jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu...

57
KARAKTER PENDIDIK MENURUT ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Dea Sugiarti NIM. 11150110000106 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2019

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

KARAKTER PENDIDIK MENURUT ABDULLAH NASHIH

‘ULWAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Dea Sugiarti

NIM. 11150110000106

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2019

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

i

ABSTRAK

Dea Sugiarti, NIM 11150110000106, “Karakter Pendidik Menurut Abdullah

Nashih Ulwan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter pendidik menurut Abdullah Nashih

Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam. Adapun jenis penelitian yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan metode

library research. Dalam analisis data menggunakan analisis isi (content analysis).

Dengan fokus kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah karakter pendidik

menurut Abdullah Nashih Ulwan.

Dalam skripsi ini dibahas perihal karakter pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan

yaitu meliputi ikhlas, takwa, santun/lemah lembut, kompeten dan tanggung jawab.

Banyak pembelajaran yang dapat diambil selain dari karakter pendidik, terlebih

mengenai bagaimana cara mendidik anak dengan baik sehingga menjadi pribadi yang

memiliki karakter yang baik atau dapat juga dikatakan dengan akhlakul karimah. Buku

Pendidikan Anak Dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan ini adalah salah satu

karya yang dapat dijadikan rujukan referensi baik bagi pendidik, ayah, ibu dan umat

muslim pada umumnya dalam mendidik anak.

Kata Kunci: Karakter Pendidik, Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam

Islam.

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

ii

ABSTRACT

Dea Sugiarti, 11150110000106, “The Charater of Educators of Abdullah Nashih

Ulwan”, Skripsi, Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiya and Teacher’s

Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.

This study aims to knowing the character of educators according to Abdullah Nashih

Ulwan in the book Children’s education in Islam. As for the type of research used in

the preparation of this thesis is qualitative research with the library research method.

In the data analysis using content analysis. With the focus of the study is the character

of educators according to Abdullah Nashih Ulwan.

In this thesis discussed about the character of educators according to Abdullah Nashih

Ulwan which includes, sincerity, piety, courtesy/forgiveness, knowledge and

responsibility. Besides that there are also some suggestions that were conveyed by

Abdullah Nashih Ulwan, a lot of learning can be taken apart from the character of

educators or educational advice in the book, especially regarding how to educate

children well so that it becomes a person who has good character. book Children’s

education in Islam can be used as a reference for educators, fathers, mothers and

muslims in general in educating children.

Keywords: The Character of Educators, Abdullah Nashih Ulwan, Children’s

education in Islam.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, oleh karena itu pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Hj. Sururin, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2019.

4. Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2019.

5. Drs. Abdul Haris, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023.

6. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023.

7. Ahmad Irfan Mufid, MA. Dosen Pembimbing Akademik.

8. Dr. Dimyati, M.Ag. Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan, arahan

serta motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

9. Dosen-dosen dan staff yang sudah berpartisipasi dalam ide maupun support

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

iv

10. Keluarga, terutama kedua orang tua. Ayahanda Hasan dan Ibunda Atikah yang

selalu memberikan support dan doanya disetiap ibadah, serta yang telah

mendidik penulis hingga saat ini.

11. Kakak yang membanggakan. Dinar Ismayanti, S.Farm dan kerabat dekat

lainnya.

12. Kakak-Kakak Kelas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Kawan-kawan PAI D dan seluruh angkatan PAI 2015 dan teman- teman FITK.

14. Kawan-kawan kosan tercinta. Farhatul Maftuhah, Imas Nursa’adah dan Intan

Adinda Putri.

15. Teman-teman lainnya. Gustin Ambarsih, Diana Sari, Mita Ulfah Yanti, Nita

Fitriani dan Siti Nurajizah.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan segala

bantuan, bimbingan, semangat dan doa yang telah diberikan bernilai ibadah dihadapan

Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bagi penulis khususnya dan bagi

khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Ciputat, 17 Juli 2019

Dea Sugiarti

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 10

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 12

A. Pengertian ..................................................................................................... 12

B. Karakter Pendidik ....................................................................................... 18

C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 29

D. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 32

A. Objek dan Waktu Penelitian ....................................................................... 32

B. Metode Penelitian ......................................................................................... 32

C. Fokus Penelitian ........................................................................................... 33

D. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 35

A. Deskripsi Data .............................................................................................. 35

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

vi

1. Biografi Abdullah Nashih Ulwan .......................................................... 35

2. Pendidikan Abdullah Nashih Ulwan .................................................... 35

3. Akhlak Abdullah Nashih Ulwan ........................................................... 36

4. Pengakuan Para Tokoh terhadap Abdullah Nashih Ulwan ............... 37

5. Karya-karya Abdullah Nashih Ulwan ................................................. 39

6. Wafatnya Abdullah Nashih Ulwan ....................................................... 39

7. Tentang buku Pendidikan Anak dalam Islam ...................................... 40

B. Karakter Pendidik Menurut Abdullah Nashih Ulwan ............................. 40

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 71

A. Kesimpulan ................................................................................................... 71

B. Implikasi ....................................................................................................... 72

C. Saran ............................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang pendidikan dapat diyakini bahwa melalui proses

pendidikan merupakan upaya utama untuk memperkembangkan kehidupan

manusia menjadi manusia yang berkarakter.1 Dalam pembentukan karakter

pada diri peserta didik sangatlah dibutuhkan peran seorang pendidik. Peranan

pendidik sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan

formal. Untuk itu guru/pendidik sebagai agen pembelajaran dituntut untuk

mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam

kerangka pembangunan pendidikan. Seorang pendidik tidak hanya sekedar

mentransfer ilmu saja, namun seorang pendidik juga perlu menanamkan nilai

karakter yang baik pada setiap diri peserta didiknya.

Menanamkan nilai moral terutama di lingkungan sekolah semakin sulit.

Hal itu disebabkan pengaruh media massa dan pergaulan yang semakin

masyarakat luas, krisis keteladanan orangtua dalam keluarga dan guru di

sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru dan siswa di sekolah,

misalnya kebiasaan menyontek, tutur kata tidak sopan, seringnya tidak

kekerasan (bullying), dan lainnya. Peran guru sebagai raw model seharusnya

menampilkan kejujuran dan keteladan sebagai pelopor penjaga nilai moral.2

Sebagai contoh kejadian yang berhembus dari lingkungan pendidikan

di Kota Malang tepatnya di SDN Kuaman 3. Pada hari Senin 11 Februari 2019.

Salah seorang oknum guru SD diduga melakukan tindak pelecehan terhadap

1 Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan: Peluang dan Tantangan, (Jakarta:

Kencana, 2017) h. 288. 2 Muhammad Fajar Anwar dan Muhammad A. Salam, Membumikan Pendidikan Karakter:

implementasi Pendidikan Berbobot Nilai dan Moral, (Jakarta: CV. Suri Tatu’w, 2015) h. 40.

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

2

murid-muridnya dan diduga lebih dari 20 anak.3 Selain itu ada juga sejumlah

orangtua siswa di SDN Waruroyom 2 di Kecamatan Depok, Kabupaten

Cirebon, Jumat sore (7/9/2018) melaporkan tindak pidana penganiayaan yang

dilakukan salah satu oknum guru ke Polres Cirebon. Sebelumnya oknum guru

tersebut diduga menganiaya 16 murid dengan menggunakan gagang sapu yang

dipukulkan ke bagian kepala dan tubuh siswanya.4 Jika dilihat dari beberapa

peristiwa banyak hal yang terjadi disebabkan dari oleh oknum guru yang mana

seharusnya mengayomi dan memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswa

di lingkungan sekolah.

Jika dicermati lebih jauh, kasus kekerasan yang melibatkan seorang

guru selaku pendidik terhadap muridnya tidaklah sedikit. Berdasarkan data

yang diperoleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melihat trend

kekerasan terhadap anak dalam pendidikan di tahun ini cukup meningkat.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengadakan total 445

kasus bidang pendidikan sepanjang tahun ini, 51,20 persen atau 228 kasus

terdiri dari kekerasan fisik dan kekerasan seksual yang kerap dilakukan oleh

pendidik, kepala sekolah dan juga peserta didik. Selanjutnya kasus tawuran

pelajar mencapai 144 kasus atau 32,35 persen, dan 73 kasus atau 16,50 persen

merupakan kasus anak yang menjadi korban kebijakan.5 Jika dilihat dari

penjelasan diatas kemungkinan besar akan terjadi peningkatan jika tidak

terdapat tindak lanjut terhadap dunia pendidikan khususnya pada para pendidik

di lingkungan sekolah.

3 Benni indo, “Siswi SD Korban pelecehan Seksual Oknum Guru di Kota Malang Diduga

Lebih Dari 20 Anak”. http://surabaya.tribunnews.com. Diakses pada tanggal 30 April 2019 pukul

21:23 4 Toiskandar, “Kekerasan Di Dunia Pendidikan” https://daerah.sindonews.com/ . Diakses

pada tanggal 07 Februari 2019 pukul 10:55. 5 Ghita Intan, “KPAI: Kasus Kekerasan Anak dalam Pendidikan Meningkat Tahun 2018”

http://www.google.co.id/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/4718166.html, Diakses pada tanggal 30

April 2019 pukul 21:25

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

3

Atas hal itu, pendidikan sebagai suatu elemen fundamental berbangsa,

memiliki peranan strategis dalam menanamkan nilai-nilai etika, moralitas,

akhlak al-karimah kepada ‘anak bangsa’. Mereka memiliki peluang dan

harapan besar guna memperbaiki ‘carut-marut’ perilaku berbangsa yang kini

banyak sorotan dari sejumlah pihak. Hal ini, sejalan dengan tujuan

pembangunan nasional, yakni menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, yang

memiliki bekal sains-pengetahuan dan sains-agama: beriman, bertakwa dan

berakhlak. Karenanya fenomena kecenderungan terjadinya degradasi etika

sosial dapat diperbaiki dengan menempatkan pendidikan sebagai perioritas

utama dalam pembangunan. Upaya jangka panjang melalui pengembangan

sumber daya manusia ini diharapkan para ‘anak bangsa’ akan menatap masa

depannya dengan gemilang dan percaya diri dan bangsa besar ini ke depan akan

diperhitungkan dunia karena peradaban dan jati dirinya.6

Idealnya, pendidikan formal menghasilkan manusia yang beriman,

bertakwa, mandiri, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia agar survive.

Realitasnya, pendidikan kita hanya menghasilkan manusia yang lebih

mengandalkan kecerdasan intelektual, lalu pada kecerdasan emosional dan

spiritual. Para siswa sering mengandalkan kekuatan otak dan ototnya,

ketimbang emosional dan spiritual. Ini kegagalan pendidikan kian prihatin dan

khawatir terhadap perilaku menyimpang siswa seperti tawuran pelajar, free sex,

ketergantungan narkoba dan lainnya. Komitemen pemerintah dan masyarakat

terhadap pembaikan karakter anak-anak sangat penting. Sayangnya komitemen

itu seolah hampa dengan semakin gencarnya dan merebaknya video porno artis,

ponografi dan penyimpangan lainnya. Hal ini menutut adanya perbaikan

metode pembelajaran, bimbingan serta kegiatan ekstra kulikuler pendidikan,

ditambah keluarga dan masyarakat.7 Maka dari itu pendidik perlu

6 Abdullah Idi dan Safarina, Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016) h. vi. 7 Muhammad Fajar Anwar dan Muhammad A. Salam, op.cit., h. 37.

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

4

memperhatikan pergaulan anak didiknya, baik pendidik di sekolah maupun

pendidik di rumah.

Perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya

melalui pembinaan di dalam kelas. Dengan kata lain, tugas atau fungsi guru

dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi belajar-mengajar saja.

Fungsi sentral guru adalah mendidik (fungsi education). Fungsi sentral ini

berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan mengajar (fungsi

intruksional) dan kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya

dalam berhadapan dengan murid (interaksi edukatif) senantiasa terkandung

fungsi mendidik.8 Dengan kata lain guru sebagai seorang pendidik perlu

mengawasi dan tetap memberikan contoh dari perilaku yang baik walaupun

berada di luar sekolah, karena seperti yang dikatakan diatas bahwa proses

pengembangan sikap tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja.

Manusia dengan karakter yang kokoh akan sukses dimanapun mereka

berada. Sebaliknya, mereka yang berkarakter lemah, tak akan meraih apapun,

walaupun ditempatkan dalam kemudahan yang melimpah. Orang yang

berakrakter ibarat mata uang yang laku dan eksis dimanapun. Allah

menciptakan dan mengutus Rasulullah Muhammad SAW sebagai manusia

yang memiliki keluhuran budi dan kemuliaan akhlak. Visi dan misi

kehidupannya menjadi contoh dalam semua aspek, dalam mengembangkan

pendidikan karakter yang menyeluruh melalui proses yang unggul dengan

mengambil pelajaran kepada manusia pilihan yang berkatakter mulia yang tidak

ada bandingan satu diantaranya Rasulullah Muhammad SAW sebagai manusia

paripurna prestasi intelektualnya menjadikan dirinya sebagai peletak dasar dan

pelopor pendidikan karakter yang hakiki dengan menjadi teladan dalam sejarah

melalui Shiddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh dengan menampilkan

8 Zakiah Daradjat, dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h.264.

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

5

keluhuran budi, bijaksana, semangat toleransi, komitmen, keberanian, empati

dan lainnya.9 Pada dasarnya, kepribadian guru yang ideal dalam Islam telah

dicontohkan oleh kepriabadian Rasulullah SAW yang bersumber dari Al-

Qura’an. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

واليوم الخر وذكر أسوة حسنة ل من كان يرجو للاه لقد كان لكم في رسول للاه

كثيرا للاه

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.10

Kompetensi yang pertama ditunjukkan oleh Rasulullah Saw adalah

kompetensi personal religious atau kepribadian agamis, yang artinya pada

dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan kepada

peserta didik, misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan, kecerdasan, tanggung

jawab, musyawarah, kebersihan, kedisiplinan, keindahan dan lain sebagainya.

Sebagai guru sudah semestinya apabila kepribadian Rasulullah menjadi

tauladan dan dapat di implementasikan dalam pendidikan.11 Sehubungan

dengan itu, apabila memperhatikan mayoritas bangsa Indonesia yang beragama

Islam seyogyanya menyadari bahwa gudang akhlak Muhammad Rasulullah

terdapat dalam Al-Qur’an. Akhlak merupakan ukuran pribadi seseorang,

apabila akhlaknya luntur maka rendahlah harkat dan martabatnya, dan apabila

akhlaknya luhur dan agung, maka tinggilah harkat dan martabat seseorang.

Inilah yang merupakan salah satu ciri dari kualitas sumber daya manusia

menurut pandangan Islam.12 Sebagai pendidik Rasulullah sudah banyak

9 Muhammad Fajar Anwar dan Muhammad A. Salam, op.cit., h.162-163 10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha

Putra) h. 336 11 Khoiriyah, “Karakter Pendidikan dalam Al-Qur’an”, Tesis pada Universitas Islam Negeri

Mulana Malik Ibrahim Malang, 2014, h.3 12 Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media

Jakarta, 2011) h. 80

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

6

memberikan contoh yang baik, khususnya kepada para pendidik sehingga dapat

menjadi seorang pendidik yang berkualitas sesuai dengan yang sudah diajarkan

oleh Rasul.

Sebagaimana menurut pengamatan filosof kontemporer Michael

Novak, karakter adalah perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat

dalam ajaran-ajaran agama, kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak, dan

orang-orang berilmu, sejak zaman dahulu hingga sekarang”. Karakter terdiri

atas nilai-nilai operatif, nilai-nilai yang berfungsi dalam praktek. Karakter

mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti,

sebuah watak batin yang dapat diandalkan dan digunakan untuk merespon

berbagai situasi dengan cara yang bermoral.13 Dari pengertian tersebut dapat

kita pahami bahwa seorang pendidik haruslah menjadi sosok yang pantas ditiru

dan diandalkan oleh peserta didik dalam pertumbuhan karakternya. Jika dalam

Pendidikan Islam yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh

kegiatan, tindakan dan perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan

sewaktu mengahadapi/mengasuh anak didik. Atau dengan istilah lain yaitu

sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari

seorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam.

Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan istilah tahzib.14 Maka dari

itu karakter pendidik yang baik dapat memberikan banyak pengaruh bagi

perkembangan anak didiknya, dengan begitu anak didik akan merasa dibimbing

dengan baik dan dapat membantu meningkatkan perkembangan karakter anak

didik.

Karakter guru pada zaman dulu dinilai dari sifatnya yang tulus, sabar,

dan penuh komitmen untuk membentuk jiwa peserta didiknya. Maka dengan

ini guru dipandang sebagai orang yang senantiasa diikuti petuah-petuah dan

13 Thomas Lickona, Pendidikan karakter, (Bandung: Nusa Media, 2013) hlm.72. 14 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1998) h. 14

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

7

didengar ajaran-ajarannya karena memiliki karakter membimbing yang kuat

meskipun dihiasi dengan nuansa transmental. Dengan demikian, pada waktu itu

hakikat guru diwakili oleh kepanjangan kata Gu-ru dalam bahasa Jawa digugu

dan ditiru, artinya orang yang sering diikuti dan dicontoh. Seorang guru

dihormati karena mampu menjelaskan kondisi masyarakatnya, alamnya, atau

memiliki stock of knowledge yang akan ditransfer pada anak didiknya, anak

asuhnya atau bahkan rakyatnya.15

Secara teologis juga diyakini bahwa mengajar merupakan bagian dari

tugas kegamaan di samping juga tugas kemanusiaan yang harus diemban oleh

siapapun juga. Setiap muslim diberi “tugas” menyampaikan ilmu walaupun

satu disiplin keilmuan saja sebab jika tidak maka mereka justru akan dibelenggu

dengan api neraka. Di sisi lain, seorang muslim juga diwajibkan untuk mencari

ilmu dan sekaligus memahaminya, termasuk ilmu sosial dan ekonomi yang

terkait erat dengan kehidupannya. Ibadah akan ditolak jika seorang muslim

tidak mengetahui ilmunya. Dengan demikian, ilmu merupakan kebutuhan umat

yang harus “dikejar” walau ke negeri China sekalipun, namun demikian ada

kewajiban bag yang memilikinya untuk menyebar luaskannya.16

Kontruksi karakter semacam itulah yang tampaknya punya nilai agung

yang harus dimiliki guru-guru pada zaman kuno, yang seharusnya juga

dijadikan karakter abadi yang masih harus dijaga hingga kini. Namun, nyatanya

di zaman sekarang tak sedikit guru-guru yang mengejar karier moncer untuk

bisa mendapatkan kedudukan struktral, misaln ya agar diangkat menjadi kepala

sekolah. Bahkan, untuk mendapatkan posisi ini, ternyata banyak diwarnai

dengan permainan kekuasaan yang melibatkan tindak-tindakan dan sikap-sikap

yang tak mencerminkan karakter yang baik. Dan tak jarang juga guru yang

15 Fatchul Mu'in, Pendidikan karakter: Konstruksi Teoritik dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011) h. 342 16 Moh.Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT. LKiS Yogyakarta, 2009) h.50

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

8

terpengaruh oleh ideologi tentang gaya hidup yang mewah.17 Fenomena ini

membuktikan bahwa pendidik belum berhasil menanamkan karakter yang baik

pada diri mereka masing-masing.

Kondisi demikian, perlu pengkajian ulang tentang karakter yang harus

dimiliki oleh seorang pendidik dalam proses belajar mengajar. Beberapa tokoh

juga banyak menyampaikan sumbangsih pemikirannya terhadap pendidikan,

terutama tentang karakter yang perlu dimiliki oleh pendidik. Jika

membicarakan soal pendidik Abdullah Nashih Ulwan cocok untuk dilontarkan,

karena Abdullah Nashih Ulwan sangat besar perhatiannya terhadap anak didik

juga dalam pendidikan.

Prinsip yang digunakan oleh Abdullah Nashih Ulwan dalam pendidikan

ialah bahwa seorang guru sebagai Ibu-Bapak bagi pelajar, mendidik mereka

seperti mendidik anak mereka sendiri. Beliau telah meletakkan tujuan yang

sangat tinggi dalam pendidikan, yaitu membawa dan membimbing pelajar

kearah mencintai Islam dan beramal dengannya serta sanggup melakukan apa

saja untuk kepentingan dan kejayaan Islam.18

Sebelum diselami secara mendalam pemikiran Abdullah Nashih Ulwan

tentang karakter pendidik maka penting untuk mengetahui terlebih dahulu

beberapa pemikirannya. Hal ini untuk memudahkan menganalisis pemikiran

tentang karakter pendidik. Ada beberapa karya Abdullah Nashih Ulwan, namun

penulis menggunakan buku Pendidikan Anak dalam Islam sebagai objek

penelitian, karena buku tersebut secara detail membahas mengenai pendidik.

Dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam dibahas tentang karakter

yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik. Karakter pendidik tersebut

diantaranya adalah Ikhlas, seorang pendidik harus mengikhlaskan niatnya

karena Allah dalam setiap melakukan tugas pendidikannya, baik dalam bentuk

17 Mu'in, op.cit., h. 344. 18 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam) Terj

oleh Arif Rachman Hakim, (Solo: Insan Kamil, 2012) h.27

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

9

perintah, larangan, memberikan nasihat, perhatian maupun hukuman. Yang

kedua adalah takwa, dengan ketakwaannya kepada Allah maka seorang

pendidik akan memiliki karakter yang baik sehingga dapat membimbing anak

didiknya dengan baik pula. Ilmu pengetahuan juga hendaknya dimiliki oleh

setiap pendidik, mengenai pokok-pokok pendidikan yang telah digariskan

dalam syariat Islam, menguasai perkara-perkara yang halal dan haram,

menguasai prinsip-prinsip akhlak, dan memahami secara global aturan-aturan

Islam dan kaidah-kaidah syariah. Selain itu santun/pemaaf juga merupakan

yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik, melalui sifat inilah anak akan

tertarik kepada gurunya dan mengikuti semua perkataannya. Dengan perantara

sifat ini juga, anak akan berprilaku baik dan menjauhi prilaku yang tidak terpuji.

Yang terakhir adalah menyadari tanggung jawab, kesadaran ini akan selalu

mendorong pendidik untuk selalu meperhatikan dan mengawasi anak,

mengarahkannya, membiasakan kebaikan kepadanya, dan mendisiplinkannya.

Sejalan dengan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan

Anak dalam Islam, dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 juga

disebutkan bahwa seorang guru hendaknya memiliki kepribadian yang

berakhlak mulia, arif bijaksana, sportif, berwibawa serta dapat menjadi teladan

bagi anak didik.

Dari beberapa persoalan yang sudah diuraikan, dapat diambil suatu

pesan tentang pentingnya membangun sosok pendidik yang memiliki karakter

yang baik, sehingga dapat menjadi sosok yang dapat dicontoh oleh murid-

muridnya. Dan berdasarkan latar belakang yang telah dipaprkan diatas, penulis

merasa perlu untuk meneliti secara mendalam karakter pendidik menurut

Abdullah Nashih Ulwan. Oleh karena itu, disini peneliti mencoba mengkaji

sebuah karya ilmiah yang berjudul “Karakter Pendidik menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan”

B. Identifikasi Masalah

1. Pendidik masih kurang memahami karakter pendidik yang baik.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

10

2. Banyak nya kasus kriminalitas di lingkungan sekolah.

3. Kurangnya rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas sehingga

mencerminkan karakter yang kurang baik sebagai seorang pendidik.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang akan diungkap hanya mengenai Karakter pendidik

menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah mengenai:

“Bagaimana karakter pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menjawab

permasalahan dalam latar belakang dan rumusan masalah diatas dan adapun

tujuan lainnya demi memperoleh gambaran tentang karakter pendidik yang

terkandung dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nashih

Ulwan, dengan besar harapan dapat memperkaya khazanah referensi tentang

karakter pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan.

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis : Penelitian ini secara umum memberikan informasi tentang

karakter pendidik. Penelitian ini dapat diguanakan sebagai penambahan

kajian pustaka atau khasanah keilmuan tentang Karakter pendidik menurut

Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam..

2. Praktis :

a. Bagi Pendidik, dapat dipakai sebagai sumber infomasi sehingga

mengetahui bagaimana Karakter pendidik menurut Abdullah Nashih

‘Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam..

b. Bagi Masyarakat, dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang

karakter pendidik, terutama Karakter pendidik menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

11

c. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi

berkaitan dengan penelitian dengan tema yang sama.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian

1. Karakter

Menurut harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan

moral, nama atau reputasi.19 Adapun menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dari yang lain.20 Adapun pengertian karakter

menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Adiwimarta, et.al mengartikan karakter sebagai sifat-sifat kejiwaan,

akhlak, budi pekerti yang membedakan seseorang dengan lainnya. Karakter

merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral,

yaitu diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur,

bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakater

mulia lainnya.21

Doni Koesoema A. memahami bahwa karakter sama dengan

kepribadian. kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau

gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa

kecil, juga bawaan sejak lahir.

Winnie mengatakan bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian

tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana kejam, atau rakus,

19 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,

2012) h.197. 20 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter (Konsepsi & Impelementasinya secara Terpadu

di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat), (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2016) h. 28 21 Muhammad Jafar Anwar dan Muhammad A Salam, Membumikan Pendidikan Karakter

(Implementasi Pendidikan Berbobot nilai dan Moral), (Jakarta: CV. Suri Tatu’uw, 2015) h.22

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

13

tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya,

apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut

memanifestasikan karakter mulia. kedua, istilah karakter erat kaitannya

dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter

apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.22 Jika menurut Ryan dan

Bohlin, karakter itu mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui

kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good) dan

melakukan kebaikan (doing the good).

Ada sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal

menurut Ratna Megawangi, yaitu:23

a. Cinta Tuhan dan segenap cinta-Nya,

b. Kemandirian dan tanggung jawab,

c. Kejujuran atau amanah,

d. Hormat dan santun,

e. Dermawan, suka menolong dan gotong royong,

f. Percaya diri dan pekerja keras,

g. Kepemimpinan dan keadilan,

h. Baik dan rendah hati,

i. Toleransi, kedamaian dan ketulusan.

Selain itu Jafar dan Salam menyebutkan beberapa nilai-nilai karakter

dalam bukunya yang berjudul Membumikan Pendidikan Karakter, antara

lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

mengahargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.24

22 Mu'in, op.cit,. h.160 23 Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

(Yogyakarta: Diva Press, 2011) h.51. 24 Muhammad Jafar Anwar dan Muhammad A Salam, Op.cit, h.178

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

14

Beberapa nilai karakter diatas perlu ditanamkan dalam setiap diri

pendidik dengan menggunakan metode knowing the good, loving the good

dan doing the good. Hal tersebut diperlukan agar seorang pendidik mampu

memahami, merasakan,/mencintai sekaligus melaksanakan nilai-nilai

kebajikan. Sehingga dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta

didik.

Dari yang sudah diajabarkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

karakter adalah sifat khas seseorang yang dapat membedakan seseorang

dengan yang lainnya, baik bersumber dari diri sendiri ataupun dari

lingkungan sekitar. Karakter dalam ditemukan dalam sikap-sikap

seseorang, terhadap dirinya, terhadap orang lain, dalam berbagai keadaan

serta bagaimana mengendalikannya.

Jika dilihat dari sudut pengertian ternyata karakter dan akhlak tidak

memiliki perbedaan yang signifikan, keduanya didefinisikan sebagai suatu

tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran karena sudah tertanam di

dalam pikiran, dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan

kebiasaan.25

Kata akhlak berasal dari akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang

berarti sifat, tabiat, perangai dan perilaku.26 Berakar dari kata khalaqa yang

berarti menciptakan, seakar dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang

diciptakan), dan khaliq (penciptaan). Dari persamaan kata diatas

mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya

keterpaduan antara kehendak khaliq (Pencipta) dengan perilaku makhluq

(manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang

lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki jika

25 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011) h. 12 26 Ismatu Ropi, dkk, Buku Pengayaan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP dan

SMA untuk Guru, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h. 95

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

15

tindakan dan perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq sehingga

akhlak tidak saja merupakan norma yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Allah Swt, namun juga dengan alam semesta sekalipun.27

Adapun menurut Imam Al-Ghazali bahwa “Akhlak ialah suatu sifat

yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat-sifat itu timbul perbuatan-

perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran

(lebih dulu)”28. Kedudukan akhlak bagi pendidik adalah sangat penting dan

diperlukan dalam kehidupan yang akan membawanya pada keselamatan

dunia dan akhirat. Anak yang berakhlak mulia serta memiliki nilai-nilai

keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam kondisi bagaimanapun dan

dimana pun akan selalu berorientasi pada kebaikan yang sesuai dengan al-

Qur’an dan Sunnah. Dengan kebaikan-kebaikan tersebut pendidik akan

terhindar dari pelanggaran hukum, baik hukum Negara, etika keguruan

maupun hukum agama. Dengan dasar iman dan akhlak yang mulia, maka

seorang akan menjadi panutan bagi anak didiknya, sebab mengajarkan

agama harus dengan keteladan dan akhlak yang baik.29

Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas mengenai karakter serta

beberapa nilai-nilai karakter, dapat dikatakan bahwa di dalam karakter itu

terdapat beberapa sifat baik, sifat-sifat tersebut juga disebutkan oleh

Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak

dalam Islam, yang mana kata sifat dalam istilah psikologi berarti ciri-ciri

tingkah laku yang tetap (hampir tetap) pada seseorang. Untuk mengetahui

sifat-sifat seseorang yang sebenarnya, memerlukan waktu dan proses

pergaulan lama, disamping pengetahuan psikologi sebagai dasarnya. Secara

sederhana, sifat merupakan ciri-ciri tingkah laku atau perbuatan yang

27 Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari

Berbasis Integratif-Interkonektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h.42 28 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)

h.98 29 Ibid., h.106

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

16

banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri seperti pembawaan,

minat, konstitusi tubuh dan cenderung bersifat tetap/stabil.30

2. Pendidik

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Dari

segi bahasa, pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam bahasa inggris

ditemukan makna yang mendekati kata pendidik, kata-kata tersebut seperti

teacher yang berarti guru atau pengajar, dan tutor yang berarti guru pribadi

atau guru yang mengajar di rumah. Adapun dalam bahasa Arab di dijumpai

kata ustadz, mudarris, mua’llim, dan muaddib. Kata ustadz dijamaknya

asaatidz yang berarti guru, professor (gelar akademik/jenjang di bidang

intelektual), pelatih, penulis, dan penyair. Sementara kata muddaris berarti

guru, pelatih, dan dosen. Selanjutnya, kata mua’llim yang berarti pendidik,

pemandu. Kemudian, kata muaddib berarti pendidik atau guru dalam

lembaga pendidikan Al-Qur’an.31

Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab

untuk mendidik. Sementara secara khusus pendidik dalam perspektif

pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh

potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik

sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Berdasarkan pengertian di atas, maka

dapat dipahami bahwa pendidik dalam perspektif pendidikan Islam ialah

orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu

menunaikan tugas-tugas kemanuasiaannya sesuai dengan nilai-nilai ajaran

30 Muhazir gandra, http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/sikap-sifat-temperamen-

watak-dan.html?m=1, diakses pada tanggal 10 April 2019 pukul 12:45. 31 Haitami Salmi dan Syamul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016) h.135

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

17

Islam.32 Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-

orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam

mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari pada

orang Islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik.33

Sebagai firman Allah:

الهذين آمنوا م نكم والهذين أوتوا العلم درجات يرفع للاه

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.34

(QS. Al-Mujadalah : 11).

Secara istilah para ahli mendefinisikan kata guru atau pendidik sebagai

berikut:

a. Ramayulis berpendapat bahwa guru (pendidik) adalah orang yang

memikul tanggung jawab untuk membimbing peserta didik menjadi

manusia yang manusiawi.

b. Zahara Idris dan Lisna Jamal mengatakan bahwa guru (pendidik)

adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan

kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya. Agar

mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri) memenuhi

tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri dan

makhluk sosial.35

c. Ahmad Tafsir berpendapat bahwa pendidik dalam Islam adalah siapa

saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik.

Pendidik harus dapat mengupayakan perkembangan seluruh potensi

peserta didik, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Potensi ini

32 Al-Rasyidin & Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat : PT. Ciputat Press, 2005)

h.41-42. 33 Uhbiyati, op.cit., h.82 34 Departemen Agama RI, op.cit., h.434 35 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013) h.3

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

18

sedemikian rupa dikembangkan secara seimbang sampai mencapai

tingkat yang optimal berdasarkan ajaran Islam.36

Dari berbagai definisi pendidik diatas, dapat dimengerti bahwa yang

dimaksud dengan pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani

dan rohaninya agar mencapai kedewasaanya, mampu melaksanakan

tugasnya sebagai khalifah di bumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai

individu yang sanggup berdiri sendiri.

B. Karakter Pendidik

Menjadi seorang pendidik itu membutuhkan karakter dengan ukuran-

ukuran tertentu. Karakter tersebut harus melekat kuat dalam diri seorang

pendidik karena seorang pendidik diharapkan akan menjadi seseorang yang

mengarahkan karakter orang lain dan juga lingkungan. Segala Sesuatu yang

dilakukan seorang pendidik harus mampu mempengaruhi peserta didik.

Sebagai pembentuk karakter peserta didik, pendidik harus menunjukkan

keteladanan dengan tujuan agar dapat membentuk karakter peserta didik

menjadi lebih baik.37 Namun, sebelum mengetahui uraian mengenai karakter

pendidik, alangkah lebih baik untuk mengetahui apa saja kriteria, tugas serta

tanggung jawab pendidik, karena beberapa hal tersebut akan berhubungan

dengan pentingnya memiliki karakter yang baik bagi seorang pendidik.

Sebagaimana yang dijelaskan Zakiah Daradjat mengenai kriteria menjadi

seorang guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang

dibebankan kepada mereka, antara lain:

a. Bertakwa kepada Allah. Guru tidak mungkin mendidik anak agar

bertakwa Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya.

36 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994)

h.74 37 Imam suyitno, Jurnal Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa

Berwawasan Kearifan Lokal, FBS Universitas Negeri Malang. h.5

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

19

b. Berilmu. Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti,

bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan

kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.

c. Sehat jasmani. Kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja,

guru yang sakit-sakitan kerap kali terpaksa absen dan tentunya akan

merugikan anak-anak.

d. Berkelakuan baik. Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan

karakter murid. Guru harus menjadi suri teladan, karena anak-anak

bersifat suka meniru.38

Sebagaimana penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa menjadi seorang

pendidik berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat

melaksanakannya. Pendidik dituntut banyak hal untuk dapat menciptakan

anak didik yang dewasa, berkarakter dan berketerampilan. Karena itulah

seorang pendidik menempati kedudukan yang terhormat dimasyarakat.

Setelah mengetahui beberapa kriteria yang baik untuk menjadi seorang

pendidik dan diharapkan dengan kriteria tersebut pendidik dapat melakukan

tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Berbicara mengenai tugas dan

tanggung jawab seorang pendidik, Islam menganggap bahwa pendidik

bukanlah sekedar pembimbing melainkan juga sebagai figur teladan yang

memiliki karakter yang baik, sedang hal itu belum tentu terdapat dalam diri

pembimbing. Dengan begitu pendidik Muslim mestilah aktif dari dua arah

secara eksternal dengan jalan mengarahkan/membimbing peserta didik,

secara internal dengan jalan merealisasikan karakteristik akhlak mulia.39

Tugas pendidik selain tugas utama, juga memiliki tugas khusus. Tugas

utamanya selain mendidik dan mengajar juga membersihkan, mengarahkan

jiwa dan akhlak yang tercela menuju jiwa akhlak baik. sedangkan tugas

38 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) h. 40-41. 39Assegaf, op.cit., h. 112

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

20

khususnya adalah mendidik dan mengajar, memotivasi, membimbing,

memimpin, menfasilitasi dan mengevaluasi dalam proses pembelajaran.

Al-Qur’an telah mengisyaratkan peran nabi dan pengikutnya dalam

pendidikan dan pentingnya mereka dalam mengikuti pengkajian ilmu-ilmu

ilahi serta implikasinya, isyarat tersebut terdapat dalam firman Allah SWT

dalam QS al-Baqarah/2: 129

نهم يتلو عليهم آياتك ويعل مهم الكتاب والحكمة ربهنا وابعث فيهم رسوال م

يهم إنهك أنت العزيز الحكيم ويزك

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan

mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan

mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-

Sunnah) serta mensucikan mereka. Seseungguhnya Engkaulah Yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.40

Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung mengisyaratkan bahwa

tugas terpenting yang diemban oleh Rasulullah Saw., adalah mengajarkan

Al-Qur’an, hikmah dan penyucian diri. Keutamaan profesi pendidik

sangatlah besar sehingga Allah menjadikan sebagai tugas yang di emban

Rasulullah, demikian pula tugas pendidik yang mewarisi tugas yang

diemban Rasulullah.41

Selain itu, Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik

yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta

membawa hati manusia untuk taqqarub ila Allah. Para pendidik hendaknya

mengarahkan peserta didik untuk mengenal Allah lebih dekat melalui

seluruh ciptaannya. Para pendidik di tuntut untuk dapat mensucikan jiwa

peserta didiknya. Hanya dengan melalui jiwa-jiwa yang suci manusia akan

40 Departemen Agama RI, op.cit., h.15 41 Sukring, Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013) h.83-84

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

21

dapat dekat dengan Allah. Berkenaan dengan ini dapat disimpulkan bahwa

selain bertugas mengalihkan berbagai pengetahuan dan keterampilan

kepada peserta didik, tugas utama yang perlu dilakukan pendidik adalah

tazkiyat an-nafs, yaitu mengembangkan, membersihkan, mengangkat jiwa

peserta didik kepada Allah, menjauhkannya dari kejahatan, dan menjaganya

agar tetap berada pada fitrah-Nya yang hanif.42

Berdasarkan firman Allah surat Al-Baqarah [2]: 129 diatas dapat

disimpulkan bahwa tugas pokok pendidik dalam pendidikan Islam sebagai

berikut:

a. Tugas pensucian yakni pengembangan, pembersihan jiwa murid agar

dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkannya dari keburukan,

dan menjaganya agar tetap berada pada fitrahnya.

b. Tugas pengajaran yakni penyampaian berbagai pengetahuan dan

pengalaman kepada murid untuk direalisasikan dalam tingkah laku dan

kehidupan.43

Uraian tersebut menggaris bawahi bahwa, tugas pendidik adalah

membimbing dan mengarahkan serta menyiapkan generasi penerus yang

akan hidup pada zamannya di masa depan, dimana di dalam tugas tersebut

juga memiliki banyak tanggung jawab yang di pikul oleh seorang pendidik,

sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya yang sudah

diamanatkan kepadanya, dengan menerima segala konsekuensinya.44 maka

tanggung jawab pendidik adalah mendidik individu supaya beriman kepada

Allah dan melaksanakan syariat-Nya, mendidik diri supaya beramal saleh

dan mendidik masyarakat untuk saling berpesan-pesan dalam

melaksanakan kebenaran dan berpesan-pesan dalam kesabaran dalam

42 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, op.cit.,h. 44-45 43 Ramayulis, op.cit., h.11 44 Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2016) h. 97

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

22

menghadapi kesusahan, beribadah kepada Allah serta menenggakkan

kebenaran.45

Dari yang sudah dijelaskan diatas maka tugas pendidik bukan hanya

menyampaikan berbagai pengetahuan saja akan tetapi juga membantu

mengembangkan karakter anak didik dengan mengajarkan bagaimana cara

menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan melaksanakan apa yang

diperintahkan oleh-Nya. Sehingga anak didik dapat memiliki karakter yang

baik dalam dirinya.

Sebagaimana dari yang sudah dijelaskan diatas mengenai kriteria tugas

serta tanggung jawab seorang pendidik, maka mengetahui karakter

pendidik juga merupakan hal yang sangat perlu, sebab dengan mengetahui

apa saja karakter pendidik akan membantu pendidik tersebut melakukan

tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. ada beberapa nilai karakter

yang diharapkan menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2007 tentang

RPJPN 2015-2025 yaitu : tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, patriotik, berbudaya dan berorientasi IPTEK

berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan Takwa kepada Tuhan

YME.46 Sedangkan kemendikbud merilis beberapa nilai-nilai karakter

sebagaimana terlihat dalam table berikut:47

No Nilai Deskripsi

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleransi terhadap

45 Sukring, Op.cit, h.85 46 Undang-undang Republik Indonesia tentang RPJPN ((Pendidikan Karakter dan Budaya

Karakter Bangsa) No.17 Tahun 2007. 47 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011) h. 12

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

23

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap dan tindakan orang

lain yang berbeda dengan dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk mengahasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

24

8. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak

yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajari, dilihat dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara

diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian dan penghargaan yang

tinggi terhadap Bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi dan

politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk mengasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat dan

mengakui serta menghormati

keberhasilan orang lain.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

25

13. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang bicara, bergaul, dan bekerja

sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa

senang dana man atas kehadiran

dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam sekitarnya dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

26

dan budaya), Negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Selain itu dalam konteks Pendidikan Islam, seorang pendidiklah yang

memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak dan

membenarkannya, maka menghormati seorang pendidik berarti

penghormatan terhadap anak-anak pula. Oleh karena itu menurut Al-

Maghribi Bin as-Said ada beberapa karakter pendidik teladan, antara lain:

a. Pemaaf dan tenang Allah berfirman:

يحب المحسنين اء والكاظمين الغيظ والعافين عن النهاس وللا والضهره

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan

(kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan”48 (Ali Imran: 134).

Pemaaf dan tenang merupakan sifat paling mulia yang harus dimiliki

oleh setiap pendidik teladan. Kedua sifat itu sangat dicintai ar-Rahman.

Oleh sebab itu, seorang pendidik harus menjadi pemaaf dan murah hati

apapun yang dilakukan oleh seorang anak hendaklah menjadi pemaaf

dan jangan memberikan sanksi kepada anak dalam keadaan marah.

b. Lemah lembut dan menjauhi sifat kasar dalam bermuamalah

Dari Aisyah, bahwa Nabi bersabda:

“Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut yang sangat cinta

kelembutan dan memberi kepada sikap lemah lembut seseuatu yang

tidak diberikan kepada sifat kasar dan yang tidak diberikan pada

selainnya.

c. Berhati penyayang

48 Departemen Agama RI, op.cit., h.53

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

27

Sifat penyayang harus dimiliki oleh setiap pendidik yang

menginginkan keberhasilan mendidik anak.

d. Ketakwaan

Allah berfirman:

سلمون حقه تقاته وال تموتنه إاله وأنتم م يا أيها الهذين آمنوا اتهقوا للا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati

melainkan dalam keadaan beragama Islam”49 (Ali Imran: 102).

Takwa merupakan harta karun yang hakiki dan harta kekayaan yang

harus dimiliki oleh setiap para pendidik untuk diwariskan kepada anak

cucunya, diajarkan dan ditanamkan kepada mereka serta menjadi

perhatian paling utama dan serius orangtua.

e. Selalu berdoa untuk anak

Allah berfirman:

وإذا سألك عبادي عن ي فإن ي قريب أجيب دعوة الدهاع إذا دعان

فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلههم يرشدون

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku maka

(jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan

permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu”50

(Al-Baqarah: 186)

Para pendidik dari pada merusak anak maka lebih baik menjadi sebab

baiknya anak dan datangnya keberkahan dalam hidup mereka lewat

cara berdoa baik untuk mereka seperti yang dilakukan oleh pendidik

utama, Muhammad dan para rasul serta para nabi.

f. Menjauhi sikap marah

49 Ibid,. h.50 50 Ibid., h.22

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

28

Pernah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk memberi sanksi

kepada orang dengan pukulan namun ketika hukuman hendak

ditegakkan, beliau berkata, “Batalkan hukuman itu,” lalu hal itu

ditanyakan sebabnya maka beliau menjawan, “Aku merasa sedang

marah dan aku khawatir memutuskan hukuman dalam keadaan sedang

marah”.

g. Bersikap adil dan tidak pilih kasih

Adil dalam mendidik anak adalah pilar utama pendidikan dalam Islam

yang tidak boleh tidak karena langit dan bumi tegak hanya di atas

keadilan. Para pendidik harus bersikap adil di antara anak-anak dan

tidak bersikap diskriminasi sesame anak baik dalam masalah sepele atau

besar karena sikap demikian akan menciptakan kebencian dalam dada

dan menumbuhkan benih kedengkian.51

Sebagai seorang guru haruslah menjadi guru yang dapat di gugu dan di

tiru, karena guru sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik belajar.

karena pada dasarnya pendidikan karakter menekankan pada aspek sikap,

nilai, dan watak peserta didik, maka dalam pembentukannya harus dimulai

dari gurunya. Banyak guru mencita-citakan agar peserta didiknya menjadi

generasi yang shaleh, namun kurang di dukung oleh support system yang

bisa menumbuhkan keshalehan ini. Misalnya peserta didik diharapkan rajin

beribadah, berakhlak mulia, tetapi guru tidak mencontohkan dirinya

sebagai sosok yang rajin beribadah. Kondisi tersebut tentu saja

menyulitkan peserta didik untuk membentuk karakter yang shaleh.52

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap pendidik

sangat perlu memiliki karakter yang baik, baik dari dalam dirinya maupun

luarnya. Sehingga pantas untuk dicontoh dan ditiru oleh peserta didiknya

51 Al-Maghribi bin as-Said, Begini seharusnya mendidik anak: Panduan Mendidik Anak Sejak

Masa Kandungan hingga Dewasa, (Jakarta: Darul Haq, 2004) h. 154-172 52 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013) h.31-32

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

29

sehingga dapat juga membantu perkembangan karakter para peserta didik.

Untuk membantu perkembangan karakter peserta didik itu dimulai dari diri

pendidiknya terlebih dahulu maka seorang pendidik perlu memberikan

contoh karakter yang baik, jangan sampai pendidik memberikan contoh

yang tidak wajar untuk ditiru oleh peserta didik, baik dari ucapan maupun

perbuatan.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Konsepsi Pendidikan Islam Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan ini

merupakan Jurnal study Islam Panca Wahana I Edisi 12, tahun 2014 karya

Khairil Mustofa. Jurnal ini menjelaskan bahwa metode pendidikan dalam

Islam menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah meliputi pendidikan

dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan

nasihat, pendidikan dengan perhatian/pengawasan, dan pendidikan dengan

hukuman.

Jurnal tersebut memiliki persamaan dengan penulis dalam penelitian yaitu

menggunakan kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam

Islam) karya Abdullah Nashih Ulwan, dan perbedaanya adalah dalam

penelitian ini membahas tentang konsep pendidikan Islam sedangkan

penulis meneliti tentang karakter pendidiknya.

b. Konsep Pendidikan Remaja Muslim Menurut Abdullah Nashih Ulwan

(Studi Kitab: Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam ) ini merupakan Jurnal Edu

Riligia, Vol.2 No.1 Januari-Maret tahun 2018 karya Siti Fatimah, Zulheddi,

dan Edi Saputra. Jurnal ini membahas pertama, mengenai pandangan Islam

terhadap remaja Muslim menurut Abdullah Nashih Ulwan. Kedua,

Problematika-problematika yang berdampak pada penyimpangan-

penyimpangan remaja yang ditawarkan dalam konsep Nashih Ulwan, Hal

ini juga merupakan problematika-problematika yang terjadi masa kini.

Ketiga, Solusi terhadap problematikaproblematika remaja Muslim menurut

Abdullah Nashih Ulwan.

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

30

Jurnal tersebut memiliki kesamaan dengan penulis dalam penelitian yaitu

menggunakan kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam

Islam) karya Abdullah Nashih Ulwan, dan perbedaannya dalam jurnal ini

menjelaskan tentang Konsep Pendidikan Remaja Muslim sedangkan

penulis tentang karakter pendidiknya.

c. Metode Pendidikan Karakter Dalam Keluarga Menurut Abdullah Nashih

Ulwan Dalam kitab Tarbiyah Al Aulad Fi Al-Islam ini merupakan Jurnal

Studi Multidisipliner Vol. 5, Edisi 1, tahun 2018 M/1439 H karya Ahmad

Suheili. Jurnal ini menjelaskan bahwa metode pendidikan karakter dalam

keluarga menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah pendidikan dengan

keteladanan, pendidkan dengan pembiasaan, pendidikan dengan nasehat,

pendidikan dengan perhatian dan pemantauan serta pendidikan dengan

hukuman.

Jurnal tersebut memiliki kesamaan dengan penulis dalam penelitian yaitu

menggunakan kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam

Islam) karya Abdullah Nashih Ulwan, dan perbedaannya dalam jurnal ini

menjelaskan tentang metode pendidikan karakter dalam keluarga

sedangkan penulis membahas tentang karakter pendidiknya.

D. Kerangka Berpikir

Pendidik atau biasa disebut dengan guru adalah orangtua kedua di

lingkungan sekolah, yang bertugas bukan hanya sekedar mentransfer ilmu saja

akan tetapi juga membantu perkembangan karakter anak didik. Tidak sedikit

kejadian yang terjadi di lingkungan sekolah, dari mulai kekerasan fisik maupun

kekerasan seksual, hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik,

karena secara tidak langsung apa yang dilakukan oleh seorang pendidik akan

menjadi contoh bagi anak didiknya.

Oleh karena itu diperlukan pendidik dengan karakter yang baik

sehingga dapat memberikan contoh hingga menjadi teladan, dan juga dapat

membantu mengembangkan karakter yang baik dalam pribadi anak didik.

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

31

Dalam pembahasan ini penulis menujuk kepada seorang tokoh yaitu Abdullah

Nashih Ulwan yang mana memberikan pengetahuannya mengenai karakter

pendidik yang baik dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak dalam

Islam, sehingga dapat memberikan informasi bagaimana menjadi seorang

pendidik dengan karakter yang baik.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu usaha pencarian fakta-fakta secara jujur, mendalam

dan intelegen untuk mencapai fakta-fakta dan artinya atau implikasi-implikasi atau

sehubungan dengan problema tertentu. Hasil riset tersebut harus merupakan suatu

distribusi yang otentik dan murni terhadap pengetahuan dan yang sedang dipelajari.53

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah mengenai Karakter Pendidik

menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

bulan, yakni terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Juli, dengan

rincian kegiatan diantaranya, pengumpulan data sumber-sumber tertulis yang

diperoleh dari teks book yang ada di perpustakaan, serta sumber yang

mendukung, terutama yang berkaitan dengan karakter pendidik maupun

karakter pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan

Anak dalam Islam dan sumber lainnya sebagai penguat dalam penulisan skripsi

ini. Kemudian menyusun data-data dalam bentuk penelitian (laporan) dari

sumber-sumber yang telah ditemukan.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

kepustakaan (Library Research). Sesuai dengan pokok masalah yang telah

dirumuskan, data dan informasi yang dihimpun dalam penelitian ini bersifat

kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.54

53 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: GP Press, 2009) h.8 54 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Dalam perspektif Rancangan Penelitian,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) hlm.21-22

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

33

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan terhadap tujuan penelitian yang

akan dilakukan. Fokus penelitian harus dijabarkan secara jelas untuk

mempermudah proses penelitian, supaya penelitian lebih terarah.

Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan terhadap karakter

pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan yang terdapat dalam buku

Pendidikan Anak dalam Islam, yang berupa nasihat-nasihat kebaikan.

D. Prosedur Penelitian

Suatu penelitian mempunyai rancangan atau prosedur penelitian

tertentu sehingga dengan rancangan atau prosedur tersebut dapat diketahui

metode, jenis dan pendekatan apa saja yang tepat untuk digunakan dalam

penelitian tersebut.

Adapun proses yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah kualitatif,

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriftif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.55

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan dua kategori, sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Data Primer

Yang dimaksud sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku

Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan.

b. Data Sekunder

55 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Dalam perspektif Rancangan Penelitian,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) hlm.21-22

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

34

Sedangkan yang dimaksud dengan sumber data sekunder adalah sumber

lain yang masih berkatan dengan masalah penelitian. Adapun data

sekunder dalam penulisan skripsi ini dalah buku-buku dan jurnal-jurnal

tentang karakter pendidik yang relevan dengan penelitian.

3. Teknik pengolahan dan Analisis Data

Seperti yang telah dipaparkan, sumber dan jenis data yang diperoleh

pada penelitian ini adalah data tertulis berupa teks book yang dapat

memberikan informasi lebih tentang karakter pendidik dan juga tentang

Abdullah Nashih Ulwan. Setelah data-data tersebut diperoleh maka peneliti

mengelola data tersebut dengan cara membacanya lalu dianalisis, setelah

dianalisis baru dapat disimpulkan.

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengategorikannya sehingga

diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin

dijawab.56 Analisis data menggunakan analisis isi (content analysis).

Dengan fokus kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah karakter

pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan Anak

dalam Islam.

Sebelum data diolah, penulis terlebih dahulu memahami secara cermat

isi dari buku Pendidikan Anak dalam Islam terutama pada bagian yang

membahas tentang karakter pendidik.

56 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013) hlm. 209.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dan uraian yang telah disebutkan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa karakter pendidik menurut

Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:

1. Karakter pendidik menurut Abdullah Nashih Ulwan terdapat 5 poin,

yaitu: ikhlas, takwa, kompeten, santun/lemah lembut dan tanggung

jawab

2. Dalam melaksankan tugas seorang pendidik harus memiliki rasa ikhlas

dalam hati nya seakan-akan untuk mendapatkan ridha Allah Swt dan

dengan begitu setiap pekerjaan akan diberikan keberkahan

3. Ketakwaan kepada Allah akan membantu pendidik memiliki karakter

yang baik sehingga dapat menjadi contoh dan dapat membimbing anak

didik menuju akhlak yang lebih baik.

4. Kompeten juga bisa dikatan dengan menguasai ilmu pengetahuan

sehingga dapat membekali diri dengan pengetahuan yang bermanfaat,

dan dapat mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam.

5. Mendidik anak didik tidak harus dengan kekerasan atau hukuman,

dengan santun atau lemah lembut pun dapat menjadikan anak menurut

akan perkataan seorang pendidik, itu mengapa pendidik harus dapat

menahan amarahnya dalam proses pembelajaran.

6. Tanggung jawab seorang pendidik bukan hanya sekedar mentransfer

ilmu saja akan tetapi juga membenahi karakter anak didik agar menjadi

anak yang berkarakter baik.

7. Metode-metode yang dapat membantu perkembangan karakter bagi

pendidik maupun anak didiknya, yaitu: metode mendidik dengan

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

71

keteladanan, metode mendidik dengan kebiasaan, metode mendidik dengan

8. Dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam terdapat 7 pasal tanggung

jawab, yaitu tanggung jawab pendidikan iman, tanggung jawab pendidikan

akhlak, tanggung jawab pendidikan fisik, tanggung jawab intelektual,

tanggung jawab psikologis, tanggung jawab pendidikan sosial dan

tanggung jawab pendidikan seksual.

9. Saran-saran pendidikan yang terkandung dalam buku Pendidikan Anak

dalam Islam sangat bernilai positif bagi yang mempraktikkannya dalam

mendidik anak, sehingga dalam berbuat dan bertindak sehari-hari sesuai

dengan nilai-nilai keislaman yang mengedepankan karakter yang terpuji.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi, yaitu

implikasi terhadap pendidik, perlunya memiliki karakter yang baik bagi

seorang pendidik agar dapat memberikan contoh dan teladan kepada anak didik,

sehingga dapat membantu perkembangan karakter anak didik, serta tidak hanya

sekedar mentransfer ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga mengaplikasikan

beberapa karakter yang dapat membantu melaksanakan tanggung jawab agar

mendapat ridha Allah Swt.

Hasil penelitian ini juga digunakan sebagai masukan bagi para pendidik dan

calon pendidik khususnya pendidik di sekolah, agar dapat membenahi diri

dengan membiasakan memiliki karakter yang baik untuk meningkatkan

perkembangan karakter pada diri setiap anak didik.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dengan itu ada

beberapa harapan dan saran, diantaranya sebagai berikut:

1. Masyarakat Indonesia khususnya umat muslim agar lebih mengenal sosok

Ilmuan muslim Abdullah Nashih Ulwan yang memiliki butir hikmah dan

keluasan ilmu.

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

72

2. Untuk generasi intelektual muslim dan civitas akademika diharapkan dapat

mlanjutkan penelitian dan mengkaji kendungan hikmah kitab-

bukuAbdullah Nashih Ulwan khususnya buku Pendidikan Anak dalam

Islam, sehingga turut memberikan sumbangsih peran dalam perkembangan

pendidikan Islam di Indonesia.

3. Bagi para pendidik baik itu guru ataupun orang tua agar mendidik anak

dengan menggunakan beberapa refrensi buku-buku Islami sehingga dapat

membenahi penyimpangan dalam kehidupan masyarakat.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad bin Suradi. Selagi Nadi:

http://tamanulama.blogspot.com/2008/01/dr-abdullah-nashih-ulwan-selagi-

nadi.html?m=1.

Al-Maghribi bin as-Said. Begini seharusnya mendidik anak: Panduan Mendidik Anak

Sejak Masa Kandungan hingga Dewasa. Jakarta: Darul Haq. 2004.

Amin, Maswardi Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose

Media Jakarta. 2011.

Anwar, Muhammad Fajar dan Muhammad A. Salam. Membumikan Pendidikan

Karakter: implementasi Pendidikan Berbobot Nilai dan Moral. Jakarta: CV.

Suri Tatu’w. 2015.

Anwar, Muhammad Jafar dan Muhammad A Salam. Membumikan Pendidikan

Karakter (Implementasi Pendidikan Berbobot nilai dan Moral). Jakarta: CV.

Suri Tatu’uw. 2015.

Arsyah, Biografi ringkas Syeikh Abdullah Nashih Ulwan, Tersedia di

http://arsyah9110.blogspot.com/2010/03/biografi-ringkas-syeikh-abdullah-

nasih.html.

Asmani, Jamal Ma’mur. Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Diva Press. 2011.

Assegaf, Rachman. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari

Berbasis Integratif-Interkonektif. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati. Jakarta: Al-Mawardi

Prima. 2012.

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

74

Daradjat, Zakiah. Dkk. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara. 2008.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.

Gandra, Muhazir. http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/sikap-sifat-

temperamen-watak-dan.html?m=1.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi

Aksara. 2013.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

2013.

Idi, Abdullah dan Safarina. Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat.

Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Indo, Benni. “Siswi SD Korban pelecehan Seksual Oknum Guru di Kota Malang

Diduga Lebih Dari 20 Anak”. http://surabaya.tribunnews.com.

Intan, Ghita. “KPAI: Kasus Kekerasan Anak dalam Pendidikan Meningkat Tahun

2018”

http://www.google.co.id/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/4718166.html.

Iskandar, Edi. “Mengenal Sosok Abdullah Nashih Ulwan dan Pemikirannya Tentang

Pendidikan Agama Islam (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)”. Jurnal

Akademika, Vol.XIII Juni 2017.

Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Press. 2009.

Khoiriyah. “Karakter Pendidikan dalam Al-Qur’an”. Tesis pada Universitas Islam

Negeri Mulana Malik Ibrahim Malang. 2014.

Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter (Konsepsi & Impelementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan

Masyarakat). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

75

Lickona, Thomas. Pendidikan karakter. Bandung: Nusa Media. 2013.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. 2011.

Mu'in, Fatchul. Pendidikan karakter: Konstruksi Teoritik dan Praktik. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media. 2011.

Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.

Nata, Abuddin & Fauzan. Pendidikan Dalam Perspektif Hadits. UIn Jakarta Press.

Ciputat. 2005.

Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Group. 2011.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif: Dalam perspektif Rancangan

Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif: Dalam perspektif Rancangan

Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.

Ramayulis. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia. 2013.

Rasyidin, Al & Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat : PT. Ciputat Press.

2005.

RI, Departemen Agama. Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahnya. Semarang: PT Karya

Toha Putra.

Ropi, Ismatu. Dkk. Buku Pengayaan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

dan SMA untuk Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. LKiS Yogyakarta. 2009.

Sagala, Syaiful. Etika dan Moralitas Pendidikan: Peluang dan Tantangan. Jakarta:

Kencana. 2017.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru

76

Salmi, Haitami dan Syamul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media. 2016.

Sukring. Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2013.

Supiana & Karman. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung, PT.Remaja

Rosdakarya. 2009.

Suyitno, Imam. Jurnal Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa

Berwawasan Kearifan Lokal. FBS Universitas Negeri Malang.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

1994.

Toiskandar. “Kekerasan Di Dunia Pendidikan” https://daerah.sindonews.com/.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. 1998.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam).

Terj oleh Emiel Ahmad. Jakarta: Khatulistiwa Press. 2013.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam)

Terj oleh Arif Rachman Hakim. Solo: Insan Kamil. 2012.

Undang-undang Republik Indonesia tentang RPJPN (Pendidikan Karakter dan Budaya

Karakter Bangsa) No.17 Tahun 2007.

Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011.

Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

2016.

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. Takwa (Jalan menuju sukses abadi). (Bogor : Pustaka

At-Taqwa. 2008.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru
Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47173/1/Dea Sugiarti... · sekolah. Ironisnya, kian meluasnya ketidakjujuran guru