kajian ayat surat al-an’am 155

Upload: ratna-sari

Post on 20-Jul-2015

798 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KAJIAN AYAT SURAT AL-ANAM : 155 Artinya: Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (QS. AlAnam: 155) A. TAFSIR Pada ayat ini Allah menerangkan lagi sifat-sifat dan kedudukan Alquran yang lebih luas jangkauannya dalam segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia dan jin untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang dibutuhkan oleh umat Bani Israel untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayat ini menjelaskan bahwa bukan hanya kitab suci itu yang diturunkan Allah, tetapi masih ada yang lain yang lebih mulia dan agung dari kitab Taurat dan kitab-kitab suci lainnya. Kitab tersebut adalah Al-Quran al-Karim yang ditunjukan oleh ayat di atas dengan kata ( ini). ( Tafsir Al-Mishbah halaman 355-356) Penggunaan kata itu untuk mengisyaratkan betapa dekat tuntunannya kepada jiwa wanusia yang memelihara fitrah kesuciannya. Al-Quran ini yang dibacakan kepada kamu ayat-ayatnya dalam kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, sangat banyak berkatnya untuk dunia dan akhirat, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkauannya dari Kitab Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuknya dengan memenuhi semua perintah dan larangan yang ada di dalamnya agar kamu diberi rahmat sebab dengan turunnya Alquran ini sebagai kitab suci yang paling lengkap dan terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan ini adalah sebuah kitab yang telah Kami turunkan dia, yang diberkati. (pangkal ayat 155). Sesudah Taurat yang diturunkan kepada Musa dan dengan pokok Wasiat dan Tafsilnya itu, sekarang menyusul pulalah kitab yang lain, yaitu Al-Quran, berisi Wasiat pula dan menaruh Tafsil dan petunjuk serta

Rahmat pula. Dia diberi berkat, yaitu membawa bahagia bagi manusia yang suka berbuat kewajiban di dalam hidup ini. Berkat, artinya ialah mengandung kesubutan kemakmuran dan bertambah-tambah. Maka ikutilah olehmu akan dia dan bertakwalah. Mudah-mudahan kamu diberi rahmat. (ujung ayat 155). Kitab inipun sekarang menjadi tuntunan dan petunjuk bagi kamu. Asal isinya kamu ikuti dan kamu bertakwa pula, yaitu kamu pelihara hubunganmu dengan Allah sebaikbaiknya, dan tidak isi kitab itu kamu sia-siakan melainkan kamu amalkan, niscaya Allah akan tetap menurunkan rahmatNya kepada Kamu. (Tafsir Al-Azhar (Juz 8) halaman 192) Kitab suci ini diturunkan untuk mematahkan alasan orang Arab, sehingga mereka tidak dapat berkata Bahwa kepada kami tidak diturunkan Kitab Suci seperti yang diturunkan kepada kepada orang Yahudi dan Nasrani. Seandainya kami mendapatkan Kitab Suci seperti yang diturunkan kepada mereka, niscaya kami akan menjadi orang yang lebih memiliki petunjuk dibandingkan mereka. Ketia Kitab suci ini diturunkan kepada mereka dan mematahkan argumen mereka itu, maka orang-orang yang mendustakan akan mendapat siksa pedih. Terdapat hadits shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: Orang yang terbaik di antara kalian, yaitu orang yang mempelajari dan mengajarkan al Qur`an. Dalam khutbahnya di hadapan para pemimpin syuhada pada hari 'Arafah saat haji Wada`, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Aku tinggalkan sesuatu di tengah-tengah kalian; kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitab Allah. Dalam ayat-ayat di atas, Allah Ta'ala menjelaskan tujuan diturunkannya al Qur`an. Yaitu supaya para hamba merenungi, mempelajari, mengikutinya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menempuh faktor-faktor kebahagiaan, kemuliaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan petunjuk agar para hamba mempelajari dan mengajarkan al Qur`an. Rasulullah menjelaskan, orang terbaik ialah Ahlul

Qur`an. Maksudnya, orang yang mempelajari dan mengajarkan al Qur`an kepada orang lain untuk diamalkan, diikuti, berhukum dengannya, dan tidak melanggar batasan-batasannya.

B. Pengertian Al-Qur'an Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt, Tuhan alam semesta, kepada Rasul dan NabiNya yang terakhir, Muhammad Saw melalui malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Al-Qur'an berarti bacaan, nama-nama lain dari kitab suci ini adalah AlFurqaan (Pembeda), Adz Dzikir (Pengingat) dan lain-lain, tetapi yang paling terkenal adalah Al-Qur'an. Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur'an bagaikan miniatur alam raya yang memuat segala disiplin ilmu, Al-Qur'an merupakan karya Allah Swt yang Agung dan Bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapai tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin canggih (sophisticated). Kata pertama dalam wahyu pertama (The First Revelation) bahkan menyuruh manusia membaca dan menalari ilmu pengetahuan yaitu Iqra'. Adalah merupakan hal yang sangat mengagumkan bagi para sarjana dan ilmuwan yang bertahun-tahun melaksanakan penelitian di laboratorium mereka, menemukan keserasian ilmu pengetahuan hasil penyelidikan mereka dengan pernyataan pernyataan Al-Qur'an dalam ayat-ayatnya. Setiap ilmuwan yang melakukan penemuan pembuktian ilmiah tentang hubungan Al -Qur'an dengan ilmu pengetahuan akan menyuburkan perasaan yang melahirkan keimanan kepada Allah Swt, dorongan untuk tunduk dan patuh kepada Kehendak-Nya dan pengakuan terhadap Kemaha Kuasaan-Nya. Tidak pada tempatnya lagi orang-orang memisahkan ilmu-ilmu

keduniawian yang dianggap sekuler, seperti ilmu-ilmu sosial dengan segala cabangnya, dengan ilmu -ilmu Al-Qur'an. Para ilmuwan dapat sekuler, tetapi ilmu tidak sekuler.

Bila penyelidikan tentang alam raya ini adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta Alam Raya ini tidak ilmiah. Bila percampuran dan persenyawaan unsurunsur adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta setiap unsur itu tidak ilmiah. Begitu pula pembicaraan hal-hal kenegaraan adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta perbedaan watak individu yang menjadikan beraneka ragam ideologi tidak ilmiah. Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi bahasa kesatuan umat Islam sedunia. Peribadatan dilakukan dalam bahasa Arab sehingga menimbulkan persatuan yang dapat dilihat diwaktu 'shalat-shalat massal' dan ibadah haji. Selain daripada itu, bahasa Arab tidak berubah, sangat mudah diketahui bila Al -Qur'an hendak ditambah atau dikurangi, banyak orang yang buta huruf terhadap bahasa nasionalnya, tetapi mahir membaca Al-Qur'an bahkan sanggup menghafal Al -Qur'an keseluruhan. Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (Q.S. AlQalam: 52) Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.Al Maidah:48).

Al-Qur'an dalam bahasa Arab mempunyai gaya tarik dan keindahan yang deduktif. Didapatkan dalam gaya yang singkat dan cemerlang, bertenaga ekspresif, berenergi eksplosif dan bermakna kata demi kata. (Dr. John Maish MA, The Wisdom Of The Koran. Oxford 1937) C. Pengertian Ilmu Bila seseorang memiliki pengertian (understanding) atau sikap (attitude) tertentu, yang diperolehnya melalui pendidikan dan pengalaman sendiri, maka oleh banyak orang dianggap yang bersangkutan tahu atau berpengetahuan. Begitu juga bila seseorang memiliki ketrampilan atau ketangkasan (aptitude) yang diperolehnya melalui latihan dan praktek, maka kemampuan tersebut disebut kebiasaan atau keahlian. Namun keahlian atau kebiasaan ini, sekalipun karena keterbiasaan melakukan sesuatu, juga karena yang bersangkutan sebelumnya tahu itu adalah tahu mengerjakan (know to do), tahu bagaimana (know how) dan tahu mengapa (know why) sesuatu itu. Jadi sekalipun menurut Peter Drucker (The Effective Executive), kebiasaan yang berurat berakar yang tanpa dipikirkan (in thinking habit) telah menjadi kondisi tak sadar (reflex condition), tetap sebelumnya harus merupakan pengetahuan yang dipelajari dan dibiasakan. Tetapi E.J. Gladden dalam bukunya "The Essentials of Public Administration" menganggap ilmu sama dengan ketrampilan, hanya ketrampilan diperoleh melalui latihan dan belajar. Sekarang sebenarnya dimana letaknya ilmu ? Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya, setiap pengetahuan belum tentu ilmu.

Untuk itu ada syarat-syarat yang membedakan ilmu (Science) dengan pengetahuan (knowledge), yaitu sbb: Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, Administrasi dan Management Umum 1982, Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya, filosofinya dan teorinya yang khas.

Menurut Prof. Dr. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985, Ilmu juga harus memiliki obyek, metode, sistimatika dan mesti bersifat universal.

Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Filsafat Administrasi 1985 : Ilmu pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus yang melalui percobaan yang sistimatis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari.

Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, Metodologi Reserach 1 1969 : Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari pengalaman pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur. Dari pendapat2 diatas terlihat bahwa ilmu pengetahuan itu kongkrit

sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan secara teratur, teruji, bersifat khas atau khusus, dalam arti mempunyai metodologi, obyek, sistimatika dan teori sendiri. Disamping itu dalam pengajian ilmu-ilmu agama Islam, sementara ini meliputi antara lain yaitu berbagai ilmu Nahwu (seperti persoalan Fi'il dan Ijim), berbagai ilmu Tafsir (seperti tafsir Hadits dan Al-Qur'an dengan persoalan Nasikh, Mansukh, Mutasyabih, Tanzil dan Ta'wil), berbagai ilmu Tajwid (pronunciation), Qira'ah dan Balaghah (seperti Bayan, Ma'ani dan Badii), berbagai ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, berbagai ilmu Hadits (seperti kandungan dan perawi Hadits), berbagai ilmu tasawuf (seperti pengetahuan tentang Sufi, Tarekat, Mistisme dalam Islam, Filsafat Islam), berbagai ilmu Qalam (bentuk huruf Al Qur'an), berbagai ilmu Arudh (poets) atau syair-syair Al-Qur'an dan berbagai ilmu Sharf (grammar, kata-kata dan morfologinya). Hal ini adalah karena pengetahuan keIslaman itu sendiri digolongkan atas Ibadah (yaitu tata cara peribadatan kepada Allah, dalam arti hubungan manusia dengan Allah atau Hablum Minallah, Muamalah (tata cara pergaulan sesama manusia, dalam arti hubungan antar manusia atau Hablum Minannas), persoalan Munakahaat dan persoalan Jinayaat.

Dalam Al-Qur'an ada lebih dari 854 ayat-ayat yang menanyakan mengapa manusia tidak mempergunakan akal(afala ta'kilun), yang menyuruh manusia bertafakur/memikirkan (tafakurun) terhadap Al-Qur'an dan alam semesta serta menyuruh manusia mencari ilmu pengetahuan. Jadi kata yang identik dengan akal dalam Al-Qur'an tersebut 49 kali seperti kala Yatadabbarun dan Yatazakkarun, kata yang menganjurkan manusia menjadi ahli pikir, para sarjana, para ilmuwan dan para intelektual Islam (ulul albab) dalam Al -Qur'an disebut 16 kali, sehingga jumlah keseluruhan diatas adalah lebih kurang 854 kali. Beberapa diantaranya adalah sbb : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. An-Nahl: 43) Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Araf:52) Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin. (QS. Al-Ankabut: 43) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 11) "Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan." (QS. An-Nahl: 44) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya), (QS. An-Nahl: 12) (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. AzZumar: 9) Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al quran dan yang lain

(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang

mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari tawilnya, padahal tidak ada yang mengetahui tawilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Al-Imran: 7) "Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Az-Zumar: 18) (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah: 197) Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS. Al-Hashr: 21)

D. Al-Qur'an dan penelitian Ilmiah Penelitian dapat dilakukan dalam segala disiplin ilmu, jadi tempat penelitian/laboratorium bukan hanya milik ilmu kedokteran yang meneliti dan mengamati kegiatan bakteri, dan bukan juga hanya milik ilmu kimia yang meneliti dan mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi. Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium pemerintahan, laboratorium politik dsb. Istilah yang menyebutkan 'Lain teori lain pula prakteknya' tidak tepat lagi karena teori dan pendapat ilmiah dari seorang ahli itu muncul setelah ybs melakukan penelitian, dengan demikian selalu didukung oleh kenyataan empiris. Meskipun kadang-kadang teori itu spekulatif namun demikian teori itu dekat dengan kenyataan. Tujuan teori yaitu secara umum mempersoalkan pengetahuan dan menjelaskan hubungan antara gejala-gejala sosial dengan observasi yang dilakukan. Teori juga bertujuan untuk meramalkan fungsi dari pada gejala-gejala sosial yang diamati itu berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang secara umum telah dipersoalkan oleh teori. Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah, ada yang memakai hipotesa, yaitu untuk penelitian yang uji hipotesa atau disebut juga penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang non hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain. Teori Konsep Konsep | | Operasionalisasi | V | V | | Operasionalisasi

Variabel Variabel Hipotesis

(Sumber: Dr. Talizidulu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, 1987, yang menerangkan kedudukan Hipotesis terhadap Teori) Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga dan persangkaan belaka. Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya. Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah dalam Al-Qur'an sbb: "Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran." (QS. An-Najm: 28) Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jathiya: 24) Kata "persangkaan" dan "Duga-duga" dalam ayat diatas berarti hipotesa yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya. Pada gambar, menunjukkan hubungan antara variabel dengan hipotesa. Dari dua atau lebih variabel dapat dibuat hipotesa untuk penelitian analisis verifikatip. Penelitian analisis verifikatip ditandai dengan penempatan kata "Pengaruh" atau "Peranan" didepan variabel bebas, selanjutnya memerlukan perhitungan statistik untuk menentukan ramalan (prediction) perubahan variabel tergantung, atas tindakan yang sudah dilakukan variabel bebas. Sehingga antara variabel dengan variabel tergantung diletakkan kata "Terhadap" dan "Dalam" sebagai penghubung, misalnya : 1. 2. Pengaruh Promosi ASI terhadap berkurangnya penderita diare pada anak. Peranan Administrasi Pemerintahan Desa dalam Pembangunan Desa. Lebih rendah gradiasinya dari pemakaian kata "Pengaruh" dan "Peranan" dipakai kata "Hubungan" dengan meletakkan kata "Dengan" sebagai penghubung, misalnya :

1.

Hubungan disiplin Islam secara mendasar dengan berkurangnya tindak kejahatan.

2.

Hubungan pengarsipan dengan pengambilan keputusan. Variabel dibagi menjadi sub-sub variabel, untuk masing-masing dapat

diuji sebagai hipotesa minor. Penelitian2 seperti apa yang diuraikan diatas, baik analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim, sebagai

realisasi Firman Allah sbb : "Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"." (QS. Yunus: 101) Kata "Perhatikanlah" dapat ditafsirkan sebagai "Lakukanlah Penelitian" karena merupakan perintah untuk para ilmuwan untuk lebih mendalami dan melakukan penelitian dibidang disiplin ilmunya masing-masing.

Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb : Lakukanlah penelitian dilaboratorium2 berbagai disiplin ilmu

pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada dasar bumi. Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul 'Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam. Nabi Muhammad Saw sendiri juga memerintahkan agar umat Islam melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu pengetahuan sebagaimana diriwayatkan hadits-hadist berikut ini : "Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat" "Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai keliang lahad." "Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja."

"Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah Jariyah dan doa anak yang saleh." "Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya." "Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang yang berilmu." "Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai ilmu), nanti kamu akan binasa" "Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus mencapainya dengan ilmu." Sumber: Tafsir Al Mishbah Tafsir Al Azhar Armansyah. (2011). Al-Quran Pusat Ilmu Pengetahuan. [Online]. Tersedia: http://izlamic.xtgem.com/decompile/studi_kritis_armansyah/al_quran_pusat .htm . [6 Mei 2012]. -. (2011). Tafsir A-Quran Online. [Online]. Tersedia

http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=6&pid=arabicid. [25 April 2012].