k.9 skrining
DESCRIPTION
Skrining kegawat daruratan dan sistemikTRANSCRIPT
SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK DAN TUJUAN KIE
Oleh:
1. Indarwati2. Septika Zahra
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES
KEMENKES
TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa kami selesaikan. Makalah ini
membahas tentang “Standar Asuhan Kebidanan, Standar Alat
Anternatal,Menejemen Anternatal“
Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka dalam
penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi
maupun sistematikanya. kami sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidak mungkin dapat menyelesaikannya
tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing
mata kuliah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian skrining
Skrining adalah pemeriksaan terhadap sejumlah besar orang untuk mengungkap karakteristik
tertentu atau penyakit yang tidak diketahui seperti fenilketonuria atau hipotiroidisme
padaneonatus.
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup
pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit
untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik (dr. H.
K.Suheimi )
Skrining dalam pengobatan adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk
mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu. Tidak
seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining yang dilakukan pada orang
tanpa tanda-tanda klinis penyakit.
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup
pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit
untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik.
B. Tujuan skrining
Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas awal, sehingga
memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan harapan untuk mengurangi
angka kematian dan penderitaan dari penyakit. Meskipun skrining dapat mengarah ke
diagnosis sebelumnya, tidak semua tes skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang yang
sedang diputar; overdiagnosis, misdiagnosis, dan menciptakan rasa aman palsu beberapa
efek negatif dari penyaringan. Untuk alasan ini, tes yang digunakan dalam program skrining,
terutama untuk penyakit dengan insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang baik selain
kekhususan diterima. Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining
semua individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada usia tertentu).
Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang berdasarkan adanya faktor risiko
(misalnya, karena anggota keluarga telah didiagnosis dengan penyakit keturunan).
Contoh skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD banyak digunakan untuk layar untuk
paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan mungkin layar untuk depresi menggunakan
kuesioner seperti Beck Depression Inventory. Alpha-fetoprotein skrining digunakan pada
wanita hamil untuk membantu mendeteksi kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah
pengujian untuk mendiagnosa tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan /
atau ketika pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasif.
Contoh sukses skrining untuk kanker meliputi :
1. Pap smear untuk mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah kanker servik.
2. Mamografi untuk mendeteksi kanker payudarKolonoskopi untuk mendeteksi kankera
kolorekta.
3. Dermatologis centang untuk mendeteksi melanoma
4. Radiografi bitewing secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan digunakan untuk
layar untuk karies interproksimal gigi.
C. Keuntungan dan kekurangan dari screening
Skrining memiliki kelebihan dan kekurangan; keputusan apakah ke layar harus diputuskan
dengan menyeimbangkan semua factor.
1. Keuntungan
Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan
sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik
dari kehidupan diselamatkan.
2. Kekurangan
a. Seperti tes medis, tes yang digunakan dalam penyaringan tidak sempurna. Hasil
pengujian tidak tepat dapat menunjukkan positif untuk mereka yang tanpa penyakit
(false positif), atau negatif bagi orang yang memiliki kondisi (negatif palsu).
Khususnya ketika skrining untuk kondisi probabilitas rendah jumlah mutlak positif
palsu mungkin tinggi walaupun memiliki persentase positif palsu sangat rendah, jika
kejadian kondisi adalah satu di 10.000 dan kemungkinan positif palsu adalah 0,1%, 9
dari 10 hasil positif akan palsu.
b. Penyaringan melibatkan biaya dan penggunaan sumber daya medis pada sebagian
besar orang yang tidak membutuhkan pengobatan.
c. Dampak buruk dari prosedur penyaringan (misalnya stres dan kecemasan,
ketidaknyamanan, paparan radiasi, paparan kimia).
d. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh hasil skrining positif palsu.
e. Tidak Perlu investigasi dan pengobatan hasil positif palsu.
f. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh memperpanjang pengetahuan tentang
penyakit tanpa peningkatan hasil.
g. Rasa aman palsu yang disebabkan oleh negatif palsu, yang dapat menunda diagnosis
akhir.
D. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining
1. Merupakan penyakit yang serius
2. Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan
setelah gejala muncul
4. Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening
E. Peran bidan skrining untuk keganasan dan penyakit sistematik
1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah
skrining.
2. Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas
kesehatan
3. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai
secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
4. Membantu melindungi kesehatan individual.
5. Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier
penyakit di komunitas.
6. Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier
(pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap
kanker serviks.
7. Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian
membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.
1. Tes Skrining Kanker Mulut Rahim
Screening untuk memeriksa perubahan-perubahan leher rahim sebelum adanya gejala-
gejala adalah sangat penting. Screening dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal
sebelum kanker berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah
kebanyakan kanker leher rahim. Juga, screening dapat membantu mencari kanker dini,
ketika perawatan kemungkinan menjadi efektif.
a. Tes PAP smear
Dokter-dokter merekomendasikan bahwa wanita-wanita membantu mengurangi risiko
kanker leher rahim mereka dengan mempunyai tes-tes Pap secara teratur. Tes Pap
(kadangkala disebut Pap smear atau cervical smear) adalah tes yang mudah untuk
melihat sel-sel leher rahim. Untuk kebanyakan wanita-wanita, tesnya tidak
menyakitkan. Tes Pap dilakukan di ruang praktek dokter atau klinik sewaktu
pemeriksaan pelvik (pelvic). Dokter atau suster memarut/menggores satu contoh sel-
sel leher rahim, dan kemudian mencoreng sel-sel itu pada sebuah kaca mikroskop.
Pada tipe baru dari tes Pap (tes Pap yang berdasarkan pada cairan), sel-sel itu dibilas
kedalam wadah cairan yang kecil. Sebuah mesin khusus menaruh sel-sel pada kaca-
kaca mikroskop. Untuk kedua tipe dari tes Pap, laboratorium memeriksa sel-sel pada
kaca mikroskop untuk kelainan-kelainan dibawah sebuah mikroskop.
Tes-tes Pap dapat menemukan kanker leher rahim atau sel-sel abnormal yang dapat
menjurus pada kanker leher rahim. Dokter-dokter secara umum merekomendasikan
bahwa:
1. Wanita-wanita harus mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun setelah mereka mulai
mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka mencapai umur 21 tahun (yang
mana saja yang datang lebih dahulu).
2. Kebanyakan wanita-wanita harus mempunyai tes Pap paling sedikit satu kali
setiap 3 tahun.
3. Wanita-wanita berumur 65 sampai 70 tahun yang telah mempunyai paling sedikit
tiga tes-tes Pap normal dan tidak ada tes-tes Pap abnormal dalam 10 tahun
terakhir dapat memutuskan, setelah bicara dengan dokternya, untuk
memberhentikan screening kanker leher rahim.
4. Wanita-wanita yang telah mempunyai hysterectomy (operasi) untuk mengangkat
kandungan (uterus) dan leher rahim (cervix), juga disebut total hysterectomy,
tidak perlu mempunyai screening kanker leher rahim. Bagaimanapun, jika operasi
adalah perawatan untuk sel-sel sebelum bersifat kanker atau kanker, wanita -
wanita itu harus terus menerus menjalankan screening.
b. IVA TEST
Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas
akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk
melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain
yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada
serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang lebih
mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan
cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.
Test IVA bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.
1) Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya:
a) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
b) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
c) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
d) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat
dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau
dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.
e) Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
f) Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
2) Syarat mengikuti IVA TEST :
a) Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b) Tidak sedang datang bulan/haid
c) Tidak sedang hamil
d) 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
3) Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada
lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white
epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa
tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata
penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut
dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung
kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.
4) Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat
dipergunakan adalah:
a) IVA negatif = Serviks normal.
b) IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
c) IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode
IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d) IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
2. Mengenal Sadari
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan suatu
cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara.
SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan
sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang
wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal
kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga
banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita untuk melakukan SADARI
SADARI sangat penting karena dapat menemukan secara dini adanya benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara. Bagi wanita yang sudah berpengalaman dalam
melakukan SADARI, mereka dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah
yang kurang dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata benjolan tersebut ganas dapat di
obati dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.
Pemeiksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan,
yang dapamelindungi anda dari resiko kanker payudara.
a. Manfaat Sadari
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu melakukan deteksi dini adanya
kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)
b. Waktu Dilakukan Sadari
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang
sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari
pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia
diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain SADARI
untuk deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan melakukan
mammografi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammografi.
Sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan melakukan
pemeriksaan payudara dengan dokter ahli.
c. Wanita yang dianjurkan sadari:
1) Wanita yang telah berusia 20 tahun
2) Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak
3) Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun
4) Wanita yang tidak menikah
5) Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun)
6) Wanita yang menopause lambat
7) Pernah mengalami trauma pada payudara
8) Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
9) Wanita yang tidak menyusui
10) Pernah operasi payudara atau kandungan
11) Pernah mendapat obat hormonal yang lama
12) Cenderung kelebihan berat badan
d. Cara Pemeriksaan Sadari
Menurut Sukardja (2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1. Melihat payudara
2. Memijat payudara
3. Meraba payudara
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin
dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan
payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat
perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring
Tahap SADARI
1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara
melakukan :
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit
payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke
bawah disamping badan.
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat
retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan
ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Yang harus diperhatikan adalah :
1. Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris ?
2. Apakah payudara membesar atau mengeras ?
3. Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah ?
4. Apakah puting tertarik ke dalam ?
5. Apakah puting atau kulit ada yang lecet ?
6. Apakah ada perubahan warna kulit (kemerahan) ?
7. Apakah kulit payudara menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)
8. Apakah permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?
Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan
pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua
lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah
kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan
Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara
kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian
atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah
bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.
Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda
perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat.
Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas
menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke
bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling
payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya
tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan
tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae.
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah
teraba benjolan abnormal atau tidak.
3. KANKER PAYUDARA
a. Pengertian
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma
yang ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization
(WHO) dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan
kodenomor 17.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling
umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara,
walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling
lazimadalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun
radiasi.
b. Skrining untuk kanker payudara
1. Skrining di rumah
Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan
sendiri skrining di rumah. Anda sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu
setelah masa menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh
bantal pada sisi payudara yang akan Anda periksa. Posisi lengan diletakkan di
belakang kepala, kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika Anda
merasakan sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa
berbentuk benjolan yang agak keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali
siklus menstruasi. Jika benjolan tumbuh semakin besar dan puting mengalami
pendarahan, segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.
2. Skrining dokter
Hampir sama seperti skrining yang Anda lakukan di rumah, skrining dokter
dilakukan oleh dokter sama seperti yang Anda praktikkan di rumah. Bedanya
adalah dokter lebih mengetahui apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis
jika menemukan kelainan yang terdapat pada payudara.
3. Skrining mammogram
Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk memeriksa payudara.
Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin oleh para wanita berusia di
atas 40 tahun atau mereka yang memiliki sejarah keluarga kanker payudara.
c. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak
dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang
berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah
faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :
1) Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya
seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali
didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita
yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah usia
30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
2) Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil,
suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada
wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.
3) Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak
dan tidak minum alkohol.
4) Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan
kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali
dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker
payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki
anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara.
d. Perubahan pada Payudara akibat Kanker
1) Benjolan Pada Payudara
2) Perubahan pada Kulit Payudara
3) Perubahan pada Puting Payudara
4) Perubahan ukuran dan bentuk payudara
5) Keluar cairan dari puting payudara
6) Nyeri
e. Deteksi Dini Kanker Payudara
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
1) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
2) Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
3) Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
4) Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
5) Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus
kanker payudara.
6) Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
7) Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
8) Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara
dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.
9) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
10) Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan
sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila
wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulan, misalnya tanggal 10.
KIE DALAM PELAYANAN KB
KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI DALAM PELAYANAN KB
1. Definisi KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran
komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek.
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif
dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan
komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan
yang disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan
merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan
2. Tujuan KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB
3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan.
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab