PERT.
Dengan metode PERT yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi
adanya penundaan maupun ganguan dan konflik produksi, mengkoordinasikan dan
mengsingkronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan
mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu
pekerjaan yang sudah ditentukan lebih dahulu dapat diselesaikan pada waktunya
keterlambatan pembangunan
gedung
evaluasi kinerja waktu
pelakasanaan
estimasi durasi penyelesaian pembangunan
optimalisasi waktu dengan metode PERT
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penyusunan skripsi ini akan dilakukan di proyek pembangunan gedung
kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang berlokasi di Jakarta Timur.
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
Tepatnya terhitung 3 bulan dari bulan November hingga Januari 2017.
3.2 Sumber Data
Pada penelitian ini yang dibutuhkan ialah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. data ini didapatkan dari
perusahan kontraktor proyek pembangunan Gedung Kantor Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban. Data – data yang didapat akan digunakan untuk menganalisa dari
segi waktu untuk mendapatkan waktu yang optimal dalam setiap pekerjaan dan juga
dapat diperkirakan probabilitas waktunya. Data-data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
Data Skunder yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini, ialah :
a. Kurva S rencana dan aktual.
b. WBS
c. Durasi rencana setiap pekerjaan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Hal-hal yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan untuk penelitian ini, ialah :
a. Penelitian Lapangan
36
Penelitian dilapangan dilakukan untuk melihat langsung kondisi yang ada
di dalam lapangan tersebut terkait dengan kinerja dan proses yang berlangsung
dilapangan.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian
ini dengan mencari teori-teori dan referensi-referensi penelitian terdahulu yang
berkait dengan subyek dan objek penelitian ini. Studi literatur yang digunakan yaitu
buku, laporan penelitian (jurnal), skripsi, dan tesis.
3.4 Teknik Pelaksanaan Analisis
Setelah seluruh data yang diperlukan didapat, maka penulis membuat
beberapa langkah-langkah yang perlu dilaksanakan untuk merencanakan dan
melengkapi penelitian antara lain sebagai berikut:
a. Data yang sudah diperoleh dari kontraktor berupa WBS, durasi rencana
setiap pekerjaan, kurva S rencana dan kurva S aktual.
b. Mengestimasi durasi penyelesaian pembangunan gedung akibat
keterlambatan pembangunan
c. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan proyek dengan melakukan jadwal pemecahan pekerjaan
(WBS) agar tidak item yang tertinggal.
d. Membuat diagram network planning dan mengidentifikasi lintasan kritis.
e. Menghitung probabilitas waktu penyelesaian dengan menggunakan PERT.
f. Analisa
37
3.5 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian
Melakukan studi literatur
Menentukan pokok permasalahan
Menghitung SV, SPI, dan ECD
Analisis pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Estimasi durasi pekerjaan
menurut ahli Network planning
Pengumpulan data :
Data Primer
Data Skunder
(WBS, durasi rencana setiap pekerjaan
kurva S rencana dan aktual)
Optimal
(Probabilitas durasi
kegiatan dengan metode
PERT)
tidak
ya
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengerjaan proyek gedung bertingkat pada umumnya terdiri dari pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan basement, pekerjaan
struktur setaip lantai, pekerjaan atap, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal dan
elektrikal. Proyek yang diambil sebagai contoh kasus dalam evaluasi kinerja jadwal
dan biaya pada proyek gedung bertingkat ini adalah proyek pembangunan gedung
Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Jadwal rencana pelaksanaan proyek dimuat dalam bentuk Kurva S, yang
direncanakan waktu penyelesaian pekerjaannya selama 42 minggu, dimulai dari
tanggal 6 Juni 2016 s/d 23 Maret 2017. Realisasi pelaksanaan di lapangan tidak
sepenuhnya sesuai dengan rencana kerja yang tertuang dalam master schedule.
Untuk mengetahui kemajuan seluruh pekerjaan dari pelaksanaan di lapangan, dapat
dilihat dari Kurva S aktual. Banyak kendala yang dihadapi dialami pembangunan
gedung Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sehingga mengalami
keterlambatan.
4.1 Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor (LPSK – Jakarta)
Lokasi : Jl. Raya Bogor Km. 24 No. 47-49, Jakarta Timur
Konsultan Perencana : PT. PATROON ARSINDO
Konsultan MK : PT. ARKONIN
Kontraktor Pelaksana : PT. INTRACO LESTARI
39
Waktu Pelaksanaan : 294 (dua ratus sembilan puluh empat) Terhitung
sejak Tgl.6 Juni 2016 s/d 23 Maret 2017
4.2 Data Teknis Bangunan
Pembangunan Gedung Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
Luas Lahan : ± 5.782 m²
Luas Bangunan Utama : ± 10.520 m²
Dengan Rincian :
- Lantai Basement : ± 1.663 m²
- Lantai 1 : ± 1.540 m²
- Lantai 2 : ± 1.421 m²
- Lantai 3 : ± 1.421 m²
- Lantai 4 : ± 1.529 m²
- Lantai 5 : ± 1.529 m²
- Lantai 6 : ± 1.417 m²
Luas Bangunan Penunjang
- Power House : ± 139 m²
- Ruang Pompa : ± 16 m²
4.3 Lingkup Pekerjaan Proyek
Berikut ini adalah lingkup pekerjaan proyek gedung Kantor Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban.
40
Tabel 4.1 Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban
URAIAN PEKERJAAN DURASI
(MINGGU)
BANGUNAN UTAMA
A PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Persiapan Pemancangan 4
2 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang. 6
3 Pekerjaan Tanah
Galian Tanah 5
4 Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Struktur Lantai Basement (EL - 3.250 )
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 1 2
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 2 2
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 3 1
B PEKERJAAN STRUKTUR ATAS ( UPPER STRUCTURE )
1 Pekerjaan Struktur Lantai 1 ( EL. ± 0.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 2 1
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 3 2
2 Pekerjaan Struktur Lantai 2 (EL + 5.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 2 1
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 3 2
3 Pekerjaan Struktur Lantai 3 (EL + 9.000) 4
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 2 1
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 3 2
4 Pekerjaan Struktur Lantai 4 (EL +13.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 2 1
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 3 2
5 Pekerjaan Struktur Lantai 5 (EL +17.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 2 1
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 3 2
6 Pekerjaan Struktur Lantai 6 (EL + 21000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 1 1
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 2 1
41
URAIAN PEKERJAAN DURASI
(MINGGU)
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 3 2
7 Pekerjaan Struktur Lantai Ruang Mesin ( EL. + 25.000 ) 1
8 Pekerjaan Struktur Lantai Atap ( EL. 29.500 s/d 31.500 ) 3
9 Pekerjaan Struktur Atap Baja ( EL. 25.000) 2
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pekerjaan Finishing Lantai Basement ( EL. - 3.250 ) 6
2 Pekerjaan Finishing Lantai 1 ( EL. ± 0.000 ) 8
3 Pekerjaan Finishing Lantai 2 ( EL. + 5.000 ) 8
4 Pekerjaan Finishing Lantai 3 ( EL. + 9.000 ) 8
5 Pekerjaan Finishing Lantai 4 ( EL. + 13.000 ) 8
6 Pekerjaan Finishing Lantai 5 ( EL. + 17.000 ) 8
7 Pekerjaan Finishing Lantai 6 ( EL. + 21.000 ) 6
8 Pekerjaan Finishing Lantai Ruang Mesin ( EL. + 25.000 ) 3
9 Pekerjaan Finishing Lantai Atap ( EL. + 29.500 + 31.500 ) 5
D PEKERJAAN FAÇADE / KULIT LUAR 23
1 Pekerjaan Aluminium Composit Panel & Curtain Wall
E PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
1 Pekerjaan Air Conditional dan Ventilasi Mekanik. 26
2 Pekerjaan Plumbing ( Air Bersih, Buangan dan Air Kotor) 26
PEKERJAAN DEEP WELL
3 Pekerjaan Fire Fighting ( HYDRANT DAN SPRINKLER ) 26
4 Pekerjaan Lift Passenger & Service 15
5 Pekerjaan Gondola 15
6 Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir 26
PEKERJAAN STAND BY DIESEL GENSET
7 Pekerjaan Pengindera Api (FIRE ALARM) 26
8 Pekerjaan Sistem Tata Suara 11
9 Pekerjaan Instalasi Data 11
10 Pekerjaan Telepon 11
11 Pekerjaan CCTV 11
12 Pekerjaan Sistem Acces Control 8
PEKERJAAN BUILDING MANAGEMENT SYSTEM
(BMS)
F PEKERJAAN INFRA STRUKTUR
1 Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Parkir 15
2 Pekerjaan Saluran 10
3 Pekerjaan Sumur Resapan 3
4 Pekerjaan RAMP 4
5 Pekerjaan Ruang Kontrol Pompa penguras 6
42
URAIAN PEKERJAAN DURASI
(MINGGU)
6 Pekerjaan Kolam Penampung. 5
4.4 Rencana dan Realisasi Waktu Pelaksanaan
Untuk bentuk rencana dan waktu pelaksanaan akan ditampilkan pada
Master Schedule pada halaman berikutnya. Master Schedule yang lebih jelas akan
ditampilkan pada lampiran.
Gambar 4. 1 Kurva S Rencana dan Aktual
Sumber: Data Perusahaan
43
Jadwal pelaksanaan yang digunakan berupa Master Schedule yang
merupakan kombinasi antara bar chart dan kurva S yang menunjukan prestasi
pekerjaan atau Schedule proyek yang sudah termasuk semua pekerjaan.
Dari kurva S tersebut dapat diketahui biaya yang direncanakan dan biaya
pelaksanaannya atau aktual. Selain itu juga dapat menunjukan total waktu yang
direncanakan untuk menyelesaikan proyek, sehingga dapat dicari varians biaya dan
jadwal yang nantinya bisa digunakan untuk mengetahui untung atau ruginya proyek
dari segi waktu dan biaya. Penjelasan mengenai komponen-komponen yang
terdapat dalam kurva S :
a. Pekerjaan : merupakan komponen yang berisikan nama-nama kegiatan yang
dilaksanakan.
b. Bobot : merupakan komponen yang berisikan tentang volume pelaksanaan
dari setiap kegiatan.
c. Garis hitam : merupakan garis rencana kurva S.
d. Garis merah : merupakan garis aktual kurva S.
4.5 Kinerja Waktu Proyek
4.4.1 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni
Tabel 4.2 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni
Bulan Juni
BCWS 202.667.578.571
BCWP 198.602.963.847
SV -4.064.614.724
SPI 0,980
sisa waktu(minggu) 39
ECD 42,798
Hasil kinerja waktu pelaksanaan proyek sampai bulan Juni, keterlambatan
sudah terlihat ditandai dengan nilai SPI yang kurang dari 1, dan juga SV benilai
44
negatif. ECD bernilai 42,798 yang artinya terlambat 0,798 minggu dari waktu
rencana penyelesaian proyek yaitu 42 minggu.
4.4.2 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juli
Tabel 4.3 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juni-Juli
Bulan Juni-Juli
BCWS 202.667.578.571 2.624.179.285.111
BCWP 198.602.963.847 3.740.113.477.048
SV -4.064.614.724 1.115.934.191.937
SPI 0,98 1,425
sisa waktu(minggu) 39 35
ECD 42,798 31,557
Terlihat bahwa hasil kinerja waktu pelaksanaan proyek dari bulan Juni
sampai bulan Juli, sudah mengalami peningkatan yang begitu signifikan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai SPI bulan sebelumnya yaitu 0,98
menjadi 1,425. Prediksi penyelesaian proyek pada bulan Juli ini adalah 31,557
minggu, hal ini lebih cepat 1,243 minggu dari waktu penyelesaian proyek yang
direncanakan.
4.4.3 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Agustus
Tabel 4.4 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Juli-Agustus
Bulan Juli-Agustus
BCWS 2.624.179.285.111 10.572.915.527.598
BCWP 3.740.113.477.048 8.986.361.574.017
SV 1.115.934.191.937 -1.586.553.953.580
SPI 1,203 0,850
sisa waktu(minggu) 35 30
ECD 36,101 47,297
Pada bulan agustus ini hasil kinerja waktu pelaksanaan proyek mengalami
keterlambatan yang sangat signifikan. keterlambatan tersebut dapat dilihat dari nilai
SPI yang semula nilainya lebih dari 1,203 menjadi 0,850 dan juga SV benilai
negatif. Dari hasil kinerja tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap
penyelesaian pelaksanaan proyek karena nilai ECD pada akhir bulan agustus
45
bernilai 47,297 yang artinya terlambat 5,297 minggu dari waktu rencana
penyelesaian proyek yaitu 42 minggu. Beberapa pekerjaan yang tidak sesuai
realisasinya dengan rencana yaitu pekerjaan pekerjaan pondasi dan pekerjaan
basement.
4.4.4 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan September
Tabel 4.5 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan Agustus-September
Bulan Agustus-September
BCWS 10.572.915.527.598 17.702.974.771.443
BCWP 8.986.361.574.017 16.089.523.687.167
SV -1.586.553.953.580 -1.613.451.084.276
SPI 0,850 0,909
sisa waktu(minggu) 30 26
ECD 47,297 44,607
Walaupun hasil kinerja waktu pelaksanaan proyek dari bulan Agustus
hingga bulan September sudah mengalami peningkatan, yang awalnya pada bulan
Agustus waktu penyelesaian proyek 47,297 menjadi 44,607 pada akhir bulan
September. Pada bulan September kondisi proyek masih mengalami keterlambatan
yang ditandai dengan nilai SPI kurang dari 1dan juga nilai ECD yang lebih besar
dari waktu rencana penyelesaian proyek.
4.4.5 Analisis Kinerja Waktu Akumulatif Bulan November
Tabel 4.6 Kinerja Waktu Akumulatif Bulan September-Oktober-November
Bulan September-Oktober-November
BCWS 1.770.297.477.144 26.691.863.393.739 40.580.446.497.154
BCWP 1.608.952.368.717 23.921.481.596.895 36.205.681.950.914
SV -161.345.108.428 -2.770.381.796.844 -4.374.764.546.240
SPI 0,909 0,896 0,892
sisa waktu(minggu) 26 22 22
ECD 44,607 44,548 44,054
Hasil kinerja waktu pelaksanaan proyek dari September, Oktober,
November terlihat tidak begitu fluktuatif, cenderung stabil. Hal ini terlihat dari nilai
46
SPI dan ECD yang selisihnya tidak begitu besar, namun masih dalam kondisi
terlambat.
Nilai indikator SPI kurang dari satu artinya kinerja kegiatan dari segi
kesesuaian pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Terlambatnya salah satu pekerjaan dapat menyebabkan pekerjaan lainnya menjadi
terlambat kegiatan tersebut adalah critical task artinya kegiatan yang harus
dikerjakan terlebih dahulu agar kegiatan lainnya dapat berjalan. Berikut ini akan
ditampilkan penyebab dari nilai SPI yang kurang dari 1.
4.4.6 Kinerja Waktu Secara Umum
Berdasarkan data komulatif dari BCWS, ACWP dan BCWP didapatkan
nilai schedule variance (SV) dengan rumus BCWS − BCWP dan dengan
perbadinagn BCWP dan BCWS didapatkan Schedule Performance Index (SPI) lalu
didapatkan grafik perbandingan ECD dengan waktu penyelesaian rencana proyek
dalam satuan hari.
Tabel 4.7 Perbandingan BCWS, BCWP, SV , SPI, dan ECD
Bulan BCWS BCWP SV SPI ECD
Juni 20.266.757.857 19.860.296.385 -406.461.472 0,980 42,798
Juli 262.417.928.511 374.011.347.705 111.593.419.194 1,203 36,101
Agustus 1.057.291.552.760 898.636.157.402 -158.655.395.358 0,850 47,297
September 1.770.297.477.144 1.608.952.368.717 -161.345.108.428 0,909 44,607
Oktober 2.669.186.339.374 2.392.148.159.689 -277.038.179.684 0,896 44,548
November 4.058.044.649.715 3.620.568.195.091 -437.476.454.624 0,892 44,054
47
Gambar 4. 2 Grafik SPI dan SV Komulatif Tiap Bulan
sumber: Hasil olahan penulis, 2017
Dari komulatif SPI dan SV, didapatkan bahwa dari manajemen waktu mulai
dari bulan Juni hingga November. Progres dari awal mulai sudah mengalami
keterlambatan pada bulan juni namun progres kinerja proyek terus meningkat
hingga hasilnya positif bulan Juli, namun pada bulan selanjutnya kinerja proyek
terus mengalami keterlambatan. Hanya sedikit terjadi peningkatan kinerja yaitu
0,980
1,203
0,8500,909 0,896 0,892
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
Juni Juli Agustus September Oktober November
SPI
SPI
-500.000.000.000
-400.000.000.000
-300.000.000.000
-200.000.000.000
-100.000.000.000
0
100.000.000.000
200.000.000.000
Juni Juli Agustus September Oktober November
SV
48
pada bulan September, kemudian progresnya cenederung stabil, namun hingga
bulan november masih terlambat ditandai dengan nilai SPI 0,892.
Gambar 4. 3 Grafik ECD Terhadap Rencana Waktu Penyelesaian Proyek
sumber: Hasil olahan peneliti, 2017
Dari grafik ECD ini, dapat memperlihatkan kondisi taip bulan terjadi
keterlambatan, hanya pada bulan Juli saja progres kinerja proyek mengalami
kemajuan. Secara garis besar proyek terlambat.
Tabel 4. 1 Penyebab Dari Nilai SPI yang Kurang Dari 1 Berdasarkan Keterangan Pihak
Kontraktor
Pekerjaan Penyebab
- Pekerjaan persiapan (pada bulan
Juni)
- Kurangnya produktifitas dari para
pekerja, karena kurangnya
pengawasan
- Pekerjaan pondasi (pada bulan
Agustus)
- musim hujan menyebabkan
menggenangi lokasi
42,798
36,101
47,29744,607 44,548 44,054
42 42 42 42 42 42
Juni Juli Agustus September Oktober November
Grafik ECD Terhadap Waktu Rencana Penyelesaian
ECD waktu rencana
49
Pekerjaan Penyebab
- perlunya melakukan pekerjaan
dewatering
- pekerjaan basement (pada bulan
Agustus)
- lokasi proyek terendam air
sehingga dilakukan dewatering
- terlambatnya pengadaan material
baja
- pekerjaan struktur lantai 6 dan
lantai atap (pada bulan November)
- karena pekerjaan sebelumnya
terlambat sehingga pengaruhnya
ke pekejaan selanjutnya
4.6 Probabilitas Waktu Percepatan Pembangunan Proyek Gedung
Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
Durasi penyelesaian proyek pembangunan gedung kantor Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban yaitu 44,054 minggu. Hasil tersebut diakibatkan
karena kinerja pekerjaan proyek tidak sesuai dengan jadwal yang diharapkan.
Metode network planning merupakan salah satu teknik yang dapat
dugunakan untuk membantu penjadwalan dan pengendalian proyek.
Tabel 4. 2 Hubungan Logis Uraian Pekrjaan Proyek Gedung Kantor Lemaga Saksi dan
Korban
URAIAN PEKERJAAN
DURASI
(MINGGU
)
KODE
PEKERJA
AN
SEBELUM
PEKERJAAN
SESUDAH
PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan Umum 42,00
BANGUNAN UTAMA
A PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Persiapan Pemancangan 4,00 A1 A3, A2
2 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang. 6,00 A2 A1 A4.1
3 Pekerjaan Tanah
50
URAIAN PEKERJAAN
DURASI
(MINGGU
)
KODE
PEKERJA
AN
SEBELUM
PEKERJAAN
SESUDAH
Galian Tanah 5,00 A3 A1 F6
4 Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Struktur Lantai Basement (EL -
3.250 )
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 1 2,00 A4.1 A2 A4.2, B1.1
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 2 2,00 A4.2 A4.1 B1.2, A4.3, B2.1
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 3 1,00 A4.3 A4.2
E7, E1, B2.2,
B1.3, B3.1, E2, E4
B PEKERJAAN STRUKTUR ATAS ( UPPER
STRUCTURE )
( BANGUNAN PENUNJANG )
1 Pekerjaan Struktur Lantai 1 ( EL. ± 0.000 ) 4,00
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 1 B1.1 A4.1 B1.2, A4.3, B2.1
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 2 B1.2 A4.2 E7, E1, B2.2,
B1.3, B3.1, E2,
E4
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 3 B1.3 A4.3 B3.2, B2.3, B4.1,
C1
2 Pekerjaan Struktur Lantai 2 (EL + 5.000 ) 4,00
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 1 B2.1 B1.1
E7, E1, B2.2,
B1.3, B3.1, E2, E4
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 2 B2.2 B1.2 B3.2, B2.3, B4.1,
C1
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 3 B2.3 B1.3 B4.2, B3.3, B5.1,
C2
3 Pekerjaan Struktur Lantai 3 (EL + 9.000) 4,00
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 1 B3.1 B2.1 B3.2, B2.3, B4.1,
C1
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 2 B3.2 B2.2 B4.2, B3.3, B5.1,
C2
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 3 B3.3 B2.3 D, B5.2, B4.3,
B6.2, C3
4 Pekerjaan Struktur Lantai 4 (EL +13.000 ) 4,00
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 1 B4.1 B3.1 B4.2, B3.3, B5.1,
C2
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 2 B4.2 B3.2 D, B5.2, B4.3,
B6.2, C3
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 3 B4.3 B3.3 B6.2, B5.3, C4
5 Pekerjaan Struktur Lantai 5 (EL +17.000 ) 4,00
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 1 B5.1 B4.1 D, B5.2, B4.3,
B6.2, C3
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 2 B5.2 B4.2 B6.2, B5.3, C4
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 3 B5.3 B4.3 E6, E5, B6.3, B9
6 Pekerjaan Struktur Lantai 6 (EL + 21000 ) 4,00
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 1 B6.1 B5.1 B6.2, B5.3, C4
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 2 B6.2 B5.2 E6, E5, B6.3, B9
Pekerjaan Struktur L.6 Zona 3 B6.3 B5.3 B7
7 Pekerjaan Struktur Lantai Ruang Mesin ( EL. + 25.000 )
1,00 B7 B6.3 E11, E12, B8, E9, E10, C6
8 Pekerjaan Struktur Lantai Atap ( EL. 29.500
s/d 31.500 ) 3,00 B8 B9, B7 C8, C9, E13, C7
9 Pekerjaan Struktur Atap Baja ( EL. 25.000) 2,00 B9 B6.1, B6.2 E11, E12, B8, E9, E10, C6
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pekerjaan Finishing Lantai Basement ( EL. - 3.250 )
6,00 C1 B1.3 -
51
URAIAN PEKERJAAN
DURASI
(MINGGU
)
KODE
PEKERJA
AN
SEBELUM
PEKERJAAN
SESUDAH
2 Pekerjaan Finishing Lantai 1 ( EL. ± 0.000 ) 8,00 C2 B2.3 -
3 Pekerjaan Finishing Lantai 2 ( EL. + 5.000 ) 8,00 C3 B3.3 -
4 Pekerjaan Finishing Lantai 3 ( EL. + 9.000 ) 8,00 C4 B4.3 -
5 Pekerjaan Finishing Lantai 4 ( EL. + 13.000
) 8,00 C5 B5.3 -
6 Pekerjaan Finishing Lantai 5 ( EL. + 17.000
) 8,00 C6 B6.3 -
7 Pekerjaan Finishing Lantai 6 ( EL. + 21.000
) 6,00 C7 B8 -
8 Pekerjaan Finishing Lantai Ruang Mesin (
EL. + 25.000 ) 3,00 C8 B8 -
9 Pekerjaan Finishing Lantai Atap ( EL. + 29.500 + 31.500 )
5,00 C9 B8 -
D PEKERJAAN FAÇADE / KULIT LUAR 22,00
1 Pekerjaan Aluminium Composit Panel &
Curtain Wall D B3.3 -
E PEKERJAAN MEKANIKAL &
ELEKTRIKAL
1 Pekerjaan Air Conditional dan Ventilasi
Mekanik. 26,00 E1 A4.3 -
2 Pekerjaan Plumbing ( Air Bersih, Buangan
dan Air Kotor) 26,00 E2 A4.3 -
PEKERJAAN DEEP WELL
3 Pekerjaan Fire Fighting ( HYDRANT DAN SPRINKLER )
26,00 E4 A4.3 -
4 Pekerjaan Lift Passenger & Service 15,00 E5 B5.3 -
5 Pekerjaan Gondola 15,00 E6 B5.3 -
6 Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir 26,00 E7 A4.3 -
PEKERJAAN STAND BY DIESEL
GENSET
7 Pekerjaan Pengindera Api (FIRE ALARM) 26,00 E8 A4.3 -
8 Pekerjaan Sistem Tata Suara 11,00 E9 B7 -
9 Pekerjaan Instalasi Data 11,00 E10 B7 -
10
Pekerjaan Telepon 11,00 E11 B7 -
1
1 Pekerjaan CCTV 11,00 E12 B7 -
12
Pekerjaan Sistem Acces Control 8,00 E13 B8 -
PEKERJAAN BUILDING MANAGEMENT
SYSTEM (BMS)
PEKERJAAN INFRA STRUKTUR
1 Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Parkir 15,00 F1 F6 -
2 Pekerjaan Saluran 10,00 F2 F6 -
3 Pekerjaan Sumur Resapan 3,00 F3 F5 F4
4 Pekerjaan RAMP 4,00 F4 F3 -
5 Pekerjaan Ruang Kontrol Pompa penguras 6,00 F5 F6 F3
6 Pekerjaan Kolam Penampung. 5,00 F6 A3 F2, F5, F1
52
Gambar 4. 4 Diagram Jaringan Kerja Proyek Gedung Kantor Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban
sumber: Hasil olahan penulis, 2017
53
Pada gambar 4.4 diagram jaringan kerja proyek pembangunan gedung
kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban memperlihatkan beberapa hal,
yaitu:
a. Durasi penyelesaian proyek pembanguan gedung kantor Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban selama 44 minggu.
b. Diawal pelaksanaan proyek terdapat beberapa kegiatan kritis, sehingga
apabila terjadi ketidak sesuaian kinerja pada kegiatan kritis ini
mengakibatkan keterlambatan terhadap proyek pembangunan.
c. Terdapat banyak lintasan dummy, ini memperlihatkan terdapat banyak
pula hubungan ketergantungan yang ada antar kegiatan dalam proyek
pembangunan.
Tabel 4. 3 Analisis Lintasan Kritis
URAIAN PEKERJAAN
D
U
R
AS
I
KO
DE NODE Es Ls Ef
L
f
Tota
l
Floa
t
Free
Float
Ketera
ngan
BANGUNAN UTAMA
A PEKERJAAN STRUKTUR
1
Pekerjaan Persiapan
Pemancangan 4 A1 1 - 2 0 0 4 4 0
0 Kritis
2
Pekerjaan Pondasi Tiang
Pancang. 6 A2 2 - 3 4 4 10 10 0
0 Kritis
3 Pekerjaan Tanah
Galian Tanah 5 A3 9 -
2
4 4 4 9 24 15
0
non
Kritis
4 Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Struktur Lantai Basement (EL - 3.250 )
Pekerjaan Struktur Lantai
Basement Zona 1 2 A4.1 3 - 4 10 10 12 12 0
0 Kritis
Pekerjaan Struktur Lantai Basement Zona 2 2 A4.2 4 - 6
12 12 14 14 0 0 Kritis
Pekerjaan Struktur Lantai
Basement Zona 3 1 A4.3 6 - 9 14 14 15 15 0
0 Kritis
B
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS ( UPPER STRUCTURE
)
1
Pekerjaan Struktur Lantai 1
( EL. ± 0.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.1
Zona 1 1 B1.1 4 - 5 12 12 13 14 1 0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.1
Zona 2 1 B1.2 6 - 7 14 14 15 15 0
0 Kritis
Pekerjaan Struktur L.1 Zona 3 2 B1.3 9 -
12
15 15 17 17 0 0 Kritis
54
URAIAN PEKERJAAN
D
U
R
AS
I
KO
DE NODE Es Ls Ef
L
f
Tota
l
Floa
t
Free
Float
Ketera
ngan
2
Pekerjaan Struktur Lantai 2
(EL + 5.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 1 1 B2.1 6 - 8
14 14 15 15 0 0 Kritis
Pekerjaan Struktur L.2
Zona 2 1 B2.2 9 -
1
0 15 15 16 17 1
0
Pekerjaan Struktur L.2 Zona 3 2 B2.3
12 -
15
17 17 19 19 0 0 Kritis
3
Pekerjaan Struktur Lantai 3
(EL + 9.000) 4
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 1 1 B3.1 9 -
11
15 15 16 17 1 0
non Kritis
Pekerjaan Struktur L.3
Zona 2 1 B3.2
1
2 -
1
3 17 17 18 19 1
0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.3 Zona 3 2 B3.3
15 -
18
19 19 21 21 0 0 Kritis
4
Pekerjaan Struktur Lantai 4
(EL +13.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 1 1 B4.1
12 -
14
17 17 18 19 1 0
non Kritis
Pekerjaan Struktur L.4
Zona 2 1 B4.2
1
5 -
1
6 19 19 20 21 1
0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.4 Zona 3 2 B4.3
18 -
21
21 21 23 27 4 0
non Kritis
5
Pekerjaan Struktur Lantai 5
(EL +17.000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 1 1 B5.1
15 -
17
19 19 20 21 1 0
non Kritis
Pekerjaan Struktur L.5
Zona 2 1 B5.2
1
8 -
1
9 21 21 22 27 5
0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.5 Zona 3 2 B5.3
21 -
23
23 27 25 29 4 0
non Kritis
6
Pekerjaan Struktur Lantai 6
(EL + 21000 ) 4
Pekerjaan Struktur L.6
Zona 1 1 B6.1
1
8 -
2
0 21 21 22 27 5
0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.6
Zona 2 1 B6.2
2
1 -
2
2 23 27 24 29 5
0
non
Kritis
Pekerjaan Struktur L.6
Zona 3 2 B6.3
2
3 -
2
4 25 29 27 31 4
0
non
Kritis
7
Pekerjaan Struktur Lantai
Ruang Mesin ( EL. + 25.000 ) 1 B7
24 -
25
27 31 29 33 4 1
non Kritis
8
Pekerjaan Struktur Lantai
Atap ( EL. 29.500 s/d 31.500 ) 3 B8
25 -
26
29 33 32 36 4 0
non Kritis
9
Pekerjaan Struktur Atap
Baja ( EL. 25.000) 2 B9
2
3 -
2
5 25 29 29 33 4
2
non
Kritis
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Pekerjaan Finishing Lantai Basement ( EL. - 3.250 ) 6 C1
12 -
43
17 17 44 44 0 21
non Kritis
2
Pekerjaan Finishing Lantai
1 ( EL. ± 0.000 ) 8 C2
1
5 -
4
3 19 19 44 44 0
17
non
Kritis
3 Pekerjaan Finishing Lantai 2 ( EL. + 5.000 ) 8 C3
18 -
43
21 21 44 44 0 15
non Kritis
4
Pekerjaan Finishing Lantai
3 ( EL. + 9.000 ) 8 C4
2
1 -
4
3 23 27 44 44 0
13
non
Kritis
5 Pekerjaan Finishing Lantai 4 ( EL. + 13.000 ) 8 C5
23 -
43
25 29 44 44 0 11
non Kritis
6
Pekerjaan Finishing Lantai
5 ( EL. + 17.000 ) 8 C6
2
5 -
4
3 29 33 44 44 0
7
non
Kritis
7 Pekerjaan Finishing Lantai 6 ( EL. + 21.000 ) 6 C7
26 -
43
31 36 44 44 0 7
non Kritis
55
URAIAN PEKERJAAN
D
U
R
AS
I
KO
DE NODE Es Ls Ef
L
f
Tota
l
Floa
t
Free
Float
Ketera
ngan
8
Pekerjaan Finishing Lantai
Ruang Mesin ( EL. +
25.000 ) 3 C8
2
6 -
4
3
31 36 44 44 0
10
non
Kritis
9
Pekerjaan Finishing Lantai
Atap ( EL. + 29.500 +
31.500 ) 5 C9
2
6 -
4
3
31 36 44 44 0
8
non
Kritis
D PEKERJAAN FAÇADE / KULIT LUAR 23
1
Pekerjaan Aluminium
Composit Panel & Curtain Wall D
18 -
35
21 21 44 44 0 0 Kritis
E
PEKERJAAN
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
1
Pekerjaan Air Conditional
dan Ventilasi Mekanik. 26 E1 9 -
4
3 15 15 44 44 0
3
non
Kritis
2
Pekerjaan Plumbing ( Air Bersih, Buangan dan Air
Kotor) 26 E2 9 -
3
7
15 15 41 44 3
0
non
Kritis
PEKERJAAN DEEP
WELL
3
Pekerjaan Fire Fighting (
HYDRANT DAN
SPRINKLER ) 26 E4 9 -
3
8
15 15 41 44 3
0
non
Kritis
4 Pekerjaan Lift Passenger & Service 15 E5
23 -
43
25 29 44 44 0 4
non Kritis
5 Pekerjaan Gondola 15 E6
2
3 -
3
4 25 29 40 44 4
0
non
Kritis
6 Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir 26 E7 9 -
36
15 15 41 44 3 0
non Kritis
PEKERJAAN STAND BY
DIESEL GENSET
7
Pekerjaan Pengindera Api
(FIRE ALARM) 26 E8 9 -
3
6 15 15 41 44 3
0
non
Kritis
8
Pekerjaan Sistem Tata
Suara 11 E9
2
5 -
3
0 29 33 40 44 4
0
non
Kritis
9 Pekerjaan Instalasi Data 11 E10
2
5 -
3
1 29 33 40 44 4
0
non
Kritis
1
0 Pekerjaan Telepon 11 E11
2
5 -
3
2 29 33 40 44 4
0
non
Kritis
1
1 Pekerjaan CCTV 11 E12
2
5 -
2
8 29 33 40 44 4
0
non
Kritis
1
2
Pekerjaan Sistem Acces
Control 8 E13
2
6 -
2
7 31 36 40 44 4
1
non
Kritis
PEKERJAAN BUILDING
MANAGEMENT
SYSTEM (BMS)
F PEKERJAAN INFRA STRUKTUR
1
Pekerjaan Jalan
Lingkungan dan Parkir 15 F1
4
0 -
4
3 14 29 44 44 0
15
non
Kritis
2 Pekerjaan Saluran 10 F2
4
0 -
4
2 14 29 24 44 20
0
non
Kritis
3 Pekerjaan Sumur Resapan 3 F3
4
1 -
4
2 20 41 24 44 20
1
non
Kritis
4 Pekerjaan RAMP 4 F4 42 -
43
24 44 44 44 0 16
non Kritis
5
Pekerjaan Ruang Kontrol
Pompa penguras 6 F5
4
0 -
4
1 14 29 20 41 21
0
non
Kritis
6
Pekerjaan Kolam
Penampung. 5 F6
3
9 -
4
0 9 24 14 29 15
0
non
Kritis
56
Dari tabel 4.10 analisis lintasan kritis terdapat beberapa kegiatan kritis yang
mempengaruhi durasi penyelesaian proyek.
Pekerjaan yang dilalui lintasan kritis yaitu, perkerjaan persiapan
pemancangan , pekerjaan pondasi tiang pancang, pekerjaan basement, pekerjaan
struktur lantai 1, pekerjaan struktur lantai 2, pekerjaan struktur lantai 3, pekerjaan
kulit luar. Apabila dari kegaiatan-kegiatan tersebut terjadi ketidak sesuaian dengan
jadwal maka akan terjadi penambahan waktu durasi penyelesaian proyek.
Prediksi durasi penyelesaian pembangunan gedung pada bulan november
44,054 minggu. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kemungkinan proyek
dapat diselesaikan dengan durasi 42 minggu akan dilanjutkan dengan metode
PERT.
Estimasi durasi optimis dan pesimis setiap uraian pekerjaan ini berdasarkan
hasil observasi pihak ahli.
Ahli pertama
Nama : Didik Prasetyo
Jabatan : Project Manager PT. Intraco Lestari
Pengalaman dibidang konstruksi : 15 tahun
Ahli kedua
Nama : Faisal Fairuz
Jabatan : Project Manager PT. Totalindo Eka Persada
Pengalaman dibidang konstruksi : 15 tahun
Ahli ketiga
Nama : Fahrudin Kurniawan
Jabatan : Project Manager PT. Lentera Permai Oetama
57
Pengalaman dibidang konstruksi : 15 tahun
Pengisisan tabel probabilitas waktu yang diharapkan pada pelaksanaan
proyek pembangunan gedung kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
dilakukan langsung melalui wawancara dengan responden yang disertai tabel
kegiatan, berikut hasil tabel probabilitas waktu.
Tabel 4. 4 Probabilitas Waktu yang Diharapkan Pada pelaksanaan Proyek Pembangunan
Gedung Kantor LPSK
URAIAN PEKERJAAN
DURASI (minggu) TE VARIANS
realistis (m)
optimis (a)
pesimis (b)
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS ( UPPER STRUCTURE )
Pekerjaan Struktur Lantai Ruang Mesin ( EL.
+ 25.000 ) 1 0,83 2,33 1,1944 0,0625
Pekerjaan Struktur Lantai Atap ( EL. 29.500 s/d 31.500 ) 3 2,33 4,00 3,0556 0,0772
Pekerjaan Struktur Atap Baja ( EL. 25.000) 2 1,33 3,00 2,0556 0,0772
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Finishing Lantai 1 ( EL. ± 0.000 ) 8 6,67 9,00 7,9444 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai 2 ( EL. + 5.000 ) 8 6,67 9,00 7,9444 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai 3 ( EL. + 9.000 ) 8 6,67 9,00 7,9444 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai 4 ( EL. + 13.000 ) 8 6,67 9,00 7,9444 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai 5 ( EL. + 17.000 ) 8 6,67 9,00 7,9444 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai 6 ( EL. + 21.000 ) 6 5,00 7,00 6,0000 0,1111
Pekerjaan Finishing Lantai Ruang Mesin ( EL. + 25.000 ) 3 2,00 4,33 3,0556 0,1512
Pekerjaan Finishing Lantai Atap ( EL. +
29.500 + 31.500 ) 5 4,00 6,33 5,0556 0,1512
PEKERJAAN FAÇADE / KULIT LUAR 23 21,33 24,33 22,9444 0,2500
Pekerjaan Aluminium Composit Panel & Curtain Wall
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pekerjaan Air Conditional dan Ventilasi
Mekanik. 26 24,67 27,00 25,9444 0,1512
Pekerjaan Plumbing ( Air Bersih, Buangan
dan Air Kotor) 26 24,67 27,00 25,9444 0,1512
PEKERJAAN DEEP WELL
Pekerjaan Fire Fighting ( HYDRANT DAN SPRINKLER ) 26 24,33 27,00 25,8889 0,1975
Pekerjaan Lift Passenger & Service 15 14,00 16,00 15,0000 0,1111
Pekerjaan Gondola 15 14,00 16,00 15,0000 0,1111
Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir 26 24,33 27,00 25,8889 0,1975
PEKERJAAN STAND BY DIESEL GENSET
Pekerjaan Pengindera Api (FIRE ALARM) 26 24,33 27,00 25,8889 0,1975
Pekerjaan Sistem Tata Suara 11 10,00 12,00 11,0000 0,1111
58
URAIAN PEKERJAAN
DURASI (minggu) TE VARIANS
realistis
(m)
optimis
(a)
pesimis
(b)
Pekerjaan Instalasi Data 11 10,00 12,00 11,0000 0,1111
Pekerjaan Telepon 11 10,00 12,00 11,0000 0,1111
Pekerjaan CCTV 11 10,00 12,00 11,0000 0,1111
Pekerjaan Sistem Acces Control 8 7,00 9,00 8,0000 0,1111
PEKERJAAN BUILDING MANAGEMENT
SYSTEM (BMS)
PEKERJAAN INFRA STRUKTUR
Pekerjaan Jalan Lingkungan dan Parkir 15 13,33 16,00 14,8889 0,1975
Pekerjaan Saluran 10 8,33 11,00 9,8889 0,1975
Pekerjaan Sumur Resapan 3 2,33 3,33 2,9444 0,0278
Pekerjaan RAMP 4 3,00 5,33 4,0556 0,1512
Pekerjaan Ruang Kontrol Pompa penguras 6 4,67 7,00 5,9444 0,1512
JUMLAH 4,0347
Hasil probabilitas waktu pelaksanaan proyek pembangunan gedung
berdasarkan tabel diatas.
Jumlah Varians kegiatan yang berpengaruh terhadap durasi penyelesaian
= 4,0347
Standar deviasi (S) = √Varians Proyek = √4,0347 = 2,01
Nilai deviasi normal (Z)=batas waktu−waktu penyelesaian diharapkan
S
=(44−42)
2,01= 0,99
59
Kemudian merujuk pada tabel normal komulatif Z
Didapat peluang sebesar 0,8389 artinya ada peluang sebesar 83,89%.
Metode PERT memberi hasil yang bersifat probabilistik, karena didalam proses
perhitungannya memasukkan faktor resiko, sehingga input data PERT memakai
rentang durasi antara optimis dan peseimis untuk penyelesaian tiap pekerjaan.
Adanya rentang durasi ini memungkinkan estimator durasi proyek memiliki
bayangan akan seberapa berhasil prediksinya terhadap durasi penyelesaian yang ia
inginkan cukup dengan melihat nilai probabilitas yang dihasilkan dengan metode
PERT.
Dari hasil metode PERT didapat peluang 83,89% untuk menyelesaikan
proyek pembangunan gedung kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
dalam kurun waktu 42 minggu yang tadinya diprediksi terselesaikan dalam waktu
44,054 minggu.
Dalam realitanya memang kondisi optimum yang diharapkan jauh dari
kemungkinan kemunculan yang tinggi, sehingga para pelaksana proyek harus
cerdik menyiasati penjadwalan proyek disertai dengan perencanaan yang matang
60
dan pengawasan yang ketat, terutama terhadap pekerjaan yang dilalui lintasan
kritis. Pada studi kasus proyek pembangunan gedung kantor Lembaga Perlindunagn
Saksi dan Korban kegiatan-kegiatan kritis yang dilalui yaitu perkerjaan persiapan
pemancangan , pekerjaan pondasi tiang pancang, pekerjaan basement, pekerjaan
struktur lantai 1, pekerjaan struktur lantai 2, pekerjaan struktur lantai 3, pekerjaan
kulit luar.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Evaluasi pengendalian kinerja waktu pada proyek pembengunan gedung
kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Dari hasil perhitungan menggunakan metode earned value Prediksi Waktu
Penyelesaian Akhir Proyek/Estimated Completion Date (ECD) didapat pada akhir
bulan November yaitu 44,054 minggu. Nilai ECD tersebut merupakan indikator
keterlambatan kinerja proyek pembangunan gedung sebesar 2,054 minggu terhadap
waktu rencana penyelesaian proyek yaitu 42 minggu.
- Probabilitas waktu penyelesaian proyek pembanguanan gedung kantor
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban selama 42 minggu dengan metode PERT
yaitu 83,89%. Dengan mempecepat kegiatan pekerjaan struktur lantai ruang mesin,
pekerjaan struktur lantai atap, pekerjaan struktur atap baja, pekerjaan aluminium
composit panel.
5.2 Saran
Bagi yang ingin mengembangkan penelitian ini hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut:
• Mendapatkan data-data menegenai biaya aktaul proyek per bulannya. Hal ini
dimaksudkan untuk menghitung biaya akhir penyelesaian pembangunan gedung
• Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan mencari otimalisasi waktu dan
biaya proyek dengan menggunakan metode fast track atau crash program.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ariantini. (2005). Anlisa Probabilitas Keberhasilan Tercapainya Durasi dan Biaya
Rencana Proyek Perumahan Dengan Program Pert Master. Depok:
Universitas Indonesia.
Dipohusodo, I. (1996). Manajamen Proyek. Yogyakarta: Kanisius.
Ervianto, W. I. (2004). Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
Andi.
Ervianto, Wulfram I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.
H. Kerzner, a. H. (1986). Project Management Operating Guidelines. New York:
Van Nostrand Reinhold.
Hamdan Dimyati, K. N. (2014). Manajemen Proyek. Bandung: Pustaka Setia.
Herjanto, E. (2003). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo.
Husen, A. (2009). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi.
Kusnanto. (2010). Penjadwalan Proyek Konstruksi Dengan Metode Pert.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Latief, Y. (2001). Perencanaan dan Penjadwalan Konstruksi. Jakarta: Jurusan Sipil
FTUI.
Lenggogeni, I. W. (2013). Manajemen Konstruksi. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Levin, R. I., & Kirkpatrick, C. A. (1977). Perencanaan dan Pengendalian dengan
PERT dan CPM. Balai Aksara .
Nurhadiyati, W. (2010). Pengendalian Change Order Terhadap Kinerja Waktu
Pada Konstruksi Proyek Bangunan Bertingkat Tinggi. Depok: Universitas
Indonesia.
63
Praboyo, B. (1999). Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi dan
Peringkat Dari Penyebab-Penyebabnya. Teknik Sipil, 10.
Siwanto. (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga.
111
112
113
114
115
116
117
118
119
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Al Dabbirul Kahfi, lahir di Jakarta pada
tanggal 21 Mei 1994. Penulis merupakan anak kedua dari
pasangan Ach. Syahid dan Neneng Susanti. Penulis memulai
pendidikan formalnya di SD Negeri 33 Kalumbuk, Padang
pada tahun 2000-2006. Setelah itu penulis melanjutkan
pendidikannya di SMP Negeri 8 Padang pada tahun 2006-2009, kemudian penulis
melanjutkan sekolah pada tahun 2009 di MAN 15 Jakarta dan lulus di tahun 2012.
Sejak tahun 2012 penulis tercatat sebagai mahasiswi S-1 Jurusan Teknik Sipil.
Berbagai organisasi pernah penulis ikuti saat MAN. Mulai dari menjadi anggota
OSN(Olimpiade Sains Nasional), OSM(Olimpiade Sains Madrasah) dan Futsal
pada tahun 2011-2012. Penulis pernah melalukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
PT. ARKONIN, melaksanakan Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) di SMK
Negeri 52 Jakarta sebagai guru mata pelajaran Teknik Furnitur, juga melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata di Desa Kaliangsana, Kab.Subang, Jawa Barat.