jurusan pendidikan ilmu pengetahuan...
TRANSCRIPT
PENGARUH VALUE DAN PHYSICAL BENEFIT PRODUK WARALABA
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Kasus Lup Lup Bubble Drink)
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
M. Farhan Fathurahman
(1113015000056)
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2017 M
I
II
III
IV
ABSTRACT
Muhamad Farhan Fathurahman (NIM: 1113015000056) Effect Of Value and
Physical Benefit Franchise Products to Customer Satisfaction (Case Study Lup
Lup Bubble Drink)
This study discusses the effect of value and physical benefit of franchise
product to consumer satisfaction. The purpose of this study to knowing effect of
value and physical benefits to customer satisfaction Lup-lup bubble drink. This
type of research uses quantitative methods. The population in this study is all
Lup-lup bubble drink consumers, with a sample size of 100 people. Techniques of
data collection using interviews, observations, and questionnaires that have been
tested for validity and reliability. Data analysis techniques used to answer the
hypothesis is multiple regression.
The results of this study indicate that there is effected between value and
physical benefit to customer satisfaction is evidenced from the grade of T for
value 8.457 with significance grade 0.000 <0.05 and regression grade 0.629.
While T grade for physical benefit 3,972 with significance grade 0,000 <0,05 and
regression grade 0,281.
Keywords: Value, Physical Benefit, Consumer Satisfaction
V
ABSTRAK
Muhamad Farhan Fathurahman (NIM: 1113015000056) Pengaruh Value
dan Physical Benefit Produk Waralaba Terhadap Kepuasan Konsumen
(Studi Kasus Lup Lup Bubble Drink)
Penelitian ini membahas tentang pengaruh value dan physical benefit produk
waralaba terhadap kepuasan konsumen. Adapun tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh value dan physical benefit terhadap kepuasan konsumen
Lup-lup bubble drink. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen Lup-lup bubble drink,
dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis
adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara value dan
physical benefit terhadap kepuasan konsumen dibuktikan dari nilai T untuk value
8,457 dengan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 dan nilai regresinya 0,629.
Sementara nilai T untuk physical benefit 3,972 dengan nilai signifikansinya 0,000
< 0,05 dan nilai regresinya 0,281.
Kata kunci: Value, Physical Benefit, Kepuasan Konsumen
VI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang dengan
usahanya tidak mengenal lelah, sehingga kita dapat hidup dalam naungan Allah
SWT serta berada di jalan yang diridhoi-Nya. Selanjutnya disampaikan bahwa
skripsi ini yang berjudul Pengaruh value dan Physical Benefit Produk Waralaba
terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Lup-lup Bubble Drink) disusun
dengan maksud memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada Kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak Basri (Alm) dan Ibu
Junariah yang telah memberikan semnagat dan do’a yang tiada henti-
hentinya dan juga mengorbankan seluruh jiwa dan raga baik secara fisik
maupun materi. Semoga Allah SWT memberikan sebaik-baiknya balasan
bagi mereka berdua.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Syaripulloh, M.Si selaku Sekeretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
VII
5. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu dan ilmunya yang berharga untuk membimbing penulis
selama penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Anisa Windarti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dan arahanya selama penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmu yan bermanfaat selama kuliah.
8. Bang Edo Faqih dosen matematika yang telah membantu dan mengajarkan
ilmu statistik pada saat analisis data penelitian
9. Kakak-kakak saya (Teh Uun, Teh Uus, Teh Enok) yang selalu memberikan
semangat dan motivasinya agar saya selalu semangat dan bekerja keras.
10. Ust Ikhwan Maulana selaku direktur Lup-lup Bubble Drink yang telah
berbaik hati mengijinkan perusahaanya sebagai tempat penelitian saya.
11. Keluarga besar PIPS angkatan 2013 yang telah berjuang Bersama-sama dari
pertama kali masuk kuliah hingga saat ini
12. Komunitas visual Pandorasquad UIN Jakarta tempat berkumpul dan belajar
bersama desain grafis
13. Kekasih saya Dwi Puspa Meilani yang selalu mendukung saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2017
M Farhan Fathurahman
VIII
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing ………………………..........
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ……………………………………
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ……………………..........
Abstract ………………………………………………………………
Abstrak ……………………………………………………………….
Kata Pengantar …………………………………………………….....
Daftar Isi ……………………………………………………………..
Daftar Tabel ………………………………………………………….
Daftar Gambar ……………………………………………………......
Daftar Lampiran ……………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………
D. Rumusan Masalah ………………………………………………
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………….
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………...
BAB 2 KAJIAN TEORITIS
A. Kepuasan Konsumen …………………………………………...
B. Value ……………………………………………………………
C. Physical Benefit ……………..………………………………….
D. Waralaba ………………………………………………………..
E. Penelitian Relevan ……………………………………………...
F. Kerangka Berpikir ……………………………………………...
G. Hipotesis ………………………………………………………..
I
II
III
IV
V
VI
VIII
X
XII
XIII
1
6
6
7
7
7
9
15
20
25
30
34
35
IX
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………...
B. Metode Penelitian ……………………………………………….
C. Populasi dan Sampel …………………………………………….
D. Variabel dan Atribut Penelitian ………………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………
F. Instrumen Penelitian …………………………………………….
G. Teknik Analisis Data ……………………………………………
Bab 4 ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lup-Lup Bubble Drink ………………………
B. Analisis Data Penelitian …………………………………………
C. Pembahasan ……………………………………………………...
Bab 5 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………...
B. Saran …………………………………………………………….
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………….
Daftar Jurnal ………………………………………………………...
Daftar Website ……………………………………………………….
Lampiran …………………………………………………………….
36
36
37
38
40
43
45
52
67
84
87
87
88
89
91
92
93
X
DAFTAR TABEL
2.1. Tabel Perbedaan Perkembangan Desain
2.2. Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
3.1. Bagan Waktu Penelitian
3.2. Variabel Penelitian
3.3. Tabel Skala Likert
3.4. Tabel Pedoman Observasi
3.5. Tabel Kisi-kisi Angket
3.6. Tabel Pedoman Wawancara
4.1. Tabel Penyebaran Kuesioner
4.2 Tabel Jenis Kelamin
4.3 Tabel Umur Responden
4.4 Tabel Pekerjaan Responden
4.5 Tabel Pendidikan Responden
4.6 Tabel Status Responden
4.7 Tabel Pertama Kali Responden Mengetahui Produk
4.8 Tabel Sumber Informasi Produk
4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
4.11 Tabel Data Statistik Deskriptif
4.12 Tabel Uji Normalitas KS
4.13 Tabel Uji Linearitas
4.14 Tabel Uji Multikolinearitas
4.15 Tabel Uji Heterodaksitas
4.16 Tabel Uji Auto Korelasi
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda X1
XI
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda X2
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda
4.18 Tabel T Hitung
4.19 Tabel F Hitung
4.20 Tabel R Square X1
4.21 Tabel R Square X2
4.21 Tabel R Square X1 dan X2
XII
DAFTAR GAMBAR
4.1 Gambar Struktur Organisasi Lup-lup Bubble Drink
4.2 Gambar konten iklan di media Lup-lup
4.3 Gambar gerai variasi Lup-lup
4.4 Gambar Kemasan Gelas
4.5 Gambar Logo Lup-lup
4.6 Gambar Histogram Normalitas Data
XIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Pedoman Observasi
Lampiran 4 Tabel Data dan Analisis Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menjadi pengusaha sukses merupakan cita-cita sebagian
orang. Seorang pengusaha yang sukses memiliki tingkat
kesejahteraan tinggi, kebebasan finansial dan waktu yang banyak
karena kehidupannya tidak diatur oleh orang lain. Pengusaha adalah
bos yang mengatur waktu dan kegiatanya sendiri bahkan dia
mengatur kegiatan orang lain atau pegawainya. Realita yang ada
ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mau
menjadi pengusaha, bahkan mereka takut dan hanya ingin menjadi
pegawai atau karyawan. Hal ini disebabkan oleh mental masyarakat
yang rendah, mereka takut mengabil resiko kegagalan dalam
wirausaha. Mental tersebut harus dirubah karena jika jumlah
pengusaha banyak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan juga mendorong negara berkembang menjadi negara maju.
Kewirausahaan merupakan salah satu jalan menuju perubahan
kehidupan menjadi lebih baik.
Jika masyarakat menyadari sebenarnya kewirausahaan saat ini
berkembang pesat, hal ini terlihat dari beranekaragamnya jenis
wirausaha seperti usaha produksi, usaha industri, usaha jasa, usaha
intelektual, usaha perdagangan, usaha distribusi, usaha waralaba,
dan lain-lain. Salah satu jenis usaha yang sedang marak adalah
usaha dengan sistem waralaba. “Waralaba adalah pengaturan bisnis
dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh
Franchisee untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan
kesepakatan.”1 Perjanjian yang dilakukan tentu saja ditetapkan oleh
pemilik merek dagang atau produk yang bisa dipakai setelah
menyetujui kesepakatan tersebut.
1 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 6
2
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia industri waralaba di Indonesia mengalami pertumbuhan
sebesar 35 %, tercatat ada 698 waralaba dengan jumlah gerai
sebanyak 24.400 yang terdiri dari 63% waralaba dan bisnis online
lokal (BO), serta 37% waralaba mancanegara dengan omset
mencapai 172 triliun.2 Data tersebut menunjukan bahwa
pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia berkembang pesat, oleh
karena itu Indonesia merupakan salah satu pasar yang paling
prospektif untuk bisnis ini. Meskipun perkembangan waralaba
Indonesia terus meningkat namun jumlah peningkatannya masih
tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang banyak.
Peningkatan jumlah waralaba ini berdampak positif terhadap
perekonomian negara, akan tetapi pelaku usaha tersebut harus
berhati-hati karena semakin bertambah banyaknya wirausaha
waralaba maka semakin banyak juga pesaing atau kompetitor usaha
yang bisa mengurangi pendapatan penjualan. Oleh karena itu, setiap
pelaku usaha harus menyiapkan strategi dan rencana marketing
yang baik agar tidak kalah dengan yang lain. Seorang pengusaha
harus terus berpikir kreatif dan inovatif untuk mengembangkan
usahanya karena di dalam dunia wirausaha tidak ada kondisi yang
aman. Seorang pengusaha harus berpikir kreatif dan inovatif untuk
mengembangkan usahanya.
Berpikir kreatif adalah menciptakan sesuatu yang baru
sedangkan inovatif adalah hasil dari sesuatu yang sudah ada
dikembangkan lagi menjadi hal yang baru. Singkatnya,
2 Kemendag Pacu Wirausahawan Kembangkan Waralaba (sumber:
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/11/25/ifse-momentum-tumbuhkan-
waralaba-nasional-id0-1480009198.pdf.) diakses pada tanggal 20/11/2016 pukul
18.00 WIB
3
entrepreneur sukses dengan menciptakan dan melakukan sesuatu
yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara yang baru.3
Perusahaan waralaba saat ini dituntut untuk kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan usahanya. Pelaku usaha harus lebih kreatif
dan inovatif dalam mengelola aspek usaha seperti produk,
marketing, brand, value dan physical benefit sehingga nantinya
akan menghasilkan laba dan kepuasan konsumen yang baik.
Namun kenyataanya banyak perusahaan waralaba hanya
terfokus pada produknya saja seperti jenis barang apa saja yang
harus dijual dan berapa laba yang dihasilkan dari penjualan tersebut
sehingga kepuasaan konsumen bukanlah prioritas. Perusahaan
melupakan aspek lain yang sangat penting yaitu value dan physical
benefit dalam memenuhi pendapatan dan kepuasan konsumen.
Value atau nilai dari suatu produk sangatlah penting, terlebih
jika produk tersebut sudah banyak di pasaran maka yang harus di
tambahkan adalah nilainya (Value). Pada saat konsumen ingin
membeli suatu produk, tentu saja konsumen akan mencari produk
apa saja yang dia butuhkan setelah itu konsumen
mengklasifikasikan berbagai macam merek produk tersebut. Dari
banyaknya produk yang ditawarkan kemungkinan terbesar
konsumen akan memilih produk yang memiliki value atau nilai
manfaat terbanyak. Nilai tersebut dapat berupa rasa, bentuk, ukuran,
warna, harga dan keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki brand
produk tersebut. Oleh sebab itu nilai produk sangatlah penting
untuk dapat menarik konsumen bahkan nilai suatu produk dapat
dijadikan perbandingan dengan produk sejenis yang dikeluarkan
kompetitor.
3 Willy Arafah, Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship, (Jakarta: Universitas
Trisakti, 2010), h 31
4
Nilai merupakan pencitraan konsumen terhadap sebuah
produk, yang berati nilai sebagai gambaran awal dari branding
marketing product. Pengusaha yang sukses adalah yang produknya
memiliki ciri khas sehingga dapat dibedakan keunggulan
produknya dengan produk kompetitor lain, keunggulan tersebut
merupakan nilai tambah atau value produk dan nilai inilah yang
nantinya akan menjadi pembanding bagi konsumen yang ingin
membeli.
Tidak kalah penting yaitu physical benefit yang merupakan
bentuk fisik tampilan dari produk dan juga barang lain pendukung
produk itu sendiri seperti desain produk, packaging, tekstur produk,
desain gerobak, bentuk lapak, booth, coporate identity, visual
branding dan lain-lain. Seseorang membeli produk biasanya
disebabkan oleh pengaruh visual yang pernah dilihat dan
dirasakanya. Jika fisik produk dan fisik pendukung produknya
bagus maka sesorang akan lebih tertarik untuk membeli dan akan
memberikan kesan baik untuk produk itu sendiri (image labelling)
sehingga di kemudian hari orang tersebut cenderung memilih
produk itu dibandingkan produk sejenis lainya.
Seiring berkembangnya teknologi banyak pengusaha yang
melakukan pembaharuan produk terutama pada aspek penampilan
fisik, agar terlihat unik dan menarik sehingga konsumen tertarik
untuk membeli produk tersebut. Semakin unik tampilan packaging
semakin membuat konsumen penasaran dan pada fase berikutnya
membeli produk tersebut.
Bahkan ada saja konsumen yang membeli bukan karena
membutuhkan barang tersebut tetapi karena tergoda oleh desain
kemasan dan bentuk produknya sendiri yang menarik. Meskipun
value dan physical benefit itu penting, seorang pengusaha harus
mengutamakan kepuasaan konsumen sebagai pedoman pelayanan.
5
Maka dari itu value dan physical benefit yang harus dilakukan
dengan baik sehingga akan menghasilkan kepuasan konsumen yang
baik juga. perilaku konsumen menjelaskan tentang cara konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk mengkonsumsi barang dan
jasa guna mendapatkan kepuasan yang maksimum.4 Kepuasan
konsumen merupakan dasar yang menjadi acuan suatu bisnis dapat
diterima masyarakat. Saat ini banyak pelaku usaha yang hanya
mengutamakan keuntungan saja tetapi tidak memprioritaskan
kepuasan konsumen. Perilaku tersebut sebenarnya tidak baik karena
konsumen yang tidak puas tidak akan kembali lagi untuk membeli
sehingga keuntungan yang didapat hanya pada periode awal saja.
Padahal dalam wirausaha berbasis waralaba, keuntungan yang
berkelanjutan merupakan aspek utama kekuatan dalam
menjalankan bisnis tersebut.
Wirausaha berbasis waralaba yang memperhatikan aspek
kepuasan konsumen adalah Lup Lup Bubble Drink. Perusahaan
waralaba ini bergerak di bidang penjualan minuman yang disajikan
cepat. Penjualannya biasa menggunakan gerobak, stand booth, atau
membuka di etalase toko. Waralaba minuman bubble ini di bawah
naungan CV. Lima Menara yang memiliki 3 unit usaha, Lup Lup
Bubble Drink, Jakarta Bubble Drink, dan The Fit Bubble Tea.
Franchise yang berdiri dari tahun 2011 ini sudah memiliki cabang
Franchise yang tersebar di seluruh Indonesia.
Lup Lup Bubble Drink selalu berinovasi yaitu dengan
menyediakan berbagai macam varian rasa saat ini Lup lup Bubble
Drink sudah memiliki lebih dari 30 varian rasa, sertifikasi halal
Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan dinas kesehatan, selain itu
setiap mitra yang bergabung akan diberikan pelatihan manajemen
4 Agung Abdul rasul, Nuryadi Wijiharjo, Tupi Setyowati, Ekonomi Mikro dilengkapi
sistem informasi permintaan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h 92
6
laporan yang baik. Setiap mitra juga hanya mengeluarkan modal
lima jutaan saja namun dalam waktu sebulan modal tersebut bisa
kembali. Tentu saja tersebut merupakan nilai tambah atau value dari
perusahaan ini.
Selain itu salah satu dari strategi marketing yang dijalankan
oleh Lup Lup Bubble Drink adalah dengan mendesain segala
macam unsur fisik, seperti gelas atau cup, gerobak, stand, dan juga
desain outlet penjualanya. Hal itu bertujuan untuk menarik minat
beli konsumen. Jika konsumen banyak maka Franchisor atau mitra
juga akan senang dan terus bekerja sama dengan lup lup Bubble
Drink. Oleh sebab itulah maka kepuasan konsumen menjadi
prioritas utama dalam menjalankan bisnis waralaba ini.
Dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui dan
menganalisis pengaruh value dan physical benefit produk waralaba
Lup Lup Bubble Drink terhadap kepuasan konsumen selama ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah
yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya mental masyarakat untuk menghadapi resiko
kegagalan dalam menjadi seorang wirausaha
2. Persaingan usaha dengan kompetitor yang bisa mengurangi
pendapatan penjualan
3. Perusahaan hanya terfokus pada produk penjualan saja sehingga
melupakan aspek value dan physical benefit yang penting dalam
memenuhi pendapatan dan kepuasan konsumen.
4. Saat ini banyak pelaku usaha yang hanya mengutamakan
keuntungan saja tetapi tidak memprioritaskan kepuasan
konsumen
7
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga dan biaya,
serta untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, menjaga agar
penelitian lebih fokus dan terarah, tidak menimbulkan keraguan dan
salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah
yaitu perusahaan hanya terfokus pada produk penjualan saja
sehingga melupakan aspek value dan physical benefit yang penting
dalam memenuhi pendapatan dan kepuasan konsumen.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan yaitu apakah ada
pengaruh value dan physical benefit produk waralaba Lup Lup
Bubble Drink terhadap kepuasan konsumen?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh value dan physical benefit produk waralaba Lup Lup
Bubble Drink terhadap kepuasan konsumen
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Pelaku usaha agar menerapkan berbagai macam strategi
penjualan yang mengutamakan kreatifitas dan inovatif
seperti pengembangan value dan physical benefit produk itu
sendiri
8
b. Pelanggan berusaha mendapatkan nilai maksimal yang
dibatasi oleh biaya pencarian, pengetahuan, mobilitas, dan
pendapatan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan
informasi bahwa value dan physical benefit produk sangat
penting dalam wirausaha waralaba
b. Bagi pelaku usaha, diharapkan penelitian ini memberikan
wawasan dan inspirasi untuk menginovasi produknya agar
memiliki nilai manfaat dan tampilan fisik yang menarik
c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengalaman ilmu di bidang ekonomi,
wirausaha waralaba dan penulis terinspirasi memiliki jiwa
entrepreneur yang kreatif dan inovatif
d. Bagi pemerintah khususnya kementerian perdagangan,
penelitian ini diharapkan memberikan informasi dalam
membangun dunia usaha yang baik dalam skala kecil
(UMKM) maupun skala besar
9
BAB 2
KAJIAN TEORITIS
A. Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Konsumen
Konsumen atau perilaku konsumen adalah seseorang yang
memakai atau mengkonsumsi barang dan jasa. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia konsumen diartikan sebagai “pemakai
barang hasil produksi seperti bahan pakaian, makanan dan
sebagainya serta pemakai jasa”.1 Setiap orang dalam
kehidupanya pasti memerlukan barang ataupun jasa untuk
memenuhi kebutuhannya hal tersebut merupakan normalitas
perilaku manusia
Menurut James F Engel et al dalam buku Anwar Prabu
Mangkunegara mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
tindakan-tindakan dalam individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan tindakan tersebut.2 hal
yang hampir sama diungkapkan oleh Blackwell dan Miniard
dalam buku Tatik Suryani, perilaku konsumen mencakup
pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan konsumen dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan
jasa.3 Pengertian tersebut menandakan bahwa perilaku
konsumen adalah segala tindakan yang dilakukan konsumen
dalam mendapatkan suatu barang ataupun jasa.
1 (https://kbbi.web.id/konsumen) diakses pada tanggal 07/04/2017 pukul 16.00 WIB 2 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen (Bandung: Refika Aditama,
2005) h 3 3 Tatik Suryani, Perilaku konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) h 6
10
Sementara menurut David l. Loudon dan Albert J. Della
Bitta Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau dapat menggunakan barang barang dan jasa.
Lebih luas lagi Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf dalam
buku perilaku konsumen mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan
individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat
dari pengalamannya dengan produk pelayanan dan sumber-
sumber lainnya4. Pengertian tersebut menunjukan bahwa setiap
usaha untuk mendapatkan atau mengetahui suatu produk
ataupun jasa dinamakan prilaku konsumen.
Dalam memahami pengertian perilaku konsumen
berdasarkan teori-teori tersebut dapat diketahui bahwa dalam arti
sempit perilaku konsumen adalah setiap perilaku individu dalam
memperoleh dan menggunakan barang sementara dalam arti luas
maknanya tidak hanya memperoleh dan menggunakan barang
melainkan segala tindakan konsumen seperti membeli,
menawar, memakai, merasakan hingga mengevaluasi apapun itu
yang dilakukan seorang konsumen adalah perilaku konsumen.
2. Pengertian Kepuasan
Setiap manusia pasti pernah merasakan kepuasan, biasanya
kepuasan ini didapatkan setelah melakukan kegiatan tertentu
atau ketika mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia kepuasan diartikan sebagai
4 Mangkunegara, op.cit., h. 4
11
perasaan puas atau merasa senang,5 dalam hal ini kelegaan
seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau setelah
mendapatkan pelayanan suatu jasa merupakan kepuasaan.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kepuasan
adalah usaha pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
memadai atau menjadi baik. Kemudian jika ditinjau dari sudut
pandang perilaku konsumen, istilah kepuasan merupakan
konsensus mengenai konsep kepuasan konsumen yang
merupakan respon emosional atau evaluasi kognitif seseorang.6
Pengertian diatas kita mengetahui bahwa perasaan senang atau
respon emosional yang dirasakan seseorang setelah melakukan
atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan sesuai dengan
harapannya disebut dengan kepuasan.
Menurut Howard dan Sheeth mengungkapkan bahwa
kepuasan konsumen adalah situasi ketika pembeli merasakan
kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan.
Sama dengan pendapat Howard dan Sheeth, Swan
mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara
sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk
relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok
atau tidak cocok dengan tujuan pemakianya.7 Teori tersebut
menekankan aspek perbandingan antara sebelum dan setelah
mengkonsumsi produk dan membandingkan beban yang
tanggung dengan manfaat yang didapatkan.
Sementara itu sedikit berbeda dengan sebelumnya, teori
yang dikatakan oleh Oliver mengemukakan bahwa kepuasan
5 (https://kbbi.web.id/puas) diakses pada tanggal 07/04/2017 pukul 17.00 WIB 6 Fandy Tjiptono Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2014), h. 352 7 Ibid, h. 353
12
pelanggan merupakan evaluasi terhadap surprise yang melekat
pada pemerolehan produk dan atau pengalaman konsumsi.
Menurut Churchirl dan Surprenant merumuskan kepuasan
pelanggan sebagai hasil pembelian dan pemakaian yang
didapatkan dari perbandingan antara reward dan biaya
pembelian dengan konsekuensi yang diantisipasi sebelumnya.8
Secara umum kepuasan konsumen adalah perasaan senang dan
kelegaan yang dirasakan setelah memakai ataupun
membandingkan sesuatu karena mendapatkan nilai yang lebih
banyak dari pada kekurangan dari produk lain yang sudah
dipakai jika kepuasan ini dikaitkan dengan konsumen maka
kepuasannya adalah dirasakan setelah mengkonsumsi atau
memakai barang atau produk jasa
3. Komponen Kepuasan Konsumen
Pada umumnya kepuasan pelanggan meliputi dari
kombinasi komponen utama yaitu barang dan jasa berkualitas,
hubungan pemasaran, program promosi loyalitas, fokus pada
pelayanan terbaik, sistem penanganan komplen secara efektif.9
Barang dan jasa yang dikonsumsi memiliki nilai kepuasan
yang berbeda hal tersebut dipengaruhi berbagai macam aspek
pendekatan keputusan konsumen.
1. Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide
atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada
konsumen agar konsumen tertarik dan termotivasi untuk
mengambil keputusan membeli produk-produk yang di
8 Ibid, h. 353 9 Ibid, h. 358
13
stimulus.10 Secara tidak langsung kita memberikan
gambaran barang sekaligus memberikan stimulus atau
ransangan terhadap konsumen agar konsumen mengerti dan
mudah membeli barang tersebut. Dalam hal ini pemilik toko
atau pramuniaga memberikan stimulus berupa produk
produk yang ada di dalam toko, diharapkan konsumen dapat
meresponnya secara positif.
Misalnya seorang ibu menanyakan pakaian untuk bayi
maka pramuniaga memberikan informasi tentang merek
kualitas dan warna berbagai macam pakaian bayi kemudian
konsumen diarahkan untuk membeli diantara alternatif yang
mendapat perhatian atau tanggapan positif dari ibu tersebut
dengan demikian si ibu akan lebih mudah mengambil
keputusan.
2. Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat
manusiawi dalam pendekatan ini keputusan pembeli
sepenuhnya diserahkan kepada konsumen. Segala unsur
kepuasan didasari atas keinginan dan rasa manusia itu
sendiri.11 Misalnya pemilik toko atau pramuniaga dalam
pekerjaanya lebih bersifat menyediakan berbagai jenis
produk dan memberikan informasi tentang manfaat
kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing
produk yang tersedia.
3. Pendekatan Kombinasi antara Stimulus Respon dan
Humanistik
10 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: Refika
Aditama, 2005), h. 53 11 Ibid, h. 53
14
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil
kombinasi antara teknik stimulus respon dan teknik
humanistik.12 Pemilik toko atau pramuniaga dalam
menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan
pelaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk
membeli namun keputusan membeli sepenuhnya
diserahkan kepada konsumen. Misalnya belum barang
disusun dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen
display barang disusun plato yang memungkinkan menjadi
pusat perhatian konsumen ditampilkan dengan berbagai
merek yang menarik
4. Mengukur Kepuasan Konsumen
Tidak ada satupun ukuran terbaik mengenai kepuasan
konsumen yang disepakati secara universal. Terdapat beberapa
metode yang biasa dipakai untuk mengukur kepuasan yaitu
sistem keluhan dan saran, ghost or mystery shopping, lost
customer analysic, survei kepuasan konsumen.13 Meskipun
demikian dari banyaknya cara mengukur tingkat kepuasan
terdapat beberapa kesamaan mendasar yaitu kepuasan pelanggan
keseluruhan, dimensi kepuasan pelanggan, konfirmasi harapan,
niat beli ulang, kesediaan untuk merekomendasi.14 Mengukur
kepuasan pelanggan secara keseluruhan yaitu dengan
menanyakan langsung kepada konsumen seberapa besar
kepuasan yang mereka dapatkan kemudian membandingkan
kepuasan tersebut dengan produk atau jasa lain yang sama
dimiliki kompetitor.
12 Ibid, h. 53 13 Ibid, h. 369 14 Fandy Tjiptono Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2014), h. 368
15
Cara yang kedua adalah mengukur dimensi kepuasan
pelanggan cara ini diawali dengan mengidentifikasi aspek
kepuasan pelanggan satu-satu. Selanjutnya konsumen menilai
aspek-aspek kepuasan konsumen tersebut dari produk yang telah
dikonsumsi. Setelah itu membandingkan produk tesebut dengan
produk kompetitor sesuai dengan aspek-aspek kepuasan
konsumen yang telah ditentukan sebelumnya. Terakhir meminta
konsumen memilih sendiri aspek mana yang paling menentukan
kepuasan.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi harapan, pada tahap ini
kepuasan tidak diukur langsung namun diukur berdasarkan
kesesuaian antara harapan yang diinginkan konsumen dengan
kinerja produk perusahaan tersebut. Kepuasan pelanggan juga
dapet diukur dengan cara melihat niat beli ulang seorang
konsumen, artinya ketika konsumen membeli kembali barang
yang pernah ia beli itu menandakan terdapat kepuasan. Selain
pembelian ulang salah satu tanda kepuasan yang dapat diukur
adalah dengan melihat kesedian konsumen untuk
merekomendasikan produk kita kepada orang lain.
B. Value Produk
1. Pengertian Value Produk
Nilai atau value adalah nilai pikiran pelanggan yang
merupakan gabungan dari nilai ekonomi, fungsional, psikologis,
yang merupakan harapan lebih konsumen dari suatu tawaran
pasar. Philip Kotler dalam bukunya juga menjelaskan seorang
konsumen akan memperkirakan tawaran mana yang akan
memberikan nilai paling besar.15 Artinya seorang konsumen
15 Philip kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen
Pemasaran Perspektif Asia, (Jakarta: PT Indeks, 2003), h. 66
16
ketika akan membeli suatu barang atau makan memakai suatu
jasa maka konsumen tersebut akan memilih barang atau jasa
yang memiliki nilai keuntungan maksimal dibanding barang
sejenisnya di pasaran. Biasanya nilai keuntungan tersebut seperti
biaya, kualitas, pengetahuan, keunikan, pendapatan dan
manfaat-manfaat lebih lainya. Mereka membentuk harapan
mengenai nilai dan melakukan tindakan-tindakan setelahnya.
Keberhasilan atau kegagalan suatu tawaran untuk memenuhi
harapan konsumen terhadap nilai mempengaruhi kepuasan dan
tingkat pembelian kembali.
Nilai atau value ditentukan oleh selisih antara manfaat total
dan biaya total. Manfaat total terdiri atas manfaat fungsional,
manfaat psikologis, manfaat pengalaman, sedangkan biaya total
meliputi biaya ekonomi, biaya waktu, biaya energi.16 Manfaat
fungsional adalah nilai atau manfaat lebih dari fungsi barang
atau jasa yang ditawarkan misalnya pembeli minuman ringan
mendapatkan kemudahan dari banyaknya pilihan rasa minuman
sehingga rasa kesukaan konsumen terpenuhi. Manfaat psikologis
adalah nilai manfaat yang dirasakan mempengaruhi perasaan
psikis konsumen. Manfaat pengalaman adalah manfaat yang
dirasakan ketika mendapatkan sensasi baru yang belum pernah
dirasakan.
Sementara itu dalam biaya total terdapat biaya ekonomi
yang diartikan sebagai beban atau harga yang harus dibayar
konsumen, Yang kedua adalah biaya waktu yaitu beban waktu
yang habiskan konsumen untuk mendapatkan suatu produk,
biaya energi adalah beban energi yang dikeluarkan konsumen
misalnya pembeli yang berjalan kaki menuju tempat penjualan.
16 Tjiptono, op. cit,. h. 11
17
2. Macam-Macam Value Produk
Terdapat dua macam value dalam produk yaitu universal
value dan personal value.17 Universal value adalah nilai umum
yang diketahui setiap orang ketika membeli produk, nilai itu
biasanya seperti kinerja layanan dan kualitas produk. Sementara
personal value adalah nilai manfaat atau kepuasan yang berasal
dari pribadi konsumen sendiri dan belum tentu dimiliki oleh
konsumen lainya.
Tantangan terbesar ketika membuat produk dan layanan
adalah memahami kebutuhan pelanggan. Secara sederhana, kita
harus memperhatikan kebutuhan pelanggan dengan
menambahkan nilai lebih dari suatu produk di mata pelanggan.
Di dalam berwirausaha, kita memiliki value yang ditawarkan
kepada orang lain. Value bisa hadir dalam berbagai bentuk,
beberapa contoh value seperti Investment, Skill And Knowledge,
Product, Access To Market, Media, Market Adoption18 Selain
beberapa contoh value tersebut, tentunya masih banyak jenis-
jenis yang lainya Karena value dari sebuah produk dapat kita
ciptakan sendiri sesuai dengan kreativitas dan juga kebutuhan
pasar yang ada.
Penjelasan macam-macam value tersebut dapat
dispesifikasikan ke dalam dua indikator penelitian yaitu
indikator umum dan indikator khusus. Adapun indikator umum
dari value adalah:
17 Ibid, h. 11 18 Apa yang Harus Dipahami Entrepreneur Tentang Benefit, Feature dan Value oleh
Andi S Boediman (Sumber: https://startupbisnis.com/apa-yang-harus-dipahami-
entrepreneur-tentang-benefit-feature-dan-value-oleh-andisboediman/) di akses pada
10/04/2017 pukul 17.00 WIB
18
a. Investment
Merupakan bentuk usaha yang memberikan value
keuntungan lebih di masa yang akan datang dengan cara
menanamkan modal.
b. Skill And Knowledge
Jenis usaha yang memberikan value berupa pelatihan
keterampilan dan pengetahuan tentang tatacara pembuatan
ataupun mengelola sebuah usaha.
c. Product
Merupakan aspek apapun yang dijual, artinya suatu
produk yang memiliki nilai lebih dibandingkan produk
sejenis lain yang ada di pasaran.
d. Access To Market
Termasuk kedalam value apabila akses menuju tempat
penjualan mudah ditemui atau tempatnya sangat strategis
sehingga konsumen mudah menemukanya.
e. Media
Merupakan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi dan pesan, dalam artian suatu
perusahaan yang aktif di media maka informasi yang ingin
disampaikan akan mudah dijumpai sehingga konsumen
dapat mengerti informasi dari produk yang dijual tersebut.
f. Market Adoption
Adopsi pasar artinya produk yang tawarkan sesuai
dengan selera pasar atau sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan pasar.19
19 Apa yang Harus Dipahami Entrepreneur Tentang Benefit, Feature dan Value oleh
Andi S Boediman (Sumber: https://startupbisnis.com/apa-yang-harus-dipahami-
entrepreneur-tentang-benefit-feature-dan-value-oleh-andisboediman/) di akses pada
10/04/2017 pukul 17.00 WIB
19
Adapun indikator khusus dari value yang dimiliki
perusahaan Lup Lup, merupakkan nilai keunggulan yang
dimiliki oleh setiap perusahan itu sendiri. Pada umumnya
indikator umum setiap perusahaan bisa saja memilih
menerapkan beberapa value saja sesuai dengan kebutuhanya.
3. Menciptakan Value Produk
Hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan value
adalah keinginan konsumen karena produk yang diinginkan akan
mudah diterima konsumen, ketika value sudah diterima
konsumen maka akan membuat konsumen tercapai kepuasanya.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan dalam memberikan nilai
tambah untuk bisnis yang kita miliki, seperti:
1. Meningkatkan kualitas produk (rasa, bentuk, ukuran,
tampilan).
2. Untuk bisnis online bisa dengan meningkatkan kualitas
gambar untuk foto produk di website mereka.
3. Memberikan pelayanan yang terbaik dan berbeda dari yang
lain.
4. Membuat sebuah program khusus untuk pelanggan setia.
5. Gunakan dan manfaatkan testimonial pelanggan untuk bisa
menciptakan nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasar.
6. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan.
7. Menempatkan karyawan atau personil yang memiliki
kualitas terbaik di setiap bidangnya.
8. Mempercepat pelayanan.
9. Menerapkan dan meningkatkan pelayanan.
20
10. Memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu
menciptakan produk terbaik.20
. Cara tersebut kemudian diidentifikasi dan dilakukan
analisis untuk menciptakan value apa yang harus ada dalam
suatu produk. Selain membuat value agar tercipta kepuasan
konsumen, value juga harus bisa menciptakan keuntungan,
karena keuntungan dibutuhkan untuk kelangsungan dan
pertumbuhan perusahan sehingga perusaan memiliki jangka
hidup yang panjang untuk melayani konsumen.
C. Physical Benefit
1. Pengertian Physical Benefit
Kata physical benefit berasal dari dua kata bahasa Inggris,
physical yang artinya fisik dan benefit yang artinya manfaat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fisik adalah
bentuk badaniah21, sedangkan manfaat adalah faedah atau guna
sesuatu.22 Jadi physical benefit adalah nilai atau manfaat yang
bisa diambil dari bentuk fisik produk ataupun barang lain yang
melengkapi suatu produk. Pengertian physical benefit dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya. Physical
benefit dapat juga diartikan sebagai suatu kreasi produk atau
yang melengkapinya untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan
cara tertentu pula. Physical benefit merupakan bagian dari
perancangan produk segala hal yang berkaitan dengan
membentuk, merancang, membuat produk dan barang lain yang
melengkapi produk tersebut, misalnya dalam produk minuman
20 Pentingnya Sebuah Nilai ‘Value’ Produk untuk Kesuksesan Penjualan (Sumber:
http://mebiso.com/pentingnya-sebuah-nilai-value-produk-untuk-kesuksesan-
penjualan/) diakses pada 10/04/2017 pukul 18.00 WIB 21 (https://kbbi.web.id/fisik) diakses pada 10/04/2017 pukul 18.30 WIB 22 (http://kbbi.web.id/manfaat) diakses pada 10/04/2017 pukul 18.30 WIB
21
bubble drink tampilan fisiknya adalah air berasa dengan bubble
didalamnya dan dimasukan kedalam gelas-gelas. Adapun yang
melengkapi minuman tersebut seperti model gelas dengan desain
yang beraneka ragam, selain itu ada juga bhoot tempat penjualan
dan lain sebagainya. Proses tersebut dapat dinamakan
merancang atau mendesain
Menurut Alexander desain merupakan temuan unsur fisik
yang paling objektif. Atau desain merupakan tindakan dan
inisiatif untuk merubah karya manusia. Kemudahan informasi
dan industri dapat dinikmati semua kalangan. Hal ini berbanding
lurus dengan kebutuhan manusia akan desain grafis.23 Hampir
semua informasi dan industri memerlukan desain grafis untuk
menerjemahkan ide dan gagasan ke dalam berbagai media secara
kreatif dan efektif.
Perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas
beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat
berkembang sejalan dengan perkembangan jaman), yaitu desain
produk peralatan, desain perkakas lingkungan, desain alat
transportasi, desain produk kerajinan (Kriya)24 Desain produk
merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian para
ahli menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk.
Sebagian yang lain menerjemahkan dengan desain industri.
Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat, karena yang
didesain bukanlah industrinya melainkan produknya.
Pada masyarakat modern, aktivitas perancangan dilakukan
oleh orang yang sama dengan pembuat produk sehingga dalam
hal ini tidak diperlukan model atau gambar. Pada masyarakat
23 Fachmy Casofa, Alib Isa. Jagat Desain Grafis (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 4 24 Muhajirin, Desain Produk, Pengertian Dan Ruang Lingkupnya, Jurnal Seni Rupa,
2008, h. 4
22
modern, aktivitas perancangan tidak sama dengan aktivitas
pembuatan sehingga komunikasi sangat berperan penting.
Esensi aktivitas perancangan adalah deskripsi akhir produk yang
dimengerti oleh pihak lain yang membuat yang diwujudkan
dalam gambar teknik (aturan-aturan, simbol-simbol, dan
konversi). Pada saat ini, proses pembuatan produk sudah
menggunakan robot dan terkomputerisasi dan bentuk
komunikasi lain yang juga digunakan adalah dalam bentuk
program komputer.25
2.1. Tabel Perbedaan Perkembangan Desain
Keterangan Ciri Media Komunikasi
Masyarakat
Tradisional
Perancangan dan
pembuatan adalah
orang yang sama
Pikiran sendiri
Masyarakat
Industri
Perancangan dan
pembuatan adalah
orang yang berbeda
Gambaran Teknik
Industri Digital Pembuat produk
adalah mesin
Program-program
dalam kartu-kartu
magnetic
Sumber: Rosnani Ginting Perancangan Produk
Tabel tersebut menunjukan perbedaan perancangan produk
pada masyarakat tradisonal, masyarakat industri, dan industri
digital berdasarkan perancang dan pembuatnya.
2. Macam-Macam Phisical Benefit
Adapun elemen yang termasuk physical benefit yaitu fitur,
styling, kemasan, merek, bukti fisik.26 Elemen fitur adalah
25 Rosnani Ginting, Perancangan Produk, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 3-4 26 Fandy Tjiptono Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta:
CV Andi offset, 2014), h. 111
23
komponen produk yang dapat ditambahkan ataupun dikurangi
untuk menambahkan variasi produk tetapi tidak mengubah
esensi dari produk itu sendiri, misalnya variasi produk sepeda
motor yang beredar di pasaran meskipun memiliki berbagai jenis
type27 biasanya dalam satu merek variasi tersebut tidak
mengubah esensi dan ciri khas produk motor tersebut.
Sementara itu elemen styling adalah memberikan
penampilan unik pada produk yang berbeda dari produk sejenis
lainya. Elemen yang ketiga adalah kemasan yang berfungsi
untuk membungkus atau menutupi suatu produk agar terlindungi
sehingga produk lebih tahan lama atau tidak mengalami
kerusakan. Sebuah kemasan yang baik tidak akan menjual
produk apapun jika konsep pengemasannya tidak tepat, dan juga
tidak akan menjual produk yang buruk. Sebuah kemasan yang
buruk bisa memberikan citra yang jelek bagaimanapun baiknya
pemikiran atas konsep pengemasannya. terhadap suatu produk
yang sangat baik28
Selanjutnya adalah merek merupakan identifikasi yang
menandakan kepemilikan suatu produk.29 Terakhir adalah bukti
fisik merupakan fisik tampilan yang melekat pada produk
ataupun identititas perusahan dan biasanya menunjukan ciri atau
kharakteristik perusahaan itu sendiri30, seperti desain brosur,
seragam karyawan, desain gerai, dan lain-lain.
Penjelasan macam-macam physical benefit tersebut dapat
dispesifikasikan kedalam dua indikator penelitian yaitu indikator
umum dan indikator khusus. Adapun indikator umum dari
27 Ibid, h. 111 28 Sosio Didaktika, Muh Liwa Irrubai Strategi Labeling, Packaging Dan Marketing
Produk Hasil Industri Rumah Tangga, 3 (1), 2016, 17-26 29 Tjiptono, loc.cit, h. 111 30 Ibid. h. 111
24
physical benefit adalah Fitur, Styling, Kemasan, Merek, Bukti
fisik
3. Manfaat Physical Benefit
Tampilan fisik pada suatu produk bisa memberikan
manfaat pada produk penjualan diantaranya adalah:
1. Sebagai tempat sebuah produk selama proses pengiriman, mulai
dari produsen produk, hingga sampai ke tangan konsumen.
2. Mencegah kerusakan dan mengawetkan produk, contohnya
seperti dapat menghindarkan dari sinar ultraviolet, panas
matahari, kelembapan udara, unsur O2, benturan, serta
kontaminasi dari polusi ataupun mikroba yang dapat merusak &
mengurangi kualitas dari sebuah produk.
3. Sebagai branding produk, dalam hal ini, packaging dapat
digunakan untuk sarana informasi terhadap para pelanggan lewat
label yang terdapat pada pack produk tersebut.
4. Meningkatkan daya guna produk, misalnya: menyederhanakan
penghitungan sebuah produk berdasarkan packaging-nya, serta
memprmudah pengiriman dan penyimpanan produk tersebut.
5. Memperluas penggunaan dan pemasaran produk, misalnya
seperti kasus penjualan sirup dan kecap yang mengalami
peningkatan pula sejak pemanfaatan kemasan pada botol
diterapkan.
6. Meningkatkan ketertarikan calon pengguna.
7. Sebagai media informasi dan advertising.31
31 Manfaat Kemasan pada Produk Fungsional, (Sumber:
https://ramesia.com/manfaat-kemasan-pada-produk-fungsional/) di akses pada
15/04/2017 pukul 16.00
25
D. Waralaba
1. Pengertian Waralaba
Sering kita mendengar kata waralaba di masyarakat, malah kita
sering melihatnya dan melakukan rutinitas ekonomi seperti jual beli
setiap hari di beberapa store waralaba, contohnya jika kita pegi ke
salah satu mini market yang banyak bermunculan perempatan jalan
seperti Indomart dan Alfamart, maka kita telah berinteraksi dengan
usaha waralaba.
Waralaba atau yang dalam bahasa Inggris Franchise berasal
dari bahasa Latin yaitu Francorum Rex yang artinya bebas dari
ikatan, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak usaha.
Sedangkan pengertian Franchise berasal dari bahasa Perancis abad
pertengahan, diambil dari kata Franc (bebas) atau francher
(membebaskan), yang secara umum diartikan sebagai pemberian
hak istimewa. Oleh sebab itu pengertian Franchise
diinterprestasikan sebagai pembebasan dari pembatasan tertentu,
atau kemungkinan untuk melaksanakan tindakan tertentu, yang
untuk orang lain dilarang. Dalam bahasa Inggris Franchise
diterjemahkan dalam pengertian privilege (hak istimewa atau hak
khusus). Di Amerika Serikat diartikan konsesi.32
“Hardjiwidagdo (1993) dari sisi sistem usaha, menyebutkan
waralaba adalah perdagangan atau jasa yang memiliki ciri khas
yang berupa jenis produk dan bentukyang diusahakan,
identitas perusahaan, (logo, desain, merek) bahkan termasuk
dalam pakaian dan penampilan karyawan perusahaan rencana
pemasaran serta bantuan opersional”.33
Istilah Franchise selanjutnya menjadi istilah yang akrab
dengan masyarakat khususnya masyarakat bisnis Indonesia dan
menarik perhatian banyak pihak untuk mendalaminya. Kemudian
32 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. l6 33 M. Muchtar Rivai, Pengaturan Waralaba Indonesia Persfektif Hukum Bisnis,
Jurnal Liqudity vol 1, no 2, 2012 (STIE Ahmad Dahlan)
26
istilah Franchise di Indonesia dikenal dengan istilah waralaba yang
diperkenalkan pertama kali oleh lembaga pendidikan dan
pengembangan manajemen (LPPM). Waralaba berasal dari kata
wara lebih atau istimewa dan laba (Untung) sehingga waralaba
berati usaha yang memberikan laba lebih atau istimewa.34 Pada
dasarnya setiap usaha pasti menghasilkan laba atau keuntungan,
namun usaha waralaba sedikit berbeda dengan usaha jenis lain
karena jika usaha jenis lain konsumennya hanya mendapatkan
produknya saja tetapi konsumen pihak kedua waralaba justru
mendapatkan laba.
Namun demikian masyarakat pelaku bisnis hendaknya
menyadari bahwa sebuah bisnis dapat dibuat franchisee jika telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan sehingga bukan mengikuti
kelatahan belaka.35 Amerika Serikat melalui IFA (International
Franchise Association) mendefinisikan waralaba sebagai hubungan
kontraktual antara Franchisor dan Franchisee. Sementara itu British
Franchise Association mendefinisikan waralaba sebagai garansi
lisensi kontraktual oleh 1 orang (Franchisor) ke pihak lain
(Franchisee) dengan mengijinkan atau meminta Franchise
menjalankan usaha dalam perdata tentu pada bisnis yang
menggunakan merek yang dimiliki oleh Franchisor.36
Sedangkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer
42/ Tahun 2007 tentang Waralaba menyatakan bahwa waralaba
adalah
“Perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak
memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
34 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, (Ghalia Indonesi, 2008) h. 7 35 Sudarmiatin, Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) Di Indonesia, Peluang Usaha
Dan Investasi, (Pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang), 28 April 2011 36 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, (Ghalia Indonesia, 2008) h. l 7
27
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.”37
Definisi waralaba juga diberikan oleh Institut pendidikan dan
manajemen yang antara lain mendefinisikan waralaba sebagai
berikut. Waralaba adalah suatu sistem pemasaran atau distribusi
barang dan jasa di mana sebuah perusahaan induk Franchise
memberikan hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha
dengan cara, waktu, dan lokasi tertentu kepada individu atau
perusahaan lain yang berskala kecil dan menengah.
Waralaba merupakan suatu hubungan berdasarkan kontrak
antara Franchisor dengan Franchise. Franchise beroperasi dengan
menggunakan merek dagang, format, atau prosedur yang dipunyai
serta dikendalikan oleh Franchisor, dan melakukan investasi dalam
bisnis yang dimilikinya38
Oleh karena itu setiap usaha yang menawarkan mitranya untuk
memakai produk dagang orang lain beserta dengan mereknya
merupakan salah satu jenis waralaba.
2. Jenis-Jenis Waralaba
Pada umumnya terdapat berbagai jenis waralaba yaitu sebagai
berikut:
1. Distributorship (Product Franchise)
Dalam waralaba ini Franchisor memberikan lisensi kepada
Franchise untuk menjual barang barang hasil produksinya.
Pembelian lisensi ini bersifat eksklusif ataupun non eksklusif.
Seringkali terjadi Franchise diberi hak eksklusif untuk
memasarkan di suatu wilayah tertentu.39
37 Sudarmiatin, Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) Di Indonesia, Peluang Usaha
Dan Investasi, (Pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang), 28 April 2011 38 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 9 39 Ibid, h. 14
28
Jenis waralaba ini memasarkan barang yang sudah ada
dengan merek tertentu kemudian pihak kedua menjualnya
kembali dengan seijin atau lisensi pihak pertama
2. Chain Style Bussines
Jenis waralaba inilah yang paling banyak dikenal di
masyarakat. Dalam jenis ini Franchise mengoperasikan suatu
kegiatan bisnis dengan memakai nama Franchisor. Sebagai
imbalan dari penggunaan nama Franchisor, maka Franchisee
harus mengikuti metode metode standar pengoperasian dan
berada dibawah pengawasan Franchisor dalam hal bahan bahan
yang digunakan, pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam
penjualan, persyaratan para karyawan, dan lain-lain.40 Syarat dan
ketentuan waralaba sudah ditentukan oleh pihak pertama, syarat
ini harus ditaati oleh pihak kedua. Salah contoh dari jenis
waralaba ini adalah indomart atau alfamart.
3. Manufacturing Atau Processing Plant
Dalam waralaba jenis ini Franchisor memberitahukan
bahan-bahan serta tata cara pembuatan suatu produk termasuk di
dalamnya formula-formula rahasianya. Franchise memproduksi
kemudian memasarkan barang barang itu sesuai standar yang
telah ditetapkan Franchisor41
Model bisnis waralaba ada tiga macam yaitu waralaba jasa
waralaba barang dan waralaba distribusi, dari berbagai macam
system waralaba terdapat beberapa sistem waralaba yang
berkembang di Indonesia saat ini ialah waralaba produk dan
merek dagang serta waralaba sistem dan format bisnis.
Berdasarkan jumlah usaha yang berhak dimiliki Franchise.
40 Ibid, h. 14 41 Ibid, h. 15
29
3. Perkembangan Dan Pengaturan Waralaba di Indonesia
Pada tahun 1991 tepatnya tanggal 22 November 1991 berdiri
asosiasi Franchise Indonesia AFI sebagai wadah Yang menaungi
Franchisor dan Franchisee. AFI didirikan dengan bantuan ILO
(International labour organization) dan pemerintah Indonesia.
Dengan berdirinya AFI diharapkan dapat menciptakan industri
waralaba yang kuat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi
nasional yang berbasiskan usaha kecil dan menengah. Pada Juni
2003 Avri yang disponsori oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan menyelenggarakan pemilihan waralaba lokal terbaik
pemilihan tersebut menghasilkan pemenang Rumah Makan Wong
Solo atau di restoran Indomaret kategori retail dan ILP kategori
pendidikan42
Pesatnya pertumbuhan waralaba harus dimanfaatkan sebaik
mungkin apalagi dunia ekonomi saat ini tergolong lesu karena
melemahnya ekonomi dunia. Dalam 10 tahun terakhir ini bisnis
franchise tengah menjadi model bisnis paling populer di negeri ini,
terutama bagi mereka yang ingin terjun menjadi entrepreneur tanpa
repot merintis bisnis baru dari nol. Layaknya sebuah mode, bisnis
franchise ini banyak diperbincangkan di mana-mana dan sangat
digandrungi oleh masyarakat luas.43 Oleh sebab itu usaha waralaba
harus di maksimalkan oleh pemerintah karena selain dapat
meningkatkan perekonomian juga dapat mengatasi pengangguran
masyarakat.
42 Ibid, h. 20 43 Sudarmiatin, Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) Di Indonesia, Peluang Usaha
Dan Investasi, (Pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang), 28 April 2011
30
E. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Manda Thalita mahasiswi
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Indonesia dalam skripsinya yang
berjudul Analisis Desain Kemasan Dilihat Dari Perceved
Quality (Studi Pada Kemasan Pouch Susu Kental Manis
Frisian Flag Gold Di Jakarta)44
Hasil Penelitian membahas analisis desain kemasan dilihat
dari perceved quality (Studi Pada Kemasan Pouch Susu Kental
Manis Frisian Flag Gold di Jakarta) serta membahas dimensi
pada desain kemasan tersebut yang terdiri dari structur design
dan surface design yang paling besar mempengaruhi perceved
quality.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan tujuan menjelaskan variabel. Data diperoleh melalui
penyebaran kuesioner kepada pembeli pouch susu kental manis
frisian flag gold di Jakarta. Total sample berjumlah 100
responden dengan teknik penarikan sample judgemental
sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada
perbedaan antara responden jenis kelamin laki-laki dan
perempuan terkait dengan desain kemasan dilihat dari perceved
quality
44 Manda Thalita, Analisis Desain Kemasan Dilihat dari Perceved Quality (Studi
pada Kemasan Pouch Susu Kental Manis Frisian Flag Gold di Jakarta), Skripsi pada
Universitas Indonesia, Depok, 2012
31
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wendi Ardiawan Happy
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret dalam skripsinya
yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada Luwes Loji Wetan
Solo)45
Penelitian ini membahas tentang pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (studi kasus pada luwes
loji wetan solo) metode penelitian yang digunakan yaitu metode
penelitian kuantitatif dengan menggunakan skala likert dalam
analisis datanya
Adapun hasil penelitian yaitu secara simultan semua
variabel independen keandalan, daya tanggap, jaminan, empati
dan bukti langsung mempunyai hubungan terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Desicca Dinnar Sari Mahasiswi
Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dalam
skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga Terhadap
Kepuasaan Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen SIM
Card GSM Prabayar XL di Kota Yogyakarta)”46
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Sim Card GSM
45 Wendi Ardiawan Happy, Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi Kasus Pada Luwes Loji Wetan Solo, (Skripsi pada Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2009)
46 Desicca Dinar Sari, Analisis Pengaruh Kualotas Produk, Kualitas Pelayanan, dan
Harga terhadap Kepuasan Konsumen XL di kota Yogyakarta, (Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016)
32
Prabayar XL Yogyakarta, pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen Sim Card GSM Prabayar XL Yogyakarta,
(3) pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen Sim Card GSM
Prabayar XL Yogyakarta, dan (4) pengaruh kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan harga secara bersama-sama terhadap
kepuasan konsumen Sim Card GSM Prabayar XL Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
konsumen Sim Card GSM Prabayar XL di kota Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat
pengaruh positif kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
Sim Card GSM Prabayar XL Yogyakarta, dibuktikan dari nilai t
hitung sebesar 4,404 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05; dan
koefisien regresi sebesar 0,201, (2) Terdapat pengaruh positif
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Sim Card GSM
Prabayar XL Yogyakarta, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar
5,494 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 dan koefisien
regresi sebesar 0,245, (3) Terdapat pengaruh positif harga
terhadap kepuasan konsumen Sim Card GSM Prabayar XL
Yogyakarta. Hal ini dibuktikan bahwa hasil penelitian variabel
brand trust diperoleh nilai t hitung sebesar 5,074 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (0,000<0,05) dan koefisien regresi
mempunyai nilai positif sebesar 0,280, dan (4) Terdapat
pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga secara
bersamasama terhadap kepuasan konsumen Sim Card GSM
33
Prabayar XL Yogyakarta, dibuktikan dari nilai F hitung sebesar
43,312 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.47
Dalam sumber relevan tersebut terdapat beberapa
kesamaan dengan skripsi yang saya buat seperti variber Y yaitu
kepuasan konsumen. Jadi terdapat kesamaan masalah penelitian
berupa kepuasan konsumen.
Selain itu skripsi yang saya buat memiliki kesamaan
metode penelitian berupa penilitian kuantitatif deskriptif dengan
menggunakan analisis data regresi linear berganda yang
selanjutnya akan di uji validitas, uji reliabilitas, dan uji
normalitas.
Adapun kelebihan skripsi ini dibandingan skripsi
sejenisnya yaitu mengakaji perkembangan waralaba yang
merupakan salah satu jenis usaha yang sedang tumbuh dan
berkembang dengan pesat sehingga skripsi ini sangat
kontemporer atau kontekstual dengan realitas yang ada.
Skripsi ini juga membahas value dan physical benefit yang
dasarnya merupakan kreatifitas dan inovasi yang harus dimiliki
seorang wirausaha untuk selalu berkreasi.
2.2. Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
No Judul Persamaan Perbedaan
1
Analisis Desain
Kemasan Dilihat Dari
Perceved Quality
(Studi Pada Kemasan
Pouch Susu Kental
Variabel x yang
diteliti merupakan
bagian dari physical
benefit,
Penelitian saya lebih
luas dari pada penelitian
ini karena tidak hanya
meneliti desain
kemasanya saja tetapi
47 Desicca Dinar Sari, Analisis Pengaruh Kualotas Produk, Kualitas Pelayanan, dan
Harga terhadap Kepuasan Konsumen XL di kota Yogyakarta, (Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016)
34
2
3
Manis Frisian Flag
Gold di Jakarta)
Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan
(Studi Kasus Pada
Luwes Loji Wetan
Solo)
Analisis Pengaruh
Kualitas Produk,
Kualitas Pelayanan,
dan Harga Terhadap
Kepuasaan Konsumen
(Studi Kasus Pada
Konsumen SIM Card
GSM Prabayar XL di
Kota Yogyakarta)
Menggunakan
metode kuantitatif
Variabel Y yang
sama-sama
membahas tentang
kepuasan konsumen
Metode penelitian
yang menggunakan
kuantitatif
Variabel Y yang
sama-sama
membahas tentang
kepuasan konsumen
Metode penelitian
yang menggunakan
kuantitatif
Dalam variabel X
terdapat bagian
penelitian yang
memiliki kesamaan
teori
meneliti value
produknya juga
Variabel Y antara
perceved quality dengan
kepuasan konsumen
Perbedaan studi kasus
Varibel X
Perbedaan studi kasus
Perbedaan variabel X
yang membahas lebih ke
produknya sementara
penelitian saya
membahas value atau
nilai lebihnya
Sumber: Olahan Peneliti
F. Kerangka Berpikir
Seiring berkembangnya teknologi mempermudah manusia
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Meskipun demikian
kemudahan tersebut menyebabkan kita harus senantiasa berinovasi
dengan cepat. Dalam hal ekonomi, salah satu tren inovasi usaha
adalah waralaba atau franchise. Pertumbuhan waralaba tergolong
cepat terlebih didukung dengan berkembang teknologi yang ada.
Beberapa factor yang mendorong cepatnya pertumbuhan waralaba
adalah value dan physical benefit produk. Dengan value suatu
produk akan lebih mudah diminati konsumen karena memiliki nilai
lebih dari produk yang lain. Sementara dengan physical benefit
konsumen akan melihat tampilan yang lebih menarik yang tentu saja
35
akan mendorong ketertarikan konsumen untuk membeli produk
tersebut
Konsumen adalah orang yang memakai manfaat barang atau
jasa yang di jual, adapun perilaku konsumen bermacam-macam
jenisnya perilaku ini tentu saja dapat mendorong rasa kepuasaan
konsumen dalam hal membeli atau menikmati jasa atau barang yang
dipakai, meskipun demikian banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen salah satunya yaitu
dengan tawaran dari produk itu sendiri
Berdasarkan konsep teori di atas, dengan demikian akan ada
beberapa pengaruh barang yang di pakai dengan atau tanpa produk
yang menggunakan value dan physical benefit produk tersebut.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu
diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan
untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkin kita
menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan
teori. Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang harapan
peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variable-variabel di
dalam persoalan.48
`Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
disusun, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara Value dan Phisical
Benefit produk waralaba Lup Lup Bubble drink terhadap
kepuasan konsumen
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Value dan Phisical
Benefit produk waralaba Lup Lup Bubble drink terhadap
kepuasan konsumen
48 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo 2010) h. 57
36
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu dan tempat penelitian ini, penulis lakukan di
store dan kantor lup-lup bubble drink dengan waktu penelitian dari
bulan Maret 2017 s/d Juli 2017.
3.1. Bagan Waktu Penelitian
Keterangan Waktu
Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul
Membuat proposal,
seminar proposal
Menyusun skripsi
Bab 1, 2, 3
Menyusun Bab 4
hasil penilitian
Menyusun Bab 5 dan
penyempurnaan
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif.
Metode kuantitatif menuntut variabel yang diteliti data diukur,
pada umumnya riset ini menampilkan angka untuk menyampaikan
suatu jumlah atau data. Metode kuantitatif memiliki beberapa
keuntungan yaitu, penggunaan angka memungkinkan ketepatan
√ √
√ √ √ √
√
√ √
37
atau presisi yang lebih baik dalam melaporkan suatu hasil
penelitian.1
Melalui metode tersebut, penulis bertujuan mengetahui
apakah kepuasan konsumen Lup Lup bubble drink dipengaruhi
oleh value dan physical benefit produknya.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek, variabel, konsep, atau
fenomena.2 Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah
masyarakat atau konsumen yang telah menjadi mitra atau setiap
masyarakat yang pernah melihat dan menggunakan produk lup-lup
bubble drink. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan
dijadikan sumber data dan merupakan satu kesatuan yang diambil
dari populasi obyek dan merupakan represetatif dari populasi
tersebut. Berdasarkan pendapat itu, maka penullis akan
menggunakan sebagian dari populasi penelitian yang disebut
sampel.
Untuk menentukan siapa saja yang akan dijadikan sampel,
penulis menggunakan metode pengambilan data sampel
probabilitas atau disebut juga random sampling sederhana yaitu
pengambilan sampel dimana setiap orang dalam populasi
mempunyai kesempatan peluang yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel dengan cara mengurutkan nama-nama anggota
populasi menurut nomor.3
1 Morrisan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), h. 23 2 Ibid, h. 109 3 Ibid, h. 111
38
Termasuk kedalam populasi dalam penelitian ini adalah setiap
konsumen Lup Lup bubble drink, baik itu konsumen mitra
penjualan ataupun konsumen langsung yang membeli produk Lup
Lup bubble drink. Karena kerterbatasan dana dan waktu peneliti
tidak mengambil semua data melainkan sebagian sampel saja.
Adapun sampel yang akan digunakan berjumlah 100 dari total
keseluruhan populasi.
D. Variabel dan Atribut Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa variabel dan atribut.
Varibel adalah pengelompokan logis dari sejumlah atribut,
sedangkan atribut didefinisikan sebagai karakteristik atau kualitas
yang menjelaskan suatu objek, misalnya jika pekerjaan dikatakan
sebagai variabel maka atributnya seperti petani, guru, tukang ojek
dan lain-lain.4
Variabel penelitian ini membahas pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Variabel yang dimaksud adalah X1
(value) dan X2 (physical benefit) dalam hal ini penulis akan
mendapatkan data dengan cara pengukuran menggunakan angket
atau kusioner yang akan dijawab oleh responden. Sedangkan
variabel terikatnya adalah tingkat kepuasan konsumen setelah
menggunakan produk tersebut (y), dalam hal ini penulis penulis
juga akan mendapatkan data melalui angket yang dijawab oleh
responden.
4 Ibid, h. 70
39
3.2 Variabel Penelitian
Variabel Y = Kepuasan konsumen
Variabel X1 = Value Produk,
Variabel X2 = Phisical Benefit
Varibel Y yang akan diteliti adalah kepuaasan konsumen,
berdasarkan kajian teori sebelumnya dijelaskan bahwa kepuasan
konsumen, menurut Swan adalah evaluasi secara sadar atau
penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus
atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok
dengan tujuan pemakianya.5 Dalam buku Fandy Tjiptono konsep
kepuasan konsumen adalah respon emosional atau evaluasi kognitif
seseorang.6 Berdasarkan dua teori tersebut peneliti menyimpulkan
secara konseptual bahwa kepuasan konsumen adalah respon
emosional dirasakan setelah memakai ataupun membandingkan
kinerja suatu produk relatif bagus dan mendapatkan nilai yang lebih
banyak. Secara operasional pengertian kepuasan konsumen dalam
penelitian ini adalah pendapat atau persepsi konsumen terhadap
suatu produk yang berasal dari jawaban angket maupun wawancara.
Selanjutnya varibel X1 yang akan diteliti adalah value produk,
menurut pandangan Philip Kotler value produk adalah nilai pikiran
pelanggan yang merupakan gabungan dari nilai ekonomi,
5 Fandy Tjiptono Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta,
CV Andi Offset, 2014), h. 352 6 Ibid, h. 353
X1
X2
Y
40
fungsional, psikologis, yang merupakan harapan lebih konsumen
dari suatu tawaran pasar sehingga seorang konsumen akan
memperkirakan tawaran mana yang akan memberikan nilai paling
besar.7 Secara operasional pengertian value produk dalam penelitian
ini adalah pendapat atau persepsi konsumen terhadap suatu produk
yang berasal dari jawaban angket maupun wawancara.
Kata physical benefit berasal dari dua kata bahasa inggris,
physical yang artinya fisik dan benefit yang artinya manfaat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fisik adalah bentuk
badaniah8, sedangkan manfaat adalah faedah atau guna sesuatu.9
Jadi physical benefit adalah nilai atau manfaat yang bisa diambil dari
bentuk fisik produk ataupun barang lain yang melengkapi suatu
produk. Secara operasional pengertian physical benefit produk
dalam penelitian ini adalah pendapat atau persepsi konsumen
terhadap suatu produk yang berasal dari jawaban angket maupun
wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan, penulis berusaha menganalisis
data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori
yang ada dapat dibuktikan relevansinya. Untuk memperoleh data-
data lapangan, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu:
1. Observasi
Obesrvasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek
dengan sistematika fenomena yang diselidiki atau proses
7 Philip kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen
Pemasaran Perspektif Asia, (Jakarta PT Indeks, 2003), h. 66 8 http://kbbi.web.id/fisik 9 http://kbbi.web.id/manfaat
41
pengumpulan data dengan melakukakn pengamatan langsung10
namun peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan subyek penelitian
melainkan hanya mengamati dari luar saja dalam hal ini disebut
dengan observasi nonpartisipan. Observasi nonpartisipan adalah
jenis observasi dimana peneliti berada di luar subjek yang
diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan, dengan demikian peneliti akan mudah mengamati
kemunculan tingkah laku yang terjadi11
Adapun tempat untuk melakukan observasi ini adalah
kantor dan store tempat penjualan Lup Lup bubble drink.
2. Kuesioner (angket)
Menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden.12
Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data primer
adalah kuisoner yang dibuat berdasarkan skala likert. Yang mana
skala model likert tersebut merupakan skala yang berisi
pernyataan yang sistematis untuk mengukur sikap responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan pada kuisoner tersebut. Dalam
skala likert diexpresikan mulai dari sangat tidak setuju (pilihan
10 Sukandarrumidi, Metode Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 69 11 Ibid, h 72 12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 15, h. 199
42
negatif) hingga sangat setuju (pilihan positif). Adapun pilihan
jawaban menurut skala likert adalah sebagai berikut:
3.3. Tabel Skala Likert
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 5
Sumber: Morissan telah di olah lagi oleh peneliti
Pertanyaan yang dibuat untuk kuesioner ini adalah close end
items atau disebut juga pertanyaan tertutup dimana setiap
pertanyaan yang diajukan sudah memiliki jawaban dan
responden tinggal memilih satu dari jawaban yang telah
disediakan. Adapun mekanisme penyebaranya dengan
memberikan angket kepada konsumen dalam bentuk print dan
dalam bentuk online.
3. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan untuk
menguatkan data dari hasil observasi dan kuisoner sehingga data
yang dikumpulkan lengkap dan sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik saling
bertanya dan menjawab.13
Adapun responden yang akan diwawancarai adalah
manajer atau pengelola Lup Lup selaku pembuat yang
menciptakan value dan physical benefit produk.
13 Sukandarrumidi, Op. cit,. h. 88
43
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah untuk
diolah.14
Adapun instrumen dari value dan physical benefit produk
waralaba lup-lup bubble drink adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah
mengamati unsur-unsur kepuasan konsumen lup-lup bubble
drink dalam hal ini value dan physical Benefit dalam
pelaksanaan produksi maupun proses penjualan.
a. Tujuan
Untuk memperoleh informasi dan data kepuasan
konsumen Lup Lup bubble drink selama pelaksanaan
produksi maupun proses penjualanya.
3.4. Tabel Pedoman Observasi
Aspek observasi Keterangan
Perusahaan Data Perusahan
Value Produk
1. Investment
2. Skill And Knowledge
3. Product
4. Access To Market
5. Media
6. Market Adoption
Phisical Benefit 1. Fitur
14 Suharsimi Arikunto Prosedur Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta
2006) h. 203
44
2. Styling
3. Kemasan
4. Merek
5. Bukti fisik
Sumber: diolah oleh peneliti berdasarkan indicator
2. Kisi-kisi Angket Penelitian
Dalam menyusun angket penelitian seorang peneliti harus
berpatokan kepada kisi yang ada. Adapun kisi dari angket
penelitian ini adalah.
3.5 Tabel Kisi-kisi Angket
No Variabel Atribut
Indikator Umum
No
Item
1 Kepuasan
Konsumen
(Y1)
1. Barang dan jasa berkualitas
2. Hubungan pemasaran
3. Program promosi loyalitas
4. Fokus pada pelayanan terbaik
5. Sistem penanganan komplen secara efektif
1-2
2-4
5-6
7-8
9-10
2 Value
(X1)
1. Investment
2. Skill And Knowledge
3. Product
4. Access To Market
5. Media
6. Market Adoption
11-12
13-14
15-16
17-18
19-20
21-22
3 Phisical
Benefit
(X2)
1. Fitur
2. Styling
3. Kemasan
4. Merek
5. Bukti fisik
23-24
25-26
27-28
29-30
31-32
Sumber: diolah peneliti berdasarkan indikator
45
3. Pedoman Wawancara
Untuk mengetahui sejauh mana kepuasan konsumen Lup Lup
bubble drink berdasarkan value dan physical benefit. Dilakukan
wawancara dengan pihak perusahaan Lup Lup, adapun pedoman
wawancara ini sebagai berikut
3.6 Tabel Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Panduan Keterangan
1
2
Identitas Perusahaan dan Nara
Sumber
Pertanyaan Penelitian
Pengelola atau Mitra Usaha
Data Narasumber, Data
Perusahaan
Kepuasan Konsumen
Value Produk
Physical Benefit
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk proses penyederhanaan
data yang telah didapatkan sehingga menjadi bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuan analisis data penelitian
untuk membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi satu data
yang teratur serta tersusun lebih berarti. Sementara proses analisis
merupakan usaha untuk menentukan jawaban suatu hal. Untuk
mengetahui pengaruh antara value dan physical benefit produk
waralaba lup-lup bubble drink terhadap kepuasan konsumen.
Namun sebelum data tersebut dicari dan dianalisis harus
dilakukan beberapa uji terhadap instrument penelitian. Adapun
beberapa uji yang akan dilakukan adalah:
a. Uji Prasyarat Data
1. Uji Validitas
46
Uji Validitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
masing-masing butir soal pertanyaan valid atau tidak valid.
Adapun pengujian validitas untuk variabel X menggunakan
rumus:15
Ket:
n: Jumlah Responden
∑X: Jumlah Skor Butir Pernyataan
∑Y: Jumlah Skor Total
∑X2: Jumlah Skor butir pernyataan yang dikuadratkan
∑Y2: Jumlah Skor total yang dikuadratkan
Selanjutnya untuk mengetahui apakah data yang
didapatkan dari proses observasi dan wawancara termasuk
dalam data valid atau tidak, maka dilakukan uji validitas
external. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan dua
data tersebut untuk mencari kesamaan antara kriteria yang ada
pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di
lapangan.16
2. Uji Reliabilitas
Uji Reabilitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
instrument tersebut dianggap riabel atau tidak. Adapun kriteria
pengujian dari uji reabilitas ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach, yaitu:17
15 Sarini Abdullah dan Taufiq Edy Sutanto, Statiska Tanpa Stres, (Jakarta:
Transmedia Pustaka 2015), h. 257 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h 129 17 Abdullah dan Sutanto, Op. Cit., h. 259
47
keterangan:
a = Alfa Crombach
p = Banyak item pernyataan
c = rata-rata kovariansi item-item tersebut
v = rata-rata variansi item-item tersebut
Selanjutnya untuk mengetahui apakah data yang
didapatkan dari proses observasi dan wawancara termasuk
dalam data reliabel atau tidak, maka dilakukan uji test retest.
Uji ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa
kali pada responden.18
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
terhadap kuisioner penelitian dan kemudian mendapatkan data
tersebut maka selanjutnya dilakukan uji prasyarat data, dengan
tujuan menguji data yang sudah didapatkan sesuai atau tidak
sesuai dengan analisis data yang dibutuhkan. Adapun uji
prasyarat data ini adalah sebagai berikut:
3. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang
didapatkan merupakan data yang normal. Adapun rumus
pengujianya sebagai berikut:
Dengan:
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang dihharapkan19
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung, Alfabeta,
2016), h. 130 19 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Prenadamedia Group, 2015, h 288
48
4. Uji Linieritas
Cara yang dapat digunakan untuk uji linearitas ini antara
lain menggunakan persamaan garis regresi atau regresi
berganda. Apabila nilai F yang dapat diamati lebih besar dari
nilai F tabel pada taraf siginifikasi (α) = 0,05, maka dapat
dikatan linear.20 Setelah melakukan serangkaian uji tersebut
maka data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan
beberapa teknis analisis data diantaranya.
5. Uji Multikolinearitas
Sebelum melakukan analisis regresi data yang sudah
didapatkan harus dilakukan uji multikolinearitas, uji ini untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel
bebas dengan yang lainya21
6. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu syarat dilakukanya regresi linear berganda
adalah data lolos uji heteroskedaktisitas. Uji asumsi ini
bertujuan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut
sama atau tidak sama untuk semua pengamatan22
7. Uji Autokorelasi
Salah satu uji yang harus dilakukan dalam regresi linear
berganda adalah uji autokorelasi. Uji ini untuk mengetahui
korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut
20 Ibid, h. 289 21 R Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013), h. 224 22 Ibid, h. 240
49
urutan waktu dan urutan tempat sihingga muncul korelasi pada
dirinya sendiri.23
b. Statistik Deskriptif
Analisis ini mendeskripsikan dan menggambarkan data
yang telah terkumpul kemudian dipaparkan sesuai dengan
hasil yang telah didapatkan. Adapun analisis ini digunakan
untuk menjelaskan hasil dari observasi dan wawancara.24
c. Uji Analisis Regresi
Regresi adalah suatu metode untuk mengetahui
bagaimana satu variabel bebas menjelaskan nilai-nilai variabel
terikat. Adapun model linier sederhana menggunakan rumus:
Y = a + b X
Dengan:
• Y adalah variabel terikat, yang akan ditentukan nilainya
berdasarkan X
• X adalah nilai variabel bebas
• A adalah konstanta atau bila harga X = 0
• B adalah koefisien korelasi25
d. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikan, Uji T
Untuk menguji kesignifikan korelasi variable X terhadap
Y, dilakukan dengan rumus uji-t sebagai berikut:
23 Ibid, h. 263 24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 147 25 Ibid, h. 188
50
Keterangan:
• T = uji signifikan korelasi
• R = nilai koefisien korelasi
• N = jumlah Responden
• H0 = korelasi tidak signifikan
• H1= korelasi signifikan
Dengan kriteria pengujian:
• Terima H0 jika th < tt
• Tolak H1 jika th > tt26
Selain itu dalam uji parsial regresi linear berganda
digunkan rumus yaitu:
t = βj , mengikuti distribusi t dengan d.b. = 1,
Sβj
Dengan:
• Βj adalah taksiran
• Sβj adalah simpangan baku
2. Uji Model Secara Keseluruhan, Uji F
Statistik uji ini menggunkan rumus sebagai berikut:
F = SSR/K
SSE/n-(k+1)
Dengan:
• SSE = jumlah kuadrat simpanganjika y ditaksir
dengan y regresi
• SST = jumlah kuadrat simpangan jika Y ditaksir
dengan Y rata-rata
26 Ibid, h. 179
51
• SSR = SST – SSE
• K = banyaknya variabel penjelas
• K+1 = banyaknya parameter regresi yang akan
ditaksir27
3. Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya variabel variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan angka presentase,
maka menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefi28
27 Ibid, h. 199 28 Ibid, h. 191-192
52
BAB 4
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lup Lup Bubble Drink
1. Profil Perusahaan Lup Lup Bubble Drink
Lup Lup bubble drink merupakan perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang waralaba minuman yang bertujuan untuk
memberikan konsumen pilihan minuman bubble drink yang
biasanya hanya berada di dalam mall kini bisa dinikmati di luar mall.
Berawal dari ide tersebut Ikhwan Maulana selaku pemilik pertama
kali membuka gerai di kantin depan rumah neneknya.
Lup Lup Launching tanggal 23 Februari, outlet
pertamanya ada di rumah nenek, dari outlet itu terus dicoba
ikutan bazar dan alhamdulillah ada keuntungan, dari
keuntungan itu lalu buka outlet lagi, karena dahulu kuliah di
kampus UIN dan waktu itu kantin Dakwah rame banget
mahasiswanya. Akhirnya coba buka outlet di kantin dakwah
dan alhamdulillah responnya bagus, dari outlet di Fakultas
Dakwah itu ada keuntungan akhirnya buka outlet lagi di
kampus UMJ dari situ terus berkembang. Pada saat ikut bazar
banyak orang bertanya apakah Lup Lup ini friendcise atau di
waralabakan? dari situ kita coba buat sistem tentang kemitraan
bagaimana orang menggunakan Lup Lup dengan skema yang
sudah kita tentukan, dan alhamdulillah hingga saat ini sudah
lebih dari 700 Mitra.1
Lup Lup buble drink memiliki sistem waralaba yang sangat
mudah sehingga konsumen yang ingin menjadi mitra tidak merasa
kesulitan. Hingga saat ini Lup Lup bubble drink telah memiliki lebih
dari 600 mitra usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Lup Lup
bubble drink mempunyai sifat, tujuan dan lapangan usaha sebagai
berikut.
1 Ikwan Maulana, Manajer Lup Lup Bubble Drink, Wawancara, Jakarta, 10 Juni 2017
pukul 10.00 WIB
53
a. Sifat
Lup Lup bubble drink adalah perusahaan waralaba yang
mempunyai sifat sebagai berikut.
1. Kemitraan Usaha
2. Penghasil Laba.
3. Kemanfaatan Umum.
4. Wiraswasta2
b. Tujuan.
Tujuan Lup Lup bubble drink adalah menyediakan peralatan
penjualan dan bahan baku minuman bubble drink untuk
konsumen.3
c. Visi
Menjadi Perusahaan UMKM Multinasional yang berdasar
pada nilai-nilai dasar universal untuk keadilan dan kesejahteraan
manusia serta alam ciptaan-Nya4
d. Misi
Menghasilkan semua jenis produk makanan dan minuman
melalui proses yang higienis dan halal dengan standar kinerja
yang terbaik (best performance standard) sehingga
menghasilkan produk-produk berkualitas. Selain itu misi CV.
LIMA MENARA adalah memberikan kesempatan kepada
siapapun bahkan competitor untuk maju dan sukses bersama.
Kedepan CV. LIMA MENARA akan memperluas pasar
distribusinya ke Negara-negara ASEAN dan Negara-negara
lainnya, terus berinvestasi dalam riset dan inovasi produk,
2 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB 3 Ibid 4 http://www.luplupbubbledrink.com/about/ diakses pada 15 Juni 2017, Pukul 15.00 WIB
54
termasuk menangkap ide-ide terobosan baru untuk bahan-bahan,
dan melakukan perbaikan terus-menerus terhadap kinerja
sumber daya manusianya.5
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan terletak di Jl. Gedung Hijau Raya SF 07
No.74 Pondok Indah Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan DKI
Jakarta.6 Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dasar
dari pemilihan letak perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Lokasi Strategis
Artinya Lokasi strategis yaitu berada di tengah kota,
sehingga dekat dengan kegiatan kerja masyarakat. Selain itu
lokasi tersebut berada dekat dengan pintu toll kurang lebih
sekitar 2 km saja.
b. Daerah Terkenal
Letaknya berada di daerah Pondok Indah yang cukup
terkenal sehingga konsumen mudah mencari lokasi tersebut
3. Bentuk Badan Hukum
Bentuk badan hukum Lup Lup bubble drink adalah comanditaire
venotschap (CV) atau disebut juga persekutuan komonditer7
5 Ibid 6 http://www.luplupbubbledrink.com/alamat/ diakses pada 15 Juni 2017, Pukul 15.00
WIB 7 Ikwan Maulana, Manajer Lup Lup Bubble Drink, “Wawancara”, Jakarta, 10 Juni 2017
pukul 10.00 WIB
55
4. Pemilik Perusahaan
Perusahaan Lup Lup bubble drink adalah perusahaan yang bergerak
dibidang waralaba, dimana memenuhi kebutuhan masyarakat akan
minuman ringan. Dalam hal ini, perusahaan didaftarkan sebagai badan
hukum atas nama Bapak Muhammad Iqbal.8
5. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya pasti
memiliki sistem organisasi-nya masing-masing. Berikut ini adalah
struktur organisasi Lup Lup Bubble Drink:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Lup Lup Bubble Drink
Sumber: Lup Lup
Keterangan: Cs (Customer Service)
Uraian Tugas dan kerja organisasi Lup Lup bubble drink
a. Direktur Utama
8 Ibid
Direktur Utama
Leader Production Leader Marketing Leader Packaging Leader Courier
Bagian Produksi
Bagian Gudang
CS Pesanan
Cs Care
CS Komplen
Digital Marketing
Bagian Pengemasan Bagian Kurir
56
1. Memimpin semua kegiatan perusahaan.
2. Merencanakan dan menetapkan program kerja perusahaan.
3. Melaksanakan kegiatan dan pemeliharaan.
4. Menyelenggarakan administrasi umum.
5. Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Leader Production
1. Memberikan arahan kepada tim produksi
2. Mengatur kerja tim produksi sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa dan mengecek persediaan di gudang
c. Leader Marketing
1. Memberikan arahan kepada tim customer service (CS) dan
marketing
2. Mengatur kerja tim CS dan marketing sesuai dengan sistem
operasional
3. Merencanakan strategi marketing perusahaan
d. Leader Packaging
1. Memberikan arahan kepada tim packaging
2. Mengatur kerja tim packaging sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa hasil packaging
e. Leader Courier
1. Memberikan arahan kepada tim kurir
2. Mengatur kerja tim kurir sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa pengiriman barang
f. Bagian Produksi
1. Membuat bahan baku kebutuhan minuman Lup Lup
2. Memastikan bahan baku sesuai denga kriteria halal dan sehat
3. Membuat dan menyiapkan peralatan pendukung usaha
57
g. Bagian Gudang
1. Mengatur pengelolaan gudang
h. Customer Service
1. Menerima keluhan konsumen
2. Memeriksa pengiriman pesanan
3. Menerima pesanan
i. Digital Marketing
1. Membuat konten iklan digital
j. Bagian Pengemasan
1. Mengemasi bahan baku
2. Mengemasi peralatan pendukung usaha
k. Bagian Kurir
l. Mengantarkan barang kiriman9
6. Aspek Pemasaran
a. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran Lup Lup adalah berbagai daerah di
Indonesia, sesuai dengan tempat lokasi mitra berada.10
b. Konsumen dan Pelanggan Perusahaan
Lup Lup memiliki dua konsumen yaitu konsumen mitra dan
konsumen langsung. Saat ini Lup Lup sendiri sudah memiliki lebih
dari 600 kemitraan, adapun segmentasi konsumen yang dituju
adalah semua kelas.11
9 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB 10 Ibid 11 Ibid
58
c. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaaran Lup Lup yaitu promosi dalam acara bazar
dan menggunakan media internet dalam hal ini melalui media sosial
dan website. Adapun media sosial dan website Lup Lup bubble
drink adalah sebagai berikut:
1. Instagram : @luplupbubble
2. Facebook : lup lup bubble drink
3. Twitter : @luplupbubble
4. Website : www.luplupbubbledrink.com12
7. Aspek Personalisasi
Setiap perusahaan memiliki personalia yang melengkapi setiap
bagian dalam suatu organisasi, berikut ini adalah data personalia
perusahaan Lup Lup Bubble Drink:
a. Kepegawaian
1. Direktur Utama : 1 Orang
2. Leader Production : 1 Orang
3. Leader Marketing : 1 Orang
4. Leader Packaging : 1 Orang
5. Leader Courier : 1 Orang
6. Bagian Produksi : 10 Orang
7. Bagian Gudang : 3 Orang
8. Customer Service : 9 Orang
9. Digital Marketing : 1 Orang
10. Bagian Pengemasan : 5 Orang
11. Bagian Kurir : 6 Orang13
12 Ibid 13 Ikwan Maulana, Manajer Lup Lup Bubble Drink, “Wawancara”, Jakarta, 10 Juni 2017
pukul 10.00 WIB
59
b. Jam Kerja
Pengaturan waktu jam kerja yang ditentukan oleh perusahaan
adalah 9 jam kerja. Jam operasional Lup Lup bubble drink dari hari
Senin-Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00.
sementara jam kerja mitra disesuaikan dengan kebijakan mitra
masing-masing.14
c. Penggajian
Adapun sistem penggajian yang dilakukan oleh Lup Lup adalah
sesuai dengan beban kerja dan upah minimum regional (UMR)
setempat yaitu dari Rp. 2.000.000 – Rp. 3.500.000.15
8. Cara Pengembangan Tenaga Kerja
Dalam pengembangan tenaga kerja Lup Lup menempuh beberapa
cara misalnya.
a. Mengirim pegawai untuk mengikuti seminar-seminar atau
penataran-penataran kepegawaian.
b. Mendatangkan tenaga-tenaga ahli dari luar untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan bagi pegawai.16
9. Value
Menurut pandangan Philip Kotler value produk adalah nilai pikiran
pelanggan yang merupakan gabungan dari nilai ekonomi, fungsional,
psikologis, yang merupakan harapan lebih konsumen dari suatu tawaran
pasar sehingga seorang konsumen akan memperkirakan tawaran mana
14 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB 15 Ibid 16 Ibid
60
yang akan memberikan nilai paling besar.17 Beberapa contoh value
seperti Investment, Skill and Knowledge, Product, Access to Market,
Media, Market Adoption. Lup Lup bubble drink dalam menjalankan
usahanya memiliki beberapa value yang digunakan yaitu
a. Invesment
Lup Lup bubble drink menawarkan kerjasama kemitraan yang
cukup menguntungkan dengan tiga paket pilihan usaha. Pilihan
paket tersebut yaitu
1. Paket Pilihan Usaha
a. Paket Crown Rp.14.000.000
Terdiri dari:
1 Unit booth (2 laci, 2 lemari, kayu Jati Landa), 1 Buah
Cooler Box, 1 Unit Blender Phillips, 1 Unit tempat powder,
1 Buah tempat sedotan, 1 Buah sendok bubble, 1 Buah
wadah bubble matang, 1 Buah sendok es, 1 Buah Jigger
(gelas takar), 2 Buah botol, 20 set box, 10 varian rasa (1000
sachet powder, 1000 sachet gula, 1000 pcs gelas LUP LUP),
1000 pcs tutup gelas, 1 Kaleng Aloevera, 1 kg Cincau
Powder, 16 kg Tapioca Pearl (Bubble), 8 Pack sedotan, 1
Buah X-Banner, 1 Menu Full Color, 1 Buah Kanebo, 1 Buah
Gunting, 4 Buah seragam Lup Lup, 1 Mesin cup sealler semi
otomatis, 1 Roll plastik sealler18
b. Paket Diamond Rp.9.500.000
Terdiri dari:
17 Philip kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen
Pemasaran Perspektif Asia, PT Indeks, 2003, hal 66 18 http://www.luplupbubbledrink.com/ diakses pada 15.00 pukul 15.40 WIB
61
1 Unit booth (1 laci, 2 lemari, kayu Jati Landa), 1 Buah
Cooler Box, 1 Unit Blender Phillips, 1 Unit tempat powder,
1 Buah tempat sedotan, 1 Buah sendok bubble, 1 Buah
wadah bubble matang, 1 Buah sendok es, 1 Buah Jigger
(gelas takar), 2 Buah botol, 10 set box, 10 varian rasa (500
sachet powder, 500 sachet gula, 500 pcs gelas Lup Lup), 500
pcs tutup gelas, 4 kg Tapioca Pearl (Bubble), 2 Pack sedotan,
1 Buah X-Banner, 1 Menu Full Color, 1 Buah Kanebo, 1
Buah Gunting, 2 Buah seragam Lup Lup, 1 Mesin cup sealler
manual, 1 Roll plastik sealler19
c. Paket Ruby Rp.6.500.000
Terdiri dari:
Booth Knock Down, 1 Buah Cooler Box, 1 Unit Blender
Phillips, 1 Unit tempat powder, 1 Buah tempat sedotan, 1
Buah sendok bubble, 1 Buah wadah bubble matang, 1 Buah
sendok es, 1 Buah Jigger (gelas takar), 2 Buah botol, 5 set
box, 5 varian rasa (250 sachet powder, 250 sachet gula, 250
pcs gelas Lup Lup), 250 pcs Tutup gelas, 4 kg Tapioca Pearl
(Bubble), 2 Pack sedotan, 1 Buah X-Banner, 1 Menu Full
Color, 1 Buah Kanebo, 1 Buah Gunting, 1 Buah seragam
Lup Lup20
2. Asumsi BEP (Break Event Point)
Ongkos produksi per gelas Rp. 3.570, harga jual Rp. 7.000
dengan rincian sebagai berikut:
Set Box Rp. 2.800
Bubble Tapioca Pearl Rp. 300
19 Ibid 20 Ibid
62
Tutup Gelas Rp. 150
Sedotan Rp. 120
Es Rp. 200 +
Rp. 3.570
Laba Per Gelas Rp 3,430
Ilustrasi penjualan jika dalam satu hari terjual 50 gelas
Rp 3,430 x 50 gelas = Rp 171,500
Rp 171,500 x 26 Hari = Rp 4,459,000
Maka dalam satu bulan laba kotornya adalah Rp 4,459,000
Beban Pengeluaran
Sewa tempat = Rp 800,000
Gaji Karyawan = Rp 1,000,000
Total = Rp 1,800,000
Total Laba Kotor = Rp 4,459,000
Beban Pengeluaran = Rp 1,800,000 -
Laba Bersih = Rp 2,659,00021
b. Skill and Knowledge
Mitra yang telah berivestasi akan diajarkan cara membuat
segelas minuman Lup Lup dan mengelola gerai dengan baik. Selain
itu mitra juga diajarkan cara mengatur laporan keuangan-nya.22
c. Product
Value produk merupakan nilai lebih atau keunggulan yang ada
pada produk tersebut. Salah satu nilai lebih yang ada pada produk
Lup Lup diantaranya seperti
21 Ibid 22 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB
63
1. Sertifikasi Dinas Kesehatan
Produk Lup Lup adalah minuman ringan oleh karena itu
manajmen Lup Lup sudah mendaftarkan produknya kepada
dinas kesehatan dengan hasil tersertifikasi.23
2. Sertifikasi Halal MUI
Produk Lup Lup juga sudah memiliki sertifikasi halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI)24
d. Access to Market
Tempat yang strategis merupakan salah satu faktor yang
mendorong suksesnya usaha. Oleh Karena itu Lup Lup dalam
menempatkan mitra selalu menganalisa terlebih dahulu tempat yang
akan dipilih oleh mitra. Beberapa aspek pertimbangannya adalah
1. Lokasi tidak berdekatan dengan mitra lain yang sudah eksis
2. Kepadatan penduduk di daerah tersebut
3. Tingkat keramaian daerah tersebut25
e. Media
Beberapa media yang dimiliki Lup Lup bubble drink adalah
sebagai berikut:
1. Instagram : @luplupbubble
2. Facebook : lup lup bubble drink
3. Twitter : @luplupbubble
4. Website : www.luplupbubbledrink.com
23 Ibid 24 Ibid 25 Ibid
64
4.2 Gambar konten iklan di media Lup Lup
Sumber: Lup Lup
f. Market Adoption
Keunggulan lebih yang dimiliki Lup Lup dalam mengadopsi
keinginan konsumen adalah dengan banyaknya varian rasa yang
ditawarkan. Menurut bapak Ikhwan untuk rasa yang dimiliki Lup
Lup terdapat 40 rasa, dari 40 rasa itu ada 10 rasa yang best seller itu
chocolate, choco caramel, green tea, taro, Bubble Gum, vanilla,
vanilla latte, strawberry, avocado, Manggo Milky.26
10. Physical Benefit
Physical benefit adalah nilai atau manfaat yang bisa diambil dari
bentuk fisik produk ataupun barang lain yang melengkapi suatu produk.
Adapun aspek physical benefit yang dimiliki Lup Lup adalah sebagai
berikut.
26 Ikwan Maulana, Manajer Lup Lup Bubble Drink, “Wawancara”, Jakarta, 10 Juni 2017
pukul 10.00 WIB
65
a. Fitur
Fitur merupakan variasi produk yang ditawarkan dalam hal ini
Lup Lup memiliki 3 variasi pilihan gerai.
4.3 Gambar gerai variasi Lup Lup
Sumber: Lup Lup bubble drink
b. Styling
Sesuatu yang unik merupakan daya tarik tersendiri dalam usaha,
beberapa hal unik yang menjadi ciri khas Lup Lup seperti gerai tipe
crown dan diamond yang terbuat dari bahan kayu jati belanda.
Selain itu Lup Lup selalu menggunkan warna kuning dan merah
yang merupakan dua warna identitas.27
c. Kemasan
Tampilan kemasan gelas Lup Lup dibuat cukup menarik
dengan menambahkan logo dan beberapa icon kecil yang lucu, hal
ini bertujuan untuk menarik minat konsumen. Selain itu terdapat
juga kemasan kardus box yang berisi bahan baku keperluan usaha
mitra.28
27 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB 28 Ibid
66
4.4 Gambar Kemasan Gelas
Sumber: Lup Lup
d. Merek
Pengunaan merek dilakukan sebagai branding dan juga
identitas suatu perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara
penggunaan merek dagang Lup Lup terinspirasi karena
“Menggunakan nama Lup Lup itu enggak ada maksud apa-apa
sebenarnya cuman bubble kan bentuknya bulet ketika bubble
masuk ke mulut itu ada kesan suara sluup sluup maka di
namailah Lup Lup, kalau di Bahasa Aceh sendiri Lup Lup itu
artinya masuk”.29
e. Bukti fisik
Bukti fisik merupakan ciri khas yang dimiliki suatu
perusahaan yang memudahkan konsumen untuk mengingatnya.
Beberapa bukti fisik dari Lup Lup seperti logo perusahaan, seragam
penjual, seragam pegawai, dan penggunaan warna merah dan
kuning.30
4.5 Gambar Logo Lup Lup
Sumber: Lup Lup
29 Ikwan Maulana, Manajer Lup Lup Bubble Drink, “Wawancara”, Jakarta, 10 Juni 2017
pukul 10.00 WIB 30 Kantor Lup Lup, “Observasi”, (Jakarta Selatan: 10 Juni 2017), Pukul 10.00 WIB
67
B. Analisis Data Penelitian
Analisis data merupakan langkah dalam penelitian yang dilakukan
untuk menjelaskan data yang sudah didapat sehingga menjadi sebuah
hasil penelitian. Adapun hasil dari data tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Penelitian
Dari 100 kuisioner yang disebarkan pada konsumen Lup Lup,
sampel yang berhasil dikumpulkan yaitu 100 responden. untuk lebih
jelasnya berikut data penyebaran kuesioner.
4.1 Tabel Penyebaran Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan 100 buah
Kuesioner yang tidak kembali 0 buah
Kuesioner tidak lengkap 0 buah
Kuesioner yang diolah 100 buah
Sumber: Data Primer
2. Tabulasi Data Responden
Penyebaran yang dilakukan selama satu bulan, yaitu awal bulan
Juni 2017. Berikut ini adalah deskripsi responden yang
mengirimkan kembali kuesioner penelitian ini.
a. Jenis Kelamin
Berikut ini merupakan data jenis kelamin responden
penelitian ini.
4.2 Tabel Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persen
1 Laki-laki 42 42%
2 Perempuan 58 58%
Total 100 100%
68
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa responden wanita lebih
banyak dari pada responden laki-laki dengan selisih antara
keduanya adalah enam belas.
b. Umur
Berikut ini merupakan data responden penelitian yang di
kategorikan berdasarkan umur responden.
4.3 Tabel Umur Responden
No Umur Frekuensi Persen
1 11-20 tahun 16 16%
2 21-30 tahun 79 79%
3 31-40 tahun 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa responden terbanyak ada
pada rentan usia 21-30 sebesar 79% lalu kedua adalah usia 11-
20 dengan 16% lalu terakhir rentan usia 31-40 dengan 5%.
c. Pekerjaan
Berikut ini adalah hasil data pekerjaan responden peneltian.
4.4 Tabel Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Frekuensi Persen
1 Pelajar/Mahasiswa 74 74%
2 Pegawai Swasta 15 15%
3 Pegawai Negeri - -
4 Wirausaha 10 10%
5 Lain-lain 1 1%
Total 100 100%
69
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.4 menunjukan responden terbanyak berdasarkan
pekerjaanya adalah dari pelajar atau mahasiswa dan terendah
adalah pegawai negeri.
d. Pendidikan
Berikut ini merupakan hasil data responden berdasarkan
jenjang pendidikanya.
4.5 Tabel Pendidikan Responden
No Pendidikan Frekuensi Persen
1 SMA/Sederajat 74 74%
2 Diploma 3 2 2%
3 Sarjana 1 24 24%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 responden terbanyak adalah lulusan
SMA dan sederajat terbanyak kedua adalah lulusan sarjana 1 dan
terakhir adalah diploma 3.
e. Status
Berikut ini merupakan hasil data responden menurut
statusnya.
4.6 Tabel Status Responden
No Status Frekuensi Persen
1 Belum Menikah 90 90%
2 Menikah 10 10%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer
70
Dari tabel data 4.6 menunjukan responden terbanyak adalah
yang belum menikah dengan 90% dan yang sudah menikah
adalah dengan 10%.
f. Pertama Mengetahui Produk
Berikut ini data responden dari tahun pertama kali
mengetahui produk Lup Lup ini.
4.7 Tabel Pertama Kali Responden Mengetahui Produk
No Tahun Frekuensi Persen
1 2012 14 14%
2 2013 7 7%
3 2014 11 11%
4 2015 20 20%
5 2016 26 26%
6 2017 22 22%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa responden pertama kali
mengetahui produk Lup Lup dari tahun terbanyak sampai
terendah adalah tahun 2016 dengan 26%, 2017 dengan 22%,
2015 dengan 15%, tahun 2012 dengan 14%, tahun 2014 dengan
11% dan tahun 2013 dengan 7%.
g. Sumber Informasi Produk
Berikut ini data responden dilihat dari sumber informasi
produk yang mereka ketahui pertama kali adalah.
4.8 Tabel Sumber Informasi Produk
No Sumber Informasi Frekuensi Persen
1 Melihat Langsung 47 47%
71
2 Teman 38 38%
3 Keluarga 6 6%
4 Media Sosial 7 7%
5 Lain-lain 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer
Dari tabel 4.8 kebanyakan responden mengetahui produk
Lup Lup dengan melihat langsung sebesar 47%, kedua
mengetahui dari teman dengan 38%, dari media sosial 7%,
kemudian keluarga 6% dan terakhir lain-lain dengan 2%.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum menguraikan tentang hasil penelitian dan analisisnya,
peneliti melakukan beberapa uji agar data yang dikumpulkan adalah
data yang valid dan reliabel, karena tidak menutup kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data maupun
pengukuran atas variabel-variabel yang digunakan. Oleh karena itu
penulis telah berupaya mengatasi keterbatasan tersebut dengan
menggunakan test of validity dan test of reliability, namun demikian
kedua tes tersebut hanya merupakan tolok ukur internal saja, sedang
hal-hal yang bersifat eksternal seperti ketidakjujuran responden
dalam memberikan data dan persepsi mereka yang berbeda dan lain
sebagainya berada di luar kemampuan penulis.
Uji validitas dan realiabilitas dilakukan untuk mengetahui
kemampuan instrument dalam mengukur variabel penelitian.
Pengujian ini dilakukan dengan mengajukan butir-butir pernyataan
kuesioner yang nantinya diberikan kepada responden. Uji ini
72
dilakukan kepada 30 responden pertama dari 100 responden
keseluruhan.
Berdasarkan tabel nilai r product moment jika uji validitas
dilakukan dengan data 30 responden dan taraf signifikanya 5%,
maka nilai standar validnya adalah 0,374. Sementara itu untuk uji
reliabilitas dengan data 30 responden dan taraf signifikanya 1%,
maka standar nilai reliabilitasnya adalah 0,478.31
4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator Umum No
Valid
No Tidak
Valid
Kepuasan
Konsumen
(Y1)
1. Barang dan jasa berkualitas
2. Hubungan pemasaran
3. Program promosi loyalitas
4. Fokus pada pelayanan terbaik
5. Sistem penanganan komplen
secara efektif
1-2
2-4
5-6
7-8
9-10
-
-
-
-
-
Value
(X1)
1. Investment
2. Skill And Knowledge
3. Product
4. Access To Market
5. Media
6. Market Adoption
11-12
13-14
15-16
17-18
19-20
21-22
-
-
-
-
-
-
Physical
benefit
(X2)
1. Fitur
2. Styling
3. Kemasan
4. Merek
5. Bukti fisik
23-24
25-26
27-28
29-30
31-32
-
-
-
-
-
Sumber: Data Primer
Hasil uji validitas penelitian ini menunjukan bahwa dari 32
butir soal kuisioner semuanya menunjukan valid, hal ini dibuktikan
dari angka tertinggi 0,813 dan terendah 0,492 dengan standar
31 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 23, H. 333
73
validitasnya 0,374. Oleh karena itu peneliti mengambil semua soal
tersebut untuk dipakai sebagai data penelitian.
4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Indikator Umum No
Reriabel
No Tidak
Reriabel
Kepuasan
Konsumen
(Y1)
1. Barang dan jasa berkualitas
2. Hubungan pemasaran
3. Program promosi loyalitas
4. Fokus pada pelayanan terbaik
5. Sistem penanganan komplen
secara efektif
1-2
2-4
5-6
7-8
9-10
-
-
-
-
-
Value
(X1)
1. Investment
2. Skill And Knowledge
3. Product
4. Access To Market
5. Media
6. Market Adoption
11-12
13-14
15-16
17-18
19-20
21-22
-
-
-
-
-
-
Physical
benefit
(X2)
1. Fitur
2. Styling
3. Kemasan
4. Merek
5. Bukti fisik
23-24
25-26
27-28
29-30
31-32
-
-
-
-
-
Sumber: Data Primer
Sementara itu untuk hasil uji reliabilitas dalam tabel tersebut
menunjukan bahwa dari 32 butir soal kuisioner semuanya
menunjukan reliabel, hal ini dibuktikan dari angka tertinggi 0,968
dan terendah 0,966 dengan standar reliabilitasnya adalah 0,478.
Oleh karena itu peneliti mengambil semua soal tersebut untuk
dipakai sebagai data penelitian.
74
4. Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah data hasil analisis statistik deskriptif.
4.11 Tabel Data Statistik Deskriptif
Y EX1 EX2
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0 Mean 2.0950 2.1000 2.0680 Median 2.1000 2.0833 2.0000 Mode 2.00 2.00 2.00 Std. Deviation .50058 .51124 .53746
Dari tabel 4.11 diketahui bahwa mean atau nilai rata-rata dari
variabel kepuasan konsumen (Y) adalah 2,0950, nilai rata-rata dari
variabel value (X1) adalah 2,1000 dan nilai rata-rata dari variabel
physical benefit (X2) adalah 2,0680. Untuk nilai data median atau
nilai tengah dari kepuasan konsumen (Y) adalah 2.1000, value (X1)
2.0833, dan physical benefit (X2) 2.0000. Modus adalah nilai yang
paling banyak keluar data kepuasan konsumen (Y), value, dan
physical benefit menunjukan nilai modusnya adalah 2,00.
Sementara itu untuk hasil nilai dari standar diviasinya adalah
kepuasan konsumen .50058, value .51124, dan physical benefit
.53746.
5. Hasil Uji Persyaratan Data
Sebelum melakukan analisis regresi terhadap data yang sudah
valid dan reliabel harus dilakukan uji persyatan data terlebih dahulu.
Adapun uji persyaratan data yang dilakukan diantaranya dengan
menggunakan.
a. Uji Normalitas
Sebuah penelitian dilakukan untuk mendapatkan data,
adapun data yang dicari tersebut belum tentu dapat dikatakan
baik namun belum tentu juga dikatakan data jelek. Namun
Sumber: Data
Primer dioleh
SPSS
75
peneliti memiliki asumsi bahwa data tersebut baik jika tingkat
kesalahnya hanya 5% atau 0,05. Oleh karena itu peneliti menguji
normalitas data yang sudah didapatkan. Adapun hasil uji
normalitas data ini adalah sebagai berikut.
4.12 Tabel Uji Normalitas KS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
YE
N 100
Normal Parametersa,b Mean 2.0950
Std. Deviation .50058
Most Extreme Differences
Absolute .115
Positive .091
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .144
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Dari tabel 4.12 diketahui bahwa hasil asumsi KS adalah
0,144 jika asumsi tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian
ini dapat dikatakaan berdistribusi normal.
4.6 Gambar Histogram Normalitas Data
Sumber:
Data Primer
di oleh SPSS
76
Berdasarkan uji normalitas data yang diolah melalui SPSS maka
hasilnya adalah seperti gambar grafik di atas. Jika frekuensi data
mengikuti bentuk kubah garis maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal, dari grafik tersebut frekuensi data mengikuti
pola kubah garis maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini
adalah normal sehingga data tersebut lolos uji normalitas.
b. Uji Linearitas
Selanjutnya untuk memenuhi syarat dilakukanya analisis regresi
linear berganda data yang sudah didapatkan harus di uji
linearitasnya. Berikut ini hasil uji linearitas data adalah sebagai
berikut.
4.13 Tabel Uji Linearitas
Sumber: Data Primer yang diolah SPSS
Dari tabel 4.13 diketahui bahwa hasil F hitung linearity adalah
340.964 lebih besar dari pada F tabel 3,94 dan dengan taraf
signifikan 0,00 lebih kecil dari asumsi 0,05. Maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut lolos uji linearitas.
c. Uji Multikolinearitas
Tahap uji prasyarat data selanjutnya adalah uji
multikolinearitas. Berikut ini tabel hasil uji multikolinearitas.
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Y *
EX
1
Between
Groups
(Combined) 20.360 22 .925 16.021 .000
Linearity 19.696 1 19.696 340.964 .000
Deviation from Linearity .664 21 .032 .547 .940
Within Groups 4.448 77 .058
Total 24.807 99
77
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Dari tabel 4.14 menunjukan bahwa nilai VIF kedua variabel
yaitu value dan physical benefit adalah 3,153 lebih kecil dari pada
10 maka bisa diduga bahwa variabel bebas tidak terjadi
multikolinearitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian
ini lolos uji multikolinearitas.
d. Uji Heterodaksitas
Berikut ini hasil Uji Heterodaksitas data penelitian kepuasan
konsumen Lup Lup bubble drink
4.15 Tabel Uji Heterodaksitas
EX1 EX2 AbsRes1
Spearman'
s rho
EX1
Correlation Coefficient 1.000 .772** .081
Sig. (2-tailed) . .000 .421
N 100 100 100
EX2
Correlation Coefficient .772** 1.000 .148
Sig. (2-tailed) .000 . .143
N 100 100 100
AbsRes
1
Correlation Coefficient .081 .148 1.000
Sig. (2-tailed) .421 .143 .
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.14 Tabel Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) .195 .092 2.117 .037
EX1 .629 .074 .642 8.457 .000 .317 3.153
EX2 .281 .071 .301 3.972 .000 .317 3.153
a. Dependent Variable: YE
Sumber: Data Primer diolah SPSS
78
Jika nilai siginifikansi lebih besar dari pada alfa (0,05) maka
data tersebut tidak terjadi heterodaksitas. Dari tabel 4.15 diketahui
bahwa taraf signifikasi X1 adalah 0,421 dan X2 0,143 keduanya
lebih besar dari pada 0,05, maka dapat diketahui bahwa data tersebut
tidak terjadi heterodaksitas sehingga data tersebut dapat dikatakan
lolos uji heterokdasitas.
e. Uji Autokorelasi
Berikut ini gambar scatterplot hasil Uji Autokorelasi data
penelitian kepuasan konsumen Lup Lup bubble drink
4.16 Tabel Uji Auto Korelasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .907a .823 .819 .21290 2.061
a. Predictors: (Constant), EX2, EX1
b. Dependent Variable: YE
Sumber: Data Primer diolah SPSS
dari tabel 4.16 diketahui bahwa nilai durbin Watson yang
didapat adalah 2.061. Rumus mengitung auto korelasi adalah DU <
DW < (4-DU) jika angka hasil perhitungan dimasukan menjadi
1.69439 < 2.061 < 2.30561, maka dapat diketahui bahwa data
penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
4. Hasil Analisis Regresi
Setelah melakukan serangkaian uji persyaratan data dengan
hasil lolos uji, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Berikut
ini hasil dari tabel regresi linier berganda penelitian ini.
79
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda X1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .263 .097 2.709 .008
EX1 .872 .045 .891 19.432 .000
a. Dependent Variable: Y
Jika perhitungsn regresi hanya menggunakan X1 saja maka hasil
perhitungan Analisa regresi didapat persamaan adalah sebagai
berikut
Y = 0.263 + 0.872 X1
Interpretasi
1. Nilai konstanta sebesar 0.263 menunjukkan bahwa jika tidak ada
variabel independen (value), maka kepuasan pelanggan bernilai
0.263
2. Nilai koefisien X1 sebesar 0.872 menunjukkan bahwa jika nilai
value sebesar 1, maka kepuasan pelanggan akan bertambah
sejumlah 0.872
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda X2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .494 .112 4.423 .000
EX2 .774 .052 .831 14.789 .000
a. Dependent Variable: Y
Jika perhitungsn regresi hanya menggunakan X2 saja, didapat
persamaan regresinya adalah sebagai berikut Y = 0.494 + 0.774 X2
Interpretasi
80
1. Nilai konstanta sebesar 0.494 menunjukkan bahwa jika tidak ada
variabel independen (physical benefit), maka kepuasan
pelanggan bernilai 0.494
2. Nilai koefisien X2 sebesar 0.774 menunjukkan bahwa jika nilai
physical benefit sebesar 1, maka kepuasan pelanggan akan
bertambah sejumlah 0.774
4.17 Tabel Hasil Regresi Berganda
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Jika perhitungsn regresi hanya menggunakan X1 dan X2, maka
hasil perhitungan Analisa regresi didapat persamaan regresinya
adalah sebagai berikut Y = 0.195 + 0.629 X1 + 0.281 X2
Interpretasi
1. Nilai konstanta sebesar 0.195 menunjukkan bahwa jika tidak
ada variabel independen (value dan physical benefit), maka
kepuasan pelanggan bernilai 0.195
2. Nilai koefisien X1 sebesar 0.629 menunjukkan bahwa jika
nilai value sebesar 1, maka kepuasan pelanggan akan
bertambah sejumlah 0.629
3. Nilai koefisien X2 sebesar 0.281 menunjukkan bahwa jika
nilai physical benefit sebesar 1, maka kepuasan pelanggan
akan bertambah sejumlah 0.281.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .195 .092 2.117 .037
EX1 .629 .074 .642 8.457 .000 .317 3.153
EX2 .281 .071 .301 3.972 .000 .317 3.153
a. Dependent Variable: YE
81
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji hipotesis T dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun data hasil uji T
adalah sebagai berikut.
4.18 Tabel T Hitung
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Berdasarkan hasil output SPSS di atas kita dapat melihat
dimana nilai T hitung variabel X1 lebih besar dari pada nilai t tabel
dengan (8,457 > 2,00) dan tingkat signifikan dibawah 0,05 yaitu
0,000 sementara itu T hitung variabel X2 lebih besar dari pada nilai
t tabel (3,973 > 2,00) dengan tingkat signifikan dibawah 0,05 yaitu
0,000. Berdasarkan cara pengambilan keputusan uji parsial dalam
analisis regresi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel value produk secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen Lup Lup.
2. Variabel Physical benefit secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen Lup Lup.
b. Uji F
Uji hipotesis F dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun data hasil uji F
adalah sebagai berikut.
Model T Sig.
(Constant) 2.117 .037
EX1 8.457 .000
EX2 3.972 .000
82
4.19 Tabel F Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 20.411 2 10.205 225.152 .000b
Residual 4.397 97 .045
Total 24.807 99
a. Dependent Variable: YE
b. Predictors: (Constant), EX2, EX1
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F hitung adalah
225.152, kemudian dibandingan dengan F tabelnya yaitu 3.09
dengan dengan nilai signifikansinya 0,00 lebih kecil dari pada 0.05.
Diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel. Hal ini
berarti bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini secara
simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kepuasan
konsumen Lup Lup bubble drink.
c. Koefisien Determinan
Hasil nilai adjusted R-Square dari regresi digunakan untuk
mengetahui besarnya perubahan kepuasan konsumen secara persen
yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. Adapun hasil
koefisien determinan penelitian ini adalah.
4.20 Tabel R Square X1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .891a .794 .792 .22838
a. Predictors: (Constant), EX1
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
83
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai R Square adalah
0,794 atau sama dengan 79,4%. Angka tersebut mengandung arti
bahwa jika hanya varibel value (X1) berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen sebesar 79,4%. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel
lain diluar model regresi ini.
4.21 Tabel R Square X2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .831a .691 .687 .27987
a. Predictors: (Constant), EX2
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai R Square adalah
0,691 atau sama dengan 69,1%. Angka tersebut mengandung arti
bahwa jika hanya varibel physical benefit (X2) berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen sebesar 69,1%. Sedangkan sisanya
dipengaruhi variabel lain di luar model regresi ini.
4.21 Tabel R Square X1 dan X2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .907a .823 .819 .21290 2.061
a. Predictors: (Constant), EX2, EX1
b. Dependent Variable: YE
Sumber: Data Primer diolah dengan SPSS
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai R Square adalah
0,823 atau sama denga 82,3%. Angka tersebut mengandung arti
bahwa value dan physical benefit berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen sebesar 82,3%. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel
lain diluar model regresi ini.
84
C. Pembahasan
Varibel Y yang diteliti adalah kepuasan konsumen, berdasarkan
kajian teori sebelumnya dijelaskan bahwa kepuasan konsumen, menurut
Swan adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut
apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek dan apakah produk
bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakaianya.32
Secara teori indikator kepuasan konsumen terdiri dari kombinasi
komponen utama yaitu barang dan jasa berkualitas, hubungan
pemasaran, program promosi loyalitas, fokus pada pelayanan terbaik,
sistem penanganan komplen secara efektif.33 Oleh karena itu jika ingin
mendapatkan kepuasan konsumen maka harus meningkatkan indikator
kepuasanya tersebut. Selain itu juga terdapat beberapa unsur lain yang
akan meningkatkan kepuasan konsumen yaitu value dan physical
benefit.
Menurut pandangan Philip Kotler value produk adalah nilai
pikiran pelanggan yang merupakan gabungan dari nilai ekonomi,
fungsional, psikologis, yang merupakan harapan lebih konsumen dari
suatu tawaran pasar sehingga seorang konsumen akan memperkirakan
tawaran mana yang akan memberikan nilai paling besar.34 Adapun
indikator dari value ini adalah Investment, Skill and Knowledge,
Product, Access to Market, Media, Market Adoption35. Sedangkan
physical benefit adalah yaitu badaniah, manfaat faedah atau guna
32 Fandy Tjiptono Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2014), h 352 33 Ibid, h. 358 34 Philip kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen
Pemasaran Perspektif Asia, (Jakarta: PT Indeks, 2003), h. 66 35 Apa yang Harus Dipahami Entrepreneur Tentang Benefit, Feature dan Value oleh Andi
S Boediman (Sumber: https://startupbisnis.com/apa-yang-harus-dipahami-
entrepreneur-tentang-benefit-feature-dan-value-oleh-andisboediman/) di akses pada
10/04/2017 pukul 17.00 WIB
85
sesuatu.36 Jadi physical benefit adalah nilai atau manfaat yang bisa
diambil dari bentuk fisik produk ataupun barang lain yang melengkapi
suatu produk. Semakin kreatif seorang pengusaha menciptakan value
dan physical benefit maka akan semakin tinggi juga kepuasan konsumen
yang didapatkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepuasan
konsumen dominan dipengaruhi oleh kinerja produk yang baik dalam
hal ini adalah variabel value dengan 79,4 % dan physical benefit dengan
69,1 % mempengaruhi kepuasan konsumen. Variabel value sedikit lebih
besar pengaruhnya dibandingkan dengan physical benefit. Dalam
analisis regresi nilai value juga lebih besar dengan 0.872 sedangkan
physical benefit dengan nilai 0.774, dari hasil tersebut menunjukan
keterkaitan antara teori dan hasil penelitian. Adapun hasil analisis
penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel bebas yang
terdiri dari (X1) value dan (X2) physical benefit menunjukan bahwa
terdapat pengaruh signifikansi kepuasan konsumen sebesar sebesar 82,3
%. Artinya unsur value dan physical benefit mempengaruhi kepuasan
konsumen sebesar 82,3%.
Hasil kepuasan konsumen tersebut banyak dipengaruhi oleh
indikator-indikator variabel dari value dan physical benefit dan setelah
melakukan serangkaian uji regresi linear berganda, uji T, Uji F dan uji
koefisien determinan menunjukan bahwa nilai variabel value lebih besar
dibandingkan nilai dari variabel physical benefit. Hasil tersebut didasari
pada aspek indikator yang value seperti investment, skill and knowledge,
product, access to market, media, market adoption dan juga indikator
physical benefit seperti fitur, styling, kemasan, merek, bukti fisik yang
36 (http://kbbi.web.id/fisik) diakses pada 10/04/2017 pukul 18.30 WIB
86
mendasari timbulnya rasa kepuasaan konsumen produk. Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh dari indikator value lebih tinggi
dibandingan indikator physical benefit.
Adapun nilai perhitungan masing-masing indikator adalah
investment = 810, skill and knowledge = 827, product = 833, access to
market = 748, media = 794, market adoption = 849 dan nilai indikator
physical benefit adalah fitur = 804, styling = 789, kemasan = 813, merek
= 834, bukti fisik = 810. Dari nilai tersebut dalam indikator value yang
paling tinggi adalah market adoption dan paling rendah adalah acces to
market. Sementara nilai tertinggi indikator physical benefit adalah
merek dan terendah adalah styling, Dari hasil tersebut dapat menjadi
bahan evaluasi manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Dessica Dinar Sari (2016) tentang “Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Sim Card Gsm Prabayar Xl
Di Kota Yogyakarta) yang menyatakan bahwa kualitas produk,
pelayanan, dan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.37
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kepuasan konsumen
merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan seorang
wiraswasta. Oleh karena itu sudah seharusnya bagi calon wiraswasta
yang sedang belajar untuk lebih memahami materi kewirausahaan
tentang kepuasan konsumen ini.
37 Desicca Dinar Sari, Analisis Pengaruh Kualotas Produk, Kualitas Pelayanan, dan
Harga terhadap Kepuasan Konsumen XL di kota Yogyakarta, (Skripsi pada Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016)
87
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh value dan
physical benefit terhadap kepuasan konsumen lup lup Bubble Drink
berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab 4 dengan
melakukan pengumpulan data analisis hasil uji dengan menggunakan
alat uji independent sample test SPSS, maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu hasil pengujian hipotesis variabel secara simultan atau bersama-
sama diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Oleh sebab itu maka dapat dikatakan
value dan physical benefit produk mempengaruhi kepuasan konsumen
lup lup Bubble Drink.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan yang
diperoleh maka peneliti memberikan saran dan merekomendasi
penelitian selanjutnya agar meneliti value dan physical benefit produk
secara lebih mendalam lagi, karena objek penelitian tersebut menarik
dan masih bisa dieksplorasi lebih lanjut. Misalnya penelitian yang lebih
spesifik lagi terkait indikator-indikator yang ada pada value dan
physical benefit produk seperti kemasan, media, dan market adoption.
Karena objek kajian ini memiliki pengaruh yang signifikan sehingga
akan menjadi perhatian bagi kompetitor lain juga maka hasil penelitian
ini dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan lup lup Bubble
Drink untuk meningkatkan kualitas indikator yang sudah baik dan
mengevaluasi yang kurang, dalam hal ini seperti peningkatan indikator
value yang paling tinggi adalah market adoption dan paling rendah
88
adalah acces to market, artinya konsumen menyetuji bahwa startegi
perusahaan dalam mengadopsi keinginan-keinginan pasar cukup baik
akan tetapi sebagai bahan evaluasi perusahaan harus lebih
memperhatikan kembali lokasi atau tempat penjualan mitra karena
miliki nilai terendah dibandingkan dengan indikator lain. Sementara
nilai tertinggi indikator physical benefit adalah merek dan terendah
adalah styling, artinya branding merek Lup Lup ini sudah cukup baik
namun perusahaan harus meningkatkan kembali kinerjanya dalam hal
styling atau memberikan hal-hal unik pada beberapa produknya.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada saat pelaksanaan penelitian terdapat beberapa
keterbatasan yang dialami peneliti diantaranya sebagai berikut
1. Keterbatasan biaya dan waktu pengumpulan data yang dimiliki
peneliti dalam penelitian ini yaitu pada bulan Juni 2017 dengan
sampel yang diteliti berjumlah 100
2. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2017 sehingga akan terjadi
generalisasi value dan physical benefit hanya pada bulan itu saja.
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti ketidakjujuran responden
dalam memberikan data dan persepsi mereka yang berbeda
berada diluar kemampuan penulis
89
Daftar Pustaka
A.A. Mangkunegara Anwar Prabu, Perilaku Konsumen, Bandung: Refika
Aditama, 2005
Abdul Rasul Agung, Wijiharjo Nuryadi, Setyowati Tupi, Ekonomi Mikro
Dilengkapi Sistem Informasi Permintaan, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013
Abdullah Sarini, Edy Sutanto Taufik, Statiska Tanpa Stres, Jakarta:
Transmedia, 2015
Arafah Willy, 2010, Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship,
Universitas Trisakti, Jakarta
Arikunto Suharsimi, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rieneka
Cipta, 2006
Dewi Astuti, Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia, Jurnal
Ekonomi Manajemen, Universitas Kristen Petra, 2005
Fachmy Casofa, Alib Isa. Jagat Desain Grafis, Jakarta: Bumi Aksar, 2013
Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Dialihkan bahasakan oleh Drs.
Zoelkifli Kasip, Perilaku Konsumen, Jakarta: Indeks, 2008
Morissan, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015
Philip Kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan,
Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, Jakarta: PT Indeks, 2003
Rosnani Ginting, Perancangan Produk, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
Sudarmanto R Gunawan, Statistik Terapan Berbasis Komputer, Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2013
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2016
Sukandarrumidi, Metode Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012
Suryani Tatik, Perilaku Konsumen (Implikasi pada Strategi Pemasaran)
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
90
Sutedi Adrian, Hukum Waralaba, Bandung: Ghalia Indonesia, 2008
Tjitono Fandy, Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan, dan Penelitian,
Yogyakarta: Andi Offset, 2014
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2010
Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatiff, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014
91
Daftar Jurnal
Alvin Yeremia Effendy dan Yohanes Sondang Kunto SSi., MSc, 2012
Pengaruh Customer Value Proposition Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Produk Consumer Pack Premium Baru Bogasari,
Jurnal Manajemen Pemasaran Universitas Kristen Petra
M. Rivai Muchtar, 2012 Pengaturan Waralaba Indonesia Persfektif Hukum
Bisnis, Jurnal Liqudity vol 1, no 2 STIE Ahmad Dahlan
Muhajirin, M.Pd. Desain Produk, Pengertian Dan Ruang Lingkupnya,
Jurnal
Prof. Dr. Sudarmiatin, Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) Di Indonesia,
Peluang Usaha Dan Investasi, (Pidato pengukuhan Guru Besar
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang), 28 April 2011
Sosio Didaktika, Muh Liwa Irrubai Strategi Labeling, Packaging Dan
Marketing Produk Hasil Industri Rumah Tangga, 3 (1), 2016, 17-26
92
Daftar Website
Andi S Boediman, Apa yang Harus dipahami Entrepreneur tentang Benefit
Feature dan Value, (https://startupbisnis.com/apa-yang-harus-
dipahami-entrepreneur-tentang-benefit-feature-dan-value-oleh-
andisboediman/)
http://kbbi.web.id/fisik diakses pada 10/04/2017 pukul 18.30 WIB
http://kbbi.web.id/manfaat diakses pada 10/04/2017 pukul 18.30 WIB
https://kbbi.web.id/konsumen diakses pada tanggal 07/04/2017 pukul 16.00
WIB
http://www.luplupbubbledrink.com/ diakses pada 15 Juni 2017 pukul 15.00
https://kbbi.web.id/puas diakses pada tanggal 07/04/2017 pukul 17.00 WIB
Kemendag Pacu Wirausahawan Kembangkan Waralaba (sumber:
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/11/25/ifse-momentum-
tumbuhkan-waralaba-nasional-id0-1480009198.pdf.) diakses pada
tanggal 20/11/2016 pukul 18.00 WIB
Manfaat Kemasan pada Produk Fungsional, (Sumber:
https://ramesia.com/manfaat-kemasan-pada-produk-fungsional/) di
akses pada 15/04/2017 pukul 16.00
Pentingnya Sebuah Nilai ‘Value’ Produk untuk Kesuksesan Penjualan
(Sumber: http://mebiso.com/pentingnya-sebuah-nilai-value-produk-
untuk-kesuksesan-penjualan/) diakses pada 10/04/2017 pukul 18.00
WIB
93
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
Angket ini ditujukan kepada siapa saja yang pernah melihat atau
mengkonsumsi produk dari perusahaan lup-lup bubble drink.
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Isilah data data identitas reponden terlebih dahulu
2. Berdasarkan atas pengalaman Bapak/Ibu/Saudara/I, berilah tanda
centang ( √ ) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling
menggambarkan persepsi k/Ibu/Saudara/I pada setiap pertanyaan.
Instrument penelitian ini disusun dengan menggunakan skala likert
terdiri dari lima pilihan jawaban.
3. Keterangan pilihan jawab:
SS = Sangat Setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS =
Sangat Tidak Setuju.
Identitas Responden
No. Responden :_____________ (diisi oleh peneliti)
Nama : ____________________________
(boleh diisi boleh tidak)
Jenis Kelamin : Pria/Wanita (coret salah satu)
Usia : _______ Tahun
Pekerjaan : _____________________________
Pendidikan Terakhir : _____________________________
Status : Menikah / Belum Menikah
(coret salah satu)
Kapan pertama kali mengkonsumsi produk lup-lup ?
: 2017, 2016, 2015, 2014, 2013, 2012
(coret yang tidak anda pilih)
Dari mana anda mengetahui produk ini ?
94
:Melihat Langsung, Teman,
Keluarga, Medsos, lain-lain
(coret yang tidak anda pilih)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Minuman lup-lup bubble drink ini
memiliki rasa yang anda sukai
2 Menurut anda rasa minuman lup-lup
bubble drink ini enak, tidak kalah
dengan produk yang dijual di dalam
mall
3 Menurut anda harganya sesuai dengan
nikmat yang didapatkan
4 Harga penjualan satu gelas minuman
bubble drink ini terjangkau bagi anda
5 Menurut anda lup-lup bubble drink
selalu berinovasi setiap tahunnya
6 Anda akan mencari gerai lup-lup lain
jika gerai yang anda datangi tutup
7 Penjual minumannya ramah terhadap
pembeli
8 Pelayanan penjual minumannya cepat
sehingga anda tidak menunggu lama
9 Jika anda memiliki kritik dan saran
anda mudah menyampaikannya
melalui penjual, nomer kotak, ataupun
medsos dari lup-lup bubble drink
10 Anda dapat menyampaikan komplen
kepada lup-lup bubble drink
11 Menurut anda dengan membeli
produk ini lebih menguntungkan
dibandingkan membeli produk lain
yang sejenis terutama di dalam mall
12 Menurut anda mengkonsumsi
minuman bubble drink lup-lup lebih
hemat dibandingkan dengan
mengkonsumsi produk merek lain
95
13 Anda mengetahui produk lup-lup ini
merupakan salah satu jenis waralaba
14 Penjualnya cukup terlatih ketika
membuat minuman lup-lup bubble
drink
15 Anda memilih produk lup-lup bubble
karena sudah tersertifikasi dinas
kesehatan
16 Anda mengetahui produk minuman
ini tersertifikasi halal MUI
17 Lokasi gerai lup-lup berada di tempat
yang mudah anda datangi
18 Anda penah melihat gerai lup-lup di
tempat keramian
19 Anda mengetahui media sosial lup-
lup bubble drink
20 Anda pernah melihat informasi atau
promo lup-lup di beberapa medianya
21 Varian rasa yang dimiliki lup-lup
beraneka ragam sesuai dengan selera
konsumen yang berbeda-beda
22 Menurut anda pilihan rasanya banyak
dan harganya masih terjangkau
23 Menurut anda gerai atau stand
penjualan lup-lup ini unik dan
menarik
24 Menurut anda baner lup-lup yaitu
baner varian rasa dan baner merek,
keduanya sangat menarik
25 Menurut anda gerai atau stand lup-lup
terbuat dari bahan kayu yang terkesan
sederhana namun elegan
26 Desain gerainya lebih bagus dan
berbeda dari pada produk lain
27 Tampilan desain kemasan gelas lup-
lup bubble drink unik dan menarik
28 Tampilan desain kemasan gelas lup-
lup bubble drink lucu dan sederhana
96
29 Merek minuman lup-lup bubble drink
ini unik
30 Merek minuman lup-lup bubble drink
sederhana sehingga mudah diingat
31 Menurut anda desain logo pada gelas
terlihat bagus dan mudah diingat
32 Menurut anda seragam penjualnya
rapih dan menarik
97
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana Sejarah Singkat Lup-lup Bubble Drink ?
2. Kenapa memilih tempat ini sebagai Lokasi Perusahaan ?
3. Apa Bentuk Badan Hukum dan siapa Pemilik Perusahaan ?
4. Bagaimana Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas ?
5. Bagaiman Cara Pemasaran ?
6. Bagaimana Aspek Personalisasinya ?
7. Bagaiamana Cara Pengembangan Tenaga Kerja ?
8. Apa saja Pengembangan Value dan Physical benefit ?
98
Lampiran 3
PEDOMAN OBSERVASI
1. Profil Singkat Lup-lup Bubble Drink
Visi :
Misi :
Sifat :
Tujuan :
2. Lokasi Perusahaan : ________________________________
3. Bentuk Badan Hukum : ________________________________
4. Pemilik Perusahaan : ________________________________
5. Struktur Organisasi
Uraian Tugas : ________________________________
6. Aspek Pemasaran dan distribusi
Daerah Pemasaran : ________________________________
Mitra Usaha : ________________________________
Konsumen : ________________________________
7. Aspek Personalisasi : ________________________________
8. Pengembangan Value dan Physical benefit
Jenis-jenis Value :
1. Investment : ________________________________
2. Skill And Knowledge : ________________________________
3. Product : ________________________________
4. Access To Market : ________________________________
5. Media : ________________________________
6. Market Adoption : ________________________________
Macam-macam Physical benefit
1. Fitur : ________________________________
2. Styling : ________________________________
3. Kemasan : ________________________________
4. Merek : ________________________________
5. Bukti fisik : ________________________________
99
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
Nama : Ikhwan Maulana
Usia : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Manajer Lup Lup Bubble Drink
Hari / Tanggal : Sabtu, 10 Juni 2017
Pukul : 10.00 WIB.
Tempat : Kantor Lup Lup Bubble Drink
1. Bagaimana Sejarah Singkat Lup-lup Bubble Drink ?
Lup Lup Launching tanggal 23 Februari, outlet pertama itu ada di rumah
nenek dari outlet itu terus dicoba ikutan bazar dan alhamdulillah ada
keuntungan, dari keuntungan itu lalu buka outlet lagi, karena dahulu
kuliah di kampus UIN dan waktu itu kantin Dakwah rame banget
mahasiswanya. Akhirnya coba buka outlet di kantin dakwah dan
alhamdulillah responnya bagus, dari outlet di Fakultas Dakwah itu ada
keuntungan akhirnya buka outlet lagi di kampus UMJ dari situ terus
berkembang. Pada saat ikut bazar banyak orang bertanya apakah Lup
Lup ini friendcise atau di waralabakan? dari situ kita coba buat sistem
tentang kemitraan bagaimana orang menggunakan Lup Lup dengan
skema yang sudah kita tentukan, dan alhamdulillah hingga saat ini
sudah lebih dari 700 Mitra. Menggunakan nama Lup Lup itu enggak ada
maksud apa-apa sebenarnya cuman bubble kan bentuknya bulet ketika
bubble masuk ke mulut itu ada kesan suara sluup sluup maka di
namailah Lup Lup, kalau di Bahasa Aceh sendiri Lup Lup itu artinya
masuk.
100
2. Kenapa memilih tempat ini sebagai Lokasi Perusahaan ?
Pertama karena lokasinya dekat dengan rumah. Kedua, lokasinya sangat
strategis banget. Pintu tol hanya sekitar 2 KM dari sini, jadi buat mitra
yang dari jauh itu enggak susah nyari lokasi ini. Terus nama bran
Pondok Indah itu hingga saat ini masih terkenal bahkan kalau di acara
Tv itu masih sering dipakai.
3. Apa Bentuk Badan Hukum dan siapa Pemilik Perusahaan ?
Bentuk perusahaannya yaitu CV namanya CV Lima Menara, kalau
untuk akta di CV atas nama abang sepupu Muhammad Iqbal
4. Bagaimana Struktur Organisasi ?
Untuk strukturnya sendiri paling atas itu direktur sekaligus manajer, lalu
dibawahnya ada leader yang mengetuai bagianya, terdiri dari bagian
produksi, bagian marketing, bagian kurir, bagian packaging
5. Bagaimana Cara Pemasaran ?
Cara pemasaranya melalui beberapa media Lup Lup diantaranya seperti
media sosial terdiri dari instagram, twitter, facebook, line, BBM terus
ada juga websitenya
6. Bagaimana Aspek Personalisasinya ?
Kalau untuk direktur satu orang, untuk produksi ada tiga belas orang,
tim marketing ada Sembilan orang, untuk packaging ada lima orang
untuk kurir ada enam orang
101
7. Bagaimana Cara Pengembangan Tenaga Kerja ?
Aspek pengembangan tenaga kerja yaitu kita dengan mengadakan
gathering pelatihan outing tim building untuk hariannya dipantau terus
perkembangannya dengan evaluasi setiap bulan
8. Apa saja Pengembangan Value dan Physical benefit ?
Kalau rasa kita ada 40 dari 40 rasa itu ada 10 rasa yang best seller itu
Choco Caramel green tea Taro Bubble Gum vanilla vanilla latte
strawberry Manggo Milky
102
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
1. Profil Singkat Lup-lup Bubble Drink
Visi : Menjadi Perusahaan UMKM Multinasional yang berdasar pada
nilai-nilai dasar universal untuk keadilan dan kesejahteraan manusia
serta alam ciptaan-Nya
Misi : Menghasilkan semua jenis produk makanan dan minuman melalui
proses yang higienis dan halal dengan standar kinerja yang terbaik
(best performance standard) sehingga menghasilkan produk-produk
berkualitas. Selain itu misi CV. LIMA MENARA adalah
memberikan kesempatan kepada siapapun bahkan competitor untuk
maju dan sukses bersama. Kedepan CV. LIMA MENARA akan
memperluas pasar distribusinya ke Negara-negara ASEAN dan
Negara-negara lainnya, terus berinvestasi dalam riset dan inovasi
produk, termasuk menangkap ide-ide terobosan baru untuk bahan-
bahan, dan melakukan perbaikan terus-menerus terhadap kinerja
sumber daya manusianya
Sifat :Kemitraan Usaha, Penghasil Laba, Kemanfaatan Umum,
Wiraswasta
Tujuan : Tujuan Lup Lup bubble drink adalah menyediakan peralatan
penjualan dan bahan baku minuman bubble drink untuk konsumen
2. Lokasi Perusahaan : Jl. Gedung Hijau Raya SF 07 No.74 Pondok Indah
Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan DKI Jakarta
3. Bentuk Badan Hukum : (CV) Comanditaire Venotschap
4. Pemilik Perusahaan : Bapak Muhammad Iqbal
5. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Leader Production Leader Marketing Leader Packaging Leader Courier
Bagian Produksi
Bagian Gudang
CS Pesanan
Cs Care
CS Komplen
Digital Marketing
Bagian Pengemasan Bagian Kurir
103
Keterangan: Cs (Customer Service)
Uraian Tugas dan kerja organisasi Lup Lup bubble drink
a. Direktur Utama
1. Memimpin semua kegiatan perusahaan.
2. Merencanakan dan menetapkan program kerja perusahaan.
3. Melaksanakan kegiatan dan pemeliharaan.
4. Menyelenggarakan administrasi umum.
5. Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Leader Production
1. Memberikan arahan kepada tim produksi
2. Mengatur kerja tim produksi sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa dan mengecek persediaan di gudang
c. Leader Marketing
1. Memberikan arahan kepada tim customer service (CS) dan
marketing
2. Mengatur kerja tim CS dan marketing sesuai dengan sistem
operasional
3. Merencanakan strategi marketing perusahaan
d. Leader Packaging
1. Memberikan arahan kepada tim packaging
2. Mengatur kerja tim packaging sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa hasil packaging
e. Leader Courier
1. Memberikan arahan kepada tim kurir
2. Mengatur kerja tim kurir sesuai dengan sistem operasional
3. Memeriksa pengiriman barang
f. Bagian Produksi
1. Membuat bahan baku kebutuhan minuman Lup Lup
2. Memastikan bahan baku sesuai denga kriteria halal dan sehat
3. Membuat dan menyiapkan peralatan pendukung usaha
g. Bagian Gudang
1. Mengatur pengelolaan gudang
h. Customer Service
1. Menerima keluhan konsumen
2. Memeriksa pengiriman pesanan
3. Menerima pesanan
i. Digital Marketing
1. Membuat konten iklan digital
j. Bagian Pengemasan
1. Mengemasi bahan baku
2. Mengemasi peralatan pendukung usaha
104
k. Bagian Kurir
Mengantarkan barang kiriman
6. Aspek Pemasaran, Distribusi, dan Pesrsonalia
Daerah Pemasaran : Berbagai daerah di Indonesia, sesuai dengan tempat
lokasi mitra berada
Mitra Usaha : Memiliki lebih dari 600 kemitraan
Konsumen : Semua Kelas
Aspek Personalisasi : Direktur Utama 1 Orang, Leader Production 1
Orang, Leader Marketing 1 Orang, Leader
Packaging 1 Orang, Leader Courier 1 Orang, Bagian
Produksi 10 Orang, Bagian Gudang 3 Orang,
Customer Service 9 Orang, Digital Marketing 1
Orang, Bagian Pengemasan 5 Orang, Bagian Kurir 6
Orang
Jam Kerja : 08.00 – 17.00 WIB
7. Pengembangan Value dan Physical benefit
Jenis-jenis Value
Investment : Tiga jenis paket investasi kemitraan, paket crow,
diamond, ruby
Skill And Knowledge: Membuat segelas minuman, mengelola gerai,
mengatur laporan keuangan
Product : Sertifikasi dinas kesehatan, sertifikasi halal Majlis
Ulama Indonesia (MUI)
Access To Market : Lokasi tidak berdekatan dengan mitra lain yang
sudah eksis, Kepadatan penduduk di daerah tersebut,
Tingkat keramaian daerah tersebut
Media : Instagram @luplupbubble, Facebook lup lup
bubble drink, Twitter @luplupbubble, Website
www.luplupbubbledrink.com
Market Adoption : terdapat 40 rasa, dari 40 rasa itu ada 10 rasa yang
best seller itu chocolate, choco caramel, green tea,
taro, Bubble Gum, vanilla, vanilla latte, strawberry,
avocado, Manggo Milky
Macam-macam Physical benefit
Fitur : Memiliki 3 variasi pilihan gerai
Styling : Gerai menggunakan bahan kayu jati Belanda, dan
menggunnakan warna kuning dan merah sebagai
identitas
Kemasan : Kemasan gelas dan kemasan kardus
Merek : Lup Lup
105
Bukti fisik : seperti logo perusahaan, seragam penjual, seragam
pegawai, dan penggunaan warna merah dan kuning
Lampiran 6
TABEL DATA DAN ANALISIS DATA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 20.411 2 10.205 225.152 .000b
Residual 4.397 97 .045
Total 24.807 99
a. Dependent Variable: YE
b. Predictors: (Constant), EX2, EX1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .907a .823 .819 .21290 2.061
a. Predictors: (Constant), EX2, EX1
b. Dependent Variable: YE
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .195 .092 2.117 .037
EX1 .629 .074 .642 8.457 .000 .317 3.153
EX2 .281 .071 .301 3.972 .000 .317 3.153
a. Dependent Variable: YE
106
Tabel Uji Validitas dan Realiabilitas 30 Responden
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
x1 64.93 261.168 .558 . .967
x2 64.77 255.151 .729 . .966
x3 64.93 259.306 .750 . .967
x4 64.97 260.033 .680 . .967
x5 64.43 253.289 .760 . .966
x6 64.07 248.133 .718 . .967
x7 64.57 257.909 .736 . .966
x8 64.57 259.840 .567 . .967
x9 64.37 257.964 .542 . .968
x10 64.30 252.976 .742 . .966
x11 64.80 260.786 .492 . .968
x12 64.67 252.437 .770 . .966
x13 64.70 254.286 .766 . .966
x14 64.67 258.644 .715 . .967
x15 64.67 257.264 .714 . .967
x16 64.67 254.299 .691 . .967
x17 64.57 254.599 .712 . .966
x18 64.63 256.930 .601 . .967
x19 64.30 249.597 .755 . .966
x20 64.20 250.786 .706 . .967
x21 64.83 255.247 .801 . .966
x22 64.83 260.764 .577 . .967
x23 64.63 248.723 .813 . .966
x24 64.63 251.206 .756 . .966
x25 64.67 257.678 .634 . .967
x26 64.57 256.944 .570 . .967
x27 64.63 251.757 .698 . .967
x28 64.60 253.421 .786 . .966
x29 64.63 254.171 .721 . .966
x30 64.87 256.051 .736 . .966
x31 64.47 250.602 .791 . .966
x32 64.57 257.082 .532 . .968
107
Tabel Uji Validitas dan Realiabilitas 100 responden
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
x1 65.03 234.595 .640 . .962
x2 64.88 232.147 .703 . .961
x3 64.99 234.071 .654 . .961
x4 65.11 235.028 .615 . .962
x5 64.49 227.323 .714 . .961
x6 64.14 225.455 .733 . .961
x7 64.80 230.949 .706 . .961
x8 64.72 233.476 .673 . .961
x9 64.52 229.161 .603 . .962
x10 64.47 228.312 .691 . .961
x11 64.77 230.058 .609 . .962
x12 64.67 231.112 .573 . .962
x13 64.81 236.458 .432 . .963
x14 64.84 235.429 .614 . .962
x15 64.74 230.174 .751 . .961
x16 64.78 231.022 .686 . .961
x17 64.51 230.778 .554 . .962
x18 64.70 231.424 .582 . .962
x19 64.41 222.689 .720 . .961
x20 64.35 223.624 .741 . .961
x21 64.96 232.907 .624 . .962
x22 64.98 232.989 .703 . .961
x23 64.66 227.297 .733 . .961
x24 64.78 227.587 .759 . .961
x25 64.66 230.530 .666 . .961
x26 64.54 229.261 .654 . .961
x27 64.75 229.967 .687 . .961
x28 64.76 230.204 .729 . .961
x29 64.83 228.870 .736 . .961
x30 65.00 236.020 .571 . .962
x31 64.75 231.098 .729 . .961
x32 64.71 232.450 .614 . .962
108
TABEL DATA PENELITIAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 5 3 3 4 4 3
7 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
8 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 2 3 4
11 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
12 2 3 1 1 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1
16 1 4 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4
17 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2
18 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
19 1 2 2 1 3 4 3 3 2 3 1 2 3 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 1
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
21 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 3 2 2 2 3 5 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 2 1 2 2
23 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
24 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
25 2 2 2 2 3 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2
26 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
27 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3
28 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 4 3 1 5 2 3 1 2 3 5 2 4 1
31 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
32 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2
33 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2
34 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
35 1 1 2 2 3 3 2 2 4 3 3 2 4 2 2 3 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2
36 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
109
38 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2
39 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 5 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3
41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
42 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2
43 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2
44 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
45 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
47 3 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3
48 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
49 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
50 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 4 2 2 4
51 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 2 2 2 1 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
53 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 4 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
55 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
56 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
57 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
58 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 3 2 2 3 3 2 1 1 1 1
59 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 4 4 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
61 2 2 2 1 2 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
62 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
63 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 4 3 3 1 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
64 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
66 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2
67 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 3 2 2
68 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
69 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
70 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
72 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
73 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
74 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
75 1 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
76 2 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 2 1 3 3 3 2 3 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4
77 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3
78 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2
79 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1
110
80 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 5 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
81 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2
82 2 2 1 2 3 3 2 2 4 3 1 3 1 2 3 2 3 1 4 4 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 3
83 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
84 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
85 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2
86 2 2 2 3 3 4 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2
87 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
88 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
89 3 3 2 2 2 4 2 2 5 5 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3
90 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
91 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
92 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
93 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 1 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 2 3
94 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
96 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3
97 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 1 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
98 2 4 3 2 5 5 4 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 5 5 5 1 3 5 5 5 4 3 3 3 1 3 3
99 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2
10
0 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 0